varicella via

31
BAB I PENDAHULUAN Varicella adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh varicella zoster virus (VZV). Infeksi berulang dapat mengakibatkan terjadinya herpes zoster, dimana telah dikenal sejak lama. Infeksi varicella primer (cacar air) susah dibedakan dengan cacar sampai akhir abad ke-19. Pada tahun 1875, Steiner menunjukkan bahwa cacar air disebabkan oleh cairan vesikula yang berasal dari pasien dengan akut varicella. Observasi klinis mengenai hubungan antara varicella dan herpes zoster dibuat pada tahun 1888 oleh von Bokay, ketika anak-anak yang tidak terbukti memiliki kekebalan terhadap varicella setelah kontak dengan herpes zoster. VZV diisolasi dari kedua cairan vesikular yang berasal dari cacar air dan lesi zoster dalam kultur sel oleh Thomas Weller pada tahun 1954. Penelitian laboratorium virus itu selanjutnya menyebabkan pengembangan vaksin varicella hidup yang dilemahkan di Jepang pada 1970-an. Vaksin ini berlisensi untuk digunakan di Amerika Serikat pada Maret 1995. Vaksin pertama untuk mengurangi risiko herpes zoster ini dilisensikan pada Mei 2006. 1 VZV adalah virus DNA yang termasuk dalam famili virus herpes. Seperti virus herpes lainnya, VZV memiliki kapasitas untuk bertahan dalam tubuh setelah infeksi (pertama) primer sebagai infeksi laten. VZV tetap dalam ganglia saraf sensorik. Infeksi primer menyebabkan terjadinya varicella (cacar air),

Upload: ifantri-pramana

Post on 11-Jul-2016

17 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

varicella

TRANSCRIPT

Page 1: Varicella Via

BAB I

PENDAHULUAN

Varicella adalah penyakit menular akut yang disebabkan oleh varicella zoster virus

(VZV). Infeksi berulang dapat mengakibatkan terjadinya herpes zoster, dimana telah dikenal

sejak lama. Infeksi varicella primer (cacar air) susah dibedakan dengan cacar sampai akhir

abad ke-19. Pada tahun 1875, Steiner menunjukkan bahwa cacar air disebabkan oleh cairan

vesikula yang berasal dari pasien dengan akut varicella. Observasi klinis mengenai hubungan

antara varicella dan herpes zoster dibuat pada tahun 1888 oleh von Bokay, ketika anak-anak

yang tidak terbukti memiliki kekebalan terhadap varicella setelah kontak dengan herpes

zoster. VZV diisolasi dari kedua cairan vesikular yang berasal dari cacar air dan lesi zoster

dalam kultur sel oleh Thomas Weller pada tahun 1954. Penelitian laboratorium virus itu

selanjutnya menyebabkan pengembangan vaksin varicella hidup yang dilemahkan di Jepang

pada 1970-an. Vaksin ini berlisensi untuk digunakan di Amerika Serikat pada Maret 1995.

Vaksin pertama untuk mengurangi risiko herpes zoster ini dilisensikan pada Mei 2006.1

VZV adalah virus DNA yang termasuk dalam famili virus herpes. Seperti virus herpes

lainnya, VZV memiliki kapasitas untuk bertahan dalam tubuh setelah infeksi (pertama)

primer sebagai infeksi laten. VZV tetap dalam ganglia saraf sensorik. Infeksi primer

menyebabkan terjadinya varicella (cacar air), sementara herpes zoster (shingles) adalah

akibat dari infeksi berulang. Virus ini diyakini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di

lingkungan. 1

Page 2: Varicella Via

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang kulit dan mukosa,

klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral

tubuh.2

2.2 Epidemiologi

Usia

Pada orang yang belum mendapat vaksinasi, 90% kasus terjadi pada anak-anak

dibawah 10 tahun, 5% terjadi pada orang yang berusia lebih dari 15 tahun. Sementara pada

pasien yang mendapat imunisasi, insiden terjadinya varicella secara nyata menurun.3

Insiden

Sejak diperkenalkan adanya vaksin varicella pada tahun 1995, insiden terjadinya

varicella terbukti menurun. Dimana sebelum tahun 1995, terbukti di Amerika terdapat 3-4

juta kasus varicella setiap tahunnya. Di united states pada tahun 1988 sampai dengan 1995

dari 11.00 pasien yang dirawat inap 100 kematiaanya disebabkan oleh varisella tiap

tahunnya.3

Transmisi

Transmisi penyakit ini secara aerogen maupun kontak langsung. Kontak tidak

langsung jarang sekali menyebabkan varicella. Penderita yang dapat menularkan varicella

yaitu beberapa hari sebelum erupsi muncul dan sampai vesikula yang terakhir. Tetapi bentuk

erupsi kulit yang berupa krusta tidak menularkan virus. 3

Musim

Di daerah metropolitan yang beriklim sedang, dimana epidemi varicella sering terjadi

pada musim musim dingin dan musim semi. 3

Page 3: Varicella Via

2.3 Etiologi

Etiologi penyakit ini adalah Virus Varicella Zooster yang merupakan virus DNA dari family herpes virus. Transmisinya melalui kontak langsung atau tidak langsung.

