potensi dan persebaran mineral non logam dan logam kabupaten talaud

53
POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM & LOGAM KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Upload: yohanis-sahabat

Post on 03-Mar-2017

57 views

Category:

Education


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

POTENSI DAN PERSEBARAN

MINERAL NON LOGAM &

LOGAM

Page 2: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM & LOGAM

KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

TUGAS TERSTRUKTUR

Mata Kuliah Potensi ESDM II

Manajemen Pertambangan & EnergiTahun Akademik 2016/2017

Page 3: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala

rahmat dan berkat-Nya, sehingga Saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul ”

POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM & LOGAM, KABUPATEN

KEPULAUAN TALAUD” dapat diselesaikan dengan baik.

Tulisan ini saya ajukan sebagai jawaban atas Tugas pada Diploma II, Semester II

pada program studi Manajemen Pertambangan dan Energi, TA. 2016/2017 STEM

Akamigas Cepu, yang diberikan oleh Dosen kepada mahasiswa.

Tugas ini dapat diselesaikan atas dorongan, saran, bantuan pemikiran Dosen Bidang

Studi. Oleh karena itu, perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang setulus-

tulusnya kepada Bapak. ...............

Saya menyadari bahwa dalam penulisan Tugas ini masih terdapat kekeliruan dan

kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, Saya mohon masukan ataupun saran dari

pembaca untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

Page 4: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

INTISARI

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara Republik

Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota

Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang

Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud

merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber daya mineral baik logam maupun non

logam. Untuk logam diketahui mineral yang dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan

mangan. Sedangkan untuk Non logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping,

kalsit, batu hias (setengah permata), gipsum dan barit.

Potensi dan Persebaran Mineral Non Logam & Logam Kabupaten Kepulauan Talaud

diperoleh berdasarkan Laporan dari TIM INVENTARISASI Badan Geologi Bandung

(No. 01/MN/BGD/2012) yang dilaksanakan pada tahun 2012 lalu di Kabupaten Kepulauan

Talaud, dengan tahapan kegiatan sebagai berikut : Penyelidikan Lapangan (Pengumpulan

Data Sekunder, dan Pengumpulan Data Primer), Analisis Laboratorium, dan Pengolahan

Data, sehingga menghasilkan data tersebut.

Page 5: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penulisan

Selain memenuhi tugas yang disampaikan oleh Dosen Pengajar yang disampaikan

kepada kami sebagai mahasiswa, ada terkandung maksud yang jauh lebih penting untuk

kami pelajari dan ketahui, sebagaimana bahwa berdasarkan UU No 4 tahun 2009 tentang

Mineral dan Batubara dan Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2010 pelaksanaan kegiatan

usaha pertambangan serta era otonomi daerah yang mulai pada tahun 2001 maka informasi

potensi bahan galian masing-masing kabupaten merupakan data dasar yang sangat penting

dalam menentukan kebijakan pengelolaan bahan galian di daerah. Kegiatan inventarisasi

sumber daya mineral ini diharapkan dapat menghasilkan kajian yang lebih rinci tentang

potensi bahan galian yang meliputi jenis, sebaran, kualitas dan kuantitasnya, sehingga dapat

diketahui peluang pemanfaatannya disamping dalam rangka meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) serta sebagai bahan pertimbangan investasi bagi pelaku usaha

pertambangan, sehingga pelaksanaan serta pengelolaan pertambangan yang baik dan benar

(Good Mining Practice) dapat terwujud dan terlaksana.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan Tugas ini antara lain adalah untuk mengetahui potensi

mineral, yang ada di daerah kami masing – masing secara khusus bagi saya, Kabupaten

Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara.

1.3. Batasan Masalah

Penulisan Tugas ini dibatasi pada Potensi Mineral Non Logam dan Logam, di Kabupaten Kepulauan Talaud;

Page 6: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

II. ORIENTASI UMUM

2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan kabupaten yang paling utara di Negara

Republik Indonesia. Kabupaten Kepulauan Talaud bagian integral dari Propinsi Sulawesi

Utara, beribukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi

Sulawesi Utara yaitu Manado.

Sebagai daerah otonomi hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe dan

Talaud berdasarkan Undang-undang Nomor : 8 Tahun 2002, dengan karakteristiknya

sebagai daerah kepulauan, daerah perbatasan, daerah tertinggal, dan daerah rawan bencana

alam.

