stikes jenderal a. yani yogyakarta

35
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN KELENGKAPAN CAKUPAN IMUNISASI POLIO PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN DI BPS WAYAN WITRI MAGUWOHARJO SLEMAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta Oleh: CORY ROSA ISMAYANTI NIM 1306057 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN YOGYAKARTA 2009

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN KELENGKAPAN CAKUPAN IMUNISASI POLIO

PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN DI BPS WAYAN WITRI MAGUWOHARJO SLEMAN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Ahmad Yani Yogyakarta

Oleh:

CORY ROSA ISMAYANTI

NIM 1306057

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL AHMAD YANI

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

YOGYAKARTA

2009

Page 2: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 3: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  iv

INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI POLIO DENGAN KELENGKAPAN CAKUPAN IMUNISASI POLIO

PADA BAYI UMUR 9-12 BULAN DI BPS. WAYAN WITRI MAGUWOHARJO SLEMAN

Cory Rosa Ismayanti1, Eny Retna Ambarwati2, Tri Sunarsih3

Latar Belakang : Propinsi D.I. Yogyakarta saat ini sudah menggunakan IPV dalam pemberian imunisasi polio. Hal ini disebabkan karena cakupan imunisasi polio 4 telah mencapai 99%. Artinya harus berpindah ke hal yang lebih baik pemberian vaksin polio tetes yang selama ini digunakan diganti dengan IPV. Cakupan polio 4 di BPS.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman termasuk tinggi karena didukung dengan pengetahuan yang memadai dan penyebab penyakit polio dapat menyebabkan kelumpuhan pada anak terutama dapat menyerang anak di bawah 3 tahun. Tujuan : Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi umur 9-12 bulan di Bps.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian survey korelasional. Rancangan penelitiannya menggunakan Cross Sectional. Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi umur 9-12 bulan yang akan melakukan imunisasi polio di BPS.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Populasinya 84 responden, sampel 45 responden dan teknik pengambilan datanya dengan purposive sampling. Analisis data dilakukan dengan chi-square. Hasil Penelitian : Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio responden terbanyak sebagian besar tingkat pengetahuan imunisasi polio yang baik yaitu 29 bayi (64.4%). Berdasarkan cakupan imunisasi polio lengkap yaitu 41 bayi (91.1%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi umur 9-12 bulan yang ditujukan dengan nilai signifikan 0.000 (P > 0.05). Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio yang berhubungan signifikan dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio. Kata Kunci : Pengetahuan ibu, kelengkapan cakupan imunisasi polio.

Keterangan : 1Mahasiswa Stikes A. Yani Yogyakarta 2Dosen Akademi Kebidanan Yogyakarta 3Dosen Stikes A. Yani Yogyakarta 

Page 4: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

ABSTRCT

RELATION BETWEEN THE MOTHER’S KNOWLEDGE ABOUT IMMUNIZING POLIO WITH THE COVERAGE EQUIPMENT

IMMUNIZE THE POLIO AT BABY AGE 9 – 12 MONTH IN BPS WAYAN WITRI, MAGUWOHARJO, SLEMAN

Cory Rosa Ismayanti1, Eny Retna Ambarwati2, Tri Sunarsih3

Background : Nowdays D.I Yogyakarta have been using IPV in polio’s immunize. This is caused by coverage immunize the polio 4 have reached 99%, its mean have to make a better more, vaccine polio dropp changed by IPV coverage polio 4 in BPS Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman is high because less supported by adequate knowledge, and polio virus caused paralisis in children, especially attack under 3 years old. Target : Knowing relation between level of mother’s knowledge about immunizing polio with the coverage of immunize the polio at baby age 9 – 12 month ini BPS Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Research method : This Research represent the research of survey correlation with research device use the cross sectional, subject research is mothers whose having baby age 9 – 12 month conduct to immunize polio in BPS Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman. Research population 84 responden, sample 45 responden, and using using purposive sampling technique to gain the data. Analyze the date using chi square. Result or research : Depend on level of mother’s knowledge about immunizing polio, level of immunize polio’s knowledge is good, 29 baby (64,4%) coverage immunize the complete polio that is 44 baby (91,1%). There is relation between level of mother’s knowledge about immunizing polio with the coverage equipment immunize the polio at baby age 9 – 12 month, with the significant value 0.000 (p > 0,05). Conclusion : There is relation between level of mother’s knowledge about immunizing polio with the coverage equipment immunize the polio. Keyword : Mother knowledge, coverage equipment immunize polio.

1 Student Stikes Ahmad Yani Yogyakarta 2 Lecture Akademi Kebidanan Yogyakarta 3 Lecture STIKES Ahmad Yani Yogyakarta

Page 5: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  vi

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya tulis atau pendapat yang belum pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kemudian hari ternyata ditemukan adanya kesamaan dengan peneliti, maka saya bersedia menanggung resiko dan konsekuensi dari akademi.

