shortcase varicella

26
LAPORAN KASUS VARICELLA PEMBIMBING : dr. Wahyu Pramono, Sp.PD DISUSUN OLEH : Meilinda Vitta Sari NIM : 030.10.173 0

Upload: meilinda-sihite

Post on 25-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan kasus varicella

TRANSCRIPT

Page 1: Shortcase Varicella

LAPORAN KASUS

VARICELLA

PEMBIMBING :

dr. Wahyu Pramono, Sp.PD

DISUSUN OLEH :

Meilinda Vitta Sari

NIM : 030.10.173

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM

RUMAH SAKIT OTORITA BATAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 26 OKTOBER 2014 – 3 JANUARI 2015

0

Page 2: Shortcase Varicella

LEMBAR PENGESAHAN

Nama mahasiswa : Meilinda Vitta Sari

NIM : 030.10.173

Bagian : Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam FK Universitas Trisakti

Periode : 26 Oktober 2014 – 3 Januari 2015

Judul : Varicella

Pembimbing : dr. Wahyu Pramono, Sp.PD

Telah diperiksa dan disahkan pada tanggal :

Sebagai salah satu syarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Ilmu

Penyakit Dalam di Rumah Sakit Otorita Batam.

Batam, Desember 2014

dr. Wahyu Pramono, Sp.PD

1

Page 3: Shortcase Varicella

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus, atas segala

nikmat, rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang

berjudul “Varicella” dengan baik dan tepat waktu.

Referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti di Rumah Sakit Otorita Batam periode 26 Oktober

2014 – 3 Januari 2015. Di samping itu, laporan kasus ini ditujukan untuk menambah

pengetahuan bagi kita semua tentang varicella.

Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada dr. Wahyu Pramono, Sp.PD selaku pembimbing dalam penyusunan laporan kasus ini,

serta kepada dokter – dokter pembimbing lain yang telah membimbing penulis selama di

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Otorita Batam. Penulis juga

mengucapkan terimakasih kepada rekan – rekan anggota Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit

Dalam Rumah Sakit Otorita Batam serta berbagai pihak yang telah memberi dukungan dan

bantuan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari sempurna dan tidak luput

dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya masukan, kritik maupun

saran yang membangun. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya,

semoga tugas ini dapat memberikan tambahan informasi bagi kita semua.

Batam, Desember 2014

Penulis

Meilinda Vitta Sari

2

Page 4: Shortcase Varicella

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ................................................................................ .......... 1

Kata pengantar .......................................................................................... .......... 2

Daftar isi .................................................................................................. .......... 3

BAB I Pendahuluan .................................................................................. 4

BAB II Laporan Kasus ................................................................ .......... 5

BAB III Analisis Kasus ..................................................................... .......... 12

BAB IV Kesimpulan ............................................................................. 16

Daftar Pustaka ....................................................................... ............................... 17

3

Page 5: Shortcase Varicella

BAB I

PENDAHULUAN

Varisela adalah infeksi akut primer oleh Varisela Zoster Virus (VZV) yang

menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf,

terutama berlokasi di bagian sentral tubuh. Varisela juga dikenal sebagai cacar air atau

chicken pox. 1,2 Varisela merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia menyerang

terutama anak-anak, namun dapat pula menyerang orang dewasa. Epidemik varisela terjadi

pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan

100 kematian tiap tahunnya. Di Indonesia, insidennya cukup tinggi dan terjadi secara

sporadis sepanjang tahun. Varisela merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi

dan angka kematian tinggi pada dewasa, serta orang imun yang terkompromi. Pada rumah

tangga, presentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%. VZV merupakan infeksi yang

sangat menular dan menyebar biasanya dari oral, udara atau sekresi respirasi dan terkadang

melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi fetomaternal.2,3 Pengobatan

biasanya bersifat simptomatik, dengan pemberian antipiretik dan analgesik. Anti histamin

oral dapat diberikan untuk menghilangkan rasa gatal, sedangkan pemberian anti virus dapat

memperpendek perjalanan penyakit.2 Prognosis penyakit ini ditentukan oleh perawatan yang

teliti dan komplikasi yang mungkin timbul, namun pada umumnya prognosisnya baik.

