bab ii baru
DESCRIPTION
ktiTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Gizi
1. Pengertian gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di
komsumsi secara normal melalui proses absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari orang-
orang serta menghasilkan energi (Ibnu fajar, 2001) Gizi adalah suatu proses
menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses
penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat- zat yang tidak digunakan
untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhann dan fungsi normal dari
orang-orang yang menghasilkan energy (http.www:gizi : blosspot.com). Gizi
adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan zat
gizi dengan kebutuhan.keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel
pertumbuhan yaitu berat badan,tinggi badan / panjang badan,lingkar
kepala,lingkar lengan dan panjang tungkai (Gibson 1990)
2. Klasifikasi
Klasifikasi zat gizi menurut kebutuhan tubuh terdiri dari :
a. Zat gizi makro
Zat gizi makro adalah zat gizi yang di butuhkan dalam jumlah besar dari
satu gram. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah
karbohidrat, lemak dan protein.
8
b. Zat gizi mikro
Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil
atau sedikit tapi ada dalam makanan.zat gizi yang termasuk kelompok zat
gizi mikro adalah mineral dan vitamin (http//www.wordpress.com.2009).
3. Metode Penilaian Status Gizi
Metode yang dipakai dalam menilai status gizi adalah pengukuran
antropometri dengan indeks antropometri antara lain : kombinasi atau
gabungan dari parameter,seperti berat badan menurut umur (BB/U),tinggi
badan menurut umur,(TB/U),berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).
4. Penilaian status gizi
Secara umum penilaian status gizi di kelompokan menjadi 2, yaitu : penilaian
secara langsung dan penilaian secara tidak langsung.
a. Penilaian status gizi secara langsung ada 4, yaitu :
1) Antropometri
Antropometri artinya ukuran tubuh manusia.ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
gizi.
2) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai
status gizi masyarakat,metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan
yang terjadi dan di hubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi, hal ini
9
dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa
oral dan kelejar tiroid.
3) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen
yang di uji secara laboratories yang di lakukan pada berbagai macam
jaringan tubuh. contoh: darah,urine, tinja,atau jaringan tubuh seperti
hati dan otot.
4) Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat
perubahan struktur dari jaringan.
b. Menurut (Ibnu Fajar, 2001) Penilaian status gizi secara tidak langsung ada
3, yaitu :
1) Survei konsumsi makanan, adalah penilaian status gizi dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang di komsumsi.
2) Statistik vital, penilaian status gizi dengan statistik vital adalah dengan
menganalisis data berapa statistik kesehatan seperti angka kematian
berdasarkan umur,angka kesakitan dan kematian akibat penyebab
tertentu dan data lainya yang berhubungan dengan gizi.
3) Faktor ekologi malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa factor fisik, biologis dan lingkungan serta budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi
seperti iklim, tanah, irigasi,dan laian lain
10
5. Dampak dari kurang gizi.
Dampak yang dapat ditimbulkan bila terjadi kekurangan zat gizi, antara lain :
a. Daya tahan tubuh menurun
b. Berat badan menurun.
c. Pertumbuhan terhambat
d. IQ rendah
e. Apatis
f. Cengeng
(http://www.wordpres.com/kuranggizi/09/2010)
B. Konsep Dasar Kurang Gizi
1. Pengertian gizi kurang
Menurut Sjahmin Moehji, 2005. Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan
nutrisi seperti : protein, karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh
tubuh.
2. Etologi
Penyebab gizi kurang menurut (Suprijadi,1999)
a. Faktor diet/ makanan
Makanan yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein akan
menyebabkan akan menderita kwashiokor sedangkan anak yang kurang
energi walaupun zat- zat gizi essensialnya seimbang akan menyebabkan
anak menderita marasmus.
11
b. Faktor sosial
Dapat mempengaru status gizi terutama anak-anak, Keluarga yang
mempunyai banyak anak dan pengasilan rendah.
c. Faktor infeksi / penyakit
Disebabkan karena penurunan daya tubuh terutama pada anak karenan
asupan yang kurang akibat anak kurang nafsu makan.
d. Faktor kemiskinan
Ketidak mampuan keluarga memenuhi bahan makanan sendiri ditambah
dan banyak ditimbulnya penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor, maka
timbul gejala KEP lebih cepat
3. Penatalaksanaan
Menurut (Ngastiyah, 2000)
a. Pemberian makanan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) dengan ukuran
yang telah dianjurkan dan diberikan secara bertahap .
b. Tetap diberikan ASI sesuai dengan aturan secara terus - menerus bagi anak
yang usia 2 tahun.
c. Pemberian makanan tambahan
d. Penyuluhan tentang gizi seimbang.
