stikes jenderal a. yani yogyakarta perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/578/1/yossan nurdeka...

36
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN i HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS BANGUNTAPAN 1 BANTUL SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta YOSSAN NURDEKA ARIYANTO 2212164 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

Upload: buihuong

Post on 05-Aug-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

i

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

BANGUNTAPAN 1 BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

YOSSAN NURDEKA ARIYANTO

2212164

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

2016

Page 2: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ii

Page 3: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iii

Page 4: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Rahman dan Rahim, karena atas

limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan judul: “Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan Darah Pasien

Hipertensi Di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul”.

Tidak lupa pula shalawat serta salam selalu bermuara kepada junjungan umat

Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarga, para sahabat, dan para tabiin

yang telah mempelopori zaman jahiliyah menuju zaman addin yang penuh dengan

ilmu pengetahuan seperti sekarang.

Skripsi ini telah dapat diselesaikan, atas bimbingan, arahan dan bantuan dari

berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Oleh karena itu,

penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghormatan yang setinggi-

tingginya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi

ini, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima

kasih dengan setulus-tulusnya kepada:

1. dr. Kuswanto Hardjo, M.Kes, selaku Ketua Stikes A.Yani Yogyakarta.

2. Tetra Saktika Adinugraha., M.Kep., Ns. Sp.Kep.MB, selaku Ketua

Program Studi Ilmu Keperawatan, dan Dosen Pembimbing 2 yang dengan

tulus ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan

bimbingan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Miftafu Darussalam, M.Kep.,Ns., Sp.Kep.MB selaku Penguji yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk menguji, mengoreksi dan memberikan

saran serta masukan terhadap penyusunan skripsi ini.

4. Adi Sucipto., M.Kep, selaku Dosen Pembimbing 1 yang dengan tulus

ikhlas meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan bimbingan

sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Semua pihak yang sudah ikut serta membantu dalam penyelesaian skripsi

ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih

dan penghargaan yang sebesar-besarnya.

Page 5: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

v

Penulis menyadari atas keterbatasan dan kemampuan dalam menyelesaikan

skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan saran

dan masukan dari semua pihak.Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas amal kebaikan dan bantuannya.

Akhirnya besar harapan penulis semoga penelitian ini berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, Agustus 2016

(Yossan Nurdeka Ariyanto)

Page 6: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vi

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................... vi DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR SKEMA ......................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x INTISARI ...................................................................................................... xi ABSTRACT ................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4 E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6

A. Hipertensi ................................................... ................................. 6 1. Definisi Hipertensi ………………………………….... .......... 6 2. Klasifikasi Hipertensi …………………………………. ......... 6 3. Faktor Penyebab Hipertensi …………………………... ......... 7 4. Patofisiologi Hipertensi ……………………………….. ......... 7 5. Komplikasi Hipertensi ………………………………... ......... 8 6. Terapi atau Penatalaksanaan Hipertensi …………….............. 9

B. Kepatuhan ...................................... ............................................. 12 1. Definisi Kepatuhan …………………………………….......... 12 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan ……… .......... 13 3. Cara Mengukur Kepatuhan …………………………… ......... 14 4. Kuesioner Morisky 8-items ……………………………….. ......... 15

C. Kerangka Teori ........................................................................... 17 D. Kerangka Konsep ........................................................................ 18 E. Hipotesis ....................................................................................... 18

BAB III METODE PENELITIAN 19

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................. 19 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 19 C. Populasi dan Sampel Penelitian............................................... 19 D. Variabel Penelitian .................................................................. 21 E. Definisi Operasional ................................................................. 22 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ...................................... 23 G. Validitas dan Reabilitas ........................................................... 24

Page 7: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 24 I. Etika Penelitian ......................................................................... 26 J. Pelaksanaan penelitian ............................................................. 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 31 A. Hasil Penelitian . ........................................................................ 31 B. Pembahasan ............................................................................... 34 C. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 42 A. Kesimpulan ……………………………………………………… 42 B. Saran …………………………………………………………….. 42

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 8: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 .................................... 6 Tabel 3.1. Definisi Operasional .......................................................................... 22 Tabel 3.2. Kisi-Kisi Pertanyaan Kepatuhan Minum Obat ............................... 23 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas

Banguntapan 1 Bantul Bulan Agustus Tahun 2016…………..….... 32 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Kepatuhan minum obat pasien hipertensi di

