case report varicella

22
 CASE REPORT SESSION (CRS) VARICELLA Diajukan untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D) SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Disusun oleh: Dewi Ratna Komala 12100109020 Delia Rasmawati 12010011002 Partisipan: Irwan Setiadi 12010011059 Aries Hasan Basri 12010011052 Annisa Kartika F 12010011031 Synthia Zaesalia 12010011032 Imas Vivih F 12010011003 Preseptor: SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011

Upload: zaesalia

Post on 16-Jul-2015

1.058 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 1/22

CASE REPORT SESSION (CRS)

VARICELLA

Diajukan untuk memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Dokter (P3D)

SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin

Disusun oleh:

Dewi Ratna Komala 12100109020

Delia Rasmawati 12010011002

Partisipan:

Irwan Setiadi 12010011059

Aries Hasan Basri 12010011052

Annisa Kartika F 12010011031

Synthia Zaesalia 12010011032

Imas Vivih F 12010011003

Preseptor:

SMF ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2011

Page 2: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 2/22

STATUS PASIEN

I.  KETERANGAN UMUM

Nama : An. G

Usia : 10 tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Alamat : Baleendah

Pekerjaan : Pelajar

Suku Bangsa : Sunda

Agama : Islam

Tanggal Pemeriksaan : 7 November 2011

II.  ANAMNESIS

Keluhan Utama

Bruntus-bruntus berisi cairan berwarna jenih sampai putih di seluruh tubuh

yang terasa gatal.

Anamnesa Khusus

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin dengan keluhan beruntus-

beruntus berisi cairan berwarna jernih sampai putih di seluruh badan yang

terasa gatal sejak 7 hari SMRS.

Kelainan kulit berupa bercak kemerahan disertai bruntus-bruntus yang

gatal di daerah dada, yang kemudian lama kelamaan bertambah banyak dan

menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, kelainan kulitnya berubah menjadi

bruntus-bruntus yang berisi cairan berwarna jernih sampai putih. Keluhan

seperti ini baru pertama kali dirasakan pasien. Pasien juga memiliki keluarga

yang mempunyai keluhan serupa.

Awalnya keluhan didahului dengan adanya demam yang tidak terlalu

tinggi sekitar 2 hari sebelum keluhan bruntus dan gatal muncul.

Page 3: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 3/22

Pasien diketahui tidak memiliki kelainan kulit yang pertama kali timbul di

telapak tangan dan kaki. Pasien diketahui tidak memiliki kelainan kulit berupa

lepuhan kulit yang berisi nanah dan berkeropeng. Pasien juga diketahui mandi

2x sehari dan mengganti bajunya setiap kali selesai mandi. Pasien diketahui

tidak memiliki riwayat timbulnya bruntus-bruntus setelah mengoleskan bahan

kosmetik atau memakai bahan logam. Pasien diketahui tidak memiliki riwayat

mengkonsumsi jamu atau antibiotik sebelum timbulnya keluhan. Pasien

diketahui tidak memiliki riwayat tergigit serangga sebelum timbulnya keluhan.

Pasien belum melakukan pengobatan untuk keluhan yang dialaminya.

Pasien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu.

Page 4: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 4/22

III.  PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis

Keadaan umum : pasien terlihat sakit ringan

Kesadaran : kompos mentis

Tanda-tanda Vital

  Tekanan Darah : tidak dilakukan

  Respirasi : tidak dilakukan

  Nadi : tidak dilakukan

  Suhu : tidak dilakukan

Kepala : konjungtiva tidak anemik, sklera tidak ikterik,

conjunctival injection (-)

KGB : terdapat pembesaran KGB di submandibular

dextra dan axilla dextra dengan diameter 1cm, konsistensi kenyal, mobile, dan

nyeri tekan (-).

