lapdal talaud bab2 7mei

41
Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA Kabupaten Kepulauan Talaud BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 GEOGRAFIS Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan bagian dari Propinsi Sulawesi Utara dengan Kecamatan Melongguane sebagai Ibu Kota Kabupaten yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Kota Manado, Ibu Kota Sulawesi Utara. Secara umum Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di antara 3°38’00” - 5°33’00” LU dan 126°38’00” – 127°10’00” BT dengan batas-batas wilayah administrasinya yaitu sebagai berikut : Batas Wilayah Utara : Republik Filipina (Pulau Mindanau) Batas Wilayah Timur : Laut Pasifik Batas Wilayah Selatan : Kabupaten Kepulauan Sangihe Batas Sebelah Barat : Laut Sulawesi Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 kecamatan. Kecamatan Beo Utara merupakan kecamatan terluas dengan luas 144,85 km 2 dan kecamatan terkecil yaitu Kecamatan Miangas dengan luas 2,39 km 2 . Sebelum menjadi kabupaten sendiri seperti saat ini, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan LAPORAN PENDAHULUAN 2-1

Upload: raymond-sondakh

Post on 01-Jan-2016

67 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA Kabupaten Kepulauan Talaud

BAB 2

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1 GEOGRAFIS

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan bagian dari Propinsi Sulawesi Utara

dengan Kecamatan Melongguane sebagai Ibu Kota Kabupaten yang berjarak sekitar

271 mil laut dari Kota Manado, Ibu Kota Sulawesi Utara. Secara umum Kabupaten

Kepulauan Talaud terletak di antara 3°38’00” - 5°33’00” LU dan 126°38’00” –

127°10’00” BT dengan batas-batas wilayah administrasinya yaitu sebagai berikut :

Batas Wilayah Utara : Republik Filipina (Pulau Mindanau)

Batas Wilayah Timur : Laut Pasifik

Batas Wilayah Selatan : Kabupaten Kepulauan Sangihe

Batas Sebelah Barat : Laut Sulawesi

Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 kecamatan. Kecamatan Beo Utara

merupakan kecamatan terluas dengan luas 144,85 km2 dan kecamatan terkecil yaitu

Kecamatan Miangas dengan luas 2,39 km2. Sebelum menjadi kabupaten sendiri seperti

saat ini, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan wilayah pemekaran dari Kabupaten

Kepulauan Sangihe yang pada saat itu masih bernama Kabupaten Kepulauan Sangihe

Talaud.

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah kepulauan yang terdiri dari 20

pulau yaitu 10 pulau kecil yang tidak berpenghuni dan 10 pulau besar yang

berpenghuni dengan 3 pulau utama yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu dan Pulau

Kabaruan. Pulau-pulau tersebut dikelompokkan ke dalam 5 gugusan pulau antara lain

yaitu gugusan Pulau Nanusa, Marore, Karakelang, Salibabu dan Kabaruan. Luas laut

Kabupaten Kepulauan Talaud yaitu mencapai 37.800 km2 dan luas wilayah daratan

LAPORAN PENDAHULUAN 2-1

Page 2: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA Kabupaten Kepulauan Talaud

1.251,02 km2. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud menurut kecamatan

sebagaimana pada Tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud Menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas (Km2) Prosentase (%)

1 Kabaruan 66,03 5,282 Damau 49,58 3,963 Lirung 31,11 2,494 Salibabu 21,8 1,745 Kalongan 24,81 1,986 Moronge 20,35 1,637 Melongguane 77,39 6,198 Melongguane Timur 48,35 3,869 Beo 70,93 5,6710 Beo Utara 144,85 11,5811 Beo Selatan 63,87 5,1112 Rainis 80,68 6,4513 Tampan'Amma 124,18 9,9314 Pulutan 58,81 4,7015 Essang 94,76 7,5716 Essang Selatan 75,02 6,0017 Gemeh 137,71 11,0118 Nanusa 58,4 4,6719 Miangas 2,39 0,19  Jumlah 1.251,02 100

(Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud, 2012)

LAPORAN PENDAHULUAN 2-2

Page 3: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA Kabupaten Kepulauan Talaud

LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2.1Peta Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud

Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, 2012.

PTMP dan DED TPA Kabupaten Kepulauan Talaud

2-3

Page 4: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

2.2 TOPOGRAFI

Sebagian besar wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki kondisi topografi

berupa wilayah pegunungan dan dataran yang berbukit-bukit serta dikelilingi oleh

lautan. Wilayah pegunungan di Kabupaten Kepulauan Talaud membentang dari

wilayah bagian utara hingga ke bagian keselatan dan tersebar di beberapa pulau

lainnya. Ketinggian tanah di Kabupaten Kepulauan Talaud bervariasi mulai dari

ketinggian 0 – lebih dari 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan

lereng berkisar antara 0 – lebih dari 40%. Sekitar 50% dari keseluruhan wilayahnya

memiliki ketinggian berkisar antara 100 – 500 mdpl.

Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk ke dalam wilayah yang rawan bencana.

