stikes jenderal a. yani yogyakarta perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/622/1/riyo...

50
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta RIYO DESTIANA 2212131 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

Upload: lydien

Post on 21-Aug-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI)

DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

RIYO DESTIANA 2212131

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2016

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

ii

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

iii

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Rahman dan Rahim, karena

atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul: “Gambaran Profil Lipid pada Pasien Acute Myocardial Infarction

(AMI) di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015”.

Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi

ini, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima

kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. Kuswanto Hardjo, dr. M.Kes, selaku Ketua Stikes A.Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha, M.Kep., Ns., Sp.Kep.M.B, selaku Ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan.

3. Miftafu Darussalam S.kep., M.Kep., Ns., Sp.Kep.MB selaku Penguji yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan

memberikan saran serta masukan terhadap penyusunan skripsi ini.

4. Muhamat Nofiyanto, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Dosen Pembimbing I

yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan

dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Nazwar Hamdani Rahil, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen Pembimbing II

yang dengan tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan

dan bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua serta kaka kandung yang telah memberikan suport dan

doa setiap waktu kepada penulis.

7. Semua sahabat mahasiswa keperawatan kelas C Program Studi Ilmu

Keperawatan angkatan 2012 yang telah memberikan masukan, semangat

serta dukungan kepada penulis.

8. Kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan yang tidak bisa

disebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan serta bantuannya.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

Penulis menyadari atas keterbatasan dan kemampuan dalam menyelesaikan

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan masukan dari semua pihak. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas amal kebaikan dan bantuannya.

Akhirnya besar harapan penulis semoga penelitian ini berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016

Penulis

Riyo Destiana

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR .................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x INTISARI........................................................................................................ xi ABSTRACK.................................................................................................... xii BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………… 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah. ............................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian.. ............................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 7 E. Keaslian Penelitian ............................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………. 11

A. Acute Myocardial Infarction (AMI)..................................................... 11 B. Profil Lipid................................................... ........................................ 30 C. Hubungan Profil Lipid dengan Akut Miokard

Infark................................................. ................................................... 35 D. Kerangka Teori..................................................................................... 37 E. Kerangka Konsep ................................................................................. 38 F. Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN………….……………………………… 39

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 39 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 39 C. Subyek penelitian ................................................................................. 39 D. Variabel Penelitian ............................................................................... 40 E. Definisi Operasional............................................................................. 40 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ................................................... 41 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 42 H. Etika Penelitian .................................................................................... 43 I. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 45

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…….……………… 48 A. Hasil Penelitian……………………………………………………….. 48 B. Pembahasan…………………………………………………………… 55

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………… 62 A. Kesimpulan……………………………………………………………. 62 B. Saran…………………………………………………………………... 62

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1. Pedoman profil lemak darah ........................................................... 32 Tabel 4.1. Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, lama

rawat, mortalitas, dan jenis AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 .............................................. 49

Tabel 4.2. Profil Lipid Pasien AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 .............................................. 50

Tabel 4.3.Total Kolesterol Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 ..... 51

Tabel 4.4. HDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 ........................ 52

Tabel 4.5. LDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 ........................ 53

Tabel 4.6. Trigliserida Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 ............. 54

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................ 37 Gambar 2.2. Kerangka Konsep ........................................................................ 38

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian Lampiran 2 Lembar Pengumpulan Data Lampiran 3 Data Karakteristik Responden Lampiran 4 Surat Izin Studi Pendahuluan Lampiran 5 Surat Izin Penelitian Lampiran 6 Certified Translation Lampiran 7 Lembar Kegiatan Bimbingan

x

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

GAMBARANPROFIL LIPID PADA PASIEN ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION(AMI)

DI RUANG ICU RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL TAHUN 2015

Riyo Destiana1, Muhamat Nofiyanto2, Nazwar Hamdani R3

INTISARI

Latar belakang: Penyakit acute myocardial infarction (AMI) merupakan penyebab kematian utama di dunia. Pada tahun 2006-2007 sudah terhitung sebanyak 7.200.000 (12,2%) kematian terjadi akibat penyakit AMI di seluruh dunia.Dislipidemia dapat diartikan sebagai perubahan kadar profil lipid darah yaitu meningkatnya kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL,atau menurunnya HDL. Kadar kolesterol serta trigliserida yang tinggi dan berlangsung lama dapat menyebabkan penebalan pembuluh darah dengan risiko penyempitan pembuluh darah. Diakibatkan olehperubahan dislipidemia merupakan masalah yang serius dinegara-negara maju bahkan saat ini muncul sebagai penyebab kematian dini dan ketidakmampuan fisik di negara-negara berkembang. Angka kejadian AMI di ruang ICU pada tahun 2015 mencapai 28 orang dengan usia yang bervareasi antara 30-92 tahun lebih sering terkena pada pasien berjenis kelamin laki-laki. Tujuan penelitian :Untuk mengetahui gambaran profil lipid pada pasien AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-experiment, dengan desain deskriptif, dengan jumlah subyek sebanyak 26 rekam medis Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan sebagian besar profil lipid pasien AMI memiliki kolesterol total yang normal 11 orang (42,3%), memiliki HDL yang rendah 14 orang (53,8%), memiliki LDL yang optimal 14 orang (53,8%),dan trigliserida yang optimal 14 orang (53,8%). Kesimpulan: Gambaran profil lipid pada pasien AMI di ruang ICU RSUD P anembahan Senopati Bantul, HDL dalam kategori rendah sebanyak 14 orang (53,8%), dan yang lainya dalam kategori normal. Kata kunci : profil lipid, dislipidemia, acute myocardial infarction (AMI) 1Mahasiswa Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

3Dosen Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta

xi

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

THE DESCRIPTION OF LIPID PROFILE IN PATIENTS WITH ACUTE MYOCARDIAL INFARCTION (AMI) IN THE ICU OF PANEMBAHAN

SENOPATI HOSPITAL BANTUL 2015

Riyo Destiana1, Muhamat Nofiyanto2, Nazwar Hamdani R3

ABSTRACT

Background: The acute myocardial infarction (AMI) disease is the leading cause of death in the world. In 2006-2007, it was already calculated for 7,200,000 (12.2%) of deaths caused by the AMI disease worldwide. Dyslipidemia may be interpreted as changes in levels of blood lipid profile that increased the levels of total cholesterol, triglycerides, and LDL, or the decreasing of HDL. Prolonged high cholesterol levels and triglyceride levels can cause the thickening of the blood vessel at the risk of narrowing of blood vessels. The changes in dyslipidemia is a serious problem in developed countries. Furthermore, nowadays it emerges as a cause of premature death and disability in developing countries. The incidence of AMI in the ICU in 2015 reached 28 people with age variations between 30-92 years. Male patients are more often affected by it.

Objective: To determine the description of lipid profile on patients with AMI in the ICU of Panembahan Senopati Hospital Bantul in 2015.

Methods: This study is a non-experimental quantitative research, with descriptive design and the number of subjects were 26 medical records.

Results: The results of this study showed that the majority of lipid profile on patients with AMI have a normal total cholesterol as many as 11 people (42.3%), had low HDL as many as 14 people (53.8%), have an optimal LDL 14 people (53.8 %), and triglycerides optimal 14 people (53.8%).

Conclusion: The description of lipid profile on patients with AMI in the ICU of Panembahan Senopati Hospital Bantul are HDL is in low category as many as 14 people (5 3.8%), and the other are in the normal category.

Keywords: lipid profile, dislipidemia, acute myocardial infarction (AMI)

1 Nursing Student of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Nursing Program of STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 3 Lecturer of Nursing Program of Universitas Respati Yogyakarta

xii

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung koroner (PJK) meliputi angina pektoris stabil, angina

pektoris tidak stabil, dan acute myocardial infarction (AMI). PJK memengaruhi

arteri yang menyuplai darah, oksigen, dan nutrisi ke miokardium (Ignatavicius,

2006). PJK merupakan bagian dari cardiovascular disease yang merupakan

golongan Non Communicable Disease (NCD). Menurut World Health

Organization (WHO) (2011), sebanyak 36 juta (63%) dari total kematian yang

terjadi secara global pada tahun 2008 disebabkan oleh NCD. Cardiovascular

disease menyebabkan 17 juta atau 48% kematian dari total kematian akibat NCD

sehingga menjadikan cardiovascular disease sebagai penyebab kematian utama

pada NCD.

Penyakit acute myocardial infarction (AMI) merupakan penyebab kematian

utama di dunia. Pada tahun 2006-2007 sudah terhitung sebanyak 7.200.000

(12,2%) kematian terjadi akibat penyakit infark miokard akut di seluruh dunia.

Penyakit AMI adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa. AMI adalah

penyebab kematian nomor dua di negara berpenghasilan rendah, dengan angka

mortalitas 2.470.000 (9,4%) (WHO, 2008).

Sebanyak 1,3 juta penduduk Amerika menderita AMI setiap tahun.

Meskipun penderita AMI pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan

perempuan yakni 2:1, akan tetapi, perempuan lebih rentan terjadi kematian setelah

terkena AMI. Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian pada

perempuan Amerika yakni sekitar 500.000 orang setiap tahunnya. Kejadian

penyakit jantung, yang termasuk di antaranya adalah AMI akan terus meningkat

pada perempuan (Dewit, 2009). Menurut data statistik AHA (2010), terdapat

810.000 orang terdiagnosa IMA dan 537.000 orang terdiagnosa Unstable Angina

(UA), serta 18.000 orang terdiagnosa keduanya. Insidensi AMI akan meningkat

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

seiring dengan bertambahnya usia. Mortalitas pada pendertia AMI mencapai

141.462 orang untuk semua umur.

Menurut Depkes RI (2014), penyakit kardiovaskuler dalam hal ini penyakit

jantung koroner memiliki prevalensi terbanyak setelah stroke dan hipertensi.

