evapro tambak ii faidh aini 2

28
1 LAPORAN KASUS STASE 6 PROGRAM POKOK PUSKESMAS PERMASALAHAN PEMANTAUAN PROGRAM SANITASI DASAR PADA PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN DI PUSKESMAS TAMBAK II Disusun oleh Aisyah Nur Aini G4A013086 Faidh Husnan G4A013089 KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DESEMBER 2014

Upload: bimaputrapratama

Post on 05-Oct-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

evaluasi program

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS STASE 6 PROGRAM POKOK PUSKESMAS

PERMASALAHAN PEMANTAUAN PROGRAM SANITASI DASARPADA PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGANDI PUSKESMAS TAMBAK II

Disusun oleh

Aisyah Nur AiniG4A013086Faidh HusnanG4A013089

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITASILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

DESEMBER 2014

19

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus Stase 6 Program Pokok PuskesmasPermasalahan Pemantauan Program Sanitasi DasarPada Program Kesehatan LingkunganDi Puskesmas Tambak II

Disusun untuk memenuhi sebagian syarat Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas/Ilmu Kesehatan MasyarakatJurusan KedokteranFakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman

Disusun oleh

Tiara Melodi MegantaraG4A013049Prasastie Gita WulandariG4A013050

Telah dipresentasikan dan disetujui:Tanggal Mei 2014

Preseptor Lapangan

dr. Indra PurwaNIP 19790602.201001.1.009Kepala Puskesmas

dr. Agus Sayudi NIP 19580822.1.98603.1.016

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang 1B. Tujuan Penulisan3C. Manfaat Penulisan3

BAB II GAMBARAN UMUM PUSKESMAS4A. Gambaran Umum..4B. Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan..7

BAB III ANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS16A. Analisis Potensi16B. Identifikasi Isu Strategis (SWOT)20

BAB IV PEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH23A. Pembahasan Isu Strategis23B. Alternatif Pemecahan Masalah25

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN26A. Kesimpulan26B. Saran26

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSalah satu kewajiban pemerintah dalam hal pelayanan dasar sosial adalah Kesehatan dalam upaya menjaga kesejahteraan masyarakat. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan dengan berwawasan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan.Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama sesuai dengan Kepmenkes no. 128 tahun 2004,. Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat pengembangan pelayanan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Wilayah kerja puskesmas pada mulanya ditetapkan satu kecamatan, kemudian dengan semakin berkembangnya kemampuan dana yang dimiliki oleh pemerintah untuk membangun puskesmas, wilayah kerja puskesmas ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk di satu kecamatan, kepadatan dan mobilitasnya.Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Puskesmas sebagai pusat pembangunan kesehatan memegang peranan yang penting karena fungsi dari puskesmas adalah mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat, dalam pelaksanaan kegiatannya dijalankan dalam bentuk 6 program pokok Puskesmas yang terdiri atas upaya Promosi Kesehatan (Promkes), Kesehatan Lingkungan (Kesling), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Perbaikan Gizi, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), dan Pengobatan Dasar. Namun, pada umumnya program pokok Puskesmas ini belum dapat dilaksanakan secara optimal. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan dan hambatan baik dari sisi internal (Puskesmas) maupun eksternal (masyarakat) dalam pelaksanaan program pokok Puskesmas. Kondisi tersebut dapat diatasi berdasarkan skala prioritas permasalahan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada.Kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Komunitas/Ilmu Kesehatan Masyarakat dilaksanakan selama empat minggu di Puskesmas II Tambak. Selama pelaksanaan kegiatan kepaniteraan di bagian IKK/IKM ini, telah dilakukan pengamatan secara langsung maupun pengumpulan data sekunder dari dokumen-dokumen kesehatan yang terdapat di Puskesmas II Tambak untuk menilai pelaksanaan dan efektivitas program-program yang ada di Puskesmas II Tambak. Pengamatan yang dilakukan meliputi program-program kegiatan yang sudah diagendakan, pelaksanaan program kegiatan, evaluasi program kegiatan, hingga target-target yang ditetapkan masing-masing program beserta angka pencapaiannya. Terdapat beberapa permasalahan pada program Puskesmas II Tambak, sehingga perlu dilakukannya evaluasi program agar program-program puskesmas tersebut dapat menghasilkan output yang maksimal dan memuaskan.

