bab ii yang baru (repaired).doc

43
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Lansia 1. Pengertian Lansia Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (Undang–Undang no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan). Menurut Nugroho (2000) Lanjut usia adalah seorang laki–laki dan perempuan yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun dan merupakan tahap ahir dari perkembangan kehidupan manusia. 2. Teori - teori penuaan Teori–teori penuaan ada 2 jenis yaitu teori biologis dan teori psikologis. Teori biologis meliputi teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan. a. Teori Biologis 1) Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas 9

Upload: hirsanhusairi

Post on 14-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II yang baru (Repaired).doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Lansia

1. Pengertian Lansia

Manusia lanjut usia adalah seseorang yang karena

usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan

dan sosial (Undang–Undang no. 23 tahun 1992 tentang

kesehatan). Menurut Nugroho (2000) Lanjut usia adalah

seorang laki–laki dan perempuan yang telah mencapai

usia 60 tahun keatas.

Dapat disimpulkan lansia adalah seseorang yang

telah berusia 60 tahun dan merupakan tahap ahir dari

perkembangan kehidupan manusia.

2. Teori - teori penuaan

Teori–teori penuaan ada 2 jenis yaitu teori

biologis dan teori psikologis. Teori biologis meliputi

teori seluler, sintesis protein, sintesis imun, teori

pelepasan, teori aktivitas, dan teori berkelanjutan.

a. Teori Biologis

1) Teori seluler mengemukakan bahwa sel di program

hanya untuk membelah pada waktu yang terbatas

serta kemampuan sel yang hanya dapat membelah

dalam jumlah yang tertentu dan kebanyakan

diprogram membelah sekitar 50 kali. Jika sebuah

sel pada lanjut usia dilepas dari tubuh dan

9

9

Page 2: BAB II yang baru (Repaired).doc

dibiakkan dari laboratorium, lalu diobservasi,

jumlah sel yang akan membelah akan terlihat

sedikit, pembelahan sel lebih lanjut mungkin

terjadi untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan

sesuai dengan berkurangnya umur.

2) Teori sintesis protein mengemukakan bahwa proses

penuaan terjadi ketika protein tubuh terutama

kolagen dan elastin menjadi kurang fleksibel dan

kurang elastis. Pada lanjut usia, beberapa

protein di buat oleh tubuh dengan bentuk dan

struktur yang berbeda dari protein tubuh orang

yang lebih muda. Banyak kolagen pada kartilago

dan elastin pada kulit yang kehilangan

fleksibilitasnya serta menjadi tebal, seiring

dengan bertambahnya usia.

3) Teori sistem imun mengemukakan bahwa kamampuan

sistem imun mengalami kemunduran pada masa

penuaan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan

infeksi, penyakit autoimun, dan kanker. Terdapat

juga perubahan yang progresif dalam kemampuan

tubuh untuk berespon secara adaptif

(Homeostasis), seiring dengan pengunduran fungsi

dan penurunan kapasitas untuk beradaptasi

terhadap stres biologis, dehidrasi, hipotermi,

dan proses penyakit akut dan kronik.

10

Page 3: BAB II yang baru (Repaired).doc

4) Teori Pelepasan. Teori ini memberikan pandangan

bahwa penyesuaian diri lanjut usia merupakan

suatu proses yang secara berangsur–angsur sengaja

di lakukan mereka dengan mengurangi aktivitasnya

untuk bersama–sama melepaska diri atau menarik

diri dari masyarakat.

5) Teori Aktivitas. Teori ini berlawanan dengan

teori pelepasan dimana teori ini berpandangan

bahwa walaupun lanjut usia pasti terbebas dari

aktivitas, tetapi mereka secara bertahap mengisi

waktu luangnya dengan melakukan aktivitas lain

sebagai kompensasi dan penyesuaian. dengan kata

lain sebagai orang yang telah berumur, mereka

meninggalkan bentuk aktivitas yang pasti dan

mengkompensasikan dengan melakukan banyak

aktivitas yang baru untuk mempertahankan hubungan

antara sitem sosial dan individu daru usia

pertengahan kelanjut usia.

6) Teori Berkelanjutan. Teori ini menjelaskan bahwa

sebagaimana dengan bertambahnya usia, masyarakat

berupaya secara terus menerus mempertahankan

kebiasaan, pernyataan, dan pilihan yang tepat

sesuai dengan dnegan kepribadiannya (Darmojo,

1999 dalam Watson, 2003).

11

Page 4: BAB II yang baru (Repaired).doc

3. Batasan Lansia

Dibawah ini dikemukakan bebrapa pendapat mengenai

batasan umur lanjut usia yaitu :

a. Menurut WHO yang dikatakan lanjut usia dibagi

dalam tiga kategori yaitu :

1) usia lanjut yaitu 60–74 tahun

2) usia tua yaitu 75–89 tahun

3) usia sangat lanjut yaitu lebih dari 90 tahun.

b. Menurut Depkes R.I (2000)

Departemen Kesehatan Republik Indonesia membagi

lanjut usia menjadi sebagai berikut :

1) Kelompok menjelang usia lanjut yaitu 45–54

tahun, keadaan ini dikatakan sebagai masa

virilitas.