Hal tersebut disebabkan karena Kabupaten Kepulauan Talaud berada di antara dua

gunung api yang aktif sehingga memungkinkan terjadinya bencana tanah longsor di

daerah yang berbukit dan bergunung. Selain itu juga adanya kemungkinan terjadinya

gempa bumi yang diakibatkan oleh aktivitas pergerakan lempeng Laut Maluku dan

Halmahera yang menuju ke arah barat di bawah busur daerah Talaud – Sangihe. Oleh

karenanya, maka Kabupaten Kepulauan Talaud ditetapkan sebagai daerah kawasan

lindung yang bertujuan untuk melindungi kelangsungan kehidupan manusia baik

bencana tersebut disebabkan karena proses alam maupun akibat perbuatan manusia.

2.3 KLIMATOLOGIS

Berdasarkan klasifikasi dari Schmidt dan Ferguson, secara umum Kabupaten

Kepulauan Talaud termasuk dalam daerah bertipe iklim A yaitu tipe iklim basah yang

memiliki bulan basah sebanyak 8 – 9 bulan dengan jumlah curah hujan rata-rata

bulanan selama tahun 2007 - 2011 yaitu sebesar 316,40 mm/tahun. Adapun data

curah hujan di Kabupaten Kepulauan Talaud selengkapnya yaitu sebagaimana yang

terdapat di dalam Tabel 2.2 berikut.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-4

Page 5: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2.2 Curah Hujan Rata-rata di Kabupaten Kepulauan Talaud Selama Tahun

2007 – 2011

BulanCurah Hujan (Mm)

2007 2008 2009 2010 2011

Januari 731 413 540 536 476Februari 450 397 295 104 253Maret 271 422 266 159 441April 278 404 419 140 430Mei 16,8 145 251 468 269Juni 378 279 125 222 225Juli 354 357 157 360 249Agustus 166 190 141 350 281September 233 217 72 197 151Oktober 28 396 209 296 218Nopember 354 529 453 268 322Desember 427 617 420 382 786

Rata-rata307,23 363,83 279 290,17 341,75

316,40 (Sumber : Stasiun Meteorologi Naha, Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2012)

Berdasarkan data dari Stasiun Meteorologi dan Klimatologi III Naha, Kabupaten

Kepulauan Sangihe, bahwa kondisi iklim di Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun

tahun 2007 – 2011 kejadian hujan lebih sering terjadi pada bulan Januari, Pebruari,

Nopember dan Desember dengan jumlah hari hujan yang bervariasi antara 22 – 25

hari. Intensitas hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember dan Januari, intensitas

hujan sedang terjadi pada bulan Pebruari, Maret dan Nopember dan intensitas hujan

terendah terjadi pada 4 bulan pertengahan tahun yaitu pada bulan April, Mei, Juni dan

Oktober, serta bulan kering yang terjadi pada akhir bulan Agustus hingga pertengahan

September.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-5

Page 6: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

2.4 KEPENDUDUKAN

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kepulauan Talaud

(2012), jumlah penduduk di Kabupaten Kepulauan Talaud pada tahun 2011 tercatat

sebanyak 84.378 jiwa dengan jumlah laki-laki sebanyak 41.954 jiwa, perempuan

sebanyak 42.424 jiwa, perbandingan sex rasio rata-rata antara laki-laki dan

perempuan yaitu 98,88% dan kepadatan penduduk rata-rata yaitu sebesar 101,11

jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di daerah Kecamatan Miangas

sebesar 308,37 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Beo Utara sebesar 25,13

jiwa/km2. Data jumlah penduduk, perbadingan sex rasio dan kepadatan penduduk

menurut kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud sebagaimana pada Tabel 2.3 –

2.5 berikut.

Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2011

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan JumlahSex Rasio

(%)1 Kabaruan 2.772 2.772 5.544 100,002 Damau 2.095 2.076 4.171 100,923 Lirung 3.165 3.037 6.202 104,214 Salibabu 2.773 2.852 5.625 97,235 Kalongan 1.552 1.539 3.091 100,846 Moronge 1.739 1.812 3.551 95,977 Melongguane 5.338 5.209 10.547 102,488 Melongguane Timur 1.459 1.534 2.993 95,119 Beo 2.719 2.861 5.580 95,04

10 Beo Utara 1.804 1.836 3.640 98,2611 Beo Selatan 1.779 1.758 3.537 101,1912 Rainis 2.918 3.123 6.041 93,4413 Tampan'Amma 2.816 2.737 5.553 102,8914 Pulutan 977 999 1.976 97,8015 Essang 1.745 1.692 3.437 103,1316 Essang Selatan 1.605 1.650 3.255 97,2717 Gemeh 2.693 2.832 5.525 95,0918 Nanusa 1.661 1.712 3.373 97,0219 Miangas 344 393 737 87,53

Jumlah 41.954 42.424 84.378 98,88 (Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Talaud, 2012)

LAPORAN PENDAHULUAN 2-6

Page 7: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2.4 Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun

2011

No. KecamatanLuas Wilayah Jumlah Penduduk Kepadatan

Penduduk (Jiwa/Km2)Km2 % Jiwa %

1 Kabaruan 66,03 5,28 5.544 6,54 83,962 Damau 49,58 3,96 4.171 4,92 84,133 Lirung 31,11 2,49 6.202 7,32 199,364 Salibabu 21,8 1,74 5.625 6,64 258,035 Kalongan 24,81 1,98 3.091 3,65 124,596 Moronge 20,35 1,63 3.551 4,19 174,507 Melongguane 77,39 6,19 10.547 12,45 136,288 Melongguane Timur 48,35 3,86 2.993 3,53 61,909 Beo 70,93 5,67 5.580 6,59 78,67