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan umumMenganalisis permasalahan kesehatan dan menentukan metode pemecahan masalah yang terdapat pada 6 program pokok Puskesmas II Tambak.2. Tujuan khususa. Mengetahui gambaran umum keadaan kesehatan di wilayah kerja Puseksmas II Tambak.b. Mengetahui gambaran umum Puskesmas II Tambak sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.c. Mengetahui secara umum tentang program dan cakupan program Perbaikan Gizi Puskesmas II Tambak.d. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas II Tambak.e. Menganalisis kekurangan dan kelebihan pelaksanaan program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas II Tambak.f. Menentukan alternatif pemecahan masalah pada program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas II Tambak.C. Manfaat Penulisan1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas untuk memperbaiki kekurangan yang mungkin masih tedapat pada 6 program pokok Puskesmas II Tambak.2. Sebagai bahan pertimbangan bagi Puskesmas untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Puskesmas.3. Sebagai bahan untuk perbaikan Puskesmas kearah yang lebih baik guna mengoptimalkan mutu pelayanan kepada masyarakat pada umumnya dan individu pada khususnya.

BAB IIGAMBARAN UMUM PUSKESMAS

I. Gambaran UmumA. Keadaan GeografiPuskesmas II Tambak merupakan wilayah timur jauh (tenggara) dari Kabupaten Banyumas, dengan luas wilayah 1.432 Ha atau sekitar 1,1% dari luas kabupaten Banyumas. Wilayah Puskesmas Tambak II terdiri dari 5 desa yaitu: Pesantren, Karangpucung, Prembun, Purwodadi dan Buniayu. Desa yang paling luas adalah Purwodadi yaitu 374 ha, sedangkan desa yang wilayahnya paling sempit adalah Karangpucung yaitu sekitar 218 ha. Wilayah Puskesmas II Tambak terletak diperbatasa Kabupaten Banyumas dengan Kabupaten Kebumen, dan berbatasan dengan :1. Disebelah utara: Desa Watuagung 2. Sebelah timur: Kabupaten Kebumen3. Sebelah Selatan: Desa Gebangsari4. Sebelah Barat: Desa Kamulyan, Desa Karangpetir.Wilayah Puskesmas II Tambak terletak pada ketinggian sekitar 15 mdpl 35 mdpl. Dengan suhu udara rata rata sekitar 27 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar 80 %. Sekitar 50 % dari luas tanah adalah daerah persawahan, 43 % pekarangan dan tegalan dan 7 % lain-lain.B. Keadaan Demografi 1. Pertumbuhan PendudukJumlah penduduk dalam wilayah Puskesmas II Tambak tahun 2013 berdasarkan data yang dari BPS adalah 20.361 jiwa. Terdiri dari 10.010 jiwa (49,16%) laki-laki dan 10.351 jiwa (50,83%) perempuan. Jumlah keluarga 6.096 KK. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2012 (16.232 jiwa) mengalami kenaikan.

2. Kepadatan PendudukJumlah penduduk tahun 2013 yang paling banyak adalah Desa Purwodadi sebesar 6.190 jiwa, dengan kepadatan penduduk 1.655 jiwa/km2, sedangkan yang paling sedikit penduduknya adalah Desa Pesantren sebesar 2.577 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.141 jiwa/km2. Kepadatan penduduk total wilayah Puskesmas II Tambak adalah1.422 jiwa/km2. Penyebaran penduduknya cukup merata, mulai dari daerah yang dekat jalan raya sampai ke daerah.C. Petugas kesehatanTenaga kesehatan merupakan tenaga kunci dalam mencapai keberhasilan pembangunan bidang kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan dalam wilayah Puskesmas II Tambak adalah sebagai berikut :a. Tenaga MedisTenaga Medis atau dokter yang ada di sarana kesehatan dalam wilayah Puskesmas II Tambak ada 2 (dua) orang dokter umum, yaitu dokter umum yang bekerja di Puskesmas II dengan rasio 10/100.000 jumlah penduduk. Menurut standar Indikator Indonesia Sehat (IIS) tahun 2010 ratio tenaga medis per 100.000 penduduk adalah 40 tenaga medis, berarti tenaga medis masih kurang.b. Dokter SpesialisDokter spesialis tidak ada. Standar IIS 2010, 6/100.000 penduduk.c. Dokter GigiDokter gigi tidak ada. Standar IIS 2010, 11/100.000 pendudukd. Tenaga FarmasiTenaga farmasi tidak ada. Standar IIS 2010, 10/100.000 penduduke. Tenaga BidanTenaga D-III Kebidanan jumlahnya 7 orang. Berarti ratio tenaga bidan adalah 34,38/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, jumlah tenaga bidan 100/100.000 atau 16 bidan. Dengan demikian jumlah bidan di wilayah Puskesmas II tambak masih kurang 9 bidan.f. Tenaga PerawatTenaga perawat kesehatan yang ada di Puskesmas II Tambak lulusan SPK ada 2 orang dan D-III Keperawatan 3 orang, jumlah seluruhnya ada 5 orang perawat (ratio 31/100.000 jumlah penduduk). Standar IIS tahun 2010, adalah 117,5/100.000 penduduk ( sekitar 19 perawat). Berarti kurang 14 orang perawat.g. Tenaga GiziTenaga Gizi di Puskesmas II Tambak jumlahnya 1 orang, lulusan D-III Gizi, ratio 4,91/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, 22/100.000 penduduk (3,5 ahli gizi). Berarti kurang 3 orang ahli gizi.h. Tenaga SanitasiTenaga Sanitasi ada 1 orang dengan pendidikan D-I. Ratio 6/100.000 penduduk. Standar IIS 2010, 40/100.000 penduduk (6,5 tenaga sanitasi). Kurang 5 orang tenaga sanitasi.i. Tenaga Kesehatan MasyarakatTenaga Kesehatan Masyarakat ada 2 orang. Standar IIS tahun 2010, 40/100.000 penduduk (6,5). Masih kurang 4 orang tenaga kesehatan masyarakatTabel 2.1. Ratio Jumlah Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk di Puskesmas II Tambak, tahun 2012.No. Jenis Tenaga Jumlah Tenaga Kesehatan Ratio per 100.000 pddkTarget IIS per 100.000 pddk

