bab ii baru

54
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Gizi 1. Pengertian gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di komsumsi secara normal melalui proses absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari orang- orang serta menghasilkan energi (Ibnu fajar, 2001) Gizi adalah suatu proses menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat- zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhann dan fungsi normal dari orang-orang yang menghasilkan energy (http.www:gizi : blosspot.com). Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan zat gizi dengan kebutuhan.keseimbangan tersebut dapat dilihat dari

Upload: nur-djana-setiarini-henaulu

Post on 04-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

kti

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II baru

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Gizi

1. Pengertian gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang di

komsumsi secara normal melalui proses absorpsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari orang-

orang serta menghasilkan energi (Ibnu fajar, 2001) Gizi adalah suatu proses

menggunakan makanan yang di konsumsi secara normal melalui proses

penyimpanan metabolisme dan pengeluaran zat- zat yang tidak digunakan

untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhann dan fungsi normal dari

orang-orang yang menghasilkan energy (http.www:gizi : blosspot.com). Gizi

adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan asupan zat

gizi dengan kebutuhan.keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel

pertumbuhan yaitu berat badan,tinggi badan / panjang badan,lingkar

kepala,lingkar lengan dan panjang tungkai (Gibson 1990)

2. Klasifikasi

Klasifikasi zat gizi menurut kebutuhan tubuh terdiri dari :

a. Zat gizi makro

Zat gizi makro adalah zat gizi yang di butuhkan dalam jumlah besar dari

satu gram. Zat gizi yang termasuk kelompok zat gizi makro adalah

karbohidrat, lemak dan protein.

Page 2: BAB II baru

8

b. Zat gizi mikro

Zat gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil

atau sedikit tapi ada dalam makanan.zat gizi yang termasuk kelompok zat

gizi mikro adalah mineral dan vitamin (http//www.wordpress.com.2009).

3. Metode Penilaian Status Gizi

Metode yang dipakai dalam menilai status gizi adalah pengukuran

antropometri dengan indeks antropometri antara lain : kombinasi atau

gabungan dari parameter,seperti berat badan menurut umur (BB/U),tinggi

badan menurut umur,(TB/U),berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

4. Penilaian status gizi

Secara umum penilaian status gizi di kelompokan menjadi 2, yaitu : penilaian

secara langsung dan penilaian secara tidak langsung.

a. Penilaian status gizi secara langsung ada 4, yaitu :

1) Antropometri

Antropometri artinya ukuran tubuh manusia.ditinjau dari sudut pandang

gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam

pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat

gizi.

2) Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai

status gizi masyarakat,metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan

yang terjadi dan di hubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi, hal ini

Page 3: BAB II baru

9

dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan mukosa

oral dan kelejar tiroid.

3) Biokimia

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen

yang di uji secara laboratories yang di lakukan pada berbagai macam

jaringan tubuh. contoh: darah,urine, tinja,atau jaringan tubuh seperti

hati dan otot.

4) Biofisik

Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat

perubahan struktur dari jaringan.

b. Menurut (Ibnu Fajar, 2001) Penilaian status gizi secara tidak langsung ada

3, yaitu :

1) Survei konsumsi makanan, adalah penilaian status gizi dengan melihat

jumlah dan jenis zat gizi yang di komsumsi.

2) Statistik vital, penilaian status gizi dengan statistik vital adalah dengan

menganalisis data berapa statistik kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur,angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

tertentu dan data lainya yang berhubungan dengan gizi.

3) Faktor ekologi malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil

interaksi beberapa factor fisik, biologis dan lingkungan serta budaya.

Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi

seperti iklim, tanah, irigasi,dan laian lain

Page 4: BAB II baru

10

5. Dampak dari kurang gizi.

Dampak yang dapat ditimbulkan bila terjadi kekurangan zat gizi, antara lain :

a. Daya tahan tubuh menurun

b. Berat badan menurun.

c. Pertumbuhan terhambat

d. IQ rendah

e. Apatis

f. Cengeng

(http://www.wordpres.com/kuranggizi/09/2010)

B. Konsep Dasar Kurang Gizi

1. Pengertian gizi kurang

Menurut Sjahmin Moehji, 2005. Gizi kurang adalah kekurangan bahan-bahan

nutrisi seperti : protein, karbohidrat, lemak dan vitamin yang dibutuhkan oleh

tubuh.