Yogyakarta, …………. 2009

Cory Rosa Ismayanti

Page 6: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kemudahan dan keringanan kepada penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan

Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio pada Bayi Umur 9-12 Bulan di BPS. Wayan

Witri, Maguwoharjo, Sleman.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang kami hormati:

1. Sri Werdati S.KM, M Kes., selaku Ketua Stikes A. Yani Yogyakarta.

2. Tri Sunarsih S.SI.T, selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan Stikes A. Yani

Yogyakarta.

3. Eny Retna Ambarwati, SST, selaku Pembimbing I.

4. Tri Sunarsih, S.SI.T, selaku Pembimbing II.

5. Umu Hany Edi Nawangsih, M.Kes., selaku Dewan Penguji.

6. Wayan Witri Amd.Keb dan karyawan yang telah banyak membantu hingga

terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini

7. Teristimewa untuk Orang Tua yang telah memberikan do’a, dukungan dan

semangat demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Teman-teman DIII Kebidanan angkatan 2006 Stikes A. Yani Yogyakarta

9. Karyawan-karyawati Stikes A. Yani Yogyakarta

10. Serta semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun diharapkan demi peningkatan

Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, April 2009

Penulis

Page 7: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

INTISARI......................................................................................................... iv

ABSTRACT..................................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vi

HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... x

DAFTAR ISI.................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka ............................................................................... 10

B. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 19

C. Hipotesis......................................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian............................................................................. 21

B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 21

C. Variabel Penelitian .......................................................................... 21

D. Definisi Operasional........................................................................ 22

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampel ............................................ 22

Page 8: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  xii

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................... 23

1. Uji Validitas dan Reabilitas ......................................................... 24

2. Cara Pengumpulan Data ............................................................... 26

G. Metode Pengolahan Data ................................................................ 27

BAB IV PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 29

B. Pembahasan ..................................................................................... 35

C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 40

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 42

B. Saran................................................................................................ 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 9: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

  xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal pemberian imunisasi ............................................................ 18

Tabel 3.1 Kisi-kisi pertanyaan kuesioner......................................................... 24

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu ...................................... 30

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan .................................. 30

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan ibu .............................. 31

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan umur anak ................................... 31

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah anak ................................ 31

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan imunisasi Polio ................................................................................................ 32

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan cakupan imunisasi polio ............. 33

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi pengetahuan dengan kelengkapan cakupan Imunisasi polio ................................................................................ 34

Tabel 4.9 Korelasi pengetahuan dan kelengkapan cakupan imunisasi polio ... 35

Page 10: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

 xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Time Schedule Penyusunan KTI

2. Permohonan Pengisian untuk Menjadi Responden

3. Persetujuan Menjadi Responden

4. Kuesioner Penelitian

5. Tabel Hasil Komputerisasi

6. Uji Validitas dan Reabilitas

7. Ijin Penelitian Bapeda

8. Kegiatan Bimbingan KTI

9. Tabel Nilai Chi Square

Page 11: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemauan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 1999) dan

tujuan nasional jangka panjang menitikberatkan pada sumber daya manusia yang

prima, untuk itu kita bertumpu pada generasi muda dewasa ini yang memerlukan

asuhan dan perlindungan terhadap penyakit yang mungkin dapat menghambat

tumbuh kembangnya, menuju masa dewasa yang berkualitas guna meneruskan

pembangunan nasional dengan masyarakat yang sehat, sejahtera dan bahagia .

Pada tahun 1977, departemen kesehatan telah mencanangkan

Pengembangan Program Imunisasi (PPI), agar semua anak mendapat imunisasi.

Pada saat ini imunisasi telah diterima sebagai salah satu intervensi utama yang

berdaya guna dalam upaya kelangsungan hidup anak. Dalam kaitannya dengan

tujuan System Kesehatan Nasional (SKN), imunisasi adalah salah satu bentuk

intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka

kematian bayi dan balita. Kebijakan program imunisasi melalui akseleransi dan

desantralisasi pengelolaan program telah berhasil meningkatkan cakupan dengan

cepat, dalam tahun 1996, 1997, 1998 telah dilakukan Pekan Imunisasi Nasional

(PIN). (Sulistiyawati, 1999). Pekan Imunisasi Nasional (PIN) telah dilaksanakan

berturut-turut, yaitu tahun 1995, 1996, 1997, 2002 dan yang terakhir tahun 2005

1

Page 12: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

 

 

 

dan berhasil mencakup 100% target sekitar 20 juta balita pada tiap National

Imunization Day (NID), pada hari PIN tersebut telah diimunisasi sebanyak 22

juta anak balita di seluruh Indonesia (Ranuh dkk, 2005).