1.Dokter Umum21040

2. Dokter Spesialis006

3.Dokter Gigi0011

4.Farmasi0010

5.Bidan734,38100

6.Perawat524,56117,5

7.Ahli Gizi14,9122

8.Sanitasi1640

9.Kesehatan Masyarakat22440

D. Sarana Kesehatan1. Sarana Kesehatan Dengan Kemampuan LabkesPuskesmas Tambak II satu-satunya sarana kesehatan yang mempunyai kemampuan Labkes di wilayah Puskesmas Tambak II.2. Rumah Sakit Yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan DasarRumah Sakit yang menyelenggarakan 4 pelayanan dasar tidak ada.3. Pelayanan Gawat DaruratPelayanan gawat darurat di wilayah Puskesmas Tambak II hanya ada di Puskesmas.E. Pembiayaan KesehatanPenyelenggaraan pembiayaan di Puskesmas Tambak II terdiri dari operasional umum, Jamkesmas, Jampersal dan dana BOK dengan tujuan agar semua program kesehatan di Puskesmas Tambak II ini berjalan dengan lancer dan mencapai target yang telah ditentukan. Anggaran dana operasional umum di Rencana Kerja Anggaran tahun 2012 adalah Rp.99.313.000,00 (sembilan puluh sembilan juta tiga ratus tiga belas ribu rupiah), dan dapat direalisasikan Rp. 95.523.671,00 (96,2%). Rencana anggaran untuk tahun 2013 sama seperti tahun 2012 yaitu Rp.99.313.000,00. Sedangkan untuk dana Jamkesmas dan Jampersal tahun 2012 direncanakan sebesar Rp. 174.875.050,00 dan dapat direalisasikan sebesar Rp. 78.982.800,00 (45,16%). Kemudian untuk RKA tahun 2013 Jamkesmas Jampersal adalah Rp. 148.576.200,00.Dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) tahun 2012 di rencanakan Rp. 58.000,00 (lima puluh delapan juta rupiah) dan 100% dapat direalisasikan. Tahun 2013 dana BOK dianggarkan sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).II. Capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang KesehatanPermasalahan program kesehatan yang terdapat di Puskesmas II Tambak dapat dilihat dari terpenuhi atau tidaknya target dari setiap program yang telah disepakati dengan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal (SPM). Adapun pencapaian SPM dari Puskesmas II Tambak dapat dilihat pada tabel di bawah ini.Tabel 2.2 Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Puskesmas II TambakNoUrusan Wajib/ Standar Pelayanan MinimalTarget 2013Pencapaian Jan s/d Des 2013 (%)

