evapro uks adeet

Upload: sintia-purba

Post on 20-Jul-2015

216 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

ABSTRAK

Evaluasi program Usaha Kesehatan Sekolah di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas, Depok Periode Januari-Desember 2011 Latar Belakang Usaha kesehatan sekolah merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah sekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah sebagai sasaran utama. Saat ini cakupan sekolah maupun anak didik dalam UKS, baik secara kuantitas maupun kualitas belum sesuai dengan harapan. Secara kuantitas baru sekitar 60% SD, 50% SMP dan SMA sekitar 35% dalam menjalankan program UKS. Secara kualitas, penerapan sistem manajemen mutu UKS belum optimal. Tujuan Untuk memahami program UKS di Puskesmas secara menyeluruh untuk selanjutnya dapat meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan UKS serta tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh anak di wilayah kerja Puskesmas. Metode Evaluasi program ini dibuat dengan melihat kesenjangan antara pencapaian keluaran dengan tolok ukur untuk menetapkan masalah dan mengidentifikasi penyebab masalah. Selanjutnya dibuat alternatif pemecahan masalah, yang dilanjutkan dengan pemilihan prioritas. Hasil Tidak adanya perencanaan, pelaksanaan dan pelatihan dokter kecil. Dokter kecil adalah anak didik yang dipilih guru guna ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, keluarga, teman murid pada khususnya dan sekolah pada umumnya. Hasil tersebut tidak mencapai target yang ditetapkan Depkes yaitu 100% sekolah mempunyai dokter kecil. Kesimpulan Pelaksanaan program UKS di Puskesmas Keluarahan Pancoran Mas telah mencakup beberapa sekolah yang ada di wilayah kelurahan dengan kegiatan yang masih dilakukan terbatas pada kegiatan penjaringan kesehatan dan imunisasi. Untuk kegiatan dokter kecil belum terlaksana karena tidak adanya perencanaan, pelaksanaan dan pelatihan dokter kecil. Sebagai alternatif penyelesaian yaitu dilakukannya perencanan dan pelatihan dokter kecil agar kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik. Kata kunci : Evaluasi program, Usaha Kesehata Sekolah, Puskesmas, dokter kecil

1

ABSTRACT

Evaluation of School Health programme in Pancoran Mas community health center, Depok period January-December 2011 Background School health programme is a public health that is run in schools with students and their communities as the primary target of the school. Currently, the coverage of schools and their students in UKS, both in quantity and quality has not been appropriate with expectations. As a quantity is about 60% in Elementary School, 50% in Junior High School and about 35% in Senior High School that is running of UKS. As a quality, the application of quality management of UKS system is not optimal yet. Objective To understand the school health programme as a whole so it can increase the quality and coverage the school health programme and to achieve optimal health status for all primary, secondary and high school students in working area community health center. Methods Program evaluation is made by looking at the gap between the achievement of output with benchmarks to determine the problem and identify the cause of the problem. Subsequently, it made an alternative solutions which is continued with the selection of priorities. Results There is no planning, implementation and training of small physician. Small physician is a chosen student by teacher to participate a several health care for theirself, family and friends as a main and school for general.These results did not achieve the target which is set by Ministry of Health that 100% schools have small physician. Conclusion Implementation of UKS in Pancoran Mas community health center has already included several schools in working area with limited activities such as health screening and immunization. For small physician activity has not been done because there is no planning, implementation and training of small physician. As an alternative solution do such as planning and training small physician for these activities can be run well. Keywords: Program evaluation, School health program, community health center, small physician

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pembinaan kesehatan anak usia sekolah merupakan langkah strategis dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dimasa depan. Dewasa ini pemerintah telah dan sedang berusaha meningkatan derajat kesehatan masyarakat, termasuk

masyarakat sekolah. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan demi tercapainya tujuan pendidikan nasional maka hal ini sangat ditunjang oleh kesehatan peserta didik di suatu lembaga pendidikan. Untuk mendukung terciptanya peserta didik yang sehat, sekolah dapat merealisasikan dengan mengaktifkan program Usaha Kesehatan Sekolah yang

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan yang optimal sehingga dapat memaksimalkan potensi dan prestasi anak untuk belajar. Sekolah sebagai Wiyatamandala perlu memiliki lingkungan yang mencerminkan hidup sehat, menjamin adanya proses belajar mengajar serta menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya kemampuan untuk hidup sehat, khususnya bagi peserta didik. Hal ini akan dapat dicapai melalui program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Program Usaha Kesehatan Sekolah ini terdiri dari tiga kegiatan utama yang disebut dengan Trias Usaha Kesehatan Sekolah meliputi aspek pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, serta pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat. (Billy,2011, repository.usu.ac.id,2011) Usaha kesehatan sekolah merupakan usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolahsekolah dengan anak didik beserta komunitas lingkungan sekolah sebagai sasaran utama. Guru UKS dan peserta didik adalah merupakan anggota primernya, masyarakat sekolah atau orang tua siswa, serta perawat komunitas dalam hal ini petugas kesehatan dari puskesmas menjadi pendukung pelaksana keberhasilan program kesehatan sekolah.

Dibanyak negara berkembang termasuk Indonesia masih belum ada pelayanan sekolah yang menyeluruh, karena persoalan tenaga guru yang belum terlatih dan pendanaan untuk program Usaha Kesehatan Sekolah yang belum memadai. Sedangkan untuk program usaha kesehatan sekolah diperlukan kerja tim yang efisien dan efektif untuk memberikan hasil yang optimal.3

Dalam penyelenggaraan usaha ini tercantum maka dibuatlah UU RI No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan Bab V bagian tiga belas pasal 45 ayat 1, yang mengamanatkan bahwa Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam lingkungan sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya yang lebih berkualitas. Namun saat ini masih banyak sekolah yang belum melihat peran UKS sebagai bagian penting dalam pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah. Menurut data dari Pusat Pengembangan Jasmani Depdiknas, saat ini baru sekitar 60% SD memiliki UKS, SMP 50% dan SMA sekitar 35%. Adapun di tingkat Taman Kanak kanak baru mencapai 25%. Dari sekian sekolah yang memiliki UKS, baru sekitar 30% SMP dan SMA di Indonesia yang melaksanakan UKS, sementara di tingkat SD sudah mencapai 70%. Padahal masalah kesehatan yang dihadapi oleh anak usia sekolah dan remaja sangat kompleks dan bervariasi. Pada anak usia TK dan SD biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan seperti gosok gigi yang baik dan benar, kebiasaan cuci tangan pakai sabun, kebersihan diri. (repository.usu.ac.id,2011) Saat ini di Jakarta, 90% anak mengalami masalah gigi berlubang dan 80% menderita penyakit gusi. Angka itu diduga lebih parah di daerah serta anak-anak dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Secara nasional diperkirakan sebanyak 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Kondisi itu akan berpengaruh pada derajat kesehatan mereka, proses tumbuh kembang bahkan masa depan mereka. Untuk itu, maka diperlukan suatu evaluasi. Studi ini akan mencoba mengevaluasi pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di salah satu Puskesmas Kelurahan di daerah Jawa Barat, yaitu Puskesmas Pancoran Mas. Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan sistem, mengidentifikasi masalah yang dihadapi beserta penyebabnya dan memberikan alternatif pemecahan masalah. (Billy,2011)

B. Rumusan Masalah Belum diketahuinya pelaksanaan dan tingkat keberhasilan program usaha kesehatan sekolah di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas periode Januari-Desember 2010.

4

C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengevaluasi program UKS di Puskesmas secara menyeluruh untuk selanjutnya dapat mengingkatkan mutu dan jangkauan pelayanan UKS serta tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh anak di wilayah kerja Puskesmas. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui pelaksanaan dan keberhasilan pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas Periode Januari-Desember 2010. b. Diketahui masalah dalam program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas Periode Januari-Desember 2010. c. Diketahui penyebab masalah dalam program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas Periode Januari-Desember 2010. d. Diberikan alternatif pemecahan masalah dalam program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas Periode Januari-Desember 2010.