10 Beo Utara 144,85 11,58 3.640 4,30 25,1311 Beo Selatan 63,87 5,11 3.537 4,17 55,3812 Rainis 80,68 6,45 6.041 7,13 74,8813 Tampan'Amma 124,18 9,93 5.553 6,55 44,7214 Pulutan 58,81 4,70 1.976 2,33 33,6015 Essang 94,76 7,57 3.437 4,06 36,2716 Essang Selatan 75,02 6,00 3.255 3,84 43,3917 Gemeh 137,71 11,01 5.525 6,52 40,1218 Nanusa 58,4 4,67 3.373 3,98 57,7619 Miangas 2,39 0,19 737 0,87 308,37

Jumlah 1.251 100 84.378 100 101,11 (Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Talaud, 2012)

Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2007 – 2011

TahunJumlah

Penduduk (Jiwa)

Rumah Tangga

Rasio Penduduk Per Rumah

Tangga2007 74.786 18.848 4,02008 74.892 18.882 4,02009 74.997 20.149 3,72010 83.441 20.449 4,12011 84.378 21.596 3,9

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Talaud, 2012)

LAPORAN PENDAHULUAN 2-7

Page 8: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

2.5 FASILITAS UMUM

Fasilitas umum yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari

fasilitas kesehatan. Jumlah fasilitas kesehatan di Kabupaten Kepulauan Talaud

sebagaimana pada Tabel 2.6 berikut.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-8

Page 9: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2.6 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2008 -2011

No.

Kecamatan

Fasilitas Kesehatan

Rumah Sakit

Rumah Bersalin

PuskesmasPuskesma Pembantu

PosyanduKlinik/ Balai

KesehatanPolindes/ Poskesdes

1 Kabaruan 0 0 1 3 12 0 22 Damau 0 0 1 4 8 0 13 Lirung 0 0 1 2 7 0 04 Salibabu 0 0 1 2 7 0 15 Kalongan 0 0 1 2 5 0 16 Moronge 0 0 1 1 6 0 47 Melongguane 1 0 1 3 12 0 18 Melongguane Timur 0 0 1 1 6 0 09 Beo 0 0 1 1 6 0 2

10 Beo Utara 0 0 1 1 9 0 211 Beo Selatan 0 0 1 3 7 0 312 Rainis 0 0 1 2 11 0 213 Tampan'Amma 0 0 1 3 11 0 114 Pulutan 0 0 1 2 5 0 115 Essang 0 0 1 2 8 0 116 Essang Selatan 0 0 1 3 9 0 217 Gemeh 1 0 1 3 15 0 318 Nanusa 0 0 1 4 9 0 119 Miangas 0 0 1 0 0 0 0

  Jumlah 2 0 19 42 153 0 28  2010 2 0 19 42 153 0 28  2009 0 0 0 42 0 0 0  2008 0 0 0 42 0 0 0

(Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Talaud, 2012)

LAPORAN PENDAHULUAN 2-9

Page 10: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

2.6 PEREKONOMIAN

Struktur perekonomian di Kabupaten Kepulauan Talaud sebagian besar

didominasi oleh sector pertanian. Sumbangan pada sector pertanian yang terbesar

berasal dari subsector perkebunan. Sektor lainnya yang juga relative cukup besar

yaitu berasal dari sector jasa, perdagangan hotel dan restauran.

Sumber mata pencaharian utama dari sebagian besar penduduk di Kabupaten

Kepulauan Talaud bekerja pada sector pertanian, terutama di subsector perkebunan,

dan sisanya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, pedagang dan

nelayan. Sebagian besar penduduk desa yang tinggal di sekitar daerah pantai bekerja

melaut hanya untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi ikan sehari-hari.

2.7 SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

2.7.1 Kondisi Pengelolaan Sistem Persampahan Secara Umum

Kondisi sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten Kepulauan Talaud saat

masih sangat kurang baik. Sampah-sampah yang dihasilkan di daerah ini masih

melalui sistem pengelolaan persampahan secara tradisional yaitu sampah yang

dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, perkantoran, pasar, pertokoan dan lain

sebagainya dikumpulkan di suatu tertentu dan sampah yang telah terkumpul tersebut

lalu dibakar. Pengelolaan sampah semacam ini tentunya selain menyebabkan

terjadinya pencemaran lingkungan juga kurang baik bagi kesehatan masyarakat. Di

daerah ini, masih belum terdapat sistem pewadahan, pengumpulan, pengangkutan

dan pemrosesan akhir sampah yang memadai.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-10

Page 11: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

(a) (b)

Gambar 2.2 (a) Kondisi Sampah yang Dikumpulkan di Tepi Jalan

(b) Sampah yang Dibakar oleh Warga di Sekitar Halaman Rumahnya

Gambar 2.3 Kondisi Sampah Dikumpulkan dan Dibakar di Pasar Kecamatan

Melongguane

2.7.2 Kondisi Komposisi Sampah

Komposisi sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di Kabupaten

Kepulauan Talaud yaitu berupa sampah organic (sayur dan daun-daunan), plastic,

kertas, dan lainnya. Rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat, serta karena

LAPORAN PENDAHULUAN 2-11

Page 12: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

sedikitnya jumlah pengepul, maka komposisi sampah yang terdapat di daearah ini

rata-rata masih merupakan jenis sampah yang berpotensial untuk direduksi.