2. Etologi

Penyebab gizi kurang menurut (Suprijadi,1999)

a. Faktor diet/ makanan

Makanan yang mengandung cukup energi tetapi kurang protein akan

menyebabkan akan menderita kwashiokor sedangkan anak yang kurang

energi walaupun zat- zat gizi essensialnya seimbang akan menyebabkan

anak menderita marasmus.

Page 5: BAB II baru

11

b. Faktor sosial

Dapat mempengaru status gizi terutama anak-anak, Keluarga yang

mempunyai banyak anak dan pengasilan rendah.

c. Faktor infeksi / penyakit

Disebabkan karena penurunan daya tubuh terutama pada anak karenan

asupan yang kurang akibat anak kurang nafsu makan.

d. Faktor kemiskinan

Ketidak mampuan keluarga memenuhi bahan makanan sendiri ditambah

dan banyak ditimbulnya penyakit infeksi dan lingkungan yang kotor, maka

timbul gejala KEP lebih cepat

3. Penatalaksanaan

Menurut (Ngastiyah, 2000)

a. Pemberian makanan TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein) dengan ukuran

yang telah dianjurkan dan diberikan secara bertahap .

b. Tetap diberikan ASI sesuai dengan aturan secara terus - menerus bagi anak

yang usia 2 tahun.

c. Pemberian makanan tambahan

d. Penyuluhan tentang gizi seimbang.

C. Konsep Tumbuh Kembang

1. Menurut Hanum (2010) Rumus Berat Badan Dan Tinggi Badan

a. Berat Badan

1) BB Lahir : 3,25 kg

Page 6: BAB II baru

12

2) 3-12 bulan : umur (bulan) + 9/2

3) 1-6 tahun : umur (bulan) x 2 + 8

4) 6-12 tahuan : umur (bulan) x7-5/2

b. Tinggi Badan

1) 1 tahun 1,5x tinggi badan lahir

2) 4 tahun 2x tinggi badan lahir

3) 6 tahun 1,5 x tinggi badan setahun

4) 13 tahun 3x tinggi badan lahir.

2. Pengertian tumbuh kembang

Tumbuh kembang adalah pertumbuhan yang optimal sangat di sangat

di pengaruhi oleh potensi biologisnya tingkat pencapaian fungsi biologis

seorang merupakan hasil intraksi berbagai faktor yang saling berkaitan yaitu:

faktor genetik, lingkungan “bio-psikososial” dan perilaku proses itu sangat

kompleks dan unik, sehingga hasil akhirnya berbeda-beda dan memberikan

ciri pada setiap anak (Ibnu Fajar, 2001)

Pertumbuhan bisa dikatakan sebagai pertambahan atau proses

perubahan dari sebelumnya masih seperti biasa menjadi sesuatu yang

berkembang, atau juga pertumbuhan ukuran badan atau bagian bagian yang

lainnya yang sebagai hasil dari suatu perkembangan yang semakin lama,

semakin kompleks bagian-bagian tubuh berserta seluruh fungsinya.

(http://lensaprofesi,blogspot.com/2008)

Page 7: BAB II baru

13

3. Faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

Faktor genetik adalah termasuk berbagai faktor bawaan yang normal

dan patologis, jenis kelamin, obstetrik dan rasa atau suku bangga apabila

potensi genetik ini dapat berintraksi dalam lingkungan yang baik dan optimal

maka akan menghasilkan pertumbuhan yang optimal (ibnu fajar, 2001)

4. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

a. Dari lahir sampai 3 bulan

Belajar mengangkat kepala, belajar mengikuti objek dengan matanya,

melihat ke muka sesorang dan tersenyum, bereaksi terhadap suara dan

bunyi, mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran,

dan kontak.

b. Dari 3 - 6 bulan

Mengangkat kepala 900 dan mengangkat dada dengan bertopang tangan,

mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkaunnya atau di

luar jangkaunnya, menaruh benda-benda di mulutnya, berusaha

memperluas lapangan pandangan, tertawa dan menjerit gembira bila diajak

bermain, mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang.

c. Dari 6 – 9 bulan

Dapat duduk tanpa bantuan, dapat tengkurap dan berbalik sendiri, dapat

merangkak meraih benda atau mendekati seseorang, memindahkan benda

dari satu tangan ke tangan yang lain, memegang benda kecil dengan ibu

jari dan jari telunjuk, bergembira dengan melempar-lempar benda-benda,

mengeluarkan kata-kata tanpa arti, mengenal muka anggota-anggota

Page 8: BAB II baru

14

keluarga dan takut kepada orang asing /lain, muali berpartisipasi dalam

permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.

