lapdal bab ii (baru)

Upload: thufail-marleyboy-daditya

Post on 16-Jul-2015

672 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

II - 1

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

2.12.1.1

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGIKONDISI GEOGRAFIS & ADMINISTRATIFKabupaten Banyuwangi merupakan salah satu wilayah administratif yang

berada di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Berdasar pada letak geografisnya, Kabupaten Banyuwangi berada diantara 7o 43 - 8o 46 Lintang Selatan serta 113o 53 - 114o38 Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar di Provinsi Jawa Timur yakni dengan luas sebesar 5.782,5 km2. Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki batas-batas administratif sebagai berikut: Sebelah Barat : Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso;

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia; Sebelah Timur Sebelah Utara : Selat Bali; : Kabupaten Situbondo.

Secara administratif Kabupaten Banyuwangi terdiri dari 24 kecamatan, dimana terdapat 3 (tiga) kecamatan yakni Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Licin dan Kecamatan Siliragung yang merupakan kecamatan baru sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 32 Tahun 2004. Kabupaten Banyuwangi juga terdiri dari 28 kelurahan dan 189 desa, 816 dusun, 2.775 RW serta 10.177 RT. Berikut dapat dilihat komposisi kecamatan, kelurahan/desa, dusun/lingkungan, RW dan RT di wilayah Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009.Tabel 2.1 Komposisi Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009NO 1 2 3 KECAMATAN Pesanggaran Siliragung Bangorejo LUAS WIL. (KM2) 802,50 95,15 137,43 DESA/ KELURAHAN 5 5 7 DUSUN/ LINGKUNGAN 15 17 22 RW 64 50 96 RT 282 242 381

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 2NO 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI LUAS WIL. (KM2) 200,30 1.341,12 146,07 97,44 66,77 65,23 421,98 406,76 82,34 100,77 102,33 107,48 59,89 174,83 301,84 76,75 169,25 30,13 21,31 310,03 464,80 5.782,50 DESA/ KELURAHAN 8 9 10 9 6 6 7 6 5 10 18 16 11 7 9 10 8 8 6 9 12 197 DUSUN/ LINGKUNGAN 39 26 28 33 25 17 38 23 28 40 77 60 52 33 49 34 37 45 25 33 30 816

KECAMATAN Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Tegalsari Glenmore Kalibaru Genteng Srono Rogojampi Kabat Singojuruh Sempu Songgon Glagah Licin Banyuwangi Giri Kalipuro Wongsorejo TOTAL JUMLAH

RW 105 58 195 153 90 64 152 108 132 154 251 213 129 130 118 84 83 150 23 70 103 2.775

RT 522 400 670 532 394 317 469 408 552 571 755 523 363 548 391 307 267 524 71 203 485 10.177

Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010

Glagah 1% Songgon 5% Sempu 3% Singojuruh 1% Kabat 2% Rogojampi 2% Srono 2%

Banyuwangi 1% Licin 3%

Giri Kalipuro 0% 5% Wongsorejo 8% Pesanggaran 14%

Siliragung 2% Purwoharjo 3% Bangorejo 2%

Tegaldlimo 23% Kalibaru 7% Glenmore 7%

Genteng 1%

Tegalsari 1%

Gambiran 1%

Cluring 2%

Muncar 3%

Gambar 2.1 Proporsi Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 3

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Gambar 2.2 Kondisi Administratif Wilayah Kabupaten Banyuwangi

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 42.1.2

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

KONDISI FISIK DASARKabupaten Banyuwangi merupakan salah satu wilayah administratif yang

berada di bagian timur Provinsi Jawa Timur. Berdasar pada letak geografisnya, Kabupaten Banyuwangi berada diantara 7o 43 - 8o 46 Lintang Selatan serta 113o 53 - 114o38 Bujur Timur. Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten yang memiliki luas wilayah terbesar di Provinsi Jawa Timur yakni dengan luas sebesar 5.782,5 km2. Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki batas-batas administratif sebagai berikut:

A. TOPOGRAFIWilayah Kabupaten Banyuwangi terletak dalam berbagai ketinggian wilayah mulai dari 0 meter sampai lebih 2.000 meter, yang akan diuraikan sebagai berikut: 0-50 meter diatas permukaan laut (mdpl) merupakan wilayah dengan dataran rendah ataupun wilayah yang berada di sepanjang pesisir pantai. Wilayah yang berada pada ketinggian tersebut meliputi sebagian dari Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Banyuwangi, Kabat, Rogojampi, Muncar, Purwoharjo, Tegaldlimo, Bangorejo, Siliragung, Pesanggaran. 50-100 meter diatas permukaan laut (mdpl) meliputi sebagian dari wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah, Licin, Kabat, Rogojampi, Srono, Cluring, Purwoharjo, Bangorejo, Siliragung dan Pesanggaran 100-500 meter diatas permukaan laut (mdpl), meliputi sebagian dari wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Giri, Glagah Licin, Kabat, Cluring, Singojuruh, Rogojampi, Genteng, Sempu, Songgon, Glenmore, Kalibaru, Tegaldlimo, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, Gambiran dan Tegalsari 500-1000 meter diatas permukaan laut (mdpl) merupakan kawasan perbukitan yang meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Licin, Songgon, Sempu, Glenmore, Kalibaru, Siliragung dan Pesanggaran.

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 5

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

1000-2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) merupakan daerah pegunungan terletak di sebagian wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Songgon, Glenmore dan Kalibaru. >2000 meter diatas permukaan laut (mdpl) meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Songgon, Glenmore dan Kalibaru.

B. KEMIRINGAN LAHANKemiringan lahan di Kabupaten Banyuwangi dibagi dalam 5 (lima) kelompok, yaitu: 0 - 8 %, merupakan daerah dataran aluvial sungai dan pantai. Penyebarannya meliputi wilayah Kecamatan Banyuwangi, Rogojampi, Muncar, Kabat, Singojuruh, Genteng, Gambiran, Srono, Cluring, Tegalsari, sebagian Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Licin, Songgon, Sempu, Kalibaru, Glenmore, Siliragung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo. 8 15 %, mempunyai bentuk medan landai (perbukitan berelief halus) dengan tingkat erosi rendah. Penyebarannya meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Glagah, Licin, Songgon, Kalibaru, Glenmore, Tegaldlimo. 15 25 %, mempunyai bentuk medan agak terjal (perbukitan berelief sedang) dengan tingkat erosi rendah sampai menengah. Penyebarannya meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Songgon, Kalibaru, Glenmore, Pesanggaran, Tegalsari, Bangorejo, Purwoharjo dan Tegaldlimo. 25 45 %, mempunyai bentuk medan terjal (perbukitan berelief agak kasar) dengan tingkat erosi menengah. Penyebarannya meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Songgon, Kalibaru, Glenmore, Pesanggaran, Tegalsari, Bangorejo dan Purwoharjo. > 45 %, mempunyai bentuk medan sangat terjal (perbukitan berelief kasar) dengan tingkat erosi sedang hingga tinggi. Penyebarannya meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kalipuro, Licin, Songgon, Kalibaru, Glenmore, Pesanggaran, Siliragung dan Purwoharjo. Pesanggaran, Siliragung, Bangorejo, Purwoharjo dan

