makalah biofar fix

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Mukoadhesif adalah sistem penghantaran obat yang memanfaatkan sifat-sifat musin dalam mukosa saluran cerna. Sistem penghantaran ini digunakan untuk memformulasikan sediaan lepas terkendali dengan tujuan memperpanjang waktu tinggal obat tersebut di saluran cerna dan mengatur kecepatan serta jumlah obat yang dilepas(1, 2). Ada beberapa definisi mukoadhesif yaitu: (1) keadaan dimana dua material yang salah satunya bersifat biologi bersatu untuk periode waktu yang cukup lama karena adanya gaya antarmuka; (2) kemampuan suatu bahan baik sistemik maupun biologi untuk periode waktu yang lain; (3) terikatnya suatu sistem pembawa obat pada lokasi biologi spesifik; permukaan biologi dapat berupa jaringan epitel atau mukus yang melapisi permukaan jaringan; (4) antaraksi antara permukaan musin dengan polimer sintesis atau alami(2, 6). Secara umum mukoadhesif merupakan bentuk sediaan bioadhesif yang membentuk ikatan dengan membran mukosa sehingga bertahan pada membran tersebut dalam satu periode waktu yang diperlama. Dalam formulasi digunakan satu atau lebih hidrokoloid pembentuk gel dalam kadar tinggi (20-75% b/b) seperti hidroksipropil metil selulosa yang mempunyai kekuatan mukoadhesif sebesar 125, dan carbopol sebesar 185. Kombinasi keduanya diharapkan akan memberikan kekuatan mukoadhesif sangat baik. 1

Upload: widya-aulia

Post on 23-Jan-2016

88 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

biofar

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah BIOFAR Fix

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mukoadhesif adalah sistem penghantaran obat yang memanfaatkan sifat-sifat musin dalam mukosa saluran cerna. Sistem penghantaran ini digunakan untuk memformulasikan sediaan lepas terkendali dengan tujuan memperpanjang waktu tinggal obattersebut di saluran cerna dan mengatur kecepatan serta jumlah obat yang dilepas(1, 2).

Ada beberapa definisi mukoadhesif yaitu: (1) keadaan dimana dua material yang salah satunya bersifat biologi bersatu untuk periode waktu yang cukup lama karena adanya gaya antarmuka; (2) kemampuan suatu bahan baik sistemik maupun biologi untuk periode waktu yang lain; (3) terikatnya suatu sistem pembawa obat pada lokasi biologi spesifik; permukaan biologi dapat berupa jaringan epitel atau mukus yang melapisi permukaan jaringan; (4) antaraksi antara permukaan musin dengan polimer sintesis atau alami(2, 6).

Secara umum mukoadhesif merupakan bentuk sediaan bioadhesif yang membentuk ikatan dengan membran mukosa sehingga bertahan pada membran tersebut dalam satu periode waktu yang diperlama. Dalam formulasi digunakan satu ataulebih hidrokoloid pembentuk gel dalam kadar tinggi (20-75% b/b) seperti hidroksipropil metil selulosa yang mempunyai kekuatan mukoadhesif sebesar 125, dan carbopol sebesar 185. Kombinasi keduanya diharapkan akan memberikan kekuatan mukoadhesifsangat baik.

B. TujuanMemberikan deskripsi tentang mekanisme obat gastroretentiv mucoadhesive dalam tubuh.

1

Page 2: Makalah BIOFAR Fix

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi dan Fisiologi Lambung

  Lambung terletak oblik dari kiri ke kanan menyilang di abdomen atas tepat dibawah diafragma. Dalam keadaan kosong lambung berbentuk tabung J, dan bila penuh berbentuk seperti buah alpukat raksasa. Kapasitas normal lambung 1 sampai 2 liter. Secara anatomis lambung terbagi atas fundus, korpus dan antrum pilorus. Sebelah atas lambung terdapat cekungan kurvatura minor, dan bagian kiri bawah lambung terdapat kurvatura mayor. Sfingter kedua ujung lambung mengatur pengeluaran dan pemasukan. 

Sfingter kardia atau sfingter esofagus bawah, mengalirkan makanan yang masuk kedalam lambung dan mencegah refluks isi lambung memasuki esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini akan mencegah terjadinya aliran balik isis usus halus kedalam lambung. Lambung terdiri dari empat lapisan yaitu :1. lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa.2. Lapisan berotot yang terdiri atas 3 lapisan :

2

Page 3: Makalah BIOFAR Fix

a.) Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan otot esophagus.b.) Serabut sirkuler yang palig tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter, yang berada dibawah lapisan pertama.c.) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambunh dan berjalan dari orivisium kardiak, kemudian membelok kebawah melalui kurva tura minor (lengkung kelenjar).3. Lapisan submukosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh darah dan saluran limfe.4. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal, dan terdiri atas banyak kerutan/ rugae, yang menghilang bila organ itu mengembang karena berisi makanan.

 Ada beberapa tipe kelenjar pada lapisan ini dan dikategorikan menurut bagian anatomi lambung yang ditempatinya. Kelenjar kardia berada dekat orifisium kardia. Kelenjar ini mensekresikan mukus. Kelenjar fundus atau gastric terletak di fundus dan pada hampir selurus korpus lambung. Kelenjar gastrik memiliki tipe-tipe utama sel. Sel-sel zimognik atau chief cells mensekresikan pepsinogen. Pepsinogen diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Sel-sel parietal mensekresikan asam hidroklorida dan faktor intrinsik. Faktor intrinsik diperlukan untuk absorpsi vitamin B 12 di dalam usus halus. 

Kekurangan faktor intrinsik akan mengakibatkan anemia pernisiosa. Sel-sel mukus (leher) ditemukan dileher fundus atau kelenjar-kelenjar gastrik. Sel-sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G yang terletak pada pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen. Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida. Persarafan lambung sepenuhnya otonom. Suplai saraf parasimpatis untuk lambung dan duodenum dihantarkan ke dan dari abdomen melalui saraf vagus. Trunkus vagus mempercabangkan ramus gastrik, pilorik, hepatik dan seliaka. Pengetahuan tentang anatomi ini sangat penting, karena vagotomi selektif merupakan tindakan pembedahan primer yang penting dalam mengobati tukak duodenum. Persarafan simpatis adalah melalui saraf splenikus major dan ganlia seliakum. Serabut-serabut aferen menghantarkan impuls nyeri yang dirangsang oleh peregangan, dan dirasakan di daerah epigastrium. Serabut-serabut aferen simpatis menghambat gerakan dan sekresi lambung. Pleksus saraf mesentrikus (auerbach) dan submukosa (meissner) membentuk persarafan intrinsik dinding lambung dan mengkordinasi aktivitas motoring dan sekresi mukosa lambung. Seluruh suplai darah di lambung dan pankreas (serat hati, empedu, dan limpa) terutama berasal dari daerah arteri seliaka atau trunkus seliaka, yang mempecabangkan cabang-cabang yang mensuplai kurvatura minor dan mayor. Dua cabang arteri yang penting dalam klinis adalah arteri gastroduodenalis dan arteri pankreas tikoduodenalis (retroduodenalis) yang berjalan sepanjang bulbus posterior duodenum. Tukak dinding postrior duodenum dapat mengerosi arteria ini dan menyebabkan perdarahan.

