bab ii baru sekali

26
Laporan Pendahuluan BAB II PENDEKATAN STUDI A. Konsep Pengembangan Pariwisata Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata. (Swarbrooke 1996;99) Terdapat beberapa jenis pengembangan, yaitu : a. Keseluruhan dengan tujuan baru, membangun atraksi di situs yang tadinya tidak digunakan sebagai atraksi. b. Tujuan baru, membangun atraksi pada situs yang sebelumnya telah digunakan sebagai atraksi. c. Pengembangan baru secara keseluruhan pada keberadaan atraksi yang dibangun untuk menarik pengunjung lebih banyak dan untuk membuat atraksi tersebut dapat mencapai pasar yang lebih luas, dengan meraih pangsa pasar yang baru. d. Pengembangan baru pada keberadaan atraksi yang bertujuan untuk meningkatkan fasilitas pengunjung atau mengantisipasi meningkatnya pengeluaran sekunder oleh pengunjung. Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan Puncak Kabupaten Bogor 9

Upload: cespratama

Post on 16-Jun-2015

457 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

BAB II

PENDEKATAN STUDI

A. Konsep Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk

mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata

mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara

langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan pengembangan pariwisata.

(Swarbrooke 1996;99)

Terdapat beberapa jenis pengembangan, yaitu :

a. Keseluruhan dengan tujuan baru, membangun atraksi di situs yang tadinya

tidak digunakan sebagai atraksi.

b. Tujuan baru, membangun atraksi pada situs yang sebelumnya telah

digunakan sebagai atraksi.

c. Pengembangan baru secara keseluruhan pada keberadaan atraksi yang

dibangun untuk menarik pengunjung lebih banyak dan untuk membuat

atraksi tersebut dapat mencapai pasar yang lebih luas, dengan meraih

pangsa pasar yang baru.

d. Pengembangan baru pada keberadaan atraksi yang bertujuan untuk

meningkatkan fasilitas pengunjung atau mengantisipasi meningkatnya

pengeluaran sekunder oleh pengunjung.

e. Penciptaan kegiatan-kegiatan baru atau tahapan dari kegiatan yang

berpindah dari satu tempat ke tempat lain dimana kegiatan tersebut

memerlukan modifikasi bangunan dan struktur.

Dalam pengembangan pariwisata diperlukan aspek-aspek untuk

mendukung pengembangan tersebut. Adapun aspek-aspek yang dimaksudkan

adalah sebagai berikut :

1. Aspek Fisik

Menurut UU RI No. 23 Tahun 1997 dalam Marsongko (2001),

lilngkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, yang

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

9

Page 2: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

mempengaruhi kelangsungan peri-kehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lainnya. Yang termasuk dalam lingkungan fisik

berdasarkan olahan dari berbagai sumber, yaitu :

a. Geografi

Aspek geografi meliputi luas kawasan DTW, Luas area terpakai, dan

juga batas administrasi serta batas alam.

b. Topografi

Merupakan bentuk permukaan suatu daerah khususnya konfigurasi dan

kemiringan lahan seperti dataran berbukit dan area pegunungan yang

menyangkut ketinggian rata-rata dari permukaan laut, dan konfigurasi

umum lahan.

c. Geologi

Aspek dari karakteristik geologi yang penting dipertimbangkan

termasuk jenis material tanah, kestabilan, daya serap, serta erosi dan

kesuburan tanah.

d. Klimatologi

Termasuk temperatur udara, kelembaban, curah hujan, kekuatan tiupan

angin, penyinaran matahari rata-rata dan variasi musim.

e. Hidrologi

Termasuk di dalamnya karakteristik dari daerah aliran sungai, pantai

dan laut seperti arus, sedimentasi, abrasi.

f. Visability

Menurut Salim (1985;2239), yang dimaksud dengan visability adalah

pemandangan terutama dari ujung jalan yang kanan-kirinya berpohon

(barisan pepohonan yang panjang).

g. Vegetasi dan Wildlife

Daerah habitat perlu dipertimbangkan untuk menjaga kelangsungan

hidup vegetasi dan kehidupan liar untuk masa sekarang dan akan

datang. Secara umum dapat dikategorikan sebagai tanaman tinggi,

tanaman rendah (termasuk padang rumput) beserta spesies-spesies

flora dan fauna yang terdapat di dalamnya baik langka, berbahaya,

dominan, produksi, konservasi maupun komersial.