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 6

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

C. JENIS TANAHTerdapat 17 jenis tanah yang membentuk wilayah Kabupaten Banyuwangi yakni Aluvial Coklat Kemerahan, Aluvial Hidromorf, Andosol Coklat Kekuningan, Assosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan, Assosiasi Andosol Coklat Kekuningan dan Regosol Coklat Kekuningan, Asosiaso Latosol Coklat dan Regosol Kelabu, Grumosol Hitam, Grumosol Kelabu, Kompleks Latosol Coklat Kekuningan dan Litosol, Kompleks Latosol Coklat Kemerahan dan Litosol, Kompleks Mediteran Coklat dan Litosol, Kompleks Mediteran Merah dan litosol, Kompleks Regosol Kemerahan, Regosol Coklat, Regosol Kelabu. Kelabu dan Litosol, Kompleks Brown Forest Soil, Litosol dan Mediteran, Latosol Coklat

D. KEDALAMAN EFEKTIF TANAHKedalaman efektif tanah menggambarkan ketebalan tanah dan sejauh mana akar tanaman dapat berkembang. Besarnya diukur dari permukaan tanah sampai dengan lapisan di mana akar tanaman tidak dapat lagi menembusnya. Lapisan tersebut biasanya berupa penghalang fisik yang berupa batuan atau lapisan kedap akar. Pada keadaan tertentu lapisan tersebut dapat berupa suatu lapisan yang secara kimia mengandung racun yang mematikan akar tanaman. Kedalaman efektif tanah untuk Kabupaten Banyuwangi dibagai menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu: a) >90 cm, tersebar pada seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. b) 60 90 cm, tersebar di Kecamatan Tegaldlimo, Bangorejo, Kalipuro dan Wongsorejo. c) 30-60 cm, tersebar di Kecamatan Tegaldlimo yakni di sekitar Tanjung Sembulungan. d) < 30 cm, berada di Kecamatan Wongsorejo.

E. TEKSTUR TANAHTekstur tanah adalah kasar halusnya bahan padat organik tanah

berdasarkan perbandingan fraksi pasir, lempung debu dan air. Tekstur ini

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 7

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

akan berpengaruh terhadap pengolanah tanah dan pertumbuhan tanaman terutama dalam mengatur kandungan udara dalam rongga tanah dan persediaan serta kecepatan peresapan air di tanah tersebut. Berdasarkan teksturnya, tanah di wilayah Kabupaten Banyuwangi

dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: a) Halus (liat) tersebar di Kecamatan Tegaldlimo, Purwoharjo, Bangorejo, sebagian Genteng, Siliragung, Cluring dan Muncar. b) Sedang (lempung) tersebar hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Banyuwangi kecuali Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo. c) Kasar (pasir) hanya terdapat di sebagian kecil wilayah kabupaten Banyuwangi, tepatnya di wilayah pantai selatan di Kecamatan Purwoharjo dan Tegaldlimo.

2.1.3

KONDISI POLA RUANGKabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ada di

Provinsdi Jawa Timur dengan luas wilayah paling besar diantara kabupaten/kota lainnya yakni sebesar 578.250 Ha. Wilayah Kabupaten Banyuwangi memiliki dengan keragaman jenis penggunaan lahan yang meliputi lahan tidak terbangun (hutan, hutan bakau, tambak, padang rumput, perkebunan, sawah irigasi dan sawah tadah hujan, semak belukar, ladang dan rawa), lahan terbangun (yang umumnya berupa permukiman, fasilitas umum dan fasilitas sosial serta industri). Penyebaran masing-masing jenis

penggunaan lahan di Kabupaten Banyuwangi tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

A. HUTANKawasan Hutan merupakan jenis

penggunaan lahan terbesar di wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan luas mencapai 184.407,89 ha atau sekitar 31,89% dari keseluruhan luas wilayah Kabupaten Banyuwangi. Berdasar pada data dari Dinas Kehutanan, Seksi Pengukuran/Perpetaan Provinsi Jawa Timur diketahui bahwa hutan yang ada di Kabupaten Banyuwangi dapat dibedakan berdasarkan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) sebagai berikut:

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 8

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Gambar 2.3 Kondisi Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi

LAPORAN PENDAHULUAN

II - 9

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

1. KPH Banyuwangi Utara, memiliki jenis dan luas hutan yang meliputi hutan lindung seluas 4.599 ha dan hutan produksi berupa hutan jati seluas 26.717, 5 ha. 2. KPH Banyuwangi Selatan, memiliki jenis dan luas hutan yang meliputi hutan lindung seluas 4.599,4 ha, hutan produksi berupa hutan jati seluas 42.596,2 ha, hutan konservasi berupa taman nasional seluas 64.657,7 ha terdiri dari Taman Nasional Alas Purwo seluas 43.420 ha yang terletak di Kecamatan Tegaldlimo dan Taman Nasional Meru Betiri dengan luas 21.237,7 ha yang terletak di Kecamatan Pesanggaran. Taman Nasional Alas Purwo yang akrab dikenal sebagai Semenanjung Blambangan, merupakan salah satu kawasan pelestarian alam di Indonesia. Ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 283/KptsII/1992, tanggal 26 Pebruari 1992 seluas 43.420 ha dan terbagi menjadi 4 (empat) zonasi yaitu zona inti seluas 17.200 ha, zona rimba seluas 24.767 ha, zona pemanfaatan seluas 250 ha dan zona penyangga seluas 1.2003 ha. 3. KPH Bayuwangi Barat, memiliki jenis dan luas hutan yang meliputi hutan lindung seluas 25.758,7 ha, hutan produksi seluas 16.947,5 ha, hutan konservasi seluas 1.720,5 ha terdiri dari suaka alam seluas 1.628,5 ha dan 92 ha merupakan hutan wisata yang terletak di Kawasan Kawah Ijen.