I.Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar

A.Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

1.Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-495%93,06 %

2.Cakupan pertolongan Persalinan Oleh Nakes90%101,2 %

3.Ibu Hamil Resiko Tinggi Dirujuk100% 141,66 %

4.Cakupan Kunjungan Neonatus90%101,83 %

5.Cakupan Kunjungan Bayi90%83,54 %

6.Cakupan BBLR Ditangani100%100 %

B.Pelayanan Kesehatan Anak Pra Sekolah dan Usia Sekolah

1.Cakupan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita dan Pra Sekolah95%100 %

2.Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD dan setingkat oleh Nakes/guru UKS/dokter kecil100%100 %

3.Cakupan pemeriksaan Kesehatan siswa Tk oleh Nakes80%100 %

4.Cakupan Pelayanan Kesehatan Remaja80%100 %

C.Pelayanan Keluarga Berencana

Cakupan KB Aktif80%86,4%

D.Pelayanan Immunisasi

Desa dengan Universal Child Immunization (UCI)100%100

E.Pelayanan Pengobatan/Perawatan

1.Cakupan Rawat Jalan15%19,53 %

2.Cakupan Rawat Inap1,5%2,44 %

F.Pelayanan Kesehatan Jiwa

Pelayanan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Umum15%0,40

G.Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut

Cakupan Pelayanan Kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut70%9,14%

H.Pelayanan Kesehatan Kerja

1.Cakupan Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal80%92,59

2.Cakupan Pelayanan Kesehatan Kerja pada Pekerja Informal40%38,64

IIPenyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat

A.Pemantauan Pertumbuhan Balita

1.Balita yang datang dan ditimbang (D/S)80%73,73 %

2.Balita yang naik berat badan-nya (N/D)80%60,60 %

3.Balita di bawah garis merah (BGM)< 1,5%1,19 %

B.Pelayanan Gizi

1.Cakupan Bayi (6-11 bl) mendapat kapsul vitamin A 1 kali95%100%

2.Cakupan Balita (12-59 bl) mendapat kapsul vitamin A 2 kali pertahun95%100%

3.Cakupan Ibu Nifas mendapat kapsul vitamin A90%100%

4.Cakupan Ibu Hamil mendapat 90 tablet Fe90%100%

5.Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI pada bayi BGM dari keluarga miskin100%100%

6.Balita Gizi Buruk mendapat perawatan100%100 %

IIIPenyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Rujukan Dan Penunjang

A.Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Komprehensif

1.Akses terhadap ketersediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani rujukan ibu Hamil dan Neonatus80%43,75%

2.Ibu hamil resiko tinggi yang ditangani90%100 %

3.Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani90%100 %

4.Neonatal resiko tinggi/komplikasi yang ditangani80%100 %

B.Pelayanan Gawat Darurat

1.Sarana Kesehatan dengan kemampuan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat90%-

2.Pemenuhan darah di RS95%-

IV.Penyelenggaraan Pemberantasan Penyakit Menular

A.Penyelenggaraan Penyelidikan Epidemologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Bisaa

1.Desa/Kelurahan mengalami KLB yang ditangani kurang dari 24 jam100%(Tidak ada KLB)

2.Desa bebas rawan gizi80%(Tidak ada kasus)

B.Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Polio

Acute Flacid Paralysis (AFP) per 100.000 penduduk < 15 tahun< 1(Tidak ada kasus)

C.Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit TB Paru

1.Kesembuhan penderita TB Paru BTA positif (CR / Cure Rate )>85%40%

2.Penemuan Kasus TB Paru BTA positif (CDR/ Case Detection Rate)70%39,84%

D.Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ISPA

1.Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditemukan100%17,86%

2.Cakupan Balita dengan Pnemonia yang ditangani100%100%

E.Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit HIV-AIDS

1.Klien yang mendapatkan penanganan HIV-AIDS100%-

2.Kasus infeksi menular seksual (IMS) yang yang diobati100%-

3.Darah donor di skrenning terhadap HIV-AIDS100%-

F.Pencegahan dan pemberantasan penyakit demam berdarah dengue (DBD)

1.Penderita DBD ditangani100%100%

2.Incident Rate DBD (per 100.000)90%94,80 %

C.Pelayanan Hygiene Sanitasi di Tempat Umum

Tempat umum yang memenuhi syarat80%62%

VI.Penyelenggaraan Promosi Kesehatan

Penyuluhan Perilaku Sehat

1.Rumah Tangga Sehat65%89,06 %

2.Bayi yang mendapat ASI eksklusif80%69,01%

3.Desa dengan garam beryodium baik90%100%

4.Keluarga Sadar Gizi80%77,05%

5.Posyandu Purnama40%95,83%

6.Posyandu Mandiri>2%0%

VII.Pencegahan Dan Penanggulangan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika Dan Zat Adiktif (P3napza)