Berdasarkan yang terdiagnosis dokter, penyakit jantung koroner di Indonesia

tahun 2013 diperkirakan sekitar 883.447 orang, sedangkan berdasarkan yang

terdiagnosis dokter dan gejala diperkirakan sekitar 2.650.340 orang. Daerah

Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati urutan ke lima untuk prevalensi jantung

koroner berdasarkan yang terdiagnosis dokter setelah Sulawesi Tengah, Sulawesi

Utara, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Daerah Istimewa (DI) Aceh.

Prevalensi PJK pada tahun 2013 berdasarkan yang terdiagnosis dokter di DIY

diperkirakan sekitar 16.663 orang. Secara umum prevalensi PJK berdasarkan yang

terdiagnosis dokter dan gejala meningkat seiring dengan bertambahnya usia.

Kejadian PJK tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun, menurun sedikit pada

kelompok usia ≥ 75 tahun.

Kematian akibat penyakit AMI di Indonesia diperkirakan berkisar 53,5 per

100.000 kasus. Jumlah pasien penyakit jantung di tahun 2008 yang menjalani

rawat inap dan rawat jalan di RS di Indonesia adalah 239.548 jiwa. Kasus

terbanyak adalah penyakit jantung iskemik, yaitu 110,183 kasus. Case fatality

rate (CFR) tertinggi terjadi pada AMI (13,49%) dan kemudian diikuti oleh gagal

jantung (13,42%), dan penyakit jantung lainnya (13,37%) (Depkes, 2009).

Menurut Dinkes Yogyakarta (2013), angka kematian penyakit kardiovaskuler dari

seluruh penyakit yang tidak menular terdapat 80% dari semua penyakit di

Yogyakarta.

Berdasarkan data dari rekam medis RSUD Panembahan Senopati Bantul

pada tahun 2014, angka kejadian AMI mencapai 70 orang, dan pada tahun 2015

berdasarkan data dari rekam medis tahun 2015 di ruang ICU mencapai 28 orang.

Umur kejadian AMI tersebut bervariasi dari 30 tahun hingga 92 tahun. Hasil dari

wawancara kepala ruang ICU tahun 2016 mengatakan jumlah pasien AMI dalam

satu bulan mencapai 12 orang. Penderita terbanyak rata-rata berjenis kelamin laki-

laki. Pasien AMI rata-rata mengalami peningkatan pada kolesterol total,

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

trigliserida, Low Density Lipoprotein (LDL), dan penurunan High Density

Lipoprotein (HDL). Hasil observasi pada tanggal 04 Mei 2016 terdapat dua pasien

AMI yang sedang dalam perawatan di ruang ICU, dari dua pasien tersebut

terdapat satu pasien yang mengalami kenaikan pada kolestrol total, kadar Low

Density Lipoprotein (LDL), dan trigliserida, sedangkan pasien lainnya mengalami

kenaikan pada kolestrol total dan trigliserida.

Sesuai dengan perjalanan penyakit jantung koroner, penyebab utama

penyakit ini adalah adanya plak aterosklerotik. Gaya hidup seperti merokok,

hipertensi, hiperlipidemia, dan beberapa faktor pembekuan darah juga ikut

berperan terhadap pembentukan aterosklerotik (Majid, 2007). Banyak penelitian

yang kemudian berusaha menjelaskan patofisiologi dari faktor-faktor tersebut.

Dislipidemia dapat diartikan sebagai perubahan kadar profil lipid darah

yaitu meningkatnya kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL, atau menurunnya

HDL. Kadar kolesterol serta trigliserida yang tinggi dan berlangsung lama dapat

menyebabkan penebalan pembuluh darah dengan risiko penyempitan pembuluh

darah. Penyakit yang diakibatkan dislipidemia merupakan masalah yang serius

pada negara-negara maju bahkan saat ini juga muncul sebagai penyebab kematian

dini dan ketidakmampuan fisik di negara-negara berkembang (Nurwahyu, 2012).

Kadar kolesterol LDL sejak lama terbukti secara signifikan memiliki

pengaruh terhadap risiko penyakit kardiovaskuler, tak terkecuali pada penyakit

jantung koroner, baik yang telah mengalami infark maupun yang belum. Ai et al.,

(2010) menemukan kadar kolesterol LDL densitas kecil yang tinggi pada

kelompok yang memiliki penyakit jantung koroner. Kadar ini meningkat baik

pada pria maupun wanita.

Hasil penelitian Fathila dari tahun 2011-2012 di RSUP M. Djamil Padang

dari keseluruhan data profil lipid yang dikumpulkan di bagian rekam medik RSUP

M. Djamil Padang didapatkan pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol total

tinggi adalah sebanyak 79 orang (38,92%) dan normal adalah sebanyak 124 orang

(61,08%), pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi adalah

sebanyak 76 orang (37,44%) dan normal adalah sebanyak 127 orang (62,56%),

pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol HDL rendah adalah sebanyak 145

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

orang (71,43%) dan normal adalah sebanyak 58 orang (28,57%), dan Pasien AMI

yang memiliki kadar trigliserida tinggi adalah sebanyak 44 orang (21,67%) dan

normal adalah sebanyak 159 orang (78,33%).

Hasil penelitian Sudiada, B. A dan Lestari, AA. W pada tahun 2014 di

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali, berdasarkan hasil penelitian,

dari 26 jumlah pasien AMI menunjukkan kadar kolesterol total diatas normal

sebanyak 14 orang (53,8%). Kemudian pasien dengan kadar HDL rendah yaitu <

40mg/dl sebanyak 10 orang (38,5%). Sementara itu, pasien dengan kadar LDL

tinggi yaitu ≥ 130 mg/dl didapatkan sebanyak 16 orang (61,5%) dan pasien

penyakit jantung koroner yang menunjukkan kadar trigliserida diatas normal ≥

150 mg/dl sebanyak 11 orang (42,3%).

Penelitian Fathila (2012) menunjukan bahwa pasien AMI, sebanyak 79

orang (38,92%) yang memiliki kadar kolesterol total > 200 mg/dl, hal ini hampir

sama dengan penelitian Sargowo pada tahun 2001 didapatkan peningkatan dari

kadar kolesterol total sebesar 42,5%. Kadar kolesterol tinggi akan disimpan dan

menempel didalam pembuluh darah, sehingga akan menimbulkan pengendapan

kolesterol didalam pembuluh darah, hal tersebut menyebabkan risiko untuk

terjadinya PJK semakin meningkat. Secara umum dapat dikatakan bahwa pada

setiap satu persen peningkatan kadar kolesterol darah terjadi dua persen

peningkatan risiko terkena penyakit jantung koroner. Hasil didapatkan, sebanyak

76 orang (37,44%) yang memiliki kadar kolesterol LDL >130 mg/dl diantaranya

38 orang (18,72%) memiliki kadar kolesterol LDL 130-159 mg/dl dan 38 orang

(18,72%) memiliki kadar kolesterol LDL >160 mg/dl, mengalami peningkatan

kadar kolesterol LDL sebesar 13,2%. Kolesterol LDL berukuran kecil sehingga

mudah masuk ke dinding pembuluh darah, terutama jika dinding tersebut rusak

karena beberapa faktor risiko seperti umur, jenis kelamin, merokok, hipertensi

atau faktor keturunan. Kolesterol HDL merupakan jenis kolesterol yang

mengangkut kolesterol dari pembuluh darah kembali ke hati untuk dibuang.

Apabila terjadi penurunan kadar kolesterol HDL, akan mengurangi peran HDL

sebagai penangkap kolesterol pada pengangkutan-balik kolesterol dari jaringan ke

hati, sehingga kolesterol yang menumpuk disepanjang dinding pembuluh darah

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

tidak diangkut kembali ke hati. Sehingga akan menyebabkan pembentukan plak

karena penumpukan kolesterol di sepanjang dinding pembuluh darah

(aterosklerosis).

Peneliti Anwar (2006) dari pasien AMI sebanyak 17,8% memiliki

peningkatan kadar trigliserida (>150 mg/dl). Didapatkan 31 orang (15,27%)

memiliki kadar trigliserida 150-250 mg/dl, 10 orang (4,93%) memiliki kadar

trigliserida 250-500 mg/dl, dan 3 orang (1,48%) memiliki kadar trigliserida >500

mg/dl atau secara keseluruhan didapatkan sebanyak 44 orang (21,67%) memiliki

peningkatan kadar trigliserida (>150 mg/dl). Trigliserida yang lebih dikenal

triasilgliserol terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak tunggal dan

lemak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor resiko untuk

terjadinya PJK terutama AMI dilihat dari peran trigliserida dalam pengangkutan

serta penyimpanan lipid.

Menurut Faridah, dkk (2013) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa salah satu faktor risiko AMI adalah dislipidemia yaitu gangguan

metabolisme lipid berupa peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida (TG), low

density lipoprotein (LDL), dan penurunan kadar high density lipoprotein (HDL).

