· web viewmemberikan pretest pada kelas eksperimen i dan kelas eksperimen ii untuk mengetahui...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan prilaku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalaui upaya
pembelajaran dan pelatihan. Pendidikan juga merupakan kebutuhan
yangsangat penting didalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi anak-anak
sekolah dasar.
Menurut Hasbullah (2006:1) menyatakan bahwa “pendidikan sering
diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai
dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan”.
Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa. Melalui pendidikan
bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU No 20 Tahun 2003
pasal 1 ayat 1 tentang pendidikan yang menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujud kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan yang berkualitas memerlukan tenaga guru yang mampu
dan siap berperan secara profesional dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat. Karena mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya
manusia yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru salah satu faktor
penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan dan perlu memberikan
perhatian besar kepada peningkatan hasil belajar peserta didik di sekolah.
1
1
Banyak cara untuk mendapatkan pendidikan, salah satunya melalui
sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana seseorang bisa mendapatkan
bimbingan, pengajaran, pelatihan dan keterampilan. Melalui sekolah
diharapkan manusia bisa mengembangkan potensinya yang sudah terlihat
ataupun yang masih terpendam.
Salah satu cara mengukur tingkat pemahaman terhadap meteri yang
diberikan di sekolah yaitu melalui hasil belajar, semakin tinggi hasil belajar
peserta didik maka semakin tinggi pula tingkat pemahaman terhadap materi
yang diberikan.
Semua kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran terhadap
berbagai cara untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, salah satunya dengan
menggunakan media dalam proses pembelajaran, contohnya pada mata
pelajaran IPA. Penggunaan media pada pembelajaran IPA sangat penting
karena dengan adanya media peserta didik akan lebih mudah memahami
materi yang disampaikan.
Menurut Jennah (2009:86) bahwa:
Media specimen yaitu barang-barang asli yang dijadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari sejenis atau sebagian dari sekelompok benda yang sama untuk dijadikan contoh
Media specimen membantu peserta didik dalam memahami materi
pelajaran. Media specimen merupakan hal yang sangat penting untuk
membantu peserta didik dalam memahami suatu materi pelajaran yang sulit
dimengerti.
2
Menurut Arif S. Sadirman dkk (2007:7) menyatakan bahwa:
Media specimen adalah media/perantara memang tepat digunakan dalam pembelajaran, selain membantu guru dalam menyampaikan mata pelajaran media specimen juga mempermudah peserta didik menerima pelajaran yang disampaikan guru, karena dalam menggunakan media specimen peserta didik lebih memahami dan mengerti. Sedangkan media mock up merupakan alat tiruan yang sederhana hampir sama (mirip) seperti model yang sebenarnya.
Menurut Jennah (2009:84) bahwa:
Media mock up sering digunakan untuk mengganti benda aslinya. Bila benda aslinya memang tidak ada atau kerena terlalu jauh sehingga tidak memungkinkan untuk didatangi atau dibawa ke dalam kelas, sehingga dapat diganti dengan media mock up.
Menggunakan media specimen dan media mock up pada proses
pembelajran akan mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang
disampaikan oleh guru. Penggunaan media specimen dan media mock up juga
dapat menumbuhkan minat serta perhatian peserta didik sehingga proses
belajar mengajar menjadi menarik terutama dalam pembelajaran IPA. Dengan
demikian jelas bahwa media memiliki arti, nilai dan manfaat dalam
menunjang pembelajaran, untuk itu media penting digunakan dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada
tanggal 14 bulan Agustus 2013 di kelas II SDN -5 Menteng Palangkaraya
pada saat kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, terdapat suatu
permasalahan pada proses pembelajaran. Permasalahan yang dijumpai
peneliti adalah guru lebih banyak menggunakan media mock up sebagai
media pembelajaran dan jarang menggunakan media specimen dalam proses
3
pembelajaran IPA, hal ini dapat terjadi karena guru di SDN-5 Menteng
Palangka Raya beranggapan bahwa dengan menggunakan media mock up
peserta didik akan lebih mudah menyerap materi yang disampaikan oleh
guru, namun dalam kenyataannya peserta didik masih banyak yang belum
mampu mengikuti proses pembelajaran secara optimal. Dilihat dari hasil
belajar IPA peserta didik kelas II SDN 5 Menteng masih rendah yaitu
dibawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan nilai KKM
yang ditentukan adalah 65. Dengan nilai KKM yang ditentukan terdapat 16
orang peserta didik kelas IIa yang nilainya masih rendah dengan nilai rata-
rata 40-55. Sedangkan dikelas IIb terdapat 19 orang peserta didik yang
nilainya dibawah KKM, dengan nilai rata-rata 40-50. Sedangkan 12 orang
peserta didik kelas IIa nilainya sudah mencapai nilai KKM yang ditentukan
dengan nilai rata-rata 70-75. Sedangkan dikelas IIb terdapat 10 orang peserta
didik yang nilainya mencapai KKM yang ditentukan dengan nilai rata-rata
65-70. Hal ini sangat bertentangan dengan standar ketuntasan (KKM) SDN -
5 Menteng Palangkaraya yaitu 65 pada Tahun Pelajaran 2013-2014. Oleh
karena itu sangat perlu ada upaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan
cara memperbaiki proses pembelajaran dengan cara menggunakan media
specimen.
Mengingat pentingnya pembelajaran IPA dan kelas II SD merupakan
kelas rendah yang tidak bisa lepas menggunakan media dalam proses
pembelajarannya guna membantu guru dalam menyampaikan materi, dengan
digunakan media pada kelas rendah sangatlah tepat guna membantu
4
pemahaman peserta didik. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkan
pembelajaran dengan menggunakan media specimen pada pelajaran IPA kelas
II SDN-5 Menteng Palangka Raya, guna menciptakan suasana pembelajaran
yang aktif dan menyenangkan sekaligus diharapkan peserta didik dapat
memperoleh pengalaman langsung, sehinga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan dan memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang
dipelajarinya, sehingga mereka dapat meningkatkan hasil belajar IPA peserta
didik lebih maksimal.
Dari fenomena tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar IPA Dilihat dari
Penggunaan Media Specimen dengan Media Mock-up pada peserta didik
kelas II SDN-5 Menteng Palangka Raya”.
Penelitian ini penting dilakukan oleh peneliti guna memberi
perubahan kearah yang lebih baik khususnya kepada guru dan peserta didik
mengenai media specimen dalam proses pembelajaran IPA.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Guru lebih banyak menggunakan media mock up di bandingkan
menggunakan media specimen
2. Guru di SDN-5 Menteng Palangka Raya beranggapan bahwa dengan
menggunakan media mock up peserta dididk lebih mudah menyerap
materi yang di sampaikan oleh guru, namun dalam kenyataanya peserta
5
didik masih banyak yang belum memahami materi yang disampaikan oleh
guru.
3. Masih banyak peserta didik yang belum mampu mengikuti pembelajaran
secara optimal.
4. Hasil belajar IPA peserta didik masih rendah.
C. Batasan masalah
Berdasarkan identifikasi di atas, maka batasan masalah yang ada di
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hasil belajar IPA pada kelas II SDN -5 Menteng Palangka Raya dengan
materi pokok bagian-bagian utama tubuh hewan serta fungsinya
fungsinya.
2. Media pembelajaran yang di bandingkan dalam penelitian ini adalah
media specimen dengan media mock up.
3. Specimen yang di gunakan dari macam-macam specimen adalah specimen
benda masih hidup yang dapat diwujudkan dalam bentuk aquarium.
4. Specimen benda yang digunakan yaitu ikan Nila, Kura-kuara dan Kepiting
yang disimpan dalam aqurium.
5. Media mock up yang digunakan ikan dari plastik, boneka kura-kura dan
kepiting dari dari plastik.
D. Rumusan masalah
Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang telah dipaparkan
di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: Apakah hasil belajar IPA
dilihat dari penggunaan media specimen lebih baik dibandingkan dengan
6
yang menggunakan media mock up pada peserta didik Kelas II SDN-5
Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014 .
E. Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil belajar IPA, dilihat dari penggunaan media specimen lebih
baik dibandingkan dengan yang menggunkan media mock up pada peserta
didik kelas II SDN-5 Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoretis
a. Bagi peneliti dapat dijadikan dasar untuk penelitian selanjutnya yang
lebih mendalam.
b. Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan sumbangan bagi dunia
pendidikan, sehingga dapat menambah iformasi tentang meningkatkan
hasil belajar peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah, dapat dijadikan sebagai acuan supervisi untuk
meningkatkan hasil belajar peserta dididk dengan menggunakan media
specimen dan media mock up pada mata pelajaran IPA.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan agar dapat menggunakan media
pembelajaran dalam setiap proses pembelajaran contohnya media
specimen dan mock up pada mata pelajaran IPA
7
c. Bagi peserta didik, agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran IPA, dengan menggunakan media. Dan
meningkatkan motivasi serta keaktifan peserta didik terhadap mata
pelajaran IPA.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Analisis Teoretis
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal yang sangat penting yang harus
dijalani setiap manusia. Dengan belajarlah manusia dapat merubah
dirinya. Melalui belajar manusia dapat berguna bagi orang lain.
Menurut Jennah (2009:8), bahwa “Belajar merupakan suatu
proses kompleks dan unik, maka dalam mengelola proses
pembelajaran harus di usahakan dapat memberikan fasilitas belajar”.
Menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
sendiri dalam interaksi lingkungan”.
Menurut Sadirman (2007:20) “belajar merupakan tingkah
laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.
Jadi dapat ditarik kesimpulan belajar adalah usaha mengubah
tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada
individu-individu yang belajar, perubahan tidak hanya berkaitan
dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan,
9
9
keterampilan, sikap, pengertian harga diri watak serta penyesuaian
terhadap lingkunga
b. Pengertian Hasil Belajar
Dalam suatu proses kegiatan yang dilakukan sesorang tentu
menginginkan suatu hasil. Begitu juga proses belajar mengajar,
setiap pelajaran memilki tujuan yang diharapkan atau dengan
harapan hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Sukis Hendra Kusuma dalam Yulia Fitriani (2009:6)
menyatakan bahwa:
Hasil belajar merupakan tingkah laku terminal dari kegiatan belajar pesreta didik yang diamatai atau dengan kata lain masih merupakan pencerminan proses proses pengajaran yang berlangsung. Hasil yang di capai dalam mata pelajaran disekolah melebihi dari pada rata-rata kelas atau hasil dicapai dilakuakan, dikerjakan, dan lain- lain.
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran
atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan penelitian pendidikan.
Dengan adanya pendidikan manusia dapat berkembang sejalan
dengan cita-cita untuk maju, sejahrta dan bahagia menurut konsep
pandangan hidup mereka.
Sedangkan menurut Sudjana (2006:31-33) mengemukakan
bahwa: Hasil belajar dapat dikatakan terlakasana dengan baik
apabila dalam pelaksanaannya senantiasa pada tiga prinsip dasar
berikut ini:
10
1) Prinsip bahwa keseluruhan hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik adalah apabila evaluasi dilkukan secara bulat,utuh dan menyeluruh.
2) prinsip berkesinambungan bahwa hasil belajar yang baik adalah hasil belajar yang dilaksanakan secara teratur dan sambung menyambung dari waktu kewaktu.
3) Prinsip objektifitas bahwa hasil belajar dapat dinyatakan sebagai evaluasi yang baik apabila dapat dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif.