B. SAWAHSawah di wilayah Kabupaten

Banyuwangi dibedakan menjadi sawah irigasi dan sawah tadah hujan. Sawah irigasi tersebar hampir di seluruh kecamatan mulai dari utara, tengah, selatan dan barat. Luas keseluruhan sawah irigasi adalah 66.611 ha, sedangkan sawah tadah hujan seluas 36 ha yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan seperti Kecamatan Wongsorejo, Kecamatan Songgon dan Kecamatan Glagah. Luas sawah irigasi yang cukup besar tersebut mencapai 11,5% dari luas wilayah kabupaten, menjadikan Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu lumbung padi di Provinsi Jawa Timur. Berdasarkan pada data tahun 1998, luas lahan sawah

LAPORAN PENDAHULUAN

II 10

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

yang

terdapat adalah data

di pada

Kabupaten ha, 2004 tahun

Banyuwangi sedangkan

66.800,74

menunjukkan bahwa luas lahan sawah yang ada di Kabupaten Banyuwangi menjadi 66.647 ha. Perubahan luas lahan tersebut, mengindikasikan terjadinya alih fungsi lahan dari sawah menjadi fungsi yang lain seperti permukiman, fasilitas umum, jalan dan lainnya. Luas lahan sawah yang berubah fungsi tersebut diperkirakan mencapai 153,74 ha atau dalam setiap tahunnya terjadi pengurangan luas areal sawah sebesar 25,62 ha. Pengurangan lahan sawah sampai saat ini masih terjadi mengingat perkembangan wilayah dan penduduk Kabupaten Banyuwangi yang meningkat setiap tahun.

C. TAMBAKPenduduk di kawasan pesisir Banyuwangi juga melakukan budidaya perikanan pada tambak. Areal tambak di Kabupaten Banyuwangi pada umumnya berada di sebelah timur tepatnya di sepanjang pantai Selat Bali yang membentang dari utara tepatnya di Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Kecamatan Kabat, Kecamatan Rogojampi, wilayah Kecamatan

Kecamatan Muncar, Kecamatan Tegaldlimo dan sebagian wilayah Kecamatan Kecamatan Purwoharjo. Luas keseluruhan areal tambak di Kabupaten Banyuwangi mencapai 1.782,50 ha.

D. LADANG/TEGALLadang/tegal merupakan sebagian dari luas penggunaan lahan yang ada di wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan total luas 16.215,33 ha yang tersebar pada beberapa kecamatan seperti Kecamatan Wongsorejo, Kecamatan Kalibaru, Kecamatan Kabat, Kecamatan Sempu, Kecamatan Songgon, Kecamatan Glenmore, Kecamatan Pesanggaran, Kecamatan Siliragung, Kecamatan Bangorejo, Kecamatan Purwoharjo dan Kecamatan Tegaldlimo.

LAPORAN PENDAHULUAN

II 11

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

E. PERKEBUNANPerkebunan di wilayah Kabupaten

Banyuwangi dapat dikelompokkan menjadi perkebunan besar seluas 48.395,21 ha serta perkebunan rakyat seluas 31.249 ha. Perkebunan besar pada umumnya terletak pada bagian barat dan selatan, tepatnya di wilayah Kecamatan Wongsorejo, Kecamatan Kalipuro, Kecamatan Glenmore, Kecamatan Kalibaru dan Kecamatan Licin. Perkebunan yang dimaksud antara lain: 1. Perkebunan kapuk. 2. Perkebunan Kaliselogiri dengan Pasewaran dengan

komoditas yang ditanaman kelapa dan

komoditas yang ditaman coklat dan kopi. 3. Perkebunan Trebasala dengan komoditas yang ditanam coklat. 4. Perkebunan Malangsari dengan komoditas yang ditanam kopi. 5. Perkebunan Kendenglembu dengan komoditas yang ditanaman kelapa dan kakao. 6. PTPN Sungai Lembu dengan komoditas yang ditanam kopi, kelapa dan albasia. 7. PTPN Kalirejo dengan komoditas yang ditanam karet dan kako. 8. Perkebunan Kaliklatak dengan komoditas yang ditanam kopi, coklat dan cengkeh. 9. Perkebunan Pagergunung dengan komoditas yang dutanam kopi, coklat, cengkeh. 10. Perkebunan Lijen dengan komoditas yang ditanam cengkeh dan kopi. 11. Perkebunan Bayulen dengan komoditas yang ditanam cengkeh dan pinus. 12. Perkebunan Afdeling Wonorejo dengan komoditas yang ditanam kopi, kakao, kelapa, pinus dan karet.

LAPORAN PENDAHULUAN

II 12

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

13. Perkebunan Gunung Sanen dengan komoditas yang ditanam kopi. 14. Perkebunan Barurejo dengan komoditas yang ditanam kopi. 15. Perkebunanan Pringgodani dengan komoditas yang ditanam kopi. 16. Perkebunan Sekaran dengan komoditas yang ditanam karet.

F. PERMUKIMANLahan di wilayah Kabupaten Banyuwangi yang dimanfaatkan untuk aktivitas pengembangan Berdasarkan permukiman yang mencapai luas sebesar 37.598,35 di ha. data diperoleh, luas permukiman Kabupaten

Banyuwangi pada tahun 1998 hanya sebesar 28.915,39 ha. Namun berdasar data pada tahun 2004, luas lahan permukiman mengalami peningkatan sebesar 8.682,96 ha sehingga dapat diartikan bahwa rata-rata setiap tahun lahan permukiman mengalami penambahan seluas 1.447,16 ha. Peningkatan luas lahan permukiman akan terus terjadi seiring dengan peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Banyuwangi. Pola perkembangan kawasan permukiman di Kabupaten Banyuwangi khususnya pada wilayah perkotaan cenderung mengarah dan mendekati pusat-pusat kegiatan, terutama ibukota kecamatan, sementara untuk permukiman wilayah pedesaan menyebar sesuai dengan aktivitas dan kepemilikan lahan. Apabila ditinjau berdasar aspek hukumnya, permukiman di Kabupaten Banyuwangi terdiri dari permukiman formal dan permukiman informal yang akan diuraikan sebagai berikut: 1. Permukiman Informal Permukiman informal adalah permukiman yang menempati tanah legal milik pemerintah yang dibangun atas hasil swadaya warga kota atau biasa disebut permukiman kampung (perumahan lama) yang merupakan permukiman yang sudah ada sejak lama di Kabupaten Banyuwangi. Pengertian permukiman informal lainnya adalah perumahan yang dibangun tidak pada lahan yang diperuntukkan untuk pembangunan perumahan atau tidak memperoleh izin kepemilikan tanah dari pemerintah contohnya adalah huniar liar yang berada di sempadan

LAPORAN PENDAHULUAN

II 13

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

sungai/kali maupun di sempadan rel kereta api yang merupakan lahan milik PT. KAI. 2. Permukiman formal adalah permukiman yang diberi izin oleh pemerintah dalam skala luas dan biasanya dibangun oleh developer swasta ataupun pemerintah yang bekerja sama dengan developer untuk membantu warga masyarakat untuk memperoleh rumah. Permukiman formal sendiri masih dibagi menjadi beberapa jenis yaitu Perumahan Nasional (Perumnas), Real Estate dan Rumah Ruko (Ruko).