d. Dari 9 – 12 bulan

Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu, dapat berjalan dengan dituntun,

menirukan suara, mengulang bunyi yang didengernya, belajar menyatakan

satu atau dua kata, mengerti perintah sederhana atau larangan,

memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin

melihat semuanya, ingin menyentuh apa saja dan memasukan benda-benda

ke mulutnya, berpartisipasi dalam permainan.

e. Dari 12 – 18 bulan

Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah, menyusun 2

atau 3 kotak, dapat mengatakan 5 – 10 kata, memperlihatkan rasa cemburu

dan rasa bersaing.

f. Dari 18 bulan sampai 24 bulan

Naik turun tangga, menyusun 6 kotak, menunjuk mata dan hidungnya,

menyusun dua kata, belajar makan sendiri, menggambar garis di kertas

atau pasir, mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil,

menaruh minat kapada apa yang dikerjakan oleh orang-orang yang lebih

besar.

g. Dari 2 sampai 3 tahun

Belajar meloncat, mamanjat, melompat dengan satu kaki, membuat

jembatan dengan 3 kotak, mampu menyusun kalimat, mempergunakan

kata-kata saya, bertanya, mengeri kata-kata yang ditujukan kepadanya,

Page 9: BAB II baru

15

menggambar lingkaran, bermain bersama dengan anak lain dan menyadari

adanya lingkungan lain di luar keluarganya.

h. Dari 3 sampai 4 tahun

Berjalan-jalan sendiri mengunjungi tetangga, berjalan pada jari kaki,

belajar berpakaian dan membuka pakaian sendiri, menggambar garis

silang, menggambar orang hanya kepala dan badan, mengenal 2 atau 3

warna, bicara dengan baik, menyebut namanya, jenis kelamin dan

umurnya, banyak bertanya, bertanya bagaiman anak dilahirkan, mengenal

sisi atas, sisi bawah, sisi muka dan sisi belakang, mendengarkan cerita-

cerita, bermain dengan anak lain, menunjukkan rasa sayang kepada

saudara-saudaranya, dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana.

i. Dari 4 sampai 5 tahun

Melompat dan menari, menggambar orang dengan kepala, lengan dan

badan, menggambar segi empat dan segi tiga, pandai bicara, dapat

menghitung jari-jarinya, dapat menyebutkan hari-hari dalam seminggu,

mendengar atau mengulang hal-hal penting dan cerita, minat kepada kata

baru dan artinya, memprotes bila dilarang apa yang diinginkannya,

mengenal 4 warna, memperkirakan bentuk dan besarnya benda,

membedakan besar dan kecil, menaruh minat kepada aktivitas orang

dewasa.

Page 10: BAB II baru

16

D. Konsep Keluarga

1. Pengertian keluarga

Keluarga adalah unik terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami - istri,

suami - istri dan anaknya,atau ayah dan anaknya,ibu dan anaknya. (Setiadi

2008)

2. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan

dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu

dan psikososial anggota keluarga.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi, adalah fungsi

mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial

sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di

luar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan

menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi, yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan

keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan

individu, meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki

produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di

bidang kesehatan.

Page 11: BAB II baru

17

3. Peran keluarga

a. Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari

nafkah, pendidik, pelindung/pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap

anggota keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok sosial

tertentu

b. Ibu sebagai penggurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak anak,

pelindung keluarag dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga

dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok social tertentu.

c. Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan

fisik,mental,social dan spiritual

4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya. Perubahan

kesehatan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak

lansung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka paila

menyadari adanya perubahan perlu dicatat kapan terjadinya, perubbahan

apa yang terjadi dan seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi anggota

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segera melakukan

tindakan yang tepat agar maslah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan

Page 12: BAB II baru

18

teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan maka keluarga harus

meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitarnya.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan. Sering kali

keluarga mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga

memiliki keterbatasan yang telah diketahui keluarga sendiri. Jika

demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjut atau perawatan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan di institusi pelayanan kesehatan

atau di rumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan

tindakan untuk pertolongan pertama.

d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan

perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.

