bab ii baru eksperimen

Upload: adam-luthfie

Post on 09-Jul-2015

388 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Pengaruh Media Audio Visual Dan Emosi Terhadap Memori BAB I A. Latar Belakang

Memori merupakan proses yang terlibat dalam mempertahankan, pengambilan,dan menggunakan informasi tentang rangsangan, gambar, peristiwa, cita-cita, dan keterampilan setelah informasi tidak lagi hadir. Banyak para ilmuwan meneliti mengenai memori yang merupakan bagian dalam otak.

Dalam pemrosesan informasi terdapat tiga komponen, yaitu encoding, storage, dan retrieval. Encoding digunakan untuk memasukkan informasi, storage digunakan untuk menyimpan informasi, retrieval.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali atensi kita hanya terpusat pada satu hal saja, sedangkan hal masuk di awal. Sedangkan pada teori Treismann, penyeleksian informasi dilakukan di bagian akhir. Perbedaan penyeleksian informasi ini tentu saja mempengaruhi memori kita. Informasi yang diberikan atensi lebih besar biasanya lebih mudah untuk diingat.

Media audio visual khususnya film bersuara memiliki karakteristik khusus yakni dapat menggambarkan suatu proses, kejadian dan sebagainya, dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu, penggambarannya bersifat 3 dimensional, suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni, kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan dan dapat menggambarkan teori sains dan animasi.

Dari jurnal yang ditulis oleh Victor S. Ferreira dan Harold Pashler yang berjudul Central Bottleneck Influences on the Processing stages of word production

menunjukkan hasil bahwa penurunan memori dapat terjadi ketika informasi yang ditampilkan hanya dalam bentuk visual saja, sedangkan memori cenderung naik ketika informasi yang ditampilkan dalam bentuk audio dan visual. Faktanya, semakin banyak indera yang bekerja dalam menerima informasi, maka semakin banyak pula yang tersimpan dalam memori.

Fenomena tentang memori menyimpan banyak misteri. Dari salah satu hasil penelitian skripsi tentang memori, menjelaskan bahwa salah satu cara untuk meningkatkan memori dalam proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode tayangan humor. Dalam penelitian tersebut, dimana subyeknya adalah mahasiswa Psikologi Universitas Sumatra Utara mendapatkan hasil bahwa tayangan humor secara signifikan dapat meningkatkan kerja memori otak manusia. Hasil ini menjadi referensi penelitian kami apakah media audio visual dapat mempengaruhi memori kita.

Dari beberapa fenomena di atas, kami ingin mengetahui berpengaruh terhadap memori. Penelitian ini

faktor apa yang

dilakukan mengingat media audio

visual berperan penting dalam pemberian informasi. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengetahui adanya pengaruh media audio visual terhadap memori, terkait dengan atensi.

B.

Permasalahan

1. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Adakah pengaruh media audio visual terhadap memori?

2. Pembatasan Masalah

a. Pengaruh. Dalam penelitian ini pengaruh yang dimaksud yaitu pengaruh penggunaan audio visual. Pengaruh di sini berkaitan dengan atensi yang akan diberikan oleh subjek pada tontonan yang ditampilkan. b. Media audio visual yang dimaksud adalah media audio visual sebagai alat untuk meneliti hasil pemrosesan informasi terkait dengan atensi subjek. Dalam penelitian ini media audio visual tersebut berupa film. c. Emosi. Dalam hal ini yang diteliti adalah d. Memori. Dalam hal ini yang ingin diteliti adalah banyaknya informasi yang dapat tersimpan dalam memori yang dipengaruhi oleh media audio visual.

C.

Manfaat dan tujuan penelitian

1. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh media audio visual terhadap memori. 2. Manfaat penelitian Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk dapat lebih memahami pengaruh media audio visual terhadap memori.

BAB II KAJIAN TEORI A. MEMORI 1. Pengertian Mengenai definisi memori, Goldstein (2008) menjelaskan bahwa memori merupakan proses yang terlibat dalam mempertahankan pengambilan, dan menggunakan informasi tentang rangsangan, gambar, peristiwa, cita-cita, dan keterampilan setelah informasi tidak lagi hadir.