2) Kelompok usia lanjut yaitu 55–64 tahun,

keadaan ini dikatakan sebagai masa presenium

3) Kelompok–kelompok usia lanjut yaitu lebih dari

65 tahun, keadaan ini dikatakan sebagi masa

senium.

c. Menurut Undang–Undang No. 13 tahun 1998

Batasan orang dikatakan lansia menurut

Undang–Undang No. 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.

1) Kelompok lansia dini yaitu 55–64 tahun, yakni

kelompok yang baru memasuki lansia

2) Kelompok lansia 65 tahun keatas

12

Page 5: BAB II yang baru (Repaired).doc

3) Kelompk lansia resiko tinggi, yaitu lansia

yang berusia lebih dari 70 tahun.

4. Perubahan–perubahan yang terjadi pada lanjut usia

a. Perubahn fisik yang terjadi pada lanjut usia

Meliputi:

1) perubahan dari tingkat sel

Perubahan yang terjadi berupa lebih sedikit

jumlah sel, ukuran sel lebih besar,

berkurangnya jumlah cairan dalam tubuh dan

berkurangnya cairan intraselular, menurunnya

proporsi protein di otak, otot dan ginjal.

Disamping itu jumlah sel otak menurun, dan

terganggunya mekanisme perbaikan sel.

2) Sistem persarafan

Perubahan yang terjadi yaitu berat otak

menurun, cepatnya menurun hubungan persarafan,

lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi,

khususnya dengan stress, mengecilnya saraf

panca indra, dan kurang sensitif terhadap

sentuhan.

3) Sistem pendengaran

Perubahan yang terjadi berupa gangguan pada

pendengaran, hilangnya kemampuan (daya)

pendengaran pada telinga dalam, terutama

terhadap bunyi suara atau nada–nada yang

tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti

13

Page 6: BAB II yang baru (Repaired).doc

kata–kata, 50% terjadi pada lansia diatas 65

tahun. Terjadi pengumpulan serumen yang dapat

mengeras karena meningkatnya keratin.

4) Sistem penglihatan

Timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap

sinar, katarak yang menyebabkan gangguan

penglihatan. meningkatnya ambang, pengamatan

sinar daya adaptasi terhadap kegelapan lebih

lambat, dan susah melihat dalmam cahaya gelap,

hilangnya daya akomodasi.

5) Sistem kardiovaskuler

Elastisitas dinding aorta menurun, katub

jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan

jantung memompa darah menurun, kehilangan

elastisitas pembuluh darah, tekanan darah

meninggi akibat meningkatnya resistensi

pembuluh darah perifer.

6) Sistem pengaturan tempratur tubuh

Pada pengaturan suhu, hipotalamus dianggap

bekerja sebagai suatu thermostat, yaitu

menetapkan suatu suhu tertentu, kemunduran

terjadi karena berbagai faktor yang

mempengaruhi diantaranya apabila terjadi

hipotermia secara fisiologik ini akibat

metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks

menggigil dan tidak dapat memproduksi panas

14

Page 7: BAB II yang baru (Repaired).doc

yang banyak sehingga terjadi rendahnya

aktivitas otot.

7) Sistem respirasi

Otot–otot pernapasan kehilangan kekuatan dan

menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia,

paru–paru kehilangan elastisitas, alveoli

ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya

berkurang, CO2 pada arteri tidak berganti,

kemampuan untuk batuk berkurang, kemampuan

dinding dada dan kekuatan otot pernapasan akan

menurun seiring dengan bertambahnya usia.

8) Sistem gastrointestinal

Kehilangan gigi, indra pengecap menurun,

esophagus melebar, pada lambung rasa lapar

menurun, peristaltik usus melemah dan biasanya

timbul konstipasi, menciutnya ovari dan

uterus, atrofi payudara, selaput lender vagina

menurun, pada laki–laki masih dapat

memproduksi sperma dan berangsur–angsur

berkurang seiring bertambahnya usia.

9) Sistem genitourinaria

Pada ginjal nefron menjadi mengecil, fungsi

tubulus berkurang, kadar BUN meningkat, nilai

ambang ginjal terhadap glukosa meningkat.

Vesika urinaria menjadi lemah, kapasitas

menurun sampai 200 ml atau menyebabkan

15

Page 8: BAB II yang baru (Repaired).doc

frekuensi berkemih meningkat, pada laki – laki

terjadi pembesaran prostat, atrovi vulva.

10) Sistem endokrin

Produksi dari semua hormon menurun, fungsi

paratiroid dan produksinya tidak berubah,

menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR,

menurunnya daya pertukaran zat. Menurunnya

produksi aldosteron, menurunnya sekresi hormon

kelamin.

11) Sistem kulit

Kulit mengerut akibat kehilangan jaringan

lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik,

menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme

proteksi kulit menurun, kulit kepala menipis

dan rambut berwarna kelabu, berkurangnya

elastisitas akibat menurunnya cairan dan

vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat,

kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan tumbuh

seperti tanduk, kuku menjadi pudar dan kurang

bercahaya.

12) Sistem muskuluskletal

Tulang kehilangan density (cairan) dan makin

rapuh, kifosis, pinggang, lutut dan jari –jari

pergelangan terbatas, persendian membesar dan

menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami

sklerosis, atrofi serabut otot.