Thorax : tidak dilakukan

Abdomen : tidak dilakukan

Eksteremitas : tidak ada kelainan

Kulit : lihat status dermatologikus

Status Dermatologikus

  Distribusi : Generalisata

  Lokasi : Seluruh tubuh

  Karakteristik Lesi :

Multipel, diskret, berbentuk bulat dan oval seperti tetesan embun (tear

drops), berukuran 0.3 x 0.4 x 0.2 cm sampai dengan 0.5 x 0.8 x 0.3 cm dan

0,1 x 0,2 cm sampai dengan 0,3 x 0,3 cm, berbatas tegas, sebagian

menimbul dari kulit disekitarnya dan sebagian tidak, lesi berisi cairan

 jernih sampai kuning berada diatas permukaan yang eritema, kering.

  Efloresensi : Vesikel, pustula, dan krusta yang dikelilingi makula

eritema.

Page 5: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 5/22

 

Page 6: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 6/22

IV.  PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan

hapusan yang diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar

vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.

V.  RESUME

Seorang An. G usia 10 tahun mengeluhkan adanya bruntus-bruntus berisi

cairan berwarna jenih sampai putih di seluruh tubuh yang terasa gatal sejak 7

hari SMRS. Kelainan kulit berupa bercak kemerahan disertai bruntus-bruntus

yang gatal di daerah dada, yang lama kelamaan bertambah banyak dan

menyebar ke seluruh tubuh, berisi cairan berwarna jernih sampai putih. Pasien

  juga memiliki keluarga yang mempunyai keluhan serupa. Awalnya keluhan

didahului dengan adanya demam yang tidak terlalu tinggi sekitar 2 hari

sebelum keluhan bruntus dan gatal muncul.

Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya pembesaran KGB di

submandibular dan axilla dextra dengan diameter 1cm, konsistensi kenyal,

mobile, dan nyeri tekan (-). Selain itu ditemukan lesi yang generalisata di

seluruh tubuh dengan karakteristik multipel, diskret, berbentuk bulat dan oval

seperti tetesan embun (tear drops), berukuran 0.3 x 0.4 x 0.2 cm sampai dengan

0.5 x 0.8 x 0.3 cm dan 0,1 x 0,2 cm sampai dengan 0,3 x 0,3 cm, berbatas

tegas, sebagian menimbul dari kulit disekitarnya dan sebagian tidak, lesi berisi

cairan jernih sampai kuning serta putih berada diatas permukaan yang eritema

dan kering. Eflouresensi berupa vesikel, pustula, dan krusta yang dikelilingi

makula eritema.

VI.  DIAGNOSA BANDING

1.  Varisela (Chicken Pox) dengan infeksi sekunder

2.  Herpes Zoster

3.  Variola

Page 7: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 7/22

VII.  DIAGNOSA KERJA

Varisela (chicken pox) dengan infeksi sekunder

VIII.  PENATALAKSANAAN

Umum :

  Menerangkan tentang penyakit dan pengobatannya.

  Menjelaskan bahwa penyakit ini bisa menular lewat droplet dan kontak 

dengan bruntus nya langsung sehingga pasien sebaiknya dijauhkan daro

orang-orang sekitarnya hingga sembuh.

  Menganjurkan penderita untuk menjaga beruntus  –  beruntus yang masih

utuh agar tidak pecah dan menghindari penggarukkan.

  Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang untuk memperkuat

imunitas tubuh.

Khusus :

  Topikal

-  Bedak salicyl 2% untuk menghindari pecahnya vesikel

-  Gentamycin cream

  Sistemik 

-  Acyclovir : 4x200 mg selama 5 hari

-  Amoxycillin: 3x250 mg selama 5 hari

IX.  PROGNOSIS

  Quo ad Vitam : ad bonam

  Quo ad Functionam : dubia ad bonam

  Quo ad Sanationam : ad bonam

Page 8: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 8/22

VARICELLA

Varicella Zoster Virus (Vzv)

  Termasuk ke dalam herpes virus family

  Family : herpesviridae

  Subfamily : alphaherpesviridae

Gambar Varicella-Zoster Virus (VZV)

  Jenis lain yang pathogen terhadap manusia :

  HSV 1 (Herpes Simplex Virus type 1)

  HSV 2

  CMV (Cytomegalovirus)

  Epstein Barr Virus (EBV)

  Human Herpesvirus 6 (HH6)

  HHV 7

 HHV 8 → menyebabkan : Roseola & Kopoi’s Sarcoma 

  Morphology

  Semua jenis hampir sama. 