Sedangkan menurut Sudjana (2005:45) menyatakan hasil
belajar merupakan:
Proses belajar mengajar keberhasilan diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai peserta didik diukur darisegi prosesnya. Hasil belajar harus nampak dalam tujuan pengajaran, sebab tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar mengajar
Jadi diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar adalah
keberhasilan peserta didik setelah melakukan usaha kegiatan belajar
yang lebih baik guna mencapai hasil belajar yang diharapkan.
c. Kriteria Hasil Belajar
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses belajar mengajar
merupakan sebuah ukuran atas proses pembelajaran. Apabila
merujuk pada rumusan keberhasilan belajar, maka belajar dikatakan
berhasil apabila:
1. Serap terhadap daya bahan pengajaran yang di ajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.
2. Prilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus (TPK) telah dicapai oleh peserta didik baik secara individual maupun kelompok.
3. Terjadinya proses pemahaman materi secara sekuensial mengantarkan materi ketahap berikutnya
11
Ketiga kriteria keberhasilan belajar di atas, bukanlah semata-
mata keberhasilan dari segi kognitif, tetapi memuat aspek
psikomotorik, seperti:
1) Daya serap terhadap bahan pelajaran yang di ajarkan mencapai
prestasi tinggi meupakan harapan setiap guru kepada peserta
didiknya terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Dalam
hal ini peserta didik diharapkan dapat menerima atau menangkap
dengan baik materi yang di sampaikan guru agar mendapat
prestasi tinggi.
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran khususnya
(TPK) telah dicapai peserta didik. Dalam hal ini peserta didik
harus mencapai tujuan pembelajaran yang sudah disusun oleh
guru, karena keberhasilan proses belajar mengajar berpengaruh
dari tercapai tidak tujuannya pengajaran.
3) Terjadinya proses pemahaman yang mengantarkan materi
terhadap materi berikutnya. Proses pembelajaran merupakan
kaitan pembelajaran yang di jalani peserta didik.
Jadi dapat diperoleh kesimpulan tercapai tidaknya tujuan
hasil belajar peserta didik yang ditentukan oleh guru, yaitu dapat
dilihat dari pemahaman peserta didik tentnag materi yang
disampaikan oleh guru, yaitu dengan melihat hasil yang
diperoleh.
12
d. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Unsur-unsur yang mempengaruhi keberhasilan belajar
menurut Tu’Tulus (2004:52) diantaranya adalah “tujuan, guru,
peserta didik, kegiatan pembelajaran dan evaluasi.”
1) TujuanTujuan merupakan muara dan pangkal dari proses belajar mengajar. Semakin jelas dan oprasional tujuan yang dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya, dan sebaliknya.
2) GuruTerpenting bagi guru adalah mengetahui anak didik dengan segala potensi dan kekuatannya sehingga guru cukup melakukan proses darwing out, yakni proses mengeluarkan, membimbing, memotivasi, dan mengeluarkan berbagai potensi yang ada pada anak didik menjadi kekutan belajardan nyata (factual).
3) Peserta didikPerbedaan motivasi, minat, bakat, perhatian, harapan, latar belakang sosio kultural, tradisi keluarga, menyatu dalam seluruh sistem dikelas. Perbedaan-perbedaan seperti inilah yang wajib dikelola, diorganisir oleh guru, untuk mencapai tujuan yang optimal. Apibala guru tidak memiliki kecermatan dan keterampilan dalam mengelola perbedaan- perbedaan potensi peserta didik maka sulit untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4) Kegiatan pengajaranPola umum kegiatan pengajaran adalah terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik dengan bahan prantaranya. Guru yang menciptakan lingkungan belajar yang baik maka kepentingan belajar akan terpenuhi.
5) EvaluasiMemiliki cakupan bukan saja pada bahan ajar, tetatpi pada keseluruhan proses belajar mengajar, bahkan pada alat dan bentuk evaluasi yang dilakukan sudah benar-benar mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan, bahan yang dijarkan dan proses yang dilakukan.
Dengan demikian, semakin tinggi tingkat penguasan peserta
didik terhadap materi pelajaran, maka semakin tinggi pula hasil
belajarnya untuk pelajaran tersebut. Unuk mengetahui bahwa peserta
13
didiktelah mengalami proses belajar dan telah mengalami
perubahan-perubahan baik perubahan dalam memiliki pengetahuan,
keterampilan ataupun sikap maka dapat dilihat dari hasil belajarnya.
Hasil belajar dapat menunjukan tingkat keberhasilan seseorang
setelah melakukanproses belajar dalam melakukan perubahan dan
perkembangannya.
Hal ini disebabkan hasil belajar merupakan hasil penilaian
atas kemampuan, kecakapan, keterampilan-keterampilan tertentu
yang di pelajari selama masa belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu sangat
menentukan perubahan belajar peserta didik, dengan melihat belajar
merupakan merupakan hasil penilaian atas kemampuan, kecakapan,
keerampilan, tertentu yang dipelajari selama belajar. Semakin
tinnggi hasil yang diperoleh maka semakin tinggi pula perubahan
yang dialami peserta didik.
2. Pembelajaran IPA
a. Pengertian IPA
Ilmu pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran
tentang alam dan mempunyai hubungan yang luas tekait dengan
kelangsungan hidup manusia dimuka bumi ini. IPA sangat berperan
dalam proses pendidikan dan juga perkembangan teknologi saat ini.
Menurut Santi Dwiki dan Sri Yuniati (2006:9-10) mengatakan
bahwa:
14
IPA merupakan suatu pengetahuan teoretis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas, yakni dengan melakukan observasi dan seterusnya, berkaitan antara cara satu dengan cara yang lainnya.
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar manusia.
Oleh karena itu IPA bukan hanya sekedar teori akan tetapi dalam
setiap bentuk pengajaran akan lebih dikenakan pada bukti dan ilmu
yang diperoleh.
b. Tujuan Pembelajaran IPA
Setiap pembelajaran mempunyai suatu tujuan, karena
dengan adanya suatu tujuan peserta didik diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dalam memiliki pengetahuan
keterampilan dan sikap sesuai dengan apa yang menjadi keinginan
seorang guru. Begitu juga degan pelajaran IPA yang memiliki tujuan
dalam pembelajarannya.
Depertemen Pendidikan Nasional (2006:7) menyatakan
tentang tujuan pembelajaran IPA di SD/MI sebagai beikut:
a. Memperoleh keyakinan tehadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaannya;
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep konsep IPA yang dapat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tau, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling menmpengaruhi antara IPA, lingkungan teknologi dan masyarakat;
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan;
15
Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memilihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam;
e. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai ciptaan Tuhan;
f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk menlanjutkan ke SMP/MTs.
Jadi diperoleh kesimpulan secara umum pembelajaran IPA
mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mengembangkan
pengetahuan,pemahaman, dan keterampilan serta kesadaran tentang
manfaat, pesan dan pentingnya IPA dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga pesereta didik ikut serta dalam memilihara dan menjaga
serta melestarikan lingkungan alam dan juga menyadari akan
kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa dengan menghargai berbagai
bentuk ciptaan Tuhan di alam semesta ini
c. Hasil belajar IPA
Hasil belajar IPA merupakan bagian terpenting dari proses
pembelajaran IPA, proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila
hasil belajar peserta didik sesuai dengan apa yang diharapkan oleh
sekolah, oleh karena itu hasil belajar IPA hendaknya menjadi
perhatian bagi semua pendidik. Hasil belajar diidentifikasikan
sebagai kemampuan kognitif yang dimiliki oleh peserta didik sangat
erat kaitannya dengan rumusan tujuan instruksional yang
direncanakan atau dirancang oleh pendidik sebelumnya.
16
Menurut Sudjana (2005:35) hasil belajar IPA adalah:
Hasil belajar ini dipengaruhi oleh kemampuan guru sebagai perancang kegiatan pembelajaran untuk itu guru dituntut menguasai taksonomi hasil belajar yang selama ini dijadikan sebagai pedoman dalam perumusan tujuan intrusional
Hasil belajar IPA ditandai dengan kemampuan-kemampauan
awal dan perubahan tingkah laku yang dimiliki peserta didik setelah
menerima pembelajaran IPA.
Menurut Hamalik (2006:30) yaitu, “Bila seseorang akan
belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari yang tidak mengerti
menjadi megerti.”
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud hasil belajar IPA adalah kemampuan yang dimiliki peserta
didik setelah mengalami proses belajar IPA dan hasil belajar IPA
tersebut dapat berupa nilai, kemampuan-kemampuan dan
pengetahuan yang diperolehnya yang menunjukan adanya perubahan
tingkah laku.
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
“pengantar”. Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehinga dapat
17
merangsang pikiran, perasaan, perhatian danminat serta perhatian
peserta didik sedemikian rupa sehinga proses belajar terjadi.
Menurut Munadi (2008: 7-8), mengemukaan bahwa :
Media merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipa lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efektif dan efisien. Menurut Rodhatul Jennah (2009:2), “media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untukmenyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,minat, pikirandan perasaan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu”.Sedangkan menurut Arif S. Sadirman dkk (2007:7), menyatakan bahwa “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.
Dari pendapat para ahli yang telah dikemukaan diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa media adalah sarana atau alat untuk
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan dari pengirim
kepenerima yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatiandan
minat sehingga terjadi proses pembelajaran.
b. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Kemp & Dayton (2009:23) mengatakan bahwa:
Manfaat media pembelajaran adalah penyampaian menjadi lebih baku, lebih menarik, lebih interaktif, waktu pembelajaran dapat dipersingkat, kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, pembelajaran dapat diberikan kapan dan dan dimana diinginkan atau diperlukan, sikap positif pebelajar dapat ditingkatkan, peran pembelajar dapat berubah kearah yang lebih positif.
18
4. Media Specimen
a. Pengertian Media Specimen
Menurut Jennah (2009: 86-87), mengemukaan bahwa:
Specimen artinya barang contoh,yaitu barang-barang asli yang di jadikan sebagai contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya,atau sebagian dari sejenis, atau sebagian dari sekelompok benda yang sama untuk di jadikan contoh.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa benda
yang digunakan sebgai benda Specimen dari benda aslinya atau benda
yang mewakili dari sejenis atau sekelompok benda yang sebenarnya.
b. Macam-Macam Specimen
Menurut Jennah (2009:89), mengemukakan bahwa:
1) Specimen benda masih hidup, dapat diwujudkan dalam bentuk; aquarum, terrarium, dan insectarium
2) Specimen benda yang sudah mati, dapat diwujudkan dalam bentuk herbarium, awetan dalam plastik atau botol dengan menggunakan larutan formalin dan alkohol, taksidermi hewan tiruan yang kulitnya yang sudah dikeringkan
3) Specimen benda yang tak hidup, misalnya batu-batuan pasir tanah
4) Specimen identitas, misalnya tanda tangan.
Dari macam-macam specimen yang sudah di paparkan dapat di
tarik kesimpulan bahwa media specimen ini sangat tepat digunakan
dalam proses pembelajaran, karena dengan adanya media specimen
akan memperkuat dan memperjelas materi yang disampaikan oleh
guru.