3

Page 4: Makalah BIOFAR Fix

Darah vena dari lambung dan duodenum, serta berasal dari pankreas, limpa, dan bagian lain saluran cerna, berjalan kehati melalui vena porta. Berikut ini adalah gambar anatomi lambung.

b. Fisiologi Lambung :1. Mencerna makanan secara mekanikal.2. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500 – 3000 mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene utamanya yaitu mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran darah.3. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali protein dirobah menjadi polipeptida4. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air, alkohol, glukosa, dan beberapa obat.5. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam lambung oleh HCL.6. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam duodenum, akan terjadi peristaltik yang

lambat yang berjalan dari fundus ke pylorus.

B. Gastroretentive MucoadhesiveSalah satu sediaan dengan pelepasan obat yang dimodifikasi adalah sediaan dengan

pelepasan diperlambat. Banyak metode yang dapat digunakan untuk membuat sediaan lepas lambat, salah satunya adalah sediaan yang dirancang untuk tetap tinggal di dalam lambung. Bentuk sediaan yang dapat dipertahankan di dalam lambung disebut Gastro Retentive Drug Delivery System (GRDDS). Keuntungan GRDDS diantaranya adalah mampu meningkatkan bioavailabilitas, mengurangi obat yang terbuang dengan sia-sia, meningkatkan kelarutan obat-obatan yang kurang larut pada lingkungan pH yang tinggi. GRDDS juga memiliki kemampuan untuk menghantarkan obat-obatan secara lokal di dalam lambung (contoh: antasid dan anti Helicobacter pylori) dan usus kecil bagian atas (1, 2).

Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan waktu tinggal obat di dalam lambung/Gastrict Residence Time (GRT), diantaranya adalah suatu sistem bioadesif yang dapat melekat pada permukaan mukosa lambung, sistem penghantaran yang dapat meningkatkan ukuran obat dengan segera sesudah obat tersebut ditelan sehingga tertahan di dalam lambung, sistem dengan densitas yang besar sehingga ketika masuk lambung akan segera tenggelam di bagian lekukan lambung, sistem yang dikontrol secara magnetik bekerja dengan menggabungkan magnetit oksida atau dilapisi oleh magnet dan suatu sistem dengan densitas yang rendah (≈ 1,004 gram/ cm3 ) bila dibandingkan dengan cairan lambung sehingga dapat mengapung di dalamnya (1, 2, 3) 

4

Page 5: Makalah BIOFAR Fix

C. Sistem Penghantar Obat Mukoadhesif

Salah satu cara untuk mendapatkan sistem penghantar obat dengan pelepasan obatdimodifikasi di saluran pencernaan adalah dengan membuat sediaan bioadhesif. Bioadhesi adalah suatu senyawa yang mampu berinteraksi dengan bahan biologis dan saling terikat selama periode waktu yang lama. Apabila adhesive terikat pada mucus disebut mukoadhesi. Leung dan robinson mendefinisikan mukoadhesi sebagai interaksi antara permukaan musin dengan polimer sintesis atau alam.

Kekuatan bioadhesi sutu polimer atau seri polimer ditentukan oleh asal polimer, media lingkungan dan variable fisiologi. Faktor polimer mencakup bobot molekul,konsentrasi polimer aktif, fleksibilitas rantai polimer dan konformasi ruang. Faktor lingkungan yang mempengaruhi kelangsungan bioadhesi meliputi pH, waktu kontak awal, seleksi model permukaan substrat dan pengembangan. Adapula variable fisiologis mencangkup pertukaran mucus dan tingkat penyakit.

Membran mucus manusia relative permeable dan dapat dilewati oleh obat. Mucus merupakan sekresi jernih dan kental yang merekat membentuk lapisan tipis gel kontinu menutupi dan beradhesi pada epitel mukosa. Mucus disekresi oleh sel goblet sepanjang epitel atau kelenjar eksokrin dengan acini sel mucus. Pada manusia , tebal lapisan ini brvariasi antara 50-450um. Secara umum komposisi mukus adalah air 95%, glikoprotein dan lemak 0,5-5% garam mineral 1% dan protein bebas 0,5-1 %. Glikoprotein mukus merupakan protein berbobot molekul tinggi, memiliki unit oligosakarida yang terikat padanya. Unit ini rata-rata terdiri dari 8-10 monosakarida dari 5 tipe yang berbeda, yaitu L-fukosa, D-galaktosa, N-asetil-D-glukosamin, N-asetil-D-galaktosamin dan asam sialat. Asam N-asetilneuramat merupakan asam sialat penting pada manusia, pada hewan ada asam sialat lain, seperti asam N-glikoneuramat dan turunannya. Asam amino utama adalah serin,treonin dan prolin.

Pada hakekatnya semua tempat mukus dapat digunakan untuk pemberian dan absorpsi obat , seperti mukus di saluran cerna, nasal, ocular, vaginal, rectal, oral dan periodontal. Oleh kareana itu sediaan oral dapat dibuat dalam bentuk mukoadhesif. Konsep bioadhesi sejak tahun 1980 telah digunakan untuk sistem penghantaran obat. Sistem ini dibuat dengan memasukkan bahan yang memiliki sifat adhesi ke dalam formula sediaan, sehingga dapat tinggal di tempat yang dekat dengan jaringan tempat terjadinya absorpsi obat, pelepasan obat dekat dengan tempat kerja , untuk meningkatkan bioavailabilitasnya dan meningkatkan aksi local atau efek sistemik.

Potensi yang digunakan pada pembawa (carrier) sediaan mukoadhesif terletak pada kemampuan berkontak secara intensif dengan barrier epitel sehingga memperpanjang waktu tinggalnya di tempat terjadinya absorpsi, efektifitas obat pada penggunaan mukoadhesif oral dapat dicapai dengan baik melalui peningkatan lama waktu tinggal obat di saluran cerna.

5

Page 6: Makalah BIOFAR Fix

Walaupun demikian ada beberapa masalah yang membatasi penggunaan sistem pemberian ini. Permasalahannya adalah absorpsi obat di saluran cerna dipengaruhi oleh factor. Fisiologis lambung dan usus, faktor sifat fisikokimia lingkungan usus kecil serta luas permukaan lokasi terjadinya absorpsi.

Masalah fisiologis yang dihadapi pada sistem penghantaran mukoadhesif di lambung adalah :

1. Mobilitas lambung yang kuat pada fase III, akan menjadi satu gaya yang dapat melepaskan adhesive.

2. Kecepatan penggantian musim merupakan hal yang penting, baik pada keadan lambung kosong maupun penuh. Adhesive akan merekat pada mukus selama mukus ada dan jika mukus lepas dari membrane , polimer tidak mungkin nempel jika tempat terikatnya tertutup.