C. Konsep Tumbuh Kembang
1. Menurut Hanum (2010) Rumus Berat Badan Dan Tinggi Badan
a. Berat Badan
1) BB Lahir : 3,25 kg
12
2) 3-12 bulan : umur (bulan) + 9/2
3) 1-6 tahun : umur (bulan) x 2 + 8
4) 6-12 tahuan : umur (bulan) x7-5/2
b. Tinggi Badan
1) 1 tahun 1,5x tinggi badan lahir
2) 4 tahun 2x tinggi badan lahir
3) 6 tahun 1,5 x tinggi badan setahun
4) 13 tahun 3x tinggi badan lahir.
2. Pengertian tumbuh kembang
Tumbuh kembang adalah pertumbuhan yang optimal sangat di sangat
di pengaruhi oleh potensi biologisnya tingkat pencapaian fungsi biologis
seorang merupakan hasil intraksi berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu:
faktor genetik, lingkungan “bio-psikososial” dan perilaku proses itu sangat
kompleks dan unik, sehingga hasil akhirnya berbeda-beda dan memberikan
ciri pada setiap anak (Ibnu Fajar, 2001)
Pertumbuhan bisa dikatakan sebagai pertambahan atau proses
perubahan dari sebelumnya masih seperti biasa menjadi sesuatu yang
berkembang, atau juga pertumbuhan ukuran badan atau bagian bagian yang
lainnya yang sebagai hasil dari suatu perkembangan yang semakin lama,
semakin kompleks bagian-bagian tubuh berserta seluruh fungsinya.
(http://lensaprofesi,blogspot.com/2008)
13
3. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
Faktor genetik adalah termasuk berbagai faktor bawaan yang normal
dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan rasa atau suku bangga apabila
potensi genetik ini dapat berintraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal
maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal (ibnu fajar, 2001)
4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
a. Dari lahir sampai 3 bulan
Belajar mengangkat kepala, belajar mengikuti objek dengan matanya,
melihat ke muka sesorang dan tersenyum, bereaksi terhadap suara dan
bunyi, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,
dan kontak.
b. Dari 3 - 6 bulan
Mengangkat kepala 900 dan mengangkat dada dengan bertopang tangan,
mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkaunnya atau di
luar jangkaunnya, menaruh benda-benda di mulutnya, berusaha
memperluas lapangan pandangan, tertawa dan menjerit gembira bila diajak
bermain, mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.
c. Dari 6 – 9 bulan
Dapat duduk tanpa bantuan, dapat tengkurap dan berbalik sendiri, dapat
merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda
dari satu tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu
jari dan jari telunjuk, bergembira dengan melempar-lempar benda-benda,
mengeluarkan kata-kata tanpa arti, mengenal muka anggota-anggota
14
keluarga dan takut kepada orang asing /lain, muali berpartisipasi dalam
permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.
d. Dari 9 – 12 bulan
Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan dituntun,
menirukan suara, mengulang bunyi yang didengernya, belajar menyatakan
satu atau dua kata, mengerti perintah sederhana atau larangan,
memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin
melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan memasukan benda-benda
ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.
e. Dari 12 – 18 bulan
Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah, menyusun 2
atau 3 kotak, dapat mengatakan 5 – 10 kata, memperlihatkan rasa cemburu
dan rasa bersaing.
f. Dari 18 bulan sampai 24 bulan
Naik turun tangga, menyusun 6 kotak, menunjuk mata dan hidungnya,
menyusun dua kata, belajar makan sendiri, menggambar garis di kertas
atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil,
menaruh minat kapada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih
besar.