D. Manfaat 1. Manfaat bagi Mahasiswa a. Melatih dan mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu program khususnya program kesehatan. b. c. Memperoleh keterampilan melakukan evaluasi program. Menambah pengalaman serta wawasan pengetahuan tentang Program kerja puskesmas secara umum dan khususnya program Usaha Kesehatan Sekolah di Puskesmas dalam lingkungan wilayah kerjanya. d. Dapat mengetahui masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program UKS di Puskesmas dan membuat alternatif penyelesaian masalah. 2. Manfaat bagi Puskesmas a. Dengan adanya masukan berupa hasil evaluasi dan saran saran, diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas sehingga dapat melaksanakan kegiatan kesehatan yang lebih baik dan lebih bermutu, khususnya bagi anak usia sekolah.5

b. Memperoleh masukan mengenai masalah dan alternatif penyelesaian masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas Periode Januari-Desember 2010.

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan bagian dari program kesehatan anak usia sekolah. Anak usia sekolah adalah anak yang berusia 6-12 tahun, yang sesuai dengan proses tumbuh kembangnya dibagi menjadi 2 subkelompok yaitu pra remaja (6-9 tahun) dan remaja (10-19 tahun). Program UKS adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektoral dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk prilaku hidup bersih dan sehat anak usia sekolah. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah secara umum adalah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukkan manusia Indonesia yang berkualitas dan seutuhnya. Secara khusus tujuan Usaha Kesehatan Sekolah adalah untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan peserta didik yang mencakup memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan. Sehat fisik, mental, sosial maupun lingkungan, serta memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkoba, alkohol dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan masalah pornografi dan masalah sosial lainnya. (repository.usu.ac.id,2011)

B. Ruang Lingkup Ruang lingkup UKS dapat tercermin dalam Tri Program UKS atau yang lebih dikenal dengan TRIAS UKS yang meliputi : (Tim Pembina UKS,2004) 1. Pendidikan Kesehatan di Sekolah (Health Education in School) a. Kegiatan intrakurikuler yaitu pendidikan kesehatan merupakan bagian dari kurikulum sekolah, dapat berupa mata pelajaran yang berdiri sendiri seperti mata pelajaran ilmu kesehatan atau disisipkan dalam ilmuilmu lain seperti olah raga dan kesehatan, ilmu7

pengetahuan alam dan sebagainya. Atau pelaksanaan pendidikan jam pelajaran yang sesuai ketentuan yang berlaku untuk tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat sekolah menengah atas. b. Kegiatan ekstrakurikuler disini adalah pendidikan kesehatan diluar jam pelajaran (termasuk pada waktu libur) yang dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah, dalam rangka menanamkan perilaku sehat peserta didik. Dengan tujuan antara lain untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan peserta didik, serta melengkapi upaya pembinaan manusia di indonesia seutuhnya. Kegiatan ekstrakurikuler antara lain berupa: Kegiatan oleh peserta didik, guru OSIS, misalnya : kerja bakti sosial, lomba sekolah sehat, aktivitas kader kesehatan sekolah (dokter kecil), PMR, piket sekolah. Bimbingan hidup sehat. Penyuluhan kesehatan dari petugas puskesmas yang berkaitan dengan higiene personal yang meliputi pemeliharaan gigi dan mulut, kebersihan kulit dan kuku, mata, telinga, lomba poster sehat dan perlombaan kebersihan kelas. 2. Pelayanan Kesehatan : a. Kegiatan peningkatan kesehatan (promotif) berupa penyuluhan kesehatan dan latihan keterampilan dalam rangka pelayanan kesehatan. b. Kegiatan pencegahan (preventif) berupa kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit, dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. c. Kegiatan penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang cedera / cacat agar dapat berfungsi optimal. 3. Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat: a. Kegiatan pembinaan lingkungan fisik. b. Kegiatan bina lingkungan mental sosial, sehingga tercipta suasana dan hubungan kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesama warga sekolah.

8

C. Sasaran Peserta didik dari tingkat pendidikan dasar sampai dengan tingkat pendidikan menengah termasuk perguruan agama, beserta lingkungannya. D. Fungsi Puskesmas dalam Program UKS Dalam pelaksanaannya, UKS dibina oleh puskesmas. Puskesmas sebagai unit organisasi kesehatan berfungsi untuk: 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Melalui keterpaduan berbagai kegiatan termasuk penyelenggaraan berbagai intervensi untuk mengatasi berbagai kesehatan disekolah. 2. Melaksanakan Pembinaan. Melaksanakan pembinaan baik pembinaan medis, alih kelola teknologi maupun peran serta masyarakat. 3. Melaksanakan koordinasi pelayanan kesehatan. Pelaksanaan ini mencakup sinkronisasi, integrasi, dan motivasi mengatur pendelegasian wewenang dalam pelaksanaa pelayanan kesehatan di sekolah. E. Pengertian Sistem Jika menyebut perkataan sistem kesehatan, ada dua pengertian yang terkandung didalamnya. Pertama, pengertian sistem. Kedua, pengertian kesehatan. Pengertian sistem banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang dipandang cukup penting adalah : 1. Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling berhubungan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. (Ryans) 2. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien. (John McManama) 3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula.9

4. Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jika diperhatikan dalam keempat pengertian sistem ini, terlihat bahwa pengertian sistem secara umum dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu : (Azrul,1996) 1. Sistem sebagai suatu wujud Suatu sistem disebut sebagai suatu wujud, apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam sistem tersebut memberikan suatu wujud yang ciri-ciri nya dapat dideskripsikan dengan jelas. 2. Sistem sebagai suatu metoda Suatu sistem disebut sebagai suatu metoda, apabila bagian atau elemen-elemen yang terhimpun dalam suatu sistem tersebut membentuk suatu metoda yang dapat dipakai sebagai alat dalam melakukan pekerjaan administrasi. Pemahaman sistem sebagai suatu metoda berperan besar dalam membantu menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh suatu sistem. Populer dengan sebutan pendekatan sistem (system approach) yang pada akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan pada pekerjaan administrasi. F. Analisis Sistem Dalam mengadakan evaluasi program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di Puskesmas kelurahan Johar Baru, digunakan pendekatan dengan analisa sistem. Pendekatan sistem adalah satu pendekatan analisis organisasi yang menggunakan sifat-sifat dasar sistem sebagai pusat analisis. (Azrul,1996) Telah diketahui bahwa objek dan subjek kajian administrasi kesehatan adalah sistem kesehatan. Oleh karena itu untuk melaksanakan administrasi kesehatan perlu dipahami pengertian tentang sistem kesehatan. Pengertian sistem kesehatan sendiri memiliki dua unsur pokok, yaitu pengertian tentang sistem dan pengertian tentang kesehatan. Menjelaskan kedua pengertian ini tidaklah mudah, karena baik pengertian sistem dan ataupun pengertian kesehatan, keduanya bersifat majemuk dan abstrak. (Azrul,1996) Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubungan dan mempengaruhi. Adapun yang dimaksud dengan bagian atau elemen tersebut ialah sesuatu yang mutlak harus ditemukan, yang jika tidak ditemukan, maka tidak ada yangh disebut10

dengan sistem tersebut. Bagian atau elemen tersebutbanyak macamnya, yang jika disederhanakan dapat dikelompokan dalam enam unsur. (Basuki,2006) a. Masukan (input) Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut dalam sistem pelayanan kesehatan, masukan terdiri dari tenaga, dana, metode dan sarana / material. b. Proses (process) Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Dalam sistem pelayanan kesehatan terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pelayanan. c. Keluaran (output) Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari berlangsungnya proses dalam sistem. d. Umpan balik (feed back) Umpan balik adalah kumpulan dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut. e. Dampak (impact) Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem. f. Lingkungan (environment) Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang tidak termasuk dalam cakupan pengelolaan oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem. Ke enam unsur sistem diatas saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Hubungan gambar 1. antara unsur dari sistem secara sederhana dapat digambarkan seperti pada

