biofar menk

3
HUBUNGAN ANTARA DOSIS DAN LAMA AKTIVITAS, t eff INJEKSI IV BOLUS TUNGGAL Profil farmakokinetik obat dalam jaringan atau profil farmakokinetik fisiologi (physiologically based pharmacokinetic) suatu senyawa obat adalah distribusi senyawa tersebut di dalam jaringan atau organ tertentu yang diterangkan berdasarkan model fisiologi. Model ini mampu menerangkan distribusi obat di dalam jaringan, namun belum banyak digunakan karena memerlukan data-data obat karena selain mengetahui tingkat fisiologi jaringan, sehingga memerlukan banyak studi pendukung. Farmakokinetik fisiologis senyawa-senyawa tetrasiklin dapat mene- rangkan sifat-sifat absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi senyawa-senyawa tersebut dalam jaringan atau organ tertentu dalam tubuh. Dengan mengetahui profil farmakokinetik obat di dalam jaringan atau organ akan diperoleh banyak informasi yang bermanfaat terutama untuk terapi penyakit tertentu, menentukan drug of choice, managemen terapi dan analisis residu (Shargel et al., 2005). Interaksi suatu molekul obat pada reseptor menginisiasi suatu rangkaian proses yang menyebabkan respon farmakologi. Menurut Shargel dan Yu (1993), farmakodinamik merupakan hubungan antara kadar obat di tempat aksinya (reseptor) dan respon farmakologi, dengan melibatkan efek fisiologi dan biokimia dari struktur molekul obat. Menurut Rowland and Tozer (1989), dalam hal pemberian obat, terdapat dua fase yaitu fase farmakokinetik yaitu hubungan antara dosis, bentuk dosis, frekuensi dan cara pemberian dengan konsentrasi dan waktu dalam tubuh (lama aktivitas), serta fase farmakodinamik yaitu mengenai efek.

Upload: merymenk

Post on 20-Jul-2015

27 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: biofar menk

5/17/2018 biofar menk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biofar-menk 1/3

HUBUNGAN ANTARA DOSIS DAN LAMA AKTIVITAS, teff  INJEKSI IV BOLUS

TUNGGAL

Profil farmakokinetik obat dalam jaringan atau profil farmakokinetik fisiologi

(physiologically based pharmacokinetic) suatu senyawa obat adalah distribusi senyawa tersebut

di dalam jaringan atau organ tertentu yang diterangkan berdasarkan model fisiologi. Model ini

mampu menerangkan distribusi obat di dalam jaringan, namun belum banyak digunakan karena

memerlukan data-data obat karena selain mengetahui tingkat fisiologi jaringan, sehingga

memerlukan banyak studi pendukung. Farmakokinetik fisiologis senyawa-senyawa tetrasiklin

dapat mene- rangkan sifat-sifat absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi senyawa-senyawa

tersebut dalam jaringan atau organ tertentu dalam tubuh. Dengan mengetahui profil

farmakokinetik obat di dalam jaringan atau organ akan diperoleh banyak informasi yang

bermanfaat terutama untuk terapi penyakit tertentu, menentukan drug of choice, managemen

terapi dan analisis residu (Shargel et al., 2005).

Interaksi suatu molekul obat pada reseptor menginisiasi suatu rangkaian proses yang

menyebabkan respon farmakologi. Menurut Shargel dan Yu (1993), farmakodinamik merupakan

hubungan antara kadar obat di tempat aksinya (reseptor) dan respon farmakologi, dengan

melibatkan efek fisiologi dan biokimia dari struktur molekul obat. Menurut Rowland and Tozer

(1989), dalam hal pemberian obat, terdapat dua fase yaitu fase farmakokinetik yaitu hubungan

antara dosis, bentuk dosis, frekuensi dan cara pemberian dengan konsentrasi dan waktu dalam

tubuh (lama aktivitas), serta fase farmakodinamik yaitu mengenai efek.

Page 2: biofar menk

5/17/2018 biofar menk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biofar-menk 2/3

Sesudah pemberian dosis intravena, dengan menganggap model kompartemen satu,

waktu yang diperlukan setiap obat untuk menurun ke konsentrasi C diberikanoleh persamaan

berikut, dengan menganggap obat segera memberi efek.

 

Dengan menggunakan Ceff  untuk menyatakan konsentrasi efektif minimum, lama kerja obat

dapat diperoleh sebagai berikut: 

(

)  

Beberapa penggunaan praktis digambarkan oleh persamaan ini. Sebagai contoh, dosis dua kali

lipat tidak akan mengahasilkan lama kerja efektif dari aksi farmakologidua kali lipat. Dilain hal,

t1/2 yang dua kali lipat atau penurunan K yang bersangkutan akan menghasilkan penurunan lama

kerja yang proposional. Keadaan klinis sering dijumpai pada pengobatan infeksi diamana Ceff  

adalah konsentrasi bakteriosidal dari obat, dan agar lama kerja obat antibiotic menjadi dua kali,

perlu menaikan dosis yang lebih besar daripada sekedar menduakalikannya.

Mula kerja dimulai pada waktu obat memasuki plasma dan berakhir sampai mencapai

konsentrasi efektif minimum (MEC= minimum effective concentration). Puncak kerja terjadi

pada saat obat mencapai konsentrasi tertinggi dalam darah atau plasma. Lama kerja adalah

lamanya obat mempunyai efek farmakologis.

Page 3: biofar menk

5/17/2018 biofar menk - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/biofar-menk 3/3

Beberapa obat menghasilkan efek dalam beberapa menit, tetapi yang lain dapat memakan waktu

beberapa hari atau jam. Kurva respons-waktu menilai tiga parameter dari kerja obat: mula kerja

obat, puncak kerja, dan lama kerja.

kadar obat dalam plasma atau serum menurun di bawah ambang atau MEC, maka ini berarti

dosis obat yang memadai tidak tercapai; kadar obat yang terlalu tinggi dapat menyebabkan

toksisitas

DAPUS:

Shargel, L. and Yu, A., 1993, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 4th Ed.,

Mcgraw-Hill, New York.

Shargel, L. , 2005,  Applied Biopharmaceutics & Pharmacokinetics, , Edisi V, Mc Graw

Hill, New York 

Dapusnya satu lagi yg buku nisa tah g tau,,,,