E. Konsep Dasar Pengetahuan dan Pendidikan Kesehatan

1. Konsep Pengetahuan.

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia tentang obyek yang

dapat diperoleh dengan barbagai cara, baik harus insiatif sendiri maupun

melalui alat komunikasi, seperti radio, televisi, majalah maupun dari

pengalaman belajar yang formal/informal ( Depkes RI, 2003 ).

Page 13: BAB II baru

19

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab

pertanyaan “What “. Dari beberapa defenisi diatas maka dapat penulis

simpulkan bahwa pengetahuan adalah suatu hasil dari manusia yang

diperolehnya dari pengalaman, belajar, setelah dia melakukan

pengindraan terhadap sesuatu obyek tertentu (Notoatmojo, 2005).

b. Tingkat-tingkat pengetahuan.

Menurut Bloom dalam Notoatmojo (2005) pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif terbagi atas 6 tingkat yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah karena tingkatini hanya mengingat kembali (recall) terhadap

sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

dipresentasi materi tersebut secara benar dan mereka telah paham

tentang obyek atau materi yang dapat dijelaskan.

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mempraktekan atau

menerapkan materi yang telah dipelajari dari suatu situasi atau kondisi

sebeNarnya.

Page 14: BAB II baru

20

4) Analisa (Analysis ) .

Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

obyek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan (bagan, membedakan, mengelompokan dan

sebagainya).

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi dari

formulasi yang ada misalnya dapat menyusun, merencanakan, dapat

menyesuaikan terhadap teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian

suatu cerita ditentukan sendiri dengan cerita yang telah ada.

c. Dasar-Dasar Pengetahuan

Dasar pengetahuan dalam Brieger (1992 ), itu diperoleh dari berbagai hal

antara lain :

1) Pengalaman

Pengalaman adalah keseluruhan peristiwa perjumpaan dan apa yang

telah terjadi pada manusia dalam interaksi dengan alam, diri sendiri,

lingkungan sosial dan dengan seluruh kenyataan termasuk Tuhan

Page 15: BAB II baru

21

Yang Maha Esa. Pengalaman terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu :

Pengalaman primer dan pengalaman sekunder.

Pengalaman primer merupakan pengalaman langsung akan

persentuhan inderawi dengan benda konkrit di luar manusia dan

peristiwa yang dirasakan sendiri, sedangkan pengalaman sekunder

adalah pengalaman tidak langsung atau pengalaman reflektif

mengenai pengalaman primer.

2) Ingatan dan kesaksian

Dalam kedudukan sebagai dasar pengetahuan, baik pengalaman

maupun ingatan saling berkaitan akan tetapi ingatan dan pengalaman

tidak dapat berkembang menjadi pengetahuan. Sedangkan ingatan

mengandalikan pengalaman sebagai sumber dan dasar rujukan.

3) Minat dan rasa ingin tahu

Dalam hal ini yang mendasari adanya pengetahuan adalah minat dan

rasa ingin tahu. Minat mengarahkan perhatian terhadap hal-hal yang

dialami dan dianggap penting untuk diperhatikan orang akan meminati

apa yang ia pandang bernilai, sedangkan ingin tahu mendorong orang

ingin bertanya dan melakukan penyelidikan atas apa yang dialami dan

menarik nilainya. Rasa ingin tahu ada kaitannya dengan pengalaman

atau kebenaran yang dialaminya.

4) Pikiran dan Penalaran

dapat memahami dan menjelaskan apa yang dialami manusia perlu

melakukan kegiatan berpikir yang mengandalkan pikiran. Kegiatan

Page 16: BAB II baru

22

pikiran dalam mencari pengetahuan adalah penalaran. Penalaran

merupakan proses pemikiran untuk menarik kesimpulan akan hal-hal

yang sebelumnya telah diketahui.

5) Logika

Logika adalah bidang pengetahuan yang mempelajariu segenap asas,

aturan dan tata cara penalaran yang benar (Correct Reasoming).

Logika ini merupakan suatu dasar yang amat perlu untuk memperoleh

pengetahuan yang benar, sebab tanpa logika penalaran tidak perlu

diketahui.