16

Page 9: BAB II yang baru (Repaired).doc

b. Perubahan psikososial

Lansia akan beradaptasi pada perubahan

psikososial yang terjadi selama proses penuaan.

Perubahan psikososial tersebut seperti Pensiun

dimana nilai seseorang sering diukur oleh

produktivitasnya dan identitas dikaitkan dengan

peranan dalam pekerjaan, isolasi sosial yaitu

Kehilangan teman atau kenalan atau relasi,

seksualitas, tempat tinggal, perubahan lingkungan

dan sadar akan kematian (Nugroho, 2000).

c. Perubahan mental pada lansia

1) Dibidang mental atau psikis pada lanjut usia,

perubahan dapat berupa sikap yang semakin

egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau

tamak bila memiliki sesuatu.

2) Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang

ditemukan pada hampir setiap lanjut usia,

yakni keinginan berumur panjang, tenaganya

sedapat mungkin dihemat.

3) Mengharapkan tetap diberi peranan dalam

masyarakat

4) Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta

ingin tetap berwibawa.

5) Jika meninggalpun, mereka ingin meninggal

secara terhormat dan masuk surga (Nugroho,

2000).

17

Page 10: BAB II yang baru (Repaired).doc

B. Kesejahteraan Lanjut Usia

Kesejahteraan lanjut usia diatur dalam Undang -

Undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 1998 Pasal 4

yaitu, Upaya peningkatan Kesejahteraan sosial bertujuan

untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa

produktif, terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya,

terpeliharanya sistem nilai sosial budaya dan kekerabatan

Bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Pelayanan dapat diberikan berupa :

1. Pelayanan fisik atau jasmani menyangkut pemenuhan

kebutuhan biologis meliputi :

a. Kebugaran atau senam

b. Pemeriksaan kesehatan

c. Relaksasi

d. Pemberian makanan tambahan

2. Pelayanan mental spiritual menyangkut pemenuhan

kebutuhan rohani meliputi :

a. Bimbingan agama

b. Konseling atau konsultasi

3. Pelayanan Psiko-Sosial menyangkut pemenuhan kebutuahan

emosional meliputi :

a. Hiburan atau Menyanyi

b. Dinamika Kelompok atau Permainan

c. Rekreasi.

18

Page 11: BAB II yang baru (Repaired).doc

4. Pelayanan Peningkatan dan Penambahan Pengetahuan yang

menyangkut pemenuhan kebutuhan intelekual meliputi :

a. Penyelenggaraan perpustakaan

b. Seminar

c. Pemberian ketrampilan.

5. Pelayanan Sosial menyangkut pemenuhan kebutuhan sosial

meliputi :

a. Kesempatan berinteraksi

b. Kegiatan dalam rangka berpartisipasi dalam kegiatan

sosial.

C. Tinjauan Aktivitas

1. Pengertian Aktivitas

Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan

bergerak dimana manusia memerlukan hal tersebut agar

dapat memenuhi kebutuhan hidup. Pergerakan itu sendiri

merupakan rangkaian yang terintegrasi antara sistem

muskuloskeletal dan sistem persarafan. aktivitas

didefinisikan suatu keadaan bergerak, semua manusia

memerlukan kemampuan untuk bergerak (Potter, 2005).

Aktivitas kegiatan sehari-hari pada lansia adalah

hal–hal yang dilakukan lansia atau seseorang dengan

dirinya sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan,

dan kesejahteraan. Aktivitas ini meliputi kebersihan

diri, mandi, berpakaian, makan, buang air kecil dan

air besar dan berpindah.

19

Page 12: BAB II yang baru (Repaired).doc

2. Kemampuan aktivitas sehari – hari lansia

Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan

seseorang melakukan aktivitas, seperti berdiri,

berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang

tidak terlepas dari keadekuatan sistem persyarafan dan

musculoskeletal diantaranya dalam sistem saraf, lansia

mengalami penurunan koordinasi dan kemampuan dalam

melakukan aktivitas sehari-hari.

a. Penilaian berdasarkan Indeks Katz

Berdasarkan indeks katz, indeks

ketidaktergantungan dalam aktivitas kehidupan

sehari- hari tergantung pada evaluasi fungsional

ketidaktergantungan dan ketergantungan pasien dalam

mandi, berpakaian, pergi ke toilet, berpindah,

kontinensia dan makan.

1) Mandi (Sponge, shower, atau tub)

Meliputi aspek ketidaktergantungan berupa

bantuan yang hanya dalam mandi satu bagian

(seperti mandi punggung atau ketidakmampuan

ekstremitas) atau mandi sendiri dengan lengkap.

Ketergantungan akan bantuan saat mandi lebih dari

satu bagian tubuh merupakan bantuan saat masuk

dan keluar tub atau tidak mandi sendiri.

2) Berpakaian

Meliputi aspek ketidaktergantungan berupa

mengambil pakaian dari lemari dan laci,

20

Page 13: BAB II yang baru (Repaired).doc

mengenakan pakaian luar, kutang, menangani

pengikat, melakukan pengikat tali sepatu adalah

pengecualian. Ketergantungan yaitu tidak

mengenakan pakaian sendiri atau tetap tidak

berpakaian sebagian.