19
c. Tujuan Penggunaan Media Specimen
1) Memperjelas materi pelajaran
2) Menimbulkan perhatian kepada subyek yang sedang diteliti
3) Merangsang minat untuk menambah pengetahuan
4) Mendorong untuk berpikir dan menyelidiki sendiri
5) Menyediakan bahan untuk membuat papan peragaan atau
pameran
Jadi diperoleh kesimpulan bahwa penggunaan media
specimen ini sangat membantu guru dalam menyampaikan meteri,
karena dengan adanya media specimen akan memperjelas materi
yang disampaikan, menimbulkan minat, perhatian serta menambah
pengetahuan dan mendorong peserta didik untuk berpikir
d. Kelebihan dan Kekurangan Media Specimen
1. Kelebihan Penggunaan Media Specimen antara lain :
a. Pertama (Nana sudjana, dalam Santika, 2011) adalah sebagai berikut: pertama kemampuan fiksatif, artinya dapat menagkap, menyimpandan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam, difilemkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat dilanjutkan dan diamati kebali seperti kejadian aslinya.
b. Kedua, kemampuan manipulatif, artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya, kecepatannya,warnanya, sereta dapat pula diulang- ulang penyajiannya.
c. Ketiga, kemampuan distributif artinya mampu menjangkau audien yang besar jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak.
2. Kekurangan Media Specimen antara lain :a. Verbalisme, artinya siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak
mengetahui artinya. Hal ini karena biasanya guru mengajar
20
hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa cendrung hanya menirukan apa yang dikatakan guru.
b. Salah tafsir artinya dengan istilah dengan kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan tanpa menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan sebagainya.
c. Perhatian tidak terpusat, terjadi karena beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan, cara menyajikan bahan pembelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan bimbingan guru.
.e. Langkah-langkah Penggunaan Media Specimen
Langkah-langkah dalam penggunaan media specimen yaitu:
Menurut Jennah (2009:90), mengemukakan bahwa:
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media specimen.
2. Persiapan guru dengan memilih media dengan menetapkan media specimen guna dimanfaatkan guru mencapai tujuan.
3. Persiapan kelas. Persiapan anak didik dipersiapkan sebelum pengajaran dengan media specimen dmiulai. Guru memotivasi peserta didik agar dapat menilai, menganalisis, menghayati pelajaran dengan menggunakan media specimen.
4. Menyajikan pelajaran dengan memanfaatkan media spcimen. Media specimen digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi mengenai bentuk tubuk ikan serta fungsinya.
5. Kegaitan belajar, guru memperlihatkan media specimen dengan mengenalkan bentuk tubuh ikan serta fungsinya, kemudian peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya apa bila ada materi yang dipahami.
6. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana tercapai sekaligus dapat menilai sejauh mana penggunaan media specimen sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan belajar IPA.
Dari penjelasan di atas, jelas terlihat bagaimana langkah
langkah dalam menggunakan media specimen. Melalui langkah-
langkah yang telah dirancang tersebut diharapkan tujuan dengan
menggunakan media specimen dapat tercapai dengan baik.
21
5. Media Mock Up
a. Pengertian Media Mock Up
Ada beberapa macam media yang dapat digunakan pada saat
proses pembelajaran yaitu salah satunya adalah media Mock up.
Menurut Nana sudjana dkk (dalam Nafi Mubarok: 2012)
menyatakan bahwa: Mock up adalah salah suatu penyederhanaan
susunan bagian pokok dari suatau proses atau sistem yang lebih
ruwet. Susunan nyata dari bagian-bagian pokok itu diubah sehingga
aspek-aspek utama dari suatu proses mudah di mengerti.
Sedangkan menurut Jennah (2009:84) menyatakan bahwa:
Mock up atau alat-alat tiruan sederhana hampir sama (mirip) seperti model yang disederhanakan. Mock up atau alat tiruan sederhana dimaksudkan adalah tiruan dari benda sebenarnya dan dipilih dari bagian-bagian yang penting untuk disederhanakan agar memudahkan untuk mempelajarinya.
Dari pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan yaitu
media Mock up adalah alat tiruan yang dibuat atau disederhanakan
hampir sama atau mirip dengan yang sebenarnya.
b. Manfaat Media Mock Up
Menurut Jennah (2009: 84) manfaat digunakan media mock
upantara lain:
1) Siswa mengetahui proses perubahan yang terjadi2) Dapat melatih keterampilan karena tidak hanya melihat
tetapi perlu mencobanya3) Membangkitkan motivasi untuk membuat dan meniru objek
yang dipelajarisecara sederhana. Jadi dapat ditarik kesimpulan manfaat digunakan media mock
up dalam proses pembelajaran yaitu dapat merangsang pikiran,
22
perhatian, serta melatih keterampilan peserta didik, dan
membangkitkan motivasi untuk membuat atau meniru obyek yang
dipelajari secara serderhana.
c. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Media Mock Up
Menurut Jennah (2009:92), mengemukakan bahwa;
1. Kelebihan Pengguanaan Media Mock Upa) Memberikan pengalaman secara langsung.b) Dapat menunjukan objek secara utuh baik kontruksi
maupun cara kerja.c) Dapat memperlihat struktur organisasi secara jelas.d) Dapat menunjukan alur suatu proses secara jelas.
2. Kekurangan Penggunaan Media Mock Upa) Tidak dapat mencapai sasaran dalam jumlah besar b) Penyimpanannya memerlukan ruang yang besar dan
perawatan yang rumitc) Untuk membuat alat peraga membutuhkan biaya yang
besard) Anak tunanetra sulit untuk membandingkannya.
Jadi dapat disimpulan bahwa setiap media pembelajaran itu mempunyai kelemahan dan kelebihan dari kelebihan tersendiri maka oleh sebab itu sebagai calon guru diharapkan bisa memilih media pembelajaran secara tepat dan menyesuaikan dengan materi yang ingin disampaikan.
d. Langkah-langkah Penggunaan Media Mock Up
Langkah-langkah penggunaan media mck up dalam proses
pembelajaran:
Menurut Sudjana (2004:102), mengemukakan
1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media mock up.
2. Persiapan kelas. Anak didik dan kelas dipersiapkan sebelum pengajaran dengan media specimen dimulai. Guru memotivasi peserta didik agarmenilai, menganalisis, menghayati, pelajaran dengan menggunakan media mock up
3. Menyajikan pelajran dengan memanfaatkan media mock up media gambar digunakan oleh guru untuk menjelaskan materi mengenai bagian tubuh ikan.
23
4. Kegiatan belajar, guru memperlihatkan media mock up dengan mengenal bagian tubuh ikan dan fungsinya, kemudian peserta didik diberi kesempatan untu bertanya apa bila ada materi yang kurang jelas.
5. Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana pengajaran tercapai sekaligus dapat menilai sejauh mana penggunaan media mock up sebagai alat bantu dapat menunjang keberhasilan belajar IPA.
B. Kerangka Berpikir
Peran media pembelajaran khususnya media specimen dan media
mock up dalam proses belajar mengajar sangat penting terutama untuk
meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik. Penggunaan media specimen
dan media mock up adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk
memperbaiki hasil belajar IPA peserta didik, pengunaan media pembelajaran
secara tepat dapat mengatasi sikap pasif peserta didik karena media
pembelajaran berguna untuk menimbulkan kegiatan belajar, pembelajaran
dengan mengunakan media sangat berpengaruh terhadap hasil belajar peserta
didik terutama hasil belajar IPA. Penggunaan alat bantu yang berupa media
specimen dan media mock up maka akan membantu peserta didik untuk
mencapai hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan karena kegiatan belajar
dengan menggunakan media akan lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh
peserta didik. Penggunaan media specimen dan media mock up dalam
pembelajaran maka diharapakn hasil dan proses pembelajaran akan berjalan
lebih baik lagi.
Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut:
24
1. Purwahyuni (2010) dengan judul “Penggunaan media specimen
pembelajaran ilmu pengetahuan alam untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas IV SDN Kebonagung 06 Malang”hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media specimen pada pembelajaran IPA
pada peserta didik IV SDN Kebonagung 06 Malang dapat dilaksanakan
dengan baik, dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri dari dua
pertemuan. Hal ini terbukti pada setiap siklus seluruh indikator dapat
tercapai dengan baik sesuai RPP yang dibuat. Penggunaan media
specimen juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini
terbukti dari rata-rata sebelumnya yaitu 69 dengan ketuntasan belajar
kelas 65,22% pada siklus I meningkat menjadi 79 dengan ketuntasan
belajar kelas sebesar 89,13% pada siklus II. Selain itu, penggunaan media
specimen juga terbukti meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran
berlangsung. Dalam hal ini siswa juga memberikan tanggapan positif,
yaitu mereka merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan lebih
mudah memahami materi yang diajarkan.
Berdasarkan penjelasan di atas jadi dapat disimpulkan bahwa dengan
menggunakan media specimen dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik kelas IV SDN Kabong
2. Silamsari, Erik. (2010) dengan judul “Meningkatkan hasil belajar peserta
didik melalui media specimen pada mata pelajaran IPA kelas III MI
Zainiyah tempel kecematan Gembol Kabupaten Pasuruan” Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media specimen pada materi
25
penggolongan tumbuhan dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa. Dari hasil observasi skor rata-rata aktivitas belajar siswa pada
siklus I 58,0 dan siklus II 73,4. Sehingga mengalami peningkatan dari
hasil observasi siklus I ke siklus II sebesar 15,4. Sedangkan pada
observasi awal nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 64,5 siklus I 73,3
dan pada siklus II 81,2. Sehingga mengalami peningkatan dari observasi
awal ke siklus I sebesar 8,8 dan dari siklus I ke siklus II sebesar 7,9. hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan media specimen dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa, khususnya siswa kelas III MI Zianiyah
Tempel Kecamatan Gembol Kabupaten Pasuruan. Untuk itu disarankan
bagi guru untuk menggunakan media pada saat pembelajaran. Bagi
sekolah disarankan dapat menyediakan sarana dan prasarana
pembelajaran.
Berdasarkan dari hasil penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan
bahwa penggunaan media specimen dapat meningkatkan hasil belajar
aktivitas dan hasil belajar IPA peserta didik kelas III MI Zainiyah tempel
Kecematan Gembol Kabupaten Pasuruan.
C. Hipotesis Tindakan
Menurut Sukardi (2005:41) “hipotesis adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang kebenarannya masih perlu diuji atau dites
dengan data yang asalnya dari lapangan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah anggapan sementara yang kebenarannya harus diuji terlebih
dahulu.
26
Berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan hipotesis dalam
penelitian ini yaitu bahwa: “Hasil belajar IPA dilihat dari penggunaan media
specimen lebih baik dibandingkan dengan media mock up pada peserta didik
kelas II SDN-5 Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014”.
27
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai bulan
Desember tahun 2013, sedangkan penelitian dilakukan terhadap kelas II
Sekolah Dasar Negeri-5 Menteng Palangkaraya Tahun Pelajaran
2013/2014 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1Jadwal Penelitian
No Kegiatan Agus Sept Okt Nov Des1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Menyusun Proposal x x x x
2 Seminar Proposal x
3 Revisi Proposal x x
4 Bimbingan Skripsi x x x x
5 Pelaksanaan Penelitian x x X
6 Laporan Hasil Penelitian
x
7 Ujiian skripsi x
8 Revisi Skripsi x X
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan terhadap kelas II Sekolah Dasar
Negeri-5 Menteng Palangka Raya Tahun Pelajaran 2013/2014. Adapun
alasan memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian karena ada fenomena
atau permasalahan yang penting untuk diteliti.