2.4 Patogenesis

Varicella disebabkan oleh VZV yang termasuk dalam famili virus herpes. Virus

masuk ke dalam tubuh manusia melalui mukosa saluran napas dan orofaring. Multiplikasi

virus di tempat tersebut diikuti oleh penyebaran virus dalam jumlah sedikit melalui darah dan

limfe ( viremia primer ). Virus VZV dimusnahkan oleh sel sistem retikuloendotelial, yang

merupakan tempat utama replikasi virus selama masa inkubasi. Selama masa inkubasi infeksi

virus dihambat sebagian oleh mekanisme pertahanan tubuh dan respon yang timbul.3,4

Pada sebagian besar individu replikasi virus dapat mengatasi pertahanan tubuh yang

belum berkembang sehingga dua minggu setelah infeksi terjadi viremia sekunder dalam

jumlah yang lebih banyak. Lesi kulit muncul berturut-berturut, yang menunjukkan telah

memasuki siklus viremia, yang pada penderita yang normal dihentikan setelah sekitar 3 hari

oleh imunitas humoral dan imunitas seluler VZV. Virus beredar di leukosit mononuklear,

terutama pada limfosit. Bahkan pada varicella yang tidak disertai komplikasi, hasil viremia

sekunder menunjukkan adanya subklinis infeksi pada banyak organ selain kulit.4

Respon imun penderita menghentikan viremia dan menghambat berlanjutnya lesi

pada kulit dan organ lain. Imunitas humoral terhadap VZV berfungsi protektif terhadap

varicella. Pada orang yang terdeteksi memiliki antibodi serum biasanya tidak selalu menjadi

sakit setelah terkena paparan eksogen. Sel mediasi imunitas untuk VZV juga berkembang

selama varicella, berlangsung selama bertahun-tahun, dan melindungi terhadap terjadinya

resiko infeksi yang berat.4

2.5 Gambaran Klinis

Masa inkubasi antara 14 sampai 16 hari setelah paparan, dengan kisaran 10 sampai 21

hari. Masa inkubasi dapat lebih lama pada pasien dengan defisiensi imun dan pada pasien

yang telah menerima pengobatan pasca paparan dengan produk yang mengandung antibodi

terhadap varicella.4

Page 4: Varicella Via

Gejala prodromal

Pada anak kecil jarang terdapat gejala prodromal. Sementara pada anak yang lebih

besar dan dewasa, ruam yang seringkali didahului oleh demam selama 2-3 hari, kedinginan,

malaise, anoreksia, nyeri punggung, dan pada beberapa pasien dapat disertai nyeri

tenggorokan dan batuk kering.3,4

Ruam pada varicella

Pada pasien yang belum mendapat vaksinasi, ruam dimulai dari muka dan skalp, dan

kemudian menyebar secara cepat ke badan dan sedikit ke ekstremitas. Lesi baru muncul

berturut-turut, dengan distribusi terutama di bagian sentral. Ruam cenderung padat kecil-kecil

di punggung dan antara tulang belikat daripada skapula dan bokong dan lebih banyak

terdapat pada medial daripada tungkai sebelah lateral. Tidak jarang terdapat lesi di telapak

tangan dan telapak kaki, dan vesikula sering muncul sebelumnya dan dalam jumlah yang

lebih besar di daerah peradangan, seperti daerah yang terkena sengatan matahari.4

Gambar 1 Infeksi VZV : Varicella 3

Gambaran dari lesi varicella berkembang secara cepat, yaitu lebih kurang 12 jam,

dimana mula-mula berupa makula eritematosa yang berkembang menjadi papul, vesikel,

Page 5: Varicella Via

pustul, dan krusta. Vesikel dari varicella berdiameter 2-3 mm, dan berbentuk elips, dengan

aksis panjangnya sejajar dengan lipatan kulit. Vesikel biasanya superfisial dan berdinding

tipis, dan dikelilingi daerah eritematosa sehingga tampak terlihat seperti “ embun di atas daun

mawar”. Cairan vesikel cepat menjadi keruh karena masuknya sel radang, sehingga

mengubah vesikel menjadi pustul. Lesi kemudian mengering, mula-mula di bagian tengah

sehingga menyebabkan umbilikasi dan kemudian menjadi krusta. Krusta akan lepas dalam 1-

3 minggu, meninggalkan bekas bekas cekung kemerahan yang akan berangsur menghilang.

Apabila terjadi superinfeksi dari bakteri maka dapat terbentuk jaringan parut. Lesi yang telah

menyembuh dapat meninggalkan bercak hipopigmentasi yang dapat menetap selama

beberapa minggu/bulan.4

Vesikel juga terdapat di mukosa mulut, hidung, faring, laring, trakea, saluran cerna,

kandung kemih, dan vagina. Vesikel di mukosa ini cepat pecah sehingga seringkali terlihat

sebagai ulkus dangkal berdiameter 2-3 mm. 4

Gambaran khas dari varicella adalah adanya lesi yang muncul secara simultan ( terus-

menerus ), di setiap area kulit, dimana lesi tersebut terus berkembang. Suatu prospective

study menunjukkan rata-rata jumlah lesi pada anak yang sehat berkisar antara 250-500. Pada

kasus sekunder karena paparan di rumah gejala klinisnya lebih berat daripada kasus primer

karena paparan di sekolah, hal ini mungkin disebabkan karena paparan di rumah lebih intens

dan lebih lama sehingga inokulasi virus lebih banyak. 4

Demam biasanya berlangsung selama lesi baru masih timbul, dan tingginya demam

sesuai dengan beratnya erupsi kulit. Jarang di atas 39oC, tetapi pada keadaan yang berat

dengan jumlah lesi banyak dapat mencapai 40,5oC. Demam yang berkepanjangan atau yang

kambuh kembali dapat disebabkan oleh infeksi sekunder bakterial atau komplikasi lainnya.