Daerah ini secara geografis terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan

126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau)

Sebelah Timur berbatasan dengan Lautan Pasifik

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe

Dan sebelah barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

Daerah ini secara administratif mempunyai luas wilayah sebesar 39.051 Km² dengan

luas daratan 1.251,02 Km² (3,00% dari luas wilayah) dan luas lautan 37.800 Km² (97,00%

dari luas wilayah), sedangkan panjang garis pantai 367,70 KM. Kabupaten Kepulauan

Talaud terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan, dimana kecamatan terluas adalah

Kecamatan Beo Utara (144,85 Km2) dan kecamatan terkecil adalah Kecamatan Miangas

(2,39 Km2). Umumnya ada tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau

Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau Kabaruan (Gambar 2.1).

Page 7: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Kepulauan Talaud

Page 8: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Geologi

Geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi secara keseluruhan, meliputi asal

kejadiannya, kandungannya, bentuk fisiknya, dan sejarahnya serta segala proses alamiah

yang mempengaruhi perkembangannya. Sumber daya geologi adalah sumber daya alam

yang berkaitan dengan geologi seperti sumber daya mineral, sumber daya energi dan

sumber daya air. Peta geologi adalah peta yang menggambarkan sebaran formasi batuan,

struktur geologi dan data geologi lainnya yang tersingkap di dalam permukaan bumi.

3.1.1 Geomorfologi

Geomorfologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari asal (terbentuknya)

topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta

terbentuknya material-material hasil erosi. Melalui geomorfologi dapat dipelajari

cara-cara terjadi, pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Relief bumi adalah

bentuk-bentuk ketidakteraturan secara vertikal (baik dalam ukuran ataupun letak)

pada permukaan bumi, yang terbentuk oleh pergerakan-pergerakan pada kerak bumi.

Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M.

Davis. Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi dikontrol

oleh tiga faktor utama yaitu struktur, proses dan tahapan. Struktur di sini mempunyai

arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan yang

mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Proses-proses yang umum terjadi adalah

proses erosional yang dipengaruhi oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-sifat

lainnya dari batuan. Selanjutnya dalam mempelajari geomorfologi perlu dipahami

istilah-istilah katastrofisme, uniformiaterianisme dan evolusi.

1. Katastrofisme merupakan pendapat yang menyatakan bahwa gejala-gejala

morfologi terjadi secara mendadak, contohnya letusan gunung api.

2. Uniformiaterianisme sebaliknya berpendapat bahwa proses pembentukan

morfologi cukup berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu

membentuk bentuk-bentuk yang sekarang, bahkan banyak perubahan-

Page 9: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

perubahan yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada masa sekarang dan

seterusnya.

3. Evolusi cenderung didefinisikan sebagai proses yang lambat dan dengan

perlahan-lahan membentuk dan mengubah mejadi bentukan-bentukan baru.

Analisis pada suatu daerah (secara regional) dapat dilakukan pada foto udara

atau pada peta topografi. Analisis morfologi dapat dilakukan dengan pemisahan-

pemisahan unsur-unsur morfologi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Suatu morfologi pada orde satu dapat dikelompokkan sebagai pegunungan dan

dataran. Pada orde kedua, pegunungan dapat diuraikan lagi sebagai pegunungan

plateu, pegunungan kubah, pegunungan lipatan, pegunungan kompleks dan gunung

api. Sedangkan dataran, pada orde kedua dapat diuraikan lagi sebagai dataran pantai,

dataran banjir, dataran danau, dataran alluvial, dan dataran glasial.

3.1.2 Struktur Geologi

Struktur geologi adalah ilmu mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan

permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Struktur

geologi mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi,

metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi

batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan

geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada

waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk

menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan

dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk,

susunan atau struktur internal batuan ke dalam bentuk, susunan atau susunan internal

yang lain.

3.1.3 Stratigrafi

Page 10: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari lapisan-lapisan batuan dan

hubungannya satu dengan yang lain (umur, hubungan lateral dan vertikal, penyebaran

serta terjadinya) dengan tujuan untuk mengetahui sejarah bumi dan pengetahuan

lainnya dari lapisan batuan yang mempunyai arti ekonomis.

Unsur-unsur stratigrafi adalah : unsur batuan, unsur pelapisan dan unsur struktur

sedimen. Kontak stratigrafi/kontak antar lapisan terdiri dari 2 (dua) macam yakni :

Kontak Lapisan Selaras, kontak antara 2 (dua) lapisan yang sejajar atau kecil

sekali interupsi selang pengedapan, terdiri atas 2 (dua) macam yakni :

1. Kontak Tajam : hasil perubahan kondisi lingkungan pengendapan setempat

suatu minor interupsi pengendapan atau terhentinya pengendapan sesaat.

2. Kontak berangsur : perubahan litologi berangsur sebagai refleksi perubahan

lingkungan pengendapan yang berangsur pula.