Penyakit polio adalah penyakit akut yang disebabkan oleh tiga serotype

(jenis) virus polio, yaitu virus dengan kode P1, P2, P3. Polio tipe satu di kenal

sebagai virus yang paling ganas di antara virus polio lainnya. Apabila berhasil

masuk ke dalam sel dinding usus, maka akan berkembang dalam sel-sel dinding

usus dan kemudian akan merusak sel saraf yang menyebabkan lumpuh layu,

dalam jumlah yang amat sedikit penderita yang mempunyai infeksi polio akan

mengalami gejala kelumpuhan. Sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Thomas

Francis mengatakan sekitar 72 % diperkirakan tanpa gejala, 24 % dengan gejala

minor, dan hanya 1 % akan menderita lumpuh layu. Penyakit polio sangat

menular, secara teori dapat menyerang segala umur, namun lebih sering pada

anak-anak. Cara penularannya seperti fecal oral artinya rute mula-mula dari tinja

atau kotoran anak yang memiliki virus dalam ususnya di buang tidak pada

tempatnya, misalnya di sungai atau halaman, kemudian tinja yang mengandung

virus tadi mengkontaminasi makanan maupun minuman, air minum biasa, susu

yang dibuat dalam gelas atau tempat minum yang di cuci dengan air tidak bersih,

maupun makanan lainnya (Achmadi, 2006).

Berdasarkan survey yang dilakukan Universitas Gadjah Mada (UGM),

cakupan imunisasi tetes pada anak di Yogyakarta sudah mencapai 99 %, artinya

kita harus berpindah ke hal yang lebih baik pemberian vaksin polio tetes yang

selama ini digunakan guna mencegah polio diganti dengan cara Injectable Polio

Page 13: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

 

 

 

Vaccine (IPV) , karena penggunaan yang terus menerus melalui polio oral (Oral

Polio Vaccine atau OPV) dapat menimbulkan masalah dikemudian hari karena

itu Indonesia bersiap melakukan imunisasi polio Injectable Polio Vaccine (IPV).

Penggunaan imunisasi secara injeksi lebih aman, karena menjamin tidak ada

virus polio liar di lingkungan penerima vaksin.

Indonesia pada tahun 2000 sudah harus bebas dari polio, namun untuk

membasmi polio tidak mudah, karena faktanya masih ditemukan di beberapa

Negara termasuk Indonesia.

Target UCI (Universal Child Immunization) merupakan antara

(Intermediate goal), yang berarti cakupan imunisasi untuk BCG, DPT, dan

Hepatitis B harus mencapai 80% baik di tingkat nasional, propinsi, dan

kabupaten bahkan di setiap desa. Seluruh propinsi dan hampir 97% dari 302

kabupaten di Indonesia telah mencapai target UCI. Jumlah sasaran bayi di

Indonesia per tahun 4,6 juta sedang jumlah ibu hamil 5,1 juta (Ranuh dkk,

2005).

Selama 10 tahun Indonesia mengalami bebas polio, tiba-tiba pada bulan

Maret 2005 di laporkan adanya kasus polio di Desa Girijaya, Jawa Barat.

Penyebaran virus berlangsung cepat, hingga akhir tahun 2005 jumlah kasus polio

mencapai 303 pada 10 propinsi dan 46 kasus VDVP (Vaccine Derived Polio

Virus) atau mutasi virus vaksin menjadi ganas karena sirkulasi virus yang lama

di masyarakat. Setelah dilakukan upaya penguatan imunisasi rutin dan tambahan

bahan yang intensif, jumlah kasus polio liar menurun. Terakhir ditemukan kasus

Page 14: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

 

 

 

pada tahun 2006, karena itu Indonesia melakukan penggantian vaksinasi OPV

dengan IPV (http//:www.antara.co.id).

Pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai lebih dari 90% cakupan

vaksinasi dasar tersebut yang di kenal sebagai Universal Child Immunization

(UCI) ditambah lagi dengan gerakan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) terhadap

penyakit polio. Pada tahun 1995-2002 secara berturut-turut dan serentak di

seluruh Indonesia dan tanah air yang kemudian karena ada kejadian virus polio

liar di regional WHO-SEARO PIN diulang lagi pada tahun 2002 (Ranuh dkk,

2005).

Seiring dengan menurunnya dengan angka kesakitan dan kamatian anak

pada umumnya maka kualitas hidup bangsa akan meningkat pula, hasil

penelitian di dunia mengatakan bahwa angka kelahiran dan usia harapan hidup

di suatu Negara berkaitan. Semakin rendah angka kelahiran maka semakin tinggi

usia harapan hidup. Untuk itu pencegahan penyakit infeksi merupakan upaya

yang menentukan situasi tersebut dan mutlak harus di lakukan pada anak sedini

mungkin guna dapat mempertahankan kualitas hidup yang prima (Ranuh dkk,

2005).

Sejak ditemukannya kasus polio tanggal 13 Maret 2005 di Sukabumi

hingga saat ini sudah terdapat 305 kasus polio di Indonesia, polio telah

menyerang 10 propinsi dan 48 Kab/Kota terakhir kasus ditemukan di Sitobondo

pada bulan Januari 2006 hingga saat ini polio sudah menyebabkan 6 kematian.