Apabila dislipidemia tidak segera diatasi, maka dapat terjadi berbagai macam

komplikasi, antara lain atherosklerosis, penyakit jantung koroner, penyakit

serebrovaskular seperti stroke, kelainan pembuluh darah tubuh lainya, dan

pankreatitis akut. Dislipidemia disebabkan oleh terganggunya metabolisme lipid

akibat interaksi faktor genetik dan faktor lingkungan. Walau terdapat bukti

hubungan antara kadar kolesterol total dengan kejadian kardiovaskular, hubungan

ini dapat menyebabkan kesalahan interpretasi ditingkat individu seperti pada

wanita yang sering mempunyai konsentrasi kolesterol HDL yang tinggi. Kejadian

serupa juga dapat ditemukan pada subjek dengan DM atau sindrom metabolik

dimana konsentrasi kolesterol HDL sering ditemukan rendah. Pada keadaan ini,

penilaian resiko hendaknya mengikutsertakan analisis berdasarkan konsentrasi

kolesterol HDL dan LDL.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

mengenai gambaran profil lipid pada pasien acute myocardial infarction (AMI )

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul. Selain itu penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan awareness perawat dalam melakukan kontrol ketat

kadar kolesteror pada klien yang dirawat di ruang Intensive Care Unit (ICU),

khususnya pada pasien AMI.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “bagaimanakah gambaran profil lipid pada pasien acute myocardial

infarction (AMI ) di Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul”.?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya gambaran profil lipid

pada pasien acute myocardial infarction (AMI ) di Ruang ICU RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

1) Diketahui karakteristik pasien AMI: usia, jenis kelamin, jenis infark,

lama perawatan, dan mortalitas di ruang ICU RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

2) Diketahui nilai kolestrol total pada pasien AMI di ruang ICU RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

3) Diketahui nilai HDL pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

4) Diketahui nilai LDL pada pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

5) Diketahui nilai Trigliserida pada pasien AMI di ruang ICU RSUD

Panembahan Senopati Bantul.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoretis :

Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi berupa bukti ilmiah

tentang pentingnya pemantauan kadar profil lipid pada pasien acute

myocardial infarction (AMI )

2. Manfaat Praktis :

a. Bagi rumah sakit

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan khususnya keperawatan pada pasien AMI dengan

memperhatikan kadar profil lipid.

b. Bagi perawat

Sebagai salah satu pertimbangan klinis terutama dalam hal

diagnosis dan tindakan preventif primer khususnya yang berhubungan

dengan profil lipid sehingga lebih terarah dan efektif tehadap penderita

AMI.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bukti

ilmiah terhadap gambaran profil lipid pada penderita AMI serta dapat

mengembangkan penelitian berkaitan dengan topik tersebut di masa yang

akan datang.

E. Keaslian Penelitian

1. Fathila L, dkk (2012), gambaran profil lipid pada pasien AMI di RSUP M.

Djamil Padang periode 1 Januari 2011-31 Desember 2012. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran profil lipid pada pasien AMI. Metode

penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan desain cross sectional

study di bagian Rekam Medik RSUP M. Djamil Padang. Populasi penelitian

adalah semua data pasien AMI dengan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

kolesterol HDL dan trigliserida di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari

2011 - 31 Desember 2012. Sampel yang digunakan adalah bagian dari

populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi yaitu sebanyak

203 sampel untuk mengetahui gambaran profil lipid pada pasien infark

miokard akut di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari 2011 - 31

Desember 2012. Penelitian menunjukkan umur terbanyak pasien IMA 45-59

tahun, Jenis kelamin terbanyak pasien AMI adalah laki-laki, perbandingannya

adalah 2,7 : 1, Pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol total tinggi 79

orang (38,92%) dan normal 124 orang (61,08%), Pasien AMI yang memiliki

kadar kolesterol LDL tinggi 76 orang (37,44%) dan normal 127 orang

(62,56%), Pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol HDL rendah 145

orang (71,43%) dan normal 58 orang (28,57%), dan Pasien IMA yang

memiliki kadar trigliserida tinggi 44 orang (21,67%) dan normal 159 orang

(78,33%). Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti profil

lipid dengan pasien AMI sedangkan Perbedaan dari penelitian ini geografis,

waktu, dan tempat penelitian.

2. Amelinda, dkk (2015), Hubungan Kadar Kolesterol LDL terhadap Kejadian

Sindrom Koroner Akut di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian tersebut

bertujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kadar kolesterol

LDL terhadap kejadian sindrom koroner akut. Sampel pada penelitian ini

berjumlah 30 orang yang terbagi dalam tiga kelompok yaitu UA, NSTEMI,

dan STEMI. Kadar kolesterol LDL didapatkan dari rekam medis pasien ICCU

RSD dr. Soebandi Jember selama bulan Agustus-November 2015. Dari hasil

penelitian didapatkan rata-rata kadar kolesterol LDL pada ketiga kelompok

masih dibawah batas tinggi. Uji statistik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan

hasil yang tidak signifikan. Hal ini menandakan bahwa tidak terdapat

hubungan antara kadar kolesterol LDL terhadap kejadian sindrom koroner

akut di RSD dr. Soebandi Jember. Persamaan penelitian ini yaitu meneliti

penyakit jantung. Perbedaan penelitian ini adalah variabel terikat profil lipid

dengan pasien yang menderita penyakit AMI.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

3. Sudiada, B. A dan Lestari, AA. W, (2014), gambaran profil dislipidemia pada

penderita Acute myocardial infarction (AMI) di Rumah Sakit Umum Pusat

Sanglah Denpasar. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui gambaran

dislipidemia yang terjadi pada pasien AMI. Pengambilan sampel pada

penelitian ini dilakukan dengan cara accidental sampling. Penelitian ini

merupakan penelitian deskriptif dengan desain crosssectional. Populasi

seluruh pasien jantung di ruang rawat inap jantung di RSUP Sanglah

Denpasar yang terdapat pada data-data di Rekam Medis pada bulan Januari -

Mei 2014. Subjek penelitian terdiri atas 26 pasien AMI di ruang rawat inap

jantung RSUP Sanglah dari bulan Januari sampai Mei 2014. Hasil penelitian

mengenai gambaran dislipidemia adalah tingginya kadar kolesterol total (≥

200 mg/dl) sebanyak 14 kasus (53,8%), kadar kolesterol LDL (≥ 130 mg/dl)

sebanyak 16 kasus (61,5%), kadar trigliserida (≥ 150 mg/dl) sebanyak 11

kasus (42,3%) serta rendahnya kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dl) sebanyak

10 kasus (38,5%). Kesimpulan penelitian ini adalah gambaran dislipidemia

yang banyak terjadi yaitu pada fraksi lipid kolesterol total dan kolesterol

LDL. Persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti pasien dengan

penyakit AMI sedangkan Perbedaan dari penelitian ini profil dislipidemia,

geografis, waktu, dan tempat penelitian.

4. Faridah, E. N, (2015), Gambaran profil lipid pada penderita sindrom koroner

akut di rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou periode januari – september 2015.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran profil lipid pada

penderita sindrom koroner akut. Penelitian ini bersifat deskriptif

observasional dengan menggunakan data sekunder dari penderita SKA di

CVBC RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou periode januari – september 2015.

Hasil penelitian ini menunjukkan dari 80 penderita SKA didapatkan 37 orang

(46,25%) adalah penderita yang memiliki kadar kolesterol total tinggi (≥ 200

mg/dL), sebanyak 70 orang (87,5%) memiliki kadar HDL rendah (≤ 40 – 50

mg/dL), adapun yang memiliki kadar LDL tinggi (> 100 mg/dL) yaitu 58

orang (72,5%) dan 32 orang (40%) adalah penderita yang memiliki kadar

trigliserida tinggi (≥ 150 mg/dL). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

10

Penderita sindrom koroner akut dalam penelitian ini sebagian besar memiliki

kadar kolesterol LDL yang tinggi dan kadar kolesterol HDL yang rendah.

Persamaan penelitian ini yaitu meneliti profil lipid. Perbedaan penelitian ini

adalah variabel terikat pasien sinderon koroner akut sedangkan peneliti

meneliti profil lipid dengan pasien yang menderita penyakit AMI.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang diperoleh dari data rekam

medik dalam bentuk deskriptif frekuensi. Urutan-uraian pada bab ini adalah

gambaran lokasi penelitian, karakteristik sampel, deskriptif variabel dan

pembahasan.

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati Bantul

merupakan salah satu rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul

yang berdiri sejak tahun 1953 dengan nama rumah sakit Hongerodem (HO)

dan pada tanggal 29 maret 2003 berubah nama menjadi RSUD Panembahan

Senopati Bantul. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan rumah sakit

tipe B non-pendidikan sesuai dengan surat keputusan mentri kesehatan No.

142/Menkes/SK/I/2007.

RSUD Panembahan Senopati Bantul, memberikan pelayanan kesehatan

baik secara rawat inap dan rawat jalan. Pelayanan rawat jalan di RSUD

Panembahan Senopati saat ini memiliki 15 poliklinik, pelayanan rawat inap

terdiri dari 9 ruang rawat inap dan satu ruangan ICU dengan kapasitas

berjumlah 289 tempat tidur dan melalui pintu masuk pasien Intalasi Gawat

Darurat (IGD). Ruangan ICU (intensif care unit) memiliki tempat tidur

berjumlah 7 buah. Jumlah pasien AMI dalam satu tahun terakhir rata-rata 28

orang. Penanganan pasien AMI dilakukan oleh dua dokter spesialis jantung

paru dan 20 perawat. Management pada pasien AMI yang baru saja masuk di

ruangan ICU sebelumnya dilakukan pemeriksaan ekokardiografi (echo),

treadmill jantung di IGD dan di berikan order dari dokter kemudian dilanjutkan

di ruang ICU dilakukan pemeriksaan laboratorium yaitu enzim jantung dan

profil lipid hanya sekali pemeriksaan saat pasien masuk ke ruang ICU.

Setandar prosedur dilakukannya pemeriksaan profil lipid pada penderita AMI

minimal tiga bulan sekali.

48

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

Selama perawatan berlangsung di ruang ICU pasien AMI dilakukan

monitoring gambaran EKG, nyeri dan oksigenasi selama 24 jam, pengobatan

tergantung dari komplikasi yang terjadi, komplikasi terbanyak yaitu aritmia,

penyakit jantung dan syok kardiovaskuler. Untuk sakit dada dapat diberikan

morfin atau petidin, Untuk pencegahan sekunder dapat diberikan preparat

salisilt (aspirin) dan beta bloker. Terapi trombolik digunakan untuk penderita

AMI anterior yang datang kurang dari 6 jam sejak sakit dada yang pertama.