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

10

Page 3: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

2. Aspek Daya Tarik

Pariwisata dapat berkembang di suatu tempat pada dasarnya karena

tempat tersebut memiliki daya tarik, yang mampu mendorong wisatawan

untuk datang mengunjunginya. Murray (1993) di dalam Gunn (1979;50)

menyebutkan “… a thing or feature which draws people by appealing to

their desires, taste, etc. Especially an interesting or amusing exhibition

which ‘draws’ crowds”. Gunn (1979;48) juga berpendapat bahwa

“attraction are the on-location places in region that not only provide the

things for tourist to see and do but also offer the lure to travel”.

Menurut Inskeep (1991;77) daya tarik dapat dibagi menjadi 3 kategori,

yaitu :

a. Natural attraction : berdasarkan pada bentukan lingkungan alami

b. Cultural attraction : berdasarkan pada aktivitas manusia

c. Special types of attraction : atraksi ini tidak berhubungan dengan

kedua kategori diatas, tetapi merupakan atraksi buatan seperti theme

park, circus, shopping.

Yang termasuk dalam natural attraction diantaranya iklim,

pemandangan, flora dan fauna serta keunikan alam lainnya. Sedangkan

cultural attraction mencakup sejarah, arkeologi, religi dan kehidupan

tradisional.

3. Aspek Aksesibilitas

Salah satu komponen infrastruktur yang penting dalam destinasi adalah

aksesibilitas. Aksesibilitas menurut Bovy dan Lawson (1998;107), “...

should be possible by public transport and bicycle trails, by pedesterian

paths (from neighborhoods) and by cars (mainly families, with an average

of three persons/car)”.

Akses yang bersifat fisik maupun non fisik untuk menuju suatu

destinasi merupakan hal penting dalam pengembangan pariwisata. Aspek

fisik yang menyangkut jalan, kelengkapan fasilitas dalam radius tertentu,

frekuensi transportasi umum dari terminal terdekat.

Menurut Bovy dan Lawson (1998;202), jaringan jalan memiliki dua

peran penting dalam kegiatan pariwisata, yaitu :

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

11

Page 4: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

a. Sebagai alat akses, transport, komunikasi antara pengunjung atau

wisatawan dengan atraksi rekreasi atau fasilitas.

b. Sebagai cara untuk melihat-lihat (sightseeing) dan menemukan suatu

tempat yang membutuhkan perencanaan dalam penentuan

pemandangan yang dapat dilihat selama perjalanan.

Pada peran kedua, menunjukan aspek non fisik yang juga merupakan

faktor penting dalam mendukung aksesibilitas secara keseluruhan, dapat

berupa keamanan sepanjang jalan, dan waktu tempuh dari tempat asal

menuju ke destinasi.

Lebih lanjut Bovy dan Lawson (1998;203) membagi jalan untuk

kepentingan wisatawan menjadi tiga kategori, yaitu :

a. Jalan Utama yang menghubungkan wilayah destinasi utama dengan

jaringan jalan nasional atau jalan utama di luar kawasan.

b. Jalan Pengunjung, yaitu jalan sekunder yang biasanya beraspal

(makadam) ataupun gravel yang menghubungkan dengan fasilitas

wisata yang spesifik seperti resort, hotel yang terpisah, restoran atau

atraksi rekreasi lainnya.

c. Sirkuit Pengunjung, untuk kegiatan melihat-lihat dengan pemandangan

yang menarik di sepanjang jalannya.

