portofolio varicella

22
PORTOFOLIO KASUS MEDIK I. IDENTITAS PASIEN Nama : An. R Umur : 13 bulan Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Suku : Sasak Alamat : Kampung Melayu Tanggal Periksa : 23-6-2015 II. ANAMNESIS Keluhan Utama Lenting-lenting/bintil-bintil berisi cairan jernih yang tersebar ke seluruh tubuh. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang dengan keluhan timbul lenting-lenting berisi air sejak dua hari. Awalnya, ibu pasien melihat anaknya menggaruk – garuk daerah punggung. Kemudian ibu pasien melihat daerah punggung anaknya dan menemukan lenting – lenting berisi air pada punggung pasien. Pada keesokan harinya, ibu pasien mengatakan lenting - lenting berisi air menyebar ke bagian dada, lengan, kaki dan telinga anaknya. Ibu pasien mengatakan keluhan tersebut juga disertai panas sejak 2 hari yang lalu tidak terlalu tinggi,batuk (-), dan pilek (-). Riwayat Penyakit Dahulu Tidak ada. 1

Upload: eyesheild

Post on 10-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

laporan kasus

TRANSCRIPT

Page 1: Portofolio Varicella

PORTOFOLIO KASUS MEDIK

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. R

Umur : 13 bulan

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku : Sasak

Alamat : Kampung Melayu

Tanggal Periksa : 23-6-2015

II. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Lenting-lenting/bintil-bintil berisi cairan jernih yang tersebar ke seluruh tubuh.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan timbul lenting-lenting berisi air sejak dua hari.

Awalnya, ibu pasien melihat anaknya menggaruk – garuk daerah punggung. Kemudian ibu

pasien melihat daerah punggung anaknya dan menemukan lenting – lenting berisi air pada

punggung pasien. Pada keesokan harinya, ibu pasien mengatakan lenting - lenting berisi air

menyebar ke bagian dada, lengan, kaki dan telinga anaknya. Ibu pasien mengatakan keluhan

tersebut juga disertai panas sejak 2 hari yang lalu tidak terlalu tinggi,batuk (-), dan pilek (-).

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan serupa.

Riwayat Pengobatan

Pasien mengaku belum melakukan apapun untuk keluhan yang saat ini dirasakan.

Riwayat Sosial

Tetangga di sekitar pasien banyak yang mengalami keluhan yang sama.

1

Page 2: Portofolio Varicella

Riwayat Imunisasi

Anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usianya. Pasien mengaku

belum mendapatkan vaksinasi cacar.

III. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital

o Tekanan darah : tidak dilakukan

o Nadi : 80 kali /menit

o Pernafasan : 20 kali / menit

o Suhu : 36,50C

BB : 12 kg

Status Lokalis

Kepala/leher:

o Kepala: bentuk dan ukuran dbn, ekspresi dbn, rambut dbn, oedema (-), malar rash

(-), hiperpigmentasi (-), nyeri tekan (-), deformitas (-).

o Mata: conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-).

o Hidung: simetris, sekret (-/-).

o Telinga: simetris.

o Leher: simetris, limfonodi tidak teraba.

Thorax:

o Inspeksi : tidak ketinggalan gerak, simetris, retraksi (-)

o Palpasi : ketinggalan gerak (-).

o Perkusi : sonor pada seluruh lapang pandang paru.

o Auskultasi : Paru: vesikular (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-).

Jantung: irama jantung teratur, suara tambahan (-)

Abdomen: Datar, supel. Hepar dan Lien tidak ada pembesaran, bising usus (+) normal

Ekstrimitas: Akral hangat, edema (-/-)

2

Page 3: Portofolio Varicella

IV. STATUS DERMATOLOGIKUS

Regio : hampir seluruh tubuh (generalisata)

Efloresensi : Tampak vesikel-vesikel dengan dasar eritematosa, terdapat pustul terutama

pada lengan dan punggung, erosi, dan krusta warna putih dan kuning

terutama pada punggung atas, tersebar diskret.