2. Karakteristik Responden

Sampel pada penelitian ini pasien AMI yang dilakukan cek profil lipid

yang dicatat dalam rekam medis meliputi kolestrol total, HDL, LDL,

trigliserida selama perawatan di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati

Bantul diperoleh sebanyak 26 pasien. Karakteristik sampel diuraikan

berdasarkan usia, jenis kelamin, jenis AMI, lama perawatan dan mortalitas.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,

Lama Rawat, Mortalitas, dan Jenis AMI di Ruang ICU RSUD

Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26)

Karakteristik Jumlah (n) Persentase (%)

Umur 21-59 tahun 14 53,8

> 60 tahun 12 46,2

Jenis kelamin Laki-laki 23 88,5

Perempuan 3 11,5

Jenis AMI STEMI 17 65,4

NSTEMI 9 34,6

Lama rawat 1-4 hari 14 35,8

5-8 hari 7 26,9

9-12 hari 4 15,4

13-16 hari 1 3,8

Mortalitas Hidup 13 50,0

Mati 13 50,0

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui bahwa pasien AMI di ruang ICU

RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian besar berumur dewasa 21-59

tahun 14 orang (53,8%), sebagian besar pasien adalah laki-laki 23 orang

(88,5%), dengan lama rawat pasien AMI 1-4 hari sebanyak 14 orang (35,8%).

Sebagian besar jenis AMI adalah STEMI sebanyak 17 orang (65,4%), dengan

angka mortalitas sebanyak 13 orang (50,0%).

3. Profil Lipid Pasien AMI

Profil lipid pasien yang tercatat dalam rekam medis di ruang ICU RSUD

Panembahan Senopati Bantul diuraikan berdasarkan gambaran secara umum,

dan berdasarkan karakteristik pasien.

a. Profil Lipid Pasien AMI

Gambaran profil lipid meliputi kolestrol total, HDL, LDL, trigliserida

selama perawatan di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2. Profil Lipid Pasien AMI di Ruang ICU RSUD Panembahan

Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26)

Profil lipid Jumlah (n) Persentase (%)

Total Kolestrol Rendah (<149 mg/dl) 7 26,9

Normal (150-200 mg/dl) 11 42,3

Tinggi (>210 mg/dl) 8 30,8

HDL Optimal (>37 mg/dl) 12 46,2

Rendah (<37 mg/dl) 14 53,8

LDL Optimal (<115 mg/dl) 14 53,8

Tinggi (>120 mg/dl) 12 46,2

Trigliserida Rendah (<59 mg/dl) 1 3,8

Normal (60-150 mg/dl) 14 53,8

Tinggi (>150 mg/dl) 11 42,3

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa total kolesterol pasien AMI

terbanyak dalam kategori normal 11 orang (42,3%). Lebih dari separuh

pasien AMI memiliki HDL yang rendah 14 orang (53,8%), namun pasien

dengan LDL optimal 14 orang (53,8%). Trigliserida pasien AMI kategori

normal 14 orang (53,8%), tinggi 11 orang (42,3%), dan rendah 1 orang

(3,8%).

b. Total Kolesterol

Gambaran total kolesterol berdasarkan karakteristik pasien adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.3. Total Kolesterol Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di

Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016

(N: 26)

Karakteristik

Total Kolestrol

Rendah Normal Tinggi

n % n % n %

Umur 21-59 tahun 4 15,4 4 15,4 6 23,1

> 60 tahun 3 11,5 7 26,9 2 7,7

Jenis kelamin Laki-laki 7 26,9 9 34,6 7 26,9

Perempuan 0 0,0 2 7,7 1 3,8

Jenis AMI STEMI 5 19,2 6 23,1 6 23,1

NSTEMI 2 7,7 5 19,2 2 7,7

Lama rawat 1-4 hari 5 19,2 4 15,4 5 19,2

5-8 hari 1 3,8 4 15,4 2 7,7

9-12 hari 1 3,8 2 7,7 1 3,8

13-16 hari 0 0,0 1 3,8 0 0,0

Mortalitas Hidup 4 15,4 6 23,1 3 11,5

Mati 3 11,5 5 19,2 5 19,2

Berdasarkan tabel 4.3 pasien dengan umur 21-59 tahun lebih banyak

mengalami total kolesterol yang tinggi 6 orang (23,1%) sedangkan pasien

umur > 60 tahun lebih banyak normal 7 orang (26,9%). Berdasarkan jenis

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

kelamin, total kolesterol lebih banyak kategori normal baik laki-laki 9 orang

(34,6%) maupun perempuan 2 orang (7,7%). Pasien dengan jenis infark

STEMI lebih banyak mengalami total kolesterol kategori tinggi 6 orang

(23,1%) sedangkan NSTEMI kategori normal 5 orang (19,2%). Lama rawat

pada pasien AMI dengan total kolesterol tinggi 1-4 hari sebanyak 5 orang

(19,2%). Angka mortalitas hidup memiliki total kolesterol sebanyak 6 orang

(23,1%) dalam kategori normal, sedangkan pasien yang meninggal memiliki

total kolesterol kategori tinggi 5 orang (19,2%).

c. HDL

Gambaran HDL berdasarkan karakteristik pasien adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.4. HDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU

RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26)

Karakteristik

HDL

Optimal Rendah

n % n %

Umur 21-59 tahun 7 26,9 7 26,9

> 60 tahun 5 19,2 7 26,9

Jenis kelamin Laki-laki 12 46,2 11 42,3

Perempuan 0 0,0 3 11,5

Jenis AMI STEMI 9 34,6 8 30,8

NSTEMI 3 11,5 6 23,1

Lama rawat 1-4 hari 6 23,1 8 30,8

5-8 hari 3 11,5 4 15,4

9-12 hari 2 7,7 2 7,7

13-16 hari 1 3,8 0 0,0

Mortalitas Hidup 6 23,1 7 26,9

Mati 6 23,1 7 26,9

Berdasarkan tabel 4.4 pasien dengan umur 21-59 tahun memiliki

HDL optimal dan rendah sama besar dan umur > 60 tahun kategori rendah

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

HDL paling banyak 7 orang (26,9%). Berdasarkan jenis kelamin, pasein

laki-laki lebih banyak memiliki HDL yang optimal 12 orang (46,2%)

sedangkan perempuan rendah 3 orang (11,5%). Pasien dengan STEMI lebih

banyak memiliki HDL optimal 9 orang (34,6%) sedangkan NSTEMI lebih

banyak dengan HDL rendah 6 orang (23,1%). Lama rawat pasien dengan

HDL rendah 1-4 hari sebanyak 8 orang (30,8%). Baik pasien yang hidup

maupun meninggal lebih banyak memiliki HDL yang rendah masing-

masing 7 orang (26,9%).

d. LDL

Gambaran LDL berdasarkan karakteristik pasien adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.5. LDL Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di Ruang ICU

RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016 (N: 26)

Karakteristik

LDL

Optimal Tinggi

n % n %

Umur 21-59 tahun 6 23,1 8 30,8

> 60 tahun 8 30,8 4 15,4

Jenis kelamin Laki-laki 13 50,0 10 38,5

Perempuan 1 3,8 2 7,7

Jenis AMI STEMI 8 30,8 9 34,6

NSTEMI 6 23,1 3 11,5

Lama rawat 1-4 hari 8 30,8 6 23,1

5-8 hari 3 11,5 4 15,4

9-12 hari 3 11,5 1 3,8

13-16 hari 0 0,0 1 3,8

Mortalitas Hidup 8 30,8 5 19,2

Mati 6 23,1 7 26,9

Berdasarkan tabel 4.5 pasien dengan umur 21-59 tahun memiliki

LDL yang tinggi sedangkan umur > 60 tahun LDL optimal 8 orang (30,8%).

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

Pasien laki-laki lebih banyak dengan LDL yang optimal 13 orang (50,0%)

sedangkan perempuan tinggi 2 orang (7,7%). Pasien STEMI lebih banyak

mengalami LDL tinggi 9 orang (34,6%) sedangkan NSTEMI LDL optimal 6

orang (23,1%). Lama rawat pasien dengan LDL optimal 1-4 hari sebanyak 8

orang (30,8%). Pasien yang hidup memiliki LDL yang optimal 8 (30,8%)

sedangkan pasien yang meninggal memiliki LDL yang tinggi sebanyak 7

orang (26,9%).

e. Trigliserida

Gambaran trigliserida berdasarkan karakteristik pasien adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6. Trigliserida Pasien AMI Berdasarkan Karakteristik di

Ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul Bulan Agustus 2016

(N: 26)

Karakteristik

Trigliserida

Rendah Normal Tinggi

n % n % n %

Umur 21-59 tahun 0 0,0 5 19,2 9 34,6

> 60 tahun 1 3,8 9 34,6 2 7,7

Jenis

kelamin

Laki-laki 1 3,8 13 50,0 9 34,6

Perempuan 0 0,0 1 3,8 2 7,7

Jenis AMI STEMI 1 3,8 8 30,8 8 30,8

NSTEMI 0 0,0 6 23,1 3 11,5

Lama rawat 1-4 hari 1 3,8 6 23,1 7 26,9

5-8 hari 0 0,0 3 11,5 4 15,4

9-12 hari 0 0,0 4 15,4 0 0,0

13-16 hari 0 0,0 1 3,8 0 0,0

Mortalitas Hidup 0 0,0 10 38,5 3 11,5

Mati 1 3,8 4 15,4 8 30,8

Berdasarkan tabel 4.6 pasien umur 21-59 tahun mengalami

trigliserida yang tinggi sedangkan pasien umur > 60 tahun normal 9 orang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

(34,6%). Pasien laki-laki lebih banyak dengan trigliserida normal 13 orang

(50,0%) sedangkan perempuan tinggi 2 orang (7,7%). Pasien STEMI

mengalami trigliserida tinggi 8 orang (30,8%) dan NSTEMI normal 6 orang

(23,1%). Lama rawat pada pasien dengan trigliserida tinggi 1-4 hari

sebanyak 7 orang (26,9%). Pasien hidup lebih banyak dari trigliserida

normal 10 orang (38,5%) sedangkan pasien yang meninggal dari trigliserida

tinggi 8 orang (30,8%).