3) Pergi ke toilet

Meliputi aspek ketidaktergantungan

meliputi pergi ke toilet yaitu masuk dan keluar

dari toilet, mengatur pakaian, membersihkan organ

ekresi (mungkin menangani bedpan sendiri yang di

gunakan pada malam hari dan mungkin atau juga

tidak menggunakan bantuan mekanis).

4) Berpindah

Meliputi ketidaktergantungan berupa

bergerak masuk dan keluar dari tempat tidur

secara mandiri dan pindah kedalam dan keluar dari

kursi secara mandiri (mungkin atau mungkin juga

tidak menggunakan bantuan mekanik).

Ketergantungan meliputi bantuan dalam bergerak

masuk dan keluar tempat tidur dan atau kursi

yaitu melakukan satu atau dua perpindahan.

5) Makan

Meliputi aspek ketidaktergantungan meliputi

bantuan mengambil makanan atau memasukan

makanannya kedalam mulut (memotong-motong daging

terlebih dahulu dan menyiapkan makanan, seperti

21

Page 14: BAB II yang baru (Repaired).doc

mengoleskan mentega kedalam roti). Ketergantungan

berupa bantuan dalam tindakan makan, tidak makan

sama sekali atau makan secara parenteral.

6) Kontinensia

Meliputi aspek ketidaktergantuan berupa

berkemih dan defekasi secara keseluruhan

terkontrol oleh tubuh. Ketergantungan akan

inkontinensia parsial atau total dalam berkemih

atau defekasi, dikontrol parsial atau total

dengan enema, kateter, atau penggunaan urinal dan

atau bedpan secara teratur.

Kemunduran gerak fungsional dapat di

kelompokan menjadi tiga bagian diantaranya :

1) Mandiri

Yaitu lansia mampu melaksanakan tugas tanpa

bantuan orang lain (bisa saja lansia membutuhkan

bantuan alat adaptasi seperti alat bantu jalan,

alat kerja, dan lain-lain).

2) Dibantu sebagian

Yaitu lansia mampu melaksanakan tugas dengan

beberapa bagian memerlukan bantuan orang lain.

3) Dibantu total

Yaitu aktivitas di lakukan sepenuhnya dengan

pengawasan dan bantuan orang lain karena lansia

tidak dapat melakukan aktivitasnya sendiri.

22

Page 15: BAB II yang baru (Repaired).doc

Ada beberapa sistem penilaian yang

dikembangkan dalam kemampuan fungsional menurut

indeks Katz yang mengukur aktivitas fungsional

mencakup kemampuan aktivitas mandi, berpakaian,

pergi ke toilet, berpindah, mengontrol defekasi

dan berkemih, dan makan.

Menurut Katz Aktivitas sehari-hari pada

lansia dapat diklasifikasikan menjadi :

a) Kebutuhan primer (aktivitas sehari-hari) adalah

hal-hal yang dilakukan seseorang dengan dirinya

sendiri dalam mempertahankan hidup, kesehatan dan

kesejahteraan, meliputi makan, mandi, berpakaian,

pergi ke toilet, berpindah, buang air kecil dan

air besar.

b) Aktivitas rumah tangga (instrumental) meliputi

kebersihan kamar, tempat tidur, mencuci,

menyiapkan makanan, merapikan pakaian dan

berbelanja.

c) Aktivitas waktu luang, Meliputi saling bercerita,

bermain kartu, mendengarkan radio, menonton TV,

berkebun dan berternak, mengerjakan keterampilan

tangan seperti menyulam, menjahit dan lain-lain.

b. Penilaian Indeks Barthel

Indeks barthel adalah suatu alat yang cukup

sederhana untuk menilai perawatan diri, dan

23

Page 16: BAB II yang baru (Repaired).doc

mengukur harian seseorang berfungsi secara khusus

aktivitas sehari-hari dan mobilitas.

Indeks Barthel mengukur kemandirian fungsional

dalam hal perawatan diri dan mobilisasi.

Penilaian ini dapat digunakan untuk menentukan

tingkat dasar dari fungsi dan dapat digunakan

untuk memantau perbaikan dalam aktivitas sehari-

hari dari waktu ke waktu. Penilaian indeks

barthel didasarkan pada tingkat bantuan orang

lain dalam meningkatkan aktivitas sehari-hari

meliputi sepuluh aktivitas antar lain transfer,

hygiene personal, naik dan turun kloset, mandi,

mobilisasi, naik dan turun tangga, berpakaian,

mengontrol BAB, mengontrol BAK.

3. Penurunan aktivitas pada lanjut usia

Lanjut usia adalah orang yang sistem-sistem

biologisnya mengalami perubahan-perubahan struktur

dan fungsi dikarenakan usianya yang sudah lanjut.

Perubahan ini dapat berlangsung mulus sehingga

tidak menimbulkan ketidakmampuan atau dapat terjadi

sangat nyata dan berakibat ketidakmampuan total.