3

PUNGGUN

KAKI KIRI

Page 4: Portofolio Varicella

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak ada

VI. RESUME

Pasien An. S perempuan, 13 bulan, datang dengan keluhan lenting-lenting berisi

air sejak dua hari. Lenting ini ditemukan pertama kali di daerah punggung, kemudian

menyebar di dada, punggung, tangan, kaki dan telinga. Pasien juga merasakan gatal di

daerah lenting tersebut.Keluhan ini disertai demam yang tidak terlalu tinggi. Ibu

pasien mengatakan belum pernah imunisasi cacar untuk kedua anaknya tersebut. Pada

status generalis, tidak ditemukan kelainan. Pada status dermatologikus, Tampak

vesikel dengan dasar eritematosa, erosi, dan krusta, tersebar diskret, dan generalisata.

VII. DIAGNOSIS KERJA

Varicella

VIII. DIAGNOSIS BANDING

Herpes zooter

Impetigo Bulosa

IX. PEMERIKSAAN ANJURAN

Tzanck test

X. PENATALAKSANAAN

Non-medikamentosa:

1. Menjelaskan kepada ibu pasien agar jangan mengaruk dan memecahkan

lenting-lenting tersebut karena dapat menimbulkan bekas luka garukan di

kulit. Menaburkan bedak pada lenting.

2. Jaga kebersihan badan dengan tetap mandi walaupun masih banyak terlihat

lenting-lenting. Jangan menggosokkan handuk terlalu kencang.

3. Pasien dianjurkan untuk istirahat dirumah, mengindari kontak dengan kerabat

selama beberapa hari untuk mencegah penularan.

4

Page 5: Portofolio Varicella

Medikamentosa :

Sistemik:

Acyclovir (5mg/kgBB/x) BB = 12 kg 60 mg. Dosis pemberian : 4 x 60

mg/hari (selama 5 hari).

CTM (0.25 mg/kgBB/hari) BB = 12 kg 3 mg / hari. Dosis pemberian : 3

x 1 mg/ hari (selama 5 hari).

o Kedua obat dibuat dalam sediaan puyer.

Topikal :

Bedak salisil 2%, taburkan 2x/hari pada lenting yang belum pecah.

Gentamisina Sulfat Cream 1%, oleskan 2x/hari pada bekas lenting yang

pecah.

XI. PROGNOSIS

Quo ad vitam : bonam

Quo ad fungtionam : bonam

Quo sanationam : bonam

5

Page 6: Portofolio Varicella

VARICELLA

DEFINISI

Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum yang biasanya

terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus Varicella

Zoster. Varicella pada anak, mempunyai tanda yang khas berupa masa prodromal

yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai dengan papul,

vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi kult yang tidak

berkembang sampai vesikel.1

Normalnya pada anak, gejala sistemik biasanya ringan. Komplikasi yang

serius biasanya terjadi pada dewasa dan pada anak dengan defisiensi imunitas seluler,

dimana penyakit dapat bermanifestasi klinis berupa, erupsi sangat luas, gejala

konstitusional berat, dan pneumonia. Terdapat kemungkinan fatal jika tidak ada terapi

antivirus yang diberikan. 2

Vaksin Live Attenuated (Oka) mulai diberikan secara rutin pada anak yang

sehat diatas umur 1 tahun 1995. Setelah itu, insidensi varisella dan komplikasinya

mulai menurun di Amerika Serikat. Telah banyak negara bagian yang mewajibkan

vaksin ini diberikan sebagai syarat masuk sekolah. 2

Herpes Zooster disebabkan oleh reaktivasi dari Virus Varisela Zooster yang

oleh penderita varisela. Herpes Zooster ini ditandai dengan lesi unilateral terlokalisasi

yang mirip dengan cacar air dan terdistribusi pada syaraf sensoris. Biasanya lebih dari

satu syaraf yang terkena dan pada beberapa pasien dengan penyebaran hematogen,

terjadi lesi menyeluruh yang timbul setelah erupsi lokal. Zoster biasanya terjadi pada

pasien dengan immunocompromised, penyakit ini juga umum pada orang dewasa

daripada anak-anak. Pada dewasa lebih sering diikuti nyeri pada kulit. 1

EPIDEMIOLOGI

Sebelum pengenalan vaksin pada tahun 1995, varisella merupakan penyakit

infeksi paling sering pada anak-anak di USA. Kebanyakan anak terinfeksi pada umur