Kontak Lapisan Tidak Selaras, terputusnya pengendapan akibat perubahan

kondisi lingkungan yang disebabkan pengangkatan atau erosi. Ada 4 (empat)

macam ketidakselarasan yang dikenal yaitu :

1. Angular Unconformity : lapisan yang lebih muda terletak di atas lapisan

telah terlipat dan tererosi.

2. Disconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah bidang

ketidaselarasan adalah sejajar, dan bercirikan pada permukaan bidang

ketidaklarasan merupakan bidang erosi yang tidak rata atau tidak beraturan.

3. Paraconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah

permukaan bidang ketidakselarasan adalah sejajar, pada permukaan bidang

ketidakselarasan tidak terdapat erosi atau tanda-tanda fisik lain.

4. Nonconformity : ketidakselarasan yang terjadi antara lapisan batuan sedimen

dan batuan beku atau metamorf yang lebih tua dan terkena erosi.

Satuan stratigrafi menurut Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia dan Ikatan Ahli

Geologi Indonesia (1996) dikenal 6 (enam) satuan stratigrafi:

1. Satuan Litostratigrafi

Page 11: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Pembagian Litostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan batuan di bumi

secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi,

penentuan batas penyebaran tidak tergantung kepada batas waktu.

a. Ciri-ciri litologi meliputi jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman

gejala litologi batuan dan gejala-gejala lain tubuh batuan di lapangan.

b. Satuan Litostratigrafi dapat terdiri dari batuan sedimen, metasedimen, batuan

asal gunungapi (pre-resen) dan batuan hasil proses tertentu serta kombinasi

daripadanya.

2. Satuan Stratigrafi Gunungapi

Pembagian batuan/endapan gunungapi dimaksud untuk menggolongkan

batuan/endapan secara bersistem berdasarkan sumber, deskripsi dan ganesa.

3. Satuan Biostratigrafi

Pembagian biostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan lapisan-lapisan di

bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasarkan kandungan dan

penyebaran fosil. Satuan biostratigrafi ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan

berdasar kandungan fosil atau ciri-ciri paleontology sebagai sendi pembeda terhadap

tubuh batuan sekitarnya.

4. Satuan Sikuenstratigrafi

Pembagian sikuenstratigrafi ialah penggolongan lapisan batuan secara

bersistem menjadi satuan bernama berdasarkan satuan ganesa yang dibatasi, dibagian

bawah dan atasnya oleh bidang ketidakselarasan atau keselarasan padananya. Satuan

sikuenstratigrafi ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk dalam satuan waktu

pada satu daur perubahan muka-laut relatif.

5. Satuan Kronostratigrafi

Pembagian kronostratigrafi ialah lapisan batuan secara bersistem menjadi

satuan bernama berdasarkan interval waktu geologi, pembagian ini merupakan

kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi secara local, regional dan global.

6. Satuan Geokronologi

Pembagian waktu geologi ialah pembagian waktu menjadi interval-interval

tertentu berdasarkan peristiwa geologi, cara penentuannya didasarkan atas analisis

Page 12: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

radiometrik atau isotropik. Tingkat-tingkat satuan geokronologi dari besar ke kecil

adalah : kurun, masa, zaman dan umur.

Kolom stratigrafi adalah urut-urutan satuan batuan suatu daerah, kronologis, sifat-

sifat, pemerian umur, lingkungan pengendapan.

3.2 Sumber Daya Mineral

Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara

alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana atom-

atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral dapat kita jumpai

dimana-mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang

diendapkan pada dasar sungai. Beberapa mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis

karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang

seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu

dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya,

(Djauhari Noor, 2009).

Endapan Mineral

Endapan mineral baik logam maupun non logam adalah suatu akumulasi atau

konsentrasi di alam dari satu atau berbagai substansi yang dapat dimanfaatkan,

umumnya dalam jumlah sedikit atau tersebar secara tidak merata di kerak bumi. Ada

dua tipe endapan mineral yaitu primer dan sekunder.

Suatu endapan mineral dinamakan suatu endapan bijih, apabila dapat ditambang

secara ekonomis. Ada banyak konsentrasi mineral di alam, tetapi hanya sedikit yang

dianggap sebagai endapan bijih.

Pengelompokan mineral logam :

1. Logam dasar : logam yang umum terdapat dan secara kimiawi lebih aktif, contoh :

tembaga (Cu), timbal (Pb), timah (Sn), dan seng (Zn);

2. Logam mulia : logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak

dibutuhkan. Contoh : emas (Au), perak (Ag), dan platina (Pt);

Page 13: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

3. Logam ringan dan jarang logam yang ditemukan dalam jumlah yang relatif sedikit

dan tersebar di kulit bumi. Contoh : aluminium (Al), litium (Li), zirkonium (Zr),

logam tanah jarang (REE);

4. Logam besi dan paduan besi : logam yang lazim digunakan dalam industri dan

campurannya, contoh : besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), khrom (Cr), mangan

(Mn).