Penyuluhan Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA/Narkoba

Upaya penyuluhan P3 NAPZA / P3 Narkoba oleh petugas kesehatan30%18,46 %

VIII.Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian (Obat)

A.Penyelenggaraan dan Pembiayaan untuk Yankes Perorangan

Cakupan penduduk yang menjadi peserta JPKM Prabayar80%-

B.Penyelenggaraan Pembiayaan untuk Gakin dan Masyarakat Rentan

Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan mayarakat rentan100%104, 38 %

Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa terdapat beberapa permasalahan program kesehatan yang dilihat dari belum terpenuhinya pencapaian program dari target SPM. Salah satu diantaranya yaitu pada program Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Dasar khususnya dalam hal pelayanan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut. Angka pencapaian cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut dan usia lanjut sebesar 9,14%, sementara target minimalnya harus mencapai angka 70%.

BAB IIIANALISIS POTENSI DAN IDENTIFIKASI ISU STRATEGIS

A. Analisis Potensi1. Inputa. ManKelebihan : 1) Secara umum, tenaga medis dan non medis yang terdapat pada Puskesmas Tambak II terdiri dari 2 dokter umum, 7 bidan, 5 perawat, 1 tenaga gizi , 1 tenaga sanitasi, 2 tenaga kesehatan masayrakat dan 4 tenaga administrasi. Petugas struktural pada program Promkes terdiri dari 1 orang yang merupakan Sarjana Kesehatan Masyarakat. Petugas struktural pada program Kesling terdiri dari 1 orang. Petugas struktural pada program KIA/KB terdiri dari 4 orang. Petugas struktural pada program Perbaikan Gizi terdiri dari 1 orang yang merupakan Ahli Madya Gizi. Petugas struktural pada program P2M terdiri dari 3 orang. Petugas struktural pada program Pengobatan Dasar terdiri dari 5 orang, di mana 4 diantaranya merupakan petugas dari Puskesmas Keliling (Pusling). Terdapat 2 unit penunjang yaitu pengelola obat yang terdiri dari 2 orang petugas dan laborat yang terdiri dari 1 orang petugas.Kekurangan :1) Kurangnya jumlah tenaga petugas program pengobatan dasar yang dimiliki membuat program yang dijalankan kurang optimal2) Kurang optimalnya pemanfaatan kader Penyelenggaraan Posyandu Lansia dan belum tersedia kader terlatir di setiap desa yang akibatnya kegiatan pemantauan tidak dapat dilakukan secara maksimal.b. Money