15 tahun, dengan persentasi dibawah 5% pada orang dewasa. Epidemik Varicella

terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000

rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Varicella merupakan penyakit serius

dengan persentasi komplikasi dan kematian tinggi pada balita, dewasa, dan dengan

1

Page 7: Portofolio Varicella

orang imun yang terkompromi. Pada rumah tangga, persentasi penularan dari virus ini

berkisar 65%-86%.3

Manusia merupakan host alami yang diketahui untuk VZV, dimana dikaitkan

dengan dua bentuk kesakitan- yang bentuk primer sebagai varisela (chickenpox) dan

bentuk sekunder sebagai herpes zoster. VZV merupakan infeksi yang sangat menular

dan menyebar biasanya dari oral udara atau sekresi respirasi atau terkadang melalui

transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal. Serangan sekunder

meningkat pada kontak rumah yang rentan melebihi 85%.2

Pada iklim temperatur, angka infeksi enunjukkan variasi musiman yang

ditandai, dengan epidemis pada musim dingin akhir dan awal musim semi.

Sebaliknya, tidak ada variasi musiman yang terlihat pada iklim tropis. Alasan untuk

perbedaan penandaan ini tidaklah jelas, meskipun telah didukung dengan pemanasan,

dan kurangnya peningkatan paparan pada virus dalam bulan musim hangat dapat

menyebabkan beberapa perbedaan. Di india, disamping dekat dengan perbataan,

angka rendah yang tidak terduga melalui transmisi antar rumah telah

didokumentasikan sebesar 80%. Di Singapura, varicella timbul dalam dua epidemis

besar yang terpisah selama 23 tahun. 3

Meskipun infeksi primer asimptomatik adalah jarang, studi serologis

mendukung bahwa reinfeksi subklinis adalah sering. Jarangnya, pasien dengan

imunokompeten dapat mengalami episode kedua dari varicella. Varicella dalam iklim

temperatur lebih sering timbul pada usia sebelum sekolah dan anak usia sekolah

kurang dari usia 10 tahun dengan insidensi tertinggi pada kelompok usia 3-6 tahun.

Disamping prevalensi varisela pada anak-anak, beberapa orang pada iklim temperatur

dapat menenai orang dewasa tanpa adanya paparan : sebuah studi rekrut militer di

United States pada era prevaksin menunjukkan bahwa 8% tentara yang direkrut

adalah seronegatif, dengan peningkatn angka seronegative pada non kulit putih dan

lebih tinggi angka seronegative pada tentara yang asalnya di luar United States. 4

ETIOLOGI

Varicella disebabkan oleh Varicella Zooster Virus (VZV) yang termasuk

kelompok Herpes Virus dengan diameter kira-kira 150 – 200 nm. Inti virus disebut

capsid yang berbentuk icosahedral, terdiri dari protein dan DNA yang mempunyai

rantai ganda yaitu rantai pendek (S) dan rantai panjang (L) dan merupakan suatu garis

2

Page 8: Portofolio Varicella

dengan berat molekul 100 juta dan disusun dari 162 capsomer. Lapisan ini bersifat

infeksius. 1

Varicella Zoster Virus dapat menyebabkan varicella dan herpes zoster. Kontak

pertama dengan virus ini akan menyebabkan varicella, oleh karena itu varicella

dikatakan infeksi akut primer, sedangkan bila penderita varicella sembuh atau dalam

bentuk laten dan kemudian terjadi serangan kembali maka yang akan muncul adalah

Herpes Zoster. 1

PATOGENESIS

Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian

replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe ( viremia pertama )

kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar melalui

pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise. 4

Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial pada

lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan glandula

sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan adanya makula

yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya menjadi crusta. Jarang

lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja. Vesikel ini akan berada pada

lapisan sel dibawah kulit. Dan membentuk atap pada stratum korneum dan lusidum,

sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih dalam. 4

Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak,

dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear type A4

Penularan secara airborne droplet. Virus dapat menetap dan laten pada sel syaraf. Lalu

dapat terjadi reaktivitas maka dapat terjadi herpes Zooster. 1

GEJALA KLINIS

Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi pada anak-anak

yang berusia diatas 10 tahun, gejala awalnya berupa sakit kepala demam sedang dan

rasa tidak enak badan, gejala tersebut biasanya tidak ditemukan pada anak-anak yang

lebih musa. Pada permulaannya, penderita akan merasa sedikit demam, pilek, cepat

merasa lelah, lesu, dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus

yang lebih berat, bisa didapatkan nyeri sendi, sakit kepala dan pusing. Beberapa hari

kemudian timbullah kemerahan pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali

3

Page 9: Portofolio Varicella

ditemukan di sekitar dada dan perut atau punggung lalu diikuti timbul di anggota

gerak dan wajah. 1

Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan

dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin terasa agak nyeri atau gatal sehingga dapat

tergaruk tak sengaja. Jika lenting ini dibiarkan maka akan segera mengering

membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak

di kulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar

sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. 3

Lain halnya jika lenting cacar air tersebut dipecahkan. Krusta akan segera

terbentuk lebih dalam sehingga akan mengering lebih lama. kondisi ini memudahkan

infeksi bakteri terjadi pada bekas luka garukan tadi. setelah mengering bekas cacar air

tadi akan menghilangkan bekas yang dalam. Terlebih lagi jika penderita adalah

dewasa atau dewasa muda, bekas cacar air akan lebih sulit menghilang. 3

Papula di mulut cepat pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus), yang sering

menyebabkan gangguan menelan. Ulkus juga dapat ditemukan di kelopak mata,

saluran pernapasan bagian atas, rectum dan vagina. 4

Papula pada pita suara dan saluran pernapasan atas kadang menyebabkan

gangguan pada pernapasan. Bisa terjadi pembengkakan kelenjar getah bening dileher

bagian samping. Cacar air jarang menyebabkan pembentukan jaringan parut,

kalaupun ada hanya berupa lekukan kecil di sekitar mata. Luka cacar air bisa

terinfeksi akibat garukan dan biasanya disebabkan oleh staphylococcus. 4

Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang

dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau

bahkan berakibat fatal. 4

Pada anak sehat yang sebelumnya nirmal, penyakit ini secara umum dan

biasanya jinak, dengan komplikasi yang paling sering adalah infesi sekunder bakteri

dari lesi kult. Jaringan parut merupakan komplikasi lain yang sering. Komplikasi

neurologis meliputi encephalitis dan ataxia cerebellar akut. Varisela encephalitis

dengan insiden 0,1% secara umum tampak mengalami nyeri kepala, kejang, pola

pemikiran yang terganggu, dan muntah, dengan angka mortalitas sebear 5 hingga

20%. Ataxia serebelar akut sedikit lebih jarang (0,025% insidensi) dibandingkan

ensefalitis dan secara umum tampak dalam 1 minggu ruam dengan ataxia, muntah,

pembicaraan yang terganggu, vertigo, dan atau tremor, dengan resolusi dalam 2

hingga 4 minggu. 4

4

Page 10: Portofolio Varicella

Pada anak defisiensi imun atau kurang gizi yang tidak ditangani dengan

asiklovir intravena, angka kematian berkisar antara 15 hingga 18%. Kasus ini

dikarakteristikan dengan penyebaran, dengan pneumonia, miokarditis, artritis,

hepatitis, perdarahan, dan ensefalopaty (ataxia serebelar lebih sering). Super infeksi

lesi kulit dengan Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes dapat

menyebabkan pioderma, impetigo, erysipelas, nephritis, gangrene, atau sepsis. Pada