Perubahan–perubahan terjadi pada lanjut usia

seiring bertambahnya umur, antara lain perubahn

fisik seperti penurunan kemampuan muskuluskeletal

yang dapat menurunkan aktifitas fisik (physical

activity) dan latihan (exercise), sehingga akan

24

Page 17: BAB II yang baru (Repaired).doc

mempengaruhi lansia dalam melakukan aktifitas

sehari–hari (ADL).

Perubahan kognitif, yang sering terjadi pada

lansia yaitu demensia dan delirium. Demensia,

Sindrom ini ditandai adanya disfungsi serebral

ireversibel dan progresif yang dikarakteristikkan

oleh adanya penurunan fungsi intelektual, perubahan

kepribadian, kerusakan penilaian, dan seringkali

perubahan afek yang diakibatkan perubahan

metabolisme serebral secara permanen. Sedangkan

yang dimaksud dengan delirium adalah sindrom otak

yang menyerupai dimensia irreversibel, tetapi

secara klinis dibedakan oleh adanya tingkat

kesadaran tidak jelas atau lebih tepatnya perubahan

perhatian dan kesadaran (Potter & Perry, 2005).

Perubahan sosial. Lanjut usia akan beradaptasi

pada perubahan psikososial yang terjadi selama

proses penuaan, antara lain pensiun

(nonproduktifitas), akibatnya seseorang akan

mengalami kehilangan berupa kehilangan status atau

jabatan, kehilangan teman atau relasi, kehilangan

pekerjaan dan kegiatan sehingga hilangnya kekuatan

dan ketegapan fisik menyebabkan kepercayaan

negatif tentang ketidakmampuan lanjut usia sehingga

terjadi kehilangan kemandirian atau ketergantungan

(Reny, 2008).

25

Page 18: BAB II yang baru (Repaired).doc

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi aktivitas pada

lanjut usia

a. Faktor dari dalam diri sendiri

1) Umur

Kemampuan aktivitas sehari – hari pada lanjut

usia dipengaruhi dengan umur lanjut usia itu

sendiri, semakin tua maka ketergantungannya

semakin besar. Umur seseorang menunjukkan

tanda kemauan dan kemampuan ataupun bagaimana

seseorang bereaksi terhadap ketidakmampuan

melaksanakan aktivitas sehari – hari.

2) Kesehatan fisiologis

Kesehatan fisiologis seseorang dapat

mempengaruhi kemampuan partisipasi dalam

aktivitas sehari – hari. Gangguan pada sistem

ini misalnya, penyakit atau trauma injuri yang

dapat mengganggu pemenuhan aktivitas sehari –

hari.

3) Fungsi kognitif

Kognitif adalah kemampuan berfikir dan memberi

rasional, termasuk proses mengingat, menilai,

orientasi, persepsi, dan memperhatikan.

Gangguan pada aspek – aspek dari fungsi

kognitif dapat mengganggu dalam berfikir logis

dan menghambat kemandirian dalam melaksanakan

aktivitas sehari–hari (Keliat, 2005).

26

Page 19: BAB II yang baru (Repaired).doc

4) Fungsi psikologis

Fungsi ini menunjukkan kemampuan seseorang

untuk mengingat sesuatu hal yang lalu dan

menampilkan informasi pada suatu cara yang

realistik. Meskipun seseorang sudah terpenuhi

kebutuhan materialnya, tetapi bila kebutuhan

psikologisnya tidak terpenuhi maka dapat

mengakibatkan dirinya merasa tidak senang

dengan kehidupannya.

5) Tingkat stres

Stres merupakan respon fisik dan non spesifik

terhadap berbagai macam kebutuhan. Stres dapat

mempunyai efek negatif atau positif pada

kemampuan seseorang dalam memenuhi aktivitas

sehari – hari.

b. Faktor dari luar

1) Lingkungan keluarga

Keluarga masih merupakan tempat berlindung

yang disukai lanjut usia. Lanjut usia

merupakan kelompok yang rentan masalah, oleh

karenanya agar lansia tetap sehat, sejahtera

dan bermanfaat, perlu didukung oleh lingkungan

yang konduktif seperti keluarga.

2) Lingkungan tempat kerja

Kerja sangat mempengaruhi keadaan diri dalam

mereka bekerja, karena setiap kali seseorang

27

Page 20: BAB II yang baru (Repaired).doc

bekerja maka ia memasuku situasi lingkungan

tempat yang ia kerjakan. Tempat yang nyaman

membawa seseorang untuk bekerja dengan senang

dan giat.

3) Ritme biologi

Waktu ritme bilogi dikenal sebagai irama

bilogi yang mempunyai pengaruh terhadap fungsi

hidup manusia. Irama bilogi membantu mahluk

hidup mengatur lingkungan fisik disekitarnya.

Faktor yang berperan diantaranya faktor

lingkungan, seperti hari terang dan gelap

serta cuaca yang mempengaruhi aktivitas

sehari–hari.

D. Tinjauan Rekreasi

1. Pengertian Rekreasi

Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “

creature “ yang berarti mencipta, lalu diberi awalan

“re“ sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau

penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya

dilakukan diwaktu senggang (leasuretime). Leasure

berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti

diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari

kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan

kembali.

Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan

penyegaran kembali tubuh dan pikiran, sesuatu yang

28

Page 21: BAB II yang baru (Repaired).doc

menggembirakan hati dan menyegarkan seperti hiburan,

piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.

Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

menyegarkan kembali fisik dan mental dari kehidupan

sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya kreasi

manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan

beristirahat.

Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang

untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan.

Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara

berkala, sebagai kegiatan yang merupakan perubahan

bentuk rutinitas dan kewajiban seperti dalam kegiatan

bekerja.

Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan

selama waktu luang dengan seperangkat perilaku yang

memungkinkan peningkatan waktu luang.

Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan

semangat setelah bekerja keras. Rekreasi adalah

kegiatan di waktu luang atau santai (Ismayadi, 2008).

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa pengertian rekreasi adalah aktivitas yang

dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan

untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik,

mental, pikiran dan daya rekreasi (baik secara

individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat

aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari

29

Page 22: BAB II yang baru (Repaired).doc

kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan

dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang

ditujukan bagi kepuasan lahir dan batin manusia.

2. Ciri-ciri rekreasi adalah :

a. Bersifat fisik, mental dan emosional

b. Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu

c. Dapat membangkitkan rasa gembira, senang dan puas

bagi pelaku

d. Dilaksanakan dalam waktu senggang

e. Bebas dari paksaan

f. Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh

lapisan tertentu.

g. Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat,

dapat dilakukan oleh perseorangan, ataupun

sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh

kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat

menikmati dan juga tidak dibatasi oleh fasilitas

atau alat-alat tertentu, dapat dilakukan dengan

alat-alat sederhana maupun alat-alat modern.

h. Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk

rekreasi.

3. Kegunaan Rekreasi

Wing Haryono dalam artikel Pariwisata Rekreasi

dan Entertainment mengatakan bahwa kegunaan dari

rekreasi adalah :

30

Page 23: BAB II yang baru (Repaired).doc

a. Untuk kesehatan, baik itu kesehatan tubuh maupun

pikiran

b. Untuk dapat membentuk atau membangun karakter

c. Sebagai pencegah kriminalitas

d. Sebagai sarana pendidikan moral

e. Untuk hal-hal yang behubungan dengan ekonomi

4. Tujuan Rekreasi

Adapun tujuan rekreasi antara lain :

a. Menciptakan dan membina hubungan manusia

b. Mempertahankan kelestarian alam

c. Mempertahankan nilai-nilai budaya

d. Kesenangan dan kepuasan karena dapat memenuhi rasa

ingin tahu/ bertualang

e. Memulihkan kesehatan jasmani dan rohani

5. Jenis-jenis Rekreasi

Menurut Patricia Farrel dalam The Process of

Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor

Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis

rekreasi yaitu :

a. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut:

1) Fungsi

a) Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan

b) Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan

mendidik

2) Sifat kegiatan

a) Bermain : olah raga

31

Page 24: BAB II yang baru (Repaired).doc

b) Bersuka : belanja, menonton film, makan di

restoran, jalan-jalan.

c) Bersantai : mendengarkan musik, melihat

pemandangan.

3) Objeknya

a) Rekreasi budaya : yaitu rekreasi dengan

objek wisatanya berupa benda-benda atau hal-

hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya

dan sejarah yang tinggi.

b) Rekreasi buatan : yaitu rekreasi yang objek

wisatanya merupakan buatan manusia.

c) Rekreasi agro : yaitu rekreasi yang

memenfaatkan potensi pertanian sebagai objek

d) Rekreasi alam : yaitu rekreasi yang

memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai

objek utamanya.

4) Partisipasi Pelaku

a) Rekreasi Aktif

Dimana pelaku kegiatan turun langsung

atau berperan secara langsung untuk

melakukan tindakan rekreatif untuk dirinya.

Misalnya : olah raga dan sebagainya.

b) Rekreasi Pasif

Dalam hal ini perlu kegiatan pelaku

tidak banyak melakukan kegiatan, hanya

menikmati objek rekreasi dan lebih banyak

32

Page 25: BAB II yang baru (Repaired).doc

diam. Misalnya : menonton, membaca dan

sebagainya.

5) Tingkat Usia

a) Anak–anak :5-13 tahun Anak-anak memperoleh

kegembiraan denga mengaktifkan tubuh,

misalnya denga berlari-lari, bermain dengan

alat, contohnya bermain dengan boneka, bola

dan sebagainya.

b) Remaja : 14 – 24 tahun

Golongan remaja memilih jenis rekreasi

dimana mereka menemukan dinamika untuk

mengembangkan kreatifitas, ketertarikan pada

aktifitas fisik seperti olah raga, seni

maupun sosial.

c) Dewasa : 25 – 45 tahun

Orang dewasa cenderung tidak aktif,

hiburan yang diperoleh dari program

televisi, nonton di bioskop, membaca buku

dan sebagainya.

d) Usia lanjut : 55 tahu ke atas

Usia lanjut biasanya berekreasi dengan hal-

hal yang bersifat santai, misalnya jalan-

jalan, duduk-duduk di taman ataupun

melakukan hal yang menjadi hobinya, seperti

karaokean, merajut, nonton tv atau membaca

sambil mendengarkan musik.