4. Aspek Aktivitas dan Fasilitas

Dalam pengembangan sebuah objek wisata dibutuhkan adanya

fasilitas yang berfungsi sebagai pelengkap dan untuk memenuhi berbagai

kebutuhan wisatawan yang bermacam-macam. Menurut Bukart dan

Medlik (1974;133), fasilitas bukanlah merupakan faktor utama yang dapat

menstimulasi kedatangan wisatawan ke suatu destinasi wisata, tetapi

ketiadaan fasilitas dapat menghalangi wisatawan dalam menikmati atraksi

wisata. Pada intinya, fungsi fasilitas haruslah bersifat melayani dan

mempermudah kegiatan atau aktivitas pengunjung/wisatawan yang

dilakukan dalam rangka mendapat pengalaman rekreasi.

Di samping itu, fasilitas dapat pula menjadi daya tarik wisata

apabila penyajiannya disertai dengan keramahtamahan yang

menyenangkan wisatawan, dimana keramahtamahan dapat mengangkat

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

12

Page 5: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

pemberian jasa menjadi suatu atraksi wisata. Bovy dan Lawson (1979;9)

menyebutkan bahwa fasilitas adalah atraksi buatan manusia yang berbeda

dari daya tarik wisata yang lebih cenderung berupa sumber daya.

5. Aspek Sosia Ekonomi dan Budaya

Dalam analisa sosial ekonomi membahas mengenai mata

pencaharian penduduk, komposisi penduduk, angkatan kerja, latar

belakang pendidikan masyarakat sekitar, dan penyebaran penduduk dalam

suatu wilayah. Hal ini perlu dipertimbangkan karena dapat menjadi suatu

tolak ukur mengenai apakah posisi pariwisata menjadi sektor unggulan

dalam suatu wilayah tertentu ataukah suatu sektor yang kurang

menguntungkan dan kurang selaras dengan kondisi perekonomian yang

ada.

Selanjutnya adalah mengenai aspek sosial budaya, dimana aspek

kebudayaan dapat diangkat sebagai suatu topik pada suatu kawasan.

Dennis L. Foster menjelaskan mengenai Pengaruh Kebudayaan (cultural

influences) sebagai berikut : “Para pelaku perjalanan tidak membuat

keputusan hanya berdasarkan pada informasi pemrosesan dan

pengevaluasian. Mereka juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan,

masyarakat, dan gaya hidupnya. Kebudayaan itu cenderung seperti

pakaian tradisional dan kepercayaan pada suatu masyarakat, religi, atau

kelompok etnik (ethnic group)”.

B. Konsep Identifikasi Potensi Daya Tarik Wisata

Fungsi kriteria dan indikator adalah sebagai dasar dalam pengembangan

DTW melalui penetapan unsur kriteria, penetapan bobot, penghitungan masing-

masing sub unsur dan penjumlahan semua nilai unsur kriteria. Tujuan membuat

kriteria ini adalah untuk menentukan skala prioritas pengembangan DTW dan

mengintensifikasikan pemanfaatan dan pembinaan suatu DTW.

Dasar penilaian adalah :

1. Berorientasi pada kepentingan konservasi kawasan,

2. Memberikan pemahaman pendidikan konservasi kepada masyarakat,

3. Meningkatkan peran serta masyarakat,

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

13

Page 6: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

4. Memberikan nilai ekonomi kepada pihak ketiga dan pemerintah dan

5. Memberikan nilai rekreasi kepada pengunjung.

Kriteria yang dipakai dasar dalam penilaian adalah :

1. Daya tarik : dibedakan atas 3 jenis objek yaitu alam, budaya, dan buatan.

Daya tarik merupakan modal utama yang memungkinkan datangnya

pengunjung.

2. Potensi pasar : berhasil atau tidaknya pemanfaatan suatu objek tergantung

pada tinggi rendahnya potensi pasar.

3. Kadar hubungan/aksesibilitas : merupakan faktor yang sangat penting

dalam mendorong potensi pasar.

