· web viewmemberikan pretest pada kelas eksperimen i dan kelas eksperimen ii untuk mengetahui...

127
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan prilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalaui upaya pembelajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan kebutuhan yangsangat penting didalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak-anak sekolah dasar. Menurut Hasbullah (2006:1) menyatakan bahwa “pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai- nilai didalam masyarakat dan kebudayaan”. Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikan bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang pendidikan yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, 1

Upload: dinhtu

Post on 16-May-2018

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan prilaku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalaui upaya

pembelajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan kebutuhan

yangsangat penting didalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak-anak

sekolah dasar.

Menurut Hasbullah (2006:1) menyatakan bahwa “pendidikan sering

diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai

dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan”.

Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikan

bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU No 20 Tahun 2003

pasal 1 ayat 1 tentang pendidikan yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pendidikan yang berkualitas memerlukan tenaga guru yang mampu

dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan

masyarakat. Karena mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya

manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru salah satu faktor

penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan dan perlu memberikan

perhatian besar kepada peningkatan hasil belajar peserta didik di sekolah.

1

1

Page 2:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Banyak cara untuk mendapatkan pendidikan, salah satunya melalui

sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana seseorang bisa mendapatkan

bimbingan, pengajaran, pelatihan dan keterampilan. Melalui sekolah

diharapkan manusia bisa mengembangkan potensinya yang sudah terlihat

ataupun yang masih terpendam.

Salah satu cara mengukur tingkat pemahaman terhadap meteri yang

diberikan di sekolah yaitu melalui hasil belajar, semakin tinggi hasil belajar

peserta didik maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman terhadap materi

yang diberikan.

Semua kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran terhadap

berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, salah satunya dengan

menggunakan media dalam proses pembelajaran, contohnya pada mata

pelajaran IPA. Penggunaan media pada pembelajaran IPA sangat penting

karena dengan adanya media peserta didik akan lebih mudah memahami

materi yang disampaikan.

Menurut Jennah (2009:86) bahwa:

Media specimen yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis atau sebagian dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh

Media specimen membantu peserta didik dalam memahami materi

pelajaran. Media specimen merupakan hal yang sangat penting untuk

membantu peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran yang sulit

dimengerti.

2

Page 3:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Menurut Arif S. Sadirman dkk (2007:7) menyatakan bahwa:

Media specimen adalah media/perantara memang tepat digunakan dalam pembelajaran, selain membantu guru dalam menyampaikan mata pelajaran media specimen juga mempermudah peserta didik menerima pelajaran yang disampaikan guru, karena dalam menggunakan media specimen peserta didik lebih memahami dan mengerti. Sedangkan media mock up merupakan alat tiruan yang sederhana hampir sama (mirip) seperti model yang sebenarnya.

Menurut Jennah (2009:84) bahwa:

Media mock up sering digunakan untuk mengganti benda aslinya. Bila benda aslinya memang tidak ada atau kerena terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan untuk didatangi atau dibawa ke dalam kelas, sehingga dapat diganti dengan media mock up.

Menggunakan media specimen dan media mock up pada proses

pembelajran akan mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang

disampaikan oleh guru. Penggunaan media specimen dan media mock up juga

dapat menumbuhkan minat serta perhatian peserta didik sehingga proses

belajar mengajar menjadi menarik terutama dalam pembelajaran IPA. Dengan

demikian jelas bahwa media memiliki arti, nilai dan manfaat dalam

menunjang pembelajaran, untuk itu media penting digunakan dalam proses

pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada

tanggal 14 bulan Agustus 2013 di kelas II SDN -5 Menteng Palangkaraya

pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, terdapat suatu

permasalahan pada proses pembelajaran. Permasalahan yang dijumpai

peneliti adalah guru lebih banyak menggunakan media mock up sebagai

media pembelajaran dan jarang menggunakan media specimen dalam proses

3

Page 4:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

pembelajaran IPA, hal ini dapat terjadi karena guru di SDN-5 Menteng

Palangka Raya beranggapan bahwa dengan menggunakan media mock up

peserta didik akan lebih mudah menyerap materi yang disampaikan oleh

guru, namun dalam kenyataannya peserta didik masih banyak yang belum

mampu mengikuti proses pembelajaran secara optimal. Dilihat dari hasil

belajar IPA peserta didik kelas II SDN 5 Menteng masih rendah yaitu

dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan nilai KKM

yang ditentukan adalah 65. Dengan nilai KKM yang ditentukan terdapat 16

orang peserta didik kelas IIa yang nilainya masih rendah dengan nilai rata-

rata 40-55. Sedangkan dikelas IIb terdapat 19 orang peserta didik yang

nilainya dibawah KKM, dengan nilai rata-rata 40-50. Sedangkan 12 orang

peserta didik kelas IIa nilainya sudah mencapai nilai KKM yang ditentukan

dengan nilai rata-rata 70-75. Sedangkan dikelas IIb terdapat 10 orang peserta

didik yang nilainya mencapai KKM yang ditentukan dengan nilai rata-rata

65-70. Hal ini sangat bertentangan dengan standar ketuntasan (KKM) SDN -

5 Menteng Palangkaraya yaitu 65 pada Tahun Pelajaran 2013-2014. Oleh

karena itu sangat perlu ada upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan

cara memperbaiki proses pembelajaran dengan cara menggunakan media

specimen.

Mengingat pentingnya pembelajaran IPA dan kelas II SD merupakan

kelas rendah yang tidak bisa lepas menggunakan media dalam proses

pembelajarannya guna membantu guru dalam menyampaikan materi, dengan

digunakan media pada kelas rendah sangatlah tepat guna membantu

4

Page 5:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

pemahaman peserta didik. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan

pembelajaran dengan menggunakan media specimen pada pelajaran IPA kelas

II SDN-5 Menteng Palangka Raya, guna menciptakan suasana pembelajaran

yang aktif dan menyenangkan sekaligus diharapkan peserta didik dapat

memperoleh pengalaman langsung, sehinga dapat menambah kekuatan untuk

menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang

dipelajarinya, sehingga mereka dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta

didik lebih maksimal.

Dari fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar IPA Dilihat dari

Penggunaan Media Specimen dengan Media Mock-up pada peserta didik

kelas II SDN-5 Menteng Palangka Raya”.

Penelitian ini penting dilakukan oleh peneliti guna memberi

perubahan kearah yang lebih baik khususnya kepada guru dan peserta didik

mengenai media specimen dalam proses pembelajaran IPA.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas maka dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Guru lebih banyak menggunakan media mock up di bandingkan

menggunakan media specimen

2. Guru di SDN-5 Menteng Palangka Raya beranggapan bahwa dengan

menggunakan media mock up peserta dididk lebih mudah menyerap

materi yang di sampaikan oleh guru, namun dalam kenyataanya peserta

5

Page 6:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

didik masih banyak yang belum memahami materi yang disampaikan oleh

guru.

3. Masih banyak peserta didik yang belum mampu mengikuti pembelajaran

secara optimal.

4. Hasil belajar IPA peserta didik masih rendah.

C. Batasan masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, maka batasan masalah yang ada di

dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPA pada kelas II SDN -5 Menteng Palangka Raya dengan

materi pokok bagian-bagian utama tubuh hewan serta fungsinya

fungsinya.

2. Media pembelajaran yang di bandingkan dalam penelitian ini adalah

media specimen dengan media mock up.

3. Specimen yang di gunakan dari macam-macam specimen adalah specimen

benda masih hidup yang dapat diwujudkan dalam bentuk aquarium.

4. Specimen benda yang digunakan yaitu ikan Nila, Kura-kuara dan Kepiting

yang disimpan dalam aqurium.

5. Media mock up yang digunakan ikan dari plastik, boneka kura-kura dan

kepiting dari dari plastik.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dipaparkan

di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Apakah hasil belajar IPA

dilihat dari penggunaan media specimen lebih baik dibandingkan dengan

6

Page 7:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

yang menggunakan media mock up pada peserta didik Kelas II SDN-5

Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 .

E. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui hasil belajar IPA, dilihat dari penggunaan media specimen lebih

baik dibandingkan dengan yang menggunkan media mock up pada peserta

didik kelas II SDN-5 Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi peneliti dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya yang

lebih mendalam.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumbangan bagi dunia

pendidikan, sehingga dapat menambah iformasi tentang meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah, dapat dijadikan sebagai acuan supervisi untuk

meningkatkan hasil belajar peserta dididk dengan menggunakan media

specimen dan media mock up pada mata pelajaran IPA.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan agar dapat menggunakan media

pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran contohnya media

specimen dan mock up pada mata pelajaran IPA

7

Page 8:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

c. Bagi peserta didik, agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada mata pelajaran IPA, dengan menggunakan media. Dan

meningkatkan motivasi serta keaktifan peserta didik terhadap mata

pelajaran IPA.

8

Page 9:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Analisis Teoretis

1. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan hal yang sangat penting yang harus

dijalani setiap manusia. Dengan belajarlah manusia dapat merubah

dirinya. Melalui belajar manusia dapat berguna bagi orang lain.

Menurut Jennah (2009:8), bahwa “Belajar merupakan suatu

proses kompleks dan unik, maka dalam mengelola proses

pembelajaran harus di usahakan dapat memberikan fasilitas belajar”.

Menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

sendiri dalam interaksi lingkungan”.

Menurut Sadirman (2007:20) “belajar merupakan tingkah

laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Jadi dapat ditarik kesimpulan belajar adalah usaha mengubah

tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada

individu-individu yang belajar, perubahan tidak hanya berkaitan

dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan,

9

9

Page 10:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

keterampilan, sikap, pengertian harga diri watak serta penyesuaian

terhadap lingkunga

b. Pengertian Hasil Belajar

Dalam suatu proses kegiatan yang dilakukan sesorang tentu

menginginkan suatu hasil. Begitu juga proses belajar mengajar,

setiap pelajaran memilki tujuan yang diharapkan atau dengan

harapan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Menurut Sukis Hendra Kusuma dalam Yulia Fitriani (2009:6)

menyatakan bahwa:

Hasil belajar merupakan tingkah laku terminal dari kegiatan belajar pesreta didik yang diamatai atau dengan kata lain masih merupakan pencerminan proses proses pengajaran yang berlangsung. Hasil yang di capai dalam mata pelajaran disekolah melebihi dari pada rata-rata kelas atau hasil dicapai dilakuakan, dikerjakan, dan lain- lain.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran

atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan penelitian pendidikan.

Dengan adanya pendidikan manusia dapat berkembang sejalan

dengan cita-cita untuk maju, sejahrta dan bahagia menurut konsep

pandangan hidup mereka.

Sedangkan menurut Sudjana (2006:31-33) mengemukakan

bahwa: Hasil belajar dapat dikatakan terlakasana dengan baik

apabila dalam pelaksanaannya senantiasa pada tiga prinsip dasar

berikut ini:

10

Page 11:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

1) Prinsip bahwa keseluruhan hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik adalah apabila evaluasi dilkukan secara bulat,utuh dan menyeluruh.

