edh

Upload: ugi-rahul

Post on 19-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

presentasi

TRANSCRIPT

Slide 1

EPIDURAL HEMATOMA (EDH)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS JAMBI 2013Oleh :Andrill VazharyG1A108087

Pembimbing : dr. H. Husny E Taufik, SpRad1BAB I PendahuluanCedera kepala tertutup (Closed Head Injury) mempunyai insidensi yang masih sangat tinggi, di Amerika pada tahun 2003 didapatkan 570.000 kasus cedera kepala per tahun dan merupakan 40% dari seluruh kematian akibat cedera akut. Di Eropa 91 dari 100.000 penduduk per tahun dirawat di Rumah Sakit (RS) dengan cedera kepala. Di Spanyol pada tahun 1988 terdapat 313 dari 100.000 penduduk. Di China melalui survey door to door tahun 1983 didapatkan angka 56 per 100.000 penduduk per tahun. Di Negara-negara berkembang berkisar antara 200-300/100.000 populasi per tahunData dari Traumatic Coma Data Bank (TCDB) didapatkan bahwa kematian akibat cedera kepala lebih kurang 17 per 100.000 orang pada pasien yang tidak dirawat di rumah sakit, dan lebih kurang 6 per 100.000 orang pada pasien yang dirawat di rumah sakit 2. Cedera primer otak berupa Intracranial Space Occupying Lession yaitu hematoma, baik hematoma epidural (EDH) maupun hematoma subdural sekitar 20-40% BAB IILaporan KasusIdentitas Pasien

Nama :An. Siti Wisa MarsalehaUmur :7 tahunJenis kelamin:PerempuanPekerjaan :-Alamat :JambiBangsa: Indonesia3AnamnesisKeluhan utamaOs mengeluh sakit kepala, mual, dan muntah.

Riwayat Perjalanan Penyakit SekarangOs mengalami kecelakaan lalu lintas. Os mengalami trauma kepala /cidera kepala sedang yang disertai dengan penurunan kesadaran.Riwayat Penyakit DahuluTidak ada riwayat penyakit dahulu.Riwayat Penyakit Dalam KeluargaTidak ada riwayat penyakit keluarga.Pemeriksaan FisikKeadaan umum:Tampak sakit sedang Kesadaran :Somnolen, GCS 10Tanda vital:Tekanan darah110/70 mmHgNadi48 x/menitRespiratory Rate14 x/menitSuhu36,2CKepala:NormochepalMata :Pupil anisokor/ka 2mm-ki 2,5 mm, Refleks cahaya (+/+), sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-)Telinga : Bentuk normal, deformitas (-), sekret (-)Hidung : Bentuk normal, deformitas (-), sekret (-)Tenggorokan: Hiperemis(-), pembesaran tonsil (-)Leher: Pembesaran KGB (-), tiroid dbnThoraks Paru: Inspeksi: Simetris, retraksi (-), sikatriks (-) Palpasi: nyeri tekan (-) Perkusi: Sonor Auskultasi: vesikuler (+/+), wheezing dan ronkhi (-/-)Jantung: Inspeksi : Ictus cordis tampak Palpasi: Ictus cordis teraba Perkusi: batas jantung tidak melebar Auskultasi : S1 dan S2 normal, iram regular, bising (-)

Abdomen: Inspeksi: supel, simetris, tidak ada kelainan kulit Auskultasi: BU (+) normal Palpasi: nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba Perkusi: Timpani (+)Ekstremitas: Superior: Edema (-), akral dingin, sianosis (-), jari tabuh (-) Inferior: Edema (-), akral dingin, sianosis (-), jari tabuh (-)Pemeriksaan CT-Scan

Ekspertise : Tampak lesi hiperdens bikonveks pada regio temporoparietal sinistra Midline struktur tampak bergeser ke kontra lateralGrey and white matter diferensiasi baikSulci dan system ventrikel tidak melebarTidak tampak diskontinuitas patologis/fraktur pada tulang tengkorak Mastoid air cell dan Sinus Para Nasal : JelasKesan : Epidural Hematoma di regio temporo-parietal sinistra

CT-Scan Tulang Kepala

Diagnosa KerjaEpidural Hematoma (EDH)PenatalaksanaanPenanganan DaruratDekompresi dengan trepanasi sederhanaKraniotomi untuk mengevakuasi hematom