Puskesmas Banguntapan 1 Bantul Bulan Agustus Tahun 2016 ….. 33 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pasien Hipertensi di

Puskesmas Banguntapan 1 Bantul Bulan Agustus Tahun 2016...... 33 Tabel 4.4. Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan Darah Pasien

Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul Bulan Agustus Tahun 2016 ………………………. ……………………………... 34

Page 9: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 2.1. Kerangka Teori .............................................................................. 17 Skema 2.2. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 18

Page 10: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penyusunan Skripsi Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 4 Lembar Karakteristik Responden Lampiran 5 Lembar Kuesioner Kepatuhan Minum Obat Lampiran 6 Hasil Analisa Data Lampiran 7 Surat-surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 8 Surat-surat Ijin Penelitian Lampiran 9 Lembar Kegiatan Bimbingan

Page 11: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS

BANGUNTAPAN 1 BANTUL

Yossan Nurdeka Ariyanto1, Adi Sucipto2, Tetra Saktika Adinugraha.3

INTISARI

Latar Belakang: Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg. Penanganan pada hipertensi salah satunya adalah mengontrol tekanan darah untuk selalu dalam batas normal. Untuk mengontrol tekanan darah dapat dilakukan dengan minum obat secara teratur. Kepatuhan minum obat diperlukan agar minum obat dapat teratur sehingga tekanan darah dapat terkontrol atau dalam batas normal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif non eksperimental dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 32 responden dengan teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis purposive sampling. Analisis statistik menggunakan uji Spearman dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 dengan kategori tinggi sebanyak 13 responden (40,6%) dan kepatuhan paling sedikit dengan kategori sedang sebanyak 8 responden (25,0%). Tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 dengan kategori normal yaitu sebanyak 19 responden (59,4%). Hasil uji Korelasi Spearman diperoleh nilai p value sebesar 0,000 (P<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan tekanan darah. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul. Kata Kunci: Kepatuhan minum obat, tekanan darah, hipertensi

1 Mahasiswa STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2 Dosen Universitas Respati Yogyakarta 3 Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Page 12: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

THE CORELATION BETWEEN MEDICINE IN-TAKE COMPLIANCE AND HYPERTENSION PATIENTS’ BLOOD PRESSURE AT

BANGUNTAPAN COMMUNITY HEALTH CENTER 1 BANTUL

Yossan Nurdeka Ariyanto2, Adi Sucipto2, Tetra Saktika Adinugraha.3

ABSTRACT

Background: Hypertension is a state of increased systolic blood pressure that is greater than 140 mmHg or the diastolic blood pressure is greater than 90 mmHg. One of the hypertension treatments is to control the blood pressure within a normal limit. To control the blood pressure, hypertension patients can take medicine regularly. Medicine in-take compliance is required to help them take medicine regularly, so that the blood pressure can be controlled within a normal limit.

Objective: This research aims to determine the the relationship between medicine in-take compliance and hypertension patients’ blood pressure at Banguntapan Community Health Center 1 Bantul, Yogyakarta

Method: This research used a quantitative non-experimental method using a cross-sectional design. The total number of samples was 32 respondents and the sampling technique used was nonprobability sampling, a long with its purposive sampling type. The statistical analysis used was a Spearman's test with a confidence level of 95% (α = 0.05).

Results: The research results show that the majority of hypertensive patients’ medicine in-take compliance at the Banguntapan Community Health Center 1 had a high category of 13 respondents (40.6%) and the compliance had at least a category of 8 respondents (25.0%). The hypertension patients’ blood pressure at the Banguntapan Community Health Center 1 reached a normal category of 19 respondents (59.4%). The spearman’s correlation test results had a p value of 0.000 (P <0.05), which means there exists a significant corelation between medicine in-take compliance and the blood pressure.

Conclusion: There is a significant correlation between the medicine in-take compliance and hypertension patients’ blood pressure at Banguntapan Community Health Center 1 Bantul.

Keywords: medicine in-take compliance, blood pressure, hypertension

2 Student of STIKES Jenderal Achmad Yani, Yogyakarta

2 Lecturer of Respati University, Yogyakarta 3 Student of STIKES Jenderal Achmad Yani, Yogyakarta

Page 13: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg atau diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan

selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang, batas normal

tekanan darah adalah kurang dari atau sama dengan 120 mmHg (WHO, 2011).