Gejala yang paling mengganggu adalah gatal yang biasanya timbul selama stadium

vesikuler.4

2.6 Penegakan Diagnosis varicella

Varicella biasanya mudah didiagnosa berdasarkan penampilan dan perubahan pada

karakteristik dari ruam yang timbul, terutama apabila ada riwayat terpapar varicella 2-3

minggu sebelumnya. 4

Page 6: Varicella Via

Laboratorium

Lesi pada varicella dan herpes zoster tidak dapat dibedakan secara histopatologi. Pada

pemeriksaan menunjukkan sel raksasa berinti banyak dan sel epitel yang mengandung badan

inklusi intranuklear yang asidofilik. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan pewarnaan Tzanck,

dimana bahan pemeriksaan dikerok dari dasar vesikel yang muncul lebih awal, kemudian

diletakkan di atas object glass, dan difiksasi dengan ethanol atau methanol, dan diwarnai

dengan pewarnaan hematoxylin-eosin, Giemsa, Papanicolaou, atau pewarnaan Paragon. 4

Gambar 4 Sel raksasa berinti banyak 4

Di samping itu Varicella zoster virus (VZV) polymerase chain reaction (PCR) adalah

metode pilihan untuk diagnosis varicella. VZV juga dapat diisolasi dari kultur jaringan,

meskipun kurang sensitif dan membutuhkan beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya.

Bahan yang paling sering digunakan adalah isolasi dari cairan vesikuler. VZV PCR adalah

metode pilihan untuk diagnosis klinis yang cepat. Real-time PCR metode tersedia secara luas

dan merupakan metode yang paling sensitif dan spesifik dari tes yang tersedia. Hasil tersedia

dalam beberapa jam. Jika real-time PCR tidak tersedia, antibodi langsung metode (DFA)

neon dapat digunakan, meskipun kurang sensitif dibanding PCR dan membutuhkan

pengambilan spesimen yang lebih teliti.1

Berbagai tes serologi untuk antibodi terhadap varicella tersedia secara komersial

termasuk uji aglutinasi lateks (LA) dan sejumlah enzyme-linked immunosorbent tes (ELISA).

Page 7: Varicella Via

Saat ini tersedia metode ELISA, dan ternyata tidak cukup sensitif untuk mampu mendeteksi

serokonversi terhadap vaksin, tetapi cukup kuat untuk mendeteksi orang yang memiliki

kerentanan terhadap VZV. ELISA sensitif dan spesifik, sederhana untuk melakukan, dan

banyak tersedia secara komersial. Di samping itu LA juga tersedia secara sensitif, sederhana,

dan cepat untuk dilakukan. LA agak lebih sensitif dibandingkan ELISA komersial, meskipun

dapat menghasilkan hasil yang positif palsu, dan dapat menyebabkan kegagalan untuk

mengidentifikasi orang-orang yang tidak terbukti memiliki imunitas terhadap varicella.

Dimana salah satu dari tes ini akan berguna untuk skrining kekebalan terhadap varicella.1

2.7 Diagnosis Banding

No Diagnosis Definisi Gambaran lesi

1 Varicella Inflamasi kulit akut

yang biasanya

terjadi apa anak-

anak dan sangat

sedikit terjadi pada

orang dewasa.

Tampak vesikel

secara cepat akan

menjadi pustul, lesi

dapat mengering dan

lesi jika pecah akan

menjadi krusta

2 Impetigo

Bulosa

infeksi pada

epidermis yang

disebabkan oleh

pioderma yaitu

pada lapisan kulit

stratum korneum

atau folikel rambut.

Tampak vesikel yang

progresif menjadi

bula yang lembek,

Bula ini berisi cairan

kuning yang

kemudian menjadi

kuning gelap dan

keruh berbatas tegas

tanpa dasar yang

eritematosus

Page 8: Varicella Via

3 Insect Bite Lesi pada kulit

yang di sebabkan

oleh zat toksin

serangga,setelah di

gigit atau tersengat

Tampak eritema akan

berubah menjadi

vesikel atau papul

warna yang

khas,merah,putih,biru,

berupa lesi sentral

berwarna ungu

dengan tepi berwarna

lebih pucat dan

dikelilingi oleh

eritema yang tidak

simetris

4 Dermatitis

Kontak

Inflamasi pada kulit

melalui mekanisme

imunologi, akibat

paparan allergen

eksogen.

Tampak Lesi bisa

papula,

vesikel, makula atau

patch, disertai

skuama, krusta,

likenifikasi, polimorf,

berbatas tegas sesuai

alergen kontak.