4. Kondisi sekitar kawasan : kondisi beradius 2 km dari batas luar objek

wisata.

5. Pengelolaan dan pelayanan kepada pengunjung : dapat berpengaruh

langsung terhadap kepuasan pengunjung dan pelestarian objek itu sendiri.

6. Iklim : yang dimaksud iklim adalah kondisi alam yang berhubungan

dengan cuaca. Iklim yang baik dapat mengundang pengunjung pada DTW

tertentu.

7. Akomodasi : akomodasi merupakan salah satu faktor yang diperlukan

dalam kegiatan wisata. Jarak tempat akomodasi 5-15 km dari objek wisata.

8. Sarana dan prasarana penunjang lainnya seperti mushola, toilet, dan lain-

lain.

9. Ketersediaan air bersih : ketersediaan air bersih merupakan faktor utama

dalam pengeloaan dan pelayanan pengunjung. Air tidak harus berasal dari

dalam lokasi tetapi bisa dari luar, seperti adanya PDAM.

10. Hubungan dengan objek wisata disekitarnya : merupakan penunjang dalam

pengembangan objek wisata. Perlu diperhatikan adanya objek sejenis

dalam radius 50 km dari objek yang dinilai.

11. Keamanan : unsur ini menentukan potensi pasar.

12. Daya dukung kawasan : berkaitan dengan keutuhan/kelestarian kawasan.

13. Pengaturan pengunjung : berhubungan dengan dampak positif atau negatif

terhadap kenyamanan, keserasian dan aktivitas pengunjung.

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

14

Page 7: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

14. Pemasaran : perlu dilakukan karena sangat berkaitan dengan jumlah

kunjungan.

15. Pangsa pasar : keadaan pengunjung sebagai pangsa pasar perlu diketahui

untuk kelangsungan kegiatan pariwisata.

Unsur-unsur yang termasuk dalam setiap kriteria akan diuraikan sebagai

berikut :

1. Unsur daya tarik objek wisata alam meliputi :

a. Keindahan alam

b. Keunikan sumberdaya alam

c. Banyaknya jenis SDA yang menarik

d. Keutuhan SDA

e. Kepekaan SDA/tingkat kerusakannya

f. Jenis kegiatan wisata alam/kesempatan rekreasi

g. Kebersihan lokasi

h. Keamanan kawasan

2. Unsur-unsur kriteria potensi pasar meliputi :

a. Jumlah penduduk perpropinsi dimana objek wisata berada

dibandingkan dengan kepadatan penduduk

b. Tingkat kebutuhan wisata

3. Unsur-unsur kriteria aksesibilitas meliputi :

a. Kondisi dan jarak jalan darat dari ibukota propinsi

b. Pintu gerbang udara internasional/domestik

c. Waktu tempuh dari ibukota propinsi

d. Frekuensi kendaraan dari pusat informasi ke lokasi wisata

4. Unsur-unsur kriteria kondisi sekitar kawasan meliputi :

a. Tata ruang wilayah objek

b. Tingkat pengangguran

c. Mata pencaharian penduduk

d. Ruang gerak pengunjung/intensif user dalam hektar

e. Pendidikan masyarakat sekitar

f. Tingkat kesuburan tanah

g. Sumberdaya alam

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

15

Page 8: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

h. Tanggapan masyarakat terhadap pengembangan objek

5. Unsur-unsur kriteria pengelolaan dan pelayanan pengunjung meliputi :

a. Pengelolaan pengunjung

b. Kemampuan berbahasa

c. Pelayanan pengunujng

6. Unsur-unsur kriteria iklim meliputi :

a. Pengaruh iklim terhadap lama waktu kunjungan

b. Suhu udara pada musim kemarau

c. Jumlah bulan kering rata-rata pertahun

d. Kelembaban rata-rata per tahun

7. Unsur kriteria akomodasi adalah :

Jumlah kamar yang berada pada radius 5-15 km dari objek wisata

8. Unsur-unsur kriteria sarana dan prasarana penunjang :

a. Sarana

b. Prasarana

9. Unsur-unsur kriteria ketersediaan air bersih meliputi :

a. Volume air

b. Jarak air bersih dari objek wisata

c. Dapat tidaknya air dialirkan ke objek wisata

d. Kelayakan dikonsumsi

10. Unsur kriteria hubungan dengan objek wisata di sekitar adalah :

Adanya objek lain baik sejenis atau tidak sejenis dalam radius 50 km dari

lokasi.