6) Bahasa

Bahasa merupakan salah satu hal yang mendasar dan memungkinkan

pengetahuan pada manusia. Seluruh kegiatan berpikir manusia serta

kaityannya dengan kemampuannya sebagai makluk yang berbahasa

sehingga manusia mampu untuk mengembangkan pengetahuan berkat

kemampuan tersebut. Manusia bukan hanya dapat mengungkapkan

dan berkomunikasi pikiran, dan sikap batinnya. Tetapi juga

menyimpan mengingat kembali mengulas dan memperluas apa yang

sampai sekarang diketahuinya

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarok (2007) factor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu :

1) Umur

Page 17: BAB II baru

23

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai

saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang

lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum

cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari

pengalaman dan kematangan jiwanya

2)  Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita

tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin

mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-

nilai yang baru dikenal.

3) Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok. Lingkungan

adalah input kedalam diri seseorang sehingga sistem adaptif yang

melibatkan baik faktor internal maupun faktor eksternal.

Seseorang yang hidup dalam lingkungan yang berpikiran luas

Page 18: BAB II baru

24

maka pengetahuannya akan lebih baik daripada orang yang hidup

di lingkungan yang berpikiran sempit.

4) Pekerjaan

Pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus

dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan

jabatan atau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah

sering mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Pekerjaan

biasanya sebagai simbol status sosial di masyarakat. Masyarakat

akan memandang seseorang dengan penuh penghormatan apabila

pekerjaannya sudah pegawai negeri atau pejabat di pemerintahan.

5) Sosial Ekonomi

Variabel ini sering dilihat angka kesakitan dan kematian,

variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang yang

ditentukan unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan

banyak contoh serta ditentukan pula oleh tempat tinggal karena

hal ini dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk

pemeliharaan kesehatan.

6) Informasi yang diperoleh

Informasi dapat diperoleh di rumah, di sekolah, lembaga

organisasi, media cetak dan tempat pelayanan kesehatan. Ilmu

pengetahuan dan teknologi membutuhkan informasi sekaligus

menghasilkan informasi. Jika pengetahuan berkembang sangat

cepat maka informasi berkembang sangat cepat pula. Adanya

Page 19: BAB II baru

25

ledakan pengetahuan sebagai akibat perkembangan dalam

bidang ilmu dan pengetahuan, maka semakin banyak

pengetahuan baru bermunculan. Pemberian informasi seperti

cara-cara pencapaian hidup sehat akan meningkatkan

pengetahuan masyarakat yang dapat menambah kesadaran untuk

berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki

e. Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari

objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif

digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat

kuantitatif berwujud angka-angka, hasil hasil perhitungan atau

pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan

dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah

dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat

kualitatif.

Menurut Arikunto (2006). Pengukuran tingkat pengetahuan di

gunakan alat ukur observasi dan wawancara dengan skala dari 5-10

pertanyaan (kuisioner) jika responden menjawab benar mendapatkan

skor 1 dan salah di berikan skor 0 dengan criteria objektif yaitu:

1) Kategori baik yaitu menjawab benar 8 % – 10%

2) Kategori cukup yaitu menjawab benar 4 % – 7%

3) Kategori kurang yaitu menjawab benar dibawah 0%-3 %

Page 20: BAB II baru

26

F. Konsep Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian

Menurut Wood (1926) dalam Suliha Dkk (2002), mengatakan bahwa

pendidikan kesehatan adalah sekumpulan pengalaman yang mendukung

kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan

individu dan masyarakat. Sedangkan menurut Nyswader (1947) dalam

Suliha dkk (2002), mendifinisikan pendidikan kesehatan adalah proses

perubahan perilaku yang dinamis, bukan proses pemindahan materi dari

seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur.

Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada seseorang oleh orang

lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan atau suatu produk

yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses

perkembangan yang berubah` secara dinamis, yang didalamnya seseorang

menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru

berhubungan dengan hidup sehat.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa:

Pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan perilaku secara

terencana kepada individu, kelompok atau masyarakat untuk lebih mandiri

dalam mencapai tujuan hidup sehat. Dengan demikian pendidikan kesehatan

merupakan usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok dan

masyarakat dalam meningkatkan kemampuan baik pengetahuan, sikap,

maupun keterampilan untuk mencapai hidup sehat secara optimal.

Page 21: BAB II baru

27

2. Tujuan pendidikan kesehatan

Menurut Suliha dkk, (2002), Secara umum tujuan pendididkan Kesehatan

adalah merubah perilaku individu atau masyarakat dibidang kesehatan,

dimana pendidikan kesehatan dapat menolong individu dan masyarakat

dalam hal :

a. Menjadikan sesuatu yang bernilai dimasyarakat

b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat pada sarana

pelayanan kesehatan yang ada.