B. Pembahasan Penelitian

1. Karakteristik Responden

Pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul sebagian

besar dengan umur dewasa 21-59 tahun sebanyak 14 orang (53,8%), lebih

banyak dibandingkan umur > 60 tahun. Banyaknya pasien AMI umur 21-59

tahun di karenakan gaya hidup modern saat ini membuat masyarakat sulit

untuk menghindari makanan fast food yang banyak mengandung kalori dan

mengandung lemak tinggi. Remaja saat ini cenderung mengonsumsi makanan

cepat saji dan jajanan yang tidak sehat akibat pengaruh teman sebaya maupun

keadaan lingkungan. Kurangnya aktifitas fisik dan akibat pergaulan di

lingkungan yang tidak sehat dapat meningkatkan resiko terjadinya obesitas.

Faktor-faktor itulah yang dapat menimbulkan obesitas akibat penumpukan

lemak di jaringan adiposa dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah

(Senduk, 2015).

Sebagian besar pasien adalah laki-laki 23 orang (88,5%). Penelitian ini

membuktikan bahwa laki-laki mempunyai risiko lebih besar menderita

penyakit jantung koroner dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian ini

sesuai dengan Firdiansyah (2014), hasil menunjukkan jenis kelamin laki-laki

lebih banyak daripada wanita dengan distribusi (53,33%) untuk laki-laki,

sedangkan wanita (46,66%). Hasil yang didapat dalam penelitian ini

membuktikan pendapat Brown, 2006, yakni risiko AMI lebih besar pada laki-

laki daripada wanita. Pada laki-laki usia 45 tahun merupakan faktor risiko

terjadinya AMI jika kebiasaan hidupnya tidak baik, antara lain merokok, jarang

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

berolahraga, hipertensi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi

kolesterol, sedangkan wanita baru akan menjadi faktor risiko AMI pada saat

memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause. Sebelum memasuki

menopause kaum wanita memiliki pelindung alami terhadap penyakit jantung

yaitu estrogen. Estrogen berperan dalam menjaga tingkat HDL agar tetap tinggi

dan LDL tetap rendah (Bull & Morrell, 2007). Hasil penelitian ini sejalan

dengan Zahra (2013), bahwa dari 40 pasien yang berjenis kelamin perempuan

ada 10 orang (25,0%) tidak menderita AMI dan 30 orang (75,0%) menderita

AMI. Dari 88 pasien yang berjenis kelamin laki-laki ada 15 orang (17,0%)

tidak menderita AMI dan 73 orang (83,0%) menderita AMI.

Sebagian besar jenis infark pasien adalah jenis STEMI 17 orang (65,4%).

Sampel yang didapatkan sebanyak 126 kasus, kasus UAP memiliki prevalensi

tertinggi yaitu sebanyak 72 kasus (57,1%), diikuti dengan kasus NSTEMI

sebanyak 35 kasus (27,8%), dan prevalensi terendah adalah kasus STEMI yaitu

sebanyak 19 kasus (15,1%). hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian

sebelumnya oleh Antoniades et al. (2014), di Mediterranean Island of Cyprus

yang menunjukkan prevalensi diagnosis SKA tertinggi adalah STEMI sebesar

45%, diikuti dengan NSTEMI sebesar 41,3%, dan yang terendah adalah UAP

sebesar 13,7%. Selain itu European Society Cardiology (ESC) guidelines

menggambar-kan diagnosis pasien dengan keluhan nyeri dada di departemen

emergensi adalah sebagai berikut: 5-10% STEMI, 15-20% NSTEMI, 10%

UAP, 15% penyakit jantung lainnya, dan 50% bukan penyakit jantung.

Rerata lama rawat pasien AMI adalah 15 hari dengan rentang 1-16 hari

Separuh pasien 13 orang (50,0%) meninggal. Menurut Kurniawan (2015)

sejalan dengan peneliti selama penelitian didapatkan jumlah sampel sebanyak

64 orang meliputi 46 laki-laki (71,9%) dan 18 perempuan (28,1%). Sebanyak

21 (32,8%) pasien meninggal selama perawatan, sedangkan 43 (67,2%) pasien

survive selama perawatan.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

2. Profil Lipid

Profil lipid meliputi total kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida.

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa total kolesterol pasien AMI terbanyak

dalam kategori normal 11 (42,3%). Lebih dari separuh pasien AMI memiliki

HDL yang rendah 14 (53,8%), dan pasien sebagian besar memiliki LDL

optimal 14 (53,8%). Trigliserida pasien AMI kategori normal 14 (53,8%).

Hasil penelitian ini sesuai dengan Senduk (2015) hasil menunjukkan distribusi

kadar LDL menurut jenis kelamin, dimana terdapat 41 siswa (82%) yang

memiliki kadar LDL diatas nilai normal (>100 mg/dL), 11 siswa laki-laki

(22%) dan 30 siswa perempuan (60%). menunjukkan sebanyak 6 siswa (12%)

memiliki kadar trigliserida diatas nilai normal (>150 mg/dL), 1 siswa laki-laki

(2%) dan 5 siswa perempuan (10%). Penelitian yang sama dilakukan di SMP

Negeri 1 Manado tahun 2014 oleh Astrid Iksan menunjukkan hasil yang serupa

dimana terjadi dislipidemia pada remaja yang mengalami obesitas.

Dislipidemia dapat berdampak pada terjadinya aterosklerosis dan berujung

pada infark miokard akut (Holzmann, 2012).

Sedangkan hasil penelitian ini sejalan dengan Fathila (2012), didapatkan

pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol total tinggi adalah sebanyak 79

orang (38,92%) dan normal adalah sebanyak 124 orang (61,08%), Pasien AMI

yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi adalah sebanyak 76 orang (37,44%)

dan normal adalah sebanyak 127 orang (62,56%), Pasien AMI yang memiliki

kadar kolesterol HDL rendah adalah sebanyak 145 orang (71,43%) dan normal

adalah sebanyak 58 orang (28,57%), dan Pasien AMI yang memiliki kadar

trigliserida tinggi adalah sebanyak 44 orang (21,67%) dan normal adalah

sebanyak 159 orang (78,33%).

Faktor risiko timbulnya AMI adalah perubahan dari profil lipid yaitu

Kolesterol total, Kolesterol LDL (LDL-C/Low Density Lipoprotein

Cholesterol), Kolesterol HDL (HDL-C/High Density Lipoprotein Cholesterol,

dan trigliserida yang dikaitkan dengan pembentukan plak aterosklerosis

(Botham et al, 2009). Jika kolesterol total, kolesterol LDL dan trigliserida

darah melewati batas normal, maka akan diendapkan pada dinding pembuluh

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah. Jika

kolesterol HDL mengalami penurunan, maka fungsi HDL sebagai penyapu

kolesterol akan menurun dan menyebabkan kadar LDL darah mengikat yang

juga dikaitkan sebagai pembentukan plak aterosklerosis (Harlinawati, 2008).

Profil lipid adalah unsur-unsur lemak dalam plasma yang terdiri dari

kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Tiga unsur yang

pertama berkaitan dengan protein tertentu (Apoprotein) membentuk lipoprotein

yaitu kilomikron, VLDL (Very Low Density Lipoprotein), LDL (Low Density

Lipoprotein) dan HDL (High Density Lipoprotein) masing-masing mempunyai

unsur lemak dengan kandungan yang berbeda-beda. Ikatan ini memungkinkan

unsur lemak itu dapat larut dalam darah dan kemudian dikirim ke seluruh

jaringan tubuh. Penetapan kadar lipid darah dalam plasma dilakukan dengan

mengukur kadar total kolesterol, HDL kolesterol, LDL kolesterol dan

trigliserida (Kee, 2008).

Ketidakseimbangan atau kelainan metabolisme lipid yang ditandai

peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam darah disebut dislipidemia

(Alexander, 2013). Dislipidemia dapat berdampak pada terjadinya

aterosklerosis dan berujung pada AMI (Holzmann et al, 2012). Keadaan kadar

LDL yang tinggi dan kadar HDL yang rendah akan menyebabkan dinding

pembuluh darah akan semakin menebal yang mengakibatkan terjadinya

aterosklerosis (Ercho et al, 2014). Dislipidemia merupakan faktor risiko mayor

untuk terjadinya PJK, dengan tingginya kadar kolesterol total, Low Density

Lipoprotein (LDL), dan trigliserida serta rendahnya kadar High Density

Lipoprotein (HDL) dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan

stroke iskemik (Zahara et al, 2013).

3. Total Kolesterol Berdasarkan Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.3 pasien dengan umur dewasa 21-59 tahun lebih

banyak mengalami total kolesterol yang tinggi 6 orang (23,1%) sedangkan

pasien umur > 60 tahun lebih banyak normal 7 orang (26,9%). Hal ini tidak

sejalan dari hasil penelitian Sudiada (2014), berdasarkan umur pasien tercatat

distribusi pasien penyakit AMI terbanyak pada kelompok umur 50-59 tahun

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

59

berjumlah 9 orang (34,6%), hasil ini lebih tinggi sedikit daripada kelompok

umur 60-69 yang berjumlah 8 orang (30,7%). Hasil ini menunjukkan

prevalensi AMI terjadi pada usia pertengahan. Hal ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Madsseen (2013) di Norwegia dimana

prevalensi AMI terbanyak terjadi pada pasien dengan umur ≥ 50 tahun. Hal ini

disebabkan oleh hubungan antara umur dengan kadar kolesterol yaitu kadar

kolesterol total akan meningkat dengan bertambahnya umur. Pada usia lanjut

kecepatan metabolisme menurun sekitar 15-20% disertai kurangnya aktivitas

fisik. Peningkatan kadar kolesterol total memicu untuk terjadinya AMI.