2.8 Komplikasi

Pada anak-anak, varicella jarang disertai komplikasi. Komplikasi tersering umumnya

disebabkan oleh infeksi sekunder bakterial pada lesi kulit, yang biasanya disebabkan oleh

stafilokokus atau streptokokus, sehingga terjadi impetigo, furunkel, selulitis, atau erisipelas,

tetapi jarang terjadi gangren. Infeksi fokal tersebut sering menyebabkan jaringan parut, tetapi

jarang terjadi sepsis yang disertai infeksi metastase ke organ yang lainnya. Vesikel dapat

menjadi bula bila terinfeksi stafilokokus yang menghasilkan toksin eksfoliatif.4

Page 9: Varicella Via

Pneumonia, otitis media, dan meningitis supurativa jarang terjadi dan responsif

terhadap antibiotik yang tepat. Bagaimanapun juga, superinfeksi bakteri umum dijumpai dan

berpotensi mengancam kehidupan pada pasien dengan leukopenia.4

Pada orang dewasa demam dan gejala konstitusi biasanya lebih berat dan berlangsung

lebih lama, ruam varicella lebih luas, dan komplikasi lebih sering terjadi. Pneumonia

varicella primer merupakan komplikasi tersering pada orang dewasa. Pada beberapa pasien

gejalanya asimpomatis, tetapi yang lainnya dapat berkembang mengenai sistem pernafasan

dimana gejalanya dapat lebih parah seperti batuk, dyspnea, tachypnea, demam tinggi, nyeri

dada pleuritis, sianosis, dan batuk darah yang biasanya timbul dalam 1-6 hari sesudah

timbulnya ruam. 4

Varicella pada kehamilan mengancam ibu dan janinnya. Infeksi yang menyebar luas

dan varicella pneumonia dapat mengakibatkan kematian pada ibu, tetapi baik kejadian

maupun keparahan pneumonia varicella tampaknya meningkat secara signifikan pada

kehamilan. Janin dapat meninggal karena kelahiran prematur atau kematian ibu karena

varicella pneumonia berat, tetapi varicella selama kehamilan, tidak, jika tidak secara

subtansial meningkatkan kematian janin. Namun demikian, pada varicella yang tidak disertai

komplikasi, viremia pada ibu dapat menyebabkan infeksi intrauterin ( kongenital ), dan dapat

menyebabkan abnormalitas kongenital. Varicella perinatal ( varicella yang terjadi dalam

waktu 10 hari dari kelahiran ) lebih serius daripada varicella yang terjadi pada bayi yang

terinfeksi beberapa minggu kemudian. 4

Morbiditas dan mortalitas pada varicella secara nyata meningkat pada pasien dengan

defisiensi imun. Pada pasien ini replikasi virus yang terus-menerus dan menyebar luas

mengakibatkan terjadinya viremia yang berkepanjangan, dimana mengakibatkan ruam yang

semakin luas, jangka waktu yang lebih lama dalam pembentukan vesikel baru, dan

penyebaran visceral klinis yang signifikan. Pada pasien dengan defisiensi imun dan diterapi

dengan kortikosteroid mungkin dapat berkembang menjadi pneumonia, hepatitis,

encephalitis, dan komplikasi berupa perdarahan, dimana derajat keparahan dimulai dari

purpura yang ringan hingga parah dan seringkali mengakibatkan purpura yang fulminan dan

varicella malignansi. 4

Komplikasi susunan saraf pusat pada varicella terjadi kurang dari 1 diantara 1000

kasus. Varicella berhungan dengan sindroma Reye ( ensepalopati akut disertai degenerasi

lemak di liver ) yang khas terjadi 2 hingga 7 hari setelah timbulnya ruam. Dulu, dari 15-40%

Page 10: Varicella Via

pada semua kasus sindroma Reye berhubungan dengan varicella, khususnya pada penderita

yang diterapi dengan aspirin saat demam, dengan mortalitas setinggi 40%. Ataksia serebri

akut lebih umum terjadi daripada kelainan neurologi yang lainnya. Encephalitis lebih jarang

lagi terjadi yaitu pada 1 diantara 33.000 kasus, tetapi merupakan penyebab kematian tertinggi

atau menyebabkan kelainan neurologi yang menetap. Patogenesa terjadinya ataksia serebelar

dan ensephalitis tetap jelas, dimana pada banyak kasus ditemukan adanya VZV antigen, VZV

antibodi, dan VZV DNA pada cairan cerebrospinal pada pasien, yang diduga menyebabkan

infeksi secara langsung pada sistem saraf pusat. 4

Komplikasi yang jarang terjadi antara lain myocarditis, pancreatitis, gastritis dan lesi

ulserasi pada saluran pencernaan, artritis, vasculitis Henoch-Schonlein, neuritis, keratitis, dan

iritis. Patogenesa dari komplikasi ini belum diketahui, tetapi infeksi VZV melalui parenkim

secara langsung dan endovascular, atau vasculitis yang disebabkan oleh VZV antigen-

antibodi kompleks, tampaknya menjadi penyebab pada kebanyakan kasus.1,4

2.9 Penatalaksanaan

Antivirus

Beberapa analog nukleosida seperti acyclovir, famciclovir, valacyclovir, dan brivudin,

dan analog pyrophosphate foskarnet terbukti efektif untuk mengobati infeksi VZV. Acyclovir

adalah suatu analog guanosin yang secara selektif difosforilasi oleh timidin kinase VZV

sehingga terkonsentrasi pada sel yang terinfeksi. Enzim-enzim selular kemudian mengubah

acyclovir monofosfat menjadi trifosfat yang mengganggu sintesis DNA virus dengan

menghambat DNA polimerase virus. VZV kira-kira sepuluh kali lipat kurang sensitif

terhadap acyclovir dibandingkan HSV. 4

Valacyclovir dan famcyclovir, merupakan prodrug dari acyclovir yang mempunyai

bioavaibilitas oral lebih baik daripada acyclovir sehingga kadar dalam darah lebih tinggi dan

frekuensi pemberian obat berkurang. 4

Topikal

Pada anak normal varicella biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Untuk

mengatasi gatal dapat diberikan kompres dingin, atau lotion kalamin, antihistamin oral.