11

Lingkungan

Masukan

Proses

Keluaran

Dampak

Umpan Balik

Gambar 1. Analisis Sistem 1. Pendekatan Sistem Dibentuknya suatu sistem pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan tersentu yang telah ditatapkan. Untuk terbentuknya suatu sistem diperlukan rangkaian berbagai unsur atau elemen tertentu yang sedemikian rupa sehingga bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka prinsip pokok atau cara kerjaini dikenal dengan nama pendekatan sistem (system approach). (Azrul,1996) Pada saat ini batasan tentang pendekatan sistem banyak macamnya. Beberapa diantaranya yang terpenting adalah: (Azrul,1996) a. Pendekatan sistem adalah penerapan suatu prosedur yang logis dan rasional dalam merancang suatu rangkaian komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai satu kesatuan mencapai tujuan yabg telah ditetapkan. b. Pendekatan sistem adalah suatu starategi yang menggunakan metoda analisa, design dan manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. c. Pendekatan sistem adalah penerapan dari cara berfikir yang sistematis dan logis dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaan yang dihadapi. Dari batasan tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang12

terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalam keluarnya yang sesuai. (Azrul,1996) Karena sistem terdiri dari kumpulan elemen atau bagian yang mempunyai fungsi masing-masing, maka untuk dapat menjamin baiknya sistem tersebut harus dapat diupayakan agar fungsi yang dimaksud tetap sesuai dengan yang direncanakan. Ini berarti harus dilakukan penilaian berkala terhadap sistem tersebut. Penilaian yang dapat dilakukan banyak macamnya, jika penilaian tersebut berupa kajian terhadap setiap kumpulan elemen atau bagian yang ada di dalam sistem, maka kajian ini disebut dengan nama analisis sistem (system analysis).(Azrul,1996) Untuk dapat melakukan analisis sistem yang baik, perlu diketahuinya langkahlangkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah tersebut, yaitu : a. Melakukan penguraian sistem, dilakukan dengan cara menerapkan prinsip pokok pendekatan sistem. b. Dilanjutkan dengan merumuskan masalah tiap bagian dan sistem secara keseluruhan. Masalah yang dimaksud dapat berupa ketidak jelasan fungsi, peranan, hak dan tanggung jawab dan ataupun hubungan satu sama lain. c. Melakukan pengumpulan data atau informasi untuk memperjelas masalah yang ditemukan dan untuk merumuskan kemungkinan jalan keluar yang dapat dilakukan. d. Berdasarkan data atau informasi yang ada, mengembangkan model sistem yang baru. Model-model tersebut adalah yang dinilai dapat menjelaskan masalah yang ditemukan. e. Melakukan uji coba dan catat hasil yang diperoleh. Kemudian memilih model yang paling menguntungkan.f. Menerapkan model sistem yang terpilih dan melakukan pemantauan dan penilaian

berkala sesuai dengan yang diperlukan

G. Evaluasi Program Menurut The International Clearing House on Adolescent Fertility Control for Population Option, evaluasi adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan tolok ukur atau kriteria yang telah ditetapkan, dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan serta penyusunan saran-saran, yang dapat dilakukan pada setiap tahap dari pelaksanaan program. Sedangkan menurut Riecken,13

evaluasi adalah pengukuran terhadap akibat yang ditimbulkan dari dilaksanakannya suatu program dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Azrul,1996) Dari kedua pendapat yang telah dikemukakan terdapat perbedaan, yaitu bahwa penilaian tersebut dilakukan terhadap akibat yang ditimbulkan oleh suatu program yang pada dasarnya hanya dapat dilakukan jika suatu program telah selesai dilaksanakan dan dapat dilakukan pada setiap tahap dari program. Terdapat 3 jenis evaluasi, yaitu : a. Penilaian pada tahap awal program Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat merencanakan suatu program (formative evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa rencana yang akan disusun benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti dapat menyelesaikan masalah tersebut. b. Penilaian pada tahap pelaksanaan program Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program sedang dilaksanakan (promotive evaluation). Tujuan utamanya adalah untuk mengukur apakah program yang yang sedang dilaksanakan tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, atau apakah terjadi penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan dari program tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada tahap pelaksanaan program ini, yaitu pemantauan (monitoring), dan penilaian berkala (periodic evaluation). c. Penilaian pada tahap akhir program Penilaian yang dilakukan disini adalah pada saat program telah selesai dilaksanakan (summative evaluation). Tujuan utamanya adalah secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact) yang dihasilkan.

14

BAB III BAHAN DAN METODE EVALUASI

Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan metoda Problem Solving Cycle dengan pendekatan sistem. Data dikumpulkan menurut komponen sistem, baik tolok ukur maupun pencapaian program. Kemudian dari data tersebut dicari adanya kesenjangan antara tolok ukur dan pencapaian sebagai masalah dan penyebab masalah untuk selanjutnya dibahas dan dicari alternatif penyelesaiannya.

A. Indikator dan Tolok Ukur Penilaian Evaluasi dilakukan pada program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas berdasarkan tolok ukur yang telah ditetapkan. Indikator dan tolok ukur dibawah ini merupakan bentuk konkrit yang dapat dinilai dari indikator yang terdapat pada tinjauan pustaka, berdasarkan Laporan Evaluasi Kader Kesehatan di TK/SD/SMP/SLTA/Madrasah/SLB/Pondok Pesantren. Indikator dan tolok ukur tersebut dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 1. Indikator dan Tolok Ukur Penilaian Pelaksanaan Program UKS Indikator Peran Serta Tolok Ukur 100% sekolah terbentuk tim pelaksana UKS Dilaksanakan rapat tim pelaksana setidaknya 1 kali per tahun yang diikuti oleh tim pelaksana UKS tiap sekolah 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS terbentuk dana sehat 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS mempunyai guru UKS 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS

mempunyai Dokter kecil 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS mempunyai kader kesehatan remaja Terdapat kerjasama BP3 dan 100% tim pelaksana15

UKS Pendidikan Kesehatan 100% sekolah mendapat penyuluhan kesehatan oleh petugas puskesmas setidaknya 2 kali per tahun Diselenggrakan diklat kader/swadaya 1 kali per tahun Pelayanan Kesehatan Dilakukan penggerakan PSN pada 100% sekolah setidaknya 2 kali per tahun Penjaringan/skrinning siswa kelas 1 SD dam SMP pada 100% sekolah Pemberian imunisasi BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah) pada 100% sekolah dan 100% murid kelas 1 SD (DT) dan kelas 6 SD (TT) Pembinaan Lingkungan Kehidupan Sekolah Sehat 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS mempunyai ruang UKS Diselenggarakannya lomba kebersihan sekolah 1 kali per tahun Pembinaan kantin sekolah pada 100% sekolah dengan tim pelaksana UKS Sumber : 1. Tim Pembina UKS Propinsi DKI Jakarta. Pedoman Mutu Usaha Kesehatan Sekolah vol 8 edisi 1. Jakarta Kesehatan Propinsi DKI Jakarta, 2004 2. Laporan Evaluasi Kader Kesehatan di TK/SD/SMP/SLTA/Madrasah/SLB/Podok

Pesanten (Aktivitas Tim Pelaksana UKS)

B. Bahan Kerja 1. Pengumpulan Data a. Jenis data Data yang digunakan merupakan data primer yang berasal dari wawancara dengan petugas pelaksana program dan data sekunder dari laporan pelaksanaan program UKS Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas periode Januari-Desember 2010.