2) prinsip berkesinambungan bahwa hasil belajar yang baik adalah hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari waktu kewaktu.

3) Prinsip objektifitas bahwa hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif.

Sedangkan menurut Sudjana (2005:45) menyatakan hasil

belajar merupakan:

Proses belajar mengajar keberhasilan diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai peserta didik diukur darisegi prosesnya. Hasil belajar harus nampak dalam tujuan pengajaran, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar mengajar

Jadi diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar adalah

keberhasilan peserta didik setelah melakukan usaha kegiatan belajar

yang lebih baik guna mencapai hasil belajar yang diharapkan.

c. Kriteria Hasil Belajar

Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar

merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila

merujuk pada rumusan keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan

berhasil apabila:

1. Serap terhadap daya bahan pengajaran yang di ajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

2. Prilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh peserta didik baik secara individual maupun kelompok.

3. Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensial mengantarkan materi ketahap berikutnya

11

Page 12:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Ketiga kriteria keberhasilan belajar di atas, bukanlah semata-

mata keberhasilan dari segi kognitif, tetapi memuat aspek

psikomotorik, seperti:

1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang di ajarkan mencapai

prestasi tinggi meupakan harapan setiap guru kepada peserta

didiknya terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam

hal ini peserta didik diharapkan dapat menerima atau menangkap

dengan baik materi yang di sampaikan guru agar mendapat

prestasi tinggi.

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khususnya

(TPK) telah dicapai peserta didik. Dalam hal ini peserta didik

harus mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disusun oleh

guru, karena keberhasilan proses belajar mengajar berpengaruh

dari tercapai tidak tujuannya pengajaran.

3) Terjadinya proses pemahaman yang mengantarkan materi

terhadap materi berikutnya. Proses pembelajaran merupakan

kaitan pembelajaran yang di jalani peserta didik.

Jadi dapat diperoleh kesimpulan tercapai tidaknya tujuan

hasil belajar peserta didik yang ditentukan oleh guru, yaitu dapat

dilihat dari pemahaman peserta didik tentnag materi yang

disampaikan oleh guru, yaitu dengan melihat hasil yang

diperoleh.

12

Page 13:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

d. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Unsur-unsur yang mempengaruhi keberhasilan belajar

menurut Tu’Tulus (2004:52) diantaranya adalah “tujuan, guru,

peserta didik, kegiatan pembelajaran dan evaluasi.”

1) TujuanTujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Semakin jelas dan oprasional tujuan yang dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya, dan sebaliknya.

2) GuruTerpenting bagi guru adalah mengetahui anak didik dengan segala potensi dan kekuatannya sehingga guru cukup melakukan proses darwing out, yakni proses mengeluarkan, membimbing, memotivasi, dan mengeluarkan berbagai potensi yang ada pada anak didik menjadi kekutan belajardan nyata (factual).

3) Peserta didikPerbedaan motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam seluruh sistem dikelas. Perbedaan-perbedaan seperti inilah yang wajib dikelola, diorganisir oleh guru, untuk mencapai tujuan yang optimal. Apibala guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan- perbedaan potensi peserta didik maka sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

4) Kegiatan pengajaranPola umum kegiatan pengajaran adalah terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik dengan bahan prantaranya. Guru yang menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar akan terpenuhi.

5) EvaluasiMemiliki cakupan bukan saja pada bahan ajar, tetatpi pada keseluruhan proses belajar mengajar, bahkan pada alat dan bentuk evaluasi yang dilakukan sudah benar-benar mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang dijarkan dan proses yang dilakukan.

Dengan demikian, semakin tinggi tingkat penguasan peserta

didik terhadap materi pelajaran, maka semakin tinggi pula hasil

belajarnya untuk pelajaran tersebut. Unuk mengetahui bahwa peserta

13

Page 14:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

didiktelah mengalami proses belajar dan telah mengalami

perubahan-perubahan baik perubahan dalam memiliki pengetahuan,

keterampilan ataupun sikap maka dapat dilihat dari hasil belajarnya.

Hasil belajar dapat menunjukan tingkat keberhasilan seseorang

setelah melakukanproses belajar dalam melakukan perubahan dan

perkembangannya.

Hal ini disebabkan hasil belajar merupakan hasil penilaian

atas kemampuan, kecakapan, keterampilan-keterampilan tertentu

yang di pelajari selama masa belajar.

Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu sangat

menentukan perubahan belajar peserta didik, dengan melihat belajar

merupakan merupakan hasil penilaian atas kemampuan, kecakapan,

keerampilan, tertentu yang dipelajari selama belajar. Semakin

tinnggi hasil yang diperoleh maka semakin tinggi pula perubahan

yang dialami peserta didik.

2. Pembelajaran IPA

a. Pengertian IPA

Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran

tentang alam dan mempunyai hubungan yang luas tekait dengan

kelangsungan hidup manusia dimuka bumi ini. IPA sangat berperan

dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi saat ini.

Menurut Santi Dwiki dan Sri Yuniati (2006:9-10) mengatakan

bahwa:

14

Page 15:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

IPA merupakan suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas, yakni dengan melakukan observasi dan seterusnya, berkaitan antara cara satu dengan cara yang lainnya.

Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa

IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar manusia.

Oleh karena itu IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam

setiap bentuk pengajaran akan lebih dikenakan pada bukti dan ilmu

yang diperoleh.

b. Tujuan Pembelajaran IPA

Setiap pembelajaran mempunyai suatu tujuan, karena

dengan adanya suatu tujuan peserta didik diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan dalam memiliki pengetahuan

keterampilan dan sikap sesuai dengan apa yang menjadi keinginan

seorang guru. Begitu juga degan pelajaran IPA yang memiliki tujuan

dalam pembelajarannya.

Depertemen Pendidikan Nasional (2006:7) menyatakan

tentang tujuan pembelajaran IPA di SD/MI sebagai beikut:

a. Memperoleh keyakinan tehadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya;

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep konsep IPA yang dapat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tau, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling menmpengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat;

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;

15

Page 16:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memilihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;

e. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai ciptaan Tuhan;

f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk menlanjutkan ke SMP/MTs.

Jadi diperoleh kesimpulan secara umum pembelajaran IPA

mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan

pengetahuan,pemahaman, dan keterampilan serta kesadaran tentang

manfaat, pesan dan pentingnya IPA dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga pesereta didik ikut serta dalam memilihara dan menjaga

serta melestarikan lingkungan alam dan juga menyadari akan

kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dengan menghargai berbagai

bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini

c. Hasil belajar IPA

Hasil belajar IPA merupakan bagian terpenting dari proses

pembelajaran IPA, proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila

hasil belajar peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh

sekolah, oleh karena itu hasil belajar IPA hendaknya menjadi

perhatian bagi semua pendidik. Hasil belajar diidentifikasikan

sebagai kemampuan kognitif yang dimiliki oleh peserta didik sangat

erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang

direncanakan atau dirancang oleh pendidik sebelumnya.

16

Page 17:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Menurut Sudjana (2005:35) hasil belajar IPA adalah:

Hasil belajar ini dipengaruhi oleh kemampuan guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran untuk itu guru dituntut menguasai taksonomi hasil belajar yang selama ini dijadikan sebagai pedoman dalam perumusan tujuan intrusional

Hasil belajar IPA ditandai dengan kemampuan-kemampauan

awal dan perubahan tingkah laku yang dimiliki peserta didik setelah

menerima pembelajaran IPA.

Menurut Hamalik (2006:30) yaitu, “Bila seseorang akan

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak mengerti

menjadi megerti.”

Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud hasil belajar IPA adalah kemampuan yang dimiliki peserta

didik setelah mengalami proses belajar IPA dan hasil belajar IPA

tersebut dapat berupa nilai, kemampuan-kemampuan dan

pengetahuan yang diperolehnya yang menunjukan adanya perubahan

tingkah laku.

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau

“pengantar”. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehinga dapat

17

Page 18:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

merangsang pikiran, perasaan, perhatian danminat serta perhatian

peserta didik sedemikian rupa sehinga proses belajar terjadi.

Menurut Munadi (2008: 7-8), mengemukaan bahwa :

Media merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipa lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Menurut Rodhatul Jennah (2009:2), “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untukmenyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,minat, pikirandan perasaan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu”.Sedangkan menurut Arif S. Sadirman dkk (2007:7), menyatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.

Dari pendapat para ahli yang telah dikemukaan diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa media adalah sarana atau alat untuk

menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan dari pengirim

kepenerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiandan

minat sehingga terjadi proses pembelajaran.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Kemp & Dayton (2009:23) mengatakan bahwa:

Manfaat media pembelajaran adalah penyampaian menjadi lebih baku, lebih menarik, lebih interaktif, waktu pembelajaran dapat dipersingkat, kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, pembelajaran dapat diberikan kapan dan dan dimana diinginkan atau diperlukan, sikap positif pebelajar dapat ditingkatkan, peran pembelajar dapat berubah kearah yang lebih positif.

18

Page 19:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

4. Media Specimen

a. Pengertian Media Specimen

Menurut Jennah (2009: 86-87), mengemukaan bahwa:

Specimen artinya barang contoh,yaitu barang-barang asli yang di jadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya,atau sebagian dari sejenis, atau sebagian dari sekelompok benda yang sama untuk di jadikan contoh.

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa benda

yang digunakan sebgai benda Specimen dari benda aslinya atau benda

yang mewakili dari sejenis atau sekelompok benda yang sebenarnya.

b. Macam-Macam Specimen

Menurut Jennah (2009:89), mengemukakan bahwa:

1) Specimen benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarum, terrarium, dan insectarium

2) Specimen benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidermi hewan tiruan yang kulitnya yang sudah dikeringkan

3) Specimen benda yang tak hidup, misalnya batu-batuan pasir tanah

4) Specimen identitas, misalnya tanda tangan.

Dari macam-macam specimen yang sudah di paparkan dapat di

tarik kesimpulan bahwa media specimen ini sangat tepat digunakan

dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya media specimen

akan memperkuat dan memperjelas materi yang disampaikan oleh

guru.

19

Page 20:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

c. Tujuan Penggunaan Media Specimen

1) Memperjelas materi pelajaran

2) Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti

3) Merangsang minat untuk menambah pengetahuan

4) Mendorong untuk berpikir dan menyelidiki sendiri

5) Menyediakan bahan untuk membuat papan peragaan atau

pameran

Jadi diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media

specimen ini sangat membantu guru dalam menyampaikan meteri,

karena dengan adanya media specimen akan memperjelas materi

yang disampaikan, menimbulkan minat, perhatian serta menambah

pengetahuan dan mendorong peserta didik untuk berpikir

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Specimen

1. Kelebihan Penggunaan Media Specimen antara lain :

a. Pertama (Nana sudjana, dalam Santika, 2011) adalah sebagai berikut: pertama kemampuan fiksatif, artinya dapat menagkap, menyimpandan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilemkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat dilanjutkan dan diamati kebali seperti kejadian aslinya.

b. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya,warnanya, sereta dapat pula diulang- ulang penyajiannya.

c. Ketiga, kemampuan distributif artinya mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak.