G. PERDAGANGAN DAN JASAPenggunaan perdagangan sebagian lahan dan jasa untuk pada kegiatan umumnya mengikuti

berada di ibukota kecamatan (IKK) serta besar berkembang jaringan jalan utama wilayah. Penggunaan lahan untuk aktivitas perdagangan dan jasa berupa pasar, pertokoan, toko, bank, bengkel, showroom dan lainnya.

H. FASILITAS UMUMPenggunaan lahan untuk fasilitas umum pada umumnya menyebar dan menyatu dengan kegiatan permukiman terutama untuk fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, fasilitas kesehatan dan ruang terbuka. Sementara itu, untuk fasilitas perkantoran dan pemerintahan pada umumnya terkonsentrasi di wilayah ibukota kabupaten (untuk fasilitas pemerintahan dengan skala kabupaten) dan ibukota kecamatan (untuk fasilitas skala kecamatan).

LAPORAN PENDAHULUAN

II 14

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

I. INDUSTRIPenggunaan lahan untuk kegiatan industri, terutama untuk lahan peruntukan industri terkonsentrasi di Kecamatan Muncar dan Kalipuro, sedangkan untuk kawasan industri Kabupaten Banyuwangi belum memiliki. Untuk penggunaan lahan industri kecil pada umumnya menyatu dengan permukiman.

2.1.4 KONDISI KEPENDUDUKANPenduduk merupakan sumber daya penting yang mampu menunjang kegiatan pembangunan di tiap daerah. Terkait dengan hal tersebut, penduduk sebagai bagian dari pembangunan tidak hanya bertindak sebagai obyek dalam pembangunan akan tetapi penduduk juga bisa menjadi subyek dari pembangunan itu sendiri. Begitu pula yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi dimana perkembangan penduduk pada wilayah ini turut memberikan pengaruh terhadap perkembangan proses pembangunan yang ada. Oleh karena itu, sebagai langkah awal dalam pembahasan kegiatan maka perlu dilakukan identifikasi kondisi kependudukan yang ada di Kabupaten Banyuwangi ini. Sampai dengan akhir tahun 2009, penduduk Kabupaten Banyuwangi diproyeksikan sebesar 1.587.403 jiwa dengan komposisi penduduk laki-laki sebesar 776.371 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 811.032 jiwa. Namun berdasar pada catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, penduduk hasil registrasi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 1.610.909 jiwa. Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi dengan proyeksi jumlah penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Muncar sebesar 130.319 jiwa, sementara kecamatan dengan proyeksi jumlah penduduk paling rendah pada tahun 2009 adalah Kecamatan Giri dan Kecamatan Licin yang masing-masing sebesar 14.831 dan 14.598 jiwa. Wilayah kecamatan lain yang memiliki potensi jumlah penduduk yang besar adalah Kecamatan Banyuwangi sebesar 108.591 jiwa dan Kecamatan Rogojampi sebesar 94.734 jiwa. Kecamatan dengan jumlah penduduk yang tinggi tersebut notabene merupakan wilayah pusat kegiatan di Kabupaten Banyuwangi.

LAPORAN PENDAHULUAN

II 15

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Kemudian untuk proyeksi kepadatan penduduk di kabupaten Banyuwangi

pada tahun 2009 sebesar 275 jiwa per km2. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi adalah Kecamatan Banyuwangi yang mencapai 3.604 jiwa per km2. Kecamatan lain yang memiliki tingkat kepadatan penduduk relatif tinggi (lebih tinggi dari 1000 jiwa per km2) adalah Kecamatan Genteng dan Kecamatan Giri masing-masing sebesar 1.034 jiwa per km2 dan 1.338 jiwa per km2. Selanjutnya untuk wilayah kecamatan yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang relatif rendah (kurang dari 100 jiwa per km2) adalah Kecamaran Pesanggaran dan Kecamatan Tegaldlimo dengan kepadatan masing-masing sebesar 63 dan 47 jiwa per km2. Kondisi proyeksi jumlah dan kepadatan penduduk di wilayah Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.2.Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 KECAMATAN Pesanggaran Siliragung Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Tegalsari Glenmore Kalibaru Genteng Srono Rogojampi Kabat Singojuruh Sempu Songgon Glagah Licin Banyuwangi Giri Kalipuro Wongsorejo TOTAL JUMLAH LUAS WIL. (KM2) 802,50 95,15 137,43 200,30 1.341,12 146,07 97,44 66,77 65,23 421,98 406,76 82,34 100,77 102,33 107,48 59,89 174,83 301,84 76,75 169,25 30,13 21,31 310,03 464,80 5.782,50 JMLH PEND. LAKI-LAKI 24.897 22.893 30.306 33.417 31.394 63.854 35.467 29.001 23.387 34.609 29.387 42.009 43.602 45.249 35.196 23.736 36.717 26.254 15.971 13.846 52.481 13.922 33.515 35.261 776.371 JMLH PEND. PEREMPUAN 25.558 22.918 31.426 34.366 32.003 66.465 36.895 31.150 23.445 36.973 32.308 43.158 46.209 49.485 32.408 25.202 37.403 26.891 18.003 14.831 56.110 14.598 35.207 38.020 811.032 JUMLAH PENDUDUK 50.455 45.811 61.732 67.783 63.397 130.319 72.362 60.151 46.832 71.582 61.695 85.167 89.811 94.734 67.604 48.938 74.120 53.145 33.974 28.677 108.591 28.520 68.722 73.281 1.587.403 KEPADATAN (JIWA/KM2) 63 481 449 338 47 892 743 901 718 170 152 1.034 891 926 629 817 424 176 443 169 3.604 1.338 222 158 275

Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010

LAPORAN PENDAHULUAN

II 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 -

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

16

Kalibaru

Gambiran

Glagah

Srono

Giri

Tegalsari

Purwoharjo

Pesanggaran

Singojuruh

Siliragung

Glenmore

Kalipuro

Cluring

Sempu

Kabat

Gambar 2.4 Persebaran Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009

KAB. BANYUWANGI Wongsorejo Kalipuro Giri Banyuwangi Licin Glagah Songgon Sempu Singojuruh Kabat Rogojampi Srono Genteng Kalibaru Glenmore Tegalsari Gambiran Cluring Muncar Tegaldlimo Purwoharjo Bangorejo Siliragung Pesanggaran 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000