3. Ruang lingkup pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatn dapat dilihat dari berbagai dimensi,

antara lain dimensi sasaran pendidikan kesehatan, tempat pelaksanaan

pendidikan kesehatan, dan tingkat pelayanan kesehatn dalam Suliha dkk

(2002 ) antara lain :

a. Sasaran pendidikan kesehatan dari dimensi sasaran, ruang lingkup

pendidikan kesehatan dapat dibagi menjadi 4 (empat) kelompok yaitu :

1). Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu

2). Pendidikan kesehata keluarga dengan sasaran keluarga yang

didalamnya termasuk individu

3). Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

4). Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat

Page 22: BAB II baru

28

b. Tempat melaksanakan pendidikan kesehatan, menurut dimensi

pelaksanaan pendidikan kesehatan dapat berlangsung diberbagai tempat

sehingga dengan sendirinya sasarannya juga berbeda misalnya :

1). Pendidikan kesehatan disekolah, dilakukan di sekolah dengan

sasaran murid, dan pelaksanaannya diintegrasikan dalam Upaya

Kesehatan Sekolah (UKS)

2). Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat

kesehatan masyarakat, balai kersehatan, Rumash Sakit ataupun

khusus dengan sasaran pasien dan keluarga.

3). Pendidikan kesehatan ditempat-tempat kerja dengan sasaran buruh

atau karyawan.

4). Pendidikan kesehatan juga dilakukan ditempat tinggal / rumah

keluarga dengan sasaran keluarga/ masyarakat

G. Konsep Keperawatan Keluarga

1. Pengertian

Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan dalam praktik

keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai anggota keluarga pada

tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman

pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika dan etiket keperawatan

dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (Sudiharjo,

2007).

Page 23: BAB II baru

29

Keperawatan keluarga adalah perawatan kesehatan yang di tunjukan atau

dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat,

dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh seorang perawat

profesinal dengan proses keperawatan yang berpedoman pada standar praktik

keperawatan dengan berlandaskan etik dan etika keperawatan dalam lingkup

dan wewenang serta tanggung jawab keperawatan. (Setiadi.2008)

2. Asuhan keperawatan

a. Pengertian

Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada

praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai

tatanan pelayanan kesehatan, dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar

manusia, dalam menggunakan metodologi proses keperawatan,

berpedoman pada standar praktik keperawatan, dilandasi etik dan etika

keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan

(Suprajitno, 2004).

b. Tujuan Asuhan Keperawatan

Tujuan keperawatan menurut Ali, (2001) adalah :

1) Membantu individu untuk mandiri

2) Mengajak individu atau masyarakat berpartisipasi dalam kesehatan.

3) Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara

kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam

memeliharnya.

Page 24: BAB II baru

30

4) Membantu individu untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal

mungkin.

c. Tahap - Tahap dalam Proses Keperwatan Keluarga

Tahap - tahap dalam proses keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Ali, 2001).

1. Pengkajian

Pengkajian adalah sekumpulan tindakan yang digunakan oleh perwat

untuk mengukur keadaan pasien (keluarga)dengan memakai norma-

norma kesehatan keluarga maupun sosial, yang merupakan sistem

yang terintengrasi dan kesanggupan keluarga untuk mengatasinya,

(Effendi, 1998).

a) Pengkupulan data

Pengumpulan data dapat merupakan kegiatan menghimpun data

informasi dari berbagai pihak keluarga,petugas kesehatan dan hasil

rekaman medis data yang dikumpulkan dapat berupa data yang

bersifat subyetif dan objektif.pengkajian keluarga

b) Data umum

Data umum terdiri dari nama KK, usia, pendidikan ,pekerjaan,

penghasilan ,alamat, genogram, tipe keluarga, suku, agama, status

sosial ekonomi, aktivitas dan rekreasi

c) Riwayat Tahap perkembangan

Tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan

keluarga yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti.

