kkw ak. 1 (potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

65
POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI DI KECAMATAN BEO DAN KECAMATAN TAMPAN’AMMA KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD, PROVINSI SULAWESI UTARA KERTAS KERJA WAJIB Oleh : Nama Mahasiswa : YOHANIS SAHABAT NIM : 15153008 Konsentrasi : Manajemen Pertambangan dan Energi Program Studi : Logistik Minyak dan Gas Diploma : I (Satu) KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL STEM Akamigas Cepu, Juni 2016

Upload: yohanis-sahabat

Post on 12-Apr-2017

59 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESI

DI KECAMATAN BEO DAN KECAMATAN TAMPAN’AMMAKABUPATEN KEPULAUAN TALAUD,

PROVINSI SULAWESI UTARA

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh :

Nama Mahasiswa : YOHANIS SAHABAT

NIM : 15153008

Konsentrasi : Manajemen Pertambangan dan Energi

Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

Diploma : I (Satu)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL

STEM Akamigas

Cepu, Juni 2016

Page 2: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL

(STEM) Akamigas

LEMBAR PENCATATAN KEGIATAN PEMBIMBINGAN KKW

Nama Mahasiswa : YOHANIS SAHABAT

NIM : 15153008

Jurusan : Manajemen Pertambangan dan Energi

Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

Dosen Pembimbing / NIP : Ir. DODID MURDOHARDONO, Msc / 19550929

98303 1 002

Judul KKW : Potensi Bahan Galian Pasir Besi Kecamatan Beo

dan Kecamatan Tampan’amma

No Tanggal Ringkasan Materi

Bimbingan KKW

Paraf

Pembimbing

Selesai perbaikan

Tanggal Paraf

Cepu, Juni 2016Ketua Program Studi ManajemenPertambangan dan Energi

SUHARDJITO, Drs.,M.M.NIP : 19551120 198203 1 001

Page 3: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

Judul : Potensi Bahan Galian Pasir Besi Kec. Beo dan Kec.

Tampan’amma

Nama Mahasiswa : YOHANIS SAHABAT

NIM : 15153008

Jurusan : Manajemen Pertambangan dan Energi

Program Studi : Logistik Minyak dan Gas

Diploma : I (Satu)

Page 4: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

PEMBIMBING PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Mengetahui,

Kepala Dinas Kehutanan,Pertambangan dan Energi Kabupaten

Kepulauan Talaud

TONY M. T. GAGOLA, S.pd, M.SiNIP : 19600826 198112 1 002

Menyetujui,

Kepala Bidang Pertambangan danEnergi

I GUSTI AYU MARYANI, SP, M.SiNIP : 19671114 200012 2 003

Page 5: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atassegala rahmat dan berkat-Nya, sehingga Saya dapat melaksanakan tugas KertasKerja Wajib yang berjudul ”POTENSI BAHAN GALIAN PASIR BESIKECAMATAN BEO DAN KECAMATAN TAMPAN’AMMA” yang telah dapatdiselesaikan dengan baik.

Kertas Kerja Wajib ini diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan programdiploma I pada program studi Manajemen Pertambangan dan Energi, STEMAkamigas Cepu.

Kertas Kerja Wajib (KKW) ini dapat diselesaikan atas dorongan, saran,bantuan pemikiran berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah sayamengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :

1. Prof. Dr. R. Y. Perry Burhan, M. Sc. Selaku Direktur STEM Akamigas;2. SUHARDJITO, Drs.,M.M. selaku Kepala Program Studi Manajemen

Pertambangan dan Energi STEM Akamigas;3. Ir. Dodid Murdohardono, MSc sebagai Pembimbing dalam menyelesaikan

Kertas Kerja Wajib;4. TONY M. T. GAGOLA, S.pd, M.Si sebagai Kepala Dinas Kehutanan

Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud;5. I Gusti Ayu Maryani, SP, M.Si. Sebagai Kepala Bidang Pertambangan dan

Energi Kabupaten Kepulauan Talaud, selaku Pembimbing Saya di lapangan;6. Rekan-rekan seperjuangan Program Studi Manajemen Pertambangan dan

Energi Tahun Akademik 2015/2016 dan;7. Semua pihak yang telah membantu Saya yang tidak bisa disebutkan satu-

persatu.

Saya menyadari bahwa dalam penulisan Kertas Kerja Wajib ini masih terdapatkekeliruan dan kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, Saya mohon masukanataupun saran dari pembaca untuk melakukan perbaikan di masa yang akan datang.

Cepu, Mei 2016Penulis

YOHANIS SAHABATNIM : 15153008

Page 6: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

ii

INTISARI

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan Kabupaten yang paling Utara di Negara

Republik Indonesia, dengan ibukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut

dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º

33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Daerah

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan salah satu daerah yang memiliki sumber

daya mineral baik logam maupun non logam. Untuk logam diketahui mineral yang

dapat diidentifikasi adalah pasir besi, nikel dan mangan. Sedangkan untuk Non

logam terdiri dari : lempung bentonitan, batu gamping, kalsit, batu hias (setengah

permata), gipsum dan barit. Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’amma

merupakan kecamatan yang memiliki potensi Pasir Besi. Pasir besi merupakan

salah satu bahan galian industri. Kegunaan pasir besi selain bahan dasar untuk

industri logam besi/baja juga telah banyak dimanfaatkan pada industri semen,

sedangkan bahan mentah pasir besi bisa dimanfaatkan untuk membuat beton pada

pekerjaan konstruksi. Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa

dibandingkan dengan mineralisasi logam lainnya. Biasanya pasir besi terdapat di

pesisir pantai, terjadi akibat adanya endapan. Pembentukan endapan pasir besi

dalam jumlah cukup besar dan sebaran yang luas di daerah pesisir tidak terlepas

dari berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut adalah kandungan mineral besi pada

batuan sumber, media transportasi alam berupa aliran air sungai, gelombang laut,

dan angin serta proses geologi berupa pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi,

dan pengayakan. Potensi sumber daya tereka dan terukur di Kecamatan Beo adalah

2.920 Ha, dan Kecamatan Tampan’Amma 7.950 Ha, bisa untuk dieksplotasi.

Page 7: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iINTISARI .............................................................................................................. iiDAFTAR ISI ........................................................................................................ iiiDAFTAR GAMABAR .......................................................................................... vDAFTAR TABEL ................................................................................................ viDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN.........................................................................................i

1.1 Latar Belakang Penulisan ......................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 1

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 1

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................................... 2

II. ORIENTASI UMUM ................................................................................. 3

2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Kepulauan Talaud ........................................ 4

2.2 Struktur Organisasi ................................................................................... 5

2.3 Tugas dan Fungsi...................................................................................... 6

2.3.1 Kepala Dinas.................................................................................... 7

2.3.2 Sekretariat ........................................................................................ 7

2.3.3 Bidang Bina Program ...................................................................... 10

2.3.4 Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS) ........... 11

2.3.5 Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam ...... 14

2.3.6 Bidang Pertambangan dan Energi.................................................. 16

III. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 19

3.1 Geologi ................................................................................................... 19

3.1.1 Geomorfologi................................................................................. 19

3.1.2 Struktur Geologi.............................................................................. 21

3.1.3 Stratigrafi......................................................................................... 21

Page 8: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

iv

3.2 Sumber Daya Mineral ............................................................................ 24

3.3 Kegunaan Pasir Besi............................................................................... 26

3.4 Tahapan-Tahapan Kegiatan Pertambangan ............................................ 26

3.4.1 Penyelidikan Umum ...................................................................... 27

3.4.2 Eksplorasi....................................................................................... 27

3.4.3 Studi Kelayakan ............................................................................. 28

3.4.4 Perencanaan..................................................................................... 28

3.4.5 Persiapan ......................................................................................... 29

3.4.6 Penambangan .................................................................................. 29

IV. PEMBAHASAN.................................................................................... 31

4.1 Geologi Regional.................................................................................... 31

4.1.1 Fisiografi ......................................................................................... 31

4.1.2 Morfologi ........................................................................................ 32

4.1.3 Stratigrafi Kabupaten Talaud........................................................ 33

4.2 Geologi Lokal ......................................................................................... 35

4.2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian..................................... 35

4.2.2 Stratigrafi ....................................................................................... 36

4.3 Genesa Pembentukan Endapan Pasir Besi ............................................ 36

4.4. Potensi Bahan Galian Pasir Besi di Kecamatan Beo dan KecamatanTampan’Amma, Kabupaten Kepulauan Talaud ................................................ 39

4.4.1 Potensi Pasir Besi Kecamatan Tampan’Amma ............................. 41

4.4.2 Potensi Pasir Besi Kecamatan Beo ................................................. 44

V. PENUTUP ................................................................................................. 46

5.1. Kesimpulan............................................................................................. 46

5.2. Saran ....................................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 49

Page 9: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Peta Administratif Kabupaten Kepulauan Talaud ........................... 5

Gambar 3.4. Diagram Kegiatan Pertambangan ................................................... 26