Setelah ditemukannya kasus polio di Indonesia tahun 2005, PIN sudah

dilaksanakan sebanyak 4 putaran yaitu putaran pertama di Sleman mencapai

Page 15: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

 

 

 

71.768 balita, putaran kedua mencapai 73.875 balita, putaran ketiga mencapai

74.515 balita, dan putaran keempat mencapai 238.425 balita

(http//:www.detiknews.com). Adapun jadwal imunisasi polio yaitu polio-1

diberikan pada umur 2 bulan, polio-2 diberikan pada umur 3 bulan, polio-3

diberikan pada umur 4 bulan, polio 4 diberikan pada umur 9 bulan.

Penyakit poliomyelitis merupakan penyakit yang sangat jarang di Negara

yang telah berkembang karena vaksin yang telah tersebar luas. Pada mulanya,

ada sedikit demam yang ringan dan sakit kepala yang mungkin berkembang

dalam beberapa hari, dan ini mungkin ini tidak ada tanda-tanda dan keluhan-

keluhan, tetapi mungkin ia akan berkembang ke suatu sakit yang disertai

demam, nyeri otot, sakit kepala dan kekakuan leher (meningitis aseptic) dan

menjadi paralysis (poliomyelitis paralitik). Paralysis dengan tanda flaksis, mulai

yang asimetris dan tiba-tiba, biasanya meliputi tungkai atau lengan. Jarang

kerusakan sensoris apapun dan tidak progresi dari keluhan- keluhan sesudah tiga

hari (George Dick, 1992). Virus polio masuk tubuh melalui mulut dan perbanyak

diri di faring dan usus.

Penyakit polio terutama dapat menyerang anak dibawah umur 3 tahun,

tetapi kadang-kadang menyerang anak yang berumur lebih besar. Kasus orang

dewasa jarang namun ada. Polio dapat dibasmi dengan pemberian imunisasi

polio lengkap sebanyak 4 dosis kepada bayi berusia dibawah 1 tahun.

Berdasarkan masalah di atas maka penulis ingin mengetahui lebih jauh

tentang pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dan kelengkapan cakupan

imunisasi polio pada bayi. Untuk itu penulis mengambil salah satu BPS Wayan

Page 16: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

 

 

 

Witri sebagai unit pelayanan kesehatan dalam memberikan informasi tentang

kesehatan terutama imunisasi polio dengan harapan cakupan bisa mencapai

100% agar didapat SDM untuk masa depan yang berkualitas dan unggul.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka identifikasi

masalah yang akan diteliti adalah “ Adakah Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

tentang Imunisasi Polio dengan Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio pada

Bayi Umur 9-12 Bulan di BPS Wayan Witri tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio

dan kelengkapan cakupan imunisasi pada bayi umur 9-12 bulan di BPS.

Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.

2. Tujuan khusus

a. Dapat mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio.

b. Dapat mengetahui kelengkapan cakupan imunisasi polio.

c. Dapat mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang imunisasi polio

dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio.

Page 17: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

 

 

 

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber tambahan wawasan dan pengalaman

khususnya yang berkaitan dengan imunisasi polio.

2. Bagi pengguna

a. Bagi responden

Dapat memahami pentingnya pemberian imunisasi pada bayi dan

memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal imunisasi

yang telah diberikan oleh petugas.

b. Bagi BPS

Dapat mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang pentingnya

imunisasi polio dan untuk masukan dalam menentukan arah kebijakan

sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan imunisasi polio.

c. Bagi peneliti

1) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang imunisasi

polio.

2) Sebagai tambahan pengalaman dan memperluas cakrawala berpikir

dalam penelitian.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran kepustakaan, penulis menemui beberapa

penelitian sejenis yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan imunisasi

diantaranya:

Page 18: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

 

 

 

1. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Nurkhaeni (2008) D III Ahli

Madya Kebidanan Poltekes hasilnya adalah pengetahuan ibu mendukung

tentang imunisasi polio di puskesmas Sewon 1, Sewon, Bantul tahun 2002,

termasuk dalam kategori cukup, ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu

tentang imunisasi polio dengan perilaku ibu terhadap program imunisasi polio

dengan perilaku ibu terhadap imunisasi IPV di Puskesmas Sewon I, Sewon,

Bantul tahun 2008. Hasil yang membedakan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah lokasi di Puskesmas Sewon I, Sewon, Bantul sedangkan

peneliti di BPS.Wayan Witri Maguwoharjo, Sleman. Tehnik analisis datanya

menggunakan Kendall Tau sedangkan peneliti menggunakan tehnik analisis

Chi Square, sampel yang digunakan sebelumnya 60 responden sedangkan

peneliti 30 responden.

2. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Triany Laila Pelu (2005) D IV

Program Khusus Bidan Pendidik yang berjudul Hubungan Pengetahuan Dan

Sikap Dengan Cakupan Imunisasi Hepatitis B Di Puskesmas Seyegan

Kabupaten Sleman, Yogyakarta tahun 2005 hasilnya adalah tidak di

dapatkan adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan

cakupan imunisasi Hepatitis B ( p > 0,05 dan nilai koefisien korelasinya -

0,200). Dan Hubungan antara sikap dengan cakupan imunisasi Hepatitis B,

dari hasil analisis data didapatkan bahwa ternyata tidak ada hubungan yang

bermakna antara sikap dengan cakupan imunisasi Hepatitis B ( p > 0,05 dan

nilai koefisien korelasi -0,020). Hasil yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya adalah lokasi di Puskesmas Seyegan, Sleman

Page 19: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

 

 

 

sedangkan peneliti di BPS. Wayan Witri Maguwoharjo, Sleman. Tehnik

analisis datanya menggunakan Spearman Rank sedangkan peneliti

menggunakan tehnik analisis chi square, sampel yang digunakan sebelumnya

50 responden sedangkan peneliti 30 responden.

Page 20: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

29

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan hasil penelitian mengenai karakteristik

responden. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan

kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi umur 9 – 12 bulan di BPS.

Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.

1. Gambaran umum tempat penelitian

Bidan Praktek Swasta (BPS) Wayan Witri adalah salah satu Bidan

Praktek Swasta (BPS) yang berada di daerah Maguwoharjo, Sleman.

Bidan Praktek Swasta (BPS) dalam prakteknya memberikan pelayanan

kesehatan ibu dan anak (KIA), pelayanan yang utama antara lain

pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, imunisasi bayi dan balita

dan konseling kesehatan reproduksi. Pelayanan imunisasi di

BPS. Wayan Witri dilakukan sesuai jadwal yaitu dua minggu sekali.

2. Karakteristik Responden

Subyek penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi umur

9 – 12 bulan yang datang ke BPS Wayan Witri Maguwoharjo Sleman pada

tanggal 15 Juni sampai dengan tanggal 5 Juli 2009 untuk mengimunisasi

bayinya. Di dapatkan responden sebanyak 45 bayi.

Karakteristik responden yang diambil yaitu berdasarkan umur ibu,

pendidikan ibu, pekerjaan ibu, umur anak dan jumlah anak. Distribusi

Page 21: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

30

karakteristik responden diperoleh dari data yang dikumpulkan berdasarkan

kuesioner yang telah di isi oleh responden, hasil perhitungan sebagai

berikut :

Tabel 4.1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur ibu.

Umur Frekuensi Persentase ≤ 20 tahun 3 6.7 % 21 – 30 tahun 27 60.0 % 31 – 40 tahun 15 33.0% Total 45 100%

Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

umur responden yang terbanyak adalah umur 21-30 tahun yaitu

27 responden (60.0%) sedangkan responden yang mempunyai umur >20

tahun ada 3 responden (6.7%). Mayoritas responden berdasarkan hasil

penelitian yaitu berumur 21-30 tahun.

Tabel 4.2. distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persentase SD 1 2.2% SLTP 5 11.1% SLTA 28 62.2% DIII/ S1 11 24.4% Total 45 100%

Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar

tingkat pendidikan responden terbanyak adalah SLTA yaitu 28 responden

(62.2%) sedangkan tingkat pendidikan responden yang terendah adalah SD

yaitu 1 responden (2.2%). Mayoritas responden berdasarkan hasil

penelitian yaitu SLTA.

Page 22: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

31

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan ibu

Pekerjaan Frekuensi Persentase Tidak bekerja/ IRT 30 66.7% PNS 1 2.2% Pedagang/swasta 14 31.1% Jumlah 45 100%

Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

pekerjaan responden adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu 30 responden

(66.7%) sedangkan responden yang memiliki pekerjaan PNS yaitu

1 responden (2.2%). Mayoritas pekerjaan responden berdasarkan hasil

penelitian yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT).

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi responden bardasarkan umur anak

Umur anak Frekuensi Presentase 9 bulan 24 53.3% 10 bulan 10 22.2% 11 bulan 6 13.3% 12 bulan 5 11.1% Total 45 100%

Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

umur anak yang terbanyak adalah berumur 9 bulan yaitu 24 responden

(53.3%) sedangkan umur anak yang berumur 12 bulan yaitu 5 responden

(11.1%). Mayoritas responden berdasarkan hasil penelitian yaitu yang

berumur 9 bulan.

Tabel.4.5. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan jumlah anak.

Jumlah anak Frekuensi Presentase 1 orang 15 33.3% 2 orang 27 60.0% 3 orang 3 6.7% Jumlah 45 100%

Sumber : Data Primer, 2009

Page 23: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

32

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

ibu yang mempunyai jumlah anak terbanyak adalah 2 orang yaitu

27 responden (60.0%) sedangkan responden yang mempunyai jumlah anak

sedikit adalah 3 orang yaitu 3 responden (6.7%). Mayoritas responden

berdasarkan hasil penelitian yaitu ibu yang mempunyai anak 2 orang.

3. Pengetahuan ibu tentang imunisasi polio pada bayi

Pengertian responden tentang imunisasi polio pada bayi diukur

dengan kuesioner sejumlah 15 item pertanyaan. Berikut hasil jawaban

responden yang disajikan sudah dikategorikan dalam tingkat pengetahuan.