2. Kekurangan Media Specimen antara lain :a. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak

mengetahui artinya. Hal ini karena biasanya guru mengajar

20

Page 21:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cendrung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.

b. Salah tafsir artinya dengan istilah dengan kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.

c. Perhatian tidak terpusat, terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pembelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.

.e. Langkah-langkah Penggunaan Media Specimen

Langkah-langkah dalam penggunaan media specimen yaitu:

Menurut Jennah (2009:90), mengemukakan bahwa:

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media specimen.

2. Persiapan guru dengan memilih media dengan menetapkan media specimen guna dimanfaatkan guru mencapai tujuan.

3. Persiapan kelas. Persiapan anak didik dipersiapkan sebelum pengajaran dengan media specimen dmiulai. Guru memotivasi peserta didik agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media specimen.

4. Menyajikan pelajaran dengan memanfaatkan media spcimen. Media specimen digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi mengenai bentuk tubuk ikan serta fungsinya.

5. Kegaitan belajar, guru memperlihatkan media specimen dengan mengenalkan bentuk tubuh ikan serta fungsinya, kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya apa bila ada materi yang dipahami.

6. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana tercapai sekaligus dapat menilai sejauh mana penggunaan media specimen sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan belajar IPA.

Dari penjelasan di atas, jelas terlihat bagaimana langkah

langkah dalam menggunakan media specimen. Melalui langkah-

langkah yang telah dirancang tersebut diharapkan tujuan dengan

menggunakan media specimen dapat tercapai dengan baik.

21

Page 22:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

5. Media Mock Up

a. Pengertian Media Mock Up

Ada beberapa macam media yang dapat digunakan pada saat

proses pembelajaran yaitu salah satunya adalah media Mock up.

Menurut Nana sudjana dkk (dalam Nafi Mubarok: 2012)

menyatakan bahwa: Mock up adalah salah suatu penyederhanaan

susunan bagian pokok dari suatau proses atau sistem yang lebih

ruwet. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga

aspek-aspek utama dari suatu proses mudah di mengerti.

Sedangkan menurut Jennah (2009:84) menyatakan bahwa:

Mock up atau alat-alat tiruan sederhana hampir sama (mirip) seperti model yang disederhanakan. Mock up atau alat tiruan sederhana dimaksudkan adalah tiruan dari benda sebenarnya dan dipilih dari bagian-bagian yang penting untuk disederhanakan agar memudahkan untuk mempelajarinya.

Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu

media Mock up adalah alat tiruan yang dibuat atau disederhanakan

hampir sama atau mirip dengan yang sebenarnya.

b. Manfaat Media Mock Up

Menurut Jennah (2009: 84) manfaat digunakan media mock

upantara lain:

1) Siswa mengetahui proses perubahan yang terjadi2) Dapat melatih keterampilan karena tidak hanya melihat

tetapi perlu mencobanya3) Membangkitkan motivasi untuk membuat dan meniru objek

yang dipelajarisecara sederhana. Jadi dapat ditarik kesimpulan manfaat digunakan media mock

up dalam proses pembelajaran yaitu dapat merangsang pikiran,

22

Page 23:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

perhatian, serta melatih keterampilan peserta didik, dan

membangkitkan motivasi untuk membuat atau meniru obyek yang

dipelajari secara serderhana.

c. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Media Mock Up

Menurut Jennah (2009:92), mengemukakan bahwa;

1. Kelebihan Pengguanaan Media Mock Upa) Memberikan pengalaman secara langsung.b) Dapat menunjukan objek secara utuh baik kontruksi

maupun cara kerja.c) Dapat memperlihat struktur organisasi secara jelas.d) Dapat menunjukan alur suatu proses secara jelas.

2. Kekurangan Penggunaan Media Mock Upa) Tidak dapat mencapai sasaran dalam jumlah besar b) Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan

perawatan yang rumitc) Untuk membuat alat peraga membutuhkan biaya yang

besard) Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya.

Jadi dapat disimpulan bahwa setiap media pembelajaran itu mempunyai kelemahan dan kelebihan dari kelebihan tersendiri maka oleh sebab itu sebagai calon guru diharapkan bisa memilih media pembelajaran secara tepat dan menyesuaikan dengan materi yang ingin disampaikan.

d. Langkah-langkah Penggunaan Media Mock Up

Langkah-langkah penggunaan media mck up dalam proses

pembelajaran:

Menurut Sudjana (2004:102), mengemukakan

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media mock up.

2. Persiapan kelas. Anak didik dan kelas dipersiapkan sebelum pengajaran dengan media specimen dimulai. Guru memotivasi peserta didik agarmenilai, menganalisis, menghayati, pelajaran dengan menggunakan media mock up

3. Menyajikan pelajran dengan memanfaatkan media mock up media gambar digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi mengenai bagian tubuh ikan.

23

Page 24:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

4. Kegiatan belajar, guru memperlihatkan media mock up dengan mengenal bagian tubuh ikan dan fungsinya, kemudian peserta didik diberi kesempatan untu bertanya apa bila ada materi yang kurang jelas.

5. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pengajaran tercapai sekaligus dapat menilai sejauh mana penggunaan media mock up sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan belajar IPA.

B. Kerangka Berpikir

Peran media pembelajaran khususnya media specimen dan media

mock up dalam proses belajar mengajar sangat penting terutama untuk

meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik. Penggunaan media specimen

dan media mock up adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk

memperbaiki hasil belajar IPA peserta didik, pengunaan media pembelajaran

secara tepat dapat mengatasi sikap pasif peserta didik karena media

pembelajaran berguna untuk menimbulkan kegiatan belajar, pembelajaran

dengan mengunakan media sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta

didik terutama hasil belajar IPA. Penggunaan alat bantu yang berupa media

specimen dan media mock up maka akan membantu peserta didik untuk

mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan karena kegiatan belajar

dengan menggunakan media akan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh

peserta didik. Penggunaan media specimen dan media mock up dalam

pembelajaran maka diharapakn hasil dan proses pembelajaran akan berjalan

lebih baik lagi.

Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

ini adalah sebagai berikut:

24

Page 25:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

1. Purwahyuni (2010) dengan judul “Penggunaan media specimen

pembelajaran ilmu pengetahuan alam untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik kelas IV SDN Kebonagung 06 Malang”hasil penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan media specimen pada pembelajaran IPA

pada peserta didik IV SDN Kebonagung 06 Malang dapat dilaksanakan

dengan baik, dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri dari dua

pertemuan. Hal ini terbukti pada setiap siklus seluruh indikator dapat

tercapai dengan baik sesuai RPP yang dibuat. Penggunaan media

specimen juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini

terbukti dari rata-rata sebelumnya yaitu 69 dengan ketuntasan belajar

kelas 65,22% pada siklus I meningkat menjadi 79 dengan ketuntasan

belajar kelas sebesar 89,13% pada siklus II. Selain itu, penggunaan media

specimen juga terbukti meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran

berlangsung. Dalam hal ini siswa juga memberikan tanggapan positif,

yaitu mereka merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan lebih

mudah memahami materi yang diajarkan.

Berdasarkan penjelasan di atas jadi dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan media specimen dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik kelas IV SDN Kabong

2. Silamsari, Erik. (2010) dengan judul “Meningkatkan hasil belajar peserta

didik melalui media specimen pada mata pelajaran IPA kelas III MI

Zainiyah tempel kecematan Gembol Kabupaten Pasuruan” Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media specimen pada materi

25

Page 26:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

penggolongan tumbuhan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa. Dari hasil observasi skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada

siklus I 58,0 dan siklus II 73,4. Sehingga mengalami peningkatan dari

hasil observasi siklus I ke siklus II sebesar 15,4. Sedangkan pada

observasi awal nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,5 siklus I 73,3

dan pada siklus II 81,2. Sehingga mengalami peningkatan dari observasi

awal ke siklus I sebesar 8,8 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,9. hal

ini menunjukkan bahwa penggunaan media specimen dapat meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas III MI Zianiyah

Tempel Kecamatan Gembol Kabupaten Pasuruan. Untuk itu disarankan

bagi guru untuk menggunakan media pada saat pembelajaran. Bagi

sekolah disarankan dapat menyediakan sarana dan prasarana

pembelajaran.

Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan

bahwa penggunaan media specimen dapat meningkatkan hasil belajar

aktivitas dan hasil belajar IPA peserta didik kelas III MI Zainiyah tempel

Kecematan Gembol Kabupaten Pasuruan.

C. Hipotesis Tindakan

Menurut Sukardi (2005:41) “hipotesis adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah yang kebenarannya masih perlu diuji atau dites

dengan data yang asalnya dari lapangan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa

hipotesis adalah anggapan sementara yang kebenarannya harus diuji terlebih

dahulu.

26

Page 27:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan hipotesis dalam

penelitian ini yaitu bahwa: “Hasil belajar IPA dilihat dari penggunaan media

specimen lebih baik dibandingkan dengan media mock up pada peserta didik

kelas II SDN-5 Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014”.

27

Page 28:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai bulan

Desember tahun 2013, sedangkan penelitian dilakukan terhadap kelas II

Sekolah Dasar Negeri-5 Menteng Palangkaraya Tahun Pelajaran

2013/2014 dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1Jadwal Penelitian

No Kegiatan Agus Sept Okt Nov Des1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Menyusun Proposal x x x x

2 Seminar Proposal x

3 Revisi Proposal x x

4 Bimbingan Skripsi x x x x

5 Pelaksanaan Penelitian x x X

6 Laporan Hasil Penelitian

x

7 Ujiian skripsi x

8 Revisi Skripsi x X

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan terhadap kelas II Sekolah Dasar

Negeri-5 Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun

alasan memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian karena ada fenomena

atau permasalahan yang penting untuk diteliti.

28

Page 29:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

B. Metode Penelitian

Metode penelitian beperan penting dalam penelitian, oleh sebab itu

penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut Sugiyono

(2010:72), mengemukakan bahwa: “metode penelitian eksperimen dapat

diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendali”. Sedangkan

menurut Naszir (2005:272) mengemukakan bahwa: “Penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang maksudnya untuk mengetahui ada tidak akibat

dari sesutau yang dikenakan pada subjek yang di teliti”. Dengan kata lain

metode eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya perbedaan hubungan

sebab akibat, caranya dengan membandingkan kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2.