Gambar 4.1. Peta Geologi lembar Talaud ........................................................... 34

Gambar 4.2. Kolom Stratigrafi Kepulauan Talaud .............................................. 35

Gambar 4.3. Peta Lokasi Penelitian...................................................................... 37

Gambar 4.4. Endapan pasir besi yang didapatkan sebagai endapan pantai ......... 39

Gambar 4.5. Peta Sebaran Bahan Galian ............................................................. 40

Gambar 4.6. Peta IUP Bahan Galian Kabupaten Kepulauan Talaud ................... 41

Gambar 4.7. Endapan Pasir Besi Desa Tua Batu s/d Binalang ............................ 43

Gambar 4.8. Endapan Pasir Besi Desa Dapihe & Dapalan .................................. 43

Gambar 4.9. Endapan Pasir Besi Desa Riung ...................................................... 43

Gambar 4.10. Endapan Pasir Besi Kelurahan Beo ............................................... 45

Page 10: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Wilayah Potensi Bahan Galian Pasir Besi di Kabupaten Kepulauan

Talaud ........................................................................................... 40

Tabel 4.4. Pemegang Izin Usaha Pertambangan ( IUP ) Kabupaten

Kepulauan Talaud s/d Tahun 2015 ................................................ 39

Page 11: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan Dan Energi

Kabupaten Kepulauan Talaud;

Lampiran 2. Peta Topografi Kabupaten Kepulauan Talaud;

Lampiran 3. Dokumentasi Peninjauan Lokasi Endapan Pasir Besi.

Page 12: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Berdasarkan UU No 4 tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara dan

Peraturan Pemerintah No 23 tahun 2010 pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan

serta era otonomi daerah yang mulai pada tahun 2001 maka informasi potensi bahan

galian masing-masing kabupaten merupakan data dasar yang sangat penting dalam

menentukan kebijakan pengelolaan bahan galian di daerah. Kegiatan inventarisasi

sumber daya mineral ini diharapkan dapat menghasilkan kajian yang lebih rinci

tentang potensi bahan galian yang meliputi jenis, sebaran, kualitas dan

kuantitasnya, sehingga dapat diketahui peluang pemanfaatannya disamping dalam

rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta sebagai bahan

pertimbangan investasi bagi pelaku usaha pertambangan, sehingga pelaksanaan

serta pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (Good Mining Practice) dapat

terwujud dan terlaksana.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan utama dari penulisan Kertas Kerja Wajib ini antara lain adalah untuk

mengetahui potensi bahan galian, yang ada di Kecamatan Beo dan Kecamatan

Tampan’amma, Kabupaten Kepulauan Talaud, khususnya bahan galian jenis pasir

besi.

1.3 Batasan Masalah

Penulisan Kertas Kerja Wajib ini dibatasi pada hal-hal berupa:

Page 13: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

2

1) Potensi bahan galian jenis pasir besi yang ada di Kecamatan Beo dan

Kecamatan Tampan’Amma, Kabupaten Kepulauan Talaud;

2) Pengamatan dan data hanya terfokus pada potensi bahan galian jenis pasir

besi yang ada di Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’Amma, Kabupaten

Kepulauan Talaud.

1.4 Sistematika Penulisan

Kertas Kerja Wajib ini terdiri dari 5 (lima) bab, dengan sistematika penulisan

sebagai berikut :

1. Bab I Pendahuluan : menjelaskan mengenai latar belakang penulisan, tujuan

penulisan, batasan masalah, sistematika penulisan.

2. Bab II Orientasi Umum : mengulas tentang sejarah singkat Kabupaten

Kepulauan Talaud, struktur organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan dan

Energi, tugas dan fungsi dari Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi

Kabupaten Kepulauan Talaud.

3. Bab III Tinjauan Pustaka : memberikan penjelasan tentang geologi, sumber

daya mineral, kegunaan pasir besi serta tahapan-tahapan kegiatan

pertambangan.

4. Bab IV Pembahasan : menguraikan tentang geologi regional, geologi lokal,

ganesa pembentukan endapan pasir besi, dan potensi bahan galian pasir besi

di Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’Amma, Kabupaten Kepulauan

Talaud.

Page 14: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

3

5. Bab V Penutup : berisi tentang kesimpulan dari penulisan Kertas Kerja Wajib

serta saran-saran untuk Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talau.

Page 15: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

II. ORIENTASI UMUM

2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Kepulauan Talaud

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan kabupaten yang paling utara di

Negara Republik Indonesia. Kabupaten Kepulauan Talaud bagian integral dari

Propinsi Sulawesi Utara, beribukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut

dari Ibukota Propinsi Sulawesi Utara yaitu Manado.

Sebagai daerah otonomi hasil pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe

dan Talaud berdasarkan Undang-undang Nomor : 8 Tahun 2002, dengan

karakteristiknya sebagai daerah kepulauan, daerah perbatasan, daerah tertinggal,

dan daerah rawan bencana alam.

Daerah ini secara geografis terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang

Utara dan 126° 38’ 00” - 127° 10’ 00” Bujur Timur. Adapun batas-batasnya adalah

sebagai berikut:

Sebelah utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau)

Sebelah Timur berbatasan dengan Lautan Pasifik

Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe

Dan sebelah barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

Daerah ini secara administratif mempunyai luas wilayah sebesar 39.051 Km²

dengan luas daratan 1.251,02 Km² (3,00% dari luas wilayah) dan luas lautan 37.800

Km² (97,00% dari luas wilayah), sedangkan panjang garis pantai 367,70 KM.

Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan, dimana

kecamatan terluas adalah Kecamatan Beo Utara (144,85 Km2) dan kecamatan

Page 16: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

5

terkecil adalah Kecamatan Miangas (2,39 Km2). Umumnya ada tiga pulau utama di

Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau

Kabaruan (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Peta Administratif Kabupaten Kepulauan Talaud (1:9)

2.2 Struktur Organisasi

Dinas Kehutanan Pertambangan dan Energi, Kabupaten Kepulauan Talaud

dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris, Kepala Bidang Bina

Program, Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, Kepala Bidang

Page 17: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

6

Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam, Kepala Bidang

Pertambangan dan Energi.

Sekretaris dalam kesehariannya dibantu oleh 3 (tiga) Subag yakni : Subag

Umum dan Perlengkapan, Subag Kepegawaian, Subag Keuangan.

Kepala Bidang Bina Program, dalam kesehariaannya dibantu oleh 3 (tiga)

seksi yaitu : Seksi Penyusunan Program dan Anggaran, Seksi Pengolahan Data dan

Statistik, Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

Kepala Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial dibantu oleh 3 (tiga)

seksi yakni : Seksi Persemaian dan Aneka Usaha Kehutanan, Seksi Reboisasi dan

Penghijauan, Seksi Perhutanan Sosial.

Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam dibantu oleh 3

(tiga) seksi yakni : Seksi Pengendalian dan Peredaran Hasil Hutan, Seksi

Pengamanan Hutan dan Pelestarian Sumber Daya Alam, Seksi Tata Guna Hutan,

Pelindungan dan Penanggulangan Kebakaran.

Bidang Pertambangan dan Energi dibantu oleh 3 (tiga) seksi yaitu : Seksi

Pertambangan Umum, Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral dan Seksi Energi.

2.3 Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2008, Dinas Kehutanan

Pertambangan dan Energi, Kabupaten Kepulauan Talaud mempunyai tugas

melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas

pembantuan dibidang kehutanan, pertambangan dan energi. Dalam melaksanakan

tugas pokok, Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi melaksanakan fungsi

sebagai berikut:

Page 18: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

7

a) Perumusan kebijakan teknis;

b) Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian

pelaksanaan tugas;

c) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

kehutanan, pertambangan dan energi;

d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

2.3.1 Kepala Dinas

Dalam kesehariannya, Kepala Dinas mempunyai tugas sebagi berikut:

a) Perumusan kebijakan teknis di bidang kehutanan, pertambangan dan energi;

b) Penyusunan perencanaan, pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian

pelaksanaan tugas;

c) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

kehutanan, pertambangan dan energi;

d) Penyelenggaraan urusan di bidang bina program;

e) Penyelenggaraan urusan di bidang rehabilitasi lahan dan perhutanan sosial;

f) Penyelenggaraan urusan di bidang tata guna hutan, perlindungan dan

pelestarian alam;

g) Penyelenggaraan urusan di bidang pertambangan dan energi;

h) Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah;

i) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati.

2.3.2 Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas

penyelenggaraan di bidang umum dan perlengkapan, kepegawaian dan keuangan

Page 19: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

8

serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Untuk melaksanakan tugas

Sekretariat mempunyai fungsi :

a) Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi pelayanan administrasi;

b) Penyusunan perencanaan operasional dan pelaporan kegiatan;

c) Penyelenggaraan urusan umum dan perlengkapan;

d) Penyelenggaraan urusan kepegawaian;

e) Penyelenggaraan keuangan;

f) Pelaporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Dinas.