3. Ph lambung normal 1,5-3 tidak sesuai untuk bioadhesi.Walaupun demikian semua permasalahan dapat diatasi dengan menggunakan polimer yang sesuai atau dengan menggabungkan bahan-bahan tertentu pada bentuk sediaan. Polimer bioadhesif yang terikat pada musin lambung atau permukaan sel epitel, digunakan dalam sistem penghantaranobat untuk tujuanmenahan bentuk sediaan disaluran cerna serta meningkatkan intiminasi dan durasi kontak obat dengan membrane lokasi absorpsi. Polimer yang ideal untuk sistem penghantaran mukoadhesif di lambung mempunyai karakteristik yang sama dengan criteria polimer bioadhesif.

Faktor polimer yang mempengaruhi mukoadhesi meliputi ikatan adhesi antara sistem

bioadhesi dan gel musin dapat diteliti dari bobot molekul, fleksibilitas rantai polimer, konformasi ruang. Bobot molekul optimum untuk terjadinya mukoadhesi tergantung pada tipe polimer dan jaringannya. Interpenetrasi molekul polimer dengan bobot molekul rendah lebih baik mengingat belitan dari pada polimer dengan bobot molekul tinggi. Gumy, dkk(1984) mengemukakan bahwa gaya bioadhesi meningkat seiring dengan meningkatnya bobot molekul polimer sampai 100.000 dan diatas level tersebut tidak banyak efeknya.

Fleksibilitas dan belitan rantai polimer diperlukan untuk interpenetrasi. Pada polimer yang larut air akan terjadinya ikatan sambung silang, sehingga mobilitas rantai dapat mempengaruhi kedalaman interpenetrasi. Jika digunakan tekanan tinggi pada periode waktu yang sesui, maka polimer menjadi mukoadhesif walaupun tidak tertarik musin.

Waktu kontak awalantara lapisan mukus dengan mukoadhesif menentukan adanya pengembangan dan interpenetrasi rantai polimer. Penggunaan tekanan awal pada waktu kontak awal dapat mempengaruhi penampilan kekuatan sistem.

6

Page 7: Makalah BIOFAR Fix

Perubahan fisik dan biologi dapat terjadi pada gel mukus yang ada di atas jaringan pada kondisi percobaan, sehingga memerlukan penyesuaian sebelum dilakukan uji in vitro menggunakan jaringan. Jika suatu polimer mengembang, maka pengembangannya tergntung pada konsentrasi polimer dan adanya air. Polimer yang mengembang terlalu besar, maka kekuatan bioadhesinya akan menurun. Oleh karena itu fenomena ini tidak boleh terjadi terlalu awal agar terjadi proses bioadhesi yang baik.

Sifat fisikokimia mukus berubah selama kondisi sakit seperti flu, gastric ulcer, ulcerative colitis, cystic fibrosis, infeksi bakteri dan jamur pada wanita reproduktif dan pada kondisi sakit mata. Jika mukoadhesif digunakan pada orang dengan kondisi sakit seperti tersebut maka perlu dilakukan pembuatanmukoadhesive khusus yang dievaluasi pada kondisi seperti tersebut.

Pembaharuan (turn over) molekul musim pada lapisan mukus sangat penting. Pembaharuan musin diharapkan berlangsung pada batas waktu terjadinya penahanan mukoadhesif di lapisan mucus. Kecepatan pembaharuan dapat berbeda dengan adanya mukoadhesif. Pembaharuan musin menghasilkan sejumlah molekul musin yang larut. Molekul ini berinteraksi dengan mukoadhesif sebelumnya. Lehr,dkk 1991 mengemukakan bahwa pembaharuan musin terjadi setiap 47-270 menit. Sel cilia dalam caviry mentransport mucus ke kerongkongan dengan kecepatan 5 mm/menit, pembersihan mucuciliary di trachea antara 4-10 mm/menit.

D. Mukoadhesive

Mukoadhesif adalah polimer sintetik atau alam yang berinteraksi dengan lapisan mucus yang menutupi permukaan epitell permukaan dan molekul musin yang merupakan konstituen utama dari mucus.

Sistem penghantaran obat secara mukoadesif adalah sistem penghantaran obat dengan menggunakan bahan polimer yang memiliki sifat mukoadesif setelah terjadinya proses hidrasi yaitu mengikat lebih lama pada cairan mukosa, sehingga dapat digunakan untuk menghantarkan obat pada target sitenya dalam waktu yang lebih lama. Rute pemberian obat dengan sistem penghantaran secara mukoadesif adalah oral, bukal, vaginal, nasal dan ocular.

Proses yang terlibat pada pembentukan ikatan mukoadesif dapat dideskripsikan dalam tiga tahap :

1. Wetting dan swelling dari polimer untuk membentuk pelekatan dengan jaringan biologi

2. Interpenetrasi dari rantai polimer mukoadesif dan belitan dari polimer dan rantai mucus

3. Pembentukan ikatan kimia yang lemah antara belitan rantai

7

Page 8: Makalah BIOFAR Fix

Dalam pembuatan sediaan obat mukoadesif perlu diperhatikan penggunaan polimer. Polimer-polimer yang dapat digunakan dalam sediaan obat mukoadesif dibagi dalam dua golongan yaitu polimer hidrofilik dan hidrogel. Yang termasuk dalam polimer hidrofilik adalah polimer yang mengandung grup karboksilik contohnya Poli Vinil Pirolidon (PVP), Metil Cellulosa (MC), Sodium Carboxy Metil Cellulosa (SCMC), dan derivate selulosa lainnya. Yang termasuk dalam hidrogel adalah polimer yang mampu dikembangkan ketika menyerap air yang artinya ketika berada pada jaringan terjadi gaya adhesi. Contoh polimer golongan ini adalah Carbopol, Polyacrylates, Chitosan, dan lain-lain. Untuk membentuk adhesi diperlukan beberapa hal dibawah ini :

1. Jumlah gugus yang mencukupi untuk membentuk ikatan hydrogen

2. Muatan anion permukaan

3. Bobot molekul yang tinggi

4. Fleksibilitas rantai yang tinggi

5. Tegangan muka yang menginduksi penyebaran pada lapisan mukosa

E. Mekanisme mukoadhesi

Bioadhesi merupakan fenomena yang tergantung pada sifat bioadhesive. Tahap pertama melibatkan kontak yang rapat antara bioadhesif dan membran, baik dari permukaan bioadhesif yang memiliki pembasahan bagus, maupun dari pengembangan bioadhesif. Pada tahap kedua, setelah diadakan kontak, penetrasi bioadheshif ke dalamcelah-celah permukaan jaringan atau antarrantai dari bioadhesive dengan mukus yang terjadi. Pada tingkat molekuler, mukoadhesi dapat dijelaskan berdasarkan interaksi molekul. Interaksi antara dua molekul terdiri dari daya tarik dan daya tolak. Interaksi daya tarik muncul dari gaya Van der Walls, daya tarik elektrostatik, ikatan hidrogen, dan interaksi hidrofobik. Interaksi daya tolak terjadi karena tolakan elektrostatik dan tolakan steric.Untuk terjadi mukoadhesi, interaksi daya tarik harus lebih besar daripada tolakan non-spesifik.