BAB II

4

Page 6: Shortcase Varicella

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. P

Jenis kelamin : Laki-laki

Umur : 31 tahun

Bangsa / suku : -

Agama : Islam

Pekerjaan : Supir

Status pernikahan : Menikah

Alamat : Komplek Patam Lestari C no.19

Hari, dan tanggal masuk RS : 13 November 2014

Ruang perawatan : Bangsal Teratai (Isolasi)

II. ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis kepada pasien pada tanggal 14 November 2014 pukul

15.00 WIB

Keluhan Utama

Bintik-bintik kemerahan hampir di seluruh badan sejak 2 hari SMRS

Keluhan Tambahan

Demam, susah makan

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan bintik-bintik kemerahan hampir

di seluruh badan sejak 2 hari SMRS. Bintik-bintik kemerahan ini berjumlah semakin

banyak, bulat, kecil, berisi cairan, dan disertai rasa gatal. Bintik kemerahan ini awalnya

muncul dimulai dari dada dan perut kemudian meluas hingga ke wajah, punggung dan

kedua lengan serta tungkai. Selain itu pasien juga mengeluh demam disertai nyeri

menelan sehingga pasien merasakan kesulitan untuk makan, mual, dan nafsu makan

5

Page 7: Shortcase Varicella

menurun. Sebelum muncul bintik-bintik kemerahan, pasien demam tinggi sejak 4 hari

SMRS. Demam terus-menerus, diukur menggunakan termometer ± 400C, dan tidak

menggigil, ataupun keringat malam. Keesokan harinya, pasien masih demam dan mulai

muncul bintik-bintik merah di dada dan perut berjumlah sedikit. Di hari berikutnya,

bintik-bintik kemerahan ini semakin banyak dan meluas dari wajah hingga ke punggung,

kedua lengan dan tungkai disertai mual, nyeri menelan sehingga pasien susah makan. Sat

ini pasien tidak ada sakit kepala, kejang, batuk, sesak, nyeri dada, muntah, ataupun

penurunan berat badan. BAB dan BAK lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Riwayat

tekanan darah tinggi, kencing manis, alergi, dan asma disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga

Istri pasien mengalami hal yang sama 2 minggu yang lalu. Riwayat tekanan darah

tinggi, kencing manis, alergi, dan asma disangkal.

Riwayat Pengobatan

Pasien sempat berobat ke dokter sebanyak 2 kali. Tiga hari SMRS, pasien ke klinik

diberi obat penurun demam, vitamin, dan asiklovir. Karena demam tidak turun dengan

pengobatan dan tetap tinggi, keesokan harinya pasien berobat ke IGD RSOB. Pasien

disuntik obat untuk menurunkan demam, pulang dan melanjutkan minum obat yang sudah

diberi dari klinik.

III.PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Tanda vital

a. Tekanan darah : 130/80 mmHg

b. Nadi : 90 x/menit

c. Pernapasan : 20 x/menit

6

Page 8: Shortcase Varicella

d. Suhu : 370C

4. Antropometri

a. BB : 51 kg

b. TB : 155 cm

c. BMI : 21,22 kg/m2

Status Generalis

1. Kelenjar getah bening

Retroaurikular : Tidak teraba membesar

Preaurikular : Tidak teraba membesar

Submandibula : Tidak teraba membesar

Submental : Tidak teraba membesar

Anterior cervical : Tidak teraba membesar

Posterior cervical : Tidak teraba membesar

Supraclavicula : Tidak teraba membesar

2. Kepala dan wajah

Kepala : Normosefali

3. Mata

Exophtalmus : Tidak ada

Enophtalmus : Tidak ada

Palpebra : Tidak tampak oedem

Konjunctiva : tidak tampak pucat pada kedua konjunctiva

Sklera : Tidak tampak ikterik pada kedua sklera

Pupil : Bulat, isokor, diameter 3 mm / 3 mm,

Refleks cahaya : Langsung : Ada pada kedua mata

Tidak langsung : Ada pada kedua mata

Lensa : Jernih

Pergerakan bola mata : Baik

4. Telinga

Bentuk : Normotia aurikula dekstra dan sinistra

Liang telinga : Lapang pada kedua liang telinga

Serumen : Tidak ada pada kedua telinga

Cairan : Tidak ada pada kedua telinga

5. Hidung

Bentuk : Bentuk normal dan tidak ada kelainan

7

Page 9: Shortcase Varicella

Kavum nasi : lapang / lapang

Sekret : Tidak ada pada kedua lubang hidung

Mukosa hiperemis : (-) / (-)