Dalam kesehariannya Sekretariat terbagi menjadi 3 (tiga) sub sebagai berikut:

A. Sub Bagian Umum dan Perlengkapan

Sub Bagian Umum dan Perlengkapan mempunyai tugas :

1. Mengkoordinasikan rencana kegiatan ketatausahaan umum dan

perlengkapan;

2. Menyiapkan, menyusun, meneliti dan melaksanakan administrasi surat-

menyurat sesuai dengan ketentuan dan peraturaan perundang-undangan yang

berlaku;

3. Menggandakan dan mendistribusikan surat-menyurat;

4. Melaksanakan dan mengatur fasilitas rapat, pertemuan dan upacara serta

melakukan kegiatan keprotokoleran dan administrasi perjalanan dinas;

5. Mengumpulkan, menyusun dan mengolah bahan data informasi untuk

kepentingan masyarakat;

6. Melaksanakan pemeliharaan kebersihan, keindahan, keamanan dan

ketertiban kantor;

7. Menyiapkan dan menyusun daftar inventaris, arsip dan dokumentasi;

8. Melaksanakan pengawasan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan;

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

Page 20: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

9

B. Sub Bagian Kepegawaian

Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menyiapkan dan menyusun formulir isian database kepegawaian;

3. Menyelenggarakan administrasi kenaikan pangkat, pemindahan,

pemberhentian, gaji berkala, kartu pegawai, karis/karsu, askes, taspen, NPWP

sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

4. Melaksanakan evaluasi kehadiran dan administrasi kinerja dalam pemberian

tunjangan;

5. Mengusulkan penerima penghargaan, cuti, sumpah/janji, pengembangan dan

kesejahteraan PNS;

6. Membuat daftar nominatif dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK);

7. Fasilitasi pemberian bahan pembuatan DP3;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

C. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

1. Mengkoordinasikan penyusunan program dan anggaran;

2. Menganalisa dan menyusun rumusan penyelenggaraan perencanaan program

dan anggaran;

3. Menyiapkan, menyusun, mengolah, meneliti laporan akuntabilitas capaian

kinerja dan keuangan;

4. Melaksanakan administrasi keuangan meliputi verifikasi, pembukuan,

perbendaharaan dan gaji;

5. Menyusun dan melakukan usul perubahan anggaran;

6. Melaksanakan pengendalian anggaran, penerimaan kas, pengeluaran kas,

investasi dan utang piutang;

7. Menyiapkan evaluasi dan monitoring penatausahaan perencanaan dan

keuangan;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris.

Page 21: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

10

2.3.3 Bidang Bina Program

Bidang Bina Program mempunyai tugas melaksanakan urusan dibidang

penyusunan program dan anggaran, pengolahan data dan statistik, evaluasi dan

program serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas; Untuk melaksanakan

tugas, Bidang Bina Program mempunyai fungsi :

a) Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;

b) Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c) Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas;

d) Penyelenggaraan urusan penyusunan program dan anggaran;

e) Penyelenggaraan urusan pengolahan data dan statistik;

f) Penyelenggaraan urusan evaluasi dan pelaporan.

Dalam kesehariannya bidang ini terbagi menjadi 3 (tiga) sebagai berikut :

A. Seksi Penyusunan Program mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Meyusun pedoman teknis penyusunan program dan anggaran;

3. Melakukan koordinasi tentang penyusunan program dan anggaran;

4. Melakukan pengkajian, monitoring dan evaluasi tentang penyusunan

program dan anggaran;

5. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi laporan penyusunan program dan

anggaran;

6. Mengadakan monitoring dan pengawasan administrasi dokumen penyusunan

program dan anggaran;

7. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

Page 22: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

11

B. Seksi Pengolahan Data dan Statistik mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Melakukan koordinasi tentang pengolahan data dan statistik;

3. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pengolahan data dan statistik;

4. Menyelenggarakan pelatihan dan pembinaan teknis tentang pengolahan data

dan statistik;

5. Meneliti, menilai dan mengevaluasi kegiatan pengolahan data dan statistik;

6. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

C. Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menetapkan pedoman/petunjuk teknis bidang evaluasi dan pelaporan;

3. Melakukan koordinasi tentang evaluasi dan pelaporan;

4. Melaksanakan bimbingan pelaksanaan kegiatan di bidang evaluasi dan

pelaporan;

5. Melaksanakan pengawasan penyelenggaraan kegiatan di bidang evaluasi dan

pelaporan;

6. Mengawasi dan menilai pelaksanaan kegiatan di bidang evaluasi dan

pelaporan;

7. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2.3.4 Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial (RLPS)

Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial mempunyai tugas

melaksanakan urusan dibidang perbenihan dan aneka usaha kehutanan, reboisasi

dan penghijauan dan perhutanan sosial serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala

Page 23: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

12

Dinas. Untuk melaksanakan tugas, Bidang Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan

Sosial mempunyai fungsi:

a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;

b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c. Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas;

d. Penyelenggaraan urusan perbenihan dan aneka usaha kehutanan;

e. Penyelenggaraan urusan reboisasi dan penghijauan;

f. Penyelenggaraan urusan perhutanan sosial.

Dalam kesehariannya bidang ini terbagi menjadi 3 (tiga) seksi y sebagai berikut:

A. Seksi Perbenihan & Aneka Usaha Kehutanan mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menyusun pedoman teknis pelaksanaan dan pengawasan kegiatan perbenihan

dan aneka usaha kehutanan;

3. Melaksanakan koordinasi dan bimbingan kegiatan checking dilapangan

terkait dengan pelaksanaan perbenihan dan aneka usaha kehutanan;

4. Menyusun pedoman penyelenggaraan peredaran benih dan mutu benih, serta

pengawasan terhadap sarana dan prasarana persemaian;

5. Melaksanakan pengawasan, monitoring dan evaluasi terhadap perbenihan

tanaman kehutanan, sarana dan prasarana persemaian;

6. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

7. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

B. Seksi Reboisasi dan Penghijauan mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menyusun pedoman pelaksanaan dan pengawasan reboisasi dan kegiatan

penghijauan;

Page 24: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

13

3. Menyusun pedoman pemanfaatan reboisasi dan penghijauan kawasan hutan

untuk kegiatan kehutanan dan non kehutanan;

4. Melaksanakan identifikasi lokasi-lokasi lahan kritis di dalam dan di luar

kawasan hutan yang dipandang perlu untuk diadakan reboisasi dan

penghijauan;

5. Mengkoordinir kegiatan reboisasi dan penghijauan hutan pada lokasi bekas

tebangan eksploitasi hutan maupun lahan kritis dan tidak produktif lainnya;

6. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan reboisasi dan

penghijauan kawasan hutan;

7. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

C. Seksi Perhutanan Sosial mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menghimpun data dan mengkaji kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar

hutan serta setiap gejala perubahan dan perkembangan yang terdapat

pemanfaatan hutan;

3. Menyusun rencana perhutanan sosial dan kerjasama dengan masyarakat

dalam penanganan lahan kritis pada daerah penyangga kawasan hutan;

4. Merencanakan dan menyusun pedoman kegiatan-kegiatan penerapan teknis

sipil konservasi tanah dan air pada daerah yang berdekatan dengan lahan

pertanian produktif masyarakat sekitar hutan;

5. Menginventarisir tanah-tanah hutan hak dan pemilik hutan hak yang

berdekatan dengan kawasan hutan;

6. Menjalin kerjasama, berkoordinasi dan memberikan bimbingan serta

pembinaan bagi lembaga swadaya masyarakat pemerhati kelestarian hutan;

7. Menyusun pedoman pelaksanaan pembangunan hutan rakyat, hutan

kemasyarakatan dan pengelolaan hutan bersama masyarakat;

8. Menyusun pedoman pemanenan dan pemasaran hutan rakyat;

Page 25: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

14

9. Menyusun pedoman gerakan penghijauan penanaman pohon oleh kelompok

masyarakat;

10. Mengadakan pembinaan terhadap kelompok usaha produktif berbasis

ekonomi, lingkungan, sosial budaya dan agama;

11. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan aneka usaha

kehutanan yang dilaksanakan;

12. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang.

2.3.5 Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam

Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian Alam mempunyai

tugas melaksanakan tugas dibidang tata guna hutan, perlindungan dan

penanggulangan kebakaran, pengendalian peredaran hasil hutan dan pengamanan

hutan dan pelestarian alam serta tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas;

Untuk melaksanakan tugas Bidang Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Pelestarian

Alam mempunyai fungsi:

a) Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;

b) Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c) Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas;

d) Penyelenggaraan urusan tata guna hutan, perlindungan dan penanggulangan

kebakaran;

e) Penyelenggaraan urusan pengendalian dan peredaran hasil hutan;

f) Penyelenggaraan urusan pengamanan hutan dan pelestarian alam.