8

Page 9: Makalah BIOFAR Fix

3 kategori utama aplikasi sediaan mukoadhesif dalam system penghantaran obat adalah:

1. Memperlama waktu tinggal (kontak). Kemungkinan ini telah diteliti secara intensif untuk system penghantaran/pelepasan obat terkendali yang diberikan secara oral dan rute pemberian okuler.

2. Kontak intensif dengan membrane pengabsorpsi. Tablet mukoadhesif atau laminat menunjukkan sifat pelepasan obat yang menguntungkan jika digunakan melalui rute bukal.Sediaan dalam bentuk partikel mikro (micro particles) sudah berhasil digunakan pada aplikasi obat melalui nasal. Selain itu, terbuka juga peluang untuk memberikan obat secara rectal dan vaginal.

3. Lokalisasi system penghantaran obat. Dalam beberapa kasus, obat secara preferensial diabsorpsi pada daerah tertentu (spesifik) dari saluran cerna yang juga dinamakan jendela absorpsi (absorption window).

Salah satu cara untuk memperbaiki ketersediaan hayati obat yang sukar larut, mudah terurai pada pH alkali serta memiliki lokasi absorpsi di lambung dan usus bagian atas adalah dengan menggunakan sediaan mukoadhesif yang menempel di lambung. Bentuk sediaan mukoadhesif dapat berupa granul, pellet, tablet matriks, kapsul dan mikrokapsul. Sediaan ini ditahan dilambung menurut mekanisme pelekatan pada permukaan sel epitel atau pada mukus dalam jangka waktu yang lama.

Mukus merupakan sekret jernih dan kental serta melekat, membentuk lapisan tipis, berbentuk gel kontinyu yang menutupi dan beradhesi pada permukaan epitel mukosa. Tebal mukus bervariasi antara 50-450 um dengan komposisi sangat bervariasi tergantung spesies dan lokasi, anatomi dan keadaan normal/patologi organisme. Secara umum komposisinya terdiri dari air 95 %, glikoprotein dan lemak 0,5-5,0 %, garam-garam mineral 1 % dan protein bebas 0,5-1 %. Komponen utama mukus yang bertanggung jawab pada viskositas serta sifat adhesi dan kohesinya adalah glikoprotein, suatu protein berbobot molekul tinggi yang memiliki unit oligosakharida ( rata-rata 8-10 residu monosakharida dari 5 jenis monosakharida, seperti L-fukosa, D-galaktosa, N-asetil-D-glukosamin,N-asetil-D-galaktosamin dan asam sialat ( gambar 1).

9

Page 10: Makalah BIOFAR Fix

rantai samping inti protein oligosakharida

Gambar 1. Skema struktur musin rantai glikoprotein, (b) tetramer glikoprotein3).

Mekanisme pelekatan sediaan mukoadhesif pada musin diawali dengan adanya kontak antara sediaan dan mucus, dilanjutkan dengan adanya interpenetrasi polimer ke dalam mukus (gambar 2). Ada dua ikatan kimia yang terjadi pada bioadhesi, yaitu pertama ikatan kovalen, ikatan ini tidak diinginkan pada bioadhesi karena sangat kuat kekuatannya, yang kedua adalah ikatan yang disebabkan karena gaya tarik-menarik antara gugus molekul yang berbeda, seperti gaya elektrostatik, van der Waals , ikatan hidrogen dan hidrofob Sediaan mukoadhesif dapat dibuat menggunakan polimer alam dan sintesis. Polimer alam yang prospektif untuk diteliti adalah karboksimetilselulosa, gom arab dan natrium alginat, sedang polimer sintesis adalah poliakrilat dan turunan selulosa, seperti Carbopol 934P, 940P,1342, polikarbofil, hidroksipropil selulosa, hidroksipropil metilselulosa dan hidroksietilselulosa.

Untuk mendapatkan sediaan mukoadhesif diperlukan jenis dan jumlah polimer mukoadhesif yang sesuai. Pada penelitian digunakan polimer yang memiliki daya bioadhesif dan mudah diperoleh serta murah harganya, yaitu karboksimetilselulosa/gom arab/natrium alginat dengan Metolose 90SH-1500 (Metolose K-15) dan Metolose 90SH-100.000 (Metolose K-100) Penelitian ini bertujuan untuk meneliti daya lekat polimer tunggal dan kombinasi dari natrium karboksimetilselulosa/gom arab/natrium alginat dengan Metolose K-15/K-100 di lambung dan di usus, serta untuk mendapatkan kombinasi jenis dan jumlah polimer sintesis yang paling baik menempel di lambung selama 2 jam.

10

Page 11: Makalah BIOFAR Fix

Mukoadhesif adalah polimer sintetik atau alam yang berinteraksi dengan lapisan mukus yang menutupi permukaan epitelial-permukaan, dan molekul musin yang merupakan konstituen utama dari mukus

Mechanism of Mucoadhesion

Tahap 1 melibatkan kontak yang rapat antara bioadhesif dan membran, baik dari permukaan bioadhesif yang memiliki pembasahan bagus, maupun dari pengembangan bioadhesif.

Pada tahap 2, setelah diadakan kontak, penetrasi bioadhesif ke dalam celah-celah permukaan jaringan atau antar rantai dari bioadhesif dengan mukus terjadi. Interaksi tersebut terdiri dari daya tarik dan daya tolak. Interaksi daya tarik muncul dari gaya Van der Waals, daya tarik elektrostatik, ikatan hidrogen, dan interaksi hidrofobik. Interaksi daya tolak terjadi karena tolakan elektrostatik dan tolakan sterik.

11

Page 12: Makalah BIOFAR Fix

Untuk terjadi mukoadhesif, interaksi daya tarik harus lebih besar daripada tolak-menolak non-spesifik.

Ada 7 teori tentang mucoadhesion :

1. Teori elektronik

2. Teori adsorpsi

3. Teori pembasahan

4. Teori difusi

5. Teori dehidrasi

6. Teori fracture

7. Teori mekanik

Teori elektronik

Adanya perpindahan elektron diantara permukaan karena adanya perbedaan struktur elektrik yang dihasilkan antara kedua lapisan elektrik sehingga menimbulkan gaya tarik.

Teori Adsoprsi

Setelah kontak awal bahan adheren ke permukaan karena kekuatan aksi anatara atom di kedua permukaan lapisan, menghasilkan pembentukan ikatan yang terkait dengan keberadaan kekuatan intermolekuler, seperti ikatan hidrogen dan van der waals untuk interaksi perlekatan antara substrat permukaan.