Gambar 2.5 Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009

LAPORAN PENDAHULUAN

Banyuwangi

Wongsorejo

Tegaldlimo

Bangorejo

Genteng

Rogojampi

Songgon

Muncar

Licin

II 17

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Karakteristik kependudukan juga dapat ditinjau berdasar pada komposisi

penduduk menurut struktur umurnya. Kondisi struktur umur penduduk akan dapat menunjukan potensi sumber daya manusia produktif (15 55 tahun), terutama yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Berdasar pada data, dapat diketahui bahwa kelompok umur yang memiliki jumlah penduduk paling tinggi adalah rentang umur 15 19 tahun sebesar 148.709 jiwa, sementara kelompok umur dengan jumlah penduduk paling rendah adalah 60 64 tahun sebesar 56.136 jiwa. Secara umum, penduduk pada kelompok usia muda dan produktif serta penduduk usia sekolah masih mendominasi struktur penduduk di Kabupaten Banyuwangi. Lebih lengkapnya struktur penduduk menurut komposisi kelompok umur di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.3.Tabel 2.3 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 KECAMATAN Pesanggaran Siliragung Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Tegalsari Glenmore Kalibaru Genteng Srono Rogojampi Kabat Singojuruh Sempu Songgon Glagah Licin Banyuwangi Giri Kalipuro Wongsorejo 0-4 3.948 3.559 5.355 4.912 4.802 10.473 5.758 4.915 3.485 5.001 5.038 6.674 7.225 6.565 5.356 3.934 5.898 4.158 2.424 2.363 7.919 2.284 5.294 6.040 123.380 5-9 4.201 3.956 5.218 5.789 5.318 10.130 6.060 5.346 4.045 5.959 5.495 6.958 7.315 8.186 5.215 3.815 6.297 4.077 2.592 2.180 8.738 2.148 5.717 5.530 130.285 10-14 4.506 4.134 5.326 5.164 5.065 12.501 6.232 5.272 4.605 6.025 5.218 8.601 7.765 7.849 5.590 4.595 6.569 4.708 2.505 2.182 9.226 2.057 5.540 6.390 137.625 15-19 4.806 4.522 5.432 6.469 5.750 12.135 6.769 5.652 5.824 7.077 5.836 8.619 8.285 8.715 5.624 4.586 6.824 4.398 3.075 2.314 10.846 2.802 5.960 6.389 148.709 20-24 4.160 3.729 5.182 5.378 5.378 11.627 5.761 4.784 3.679 5.839 4.855 7.466 7.611 7.153 6.022 4.001 6.188 4.160 2.279 2.460 9.071 2.212 5.933 6.757 131.685 25-29 4.423 4.063 5.459 7.027 6.154 12.114 6.472 5.125 3.854 6.763 5.863 6.705 8.022 8.789 6.319 3.989 6.186 4.456 2.647 2.591 9.287 2.508 7.536 6.663 143.015 30-34 4.116 3.573 5.128 5.861 5.346 11.576 5.810 4.857 3.383 6.154 5.216 7.963 7.731 8.156 5.694 4.271 6.033 4.765 2.954 2.547 9.290 2.713 6.772 7.125 137.034 35-39 3.900 3.341 4.667 5.741 5.046 10.788 5.880 4.701 3.560 6.109 5.392 6.372 7.211 8.966 5.457 3.907 5.855 4.645 3.214 2.522 9.150 2.455 6.300 5.848 131.027

TOTAL JUMLAH

Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010

LAPORAN PENDAHULUAN

II NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI 40-44 3.326 2.755 4.041 4.369 4.316 9.856 4.901 3.844 2.768 4.740 4.069 6.006 6.331 6.584 4.315 3.453 5.005 4.227 2.547 2.068 7.275 2.076 4.741 5.487 109.100 45-49 2.903 2.643 3.576 4.003 3.618 6.901 4.164 3.539 2.473 4.993 3.700 4.293 5.145 6.724 3.799 2.898 4.050 3.353 2.057 1.736 6.750 1.810 3.868 4.203 93.199 50-54 2.341 2.254 3.039 3.089 3.138 6.371 3.496 2.918 2.147 3.466 2.848 4.351 4.632 4.715 3.427 2.323 3.810 2.669 1.984 1.595 5.386 1.588 3.186 3.701 78.474 55-59 1.901 1.984 2.588 2.925 2.484 4.268 3.195 2.304 1.888 2.910 2.515 3.054 3.624 3.921 3.069 2.005 3.210 2.285 1.740 1.173 4.497 1.272 2.270 2.649 63.731 60-64 1.881 1.636 2.188 2.295 2.263 4.050 2.752 2.232 1.615 2.396 2.012 2.889 3.285 3.209 2.551 1.862 3.027 1.908 1.517 1.244 3.819 1.121 1.973 2.411 56.136 65+ 4.043 3.662 4.533 4.761 4.719 7.529 5.112 4.662 3.506 4.150 3.638 5.216 5.629 5.202 5.166 3.299 5.168 3.336 2.439 1.702 7.337 1.474 3.632 4.088 104.003 JUMLAH 50.455 45.811 61.732 67.783 63.397 130.319 72.362 60.151 46.832 71.582 61.695 85.167 89.811 94.734 67.604 48.938 74.120 53.145 33.974 28.677 108.591 28.520 68.722 73.281 1.587. 403

18 KECAMATANPesanggaran Siliragung Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Tegalsari Glenmore Kalibaru Genteng Srono Rogojampi Kabat Singojuruh Sempu Songgon Glagah Licin Banyuwangi Giri Kalipuro Wongsorejo

TOTAL JUMLAH

Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010

Karakter kependudukan juga dapat ditunjukan melalui rasio jenis kelamin dan rata-rata anggota keluarga dalam satu rumah tangga. Rasio jenis kelamin menunjukkan proporsi jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk perempuan. Pada tahun 2009, proyeksi rasio jenis kelamin di wilayah Kabupaten Banyuwangi sebesar 95,73 yang berarti bahwa dalam 95 orang penduduk laki-laki terdapat 100 orang penduduk perempuan. Apabila ditinjau pada tiap kecamatan, maka Kecamatan Kabat menjadi wilayah dengan nilai rasio jenis kelamin paling tinggi sebesar 108,60 sementara Kecamatan Glagah menjadi wilayah dengan nilai rasio jenis kelamin paling rendah yaitu 88,71. Secara umum, berdasar pada hasil perhitungan diketahui bahwa rata-rata nilai jenis kelamin tiap kecamatan di Kabupaten Banyuwangi masih di bawah 100, yang berarti jumlah penduduk perempuan lebih besar daripada jumlah penduduk laki-laki. Kemudian untuk kondisi anggota keluarga diketahui bahwa rata-rata jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tangga di Kabupaten Banyuwangi sebesar 3 jiwa. Hasil perhitungan