Dalam kesehariannya bidang ini terbagi menjadi 3 (tiga) seksi yang mempunyai

tugas sebagai berikut:

Page 26: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

15

A. Seksi Tata Guna Hutan, Perlindungan dan Penanggulangan Kebakaran

mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menyusun pedoman tata guna hutan, perlindungan hutan, kawasan hutan,

penanggulangan kebakaran serta pengawasan lalulintas flora dan fauna;

3. Menginventarisir daerah-daerah rawan gangguan terhadap kawasan hutan;

4. Melaksanakan koordinasi perlindungan dan pengamanan hutan, kawasan

hutan dan hasil hutan dengan instansi terkait lintas kecamatan di tingkat

kabupaten;

5. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

6. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

B. Seksi Pengendalian & Peredaran Hasil Hutan mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menyusun pedoman pengendalian dan peredaran hasil hutan;

3. Memantau, mengawasi dan melakukan penertiban terhadap peredaran hasil

hutan;

4. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

C. Seksi Pengamanan Hutan & Pelestarian Alam mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Menyusun pedoman pengamanan hutan dan pelestarian alam;

3. Menyusun pedoman pemeriksaan dan penyidikan kejahatan/pelanggaran

dibidang kehutanan;

4. Melaksanakan pemeriksaan dan melakukan penyidikan terhadap kasus

kejahatan/pelanggaran dibidang kehutanan;

Page 27: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

16

5. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait serta aparat penegak hukum

dalam penanganan kasus serta tindak lanjut kejahatan/pelanggaran dibidang

kehutanan;

6. Mengkoordinir penugasan dan pelaksanaan tugas Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS);

7. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

8. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

2.3.6 Bidang Pertambangan dan Energi

Bidang Pertambangan dan Energi mempunyai tugas melaksanakan urusan

dibidang pertambangan umum, geologi dan sumber daya mineral, dan energi serta

tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas;

Untuk melaksanakan tugas, Bidang Pertambangan dan Energi mempunyai fungsi

sebagai berikut:

a. Pemberian pelayanan administrasi dilingkungannya;

b. Penyusunan rencana dan pelaporan kegiatan;

c. Pengkoordinasian, pembagian dan pengaturan pelaksanaan tugas;

d. Penyelenggaraan urusan dibidang pertambangan;

e. Penyelenggaraan urusan dibidang geologi dan sumber daya mineral;

f. Penyelenggaraan urusan dibidang energi.

Dalam kesehariannya bidang ini terbagi menjadi 3 (tiga) seksi yang mempunyai

tugas sebagai berikut:

A. Seksi Pertambangan Umum mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Melaksanakan pengawasan pelaksanaan izin usaha pertambangan mineral,

batubara dan panas bumi serta pelaksanaan izin usaha Jasa Pertambangan

Page 28: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

17

mineral, batubara dan panas bumi;

3. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan teknis K3L serta reklamasi lahan

pasca tambang usaha pertambangan mineral, batubara, panas bumi dan air

tanah;

4. Melaksanakan pengawasan kegiatan produksi usaha pertambangan mineral,

batubara, panas bumi pada wilayah Kabupaten;

5. Menginventarisir lahan bekas tambang usaha pertambangan mineral,

batubara dan panas bumi pada wilayah Kabupaten;

6. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan serta mengevaluasi UKL dan

UPL serta AMDAL usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi

pada wilayah Kabupaten;

7. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan UKL dan UPL serta RKL dan

RPL usaha pertambangan mineral, batubara dan panas bumi serta air tanah

pada wilayah Kabupaten;

8. Melaksanakan inventarisasi dan penertiban kegiatan Pertambangan Tanpa

Izin (PETI);

9. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

B. Seksi Geologi dan Sumber Daya Mineral mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pelayanan administrasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan

tugas;

2. Melakukan inventarisasi kawasan karst dan kawasan lindung geologi dan

sumber daya mineral pada wilayah kabupaten;

3. Melakukan zonasi pemanfaatan kawasan lindung geologi dan sumber daya

mineral pada wilayah lintas kabupaten;

4. Melakukan inventarisasi lingkungan geologi, geologi teknik dan kawasan

lingkungan geologi pada wilayah kabupaten;

5. Melakukan pengelolaan data dan informasi lingkungan geologi, geologi

teknik, dan kawasan lingkungan geologi dan sumber daya mineral di wilayah

lintas Kabupaten dalam rangka pengembangan wilayah dan penataan ruang;

Page 29: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

18

6. Memberikan rekomendasi teknis yang berkaitan aspek geologi teknik dan

potensi geologi lingkungan untuk penataan ruang perkotaan, Kabupaten dan

Pulau;

7. Memberikan bantuan teknis masalah geologi (sondir, geolistrik dan

pemboran teknis);

8. Membuat dan menyusun laporan kegiatan;

9. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Page 30: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Geologi

Geologi adalah ilmu pengetahuan tentang bumi secara keseluruhan, meliputi

asal kejadiannya, kandungannya, bentuk fisiknya, dan sejarahnya serta segala

proses alamiah yang mempengaruhi perkembangannya. Sumber daya geologi

adalah sumber daya alam yang berkaitan dengan geologi seperti sumber daya

mineral, sumber daya energi dan sumber daya air. Peta geologi adalah peta yang

menggambarkan sebaran formasi batuan, struktur geologi dan data geologi lainnya

yang tersingkap di dalam permukaan bumi.

3.1.1 Geomorfologi

Geomorfologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari asal (terbentuknya)

topografi sebagai akibat dari pengikisan (erosi) elemen-elemen utama, serta

terbentuknya material-material hasil erosi. Melalui geomorfologi dapat dipelajari

cara-cara terjadi, pemerian, dan pengklasifikasian relief bumi. Relief bumi adalah

bentuk-bentuk ketidakteraturan secara vertikal (baik dalam ukuran ataupun letak)

pada permukaan bumi, yang terbentuk oleh pergerakan-pergerakan pada kerak

bumi.

Konsep-konsep dasar dalam geomorfologi banyak diformulasikan oleh W.M.

Davis. Davis menyatakan bahwa bentuk permukaan atau bentangan bumi dikontrol

oleh tiga faktor utama yaitu struktur, proses dan tahapan. Struktur di sini

mempunyai arti sebagai struktur-struktur yang diakibatkan karakteristik batuan

yang mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Proses-proses yang umum terjadi

Page 31: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

20

adalah proses erosional yang dipengaruhi oleh permeabilitas, kelarutan, dan sifat-

sifat lainnya dari batuan. Selanjutnya dalam mempelajari geomorfologi perlu

dipahami istilah-istilah katastrofisme, uniformiaterianisme dan evolusi.

1. Katastrofisme merupakan pendapat yang menyatakan bahwa gejala-gejala

morfologi terjadi secara mendadak, contohnya letusan gunung api.

2. Uniformiaterianisme sebaliknya berpendapat bahwa proses pembentukan

morfologi cukup berjalan sangat lambat atau terus menerus, tapi mampu

membentuk bentuk-bentuk yang sekarang, bahkan banyak perubahan-

perubahan yang terjadi pada masa lalu juga terjadi pada masa sekarang dan

seterusnya.

3. Evolusi cenderung didefinisikan sebagai proses yang lambat dan dengan

perlahan-lahan membentuk dan mengubah mejadi bentukan-bentukan baru.

Analisis pada suatu daerah (secara regional) dapat dilakukan pada foto udara

atau pada peta topografi (Gambar 3.1). Analisis morfologi dapat dilakukan dengan

pemisahan-pemisahan unsur-unsur morfologi menjadi bagian-bagian yang lebih

kecil.

Suatu morfologi pada orde satu dapat dikelompokkan sebagai pegunungan

dan dataran. Pada orde kedua, pegunungan dapat diuraikan lagi sebagai

pegunungan plateu, pegunungan kubah, pegunungan lipatan, pegunungan

kompleks dan gunung api. Sedangkan dataran, pada orde kedua dapat diuraikan lagi

sebagai dataran pantai, dataran banjir, dataran danau, dataran alluvial, dan dataran

glasial.

Page 32: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

21

3.1.2 Struktur Geologi

Struktur geologi adalah ilmu mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan

dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.

Struktur geologi mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi

geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur

tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah

tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini

dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun

geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan

dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk,

susunan atau struktur internal batuan ke dalam bentuk, susunan atau susunan

internal yang lain.

3.1.3 Stratigrafi

Stratigrafi adalah ilmu yang mempelajari lapisan-lapisan batuan dan

hubungannya satu dengan yang lain (umur, hubungan lateral dan vertikal,

penyebaran serta terjadinya) dengan tujuan untuk mengetahui sejarah bumi dan

pengetahuan lainnya dari lapisan batuan yang mempunyai arti ekonomis.

Unsur-unsur stratigrafi adalah : unsur batuan, unsur pelapisan dan unsur

struktur sedimen. Kontak stratigrafi/kontak antar lapisan terdiri dari 2 (dua) macam

yakni :

Kontak Lapisan Selaras, kontak antara 2 (dua) lapisan yang sejajar atau kecil

sekali interupsi selang pengedapan, terdiri atas 2 (dua) macam yakni :

Page 33: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

22

1. Kontak Tajam : hasil perubahan kondisi lingkungan pengendapan

setempat suatu minor interupsi pengendapan atau terhentinya

pengendapan sesaat.