11. Unsur-unsur kriteria keamanan meliputi :

a. Keamanan pengunjung

b. Kebakaran

c. Penebangan liar

d. Perambahan

12. Unsur-unsur kriteria daya dukung kawasan meliputi :

a. Jumlah pengunjung

b. Kepekaan tanah terhadap erosi

c. Kemiringan lahan

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

16

Page 9: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

d. Jenis kegiatan

e. Luas unit zona/blok pemanfaatan

13. Unsur-unsur kriteria pengaturan pengunjung meliputi :

a. Pembatasan pengunjung

b. Distribusi pengunjung

c. Pemusatan kegiatan pengunjung

d. Lama tinggal

e. Musim kunjungan

14. Unsur-unsur kriteria pemasaran meliputi :

a. Tarif/harga

b. Produk wisata/variasi

c. Sarana penyampaian informasi dan promosi

15. Unsur-unsur kriteria pangsa pasar meliputi :

a. Asal pengunjung

b. Tingkat pendidikan

c. Mata pencaharian

C. Konsep Pengembangan Daya Tarik Wisata

1. Konsep Daya Tarik Wisata

Terminologi daya tarik wisata merupakan sebuah istilah yang

populer digunakan di dalam dunia kepariwisataan Indonesia yang

berpedoman pada batasan dalam UU No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan menyebutkan bahwa Daya Tarik Wisata adalah segala

sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang

menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Istilah Daya Tarik

Wisata sebenarnya mengacu pada pengertian atraksi wisata (tourist

attraction). “Attraction are those developed locations that are planned and

managed for visitor interest, activity, and enjoyment”. (Gunn, 1994:48).

Suatu sumber daya (alam, budaya, maupun buatan/binaan manusia)

yang tidak atau belum dikembangkan maka belum dapat disebut sebagai

daya tarik wisata/atraksi tetapi hanya semata-mata sumber daya potensial

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

17

Page 10: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

sebagai objek dan daya tarik wisata, hingga dilakukan suatu

pengembangan untuk aksesibilitas, fasililtas wisata, maupun aktivitas

wisata tertentu sehingga daya tarik yang dimiliki tersebut dapat

dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata/tourist attraction.

Attraction do not become attraction for the purpose of tourism,

until a certain amount of development has occurred to make the

rersources accessible and attractive for tourist “. (Mill and Morison :

1998)

Jenis-jenis daya tarik wisata yang terdapat di dalam suatu objek wisata

secara garis besar dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Alam (natural attraction). Contohnya : pantai, laut, gunung, sungai,

bentukan alam yang unik, danau, bentang alam, scenic view, flora

fauna, dan sebagainya

b. Budaya, dalam pengertian luas (cultural attraction), contoh : kesenian

tadisional, peristiwa budaya, pola dan kehidupan masyarakat, adat

istiadat, peninggalan budaya atau artefak, dan sebagainya.

c. Buatan atau binaan manusia (main made attraction), termasuk

peristiwa pariwisata (tourism event). Contohnya : theme park,

museum, pusat perbelanjaan, monumen, pusat hiburan, dan lain- lain.