16

Data dasar Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas terutama data geografis, kependudukan, pendidikan (terutama jumlah sekolah beserta siswanya) dan kesehatan. b. Sumber data Data primer diambil dari hasil wawancara dengan koordinator pelaksana program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas. Data sekunder diambil dari laporan evaluasi tahunan program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas periode Januari-Desember 2010. c. Cara pengambilan data Dilakukan dengan wawancara dengan koordinator pelaksana program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas. Dilakukan pencatatan laporan pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas periode Januari-Desember 2010. 2. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan secara manual dengan tabel-tabel yang sudah dipersiapkan, kemudian dilanjutkan dengan mekanik untuk penghitungan. 3. Penyajian Data Penyajian data dilakukan dalam bentuk tekstular, tabular dan grafikal. Interpretasi data dilakukan dengan bantuan kepustakaan. 4. Lokasi Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas. 5. Waktu Penelitian dilakukan pada tanggal 1 Juli 2011.

C. Metode Evaluasi 1. Menetapkan Indikator dan Tolok Ukur Tolak ukur ditetapkan berdasarkan studi pustaka dari pedoman kerja Puskesmas : Buku pedoman mutu UKS 2004 Laporan tahunan program UKS Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas Buku pedoman kerja Puskesmas17

2. Menetapkan Masalah Masalah ditetapkan bila ditemukan adanya kesenjangan antara keluaran pada pencapaian program dengan tolok ukur.

3. Menetapkan Prioritas Masalah Penetapan prioritas masalah dilakukan apabila terdapat lebih dari satu masalah pada suatu evaluasi program. Dalam menentukan prioritas masalah dibuat sistem skor menggunakan teknik kriteria matrik sebagai berikut : Priority = Importancy Technical Feasibility Resources Avibility P=ITR Keterangan : a. Pentingnya Masalah (Importancy) Makin penting suatu masalah, maka makin diprioritaskan masalah tersebut untuk diselesaikan. Untuk dapat menentukkan seberapa penting suatu masalah, dapat digunakan patokan-patokan sebagai berikut : 1) Besarnya masalah (Prevalence) 2) Kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase) 3) Derajat keingintahuan masyarakat yang tidak terpenuhi (Unmet Need) 4) Keuntungan sosial karena terselesainya masalah (Social Benefit) 5) Rasa ptihatin masyarakat terhadap masalah (Public Concern) 6) Suasana Politik (Political Climate) b. Kelayakan Teknologi (Technical Feasibility) Pemilihan prioritas masalah harus mempertimbangkan penguasaan ilmu dan ketersediaan teknologi yang sekiranya dapat membantu menyelesaikan masalah.

Masalah yang memiliki teknologi layak dan mampu membantu menyelesaikan masalah tersebut akan menjadi prioritas utama. Makin layak teknologi yang tersedia dan dapat dipakai untuk mengatasi masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut. c. Sumber Daya yang Tersedia (Resources Avaibility) Pemilihan prioritas masalah juga harus mempertimbangkan ketersediaan dna kemampuan sumber daya yang dimiliki untuk dapat membantu menyelesaikan masalah. Sumber daya tersebut mencakup tenaga (man), dana (money) dan saran (material).18

Makin tersedia sumber daya yang dapat menyelesaikan masalah, makin diprioritaskan masalah tersebut. Untuk setiap masalah diberikan skor antara 1 dan 5. Skor tersebut kemudian dimasukkan dalam tabel pemilihan prioritas masalah dengan teknik kriteria matriks. Masalah yang menjadi prioritas utama ialah masalah dengan nilai tertinggi. 4. Menentukan Penyebab Masalah a. Membuat kerangka konsep masalah dengan bagan tulang ikan atau diagram sebab akibat menurut unsur sistem yang lain yaitu unsur masukan, proses, lingkungan dan sampak. Tujuan membuat kerangka konsep adalah agar semua penyebab dapat teridentifikasi dan tidak ada yang tertinggal. b. Estimasi penyebab masalah. Dari kerangka konsep yang telah dibuat, melalui proses Brain Storming dalam kelompok , maka diestimasi penyebab-penyebab mana yang mungkin menyebabkan terjadinya masalah dalam pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas tersebut. Ini dapat dilakukan oleh karena semua anggota kelompok memiliki pengetahuan dan pengalaman yang sama mengenai pelaksanaan UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas. c. Konfirmasi penyebab masalah. Penyebab-penyebab masalah yang sudah diestimasi sebagai penyebab masalah pada pelaksanaan program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas dikonfirmasi kebenarannya. Konfirmasi dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Konfirmasi langsung dilakukan dengan mewawancara penanggung jawab program dan pelaksana program serta melakukan observasi pelaksanaan program. Dari penyebab-penyebab yang berhasil dikonfirmasi dibuat daftar penyebab masalah. 5. Menetapkan Prioritas Penyebab Masalah Komponen yang dinilai dengan penetapan prioritas masalah meliputi kontribusi dalam terjadinya masalah (Contribution, C), kelayakan teknologi (Technical Feasibility, T) dan ketersediaan sumber daya (Resources Avaibility, R). Komponen C terdiri dari C diperoleh melalui rumus P + S + RI + DU + SB + PB + PC. Masing-masing komponen diberi nilai antara 1 (tidak penting) hingga 5 (penting).

19

Penetapan prioritas masalah dilakukan dengan cara mengalikan C, T dan R. Sebagimana rumus berikut : P=CTR

6. Menetapkan Alternatif Penyelesaian Masalah Untuk menetapkan alternatif penyelesaian masalah digunakan teknik kriteria matriks. Kriteria yang digunakan pada teknik ini ialah: a. Efektifitas Jalan Keluar Hal pertama yang dipertimbangkan dalam teknik kriteria matriks untuk memilih prioritas penyelesaian masalah/jalan keluar ialah efektifitas. Dalam kriteria ini, diberikan nilai 1 (paling tidak efektif) hingga 5 (paking efektif). Dalam hal ini efektifitas, terdapat beberapa hal yang dijadikan patokan, yaitu : 1) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (Magnitude, M) Makin besar masalah yang dapat diatasi oleh suatu jalan keluar, makin penting prioritas jalan keluar tersebut. 2) Pentingnya jalan keluar (Importancy, I) Makin langgeng suatu masalah dapat diselesaikan oleh suatu jalan keluar, makin penting prioritas jalan keluar tersebut. 3) Sensitivitas jalan keluar (Vunerability, V) Makin cepat suatu jalan keluar dapat mengatasi suatu masalah, makin sensitif dan makin penting prioritas jalan keluar tersebut. b. Efisiensi Jalan Keluar Hal kedua yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan prioritas penyelesaian masalah ialah efisiensi jalan keluar yang diajukan. Pada kriteria ini diberikan nilai 1 (paling efisien) hingga 5 (paling tidak efisien). Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya (Cost, C) yang diperlukan untuk melaksanakan suatu jalan keluar. Makin besar biaya yang harus dilkeluarkan untuk melaksanakan suatu jaln keluar, makin tidak efisien jalan keluar tersebut.

20

Parameter-parmeter tersebut diatas kemudian ditempatkan dalam tabel dan dihitung nilai prioritasnya berdasarkan rumus :

P=MIV C

Keterangan : P M I V C : Priority : Magnitude : Importancy : Vulnerability : Cost

21

BAB IV PENYAJIAN DATA

A. Data Umum 1. Data Wilayah/ Geografis Kelurahan Pancoran Mas Puskesmas Pancoran Mas merupakan salah satu puskesmas yang ada di Kota Depok yang mempunyai tanggung jawab wilayah terhadap 2 kelurahan, yaitu a. Kelurahan Depok b. Kelurahan Pancoran Mas Bentuk wilayah kerja tersebut seluruhnya merupakan dataran rendah yang terletak di tengah-tengah wilayah Kota Depok, sedangkan jalan-jalan ke kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas seluruhnya jalan beraspal yang dapat dilalui kendaraan roda dua dan roda empat. Batas Wilayah Kelurahan : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Beji b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Bojong Gede c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sawangan d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan SukmajayaTabel 2. Luas Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas.