Page 14: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

IV. PEMBAHASAN

4.1 Geologi Regional

Geologi regional adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang distribusi

sekelompok batuan (formasi) baik jenis, strukturnya (stratigrafi) maupun urutan

pembentukannya (litologi) yang membentuk suatu pola dalam luasan area tertentu. Contoh

lingkup kajiannya meliputi zona patahan, zona subduksi, zona lipatan, daerah Formasi OAF

(Old Andesite Formation), dan lain-lain.

4.1.1 Fisiografi

Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di sebelah Utara Pulau Sulawesi, sebelah

Utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau), Timur berbatasan dengan

Samudra Pasifik, Selatan berbatasan dengan Kebupaten Kepulauan Sangihe, Barat

berbatasan dengan Laut Sulawesi.

Geologi dan strukturnya sangat rumit bila dibandingkan dengan keadaan

geologi dan struktur geologi lainnya yang terdapat di Indonesia. Kerumitan geologi

dan struktur geologinya tersebut mencerminkan oleh adanya :

Aneka ragam batuan dari berbagai umur seperti bongkah-bongkah asing beraneka

macam ukuran yang terdapat pada Bancu Karakelang dan batuan-batuan tersebut

umumnya bersentuhan secara struktur.

Pola/arah perlapisan dan kemiringan batuan dan struktur geologi terutama struktur

sesar (geser dan normal) yang berkembang umumya saling memotong satu sama

lainnya dan tidak mengikuti pola/keadaan geologi yang normal, hal ini

menandakan bahwa aktifitas tektonik terjadi berulang kali.

Terdapat batuan campur aduk yang hampir menutupi kurang lebih 45% dari Pulau

Karakelang.

Proses penunjaman berlangsung pada Kala Miosen dan dalam proses ini unsur-

unsur struktur yang telah ada selama ini (sebelumnya) teraktifkan kembali di samping

struktur-struktur yang baru yang terbentuk setelah itu. Dalam proses penunjaman

berjalan, berlangsung pula pengendapan Formasi Noiltoko (hasil aktivitas gunung

Page 15: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

api) dengan adanya akumulasi tufa di lereng palung yang dibarengi oleh proses lanjut

pembentukan batuan campur aduk. Di tempat lain terendapkan Formasi Cablac yang

terdapat di sundulan-sundulan struktur.

4.1.2 Morfologi

Berdasarkan peta topografi, pengamatan di lapangan serta kontrol terhadap

batuan dan struktur, maka Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dibedakan menjadi 2

(dua) satuan morfologi yaitu : satuan morfologi dataran dan satuan morfologi

perbukitan bergelombang.

Satuan morfologi pedataran tersebar di bagian daerah pesisir/pantai yang

melingkari pulau Talaud ini, umumnya tersusun oleh alluvial, dan endapan danau

berupa : pasir, konglomerat napal, lempung dan batu gamping, sebagian berupa rawa

dan umumnya digenangi air terutama pada waktu pasang naik. Termasuk dalam

satuan ini adalah dataran-dataran sempit yang terdapat di beberapa tempat.

4.1.3 Stratigrafi Kepulauan Talaud

Berdasarkan geologi regional daerah penyelidikan termasuk ke dalam Peta

Geologi Lembar Talaud sekala 1: 250.000 (R. Sukamto dan N. Suwarna, 1986).

Secara umum batuan penyusun Kepulauan Talaud adalah Batuan Sedimen

(Batugamping Beo, Formasi Awit), dan Batuan Gunungapi (Batuan gunungapi

Miangas, Pampini), yang beralaskan batuan ultramafik dan bancuh (Gambar 2).

Susunan stratigrafi batuan dari umur tua ke muda antara lain sebagai berikut :

1. BATUAN ULTRAMAFIK KABARUANG terdiri dari peridotit, serpentinit gabro

dan basal; yang cukup luas singkapannya dan dapat dipetakan, terdapat di dua

tempat, yaitu di Pulau Karakelang bagian selatan, Pulau Kabaruang. Bersama

dengan bancuh Karakelang. Batuan Ultramafik Kabaruang ini berumur lebih tua

dari Oligo-Miosen.

2. KOMPLEK BANCUH : Bongkah-bongkah berbagai macam ukuran, dari puluhan

sentimeter hingga ratusan meter lebamya, terdiri dari macam-macam batuan

Page 16: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

bercampuraduk menjadi satu, berkisar dari peridotit, serpentinit, gabro, basal,

sekis, pulam, sedimen malih, rijang merah, serpih. Batuan ini berumur lebih tua

dari Oligo-Miosen.