Jadi dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah untuk

mencari ada tidaknya perbedaan, hubungan, sebab, akibat, dengan cara

membandingkan antara dua kelas. Yaitu hasil kelas eksperimen 1, di

bandingkan dengan kelas eksperimen 2, apakah ada perbedaan hasil setelah

diberi perlakuan.

Desain penelitian eksperimen

Desain yang gunakan dalam penelitian ini adalah“Randomized

subjects, pretest-posttest two Group experiment”untuk lebih jelasnya dapat

dilihat dari tabel dibawah ini:

29

Page 30:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Tabel 2Desain Penelitan Eksperimen Randomized subjects, pretest-posttest two

Group experiment

Kelas Pretest Perlakuan Postes

Eksperimen I Y1 X1 Y2

Eksperimen II Y1 X2 Y2

Sukardi (2005:185)

Keterangan :

X1 = Perlakuan dengan media mock up

X2 = Perlakuan dengan media specimen

Y1 =Pretest

Y2 = Postest

Berdasarkan pada tebel di atas dapat di uraikan langkah-langkah

eksperimen sebagai berikut:

1. Menentukan kelas IIA dan IIB sebagai kelas ekperimen I dan kelas

eksperimen II.

2. Memberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan.

3. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen I berupa media specimen

sedangkan kelas eksperimen II diberikan perlakuan berupa media mock

up.

Memberikan postest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II,

untuk mengetahui kemampuan ahir setelah memberikan perlakuan kemudian

dibandingkan untuk menjawab hipotesis.

30

Page 31:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Menurut

Margono (2010:118) “Populasi adalah seluruh data yang menjadi

perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas II yakni

kalas IIA dan IIB SDN -5 Menteng Palangkaraya Tahun 2013/2014 yang

berjumlah 67 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut:

Tabel 3Populasi Penelitian

No KelasJenis kelamin

Jumlah KeteranganL P

1. IIA 12 16 28 Eksperimen1

2. IIB 10 17 27 Eksperimen2

Jumlah 55

Sumber Data : Tata Usaha SDN-5 Mentang Palangkaraya

31

Page 32:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah populasi

penelitian,hal ini sejalan dengan pendapat seorang ahli yang

mengemukaan “sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang di

pilih untuk sumber data untuk penelitian Sukardi (2003.56)”.

Sedangkan menurut Arikunto (2006:131), “Adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Karena jumlah populasi tidak terlalu besar,

maka seluruh jumlah anggota populasi ditetapkan sebagai sampel

(penelitian populasi)”. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu

peserta didik kelas IIA dan IIB SDN-5 Menteng Palangkaraya.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan data penelitian untuk menggambarkan secara abstrak suatu

fenomena. Menurut Sugiyo

no (2007) variabel pada dasarnya “Segala sesuatu yang berbentuk

apa saja ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.

Suryono (2008:36) mengemukakan ada dua jenis variabel yaitu :

a. Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap menentukan. Variabel ini dapat merupakan faktor resiko, predator kuasa atau penyebab

b. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi, variabel terikat disebut juga kejadian, iuran, manfaat, efek, atau dampak.

32

Page 33:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Berdasarkan teori variabel bebas adalah (penggunaan media) dan

variabel terikat (hasil belajar IPA).

2. Definisi Operasional

Berdasarkan teori di atas maka variabel bebas dalam penelitian ini

adalah (penggunaan media) dan variabel terikat adalah (hasil belajar).

a. Media Specimen adalah barang-barang asli yang dijadikan sebagai

contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari

sejenis atau sebagian dari sekelompok benda yang sama untuk

dijadikan contoh. Dengan menggunakan media specimen akan

mempermudah peserta didikmengerti pelajaran yang disampaikan

oleh guru.

Adapun langkah – langkah penggunaan media specimen yaitu:

1) Guru menciptakan kondisi belajar yang kondusif sebelum

pelajaran dimulai, guru juga merumuskan tujuan pengajaran dan

menyiapkan media specimen yang berhubungan dengan materi

yang disampaikan.

2) Guru memperlihatkan atau menunjukan media specimen yang

akan digunakan dalam pembelajaran.

3) Guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan media

specimen.

4) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang penjelasan yang masih kurang dipahami.

33

Page 34:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

5) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik, untuk

mengetahui kemampuan setelah diberi pembelajaran

menggunakan media specimen.

Dari penjelasan di atas, jelas terlihat bagai mana langkah-

langkah dalam menggunakan media specimen. Melalui langkah-

langkah yang telah dirancang tersebut diharapkan tujuan

pembelajaran dengan menggunakan media specimen dapat tercapai

dengan baik.

b. Media mock up yaitu suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari

suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian-

bagian pokok untuk itu ubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu

proses mudah dimengerti siswa.

Adapun langkah-langkah penggunaan media mock up yaitu:

1) Guru menciptakan kondisi belajar yang kondusif sebelum pelajaran

dimulai, guru juga merumuskan tujuan pengajaran dan menyiapkan

media mock up yang berhubungan dengan materi yang

disampaikan.

2) Guru memperlihatkan atau menunjukan media mock up yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

3) Guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan media

mock up.

4) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

bertanya tentang penjelasan yang masih kurang dipahami.

34

Page 35:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

5) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik, untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik dengan pembelajaran

menggunakan media mock up.

E. Teknik Pengumpulan Data dan instrumen

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam pengumpulan ini adalah sebagai

berikut:

a. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ialah tes.

b. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk memahami atau

mengukur dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan sudah

ditentukan”.Suharsimi Arikunto (2007:53). Tes yang digunakan

untuk memperoleh data hasil belajar pada pembelajran IPA peserta

didik kelas IV SDN-5 Menteng Palangkaraya adalah tes hasil belajar.

Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data berupa tes (pre tes

dan post tes).

2. Instrumen Pengumpulan Data

Agar data yang diperoleh lebih baik, maka peneliti menggunakan

instrumen atau alat.

a. Pretest (Tes Awal)

Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal

peserta didik yaitu untuk melihat keberhasilan peserta didik, sebelum

menggunakan media specimen dan media mock up.

35

Page 36:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Tabel 4Kisi-kisi Pre Test

Standar kompentisi Kompetensi dasar Indikator Nomor Item Jumlah

Soal

Mengenal berbagai macam hewan disekitar rumah dan sekola beserta ciri-ciri hewan

Mengenal nama-nama hewan dan ciri-ciri hewan melaui pengamatan

1. Menyebutkan nama-nama hewan

2. Menjelaskan ciri-ciri hewan secara sederhana

1,2,3,4,5,6,7,8,9

10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,2324,25

9

16

Jumlah 25

b. Post test (Test Akhir)

Post tes yaitu tes ahir yang digunakan untuk mengetahui hasil

belajar IPA setelah belajar menggunakan media specimen dan media mock

up.

Tabel 5Kisi-kisi Post Test

Standar kompentisi Kompetensi dasar Indikator Nomor Item Jumlah

Soal

Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,pertumbuhan hewan,dan tumbuhan sertta berbagi tempat hidup mahuk hidup.

Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan

1. Menjelaskan bagian-bagian tubuh ikan dan fungsinya.

2. Menjelaskan bagian-bagian utama tubuh kura-kura dan fungsinya

3. Menjelaskan bagian-bagian utama tubuh kepiting dan fungsinya

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10

11,12,13,14,15,16,17,18,19

20,21,22,23,24,25,

10

9

6

Jumlah 25Sumber: (Wljinah,Anis Dyah Rufaida 2010)

36

Page 37:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

c. Uji Coba Instrumen

Instrumen yang baik harus diuji, oleh karena itu maka untuk menguji

insrumen diperlukan uji validitas dan uji realibilitas yaitu :

a. Uji Validitas Isi

Validitas isi dilakukan untuk menguji soal tes.Untuk menguji

validitas isi, dapat digunakan pendapat dari para ahli ( Judgment

exsperts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-

aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,maka

selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya

tentang instrumen yang disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi

keputusan intrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,dan mungkin

dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan yaitu dua orang

validator.Pengujian validitas isi yaitu meminta bantuan dua orang dosen

ahli ;

b. Analisis daya pembeda

Menurut suryanto (2009:.22) mengatakan bahwa “Analisis

pembeda adalah untuk mengetahui seberapa jauh butir soal tersebut

dapat membedakan kemampuan individu peserta tes”. Butir soal yang

didukung daya beda yang baik akan mampu membedakan perserta

didik yang mempunyai kemampuan yang rendah. Adapun daya

pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

DP = PA – PB

37

Page 38:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

=

B A

J A−

B b

J B

Keterangan :

DP = Indeks daya butir soal

BA = Banyak kelompok atas menjawab benar.

JA = Banyak kelomopok atas

BB = Banyak kelompok bawah yang menjawabab benar

JB = Banyak kelompok bahwah

c. Analisis tingkat kesukaran

Menurut Suryanto ( 2009 :23) mengatakan bahwa:

Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang, atau sukar”. Suatu butir soal dikatakan mudah jika sebagian peserta didik dapat menjawab dengan benar. Besarnya tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan terhadap setiap butir soal.

Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal

adalah sebagai berikut :

P= BN

Keterangan :

P = Indeks kesukaran butir soal

B= Jumlah peserta tes yang menjawab benar

N= Jumlah seluruh peserta didik.

Untuk membantu mengukur item soal diperlukan ITEMAN ,

berdasarkan pendapat Rahmah Zulaiha (2008:9) menyatakan bahwa:

38

Page 39:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Agar file data dapat dianalisis dengan program iteman diperlukan 4 baris perintah sebagai Kontrol (Control line) yang diketik dari baris pertama kolom pertama. Jadi 4 baris perintah tersebut tepat beradadi atas data. 4 baris pertama sebagai baris kontrol tersebut sebagai.1. Baris pertama

Baris pertama berisi 10 digit/kolom yang berkaitan soal dan jawaban sisawa. Ada pun 10 kolom tersebut adalah kolom 1-3 disi dengan angka yang menunjukan butit soal yang di analisis. Kolom 1 untuk ratusan, kolom 2 untuk puluhan dan kolom 3 untuk satuan. Banyak soal yang dapat di analisis paling banyak 250 soal.

2. Baris kolom Baris kedua berisi banyak jawaban. Bila data siswa diketik dengan huruf kecil, maka kunci jawaban diketik dengan huruf kecil. Bila kunci jawaban siswa diketik dengan huruf kapital/besar maka kunci jawaban diketik dengan huruf kapital/besar. Bila data jawaban siswa diketik dengan angka, maka kunci jawaban diketik dengan angka.

3. Barisan ketiga Barisan ketiga berisis banyak jawaban (option) untuk setiap soal. Dimungkinkan daalam satu paket tes, banyak pilihan jawaban option setiap soal berbeda.