g. Dari 2 sampai 3 tahun
Belajar meloncat, mamanjat, melompat dengan satu kaki, membuat
jembatan dengan 3 kotak, mampu menyusun kalimat, mempergunakan
kata-kata saya, bertanya, mengeri kata-kata yang ditujukan kepadanya,
15
menggambar lingkaran, bermain bersama dengan anak lain dan menyadari
adanya lingkungan lain di luar keluarganya.
h. Dari 3 sampai 4 tahun
Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan pada jari kaki,
belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menggambar garis
silang, menggambar orang hanya kepala dan badan, mengenal 2 atau 3
warna, bicara dengan baik, menyebut namanya, jenis kelamin dan
umurnya, banyak bertanya, bertanya bagaiman anak dilahirkan, mengenal
sisi atas, sisi bawah, sisi muka dan sisi belakang, mendengarkan cerita-
cerita, bermain dengan anak lain, menunjukkan rasa sayang kepada
saudara-saudaranya, dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.
i. Dari 4 sampai 5 tahun
Melompat dan menari, menggambar orang dengan kepala, lengan dan
badan, menggambar segi empat dan segi tiga, pandai bicara, dapat
menghitung jari-jarinya, dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu,
mendengar atau mengulang hal-hal penting dan cerita, minat kepada kata
baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya,
mengenal 4 warna, memperkirakan bentuk dan besarnya benda,
membedakan besar dan kecil, menaruh minat kepada aktivitas orang
dewasa.
16
D. Konsep Keluarga
1. Pengertian keluarga
Keluarga adalah unik terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami - istri,
suami - istri dan anaknya,atau ayah dan anaknya,ibu dan anaknya. (Setiadi
2008)
2. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu
dan psikososial anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi, adalah fungsi
mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di
luar rumah.
c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan
menjaga kelangsungan keluarga.
d. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki
produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.
17
3. Peran keluarga
a. Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap
anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial
tertentu
b. Ibu sebagai penggurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak anak,
pelindung keluarag dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga
dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.
c. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan
fisik,mental,social dan spiritual
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya. Perubahan
kesehatan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak
lansung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka paila
menyadari adanya perubahan perlu dicatat kapan terjadinya, perubbahan
apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi anggota
keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan
pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan
memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan
tindakan yang tepat agar maslah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
18
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan maka keluarga harus
meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitarnya.
c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali
keluarga mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga
memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika
demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu
memperoleh tindakan lanjut atau perawatan agar masalah yang lebih parah
tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan
atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan
tindakan untuk pertolongan pertama.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
E. Konsep Dasar Pengetahuan dan Pendidikan Kesehatan
1. Konsep Pengetahuan.
a. Pengertian
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia tentang obyek yang
dapat diperoleh dengan barbagai cara, baik harus insiatif sendiri maupun
melalui alat komunikasi, seperti radio, televisi, majalah maupun dari
pengalaman belajar yang formal/informal ( Depkes RI, 2003 ).
19
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab
pertanyaan “What “. Dari beberapa defenisi diatas maka dapat penulis
simpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil dari manusia yang
diperolehnya dari pengalaman, belajar, setelah dia melakukan
pengindraan terhadap sesuatu obyek tertentu (Notoatmojo, 2005).
b. Tingkat-tingkat pengetahuan.
Menurut Bloom dalam Notoatmojo (2005) pengetahuan yang tercakup
dalam domain kognitif terbagi atas 6 tingkat yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah karena tingkatini hanya mengingat kembali (recall) terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat
dipresentasi materi tersebut secara benar dan mereka telah paham
tentang obyek atau materi yang dapat dijelaskan.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mempraktekan atau
menerapkan materi yang telah dipelajari dari suatu situasi atau kondisi
sebeNarnya.
20
4) Analisa (Analysis ) .
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan (bagan, membedakan, mengelompokan dan
sebagainya).
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi dari
formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, merencanakan, dapat
menyesuaikan terhadap teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
suatu cerita ditentukan sendiri dengan cerita yang telah ada.
c. Dasar-Dasar Pengetahuan
Dasar pengetahuan dalam Brieger (1992 ), itu diperoleh dari berbagai hal
antara lain :
1) Pengalaman
Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa yang
telah terjadi pada manusia dalam interaksi dengan alam, diri sendiri,
lingkungan sosial dan dengan seluruh kenyataan termasuk Tuhan
21
Yang Maha Esa. Pengalaman terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu :
Pengalaman primer dan pengalaman sekunder.