Berdasarkan jenis kelamin, total kolesterol lebih banyak kategori normal

baik laki-laki 9 orang (34,6%) maupun perempuan 2 orang (7,7%). Pasien

dengan jenis infark STEMI lebih banyak mengalami total kolesterol kategori

normal dan tinggi 6 orang (23,1%) sedangkan NSTEMI kategori normal 5

orang (19,2%). Rata-rata lama rawat pada pasien dengan total kolesterol

normal adalah 11 hari, tinggi 8 hari, dan rendah 7 hari. Pasien yang bertahan

hidup memiliki total kolesterol kategori normal 6 orang (23,1%) sedangkan

pasien yang meninggal memiliki total kolesterol kategori normal dan tinggi 5

orang (19,2%). Hasil penelitian ini sesuai dengan Firdiansyah (2014) hasil

menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara rasio kadar kolesterol total

terhadap high-density lipoprotein (HDL) dengan kejadian penyakit jantung

koroner. Sedangkan hasil penelitian ini berbeda dengan Zahra 2012, frekuensi

terbanyak pasien AMI adalah pasien dengan kadar kolesterol total <200 mg/dl

dan frekuensi terendah pasien AMI adalah pasien dengan kadar kolesterol total

≥240 mg/dl.

Kadar kolesterol yang tinggi merupakan 56% faktor yang berkontribusi

besar dalam penyebab terjadinya PJK (Mackay, 2006). Kolesterol dalam darah

diedarkan oleh lipoprotein, diantaranya ada dua jenis lipoprotein utama, yaitu

Low Density Lipoprotein (LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL) (Bull &

Morrell, 2007). Konsekuensi hiperlipidemia yang paling penting adalah

peningkatan kolesterol serum, terutama peningkatan LDL yang merupakan

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

60

predisposisi terjadinya aterosklerosis serta meningkatnya risiko terjadinya PJK

(Fathoni, 2011).

Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan lemak dalam darah.

Kadar kolesterol total dalam darah tidak boleh lebih dari 240 mg/dL.

Prevalensi tahun 2003-2004 adalah 15,5% dan tahun 2008-2009 adalah 19,4%

(Roth, et al, 2010). Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2006

melaporkan bahwa prevalensi hiperkolesterolemia sebesar 26,1% pada laki-laki

dan 25,9% pada wanita (Dinkes pemprov jateng, 2006).

Kontribusi kematian PJK terbesar berasal dari kenaikan kolesterol total

(Saidi, et al, 2010). Kolesterol total merupakan variabel independen dan

bermakna mempunyai hubungan dengan timbulnya PJK baik pada wanita

maupun pria, sedangkan hubungan terbalik antara tingginya HDL dapat

mencegah terjadinya PJK. Insiden PJK dapat diperlihatkan oleh peningkatan

rasio kolesterol total berbanding dengan HDL (Soertidewi, 2011). Dislipidemia

dianggap ketika kolesterol total ditemukan lebih dari 200 mg/dL dan HDL ≤ 40

mg/dL (Nadeem, et al, 2013). Kadar kolesterol total yang tinggi dan HDL yang

rendah akan meningkatkan rasio dari keduanya, peningkatan rasio ini telah

diakui berkaitan dengan peningkatan risiko PJK (Woodward, et al, 2007).

Rasio dapat dihitung dengan cara membagi kolesterol total dengan HDL

(Timmreck, 2005).

Menurut Ingelsson, et al, (2007), rasio kolesterol total terhadap HDL

berhubungan positif dengan risiko PJK. Sedangkan menurut Arisman 2011,

apabila rasio kolesterol total terhadap HDL sama dengan 5, menunjukkan

risiko sedang terkena serangan jantung bagi wanita atau risiko tinggi bagi laki-

laki. Rasio optimal kolesterol total terhadap HDL 3,6 bagi pria dan 4,7 bagi

wanita. Penelitian Woodward, et al, (2007), menunjukkan rasio normal

kolesterol terhadap HDL adalah ≤4,2, semakin kecil rasio kolesterol total

terhadap HDL diperkirakan menghasilkan penurunan risiko PJK.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

61

4. HDL Berdasarkan Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.4 pasien dengan umur 21-59 tahun memiliki HDL

rendah dan umur > 60 tahun kategori rendah. Berdasarkan jenis kelamin,

pasein laki-laki lebih banyak memiliki HDL yang optimal 12 (46,2%)

sedangkan perempuan rendah 3 orang (11,5%). Hasil penelitian sesuai dengan

dewi 2014 menunjukkan bahwa responden paling banyak berjenis kelamin

laki-laki yaitu 19 orang (63,3%), penelitian ini sejalan dengan Sitepoe (1993)

menjelaskan bahwa lakilaki memiliki risiko yang lebih tinggi dari pada

perempuan untuk terjadinya AMI, karena pada laki-laki, tidak mempunyai efek

protektif antiaterogenik yang dipengaruhi oleh hormon esterogen seperti

perempuan. Hormon esterogen meningkatkan kadar HDL sehingga menekan

kadar LDL dalam darah. Meningkatnya usia se seorang risiko kerentanan

terhadap aterosklerosis koroner meningkat sehingga dapat terkena serangan

IMA, namun jarang timbul penyakit serius sebelum usia 40 tahun sedangkan

usia 40 tahun hingga 60 tahun insiden infark miokard meningkat lima kali

lipat.

Pasien dengan STEMI lebih banyak memiliki HDL optimal 9 orang

(34,6%) sedangkan NSTEMI lebih banyak dengan HDL rendah 6 orang

(23,1%), penelitian ini tidak sejalan dengan dewi 2014 dari hasil analisis

bivariat STEMI menunjukkan penurunan HDL 3 (10%), sedangkan NSTEMI

memiliki HDL rendah sejumlah 11 orang (36,6%) terdapat pengaruh pada

kejadian AMI dengan setaraf signifikan 0,712 (>0,25).

Lama rawat pasien dengan HDL optimal 6 hari sedangkan HDL rendah 4

hari. Baik pasien yang bertahan hidup maupun meninggal lebih banyak

memiliki HDL yang rendah masing-masing 7 orang (26,9%). Hasil penelitian

ini berbeda dengan Sudiada, B. A dan Lestari, AA. W pada tahun 2014 di

Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali, berdasarkan hasil

penelitian, dari 26 jumlah pasien AMI menunjukkan pasien dengan kadar HDL

rendah yaitu < 40mg/dl sebanyak 10 orang (38,5%), sedangkan HDL tinggi

≥40 mg/dl sebanyak 16 orang (61,5%).

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

62

High Density Lipoprotein (HDL) merupakan lipoprotein yang bersifat

menurunkan faktor risiko pembentukan aterosklerosis. Kolesterol-HDL beredar

dalam darah dan kembali ke hepar mengalami katabolisme membentuk

empedu serta dieliminasi melalui usus besar. Sehingga semakin tinggi kadar

HDL, semakin banyak kolesterol yang dieliminasi. Berdasarkan Framinghan

Heart Study penurunan HDL sebesar 1 % berarti peningkatan risiko PJK

sebesar 3-4 %. HDL dapat mengangkut kolesterol dari jaringan tepi, termasuk

plak atherosklerotik, untuk diedarkan kembali atau dibuang dalam bentuk asam

empedu, proses tersebut disebut reverse cholesterol transport. Hal ini

menunjukkan bahwa pembentukan plak atherosklerosis tidak hanya berkaitan

dengan peningkatan kadar LDL, namun juga rendahnya HDL dan

hipertrigliseridemia (Soeharto, 2008).

5. LDL Berdasarkan Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.5 pasien dengan umur 21-59 tahun memiliki LDL

yang tinggi sedangkan umur > 60 tahun LDL optimal 8 (30,8%). Pasien laki-

laki lebih banyak dengan LDL yang optimal 13 (50,0%) sedangkan perempuan

tinggi 2 (7,7%). Pasien STEMI lebih banyak mengalami LDL tinggi 9 (34,6%)

sedangkan NSTEMI LDL optimal 6 (23,1%). Lama rawat pasien dengan LDL

tinggi 6 hari, LDL optimal 5 hari. Pasien yang bertahan hidup memiliki LDL

yang optimal 8 (30,8%) sedangkan pasien yang meninggal lebih banyak dari

LDL yang tinggi 7 (26,9%). Karena Menurut National Cholesterol Education

Program, kadar kolesterol total normal yaitu < 200 mg/dl, kadar normal LDL <

130 mg/dl, kadar trigliserida < 150 mg/dl dan peningkatan lebih dari kadar

tersebut menunjukkan suatu keadaan dislipidemia, sedangkan kadar HDL

normal yaitu ≥ 40 mg/dl, penurunan dari kadar tersebut juga menunjukkan

adanya kelainan metabolisme lipid yang disebut dislipidemia. Hasil penelitian

ini sesuai dengan Fathila dari tahun 2011-2012 di RSUP M. Djamil Padang

hasil menunjukkan pasien AMI yang memiliki kadar kolesterol LDL tinggi

Menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak pasien yang menderita AMI yang

dijadikan subjek penelitian yang memiliki kadar kolesterol LDL <130 mg/dl

sebanyak 127 orang (62,56% dari keseluruhan pasien AMI), 130-159 mg/dl

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

63

sebanyak 38 orang (18,72% dari keseluruhan pasien AMI) dan >160 mg/dl

sebanyak 38 orang (18,72% dari keseluruhan pasien AMI). Banyaknya kadar

kolesterol LDL pasien yang tinggi pada hasil penelitian ini dikarenakan faktor

risiko lain yang diduga berpengaruh seperti merokok, terdapat riwayat

hipertensi atau terdapat faktor keturunan. Kolesterol LDL (Low Density

Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol jahat dan kolesterol HDL (High

Density Lipoprotein) yang dikenal sebagai kolesterol baik. LDL membawa

kolesterol dari hati ke sel, dan HDL berperan membawa kolesterol dari sel ke

hati. Kadar kolesterol LDL yang tinggi akan memicu penimbunan kolesterol di

sel, yang menyebabkan munculnya atherosclerosis (pengerasan dinding

pembuluh darah arteri) dan penimbunan plak di dinding pembuluh darah.

