biofar c.1

Upload: utari-utar-sita-ardani

Post on 17-Jul-2015

260 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

VALIDASI METODE ANALISIS Na SALISILAT DALAM DARAHNAMA NIM

NADIA DIKA SEPTARIANI UTARI SITA ARDANI RAKIH YUSMA RANGGA AGUSTINA KUSUMASTUTI 3/27/12

K100090 045 K100090 047 K100090 048 K100090 049

C.

PENDAHULUANKetersediaan hayati merupakan kecepatan dan jumlah obat yang mencapai sirkulasi sistemik dan secara keseluruhan menunjukkan kinetika dan perbandingan zat aktif yang mencapai peredaran darah terhadap jumlah obat yang diberikan. Ada 3 parameter untuk menggambarkan profil konsentrasi obat dalam darah yaitu Cmaks, tmaks, dan AUC (Syukri,2002). Maka, perlu evaluasi ketersediaan hayati untuk tujuan; menentukan cara pemberian dan bentuk sediaan obat baru, pengaturan kondisi pemakaian obat, dan memastikan kesetaraan mutu obat yang diteliti dengan mutu obat yang sejenis dari pabrik(Hermann,1993). Pemantauan konsentrasi obat dalam darah meyakinkan bahwa adanya dosis obat yang telah dilepaskan dalam plasma untuk efek terapetik(Shargel,1988). Click to edit Master subtitle style

3/27/12

Larutan Stok

10 mg Na Salisilat ad 100 ml aquadest Dengan rumus M1 X V1 = M2 X V2

Pembuatan Kadar dalam Plasma

Pengambil an PlasmaClick to edit Master subtitle style

CARA KERJ A 3/27/12

Preparasi sampel

Operating time Penentuan max

Tidak dilakuka n

Pen bak entu an u

Kur va

3/27/12

Penetapan Perolehan Kembali, Kesalahan acak, dan kesalahan sistemik

3/27/12

ALASAN RINCI METODE+ HNO3

Metode

yang

digunakan visibel Pereaksi

adalah dengan trinder

spektrofotometri pereaksi 3/27/12 trinder.

Lanjutan......... Dilakukan untuk sentrifugasi protein adalah yang

memisahkan

mengendap dengan plasma darah. Dilakukan penentuan kadar

terukur yang kemudian dibandingkan dengan kadar yang diketahui sehingga didapatkan % recovery dan juga nilai3/27/12

HASIL & PEMBAHASAN-

Larutan stok Na Salisilat 10 mg% = 10 mg/100 ml = 100 g/ml dalam 250l darahKadar (mg/ml darah) Lar. Stok yg Absorbansi ditambahkan

Kurva baku

0,8 1,0 1,6

2 ml 2,5 ml 4 ml

0,395 0,457 0,548

(Kadar vs Abs.) A = 0,260, B = 0,182 r= 0,970 Y=BX+A Y = 0,182 X + 0,260CV 7,69 9,92 3,27

Kadar Abs. Kadar Mea SD Seben Terukur n ar 0,395 0,74 0,8 1,0 1,6 0,396 0,415 0,457 0,484 0,498 0,548 0,536 0,531 0,75 0,85 1,08 1,23 1,31 1,58 1,52 1,49 0,78 0,06

Recover M ean (%) Recovery 92,5 93,75 106,25 108 123 131 98,75 95 93,125 97,5 120,67 95,625

max = 540nm

1,21 0,12

1,53 0,05

Kadar sebenar & terukur mg/ml darah

3/27/12

LKada r Abs : 0,395 Y = BX + A 0,395 = 0,182 X + 0,260 X = 0,74 mg / ml

%% Recovery = 0,74 mg/ml X 100ml 0,8 mg/ml = 92,5 %

Recovery Rata (92,5 + 93,75 + 106,25) % 3 = 97,5 %

Kesalahan Sistematik = 100% - 97,5% = 2,5 % SD 0,06 Kesalahan Acak SD : Kadar rata-rata X 100 % = 0,06 : 0,78 X 100% = 7,69% 3/27/12

PEMBAHASAN

Perolehan kembali merupakan tolok ukur untuk efisiensi analisis dengan Syarat keberterimaan 80-120%. Hasil percobaan didapatkan ketidakberterimaan yakni pada kadar 1mg/ml darah (123, 131%) ehingga recovery rata juga menunjukkan ketidakberterimaan. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan bersifat konstan ajeg). Kesalahan ini mengakibatkan penyimpangan tertentu dari ata. Adanya kesalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor elama percobaan seperti kesalahan personel dan operasi. Kesalahan personel disebabkan oleh cara pelaksanaan dari analisis bukan metode (Mursyidi,2007). Seperti perbedaan jumlah antikoagulan yang ditambahkan sehingga ada bagian yang mengalami penjendalan. Sedangkan kesalahan operasi atau alat meliputi tidak dapatnya sentrifuge diatur waktu operasi secara otomatis. Hal ini dapat menyebabkan adanya selisih waktu antar pengamat yang menghitung waktu sentrifuge. Kesalahan acak merupakan kesalahan yg umumnya kecil ehingga sehingga nilai rata yg diperoleh tidak begitu menyimpang. Kesalahan ini dpt berharga +/- dengan keberterimaan 3/27/12