3. BATUAN GUNUNGAPI PAMPINI: Breksi, tufa dan lava, dan retas diorit;

bersusunan andesit horneblenda; umumnya berwarna kelabu muda sampai kelabu

tua. Satuan batuan ini tersingkap di pantai timur Pulau Karakelang bagian selatan,

sekitar Tanjung Pampini dan di Pulau Mayu. Kedudukan stratigrafinya lebih tua

dari Formasi Awit, diduga tertindih tak selaras oleh Formasi Awit, dan berumur

Oligo-Miosen.

4. BATUAN GUNUNGAPI MIANGAS: Breksi, tufa dan lava; bersusunan andesit

horneblenda; umumnya berwarna kelabu muda sampai kelabu tua. Satuan batuan

ini tersingkap di Pulau Karatung dan Pulau Miangas. Kedudukan stratigrafinya

diduga setara dengan Formasi Awit yang berumur Miosen Tengah-Pliosen, dan

ditindih secara tak selaras oleh Batugamping Beo. Nama satuan diusulkan

berdasarkan singkapan yang baik di Pulau Miangas bagian timur.

5. FORMASI AWIT: Batupasir berselingan dengan batupasir tufaan, tufa, batulanau

dan batulempung; bersisipan batugamping, napal, konglomerat dan breksi di

bagian bawah. Juga ditemukan pula foraminifera bentos dan plangton lainnya.

Nama formasi ini didasarkan pada singkapannya yang baik dan lengkap di

sepanjang Sungai Awit, yang terletak kira-kira 20 km sebelah utara Beo.

6. Lingkungan pengendapan formasi ini kemungkinan sublitoral sampai laut dalam

yang terbuka.

7. BATUGAMPING BEO: Batugamping koral sebagian besar padat dan sebagian

rapuh, ada yang berupa breksi koral, setempat mengandung fosil moluska dan

foraminifera besar. Cangkang pelecypoda yang ditemukan di hulu Sungai Masing,

Pulau Karakelang berukuran besar, mencapai diameter antara 40 - 100 cm.

8. ALUVIUM : Pasir, kerikil, kerakal dan lumpur; terjadi di muara sungai dan

sepanjang pantai barat bagian utara Pulau Karakelang; setempat membentuk

undak setinggi lebih kurang 20 meter di atas muka laut.

Page 17: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.1 Peta Geologi lembar Talaud

Gambar 4.2. Kolom Stratigrafi Kepulauan Talaud

UMURENDAPAN

PERMUKAAN

BATUAN

SEDIMEN

BATUAN

GUNUNGAPI

BATUAN

TEROBOSAN

Kuarter

Plio

sen

Qa Qb

Ters

ier

Tmpa Tmpm

Mio

sen

Tomp

Olig

osen m

ub

Page 18: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

4.2 Kegiatan Penyelidikan

Kegiatan Penyelidikan dilakukan oleh Tim Inventarisasi BADAN GEOLOG dengan

Rangkaian kegiatan prospeksi dimulai dari persiapan dan studi literatur, penyelidikan

lapangan, analisis laboratorium dan pengolahan data. Adapun rangkaian kegiatan

dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penyelidikan Lapangan :

Pengumpulan Data Sekunder

Pengumpulan Data Primer

2. Analisis Laboratorium

3. Pengolahan Data

Dengan hasil penyelidikan di lapangan telah menghasilkan sejumlah titik pengamatan dan

pengambilan contoh terpilih sebagai bahan untuk dianalisis di laboratorium, lengkapnya

dapat dilihat pada Lampiran Peta.

Gambar 4.3 Peta Geologi & Mineralisasi Blok Karakelang dan Blok Salibabu

Kab. Kepl. Talaud

Page 19: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.4. Peta Geologi dan Mineralisasi Blok Salibabu dan Blok Kabaruan

Kab. Kep. Talaud

4.3. Potensi Endapan Mineral (Sesuai SNI)

4.3.1. Mineral Logam

Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud secara geografis terletak di ujung utara

Pulau Sulawesi yang berdekatan dengan Kabupaten Sangihe. secara tektonik,

merupakan wilayah busur kepulauan tanpa gunung api yang memanjang dari

Sulawesi Timur melalui Tifore, Mayu terus ke dan merupakan lajur benturan antara

busur dan busur. Struktur geologi yang ditemukan berupa sesar naik, sesar geser,

sesar turun dan sumbu lipatan. Hasil studi geologi yang telah dilakukan oleh para

pengamat terdahulu dan peninjauan di lapangan langsung menunjukkan bahwa batuan

di kawasan ini secara umum adalah batuan ultramafik, batuan malihan, batuan

sedimen dan batuan gunungapi yang berumur Oligo-Miosen.

