tatalaksana kolestasis

2
Vella Paraditha 0910312108 Tatalaksana Kolestasis : 1. Memperbaiki aliran empedu, dengan cara: a. Mengobati etiologi kolestasis dengan medikamentosa pada kolestasis hepatoseluler yang dapat diobati b. Menstimulasi aliran empedu dengan cara: 1. Fenobarbital Bermanfaat sebagai antipruritus dan dapat mengurangi kuning. Mekanisme kerjanya yaitu meningkatkan aliran empedu dengan cara menginduksi enzi m UDP glukoronil transferase, sitokrom P450 dan Na+K+ATPase. Tetapi pada bayi jarang dipakai karena efek sedasinya dan mengganggu metabolisme beberapa obat, seperti vitamin D, sehingga dapat mengesaserbasi ricketsia. Dosis : 3-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. 2. Asam Ursodeoksiolat Merupakan asam empedu tersier yang mempunyai sifat lebih hidrofilik serta tidak hepatotoksik bila dibandingkan dengan asam empedu primer serta sekunder serta merupakan competitive binding terhadap asam empedu toksik. Selain itu, asam ursodeoksikolat merupakan suplemen empedu untuk absorbsi lemak, juga sebagai hepatoprotektor karena dapat menstabilkan dan melindungi membran sel hati serta sebagai bile flow inducer karena meningkatkan regulasi sintesis dan aktivitas transporter pada membran sel hati. Dosis : 10-20 mg/kgBB/hari. Efek samping : diare, hepatotoksik. 3. Kolestiramin Dapat menyerap asam empedu yang toksik sehingga juga menghilangkan gatal. Kolestiramin dapat mengikat asam empedu di lumen usus sehingga dapat menghalangi sirkulasi enterohepatik asam empedu serta meningkatkan ekskresinya. Kolestiramin juga menurunkan umpan balik negatif ke hati, memicu

Upload: agandafajrum

Post on 26-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tatalaksana Kolestasis

Vella Paraditha0910312108

Tatalaksana Kolestasis :1. Memperbaiki aliran empedu, dengan cara:

a. Mengobati etiologi kolestasis dengan medikamentosa pada kolestasis hepatoseluler yang dapat diobati

b. Menstimulasi aliran empedu dengan cara:1. Fenobarbital

Bermanfaat sebagai antipruritus dan dapat mengurangi kuning. Mekanisme kerjanya yaitu meningkatkan aliran empedu dengan cara menginduksi enzi m UDP glukoronil transferase, sitokrom P450 dan Na+K+ATPase. Tetapi pada bayi jarang dipakai karena efek sedasinya dan mengganggu metabolisme beberapa obat, seperti vitamin D, sehingga dapat mengesaserbasi ricketsia.Dosis : 3-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis.

2. Asam UrsodeoksiolatMerupakan asam empedu tersier yang mempunyai sifat lebih hidrofilik serta tidak hepatotoksik bila dibandingkan dengan asam empedu primer serta sekunder serta merupakan competitive binding terhadap asam empedu toksik. Selain itu, asam ursodeoksikolat merupakan suplemen empedu untuk absorbsi lemak, juga sebagai hepatoprotektor karena dapat menstabilkan dan melindungi membran sel hati serta sebagai bile flow inducer karena meningkatkan regulasi sintesis dan aktivitas transporter pada membran sel hati.Dosis : 10-20 mg/kgBB/hari.Efek samping : diare, hepatotoksik.

3. KolestiraminDapat menyerap asam empedu yang toksik sehingga juga menghilangkan gatal. Kolestiramin dapat mengikat asam empedu di lumen usus sehingga dapat menghalangi sirkulasi enterohepatik asam empedu serta meningkatkan ekskresinya. Kolestiramin juga menurunkan umpan balik negatif ke hati, memicu konversi kolesterol menjadi bile acids like cholic acid yang berperan sebagai koleretik.Dosis : 0,25-0,5 g/kgBB/hari.Efek samping : konstipasi, steatorrhea, asidosis metabolik hiperkloremik.

4. RifampisinMeningkapatkan aktivitas mikrosom serta menghambat ambilan asam empedu oleh sel hati dan mengubah metabolismenya sehingga menghilangkan gatal.Dosis : 5-10 mg/kgBB/hariEfek samping : trombositopenia dan hepatotoksik.

Sumber :

1. Bisanto J. Kolestasis Intrahepatik pada Bayi dan Anak. Dalam Juffrie M,dkk. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jilid 1. Jakarta : Badan Penerbit IDAI. 2010.h.365-383.