28
B. Metode Penelitian
Metode penelitian beperan penting dalam penelitian, oleh sebab itu
penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Menurut Sugiyono
(2010:72), mengemukakan bahwa: “metode penelitian eksperimen dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh
perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi terkendali”. Sedangkan
menurut Naszir (2005:272) mengemukakan bahwa: “Penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang maksudnya untuk mengetahui ada tidak akibat
dari sesutau yang dikenakan pada subjek yang di teliti”. Dengan kata lain
metode eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya perbedaan hubungan
sebab akibat, caranya dengan membandingkan kelompok eksperimen 1 dan
kelompok eksperimen 2.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah untuk
mencari ada tidaknya perbedaan, hubungan, sebab, akibat, dengan cara
membandingkan antara dua kelas. Yaitu hasil kelas eksperimen 1, di
bandingkan dengan kelas eksperimen 2, apakah ada perbedaan hasil setelah
diberi perlakuan.
Desain penelitian eksperimen
Desain yang gunakan dalam penelitian ini adalah“Randomized
subjects, pretest-posttest two Group experiment”untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
29
Tabel 2Desain Penelitan Eksperimen Randomized subjects, pretest-posttest two
Group experiment
Kelas Pretest Perlakuan Postes
Eksperimen I Y1 X1 Y2
Eksperimen II Y1 X2 Y2
Sukardi (2005:185)
Keterangan :
X1 = Perlakuan dengan media mock up
X2 = Perlakuan dengan media specimen
Y1 =Pretest
Y2 = Postest
Berdasarkan pada tebel di atas dapat di uraikan langkah-langkah
eksperimen sebagai berikut:
1. Menentukan kelas IIA dan IIB sebagai kelas ekperimen I dan kelas
eksperimen II.
2. Memberikan pretest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
untuk mengetahui kemampuan awal sebelum diberikan perlakuan.
3. Memberikan perlakuan pada kelas eksperimen I berupa media specimen
sedangkan kelas eksperimen II diberikan perlakuan berupa media mock
up.
Memberikan postest pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II,
untuk mengetahui kemampuan ahir setelah memberikan perlakuan kemudian
dibandingkan untuk menjawab hipotesis.
30
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Menurut
Margono (2010:118) “Populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas II yakni
kalas IIA dan IIB SDN -5 Menteng Palangkaraya Tahun 2013/2014 yang
berjumlah 67 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut:
Tabel 3Populasi Penelitian
No KelasJenis kelamin
Jumlah KeteranganL P
1. IIA 12 16 28 Eksperimen1
2. IIB 10 17 27 Eksperimen2
Jumlah 55
Sumber Data : Tata Usaha SDN-5 Mentang Palangkaraya
31
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian adalah sebagian dari jumlah populasi
penelitian,hal ini sejalan dengan pendapat seorang ahli yang
mengemukaan “sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang di
pilih untuk sumber data untuk penelitian Sukardi (2003.56)”.
Sedangkan menurut Arikunto (2006:131), “Adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Karena jumlah populasi tidak terlalu besar,
maka seluruh jumlah anggota populasi ditetapkan sebagai sampel
(penelitian populasi)”. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu
peserta didik kelas IIA dan IIB SDN-5 Menteng Palangkaraya.
D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan data penelitian untuk menggambarkan secara abstrak suatu
fenomena. Menurut Sugiyo
no (2007) variabel pada dasarnya “Segala sesuatu yang berbentuk
apa saja ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan”.
Suryono (2008:36) mengemukakan ada dua jenis variabel yaitu :
a. Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang mempengaruhi atau dianggap menentukan. Variabel ini dapat merupakan faktor resiko, predator kuasa atau penyebab
b. Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi, variabel terikat disebut juga kejadian, iuran, manfaat, efek, atau dampak.
32
Berdasarkan teori variabel bebas adalah (penggunaan media) dan
variabel terikat (hasil belajar IPA).
2. Definisi Operasional
Berdasarkan teori di atas maka variabel bebas dalam penelitian ini
adalah (penggunaan media) dan variabel terikat adalah (hasil belajar).
a. Media Specimen adalah barang-barang asli yang dijadikan sebagai
contoh untuk mewakili benda asli yang sebenarnya atau sebagian dari
sejenis atau sebagian dari sekelompok benda yang sama untuk
dijadikan contoh. Dengan menggunakan media specimen akan
mempermudah peserta didikmengerti pelajaran yang disampaikan
oleh guru.
Adapun langkah – langkah penggunaan media specimen yaitu:
1) Guru menciptakan kondisi belajar yang kondusif sebelum
pelajaran dimulai, guru juga merumuskan tujuan pengajaran dan
menyiapkan media specimen yang berhubungan dengan materi
yang disampaikan.
2) Guru memperlihatkan atau menunjukan media specimen yang
akan digunakan dalam pembelajaran.
3) Guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan media
specimen.
4) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang penjelasan yang masih kurang dipahami.
33
5) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik, untuk
mengetahui kemampuan setelah diberi pembelajaran
menggunakan media specimen.
Dari penjelasan di atas, jelas terlihat bagai mana langkah-
langkah dalam menggunakan media specimen. Melalui langkah-
langkah yang telah dirancang tersebut diharapkan tujuan
pembelajaran dengan menggunakan media specimen dapat tercapai
dengan baik.
b. Media mock up yaitu suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari
suatu proses atau sistem yang lebih ruwet. Susunan nyata dari bagian-
bagian pokok untuk itu ubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu
proses mudah dimengerti siswa.
Adapun langkah-langkah penggunaan media mock up yaitu:
1) Guru menciptakan kondisi belajar yang kondusif sebelum pelajaran
dimulai, guru juga merumuskan tujuan pengajaran dan menyiapkan
media mock up yang berhubungan dengan materi yang
disampaikan.
2) Guru memperlihatkan atau menunjukan media mock up yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3) Guru menyajikan materi pelajaran dengan memanfaatkan media
mock up.
4) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang penjelasan yang masih kurang dipahami.
34
5) Guru memberikan evaluasi kepada peserta didik, untuk mengetahui
kemampuan awal peserta didik dengan pembelajaran
menggunakan media mock up.
E. Teknik Pengumpulan Data dan instrumen
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam pengumpulan ini adalah sebagai
berikut:
a. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ialah tes.
b. Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk memahami atau
mengukur dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan sudah
ditentukan”.Suharsimi Arikunto (2007:53). Tes yang digunakan
untuk memperoleh data hasil belajar pada pembelajran IPA peserta
didik kelas IV SDN-5 Menteng Palangkaraya adalah tes hasil belajar.
Dalam penelitian ini tehnik pengumpulan data berupa tes (pre tes
dan post tes).
2. Instrumen Pengumpulan Data
Agar data yang diperoleh lebih baik, maka peneliti menggunakan
instrumen atau alat.
a. Pretest (Tes Awal)
Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal
peserta didik yaitu untuk melihat keberhasilan peserta didik, sebelum
menggunakan media specimen dan media mock up.
35
Tabel 4Kisi-kisi Pre Test
Standar kompentisi Kompetensi dasar Indikator Nomor Item Jumlah
Soal
Mengenal berbagai macam hewan disekitar rumah dan sekola beserta ciri-ciri hewan
Mengenal nama-nama hewan dan ciri-ciri hewan melaui pengamatan
1. Menyebutkan nama-nama hewan
2. Menjelaskan ciri-ciri hewan secara sederhana
1,2,3,4,5,6,7,8,9
10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,2324,25
9
16
Jumlah 25
b. Post test (Test Akhir)
Post tes yaitu tes ahir yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar IPA setelah belajar menggunakan media specimen dan media mock
up.
Tabel 5Kisi-kisi Post Test
Standar kompentisi Kompetensi dasar Indikator Nomor Item Jumlah
Soal
Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan,pertumbuhan hewan,dan tumbuhan sertta berbagi tempat hidup mahuk hidup.
Mengenal bagian-bagian utama tubuh hewan dan tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan
1. Menjelaskan bagian-bagian tubuh ikan dan fungsinya.
2. Menjelaskan bagian-bagian utama tubuh kura-kura dan fungsinya
3. Menjelaskan bagian-bagian utama tubuh kepiting dan fungsinya
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
11,12,13,14,15,16,17,18,19
20,21,22,23,24,25,
10
9
6
Jumlah 25Sumber: (Wljinah,Anis Dyah Rufaida 2010)
36
c. Uji Coba Instrumen
Instrumen yang baik harus diuji, oleh karena itu maka untuk menguji
insrumen diperlukan uji validitas dan uji realibilitas yaitu :
a. Uji Validitas Isi
Validitas isi dilakukan untuk menguji soal tes.Untuk menguji
validitas isi, dapat digunakan pendapat dari para ahli ( Judgment
exsperts). Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-
aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu,maka
selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya
tentang instrumen yang disusun itu. Mungkin para ahli akan memberi
keputusan intrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,dan mungkin
dirombak total. Jumlah tenaga ahli yang digunakan yaitu dua orang
validator.Pengujian validitas isi yaitu meminta bantuan dua orang dosen
ahli ;
b. Analisis daya pembeda
Menurut suryanto (2009:.22) mengatakan bahwa “Analisis
pembeda adalah untuk mengetahui seberapa jauh butir soal tersebut
dapat membedakan kemampuan individu peserta tes”. Butir soal yang
didukung daya beda yang baik akan mampu membedakan perserta
didik yang mempunyai kemampuan yang rendah. Adapun daya
pembeda dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
DP = PA – PB
37
=
B A
J A−
B b
J B
Keterangan :
DP = Indeks daya butir soal
BA = Banyak kelompok atas menjawab benar.
JA = Banyak kelomopok atas
BB = Banyak kelompok bawah yang menjawabab benar
JB = Banyak kelompok bahwah
c. Analisis tingkat kesukaran
Menurut Suryanto ( 2009 :23) mengatakan bahwa:
Tingkat kesukaran merupakan salah satu karakteristik yang dapat menunjukan kualitas butir soal tersebut apakah termasuk mudah, sedang, atau sukar”. Suatu butir soal dikatakan mudah jika sebagian peserta didik dapat menjawab dengan benar. Besarnya tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan terhadap setiap butir soal.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal
adalah sebagai berikut :
P= BN
Keterangan :
P = Indeks kesukaran butir soal
B= Jumlah peserta tes yang menjawab benar
N= Jumlah seluruh peserta didik.
Untuk membantu mengukur item soal diperlukan ITEMAN ,
berdasarkan pendapat Rahmah Zulaiha (2008:9) menyatakan bahwa:
38
Agar file data dapat dianalisis dengan program iteman diperlukan 4 baris perintah sebagai Kontrol (Control line) yang diketik dari baris pertama kolom pertama. Jadi 4 baris perintah tersebut tepat beradadi atas data. 4 baris pertama sebagai baris kontrol tersebut sebagai.1. Baris pertama
Baris pertama berisi 10 digit/kolom yang berkaitan soal dan jawaban sisawa. Ada pun 10 kolom tersebut adalah kolom 1-3 disi dengan angka yang menunjukan butit soal yang di analisis. Kolom 1 untuk ratusan, kolom 2 untuk puluhan dan kolom 3 untuk satuan. Banyak soal yang dapat di analisis paling banyak 250 soal.