LAPORAN PENDAHULUAN

II -

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

19 menunjukkan

bahwa rerata anggota keluarga dalam satu keluarga pada tiap

kecamatan sebesar 3 4 jiwa. Kecamatan yang memiliki rerata anggota keluarga per rumah tangga sebesar 4 adalah Kecamatan Pesanggaran, Siliragung, Tegaldlimo, Muncar, Cluring, Gambiran, Tegalsari, Kalibaru, Genteng, Srono serta Banyuwangi. Hasil perhitungan rasio jenis kelamin dan jumlah anggota keluarga per rumah tangga pada tiap kecamatan di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.4.Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Anggota Keluarga di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 KECAMATAN Pesanggaran Siliragung Bangorejo Purwoharjo Tegaldlimo Muncar Cluring Gambiran Tegalsari Glenmore Kalibaru Genteng Srono Rogojampi Kabat Singojuruh Sempu Songgon Glagah Licin Banyuwangi Giri Kalipuro Wongsorejo RUMAH TANGGA 12.614 11.453 20.577 22.594 15.849 32.580 18.091 15.038 11.708 23.861 15.424 21.292 22.453 31.578 22.535 16.313 24.707 17.715 11.325 9.559 27.148 9.507 22.907 24.427 461.255 JMLH PEND. LAKI-LAKI 24.897 22.893 30.306 33.417 31.394 63.854 35.467 29.001 23.387 34.609 29.387 42.009 43.602 45.249 35.196 23.736 36.717 26.254 15.971 13.846 52.481 13.922 33.515 35.261 776.371 JMLH PEND. PEREMPUAN 25.558 22.918 31.426 34.366 32.003 66.465 36.895 31.150 23.445 36.973 32.308 43.158 46.209 49.485 32.408 25.202 37.403 26.891 18.003 14.831 56.110 14.598 35.207 38.020 811.032 JUMLAH PENDUDUK 50.455 45.811 61.732 67.783 63.397 130.319 72.362 60.151 46.832 71.582 61.695 85.167 89.811 94.734 67.604 48.938 74.120 53.145 33.974 28.677 108.591 28.520 68.722 73.281 1.587.403 RASIO JENIS KELAMIN 97,41 99,89 96,44 97,24 98,10 96,07 96,13 93,10 99,75 93,61 90,96 97,34 94,36 91,44 108,60 94,18 98,17 97,63 88,71 93,36 93,53 95,37 95,19 92,74 95,73 RATA-RATA ANGGOTA KELUARGA 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3

TOTAL JUMLAH

Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010

2.1.5

KONDISI PEREKONOMIANKondisi perekonomian pada suatu wilayah diperkirakan dapat mempengaruhi

tingkat perkembangan wilayah tersebut. Wilayah memiliki aktivitas ekonomi yang unggul diperkirakan dapat memacu perkembangannya dengan baik, sementara

LAPORAN PENDAHULUAN

II -

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

20 wilayah yang tidak memiliki aktivitas ekonomi yang memadai diperkirakan menjadipenyebab wilayah tersebut miskin dan tertinggal. Oleh karena itu, untuk melakukan upaya pengembangan suatu wilayah maka perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik sektor ekonomi yang dominan pada wilayah tersebut. Salah satu indikator karakteristik perekonomian wilayah adalah struktur PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Pada Kabupaten Banyuwangi, sektor pertanian masih menjadi sektor ekonomi yang dominan dalam mendukung perkembangan wilayah. Aktivitas pertanian makro (pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan) banyak dilakukan oleh penduduk di berbagai kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Oleh karena itu diperkirakan laju perkembangan sektor pertanian di kabupaten ini dapat memacu peningkatan kesejahteraan masyarakatnya. Pada tahun 2009, kontribusi sektor pertanian pada Kabupaten Banyuwangi mencapai 49,18%. Sementara itu, sektor ekonomi lain yang juga memiliki kontribusi yang relatif tinggi dibandingkan sektor ekonomi lainnya adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana pada tahun 2009 nilai kontribusinya sebesar 24,05%. Sektor ekonomi lain di Kabupaten Banyuwangi diperkirakan belum memiliki kontribusi yang sesuai untuk dapat memacu peningkatan ekonomi wilayah. Perkembangan tiap sektor ekonomi pada struktur PDRB Kabupaten Banyuwangi dalam rentang waktu tahun 2005 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.5.Tabel 2.5 PDRB Kabupaten Banyuwangi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009NO 1 PERTANIAN a. Tanaman Bahan Makanan b. Tanaman Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3 INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas 1. Pengilangan Minyak Bumi 2. Gas Alam Cair b. Industri Tanpa Migas SEKTOR 2005 4.178.474,97 2.078.645,65 821.610,80 694.075,20 88.044,28 496.099,04 335.450,56 155.552,60 179.897,96 500.095,16 500.095,16 2006 4.371.508,37 2.204.921,50 840.268,01 721.996,26 92.653,11 511.669,49 354.370,48 166.918,88 187.451,60 517.825,45 517.825,45 2007 4.610.837,91 2.346.809,39 863.107,38 751.818,13 98.422,70 550.680,31 375.773,94 179.519,51 196.254,43 538.906,54 538.906,54 2008 4.852.070,74 2.482.494,87 887.029,63 786.051,98 104.649,11 591.845,15 400.032,86 193.853,01 206.179,85 561.314,48 561.314,48 2009 5.134.326,25 2.631.809,30 921.483,37 827.634,13 110.456,09 642.943,36 426.031,59 208.991,20 217.040,39 588.452,20 588.452,20

LAPORAN PENDAHULUAN

II NO

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGISEKTOR 2005 401.018,95 1.905,97 8.930,42 42.802,44 39.360,68 833,22 856,72 4.386,76 52.475,13 50.010,84 2.464,29 26.729,36 1.887.714,39 1.635.717,91 79.857,14 172.139,34 372.265,76 337.855,64 9.696,11 60.939,94 174.416,74 52.365,48 40.437,37 34.410,12 27.210,82 7.199,30 574.935,64 134.118,82 110.949,83 271.849,15 58.017,84 462.701,85 229.499,72 229.499,72 233.202,13 2006 417.199,65 1.936,91 9.490,64 43.530,12 39.478,14 853,99 871,44 4.464,56 55.266,02 52.727,00 2.539,02 28.164,25 2.025.100,05 1.756.917,91 83.995,44 184.186,70 390.056,18 349.598,83 10.428,41 63.787,42 176.937,96 56.065,48 42.379,56 40.457,35 29.534,24 10.923,11 591.591,24 137.255,46 112.226,64 283.091,29 59.017,85 482.045,10 239.499,72 239.499,72 242.545,38 2007 435.137,64 1.989,81 10.092,29 44.671,76 40.650,19 890,88 892,78 4.581,19 58.347,90 55.714,65 2.633,25 30.043,75 2.171.970,61 1.884.729,36 88.964,13 198.277,12 405.812,29 360.508,08 10.973,40 67.069,78 178.011,53 59.996,06 44.457,31 45.304,21 32.318,62 12.985,59 613.594,18 140.621,85 114.996,20 295.827,32 62.148,81 503.778,56 250.640,66 250.640,66 253.137,90 2008 453.971,78 2.052,49 10.791,39 46.108,16 41.801,64 934,81 922,97 4.731,24 61.668,00 58.926,36 2.741,64 32.116,82 2.334.754,61 2.030.058,86 93.508,91 211.186,84 429.048,29 375.830,08 11.643,76 70.328,53 181.651,15 65.129,82 47.076,82 53.218,21 38.684,52 14.533,69 643.935,42 148.559,95 118.562,47 309.353,41 67.459,59 530.111,77 264.733,93 264.733,93 265.377,84 2009 476.677,68 2.148,53 11.525,17 48.098,52 43.143,79 976,91 969,05 4.912,55 65.685,97 62.786,93 2.899,04 33.470,68 2.511.102,45 2.187.460,87 98.494,20 225.147,38 451.014,23 391.797,23 12.786,75 73.817,53 182.931,45 72.448,10 49.813,40 59.217,00 42.763,04 16.453,96 671.011,14 156.210,60 122.407,08 319.797,92 72.595,54 558.234,84 279.741,70 279.741,70 278.493,14