No Kelurahan 1 Pancoran Mas 2 Depok Jumlah

Luas Wilayah (Ha) 430,00 473,55 903,55

Jumlah RW 22 20 42

Sumber : Kelurahan Pancoran Mas dan Depok 2010

Tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Pancoran Mas dari luas wilayah dibanding dengan jumlah penduduk adalah 82.461 jiwa Dari data tersebut diatas, maka dapat dikatakan bahwa wilayah Kelurahan Pancoran mas termasuk ke dalam kategori wilayah padat Penduduk.

2. Keadaan Demografi Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas terletak di jalan pemuda no II kota depok Puskesmas ini membawahi 20 RW .22

Tabel 3. Distribusi penduduk menurut jumlah penduduk, jumlah KK, jumlah RT dan jumlah RW.

Uraian Kel. Pancoran Mas Kel. Depok JUMLAH

Jumlah Penduduk 45.797 36.664 82.461

Jumlah KK 12.323 8.095 20.418

Jumlah RT 121 104 225

Jumlah RW 20 22 42

Sumber : Data Kelurahan Tahun 2009

Tabel 4. Distribusi penduduk menurut tingkatan pendidikan

Uraian Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SMU Tamat Diploma Tamat AK/PT

Pancoran Mas 2637 907 1904 298 189

Depok 1184 1343 1215 278 242

JUMLAH 3821 2250 3119 576 431

Sumber : Data Kelurahan Tahun 2009

Tabel 5. Distribusi penduduk menurut pekerjaan

Uraian Petani Pedagang Buruh Wiraswasta PNS/TNI/POLRI Pengrajin

Pancoran Mas 282 2.395 1.621 2.517 1.167 478

Depok 1.359 3.108 5.432 1.123 447

JUMLAH 282 3.754 4.729 7.949 2.290 925

Sumber : Data Kelurahan Tahun 2009.

Tabel 6. Derajat Kesehatan Penduduk

MortalitasUraian Jumlah bayi lahir mati Jumlah kematian ibu hamil Jumlah kematian neonatus menurut penyebab : a. Kematian neonatal b. Asfiksia berat c. BBLR d. Infeksi lainSumber : Laporan tahunan Puskesmas Pancoran Mas tahun 2009.

JUMLAH 11 orang 13 orang 2 orang 6 orang 3 orang 23

Morbiditas a. Penyakit InfeksiTabel 7. Penyakit Infeksi di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2009

Nama Penyakit ISPA Penyakit Pulpa Diare Pneumonia DBD TBC Chikungunya

Jumlah Kasus 15.727 kasus 6.436 kasus 1.341 kasus 565 kasus 361 kasus 69 kasus 22 kasus

Sumber : Laporan Puskesmas Pancoran Mas.

b.

Penyakit Non InfeksiTabel 8. Penyakit Non Infeksi di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2009

Nama Penyakit Gastritis Hipertensi Myalgia DM Gizi Buruk

Jumlah Kasus 1.725 kasus 1.569 kasus 1.230 kasus 506 kasus 23 kasus

Sumber : Laporan Puskesmas Pancoran Mas.

3. Sarana kesehatan Sarana kesehatan yang berupa fisik dan non fisik sangat menunjang untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Puskesmas Kelurahan Pancoran mas memiliki beberapa sarana kesehatan, diantaranya obat-obatan, alat kesehatan, sarana transportasi, fasilitas kesehatan, dan sumber dana. a. Obat-obatan Sumber dana untuk obat-obatan berasal dari anggaran swadana dan subsidi

24

b.

Fasilitas KesehatanTabel 9. Sarana pelayanan kesehatan swasta wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas

Jenis Sarana Rumah Sakit BP/Klinik Rumah Bersalin Dokter Praktek Umum Dr. Spesialis THT Dr. Gigi Klinik Fisioterapi Dr. Spesialis Syaraf Bidan Apotik Optik Laboratorium Radiologi Pengobatan Tradisional Akupuntur Toko Obat

Kel. Pancoran Mas 1 3 0 1 0 0 0 0 7 1 2 0 0 0 1 0

Kel. Depok 3 5 1 4 1 7 1 1 3 7 6 1 1 4 0 2

Jumlah 4 8 1 5 1 7 1 1 10 8 8 1 1 4 1 2

Sumber : Laporan Puskesmas Pancoran Mas.

4. Gambaran Mengenai Puskesmas a. Sumber Daya Manusia Untuk menunjang kegiatan dan program di bidang kesehatan, diperlukan sumber daya manusia yang memadai. Berikut disajikan jumlah pegawai yang bertugas di Wilayah Puskesmas Kelurahan Pancoran mas.Tabel 10. Keadaan tenaga di Puskesmas Pancoran Mas

Jenis Tenaga Dokter Umum Dokter Gigi Sarjana Kes.Masyarakat Sarjana Non Kesehatan Bidan Perawat Perawat Gigi Entomologi Epidemiologi Asst. Apoteker Analis Tenaga Gizi Sanitarian TU/Bendahara/Urum Pekarya

Yang Ada 5 2 0 0 4 5 1 0 0 1 1 1 1 3 1 25

Administrasi Juru Obat Petuga Kebersihan Penjaga PuskesmasSumber : Laporan Puskes Mas Pancoran Mas.

3 1 1 2

b. Struktur Organisasi Puskesmas Pancoran MasGambar 2. Struktur Organisasi Puskesmas Pancoran Mas tahun 2010KEPALA PUSKESMAS

Dr. Leli

Dalam Gedung

Luar Gedung

BPU

BPG Drg Ema Drg Ihyani Nr Kiki

KIA, KB,Imunisasi Bidan Eka Bidan Melly Bidan Nolisa

MTBS Dr. Yoga Nr. Deksih

GIZI Poppy Zahroh

Lab,Obat fffFarmasi Aan, Ocky Etik, Nr.Rini, Mat AlI

dr. Intan dr. Yuli dr.dian Nr.Murni Nr. VIna

NR Bpk. Edy

TU Afi Gofur

Loket, Kasir

Kesling Ecih Sumiarsih

Nr.Aini Eddy Ning Herry Agus

CHN, PSN, Posyandu Nr. Deksi Bidan Nolisa Bidan Melly

UKS/UKGS Perawat Kiki

26

B. Data Khusus Tabel 11. Jumlah Sekolah dan Jumlah Murid di Kelurahan Pancoran MasJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah 36 16 Jumlah Murid 14341 1324

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas tahun 2007

Tabel 12. Jumlah Sekolah dengan Tim Pelaksana UKSJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah 36 16

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas tahun 2007

Tabel 13. Jumlah Sekolah yang mempunyai Dana SehatJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah -

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas tahun 2007

Tabel 14. Jumlah Sekolah yang mempunyai Guru UKSJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah 36 16

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas Tahun 2007

Tabel 15. Kerja sama BP3 dan Tim Pelaksana UKSJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah 36 16

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas Tahun 2007

27

Tabel 16. Pelaksanaan Penyuluhan oleh Petugas Puskesmas di SekolahJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah 36 16

Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas Tahun 2007

Tabel 17. Penggerakan PSN di SekolahJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah 36 16

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas Tahun 2007

Tabel 18. Penjaringan/Skrining Siswa Kelas 1 SD dan SMPJenjang Pendidikan Jumlah diskrining Sekolah yang Jumlah Siswa Baru Jumlah Siswa Baru yang Diskrining SD SMP 36 16 225 560 225 560

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas Tahun 2007

Tabel 19. Jumlah Sekolah yang mempunyai Ruang UKS/Sudut UKSJenjang Pendidikan SD SMP Jumlah Sekolah -

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas Tahun 2007

Tabel 20. Jumlah Sekolah yang memiliki Kantin Sekolah TerbinaJenjang Pendidikan Sekolah memiliki warung Sekolah yang mempunyai warung sekolah SD SMP -

Sumber: Laporan Tahunan Program UKS Kelurahan Pancoran Mas Tahun 2007

28

Tabel 21. Program dan Hasil kegiatan TPUKS Kelurahan Pancoran Mas No Kegiatan Sasaran Target Volume Realisasi Vol I. Peran Serta 1. 2. 3. Tim pelaksanaan UKS Rapat tim pelaksana Dana sehat SD, SMP SD, SMP SD, SMP 100% sekolah Min 1x/tahun100% sekolah dengan tim pelaksana UKS

Ket

%

52 1 52

52 1 0

100% 100% 0%

4.