2. Baris kolom Baris kedua berisi banyak jawaban. Bila data siswa diketik dengan huruf kecil, maka kunci jawaban diketik dengan huruf kecil. Bila kunci jawaban siswa diketik dengan huruf kapital/besar maka kunci jawaban diketik dengan huruf kapital/besar. Bila data jawaban siswa diketik dengan angka, maka kunci jawaban diketik dengan angka.
3. Barisan ketiga Barisan ketiga berisis banyak jawaban (option) untuk setiap soal. Dimungkinkan daalam satu paket tes, banyak pilihan jawaban option setiap soal berbeda.
4. Baeis ke empat Baris keempat berisi kode ‘’Y” atau “”N”. Bila seluruh soal akan dianalisis, maka ketik “Y” untuk soal tersebut. Bila tidak analisis ketik “N”. Baris keempat dapat juga berisi skla tes (“0”, “1”,”2” dan seterusnya). Bila seuah perangkat tes terdidri dari subtes-subtes yang akan di analisis persubtes, maka untuk setiap soal diketik skala tesnya (“0”, “1”, “2” dan seterusnya).
d. Uji Reliabilitas
Menurut Azwar (2004:4) menyatakan bahwa, “Reabilitas
merupakan penerjemah dari kata reliability yang mempunyai asal kata
rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut
sebagai pengukuran yang reliabel (reliable).” Instrumen yang baik
tidak akan bersifat tendensius mengarah respinden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya juga
39
diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap
sama (konsiten). Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal
(stability/tes retest, equivalent atau gabungan keduanya) dan secara
internal (analisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen)
Pengujian reliabilitas intrumen menggunakan teknik lebih dua
dari Spearman Brown. Adapun rumus yang digunakan sebagai
berikut :
ri = 2 rb1+rb
Dimana :
R1= reliabilitas internal seluruh instrumen
Rb = korelasi product momernt antara bahan pertama dan bahan kedua
(Sugiyono,2010:278)
Untuk memutuskan instrumen tersebut reliabel atau tidak hingga dapat
memberikan penafsiran terhadap koefisien yang diperoleh, maka
dalam menentukan seberapa kuat hasil yang diperoleh maka dapat
berpedoman dengan pendapat Sugiyono (2010:216) pada kategori
sebagai berikut:
1) 0,000-0,199: sangat tidak reliabel
2) 0,200-0,399: tidak reliabel
3) 0,400-0,599: cukup reliabel
4) 0,600-0,799: reliabel
5) 0,800-1,000: sangat reliabel.
40
Untuk menganalisis soal yang akan digunakan untuk penelitian,
maka soal tersebut terlebih dahulu diuji cobakan. Uji coba soal
dilakukan di SDN 4 Menteng setelah soal tersebut dikerjakan oleh
peserta didik , kemudian hasil tersebut dianalisis dengan menggunakan
aplikasi ITEMAN (item and analysis) versi 3.00.
Menurut Rahma Zulaiha (2008:17) mengemukakan beberapa
ktriteria indeks klasifikasi pada hasil dari aplikasi ITEMAN yaitu
sebagai berikut:
Tabel 6Kriteria Indeks Klasifikasi Butir Tes
Tingkat Kesukaran
(Prop Correet)
Daya Pembeda(Buser dan Point Biser)
Penyebaran Jawaban
(Pro.Endrosing)
TK < 0,3 Sukar DP > 0,25 Diterima > 0,025 sudah Berfungsi
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang
0< DP ≤ 0,25 Diperbaiki
< 0,025 Tidak Berfungsi
TK > 0,7 Mudah DP ≤ 0 Ditolak
Berdasarkan kriteria di atas, diperoleh hasil yaitu dari 25
soal pre tes yang diujikan semuanya termasuk kategori baik
sehingga dapat digunaka sebagai instrumen penelitian. Jumlah item
soal yang digunakan dalam penelitian 25 item soal, yang
digunakan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik.
41
sedangkan soal pos tes, dari 25 soal yang diuji dengan aplikasi
ITEMAN, semua soal termasuk kategori baik, sehingga jumlah
instrumen yang digunakan dalam penelitian pada kemampuan akhir
peserta didik yaitu berjumlah 25 item soal. (Perhitungan
selengkapnya terdapat pada halaman lampiran). Berikut ini adalah
rekapitulasi hasil uji ITEMAN soal pre tes dan pos tes menurut
Rahma Zulaiha (2008) apabila daya pembeda yang digunakan
adalah point biser yaitu sebagai berikut:
Tabel 7Rekapitulasi Uji Iteman Soal Pre Tes
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran
JawabanKeterangan
Soal
1. 0,33 (Sedang) 0,028 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik
2. 0,7 (mudah) 0,486 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
3. 0,857 (mudah) 0,075 (Direvisi) Pengecoh B Tidak Berfungsi Baik
4. 0,714 (rendah) 0,090 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik
5. 0,370 (Sedang) 0,033 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik
6. 0,704 (Mudah) 0,262 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
7. 0,185 (Sukar) 0,654 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
8. 0,444 (Sedang) 0,467 (Diterima) Pengecok CTidak berfungsi Baik
9. 0,259 (Sukar) 0,592 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
10. 0,185 (Sukar) 0,070 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi Baik
11. 0,185 (Sukar) 0,008 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik
12. 0,370 (Sedang) 0,407 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi Baik
42
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran
JawabanKeterangan
Soal
13. 0,556 (sedang) 0,301 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
14. 0,148 (Sukar) 0,225 (Ditolak)Semua Pengecoh
berfungsi Baik
15. 0,33 (Sedang) 0,689 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
16. 0,407 (Sedang) 0,385 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
17. 0,185 (Sukar) 0,406 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi Baik
18. 0,185 (Sukar) 0,111 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
19. 0,519 (Sedang) 0,716 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
20. 0,370 (Sedang) 0,595 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
21. 0,370 (Sedang) 0,574 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
22. 0,481 (Sedang) 0,349 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
23. 0,444 (Sedang) 0,730 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
24. 0,667 (Sedang) 0,270 (diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
25. 0,630 (Sedang) 0,570 Semua Pengecoh berfungsi Baik
Tabel 8
Rekapitulasi Uji ITEMAN Soal Post Test
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran
JawabanKeterangan
Soal
1. 0,704 (Sukar) 0,083 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik
2. 0,407 (Sedang) 0,224 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
3. 0,953 (Sedang) 0,224 (Ditolak)Pengecoh B tidak
berfungsi Baik
4. 0,407 (Sedang) 0,169 (Direvisi) Semua Pengecoh berfungsi Baik
43
Nomor Soal
Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Penyebaran
JawabanKeterangan
Soal
5. 0,444 (Sedang) 0,444 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
6. 0,667 (Sedang) 0,407 (Ditolak) Semua Pengecoh berfungsi
7. 0,370 (Sedang) 0,277 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
8. 0,481 (Sedang) 0,743 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
9. 0,704 (Mudah) 0,623 (Diterima) Pengecoh B Tidak berfungsi Baik
10. 0,556 (Sedang) 0,790 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
11. 0,556 (Sedang) 0,817 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
12. 0,519 (Sedang) 0,556 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
13. 0,519 (Sedang) 0,339 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
14. 0,519 (Sedang) 0,545 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
15. 0,407 (Sedang) 0,447 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
16. 0,333 (Sedang) 0,668 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
17. 0,519 (Sedang) 0,449 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
18. 0,444 (Sedang) 0,064 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
19. 0,370 (Sedang) 0,702 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
20. 0,481 (Sedang) 0,606 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
21. 0,630 (Sedang) 0,531 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
22. 0,407 (Sedang) 0,503 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
23. 0,407 (Sedang) 0,531 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
24. 0,296 (Sukar) 0,771 (Diterima)Semua Pengecoh
berfungsi Baik
25. 0,667 (Sedang) 0,348 (Diterima) Semua Pengecoh berfungsi Baik
44
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini
adalah uji-t karena penelitian ini bertujuan untuk mencari perbedaan hasil
belajar IPA.Maka rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
t =
X 1−X 2
√ S 12
n1+
S 22
n 2
Sugiyono (2010:134)
Keterangan
t = Nilai hitungan
X 1 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen 1
X 2 = Nilai rata-rata kelompok eksperimen 2
S21 = Varian data pada kelompok eksperimen 1
S22 = Varian data pada kelompok eksperimen 2
n1 = Banyaknya subjek pada kelompok eksperimen 1
n2 = Bnyaknya subjek pada kelompok eksperimen 2
Ketika pengambilan keputusan
Jika thit> ttabel=lebih baik
Jika thit< ttabel=tidak lebih baik
45
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Visi dan Misi
SDN 5 Menteng Palangka Raya memiliki visi dan misi sebagai berikut:
a. Visi
Terwujudnya penyelenggaraan pendidikan berkualitas, siswa
siswi yang cerdas, terampil, berprestasi, beriman, dan taqwa kepada
tuhan yang maha dan berbudi pekerti luhur melalui kegiatan belajar
mengajar yang optimal dengan tidak meninggalkan budaya
lingkungan bersih, sehat, aman dan tertib.
b. Misi
1) Mewujudkan penataan administrasi pendidikan di sekolah yang
tertib, rapi, transparan, dan bertanggung jawab berlandaskan
manajemen berbasis sekolah dengan upaya memaksimilasi peran
aktif melalui komite sekolah,
2) Menciptakan suasana belajar yang kondusif dengan pendekatan
pembelajaran aktif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM).
3) Meningkatkan sumber daya manusia SD. Negeri 5 Menteng
melalui program pendidikan baik formal maupun informal.
4) Meningkatkan lingkungan yang asli melalui pemeliharaan yang
berkesinambungan.
46
47
2. Kurikulum
Kurikulum yang digunakan di SDN 5Menteng Palangka
Rayadari kelas I s/d kelas VI adalah Kurikulum Tingkat Satuan
pendidikan (KTSP).
3. Kepegawaian
SDN 5Menteng Palangaka Raya memiliki tenaga pendidik dan
staf sebagai berikut:
Tabel 8Daftar Kepegawaian SDN 5 Menteng Palangka Raya
NO NAMA JABATAN
1 Falentina S.Pd. M. MPd Kepala Sekolah
2 Anas T. Tambangan, S.IP Guru Kelas
3 Hinie, S.Pd Guru Kelas
4 Terkelin, S.Pd Guru Kelas
5 Rumbai M.Gaman, A.Ma Guru Kelas
6 Rusebae, S.Pd Guru Kelas
7 Genie, S.Pd Guru Kelas
8 Sidae, S.Pd Guru Kelas
9 Karlie, A.Ma.Pd Guru Kelas
10 Emelia, A. Ma Guru Kelas
11 Salasiah, S.Pd Guru Kelas
12 Kihirmansyah, S.Pd Guru Kelas
13 Yusana Gatang, S.Pd Guru Kelas
14 Linde A.T.Rumbang, S.Pd Guru IPS
48
NO NAMA JABATAN
15 Lamiang, S.Pd Guru IPS
16 Seda, S.Pd Guru IPS
17 Kartini, S.Pd Guru Penjaskes
18 Seritani, S.Pdk Guru Agama Kristen
19 Netty S.Pdk Guru Agama Kristen
20 Fathurrahman, S.PdI Guru Agama Islam
21 Rusnamawardah, S.PdI Guru Agama Islam
22 Wernie, S.PdH Guru Agama Hindu
Data tenaga kependidikan tersebut merupakan data pendidik
yang saat ini aktif. Data tersebut diperoleh dari TU SDN-5 Menteng
Palangka Raya.