Cream dan lotion yang mengandung kortikosteroid dan salep yang bersifat oklusif sebaiknya

Page 11: Varicella Via

tidak digunakan. Kadang diperlukan antipiretik, tetapi pemberian olongan salisilat sebaiknya

dihindari karena sering dihubungkan dengan terjadinya sindroma Reye. Mandi rendam

dengan air hangat dapat mencegah infeksi sekunder bakterial. 4

Anti virus pada anak

Pengobatan dini varicella dengan pemberian acyclovir ( dalam 24 jam setelah timbul

ruam ) pada anak imunokompeten berusia 2-12 tahun dengan dosis 4x20 mg/kgBB/hari

selama 5 hari menurunkan jumlah lesi, penghentian terbentuknya lesi yang baru, dan

menurunkan timbulnya ruam, demam, dan gejala konstitusi bila dibandingkan dengan

placebo. Tetapi apabila pengobatan dimulai lebih dari 24 jam setelah timbulnya ruam

cenderung tidak efektif lagi. Hal ini disebabkan karena varicella merupakan infeksi yang

relatif ringan pada anak-anak dan manfaat klinis dari terapi tidak terlalu bagus, sehingga tidak

memerlukan pengobatan acyclovir secara rutin. Namun pada keadaan dimana harga obat

tidak menjadi masalah, dan kalau pengobatan bisa dimulai pada waktu yang menguntungkan

menguntungkan pasien ( dalam 24 jam setelah timbul ruam ), dan ada kebutuhan untuk

mempercepat penyembuhan sehingga orang tua pasien dapat kembali bekerja, maka obat

antivirus dapat diberikan. 4

Pada remaja dan dewasa

Pengobatan dini varicella dengan pemberian acyclovir dengan dosis 5x800 mg

selama 5 hari menurunkan jumlah lesi, penghentian terbentuknya lesi yang baru, dan

menurunkan timbulnya ruam, demam, dan gejala konstitusi bila dibandingkan dengan

placebo. 4

Secara acak, pemberian placebo dan acyclovir oral yang terkontrol pada orang dewasa

muda yang sehat dengan varicella menunjukkan bahwa pengobatan dini (dalam waktu 24 jam

setelah timbulnya ruam) dengan acyclovir oral ( 5x800 mg selama 7 hari ) secara signifikan

mengurangi terbentuknya lesi yang baru, mengurangi luasnya lesi yang terbentuk, dan

menurunkan gejala dan demam. Dengan demikian, pengobatan rutin dari varicella pada orang

dewasa tampaknya masuk akal. Meskipun tidak diuji, ada kemungkinan bahwa famciclovir,

yang diberikan dengan dosis 500 mg per oral setiap 8 jam, atau valacyclovir dengan dosis

1000 mg per oral setiap 8 jam mudah dan tepat sebagai pengganti acyclovir pada remaja

normal dan dewasa, Banyak dokter tidak meresepkan acyclovir untuk varicella selama

kehamilan karena risiko bagi janin yang dalam pengobatan belum diketahui. Sementara

Page 12: Varicella Via

dokter lain merekomendasikan pemberian acyclovir secara oral untuk infeksi pada tri

semester ketiga ketika organogenesis telah sempurna, ketika mungkin ada peningkatan

terjadinya resiko pneumonia varicella, dan ketika infeksi dapat menyebar ke bayi yang baru

lahir. Pemberian acyclovir intravena sering dipertimbangkan untuk wanita hamil dengan

varicella yang disertai dengan penyakit sistemik. 4

Komplikasi varicella pada orang normal

Percobaan terkontrol yang dilakukan pada orang dewasa imunokompeten dengan

pneumonia varicella menunjukkan bahwa pengobatan dini (dalam waktu 36 jam dari

rumah sakit) dengan acyclovir intravena (10mg/kgBB setiap 8 jam) dapat mengurangi

demam dan takipnea dan meningkatkan oksigenasi. Komplikasi serius lainnya dari

varicella di orang dengant imunokompeten, seperti ensefalitis, meningoencephalitis,

myelitis, dan komplikasi okular, sebaiknya diobati dengan acyclovir intravena. 4

Pasien dengan defisiensi imun

Percobaan terkontrol pada pasien immunocompromised dengan varicela menunjukkan

bahwa pengobatan dengan asiklovir intravena menurunkan insiden komplikasi yang

mengancam kehidupan visceral ketika pengobatan dimulai dalam waktu 72 jam dari mulai

timbulnya ruam. Acyclovir intravena menjadi standar perawatan untuk varicella pada pasien

yang disertai dengan imunodefisiensi substansial. Meskipun pemberian terapi oral dengan

famciclovir atau valacyclovir mungkin cukup untuk pasien dengan derajat ringan gangguan

kekebalan tubuh, tetapi tidak ada uji klinis terkontrol yang menunjukkan secara pasti. 4

2.9 Pencegahan

Vaksin varicella

Karakteristik

Vaksin varicella (Varivax, Merck) merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan,

yang berasal dari strain Oka VZV. Virus vaksin diisolasi oleh Takahashi pada awal tahun

1970 dari cairan vesikular yang berasal dari anak sehat dengan penyakit varicella. Vaksin

varicella ini dilisensikan untuk penggunaan umum di Jepang dan Korea pada tahun 1988.