Tabel.4.6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan tentang imunisasi polio

No Tingkat Pengetahuan Frekuensi Prosentase 1 Baik 29 64.4% 2 Cukup 12 26.7% 3 Kurang 4 8.9%

Jumlah 45 100% Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang imunisasi polio

pada bayi yang terbanyak terdapat pada kategori baik yaitu 29 responden

(64.4%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan

cukup yaitu 12 responden (26.7%) dan responden yang mempunyai tingkat

pengetahuan kurang yaitu 4 responden (8.9%). Mayoritas responden

berdasarkan hasil penelitian yaitu mempunyai tingkat pengetahuan baik.

Page 24: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

33

4. Cakupan Imunisasi Polio Pada Bayi

Untuk dapat melihat cakupan imunisasi polio, peneliti berpedoman

terhadap kenyataan yang menunjukkan bahwa bayi telah di imunisasi. Hal

ini dapat diketahui dari laporan imunisasi bayi dan di lihat dari buku KMS.

Untuk mengetahui cakupan imunisasi polio, peneliti membuat ketentuan

yaitu dikatakan lengkap apabila imunisasi polio pada bayi di berikan

sebanyak 4 kali, dan dikatakan tidak lengkap apabila imunisasi polio pada

bayi diberikan kurang dari 4 kali, pada anak umur 9 – 12 bulan pada bayi

BPS Wayan Witri Maguwoharjo Sleman.

Tabel.4.7. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan cakupan imunisasi polio pada bayi

No. Kategori Sikap Frekuensi Persentase 1 Lengkap 41 91.1% 2 Tidak Lengkap 4 8.9% Jumlah 45 100%

Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden yang memiliki imunisasi lengkap yaitu 41 bayi (91.1%)

sedangkan yang tidak memiliki imunisasi tidak lengkap yaitu 4 bayi

(8.9%). Mayoritas responden berdasarkan hasil penelitian yaitu yang

mempunyai imunisasi lengkap.

5. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan

Kelengkapan Cakupan Imunisasi

Untuk menolak atau menerima Hipotesa Nihil yang menyatakan

bahwa ada atau tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang

Page 25: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

34

polio dan kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi, di uji dengan

Chi Square, dengan tingkat kepercayaan 95% dan taraf kesalahan 5%

dengan derajat kemaknaan ά 0.05.

Tabel.4.8. Distribusi Frekuensi Pengetahuan dengan kelengkapan cakupan imunisasi polio

Cakupan imunisasi Tidak

Lengkap Lengkap

Total Tingkat Pengetahuan Ibu

F % F % F % Kurang 2 4.4 2 4.4 4 8.9 Cukup 2 4.4 10 22.2 12 26.7 Baik 0 0 29 64.4 29 64.4 Total 4 8.9 41 91.1 45 100 Sumber : Data Primer, 2009

Berdasarkan tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden yang mempunyai tingkat pengetahuan kurang dengan

cakupan imunisasi tidak lengkap yaitu 2 responden (4.4%) sedangkan

responden yang mempunyai tingkat pengetahuan dengan tingkat imunisasi

lengkap yaitu 2 responden (4.4%). Responden yang mempunyai tingkat

pengetahuan cukup dengan cakupan imunisasi tidak lengkap yaitu

2 responden (4.4%) sedangkan responden yang mempunyai tingkat

pengetahuan cukup dengan cakupan imunisasi lengkap yaitu 10 responden

(22.2%) dan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan baik

dengan cakupan imunisasi lengkap yaitu 29 responden (64.4%).

Mayoritas responden mempunyai cakupan imunisasi lengkap yaitu 29

responden (64.4%).

Page 26: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

35

Tabel 4.9. Korelasi pengetahuan dan kelengkapan cakupan imunisasi polio.

Cakupan imunisasi Tidak

Lengkap Lengkap

Total X2 P Tingkat Pengetahuan Ibu

F % F F Kurang 2 4.4 2 4.4 4 8.9 12.073 0.000 Cukup 2 4.4 10 22.2 12 26.7 Baik 0 0 29 64.4 29 64.4 Total 4 8.9 41 91.1 45 100 Sumber : Data Primer, 2009

Dari hasil analisis dengan uji chi-square, diperoleh nilai signifikan

0.000 (p<0.05), nilai x² hitung sebesar 12.073 dengan nilai x² tabel untuk

(p<0.05), adalah sebesar 5.591. Dari hasil tersebut diketahui bahwa

x²hitung > x² tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

ibu tentang imunisasi polio berhubungan signifikan dengan kelengkapan

cakupan imunisasi pada bayi 9-12 bulan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, kemudian dilakukan

pembahasan lebih lanjut dengan menginterpretasikan data hasil penelitian

dengan teori yang ada.

1. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat

pengetahuan responden tentang imunisasi polio di BPS. Wayan Witri,

Maguwoharjo, Sleman paling banyak dalam kategori baik yaitu

29 responden (64.4%).