Konka edema : (-) / (-)

6. Mulut

Bibir : tidak tampak pucat, kering, ataupun sianosis

Palatum : tak tampak kelainan

Gigi geligi : tak tampak kelainan

Lidah : tak tampak kelainan

Tonsil : T1 –T1, kripta (-), detritus (-), hiperemis (-)

Faring : hiperemis (-), bergranuler (-)

7. Leher

a. Deviasi trakea : (-)

b. Kelenjar Tiroid : Tak teraba membesar

c. Kelenjar getah bening leher : Tak teraba membesar

d. Tekanan Vena Jugularis : 5 + 1 cmH2O

8. Thorax

a. Paru

Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris pada kedua lapang paru, tidak

ditemukan retraksi pernafasan.

Palpasi : Vokal fremitus sama kuat pada kedua lapang paru

Perkusi : Sonor di kedua lapang paru

Auskultasi : Suara napas vesikuler di kedua lapang paru,tidak terdengar

adanya ronki dan tidak ditemukan adanya wheezing.

b. Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tak terlihat

Palpasi : Ictus cordis tak teraba, tak teraba pulsasi abnormal.

Perkusi : - Batas paru dan kanan jantung berada setinggi ICS III-V linea

sternalis dekstra dengan suara redup

- Batas paru dan kiri jantung berada setinggi ICS V 1 cm

medial dari linea midclavicularis sinistra dengan suara redup

- Batas atas jantung berada setinggi ICS III linea parasternalis

sinistra dengan suara redup

Auskultasi : Bunyi jantung I-II normal, irama reguler, tidak terdengar split,

8

Page 10: Shortcase Varicella

murmur, ataupun gallop.

9. Abdomen

Inspeksi : Perut tampak datar, simetris

Palpasi : Supel, tidak terdapat nyeri tekan diseluruh kuadran abdomen,

hepar dan lien tidak teraba, tidak teraba ballottement ginjal.

Perkusi : Timpani pada seluruh lapang kuadran abdomen, tidak terdapat

nyeri ketok costo-vertebra angle.

Auskultasi : Bising usus (+) dengan frekuensi 3x/menit.

10. Ekstremitas

Ekstremitas atas Dekstra Sinistra

Akral Hangat Hangat

Tonus otot Normal Normal

Trofi otot Eutrofi Eutrofi

Motorik 5 5

Sensorik Baik Baik

Capillary refill time <2 detik <2 detik

Lain-lain Oedem (-) Oedem (-)

Ekstremitas bawah Dekstra Sinistra

Akral Hangat Hangat

Tonus otot Normal Normal

Trofi otot Eutrofi Eutrofi

Motorik 5 5

Sensorik Baik Baik

Capillary refill time <2 detik <2 detik

Lain-lain Oedem (-) Oedem (-)

Status Dermatologi

Distribusi : Generalisata

Lokasi : Di wajah, dada, perut, punggung, kedua lengan dan tungkai

Efloresensi : Gambaran polimorfik,

Vesikel dengan gambaran seperti tetesan embun

Vesikel yang pecah dan menjadi krusta berwarna kehitaman

Papul-papul berukuran milier

Pustul ukuran milier dan lentikuler

9

Page 11: Shortcase Varicella

Makula eritema

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (13/11/2014)

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Darah Lengkap

Hb 15,9 g/dl 11,0 – 16,5

Eritrosit 5,37 106/uL 3,8 – 5,8

Hematokrit 39,6 % 35,0 – 50,0

Leukosit 10,95 103/uL 4 – 11

Trombosit 144 103/uL 150 – 450

LED - mm/jam

MCV 73,7 fL 80,0 – 97,9

MCH 29,6 pg 26,5 – 33,5

MCHC 40,2 g/dL 31,5 – 35,0

RDW-CV 14,9 % 10,0 – 15,0

GDS 87 mg/dl 70-140

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 0,3 % 0 – 1

Eosinofil 0,2 % 0 – 5

Neutrofil 41,4 % 46 -75

Limfosit 13,3 % 17 – 48

Monosit 14,8 % 4 – 10

V. RESUME

Pasien laki-laki usia 31 tahun datang dengan keluhan bintik-bintik kemerahan hampir