Dexametason (dengan dosis awal 10 mg kemudian dilanjutkan 4 mg tiap 6 jam)Mannitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari)Barbiturat 10 mg/kgBB dalam 30 menit dan kemudian dilanjutkan dengan 5 mg/ kgBB setiap 3 jam serta drip 1 mg/kgBB/jam unuk mencapai kadar serum 3-4mg% Terapi OperatifOperasi di lakukan bila terdapat : Volume hamatom > 30 ml Keadaan pasien memburukPendorongan garis tengah > 3 mm

BAB IIITinjauan PustakaAnatomi kepala

TIK perfusi otakmemperberat iskemia (normal 10 mmhg)Doktrin monroe

EDH (Epidural Hematoma)definisiTerdapatnya kumpulan darah di antara dura mater dan tabula interna oleh karena traumaetiologiTrauma pada kepala Fraktur tulang kepala robekan pada pembuluh darah, terutama a. meningen media yang masuk melalui foramen spinosum dan jalan antara duramater dan tulang di permukaan dalam os temporal

Hematom epidural akibat perdarahan arteri meningea media,terletak antara duramater dan lamina interna tulang pelipis.Os Temporale (1), Hematom Epidural (2), Duramater (3), Otak terdorong kesisi lain (4)

Sumber perdarahanArtery meningea ( lucid interval : 2 3 jam )Sinus duramatisDiploe (lubang yang mengisis kalvaria kranii) yang berisi a. diploica dan vena diploicaPatofisiologi

Perdarahan pada arteri meningea mediaEDHhematom bertambah besar tekanan pada lobus temporalis otak ke arah bawah dan dalam bagian medial lobus mengalami herniasi Tekanan dari herniasi unkus pada sirkulasi arteria yang mengurus formation retikularis di medulla oblongata menyebabkan hilangnya kesadaran

Di tempat ini terdapat nuclei saraf cranial ketiga (okulomotorius). Tekanan pada saraf ini mengakibatkan dilatasi pupil dan ptosis kelopak mata.

Tekanan pada lintasan kortikospinalis yang berjalan naik pada daerah ini, menyebabkan kelemahan respons motorik kontralateral, refleks hiperaktif atau sangat cepat, dan tanda babinski positifMakin membesarnya hematoma seluruh isi otak akan terdorong kearah yang berlawanan TIK kekakuan deserebrasi dan gangguan tanda-tanda vital dan fungsi pernafasan

Gejala klinis

Interval lucidTrauma pingsan sebentar sadar kembali beberapa jam kemudian nyeri kepala yang progresif berat kesadaranBingungPenglihatan kaburSusah bicaraKeluar cairan darah dari hidung atau telingaNampak luka yang dalam atau goresan pada kulit kepala.MualPusingBerkeringatPucatPupil anisokor, yaitu pupil ipsilateral menjadi melebar

Pemeriksaan PenunjangFoto polos

Pada foto polos kepala, kita tidak dapat mendiagnosa pasti sebagai epidural hematoma. Dengan proyeksi Antero-Posterior (A-P), lateral dengan sisi yang mengalami trauma pada film untuk mencari adanya fraktur tulang yang memotong sulcus arteria meningea mediaCT-Scan

Pemeriksaan CT-Scan dapat menunjukkan lokasi, volume, efek, dan potensi cedara intracranial lainnya. Pada epidural biasanya pada satu bagian saja (single) tetapi dapat pula terjadi pada kedua sisi (bilateral), berbentuk bikonfeks, paling sering di daerah temporoparietal. Densitas darah yang homogen (hiperdens), berbatas tegas, midline terdorong ke sisi kontralateral. Terdapat pula garis fraktur pada area epidural hematoma, Densitas yang tinggi pada stage yang akut (60 90 HU), ditandai dengan adanya peregangan dari pembuluh darahMRI

MRI akan menggambarkan massa hiperintens bikonveks yang menggeser posisi duramater, berada diantara tulang tengkorak dan duramater. MRI juga dapat menggambarkan batas fraktur yang terjadi. MRI merupakan salah satu jenis pemeriksaan yang dipilih untuk menegakkan diagnosis

Diagnosa BandingHematoma subdural

Hematoma subarachnoid

Penatalaksanaan EDHPenanganan darurat :Dekompresi dengan trepanasi sederhanaKraniotomi untuk mengevakuasi hematom

