manajemen darurat pada kasus intoksikasi

36
MANAJEMEN DARURAT PADA KASUS INTOKSIKASI Oleh: FERDA PUSPALINA, S. Ked 70.2008.048 1

Upload: ferda-puspalina-sukman

Post on 30-Jul-2015

181 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

MANAJEMEN DARURAT PADA KASUS INTOKSIKASI

Oleh: FERDA PUSPALINA, S. Ked 70.2008.0481

INTOKSIKASIAngka kejadian 3-5% >2000 kematian /tahun di inggris

Penyebab: Percobaan bunuh diri

Banyak terjadi di usia muda

2

Prinsip-prinsip umum1. 2. 3. 4. Penilaian awal (ABC) Riwayat konsumsi obat Pemeriksaan secara cermat Prinsip pengobatan a. absorbsi obat b. eliminasi obat c. Penggunaan antidotum3

1. Penilaian awalA= Airway (jalan napas) Membuka jalan napas 1. Head till & chin lift 2. Jaw thrust Membersihkan jalan napas 1. Cross finger

4

B= Breathing (pernapasan) 1. look 2. listen 3. feel C= Circulation (sirkulasi) Periksa tanda-tanda perdarahan

5

Riwayat konsumsi obat1. Obat apa yang diminum a. Nama obat b. Jumlah obat c. Tipe sediaan 2. Waktu menelan obat 3. Penggunaan zat lain contoh: alokohol, narkoba 4. Muntah segera pasca overdosis 5. Bukti dari sumber yang tersedia misalnya: paket narkoba, saksi6

Pemeriksaan secara cermat Tingkat kesadaran pasien -AVPU - GCS Jika GCS=8 atau pain respon: resiko jalan napas, indikasi intubasi endotrakeal Vital sign selalu di periksa Pulse oximetry: Saturasi O2 Analisis gas darah EKG

7

Kadar obat dalam plasma Glukosa darah Berat badan pasien menentukan dosis obat termasuk toxic atau tidak Status psikiatri pasien

8

Penatalaksanaan awal Sungkup 02 Resusitasi cairan Prinsip Pengobatan 1. Diazepam IV Lorazepam IV 2. Dekontaminasi Lambung 3. absorbsi obat: zat arang oral / NGT 4. eliminasi obat: diuresis paksa / dialisis

9

Penatalaksanaan secara khusus

10

1. Alkohol Gambaran klinis: disartria, nistagmus, hipotermi, hipotensi, stupor, koma Kasus berat : kejang-kejang, depresi pernapasan, asidosis Bahaya : hipoglikemia (terutama pada anak)

11

Penatalaksanaan 1. Dekontaminasi usus tidak bermanfaat 2. Hipoglikemi: Sadar: glukosa oral Tidak sadar:dextrosa 5% atau 10 % IV 3. Pertimbangkan hemodialisis,jika: a. Konsentrasi dalam darah > 5g/L b. PH arteri < 7,0

12

2.ParasetamolGambaran klinis: asimptomatik, mual, muntah Bahaya spesifik: hipoglikemia, perdarahan, encefalopati, gagal hati, kematian

13

Metabolisme parasetamolDosis terapi 5-10% obat

0/ enzim sitokrom p 450 di hati

N acetyl P benzoquinoremil (Napql)

Detoksifikasi o/ gluthation

Konjugat sistein Asam merpekturat

Di ekskresikan lewat urine

14

Dampak intoksikasi parasetamolOverdosis Pembentukan Napql > gluthation

Kerusakan dari sel-sel hepatositN acetylsistein Untuk suplai gluthation

Nekrosis sel-sel hati

15

Penatalaksanaan:1. Informasi waktu saat menelan obat sangat penting

2. Pengobatan dengan N- acetylcyteine harus dimulai dalam waktu 8 jam pasca konsumsi 3. Pasien resiko tinggi terhadap toksisitas: a. Konsumsi alkohol berlebihan b. Karbamazepin jangka panjang c. Fenitoin, fenobarbital, rifampisin maka, pengobatan dimulai jika dosis yang tertelan 75mg/kgBB.

16

Penatalaksanaan 4 jam pasca konsumsi1. Zat arang aktif jika > 150 mg/kgBB telah dikonsumsi dalam 1 jam terakhir 2. 4 jam pasca konsumsi: ambil sampel darah vena kadar parasetamol dalam plasma 3. Jika pasien beresiko sesuai dengan normogram, pengobatan dimulai dengan N-acetylsistein 4. Jika tidak beresiko, pengobatan tidak diperlukan

17

Penatalaksanaan 4-8 jam pasca konsumsi1. Dekontaminasi usus tidak membantu 2. Ambil darah tingkat kadar parasetamol dalam plasma Obati dengan N-acetylsistein, jika: >150 mg/kgBB(75 mg/kgBB kelompok beresiko) Jika hasil plasma tertunda, tetap diobati selama 24 jam dan berhenti jika diperlukan. 3. Periksa tes fungsi hati, INR, kreatinin, bikarbonat tiap 12 jam sampai normal. 4. Jika memburuk, konsul ke spesialis

18

Penatalaksanaan 8 jam pasca konsumsi1. N-Acetylsystein segera, kecuali pasti konsumsi obat < 150 mg/kgBB (jangan menunggu hasil tingkat kadar obat) 2. Check darah kadar parasetamol, ALT, kreatinin, INR 3. Resiko kerusakan hati N-acetylsistein dan pantau biokimia dan INR selama 34 hari 4. Gagal ginjal & hati dikelola secara konvesional 5. Asidosis metabolik prognosis buruk

19

Penatalaksanaan 24 jam pasca konsumsi 1. Periksa kreatinin plasma, ALT, INR, asam/ basa. Jika, salah satu tidak normal, konsul ke spesialis 2. Pengobatan dengan N- Acetylcystein