di seluruh badan sejak 2 hari SMRS. Bintik-bintik kemerahan ini berjumlah semakin banyak,

bulat, kecil, berisi cairan, dan disertai rasa gatal. Bintik kemerahan ini awalnya muncul

dimulai dari dada dan perut kemudian meluas hingga ke wajah, punggung, kedua lengan serta

tungkai. Riwayat demam tinggi (+), nyeri menelan (+), susah makan (+), mual (+), dan nafsu

makan menurun. Pasien sudah berobat 2 kali, diberikan obat penurun demam, vitamin, dan

10

Page 12: Shortcase Varicella

asiklovir, namun keluhan tidak berkurang. Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini

sebelumnya dan riwayat istri pasien mengalami hal yang serupa 2 minggu yang lalu. Pada

pemeriksaan fisik, didapatkan pasien compos mentis dengan sakit sedang. Tanda vital dalam

batas normal. Status generalis, dalam batas normal. Status dermatologi, tampak distribusi lesi

generalisata, berlokasi di wajah, dada, perut, punggung, kedua lengan dan tungkai dengan

gambaran vesikel seperti tetesan embun dan efloresensi polimorfik lainnya. Pada

pemeriksaan laboratorium didapatkan trombositopeni, neutrofilia dan limfositopeni.

VI. DIAGNOSIS

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang maka

diagnosis kerja yang ditegakkan ialah Varicella Zooster.

VII. TATALAKSANA

1. Non-medikamentosa

Isolasi untuk mencegah penularan

Makan makanan yang bergizi

Jangan menggaruk lesi yang gatal, pastikan kuku dipotong pendek, bersih,

dan rapi

2. Medikamentosa

IVFD RL/8 jam

Ceftriaxone 2x1gr IV

Rantin 2x1amp IV

Farbion drip 1x1 IV

Valvir 2x500mg PO

Paracetamol 3x500mg PO

Imunvit plus 1x1 PO

Impepsa 3xCth1 PO

VIII. PROGNOSIS

Ad vitam : Ad bonam

Ad functionam : Ad bonam

Ad sanationam : Dubia ad bonam

Ad kosmetikum : Dubia ad bonam

11

Page 13: Shortcase Varicella

BAB III

ANALISIS KASUS

12

Page 14: Shortcase Varicella

Diagnosis varicella pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang laki - laki berumur 31 tahun.

Berdasarkan kepustakaan yang ada disebutkan bahwa varisela dapat juga menyerang orang

dewasa. Keluhan utama pada pasien ini adalah timbulnya bintik-bintik kemerahan hampir di

seluruh badan, dimana awalnya timbul di dada dan perut kemudian menyebar ke wajah,

punggung, dan kedua lengan serta tungkai. Bintik-bintik kemerahan kemudian berubah

menjadi lesi lepuh-lepuh berisi cairan. Dari anamnesis ini diketahui bahwa penyebaran terjadi

dari sentral ke perifer, yaitu dari daerah badan menyebar ke wajah dan lengan serta lesi

berbentuk khas seperti tetesan embun. Hal ini sesuai kepustakaan dimana disebutkan bahwa

penyebaran lesi kulit dari varicella pada umumnya pertama kali di daerah badan kemudian

menyebar secara sentripetal ke wajah dan ekstremitas, serta lesinya yang khas seperti tetesan

embun (tear drops). Lesi kulit dari varisela dapat juga menyerang selaput lendir mata, mulut,

dan saluran napas bagian atas.2,4

Empat hari sebelum timbulnya bintik-bintik kemerahan tersebut, pasien merasa

badannya demam tinggi, nyeri menelan sehingga susah makan, mual, dan nafsu makan

menurun. Berdasarkan kepustakaan disebutkan bahwa gejala prodromal dari varicella

biasanya berupa demam, nyeri kepala, dan malaise ringan, yang umumnya muncul sebelum

pasien menyadari bila telah timbul erupsi kulit. Masa prodromal ini kemudian disusul oleh