Prehipertensi adalah kondisi seseorang ketika keadaan tekanan darahnya belum

masuk ke dalam kategori hipertensi (chobain et al, 2003). Klasifikasi tekanan

darah menurut JNC VII (Seven Joint National Committe) bahwa, tekanan normal

yaitu kurang dari 120 mmHg tekanan sistolik dan kurang dari 80 mmHg tekanan

diastolik, Prehipertensi yaitu 120-139 mmHg tekanan sistolik atau 80-89 mmHg

tekanan diastolik, derajat satu yaitu 140-159 mmHg tekanan sistolik atau 90-99

mmHg tekanan diastolic, dan derajat dua yaitu lebih dari sama dengan 160 mmHg

tekanan sistolik atau lebih dari atau sama dengan 100 mmHg tekanan diastolik

(chobain et al, 2003).

WHO (World Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi

ada 839 juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025

dengan jumlah 1,15 milyar kasus atau sekitar 29 persen dari total penduduk

dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2013). Prevalensi

hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran, pada umur lebih dari

sama dengan 18 tahun sebesar 25,8 persen. Laporan Survailans Terpadu Penyakit

(STP) Puskesmas di DIY pada tahun 2012 penyakit Hipetensi (29.546 kasus)

masuk dalam urutan ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar penyakit

berbasis STP Puskesmas. Menurut profil kesehatan kabupaten Bantul 2014 dari 10

puskesmas data tahun 2013, penyakit hipertensi menduduki peringkat terbanyak

kedua sebanyak 18259 kasus.

American Heart Association (AHA) membuat pedoman atau tatalaksana

pasien hipertensi, dengan cara melakukan perubahan gaya hidup, terapi

nonfarmakologi, dan farmakologi dengan tujuan mencapai tekanan darah yang

Page 14: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

stabil (Sunaryo, 2009). Golongan obat antihipertensi yang banyak digunakan

adalah diuretik tiazid, beta‐bloker, penghambat angiotensin converting enzymes,

antagonis angiotensin II, calcium channel blocker, dan alpha‐ blocker (Priyanto,

2008).

Guna mencapai target tekanan darah pada pasien hipertensi diperlukan

kepatuhan. Karena menurut Halpern et al (2006) menyatakan bahwa, kepatuhan

dan ketaatan merupakan prasyarat untuk keefektifan terapi hipertensi dan potensi

terbesar untuk perbaikan pengendalian hipertensi yang terletak dalam

meningkatkan perilaku pasien tersebut. Kepatuhan minum obat dapat didukung

oleh peran perawat, dengan memberikan edukasi dengan komunikasi yang baik,

karena peran perawat bertujuan memberikan penjelasan kepada pasien, memberi

motivasi terhadap pengobatan pasien (Asmadi, 2008).

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) (2013) dari 100 persen

pasien hipertensi, ditemukan ada 9,5 persen yang minum obat didapat dari

kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan, terdapat 9,4 persen pasien hipertensi

yang tidak patuh minum obat , dan sisa 0,1 persen yang patuh minum obat, dilihat

dari pasien hipertensi yang terkontrol tekanan darahnya. Berbagai penelitian

didapat, seperti yang dikatakan dalam penelitian Triguna (2013), bahwa 85,6

persen dari 90 pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II tidak patuh

minum obat. Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa Timbrah

Karangasem juga terbukti buruk, dari 30 responden, yang tidak patuh sebesar 26

orang atau sebesar 86,7 persen. Violita (2015), prevalensi pasien hipertensi yang

minum obat di wilayah kerja Puskesmas Segeri dari 134 responden yang patuh

minum obat adalah 41,8 persen dan yang tidak patuh sebesar 58,2 persen. Kanda

(2014), ada hubungan tingkat kepatuhan minum obat dengan kestabilan tekanan

darah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di Puskesmas

Banguntapan 1 Bantul Bulan Desember Tahun 2015. Didapatkan bahwa, dari

sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas, total laporan bulanan pada