Hasil pengamatan secara megaskopis menunjukkan hampir seluruhnya batuan

yang dijumpai dalam keadaan fresh atau tidak mengalami alterasi dan mineralisasi.

Page 20: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Di wilayah bagian utara adanya indikasi mineralisasi di lokasi Blok Karakelang

terlihat menonjol adalah mineralisasi mangan berupa bongkah paling tinggi terdapat

di Bukit Rinai dan Sungai Wiso, Desa Pulutan (TL-01/R)

Indikasi mineralisasi emas yang telah ada berupa lubang tambang di daerah

Batunuris di Pulau Salibabu hasil dari analisisbatuan di laboratorium didapat hanya 3-

6 ppb, maka mineralisasi di daerah tersebut tidak ekonomis untuk ditindak lanjuti.

Sedangkan indikasi mineralisasi emas di Pulau Kabaruan dijumpai baik dalam

bentuk batuan di wilayah Bulude (TL-54/R) khususnya didaerah lubang bukaan yang

telah ditambang oleh penduduk setempat hampir sama diperoleh hanya 1-6 ppb, akan

tetapi didapat hasil yang tinggi hasil analisis batuan yaitu : Cu : 2303 ppm dan Zn :

8736 ppm pada titik lokasi TL-48/R.

Endapan mineral logam yang memiliki potensi untuk dikembangkan atau

ditindaklanjuti dengan eksplorasi adalah Mangan di wilayah Desa Pulutan,

Kecamatan Pulutan, sedangkan untuk potensi mineral non logam berupa batuan

ultrabasa, batugamping, lempung, sirtu dan andesit yang tersebar di ketiga blok yaitu

Blok Karakelang, Blok Salibabu dan Blok Kabaruan.

Secara keseluruhan sebaran geologi dan mineralisasi di wilayah Talaud dapat

dilihat pada Lampiran Peta..

4.3.2. Geokimia Unsur Logam

Berdasarkan hasil analisis contoh sedimen sungai aktif, geokimia sebaran unsur

adalah :

Geokimia sebaran unsur Cu (Gambar 52) nilai tertinggi (TL-16/S) terdapat di

bagian utara (Pulau Karakelang) dengai nilai 105 ppm dan di Pulau Kabaruan nilai

tertinggi (TL-49/S) dan (TL-51/S) dengan nilai 115 dan 117 ppm.

Geokimia sebaran unsur Pb (Gambar 53) nilai tertinggi (TL-20/S) dengan nilai

167 ppm, (TL-20/S) dengan nilai 92 ppm, dan TL-30/S) dengan nilai 93 ppm,

hanya terdapat di bagian utara (Pulau Karakelang).

Page 21: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Geokimia sebaran unsur Zn (Gambar 54) nilai tertinggi (TL-11/S) dengan nilai

211 ppm, (TL-41/S) dengan nilai 185 ppm, dan (TL-39/S) dengan nilai 169 ppm,

hanya terdapat di bagian utara (Pulau Karakelang).

Sebaran geokimia unsur Ag (Gambar 55) dengan kandungan tinggi terdapat di

bagian Pulau Karakelang dan Pulai Kabaruan dengan kisaran antara 9-10 ppm.

Geokimia sebaran unsur Fe (Gambar 56) nilai tertinggi (TL-11/S) dengan nilai

20,23%, (TL-41/S) dengan nilai 18,52%, dan TL-39/S) dengan nilai 15,77%,

hanya terdapat di Pulau Karakelang.

Geokimia sebaran unsur Au (Gambar 57) nilai tertinggi (TL-64/S) terdapat di

bagian selatan (Pulau Kabaruan) dengai nilai 49 ppb dan di bagian utara (Pulau

Karakelang) nilai tertinggi (TL-14/S) dengan nilai 25 ppb.

Page 22: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.5. Peta Sebaran geokimia unsur Cu di Wilayah Talaud

Page 23: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.6. Peta Sebaran geokimia unsur Pb di Wilayah Talaud

Page 24: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.7. Peta Sebaran geokimia unsur Zn di Wilayah Talaud

Page 25: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.8. Peta Sebaran geokimia unsur Ag di Wilayah Talaud

Page 26: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.9. Peta Sebaran geokimia unsur Fe di Wilayah Talaud

Page 27: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.10. Peta Sebaran geokimia unsur Au di Wilayah Talaud

Page 28: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.11. Peta Titik Lokasi Dan Hasil Analisis Kimia Sedimen Sungai Aktif Mineral

Logam Blok Karakel

Page 29: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.12. Peta Titik Lokasi Dan Hasil Analisis Kimia Batuan Mineral Logam Blok