Teori Pembasahan

Digunakan pada sistem cairan dimana terdapat afinitas pada permukaan untuk menyebar.

Afinitas ini dapat diukur dengan menggunakan berbagai cara seperti sudut kontak. Menurunkan sudut kontak dapat meningkatkan afinitas.

12

Page 13: Makalah BIOFAR Fix

Teori Difusi

Penetrasi antara Polimer dan Mucus. Menghasilkan ikatan adhesif semipermanen. Kekuatan adhesi meningkat dengan meningkatnya penetrasi. Tergantung dari koefisien difusi 0,2-0,5 micro meter.

Teori Dehidrasi

Pada teori dehidrasi, bahan yang bersifat gel pada saat berada di lingkungan cair, ketika kontak dengan mukus akan menyebabkan dehidrasi dari mukus karena adanya perbedaan tekanan osmotik.Perbedaan gradien konsentrasi antara cairan dengan formulasi akan terjadi hingga tercapai keseimbangan osmotik.Proses tersebut meningkatkan waktu kontak formulasi dengan membran mukus.

13

Page 14: Makalah BIOFAR Fix

Teori Mekanik

Menjelaskan tentang difusi cairan adhesif ke dalam mikro-cracks dan ketidakteraturan pada permukaan substrat dengan demikian pembentukan struktur yang saling menyambung dapat meningkatkan sifat adhesinya

F. Polimer MukoadhesifPolimer memainkan peranan yang penting dalam sistem mukoadhesif untuk

memperpanjang waktu tinggal obat di tempat yang diingikan. Polimer untuk sistem mukoadhesif yang paling banyak diteliti adalah makromolekul hidrofilik, baik berupa polimer alami atau polimer sintetis dan semi sintetis , yang memiliki banyak gugus ikatan hydrogen seperti gugus hidroksil ,karboksil, dan gugus amin. Beberapa contoh polimer mukoadhesif antara lain

a) Polimer kationik, misalnya kitosanb) Polimer anionic, misalnya carbopol, poli (asam metakrilat ), dan natrium alginate.c) Polimer non-ionik, misalnya hidroksipropil metilselulosa (HPMC), hidroksietil

selulosa, dan metil selulosa

Polimer yang dapat melekat pada lapisan mukosa dapat dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu:

a) Polimer menjadi lengket saat kontak dengan airb) Polimer yang melekat melalui ikatan nonspesifik dan nonkovalenc) Polimer yang berikatan dengan reseptor yang spesiifik pada permukaan sel.

Akhir-akhir ini juga telah dikembangkan polimer-polimer mukoadhesif baru, seperti lectin dan tiomer. Lektin adalah glikoprotein yang dapat mengenali molekul gula secara spesifik. Lektin dapat berikatan secara non-kovalen pada membran sel sehingga adhesi yang terjadi disebut sitoadhesi. Lektin yang paling umum ditemukan adalah lektin yang diisolasi dari Abrus precatroius, Agaricus bisporus, Anguilla Anguilla.

Tiomer diperoleh dengan penambahan gugus sulfidril pada polimer mukoadhesif. Tiomer dapat membentuk ikatan disulfide dengan domain sistein pada glikoprotein mucus sehingga memiliki sifat mukoadhesif yang lebih baik.

14

Page 15: Makalah BIOFAR Fix

G. Faktor-faktor yang mempengaruhi mukoadhesifProses mukoadhesi ditentukan oleh berbagai faktotor , baik dari formulasi sistem

mukoadhesif , yaitu polimer yang digunakan , maupun dari lingkungan tempat aplikasi sistem mukoadhesif tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain :

a) Konsentrasi polimer :semakin tinggi konsentrasi polimer , maka daya adhesi akan semakin kuat.

b) Konformasi polimer : gaya adhesi juga tergantung pada konformasi polimer,contohnya heliks atau linier. Bentuk heliks dapat menyembunyikan gugus-gugus aktif polimer sehingga mengurangi kekuatan adhesi polimer.

c) Bobot molekul polimer : untuk polimer linear , semakin besar bobot molekul polimer maka kemampuan mukoadhesi akan meningkat.

d) Fleksibilitas rantai polimer : fleksibilitas rantai polimer penting untuk intepenetrasi dan pembelitan rantai polimer dengan rantai musin. Apabila penetrasi rantai polimer ke mukosa berkurang , maka kekuatan mukoadhesif juga akan berkurang.

e) Derajat hidrasi : hidrasi yang berlebihan dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan mukoadhesif akibat pembentukan mucilage yang licin

f) Ph : ph akan mempengaruhi muatan pada permukaan mukosa dan polimer sehingga adhesi juga akan dipengaruhi.

g) Waktu kontak awal : waktu kontak awal antara sistem mukoadhesif dan lapisan mukosa menentukan tingkat pengembangan dan interpretasi polimer . kekuatan mukoadhesif akan meningkat jika waktu kontak awal meningkat.

h) Variasi fisiologis: kondisi fisiologis yang dapat mempengaruhi mukoadhesi antara lain ketebalan mucus.

H. Keuntungan dan kerugian mukoadhesifa) Kerugian

Terjadi efek berbisul lokal karena kontak lama dari obat Penerimaan pasien dalam hal selera,iritasi dan mulut terasa harus diperiksa

b) Keuntungan Memperpanjang waktu tinggal sediaan di lokasi penyerapan sehingga

meningkatkan bioavailabilitas. Aksesbilitas baik Penyerapan cepat karena suplai darah besar dan laju aliran darah baik

Peningkatan kepatuhan pasien

I. UJI “WASH OFF” MIKROGRANUL MUKOADHESIF

15

Page 16: Makalah BIOFAR Fix

Pengujian “Wash Off” dilakukan dengan menggunakan alat uji disintegrasi. Potongan jaringan lambung atau usus kelinci segar ditempelkan di atas kaca objek dengan lem sianoakrilat (loctite ® ). Ujung jaringan diikat dengan parafilm. Seratus mikrogranul ditempatkan secara merata pada mukosa lambung atau usus menggunakan pinset. Kaca objek ditempatkan pada alat uji disintegrasi dan digerakkan dengan kecepatan 30 kali per menit, dalam medium cairan lambung atau cairan usus buatan tanpa enzim pada suhu 370C. Setelah waktu tertentu dihitung jumlah mikrogranul yang masih melekat pada lambung atau pada usus.