33

Page 26: BAB II yang baru (Repaired).doc

6) Tingkat Pelayanan

a) Lingkungan rumah

memanfaatkan ruang di dalam rumah.

b) Lingkungan sekitar

o rekreasi yang melayani satu lingkungan

perumahan

o rekreasi yang melayani beberap lingkungan

perumahan atau komunitas.

c) Tingkat kota

melayani daerah wilayah kota, dapat

memberikan fasilitas pelayanan yang bersifat

umum.

d) Tingkat regional atau daerah

melayani satu atau lebih yang memiliki ciri

khas tertentu.

7) Tingkat Penghasilan

a) Tingkat penghasilan rendah

Golongan ini lebih banyak menghabiskan

waktunya untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

dan kebutuhan hidupnya. Rekreasi bukanlan

salah satu sisi kehidupan tetapi cenderung

terjadi sebagai suatu kebetulan atau ada,

namun tidak dengan biaya besar.

b) Tingkat penghasilan menengah

Tingkat penghasilan menengah Pada golongan

ini, kebutuhan pokok sudah terpenuhi,

34

Page 27: BAB II yang baru (Repaired).doc

sehingga mulai memikirkan kebutuhan lainnya,

yaitu rekreasi atau hobi yang disesuaikan

dengan tingkat penghasilannya.

c) Tingkat penghasilan tinggi

Tingkat kebutuhan akan rekreasi pada

golongan ini terlihat jelas, dimana status

sosial diharapkan dapat meningkatkan

prestisenya, sehingga umumnya rekreasi

dilakukan bersifat eksklusif dan mahal yang

tidak terjangkau oleh masyarakat umumnya.

8) Tempatnya

Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di

dalam ruangan (indoor).

9) Rekreasi berdasarkan aktifitas atau kegiatan:

1) Big muscle activities : rekreasi yang

memerlukan tenaga atau fisik.

2) Social activities : rekreasi yang bertujuan

sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan

bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi

kegiatan utama.

3) Physical recreation : memerlukan usaha atau

kegiatan fisik sebagai kegiatan utama.

4) Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan,

pendidikan, dan kreatifitas.

35

Page 28: BAB II yang baru (Repaired).doc

5) Environment-related recreation : rekreasi yang

memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya,

seperti olahraga arung jeram.

6) Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan

oleh irama dan musik yang memberikan

kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan

berdansa.

7) Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan

keterampilan tangan dan pikiran, misalnya :

melukis dan mematung.

8) Creative play : rekreasi yang mengembangkan

imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan

sesungguhnya, misalnya membuat bangunan dari

pasir.

9) Nature learning : rekreasi di alam terbuka

(berkemah dan mendaki gunung)

10) Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari

aktifitas masyarakat yang berisfat mendidik,

misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.

11) Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai

hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu

atau memilih salah satu cara kehidupan yang

khusus

12) Service activities : sebagian orang tertentu

merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan

36

Page 29: BAB II yang baru (Repaired).doc

pelayanan kegiatan umum, misalnya sebagai juri,

grur, dan lain-lain.

13) Shopping activities : sebagian orang berbelanja

menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu

kesenangan. Antara lain kesempatan untuk

memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-

menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

14) Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan

diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan

fisik untuk mencapai kesenangan dan skesegaran,

misalnya, menikmati pemandangan alam, duduk di

taman, dan lain-lain.

15) Solitude : menyendiri untuk melepaskan

kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di

tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota,

ke gunung (Suhartini, 2008)

6. Rekreasi menyegarkan tubuh

Rekreasi juga merupakan salah satu faktor

penting untuk dapat menghindari stres dan

melepaskan ketegangan sehingga seseorang menjadi

rileks. Cukup rekreasi membuat seseorang menjadi

lebih tenang dan terlepas dari segala persoalan

yang menghimpit, sehingga lebih memudahkan

seseorang dapat istirahat dan tidur lebih banyak.

Rasa riang saat berwisata dan keinginan untuk

membuang penat merupakan pijakan kuat untuk

37

Page 30: BAB II yang baru (Repaired).doc

mekanisme terapi. Metabolisme tubuh dipengaruhi

oleh sistem homeostatis (keseimbangan), dalam hal

ini adalah keseimbangan hormon dan enzim-enzim

tubuh. Keseimbangan tubuh yang terjaga dapat

memperlancar dan memperbaiki metabolisme. Relaksasi

memiliki peran utama didalam penyelarasan proses

biokimiawi tubuh. Relaksasi di sini dapat meliputi

istirahat total seperti tidur maupun istirahat

tidak total seperti duduk santai, mendengarkan

musik, dan juga rekreasi dimana Rekreasi dapat

merangsang pengeluaran endorphin yang kemudian

diedarkan melalui darah ke otak sehingga dapat

menyegarkan otak, pikiran dan melemaskan otot yang

telah lelah karena aktivitas sehari-hari (web-

Redaksi seripayku.com).

Menurut Rika (2010) rekreasi bernyanyi atau

karaokean memiliki manfaat yang sangat bagus untuk

kesehatan lansia diantaranya :

a. Menjadikan Pernapasan Lebih Baik.