tropis Amerika, varisella pada anak usia muda, anak kekurangan gizi dapat

berkomplikasi menjadi diare berat. 3

Orang dewasa tampak mempunyai penyakit yang lebih berat dibandingkan

dengan anak-anak. Dengan peningkatan 15 kali lipat pada mortalitasnya. Varisella

onset dewasa lebih sering berkomplikasi dengan pneumonitis dan ensefalitis, dengan

secara klinis pneumonitis lebih dari 15 % kasus. 4

Orang dari area tropis yang pindah ke area temperatur berada dalam resiko

untuk varisela onset dewasa, terutama jika kontak dengan anak usia muda. Varisela

ibu pada gestasi awal menimbulkan secara jarang ke sindrom varisela kongenital yang

ditandai dengan defek kulit, atrofi ekstremitas, dan disfungsi sistem otonom. Maternal

varisela pada gestasi akhir dapat menimbulkan varisela neonatus, dengan angka

mortalitas sama tingginya dengan 30% pada bayi yang tidak diterapi. 4

Infeksi VZV rekuren bermanifestasi sebagai herpes zoster (shingles), sebuah

penyakit yang biasanya terlihat pada orang dewasa dengan usia lebih dari 50 tahun.

Data menunukkan perbedaan rasial dalam resiko timbulnya zoster, dengan orang tua

kulit putih lebih sering berada dalam resiko dibandingkan dengan orang tua berkulit

hitam. Zoster juga dapat timbul jarang pada anak-anak. Zoster pada pasien

imunnocompromise dapat menjadi lebih berat. 4

Peningkatan insidensi zoster pada usia sama halnya dengan pasien

imunocompromised dikarenakan penurunan anti-VZV cell-mediated immunity.

Menariknya, ada bukti bahwa paparan pada orang yang seropositive terhadap varisela

terlindungi dari perkembangan zoster, tertama dengan menambah respon imunnya.

Setelah infeksi primer, VZV (seperti HSV) timbul pada keadaan latent dengan ganglia

saraf kranial dan spinal. Stimuli non spesifik seperti stress, imunodefisiensi atau

malignansi dapat mengaktivasi virus laten dengan keterlibatan distribusi saraf yang

disalurkan melalui ganglion yang terkena. Herpes zoster timbul setelah 3- to 4-day

gejala prodromal demam, lesu, dan gangguan gastrointestinal dan erupsi vesikular

kutaneus yang nyerei pada distribusi dermatomal. Ruam biasanya unilateral dan

5

Page 11: Portofolio Varicella

sepanjang hanya satu dermatom. Pada kasus yang berat, erupsi dapat menjadi lebih

umum dan variseliform. Vesikel sembuh dalam 5 hari, tetapi postherpetic neuralgia

dapat saja ada. Postherpetic neuralgia, terlihat pada lebih dari 50% pasien diatas 50

tahun, didefinisikan sebagai nyeri konstan atau intermiten lebih dari durasi satu bulan

pada area yang melibatkan dermatom. Infeksi dari mata, Herpes zoster

ophthalmicusmerupakan kondisi yang serius karena dapat menyebabkan kebutaan.

Sindroma Ramsay Hunt didefinisikan sebagai keterlibatan trias dari meatus auditorius

eksternal, hilangnya rasa pada lidah dan palsy fasialis ipsilateral. Keterlibatan dari

medula spinalis dapat menyebabkan kelumpuhan atau palsy saraf kranial. 5

Resiko dari ensefalitis meningkat pada orang tua dengan keterlibatan saraf

kranial dan pada pasien AIDS. Postzoster ensefalitis dapat timbul dalam 3 bentuk :

infark yang dikarenakan vaskulitis pembuluh darah besar, leukoensefalopati

multifokal dan ventrikulitis. 5

DIAGNOSIS

Diagnosis klinik varisela pada anak-anak, saat ini variola (smallpox) telah

dieradikasi, biasanya tidaklah sulit. Ruam mempunyai karakteristik dan jarangkali