21

1. Makanan, Minuman, dan Tembakau 2. Tekstil, Barang kulit & Alas kaki 3. Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya 4. Kertas & Barang Cetakan 5. Pupuk, Kimia & Barang dari Karet 6. Semen & Barang Galian Bukan Logam 7. Logam Dasar Besi & Baja 8. Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya 9. Barang Lainnya 4 LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih 5 6 BANGUNAN PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan b. Hotel c. Restoran 7 PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1. Angkutan Rel 2. Angkutan Jalan Raya 3. Angkutan Laut 4. Angkutan Penyeberangan 5. Angkutan Udara 6. Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 1. Pos Dan Telekomunikasi 2. Jasa Penunjang Komunikasi 8 KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan Tanpa Bank c. Jasa Penunjang Keuangan d. Sewa Bangunan e. Jasa Perusahaan 9 JASA-JASA a. Pemerintahan Umum 1. Adm. Pemerintah dan Pertahanan 2. Jasa Pemerintah Lainnya b. Swasta

LAPORAN PENDAHULUAN

II NO

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGISEKTOR 2005 67.301,21 5.684,80 160.216,12 8.390.842,82 2006 68.901,21 5.889,41 167.754,76 8.815.927,14 2007 70.637,09 6.116,39 176.384,42 9.309.065,68 2008 72.715,82 6.379,57 186.282,45 9.845.052,99 2009 74.958,06 6.675,60 196.859,48 10.439.329,35

22

1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan Dan Rekreasi 3. Perorangan Dan Rumah Tangga PDRB

Sumber: Kabupaten Banyuwangi Dalam Angka 2010

KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN 4% PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 24%

JASA-JASA 5% 7% PERTANIAN 49%

INDUSTRI PENGOLAHAN 6% BANGUNAN 0% LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 1%

PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 4%

Gambar 2.6 Kontribusi Sektor Ekonomi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009

2.22.2.1

GAMBARAN UMUM KECAMATAN SRONOKONDISI GEOGRAFIS & ADMINISTRATIFWilayah perencanaan untuk kegiatan penyusunan program pembangunan

bidang permukiman pada desa miskin dan tertinggal ini diarahkan pada wilayah Kecamatan Srono. Kecamatan Srono adalah salah satu kecamatan pada wilayah administratif Kabupaten Banyuwangi. Kecamatan Srono berada di bagian tengah wilayah kabuapten dan merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Banyuwangi dengan kabupaten lain di bagian barat (Kabupaten Jember, Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang dan lainnya). Kecamatan Srono memiliki luas wilayah sebesar 7.033,58 hektar. Kecamatan Srono memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Barat : Kecamatan Genteng dan Kecamatan Gambiran;

Sebelah Selatan : Kecamatan Cluring dan Kecamatan Muncar;

LAPORAN PENDAHULUAN

II 23

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Sebelah Timur Sebelah Utara

: Kecamatan Muncar; : Kecamatan Rogojampi dan Kecamatan Singojuruh.

Wilayah Kecamatan Srono terbagi menjadi 10 desa, 40 dusun/lingkugan, 144 RW dan 551 RT. Desa yang memiliki luas wilayah paling besar adalah Desa Kebaman dan Desa Sumbersari dengan luas masing-masing sebesar 929,325 hektar dan 903,83 hektar. Sementara untuk desa dengan luas wilayah paling kecil adalah Desa Sukonatar sebesar 556,363 hektar dan Desa Parijatah Wetan sebesar 559,800 hektar. Tabel 2.6 akan menguraikan informasi luas wilayah, jumlah dusun, RT dan RW tiap desa yang ada di wilayah Kecamatan Srono pada tahun 20009.Tabel 2.6 Komposisi Desa di Kecamatan Srono Tahun 2009NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KECAMATAN Sumbersari Kepundungan Kebaman Sukonatar Bagorejo Rejoagung Wonosobo Sukomaju Parijatah Wetan Parijatah Kulon TOTAL JUMLAH LUAS WIL. (HA) 903,830 698,550 929,325 559,800 584,691 657,883 747,591 633,048 556,363 762,500 7.033,581 DUSUN/ LINGK. 5 3 5 3 2 2 7 3 5 5 40 RW 14 10 31 11 13 9 20 11 10 15 144 RT 48 35 101 36 67 50 78 51 40 45 551

Sumber: Kecamatan Srono Dalam Angka 2009

Parijatah Wetan 8% Sukomaju 9% Wonosobo 11%

Parijatah Kulon 11%

Sumbersari 13%

Kepundungan 10% Kebaman 13% Sukonatar 8%

Rejoagung 9%

Bagorejo 8%

Gambar 2.7 Proporsi Luas Wilayah Tiap Desa di Kecamatan Srono

LAPORAN PENDAHULUAN

II 24

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Gambar 2.8 Kondisi Administratif Wilayah Kecamatan Srono

LAPORAN PENDAHULUAN

II 25

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

2.2.2 KONDISI KEPENDUDUKANPerkembangan jumlah penduduk secara umum mempengaruhi

perkembangan suatu wilayah. Pada tahun 2009, penduduk Kecamatan Srono sebesar 87.199 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mengalami penurunan dari tahun 2008 yang sebesar 87.397 jiwa, dimana dalam kurun waktu empat tahun terakhir penduduk di Kecamatan Srono ini mengalami penurunan secara signifikan. Lebih jelasnya perkembangan penduduk Kecamatan Srono dan tiap desa dapat dilihat pada Tabel 2.7.Tabel 2.7 Perkembangan Jumlah Penduduk Tiap Desa di Kec. Srono Tahun 2009NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DESA Sumbersari Kepundungan Kebaman Sukonatar Bagorejo Rejoagung Wonosobo Sukomaju Parijatah Wetan Parijatah Kulon TOTAL JUMLAH 2005 8.993 5.902 15.249 4.421 10.538 8.904 12.190 7.111 7.477 5.984 86.769 2006 9.389 5.746 15.259 4.600 11.069 8.759 12.017 7.713 8.332 6.540 89.424 2007 9.411 5.756 15.290 4.614 11.094 8.781 12.046 7.727 8.349 6.549 89.617 2008 8.780 5.499 14.366 4.731 11.232 8.420 12.272 7.266 7.794 7.037 87.397 2009 8.907 5.525 14.096 4.667 11.190 8.682 12.439 7.650 7.940 6.103 87.199