Page 27: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

36

Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang salah

satunya adalah umur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik

responden berdasarkan umur paling banyak pada umur 21-30 tahun.

Kondisi ini memungkinkan terjadinya kenaikan kemampuan daya pikir.

Karena kemampuan pikir seseorang akan mencapai puncaknya pada

kondisi tertentu yaitu pada masa remaja dewasa.

Berdasarkan faktor umur hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden paling banyak mempunyai tingkat pendidikan menengah yaitu

SLTA sebanyak 28 responden (62.2%). Tingkat pendidikan dalam

kategori ini menjadi faktor yang cukup berperan dalam pembentukan

tingkat pengetahuan karena akan mempengaruhi kemampuan seseorang

dalam menyerap sebuah informasi juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan.

Pada kenyataannya faktor informasi juga dominan dalam

meningkatkan pengetahuan seseorang. Media massa sebagai salah satu

sumber informasi bagi responden kurang bisa dimanfaatkan. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar responden berperan sebagai Ibu Rumah

Tangga (IRT) sehingga kesempatan untuk memanfaatkan sumber

informasi itu sangat sempit.

Selain tingkat pendidikan, ekonomi, ada faktor lain yang

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang salah satunya adalah

pengalaman, pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan

sehingga untuk menambah pengetahuan yang bisa didapat dari media

Page 28: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

elektronik maupun media massa sangat sempit yang mengakibatkan

kurang mampu memanfaatkan sumber-sumber informasi tersebut dengan

kurangnya waktu untuk menambah wawasan atau pengetahuan otomatis

akan mempengaruhi tingkat pengetahuan.

Munculnya kemungkinan beberapa faktor penyebab yang

mempengaruhi pengetahuan responden yang sudah diuraikan diatas sesuai

dengan teori yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan seseorang

diantaranya dipengaruhi oleh pengalaman, tingkat pendidikan, kultur, dan

pengalaman (Pelu, 2005).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah

seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu seperti

media massa dan media elektronik. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh dari mata dan telinga karenanya pengetahuan merupakan

domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan ibu untuk

mengimunisasi anaknya (Notoatmodjo, 2003).

2. Cakupan Imunisasi Polio

Hasil menunjukkan bahwa responden yang mempunyai bayi umur

9-12 bulan yang mempunyai cakupan imunisasi lengkap ada 41 responden

(91.1%) sedangkan responden yang mempunyai bayi umur 9-12 bulan

dengan cakupan imunisasi tidak lengkap ada 4 responden (8.9%). Hal ini

berarti tidak ada satupun responden yang tidak memberikan imunisasi

polio pada anaknya.

Page 29: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

Berdasarkan data diatas bisa dipengaruhi oleh beberapa hal

diantaranya faktor-faktor yang menyebabkan tingginya cakupan imunisasi

seperti masyarakat sudah mengerti tentang pentingnya imunisasi bagi

anak, sudah tidak adanya ketakutan ibu terhadap resiko sakit pada anak

yang diakibatkan imunisasi dan tetapnya jadwal imunisasi pada masing-

masing posyandu tertentu.

Mayoritas masyarakat sudah mengerti tentang pentingnya

imunisasi bagi anak sehingga masyarakat bersedia mangimunisasikan

anaknya dengan jadwal yang tepat dan telah ditentukan oleh petugas

pelayanan kesehatan selain itu para ibu sudah tidak mempunyai rasa

khawatir tentang terjadinya resiko sakit pada anak setelah di imunisasi

karena para ibu sudah di berikan konseling oleh petugas kesehatan.

Dengan adanya jadwal imunisasi yang tepat dan konseling tentang

imunisasi diharapkan dapat mempengaruhi kelengkapan cakupan

imunisasi.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Polio dengan

Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio Pada Bayi Umur 9-12 Bulan di

BPS.Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.

Dari hasil analisis dengan uji chi-square, diperoleh nilai signifikan

0.000 (p<0.05), nilai x² hitung sebesar 12.073 dengan nilai x² tabel untuk

(p<0.05), adalah sebesar 5.591. Dari hasil tersebut diketahui bahwa

x²hitung > x² tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan

Page 30: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

ibu tentang imunisasi polio berhubungan signifikan dengan kelengkapan

cakupan imunisasi pada bayi 9-12 bulan.

Menurut Notoatmodjo (2003) terbentuknya suatu cakupan

imunisasi terutama pada orang dewasa dimulai pada domain kognitif,

dalam arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa

materi atau objek diluarnya. Lebih jelasnya lagi dikatakan pula bahwa

stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya menimbulkan

pengetahuan baru pada subjek tersebut dan selanjutnya menimbulkan

respon batin dalam bentuk sikap. Akhirnya rangsangan yakni objek yang

telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut akan menimbulkan

respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan terhadap stimulus atau objek.