Gambar 2.4 Kondisi Komposisi Sampah yang Berasal dari Berbagai Aktivitas

Masyarakat di Kabupaten Kepulauan Talaud

2.7.3 Kondisi Sistem Pewadahan

Sampah-sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas masyarakat

dikumpulkan ke dalam suatu wadah yang seadanya yaitu berupa kantong plastic,

karung dan keranjang, contohnya yaitu sebagaimana yang terjadi di Pasar Kecamatan

Melongguane. Sampah-sampah yang dihasilkan dari aktivitas di pasar ini

dikumpulkan dalam suatu wadah yang berupa kantong plastic dan karung.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-12

Page 13: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Gambar 2.5 Kondisi Wadah Sampah di Pasar Kecamatan Melongguane

Berbeda halnya dengan yang terjadi di Rumah Sakit Umum Kecamatan

Melongguane. Di rumah sakit ini telah disediakan beberapa bak wadah sampah yang

diletakkan disepanjang koridor rumah sakit untuk menampung sampah-sampah

domestik yang dihasilkan dari aktivitas di rumah sakit ini.

Gambar 2.6 Kondisi Wadah Sampah di Rumah Sakit Umum Kecamatan

Melongguane

2.7.4 Kondisi Sistem Pengumpulan Sementara (TPS)

Di Kabupaten Kepulauan Talaud juga masih belum terdapat sistem

pengumpulan sampah yang memadai. Sampah-sampah yang dihasilkan dari

berbagai aktivitas di daerah ini biasanya dikumpulkan pada suatu tempat yaitu

berupa lahan kosong yang telah digali. Setelah lahan tersebut penuh berisi

sampah, lahan tersebut selanjutnya ditimbun dengan tanah lalu membuat

lahan galian baru sebagai tempat pengumpulan sampah berikutnya.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-13

Page 14: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Gambar 2.7 Kondisi Lahan Pengumpulan dan Penimbunan Sampah

Di daerah sepanjang tepian Pantai Mutiara, Kecamatan Melongguane

terdapat tempat pengumpulan sampah yang tersebar cukup luas. Apabila

sistem pengelolaan persampahan semacam ini masih terus berlanjut di daerah

ini, maka hal tersebut tentunya dapat menyebabkan terjadinya pencemaran

lingkungan terhadap pantai dan laut yang terdapat di daerah ini. Padahal

pantai tersebut dapat dimanfaatkan dan dikelola sebagai objek pariwisata yang

cukup menarik.

Gambar 2.8 Kondisi Lahan Pengumpulan dan Penimbunan Sampah di Sepanjang

Tepian Pantai Mutiara, Kecamatan Melongguane

LAPORAN PENDAHULUAN 2-14

Page 15: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Untuk menunjang fungsinya sebagai pemberi layanan kesehatan

terhadap masyarakat, sistem pengelolaan persampahan di Rumah Sakit Umum

Kecamatan Melongguane saat ini terbilang cukup baik jika dibandingan dengan

beberapa tempat/daerah di Kabupaten Kepulauan Talaud. Di rumah sakit ini

telah tersedia sistem pewadahan dan pengumpulan sampah yang memadai.

Sistem pengumpulan sampah yang digunakan di rumah sakit ini yaitu berupa

container yang menampung sampah dari bak-bak wadah sampah domestic

yang dihasilkan dari aktivitas di rumah sakit ini. Namun setelah container

tersebut penuh, sampah-sampah tersebut selanjutnya di kumpulkan ke suatu

lahan tertentu dan kemudian dibakar. Bahkan lokasi lahan tempat

pengumpulan sampah tersebut tepat berada di tepian area sawah yang

tentunya dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan terutama

terkait dengan masalah penurunan kualitas air pemukaan.

Gambar 2.9 Kondisi Kontainer di Rumah Sakit Umum Kecamatan Melongguane

LAPORAN PENDAHULUAN 2-15

Page 16: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Gambar 2.10 Kondisi Lahan Pengumpulan dan Penimbunan Sampah di Rumah

Sakit Umum Kecamatan Melongguane

Saat ini, Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Kepulauan

Talaud telah menyediakan sekitar 10 container yang siap disebarkan di

beberapa titik lokasi di seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud sebagai

upaya untuk mengatasi masalah pengelolalaan persampahan di daerah

tersebut. Namun sayangnya hingga saat ini masih belum suatu ada

perencanaan terkait dengan sistem pengangkutan dan tempat pemrosesan

akhir sampah (TPA) di Kabupaten Kepulauan Talaud untuk mendukung upaya

tersebut.

Gambar 2.11 Beberapa Kontainer yang Telah Disiapkan Oleh Dinas Pasar,

Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Kepulauan Talaud

LAPORAN PENDAHULUAN 2-16

Page 17: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

2.7.5 Kondisi Sistem Pengangkutan

Sampah-sampah dometik yang dihasilkan dari berbagai aktivitas di

Kabupaten Kepulauan Talaud beberapa diantaranya diangkut dengan

menggunakan tranportasi berupa tossa. Sampah-sampah yang diangkut

tersebut rata-rata merupakan sampah-sampah domestik dari rumah-rumah

warga yang lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari jalan besar/utama.

