evapro psn benhil kelompok13
TRANSCRIPT
Evaluasi Program Pemberantasan Sarang Nyamuk di Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat
Tahun 2012-2013KELOMPOK 13
Annisa Nindiana (1106064461)Annisa Windyani (1106064373)
Azizah Fajar P (1106005755)Choiron Abdillah(1106003270)Giarena (1106020586)
Hari Agung A (1106019041)Ika Julianti (1106017181)
M Risandi P (1106050065)Mega Anara M (1106050134)M Naufal (1106014791)
Latar Belakang• DBD adalah penyakit menular yang sering menimbulkan kejadian
luar biasa• Penularan virus melalui vektor perantara aedes aegypti• Insidensi tertinggi di provinsi DKI Jakarta dan Bali• Pengendalian yang dilakukan Kementerian Kesehatan:
– Menemukan kasus secepatnya– Pemberantasan vektor– Bekerjasama dalam wadah POKJANAL DBD (kelompok kerja operasional
DBD)– Gerakan PSN: 3M 4M plus– Peningkatan profesionalisme dalam pelaksanaan program
• Hasil pengendalian: insidensi menurun dari 202 per 100.000 penduduk tahun 2010 menjadi 68,47 per 100.000 penduduk
Tinjauan Pustaka
Promosi Kesehatan• Upaya peningkatan kemampuan
atau wawasan masyarakat melalui pembelajaran agar dapat menolong diri sendiri, juga mencakup usaha untuk memfasilitasi masyarakat dalam rangka perubahan perilaku yang berdampak pada kesehatan (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/MENKES/SK/VII/2005)
• Dilaksanakan oleh petugas kesehatan dan petugas khusus promkes
Pemberantasan Sarang Nyamuk• 1 dari 8 pokok program kebijakan
nasional untuk pencegahan dan penanggulangan demam berdarah dengue (P2DBD) pemberantasan vektor dan penanggulangan KLB
• Dilakukan untuk memberantas fase vektor jentik
• Secara intensif telah dilakukan sejak tahun 1992 dengan memberdayakan masyarakat melalui gerakan 3M dikembangkan menjadi 3M plus pada tahun 2002
Tinjauan Pustaka
Gerakan 3M• M1 : menguras dan menyikat
tempat-tempat penampungan air, seperti baik mandi/wc, drum, dll. seminggu sekali
• M2 : menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dll
• M3 : mendaur ulang barang-barang yang dapat menampung air hujan
Plus• Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau
tempat-tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali • Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak
lancar/rusak• Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon,
dll. (dengan tanah, dll.)• Menaburkan bubuk larvasida (abate/altosid), misalnya di
tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air
• Memelihara ikan pemakan jentik (ikan adu/cupang/tempalo) di kolam/bak-bak penampungan air
• Memasang kawat kasa• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam
kamar• Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang
memadai• Menggunakan kelambu• Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk• Cara-cara spesifik lainnya di masing-masing daerah
Tinjauan Pustaka
• Pengamatan terhadap jentik nyamuk dilakukan terus menerus (minimal seminggu sekali) oleh masyarakat beserta peran aktif dari kader dengan dimonitor oleh petugas puskesmas
• Sebelum musim penularan, dilaksanakan bulan kewaspadaan “gerakan 3M” berupa penyuluhan intensif, kerja bakti “3M plus”, dan kunjungan rumah
• Di daerah endemik DBD, dilakukan pemantauan jentik berkala oleh puskesmas setiap 3 bulan sekali. Indikator yang digunakan adalah angka bebas jentik (ABJ) dan kontainer indeks (CI)
Identifikasi Masalah
Identifikasi Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka prioritas masalah yang diangkat adalah kasus demam berdarah.