Page 13: Varicella Via

Vaksin ini diijinkan di Amerika Serikat pada tahun 1995 untuk orang-orang usia 12 bulan dan

yang lebih tua. 1

Keefektifan vaksin

Setelah pemberian satu dosis tunggal vaksin varicella antigen, 97% dari anak yang

berusia 12 bulan sampai 12 tahun mengembangkan titer antibodi yang dapat terdeteksi.

Sedangkan lebih dari 90% dari responden vaksin mempertahankan antibodi untuk setidaknya

6 tahun. Dalam studi di Jepang, 97% dari anak-anak memiliki antibodi 7 sampai 10 tahun

setelah vaksinasi. Efikasi vaksin diperkirakan memiliki ketahanan 70% sampai 90% terhadap

infeksi, dan 90% sampai 100% terhadap penyakit sedang atau berat.1,5

Di antara remaja yang sehat dan orang dewasa yang berusia 13 tahun dan yang lebih

tua, rata-rata 78% mengembangkan antibodi setelah pemberian satu dosis, dan 99%

mengembangkan antibodi setelah pemberian dosis kedua yang diberikan 4 sampai 8 minggu

kemudian. Antibodi bertahan selama minimal 1 tahun pada 97% dari pemberian vaksin

varicella setelah dosis kedua yang diberikan pada 4 sampai 8 minggu setelah dosis pertama.1

Kekebalan tampaknya bertahan lama, dan mungkin permanen di sebagian besar

vaksin. Infeksi pada orang yang pernah mendapat vaksin secara signifikan lebih ringan,

dengan lesi sedikit (biasanya kurang dari 50), banyak yang makulopapular daripada

vesikuler. Dimana kebanyakan orang yang pernah mendapat vaksinasi sebelumnya tidak

terjadi demam. 1,5

Meskipun pada penemuan dari beberapa studi telah menyarankan sebaliknya,

penyelidikan sebagian belum diidentifikasi waktu sejak vaksinasi sebagai faktor risiko untuk

terobosan varicella. Beberapa, tetapi tidak semua, penyelidikan baru-baru telah

mengidentifikasi adanya asma, penggunaan steroid, dan vaksinasi di lebih muda dari 15 bulan

usia sebagai faktor risiko untuk terobosan varicella. Terobosan infeksi varicella bisa menjadi

hasil dari beberapa faktor, termasuk gangguan replikasi virus vaksin oleh sirkulasi antibodi,

vaksin impoten akibat kesalahan penyimpanan atau penanganan, atau pencatatan tidak akurat. 1

Penelitian telah menunjukkan bahwa dosis kedua vaksin varicella meningkatkan

kekebalan dan mengurangi penyakit terobosan pada anak-anak. 1

Jadwal vaksinasi dan penggunaan

Page 14: Varicella Via

Vaksin varicella dianjurkan untuk semua anak tanpa kontraindikasi yang berusia 12

sampai 15 bulan. Vaksin ini dapat diberikan kepada semua anak pada usia ini terlepas dari

riwayat varicella. 1

Dosis kedua vaksin varicella harus diberikan pada 4 sampai 6 tahun kemudian . Dosis

kedua dapat diberikan lebih awal dari 4 sampai 6 tahun jika setidaknya 3 bulan telah berlalu

setelah dosis pertama (yaitu, interval minimum antara dosis vaksin varicella untuk anak-anak

berusia di bawah 13 tahun adalah 3 bulan). Namun, jika dosis kedua diberikan setidaknya 28

hari setelah dosis pertama, dosis kedua tidak perlu diulang. Dosis kedua vaksin varicella ini

juga dianjurkan bagi orang yang lebih tua, dimana vaksin varicella diberikan kepada orang-

orang 13 tahun atau lebih pada 4 sampai 8 minggu kemudian.. 1

Semua vaksin varicella harus diberikan melalui secara subkutan. Vaksin varicella

telah terbukti aman dan efektif pada anak-anak yang sehat bila diberikan pada saat yang sama

sebagai vaksin MMR di lokasi terpisah dan dengan jarum suntik yang terpisah. Jika vaksin

varicella dan MMR tidak diberikan pada kunjungan yang sama, maka pemberian harus

dipisahkansetidaknya 28 hari. Vaksin varicella juga dapat diberikan simultan (tapi di lokasi

terpisah dengan jarum suntik yang terpisah) dengan semua vaksin anak lainnya. 1

Profilaksis pasca terpapar

Data dari Amerika Serikat dan Jepang dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa

vaksin varicella ternyata efektif sekitar 70% sampai 100% dalam mencegah penyakit atau

terjadinya keparahan penyakit jika digunakan dalam waktu 3 hari, dan mungkin sampai 5

hari, setelah paparan. ACIP merekomendasikan vaksin untuk digunakan pada orang yang

tidak terbukti memiliki kekebalan terhadap varicella atau pada orang yang terpapar varicella.