Menurut Suharnan (2005) memori adalah penyimpanan pengetahuan di dalam sistem pikiran manusia, yang berlangsung mulai dari beberapa detik sampai dengan sepanjang hidup. Selain definisi di atas, memori menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991) adalah suatu daya yg dapat menerima, menyimpan dan memproduksi kembali kesan-kesan/tanggapan/pengertian. Sedangkan menurut Abdurrahman Saleh (2008), memori merupakan kemampuan untuk menyimpan informasi sehingga dapat digunakan dimasa yang akan datang. Memori adalah suatu proses pengenalan dan pemahaman satu informasi yang dimulai dari penerimaan input dan diikuti oleh pemberian arti dan menyimpannya dalam kotak-kotak memori untuk digunakan pada saat dibutuhkan. Masih merujuk pada buku Abdurrahman Shaleh (2008) bahwa memori merupakan kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan dan mereproduksikan kesan-kesan. Dari beberapa pengertian di atas, memori adalah kemampuan memproses dan menyimpan informasi yang ditangkap oleh indera dan bisa dihadirkan kembali pada saat yang dibutuhkan.

2. Gambaran

pemrosesan

informasi

Gambar pemrosesan informasi Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah. Informasi yang baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut sensory memory. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya, sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi jika informasi tersebut memiliki fitur atau ciri khas yang menarik dan jika informasi tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior knowledge).

Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Informasi yang masuk ke dalam short-term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan, maka lama-kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi berikutnya, yaitu long-term memory. Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi. Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema. Schema mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi tersebut akan digunakan, sehingga schema informasi).Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup. Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun yang pernah kekurangan "ruang" untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa alasan.

memfasilitasi akses

informasi di waktu mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi memori Dalam membahas tentang memori, perlu pula dikemukakan faktor yang mempengaruhi memori. Menurut Suharnan (2005) mempengaruhi memori, yaitu: a. Emosi Emosi yang menyenangkan dapat mempengaruhi memori karena seseorang cenderung mengingat hal-hal yang sifatnya menyenangkan atau baik. Fenomena ini disebut pollyanna principles. Selain itu, kesamaan suasana hati juga mempengaruhi memori karena seseorang yang sedang dalam suasana ada beberapa faktor yang

gembira dapat menyerap informasi lebih baik dibandingkan seseorang yang sedang dalam suasana sedih. b. Keahlian Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila dia memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup baik di bidang tersebut. c. Pemberian kode khusus Seseorang akan mudah mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan didalam ingatannya. Dengan kata lain, seseorang akan mengingat kembali informasi dengan lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses pemberian kode sebelumnya.

B. MEDIA AUDIO VISUAL 1. PengertianMedia berarti wadah atau sarana. Dalam bidang komunikasi, istilah media yang sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi. Media komunikasi sangat berperan dalam mempengaruhi perubahan masyarakat. Televisi dan radio adalah contoh media yang paling sukses menjadi pendorong perubahan. Audiovisual juga dapat menjadi media komunikasi. Penyebutan audio-visual sebenarnya mengacu pada indra yang menjadi sasaran dari media tersebut. Media audiovisual mengandalkan pendengaran dan penglihatan dari khalayak sasaran (penonton). Produk audio-visual dapat menjadi media dokumentasi dan dapat juga menjadi media komunikasi. Sebagai media dokumentasi tujuan yang lebih utama adalah mendapatkan fakta dari suatu peristiwa. Sedangkan sebagai media komunikasi, sebuah produk audiovisual melibatkan lebih banyak elemen media dan lebih membutuhkan perencanaan agar dapat mengkomunikasikan sesuatu. Film cerita, iklan, media pembelajaran adalah contoh media audio-visual yang lebih menonjolkan fungsi komunikasi. Media dokumentasi sering menjadi salah satu elemen dari media komunikasi. Karena melibatkan banyak

elemen media, maka produk audio-visual yang diperuntukkan sebagai media komunikasi kini sering disebut sebagai multimedia.