4. Baeis ke empat Baris keempat berisi kode ‘’Y” atau “”N”. Bila seluruh soal akan dianalisis, maka ketik “Y” untuk soal tersebut. Bila tidak analisis ketik “N”. Baris keempat dapat juga berisi skla tes (“0”, “1”,”2” dan seterusnya). Bila seuah perangkat tes terdidri dari subtes-subtes yang akan di analisis persubtes, maka untuk setiap soal diketik skala tesnya (“0”, “1”, “2” dan seterusnya).

d. Uji Reliabilitas

Menurut Azwar (2004:4) menyatakan bahwa, “Reabilitas

merupakan penerjemah dari kata reliability yang mempunyai asal kata

rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut

sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).” Instrumen yang baik

tidak akan bersifat tendensius mengarah respinden untuk memilih

jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya juga

39

Page 40:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap

sama (konsiten). Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal

(stability/tes retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara

internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen)

Pengujian reliabilitas intrumen menggunakan teknik lebih dua

dari Spearman Brown. Adapun rumus yang digunakan sebagai

berikut :

ri = 2 rb1+rb

Dimana :

R1= reliabilitas internal seluruh instrumen

Rb = korelasi product momernt antara bahan pertama dan bahan kedua

(Sugiyono,2010:278)

Untuk memutuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak hingga dapat

memberikan penafsiran terhadap koefisien yang diperoleh, maka

dalam menentukan seberapa kuat hasil yang diperoleh maka dapat

berpedoman dengan pendapat Sugiyono (2010:216) pada kategori

sebagai berikut:

1) 0,000-0,199: sangat tidak reliabel

2) 0,200-0,399: tidak reliabel

3) 0,400-0,599: cukup reliabel

4) 0,600-0,799: reliabel

5) 0,800-1,000: sangat reliabel.

40

Page 41:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Untuk menganalisis soal yang akan digunakan untuk penelitian,

maka soal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan. Uji coba soal

dilakukan di SDN 4 Menteng setelah soal tersebut dikerjakan oleh

peserta didik , kemudian hasil tersebut dianalisis dengan menggunakan

aplikasi ITEMAN (item and analysis) versi 3.00.

Menurut Rahma Zulaiha (2008:17) mengemukakan beberapa

ktriteria indeks klasifikasi pada hasil dari aplikasi ITEMAN yaitu

sebagai berikut:

Tabel 6Kriteria Indeks Klasifikasi Butir Tes

Tingkat Kesukaran

(Prop Correet)

Daya Pembeda(Buser dan Point Biser)

Penyebaran Jawaban

(Pro.Endrosing)

TK < 0,3 Sukar DP > 0,25 Diterima > 0,025 sudah Berfungsi

0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang

0< DP ≤ 0,25 Diperbaiki

< 0,025 Tidak Berfungsi

TK > 0,7 Mudah DP ≤ 0 Ditolak

Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh hasil yaitu dari 25

soal pre tes yang diujikan semuanya termasuk kategori baik

sehingga dapat digunaka sebagai instrumen penelitian. Jumlah item

soal yang digunakan dalam penelitian 25 item soal, yang

digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik.

41

Page 42:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

sedangkan soal pos tes, dari 25 soal yang diuji dengan aplikasi

ITEMAN, semua soal termasuk kategori baik, sehingga jumlah

instrumen yang digunakan dalam penelitian pada kemampuan akhir

peserta didik yaitu berjumlah 25 item soal. (Perhitungan

selengkapnya terdapat pada halaman lampiran). Berikut ini adalah

rekapitulasi hasil uji ITEMAN soal pre tes dan pos tes menurut

Rahma Zulaiha (2008) apabila daya pembeda yang digunakan

adalah point biser yaitu sebagai berikut:

Tabel 7Rekapitulasi Uji Iteman Soal Pre Tes

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran

JawabanKeterangan

Soal

1. 0,33 (Sedang) 0,028 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik

2. 0,7 (mudah) 0,486 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

3. 0,857 (mudah) 0,075 (Direvisi) Pengecoh B Tidak Berfungsi Baik

4. 0,714 (rendah) 0,090 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik

5. 0,370 (Sedang) 0,033 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik

6. 0,704 (Mudah) 0,262 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

7. 0,185 (Sukar) 0,654 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

8. 0,444 (Sedang) 0,467 (Diterima) Pengecok CTidak berfungsi Baik

9. 0,259 (Sukar) 0,592 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

10. 0,185 (Sukar) 0,070 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi Baik

11. 0,185 (Sukar) 0,008 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik

12. 0,370 (Sedang) 0,407 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi Baik

42

Page 43:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran

JawabanKeterangan

Soal

13. 0,556 (sedang) 0,301 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

14. 0,148 (Sukar) 0,225 (Ditolak)Semua Pengecoh

berfungsi Baik

15. 0,33 (Sedang) 0,689 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

16. 0,407 (Sedang) 0,385 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

17. 0,185 (Sukar) 0,406 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi Baik

18. 0,185 (Sukar) 0,111 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

19. 0,519 (Sedang) 0,716 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

20. 0,370 (Sedang) 0,595 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

21. 0,370 (Sedang) 0,574 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

22. 0,481 (Sedang) 0,349 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

23. 0,444 (Sedang) 0,730 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

24. 0,667 (Sedang) 0,270 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

25. 0,630 (Sedang) 0,570 Semua Pengecoh berfungsi Baik

Tabel 8

Rekapitulasi Uji ITEMAN Soal Post Test

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran

JawabanKeterangan

Soal

1. 0,704 (Sukar) 0,083 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik

2. 0,407 (Sedang) 0,224 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

3. 0,953 (Sedang) 0,224 (Ditolak)Pengecoh B tidak

berfungsi Baik

4. 0,407 (Sedang) 0,169 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik

43

Page 44:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Nomor Soal

Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran

JawabanKeterangan

Soal

5. 0,444 (Sedang) 0,444 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

6. 0,667 (Sedang) 0,407 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi

7. 0,370 (Sedang) 0,277 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

8. 0,481 (Sedang) 0,743 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

9. 0,704 (Mudah) 0,623 (Diterima) Pengecoh B Tidak berfungsi Baik

10. 0,556 (Sedang) 0,790 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

11. 0,556 (Sedang) 0,817 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

12. 0,519 (Sedang) 0,556 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

13. 0,519 (Sedang) 0,339 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

14. 0,519 (Sedang) 0,545 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

15. 0,407 (Sedang) 0,447 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

16. 0,333 (Sedang) 0,668 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

17. 0,519 (Sedang) 0,449 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

18. 0,444 (Sedang) 0,064 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

19. 0,370 (Sedang) 0,702 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

20. 0,481 (Sedang) 0,606 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

21. 0,630 (Sedang) 0,531 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

22. 0,407 (Sedang) 0,503 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

23. 0,407 (Sedang) 0,531 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

24. 0,296 (Sukar) 0,771 (Diterima)Semua Pengecoh

berfungsi Baik

25. 0,667 (Sedang) 0,348 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik

44

Page 45:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini

adalah uji-t karena penelitian ini bertujuan untuk mencari perbedaan hasil

belajar IPA.Maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

t =

X 1−X 2

√ S 12

n1+

S 22

n 2

Sugiyono (2010:134)

Keterangan

t = Nilai hitungan

X 1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen 1

X 2 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen 2

S21 = Varian data pada kelompok eksperimen 1

S22 = Varian data pada kelompok eksperimen 2

n1 = Banyaknya subjek pada kelompok eksperimen 1

n2 = Bnyaknya subjek pada kelompok eksperimen 2

Ketika pengambilan keputusan

Jika thit> ttabel=lebih baik

Jika thit< ttabel=tidak lebih baik

45

Page 46:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

46

Page 47:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Visi dan Misi

SDN 5 Menteng Palangka Raya memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan berkualitas, siswa

siswi yang cerdas, terampil, berprestasi, beriman, dan taqwa kepada

tuhan yang maha dan berbudi pekerti luhur melalui kegiatan belajar

mengajar yang optimal dengan tidak meninggalkan budaya

lingkungan bersih, sehat, aman dan tertib.

b. Misi

1) Mewujudkan penataan administrasi pendidikan di sekolah yang

tertib, rapi, transparan, dan bertanggung jawab berlandaskan

manajemen berbasis sekolah dengan upaya memaksimilasi peran

aktif melalui komite sekolah,

2) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan pendekatan

pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM).

3) Meningkatkan sumber daya manusia SD. Negeri 5 Menteng

melalui program pendidikan baik formal maupun informal.

4) Meningkatkan lingkungan yang asli melalui pemeliharaan yang

berkesinambungan.

46

47

Page 48:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

2. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan di SDN 5Menteng Palangka

Rayadari kelas I s/d kelas VI adalah Kurikulum Tingkat Satuan

pendidikan (KTSP).

3. Kepegawaian

SDN 5Menteng Palangaka Raya memiliki tenaga pendidik dan

staf sebagai berikut:

Tabel 8Daftar Kepegawaian SDN 5 Menteng Palangka Raya

NO NAMA JABATAN

1 Falentina S.Pd. M. MPd Kepala Sekolah

2 Anas T. Tambangan, S.IP Guru Kelas

3 Hinie, S.Pd Guru Kelas

4 Terkelin, S.Pd Guru Kelas

5 Rumbai M.Gaman, A.Ma Guru Kelas

6 Rusebae, S.Pd Guru Kelas

7 Genie, S.Pd Guru Kelas

8 Sidae, S.Pd Guru Kelas

9 Karlie, A.Ma.Pd Guru Kelas

10 Emelia, A. Ma Guru Kelas

11 Salasiah, S.Pd Guru Kelas

12 Kihirmansyah, S.Pd Guru Kelas

13 Yusana Gatang, S.Pd Guru Kelas

14 Linde A.T.Rumbang, S.Pd Guru IPS

48

Page 49:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

NO NAMA JABATAN

15 Lamiang, S.Pd Guru IPS

16 Seda, S.Pd Guru IPS

17 Kartini, S.Pd Guru Penjaskes

18 Seritani, S.Pdk Guru Agama Kristen

19 Netty S.Pdk Guru Agama Kristen

20 Fathurrahman, S.PdI Guru Agama Islam

21 Rusnamawardah, S.PdI Guru Agama Islam

22 Wernie, S.PdH Guru Agama Hindu

Data tenaga kependidikan tersebut merupakan data pendidik

yang saat ini aktif. Data tersebut diperoleh dari TU SDN-5 Menteng

Palangka Raya.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN 1 Pahandut

Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 9Sarana dan Prasarana

No Jenis Ruangan Jumlah

1 Ruang kelas 1 2

2 Ruang kelas 2 2

3 Ruang kelas 3 2

4 Ruang kelas 4 1

5 Ruang kelas 5 2

49

Page 50:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

No Jenis Ruangan Jumlah

6 Ruang kelas 6 2

7 Ruang kepala sekolah dan ruang TU 1

8 Kantor ruang kepsek dan ruang tamu 1

9 Ruang guru dan perpustakaan 1

10 WC 2

Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa SDN 5 Menteng

Palangka Raya memiliki 12 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah yang

menjadi satu dengan ruang TU, 1 ruang guru dan 1 ruang perpustakaan,

serta 2 WC.