4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SDN 1 Pahandut
Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 9Sarana dan Prasarana
No Jenis Ruangan Jumlah
1 Ruang kelas 1 2
2 Ruang kelas 2 2
3 Ruang kelas 3 2
4 Ruang kelas 4 1
5 Ruang kelas 5 2
49
No Jenis Ruangan Jumlah
6 Ruang kelas 6 2
7 Ruang kepala sekolah dan ruang TU 1
8 Kantor ruang kepsek dan ruang tamu 1
9 Ruang guru dan perpustakaan 1
10 WC 2
Berdasarkan pada tabel di atas diketahui bahwa SDN 5 Menteng
Palangka Raya memiliki 12 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah yang
menjadi satu dengan ruang TU, 1 ruang guru dan 1 ruang perpustakaan,
serta 2 WC.
Tabel 10Data Prasarana Penunjang Pembelajaran yang dimiliki
SDN 5 Menteng Palangka Raya.
No Nama Barang Jumlah
1 Komputer 2 set
2 KIT matematika 1 set
4 Kerangka manusia 1 set
5 Alat olahraga 1 set
6 Papan tulis (untuk semua kelas) 12 buah
7 Globe bola dunia 2 buah
Berdasarkan keterangan data pada tabel 10, dapat diketahui
bahwa SDN 5Menteng Palangka Raya telah memiliki perlengkapan tata
usaha dan beberapa media pembelajaran untuk bidang studi yang terkait
yang di gunakan pada pembelaaran di kelas.
50
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Kemampuan Prasyarat (Pretes)
Sebelum melakukan eksperimen penelitian terlebih dahulu
memberikan tes kemampuan prasyarat (Pretes). Tes kemampuan
prasayarat ini diberikan pada kelas IIA sebagai kelompokan eksperimen I
dan IIB sebagai kelompok eksperimen II dengan jumlah item sebanyak 25
soal tertulis (pilihan ganda). Tes kemampuan prasyarat ini dilakukan untuk
melihat kemampuan awal yang dimiliki oleh peserta didik dari kedua kelas
tersbeut. Hal ini dapat dilihat pada tabel data skor kemampuan awal
dibawah ini.
Tabel 11Skor Pretes Peserta didik Kelas Eksperimen I
NoKelompok Eksperimen I
Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2
1 A 68 4624
2 B 73 5329
3 C 86 7396
4 D 73 5329
5 E 68 4624
6 F 55 3025
7 G 77 5929
51
NoKelompok Eksperimen I
Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2
8 H 55 3025
9 I 64 4096
10 J 55 3025
11 K 50 2500
12 L 59 3481
13 M 77 5929
14 N 50 2500
15 O 64 4096
16 P 82 6742
17 Q 77 5929
18 R 86 7396
19 S 55 3025
20 T 68 4624
21 U 64 4096
22 V 59 3481
23 W 73 5329
24 X 59 3481
25 Y 64 4096
26 Z 68 4624
27 Aa 55 3025
28 Bb 55 2975
Jumlah 1839 123731
52
Dari data tabel di atas, diperoleh hasil perhitungan untuk sampel
penelitian dari kelas eksperimen I dengan jumlah peserta didik 28 orang
yaitu skor rata-rata (X 1) = 66,3, ∑ x1 2 = 123731, ∑x1
2 = 1839, Standar
Deviasi (SD1 ) dengan standar deviasi (SD1) sebesar 17,5 dan variansi
(SD12) sebesar 305,97. Untuk l = 11,80 dan Variansi (S1
2 ) = 139,3.
Perhitungan selengkapnya ada pada lampira.
Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan
berdasarkan data distribusi, data frekuensi dan data kategori.untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 12Distribusi Data Bergolong Peserta Didik Kelas Eksperimen I
NO Interval Frekuensi(f)
Titik tengah (x) f. x X2 f. x2
1 50-56 8 53 424 2809 22472
2 57-62 3 59,5 178,5 3481 10443
3 63-68 8 65,5 524 4290,2 34321,6
4 69-74 3 71,5 214,5 5112,2 15336,6
5 75-81 3 87,5 262,5 7656,2 22968,6
6 82-87 3 84,5 253,5 7140,2 21420,6
Jumlah 28 - 1857 - 126962,4
1. Mencari rata-rata
X1 = ∑fx : n = 1857 : 28 = 66,3
53
2. Mencari Standar Deviasi
SD1 = √ Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
= √126962 , 428
−[185728 ]
2
= √4534 ,3−66 , 32
= √4534 ,3−4395
= √139 ,3
= 11,80
3. Mencari Variansi (SD12)
SD12 =
Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
=
126962 ,428
−[185728 ]
2
= 4534,3 – [ 66 ,3 ]
= 4534,3 – 4395
= 139,3
Tabel 13Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I
No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase
1 50-56 8 8 28,5 %
2 57-62 3 11 10,7 %
54
No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Persentase
3 63-68 8 19 28,5 %
4 69-74 3 22 10,7 %
5 75-81 3 25 10,7 %
6 82-87 3 28 10,7 %
Jumlah 28 - 99,8 = 100 %
Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti kemudian membagi
dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan
tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 68– 6 = <62,
dikatakan sedang jika, skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 62 s/d 68
dan dikatakan tinggi jika, skor > ( Xi + SBi) yaitu 68+ 6 = > 74. Xi adalah
rata-rata ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat diagram batang yang
menunjukkan data frekuensi peserta didik kelas eksperimen.
55
Gambar 1.
Diagram Batang Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6012345678
Frekuensi
Tabel 14
Kategori Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen I
Skor Tes awal Frekuensi Persentase Kategori<62 11 39,2 % Rendah
62 s/d 68 11 39,2 % Sedang
>74 6 21,5 % Tinggi
Tergambar dalam data pada tabel 14, skor tes awal kategori rendah
adalah <62 yaitu 39,2 % peserta didik yang masuk kategori rendah, skor
tes awal kategori sedang adalah 62 s/d 68 yaitu 39,2 % peserta didik yang
masuk kategori sedang dan skor tes awal kategori tinggi adalah < 74 yaitu
21,5 % peserta didik masuk kategori tinggi. Artinya masih banyak peserta
50-56 57-62 63-68 69-74 75-81 82-87
56
didik memiliki kemampuan rendah dan sedang hal ini dapat dilihat
berdasarkan data di atas yaitu 39,2% peserta didik masuk kategori tinggi.
Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat diagram batang yang
menunjukkan kategori data hasil tes awal kelas eksperimen.
Gambar 2
Diagram Batang Kategori Pretes Kelas Eksperimen I
Rendah Sedang Tinggi0
2
4
6
8
10
12
Frekuensi
Tabel 15
Skor Prestes Peserta Didik Kelas Eksperimen II
NOKelompok Eksperimen II
Kode Peserta Didik Skor (XI) XI2
1 A 76 5776
2 B 67 4489
3 C 57 3249
4 D 67 4489
5 E 62 3844
< 62 62-74 >78
57
NOKelompok Eksperimen II
Kode Peserta Didik Skor (XI) XI2
6 F 76 5776
7 G 81 6561
8 H 48 2304
9 J 52 2704
10 K 62 3844
11 L 76 5776
12 M 57 3249
13 N 71 5041
14 O 62 3844
15 P 52 2704
16 Q 57 3249
17 R 76 5776
18 S 62 3844
19 T 57 3249
20 U 67 4489
21 V 52 2704
22 X 76 5776
23 Y 57 3249
24 Z 48 2304
25 Aa 67 4489
26 Bb 62 3844
27 Cc 52 2704
Jumlah 1699 109327
58
Hasil penghitungan untuk kelas eksperimen II dengan jumlah
peserta didik 27 orang yaitu (X 2 ) = 64,5, ∑ x 2 2 = 109327, ∑x 2
2 = 1699
Standar Deviansi ( SD2) =9,31 dan Variansi (S2 2) = 86,7
Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan
berdasarkan data distribusi dan data kategori. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 16
Distrubusi Data Bergolong Pesertra Didik Kelas Eksperimen II
No Interval Frekuensi (f)
Titik tengah (x) f.x X2 f. x2
1 48-53 6 50,5 303 2550,2 15301,2
2 54-59 5 56,5 282,5 3192,2 15961
3 60-65 5 62,5 312,5 3906,2 19531
4 66-71 5 68,5 342,5 4692,2 23461
5 72-77 5 74,5 372,5 5550,2 27751
6 78-83 1 80,5 80,5 6480,2 6480,2
Jumlah 27 - 1744 - 108485.4
1. Mencari Rata-Rata
X2 = ∑fx : n
= 1744 : 27 = 64,5
2. Mencari Standar Deviasi (SD)
SD2 = √ Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
59
= √108485 ,427
−[169327 ]
2
= √4017 ,9−62 ,72
= √4017 ,9−3931 ,2
= √86 , 7
= 9,31
3. MencariVariansi (S22)
SD22 =
Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
=
1108485 , 527
−[169327 ]
2
= 4017,9 – [ 62 ,7 ]
= 4017,9 – 3931,2
= 86,7
Tabel 17
Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen II
No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Presentase (%)
1 48-53 6 6 22,2 %
2 54-59 5 11 18,5 %
60
No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Presentase (%)
3 60-65 5 16 18,5%
4 66-71 5 21 18,5 %
5 72-77 5 26 18,5 %
6 78-83 1 27 3,7 %
Jumlah 27 - 100 %
Berdasarkan data pada tabel di atas peneliti kemudian membagi
dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan
tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 64,5 – 55,5 = < 59,
dikatakan sedang jika,skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 59 s/d 70 dan
dikatakan tinggi jika, skor > (Xi + SBi) yaitu 64,5 + 55,5 = >70. Xi adalah
rata-rata ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal. Untuk lebih jelasnya
maka akan dibuat diagram yang menunjukkan data frekuensi peserta didik
kelas eksperimen II.
61
Gambar 3
Diagram Frekuensi Data Peserta Didik Kelas Eksperimen II
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 60
1
2
3
4
5
6
Frekuensi
Kemudian berikut ini adalah hasil pengelompokkan berdasarkan
kategori tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 18
Kategori Data Tes Awal Kelas Eksperimen II
Skor Tes Awal Frekuensi Persentase Kategori
<59 10 37 % Rendah
59 s/d 70 9 33,3% Sedang
>70 8 29,6 % Tinggi
48-53 54-59 60-65 66-71 72-77 78-83
62
Tergambar dalam tabel di atas, skor tes awal kategori rendah
adalah < 59 yaitu 37 % peserta didik masuk kategori rendah, skor tes awal
kategori sedang adalah 59 s/d 70 yaitu 33,3% .
Peserta didik masuk kategori sedang dan skor tes awal kategori
tinggi adalah >70 yaitu 29,6% peserta didik masuk kategori tinggi. Artinya
rata-rata peserta didik memiliki kemampuan sedang, hal ini dapat dilihat
berdasarkan data di atas yaitu 33,3 % peserta didik masuk kategori sedang,
dan untuk lebih jelasnya maka akan dibuat diagram untuk kategori data tes
awal kelas eksperimen II.