J. Uji bioadhesi in vitro

Dilakukan menggunakan mukosa lambung dan usus tikus putih. Lambung dan

usus dicuci dengan larutan natrium klorida fisiologis kemudian masing-masing direndam

dalam cairan lambung dan cairan usus buatan. Jaringan lambung dibuka, dipotong kira-

kira 1 x1 cm dan jaringan usus dibelah dan dipotong kira-kira 4 cm. Jaringan lambung

dilekatkan pada penyokong teflon dengan bantuan lem akrilat. Sejumlah tertentu granul

diletakkan di atas jaringan tersebut, dibiarkan berkontak selama 20 menit kemudian

ditempatkan pada sel silindris dengan kemiringan 45° (gambar 1). Granul yang telah

melekat pada jaringan lambung dielusi dengan cairan lambung buatan selama 10 menit

dengan kecepatan 2ml/menit. Untuk granul yang melekat di usus dielusi dengan cairan

usus buatan selama 10 menit dengan kecepatan 22 ml/menit. Granul yang melekat

dihitung setiap 5 menit.

16

Page 17: Makalah BIOFAR Fix

BAB IIIPEMBAHASAN

A. CONTOH OBAT Antasida

Antasid adalah zat yang berfungsi untuk menetralisir asam lambung.Antasid digunakan untuk membantu menyembuhkan gangguan pencernaan yaitu maag. Maag bisa disebakan jika makan terlalu banyak atau jika makan terlalu cepat. Seseorang yang menderita maag, cairan dalam lambungnya akan menjadi lebih asam.

Reaksi yang terjadi disebut netralisasi. Hal ini karena tablet adalah basa dan cairan dalam perut yang asam.

Antasida digunakan untuk meredakan rasa perih akibat kandungan asam yang berlebihan pada lambung seperti yanng terjadi pada penderita tukak lambung.

Cara kerja

Antasida secara langsung akan menetralisir keasaman, peningkatan pH, atau secara reversibel mengurangi atau menghalangi sekresi asam lambung oleh sel untuk mengurangi keasaman di perut.

Rasa pedih terasa ketika asam klorida lambung mencapai saraf di mukosa saluran cerna. Lalu saraf tersebut mengirim sinyal rasa sakit ke sistem saraf pusat. Hal ini terjadi pada bagian saraf yang terkena asam.

Indikasi

Antasida yang diminum untuk meredakan sakit maag, gejala utama penyakit gastroesophageal refluks, ataupun gangguan asam pencernaan. Pengobatan dengan antasida dan hanya ditujukan untuk gejala ringan saja. Pengobatan ulkus akibat keasaman yang berlebihan mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa proton untuk menghambat asam, dan mengurangi iritasi lambunng.

. Antasid adalah zat yang berfungsi untuk menetralisir asam lambung.

Antasid digunakan untuk membantu menyembuhkan gangguan pencernaan yaitu maag. Maag bisa disebakan jika makan terlalu banyak atau jika makan terlalu cepat. Seseorang yang menderita maag, cairan dalam lambungnya akan menjadi lebih asam.

17

Page 18: Makalah BIOFAR Fix

Reaksi yang terjadi disebut netralisasi. Hal ini karena tablet adalah basa dan cairan dalam perut yang asam.

Antasida digunakan untuk meredakan rasa perih akibat kandungan asam yang berlebihan pada lambung seperti yanng terjadi pada penderita tukak lambung.

Efek samping

Efek samping yang terjadi ada seseorang bisa bervariasi. Efek samping yang umumnya terjadi adalah sembelit, diare, dan kentut terus-menerus.

Penggunaan berlebihan dari antacid dapat menyebabkan acid rebound, yaitu peningkatan produksi asam lambung, sehingga memperparah sakit maag.

Berkurangnya keasaman perut dapat menyebabkan mengurangi kemampuan untuk mencerna dan menyerap nutrisi tertentu, seperti zat besi dan vitamin B. Kadar pH yang rendah di perut biasanya membunuh bakteri yang tertelan, tetapi antasida meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena kadar pHnya naik. Hal ini juga bisa mengakibatkan berkurangnya kemampuan biologis dari beberapa obat. Misalnya, ketersediaan hayati ketokonazol (antijamur) berkurang pada pH lambung yang tinggi (kandungan asam rendah).

Peningkatan pH dapat mengubah kemampuan biologis obat lain, seperti tetrasiklin dan amfetamin. Ekskresi obat-obatan tertentu juga dapat terpengaruh. Perpaduan tetracycline dengan aluminium hidroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan ekskresi fosfat, sehingga kekurangan fosfat.

KetoprofenKomposisi, Ketoprofen tersedia dalam bentuk sediaan:Tablet : 50 mg, 100 mg, 200 mgSupositoria : 100 mgInjeksi : 100 mg/ml-ampul, 100 mg/2ml, 100 mg/vialGel : 2,5 mg/g, 25 mg

Indikasi :Ketoprofen dapat digunakan sebagai anti-encok seperti Rematik inflamasi kronik/abartikuler, gout, atritis akut, osteoatritis, rematoid atritis, skiatika, dan nyeri pada punggung bawah.Ketoprofen umumnya diresepkan untuk arthritis inflamasi yang berhubungan dengan nyeri atau sakit gigi yang parah yang mengakibatkan radang gusi.Ketoprofen dapat juga digunakan untuk mengobati rasa sakit, terutama nyeri saraf seperti neuralgia pasca-herpes untuk radiculopathy, dalam bentuk krim, salep, cair, semprot, atau

18

Page 19: Makalah BIOFAR Fix

gel yang juga berisi Ketamine dan lidokain, bersama dengan agen lain yang mungkin berguna seperti cyclobenzaprine, amitryptiline, asiklovir, gabapentin, orphenadrine dan obat lain yang digunakan untuk pengobatan sebagai NSAID atau ajuvan, atipikal atau nyeri potensiator.

Cara kerja obat : Ketoprofen merupakan suatu antiinflamasi non steroid dengan efekantiinflamasi,analgesik dan antipiretik. Sebagai anti inflamasi bekerja dengan menghambat sintesa prostaglandin. Pada pemberian oral kadar puncak dicapai selama 0,5–2 jam. Waktu paruh eliminasi pada orang dewasa 3 jam, dan 5 jam pada orang tua.

Dosis dan cara pemberian :Penggunaan oralDosis awal yang dianjurkan : 75 mg 3 kali sehari atau 50 mg 4 kali sehari.Dosis maksimum 300 mg sehari. Sebaiknya digunakan bersama dengan makanan atau susu.Penggunaan IM50–100 mg tiap 4 jam. Dosis maksimum 200 mg/hari, tidak lebih dari 3 hari.

Penggunaan supp1 suppositoria pada pagi dan malam hari, 1 suppositoria pada malam hari, jika digabungkan dengan pemberian oral pada siang hari.Penggunaan Gel 2 x sehari dioleskan tipis pada bagian yang nyeri, maksimal pemakaian 7 hari.

Kontra indikasi :Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan AINS lain.Gangguan fungsi ginjal dan hati yang beratUlkus peptikum dan pada penderita asma

Peringatan :Hati-hati bila diberikan pada penderita hiperasiditas lambung.Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal.

Efek samping :ulkus gastrointestinal, penurunan jumlah sel darah merah (akibat pendarahan GI), dan jarang kerusakan ginjal, protein kerugian, dan gangguan perdarahan.