stadium erupsi.5 Dari anamnesis diketahui adanya riwayat kontak dengan pasien varicella

yang lain, yaitu istri pasien kurang lebih 2 minggu yang lalu. Hal ini sesuai dengan

kepustakaan dimana dikatakan bahwa jalur penularan VZV bisa secara aerogen, kontak

langsung, dan transplasental. Droplet lewat udara memegang peranan penting dalam

mekanisme transmisi, tapi infeksi bisa juga disebabkan melalui kontak langsung. Krusta

varisela tidak infeksius, dan lamanya infektifitas dari droplet berisi virus cukup terbatas.

Manusia merupakan satu-satunya reservoir, dan tidak ada vektor lain yang berperan dalam

jalur penularan.6

Pada pemeriksaan fisik didapati pada status generalis suhu badan 37°C yang

menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan sub febris kemudian dari status dermatologis

yang didapati pada wajah, dada, perut, punggung serta kedua lengan dan tungkai pasien

tampak vesikel dengan gambaran seperti tetesan embun (tear drops), vesikel yang pecah dan

menjadi krusta berwarna kehitaman, papul-papul berukuran milier, pustul ukuran milier dan

lentikuler, dan makula eritema. Jadi terdapat gambaran lesi kulit yang bermacam-macam. Hal

13

Page 15: Shortcase Varicella

ini sesuai kepustakaan dikatakan bahwa varisela mempunyai bentuk vesikel yang khas, yaitu

seperti tetesan embun (tear drops) dan memiliki gambaran polimorfik.7

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis varicella juga ditegakkan

berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan kepustakaan pemeriksaan penunjang

yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tzanck, yaitu dengan cara mengerok bagian dasar

dari vesikel yang diwarnai dengan giemsa kemudian dapat ditemukan sel datia berinti

banyak, dan serologi, misalnya flourescent antibody dan pemeriksaan antibodi dengan cara

ELISA. 2.4,6 Pada kasus ini tidak dilakukan pemeriksaan Tzanck. Bila dilakukan pemeriksaan

Tzanck maka akan ditemukan sel datia berinti banyak.

Pasien ini tidak mengalami komplikasi. Ini dilihat dari hasil pemeriksaan fisik yang

meliputi keadaan umum, tanda vital dan pemeriksaan fisik lainnya yang masih dalam batas

normal. Pada orang yang immunocompromised (leukemia, pemberian kortikosteroid dengan

dosis tinggi dan lama, atau pasien AIDS) bila terinfeksi VZV maka manifestasi varicella

lebih berat (lesi lebih lebar, lebih dalam, berlangsung lebih lama, dan sering terjadi

komplikasi).8

Varicella dapat didiagnosis banding dengan herpes zoster namun karena dari

anamnesis pasien belum pernah mengalami sakit yang sama seperti ini sebelumnya dan dari

pemeriksaan fisik pada status dermatologis ditemukan gambaran lesi kulit yang polimorfik,

tidak bergerombol, dan tidak terasa nyeri, maka herpes zoster dapat dieliminasi sebagai

diagnosis banding varicella. Pada herpes zoster, pasien sebelumnya sudah pernah terpapar

dengan VZV dan gambaran lesi kulit berupa vesikel yang bergerombol, unilateral sesuai

dengan daerah persarafan saraf yang bersangkutan dan biasanya timbul di daerah thorakal.

Pada herpes zoster lesi dalam satu gerombol sama, sedangkan usia lesi pada satu gerombol

dengan gerombol lain berbeda.9

Tujuan paling penting pengobatan pada pasien ini adalah untuk memperpendek

perjalanan penyakit dan mengurangi gejala klinis yang ada, yaitu dengan pemberian anti

virus yaitu valvir 2x500mg selama 3 hari, hal ini dimaksudkan untuk menekan atau

menghambat replikasi dari virus varicella zoster, analgetik dan antipiretik parasetamol 3 x

500 mg/hari jika demam, dan pemberian imunostimulan untuk meningkatkan daya tahan

tubuh.2,5,9 Pasien disarankan agar dirawat di ruang isolasi agar tidak menular, makan makanan

yang bergizi, tidak menggaruk lesi, memotong kuku agar pendek, bersih, dan rapi.