Atraksi di dalam produk wisata memiliki karakteristik-karakteristik

tersendiri, yaitu :

a. Di rancang sedemikian rupa untuk memberikan suatu pengalaman

berwisata kepada wisatawan.

b. Dikelompokkan sesuai dengan komponen-komponen yang saling

terkait.

c. Kunci dari penempatan suatu atraksi sangat berkaitan erat dengan

perumahan atau komplek penduduk, akses dalam pencapaian ke tempat

lokasi atraksi, dan dekat atau tidaknya dengan pusat pelayanan yang

ada.

d. Atraksi bergantung pada sumber-sumber daya yang bervariasi.

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

18

Page 11: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

e. Atraksi perjalanan wisata berbeda dengan atraksi destinasi wisata.

f. Atraksi yang ada disesuaikan dengan kebijakan-kebijakan yang ada.

2. Peranan Atraksi Wisata Dalam Pengembangan Pariwisata

Atraksi/daya tarik wisata merupakan salah satu komponen

terpenting dalam pengembangan dan sistem pariwisata di suatu daerah

atau negara yang berfungsi sebagai faktor yang dapat menarik para

pengunjung/wisatawan untuk datang berkunjung dan berwisata ke

daerah/negara tersebut.

“ Attraction are the main motivators for tourist trip and are the core of

tourism product. Without attraction there would be no need for tourism

service. Indeed tourism as such would not exist if it were not for attraction

“. (Swarbrooke : 1996).

“ The central aspect of tourism are attraction. Attraction have many

characteristic and they tend to draw visitor to them. They can do a large

extent to be developed anywhere and act as a growth inducer, tending to

be develop first in a tourism region “. (Mill and Morison : 1998)

Atraksi wisata/daya tarik wisata dapat dianggap sebagai inti dari

produk wisata secara keseluruhan, karena tanpa daya tarik wisata maka

fasilitas wisata lainnya mungkin tidak dibutuhkan pengembangannya.

Dengan kata lain, kegiatan pariwisata mungkin tidak akan terlaksana

secara optimal bila keberadaan daya tarik wisatanya minimal.

3. Pendekatan Dalam Perencanaan Pengelolaan Atraksi Wisata

Terdapat beberapa pendekatan dalam perencanaan pengelolaan dan

pengembangan suatu atraksi wisata/daya tarik wisata, yaitu :

a. Pendekatan pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata yang

berkesinambungan dan luwes (continuous and flexible approach),

yaitu pengelolaan dan pengembangan usaha daya tarik wisata dilihat

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

19

Page 12: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

sebagai suatu proses yang berkesinambungan dengan kemungkinan

modifikasi atau penyesuaian berdasarkan pemantauan dan umpan balik

yang diterima.

b. Pendekatan pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata yang

bersifat sistematik dan komprehensif (systematic and comprehensive

approach), yaitu pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata

dipandang sebagi suatu sistem yang memiliki berbagai aspek atau

komponen yang saling terkait dan harus dianalisis secara terpadu.

c. Pendekatan pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (sustainable and

environmental approach), yaitu pengelolaan dan pengembanga daya

tarik wisata yang dilakukan harus dapat mempertahankan keberadaan

kualitas sumber daya (alam dan budaya) yang dimanfaatkan sebagai

daya tarik wisata dan mempertimbangkan kualitas lingkungan yang

dimiliki, sehingga kepentingan dan manfaat yang akan diperoleh di

masa depan tetap dapat dipertahankan.

d. Pendekatan pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata yang

mempertimbangkan masyarakat (community approach), yaitu

mempertimbangkan keberadaan masyarakat khususnya masyarakat

lokal setempat dalam pengelolaan usaha daya tarik wisata dan bila

memungkinkan melibatkan masyarakat lokal secara optimal dalam

proses perencanaan dan pengambilan keputusan atau penentuan

kebijaksanaan dalam pengelolaan daya tarik wisata tersebut.

e. Pendekatan pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata yang

terimplementasikan (implementable approach), yaitu rencana

pengelolaan yang disusun harus bersifat realistis serta dapat

diimplementasikan dan membumi karena disesuaikan dengan situasi

dan kondisi aktual yang dimiliki oleh daya tarik wisata tersebut.