19

Page 20: Makalah BIOFAR Fix

Interaksi obat :Ketoprofen tidak boleh digunakan dalam dengan NSAID atau kortikosteroid lainnya, karena hal ini meningkatkan risiko ulserasi GI. Ini juga harus digunakan dengan hati-hati dengan antikoagulan lain. Hal ini umumnya digunakan dengan omeprazol, sucralfate, dan simetidin untuk membantu melindungi saluran GI.

Furosemida

Indikasi

Furosemida efektif untuk pengobatan berbagai edema seperti:Edema karena gangguan jantung.Edema yang berhubungan dengan ganguan ginjal dan sirosis hati.Supportive measures pada edema otak.Edema yang disebabkan luka bakar.Untuk pengobatan hipertensi ringan dan sedang.Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan.

KomposisiTiap tablet mengandung furosemida 40 mg

Tiap ml injeksi mengandung furosemida 10 mg

Cara Kerja Obat

Furosemida adalah suatu derivat asam antranilat yang efektif sebagai diuretik. Mekanisme kerja furosemida adalah menghambat penyerapan kembali natrium oleh sel tubuli ginjal.

Furosemida meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, kalium dan tidak mempengaruhi tekanan darah yang normal.

Dosis

Tablet

Edema dan hipertensi pada orang dewasa dan anak – anak :

Dewasa :

sehari 1 – 2 kali, 1 – 2 tablet.

Dosis maksimum adalah 5 tablet sehari.

20

Page 21: Makalah BIOFAR Fix

Dosis pemeliharaan adalah 1 tablet selang 1 hari.

Anak – anak:

Sehari 1 – 3 mg per kg bb/hari, maksimum 40 mg/hari.

Injeksi

Dewasa atau > dari 15 tahun  : dosis awal : 20 – 40 mg i.v. atau i.m.

Bila hasilnya belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg tiap interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

Dosis individual : 20 mg, 1 - 2 kali sehari.

Edema paru – paru akut

Dosis awal : 40 mg i.v.

Bila diperlukan dapat diberikan dosis lanjutan 20 – 40 mg setelah 20 menit.

Forced diuresis (diuresis yang dipaksakan)

20 – 40 mg furosemida diberikan sebagai tambahan dalam infus elektrolit.

Selanjutnya tergantung pada eliminasi urin, termasuk penggantian cairan dan elektrolit yang hilang.

Pada keracunan karena asam atau basa, kecepatan eliminasi dapat ditingkatkan dengan meningkatkan keasaman atau kebasaan urin.

Bayi dan Anak – anak < 15 tahun

Pemakaian parenteral hanya diberikan pada kondisi yang mengancam jiwa.

i.v. atau i.m. : sehari 1 mg/kg bb, maksimum 20 mg sehari.

Selanjutnya terapi parenteral harus secepatnya diganti secara oral.

Peringatan dan Perhatian

Pemberian furosemida pada pasien diabetes melitus, gula darah dan urin harus diperiksa secara teratur.

Pemberian perlu pengawasan ketat dan dosis harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Dianjurkan untuk memulai dosis kecil.

21

Page 22: Makalah BIOFAR Fix

Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap susunan elektrolit untuk mengetahui kemungkinan  terjadinya ketidakseimbangan.

Pasien diharuskan melapor bila terjadi gejala penurunan level serum kalium (diare, muntah, anoreksia).

Penderita yang diketahui sensitif terhadap sulfonamida dapat menunjukkan reaksi alergi dengan furosemida.

Hindari penggunaan pada penderita edema paru – paru dan tekanan darah menurun sebagai akibat dari infark miokard, diuresis berlebih karena dapat menimbulkan shock.

Efek Samping

Efek samping jarang terjadi dan relatif ringan seperti : mual, muntah, diare, ruam kulit, pruritus dan penglihatan kabr, pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau pemberian dengan jangka waktu lama dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan elektrolit.

Hiperglikemia.

Reaksi dermatologik seperti : urtikaria dan eritema multiforma.

Gangguan hematologik seperti : agranulositosis, anemia, trombositopenia.

Kontraindikasi

Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerolunefritis akut, insufisiensi ginjal akut, wanita hamil dan pasien yang hipersensitif terhadap furosemida.

Anuria.

Ibu menyusui.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Anda sedang membaca artikel tentang Indikasi Furosemide dan anda bisa menemukan artikel Indikasi Furosemide ini dengan url http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/03/furosemide.html, diperbolehkan menyebarluaskan atau mengcopy paste jika artikel Indikasi Furosemide ini sangat bermanfaat, tetapi jangan lupa untuk mencantumkan link Indikasi Furosemide sebagai sumbernya.

22

Page 23: Makalah BIOFAR Fix

Metformin HCl

Komposisi Tiap TUDIAB tablet mengandung:Metformin HCl......................................................500 mg

  Farmakologi

Mekanisme kerja obat-obat diabetes secara tepat masih belum diketahui dengan jelas, tetapi sejumlah fakta tertentu telah terungkap yaitu: 

1. Metformin HCl menurunkan kadar gula darah hanya sampai nilai normal dan menstabilkan nilai normal ini. Obat ini tidak mempengaruhi kadar gula darah orang yang sehat, sedangkan pada penderita diabetes Metformin HCl menghasilkan suatu pola kadar gula darah yang serupa dengan pola pada orang yang sehat, sehingga tidak terjadi fluktuasi tajam. Berbeda dengan golongan sulfonilurea, pemakaian Metformin HCl sebagai obat tunggal tidak dijumpai kasus hipoglikemia. 

2. Metformin HCl tidak menstimulasi sel-sel beta dari pankreas untuk menghasilkan insulin lebih lanjut, tetapi memungkinkan penderita diabetes memanfaatkan insulin endogen yang tersedia. 

3. Metformin HCl memperbanyak penggunaan glukosa di jaringan perifer.4. Metformin HCl menurunkan kadar insulin, kolesterol, trigliserida dan pre beta-

lipoprotein yang tinggi dalam plasma.5. Metformin HCl cenderung menghasilkan penurunan berat badan atau setidak-

tidaknya mencegah penambahan berat badan yang biasa dijumpai pada penderita diabetes yang diberi pengobatan sulfonilurea. 

6. Metformin HCl tidak mengalami perubahan oleh metabolisme, diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah terutama dalam air kemih dan sejumlah kecil dalam tinja.

  Indikasi

Pengobatan bagi penderita diabetes yang baru terdiagnosis dan timbul setelah dewasa dengan kelebihan berat badan maupun dengan berat badan normal dan apabila diet tidak berhasil. 

Sebagai obat tunggal, jika pemakaian sulfonilurea primer atau sekunder tidak

23

Page 24: Makalah BIOFAR Fix

berhasil.

Sebagai obat kombinasi dengan obat sulfonilurea.