Saat bernyanyi Anda menggunakan seluruh tubuh

untuk bernapas dengan lebih santai. Otot

diafgragma akan melengkung ke bawah, paru-paru

mengembang lebih lengkap. Otot perut yang lebih

santai memungkinkan tubuh bernapas lebih aktif

dan sehat.

38

Page 31: BAB II yang baru (Repaired).doc

b. Mengoksidasi darah. Ketika Anda menggunakan

seluruh tubuh untuk bernapas, volume oksigen yang

mengaliri seluruh tubuh akan makin besar. Sel-sel

tubuh yang dialiri oksigen berfungsi lebih baik

dan menciptakan energi baru bagi pemiliknya.

c. Merangsang aktivitas otak Bernyanyi memerlukan

pemikiran. Saat bernyanyi, Anda perlu mengikuti

lirik, melodi dan irama, serta kata-kata yang

menghubungkannya dengan emosi. Saat bernyanyi

udara akan banyak mengalir ke otak pada bagian

neuron yang mengintegrasikan aktivitas fisik,

emosional dan psikologis untuk merasa gembira.

d. Melepaskan hormon bahagia. Hormon endhorfin yang

dikeluarkan saat bernyanyi bermanfaat menciptakan

rasa senang dan kebahagiaan dengan memicu saraf

dan fisik. Suara indah Anda tidak hanya akan

menghibur orang lain tetapi menciptakan rasa

damai dan kebahagiaan.

e. Mengurangi stress. Ketika Anda merasa senang,

tingkat stres menurun. Endhorfin membantu

mengurangi stres dan gelisah. Saat menyanyikan

sebuah lagu dengan perasaan mendalam, tubuh

bernapas lebih dalam dan memperlambat denyut

jantung serta mengurangi kecemasan berlebihan.

39

Page 32: BAB II yang baru (Repaired).doc

Saat stres, buang kepenatan dengan menyanyikan

lagu-lagu kesukaan dan bergembiralah.

f. Membangun kepercayaan diri. Jika berbicara di

depan umum masih merupakan ketakutan utama Anda,

mulailah dengan bernyanyi di karaoke dengan

sahabat dan orang terdekat. Bernyanyi membangun

rasa percaya diri karena Anda menjadi orang yang

sangat terbuka. Bila Anda telah berani berbagi

suara dan musik, Anda akan lebih mudah mengatasi

ketakutan Anda.

g. Meningkatkan memori. Bernyanyi membuat Anda

sedikitnya harus membaca atau menghafal saat

mempelajari melodi baru, lirik dan musik

kompleks. Cara ini bagus merangsang wilayah otak

yang terlibat dengan memori, belajar dan

konsentrasi.

h. Meningkatkan kreativitas. Saat anda membangun

rasa percaya diri dan merangsang jiwa seni dengan

bernyanyi secara bersamaan Anda juga menumbuhkan

jiwa kreatif Anda. Anda akan keluar dari kotak

dan menjadi seorang produktif dan inovatif.

i. Menciptakan suara yang bertenaga. Profesi

pembicara, presenter, guru, pendeta atau dalam

bisnis terkait penjualan akan mendapatkan

40

Page 33: BAB II yang baru (Repaired).doc

keuntungan dari belajar menyanyi. Suara merupakan

instrumen penting. Bernyanyi memberi Anda

keahlian berbicara dengan suara bertenaga, kuat

dan percaya diri yang terpancar dari suara.

j. Membuat Anda merasa fantastis. Bernyanyi

menjadikan Anda memiliki rasa percaya diri,

memegang kendali, lebih hidup secara fisik dan

kreatif. Sehingga secara mental, fisik dan

emosional Anda akan merasa sangat senang dan

fantastis.

41

Page 34: BAB II yang baru (Repaired).doc

E. Kerangka Konsep

Keterangan : : diteliti

: tidak diteliti

42

Lanjut Usia

Perubahan pada lansia :1. Perubahan fisik2. Perubahan sosial 3. Perubahan mental

Upaya peningkatan kesejateraan lansia :1. Pelayanan

fisik/jasmani2. Pelayan mental

spiritual

4. Pelayanan penambahan pengetahuan

5. Pelayanan sosial

Faktor yang mempengaruhi:1. dari dalam

diri 2. Faktor dari

luar

Pelemasan otot, Pengurangan stress,

peningkatan kepercayaan diri

Perubahan prestasi dalam bekerja (ADL)

3. Pelayanan psikososial :- rekreasi

bernyanyi

Kemunduran gerak fungsional (ADL) lansia menurut Indeks Barthel.

Page 35: BAB II yang baru (Repaired).doc

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Efektifitas Rekreasi Bernyanyi

Terhadap Peningkatan aktivitas sehari-hari

pada Lansia di PSTW Puspakarma Mataram

F. Hipotesis

1. Ha yaitu : “ Ada Efektifitas Rekreasi Bernyanyi

Terhadap Peningkatan aktivitas sehari-hari Pada Lansia

di Panti Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram”

2. Ho yaitu : “ Rekreasi Bernyanyi Tidak Efektif Terhadap

Peningkatan aktivitas sehari-hari Pada Lansia di Panti

Sosial Tresna Werdha Puspakarma Mataram”.

43