Pengalaman primer merupakan pengalaman langsung akan
persentuhan inderawi dengan benda konkrit di luar manusia dan
peristiwa yang dirasakan sendiri, sedangkan pengalaman sekunder
adalah pengalaman tidak langsung atau pengalaman reflektif
mengenai pengalaman primer.
2) Ingatan dan kesaksian
Dalam kedudukan sebagai dasar pengetahuan, baik pengalaman
maupun ingatan saling berkaitan akan tetapi ingatan dan pengalaman
tidak dapat berkembang menjadi pengetahuan. Sedangkan ingatan
mengandalikan pengalaman sebagai sumber dan dasar rujukan.
3) Minat dan rasa ingin tahu
Dalam hal ini yang mendasari adanya pengetahuan adalah minat dan
rasa ingin tahu. Minat mengarahkan perhatian terhadap hal-hal yang
dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan orang akan meminati
apa yang ia pandang bernilai, sedangkan ingin tahu mendorong orang
ingin bertanya dan melakukan penyelidikan atas apa yang dialami dan
menarik nilainya. Rasa ingin tahu ada kaitannya dengan pengalaman
atau kebenaran yang dialaminya.
4) Pikiran dan Penalaran
dapat memahami dan menjelaskan apa yang dialami manusia perlu
melakukan kegiatan berpikir yang mengandalkan pikiran. Kegiatan
22
pikiran dalam mencari pengetahuan adalah penalaran. Penalaran
merupakan proses pemikiran untuk menarik kesimpulan akan hal-hal
yang sebelumnya telah diketahui.
5) Logika
Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajariu segenap asas,
aturan dan tata cara penalaran yang benar (Correct Reasoming).
Logika ini merupakan suatu dasar yang amat perlu untuk memperoleh
pengetahuan yang benar, sebab tanpa logika penalaran tidak perlu
diketahui.
6) Bahasa
Bahasa merupakan salah satu hal yang mendasar dan memungkinkan
pengetahuan pada manusia. Seluruh kegiatan berpikir manusia serta
kaityannya dengan kemampuannya sebagai makluk yang berbahasa
sehingga manusia mampu untuk mengembangkan pengetahuan berkat
kemampuan tersebut. Manusia bukan hanya dapat mengungkapkan
dan berkomunikasi pikiran, dan sikap batinnya. Tetapi juga
menyimpan mengingat kembali mengulas dan memperluas apa yang
sampai sekarang diketahuinya
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Mubarok (2007) factor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan yaitu :
1) Umur
23
Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang
lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum
cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya
2) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita
tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin
mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-
nilai yang baru dikenal.
3) Lingkungan
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan
adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang
melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas
24
maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup
di lingkungan yang berpikiran sempit.
4) Pekerjaan
Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan
jabatan atau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah
sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Pekerjaan
biasanya sebagai simbol status sosial di masyarakat. Masyarakat
akan memandang seseorang dengan penuh penghormatan apabila
pekerjaannya sudah pegawai negeri atau pejabat di pemerintahan.
5) Sosial Ekonomi
Variabel ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian,
variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang yang
ditentukan unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan
banyak contoh serta ditentukan pula oleh tempat tinggal karena
hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk
pemeliharaan kesehatan.
6) Informasi yang diperoleh
Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga
organisasi, media cetak dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu
pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi sekaligus
menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat
cepat maka informasi berkembang sangat cepat pula. Adanya
25
ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam
bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak
pengetahuan baru bermunculan. Pemberian informasi seperti
cara-cara pencapaian hidup sehat akan meningkatkan
pengetahuan masyarakat yang dapat menambah kesadaran untuk
berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki
e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari
objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif
digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat
kuantitatif berwujud angka-angka, hasil hasil perhitungan atau
pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan
dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah
dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat
kualitatif.