Terapi medikamentosaElevasi kepala 300 dari tempat tidur setelah memastikan tidak ada cedera spinal atau gunakan posisi trendelenburg terbalik untuk mengurang tekanan intracranial dan meningkakan drainase vena.9Pengobatan yang lazim diberikan pada cedera kepala adalah golongan dexametason (dengan dosis awal 10 mg kemudian dilanjutkan 4 mg tiap 6 jam), mannitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari) yang bertujuan untuk mengatasi edema cerebri yang terjadi akan tetapi hal ini masih kontroversi dalam memilih mana yang terbaik. Tri-hidroksimetil-amino-metana (THAM) merupakan suatu buffer yang dapat masuk ke susunan saraf pusat dan secara teoritis lebih superior dari natrium bikarbonat, dalam hal ini untuk mengurangi TIK

Barbiturat dapat dipakai unuk mengatasi TIK yang meninggi dan mempunyai efek protektif terhadap otak dari anoksia dan iskemik dosis yang biasa diterapkan adalah diawali dengan 10 mg/kgBB dalam 30 menit dan kemudian dilanjutkan dengan 5 mg/ kgBB setiap 3 jam serta drip 1 mg/kgBB/jam unuk mencapai kadar serum 3-4mg%gurangi tekanan intracranialTerapi Operatif Operasi di lakukan bila terdapat :Volume hamatom > 30 ml ( kepustakaan lain > 44 ml)Keadaan pasien memburukPendorongan garis tengah > 3 mm

Indikasi operasi di bidang bedah saraf adalah untuk life saving dan untuk fungsional saving. Jika untuk keduanya tujuan tersebut maka operasinya menjadi operasi emergenci. Biasanya keadaan emergenci ini di sebabkan oleh lesi desak ruangIndikasi untuk life saving adalah jika lesi desak ruang bervolume :> 25 cc desak ruang supra tentorial> 10 cc desak ruang infratentorial> 5 cc desak ruang thalamus

Sedangakan indikasi evakuasi life saving adalah efek masa yang signifikan :Penurunan klinisEfek massa dengan volume > 20 cc dengan midline shift > 5 mm dengan penurunan klinis yang progresif.Tebal epidural hematoma > 1 cm dengan midline shift > 5 mm dengan penurunan klinis yang progresif.

PrognosisPrognosis tergantung pada :Lokasinya (infratentorial lebih jelek)BesarnyaKesadaran saat masuk kamar operasi.

Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural biasanya baik, karena kerusakan otak secara menyeluruh dapat dibatasi. Angka kematian berkisar antara 7-15% dan kecacatan pada 5-10% kasus. Prognosis sangat buruk pada pasien yang mengalami koma sebelum operasi.Daftar PustakaAnderson S. McCarty L., Cedera Susunan Saraf Pusat, Patofisiologi, edisi 4, Anugrah P. EGC, Jakarta,1995, 1014-1016Anonym,Epiduralhematoma,www.braininjury.com/epidural-subdural-hematoma.html.Anonym,Epidural hematoma, www.nyp.orgAnonym, Intracranial Hemorrhage, www.ispub.comBuergener F.A, Differential Diagnosis in Computed Tomography, Baert A.L. Thieme Medical Publisher, New York,1996, 22Dahnert W, MD, Brain Disorders, Radioogy Review Manual, second edition, Williams & Wilkins, Arizona, 1993, 117 178Ekayuda I., Angiografi, Radiologi Diagnostik, edisi kedua, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2006, 359-366Hafid A, Epidural Hematoma, Buku Ajar Ilmu Bedah, edisi kedua, Jong W.D. EGC, Jakarta, 2004, 818-819Mc.Donald D., Epidural Hematoma, www.emedicine.comMarkam S, Trauma Kapitis, Kapita Selekta Neurologi, Edisi kedua, Harsono, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005, 314 Mardjono M. Sidharta P., Mekanisme Trauma Susunan Saraf, Neurologi Kilinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta, 2003, 254-259Price D., Epidural Hematoma, www.emedicine.comPaul, Juhls, The Brain And Spinal Cord, Essentials of Roentgen Interpretation, fourth edition, Harper & Row, Cambridge, 1981, 402-404Sain I, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Trauma Kapitis, http://iwansain.wordpress.com/2007Soertidewi L. Penatalaksanaan Kedaruratan Cedera Kranio Serebral, Updates In Neuroemergencies, Tjokronegoro A., Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2002, 80Sutton D, Neuroradiologi of The Spine, Textbook of Radiology and Imaging, fifth edition, Churchill Living Stone, London,1993, 1423

Terima Kasih