16Kelebihan :Dana untuk kegiatan program berasal dari APBN, APBD Kabupaten Banyumas dan BOK. Kekurangan :Jumlah dana yang telah diajukan dan disediakan untuk jalannya program kerja terkadang tidak sesuai dengan yang telah diajukan sehingga menghambat jalannya program kerja akibat terbatasnya dana yang terkadang keluar terlambat. Selain itu, kondisi ini menyebabkan banyak fasilitas yang harus disediakan sendiri oleh kader Posyandu Lansia dimana terkadang tidak semua kader mampu.c. MaterialKelebihan :1) Fasilitas yang dimiliki demi kelancaran program adalah tensi meter, alat cek gula darah untuk screening diabetes mellitus, cek kolesterol, dan cek asam urat. 2) Terdapat Puskesmas dan Puskesmas keliling sebagai pusat kesehatan masyarakat3) Terdapat beberapa kader yang bersedia sukarela menjadi pusat pelaksanaan posyandu lansia sekaligus sebagai penyedia konsumsi dan beberapa fasilitas penunjang lain seperti timbangan, kursi, dan lain sebagainya.Kekurangan :1) Masih minimnya tensi meter layak guna yang dimiliki, tidak setiap Posyandu Lansia memiliki, hanya di beberapa Posyandu Lansia yang memiliki tensi meter sendiri, sehingga bidan maupun kader harus membawa sendiri atau meminjam ke puskesmas.2) Dengan belum tersedianya alat pemeriksaan di setiap Posyandu Lansia maka akan menghambat pelayanan terutama dalam hal pemantauan kondisi kesehatan para lansia.3) Belum tersedianya fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan edukasi masal dalam rangka peningkatan pengetahuan kesehatan di Posyandu lansia. Sebagai contoh proyektor untuk melakukan presentasi, posyandu lansia harus meminjamnya ke balai desa dengan membayar sejumlah uang.d. MetodeKelebihan :1) Ketrampilan diperoleh dari pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas yang diadakan secara insidensil.2) Prosedur kerja dilakukan berdasarkan pembagian wilayah tertentu sehingga wilayah kerja tidak terlalu luas.3) Setiap Posyandu Lansia memiliki kader yang secara fungsional menjalankan posyandu sesuai jadwal yang telah ditentukanKekurangan : 1) Peserta maupun kader posyandu hampir seluruhnya dilaksanakan oleh wanita sehingga menimbulkan kesan bahwa posyandu hanya untuk kaum wanita2) Tidak optimalnya proses pelayanan kesehatan karena beberapa kader justru memanfaatkan waktu pelayanan posyandu lansia untuk berjualan3) Penyuluhan, screening, dilakukan jika ditemukan laporan terhadap masalah dibidang terkait .e. MinuteKelebihan :Terdapat petugas yang khusus menangani Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar sehingga pelaksanaan progam bias intensif. Kekurangan :1) Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan program yang telah ditetapkan, akan tetapi besarnya kasus masih memiliki keterbatasan, hal ini dikarenakan jumlah tenaga kesehatan yang masih kurang. 2) Terdapat jadwal yang sudah berjalan, namum belum terkoordinasi dengan petugas-petugas terkait.f. MarketKelebihan :Cakupan target dari progam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar adalah keseluruhan masyarakat wilayah kerja Puskesmas Tambak II. Kekurangan :Sasaran masyarakat pada program Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar belum semuanya terjangkau dikarenaka masih banyaknya kendala dan keterbatasan.2. Prosesa. PerencanaanKelebihan :1) Survey terhadap kesehatan dan sanitasi lingkungan dilakukan untuk mencegahnya suatu wabah penyakit yang dapat membawa dampak yang merugikan bagi masyarakat.2) Rencana pelaksanaan progam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar bekerja sama lintas progam (Promkes dan pengobatan). Kekurangan :Tidak semua daerah tercapai tindakan suatu survey dalam suatu waktunya.b. PengorganisasianKelebihan :1) Penggalangan kerjasama dalam menangani kasus sanitasi lingkungan2) Penggalangan kerjasama lintas sektoralKekurangan :1) Mempertimbangkan jumlah tenaga, beban kerja dan sarana yang kurang memadai.2) Tidak adanya kader Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar pada setiap Desa di wilayah kerja Puskesmas Tambak II.c. Penggerakan dan pelaksanaan programKelebihan :1) Tim Puskesmas Tambak II khususnya petugas program Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar bekerjasama dengan masyarakat guna mengetahui dan deteksi dini tentang penyakit di wilayah kerja Puskesmas Tambak II.Kekurangan :1) Belum semua orang atau warga desa turut serta membantu dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar 2) Tidak ada kader Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar di setiap desa.3) Penyuluhan dilakukan jika ditemukan laporan dari masyarakat.d. Pengawasan dan pengendalian untuk kelancaran kegiatanKelebihan :Laporan program Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas disertai dengan data pencapaian progam evaluasi progam dilakukan setiap 6 bulan s/d 1 tahun. Badan pengawasan dan pengendalian untuk kelancaran kegiatan dilakukan oleh : 1. Dinas Kesehatan wilayah Bayumas2. Puskesmas Tambak II khususnya bagian program sanitasi lingkungan3. PWS = Pemantauan wilayah setempat4. Kader posyandu atau perangkat desa setempat5. MasyarakatKekurangan :Belum optimalnya kerjasama dilapangan yang telah diberikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.3. OutputMewujudkan pembangun masyarakat wilayah kerja Puskesmas Tambak II sadar kesehatan dan lingkungan. Kelompok masyarakat yang sudah diskrining atau survey di wilayah kerja Puskesmas Tambak II diberikan konseling yang berisi informasi dan edukasi mengenai kondisi lingkungan, cara manjaga kebersihan lingkungan masyarakat sehingga diharapkan dapat terwujud Puskesmas Tambak Sehat 2015.4. EffectDapat menarik minat masyarakat untuk mengetahui mengenai bahayanya lingkungan dan sanitasi lingkungan tempat tinggal yang kurang baik dengan memberikan edukasi kepada kader ataupun masyarakat langsung yang komprehensif, terpadu, terarah, intensif dan berkesinambungan sehingga dapat tercapai target Puskesmas Tambak 2 Sehat 2015.5. OutcomeDampak program yang diharapakan adalah menurunnya angka kejadian penyakit atau wabah di Kecamatan Tambak Sehat 2015 sesuai dengan arah perencanaan yang ada.B. Identifikasi Isu Strategis (Analisis SWOT)1. Strengtha. Terdapat tenaga kerja dalam bidang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasarb. Pada setiap desa sudah memiliki posyanduc. Terdapat kader kesehatan pada setiap posyandu d. Adanya periode untuk survey tentang kesehatan lingkungan2. Weaknessa. Metode survey dan sosialisasi tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar belum dapat terlaksana dengan baikb. Terbatasnya tenaga kesehatan di bidang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar yaitu hanya satu orang sehingga kurang optimal.c. Sistem deteksi wabah penyakit masih dilakukan secara pasif, yaitu mengandalkan laporan dari masyarakat atau pasien-pasien yang datang ke puskesmas. Deteksi penderita secara aktif, penyuluhan kesehatan ke semua desa wilayah kerja Puskesmas Tambak II dan pembentukan kader kesehatan yang khusus dalam penanganan sanitasi lingkungan belum berjalan.d. Belum ada hal pemicu khusus (trigger) atau semacam reward bagi penderita ataupun petugas kesehatan yang ditugaskan dalam progam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasare. Tenaga seorang analis lingkungan yang tidak ada.3. Edukasi kepada masyarakat akan pentingnya mengetahui dampak yang disebabkan lingkungan dan sanitasi dasar terhadap kesehatan.4. Opportunitya. Tersedianya sumber daya manusia yang menjalankan program Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasarb. Tersedianya sumber daya kesehatan yang bersedia menjadi petugas dalam program Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar Puskesmas Tambak II.c. Terdapat bantuan dana dari Dinas Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan.5. Threata. Kurangnya pengetahuan pada masyarakat mengenai bahaya yang ditimbulkan oleh lingkungan dan betapa penting lingkungan memberikan dampak yang sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.b. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan yang bersih dan sehat.Dari hasil analisis SWOT, dapat disimpulkan permasalahan yang terjadi seputar Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar, baik dari dalam maupun dari luar Puskesmas. Sebenarnya Puskesmas Tambak II memiliki kekuatan dalam upaya melaksanakan program Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar yaitu adanya fasilitas berupa sanitasi kit dalam melaksanakan tugasnya. Akan tetapi kondisi ini kurang mendukung karena tenaga kesehatan di bidang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar sangat terbatas yaitu hanya satu orang sedangkan wilayah kerja Puskesmas Tambak II cukup luas. Kondisi ini jelas mempersulit cakupaan secara aktif dengan terjun langsung ke masyarakat. Jika dilihat kekuatan dan kelemahan yang telah dianalisis, baik dari dalam dan luar Puskesmas, mengajak peran serta masyarakat dalam Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Dan Sanitasi Dasar adalah solusi yang cukup tepat, dibanding hanya mengandalkan peran petugas kesehatan saja yang jumlahnya terbatas untuk turun langsung ke masyarakat. Hal ini mengingat, masyarakat Kecamatan Tambak memiliki tingkat partisipatif yang cukup baik di bidang kesehatan dan dapat diajak kerjasama.