2. Kontak berangsur : perubahan litologi berangsur sebagai refleksi

perubahan lingkungan pengendapan yang berangsur pula.

Kontak Lapisan Tidak Selaras, terputusnya pengendapan akibat perubahan

kondisi lingkungan yang disebabkan pengangkatan atau erosi. Ada 4 (empat)

macam ketidakselarasan yang dikenal yaitu :

1. Angular Unconformity : lapisan yang lebih muda terletak di atas lapisan

telah terlipat dan tererosi.

2. Disconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah

bidang ketidaselarasan adalah sejajar, dan bercirikan pada permukaan

bidang ketidaklarasan merupakan bidang erosi yang tidak rata atau

tidak beraturan.

3. Paraconformity : ketidakselarasan dimana lapisan di atas dan di bawah

permukaan bidang ketidakselarasan adalah sejajar, pada permukaan

bidang ketidakselarasan tidak terdapat erosi atau tanda-tanda fisik lain.

4. Nonconformity : ketidakselarasan yang terjadi antara lapisan batuan

sedimen dan batuan beku atau metamorf yang lebih tua dan terkena

erosi.

Satuan stratigrafi menurut Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia dan Ikatan Ahli

Geologi Indonesia (1996) dikenal 6 (enam) satuan stratigrafi:

Page 34: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

23

1. Satuan Litostratigrafi

Pembagian Litostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan batuan di bumi

secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri

litologi, penentuan batas penyebaran tidak tergantung kepada batas waktu.

a. Ciri-ciri litologi meliputi jenis batuan, kombinasi jenis batuan, keseragaman

gejala litologi batuan dan gejala-gejala lain tubuh batuan di lapangan.

b. Satuan Litostratigrafi dapat terdiri dari batuan sedimen, metasedimen, batuan

asal gunungapi (pre-resen) dan batuan hasil proses tertentu serta kombinasi

daripadanya.

2. Satuan Stratigrafi Gunungapi

Pembagian batuan/endapan gunungapi dimaksud untuk menggolongkan

batuan/endapan secara bersistem berdasarkan sumber, deskripsi dan ganesa.

3. Satuan Biostratigrafi

Pembagian biostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan lapisan-lapisan di

bumi secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasarkan kandungan dan

penyebaran fosil. Satuan biostratigrafi ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan

berdasar kandungan fosil atau ciri-ciri paleontology sebagai sendi pembeda

terhadap tubuh batuan sekitarnya.

4. Satuan Sikuenstratigrafi

Pembagian sikuenstratigrafi ialah penggolongan lapisan batuan secara

bersistem menjadi satuan bernama berdasarkan satuan ganesa yang dibatasi,

dibagian bawah dan atasnya oleh bidang ketidakselarasan atau keselarasan

Page 35: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

24

padananya. Satuan sikuenstratigrafi ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk

dalam satuan waktu pada satu daur perubahan muka-laut relatif.

5. Satuan Kronostratigrafi

Pembagian kronostratigrafi ialah lapisan batuan secara bersistem menjadi

satuan bernama berdasarkan interval waktu geologi, pembagian ini merupakan

kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi secara local, regional dan

global.

6. Satuan Geokronologi

Pembagian waktu geologi ialah pembagian waktu menjadi interval-interval

tertentu berdasarkan peristiwa geologi, cara penentuannya didasarkan atas analisis

radiometrik atau isotropik. Tingkat-tingkat satuan geokronologi dari besar ke kecil

adalah : kurun, masa, zaman dan umur.

Kolom stratigrafi adalah urut-urutan satuan batuan suatu daerah, kronologis, sifat-

sifat, pemerian umur, lingkungan pengendapan.

3.2 Sumber Daya Mineral

Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat

secara alamiah, yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu,

dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis.

Mineral dapat kita jumpai dimana-mana di sekitar kita, dapat berwujud sebagai

batuan, tanah, atau pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa mineral

tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang

besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral,

Page 36: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

25

kecuali beberapa jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya,

sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya, (Djauhari Noor, 2009).

Endapan Mineral

Endapan mineral baik logam maupun non logam adalah suatu akumulasi

atau konsentrasi di alam dari satu atau berbagai substansi yang dapat dimanfaatkan,

umumnya dalam jumlah sedikit atau tersebar secara tidak merata di kerak bumi.

Ada dua tipe endapan mineral yaitu primer dan sekunder.

Suatu endapan mineral dinamakan suatu endapan bijih, apabila dapat

ditambang secara ekonomis. Ada banyak konsentrasi mineral di alam, tetapi hanya

sedikit yang dianggap sebagai endapan bijih.

Pengelompokan mineral logam :

1. Logam dasar : logam yang umum terdapat dan secara kimiawi lebih aktif,

contoh : tembaga (Cu), timbal (Pb), timah (Sn), dan seng (Zn);

2. Logam mulia : logam yang secara ekonomis sangat berharga dan banyak

dibutuhkan. Contoh : emas (Au), perak (Ag), dan platina (Pt);

3. Logam ringan dan jarang logam yang ditemukan dalam jumlah yang relatif

sedikit dan tersebar di kulit bumi. Contoh : aluminium (Al), litium (Li),

zirkonium (Zr), logam tanah jarang (REE);

4. Logam besi dan paduan besi : logam yang lazim digunakan dalam industri

dan campurannya, contoh : besi (Fe), kobal (Co), nikel (Ni), khrom (Cr),

mangan (Mn).

Page 37: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

26

3.3 Kegunaan Pasir Besi

Pasir besi merupakan salah satu bahan galian industri, kegunaan pasir besi

selain bahan dasar untuk industri logam besi/baja juga telah banyak dimanfaatkan

pada industri semen, sedangkan bahan mentah pasir besi bisa dimanfaatkan untuk

membuat beton. Berdasarkan sifat kemagnetannya dapat diolah menjadi bahan lain

(Yulianto dkk, 2002), antara lain tinta kering (toner) pada mesin photo copy dan

printer laser yang terbuat dari magnetite, sementara magnetite dapat digunakan

sebagai bahan utama untuk pita kaset.

3.4 Tahapan-Tahapan Kegiatan Pertambangan

Kegiatan Pertambangan yang baik dan benar, harus dilakukan sesuai dengan

beberapa tahapan berikut ini, (Gambar 3.4)

Gambar 3.4 Diagram Kegiatan Pertambangan (6:23)

Page 38: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

27

3.4.1 Penyelidikan Umum

Penyelidikan umum adalah tahap awal kegiatan penemuan bahan galian yang

didasarkan pada informasi kasar antara lain :

Peta Geologi

Penelusuran Daerah tertentu

Jenis tumbuhan tertentu

Anomali batuan dan tanah

Tambang-tambang purbakala

Dilaksanakan dengan cara :

Sumur uji

Pemboran Inti

Parit uji

Mendulang

Foto Udara

Data yang diperoleh masih kasar yang meliputi : lokasi endapan, jenis

endapan, nama endapan dan taksiran kualitas/kadar.

3.4.2 Eksplorasi

Penyelidikan geologi atau eksplorasi umumnya dilaksanakan melalui 4

(empat) tahap sebagai berikut : survei tinjau, prospeksi, eksplorasi umum dan

eksplorasi rinci. Tujuan dari eksplorasi adalah untuk penentuan cadangan

yang dapat ditambang baik jumlah maupun kuantitasnya. Data yang diperoleh

dalam tahap eksplorasi adalah kualitas atau kadar, penyebaran, bentuk dan letak

serta ukuran dan sifat cadangan. Kegiatan dalam tahap eksplorasi adalah pemetaan

Page 39: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

28

geologi permukaan, geofisika, geokimia, pengeboran, sumur uji, terowongan, dan

shaft. Lewat kegiatan eksplorasi maka data yang diperoleh akan lebih rinci.

3.4.3 Studi Kelayakan

Study Kelayakan adalah kegiatan yang dilaksanakan sebelum Proyek berjalan

dengan tujuan untuk mengetahui apakah proyek tersebut dapat dilanjutkan atau

tidak. Adapun beberapa aspek-aspek yang harus diperhatikan atau dijadikan dasar

penilaian dalam studi kelayakan adalah :

1. Aspek ekonomi (nilai cadangan, harga, pasar, dan biaya produksi)

2. Aspek teknologi (teknik penambangan, pengolahan data dan peralatan)

3. Aspek lingkungan (lingkungan sekitar kegiatan).

3.4.4 Perencanaan

Perencanaan menentukan sebelumnya apa yang harus dilakukan dan

bagaimana cara melakukannya yaitu :

1. Perencanaan Teknik

a. Perencanaan sistem terbuka

- Tambang terbuka

- Tambang bawah tanah

b. Penentuan target produksi

- Produksi penambangan (kuantitas dan kualitas)

- Produksi pengolahan (kuantitas, jenis dan kualitas)

c. Penentuan teknik pengolahan (Peralatan Penambangan dan

Pengolahan)

Page 40: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

29

2. Ekonomi

a. Nilai cadangan

b. Biaya produksi

c. Keuntungan

3. Lingkungan

a. Lingkungan sekitarnya

b. Pengelolaan lingkungan

c. Dampak dan penanganannya

d. Biaya pengelolaan

3.4.5 Persiapan

Persiapan konstruksi yang terdiri dari : pembangunan gedung (kantor, pabrik,

laboratorium, aula, gudang dan bengkel), pembangunan tempat penimbunan hasil

bongkaran, pembangunan perumahan karyawan, sarana olahraga, dan

pembangunan pelabuhan (laut dan udara). Pembangunan jalan masuk ke lokasi

pertambangan, jalan utama dan jalan tambang. Pembangunan sarana lainnya

termasuk pembangunan tempat pengelolaan lingkungan.