Menurut Arikunto (2006). Pengukuran tingkat pengetahuan di
gunakan alat ukur observasi dan wawancara dengan skala dari 5-10
pertanyaan (kuisioner) jika responden menjawab benar mendapatkan
skor 1 dan salah di berikan skor 0 dengan criteria objektif yaitu:
1) Kategori baik yaitu menjawab benar 8 % – 10%
2) Kategori cukup yaitu menjawab benar 4 % – 7%
3) Kategori kurang yaitu menjawab benar dibawah 0%-3 %
26
F. Konsep Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian
Menurut Wood (1926) dalam Suliha Dkk (2002), mengatakan bahwa
pendidikan kesehatan adalah sekumpulan pengalaman yang mendukung
kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan
individu dan masyarakat. Sedangkan menurut Nyswader (1947) dalam
Suliha dkk (2002), mendifinisikan pendidikan kesehatan adalah proses
perubahan perilaku yang dinamis, bukan proses pemindahan materi dari
seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur.
Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang
lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk
yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses
perkembangan yang berubah` secara dinamis, yang didalamnya seseorang
menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru
berhubungan dengan hidup sehat.
Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara
terencana kepada individu, kelompok atau masyarakat untuk lebih mandiri
dalam mencapai tujuan hidup sehat. Dengan demikian pendidikan kesehatan
merupakan usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan
masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap,
maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.
27
2. Tujuan pendidikan kesehatan
Menurut Suliha dkk, (2002), Secara umum tujuan pendididkan Kesehatan
adalah merubah perilaku individu atau masyarakat dibidang kesehatan,
dimana pendidikan kesehatan dapat menolong individu dan masyarakat
dalam hal :
a. Menjadikan sesuatu yang bernilai dimasyarakat
b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat pada sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
3. Ruang lingkup pendidikan Kesehatan
Ruang lingkup pendidikan kesehatn dapat dilihat dari berbagai dimensi,
antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan
pendidikan kesehatan, dan tingkat pelayanan kesehatn dalam Suliha dkk
(2002 ) antara lain :
a. Sasaran pendidikan kesehatan dari dimensi sasaran, ruang lingkup
pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu :
1). Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu
2). Pendidikan kesehata keluarga dengan sasaran keluarga yang
didalamnya termasuk individu
3). Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
4). Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat
28
b. Tempat melaksanakan pendidikan kesehatan, menurut dimensi
pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat
sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda misalnya :
1). Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan di sekolah dengan
sasaran murid, dan pelaksanaannya diintegrasikan dalam Upaya
Kesehatan Sekolah (UKS)
2). Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat
kesehatan masyarakat, balai kersehatan, Rumash Sakit ataupun
khusus dengan sasaran pasien dan keluarga.
3). Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh
atau karyawan.
4). Pendidikan kesehatan juga dilakukan ditempat tinggal / rumah
keluarga dengan sasaran keluarga/ masyarakat
G. Konsep Keperawatan Keluarga
1. Pengertian
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman
pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan
dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Sudiharjo,
2007).
29
Keperawatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang di tunjukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh seorang perawat
profesinal dengan proses keperawatan yang berpedoman pada standar praktik
keperawatan dengan berlandaskan etik dan etika keperawatan dalam lingkup
dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan. (Setiadi.2008)
2. Asuhan keperawatan
a. Pengertian
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai
tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, dalam menggunakan metodologi proses keperawatan,
berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika
keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(Suprajitno, 2004).
b. Tujuan Asuhan Keperawatan
Tujuan keperawatan menurut Ali, (2001) adalah :
1) Membantu individu untuk mandiri
2) Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam kesehatan.
3) Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara
kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam
memeliharnya.
30
4) Membantu individu untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal
mungkin.
c. Tahap - Tahap dalam Proses Keperwatan Keluarga
Tahap - tahap dalam proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ali, 2001).
1. Pengkajian
Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perwat
untuk mengukur keadaan pasien (keluarga)dengan memakai norma-
norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem
yang terintengrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya,
(Effendi, 1998).
a) Pengkupulan data
Pengumpulan data dapat merupakan kegiatan menghimpun data
informasi dari berbagai pihak keluarga,petugas kesehatan dan hasil
rekaman medis data yang dikumpulkan dapat berupa data yang
bersifat subyetif dan objektif.pengkajian keluarga
b) Data umum
Data umum terdiri dari nama KK, usia, pendidikan ,pekerjaan,
penghasilan ,alamat, genogram, tipe keluarga, suku, agama, status
sosial ekonomi, aktivitas dan rekreasi
c) Riwayat Tahap perkembangan
Tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti.