Namun demikian hal ini terlihat dalam data karakteristik dimana

sebagian besar responden memiliki tingkat kemampuan yang baik dan

untuk cakupan imunisasi polio mayoritas responden dalam kategori

lengkap. Faktor-faktor yang menyebabkan tingkat pengetahuan responden

adalah tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan pekerjaan responden.

Kondisi seperti ini ternyata mampu membentuk kelengkapan cakupan

imunisasi polio pada responden dalam kategori lengkap. Hal ini

menggambarkan ada faktor lain yang ikut berperan dalam pembentukan

cakupan imunisasi. Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya cakupan

imunisasi seperti: Masyarakat sudah mengerti tentang pentingnya

imunisasi bagi anaknya, sudah tidak adanya ketakutan ibu terhadap resiko

Page 31: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

sakit pada anak yang diakibatkan oleh imunisasi, dan tetapnya jadwal

imunisasi pada masing-masing posyandu.

Program imunisasi telah dijalankan oleh pemerintah sejak lama dan

akhirnya sudah menjadi sebuah kebutuhan bagi ibu-ibu yang memiliki

bayi untuk mengimunisasi bayinya. Sesuatu yang sudah dijalankan dalam

jangka waktu yang lama akan menjadi sebuah kebiasaan dan pada

akhirnya mampu menimbulkan rasa malu bagi yang tidak menjalankan.

Program imunisasi juga demikian karena sudah lama dijalankan maka

mengimunisasikan anak sudah menjadi sebuah kebiasaan.

Menurut Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa perilaku yang

didasarkan oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap positif. Maka perilaku

tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Pernyataan ini memperjelas

bahwa tingkat pengetahuan akan mempengaruhi terbentuknya cakupan

imunisasi yang lengkap.

Temuan penelitian ini relevan dengan penelitian Susanti 2008 yang

didapatkan hasil terdapat hubungan yang sangat kuat antara tingkat

pengetahuan dengan perilaku ibu terhadap imunisasi polio.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan penelitian antara lain:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian uji validitas masih

kurang karena keterbatasan waktu dan tenaga.

Page 32: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

2. Dalam pelaksanaan penelitian ada beberapa kesulitan yang di temui,

namun kesulitan tersebut masih dalam batas toleransi seperti kerepotan

ibu saat mengisi kuesioner karena sambil menggendong anaknya.

Page 33: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan, sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dalam kategori baik.

2. Kelengkapan cakupan imunisasi polio pada bayi dalam kategori lengkap.

3. Adanya hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi

Polio dengan Kelengkapan Cakupan Imunisasi Polio pada Bayi umur 9-12

Bulan di BPS. Wayan Witri, Maguwoharjo, Sleman.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran

yang diajukan antara lain yaitu :

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian dapat dijadikan sumber tambahan wawasan dan

pengalaman khususnya yang berkaitan dengan imunisasi polio.

2. Bagi Pengguna

a. Bagi responden

Dapat memahami pentingnya pemberian imunisasi pada bayi dan

memotivasi ibu untuk memberikan imunisasi sesuai jadwal imunisasi

yang telah diberikan oleh petugas.

Page 34: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

b. Bagi BPS

Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan di BPS. Wayan Witri,

Maguwoharjo, Sleman untuk dapat lebih meningkatkan pemberian

konseling imunisasi pada ibu-ibu yang mempunyai anak khususnya

konseling pada imunisasi polio dan lebih meningkatkan pelayanan

imunisasi.

c. Bagi Peneliti

1) Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang imunisasi

polio.

2) Sebagai tambahan pengalaman dan memperluas cakrawala

berpikir dalam penelitian.

Page 35: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Acmadi, 2006. Imunisasi Mengapa Perlu. Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Alevia. P. N. (2007). Vaksinasi Polio Tetes Akan Diganti Secara Suntik .http://www.antara.co.id.

Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.

Departemen Kesehatan RI, 1999. Modul Latihan Petugas Imunisasi. Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Dick. G, 1992. Imunisasi Dalam Praktek. Cetakan kedua. Hipokrates, Jakarta.

Dinas Kesehatan Propinsi DIY, 2009. Berikan Imunisasi Dasar Lengkap Untuk Melindungi Si Buah Hati.

Hidayat, 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Salemba Medika, Jakarta.

Kalsum, 2005. Kasus Lumpuh Layu Di Sukabumi Positif Polio. http://www.detiknews.com.

Notoatmodjo, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

___________, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

Pelu, 2005. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Dengan Cakupan Imunisasi Hepatitis B di Puskesmas Sayegan Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Ranuh, I.G.N. Soeyitno, H, Hadinegoro, S, Kartasasmita, C, 2005. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Edisi kedua, Satgas Imunisasi IDAI, Jakarta.

Saroso. 2007. Mengenal Penyakit Polio. http://www.infeksi.com.

Sugiyono, 2007. Statistik Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Sulistyowati, 1999. Cakupan Imunisasi Pada Anak, Jakarta.

Susanti, 2008. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Polio dengan Perilaku Terhadap Program Imunisasi IPV di Puskesmas Sewon I Bantul, Bantul Tahun 2008.