Gambar 4
Diagram Kategori Data Tes Awal Eksperimen II
Rendah Sedang Tinggi0123456789
10
Frekuensi
<59 59-70 >70
63
Untuk melihat ada tidaknya kemampuan awal yang merupakan
kemampuan prasyarat dari kedua kelas tersebut, yang dilihat dari tes awal
dapat di bandingkan dengan menggunakan uji-tsebagai berukut:
Kelompok Eksperimen I
N1 = 28
S1 2 =139,3
X1 = 66,3
Kelompok Eksperimen II
N2 =27
S2 2 =86,7
X2 64,5
t =
X1−X2
√ S12
n1+
S22
n2
t =
66 , 3−64 ,5
√139 , 328
+86 ,727
t =
1,8√4,9+3 ,21
t =
1,8√8 ,11
t =
1,82,8
t = 0,64
Berdasarkan perhitungan uji-t di atas, di peroleh thitung sebesar 0,64
sedangkan ttabel pada db = n1 + n2 -2 = 28 + 27-2 = 53 dan taraf signifikansi
64
5% sebesar 1,671 dengan demikian thitung < ttabel = 0,64 < 1,671. Maka dari
perbandingan tersebut dapat dinyatakan sebelum dilakukan eksperimen
kedua kelas tersebut tidak ada yang lebih baik, dan hipotesis penelitian Ha
ditolak, yaitu ada tidak yang lebih baik hasil belajar IPA antara kelas IIA
dan IIB sebelum dilakukan eksperimen. Berati penguasan tentang materi
bagian- bagian utama tubuh hewan serta fungsinya belum dikuasi oleh
peserta didik, sehingga kedua kelas tersebut selanjutnya layak digunakan
sebagai kelas eksperimen I dan II.
2. Kemampuan Tes Akhir (posttes)
Tes akhir ini diberikan pada kelas IIa sebagai kelompok
eksperimen I dan kelas IIb sebagai kelompok eksperimen II, tes akhir ini
dilakukan untuk melihat kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik dari
kedua kelas tersebut setelah diberi perlakuan berupa pengajaran, dimana
kelompok eksperimen I yaitu kelas IIa menggunakan media specimen dan
kelompok eksperimen II yaitu kelas IIb menggunakan media mock up tes
akhir ini diberikan dalam bentuk soal tertulis pilihan ganda sebanyak 25
soal, setelah itu dilihat perbedaan hasil tesnya. Hal ini dapat dilihat pada
tabel data (posttest) sebagai berikut :
65
Tabel 19
Skor Posttest Peserta Didik Kelas Eksoerimen I
NoKelompok Eksperimen I
Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2
1 A 64 4096
2 B 73 5329
3 C 73 5329
4 D 82 6724
5 E 95 9025
6 F 64 4096
7 G 77 5929
8 H 95 9025
9 I 55 3025
10 J 68 4624
11 K 68 4624
12 L 55 3025
13 M 95 9025
14 N 59 3481
15 O 55 3025
16 P 68 4624
17 Q 68 4624
18 R 50 2500
19 S 64 4096
20 T 95 9025
21 U 86 7396
22 V 95 9025
66
NoKelompok Eksperimen I
Kode Peserta Didik Skor (X2) XI2
23 W 82 6724
24 X 77 5929
25 Y 86 7396
26 Z 77 5929
27 Aa 68 4624
28 Bb 68 4624
Jumlah 2062 156898
Dari data tabel di atas, diperoleh hasil perhitungan untuk sampel
penelitian dari kelas eksperimen I dengan jumlah peserta didik 28 orang
yaitu skor rata-rata (X 1) = 73,48 ∑ x1 2 = 156898, ∑x1
2 = 2062, Standar
Deviasi (SD1 ) = 13,62 dan variansi (S12) = 185,6
Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan
berdasarkan data distribusi, data frekuensi dan data kategori. untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 20
Distribusi Data Bergolong Peserta Didik Kelas Eksperimen I
No IntervalFrekuensi
(f)
Titik tengah
(x)f. x X2 f. x2
1 50-57 4 53,5 213,5 2862,2 11448,8
2 58-65 4 61,5 246 3782,2 15128,8
3 66-73 8 69,5 556 4830,2 38641,1
67
No IntervalFrekuensi
(f)
Titik tengah
(x)f. x X2 f. x2
4 74-81 3 77,5 232,5 6006,2 18018,6
5 82-89 4 85,5 342 7310,2 29240,8
6 90-97 5 93,5 467,5 8714,2 43571
Jumlah 28 - 2057,5 - 156049,1
1. Mencari Rata-Rata
X2 = ∑fx : n
= 2057,5:28
= 73,48
2. Mencari Standar Deviasi (SD1)
SD2 = √ Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
= √156049 ,. 128
−[2057 ,528 ]
2
= √5573 ,1−73 , 42
= √5573 ,1−5387 ,5
= √185 ,6
= 13,62
68
3. Mencari Variansi (S12)
SD12 =
Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
= √156049 ,. 128
−[2057 ,528 ]
2
= 5573,1- 63,42
= 5573,1- 5387,5
= 185,6
Tabel 21
Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I
NO Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Presentase
1 50-56 4 4 14,2 %
2 57-62 4 8 14,2 %
3 63-68 8 16 28,5%
4 69-74 3 19 10,7 %
5 75-81 4 23 14,2%
6 82-87 5 28 17,8 %
Jumlah
28 - 100 %
Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti kemudian membagi
dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan
69
tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 72,5– 7,5 = < 65,
dikatakan sedang jika skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 65 s/d 80 dan
dikatakan rendah jika, skor > (Xi + SBi) yaitu 72,5 + 7,5 = > 80. Xi adalah
rata-rata ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal. Kemudian untuk
lebih jelasnya peneliti membuat data frekuensi kelas eksperimen kedalam
bentuk diagram batang.
Gambar 5
Diagram Batang Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen I
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 60
1
2
3
4
5
6
7
8
Frekuensi
Kemudian berikut ini adalah hasil pengelompokkan berdasarkan
kategori tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 22Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen I
Skor Tes Akhir Frekuensi Persentase Kategori
50-56 57-62 63-68 69-74 75-81 82-87
70
<65 7 25 % Rendah
65 s/d 80 12 42,8 % Sedang
>80 9 32,1 % Tinggi
Tergambar dalam data pada tabel di atas skor tes akhir kategori
rendah adalah <65 yaitu 25 % peserta didik masuk kategori rendah, skor
tes akhir kategori sedang adalah 65 s/d 80 yaitu 42,8 %.
Peserta didik masuk kategori sedang dan skor tes akhir kategori
tinggi adalah > 80 yaitu 32,1 % peserta didik masuk kategori tinggi.
Artinya rata-rata peserta didik memiliki kemampuan sedang, hal ini dapat
dilihat berdasarkan data di atas yaitu 42,8 % peserta didik masuk kategori
sedang. Untuk lebih jelasnya kita lihat pada diagram di bawah ini.
Gambar 6
Diagram Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen I
Rendah Sedang Tinggi0
2
4
6
8
10
12
Frekuensi
<65 65-80 >80
71
72
Tabel 23
Skor Posttest Peserta Didik
NOKelompok Eksperimen II
Kode Peserta Didik Skor (X2) X22
1 A 52 2740
2 B 62 3844
3 C 71 5041
4 D 76 5776
5 E 76 5776
6 F 57 3249
7 G 67 4489
8 H 62 3844
9 J 76 5776
10 K 52 2704
11 L 67 4489
12 M 67 4489
13 N 62 3844
14 O 57 3249
15 P 62 3844
16 Q 52 2704
17 R 81 6561
18 S 62 3844
19 T 57 3249
20 U 52 2704
21 V 57 3249
22 X 48 2304
23 Y 67 4489
24 Z 52 2704
25 Aa 57 3249
26 Bb 52 2704
27 Cc 48 2304
73
NOKelompok Eksperimen II
Kode Peserta Didik Skor (X2) X22
Jumlah 1651 103219
Hasil penghitungan untuk kelas eksperimen II dengan jumlah
peserta didik 27 orang yaitu (X 2 ) = 60,94, ∑ x 2 2 = 103219, ∑x 2
2 = 1651
Standar Deviansi ( SD2) = 22,20 dan Variansi (S2 2) = 493,25
Tabel sebaran data hasil pretest di atas kemudian dikelompokan
berdasarkan data distribusi dan data kategori. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 24
Distrubusi Data Bergolong Pesertra Didik Kelas Eksperimen II
No Interval Frekuensi (f)
Titik tengah (x) f.x X2 f. x2
1 48-53 8 50,5 404 2550,2 20401
2 54-59 5 56,5 282,5 3192,2 15961
3 60-65 5 62,5 312,5 3906,2 19531
4 66-71 5 68,5 342,5 4692,2 23461
5 72-77 3 74,5 223,5 5550,2 27751
6 78-83 1 80,5 80,5 6480,2 6480,2
Jumlah 27 - 1645,5 - 113585.2
1. Mencari rata-rata
74
X2 = ∑fx : n
= 1645,5:27
= 60,94
2. Mencari Standar Deviasi (SD2)
SD2 = √ Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
= √113585 , 227
−[1645 ,527 ]
2
= √4206 , 85−60 , 942
= √4206 , 85−3713 ,6
= √493 ,25
= 22,20
3. Mencari Variansi (S22)
SD22 =
Σ fx2
n−[ Σ fx
n ]2
= √113585 , 227
−[1645 ,527 ]
2
= 4206,85- 60942
= 420685- 3713,6
75
= 493,25
Tabel 25
Data Frekuensi Peserta Didik Kelas Eksperimen II
No Interval Frekuensi Frekuensi Kumulatif Presentase (%)
1 48-53 8 8 29,6 %
2 54-59 5 13 18,5%
3 60-65 5 18 18,5%
4 66-71 5 23 18,5%
5 72-77 3 26 11,1%
6 78-83 1 27 3,7%
Jumlah 27 - 100 %
Berdasarkan data pada tabel di atas, peneliti kemudian membagi
dalam beberapa kategori berdasarkan kemampuan rendah, sedang dan
tinggi. Dikatakan rendah jika, skor < (Xi - SBi) yaitu 64,5 – 55,5 = < 59,
dikatakan sedang jika skor = (Xi - SBi) s/d (Xi + SBi) yaitu 59 s/d 70 dan
dikatakan tinggi jika, skor > (Xi + SBi) yaitu > 70. Xi adalah rata-rata
ideal dan SBi adalah simpangan baku ideal. Kemudian agar lebih jelas
akan dibuat diagram batang untuk memperjelas data frekuensi peserta
didik kelas eksperimen.
76
77
Gambar 7
Diagram Frekuensi Postest Peserta Didik Kelas Eksperimen II
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 60
1
2
3
4
5
6
7
8
Frekuensi
Berikut ini adalah hasil pengelompokkan berdasarkan kategori
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 26
Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen II
Skor Tes Akhir Frekuensi Persentase Kategori
<59 5 18,5 % Rendah
59 s/d 70 10 37 % Sedang
>70 12 44,4 % Tinggi
Tergambar dalam data pada tabel di ata, skor tes akhir kategori
rendah adalah < 59 yaitu 18,5 % peserta didik masuk kategori rendah, skor
48-53 54-59 60-65 66-71 72-77 78-83
78
tes akhir kategori sedang adalah 59 s/d 770 yaitu 37 % peserta didik
memiliki kategori sedang dan skor tes akhir kategori tinggi adalah > 70
yaitu 44,4% peserta didik masuk kategori tinggi. Artinya rata-rata
pesertadidik memiliki kemampuan tinggi, hal ini dapat dilihat berdasarkan
data di atas yaitu 44,4% peserta didik masuk kategori tinggi. Untuk lebih
jelasnya akan dibuat diagram kategori data tes akhir kelas eksperimen II.