3.4.6 Penambangan

Penambangan adalah pekerjaan pengambilan endapan bahan galian dari

batuan induknya. Sistem penambangan ada 2 (dua) macam yakni sistem tambang

terbuka dan sistem tambang bawah tanah. Sistem tambang terbuka adalah sistem

penambangan endapan bahan galian atau segala kegiatan penambangan yang

dilakukan pada atau dekat permukaan bumi yang berhubungan langsung dengan

Page 41: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

30

udara luar. Sistem tambang bawah tanah adalah sistem penambangan endapan

bahan galian atau segala kegiatan penambangan yang dilakukan jauh dari

permukaan bumi, tidak berhubungan langsung dengan udara luar.

Cara pemilihan sistem penambangan adalah dengan perhitungan Break Even

Striping Ratio (BESR). =

A = Nilai endapan per ton biji

B = Biaya operasi per ton biji

C = Biaya pengupasan per ton tanah penutup.

Jika BESR < 1 maka sistem penambangan yang dipakai adalah dengan sistem

tambang bawah tanah sedangkan jika BESR > 1 maka sistem penambangan yang

dipakai adalah sistem tambang terbuka, tapi bila BESR = 1 maka tidak ada

keuntungan (pulang pokok).

A – BCBESR

Page 42: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

IV. PEMBAHASAN

4.1 Geologi Regional

Geologi regional adalah merupakan ilmu yang mempelajari tentang distribusi

sekelompok batuan (formasi) baik jenis, strukturnya (stratigrafi) maupun urutan

pembentukannya (litologi) yang membentuk suatu pola dalam luasan area tertentu.

Contoh lingkup kajiannya meliputi zona patahan, zona subduksi, zona lipatan,

daerah Formasi OAF (Old Andesite Formation), dan lain-lain.

4.1.1 Fisiografi

Kabupaten Kepulauan Talaud terletak di sebelah Utara Pulau Sulawesi,

sebelah Utara berbatasan dengan Republik Filipina (P. Mindanau), Timur

berbatasan dengan Samudra Pasifik, Selatan berbatasan dengan Kebupaten

Kepulauan Sangihe, Barat berbatasan dengan Laut Sulawesi.

Geologi dan strukturnya sangat rumit bila dibandingkan dengan keadaan

geologi dan struktur geologi lainnya yang terdapat di Indonesia. Kerumitan geologi

dan struktur geologinya tersebut mencerminkan oleh adanya :

Aneka ragam batuan dari berbagai umur seperti bongkah-bongkah asing

beraneka macam ukuran yang terdapat pada Bancu Karakelang dan batuan-

batuan tersebut umumnya bersentuhan secara struktur.

Pola/arah perlapisan dan kemiringan batuan dan struktur geologi terutama

struktur sesar (geser dan normal) yang berkembang umumya saling

memotong satu sama lainnya dan tidak mengikuti pola/keadaan geologi yang

normal, hal ini menandakan bahwa aktifitas tektonik terjadi berulang kali.

Page 43: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

32

Terdapat batuan campur aduk yang hampir menutupi kurang lebih 45% dari

Pulau Karakelang.

Proses penunjaman berlangsung pada Kala Miosen dan dalam proses ini

unsur-unsur struktur yang telah ada selama ini (sebelumnya) teraktifkan kembali di

samping struktur-struktur yang baru yang terbentuk setelah itu. Dalam proses

penunjaman berjalan, berlangsung pula pengendapan Formasi Noiltoko (hasil

aktivitas gunung api) dengan adanya akumulasi tufa di lereng palung yang

dibarengi oleh proses lanjut pembentukan batuan campur aduk. Di tempat lain

terendapkan Formasi Cablac yang terdapat di sundulan-sundulan struktur.

4.1.2 Morfologi

Berdasarkan peta topografi, pengamatan di lapangan serta kontrol terhadap

batuan dan struktur, maka Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dibedakan menjadi

2 (dua) satuan morfologi yaitu : satuan morfologi dataran dan satuan morfologi

perbukitan bergelombang.

Satuan morfologi pedataran tersebar di bagian daerah pesisir/pantai yang

melingkari pulau Talaud ini, umumnya tersusun oleh alluvial, dan endapan danau

berupa : pasir, konglomerat napal, lempung dan batu gamping, sebagian berupa

rawa dan umumnya digenangi air terutama pada waktu pasang naik. Termasuk

dalam satuan ini adalah dataran-dataran sempit yang terdapat di beberapa tempat.

Page 44: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

33

4.1.3 Stratigrafi Kepulauan Talaud

Kepulauan Talaud menurut R. Sukamto dan N. Suwarna (1986) adalah

sebagai berikut (Gambar 4.1 & Gambar 4.2)

1. Bancuh Karakelang (M), (Karakelang mélange) : secara litologi terdiri

bongkah peridotit ( blocks of peridotite ), serpentinit (serpentinite), gabro

(gabbro), basal (basalt), sekist (schist), marmer (marble), sedimen meta

(metasediment), rijang merah (red chert), breksi (breccia), grewake

(greywake), batupasir (sandstone), setempat terkurung oleh lempung bersisik

(scaly clay).

2. Formasi Awit (Tmpa), (Awit Formation) : Formasi disusun oleh Batupasir

(sandstone), batupasir tufaan (tuffaceous), tufa (tuff), batu lanau (siltstone),

batu lempung (claystone), dengan sisipan batu gamping (intercalation of

limestone), napal (marl), konglomerat (conglomerate) dan breksi (breccia).

3. Batu gamping Beo (Qb), (Beo limestone) : Umumnya berupa batu gamping

koral berwarna putih sampai kekuning-kuningan dan kemerahan serta batu

gamping napalan. Setempat berkembang pula batu gamping terumbu dengan

permukaan kasar berongga. Di bagian bawah biasanya menunjukkan

perlapisan yang hampir datar atau terungkit sedikit (30 sampai 50), sedangkan

di bagian atas perlapisan tersebut tidak terlihat. Satuan ini membentuk

topografi yang agak menonjol berupa bukit-bukit memanjang dengan

puncak-puncak yang hampir datar. Puncak tertinggi didapatkan pada

ketinggian sekitar 200 m di atas permukaan laut. Terletak antara Kecamatan

Beo dan Kecamatan Rainis.

Page 45: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

34

4. Endapan aluvium dan endapan pantai (Qa), (alluvial and coastal deposits) :

terdiri dari pasir (sand), kerikil (peabble), kerakal (gravel), lumpur (mud)

yang berasal dari bermacam-macam batuan, terdapat di sepanjang Pulau

Karakelang (Gambar 4.1).

Gambar 4.1 Peta Geologi lembar Talaud (8:66)

Page 46: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

35

4.2 Geologi Lokal

4.2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian

Secara umum endapan pasir besi berada di daerah pantai, termasuk lokasi

penelitian endapan pasir besi yang terletak di pesisir pantai terdapat pada dataran

banjir sungai-sungai di Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’Amma. Lempung

pasiran dan lumpur hitam terdapat di daerah rawa-rawa dan dataran pantai

Kecamatan Beo dan Tampan’Amma Kabupaten Kepulauan Talaud meliputi,

Kelurahan Beo, Desa Tuabatu, Desa Binalang, Desa Riung, Desa Dapihe dan

Dapalan. Dari Ibukota Kabupaten (Melonguane) menuju lokasi penelitian yaitu

Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’Amma dapat ditempuh dengan 2 (dua)

cara melalui jalur darat dan jalur laut. Jarak dari Melonguane ke Kecamatan Beo ±

30 km dengan waktu tempuh ± 1 (satu) jam, sedangkan ke Dapalan (Ibukota

Kecamatan) Tampan’Amma, ± 90 km dengan waktu tempuh ± 4 (empat) jam,

UMURENDAPAN

PERMUKAANBATUANSEDIMEN

BATUANGUNUNGAPI

BATUANTEROBOSAN

Kuarter

Plio

sen Qa Qb

Ter

sier

Tmpa TmpmM

iose

n

Tomp

Oli

gose

n

m

ub

Gambar 4.2. Kolom Stratigrafi Kepulauan Talaud

Page 47: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

36

dimana untuk jalan darat memasuki daerah Tampan’Amma hanya sebagian yang

dilapisi aspal (sebelah selatan) sedangkan sebagian lagi (ke utara) baru timbunan

material kelas C (timbunan material pilihan), namun dapat dilalui dengan kendaraan

roda dua (Gambar 4.3).