(modifikasi dari Inskeep : 1991)

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

20

Page 13: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

4. Prinsip dalam Pengelolaan dan Pengembangan Daya Tarik Wisata

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan daya

tarik wisata di antaranya :

a. Daya tarik wisata utama yang dimiliki atraksi wisata harus ditonjolkan

dan memperoleh perlindungan dari kerusakan.

b. Keunikan dan kekhasan (individuality) yang dimiliki daya tarik wisata

harus dipertahankan.

c. Pemeliharaan terhadap keaslian daya tarik wisata.

d. Tema utama atraksi wisata harus berkaitan dengan sifat dan

karakteristik yang dimiliki.

e. Dalam kondisi tertentu perlu diciptakan daya tarik wisata lain di

kawasan luar/pinggiran (fringe area) untuk mengurangi beban di

kawasan yang rentan.

f. Pengembangan pariwisata yang dilakukan harus mempertimbangkan

kaidah pengembangan pariwisata yang berkelanjutan (sustainable

tourism development)

g. Antara kenyamanan yang optimal dari pengunjung/wisatawan dengan

kualitas lingkungan yang dimiliki.

h. Pengembangan fasilitas wisata harus memperhatikan dampaknya

terhadap kondisi lingkungan setempat (alam maupun budaya),

sehingga kegiatan pembangunan tersebut tidak akan menurunkan

kualitas lingkungannya.

5. Prinsip Dalam Pengelolaan dan Pengembangan Aktivitas Wisata

Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan dan

pengembangan aktivitas wisata di antaranya :

a. Menghubungkan aktivitas wisata yang dapat dilakukan oleh para

pengunjung/wisatawan di atraksi wisata dengan sumber daya yang

dimiliki.

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

21

Page 14: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

b. Aktivitas wisata yang dikembangakan harus sesuai dengan karakter

yang dimiliki oleh atraksi wisata yang bersangkutan serta skala

pengembangan yang akan dilakukan.

c. Aktivitas wisata yang dilakukan harus tidak menciptakan kerusakan

lingkungan atau menggradasikan kualitas lingkungan yang ada (alam

dan sosial budaya).

d. Tidak menempatkan aktivitas-aktivitas wisata yang tidak sesuai dan

bertentangan sifatnya (incompatible-use) di area yang sama atau

berdekatan.

e. Pengembangan aktivitas wisata harus di sesuaikan dengan permintaan

dan profil pasar wisata sebagai pengunjung wisata tersebut.

f. Pertimbangan kemungkinan ketersediaan fasilitas wisata yang akan

menunjang keberadaan aktivitas wisata tertentu.

D. Konsep Pasar

“Market are groups of people with particular needs and wants and one

or more products that can be satisfy buyer’s needs and buyers must be willing

and ableto purchase a product that satisfies their needs and wants. Who have

that ability and willingness to buy something because they have a need for

it”. (Sumber: Craven, 2003)

Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pasar terdiri dari

sekumpulan orang yang sudah memiliki kebutuhan dan keinginan tertentu

dengan satu atau sekumpulan orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan

tertentu dengan satu atau beberapa produk yang dapat memenuhi harapan dari

pembeli dan juga memiliki kemampuan dalam membeli produk yang

memenuhi kebutuhan dan keinginan yang mereka inginkan.

Berdasarkan hal tersebut dapat terlihat bahwa pasar bersifat sangat dinamis

karena akan terdapat banyak kebutuhan dan keinginan dari konsumen dalam

mengkonsumsi suatu produk. Perubahan-perubahan ini tentunya dipengaruhi

oleh beberapa faktor diantaranya adanya teknologi baru, terjadi pergeseran

trend maupun kegiatan persaingan. Saat ini pasar semakin cerdas dan

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

22

Page 15: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

berpengalaman sehingga pasar lebih selektif dalam memilih destinasi wisata.