dibutuhkan untuk dibedakan dari eksantem enterovral, infeksi S. aureus, rekasi obat,

dermatitis kontak dan penyebaran infeksi HSV-1. Diagnosis dengan kultur dari cairan

vesikel kurang sensitif untuk HSV atau CMV dan dapat membutuhkan waktu 7 hari. 2

Metode ini telah diganti dengan metode shellvial sensitive dan ebih cepat,

dimana hasilnya diberikan dalam waktu 1-3 hari. Deteksi yang lebih cepat, sensitif,

dan spedifik dapat membentu sistem dasar kultur dimasa depan sebagaimana

pewarnaan PCR multiple menjadi lebih sering untuk digunakan. Mengambil dasar

vesikel mungkin dapat menunjukkan sel raksasa multinukleasi, dimana tidak dapat

jelas dibedakan dari HSV. Bagaimanapun, immunofluorescence pada kultur atau

mengambil dengan menggunakan antibodi spesifik dapat membedakan antara HSV-1,

HSV-2, dan VZV. Deteksi serologis IgM dan tingginya titer atau empatkali

peningkatan IgG anti VZV antibodi dapat berguna dalam beberapa kasus. 2

Deteksi dari IgM dapat meunjukkan infeksi primer (chicken pox), dimana baik

tinggi titernya atau empat kali peningkatan igG mengindikasikan rekurensi.

Bagaimanapun, peningkatan IgM juga dapat terlihat pada rekurensi. Diagnosis klinis

6

Page 12: Portofolio Varicella

herpes zoster virus pada orang dewasa juga biasanya tidak sulit dalam memberikan

karakteristik pola dermatom. 2

DIAGNOSIS BANDING

Differensial diagnosis dari infeksi varicella sendiri termasuk infeksi yang

dapat menimbulkan vesikular exanthema, seperti infeksi herpes secara umum, hand-

foot-mouth infection dan exanthema enteroviral lainnya. Dahulu, variola dan vaccinia

merupakan differensial diagnosis yang penting namun infeksi ini sudah sangat jarang

ditemukan. Herpes simpleks dapat dibedakan dari pengelompokan vesikelnya, lokasi,

dan tes immunoflorescent atau kultur, jika perlu. Tes Tzanck dapat membantu

membedakan varicella dengan enteroviral penyebab exanthem lainnya dengan

memperlihatkan multinucleated giant cell pada infeksi Herpes zoster. 3

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pada pemeriksaan darah tidak memberikan gambaran yang spesifik.

Untuk pemeriksaan varicella bahan diambil dari dasar vesikel dengan cara kerokanan

dicat dengan Giemsa dan Hematoksilin Eosin, maka akan terlihat sel-sel raksasa

(giant cell) yang mempunyai inti banyak dan epitel sel berisi Acidophilic Inclusion

Bodies atau dapat juga dilakukan pengecatan dengan pewarnaan imunofluoresen,

sehingga terlihat antigen virus intrasel.

Isolasi virus dapat dilakukan dengan menggunakan fibroblast pada embrio manusia.

Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel, kadang-kadang ada darah.

Antibodi terhadap varicella dapat dideteksi dengan pemeriksaan Complemen Fixation

Test, Neurailization Test, FAMA, IAHA, dan ELISA. 3

PENGOBATAN

Meskipun vidarabine dan interferon-α telah digunakan pada terapi infeksi

VZV yang berat, asiklovir tetaplah merupakan obat pilihan. Asiklovir lebih efektif

pada infeksi VZV yang berat jika diberikan secara intravena dalam 24 jam setelah

timbul ruam. Terapi asiklovir oral dari anak sehat dengan chickenpox sebaiknya

dipertimbangkan , terutama pada remaja dan kontak dengan orang rumah secara

sekunder, meskipun keuntunggannya tetap ada. Dikarenakan strain resisten asiklovor