2. Sifat-sifat media audio visual Menurut Ivor K. Davis (1991) media audio visual memiliki sifat-sifat tertentu yaitu: a. Kemampuan untuk meningkatkan persepsi b. Kemampuan untuk meningkatkan pengertian c. Kemampuan untuk meningkatkan transfer atau pengalihan belajar d. Kemampuan untuk memberi penguat (reinforcement) atau pengetahuan hasil yang dicapai e. Kemampuan untuk meningkatkan retensi (hal ingat dan lupa) 3. Jenis-jenis media audio visual Bertz (dalam skripsi Rahman N, 2004) mengemukakan bahwa terdapat dua jenis media audio visual, yaitu media audio visual gerak dan media audio visual diam. Media audio visual gerak dapat berupa film bersuara atau gambar hidup dan televisi, sedangkan media audio visual diam berupa film rangkai dan film bingkai. Jenis media audio visual gerak diantaranya: a. Film bersuara Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Film yang dimaksud di sini adalah film sebagai media untuk memberikan infromasi yang dapat diingat. Beberapa jenis film diantaranya: 1. Film dokumenter bertujuan untuk memberikan gambar yang sebenarnya tentang suatu cerita, dengan menggunakan masyarakat yang nyata dan dalam situasi yang nyata pula.

2. Film episode, yaitu film yang terdiri dari edisi-edisi yang pendek 3. Film provokasi, film ini ditujukan untuk menjelaskan pelajaran tertentu kepada anak-anak, misalnya studi sosial, etika, dan sebagainya. b. TV Oemar Hamali (dalam skripsi Rahman N, 2004) Television is an electronic motion picture with conjoinded or attandent sound; both picture and sound reach the eyes and ear simultaneously from a remote broadcast point. Definisi tersebut menjelaskan bahwa televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara.

4. Kelebihan dan kekurangan Media Audio Visual

Sebagai suatu media, film memiliki keunggulan tertentu, yaitu: a. Merupakan denominator belajar umum. b. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu prose. c. Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadiankejadian sejarah yang lampau. d. Film dapat menegmbara dengan lincahnya dari satu negara kenegara lain, horizon menjadi amat luas, dunia luar dapat dibawa masuk.e. Film dapat menyajikan baik teori maupun praktek dari yang bersifat umum ke

khusus atau sebaliknya. f. Film dapat mendatangkan seorang ahli dan memperdengarkan suaranya ikhlas. g. Film dapat menggunakan teknik-teknik berupa warna, gerak lambat, animasi, dan sebagainya. h. Film memikat perhatian anak-anak.

i. Film lebih realistis, dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya, sesuai kebutuhan. j. Film bisa mengatasi keterbatasan daya indera. k. Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak. Seklipun banyak kelebihan film juga memiliki kelemahan, antara lain: harga atau biaya produksi relatif mahal, penggunaannya perlu ruang gerak.

C. EMOSI 1. Pengertian Emosi Menurut Suharnan (2005) emosi dan proses-proses kognitif adalah sutu topik yang mempelajari peran-peran atau pengaruh emosi dan suasana hati terhadap efektivitas pikiran manusia ketika memproses informasi atau mengerjakan tugas-tugas kognitif yang lain. Menurut Chaplin (1972) dalam buku pengantar Psikologi Umum (2004) menyatakan bahwa emosi merupakan reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaiitan dengan perasaan yang kuat. Chaplin (2002) dalam buku Pengantar Psikologi Umum (Wlagito, 1994) merumuskan emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku. Emosi merupakan keadaan yang timbul oleh situasi terentu. 2. Teori-teori Emosi a. Teori Jaringan (Network Teori ini dikembangkan oleh Gordon Bower dan koleganya pada awal tahun 1980an (Ellis dan Hunt, 1993). Teori ini didasarkan atas asumsi bahwa emosiemosi disimpan sebagai node-node atau komponen-komponen di dalam ingatan semantik. Setiap emosi yang menonjol seprti gembira, murung, atau ketakutan, memiliki komponen atau unit khusus di dalam ingatan yang berkumpul bersama-sama dengan banyak emosi yang lain seperti sebuah jaringan. Masing-masing unit tersebut juga dihubungkan oleh proposisi yang menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi ketika seseorang sedang mengalami emosi itu.

b. Teori Alokasi Sumber Kapasitas Teori alokasi atau penjatahan sumber kapasitas dikembangkan secara luas oleh Henry Ellis dan koleganya (Ellis dan Hunt, 1993). Sejak pertengahan tahun 1980an untuk menerangkan tentang pengaruh-pengaruh keadaan emosional terhadap proses-proses kognisi dan memori.