Jika paparan terhadap varicella tidak menyebabkan infeksi, vaksinasi pasca paparan harus

diberikan untuk memberi perlindungan terhadap paparan berikutnya. 1

Wabah varicella yang terjadi dalam beberapa keadaan (misalnya,pada tempat

penitipan anak, dan sekolah) dapat bertahan sampai dengan 6 bulan. Tetapi vaksin varicella

diketahui telah berhasil digunakan untuk mengendalikan wabah. ACIP merekomendasikan

pemberian dosis kedua vaksin varicella untuk pengendalian wabah. Jadi selama wabah

varicella, orang-orang yang telah menerima satu dosis vaksin varicella harus menerima dosis

kedua, yang diberikan sesuai dengan interval vaksinasi yang telah berlalu sejak dosis pertama

Page 15: Varicella Via

(3 bulan untuk orang yang berusia 12 bulan sampai 12 tahun dan setidaknya 4 minggu untuk

orang yang berusia 13 tahun dan lebih tua). 1

Kontraindikasi dan tindakan pencegahan untuk vaksinasi

Seseorang dengan reaksi alergi yang parah (anafilaksis) dengan komponen vaksin

atau setelah dosis sebelumnya, seharusnya tidak menerima vaksin varicella. Orang dengan

imunosupresi karena leukemia, limfoma, keganasan umum, penyakit defisiensi imun, atau

terapi imunosupresif tidak harus divaksinasi dengan vaksin varicella. Namun, pengobatan

dengan dosis rendah (kurang dari 2 mg / kg / hari), topikal, penggantian, atau steroid aerosol

bukan merupakan kontraindikasi untuk vaksinasi. Orang yang imunosupresif yang diterapi

dengan steroid telah dihentikan selama 1 bulan (3 bulan untuk kemoterapi) dapat

divaksinasi.1,5

Orang dengan imunodefisiensi seluler sedang atau berat akibat infeksi human

immunodeficiency virus (HIV), termasuk orang-orang yang didiagnosis dengan acquired

immunodeficiency syndrome (AIDS) tidak boleh menerima vaksin varicella. Anak yang

terinfeksi HIV dengan persentase CD4 T-limfosit 15% atau lebih tinggi, dan anak-anak yang

lebih tua dan orang dewasa dengan jumlah CD4 200 per mikroliter atau lebih tinggi dapat

dipertimbangkan untuk vaksinasi. 1

Wanita yang diketahui hamil atau mencoba untuk hamil sebaiknya tidak menerima

vaksin varicella. Sampai saat ini, tidak ada bukti yang merugikan kehamilan atau janin yang

dilaporkan di kalangan perempuan yang secara tidak sengaja menerima vaksin varicella

sesaat sebelum atau selama kehamilan. Tetapi ACIP merekomendasikan kehamilan harus

dihindari selama 1 bulan setelah menerima vaksin varicella. 1,5

Vaksinasi pada orang dengan penyakit akut, sedang atau berat sebaiknya ditunda

sampai kondisi telah membaik. Tindakan pencegahan ini dimaksudkan untuk mencegah

terjadinya komplikasi pada pasien , seperti demam. Pada penyakit yang cenderung ringan ,

seperti otitis media dan infeksi saluran pernapasan atas, mendapat terapi antibiotik, dan

paparan atau pemulihan dari penyakit lain tidak kontraindikasi terhadap vaksin varicella.

Meskipun tidak ada bukti bahwa baik varicella atau vaksin varicella memperburuk

tuberkulosis, vaksinasi tidak dianjurkan untuk orang-orang yang dikenal memiliki TB aktif. 1

Page 16: Varicella Via

BAB III

DATA DASAR PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Abdullah Lubis

Umur : 32 tahun

Jenis Kelamin : Pria

Alamat : Jl. Sukadamai

Status : Menikah

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal kunjungan :

B. RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan Utama : Timbul bintik bintik gelembung dan keropeng, yang sudah

tidak terasa gatal diseluruh tubuh sejak 1 minggu yang lalu.

Telaah : Awalnya timbul gelembung cairan disamping telinga yang

terasa gatal dan sakit kemudian digaruk, lalu pecah kemudian

gelembung tersebut menular ke seleruh tubuh pasien juga

mengalmi demam, pasien mengaku sudah pernah berobat

kebidan dan diberi obat tetapi tidak ada perubahan akirnya

pasien datang berobat ke RSUD Djasamen Saragih

RPT : Disangkal

RPO : Obat Oral( OS tidak tahu nama Obatnya) + Obat Injeksi

RPK : Anaknya yang berusia 3 tahun mengalami sakit yang sama

RPA : Disangkal

C. STATUS DERMATOLOGI

• Ruam : Vesikel, Erosi, Eksroriasi, krusta di atas eritem

• Lokasi : Universal (seluruh tubuh)

Page 17: Varicella Via

D. DIAGNOSIS BANDING

1. Varisella

2. Impetigo Bulosa

3. Dermatitis Kontak Alergi

E. DIAGNOSIS SEMENTARA

Varisella

F. TERAPI

acyclovir 5 x 800mg (anti virus),

Imforce 1 x 1,

sugestan krim (gentamisin)

RUAM YANG DIDERITA PASIEN

Page 18: Varicella Via

BAB IV

ANALISA KASUS

Analisa Teori Analisa Kasus

Gejala yang dikeluhkan pasien telah

memasuki fase ruam, dimana tampak

timbulnya lesi berupa vesikel.