  Bentuk spherical, dengan diameter 150-200 nm. 

  Mempunyai envelope (selubung) dari lipd dan glycoprotein (gB, gC,

gE, gH, gI, gK, gL) di dalamnya terdapat capsid icosahedral. 

  Di dalam capsid terdapat DNA → bentuk : single, linear 

doublestranded (dsDNA), panjang 125.000 nt.

Page 9: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 9/22

  Icosahedral merupakan nucleocapsid dari 162 capsomer yang

tersusun.   Protein yang mengelilingi capsid berperan dalam mengawali

reproduksi virus pada sel yang terinfeksi. 

  Letak protein : pada exterior viirion. 

  Virus ini susceptible terhadap disinfektan terutama sodium

hypoclorite.

Definisi Varicella (Chickenpox)

Infeksi akut primer disebabkan oleh virus varisela-zoster. Menyerang kulit

dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama

berlokasi di bagian sentral tubuh, dengan karakteristiknya cutaneous vesicular 

rash.

Epidemiologi

Varisela merupakan penyakit yang berdistribusi luas di seluruh dunia. Di

Eropa dan Amerika Utara kasus terjadi 90% pada anak dengan usia < 10 tahun

dan sebesar 5% pada individu >15 tahun dan untuk daerah tropis lebih sering

menyerang remaja. Varisela sangat menular dan memiliki attact rate 87% pada

orang yang serumah dengan penderita. Transmisi penyakit ini secara aerogen (

kontak langsung dengan lesi dan dengan rute pernafasan atau cairan vesicular)

dengan replikasi virus terjadi di nasofaring dan konjungtiva.

Masa penularannya ±7hari dihitung dari timbulnya gejala kulit (biasanya

1-2 hari sebelum muncul rash sampai 6 hari berikutnya), dapat memanjang pada

keadaan imunodefisiensi.

Etiologi

  Varicella disebabkan oleh virus, yakni Varicella-Zoster-Virus (VZV) 

  Virus ini mampu mengkode thymidine kinase, yang rentan terhadap obat

antiviral

  VZV ini dapat menginfeksi sel epidermal, sel neuron, sel T, dan fibroblas.

Page 10: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 10/22

 

Gambar Varicella Zoster Virus

Patogenesis

VZV , masuk via inhalasi atau kontak langsung

 

terjadi infeksi awal di mukosa saluran napas

 

virus bereplikasi di paru-paru

 

lalu virus akan ke nodus limfatikus

 

virus ke sirkulasi pembuluh darah (Primary Viremia)

 

Selanjutnya akan bereplikasi pada sel-sel di RES (reticulo endothelial system) 

seperti liver dan spleen

 

Virus akan ke aliran darah (Secondary Viremia)

 

Virus menyebar ke seluruh tubuh

 

Membran Mukosa NeuronKulitDemam

Page 11: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 11/22

Manifestasi Klinis

 Periode inkubasi : sekitar 14 hari (10-20 hari)

  Gejala prodromal :

  anak-anak (jarang)

  dewasa : demam, sakit kepala, mialgia

  Gejala dan Tanda :

  demam

  papule  vesicle in erythematous base pustule krusta

Gambar Lesi Pada Varisela

Page 12: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 12/22

  lesi kulit diatas dapat menyebar ke seluruh tubuh akan tetapi paling

banyak pada daerah trunk, dan pada daerah ekstrimitas akan lebihtersebar.

  Selain itu lesi dapat muncul di membran mukosa, seperti pada mulut,

konjungtiva dan vagina.

  Infeksi primer varisela ini akan lebih berat   jika terjadi pada dewasa

dibanding anak-anak.

  Pada dewasa bisa terjadi Intestitial pneumonia sekitar 20-30% yang

bersifat fatal.

  Pasien akan bersifat menular (infectious) pada 1-2 hari sebelum

eksantem (kemerahan) muncul dan 4-5 hari setelah exanthema hingga

vesikel mengering.