Lipoprotein berperan pada atherogenesis dengan mentranspor molekul LDL

dan mempengaruhi proliferasi sel otot polos vaskular, menghambat fibrinolisis,

dan mempengaruhi fungsi platelet. Hal ini dihubungkan dengan peningkatan

risiko penyakit akibat gangguan pembuluh darah seperti penyakit jantung

koroner. Ai et al., (2010) menemukan kadar kolesterol LDL densitas kecil yang

tinggi pada kelompok yang memiliki penyakit jantung koroner. Kadar ini

meningkat baik pada pria maupun wanita.

Sesuai dengan perjalanan penyakit jantung koroner, penyebab utama

penyakit ini adalah adanya plak aterosklerotik. Gaya hidup seperti merokok,

hipertensi, hiperlipidemia, dan beberapa faktor pembekuan darah juga ikut

berperan terhadap pembentukan aterosklerotik. Banyak penelitian yang

kemudian berusaha menjelaskan patofisiologi dari faktor-faktor tersebut. Kadar

kolesterol LDL sejak lama terbukti secara signifikan memiliki pengaruh

terhadap risiko penyakit kardiovaskuler, tak terkecuali pada penyakit jantung

koroner, baik yang telah mengalami infark maupun yang belum. Ai et al.,

(2010) menemukan kadar kolesterol LDL densitas kecil yang tinggi pada

kelompok yang memiliki penyakit jantung koroner. Kadar ini meningkat baik

pada pria maupun wanita.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

64

6. Trigliserida Berdasarkan Karakteristik Responden

Berdasarkan tabel 4.6 pasien umur 21-59 tahun mengalami trigliserida

yang tinggi sedangkan pasien umur > 60 tahun normal 9 (34,6%). Pasien laki-

laki lebih banyak dengan trigliserida normal 13 (50,0%) sedangkan perempuan

tinggi 2 (7,7%). Pasien STEMI mengalami trigliserida normal dan tinggi

masing-masing 8 (30,8%) dan NSTEMI normal 6 (23,1%). Hasil ini tidak

sejalan dengan dewi 2014 hasil analisis bivariat pada STEMI menunjukan

peningkatan trigliserida sebanyak 15 orang (50%) sedangkan NSTEMI 5 orang

(16,6%) peningkatan trigliserida berpengaruh pada kejadian AMI dengan taraf

signifikan 0,003 (<0,25). Lama rawat pada pasien dengan trigliserida normal

selama 6 hari sedangkan rendah dan tinggi selama 4 hari. Pasien yang bertahan

hidup lebih banyak dari trigliserida normal 10 (38,5%) sedangkan pasien yang

meninggal dari trigliserida tinggi 8 (30,8%). Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian Sudiada 2014 , pada hasil pemeriksaan kadar trigliserida pasien

tercatat sebanyak 15 orang (57,7%) memiliki kadar triglserida tinggi, 8 orang

(30,7%) dalam batas normal, dan 3 orang (11,5%) dalam batas diwaspadai.

Trigliserida atau triasilgliserol merupakan lemak netral yang terdiri atas

sebuah gliserol dan tiga rantai asam lemak serta disintesis di hati dan usus

halus. Trigliserida dipakai dalam tubuh terutama untuk menyediakan energi

bagi berbagai proses metabolik. Seluruh jenis lipoprotein berperan untuk

mengangkut trigliserida, namun sebagian besar dari trigliserida diangkut oleh

VLDL dan kilomikron. Pencernaan dan penyerapan trigliserida merupakan

proses yang sangat efisien. Proses tersebut melibatkan beberapa langkah

tertentu yaitu emulsifikasi dan hidrolisis oleh enzim lipase menjadi asam

lemak dan monoasilgliserol. Akumulasi trigliserida pada jaringan adiposa

dapat menyebabkan obesitas (Chen, 2006). Kadar trigliserida yang tinggi dan

defisiensi lipase dapat meningkatkan faktor resiko penyakit jantung koroner.

Peningkatan resiko tersebut dibuktikan terutama melalui penurunan HDL.

Kadar trigliserida yang menurun dapat dihubungkan dengan resiko penyakit

jantung koroner (PJK) yang lebih rendah (Chen, 2006).

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

65

Menurut Anwar (2004), mengatakan trigliserida yang lebih dikenal

triasilgliserol terdiri dari 3 jenis lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak tunggal

dan lemak jenuh ganda. Kadar trigliserida yang tinggi merupakan faktor

resiko untuk terjadinya AMI dilihat dari peran trigliserida dalam

pengangkutan serta penyimpanan lipid. Tingginya kadar trigliserida pasien

pasien umur 21-59 tahun diduga disebabkan oleh status gizi contoh yang

umumnya tidak normal, makanan yang tinggi gula dan lemak.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab IV maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan umur

21-59 tahun 14 (53,8%), laki-laki 23 (88,5%) dengan rata-rata lama rawat 5

hari, jenis infark STEMI 17 (65,4%) dan separuh pasien 13 (50,0%)

meninggal.

2. Pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki

kolesterol yang normal 11 (42,3%).

3. Pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki

HDL yang rendah 14 (53,8%).

4. Pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki

LDL yang optimal 14 (53,8%).

5. Pasien AMI di ruang ICU RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki

trigliserida yang optimal 14 (53,8%).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-

saran sebagai berikut:

A. Bagi rumah sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan khususnya keperawatan pada pasien AMI dengan

memperhatikan kadar profil lipid.

B. Bagi perawat

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai salah satu pertimbangan klinis

terutama dalam hal diagnosa keperawatan dan tindakan preventif

primer mencegah dengan cara memberikan penyuluhan dan pendidikan

66

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

67

kesehatan khususnya yang berhubungan dengan profil lipid sehingga

lebih terarah dan efektif tehadap penderita AMI.

C. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan bukti

ilmiah terhadap gambaran profil lipid pada penderita AMI serta dapat

mengembangkan penelitian berkaitan dengan topik tersebut di masa

yang akan datang.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

68

DAFTAR PUSTAKA

Ai M., Otokozawa S., Asztalos BF., Ito Y., Nakajima K., White CC., Cupples LA., Wilson PW., Schaefer EJ. (2010). Small Dense LDL Cholesterol and Coronary Heart Disease: Results from the Framingham Offspring Study. Clinical Chemistry 56:6 967-976

Alpert, J.S., Kristian, T., MD, Allan S. J., Harvey D.W., (2010). A Universal Definition of Myocardial Infarction for the Twenty-First Century. Access Medicine from Mc Graw-Hill. Available from: <http://www.medscape.com/viewarticle/716457> [accessed 13 februari 2016].

Alexander S.B. (2013). Perbedaan Profil Lipid Pada Pasien Infark Miokard Akut Dan Penyakit Jantung Non Infark Miokard Akut. Jurnal Media Medika Muda.

Alwi, I. (2009). „Angina Pektoris Tak Stabil‟. Dalam A.W. Sudoyo: B. Setiyohadi: I. Alwi: M. Simadibrata: S. Setiati: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat: Interna Publishing.

American Heart Association. (2010). Heart Disease and Stroke Statistic – 2010 Update: A Report From the American Heart Association. <http://circ.ahajournals.org/content/121/7/e46.full.pdf.>Diakses pada 28 Januari 2016 pukul 19.30 WIB.

Amelinda, D.R., Suryono., Prasetyo A. (2015), Hubungan Kadar Kolesterol LDL terhadap Kejadian Sindrom Koroner Akut di RSD dr. Soebandi. Artikel Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Jember

Anwar TB, (2006). Dislipidemia sebagai resiko penyakit jantung korner. Tersedia dari: URL: HYPERLINK <http://library.usu. ac.id/download/fk/gizi-bahri3.pdf.> (skripsi) diakses pada tanggal 6 februari 2016.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

69

Antoniades L, Christodoulides T, Georgiou P, Hadjilouca C, Christodoulou E, Papasavas E, et al. (2014), Epidemiology of acute coronary syndromes in the Mediterranean Island of Cyprus, CYPACS study, Cyprus study of acute coronary syndromes. Hellenic J Cardiol.

Antman, E. M. dan Morow, D. A. (2012). ST Segmen Elevation Myocardial Infarction: Management. In: O.Bonow, R., Mann, D. L., P.Zipes, D. Dan Libby, P. (eds.) Braunwald's Heart Disease 9 Th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.

Aronson, P.I. dan Jeremy P.T.W. (2010). At a Glance Sistem Kardiovaskular. Edisi Ketiga. Erlangga: Jakarta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Botham. (2009). Biokimia Harper. Edisi 27. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta: Halaman 248-249

Brown, C. T. (2006), Penyakit Aterosklerotik Koroner, dalam Price, S.A. dan Wilson, L.M., Patofisiologi Konsep-konsep Proses Penyakit, diterjemahkan oleh Pendit, B.U., Hartanto, H., Wulansari, P., Susi, N. dan Mahanani, D.A., Volume 2, Edisi 6, 579-585, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Bull, Eleanor dan Jonathan Morrell. (2007), Kolesterol. Jakarta: Erlangga.

Chen, H.C. (2006). Enhancing energy and glucose metabolism by disrupting trig synthesis : Lessons from mice lacking DGAT-1. J. Nutritionand Metabolism. 3 : 10.

Cipla. (2007) Dyslipidemia. Essence Series. A Cipla Initiative. jurnal. [http://www.cipladoc.com/publicati ons/essence_ser/dyslipidemia.pdf akses 23 Agustus 2016].