Tabel 10Data Prasarana Penunjang Pembelajaran yang dimiliki

SDN 5 Menteng Palangka Raya.

No Nama Barang Jumlah

1 Komputer 2 set

2 KIT matematika 1 set

4 Kerangka manusia 1 set

5 Alat olahraga 1 set

6 Papan tulis (untuk semua kelas) 12 buah

7 Globe bola dunia 2 buah

Berdasarkan keterangan data pada tabel 10, dapat diketahui

bahwa SDN 5Menteng Palangka Raya telah memiliki perlengkapan tata

usaha dan beberapa media pembelajaran untuk bidang studi yang terkait

yang di gunakan pada pembelaaran di kelas.

50

Page 51:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian

1. Kemampuan Prasyarat (Pretes)

Sebelum melakukan eksperimen penelitian terlebih dahulu

memberikan tes kemampuan prasyarat (Pretes). Tes kemampuan

prasayarat ini diberikan pada kelas IIA sebagai kelompokan eksperimen I

dan IIB sebagai kelompok eksperimen II dengan jumlah item sebanyak 25

soal tertulis (pilihan ganda). Tes kemampuan prasyarat ini dilakukan untuk

melihat kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik dari kedua kelas

tersbeut. Hal ini dapat dilihat pada tabel data skor kemampuan awal

dibawah ini.

Tabel 11Skor Pretes Peserta didik Kelas Eksperimen I

NoKelompok Eksperimen I

Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2

1 A 68 4624

2 B 73 5329

3 C 86 7396

4 D 73 5329

5 E 68 4624

6 F 55 3025

7 G 77 5929

51

Page 52:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

NoKelompok Eksperimen I

Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2

8 H 55 3025

9 I 64 4096

10 J 55 3025

11 K 50 2500

12 L 59 3481

13 M 77 5929

14 N 50 2500

15 O 64 4096

16 P 82 6742

17 Q 77 5929

18 R 86 7396

19 S 55 3025

20 T 68 4624

21 U 64 4096

22 V 59 3481

23 W 73 5329

24 X 59 3481

25 Y 64 4096

26 Z 68 4624

27 Aa 55 3025

28 Bb 55 2975

Jumlah 1839 123731

52

Page 53:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Dari data tabel di atas, diperoleh hasil perhitungan untuk sampel

penelitian dari kelas eksperimen I dengan jumlah peserta didik 28 orang

yaitu skor rata-rata (X 1) = 66,3, ∑ x1 2 = 123731, ∑x1

2 = 1839, Standar

Deviasi (SD1 ) dengan standar deviasi (SD1) sebesar 17,5 dan variansi

(SD12) sebesar 305,97. Untuk l = 11,80 dan Variansi (S1

2 ) = 139,3.

Perhitungan selengkapnya ada pada lampira.

Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan

berdasarkan data distribusi, data frekuensi dan data kategori.untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 12Distribusi Data Bergolong Peserta Didik Kelas Eksperimen I

NO Interval Frekuensi(f)

Titik tengah (x) f. x X2 f. x2

1 50-56 8 53 424 2809 22472

2 57-62 3 59,5 178,5 3481 10443

3 63-68 8 65,5 524 4290,2 34321,6

4 69-74 3 71,5 214,5 5112,2 15336,6

5 75-81 3 87,5 262,5 7656,2 22968,6

6 82-87 3 84,5 253,5 7140,2 21420,6

Jumlah 28 - 1857 - 126962,4

1. Mencari rata-rata

X1 = ∑fx : n = 1857 : 28 = 66,3

53

Page 54:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

2. Mencari Standar Deviasi

SD1 = √ Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

= √126962 , 428

−[185728 ]

2

= √4534 ,3−66 , 32

= √4534 ,3−4395

= √139 ,3

= 11,80

3. Mencari Variansi (SD12)

SD12 =

Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

=

126962 ,428

−[185728 ]

2

= 4534,3 – [ 66 ,3 ]

= 4534,3 – 4395

= 139,3

Tabel 13Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I

No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase

1 50-56 8 8 28,5 %

2 57-62 3 11 10,7 %

54

Page 55:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase

3 63-68 8 19 28,5 %

4 69-74 3 22 10,7 %

5 75-81 3 25 10,7 %

6 82-87 3 28 10,7 %

Jumlah 28 - 99,8 = 100 %

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti kemudian membagi

dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan

tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 68– 6 = <62,

dikatakan sedang jika, skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 62 s/d 68

dan dikatakan tinggi jika, skor > ( Xi + SBi) yaitu 68+ 6 = > 74. Xi adalah

rata-rata ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat diagram batang yang

menunjukkan data frekuensi peserta didik kelas eksperimen.

55

Page 56:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Gambar 1.

Diagram Batang Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6012345678

Frekuensi

Tabel 14

Kategori Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen I

Skor Tes awal Frekuensi Persentase Kategori<62 11 39,2 % Rendah

62 s/d 68 11 39,2 % Sedang

>74 6 21,5 % Tinggi

Tergambar dalam data pada tabel 14, skor tes awal kategori rendah

adalah <62 yaitu 39,2 % peserta didik yang masuk kategori rendah, skor

tes awal kategori sedang adalah 62 s/d 68 yaitu 39,2 % peserta didik yang

masuk kategori sedang dan skor tes awal kategori tinggi adalah < 74 yaitu

21,5 % peserta didik masuk kategori tinggi. Artinya masih banyak peserta

50-56 57-62 63-68 69-74 75-81 82-87

56

Page 57:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

didik memiliki kemampuan rendah dan sedang hal ini dapat dilihat

berdasarkan data di atas yaitu 39,2% peserta didik masuk kategori tinggi.

Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat diagram batang yang

menunjukkan kategori data hasil tes awal kelas eksperimen.

Gambar 2

Diagram Batang Kategori Pretes Kelas Eksperimen I

Rendah Sedang Tinggi0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi

Tabel 15

Skor Prestes Peserta Didik Kelas Eksperimen II

NOKelompok Eksperimen II

Kode Peserta Didik Skor (XI) XI2

1 A 76 5776

2 B 67 4489

3 C 57 3249

4 D 67 4489

5 E 62 3844

< 62 62-74 >78

57

Page 58:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

NOKelompok Eksperimen II

Kode Peserta Didik Skor (XI) XI2

6 F 76 5776

7 G 81 6561

8 H 48 2304

9 J 52 2704

10 K 62 3844

11 L 76 5776

12 M 57 3249

13 N 71 5041

14 O 62 3844

15 P 52 2704

16 Q 57 3249

17 R 76 5776

18 S 62 3844

19 T 57 3249

20 U 67 4489

21 V 52 2704

22 X 76 5776

23 Y 57 3249

24 Z 48 2304

25 Aa 67 4489

26 Bb 62 3844

27 Cc 52 2704

Jumlah 1699 109327

58

Page 59:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Hasil penghitungan untuk kelas eksperimen II dengan jumlah

peserta didik 27 orang yaitu (X 2 ) = 64,5, ∑ x 2 2 = 109327, ∑x 2

2 = 1699

Standar Deviansi ( SD2) =9,31 dan Variansi (S2 2) = 86,7

Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan

berdasarkan data distribusi dan data kategori. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 16

Distrubusi Data Bergolong Pesertra Didik Kelas Eksperimen II

No Interval Frekuensi (f)

Titik tengah (x) f.x X2 f. x2

1 48-53 6 50,5 303 2550,2 15301,2

2 54-59 5 56,5 282,5 3192,2 15961

3 60-65 5 62,5 312,5 3906,2 19531

4 66-71 5 68,5 342,5 4692,2 23461

5 72-77 5 74,5 372,5 5550,2 27751

6 78-83 1 80,5 80,5 6480,2 6480,2

Jumlah 27 - 1744 - 108485.4

1. Mencari Rata-Rata

X2 = ∑fx : n

= 1744 : 27 = 64,5

2. Mencari Standar Deviasi (SD)

SD2 = √ Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

59

Page 60:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

= √108485 ,427

−[169327 ]

2

= √4017 ,9−62 ,72

= √4017 ,9−3931 ,2

= √86 , 7

= 9,31

3. MencariVariansi (S22)

SD22 =

Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

=

1108485 , 527

−[169327 ]

2

= 4017,9 – [ 62 ,7 ]

= 4017,9 – 3931,2

= 86,7

Tabel 17

Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen II

No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Presentase (%)

1 48-53 6 6 22,2 %

2 54-59 5 11 18,5 %

60

Page 61:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Presentase (%)

3 60-65 5 16 18,5%

4 66-71 5 21 18,5 %

5 72-77 5 26 18,5 %

6 78-83 1 27 3,7 %

Jumlah 27 - 100 %

Berdasarkan data pada tabel di atas peneliti kemudian membagi

dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan

tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 64,5 – 55,5 = < 59,

dikatakan sedang jika,skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 59 s/d 70 dan

dikatakan tinggi jika, skor > (Xi + SBi) yaitu 64,5 + 55,5 = >70. Xi adalah

rata-rata ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal. Untuk lebih jelasnya

maka akan dibuat diagram yang menunjukkan data frekuensi peserta didik

kelas eksperimen II.

61

Page 62:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Gambar 3

Diagram Frekuensi Data Peserta Didik Kelas Eksperimen II

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 60

1

2

3

4

5

6

Frekuensi

Kemudian berikut ini adalah hasil pengelompokkan berdasarkan

kategori tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 18

Kategori Data Tes Awal Kelas Eksperimen II

Skor Tes Awal Frekuensi Persentase Kategori

<59 10 37 % Rendah

59 s/d 70 9 33,3% Sedang

>70 8 29,6 % Tinggi

48-53 54-59 60-65 66-71 72-77 78-83

62

Page 63:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Tergambar dalam tabel di atas, skor tes awal kategori rendah

adalah < 59 yaitu 37 % peserta didik masuk kategori rendah, skor tes awal

kategori sedang adalah 59 s/d 70 yaitu 33,3% .

Peserta didik masuk kategori sedang dan skor tes awal kategori

tinggi adalah >70 yaitu 29,6% peserta didik masuk kategori tinggi. Artinya

rata-rata peserta didik memiliki kemampuan sedang, hal ini dapat dilihat

berdasarkan data di atas yaitu 33,3 % peserta didik masuk kategori sedang,

dan untuk lebih jelasnya maka akan dibuat diagram untuk kategori data tes

awal kelas eksperimen II.