31
d) Karakteristik rumah
Denah rumah, luas rumah, sanitasi dan sarana penggunaan air
bersih, karakteristik tetangga dan komunikasi mobilitas geografis
keluarga perkumpulan keluarga dan intraksi dengan masyarakat
sistem pendukung keluarga
e) Pengkajian pada keluarga yang
Pengkajian umum, pengkajian fisik, pola kebiasaan sehari-hari,
pengetahuan kelurga tentang pentinya gizi guna pertumbuhan anak,
struktur keluarga, pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan
keluarga, struktur peran,nilai dan norma budaya keluarga.
f) Keluarga
Fungsi efektif, fungsi sosial, fungsi perawatan keluarga fungsi
reproduksi.
g) Stres dan Koping Keluarga
Stress jangka pendek, stress jangka panjang, kemampuan keluarga
berespon tehadap masalah, strategi koping yang digunakan strategi
adaptasi disfungsional, pemeriksaan fisik keluarga,pola kebiasaan
keluarga sehari ahari.
h) Harapan Keluarga
Klasifikasi data, analisa data, diangnosa keperawatan,format
masalah, format implementasi dan evaluasi, format catatan
perkembangan keluarga.
i) Analisa Data
32
Kegiatan yang di lakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan
keluarga, ada lima kelompok masalah kesehatan keluarga yaitu :
1). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah.
2). Ketidak sanggupan mengambil keputusan tindakan kesehatan
yang tepat.
3). Ketidakmampuan merawat atau menolong anggota keluarga
yang sakit.
2. Diagnosa keperawatan dan prioritas diagnosa keperawatan keluarga
Diagnose keperawatan keluarga merupakan kumpulan dari pernyataan
dari uraian hasil wawancara,pengamatan langsung dan pengukuran
menggunakan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,
sampai masalah actual.masalah keperawatan actual memberikan
gambaran tanda dan gejala yang jelas mendukung bawah masalah
benar– benar terjadi, masalah resiko ditunjukan dengan data yang
mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera
ditagani,dan masalah potensial / sejahtara adalah merupakan status
kesehatan berda pada kondisi sehat dan ingin meningkatkan lebih
optimal (Setiawati, 2008).
Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul adalah sebagai berikut:
a). ketidaktahuan keluarga tentang masalah
b). ketidak tahuan merawat anggota keluarga yang sakit
Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan sasaran
peneliti:
33
a). Kurangnya pengetahuan keluarga Tn.J tentang gizi kurang pada
A/k berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengatur
gizi seimbang pada anak.
b). Hambtan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
Menurut setiawati, (2008). Prioritas masalah didasarkan atas tiga
kelompok.
a) Kriteria penilaian.
Kriteria masalah yang terdiri atas:
1). Sifat masalah terdiri dari :
Aktual :1
2). Kemungkinan masalah diubah :
Dengan mudah : 2
3). Potensial masalah dapat dicegah :
Tinggi :1
4). Menonjol msalah :
Tidak dirasakan ada masalah :0
b) Bobot
1). Sifat masalah bobot :1
2). Kemungkinan masalah diubah bobot :2
3). Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot :1
c) Pembenaran
1). Alasan untuk menentukan sub kriteria
34
2). Danpak terhadap kesehatan keluarhga
3). Ditunjukan dari data hasil pengkajian
Caranya dapat dilihat pada tabel
Tabel:2
Sistem Skoring
Kriteria Bobot Nilai Pembenaran1. Sifat masalah:Skla :
actual Resiko teringgi Potensial
2. Kemungkinan untuk mengubah masalah:
Dengan mudah Sebagian tidak dapat
3. Potensi masalah dapat dicegah
Tinggi Cukup Rendah
4. Menonjolnya masalahSegera diatasi Tidak segera diatasi Tidak dirasakan ada masalah
321
210
321
210
1
2
1
1
Mengacu pada masalah yang sedang terjadi dengan menunjukan tanda dan gejala atau bahkan dalam kondisi sehat
Mengacu pada masalah,sumber daya keluarga,sumberdaya perawat dan sumberdaya lingkungan
Mengacu pada berat rigannya masalah,jangka waktu terjadinya
masalah,tindakan yang akan di lakukan,kelompok resiko tinggi yang biasa dicegah Mengacu pada persepsi keluarga terhadap masalah
Total skor 4
Sumber : santun stiwati, 2008
d) Skoring
Effendi ( 1995) sistem skoring untuk menentukan prioritas masalh
sebagai berikut :
1). Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2). Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan
Skoring =
skorangkatertinggi
xbobot
35
3). Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot
5.Perencanaan / intervensi
Langkah selanjuntnya setelah pengkajian menyusun perencanaan
perawat kesehatan dan keperwatan keluarga.rencana keperawatan
keluarga dalah sekumpulan tindakan yang di tentukan perawat untuk
dilaksanakan, dalam mengcegah masalah kesehatan dan keperawatan
yang telah diidentifikasi (effendi,1998).