Guru UKS

SD, SMP

100% sekolah dengan tim pelaksana UKS

52

52

100%

5.

Dokter kecil

SD

100% sekolah dengan tim pelaksana UKS

36

36

100%

6.

Kader kesehatan remaja

SMP

100% sekolah dengan tim pelaksana UKS

16

16

100%

7.

Kerjasama BP3 dalam tim pelaksana UKSII. Pendidikan kesehatan

SD, SMP

100% sekolah dengan tim pelaksana UKS

52

52

100%

Penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan

SD, SMP

100% sekolah

52

52

100%

Diklat kader kesehatan SD, SMP

1 kali / tahun

1

0

0%

III. Pelayanan 1. 2. Penggerakan PSN SkriningIV. Lingkungan sekolah

SD,SMP SD,SMP

100% sekolah100% siswa baru

52 785

52 785

100% 100%

1.

Ruang UKS

SD,SMP

100% sekolah dengan tim pelaksana UKS

52

52

100%

2.

Lomba kebersihan Sekolah

SD, SMP

1 kali / tahun

1

1

100%

29

3.

Warung sekolah Terbina

SD, SMP

100% SD dengan Pelaksana UKS

52

0

0% 1 0

Tabel 22. Rangkuman Pertanyaan Interview dengan Koordinator UKS No 1. 2. 3. 4. Pertanyaan Jumlah tenaga penjaringan kesehatan Jumlah guru UKS Jawaban 1 Dokter dan 1 Paramedis 1 orang / sekolah

Jumlah sekolah yang memiliki ruang UKS Semua sekolah memiliki ruang UKS Jumlah sekolah yang memiliki KKR, Semua sekolah memiliki kader Kesehatan kader dokter kecil, dan PMR walau tidak adanya dana Tidak tiap tahun dilakukan penataran guru UKS Semua sekolah 1x/tahun Dilakukan

5. 6. 7. 8.

Penataran guru UKS Penyuluhan gizi Penataran dokter kecil

Skrining kesehatan anak kelas 1 SD, dan Semua murid baru dilakukan skrining kesehatan SMP

9. 10.

Pembinaan lingkungan sehat Kunjungan pembinaan UKS ke sekolah

1x/tahun, melalui penyuluhan Semua sekolah, 3 kali/tahun bentuk pembinaan tergantung anggaran

11.

Target keberhasilan tiap program

Terlaksana kegiatan UKS pada 100% sekolah Di kelurahan Pancoran Mas

12.

Evaluasi

Tiap bulan Desember, tepat waktu

30

BAB V ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah Pada Tabel 23 menunjukkan perbandingan tolok ukur dan pencapaian program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas.

Tabel 23. Perbandingan Tolok Ukur dan Pencapaian Program UKS Indikator Tolok Ukur Keberhasilan sekolah yang Pencapaian Masalah

Cakupan sekolah Cakupan

Jumlah sekolah yang ( - ) sudah melaksanakan program UKS

dengan program melaksanakan UKS UKS (100%)

program

adalah 52 sekolah (100 %) Kualitas pelayanan UKS Jangkauan kesehatan pelayanan UKS yaitu Jumlah sekolah yang ( - ) sudah mendapatkan pelayanan UKS

100% dari jumlah seluruh sekolah dasar, menengah dan sederajat

paket standar adalah 52 sekolah; SD/MI (100%) dan SMP (100%)

Skrining, 100% sekolah yang diskrining, 75% dari seluruh jumlah murid

Jumlah sekolah yang ( - ) sudah dalam tercakup skrining

kelas I SD/SMP

adalah SD ( 100%), SMP (100%),

jumlah murid 100%

Kunjungan Puskesmas 3x/tahun

binaan

Kunjungan pembinaan sudah

(-)

31

3x/tahun Peran masyarakat serta Jumlah guru/instruktur Semua mempunyai pembina UKS Ada kader kesehatan ( - ) sekolah (dokter sekolah ( - ) guru

UKS yang dilatih (min. 1 guru UKS) Jumlah kader kesehatan sekolah PMR) (dokter atau kecil, kader

kecil, PMR) 10% dari jumlah murid

kesehatan remaja (KKR) 10% dari jumlah murid Semua sekolah memiliki ruang UKS

Semua memiliki UKS

sekolah ( - ) ruang

Semua

sekolah

Tidak ada sekolah ( + ) yang memiliki dana sehat (0%)

mempunyai dana sehat

Frekuensi penyuluhan 1-2 kali per tahun Lomba sekolah sehat

Penyuluhan 1 kali ( - ) per tahun ada ikut sekolah serta yang ( - ) lomba

tingkat kelurahan 2 kali per tahun Warung sekolah terbina minimal 1 warung sekolah terbina

sekolah sehat Tidak ada sekolah ( + ) yang warung terbina memiliki sekolah

Dari tabel tersebut dapat diketahui masalah pelaksanaan program UKS berupa : 1. Tidak ada sekolah yang memiliki dana sehat. 2. Tidak ada sekolah yang memiliki warung sekolah terbina.

32

B. Penetapan Prioritas Masalah Tabel 24. Penetapan prioritas masalah menggunakan teknik kriteria matriks Importancy No. Masalah P S RI DU SB PB PC T R Jumlah IxTx R 1 3 1 3 20 189

1. 2.

Tidak ada sekolah yang memiliki 5 dana sehat Belum ada sekolah yang memiliki 5 warung sekolah terbina

4 3

1 1

4 3

2 3

2 3

2 3

Pada program UKS di Puskesmas Kelurahan Pancoran Mas pada Tahun 2010 didapatkan dua masalah. Untuk dapat Prevalence Besarnya masalah (Prevalence) dari kedua hal diatas, yaitu tidak ada sekolah yang memiliki dana sehat dan belum adanya sekolah yang memiliki warung sekolah terbina memiliki bobot masalah yang paling besar. Karena dilihat dari tolok ukur, untuk program ini capaian pelaksanaan program harus 100% tetapi yang tampak pada kenyataannya tidak dilakukan sama sekali. Sehingga diberi nilai tertinggi. Severity Masalah tidak adanya dana sekolah sehat memiliki bobot nilai tinggi dibandingkan dengan masalah lainnya karena jika dana sehat tidak ada maka sekolah tidak dapat membangun ruang UKS, mengikuti lomba sekolah sehat dan warung sehat terbina. Sehingga dampak ini pun juga berpengaruh terhadap pembentukan kader kesehatan. Rate of Increase Pada kolom kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase) pada program dana sehat dan warung terbina Degree of Unmet Need Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (Degree of Unmet Need) diberi nilai tinggi pada tidak adanya dana sehat karena baik orang tua murid maupun dewan sekolah33

mencari alternatif

jawaban dari permasalahan maka

sebelumnya harus menggunakan sistem Scoring untuk menentukan prioritas masalah.