Page 25: BAB II baru

31

d) Karakteristik rumah

Denah rumah, luas rumah, sanitasi dan sarana penggunaan air

bersih, karakteristik tetangga dan komunikasi mobilitas geografis

keluarga perkumpulan keluarga dan intraksi dengan masyarakat

sistem pendukung keluarga

e) Pengkajian pada keluarga yang

Pengkajian umum, pengkajian fisik, pola kebiasaan sehari-hari,

pengetahuan kelurga tentang pentinya gizi guna pertumbuhan anak,

struktur keluarga, pola komunikasi keluarga, struktur kekuatan

keluarga, struktur peran,nilai dan norma budaya keluarga.

f) Keluarga

Fungsi efektif, fungsi sosial, fungsi perawatan keluarga fungsi

reproduksi.

g) Stres dan Koping Keluarga

Stress jangka pendek, stress jangka panjang, kemampuan keluarga

berespon tehadap masalah, strategi koping yang digunakan strategi

adaptasi disfungsional, pemeriksaan fisik keluarga,pola kebiasaan

keluarga sehari ahari.

h) Harapan Keluarga

Klasifikasi data, analisa data, diangnosa keperawatan,format

masalah, format implementasi dan evaluasi, format catatan

perkembangan keluarga.

i) Analisa Data

Page 26: BAB II baru

32

Kegiatan yang di lakukan yaitu menetapkan masalah kesehatan

keluarga, ada lima kelompok masalah kesehatan keluarga yaitu :

1). Ketidak mampuan keluarga mengenal masalah.

2). Ketidak sanggupan mengambil keputusan tindakan kesehatan

yang tepat.

3). Ketidakmampuan merawat atau menolong anggota keluarga

yang sakit.

2. Diagnosa keperawatan dan prioritas diagnosa keperawatan keluarga

Diagnose keperawatan keluarga merupakan kumpulan dari pernyataan

dari uraian hasil wawancara,pengamatan langsung dan pengukuran

menggunakan status kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi,

sampai masalah actual.masalah keperawatan actual memberikan

gambaran tanda dan gejala yang jelas mendukung bawah masalah

benar– benar terjadi, masalah resiko ditunjukan dengan data yang

mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera

ditagani,dan masalah potensial / sejahtara adalah merupakan status

kesehatan berda pada kondisi sehat dan ingin meningkatkan lebih

optimal (Setiawati, 2008).

Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul adalah sebagai berikut:

a). ketidaktahuan keluarga tentang masalah

b). ketidak tahuan merawat anggota keluarga yang sakit

Diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan sasaran

peneliti:

Page 27: BAB II baru

33

a). Kurangnya pengetahuan keluarga Tn.J tentang gizi kurang pada

A/k berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengatur

gizi seimbang pada anak.

b). Hambtan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.

Menurut setiawati, (2008). Prioritas masalah didasarkan atas tiga

kelompok.

a) Kriteria penilaian.

Kriteria masalah yang terdiri atas:

1). Sifat masalah terdiri dari :

Aktual :1

2). Kemungkinan masalah diubah :

Dengan mudah : 2

3). Potensial masalah dapat dicegah :

Tinggi :1

4). Menonjol msalah :

Tidak dirasakan ada masalah :0

b) Bobot

1). Sifat masalah bobot :1

2). Kemungkinan masalah diubah bobot :2

3). Potensial masalah untuk dicegah dengan bobot :1

c) Pembenaran

1). Alasan untuk menentukan sub kriteria

Page 28: BAB II baru

34

2). Danpak terhadap kesehatan keluarhga

3). Ditunjukan dari data hasil pengkajian

Caranya dapat dilihat pada tabel

Tabel:2

Sistem Skoring

Kriteria Bobot Nilai Pembenaran1. Sifat masalah:Skla :

actual Resiko teringgi Potensial

2. Kemungkinan untuk mengubah masalah:

Dengan mudah Sebagian tidak dapat

3. Potensi masalah dapat dicegah

Tinggi Cukup Rendah

4. Menonjolnya masalahSegera diatasi Tidak segera diatasi Tidak dirasakan ada masalah

321

210

321

210

1

2

1

1

Mengacu pada masalah yang sedang terjadi dengan menunjukan tanda dan gejala atau bahkan dalam kondisi sehat

Mengacu pada masalah,sumber daya keluarga,sumberdaya perawat dan sumberdaya lingkungan

Mengacu pada berat rigannya masalah,jangka waktu terjadinya

masalah,tindakan yang akan di lakukan,kelompok resiko tinggi yang biasa dicegah Mengacu pada persepsi keluarga terhadap masalah

Total skor 4

Sumber : santun stiwati, 2008

d) Skoring

Effendi ( 1995) sistem skoring untuk menentukan prioritas masalh

sebagai berikut :

1). Tentukan skor untuk setiap kriteria.

2). Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan

Skoring =

skorangkatertinggi

xbobot

Page 29: BAB II baru

35

3). Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk semua bobot

5.Perencanaan / intervensi

Langkah selanjuntnya setelah pengkajian menyusun perencanaan

perawat kesehatan dan keperwatan keluarga.rencana keperawatan

keluarga dalah sekumpulan tindakan yang di tentukan perawat untuk

dilaksanakan, dalam mengcegah masalah kesehatan dan keperawatan

yang telah diidentifikasi (effendi,1998).

Tujuan utama dalam perencanaan intervensi adalah: untuk

meningkatkan pengetahuan keluarga yang disebabkan karena

kurangnya pengetahuan keluarga Tn J tentang gizi kurang pada A/K

Page 30: BAB II baru

36

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengatur gizi

seimbang.

Tujuan khusus dalam rencana keperawatan lebih menekan pada

pencapaian dari masing - masing hasil kegiatan.tujuan ini akan

dilakukan untuk :

a). Merangsang kerluarga untuk mengenal dan menerima masalah

dan kebutuhan kesehatan melalui : pemberian pendidikan

kesehatan pada keluarga dalam upaya meningkatkan

pengetahuan atau pentingnya gizi guna pertumbuhan anak.

b). Menimbulkan kepercayaan terhadap keluarga

1). Berikan motivasi dan dukungan kepada keluarga.

Page 31: BAB II baru

37

2). Kembangkan pola komunikasi dengan keluarga agar terjadi

saling pengertian yang mendalam antara perawat dan

keluarga.

6.Implementasi

Menurut Effendi, (1995) pelaksanaan adalah pengelolaan dan

perhujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap

perencanaan,jenis tindakan yang dilakukan antara lain:

a). Secara mandiri (independent ) adalah tindakan prakarsai sendiri

oleh perawat untuk membantu pasien mengatasi masalahnya

atau menanggapi reaksi karena adanya stresor

Page 32: BAB II baru

38

b). Saling ketergantungan / kolaborasi (interdependent) adalah

tindakan keperawatan atas dasar kerja sama tim perwatan atau

tim kesehatan lainya seperti dokter ,tim ahli gizi dan sebagainya.

Implementasi yang dilakukan pada keluarga Tn J anak “K” yang

mengalami kurang gizi, dengan meningkatkan pengetahuan

tentang pentingnya gizi guna pertumbuhan anak.adalah sesuai

dengan interfensi yang akan ada pada diagnosa keperawatan :

kurang pengetahuan keluarga Tn J tentang kurang gizi pada

Anak K b/d ketidak mampuan keluarga mengatur gizi seimbang.

Memberikan penyeluhan kesehatan tentang pentinya mengatur

gizi seimbang.

Page 33: BAB II baru

39

7.Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap terakhir dalam proses keperawatan

keluarga.evaluasi merupakan tahap terakhir yang menentukan

apakah tujuan tercapai sesuai dengan yang ditetapkan dalam tujuan

direncanakan keperawatan (Setiawati 2008).

a.Evaluasi struktur

Evaluasi struktur berhubungan erat dengan bahan, tenaga, maupun

dana yang diperlukan dalam suatu kegiatan (Setiawati 2008)

b.Evaluasi proses

Evaluasi proses merupaka evaluasi yang dilakukan selama proses

kegiatan berlagsung, untuk mengcapai kualitas dalam hal

Page 34: BAB II baru

40

penyuluhan kesehatan yang diberikan kepada keluarga,serta

adanya antusias dari seluruh anggota keluarga

c.Evaluasi hasil

Evaluasi hasil merupakan hasil akhir dari pemberian asuhan

keperawatan.evaluasi yang di harapakan pada keluarga dengan

meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya gizi guna

pertumbuhan anak.

H.Kerangka Konsep

Asuhan keperawatan keluarga melalui:

1. Pengkajian2. Diagnosa 3. Perencanaan4. Implementasi5. Evaluasi6. Dokumentasi

Keluarga Tn. “J” yang memiliki anak

A/k yang mengalami kurang

gizi

Perubahan tingkat pengetahuan tentang

pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan perkembangan

Anak

Page 35: BAB II baru

41

Keterangan :

: Variabel Independent

: Variabel Dependent

: Hasil yang diharapkan

Gambar 1

Kerangka konserp