BAB IVPEMBAHASAN ISU STRATEGIS DAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Pembahasan Isu StrategisPenyakit terkait air, sanitasi dan masalah kebersihan (hygiene) berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2008 menyumbangkan 3,5 persen dari total kematian di Indonesia. Sedangkan salah satu penyakit akibat ketiga hal tersebut, yaitu diare, menyumbang kematian nomor satu pada balita di Indonesia sebesar 25 persen sesuai data Riset Kesehatan Dasar 2007. Masalah utama yang memengaruhi adalah masalah sanitasiTantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka.Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah:a. setelah buang air besar 12%,b. setelah membersihkan tinja bayi dan balita 9%,c. sebelum makan 14%,d. sebelum memberi makan bayi 7%, dane. sebelum menyiapkan makanan 6 %.Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadian diare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribu penduduk pada semua umur dan 16 provinsi mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2,52.Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melalui hasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilaku intervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%.Pemerintah telah memberikan perhatian di bidang higiene dan sanitasi dengan menetapkan Open Defecation Free dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 - 2009. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses.Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Komunitas merupakan kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaan kebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan. Open Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagai ODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnya disebut sebagai PAMRT adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang digunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan/minuman bayi. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:a. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.b. Mencuci tangan pakai sabun.c. Mengelola air minum dan makanan yang aman.d. Mengelola sampah dengan benar.e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi rumah tangga yang meliputi sarana Luang air besar, sarana pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga.B. Alternatif pemecahan masalahPembinaan sanitasi dasar diperlukan upaya yang melibatkan berbagai sektor, baik dari pemerintah, swasta maupun kelompok organisasi masyarakat, mengingat beban masalah sanitasi dasar yang tinggi, keterbatasan sektor pemerintah, potensi melibatkan sektor lain, keberlanjutan program dan akuntabilitas, mutu serta transparansi.Melihat hasil analisis SWOT, didapatkan isu strategis yang dapat dilakukan untuk mendapatkan alternatif pemecahan masalah, meliputi :1. Puskesmas khususnya sanitarian lebih aktif dalam menciptakan suasana yang menarik dalam kegiatan pembinaan langsung ke rumah tangga ataupun tempat-tempat umum sehingga para masyarakat tertarik untuk memperhatikan dan menerapkan dari pembinaan tersebut.2. Sebaiknya puskesmas khususnya sanitarian bekerja sama dengan lintas sektoral, bidan desa, perangkat desa ataupun tokoh masyarakat setempat mengadakan reward atau penghargaan khusus bagi rumah tangga maupun tempat-tempat umum yang telah memenuhi syarat sanitasi dasar supaya lebih bersemangat untuk mempertahankan prestasinya.3. Penambahan jumlah petugas sanitarian yang dipekerjakan di puskesmas sehingga dapat memantau seluruh rumah tangga maupun tempat umum di wilayah kerja puskesmas dengan maksimal serta pelatihan yang berkala dilakukan oleh dinas kesehatan setempat untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan.4. Sebaiknya pada setiap kegiatan survey terdapat penindak lanjutan hasil dari survey seperti pembinaan berupa pemberian pengetahuan dan pemberian alternatif-alternatif pemecahan masalah yang mudah diterapkan secara langsung. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan1. Angka pencapaian hyegiene dan sanitasi ditempat umum di wilayah kerja Puskesmas II Tambak belum mencapai target standar pencapaian minimal.2. Angka pencapaian hyegine dan sanitasi ditempat umum di wilayah kerja Puskesmas II Tambak jauh dari indikator Indonesia sehat 2015 yaitu 62%.3. Bagian program kesehatan lingkungan Puskesmas II Tambak masih memiliki kekurangan dalam upaya menggalakkan program hyegiene dan sanitasi ditempat umum.4. Perlu dilakukan upaya-upaya stretegis untuk dapat meningkatkan jumlah pemantauan hyegiene dan sanitasi tempat umum di wilayah kerja Puskesmas II Tambak.