Teori penjatahan sumber kapasitas dalam mengembangkan konsep-konsepnya mengajukan lima asumsi pokok. Pertama, suassana emosi mempengaruhi aktivitas kognitif seseorang melalui pengaturan jumlah kapasitas yang tersedia yang akan di alokasikan kepada tugas-tugas yang sedang dikerjakan. Kedua, proses transformasi informasi ke dalam ingatan biasanya menurun sejumlah kapasitas kognitif atau usaha.

Ketiga, kinerja ingatan sering berhubungan dengan banyaknya kapasitas yang diperuntukkan bagi pelaksanaan tugan kognitif. Asumsi ketiga ini didasarkan atas penemuan empiris yang berkaitan dengan peranan emosi dalam usahausaha kognitif. Asumsi keempat dan kelima adalah berkaitan dengan pengaruh emosi terhadap pemrosesan tugas yang relevan dan tugas tambahan. Diajukan suatu asumsi bahwa suassana emosi tertentu mengakibatkan penambahan pikiran-pikiran yang tidak relevan dengan tugas, sehingga dapat merusak kinerja ingatan sesuai dengan tugas yang diharapkan.

D. Kerangka Berpikir

Informasi

MAV+emosi (KE)

MV+emosi (KK1)

MA+emosi (KK2)

Storage

Memori

Recall Dalam penelitian kali ini, peneliti mendapatkan konsep kerangka berpikir seperti skema diatas. Informasi bisa masuk melalui panca indera manusia. Informasi yang masuk dalam bentuk visual dapat ditangkap dengan indera penglihatan. Jika dalam bentuk audio, informasi dapat masuk melalui indera pendengaran. Namun, ada juga informasi yang masuk dalam bentuk audio dan visual sehingga akan ada lebih dari satu indera yang bekerja yaitu indera penglihatan dan pendengaran. Dalam penelitian ini, peneliti membagi sampel penelitan kedalam tiga kelompok yaitu kelompok eksperimen (KE) yang akan mendapatkan informasi melalui media audio visual, kelompok kontrol pertama (KK1) yang mendapat informasi dalam bentuk visual dan kelompok kontrol kedua (KK2) yang akan mendapat informasi dalam bentuk audio. Menurut Suharnan, salah satu faktor yang mempengaruhi memori adalah emosi. Peneliti menjadikan emosi sebagai variabel bebas kedua karena ingin membuktikan teori Suharnan apakah benar emosi dapat mempengaruhi memori. Setelah diberikan perlakuan berupa sebuah tayangan film, informasi-informasi dalam film tersebut akan disimpan (storage) dalam memori. Kemudian diberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan film tersebut. Apakah subyek mampu memanggil kembali (recall) informasi yang telah didapatkan. Dari perbedaan perlakuan pada tiga kelompok tersebut, apakah ada perbedaan banyaknya informasi yang tersimpan dan kemampuan memanggil kembali informasi yang telah tersimpan.

Memori menurut Goldstein (2008) menjelaskan bahwa memori merupakan proses yang terlibat dalam mempertahankan pengambilan, dan menggunakan informasi tentang rangsangan, gambar, peristiwa, cita-cita, dan keterampilan setelah informasi tidak lagi hadir. Dari definisi di atas kita dapat mengambil batasan bahwa memori merupakan proses menerima, mengolah dan menyimpan informasi dari panca indera baik berupa gambar, peristiwa, cita-cita, dan keterampilan setelah informasi tidak lagi hadir. Media audio-visual merupakan alat pembantu panca indera dalam menerima informasi. Pada saat proses penerimaan informasi, media audio visual membuat indera-indera bekerja lebih optimal sehingga informasi lebih mudah masuk ke dalam memori. Kita dapat mengingat secara rinci tiap peristiwa yang ada di film dibandingkan cerita yang sama yang disiarkan di sandiwara radio. E. Hipotesa Berdasarkan deskripsi yang telah dijabarkan di atas, maka dapat dikemukakan hipotesa sebagai berikut: H0 : media audio visual dan emosi tidak berpengaruh terhadap memori H1 : media audio visual dan emosi berpengaruh terhadap memori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. SUBJEK PENELITIAN Subjek yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Jakarta yang menduduki semester 1A dan 3D. Dari populasi yang terdapat di semester 1A dan 3D, peneliti mengambil sampel mahasiswa yang berjumlah 45 orang. Sampel yang terpilih selanjutnya dibagi menjadi tiga kelompok penelitian, yaitu kelompok audio-visual, kelompok visual, dan kelompok audio. Hal ini karena desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah randomized factorial design dengan tiga kelompok penelitian. Pembentukan kelompok penelitian dilakukan secara random dimana setiap sampel dipilih secara acak.

B. VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN 1. Independent Variable (IV) Variabel bebas adalah variabel yang akan dimanipulasi oleh peneliti. Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas yang pertama adalah media audio visual. Media Audio Visual adalah film yang digunakan dalam penelitian mengenai percintaan beda agama yang berjudul Cin(T)a yang diproduksi Sembilan Matahari Film.

Film ini, terdiri dari 1 keping CD dengan durasi 90 menit. Film ini bercerita tentang percintaan dua insan yang berbeda agama. Tokoh wanita dalam film tersebut beragama Islam, sedangkan tokoh pria beragama Kristen. Variabel bebas yang kedua dalam penelitian ini adalah emosi. Emosi adalah perasaan yang dilibatkan pada saat menonton fim tersebut. Manipulasi emosi pada penelitian ini dilakukan dengan cara membangun emosi positif melalui lagu-lagu yang ceria.2. Dependent Variable (DV)

Variabel terikat adalah variabel dimana akibat perubahan diamati dan tidak dimanipulasi oleh peneliti, dalam penelitian ini yang menjadi variable terikat adalah memori (ingatan). Memori adalah banyaknya informasi mengenai fakta dan peristiwa yang dapat diingat mahasiswa dengan cara recall setelah pemberian treatment dalam waktu 5 menit. Dalam penelitian ini cara mengukur DV adalah dengan memberikan tes tulis berupa pilihan ganda dan essay dengan jumlah 10 pertanyaan, yang terdiri dari 9 pertanyaan pilihan ganda dan 1 pertanyaan essay. Peneliti berasumsi bahwa, pemilihan bentuk soal pilihan ganda dan essay tersebut dapat mengukur memori subjek penelitian yang telah diberikan treatment. Dalam bentuk soal ini, mahasiswa tidak mempunyai kesempatan untuk menebak jawaban. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, mahasiswa harus merecall informasi yang sudah diterima. Data-data yang dihasilkan dari tes ini merupakan skor-skor yang dianggap menunjukkan perolehan ingatan mahasiswa. Berdasarkan desain Eksperimen yang digunakan yaitu, randomized factorial design.

3. Control Secondary Variable (CSV)

Menurut suharnan (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi memori, yaitu: a. Emosi

Emosi yang menyenangkan dapat mempengaruhi memori karena seseorang cenderung mengingat hal-hal yang sifatnya menyenangkan atau baik. Fenomena ini disebut pollyanna principles. Selain itu, kesamaan suasana hati juga mempengaruhi memori karena seseorang yang sedang dalam suasana gembira dapat menyerap informasi lebih baik dibandingkan seseorang yang sedang dalam suasana sedih. b. Keahlian Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila dia memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup baik di bidang tersebut. c. Pemberian kode khusus Seseorang akan mudah mengingat kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan didalam ingatannya. Dengan kata lain, seseorang akan mengingat kembali informasi dengan lebih baik jika situasinya sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses pemberian kode sebelumnya. Tabel 3.1 control secondary variabel No. Variabel 1. Emosi Kontol SV menjadi IV kedua Tekhnik Emosi dijadikan IV kedua setelah 2 Keahlian Eliminasi media audio visual Keahlian ini dieliminasi karena masing-masing subyek mempunyai 3 Pemberian kode khusus Eliminasi keahlian khusus Pemberin kode khusus eliminasi dikarenakan ini di belum

sebelumnya subjek belum diberi kode khusus

C. RANCANGAN PENELITIAN

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized factorial Design. Subjek dipilih secara random dan diberikan treatment. Rancangan ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 : Desain Eksperimen Kelompok KE KK1 KK2 Treatment X Post O1 O2 O3