Gambar 4

Diagram Kategori Data Tes Awal Eksperimen II

Rendah Sedang Tinggi0123456789

10

Frekuensi

<59 59-70 >70

63

Page 64:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Untuk melihat ada tidaknya kemampuan awal yang merupakan

kemampuan prasyarat dari kedua kelas tersebut, yang dilihat dari tes awal

dapat di bandingkan dengan menggunakan uji-tsebagai berukut:

Kelompok Eksperimen I

N1 = 28

S1 2 =139,3

X1 = 66,3

Kelompok Eksperimen II

N2 =27

S2 2 =86,7

X2 64,5

t =

X1−X2

√ S12

n1+

S22

n2

t =

66 , 3−64 ,5

√139 , 328

+86 ,727

t =

1,8√4,9+3 ,21

t =

1,8√8 ,11

t =

1,82,8

t = 0,64

Berdasarkan perhitungan uji-t di atas, di peroleh thitung sebesar 0,64

sedangkan ttabel pada db = n1 + n2 -2 = 28 + 27-2 = 53 dan taraf signifikansi

64

Page 65:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

5% sebesar 1,671 dengan demikian thitung < ttabel = 0,64 < 1,671. Maka dari

perbandingan tersebut dapat dinyatakan sebelum dilakukan eksperimen

kedua kelas tersebut tidak ada yang lebih baik, dan hipotesis penelitian Ha

ditolak, yaitu ada tidak yang lebih baik hasil belajar IPA antara kelas IIA

dan IIB sebelum dilakukan eksperimen. Berati penguasan tentang materi

bagian- bagian utama tubuh hewan serta fungsinya belum dikuasi oleh

peserta didik, sehingga kedua kelas tersebut selanjutnya layak digunakan

sebagai kelas eksperimen I dan II.

2. Kemampuan Tes Akhir (posttes)

Tes akhir ini diberikan pada kelas IIa sebagai kelompok

eksperimen I dan kelas IIb sebagai kelompok eksperimen II, tes akhir ini

dilakukan untuk melihat kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dari

kedua kelas tersebut setelah diberi perlakuan berupa pengajaran, dimana

kelompok eksperimen I yaitu kelas IIa menggunakan media specimen dan

kelompok eksperimen II yaitu kelas IIb menggunakan media mock up tes

akhir ini diberikan dalam bentuk soal tertulis pilihan ganda sebanyak 25

soal, setelah itu dilihat perbedaan hasil tesnya. Hal ini dapat dilihat pada

tabel data (posttest) sebagai berikut :

65

Page 66:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Tabel 19

Skor Posttest Peserta Didik Kelas Eksoerimen I

NoKelompok Eksperimen I

Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2

1 A 64 4096

2 B 73 5329

3 C 73 5329

4 D 82 6724

5 E 95 9025

6 F 64 4096

7 G 77 5929

8 H 95 9025

9 I 55 3025

10 J 68 4624

11 K 68 4624

12 L 55 3025

13 M 95 9025

14 N 59 3481

15 O 55 3025

16 P 68 4624

17 Q 68 4624

18 R 50 2500

19 S 64 4096

20 T 95 9025

21 U 86 7396

22 V 95 9025

66

Page 67:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

NoKelompok Eksperimen I

Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2

23 W 82 6724

24 X 77 5929

25 Y 86 7396

26 Z 77 5929

27 Aa 68 4624

28 Bb 68 4624

Jumlah 2062 156898

Dari data tabel di atas, diperoleh hasil perhitungan untuk sampel

penelitian dari kelas eksperimen I dengan jumlah peserta didik 28 orang

yaitu skor rata-rata (X 1) = 73,48 ∑ x1 2 = 156898, ∑x1

2 = 2062, Standar

Deviasi (SD1 ) = 13,62 dan variansi (S12) = 185,6

Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan

berdasarkan data distribusi, data frekuensi dan data kategori. untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 20

Distribusi Data Bergolong Peserta Didik Kelas Eksperimen I

No IntervalFrekuensi

(f)

Titik tengah

(x)f. x X2 f. x2

1 50-57 4 53,5 213,5 2862,2 11448,8

2 58-65 4 61,5 246 3782,2 15128,8

3 66-73 8 69,5 556 4830,2 38641,1

67

Page 68:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

No IntervalFrekuensi

(f)

Titik tengah

(x)f. x X2 f. x2

4 74-81 3 77,5 232,5 6006,2 18018,6

5 82-89 4 85,5 342 7310,2 29240,8

6 90-97 5 93,5 467,5 8714,2 43571

Jumlah 28 - 2057,5 - 156049,1

1. Mencari Rata-Rata

X2 = ∑fx : n

= 2057,5:28

= 73,48

2. Mencari Standar Deviasi (SD1)

SD2 = √ Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

= √156049 ,. 128

−[2057 ,528 ]

2

= √5573 ,1−73 , 42

= √5573 ,1−5387 ,5

= √185 ,6

= 13,62

68

Page 69:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

3. Mencari Variansi (S12)

SD12 =

Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

= √156049 ,. 128

−[2057 ,528 ]

2

= 5573,1- 63,42

= 5573,1- 5387,5

= 185,6

Tabel 21

Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I

NO Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Presentase

1 50-56 4 4 14,2 %

2 57-62 4 8 14,2 %

3 63-68 8 16 28,5%

4 69-74 3 19 10,7 %

5 75-81 4 23 14,2%

6 82-87 5 28 17,8 %

Jumlah

28 - 100 %

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti kemudian membagi

dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan

69

Page 70:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 72,5– 7,5 = < 65,

dikatakan sedang jika skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 65 s/d 80 dan

dikatakan rendah jika, skor > (Xi + SBi) yaitu 72,5 + 7,5 = > 80. Xi adalah

rata-rata ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal. Kemudian untuk

lebih jelasnya peneliti membuat data frekuensi kelas eksperimen kedalam

bentuk diagram batang.

Gambar 5

Diagram Batang Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 60

1

2

3

4

5

6

7

8

Frekuensi

Kemudian berikut ini adalah hasil pengelompokkan berdasarkan

kategori tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 22Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen I

Skor Tes Akhir Frekuensi Persentase Kategori

50-56 57-62 63-68 69-74 75-81 82-87

70

Page 71:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

<65 7 25 % Rendah

65 s/d 80 12 42,8 % Sedang

>80 9 32,1 % Tinggi

Tergambar dalam data pada tabel di atas skor tes akhir kategori

rendah adalah <65 yaitu 25 % peserta didik masuk kategori rendah, skor

tes akhir kategori sedang adalah 65 s/d 80 yaitu 42,8 %.

Peserta didik masuk kategori sedang dan skor tes akhir kategori

tinggi adalah > 80 yaitu 32,1 % peserta didik masuk kategori tinggi.

Artinya rata-rata peserta didik memiliki kemampuan sedang, hal ini dapat

dilihat berdasarkan data di atas yaitu 42,8 % peserta didik masuk kategori

sedang. Untuk lebih jelasnya kita lihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 6

Diagram Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen I

Rendah Sedang Tinggi0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi

<65 65-80 >80

71

Page 72:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

72

Page 73:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Tabel 23

Skor Posttest Peserta Didik

NOKelompok Eksperimen II

Kode Peserta Didik Skor (X2) X22

1 A 52 2740

2 B 62 3844

3 C 71 5041

4 D 76 5776

5 E 76 5776

6 F 57 3249

7 G 67 4489

8 H 62 3844

9 J 76 5776

10 K 52 2704

11 L 67 4489

12 M 67 4489

13 N 62 3844

14 O 57 3249

15 P 62 3844

16 Q 52 2704

17 R 81 6561

18 S 62 3844

19 T 57 3249

20 U 52 2704

21 V 57 3249

22 X 48 2304

23 Y 67 4489

24 Z 52 2704

25 Aa 57 3249

26 Bb 52 2704

27 Cc 48 2304

73

Page 74:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

NOKelompok Eksperimen II

Kode Peserta Didik Skor (X2) X22

Jumlah 1651 103219

Hasil penghitungan untuk kelas eksperimen II dengan jumlah

peserta didik 27 orang yaitu (X 2 ) = 60,94, ∑ x 2 2 = 103219, ∑x 2

2 = 1651

Standar Deviansi ( SD2) = 22,20 dan Variansi (S2 2) = 493,25

Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan

berdasarkan data distribusi dan data kategori. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 24

Distrubusi Data Bergolong Pesertra Didik Kelas Eksperimen II

No Interval Frekuensi (f)

Titik tengah (x) f.x X2 f. x2

1 48-53 8 50,5 404 2550,2 20401

2 54-59 5 56,5 282,5 3192,2 15961

3 60-65 5 62,5 312,5 3906,2 19531

4 66-71 5 68,5 342,5 4692,2 23461

5 72-77 3 74,5 223,5 5550,2 27751

6 78-83 1 80,5 80,5 6480,2 6480,2

Jumlah 27 - 1645,5 - 113585.2

1. Mencari rata-rata

74

Page 75:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

X2 = ∑fx : n

= 1645,5:27

= 60,94

2. Mencari Standar Deviasi (SD2)

SD2 = √ Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

= √113585 , 227

−[1645 ,527 ]

2

= √4206 , 85−60 , 942

= √4206 , 85−3713 ,6

= √493 ,25

= 22,20

3. Mencari Variansi (S22)

SD22 =

Σ fx2

n−[ Σ fx

n ]2

= √113585 , 227

−[1645 ,527 ]

2

= 4206,85- 60942

= 420685- 3713,6

75

Page 76:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

= 493,25

Tabel 25

Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen II

No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Presentase (%)

1 48-53 8 8 29,6 %

2 54-59 5 13 18,5%

3 60-65 5 18 18,5%

4 66-71 5 23 18,5%

5 72-77 3 26 11,1%

6 78-83 1 27 3,7%

Jumlah 27 - 100 %

Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti kemudian membagi

dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan

tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 64,5 – 55,5 = < 59,

dikatakan sedang jika skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 59 s/d 70 dan

dikatakan tinggi jika, skor > (Xi + SBi) yaitu > 70. Xi adalah rata-rata

ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal. Kemudian agar lebih jelas

akan dibuat diagram batang untuk memperjelas data frekuensi peserta

didik kelas eksperimen.

76

Page 77:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

77

Page 78:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

Gambar 7

Diagram Frekuensi Postest Peserta Didik Kelas Eksperimen II

Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 60

1

2

3

4

5

6

7

8

Frekuensi

Berikut ini adalah hasil pengelompokkan berdasarkan kategori

tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 26

Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen II

Skor Tes Akhir Frekuensi Persentase Kategori

<59 5 18,5 % Rendah

59 s/d 70 10 37 % Sedang

>70 12 44,4 % Tinggi

Tergambar dalam data pada tabel di ata, skor tes akhir kategori

rendah adalah < 59 yaitu 18,5 % peserta didik masuk kategori rendah, skor

48-53 54-59 60-65 66-71 72-77 78-83

78

Page 79:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

tes akhir kategori sedang adalah 59 s/d 770 yaitu 37 % peserta didik

memiliki kategori sedang dan skor tes akhir kategori tinggi adalah > 70

yaitu 44,4% peserta didik masuk kategori tinggi. Artinya rata-rata

pesertadidik memiliki kemampuan tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan

data di atas yaitu 44,4% peserta didik masuk kategori tinggi. Untuk lebih

jelasnya akan dibuat diagram kategori data tes akhir kelas eksperimen II.