Sampah-sampah tersebut diangkut ke suatu lahan kosong tempat

pengumpulan dan penimbunan sampah.

2.7.6 Rencana Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)

Untuk mengatasi masalah sistem pengelolaan persampahan di Kabupaten

Kepulauan Talaud saat masih sangat kurang baik maka diperlukan adanya suatu

perencanaan terkait dengan sistem pengelolaan persampahan di daerah ini yaitu

mulai dari perencanaan sistem pewadahan, pengumpulan, pengangkutan,

pengolahan/reduksi, pemrosesan hingga penimbunan sampah di TPA. Lokasi yang

direncakan sebagai tempat untuk pembangunan TPA tersebut berada di daerah

Kecamatan Melongguane di Jalan Getsemani yang berjarak sekitar 2,4 km dari jalan

utama. Kondisi jalan menuju ke lokasi rencana pembangunan TPA tersebut saat ini

masih berupa jalan setapak dimana pada sisi kedua jalan masih merupakan area

perkebunan masyarakat. Pada tahun 2013 ini direncanakan bahwa jalan untuk

menuju ke lokasi rencana pembangunan TPA tersebut akan segera dibangun dan akan

selesai pada tahun ini juga.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-17

Page 18: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Gambar 2.12 Kondisi Jalan Menuju ke Lokasi Rencana Pembangunan TPA di

Kabupaten Kepulauan Talaud

Gambar 2.13 Kondisi Lokasi Rencana Pembangunan TPA di Kabupaten Kepulauan

Talaud

2.7.7 Rencana Wilayah Pelayanan Persampahan

Daerah pelayanan yang direncanakan akan dilayani oleh perencanaan sistem

pengelolaan persampahan ini antara lain yaitu :

a. Kecamatan Melongguane

b. Kecamatan Melongguane Timur

c. Kecamatan Beo

d. Kecamatan Beo Selatan

LAPORAN PENDAHULUAN 2-18

Page 19: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

e. Kecamatan Rainis

Pemilihan daerah pelayanan ini didasarkan pada tingkat kepadatan penduduk

dan karena daerah-daerah tersebut merupakan pusat pemerintahan. Lokasi daerah-

daerah tersebut masih saling berbatasan sehingga sistem pengelolaan

persampahannya menjadi lebih mudah nantinya.

2.8 KAJIAN TEORI PERSAMPAHAN

2.8.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan salah satu bagian dari isu pokok permasalahan lingkungan

di Indonesia maupun di luar negeri. Sampah selalu ada selama manusia berada di

muka bumi. Masing- masing orang memiliki persepsi yang berbeda-beda tentang

definisi sampah. Persepsi seseorang pun didukung dengan kebiasaan (lifestyle)

maupun teknologi yang ada.

Berikut ini merupakan beberapa definisi sampah dari berbagai sumber :

1. Menurut American Public Health Association (APHA) :

Sampah adalah sesuatu yang tidak dapat digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi

atau sesuatu yang terbuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi

dengan sendirinya.

2. Menurut George Tchobanoglous, 1993 :

Sampah adalah bahan buangan padat atau semi padat yang dihasilkan dari

aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak diinginkan atau

digunakan lagi.

3. Menurut Kamus Istilah Lingkungan, 1994 :

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk

maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau

bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi berkelebihan atau ditolak

atau buangan.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-19

Page 20: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

4. Menurut Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 184/KPTS/1990 tentang

SNI T-13-1990-F :

Sampah didefinisikan sebagai limbah yang bersifat padat yang terdiri dari zat

organik dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola

agar tidak membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.

2.8.2 Sumber Sampah

Sumber-sumber sampah pada umumnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut

(Dep. PU, 1994 dan Tchobanoglous, 1993):

1. Daerah Permukiman (Rumah Tangga)

Bersumber dari aktivitas rumah/ dapur serta aktivitas rumah tanga lainnya. Jenis

sampah yang dihasilkan berupa sampah basah dan sampah kering/debu.

2. Daerah Komersial

Bersumber dari pasar, pertokoan, restoran, perusahaan dan sebagainya. Sebagian

besar kategori sampah ini berasal dari pasar dan kebanyakan berupa sampah

organik.

3. Daerah Institusi

Sumber sampah institusional adalah perkantoran, sekolah, tempat ibadah dan

lembaga-lembaga non komersial lainnya. Jenis sampah yang dihasilkan sebagian

besar adalah sampah kering.

4. Sampah Jalan dan Tempat-tempat Terbuka

Sampah kategori ini berasal dari kegiatan penyapuan jalan-jalan dan trotoar,

taman dan lain-lain. Jenis sampahnya didominasi sampah organik (daun) serta

debu.

5. Industri

Sumber sampah indutri berasal dari perusahaan yang bergerak di bidang industri

berat, industri ringan, pabrik-pabrik dan lain-lain. Jenis sampah yang dihasilkan

tergantung dari bahan baku yang digunakan oleh industri tersebut.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-20

Page 21: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

6. Tempat Pembangunan, Pemugaran dan Pembongkaran

Sampah yang dijumpai adalah sampah material atau bahan-bahan bangunan.