4.2.2 Stratigrafi

Berdasarkan geologi Kepulauan Talaud dan hasil pengamatan di lapangan

secara stratigrafi batuan daerah penyelidikan yang berkaitan dengan endapan pasir

besi adalah batuan dari:

Komplek Bancuh Karakelang; dengan bongkah-bongkah berbagai macam

batuan melintang selatan ke utara bercampur aduk menjadi satu, berkisar dari

perioditit, serpentinit, gabro, malih, rijang merah, serpih merah, batugamping

merah, breksi, grewake hingga batupasir terbreksikan, terabak dan

terdaunkan.

Formasi Awit (Tmpa); yang terdiri dari konglomerat, breksi dan napal.

Batugamping Beo; batugamping koral sebagian padat sebagian rapuh, ada

yang berupa breksi koral;

Aluvium dan Endapan Pantai berupa pasir, kerikil, kerakal dan lumpur.

4.3 Genesa Pembentukan Endapan Pasir Besi

Pembentukan endapan pasir besi memiliki perbedaan genesa dibandingkan dengan

mineralisasi logam lainnya. Biasanya pasir besi terdapat di pesisir pantai, terjadi

Page 48: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

37

akibat adanya endapan. Pembentukan endapan pasir besi dalam jumlah cukup besar

dan sebaran yang luas di daerah pesisir tidak terlepas dari berbagai faktor.

Gambar 4.3 Peta Lokasi Penelitian

Faktor-faktor tersebut adalah kandungan mineral besi pada batuan sumber, media

transportasi alam berupa aliran air sungai, gelombang laut, dan angin serta proses

geologi berupa pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi, dan pengayakan. Batuan

sumber endapan pasir besi ialah batuan andesitik dan basaltik vulkanik, dimana

terjadi proses perombakan dari pelapukan batuan yang umumnya terjadi karena

proses alam akibat panas dan hujan, erosi membuat mineral terlepas dari batuan

sumber. Untuk endapan pasir besi umumnya terdiri dari mineral-mineral : magnetit,

Page 49: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

38

titaniferous magnetit, ilmenit, limonit, siderit, dan hematit dan mineral ikutan

lainnya.

Proses transportasi mineral besi adalah akibat proses gaya gravitasi mineral

yang berasal dari pelapukan batuan yang dibawa oleh aliran air permukaan menuju

sungai. Oleh aliran sungai mineral-mineral tersebut mengalami pemisahan akibat

perbedaan berat jenis mineral. Di daerah pantai mineral-mineral diendapkan

kembali oleh angin, gelombang air laut yang menghempas ke pantai, akibat

hempasan tersebut sebagian mineral yang mempunyai berat jenis yang besar akan

terendapkan dipantai sedang mineral yang berat jenisnya lebih ringan akan kembali

terbawa oleh arus balik kembali ke laut, demikian terjadinya secara terus menerus

hingga terjadi endapan mineral besi di pantai. Tempat pengendapan pasir besi

umumnya terjadi pada pantai yang landai, sedangkan pada pantai yang curam sulit

terjadi proses pengendapan.

Di daerah pantai Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’Amma, endapan

pasir besi di perkirakan berasal dari akumulasi hasil desintegrasi kimia dan fisika

seperti adanya pelarutan, penghancuran batuan oleh arus bawah laut, pencucian

secara berulang ulang, transportasi dan pengendapan, yang berasal dari Formasi

Awit yang tersusun atas konglomerat dan breksi serta bongkah perioditit

serpentinit, gabro, basal, sekis, marmer, breksi sebagai satuan penyusun bancuh

karakelang. Geografis Kecamatan Tampan’Amma; dimana sebelah timur

berbatasan langsung dengan laut pasifik sangat berpengaruh terhadap proses

pengendapan mineral besi di sepanjang pantai (Gambar 4.4).

Page 50: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

39

Gambar 4.4. Endapan pasir besi yang didapatkan sebagai endapan pantai

4.4. Potensi Bahan Galian Pasir Besi di Kecamatan Beo dan Kecamatan

Tampan’Amma, Kabupaten Kepulauan Talaud

Berdasarkan data sekunder dari Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi

Kabupaten Kepulauan Talaud maka diperoleh data potensi bahan galian terbesar

yang terdapat di berbagai lokasi dengan luas lahan yang berbeda sampai sekarang

masih dalam tahapan kegiatan ekplorasi, sebagai berikut (Gambar 4.5 dan

Gambar 4.6).

Pasir Besi, merupakan potensi bahan galian di Kabupaten Kepulauan Talaud

(Tabel 1). Adapun data yang menunjukan lokasi dengan luasan area endapan pasir

besi tersebut dapat dilihat pada Izin Usaha Pertambangan (IUP) Kabupaten

Kepulauan Talaud (Lampiran : Tabel 4) dengan jumlah potensi seluas 19.057 Ha,

(Data Inventarisasi Endapan Pasir Besi”, Dinas Kehutanan, Pertambangan dan

Energi Kabupaten Kepulauan Talaud, 2012).

Page 51: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

40

Tabel 1. Wilayah Potensi Bahan Galian Pasir Besi di Kabupaten KepulauanTalaud

POTENSI LOKASI/BLOK LUAS (Ha) TAHAPAN KEGIATAN

Beo 2920 Eksplorasi

Tampan'Amma 7950 Eksplorasi

Geme (Desa Maririk) 2645 Eksplorasi

Rainis 3750 Eksplorasi

Melonguane (Desa Tarun) 1792 Eksplorasi

19057

Pasir Besi

Jumlah Potensi =

Gambar 4.5 Peta Sebaran Bahan Galian

Page 52: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

41

Gambar 4.6 Peta IUP Bahan Galian Kabupaten Kepulauan Talaud

4.4.1 Potensi Pasir Besi Kecamatan Tampan’Amma

Endapan pasir besi di Kabupaten Kepulauan Talaud sesuai sumber Dinas

Kehutanan, Pertambangan dan Energi, Kabupaten Kepulauan Talaud sebesar

Page 53: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

42

45.986.393,6 ton dalam sebaran setempat-setempat dengan kuantitas yang berbeda-

beda. Di Kecamatan Tampan’Amma lokasi endapan pasir besi di sepanjang pantai

diperkirakan seluas 7.950 Ha, yang terletak di Desa Tuabatu, Binalang, Riung,

Dapihe dan Dapalan. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan, Pertambangan dan

Energi, Kabupaten Kepulauan Talaud, sumber daya pasir besi di desa tersebut di

atas telah dilakukan eksplorasi oleh PT. JAPALINDO NUANSA NUSANTARA

dengan data sebagai berikut (Gambar 4.7, Gambar 4.8, dan Gambar 4.9).

A. Tuabatu

Luas daerah pengaruh : total yang telah dilakukan penyelidikan 1.129.100 m2

Tebal endapan pasir rata-rata : 3 m

Magnetic Degree rata-rata : 5,85%

Berat Jenis Rata-rata : 2,5 ton/m3

B. Dapihe dan Dapalan

Sepanjang pantai yang dimiliki potensi endapan pasir besi di wilayah ini

sekitar 2,5 km . Sementara bentangan dari daratan sampai dengan batas surut

terjauh air laut rata-rata sekitar 100-160 meter. Belum diadakan penyelidikan lebih

lanjut terhadap ketebalan endapan pasir besi di lokasi ini sehingga belum dapat

ditentukan ketebalan endapan pasir besinya secara pasti. Kenampakan di lapangan

endapan pasir pantai Dapihe dan Dapalan terlihat cukup dalam, secara kasat mata

dapat diperkirakan ketebalan endapan pasir pantai sekitar 5 meter dengan keadaan

endapan pasir berwarna hitam kecoklatan karena telah bercampur dengan lempung

pasiran dengan butiran yang lebih halus (Gambar 4.8).

Page 54: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

43

Gambar 4.7 Endapan Pasir Besi Desa Tuabatu s/d Binalang

Gambar 4.8 Endapan Pasir Besi Desa Dapihe dan Dapalan

Gambar 4.9 Endapan Pasir Besi Desa Riung

Page 55: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

44

4.4.2 Potensi Pasir Besi Kecamatan Beo

Di Kecamatan Beo lokasi endapan pasir besi di sepanjang pantai

diperkirakan seluas 2.920 Ha, yang terletak di sepanjang pantai Kelurahan

Beo. Berdasarkan data dari Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi,

Kabupaten Kepulauan Talaud sumber daya pasir besi tempat tersebut di atas

telah dilakukan oleh PT. ANUGRAH JAYA atas Izin Usaha Pertambangan

(IUP) dengan Surat Keputusan No 37 Tahun 2010, Luas Wilayah 7.357 Ha

(Blok tarun 1.792 Ha, Blok Beo 2.920 Ha, dan Blok Maririk 2.645 Ha),

dengan tahapan pada kegiatan Eksplorasi, (Gambar 4.10).