Gambar 8
Diagram Kategori Data Tes Akhir Kelas Eksperimen II
Rendah Sedang Tinggi0
2
4
6
8
10
12
Frekuensi
Series 1
C. Pengujian Hipotesis
Sebelum dilakukan hipotesis, maka hipitesis penelitian terlebih dahulu
dinyatakan dalam hipotesis statistik sebagai berikut:
Ho : Hasil belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan media
specimen tidak lebih baik dibandingkan dengan yang
< 59 59-70 >70
79
menggunakan media mock up pada peserta didik kelas II SDN 5
Menteng Palangka Raya.
Ha : Hasil belajar IPA antara yang menggunakan media specimen lebih
baik dibandingkan dengan yang menggunakan media mock up pada
peserta didik kelas II SDN 5 Menteng Palangka Raya.
Adapun hasil hipotesis ini menggunakan penghitungan uji-t pada data
hasil pos tes dari kelompok eksperimen I dengan kelompok eksperimen II
sebagai berikut :
Perbandingan Tes Akhir Kelas Eksperimen I dengan Kelas
Eksperimen II dengan menggunakan uji t.
Kelompok Eksperimen I
N1 = 28
S1 2 =185,6
X1 =73,48
Kelompok Eksperimen II
N2 =27
S2 2 = 493,25
X2 60,94
t =
X1−X2
√ S12
n1+
S22
n2
t =
73 , 48−60 ,94
√185 ,628
+493 , 2527
t =
12 ,54√6 ,62+18 , 26
80
t =
12 ,54√24 , 88
t =
12 ,544,9
t = 2,551
Berdasarkan perhitungan uji – t di atas, diperoleh thitung sebesar 2,551
sedangkan ttabel pada db = n1 + n2 - 2 = 28 + 27-2 = 53 dan taraf signifikansi 5%
sebesar 1,671 dengan demikian thitung¿ttabel = 2,551 maka dari perbandingan
tersebut dapat dinyatakan bahwa hipotesis penelitian (Ha) diterima, yaitu hasil
belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan Media Specimen lebih
baik dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan Media mock up
pada peserta didik kelas II SDN -5 Menteng Palangka Raya.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil hipotesis yang telah dilakukan, nilai thitung > ttabel 2,551
> 1,671 yang berati penggunaan media specimen lebih baik dibandingkan
dengan penggunaan media mock up. Kelompok yang menggunakan media
specimen lebih aktif peserta didiknya dibandingkan kelompok yang diajarkan
yang menggunakan media mock up yang terlihat kuarang aktif dan skurang
bertanya. Penggunaan media specimen merupakan salah satu usaha yang
dilakukan pendiddk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penggunaan
media ini akan membuat suasana belajar yang baru sehingga membuat proses
belajar mengajar menjadi lebih kondusif.
Pembelajaran yang menggunakan media specimen akan berpengaruh
terhadap hasil belajar IPA itu sendiri. Dengan media specimen peserta didik
81
akan diajak untuk mampu melakukan proses atau percobaan khususnya pada
materi pembelajaran IPA.
Dengan penerapan media specimen dan media mock up mempunyai
tujuan agar peserta didik mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai
jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan
percobaan sebdiri. Juga peserta didik dapat terlatih dengan cara berpikir yang
ilmiah. Dengan eksperimen I dan eksperimen II peserta didik kebenaran dari
teori sesuatu yang sedang dipelajarinya. Hal tersebut sejalan dengan pendapat
Silamasari Erik (2010) hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan media
specimen dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik, dan
menurut Purwahyuni (2010) hasil belajar peserta didik IV SDN Kebonagung
06 malang, menunjukan bahwa penggunaan media specimen pada
pembelajaran IPA dapat menigkatkan hasil belajar peserta didik terbukti pada
setiap siklus seluruh indikator dapat tercapai dengan baik sesuai RRP yang
dibuat.
Berdasarkan hal tersebut maka, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media specimen lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
media mock up. Jadi hasil belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan
media specimen lebih baik dibandingkan dengan yang menggunakan media
mock up pada Peserta Didik Kelas Kelas II SDN -5 Palangka Raya.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa Hasil
Belajar IPA antara pembelajaran yang menggunakan Media Specimen lebih
baik dibandingkan dengan yang menggunakan media Mock up pada Peserta
Didik Kelas II SDN-5 Palangka Raya. Hal tersebut berdasarkan pada
perhitungan menggunakan uji-t untuk pengujian hipotesios diperoleh thitung
sebesar 2,551. Sedangkan ttabel pada db =n1 + n2 -2 =53 dan taraf signifikansi
5% sebesar 1,671 dengan demikian thitung > ttabel = 2,551> 1,671.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Teoretis
a. Semoga hasil penelitian ini dapat berguna untuk menambah
pengetahuan tentang ilmu pendidikan, khususnya yang berkaitan
dengan upaya meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik dengan
menggunakan media specimen
b. Hasil penelitian ini berguna dan dapat dijadikan sebagai referensi bagi
pembangembangan penelitian selanjutnya.
2. Praktis
a. Bagi kepala sekolah semoga dapat memberikan masakan kepada guru
IPA dalam hal proses pembelajaran di kelas khususnya pada saat
80
83
penyampaian materi agar dapat menggunakan media gambar sehingga
dapat menjadi peserta didik lebih fokus, aktif, bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
b. Bagi guru yang mengajar pada meta pembelajaran IPA semoga dapat
dijdikan sebagai bahan dalam melakukan perbaikan proses
pembelajaran.
c. Bagi Peneliti Lain
Bagi penelitian lain, penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi
bahan bacaan untuk bisa melakukan penelitian selanjutnya dengan
variabel yang berbeda dan jumlah populasi yang lebih banyak.
84
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan
RahmatNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Proposal yang berjudul
(Perbedaan Hasil Belajar IPA dilihat dari Penggunaan Media Specimen dan Media
Mock up Peserta Didik kelas II SDN-5 Menteng Palangkaraya).
Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik material dan spiritual sehingga proposal skripsi
ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa proposal masih banyak kekurangannya untuk itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis
harapkan.
Akhir kata semoga proposal dapat memberikan manfaat bagi kita semua, baik
dimasa sekarang maupun akan datang.
Palangkaraya, April 2013
SUSI SUSANTI
85
DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadirman,(2007), Media Pembelajaran,Jakarta : PT Grafindo Persada.
Arikunto,S., (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta :Rineka Cipta.
Depdiknas,(2003),UU No 20 Tahun 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta:Biro Hukum & Organisasi Sitjen Depniknas.
Dwiki,S., & Yuniari,S., (2006),Ilmu Alam Dasar Jakarta : Universitas Terbuka
Fathurrohman, P.,& Sutikno,S.M,. (2007), Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Refika Aditama
Hamalik,O.,(2006),Proses Belajar Mengajar Bandung:Bumi Aksara
Haryanto,(2006),Sains Untuk Solah Dasar Jakarta : Erlangga
Hasbullah,(2006),Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Jennah,R.,( 2009), Media Pembelajaran, Banjarmasin: Antasari Press
Munadi,Y., (2008),Media Pembelajaran, Jakarta : Gaung Persada Press.
Nazir, M.,( 2005),Metode Penelitian, Bogor: Ghalie Indonesia
Nafi Mubarok, (2012), Media Pembelajaran Tiga DimensiHttp :/Nafimubarokdawan.blogspot.com/2012/05/Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Nursih,(2010),Perbedaan Hasil Belajar Sain Dilihat Dari Penggunaan MediaKarsol Peserta didik kelas IV SDN-6 Langkai Palangkaraya Tahun Pelajaran 2009/2010 UMP
Sadirman, (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Slameto,(2003),Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,Jakarta :PT Rineka Cipta.
Sudjana,N., (2005), Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensido
86
________ (2004), Dasar-Dasr Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana,N., & Santika, (20011),Penelitian Penelitian Pendidikan,Bandung : Sinar Baru Algensindo
Sudijono, A., (2006), Pengantar Evaluasi Pendidikan,Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sugiyono,( 2006), Statistik Untuk Penlitian, Bandung : Alfabeta
,( 2007), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alpfabeta
_________,(2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D Bandung : CV Alfabeta.
Sukardi, ( 2003),Metologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT.Bumi Aksara
Suryanto, (2009), Metode Penelitian Pendidikan,Bandung : CV Albeta
Suryono, ( 2008), Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta : PT. Grasindo
Tim, (2012),Buku pedoman Penulisan Skripsi, Palangkaraya : FKIP Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Tu’tulus, (2004), Penerapan Disiplin pada Prilaku dan Prestasi Jakarta : PT. Grasindo.
Yuli Pitriani, (2010), Perbedaan Prestai Belajar Dihat dari Penggunaan Metode tugas kelompok di SDN-5 Menteng Palangkaraya,Palangkaraya : Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
Waljinah, Anis Dyah Rufaida,(2010) Ilmu Pengetahuan AlamPT Intan Pariwara
87
PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA DI LIHAT DARI PENGGUNAAN MEDIA SPECIMEN DENGAN MEDIA MOCK UP PADA PESERTA DIDIK
KELAS II SDN – 5 MENTENG PALANGKA RAYA
PROPOSAL
Oleh:
SUSI SUSANTINPM. 09.23.10331
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PGSD2013
88
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................iDAFTAR ISI............................................................................................................iiBAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................1B. Identifikasi masalah .......................................................................6C. Batasan masalah ............................................................................6D. Rumusan masalah...........................................................................7E. Tujuan penelitian............................................................................7F. Manfaat Fenelitian..........................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................9A. Analisis teoretis..............................................................................9
1. Hasil belajar .............................................................................9a. Pengertian belajar...............................................................9b. Pengertian Hasil Belajar...................................................11c. Kriteria Hasil Belajar........................................................11d. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Hasil Belajar.............13
2. Pembelajaran IPA...................................................................15a. Pengertian IPA.................................................................15b. Tujuan Pembelajaran IPA................................................16c. Hasil Belajar IPA..............................................................17
3. Media Pembelajaran...............................................................18a. Pengertian Media Pembelajaran.......................................18b. Manfaat Media Pembelajajaran........................................19
4. Media Specimen.....................................................................19a. Pengertian MediaSpecimen..............................................19b. Macam-macam Media Specimen......................................19c. Tujuan Penggunaan Media Specimen...............................19d. Kelebihan dan Kekurangan MediaSpecimen....................20e. Langkah-Langkah Penggunaan Media Specimen.............21
5. Media Mock Up......................................................................22a. Pengertian Media Mock UP.............................................22b. Manfaat Penggunaan Media Mock UP.............................22c. Kelebihan dan kekurangan Media Mock Up....................23d. Langkah-langkah Pembelajaran Media Mock Up............23
ii
89
B. Kerangka Berpikir........................................................................24C. Hipotesis Penelitian......................................................................27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................28A. Waktu dan Tempat Penelitian......................................................28B. Metode Penelitian.........................................................................29C. Populasi dan Sampel Penelitian...................................................31D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional..............................32E. Teknik Pengumpulan Data dan instrumen...................................35F. Teknik Analisis Data....................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
iii
90