Jenisnya tergantung dari bahan bangunan yang dipakau (bata, pecahan beton,

kayu, besi, beton, dan sebagainya)

7. Rumah Sakit dan Balai Pengobatan

Sampah rumah sakit pengelolaannya ditangani secara terpisah dengan sampah

lainnya karena sampahnya bersifat khusus, kemungkinan mengandung limbah B3

berupa: jarum bekas suntik, obat-obatan kadaluarsa, dan lain-lain

8. Pertanian

Sampah yang berasal dari kebun, taman, pertanian dan lain-lain.

2.8.3 Klasifikasi Sampah

Sampah dapat dilasifikasikan menurut tipe dan komposisinya. Berdasarkan

tipenya sampah dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dep. PU, 1994) :

1. Sampah organik mudah busuk (Garbage)

Yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang mempunyai sifat

mudah membusuk. Sampah ini mempunyai sifat banyak mengandung air dan

cepat membusuk jika dibiarkan dalam keadaan basah pada temperature optimum

yang diperlukan untuk membusuk (20-30) °C. Contoh : Sampah sisa dapur, sisa

makanan, sampah sisa sayur dan kulit buah-buahan.

2. Sampah organik tak membusuk (Rubbish)

Yaitu sampah yang susunannya terdiri dari bahan organik cukup kering yang

saling terurai oleh mikroorganisme sehingga sulit membusuk. Contoh : kayu,

selulosa, kertas, plastik, kaca.

3. Sampah abu (Ashes)

Yaitu sampah padat yang berasal dari berbagai jenis abu, merupakan partikel-

partikel kecil yang mudah beterbangan dan dapat mengganggu pernafasan dan

mata. Contoh : hasil pembakaran kayu, batu bara di rumah-rumah maupun

industri.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-21

Page 22: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

4. Sampah bangkai binatang (Dead Animal)

Yaitu semua sampah yang berupa bangkai binatang. Contoh : bangkai tikus, ikan,

anjing, dan binatang ternak.

5. Sampah sapuan jalan (Street Sweeping)

Yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena dibuang

oleh pengendata mobil ataupun masyarakat yang tidak bertanggung jawab.

Contoh: Sisa-sisa pembungkus dan sisa makanan, kertas, daun.

6. Sampah industri (Industrial Waste)

Yaitu sampah yang berasal dari kegiatan industri. Limbah ini sangat tergantung

dari jenis industrinya. Semakin banyak yang berdiri akan semakin banyak dan

beragam limbahnya.

2.8.4 Karakteristik Sampah

Berdasarkan komposisi, sampah dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Peavy,

1985) :

1. Komposisi Fisik

Informasi dan data komposisi fisik sampah meliputi besarnya prosentase

komponen pembentukan sampah, ukuran partikel, kandungan air dan kepadatan

sampah. Komponen pembentukan sampah di negara-negara berkembang pada

umumnya seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.12.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-22

Page 23: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2.7 Tipikal Komponen Sampah Rumah Tangga

2. Komposisi Kimia

Informasi komposisi sampah sangat dalam mengevaluasi proses alternatif dan

pilihan pemulihan energi. Jika sampah digunakansebagai bahan bakar, komponen

yang harus diketahui adalah analisa proksimasi (kandungan air, kandungan

bahan volatil, kandungan abu dan kandungan karbon tetap), titik abu sampah,

analisis ultimasi (Prosentase C, H, O, N, S dan Abu) dan besarnya energi.

3. Komposisi Biologis

Selain komponen fisik, karet dan kulit, fraksi organik dari sampah dapat

dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu :

a. Kandungan terlarut seperti gula, asam amino dan berbagai macam asam

organik.

b. Hemiselulosa, yaitu hasil penguraian gula.

c. Selulosa, yaitu hasil penguraian glukosa

d. Lemak, minyak, lilin.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-23

Page 24: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

e. Lignin, material polimer yang terdiri dari cincin aromatik dengan gugus

methoksil. Biasanya terdapat pada produk kertas seperti kertas koran dan

fiberbroad.

f. Ligniselulosa, kombinasi dari lignin dan selulosa.

g. Protein, yang terdiri dari rantai asam amino.

Sistem pengelolaan sampah sangat ditentukan oleh jumlah timbulan sampah

dan karakteristik sampah. Karakteristik sampah diperlukan untuk menentukan

antara lain :

Jumlah sampah yang dapat direduksi, baik melalui program daur ulang

(komposting) maupun pemanfaatan kembali barang-barang bekas.

Jenis dan karakteristik wadah, dimana sifat kimia sampah sangat menentukan

bahan wadah atau pun bak truk pengangkutan sampah yang harus digunakan.

Misalnya, karena sampah mengalami fermentasi yang menghasilkan asam-asam,

maka wadah tidak boleh yang bersifat korosif.

Untuk menentukan teknologi pengolahan akhir yang dipilih.

Untuk menentukan luas TPS (Tempat Pembuangan Sementara), MRF (Materials

Recovery Facility) atau TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang diperlukan.

Karakteristik sampah akan berbeda-beda pada masing-masing daerah, dimana

karakteristik ini sangat dipengaruhi oleh :

Tingkat ekonomi masyarakat

Sosial budaya masyarakat

Musim

2.8.5 Timbulan Sampah

Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Departemen

PU (1994) menetapkan kriteria besar timbulan sampah berdasarkan sumber

LAPORAN PENDAHULUAN 2-24

Page 25: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

sampah dan karakteristik kota, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.13 dan Tabel

2.14.