  Jika wanita hamil mendapatkan varisela dalam waktu 21 hari sebelum

ia melahirkan, maka 25 % dari neonatus yang dilahirkan akan

memperliharkan gejala varisela kongenital pada waktu dilahirkan

sampai berumur 5 hari, biasanya varisela ringan sebab antibodi ibu

yang sempat dihantarkan transplasental dalam bentuk IGg spesifik 

masih ada dalam tubuh neonatus sehingga jarang mengakibatkan

kematian. Bila seorang wanita hamil mendapatkan varisela pada 4-5

hari sebelum ia melahirkan, maka neonatusnya akan memperliharkan

gejala verisela kongenital pada umur 5-19 hari. Disini perjalanan

varisela sering berat dan menyebabkan kematian pada 25-30 % karena

mereka mendapatkan virus dalam jumlah yang banyak tanpa sempat

mendapatkan antibodi yang dikirimkan transplasental. Wanita hamil

dengan varisela pneumonia dapat menderita hipoksia dan gagal nafas

yang dapat berakibat fatal bagi ibu maupun fetus. Seorang anak yang

ibunya mendapat varisella selama masa kehamilan, atau bayi yang

terkena varisela selama bulan awal kelahirannya mempunyai

kemungkinan lebih besar untuk menderita herpes zoster dibawah 2

tahun.

Page 13: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 13/22

Perjalanan Penyakit

-  Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 12-24 hari dengan rata-rata

15-18 hari.

-  Gejala prodromal (jarang pada anak-anak) biasanya pada dewasa:

demam yang tidak terlalu tinggi, malaise dan nyeri kepala.

-  Gejala awal adalah timbulnya erupsi kulit makula, kemudian papul

eritematosa dan dalam waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel

  jernih yang berbentuk oval, tetesan embun (tear drops) pada dasar

eritema, berubah menjadi pustule opaque, kemudian dapat menjadi

krusta.

-  Sementara proses perubahan berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel

yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.

-  Lesi tidak menimbulkan scar , tapi lesi yang besar dan yang menjadi

infeksi sekunder dapat sembuh dengan karakteristik bulat dan scar  

yang melekuk.

-  Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar

secara sentrifugal ke muka dan ekstremitas, serta dapat menyerang

selaput lendir mata (konjungtiva), mulut (bucal mucosa), mukosa

intestinal, paru-paru dan saluran napas bagian atas.

-  Jika terdapat infeksi sekunder, maka terdapat pembesaran kelenjar

getah bening regional.

-  Biasa disertai dengan rasa gatal.

-  Terdapat fase viremia antara hari ke 4 dan 6 yang menuju hati, spleen,

paru dan organ lain.

-  Secondary viremia terjadi pada hari ke 11-20, menyebabkan infeksi

pada epidermis dan munculnya lesi kulit.

-  Lebih parah pada bayi <2 minggu, dewasa dan pada pasien

immunosuppressed .

-  Pada pasien immunosuppressed  ( post-transplantation , terapi

kostikosteroid, HIV/AIDS), varisela dapat menyebabkan penyakit

Page 14: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 14/22

klinis yang serius dengan extensive cutaneous dan manifestasi

sistemik.

-  Varisela dapat diikuti beberapa tahun kemudian dengan Herpes zoster

biasanya pada pasien yang imunosupresi.

Patologi

  Lesi papular : epitel akan naik, akibat adanya sel-sel epitel yang

membengkak, edema dan adanya kongesti vaskular

  Pada dermis superfisial akan terlihat pembengkakan pada sel endotel

kapiler dan pada nuclei nya terdapat inklusi intranuklei.

Gambar Intranuclei inclusion

  Pada epidermis di lapisan germinal terdapat ballooning degeneration

dengan terlihat hilangnya jembatan interselular (intercellular bridges)  – 

acantholysis- 

  Selanjutnya papule akan menjadi vesikel, dimana terdapat degenerasi

epitel yang lebih banyak dengan adanya adanya influks cairan edema,

sehingga lapisan korneum naik.

  Cairan di vesikel mengandung fibrin, sel epitel yang degenerasi atau yang

mengalami ballooning, dan sel-sel lain.