tahun 2015, hipertensi menduduki peringkat pertama dengan jumlah kasus paling

banyak sebesar 6199 kasus. Menurut hasil wawancara yang peneliti lakukan

Page 15: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

dengan lima pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan 1 Bantul,

didapatkan bahwa ada tiga responden yang patuh mengkonsumsi obat hipertensi,

dan dua responden tidak patuh minum obat hipertensi. Selanjutnya, setelah

wawancara selesai, dilakukan pengukuran tekanan darah, didapatkan bahwa dari

tiga responden yang patuh minum obat, satu responden diantaranya mempunyai

tekanan darah normal kurang dari sama dengan 120/80mmHg (chobain et al,

2003) , dan dua diantaranya mempunyai tekanan darah dengan tekanan darah

tidak normal (hipertensi derajat 1) (chobain et al, 2003). Sedangkan dua

responden yang tidak patuh, setelah wawancara selesai dilakukan pengukuran

tekanan darah, didapatkan satu responden mempunyai tekanan darah normal

120/80 mmHg (chobain et al, 2003), satu responden mempunyai tekanan darah

tidak normal (hipertensi derajat 2) (chobain et al, 2003).

Berdasarkan uraian latar belakang atau permasalahan yang telah dijelaskan

diatas , maka peneliti tertarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimana. ”Hubungan

Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas

Banguntapan 1 Bantul ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah, apakah ada hubungan kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pasien

hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul.

C. TujuanPenelitian

1. Tujuan Umun

Diketahui hubungan kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pasien

hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui kepatuhan minum obat pasien hipertensi di Puskesmas

Banguntapan 1 Bantul.

b. Diketahui tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1

Bantul.

Page 16: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah informasi keilmuan tentang kepatuhan minum

obat dan tekanan darah pada hipertensi

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Banguntapan 1 Bantul.

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan strategi untuk

pengawasan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.

b. Bagi pasien dan keluarga pasien

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dalam menjalankan

terapi farmakologis dan dapat meningkatkan kepatuhan meminum obat

hipertensi.

c. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, dan pembelajaran

dalam penelitian.

E. KeaslianPenelitian

1. Niken (2013) , gambaran kepatuhan minum obat antihipertensi pada pasien

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II pada periode juli –agustus

2013”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kepatuhan minum

obat antihipertensi pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang

II pada periode juli –agustus 2013. Metode penelitian Data diperoleh dengan

metode wawancara terstruktur menggunakan kuisioner dan pengukuran darah

dari pasien hipertensi yang kontrol ke Puskesmas Petang II dan dilakukan

kunjungan secara langsung ke rumah warga. Data yang diperoleh dianalisis

dengan analisa univariat dan bivariat, kemudian disajikan dalam bentuk

tabel naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang

tidak patuh minum obat antihipertensi di wilayah kerja Puskesmas Petang II

sejumlah 85.6%. Persamaan dengan penelitian variable bebas, Perbedaan dari

Page 17: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

penelitian Metode penelitian random sampling, alat ukur, variable terikat,

tempat dan waktu penelitian.

2. Susanty (2014). Gambaran tingkat kepatuhan minum obat dan peran serta

keluarga pada keberhasilan pengobatan pasien hipertensi di Desa Timbrah

Kecamatan Karang Asem. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif cross

sectional. Objek penelitian adalah pasien yang tinggal di Desa Timbrah

Kecamatan Karangasem. Teknik pengambilan sampel dengan cara random

sampling dan pemberian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

responden yang menderita hipertensi yang berusia lebih dari 60 tahun

sebanyak 16 orang (53,3%) dan kurang dari 60 tahun berjumlah 14 orang

(46,7%). Angka ketidakberhasilan pengobatan hipertensi sebesar 43,3%

diperoleh dari sampel yang tidak memiliki dukungan keluarga.

Kepatuhan sampel dalam minum obat juga terbukti cukup buruk (53,8%)

sehingga berakibat tidak ada perbaikan yang signifikan pada hasil

pengukuran tekanan darahnya. Kesamaan penelitian variable bebas, metode

deskriptif cross sectional, Pengambilan sample random sampling. Perbedaan

penelitian variabel terikat, waktu dan tempat penelitian.

3. Violita (2015). Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat

pasien hipertensi di di wilayah kerja Puskesmas Segeri. Penelitian bertujuan

mengetahui faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum obat penderita

hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Segeri Kabupaten Pangkep tahun 2015.

Jenis penelitian adalah observasional analitik dengan desain cross sectional

study. Populasi adalah semua penderita hipertensi sebanyak 283 orang.