Tabel 2.8 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Komponen-Komponen

Sumber Sampah

No.Komponen Sumber

SampahSatuan

Volume(liter)

Berat(Kg)

123456789

10

Rumah permanenRumah semi permanenRumah non permanenKantorToko/rukoSekolahJalan arteri sekunderJalan kolektor sekunderJalan lokalPasar

Per orang/hariPer orang/hariPer orang/hariPer orang/hariPer orang/hariPer murid/hariPer meter/hariPer meter/hariPer meter/hariPer meter2/hari

2,25-2,502,00-2,251,75-2,000,50-0,752,50-3,000,10-0,150,10-0,150,10-0,150,05-0,100,20-0,60

0,350-0,4000,300-0,3500,250-0,3000,025-0,1000,150-0,3500,010-0,0200,020-0,1000,010-0,0500,005-0,025

0,1-0,3(Sumber: Standar Spesifikasi Timbulan Sampah untuk kota kecil dan sedang di Indonesia, Dept. PU,

LPMB, Bandung, 1993).

Tabel 2.9 Besaran Timbulan Sampah Berdasarkan Klasifikasi Kota

No. Klasifikasi kotaVolume

(L/orang/hari)Berat

(Kg/orang/hari)

12

Kota sedangKota kecil

2,75-3,252,50-2,75

0,70-0,800,625-0,70

(Sumber: Standar Spesifikasi Timbulan Sampah untuk kota kecil dan sedang di Indonesia,

Dept. PU, LPMB, Bandung, 1993).

2.8.6 Pengolahan Sampah

Pengolahan sampah adalah mengubah bentuk sampah menjadi bentuk lain,

misalnya proses composting mengubah sampah menjadi kompos dan energi.

Mengubah/ transformasi sampah menjadi bentuk lain dapat dilakukan dengan cara:

LAPORAN PENDAHULUAN 2-25

Page 26: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

1. Transformasi fisik : mengubah volume sampah,mengubah densitas

sampahdengankompksi/pemadatan.

2. Transformasi kimia : pirolisis, gasifikasi.

3. Transformasi biologis : composting.

2.8.7 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah

TPA merupakan fasilitas fisik yang digunakan untuk menampung dan

menimbun sampah yang sudah tidak bernilai ekonomis lagi dan tidak dapat

didaur ulang lagi. Penimbunan sampah dapat dilakukan secara berkala

(sanitary landfill), pembakaran tertutup (insenerasi), pemadatan dan lainnya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 2008, TPA

adalah tempat untuk memproses dan menimbun sampah ke media lingkungan

secara aman bagi kelangsungan kehidupan manusia dan lingkungan sekitar.

Pembuangan sampah ke TPA merupakan metode pembuangan sampah yang

paling ekonomis saat ini dan yang paling sering dilakukan di berbagai

kota/daerah.

2.8.7.1 Pemilihan Lokasi TPA

Pemilihan lokasi TPA juga harus diusahakan seekonomis mungkin dan

mampu menampung volume sampah sesuai dengan yang direncanakan, serta

umur pakai TPA juga sesuai dengan target waktu operasi perencanaan TPA.

Selain itu, lokasi TPA juga terhubung dengan akses jalan yang memadai untuk

mempermudah proses pendistribusian/pengankutan sampah dari daerah

pelayanan menuju ke lokasi TPA.

Menurut Ditjend PPM dan PLP Depkes (1989), criteria persyaratan

pemilihan lokasi TPA sesuai dengan standar teknis kesehatan yaitu :

a. Jarak dari permukiman terdekan minimal 2 kilometer agar tidak menimbulkan bau

yang tidak enak.

LAPORAN PENDAHULUAN 2-26

Page 27: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

b. Jarak dari sumber mata air, sungai atau air baku sebagai air minum minimal harus

200 m.

c. Jarak dari jalan utama atau jalan besar minimal 200 m.

d. Terletak di daerah yang tidak rawan banjir untuk mencegah terjadinya

pencemaran lingkungan akibat pengenceran lindi oleh air banjir.

e. Berada pada lokasi dengan pemukaan air tanah yang tinggi

Kriteria persyaratan pemilihan lokasi TPA menurut Standard Nasional

Indonesia sesuai dengan SNI No. 03-3241-1997 yaitu :

a. Jarak dari permukiman terdekat minimal 500 m

b. Jarak dari badan air minimal 100 m

c. Jarak dari Bandar udara minimal 1500 m untuk pesawat baling-baling dan 3000 m

untuk pesawat jet.

d. Ketinggian muka iar tanah di lokasi TPA yaitu lebih dari 3 m

e. Jenis tanah di lokasi TPA merupakan jenis tanah lempung dengan konduktivitas

hidrolik kurang dari 10-6 cm/detik dan tanah tersebut sudah tidak lagi produktif.

f. Lokasi TPA berada di daerah yang tidak rawan banjir minimal untuk 25 tahun

kedepan.