  Lalu vesikel akan menjadi pustule ketika PMN dan makrofag invasi ke

bagian dermis sehingga cairan di vesikel menjadi keruh.

  Menjadi krusta ketika cairan di absorpsi sehingga lesi menjadi datar.

Page 15: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 15/22

Diagnosis

Anamnesis:

-  Gejala prodormal: demam, mialgia, atralgia, malaise, gatal.

-  Eksantem mulai pada kulit kepala berambut atau badan berupa makula eritem

yang berkembang cepat menjadi vesikel.

-  Lesi menyebar secara sentrifugal dari sentral ke seluruh bagian tubuh.

Pada kasus ini, diagnosa varicella ditegakan karena dari anamnesa yang

dilakukan, sesuai dengan teori yang ada, yaitu pasien mengeluhkan adanya

bruntus berisi cairan dengan dasar kemerahan yang terasa gatal. Sesuai dengan

karakteristik pasien dengn varicella, bruntus ini muncul diawali dari daerah dada

yang lama kelamaan menyebar hingga ke wajah, perut, punggung dan kedua

ekstremitas. Sebelum keluhan ini muncul, pasien pun mengalami beberapa gejala

prodromal sesuai dengan teori yang ada, yaitu adanya demam, myalgia,arthalgia,

dan malaise

Pemeriksaan fisik:

Pada seluruh tubuh tampak vesikel dikelilingi halo macula eritem, pustul,

umbilikasi dan menjadi krusta.

Dari hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan pada seluruh bagian tubuh

pasien, ditemukan vesikel dengan penyebaran generalisata (hampir mengenai

seluruh bagian tubuh namun masih terdapat kulit yang sehat). Beberapa vesikel

masih tampak utuh, namun beberapa lagi tampak terkelupas, cairan keluar dan

basah. Beberapa bagian tampak cairan vesikel yang kerluar dan telah mengering

membentuk crusta

Pemeriksaan penunjang:

1. Tzanck smear

Tzanck test disebut juga tzanck smear atau chickenpox skin test atau

hepers skin test. Tzacnk smear ini adalah suatu test dengan cara men

Page 16: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 16/22

scraping dasar dari ulcer untuk melihat tzanck cell (multinucleated cell)

atau pemeriksaaan sitologi pada bula yang intact untuk melihat

acantholytic cells. Tzanck cell ini biasanya pada:

  Herpes Zoster

  Herpes simplex

  Varicella

  Pemhigus vulgaris

  Cytomegalovirus

Tzanck smear ini mengambil bahan dari kerokan dasar vesikel dan akandidapatkan sel datia berinti banyak. Tzanck smear ini mahal,

membutuhkan waktu yang lama, dan merupakan suatu prosedur yang

invasive. Indikasi diakukannya tzanck smear ini adalah untuk mendeteksi

proses inflamasi/proses infeksi kulit, khususnya infeksi hepes.

Prosedur Apusan Tzanck 

Dibutuhkan 2 atau lebih objek glass yang bersih fixative (95% ethyl

alcohol), skin scraping, spatula, lembaran formulir cytology.

a.  Slide/glass object yang telah disediakan diberi label nama, tanggal

lahir, asal specimen dengan menggunakan pensil, letakan ke dalam

container yang berisi larutan ethanol 95%

b.  Ambil specimen, scraping di daerah dasar bula, jika lesi kulit itu

vesikel, hancurkan dan scrap semua dasar vesikel.

c.  Pindahkan salah satu slide dari larutan fixative, dan fiksasi.lakukan

secara cepat dan smear dilakukan pada satu glass object.

d.  Celupkan kembali slide pada larutan fixative, ulangi proses ini

pada slides yang kedua.Jika ingin memperoleh hasil diagnostic

yang baik.

e.  Setelah pengkoleksian specimen, tinggalkan slides pada larutan

alcohol 95% selama 10 menit dan tunggu hingga kering.

f.  Menyerahkan specimen dan mengisi lembaran formulir ke

laboratorium cytopathology.