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hasil dan Pembahasan
Hasil Wawancara Warga (4 orang)-2 dari 4 tidak tahu soal PSN-Semua responden tahu tujuan PSN-2 dari 4 tidak ingat kapan program dimulai-3 dari 4 mengatakan PSN rutin dilakukan min. 1 -2x/bulan-1 dari 4 mengatakan jarang ada petugas kesehatan yang datang-3 dari 4 mengetahui kegiatan dalam PSN-Semua responden memiliki tanggapan yang positif terhadap PSN-Semua responden mengatakan bahwa ada kasus DB di lingkungannya
Hasil dan Pembahasan
Hasil Wawancara Jumantik (5 orang)-2 dari 5 mengatakan tidak ada kasus DBD 1 tahun terakhir-Semua responden mengatakan bahwa ada program penyuluhan 3M / 4M+-Penyuluhan dilakukan bersama safari, arisan RW, door-to-door, dan penyuluhan besar-Ada media promosi kesehatan seperti flyer & poster-1 dari 5 responden mengatakn flyer tidak diperbaharui sejak 2010-Masyarakat merasakan manfaat dari program PSN & penyuluhan
Hasil dan Pembahasan
Hasil Wawancara Petugas Kesehatan (3 orang)-Tidak ada indikator keberhasilan dan target jelas program-Tidak ada bagian khusus di Puskesmas Benhil yang mengurus soal promkes-Kegiatan promkes ada dalam kegiatan-kegiatan lain-Kader-kader kesehatan & jumantik digaji oleh Kelurahan-Ada beberapa rumah elit yang tidak mau diperiksa-Belum ada perekapan data kegiatan PSN
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan1. Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir tidak memiliki program promosi kesehatan
secara mandiri, namun hanya sebagai pelaksana program promosi kesehatan yang dimiliki oleh Puskesmas Kecamatan Tanah Abang.
2. Berdasarkan hasil wawancara, bentuk promosi kesehatan yang dilakukan Puskesmas Bendungan hilir dilakukan dengan cara penyuluhan door-to-door bersamaan dengan jumantik perminggu dan safari PSN per 2 minggu.
3. Angka kejadian DBD tetap tinggi meskipun ABJ sudah baik dapat disebabkan oleh sistem dan pelaksanaan promosi kesehatan yang kurang efektif:– Tidak semua rumah terjangkau promosi kesehatan
– Promosi kesehatan tidak tepat sasaran
– Tidak adanya pelaksanaan promosi kesehatan menyeluruh untuk seluruh warga yang terjadwal
4. Ketidaksesuaian data yang terkumpul dengan kenyataan lapangan yang ada dipengaruhi oleh sistem pendataan yang kurang baik dari Kelurahan dan Puskesmas
Saran1. a. Perlu adanya pemantauan yang baik dari Puskesmas Kecamatan terhadap pelaksanaan promkes di Puskesmas Kelurahan.1. b. Perlu dibuat indikator dan tolak ukur pencapaian terhadap program kesehatan yang dilaksanakan. 2. a. Perlu diadakan sosialisasi program dan pelaksana PSN sebelum program tersebut berjalan.2. b. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan pembuatan tanda pengenal jumantik untuk meningkatkan kepercayaan warga. 3. Perbaikan koordinasi lintas sektoral untuk membuat program promosi kesehatan lebih efektif. 4. a. Perekapan dan pengarsipan pelaksanaan program dan data yang lebih baik dan terstruktur 4. b. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM baik di Puskesmas Kecamatan maupun Puskesmas Kelurahan.
Rencana Intervensi
• Memberikan saran kepada pihak Puskesmas sesuai dengan hasil laporan yang kami telah buat
• Melakukan follow-up ke pihak Puskesmas Kelurahan Bendungan Hilir 2 bulan setelah memberikan intervensi.
Daftar Pustaka• Depkes. Tatalaksana DBD. [internet]. [dikutip pada 12 Juli 2014]. dikutip dari:
http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf • Nurafifah D. Hubungan pengetahuan dan perilaku pemberantasan sarang nyamuk di
RT 3 RW 4 desa Kembangbahu kecamatan Kembangbahu kabupaten Lamongan. Surya. 2013; 3(16): 39-46
• Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan: Panduan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas. 2011; p.1–118
• Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Modul pelatihan bagi pelatih pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue dengan pendekatan komunikasi perubahan perilaku [Internet]. 2007 [cited 2014 July]. Available from: http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream/123456789/1548/2/BK2008-FEB-AGS06.pdf
• Kementerian Kesehatan RI. Buku panduan hari kesehatan dunia April 2013 waspadai nyamuk: lindungi diri kita [Internet]. 2013 [cited 2014 July]. Available from: http://www.depkes.go.id/downloads/Panduan%20HKS%202014.pdf