Karakela

Page 30: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.12. Peta Titik Lokasi Dan Hasil Analisis Kimia Batuan Mineral Logam Blok

Salibabu

Page 31: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.13. Peta Titik Lokasi Dan Hasil Analisis Kimia Sedimen Sungai Aktif Mineral

Logam Blok Kabaruan

Page 32: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Gambar 4.14. Peta Titik Lokasi Dan Hasil Analisis Kimia Batuan Mineral Logam Blok

Kabaruan

Page 33: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

V. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan Inventarisasi yang dilakukan oleh Tim Inventarisasi dari

Badan Geologi dapat disimpulkan bahwa, Kabupaten Kepulauan Talaud secara tektonik,

merupakan wilayah busur kepulauan tanpa gunung api yang memanjang dari Sulawesi Timur

melalui Tifore, Mayu dan merupakan lajur benturan antara busur dan busur. Struktur geologi yang

ditemukan berupa sesar naik, sesar geser, sesar turun dan sumbu lipatan. Hasil studi geologi yang

telah dilakukan oleh para pengamat terdahulu dan peninjauan di lapangan langsung menunjukkan

bahwa batuan di kawasan ini secara umum adalah batuan ultramafik, batuan malihan, batuan

sedimen, batuan gunungapi dan endapan pantai yang diperkirakan berumur Oligo-Miosen.

Hasil pengamatan secara megaskopis menunjukkan hampir seluruhnya batuan yang

dijumpai dalam keadaan fresh atau tidak mengalami alterasi dan mineralisasi. Di wilayah bagian

utara adanya indikasi mineralisasi di lokasi Blok Karakelang terlihat menonjol adalah mineralisasi

mangan berupa bongkah paling tinggi terdapat di Bukit Rinai dan Sungai Wiso, Desa Pulutan

diperoleh hasil Mn total antara 27,60-61,64 %, keterdapatan endapan mangan berupa bongkah-

bongkah di daerah Pulutan merupakan produk lingkungan endapan laut dalam. Mineralisasi nikel

yang terdapat di satuan batuan ultrabasa yang terdapat di daerah penyelidikan yaitu di Pulau

Kabaruan tidak menghasilkan tanah laterit sehingga tidak mendukung terjadinya mineralisasi

nikel. Indikasi mineralisasi emas yang diperoleh di daerah lubang bukaan tambang rakyat di daerah

Bulude (Blok Salibabu) dan Batunururis (Blok Kabaruan) tidak menunjukan hasil yang signfikan

berdasarkan hasil analisis batuan di laboratorium, akan tetapi didapat hasil yang tinggi hasil analisis

Cu : 2303 ppm dan Zn : 8736 ppm pada titik lokasi TL-48/R yang termasuk ke dalam Blok

Kabaruan.

Berdasarkan hasil analisis geokimia unsur menunjukkan sebaran anomali kandungan tinggi

terdapat di Blok Karakelang dan Kabaruan yaitu :

- Sebaran Cu terdapat di Blok Karakelang dan Blok Kabaruan diperoleh hasil kisaran antara 105-

115 ppm Cu.

- Sebaran Au terdapat di Blok Karakelang dan Blok Kabaruan diperoleh hasil kisaran antara 25-49

ppm Au.

Page 34: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

- Sebaran Ag terdapat di Blok Karakelang dan Blok Kabaruan diperoleh hasil kisaran antara 9-10

ppm Ag.

- Sebaran Fe terdapat di Blok Karakelang diperoleh hasil kisaran antara 15,77-20,23 % Fe.

- Sebaran Pb terdapat di Blok Karakelang diperoleh hasil kisaran antara 92-167 ppm Pb.

- Sebaran Zn terdapat di Blok Karakelang diperoleh hasil kisaran antara 169-211 ppm Zn.

Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki beberapa jenis mineral nonlogam. Setelah

dilakukan pengamatan lapangan yang tersebar di beberapa tempat terutama di Pulau Karakelang,

Salibabu dan Kabaruan terdapat sumber daya berupa andesit, batupasir, sirtu (pasir batu), lempung,

ultrbasa dan batugamping

Berdasarkan evaluasi dan hasil analisis laboratorium, dapat disimpulkan sebagai berikut,

untuk mineral non logam potensi sumberdaya serta kualitasnya dapat dilihat pada tabel 18 di bawah

ini :

Tabel 18. Potensi sumberdaya dan kualitas mineral non logam di Kab. Kep Talaud

NO DAERAH KOMODITI

SUMBERDAY

A HIPOTETIK

(m3)

KUALITAS

BAHAN BANGUNAN

1. Desa Pulutan Selatan, Kec.

Pulutan, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Andesit 891.000.000 Dapat digunakan

sebagai bahan

bangunan.