memiliki bobot nilai yang sama karena tidak adanya angka

peningkatan program dari tahun 2010-2011

menginginkan adanya ruang UKS dan kader kesehatan tetapi dari segi dana tidak dapat terpenuhi. Akan tetapi program tersebut masih dapat dijalankan. Untuk lomba sekolah, warung sekolah terbina diberi bobot nilai yang tidak terlalu tinggi karena keinginan masyarakat terhadap program tersebut masih kurang. Social Benefit Keuntungan sosial karena terselesainya masalah (Social Benefit) mendapat bobot nilai yang tinggi untuk tidak adanya dana sehat diberi bobot nilai 2 karena keuntungan terhadap sosial tidak terlalu bermakna. Karena dana sehat dan lomba sekolah itu dibentuk dari sekolah dan untuk sekolah itu sendiri. Untuk cakupan warung terbina memiliki bobot nilai yang sedang karena memiliki pengaruh terhadap taraf kesehatan sosial. Jika warung sehat terbina ada maka siswa akan terbiasa dengan memakan makanan yang bersih dan sehat. Sehingga dapat terhindar dari penyakit infeksi yang dapat ditularkan melalui makanan. Public Concern Pada kolom perhatian masyarakat (Public Concern) untuk masalah warung sekolah terbina memiliki bobot nilai yang sedang karena warung sehat dapat dijadikan sebagai saran untuk pencegahan penyakit. Kepedulian masyarakat untuk dana sehat diberi bobot nilai yang rendah karena tidak berpengaruh terhadap masyarakat sekitar. Political Climate Dari tabel diatas, untuk dana sehat memiliki nilai yang rendah karena kepedulian pemerintah kurang terhadap masalah tersebut dapat dilihat dengan tidak tersedianya anggaran khusus untuk program tersebut. Untuk warung terbina diberi bobot nilai sedang karena terlaksananya program tersebut merupakan bagian dari kerjasama pihak sekolah dengan kelurahan. Technical Feasibility Untuk kriteria kelayakan teknologi (Technical Feasibility) untuk dana sehat diberi bobot nilai rendah karena untuk mencari dana sulit sehingga secara teknis sulit untuk diatasi. Untuk warung sekolah terbina secara teknis mudah dilaksanakan karena pihak sekolah dapat menggerakan anggota sekolah (guru, siswa, komite sekolah, penjual makanan) untuk melaksanakan program tersebut.34

Resources Availability Pada kolom kriteria sumber daya yang tersedia (Resources Availability) untuk dana sehat memiliki bobot nilai rendah karena untuk pemenuhan dana belum tersedia. Untuk warung sekolah terbina diberi bobot nilai sedang karena pelaksanaan program tersebut tidak terlalu membutuhkan banyak dana namun bisa diusahakan dengan tersedianya sumber daya manusia seperti siswa. Berdasarkan tabel 23 tersebut, maka yang menjadi prioritas masalah adalah belum adanya sekolah yang memiliki warung sekolah terbina.

C. Penyusunan Kerangka Konsep Untuk dapat mengindentifikasi penyebab masalah belum adanya kader kesehatan di setiap sekolah maka terlebih dahulu membuat kerangka konsep. Konsep mengenai faktorfaktor yang menentukkan kader kesehatan 10% dari jumlah murid dapat dilihat pada diagram tulang ikan berikut ini

35

Dana kegiatan UKS Sarana kegiatan UKS Kualitas pembina UKS Jumlah tenaga pembina UKS

Belum warung terbina

adanya sekolah

Dukungan dan motivasi guru dan keluarga

Kemauan siswa mengikuti kader kesehatan LINGKUNGAN Lokasi

INPUT

Pencatatan dan pelaporan UMPAN BALIK PROSES DAMPAK Evaluasi program

Perencanaan, penyiapan dan pelatihan kader kesehatan Pembinaan dan pelatihan guru

Peningkatan jumlah kader kesehatan Pengawasan dan pelaksanaan UKS Peningkatan derajat kesehatan murid

Gambar 3. Kerangka Konsep Berbagai Penyebab Masalah Kerangka konsep tersebut menggambarkan berbagai kemungkinan penyebab masalah belum adanya warung sekolah terbina. Dari segi input dapat disebabkan oleh jumlah tenaga pembina UKS. Tenaga pembina UKS dapat kurang jumlahnya ataupun kualitasnya yang kurang. Selain itu dapat juga disebabkan oleh kurangnya dana untuk melaksanakan kegiatan UKS. Masalah kurangnya kader kesehatan sekolah dari segi proses dapat disebabkan oleh kurangnya perencanaan, penyiapan dan pelatihan bagi guru pembina UKS serta kader kesehatan , kurangnya pelatihan dan pembinaan terhadap guru pembina UKS dan siswa,36

pelaksanaan dan pengawasan yang kurang baik. Selain itu mungkin juga kurangnya evaluasi hasil pembinaan kader terhadap pembinaan yang sudah dilakukan. Dari segi lingkungannya sendiri, masalah dapat timbul dari kurangnya motivasi dari siswa sendiri untuk mengikuti kegiatan Dokter Kecil, kurang adanya dukungan dari kepala sekolah maupun para guru, ataupun mungkin lokasi sekolahnya yang sangat jauh sehingga petugas pembina tidak dapat menjangkaunya. Umpan balik yang mungkin menjadi penyebab masalah adalah pencatatan dan pelaporan yang kurang baik dan evaluasi program.

D. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah menentukan masalah yang dilihat dari komponen keluaran, perlu dicari apa penyebab masalah tersebut. Penyebab masalah dapat dicari dengan melihat komponen lain yaitu input, proses dan lingkungan. Kesenjangan yang ditemukan di komponen-komponen itu dapat menjadi penyebab masalah yang terjadi pada komponen keluaran. Tabel 25. Identifikasi penyebab masalah program UKS berdasarkan pendekatan sistem No Variabel MASUKAN 1. Jumlah tenaga 1 dokter, 2 paramedis pembina UKS 1 dokter dan ( - ) 2 paramedis Tolak Ukur Keberhasilan Pencapaian Masalah

Adanya petugas puskesmas yang memadai membina UKS di Kelurahan

1 koordinator (-) program UKS yang juga menangani programprogram puskesmas lainnya Kurangnya (+) dana yang mencukupi untuk program37

2.

Dana UKS

kegiatan

Adanya dana yang mencukupi untuk program UKS

UKS 3. Sarana kegiatan UKS Metode Adanya ruang UKS setiap sekolah di Setiap sekolah ( - ) memiliki ruang UKS Metode (-) program telah dilakukan sesuai dengan panduan pelaksanaan TRIAS UKS

4.

Program dilaksanakan sesuai TRIAS UKS yaitu : Pendidikan kesehatan Pelayanan kesehatan Pembinaan sehat lingkungan

PROSES 5. Perencanaan Adanya dokumen tertulis mengenai perencanaan operasional mencakup aktivitas, target, sasaran, waktu dan tempat Adanya organisasi dan staffing pelaksana program Perencanaan ( + ) operasional tidak dibuat dan dicatat dalam buku Kepala (-) puskesmas bergerak sebagai penanggung jawab program menunjuk seorang staf sebagai koordinator UKS Dipimpin oleh koordinator kepala puskesmas dan mengawasi pelaksanaa n program (-)

6.

Pengorganisasian

7.

Pelaksanaan

Dipimpin koordinator

oleh

Adanya supervisi dari kepala puskesmas

38

Pelatihan bagi guru pembina UKS minimal 1 kali per tahun

Ada pelatihan guru pembina UKS

(-)

Penyiapan dan pelatihan kader diselenggrakan setiap 1 tahun sekali

Tidak ada sekolah (+) yang mengadakan pelatihan kader kesehatan Dilakukan evaluasi dan monitoring (-)

8.

Evaluasi monitoring

dan

Evaluasi dan monitoring dilakukan setiap 1 tahun sekali

UMPAN BALIK 9. Pencatatan evaluasi dan Terdapat pencatatan yang teratur dan sistematik Hanya (+) beberapa program yang dicatat dan dilaporkan ke puskesmas kelurahan

LINGKUNGAN 8. Fisik Lokasi yang mudah dijangkau, transportasi yang mudah dan tersedia, sarana jalan yang baik Rata-rata lokasi sekolah mudah dicapai, sarana jalan baik (-)

9.

Non Fisik

Adanya dukungan Pihak kepala sekolah, guru sekolah kurang dan orang tua mendukung pelaksanaan program.