Tujuan utama dalam perencanaan intervensi adalah: untuk
meningkatkan pengetahuan keluarga yang disebabkan karena
kurangnya pengetahuan keluarga Tn J tentang gizi kurang pada A/K
36
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengatur gizi
seimbang.
Tujuan khusus dalam rencana keperawatan lebih menekan pada
pencapaian dari masing - masing hasil kegiatan.tujuan ini akan
dilakukan untuk :
a). Merangsang kerluarga untuk mengenal dan menerima masalah
dan kebutuhan kesehatan melalui : pemberian pendidikan
kesehatan pada keluarga dalam upaya meningkatkan
pengetahuan atau pentingnya gizi guna pertumbuhan anak.
b). Menimbulkan kepercayaan terhadap keluarga
1). Berikan motivasi dan dukungan kepada keluarga.
37
2). Kembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi
saling pengertian yang mendalam antara perawat dan
keluarga.
6.Implementasi
Menurut Effendi, (1995) pelaksanaan adalah pengelolaan dan
perhujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
perencanaan,jenis tindakan yang dilakukan antara lain:
a). Secara mandiri (independent ) adalah tindakan prakarsai sendiri
oleh perawat untuk membantu pasien mengatasi masalahnya
atau menanggapi reaksi karena adanya stresor
38
b). Saling ketergantungan / kolaborasi (interdependent) adalah
tindakan keperawatan atas dasar kerja sama tim perwatan atau
tim kesehatan lainya seperti dokter ,tim ahli gizi dan sebagainya.
Implementasi yang dilakukan pada keluarga Tn J anak “K” yang
mengalami kurang gizi, dengan meningkatkan pengetahuan
tentang pentingnya gizi guna pertumbuhan anak.adalah sesuai
dengan interfensi yang akan ada pada diagnosa keperawatan :
kurang pengetahuan keluarga Tn J tentang kurang gizi pada
Anak K b/d ketidak mampuan keluarga mengatur gizi seimbang.
Memberikan penyeluhan kesehatan tentang pentinya mengatur
gizi seimbang.
39
7.Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan
keluarga.evaluasi merupakan tahap terakhir yang menentukan
apakah tujuan tercapai sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan
direncanakan keperawatan (Setiawati 2008).
a.Evaluasi struktur
Evaluasi struktur berhubungan erat dengan bahan, tenaga, maupun
dana yang diperlukan dalam suatu kegiatan (Setiawati 2008)
b.Evaluasi proses
Evaluasi proses merupaka evaluasi yang dilakukan selama proses
kegiatan berlagsung, untuk mengcapai kualitas dalam hal
40
penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada keluarga,serta
adanya antusias dari seluruh anggota keluarga
c.Evaluasi hasil
Evaluasi hasil merupakan hasil akhir dari pemberian asuhan
keperawatan.evaluasi yang di harapakan pada keluarga dengan
meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya gizi guna
pertumbuhan anak.
H.Kerangka Konsep
Asuhan keperawatan keluarga melalui:
1. Pengkajian2. Diagnosa 3. Perencanaan4. Implementasi5. Evaluasi6. Dokumentasi
Keluarga Tn. “J” yang memiliki anak
A/k yang mengalami kurang
gizi
Perubahan tingkat pengetahuan tentang
pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan
Anak
41
Keterangan :
: Variabel Independent
: Variabel Dependent
: Hasil yang diharapkan
Gambar 1
Kerangka konserp