Pengambilan sampel menggunakan systematic random sampling sebanyak

134 orang. Hasil penelitian prevalensi penderita yang patuh minum obat

adalah 41,8% dan yang tidak patuh sebesar 58,2%. Persamaan dengan

penelitian variable bebas, metode cross sectional. Perbedaan pada variabeel

terikat, jenis penelitian, pengambilan sampel, waktu, dan tempat penelitian.

4. Kanda (2014). Hubungan tingkat kepatuhan minum obat dengan kestabilan

tekanan darah pada pasien hipertensi di poli jantung Rumah Sakit Umum

Daerah Zaenoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini bertujuan untuk

Page 18: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

mengetahui hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat dengan kestabilan

tekanan darah pada pasien hipertensi di Poli Jantung RSUD Zainoel Abidin

Banda Aceh. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain

observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel

dilakukan denga metode purposive dan didapatkan 85 pasien hipertensi.

Instrumen penelitian ini adalah kuisioner tertutup dan 1 set alat tensimeter.

Dari hasil kuisioner menunjukan 34,12% pasien patuh. Dari hasil pengukuran

tekanan darah didapatkan 44,71% pasien yang stabil tekanan darahnya. Dari

uji chi-square p-value = 0,05 dan confidence interval 95% dengan SPSS for

window adalah ada hubungan tingkat kepatuhan minum obat dengan

kestabilan tekanan darah. Persamaan dengan penelitian yaitu variable bebas,

instrument dan pengambilan sample, perbedaan sengan penelitian yaitu pada

desain penelitian, variable terikat dan uji bivariat.

Page 19: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

Page 20: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Puskesmas Banguntapan 1 merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang

memeberikan pelayanan kesehatan bagi penduduk wilayah Kecamatan

Banguntapan dan sekitarnya. Puskesmas ini beralamatkan di Kelurahan

Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul.

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan pada pasien

hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul terdiri dari, dokter umum 2

orang, perawat umum 5 orang. Pelayanan yang ditangani di puskesmas yaitu

rawat jalan, dimana pasien kontrol tekanan darah, dan meminta obat. Perawat

bertugas mengukur tekanan darah, menanyakan keluhan dan memberikan

edukasi. Sedangkan dokter menindak lanjutinya.

Kegiatan yang dilakukan pihak puskesmas dalam mengontrol penyakit

hipertensi pada pasien hipertensi yang sangat mendukung pada kepatuhan

minum obat, ada PROLANIS (Program Pengendalian Penyakit Kronis)

dimana setiap bulan sekali ada jadwal khusus mengambil obat hipertensi di

Puskesmas Banguntapan 1 Bantul.

Page 21: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

32

2. Analisa Univariat

a. Karakteristik Responden

Pada penelitian ini hasil analisa univariat menggambarkan karakteristik

yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan. Distribusi

frekuensi karateristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bulan Agustus Tahun 2016 (n: 32)

Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%) Umur 45-50 tahun 10 31,3 51-55 tahun 11 34,4 56-60 tahun 8 25,0 61-65 tahun 3 9,4 Jenis kelamin Laki-laki 21 65,6 Perempuan 11 34,4 Pendidikan Tidak tamat SD 4 12,5 Tamat SD 5 15,6 Tamat SMP/MTs 5 15,6 Tamat SMA/SMK 10 31,3 Tamat PT 8 25,0 Pekerjaan PNS 6 18,8 Pegawai Swasta 5 15,6 Pedagang 9 28,1 Petani/Buruh 8 25,0 Tidak Bekerja 2 6,3 Lainnya 2 6,3

Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sebagian besar pasien

hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 dengan umur 51-55 tahun

sebanyak 11 responden (34,4%), dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak

21 responden (65,6%), dengan tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 10

responden (31,3%), dan dengan status pekerjaan pedagang sebanyak 9

responden (28,1%).

Page 22: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

33

b. Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertansi

Hasil distribusi frekuensi kepatuhan minum obat pasien hipertensi

dikategorikan ke dalam 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah, dapat

dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Di Puskesmas Banguntapan 1 Bulan Agustus Tahun 2016

Kepatuhan minum obat Frekuensi (f) Persentase (%) Tinggi 13 40,6 Sedang 8 25,0 Rendah 11 34,4 Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar kepatuhan

minum obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 dengan

kategori tinggi sebanyak 13 responden (40,6%) dan kepatuhan paling

sedikit dengan kategori sedang sebanyak 8 responden (25,0%).

c. Tekanan Darah Pasien Hipertensi

Hasil distribusi frekuensi tekanan darah dalam penelitian ini

dikategorikan ke dalam 2 kategori yaitu normal, dan tidak normal, dapat

dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bulan Agustus Tahun 2016

Tekanan Darah Jumlah (n) Persentase (%) Normal 19 59,4 Tidak normal 13 40,6 Total 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar tekanan darah

pada pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 dengan kategori

normal yaitu sebanyak 19 responden (59,4%).