(+)

39

Pihak sekolah kurang merespon anjuran dari pihak puskesmas Pihak keluarga mendukung adanya program UKS (-)

Setelah dilakukan konfirmasi antar berbagai kemungkinan penyebab masalah dengan tolak ukur serta keberhasilan dengan pencapaian dari berbagai komponen sistem, maka diperoleh penyebab masalah kurangnya kader kesehatan sekolah adalah : Kurangnya dana Tidak adanya sekolah yang mengadakan pelatihan kader kesehatan Kurangnya dukungan dari pihak sekolah Hanya beberapa program yang dicatat dan dilaporkan

Dari penyebab masalah diatas, agar mudah dalam mencari prioritas penyebab masalah dan sistem penilaian maka dilakukan pengelompokkan untuk beberapa hal yang sama, yaitu untuk poin kurangnya dana, kurangnya dukungan serta hanya beberapa program yang dicatat dan dilaporkan dijadikan satu kelompok karena termasuk dalam unsur perencanaan. Sehingga prioritas penyebab masalah yang didapatkan untuk tidak adanya warung sekolah terbina adalah:40

Tidak adanya sekolah yang mengadakan pelatihan kader kesehatan Dukungan dari pihak sekolah kurang

E. Penetapan Prioritas Penyebab Masalah Tabel 26. Penetapan Prioritas Penyebab Masalah dengan Kriteria Matriks Tecnical No 1. Penyebab masalah Tidak pelatihan adanya kader 3 2 3 18 Contribution Resources feasibility Availability Jumlah CxTxR

kesehatan di sekolah

2.

Dukungan dari pihak sekolah kurang 3 2 3 12

Untuk dapat

mencari alternatif

jawaban dari permasalahan maka sebelumnya harus

menggunakan sistem Matriks. Contribution Pada kolom pentingnya masalah untuk tidak adanya pelatihan kader kesehatan di sekolah memiliki bobot nilai sedang karena walaupun kurangya dukungan dan pelatihan dari pihak sekolah maka pembentukan kader masih dapat dilaksanakan. Technical Feasibility Pada kolom kelayakan teknologi (Technical Feasibility) untuk poin pelatihan kader kesehatan di sekolah diberi bobot nilai rendah karena untuk pelatihan secara teknis membutuhkan tempat dan dana. Untuk dukungan secara teknis selain dukungan secara moril juga membutuhkan dukungan secara material berupa dana. Resources Availability Pada kolom sumber daya yang tersedia (Resources Availability) poin dukungan kepala sekolah dan pelatihan kader kesehatan di sekolah memiliki bobot nilai sama karena untuk pemenuhan dana belum tersedia.41

Berdasarkan beberapa penyebab diatas maka diperoleh prioritas penyebab yang utama dari masalah tidak adanya kader kesehatan sekolah adalah tidak adanya tidak adanya perencanaan, pelaksanaan dan pelatihan dokter kecil. Maka berbagai alternatif pemecahan masalah ditujukan untuk mengatasinya. F. Penyusunan Alternatif Penyelesaian Masalah Dari penentuan prioritas masalah maka diperoleh masalah tidak adanya warung sekolah terbina. Maka dibuatlah kerangka konsep untuk mencari berbagai kemungkinan-kemungkinan penyebab dari tidak adanya warung sekolah terbina yang kemudian diprioritaskan untuk dicarikan alternatif pemecahan masalahnya. Ternyata yang menjadi prioritas penyebab

masalah tidak adanya warung sekolah terbina adalah tidak adanya perencanaan, pelaksanaan dan pelatihan dokter kecil secara tertulis. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, terdapat beberapa alternatif, diantaranya: 1. Membuat perencanaan dan pelatihan dokter kecil Tujuan kegiatan o Membuat perencanaan program dokter kecil o Memberikan pelatihan dokter kecil o Mengevaluasi program dokter kecil Sasaran kegiatan Program Dokter kecil Pelaksana kegiatan Koordinator UKS di puskesmas Tenaga 1-2 tenaga Waktu dan tempat kegiatan Waktu setahun sekali dan tempatnya puskesmas. Bentuk kegiatan Membuat perencanaan dan pelatihan dokter kecil Dana Dana dilakukan secara tahunan42

Buku panduan dokter kecil

Rp. 15.000

2. Membuat pelatihan dan pembekalan bagi para koordinator UKS untuk menjalankan program dokter kecil Tujuan kegiatan o Memberikan pembekalan dan pelatihan bagi koordinator UKS o Agar program dokter kecil bisa direncanakan secara optimal Sasaran kegiatan Program Dokter kecil Pelaksana kegiatan Kepala Puskemas dan Dinas Kesehatan Tenaga 1-2 tenaga Waktu dan tempat kegiatan Waktu setahun sekali dan tempatnya di puskesmas. Bentuk kegiatan Pembekalan dan pelatihan bagi koordinator UKS agar program dokter kecil berjalan secara optimal Dana Dana dilakukan secara tahunan Buku panduan Narasumber Konsumsi Rp. 300.000 Rp. 150.000 Rp. 120.000 + Rp. 570.000

43

Untuk menentukan prioritas alternatif penyelesaian masalah maka digunakan teknik kriteria matriks. Tabel 27. Penetapan Prioritas Alternatif Penyelesaian Masalah Efektifitas No Daftar Alternatif Jalan Keluar Efisiensi M I V (C) Jumlah MxIxV C

1

Membuat perencanaan dan pelatihan dokter kecil

4 para 2

4

4

2

32

2

Membuat

pelatihan

dan

pembekalan

bagi

koordinator UKS untuk menjalankan program dokter kecil

3

2

4

3

(M: magnitudes, I: importancy, V: vulnerability) Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tertinggi ada pada membuat perencanan dan pelatihan dokter kecil karena dari hasil perhitungan di atas didapatkan nilai tertinggi. Karena alternatif masalah pertama lebih mudah dilakukan dan lebih efektif dari segi waktu serta lebih banyak masalah yang dapat terselesaikan dan efisien dari segi biaya yang dikeluarkan.

44

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan 1. Program UKS Januari Desember 2010 Puskesmas Pancoran Mas sudah dilaksanakan namun secara umum program-program yang dilaksanakan belum mencapai realisasi 100%. 2. Pada beberapa program pencapaian belum 100% seperti tidak adanya kader kesehatan sekolah, juga dokter kecil di semua sekolah, tidak semua murid SD kelas 1 mendapat imunisasi DT, tidak smua sekolah memiliki ruang UKS, tidak adanya dana sehat serta warung sekolah terbina di semua sekolah, serta tidak terselenggaranya lomba sekolah sehat. 3. Masalah utama adalah tidak adanya jumlah kader kesehatan sekolah yang merupakan salah satu peran serta masyarakat dalam program kesehatan khususnya UKS. 4. Tidak adanya kader kesehatan sekolah dapat disebabkan oleh karena tidak adanya perencanaan, pelaksanaan dan pelatihan dokter kecil. 5. Alternatif untuk mengatasi masalah tidak adanya perencanaan, pelaksanaan dan pelatihan adalah membuat pereencanaan dan pelatihan dokter kecil karena lebih mudah dilakukan dan lebih efektif dari segi waktu serta lebih banyak masalah yang dapat terselesaikan dan efisien dari segi biaya yang dikeluarkan.

B. Saran 1. Saran untuk Puskesmas Dalam melaksanakan dan menilai program UKS, baik cakupan maupun kualitas

pelayanan merupakan hal yang sama pentingnya. Perencanaan dan pelaksanaan program sebaiknya tidak ditekankan pada satu hal saja tetapi dilakukan secara berimbang. 2. Saran untuk Suku Dinas Pendidikan Nasional Pihak Suku Dinas Nasional hendaknya menjalin kerjasama lebih baik lagi dengan pihak Suku Dinas Kesehatan agar program dokter kecil dapat berjalan secara optimal. Suku Dinas Pendidikan Nasional sebaiknya penyediaan anggaran untuk perlengkapan dan kebutuhan dokter kecil.45