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

70

Depkes RI. (2014). Info Datin Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI: Situasi Kesehatan Jantung. http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-jantung.pdf. Diakses pada Selasa, 7 Januari 2016 pukul 20.00 WIB.

Depkes. (2009). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Dewit, S.C. (2009). Medical-Surgical Nursing: Concepts & Practice. Missouri: Elsevier.

Dewi , M R. (2014), faktor-faktor dominan sindrom metabolik yang berhubungan dengan kejadian Akut Miokard Infark (AMI) diruang Intensive Cardiovaskuler Care Unit (ICVCU) rsud dr. Moewardi tahun 2014, Jurnal kesmadaska, politeknik kesehatan surakarta.

Dinas Kesehatan DIY. (2013). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI 2012/14_Profil_Kes.Prov.DIYogyakarta_2012.pdf. Diakses pada 07 Januari 2016 pukul 20.00 WIB.

Dinkes Prov. Jateng. (2007). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006. Semarang: Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

European heart journal. (2015). Task force for the management of acute coronary syndromes in patients presenting without persistent ST-Segment Elevation of the European Society of Cardiology (ESC). Aug 23 [2016]. Available from: http://eurheartj.oxfordjournals.org.

Ercho NC, Berawi K, Susantiningsih T. (2014). Hubungan Obesitas dengan kadar LDL dan HDL pada mahasiswa preklinik fakultas kedokteran universitas lampung. Jurnal Kedokteran Unila. 2014;3:87-92.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

71

Fathila L., Edward Z., Rasyid R., (2012). Gambaran profil lipid pada pasien AMI di RSUP M. Djamil Padang periode 1 Januari 2011-31 Desember 2012. (skripsi). Artikel penelitian, padang.

Faridah E. V., Pangemanan J. A., Rampengan S. H. (2015). Gambaran profil lipid pada penderita sindrom koroner akut di rsup. Prof. Dr. R. D. Kandou periode januari – september 2015. Fakultas kedokteran universitas samratulangi : manado.

Fathoni M, (2011). Penyakit Jantung Koroer: Patofisiologi, Disfungsi Endothel, dan Manifestasi Klinis. edisi ke-1. Surakarta: UNS Press.

Fenton, D.E., (2009). Myocardial Infarction. Available from: <http://emedicine.medscape.com/article/759321-overview> [Accessed 30 Mei 2016].

Firdiansyah, M H. (2014), hubungan antara rasio kadar kolesterol total terhadap High-Density Lipoprotein (HDL) dengan kejadian penyakit jantung koroner di rsud dr. Moewardi, skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Gazi E, Bayram B, Gazi S, Temiz A, Kirilmaz B, Altun B, et al. (2015). Prognostic value of the neutrophil-lymphocyte ratio in patients with ST-elevated acute myocardial infarction. Clin Appl Thromb Hemost Jurnal 21(2): 155-9.

Gray, H.H., Dawkins, K.D., Morgan, J.M., dan Simpson, I.A., (2005). Kardiologi : Lecture Notes. ed 4. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Hidayat, A.A.A. (2011). Metode Penelitian Kesehatan: Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing.

Harlinawati Y. (2008). Terapi jus untuk kolesterol. Jakarta: Puspa Swara.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

72

Holzmann, Jungner, Walldius, et al. (2012). Dyslipidemia is a strong predictor of myocardial infarction in subjects with chronic kidney disease. Ann Med.

Ingelsson, E., Schaefer, E.J., Contonis, J.H., McNamara, J.R., Sullivan, L., Keyes, M.J., et al. (2007). Clinical utility of different lipid measures for prediction of coronary heart disease in men and women. JAMA, 298(7):776-785

Ignatavicius D.D. dan Wade H. (2006). Medical-Surgical Nursing:Critical Thinking for Collaborative Care. St. Louis, Missouri: Elsevier.

Kee JL., (2008). Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Cetakan I Edisi 6, Jakarta.

Kurniawan L. B, Bahrun U, Darmawaty E. R, Arif M. (2015). Pengaruh Jumlah Leukosit terhadap Mortalitas Pasien Infark Miokard Akut selama Perawatan, jurnal. Fakultas universitas hasanudin makasar.

Laine C, Goldmann D. (2007). In the Clinic Dyslipidemia. Annals of Internal Medicine.

Lee GK, Lee LC, Chong E, Lee CH, Teo SG, Chia BL, et al. (2012). The long-term predictive value of the neutrophil-to-lymphocyte ratio in type 2 diabetic patients presenting with acute myocardial infarction. Journal Medcine. 105(11): 1075-82.

Mackay J, Mensah GA, (2006). The Atlas of Heart Disease and Stroke. Geneva WHO, 30-49

Morton, P.G., Dorrie K.F. (2013). Critical Care Nursing: A Holistic Approach. Tenth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health.

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

73

Murray R. K, Granner D. K, Mayes P. A, Rodwell V. W (2012).. Biokimia Harper. 27 ed. Jakarta: EGC.

Nadeem M, Ahmed SS, and Farooq S, (2013). Risk factors for coronary heart disease in patients below 45 years of age. Pakistan Journal Medical Sciences; 29(1), 91-6

Nurwahyu, E. (2012). Hubungan Profil Lipid Darah dengan Obesitas Sentral pada Pasien Penyakit Jantung Koroner Di Pole Jantung RSUD Dr. Hardjono Ponorogo. KTI. FIK. Universitas Muhammadyah Ponorogo.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pradana, Ardyan. (2011). Asuhan Keperawatan pada Tn.S dengan Gangguan Kardiovaskuler “Infark Miokard Akut” di Bangsal Cempaka RSUD Sukoharjo. http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/3/e-library%20stikes%20nani%20hasanuddin--putumartan-139-1-artikel23.pdf. KTI. Diakses pada 11 Desember 2015 pukul 15.00 WIB.

Price, S., Wilson, L. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis, Proses – Proses Penyakit.6th ed. Jakarta: EGC.

Ramrakha, P., Hill, J., (2006). Oxford Handbook of Cardiology: Coronary Artery Disease. 1st ed. USA: Oxford University Press.

Roth GA, Fihn SD, Mokdad AH, Aekplakorn W, Hasegawa T & Lim SS, (2010). High total serum cholesterol, medication coverage and therapeutic control: an analysis of national health examination survey data from eight countries. Bulletin of the World Health Organization; 89:92-101

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

74

Saidi, S., Mahjoub T., and Almawi, W.Y. (2010). Aldosterone Syntase Gene (CYP11B2) Promoter Polymorphism as a Risk Factor for Ischemic Stroke in Tunisian Arabs. Journal of Renin – Angiotensin - Aldosterone System 11: 180.

Selwyn, A.P., Braunwald E., (2005). Ischemic Heart Disease. In: Kasper, D.L., Fauci, A.S., Longo, D.L., Braunwald, E., Hauser, S.L., Jameson, J. L., eds., Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th ed. USA: McGraw- Hill.

Senduk, B. (2015), Gambaran profil lipid pada remaja obes di Kota Bitung, Jurnal e-Biomedik, Volume 4, Nomor 1.

Smeltzer, S.C., Bare G.B., Janice L.H., & Kerry H.C. (2010). Brunner & Suddarth’s: Textbook of Medical-Surgical Nursing. Twelfth Edition. Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.

Soeharto, 2008. Serangan Jantung dan Stroke Hubungannya dengan Lemak dan Kolesterol. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 42-43.

Soertidewi L, (2011). Epidemiologi stroke dalam Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta, Badan Penerbit FKUI

Sitepoe M. (1993). Kolesterol Fobia. Gramedia. Jakarta

Srimahachota, S., Boonyaratavej, S., Kanjanavanit, R., Sritara, P. & Krittayaphong, R. (2012). Thai Registry in Acute Coronary Syndrome (TRACS)-An Extension of Thai Acute Coronary Syndrome Registry (TACS) Group: Lower In-Hospital but Still High Mortality at One-Year. Jurnal of Medical Association of Thailand, 95 p. 508-518.

Sudiada, B. A dan Lestari, AA. W, (2014), gambaran profil dislipidemia pada penderita Acute myocardial infarction di Rumah Sakit Umum Pusat

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

75

Sanglah Denpasar. (KTI). Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, denpasar.

Suryanti, E. (2010). Perbedaan Rerata Kadar Kolesterol Antara Penderita Angina Pektoris Tidak Stabil, Infark Miokard Tanpa Stelevasi, dan Infark Miokard Dengan St-Elevasi Pada Serangan Akut. (Skripsi) Surakarta : UMS

Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, dkk. (2010). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II edisi V. Jakarta: Interna Publishing.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Timmreck, Thomas C, (2004). Epidemiologi Suatu Pengantar. Edisi 2, EGC, Jakarta

Tierney LM, Mc Phae SJ, Papadakis MA, (2009). Penyakit Jantung Koroner. In: Tierney LM, Mc Phae SJ, Papadakis MA, editors. Diagnosis dan Terapi Kedokteran (Penyakit Dalam). Jakarta: Salemba Medika;.p.242-89.

Vaughan DG, Asbury T, Eva Riordan.(2006). Oftalmologi umum. Ed. 14. Diterjemahkan oleh: Tambajong, Pendit. Widya Medika. Jakarta.

WHO. (2011). Global Status Report on Noncommunicable Diseases. World Health Organization.

______(2008). Deaths from Coronary Heart Disease. World Health Organization

Woodward M, Barzi F, Feigin V, Gu D, Huxley R, Nakamura K, etal, (2007). Associations between high-density lipoprotein cholesterol and both stroke and coronary heart disease in the Asia Pacific region. Eur. Heart. Journal. 28, 2653-60

Zahara F, Syafri M, Yerizel E. (2013). Gambaran profil lipid pada pasien sindrom koroner akut di rumah sakit khusus jantung sumatera barat tahun 2011-2012. Jurnal Kesehatan Andalas.