D. Apparatus Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Satu ruangan kelas dengan proyektor dan AC di dalamnya b. Satu buah laptop c. Satu set speaker d. Satu buah film dengan judul cin(T)a

E. Prosedur penelitian

Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah yang peneliti lakukan dalam field study, yaitu:1. Field study dilakukan selama masing-masing 1 hari dan melibatkan 10 orang

partisipan untuk 1 kelompok. 2. Kelas yang menjadi sampel penelitian tidak diambil secara acak karena mempertimbangkan waktu pelaksanaan. 3. Siswa dari masing-masing kelas yang dipilih, secara acak dipilih lagi untuk menjadi sampel penelitian sehingga terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok media audio, visual dan audio visual. 4. Sebelum memulai pemutaran film, peneliti memberi tahu tujuan penelitian. 5. Penayangan film dilakukan selama satu kali. Setelah itu, partisipan diminta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. 6. Setelah semua prosedur terlaksana, peneliti mengucapkan terima kasih kepada partisipan.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan tekhnik F-test untuk melihat apakah ada pengaruh media audio visual ddan emosi terhadap memori. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p0,05), maka nilai f hitung tidak signifikan, artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan pada masingmasing kelompok eksperimen.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. GAMBARAN RESPONDEN Penelitian dilakukan di salah satu ruang kelas di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Jakarta yang berada di daerah Tangerang Selatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini 32 orang, namun pada Kelompok Eksperimen untuk menghindari terjadinya bias (error) maka dikurangi 2 orang sehingga jumlah sampel keseluruhan menjadi 30 orang, yang dibagi menjadi 3 Kelompok, dan masing-masing kelompok berjumlah 10 orang, yaittu 10 orang masuk ke dalam kelompok eksperimen, 10 orang masuk ke dalam kelompok kontrol 1, dan 10 orang masuk ke dalam kelompok kontrol 2. Bila digambarkan dalam tabel akan terlihat sebagai berikut.

B. HASIL PENGOLAHAN STATISTIK

Descriptive Statistics Dependent Variable:ingatan subjek emosi media film A yang timbul senang Total AV senang Total V senang Total Total senang Total Mean 5.70 5.70 7.60 7.60 6.80 6.80 6.70 6.70 Std. Deviation 1.418 1.418 .516 .516 .789 .789 1.236 1.236 N 10 10 10 10 10 10 30 30

Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:ingatan subjek Type III Sum of Source Corrected Model Intercept Media Emosi media * emosi Error Total Corrected Total Squares 18.200a 1346.700 18.200 .000 .000 26.100 1391.000 44.300 Df 2 1 2 0 0 27 30 29 Mean Square 9.100 1346.700 9.100 . . .967 F 9.414 1393.138 9.414 . . Sig. .001 .000 .001 . .

a. R Squared = ,411 (Adjusted R Squared = ,367)

Between-Subjects Factors N media film A AV V emosi yang timbul Senang 10 10 10 30

Profile Plots

Dari hasi analisa statistik anova two way diperoleh nilai F-test untuk pengaruh Media Audio Visual terhadap ingatan subjek adalah 9,414 dan signifikansi 0,001. Ini artinya adda pengaruh yang signifikan antara media audio visual terhadap ingatan subjek. Nilai F-test untuk pengaruh emosi terhadap ingatan subjek adalah tidak ada dan signifikansi tidak ada. Ini artinya tidak ada pengaruh yang signifikan emosi terhadap ingatan subjek. Sedangkan nilai F-test untuk pengaruh interaksi media dan emosi terhadap ingatan subjek adalah tidak ada dengan nilai signifikansi tiddak ada. Ini artinya tidak ada pengarruh yang signifikan interaksi media dan emosi terhadap ingatan subjek Dari hasil analisis statistik diperoleh nilai signifikansi F sebesar 0,00 (P