C. Saran1. Bagi penelitiMakalah ini dapat digunakan sebagai bahan dsar dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai progam kesehatan lingkungan khususnya penanganan hygiene dan sanitasi di wilayah kerja Puskesmas Tambak II.2. Bagi DKK Diperlukan komitmen yang berkesinambungan dalam menangani hyegien dan sanitasi sehingga tiap program yang dilakukan akan memberikan hasil yang maksimal.3. Bagi Puskesmas a. Diperlukan pendataan sasaran dari program kesehatan lingkungan yang lebih akurat.b. 26Pembentukan kader kesehatan lingkungan tiap desa yang dapat diambil dari kader Posyandu.c. Dilakukan penyuluhan berkesinambungan yang ditujukan kepada seluruh masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mengenai hygiene dan sanitasi.d. Untuk mengatasi masalah yang ditemukan, pihak puskesmas dapat menciptakan suasana yang menarik dalam kegiatan pemantauan hygiene dan sanitasi dengan cara memberikan reward atau penghargaan khusus bagi petugas kesehatan maupun kader yang di tunjuk khusus agar dapat meningkatkan kinerja dan kesejahteraan.4. Bagi masyarakata. Masyarakat hendaknya dapat mendukung setiap langkah pemantauan higiene dan sanitasi yang dilakukan Puskesmas Tambak II untuk meningkatkan kualitas pola hidup sehat masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Pedoman Sanitasi Dasar Berbasis Masyarakat. Available at http://www.sanitasi.net/pedoman-stbm.html diakses 19 Mei 2014.

Profil Kesehatan Jawa Tangah Tahun 2008. Available at http://www.dinkesjatengprov.go.id/dokumen/profil/profile2004/bab4.htmdiakses 19 Mei 2014