Sumber: Kecamatan Srono Dalam Angka 2009

16,000 14,000 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 2,000 Sukomaju Parijatah Wetan Sumbersari Rejoagung Wonosobo Kebaman Parijatah Kulon Sukonatar Kepundungan Bagorejo

Gambar 2.9 Jumlah Penduduk Tiap Desa di Kecamatan Srono Tahun 2009

LAPORAN PENDAHULUAN

II 26

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Tinjauan kondisi kependudukan dalam kaitan dengan studi desa miskin dan

tertinggal adalah jumlah dan proporsi penduduk miskin yang ada di tiap desa. Berdasar pada data, diketahui bahwa jumlah penduduk miskin paling tinggi berada di Desa Kebaman mencapai 1.157 jiwa, sementara jumlah penduduk paling rendah berada pada Desa Sukonatar sebesar 277 jiwa. Proporsi penduduk miskin di Kecamatan Sorono pada tahun 2009 sebesar 7,22%, sementara itu desa dengan proporsi penduduk miskin paling tinggi berada pada Desa Kepundungan sebesar 10,02% dan desa dengan proporsi penduduk miskin paling rendah adalah Desa Bagorejo yakni sebesar 4,43%. Terdapat 6 (enam) desa di Kecamatan Srono yang memiliki angka kemiskinan diatas rata-rata angka kemiskinan kecamatan yang sebesar 7,22%. Berikut adalah informasi dan perhitungan proporsi jumlah penduduk miskin tiap desa di Kecamatan Srono pada tahun 2009.Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Miskin Tiap Desa di Kec. Srono Tahun 2009NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 DESA Bagorejo Wonosobo Sukonatar Kebaman Sumbersari Parijatah Wetan Parijatah Kulon Rejoagung Kepundungan Sukomaju TOTAL JUMLAH SANGAT MISKIN 134 211 61 334 108 80 78 33 112 148 1.299 MISKIN 278 456 161 459 227 233 225 99 232 212 2.582 HAMPIR MISKIN 86 284 55 364 171 395 293 333 207 244 2.432 JUMLAH 498 951 277 1.157 506 708 596 465 551 604 6.313 PROPORSI (%) 4,43 7,75 5,85 8,05 5,76 9,08 8,47 5,52 10,02 8,31 7,22

Sumber: Kecamatan Srono Dalam Angka 2009

LAPORAN PENDAHULUAN

II 2712.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00%

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Wonosobo

Rejoagung

Sukomaju

Parijatahwetan

Parijatahkulon

Gambar 2.10 Angka Kemiskinan Tiap Desa di Kecamatan Srono Tahun 2009

LAPORAN PENDAHULUAN

Kepundungan

KEC. SRONO

Kebaman

Sumbersari

Sukonatar

Bagorejo

II 28

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

Contents2.1 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANYUWANGI .............................................. 1 2.1.1 KONDISI GEOGRAFIS & ADMINISTRATIF .............................................................. 1 2.1.2 KONDISI FISIK DASAR ............................................................................................... 4 A. TOPOGRAFI ................................................................................................................... 4 B. KEMIRINGAN LAHAN .................................................................................................. 5 C. JENIS TANAH.................................................................................................................. 6 D. KEDALAMAN EFEKTIF TANAH ................................................................................... 6 E. TEKSTUR TANAH ........................................................................................................... 6 2.1.3 KONDISI POLA RUANG ............................................................................................ 7 A. HUTAN ............................................................................................................................ 7 B. SAWAH ............................................................................................................................ 9 C. TAMBAK........................................................................................................................ 10 D. LADANG/TEGAL .......................................................................................................... 10 E. PERKEBUNAN ............................................................................................................. 11 F. PERMUKIMAN ............................................................................................................. 12 G. PERDAGANGAN DAN JASA ...................................................................................... 13 H. FASILITAS UMUM ..................................................................................................... 13 I. INDUSTRI ...................................................................................................................... 14 2.1.4 KONDISI KEPENDUDUKAN ................................................................................... 14 2.1.5 KONDISI PEREKONOMIAN .................................................................................... 19 2.2 GAMBARAN UMUM KECAMATAN SRONO ......................................................... 22 2.2.1 KONDISI GEOGRAFIS & ADMINISTRATIF ............................................................ 22 2.2.2 KONDISI KEPENDUDUKAN ............................................................................... 25 Gambar 2.1 Proporsi Luas Wilayah Tiap Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi ......... 2 Gambar 2.2 Kondisi Administratif Wilayah Kabupaten Banyuwangi .............................. 3 Gambar 2.3 Kondisi Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi ................. 8 Gambar 2.4 Persebaran Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009 ....................................................................................................................................... 16 Gambar 2.5 Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009 ....................................................................................................................................... 16 Gambar 2.6 Kontribusi Sektor Ekonomi Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009........... 22 Gambar 2.7 Proporsi Luas Wilayah Tiap Desa di Kecamatan Srono ............................ 23 Gambar 2.8 Kondisi Administratif Wilayah Kecamatan Srono....................................... 24 Gambar 2.9 Jumlah Penduduk Tiap Desa di Kecamatan Srono Tahun 2009 ............. 25 Gambar 2.10 Angka Kemiskinan Tiap Desa di Kecamatan Srono Tahun 2009 .......... 27

Tabel 2.1 Komposisi Kecamatan di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009 .................... 1

LAPORAN PENDAHULUAN

II -

PENYUSUNAN PERENCANAAN PROGRAM PEMBANGUNAN BIDANG PERMUKIMAN PADA DESA MISKIN TERTINGGAL KECAMATAN SRONO - KABUPATEN BANYUWANGI

29 Tabel 2.2 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tiap Kecamatan di KabupatenBanyuwangi Tahun 2009 .................................................................................................... 15 Tabel 2.3 Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009........................................................................................................................... 17 Tabel 2.4 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Anggota Keluarga di Kabupaten Banyuwangi Tahun 2009............................................................................ 19 Tabel 2.5 PDRB Kabupaten Banyuwangi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2005 - 2009 .......................................................................................................................... 20 Tabel 2.6 Komposisi Desa di Kecamatan Srono Tahun 2009........................................ 23 Tabel 2.7 Perkembangan Jumlah Penduduk Tiap Desa di Kec. Srono Tahun 2009 .. 25 Tabel 2.8 Jumlah Penduduk Miskin Tiap Desa di Kec. Srono Tahun 2009 ................. 26

LAPORAN PENDAHULUAN