Gambar 8

Diagram Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen II

Rendah Sedang Tinggi0

2

4

6

8

10

12

Frekuensi

Series 1

C. Pengujian Hipotesis

Sebelum dilakukan hipotesis, maka hipitesis penelitian terlebih dahulu

dinyatakan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

Ho : Hasil belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan media

specimen tidak lebih baik dibandingkan dengan yang

< 59 59-70 >70

79

Page 80:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

menggunakan media mock up pada peserta didik kelas II SDN 5

Menteng Palangka Raya.

Ha : Hasil belajar IPA antara yang menggunakan media specimen lebih

baik dibandingkan dengan yang menggunakan media mock up pada

peserta didik kelas II SDN 5 Menteng Palangka Raya.

Adapun hasil hipotesis ini menggunakan penghitungan uji-t pada data

hasil pos tes dari kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II

sebagai berikut :

Perbandingan Tes Akhir Kelas Eksperimen I dengan Kelas

Eksperimen II dengan menggunakan uji t.

Kelompok Eksperimen I

N1 = 28

S1 2 =185,6

X1 =73,48

Kelompok Eksperimen II

N2 =27

S2 2 = 493,25

X2 60,94

t =

X1−X2

√ S12

n1+

S22

n2

t =

73 , 48−60 ,94

√185 ,628

+493 , 2527

t =

12 ,54√6 ,62+18 , 26

80

Page 81:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

t =

12 ,54√24 , 88

t =

12 ,544,9

t = 2,551

Berdasarkan perhitungan uji – t di atas, diperoleh thitung sebesar 2,551

sedangkan ttabel pada db = n1 + n2 - 2 = 28 + 27-2 = 53 dan taraf signifikansi 5%

sebesar 1,671 dengan demikian thitung¿ttabel = 2,551 maka dari perbandingan

tersebut dapat dinyatakan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima, yaitu hasil

belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan Media Specimen lebih

baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan Media mock up

pada peserta didik kelas II SDN -5 Menteng Palangka Raya.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil hipotesis yang telah dilakukan, nilai thitung > ttabel 2,551

> 1,671 yang berati penggunaan media specimen lebih baik dibandingkan

dengan penggunaan media mock up. Kelompok yang menggunakan media

specimen lebih aktif peserta didiknya dibandingkan kelompok yang diajarkan

yang menggunakan media mock up yang terlihat kuarang aktif dan skurang

bertanya. Penggunaan media specimen merupakan salah satu usaha yang

dilakukan pendiddk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan

media ini akan membuat suasana belajar yang baru sehingga membuat proses

belajar mengajar menjadi lebih kondusif.

Pembelajaran yang menggunakan media specimen akan berpengaruh

terhadap hasil belajar IPA itu sendiri. Dengan media specimen peserta didik

81

Page 82:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

akan diajak untuk mampu melakukan proses atau percobaan khususnya pada

materi pembelajaran IPA.

Dengan penerapan media specimen dan media mock up mempunyai

tujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai

jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan

percobaan sebdiri. Juga peserta didik dapat terlatih dengan cara berpikir yang

ilmiah. Dengan eksperimen I dan eksperimen II peserta didik kebenaran dari

teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat

Silamasari Erik (2010) hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media

specimen dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik, dan

menurut Purwahyuni (2010) hasil belajar peserta didik IV SDN Kebonagung

06 malang, menunjukan bahwa penggunaan media specimen pada

pembelajaran IPA dapat menigkatkan hasil belajar peserta didik terbukti pada

setiap siklus seluruh indikator dapat tercapai dengan baik sesuai RRP yang

dibuat.

Berdasarkan hal tersebut maka, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media specimen lebih baik dibandingkan dengan menggunakan

media mock up. Jadi hasil belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan

media specimen lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan media

mock up pada Peserta Didik Kelas Kelas II SDN -5 Palangka Raya.

82

Page 83:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa Hasil

Belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan Media Specimen lebih

baik dibandingkan dengan yang menggunakan media Mock up pada Peserta

Didik Kelas II SDN-5 Palangka Raya. Hal tersebut berdasarkan pada

perhitungan menggunakan uji-t untuk pengujian hipotesios diperoleh thitung

sebesar 2,551. Sedangkan ttabel pada db =n1 + n2 -2 =53 dan taraf signifikansi

5% sebesar 1,671 dengan demikian thitung > ttabel = 2,551> 1,671.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Teoretis

a. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah

pengetahuan tentang ilmu pendidikan, khususnya yang berkaitan

dengan upaya meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik dengan

menggunakan media specimen

b. Hasil penelitian ini berguna dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi

pembangembangan penelitian selanjutnya.

2. Praktis

a. Bagi kepala sekolah semoga dapat memberikan masakan kepada guru

IPA dalam hal proses pembelajaran di kelas khususnya pada saat

80

83

Page 84:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

penyampaian materi agar dapat menggunakan media gambar sehingga

dapat menjadi peserta didik lebih fokus, aktif, bersemangat dalam

mengikuti proses pembelajaran.

b. Bagi guru yang mengajar pada meta pembelajaran IPA semoga dapat

dijdikan sebagai bahan dalam melakukan perbaikan proses

pembelajaran.

c. Bagi Peneliti Lain

Bagi penelitian lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

bahan bacaan untuk bisa melakukan penelitian selanjutnya dengan

variabel yang berbeda dan jumlah populasi yang lebih banyak.

84

Page 85:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan

RahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul

(Perbedaan Hasil Belajar IPA dilihat dari Penggunaan Media Specimen dan Media

Mock up Peserta Didik kelas II SDN-5 Menteng Palangkaraya).

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua

pihak yang telah membantu baik material dan spiritual sehingga proposal skripsi

ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa proposal masih banyak kekurangannya untuk itu

saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis

harapkan.

Akhir kata semoga proposal dapat memberikan manfaat bagi kita semua, baik

dimasa sekarang maupun akan datang.

Palangkaraya, April 2013

SUSI SUSANTI

85

Page 86:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadirman,(2007), Media Pembelajaran,Jakarta : PT Grafindo Persada.

Arikunto,S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta :Rineka Cipta.

Depdiknas,(2003),UU No 20 Tahun 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta:Biro Hukum & Organisasi Sitjen Depniknas.

Dwiki,S., & Yuniari,S., (2006),Ilmu Alam Dasar Jakarta : Universitas Terbuka

Fathurrohman, P.,& Sutikno,S.M,. (2007), Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama

Hamalik,O.,(2006),Proses Belajar Mengajar Bandung:Bumi Aksara

Haryanto,(2006),Sains Untuk Solah Dasar Jakarta : Erlangga

Hasbullah,(2006),Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Jennah,R.,( 2009), Media Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari Press

Munadi,Y., (2008),Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press.

Nazir, M.,( 2005),Metode Penelitian, Bogor: Ghalie Indonesia

Nafi Mubarok, (2012), Media Pembelajaran Tiga DimensiHttp :/Nafimubarokdawan.blogspot.com/2012/05/Media Pembelajaran Tiga Dimensi

Nursih,(2010),Perbedaan Hasil Belajar Sain Dilihat Dari Penggunaan MediaKarsol Peserta didik kelas IV SDN-6 Langkai Palangkaraya Tahun Pelajaran 2009/2010 UMP

Sadirman, (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo

Slameto,(2003),Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,Jakarta :PT Rineka Cipta.

Sudjana,N., (2005), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensido

86

Page 87:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

________ (2004), Dasar-Dasr Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sudjana,N., & Santika, (20011),Penelitian Penelitian Pendidikan,Bandung : Sinar Baru Algensindo

Sudijono, A., (2006), Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : Raja Grafindo Persada

Sugiyono,( 2006), Statistik Untuk Penlitian, Bandung : Alfabeta

,( 2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alpfabeta

_________,(2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D Bandung : CV Alfabeta.

Sukardi, ( 2003),Metologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT.Bumi Aksara

Suryanto, (2009), Metode Penelitian Pendidikan,Bandung : CV Albeta

Suryono, ( 2008), Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Grasindo

Tim, (2012),Buku pedoman Penulisan Skripsi, Palangkaraya : FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Tu’tulus, (2004), Penerapan Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Jakarta : PT. Grasindo.

Yuli Pitriani, (2010), Perbedaan Prestai Belajar Dihat dari Penggunaan Metode tugas kelompok di SDN-5 Menteng Palangkaraya,Palangkaraya : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

Waljinah, Anis Dyah Rufaida,(2010) Ilmu Pengetahuan AlamPT Intan Pariwara

87

Page 88:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA DI LIHAT DARI PENGGUNAAN MEDIA SPECIMEN DENGAN MEDIA MOCK UP PADA PESERTA DIDIK

KELAS II SDN – 5 MENTENG PALANGKA RAYA

PROPOSAL

Oleh:

SUSI SUSANTINPM. 09.23.10331

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PGSD2013

88

Page 89:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................iDAFTAR ISI............................................................................................................iiBAB I PENDAHULUAN................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................1B. Identifikasi masalah .......................................................................6C. Batasan masalah ............................................................................6D. Rumusan masalah...........................................................................7E. Tujuan penelitian............................................................................7F. Manfaat Fenelitian..........................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................9A. Analisis teoretis..............................................................................9

1. Hasil belajar .............................................................................9a. Pengertian belajar...............................................................9b. Pengertian Hasil Belajar...................................................11c. Kriteria Hasil Belajar........................................................11d. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Hasil Belajar.............13

2. Pembelajaran IPA...................................................................15a. Pengertian IPA.................................................................15b. Tujuan Pembelajaran IPA................................................16c. Hasil Belajar IPA..............................................................17

3. Media Pembelajaran...............................................................18a. Pengertian Media Pembelajaran.......................................18b. Manfaat Media Pembelajajaran........................................19

4. Media Specimen.....................................................................19a. Pengertian MediaSpecimen..............................................19b. Macam-macam Media Specimen......................................19c. Tujuan Penggunaan Media Specimen...............................19d. Kelebihan dan Kekurangan MediaSpecimen....................20e. Langkah-Langkah Penggunaan Media Specimen.............21

5. Media Mock Up......................................................................22a. Pengertian Media Mock UP.............................................22b. Manfaat Penggunaan Media Mock UP.............................22c. Kelebihan dan kekurangan Media Mock Up....................23d. Langkah-langkah Pembelajaran Media Mock Up............23

ii

89

Page 90:  · Web viewMemberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen

B. Kerangka Berpikir........................................................................24C. Hipotesis Penelitian......................................................................27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................28A. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................28B. Metode Penelitian.........................................................................29C. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................31D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..............................32E. Teknik Pengumpulan Data dan instrumen...................................35F. Teknik Analisis Data....................................................................40

DAFTAR PUSTAKA

iii

90