Page 17: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 17/22

2.  Direct Fluorescent Assay (DFA)

-  Preparat diambl dari scraping dasar vesikel tetapi apabila sudah berbentuk 

krusta pemeriksaan menjadi kurang sensitif 

-  Hasil pemeriksaan cepat

-  Membutuhkan mikroskop fluorescence

-  Test ini dapat menemukan antigen virus zoster

-  Pemeriksaan ini dapat membedakan VZV dengan herpes simpleks virus

3.  Polumerase Chain Reaction (PCR)

-  Sangat cepat dan sensitif 

-  Dapat digunakan berbagai spesiemen baik dsar vesikel, krusta mapupun

CSF

-  Sensitivitas 97-100%

-  Dapat menemukan nucleic acid virus varicella zoster

4.  Biopsi Kulit

-  Tampak vesikel intraepidermal dengan gedenerasi sel epidermal dan

acantholisis. Pada dermis bagian atas dijumpai adanya lymphocytic

infiltrate

Diagnosis Banding

  Variola

Lebih berat, memberi gambaran monomorf dan penyebarannya dimulai

dari bagian akral tubuh (telapak tangan dan telapak kaki)

  Herpes zoster diseminata

  Herpes simpleks diseminata

Varicella dan Kehamilan

Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan

kelainan kongenital, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang

kelahiran dapat menyebabkan varisela kongenital pada neonatus

Page 18: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 18/22

Komplikasi

 Chickenpox pneumonia

   DIC (Disseminated Intravascular Coagulation)

  Fungsi liver dan ginjal abnormal

  Infeksi sekunder (Streptococcus & Staphylococcus)

Penatalaksanaan

  Umum:  untuk mencegah penularan kepada teman atau rekan kerja

sebaiknya penderita tidak masuk sekolah atau tidak kerja selama lima hari.  Khusus:

Topikal: lotion antipruritus, salep antibiotik (gentamycin), bedak salisil

(asam salisilat 2%).

Sistemik: antihistamin, antipiretik bila ada demam, antivirus yang dapat

digunakan:

Asiklovir 5 x 800 mg/hari selama 7 hari (dewasa)

Asiklovir 4 – 5 x 200 mg (max 800 mg/hari) untuk anak-anak 

Valasiklovir 3 x 1 g/hari (dewasa) selama 7 hari

Famsiklovir 3 x 200 mg / hari selama 7 hari (dewasa).

  Pemberian varicella-zooster immuno globulin (VZIG) diberikan kurang dari

96 jam setelah terpapar, yaitu pada :

o  Wanita dengan kehamilan

o  Anak dengan gangguan sistem pertahanan tubuh

o  Bayi baru lahir dengan ibu tertular varicella dalam 5 hari sebelum

melahirkan atau 48 jam setelah melahirkan

o  Bayi prematur usia 28 minggu atau lebih muda dengan orangtua

tanpa riwayat cacar air sebelumnya.

Asiklovir

Asiklovir [9-(2-hidroksietoksimetilguanin)] merupakan obat sintetik jenis

analog nukleosida purin. Sifat antivirus asiklovir terbatas pada kelompok 

virus herpes.

Page 19: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 19/22

Mekanisme Kerja

Asiklovir diambil secara selektif oleh oleh sel yang terinfeksi virus herpes.

Untuk mengaktifkan asiklovir, obat ini harus diubah dahulu ke bentuk 

monofosfat oleh timidin kinase milik virus tersebut. Afinitas asiklovir

terhadap timidin kinase asal virus herpes ini 200 kali lebih besar dari yang

asal sel manusia atau mamalia. Setelah terbentuk asiklovir monofosfat

(asiklo-GMP), fosforilasi berikutnya dilakukan dengan enzim dari sel

hospes menjadi asiklo-GDP dan terakhir asiklo-GTP. Bentuk akhir inilah

yang secara selektif menghambat DNA-polimerase virus dengan

berkompetisi terhadap desoksiguanosin-trifosfat. Selain itu asiklo-GTP juga

dapat mengakibatkan terminasi biosintesis rantai DNA virus.