Lesi berupa makula eritematous kemudian

menjadi vesikel, timbul pada leher kemudian

menjalar ke perut, tangan kanan dan kiri,

paha kanan dan kiri yang terasa gatal dan

perih, semakin lama vesikel semakin

bertambah

Bintil-bintil merah berisi cairan disertai rasa

gatal

Awalnya dileher kemudian menjalar dan

semakin bertambah banyak

varicela adalah ruam cepat berprograsif lebih

kurang 12 jam, dari makula ke papul, vesikel,

pustule dan krusta.

Tipe vesikel adalah berbentuk bulat lonjong

dengan diameter 2-3 mm, dengan sumbu

garis lintang yang sejajar pada lipatan kulit

Lesi dapat meluas atau tersebar.

Pada pemeriksaan dermatologis pada pasien,

tampak vesikel dan bulla, diatas kulit

eritematos bentuk oval ukuran milier hingga

gutata jumlah multipel dengan distribusi

generalisata

Tatalaksana dapat dilakukan dengan

pemberian acyclovir pada remaja 13-18 tahun

ditemukan bahwa acyclovir dapat

menurunkan jumlah maksimum dari lesi dan

memberhentikan waktu tumbuhnya lesi baru.

Pengobatan pada pasien ini dilakukan

pemberian valacylovir 500 mg 3x2 selama 7

hari

Page 19: Varicella Via

Pemberian mebhydroline napadisilat 2x1

tablet,sediaan 50 mg dosis anak 100 mg

perhari.

Tatalaksana yang dapat dilakukan untuk

mengurangi respon inflamasi yang timbul,

menghambat pelepasan histamin pada fase

awal dan mengurangi migrasi sel inflamasi

Tatalaksana yang dapat dilakukan untuk

mengurangi rasa gatal yang timbul akibat

reaksi peradangan dan untuk mencengah

pecahnya bula akibat garukan.

Salisyl bedak dioleskan pada tempat yang

diperlukan sebanyak 3-4 kali sehari

Page 20: Varicella Via

BAB V

KESIMPULAN

Varicella merupakan infeksi akut primer oleh virus varicella zoster yang menyerang

kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorf, terutama berlokasi

di bagian sentral tubuh.

Masa inkubasi antara 14 sampai 16 hari setelah paparan, dengan kisaran 10 sampai 21

hari. Biasanya diawali dengan gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi,

malaise, dan nyeri kepala, kemudian disusul dengan timbulnya papula eritematosa yang

dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel. Dimana vesikel akan berkembang menjadi,

pustul, dan kemudian menjadi krusta.

Penyebarannya terutama di daerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal

ke muka dan ektremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut, dan saluran nafas

bagian atas.

Pada anak-anak jarang memberi komplikasi, sementara pada orang dewasa

komplikasi yang tersering timbul adalah pneumonia. Dan pada pasien yang disertai dengan

defisiensi imun memberikan komplikasi yang lebih berat.

Untuk membantu diagnosa dapat dilakukan percobaan Tzanck yang diambil dari

kerokan dasar vesikel dan didapatkan sel datia yang berinti banyak.

Untuk pengobatan dapat diberikan antivirus, dimana dosis oral yang diberikan pada

anak yaitu 4x20mg/kgBB selama lima hari. Sementara dosis yang diberikan pada orang

dewasa 5x800 mg selama tujuh hari. Disamping itu dapat pula diberikan antipiretik, dan

analgesik, serta bedak yang ditambah zat anti gatal untuk mencegah pecahnya vesikel secara

dini, dan mengurangi rasa gatal.

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksin varicella yang berasal dari galur yang

dilemahkan. Diberikan pada anak umur 12 bulan atau lebih, dan diberikan vaksin ulangan 4-6

tahun kemudian. Sementara pada anak yang berusia 12 tahun dosis ulangan diberikan 4-8

minggu setelah dosis pertama. Pemberian vaksin ini dilakukan secara subkutan dengan dosis

0,5 ml

Page 21: Varicella Via

DAFTAR PUSTAKA

1. www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/downloads/varicella.pdf

2. Djuanda, Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam Cetakan Kedua,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta 2010, hal 115

3. Wolff, Klaus. Johnson, Richard Allen. Fitzpatrick’s Color Atlas and Sypnosis of

Clinical Dermatology sixth edition, 2009, page 831-835

4. Straus, Stephen E. Oxman, Michael N. Schmader, Kenneth E. Fitzpatrick’s

Dermatology in general medicine seventh edition, vol 1 and 2, 2008, page 1885-1895

5. Anonim, Varicella ( chickenpox ), 2009. ( http://www.ncirs.edu.au/immunisation/fact-

sheets/varicella-fact-sheet.pdf )