2. Desa Bitunuris, Kec.

Bitunuris, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Andesit 234.000.000

3. Balang,Kec. Salibabu,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Andesit 68.850.000

4. Desa Pulutan, Kec. Pulutan,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batupasir 15.000.000 Dapat digunakan

untuk tonggak batu

tepi jalan, batu hias

atau tempel, penutup 5. Desa Niampak, Kec.

Tarohan, Kab. Kep.

Batupasir 40.500.000

Page 35: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

Talaud, Sulut lantai atau trotoar.

(SNI 03-0394-1989)6. Desa Niampak Utara, Kec.

Beo Selatan, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Batupasir 135.000.000

7. Desa Pulutan, Kec. Pulutan,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batupasir 1.000.000

8. Desa Pulutan, Kec. Pulutan,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batupasir 110.000.000

9. Desa Bowombaru, Kec.

Melonguane, Kab. Kep.

Talaud, Sulut Timur,

Batupasir 125.000.000

10. Desa Balang, Kec. Salibabu,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batupasir 56.700.000

11. Desa Pulutan, Kec. Pulutan,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Sirtu 625,000 Dapat digunakan

untuk bahan

bangunan 12. Desa Bantane, Kec. Rainis,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Sirtu 2.500.000

13. Desa Bantane, Kec. Rainis,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Sirtu 3.375.000

14. Desa Resduk, Desa Beo,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Sirtu 8.750.000

15. Desa Lobbo, Kec. Lobbo,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Sirtu 8.750.000

16. Desa Rae, Kec. Lobbo, Kab.

Kep. Talaud, Sulut

Sirtu 2.500.000

17. Desa Kiama, Kec.

Melonguane, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Sirtu 2.500.000

Page 36: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

BAHAN KERAMIK

1. Desa Niampak Utara, Kec.

Beo Selatan, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Lempung 60.000.000 dapat digunakan

untuk industri-

industri genting, bata

merah dan keramik

baik yang dikerjakan

secara

modern/pabrikan

industri kecil

maupun tradisional

atau pengrajin.

2. Desa Pulutan, Kec.

Pulutan, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Lempung 2.400.000

3. Desa Lansap ,Kec. Beo,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Lempung 120.000.000

4. Desa Awit, Kec. Lobbo,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Lempung 661.000.000

5. Desa Tule Tengah, Kec.

Melonguane Timur, Kab.

Kep. Talaud, Sulut

Lempung 64.000.000

6. Desa Kiama, Kec.

Melonguane, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Lempung 48.000.000

7. Desa Lirung, Kec. Lirung,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Lempung 24.800.000

BAHAN INDUSTRI

1. Desa Pulutan, Kec.

Pulutan, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Ultrabasa 1.248.000.000 Dapat digunakan

sebagai bahan baku

pupuk magnesium

(Mg) setelah diolah

dapat menjadi

kieserit.

2. Desa Akas, Kec. Damau,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Ultrabasa 2.600.000.000

3. Desa Pangeran, Kec.

Damau, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Ultrabasa 1.560.000.000

Page 37: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

4. Desa Nunu, Kec. Rianis,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batugamping 364.000.000 bahan bangunan

(agregat dan

ornamen), pertanian

untuk menurunkan

keasaman tanah,

peleburan dan

pemurnian baja.

5. Desa Beo, Kec. Beo, Kab.

Kep. Talaud, Sulut

Batugamping 171.600.000

6. Desa Beo, Kec. Beo, Kab.

Kep. Talaud, Sulut

Batugamping 260.000.000

7. Desa Melonguane, Kec.

Melonguane, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Batugamping 156.000.000

8. Desa Tarun, Kec.

Melonguane, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Batugamping 78.000.000

9. Desa Bowombaru, Kec.

Melonguane Timur, Kab.

Kep. Talaud, Sulut

Batugamping 155.000.000

10. Desa Tule, Kec. Melonguane

Timur, Kab. Kep. Talaud,

Sulut

Batugamping 130.000.000

11. Desa Tabang, Kec. Rainis,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batugamping 67.600.000

12. Desa Alude, Kec. Kalongan,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batugamping 357.500.000

13. Desa Musi, Kec. Lirung,

Kab. Kep. Talaud, Sulut

Batugamping 468.000.000

14. Desa Moronge Selatan II,

Kec. Moronge, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Batugamping 187.200.000

Page 38: POTENSI DAN PERSEBARAN MINERAL NON LOGAM DAN LOGAM KABUPATEN TALAUD

15. Desa Taduna, Kec.

Kabaruan, Kab. Kep.

Talaud, Sulut

Batugamping 315.000.000