Dengan adanya pembangunan Tol Cipularang telah mempengaruhi pola

kunjungan wisatawan terhadap Kabupaten Bogor. Hal ini yang perlu

diantisipasi guna melihat perubahan permintaan pasar dan dapat dijadikan

masukan dalam menciptakan peluang untuk pasar wisata baru.

Untuk dapat memahami kebutuhan/keinginan pasar, khususnya terhadap

atraksi wisata yang ada di Kawasan Puncak, maka diperlukan suatu analisis

pasar, yang dimaksudkan untuk:

a. Mengidentifikasi peluang daya tarik wisata yang cocok dikembangkan di

Kawasan Puncak.

b. Mengevaluasi persaingan yang sudah ada dan yang potensial.

c. Memberi petunjuk tentang kelompok pembeli (wisatawan) yang akan

dituju.

d. Menunjukan strategi pemasaran yang berguna untuk memuaskan

permintaan konsumen dalam penentuan posisi pasar.

(Sumber : Craven, 2003)

Saat ini kondisi pasar pada kenyataannya menunjukan bahwa konsumen

memiliki banyak karakter pembelian yang berbeda-beda (heterogen), dimana

terdapat banyak variasi dalam permintaan, preferensi serta kemampuan

membeli wisatawan. Sehingga dibutuhkan suatu pengelompokan terhadap

beberapa segmen pasar dengan kebutuhan/keinginan yang cenderung sama.

Segmentasi merupakan cara untuk melihat pasar secara kreatif, karena itu

segmentasi bisa disebut juga mapping strategy, yang tujuannya untuk

melayani konsumen dengan lebih baik serta memperbaiki posisi kompetitif.

1. Segmentasi Pasar

Menurut Les Lumsdon (1997), “Segmentation is essentially the first

necessary steps, a subdivisor of the total market into discrete and identifiable

segments in accordance with a number of clearly defined characteristics.”

Segmentasi memungkinkan sebuah destinasi untuk memahami

konsumennya secara lebih jelas dan mendalam. Outcomes dari kegiatan

segmentasi pasar pada akhirnya akan memberikan gambaran tentang profil

wisatawan dari satu destinasi baik yang aktual maupun potensial. Hal penting

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

23

Page 16: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

yang perlu diperhatikan adalah menyiapkan gambaran profil wisatawan

potensial dalam berbagai tipe/jenis untuk mengetahui tipe mana yang

memiliki potensi terbesar untuk menjadi wisatawan aktual destinasi tersebut.

Oleh karena itulah penting dipahami struktur-struktur atau kelompok-

kelompok konsumen yang ada di tengah masyarakat. Berikut ini dasar-

dasar dalam melakukan segmentasi yang terdiri atas segmentasi demografis,

geografis, psikografis, hubungan produk.

Diagram 1. Segmentasi Pasar

2. Preferensi Pasar

Preferensi pasar merupakam aspek yang dapat menjadi sebuah acuan

pengembangan produk pada suatu kawasan pariwisasta. Pada konteks ini

produk yang di maksud meliputi komponen-komponen yang ada dalam

produk pariwisata tersebut termasuk nilai dan pengalaman yang

didapatkan oleh wisatawan itu sendiri.

Menurut Kotler (1991) segmen pasar dapat di bentuk dengan banyak cara.

Salah satunya dengan mengidentifikasi segmen preferensi. Berikut ini

merupakan tiga pola yang bebrbeda yang dapat muncul yaitu:

a. Preferensi Homogen

Menunjukan suatu pasar di mana semua konsumen secara umum

memiliki preferensi yang sama.

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

24

Page 17: Bab II Baru Sekali

Laporan Pendahuluan

b. Preferensi Tersebar

Menunjukan pasar tersebar pada seluruh bidang yang menunjukkan

bahwa preferensi konsumen yang sangat beragam.

c. Preferensi Terkelompok

Pasar mungkin menunjukan preferensi yang berbeda-beda, yang

dinamakan segmen pasar alami.

Pengembangan Daya Tarik Wisata Kawasan PuncakKabupaten Bogor

25