Sebagai obat pembantu pada penderita diabetes dengan ketergantungan terhadap insulin agar dapat mengurangi dosis insulin yang dibutuhkan.

  Kontraindikasi

Penderita dengan keadaan sebagai berikut:

Koma diabetik dan ketoasidosis Gangguan fungsi ginjal yang serius Penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardial infark, dehidrasi,

alkoholisme akut dan kronik, keadaan yang berhubungan dengan laktat asidosis, seperti syok, insufisiensi paru, riwayat laktat asidosis dan keadaan yang ditandai dengan hipoksemia.

  Efek Samping

Gangguan saluran pencernaan termasuk anoreksia.  Beberapa kasus laktat asidosis, yang dilaporkan terjadi pada penderita dengan

keadaan yang dikontraindikasikan dengan penggunaan Metformin HCl.

  Peringatan Dan Perhatian

Penggunaan harus hati-hati pada pasien dengan fungsi ginjal yang kurang sempurna. 

Penggunaan pada wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan.  Kadar gula dalam darah harus dimonitor pada pengobatan kombinasi dengan

sulfonilurea atau insulin, karena adanya kemungkinan terjadi hipoglikemia. Pada pengobatan kombinasi dengan insulin, penderita sebaiknya dirawat di

rumah sakit agar tercapai keadaan yang mantap.  Sekalipun dianjurkan agar penderita yang diberi pengobatan Metformin HCl

jangka panjang diperiksa kadar vitamin B12 dalam serumnya tiap tahun, akan tetapi selama 15 tahun penggunaan Metformin HCl secara luas belum pernah ditemui kasus anemia pernisiosa yang ditimbulkan oleh pengobatan dengan Metformin HCl.

Pengobatan bersama dengan antikoagulan diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan, karena menurut penelitian menunjukkan kemungkinan adanya

24

Page 25: Makalah BIOFAR Fix

interaksi antara Metformin HCl dengan antikoagulan tertentu.  Hati-hati penggunaan pada penderita lanjut usia, infeksi serius dan dalam

keadaan trauma

  Interaksi Obat

 Kemungkinan terjadi interaksi antara Metformin HCl dengan antikoagulan tertentu.Dalam hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis antikoagulan. 

Terjadi penurunan klirens ginjal Metformin HCl pada penggunaan bersama dengan simetidin maka dosis harus dikurangi.

Dosis Dan Cara Penggunaan Metformin HCl tablet harus diberikan bersamaan dengan makanan atau sesudah makan dalam dosis terbagi.Sehari: 3 kali 1 tabletPada pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula darah harus diperiksa, mengingat kemungkinan timbulnya hipoglikemia.

1. Dosis harus diperbesar secara perlahan-lahan, tablet 500 mg 3 kali sehari, seringkali cukup untuk mengendalikan penyakit diabetes.

Hal ini dapat dicapai dalam beberapa hari, tetapi tidak jarang pula efek ini lambat dicapai sampai 2 minggu. Apabila hasil yang diinginkan tidak tercapai, dosis dapat dinaikkan secara hati-hati sampai maksimum 3 gram sehari.

Bila gejala diabetes telah dapat dikontrol, dosis dapat diturunkan.

2. Apabila dikombinasikan dengan pemakaian sulfonilurea yang hasilnya kurang memadai, mula-mula diberikan satu tablet 500 mg.

Kemudian dosis Metformin HCl dinaikkan perlahan-lahan sampai diperoleh kontrol optimal.Seringkali dosis sulfonilurea dapat dikurangi dan pada beberapa pasien bahkan tidak perlu diberikan lagi. Pengobatan dapat dilanjutkan dengan Metformin HCl sebagai obat tunggal.

3. Apabila diberikan bersamaan dengan insulin dapat diikuti petunjuk ini:

o a) Bila dosis insulin kurang dari 60 unit sehari, permulaan diberikan tablet Metformin HCl 500 mg, kemudian dosis insulin dikurangi secara berangsur-angsur

25

Page 26: Makalah BIOFAR Fix

(4 unit setiap 2 - 4 hari). Pemakaian tablet dapat ditambah setiap interval mingguan. 

o b) Bila dosis insulin lebih dari 60 unit sehari, pemberian Metformin HCl adakalanya menyebabkan penurunan gula darah dengan cepat.

Pasien demikian harus diobservasi dengan hati-hati selama 24 jam pertama setelah pemberian Metformin HCl, sesudah itu dapat diikuti petunjuk yang diberikan pada butir (a) di atas.

Overdosis:Gejala-gejala:Hipoglikemia dapat terjadi bila diberikan bersama sulfonilurea, insulin atau alkohol.Pada dosis berlebih dapat terjadi asidosis.

Cara penanggulangan:Terapi penunjang dapat diberikan secara intensif terutama memperbaiki hilangnya cairan dan gangguan metabolik.

  Kemasan

Dus, isi 10 strip @ 10 tabletNo. Reg.: DKL 9615609710 A1

  Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu (25 - 30) ºC, terlindung dari cahaya

26

Page 27: Makalah BIOFAR Fix

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Mukoadhesif adalah polimer sintetik atau alam yang berinteraksi dengan lapisan mucus yang menutupi permukaan epitell permukaan dan molekul musin yang merupakan konstituen utama dari mucus. Bioadhesi merupakan fenomena yang tergantung pada sifat bioadhesive. Tahap pertama melibatkan kontak yang rapat antara bioadhesif dan membran, baik dari permukaan bioadhesif yang memiliki pembasahan bagus, maupun dari pengembangan bioadhesif. Pada tahap kedua, setelah diadakan kontak, penetrasi bioadheshif ke dalamcelah-celah permukaan jaringan atau antarrantai dari bioadhesive dengan mukus yang terjadi. Uji yang dilakukan dalam sediaan gastroretentive mukoadhesiv adalah uji wash off dan uji bioadhesi in vitro.

Obat –obat yang termasuk gastroretentive mukoadhesiv adalah Furosemida,Ketoprofen, Antasida,Metformin HCl . obat tersebut dibuat dalam bentuk mukoadhesiv bertujuan untuk memperpanjang waktu kerja obat.

B. Saran

Saran dalam makalah ini sangat diperlukan untuk memperbaiki lebih baik dalam proses pembelajaran.

27

Page 28: Makalah BIOFAR Fix

DAFTAR PUSTAKA

Longer Mark A., Ch’ng Hung Seng and Joseph R. Robinson. 1985, Bioadhesive Polymers as Platforms for Oral Controlled Drug Delivery II: Syntesis and Evaluation of some Swelling, Water-Insoluble Bioadhesive Polymers. J. Pharm. Sci 74(4): 406-407. 8. Syukri, Y. Yuwono

Jurnal universitas Indonesia fakultas farmasi http://www.meprofarm.co.id/ind/menus/detail_all_product-57-TUDIAB http://ahli-farmasi.blogspot.com/2012/03/furosemide.html#axzz3KBv2KKy1

28