Farmakokinetik

Kadar puncak dalam plasma dapat dicapai setelah pemberian oral 200 mg

dan 600 mg. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, waktu paruh

eliminasi kira-kira 2 ½ jam pada orang dewasa dan 4 jam pada neonates

serta 20 jam pada pasien anuria. Kadar obat juga dapat diukur di saliva,

cairan lesi dan secret vagina. Kadar di cairan serebrospinalis mencapai

setengah kadar plasma. Di ASI kadarnya lebih tinggi. Lebih dari 80%

dosis obat dieliminasi melalui filtrasi glomerulus ginjal dan sebagian kecil

melalui sekresi tubuli. Hanya sekitar 15% dosis obat yang diberikan dapat

ditemukan kembali di urin sebagai metabolit inaktif.

Efek Samping

  Dalam penggunaan asiklovir perlu diperhatikan karena Efek samping

asiklovir yang digunakan secara oral dan injeksi meliputi pusing,

mual, diare, sakit kepala, serta reaksi pada lokasi injeksi. Pernah pula

dilaporkan adanya kerusakan ginjal apabila asiklovir digunakan secara

injeksi intravena dalam dosis besar, akibat adanya pembentukan

kristal asiklovir di ginjal.

Page 20: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 20/22

  Bila digunakan secara topikal (obat luar), efek samping yang biasanya

terjadi adalah kulit terasa kering dan terbakar. Sedangkan biladigunakan pada mata, beberapa pasien akan mengalami rasa tidak 

enak pada mata.

  Asiklovir bekerja dengan mempengaruhi DNA sel, maka

penggunaannya hendaknya dihindari pada masa kehamilan. Toksisitas

akut (LD50) asiklovir lebih dari 1 g/kg, hal ini disebabkan oleh

rendahnya bioavailabilitas oral obat ini.

Indikasi

Efektif terhadap virus HSV tipe 1 dan 2, ensefalitis, neonates dan VZV.

Kontraindikasi

Ibu hamil

Sediaan dan Dosis

  Untuk terapi HSV, terapi awal 5 kali sehari 200 mg selama 10 hari

(5 hari untuk rekurensi). Untuk menahan rekurensi herpes genital

diberikan dosis 200 mg, 3 kali sehari sampai 6 bulan. Untuk herpes

genital, salep asiklovir 5% diberikan setiap 3 jam, 6 kali sehari

selama 7 hari.

  Oral: kapsul 200 mg, tablet 800 mg, suspense 200 mg/5ml.

  Parenteral: bubuk untuk suntikan (500, 1000 mg/vial)

Pencegahan

1.  Imunisasi Aktif 

-  Vaksinasi dengan virus varicella dengan kekebalan yang didapat dapat

bertahan hingga 10 tahun

-  Pemberian secara subkutan

-  Efektif diatas 1 tahun dan direkomendasikan diberikan pada usia 12

hingga 8 tahun

Page 21: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 21/22

2.  Imunisasi Pasif 

-  Menggunakan VZIG

-  Dapat diberikan kepada :

a.  Anak usia diabawah 15 tahun yang belum pernah menderitavaricella

atau zoster

b.  Bayi baru lahir dimana ibunya menderita varicella dalam kurun waktu

lima hari sebelujm atau 48 jam setelah melahirkan

c.  Bayi prematur dan bayi usia dibawah 14 hari yang ibunya belum

pernah menderita varicella atau herpes zoster

d.  Anak-anak yang menderit leukimia dan lymphoma yang belum pernah

menderita varicella

-  Dosis 125 U / 10 kg BB, dosis minimum 125 U dan dosis maksimal 625 U

-  Diberikan IM tidak IV

-  Perlindungan hanya bersifat sementara

Page 22: Case Report Varicella

5/13/2018 Case Report Varicella - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/case-report-varicella 22/22

 

DAFTAR PUSTAKA

1.  Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-4. Jakarta: Penerbit

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006.

2.  Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNPAD/RSHS. Standar 

Pelayanan Medik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Bandung: Bagian

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK UNPAD/RS dr. Hasan Sadikin.

2005.

3.  Cook G, Zumla A.   Manson’s Tropical Disease. Edisi ke-21. London:

Saunders. 2003.