Prognosis umumnya baik, bergantung pada kecepatan penanganan dan kemungkinan

komplikasi yang dapat terjadi. Pada pasien ini prognosis ad vitam adalah bonam karena

penyakit ini tidak mengancam jiwa sebab dari pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda

14

Page 16: Shortcase Varicella

komplikasi. Prognosis ad functionam adalah bonam karena fungsi bagian tubuh yang terkena

tidak terganggu. Prognosis ad sanationam adalah dubia ad bonam karena memungkinkan

terjadinya reccurent infeksi, yaitu herpes zooster. Prognosis ad kosmetikum ialah dubia ad

bonam akibat lesi eflorensi polimorfik yang bisa berbekas pada masa penyembuhan.4

BAB IV

KESIMPULAN

15

Page 17: Shortcase Varicella

Pasien laki-laki usia 31 tahun datang dengan keluhan bintik-bintik kemerahan hampir

di seluruh badan sejak 2 hari SMRS. Bintik-bintik kemerahan ini berjumlah semakin banyak,

bulat, kecil, berisi cairan, dan disertai rasa gatal. Bintik kemerahan ini awalnya muncul

dimulai dari dada dan perut kemudian meluas hingga ke wajah, punggung, dan kedua lengan

serta tungkai. Riwayat demam tinggi (+), nyeri menelan (+), susah makan (+), mual (+), dan

nafsu makan menurun. Pasien sudah berobat 2 kali, diberikan obat penurun demam, vitamin,

dan asiklovir, namun keluhan tidak berkurang. Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini

sebelumnya dan riwayat istri pasien mengalami hal yang serupa 2 minggu yang lalu. Pada

pemeriksaan fisik, didapatkan pasien compos mentis dengan sakit sedang. Tanda vital dalam

batas normal. Status generalis, dalam batas normal. Status dermatologi, tampak distribusi lesi

generalisata, berlokasi di wajah, dada, perut, punggung, kedua lengan dan tungkai dengan

gambaran vesikel seperti tetesan embun dan efloresensi polimorfik lainnya. Pada

pemeriksaan laboratorium didapatkan trombositopeni, nuetofilia, dan limfositopeni.

Diagnosis yang ditegakkan pada pasien ini ialah Varicella Zooster. Dengan penanganan cepat

dan tepat, prognosis pada pasien ini ialah ad bonam.

DAFTAR PUSTAKA

16

Page 18: Shortcase Varicella

1. CDC. Varicella, Varicella Zooster Virus, Pinbook 2012: Epidemiologt and Prevention of

Vaccine-Preventable Disaease: recommendations of the Advisory Committee on

Immunization Practices (ACIP). MMWR 2012,12;301–324.

2. Baxter et all. Impact of Vacination on The Epidemiology of Varicella: 1995-2009.

Pediatrics Official Journal of The American Academy of Pediatric 2014,134:24-30.

3. Gershin AA, Gershon MD. Pathogenesis and Current Approaches to Control of Varicella-

Zooster Virus Infection. Clinical Microbiology Review Journal ASM 2013, 26:728-743.

4. Gnann JW. Varicella Zooster Virus: Atypical Presentation an Unusual Complication. The

Journal of Infection Disease 2002,186:S91-8.

5. Seward JF, Marin M, Vasquez M. Varicella Vaccine Effectiveness in the US Vaccination

Program: A Review. The Journal Infection Disease 2008,197: S82-9.

6. Handoko RP. Penyakit Virus. Dalam : Djuanda A, dkk, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan

Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010; 107-15.

7. Sterling JC, Kurtz JB. Viral Infection (Varicella and Zoster). In : Text book of

Dermatology, Rook/Wilkonsn/Ebing, 6th ed. Oxford : Blackwell Science, 2000 : 995-1095

8. Hagiya H, Kimura M, Otsuka F. Systemic Varicella Zooster Virus in Critically Ill Patients

In An Intensive Care Unit. Virology Jorunal 2013,10:2-5.

9. Straus SE, Oxman MN. Varicella and Herpes Zoster. In : Fredberg IM, et all, ed.

Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 5th ed. Vol. 2, New York : Mc. Grawhill

inc, 1999 : 2427-50.

17