Page 56: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

45

Gambar 4.10 Endapan Pasir Besi Pantai Beo

Pantai Beo Sebelah Utara

Pantai Beo Sebelah Selatan

Page 57: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

46

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud adalah salah satu daerah yang memiliki

potensi sumber daya mineral, baik mineral logam maupun non logam; emas,

mangan, nikel, pasir besi, batugamping, andesit, lempung, tanah liat, batu apung,

dan tras. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan endapan pasir besi yang

terdapat di Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’Amma adalah merupakan

endapan yang terbentuk dari akumulasi hasil disintegrasi fisika dan kimia

(perombakan, erosi, transportasi, penindihan, pencucian dan pengendapan oleh

media air) batuan dari Formasi Awit dan Bancuh Karakelang yang bersifat andesitik

dan basaltik vulkanik.

Secara fisik endapan pasir besi di daerah ini relatif muda dimana prosesnya

diduga dari pelindihan dan pencucian yang berjalan cukup secara intensif sampai

sekarang sehingga dibeberapa lokasi menghasilkan konsentrat magnetit yang

tinggi.

Berdasarkan data yang di peroleh dari Dinas Kehutanan Pertambangan dan

Energi Kabupaten Kepulauan Talaud bahwa, luas potensi wilayah endapan Pasir

Besi yang ada di Kecamatan Beo dan Kecamatan Tampan’Amma adalah 10.870

Ha, dengan tahapan pada kegiatan eksplorasi.

5.2. Saran

Penyuluhan kepada masyarakat untuk penambangan pasir besi di Kabupaten

Kepulauan Talaud.

Page 58: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

47

Pemerintah Kabupaten Kepulauan Talaud melalui Dinas Kehutanan,

Pertambangan dan Energi harus memaksimalkan sumber daya mineral

tersebut untuk dapat menambah pendapatan asli daerah (PAD) di Kabupaten

Kepulauan Talaud.

Page 59: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

48

DAFTAR PUSTAKA

1. Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2002, “Tentang Pembentukan Kabupaten

Talaud”, di Provinsi Sulawesi Utara;

2. Peraturan Bupati Kepulauan Talaud Nomor 27, Tahun 2008, “Tentang uraian

tugas pokok dan fungsi dinas pertambangan dan energi”;

3. W. M. Davis, 2012, “Dasar – Dasar Geomorfologi”;

4. ................1996, “Sandi Stratigrafi Indonesia” (Komisi sandi stratigrafi

Indonesia), Ikatan Ahli Geologi Indonesi;

5. Djauhari Noor, 2012, “Mineral dan Batuan”;

6. Yulianto dkk, 2002, “Analisis Kandungan Mineral” (Zaro Irayani dan

Bilalodin);

7. Buku Catatan, 2016, “Materi Pengenalan Industri Pertambangan” (Ir. Apud

Djadjulie, M.T,);

8. Sukamto. R, dan Suwarna. N, 1986, “Geologi Lembar Talaud Sulawesi Utara”,

skala 1 : 250.000, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung;

9. ................2012, “Data Inventarisasi Endapan Pasir Besi”, Dinas Kehutanan,

Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud.

Page 60: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi Dinas Kehutanan Pertambangan Dan Energi

Kabupaten Kepulauan Talaud

KEPALA DINAS

SEKRETARISKELOMPOK

JABATANFUNGSIONAL

SUBBAG UMUM& PRLENGKAPAN

SUBBAGKEPEGAWAIAN

SUBBAGKEUANGAN

B I D A N GBINA PROGRAM

BIDANG TATAGUNA HUTAN

PERLINDUNGAN &PELESTARIAN

BIDANGREHABILITASI

& PERHUTANANSOSIAL

BIDANGPERTAMBANGAN

DAN ENERGI

SEKSIPENYUSUNANPROGRAM &ANGGARAN

SEKSIPENGOLAHA

N DATA &STASTITIK

SEKSIEVALUASI

DANPELAPORAN

SEKSIPERSEMAIAN &ANEUKA USAHA

KEHUTANAN

SEKSIREBOISASSI DAN

PENGHIJAUAN

SEKSIPERHUTANAN

SOSIAL

SEKSI TATA GUNAHUTAN

PERLINDUNGAN &PENANGGULANAN

SEKSIPENGENDALIAN

DAN PEREDARANHASIL HUTAN

SEKSIPENGAWASAN

HUTAN &PELESTRIN ALAM

SEKSIPERTAMBANGA

N UMUM

SEKSI GEOLOGIDAN SUMBERDAYA ALAM

SEKSIENERGI

Page 61: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

Lampiran 2. Peta Topografi Kabupaten Kepulauan Talaud

Gambar 3.1. Peta Topografi Kabupaten Kepulauan Talaud (3:20)

Page 62: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

Lampiran 3. Dokumentasi Peninjauan Lokasi Endapan Pasir Besi :

Foto saat melapor diri di Kecamatan Beo

Foto saat di Lokasi Pasir Besi Pantai Utara Beo

1

2

Page 63: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

Foto (3a dan 3b) di lokasi penambangan (Tambang Rakyat)) di pantai Beo Selatan

3a

3b

Page 64: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

Foto saat melapor diri di Desa Tua Batu, Kecamatan Tampan’Amma

Foto saat melapor diri di Desa Tua Batu, Kecamatan Tampan’Amma

Foto saat melapor diri di Desa Tua Batu, Kecamatan Tampan’Amma

4

5

5

Page 65: KKW Ak. 1 (Potensi bahan galian pasir besi kab. talaud)

Lampiran 4 : Tabel Pemegang IUP Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 4.4 Daftar Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan Kontrak Karyadi Kabupaten Kepulauan Talaud Propinsi Sulawesi Utara

No. NamaPerusahaan

Alamat No. SK LuasWilayah

Ha

Lokasi/Blok TahapanKegiatan

Komoditas

TglMulai

Tgl.Berakhir

Keterangan

1. PT. Tambang MasSangihe

Jl. H.R. RASUNA SAID BLOK X-5Kav.13,JAKARTA 12950

514.K/30/DJB/2010

40080 Karakelang bagianutara

Eksplorasi Emas 28/04/1997

05/07/2013 Kontrak karya

2. PT. Anugrah Jaya Jl. Tidar No. 74 Surabaya 60253,jawa Timur

37 Tahun2010

7.357 Blok tarun 1.792 Ha Eksplorasi PasirBesi

27-Mei-10 27-Mei-14 TidakdiperpanjangBlok Beo 2.920 Ha

Blok Maririk 2.645Ha

3. PT. JapalindoNuansa Nusantara

Senayan Trade Center Lantai 1Blok 10-60. Jl.Asia Afrika Kec.177 Jakarta Pusat

28Tahun2010

7.950 Kec. Tampan'Amma Eksplorasi Pasir Besi 28-Mei-10 28-Mei-14 Tidakdiperpanjang

4. PT. Jeconia Jaya Jl. Pogidon VIII No. 3 manadoSulut

30 tahun2010

5.212 Kec. Tampan'Amma,Gemeh dan BeoUtara

Eksplorasi Mangan 27-Mei-10 27-Mei-14

5. PT. Jeconia Jaya Surya Inti Permata Juanda F. 9-Csidoarjo jawa timur

35 Tahun2010

3.000 Blok Salibabu dankabaruan

Eksplorasi Mangan 31-Mei-10 27-Mei-14

6. PT. Makasar MegahMining

Jl. DR.Ratulangi No. 13 AMakasar Sulawesi Utara

33 Tahun2010

13.780 Kec. Kabaraun danDamau

Eksplorasi Nikel 28-Mei-10 28-Mei-14 Tidakdiperpanjang

7. PT. MineralindoReksa Utama

Jl. Bambu Puri 7 No.3.JakartaTimur

29 Tahun2010

2.500 Kec. Pulutan,Rainis ,Beo dan Beo Selatan

Eksplorasi Mangan 27-Mei-10 27-Mei-14 Tidakdiperpanjang

8. C.V. Sukses UtamaMandiri

Jl. Kelapa Sawit No.20Pekanbaru Propinsi Riau

31 Tahun2010

3.750 Kec. Rainis danPulutan

Eksplorasi Pasir Besi 31-Mei-10 31-Mei-14

9. CV. Sukses UtamaMandiri

Jl. Kelapa Sawit No.20Pekanbaru Propinsi Riau

34Tahun2010

3.215 Kec. Beo Selatan Eksplorasi Mangan 28-Mei-10 28-Mei-14

10. KoperasiSuparamaian

Desa Essang Selatan Kec. EssangKab. Talaud

32 tahun2010

850 Kec. Salibabu Eksplorasi Mangan 31-Mei-10 31-Mei-14