pada pasiein dengan AIDS, foscaranet harus dipertimbangkan untuk infeksi berat

dalam keadaan ini. 3

7

Page 13: Portofolio Varicella

Untuk herpes zoster, obat pilihan adalah famciclovir dan valacyclovir. Terapi

awal dari zoster telah menunjukkan untuk memperpendek perjalan penyakit kutaneus

dan menurunkan durasi serta keparahan post herpetil neuralgia. Steorid topikal juga

dapat berguna pada uveitis herpetik dan keratitis. Zoster yang sangat nyeri dapat

diterapi dengan kompres basah dan analgesik yang menganduk kodein. Gabapentin,

analog struktural neurotransmitter gamma-aminobutyric acid, berguna dalam

mengatasi postherpetic neuralgia. Antihistamin dapat berguna untuk menyingkirkan

rasa gatal varisella pada anak-anak. 1

Untuk mengurangi rasa gatal dan mencegah penggarukan, sebaiknya kulit

dikompres dingin. Bisa juga dioleskan losyen kalamin, antihistamin atau losyen

lainnya yang mengandung mentol atau fenol. 2

Untuk mengurangi resiko terjadinya infeksi bakteri, sebaiknya: kulit dicuci

sesering mungkin dengan ait dan sabun, menjaga kebersihan tangan, kuku dipotong

pendek, pakaian tetap kering dan bersih. 2 Kadang diberikan obat untuk mengurangi

gatal (antihistamin). Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik. Jika kasusnya

berat, bisa diberikan obat anti-virus asiklovir. 2

Untuk menurunkan demam, sebaiknya gunakan asetaminofen, jangan aspirin.

Karena aspirin dapat memberikan efek samping yang buruk pada anak-anak Obat

anti-virus boleh diberikan kepada anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Asiklovir

biasanya diberikan kepada remaja, karena pada remaja penyakit ini lebih berat.

Asikloir bisa mengurangi beratnya penyakit jika diberikan dalam wakatu 24 jam

setelah munculnya ruam yang pertama. 3

KOMPLIKASI

Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah: 5

Pneumonia karena virus

Peradangan jantung

Peradangan sendi

Peradangan hati

Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)

Ensefalitis (infeksi otak).

PROGNOSIS

8

Page 14: Portofolio Varicella

Dengan perawatan teliti dan memperhatikan higiene akan memberikan prognosis

yang baik dan jaringan parut yang timbul akan menjadi sedikit. 5

Angka kematian pada anak normal di Amerika 5,4 – 7,5 dari 10.000 kasus varicella. 5

Pada neonatus dan anak yang menderita leukimia, immunodefisiensi, sering

menimbulkan komplikasi dan angka kematian yang meningkat. 5

Angka kematian pada penderita yang mendapatkan pengobatan immunosupresif tanpa

mendapatkan vaksinasi dan pengobatan antivirus antar 7 – 27% dan sebagian besar

penyebab kematian adalah akibat komplikasi pneumonitis dan ensefalitis. 5

PENCEGAHAN

Untuk mencegah cacar air diberikan suatu vaksin. Kepada orang yang belum

pernah mendapatkan vaksinasi cacar air dan memiliki resiko tinggi mengalami

komplikasi (misalnya penderita gangguan sistem kekebalan), bisa diberikan

immunoglobulin zoster atau immunoglobulin varicella-zoster. Vaksin varisela

biasanya diberikan kepada anak yang berusia 12-18 bulan. 3

DAFTAR PUSTAKA

1. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Bab Varisela.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2007

2. Mehta, Parang. Varicella. Emedicine from WebMD. Sept 2007. Diambil dari

http://www.emedicine.com/ped/topic2385.htm. Diakses pada tanggal 7 Juli 2015.

3. Rampengan, T.H. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak. Penerbit Buku Kedokteran

EGC. Jakarta : 2005

4. Schachner, Lawrence. Pediatric Dermatology Third Edition. Mosby. 2003

5. Dewi M. Cacar Air (Varicella). Diambil dari Medicastore.com

http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?

id=&iddtl=38&idktg=&idobat=&UID=20071115181404219.83.83.58. Diakses pada

tanggal 7 juli 2015.

9