2.8.7.2 Pemrosesan Sampah di TPA

Metode penimbunan sampah mempunyai beberapa cara, diantaranya

adalah:

a. Metode pembuanagn terbuka (open damping)

Yaitu sampah ditumpuk atau ditimbun begitu saja di suatu area/lahan terentu

tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut. Metode ini sangat kurang baik bagi

kelestarian lingkungan karena tidak adanya pengolahan sampah. Karena sifatnya

yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, maka pemrintah

melarang setiap orang untuk melakukan penanganan sampah dengan pembuangan

sampah di TPA yang dilakukan secara terbuka di sebagaiman yang terdapat di

dalam Pasal 29 UU No. 18 Tahun 2008. Pemerintah daerah harus menutup TPA

LAPORAN PENDAHULUAN 2-27

Page 28: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka ini paling lama dalam 5

(lima) tahun yang terhitung sejak tanggal diberlakukannya Undang-Undang

tersebut.

b. Metode lahan urug terkendali (controlled landfill)

Yaitu sampah ditimbun dengan lapisan tanah penutup untuk mengurangi

terjadinya pencemaran lingkungan. Penimbunan tersebut dilakukan secara

bertahap sesuai dengan pembagian sel-sel sampah penimbunan.

c. Metode sanitary landfill

Yaitu sistem penimbunan sampah yang dilakukan dengan membuang sampah ke

tempat yang lebih rendah/parit yang digali untuk menampung sampah, lalu

ditimbun dengan lapisan tanah sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada di

alam terbuka.

d. Metode bioreactor landfill

Yaitu sistem penimbunan sampah yang dilakukan dengan mengunakan batuan

dari alat biorektor dalam proses penimbunan sampahnya.

e. Metode Reusable Sanitary Landfill (RSL)

Yaitu sistem pengolahan sampah yang dilakukan secara berkesinambungan dengan

menggunakan dengan menggunakan metode supply ruang penampungan sampah.

Dalam pengelolaan TPA, sangatlah penting untuk memperhatikan

prosedur pengelolaan sampah di TPA yang baik dan aman bagi kelestarian

lingkungan di sekitar lokasi TPA.

Komponen organic dalam tumpukan sampah akan mengalami proses

pembusukan oleh bakteri segera setelah sampah tersebut ditempatkan di zona

penimbunan TPA (Tchnobanoglous, 1977). Pada tahap awal, proses

pembusukan yang terjadi yaitu proses aerobic karena masih terdapat oksigen

di tumpukan sampah yang baru ditimbun. Namun oksigen dalam udara

tersebut nnatinya akan terperangkap hingga habis dan dilanjutkan dengan

proses pembusukan selanjutnya yaitu terjadi secara anaerobic. Organisme

LAPORAN PENDAHULUAN 2-28

Page 29: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

yang melakukan pembusukan aerobic dan anaerobic tersebut yaitu tergantung

dari jenis tanah penutup timbunan sampah.

Secara umum, proses pembusukan yang terjadi tergantung pada

karakteristik material yang terkandung di dalam sampah yang dapat dibagi

menjadi 3 klasifikasi yaitu :

a. Material organic yang mengandung selulosa atau derivative dari selulosa

b. Material yang tidak mengandung selulosa atau derivative dari selulosa

c. Plastik, kulit dan karet

Selulosa merupakan unsure utama dari sampah organi yang dapat

berasal dari kertas, tissue, kain dan jerami, sedangkan material organic yang

bukan selulosa yaitu protein, karbohidrat dan lemak. Proses pembusukan

sampah secara anaerobic akan menghasilkan berbagai gas antara lain yaitu gas

karbondioksida (CO2), metan (CH4), nitrogen, hydrogen dan hydrogen sulfide

(H2S).

Proses pembusukan sampah merupakan kajian yang cukup penting

untuk menentukan prosedur pengelolaan, perencanaan dan sebagai bahan

evaluasi. Produk hasil konversi secara biologis dari sampah yaitu berupa

kompos, gas metan, protein, alcohol dan material organic laninnya. Proses

biologis pada sampah terjadi dengan bantuan dari mikroorganisme bersel

satu/banyak yaitu sel protista yang terdapat di dalam sampah. Jenis

mikroorganisme yang berperan dalam konversi biologis sampah tersebut

antara lain yaitu jamur, bakteri dan ragi.

Karakteristik lindi yang dihasilkan dari sampah memiliki kandungan

bahan organic, bahan anorganik dan bakteri pathogen. Bahan organic pada

lindi diindikasikan dengan nilai BOD dan COD, yang secara lengkap komposisi

lindi dapat dilihat pada Tabel 2.10. Lindi juga mengandung beberapa hara

tanaman seperti hara makro yang terdiri dari nitrat, ammonium, phosfat,

kalium, kalsium, magnesium dan sulfat, serta hara mikro yang terdiri dari besi,

LAPORAN PENDAHULUAN 2-29

Page 30: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

mangan, tembaga dan seng. Bakteri pathogen yang dapat terkandung dalam

lindi yaitu Escheria Coli.

Tabel 2.10 Parameter Komposisi Lindi

LAPORAN PENDAHULUAN 2-30

Page 31: Lapdal Talaud Bab2 7Mei

Perencanaan Teknis Manajemen Persampahan dan Detail Engineering Design TPA di Kabupaten Kepulauan Talaud

LAPORAN PENDAHULUAN 2-31