20

Normogram asetaminofen

21

3. Antidepresan triksiklik (TCA)Gambaran klinis: Efek antikolinergik ujung saraf otonom Efek kinidin miokardium Tanda-tanda perifer: takikardi, kulit kering, mulut kering, pupil melebar Tanda-tanda sentral: ataksia, nistagmus, stupor, koma EKG : perpanjangan interval PR dan QRS22

Bahaya spesifik: kejang-kejang, koma, asidosis metabolik Penatalaksanaan : 1. zat arang aktif( 50 g): oral atau NGT indikasi: 3-4 jam pasca konsumsi 2. aritmia koreksi hipoksia dan gang. Asam basa 3. Natrium bikarbonat IV 4. Kejang-kejang: diazepam atau lorazepam 5. Glukagon 1 mg IV setiap 3 menit hipotensi refrakter dan depresi mikoard

23

4. Salisilat Dosis: 500mg/kgBB berpotensi fatal Gambaran klinis: muntah, dehidrasi, tinnitus, berkeringat, hematemesis, gagal ginjal, hiperpireksia Gejala SSP indikator keracunan berat Bahaya : Alkalosis respiratori, asidosis metabolik

24

Faktor resiko kematian: 1. Kadar salisilat dalam plasma: > 700 mg/L 2. Usia < 10 tahun dan > 70 tahun 3. Asidosis 4. Gejala SSP: kejang, bingung, koma 5. Komplikasi: edema paru

25

Mekanisme intoksikasi SalisilatOverdosis asam salisilat

Hambat protasiklin

Hambat siklooksigenase tromboxan

Oksidator kuat pembentukan met HB Metabolisme anaerob

Sekresi asam lambung

Distress epigastrium

perdarahan

Asam laktatasidosis

26

Penatalaksanaan :1. Zat arang aktif jika > 250 mg/kgBB telah tertelan dalam waktu 1 jam 2. Jika > 120 mg/kgBB telah dikonsumsi, periksa kadar salililat plasma 2-4 jam pasca konsumsi, ulangi 2 jam kemudian jika diperlukan 3. Analisis gas darah arteri - asidosis metabolik & kadar kalium normal: natrium bikarbonat IV u/ diuresis alkalin - kadar kalium rendah: perbaiki terlebih dahulu 4. konsentrasi salisilat orang dewasa > 500 mg 1,5 ml/kgBB natrium bikarbonat 8,4% diencerkan dalam dextrose 5 % 2-3 mL27

5. Konsentrasi salisilat pada anak-anak > 350 mg/L 1 mL/kgBB Natrium bikarbonat IV 8,4% diencerkan dextrosa 5 % pada 2-3 ml/kgBB 6. Upayakan PH urine 7,5-8,5 7. Intoksikasi berat hemodialisis

28

5. Etilena Glikol Dosis fatal: 100 mL u/ orang dewasa dengan BB 70 kg Gambaran klinis: 30 menit pertama

: disartria, mual, muntah, asidosis metabolik 12-24 jam kemudian : gagal jantung, hipertensi, gangguan pernapasan, hipokalsemia

29

Penatalaksanaan :1. Kubah lambung jika pasien datang awal,

muntah paksa kontraindikasi 2. Asidosis metabolik natrium bikarbonat Hipokalsemia kalsium glukonat 3. Etanol (alkohol) konversi etinel glikol ke metabolisme toksik Dosis: 2 ml/kgBB alkohol 40% oral (pasien sadar) 4. Pasien tidak sadar: 10% etanol, diikuti dengan infus: non drinker/anak-anak: 66 mg/kg/jam etanol dewasa : 110 mg/kg/jam peminum kronis : 150 mg/kg/jam30

6. Karbon Monoksida (CO) Gambaran klinis: sakit kepala, mual, iritabilitas, agitasi, takipneu, gangg. kesadaran, gagal napas, asidosis metabolik, edema serebral Penatalaksanaan : 1. 02 dosis tinggi: gantikan CO dari HB 2. Koreksi asidosis metabolik: Na Bikarbonat kontraindikasi 3. Edema serebral: 1 g/kgBB Manitol 4. Ukur Carboxyhaemoglobin: indikator keparahan paparan 5. Pasien Koma: waspada kerusakan neurologis jangka panjang31

Mekanisme intoksikasi COAfinitas Hb& CO= 210X Afinitas HB& 02 CO berikatan dengan HB

Tidak dapat mengangkut O2

Tidak dapat mengangkut O2

suplai O2 ke jaringan Hipoksia Jaringan

32

7. Organofosfat Pencegahan : memakai pakaian pelindung Gambaran klinis : 1. efek nikotin : kelemahan otot 2. efek muskarinik: berkeringat, bronkospasme

33

Mekanisme intoksikasi organosfosfatOrganofosfat Hambat aksi: Pseudokholinesterase dalam plasma Kholinesterase dalam sel darah merah Hambat hidrolisis asetilkolin Jumlah asetilkolin

Reseptor muskarinik

Reseptor nikotinik

34

Penatalaksanaan :1. Mencegah penyerapan lebih lanjut, seperti pakaian yang terkontaminasi 2. Berikan oksigen dosis tinggi 3. Kubah lambung 4. Atropin (dewasa 2 mg/kg, anak-anak 0,02 mg/kg) tiap 1030 menit sampai ada perbaikan 5. Diazepam IV ( dewasa 5-10mg/kg, anak-anak 0,02 mg/kg) 6. Intoksikasi berat: pralidoxime (a-cholinesterase reactivator) dalam 24 jam pertama 7. Intubasi dan ventilasi

35

36