Page 23: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

34

3. Analisa Bivariat

Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Tekanan Darah Pasien

Hipertensi Di Puskesmas Banguntapan 1

Analisa bivariat digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara

kepatuhan minum obat dengan tekanan darah pasien hipertensi menggunakan

uji Korelasi Spearman dengan α=5%. Hasil uji korelasi dapat dilihat pada

Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1

Bulan Agustus Tahun 2016

Kepatuhan minum obat

Tekanan Darah r p value

Normal Tidak normal

Total

n % N % n % Tinggi 13 40,6 0 0,0 13 40,6 0,864 0,000 Sedang 6 18,8 2 6,3 8 25,0 Rendah 0 0,0 11 34,4 11 34,4 Total 19 59,4 13 40,6 32 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar pasien dengan

kepatuhan minum obat kategori tinggi sebanyak 13 responden (40,6%)

memiliki tekanan darah normal. Pasien dengan kepatuhan minum obat

kategori sedang sebanyak 6 responden (18,8%) memiliki tekanan darah

normal. Pasien dengan kepatuhan minum obat kategori rendah sebanyak 11

responden (34,4%) memiliki tekanan darah tidak normal. Hasil uji Korelasi

Spearman diperoleh nilai p sebesar 0,000(p<0,05) yang berarti terdapat

hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan tekanan

darah pada pasien hipertensi, dengan kekuatan hubungan dalam kategori

sangat kuat yaitu r=0,864 berada pada interval 0,800-1,000. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi kepatuhan minum obatnya maka

tekanan darahnya normal.

Page 24: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

35

B. Pembahasan

1. Karakteristik Pasien Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul

Karakteristik pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 sebagian

besar dengan umur 51-55 tahun sebanyak 11 responden (34,4%). Karena

umur mempengaruhi terjadinya hipertensi (Yogiantoro, 2009). Dengan

bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar, dan juga

menyebabkan komplikasi, sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia

lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40%, dengan kematian sekitar di atas 65

tahun pada usia lanjut. Sedangkan menurut WHO memakai tekanan

diastolik sebagai bagian tekanan yang lebih tepat dipakai dalam menentukan

ada tidaknya hipertensi. (Depkes, 2008). Penelitian yang sejalan dengan

hasil penelitian Zamhir (2006), yang menemukan bahwa prevalensi

hipertensi makin meningkat seiring dengan bertambahnya umur.

Sebagian besar pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 21 responden

(65,6%). Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi,

dimana pria lebih banyak menderita hipertensi di bandingkan dengan

perempuan, dengan rasio sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah

sistolik. Pria di duga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat

meningkatkan tekanan darah dibandingkan dengan perempuan (Depkes,

2008). Penelitian yang sejalan dengan penelitian hasurungan (2002), pria

lebih banyak mengalami kemungkinan hipertensi dari pada wanita.

Berdasarkan tingkat pendidikan, dalam penelitian ini sebagian besar

responden dengan tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 10 responden

(31,3%). perbedaan tingkat pendidikan, tetapi tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap gaya hidup sehat dengan tidak merokok, tidak minum

alkohol, dan lebih sering berolahraga (Kivimaki,2004 dalam Yuliarti,2007).

Tingginya risiko terkena hipertensi pada pendidikan yang rendah,

kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan pada pasien yang

berpendidikan rendah terhadap kesehatan dan sulit atau lambat menerima

informasi (penyuluhan) yang diberikan oleh petugas sehingga berdampak

Page 25: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

36

pada prilaku/pola hidup sehat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Yusida (2001) yang menemukan ada hubungan yang bermakna antara

pendidikan dengan kejadian hipertensi.

Berdasarkan status pekerjaan, sebagian besar dengan pekerjaan

pedagang sebanyak 9 responden (28,1%). Pekerjaan berpengaruh kepada

aktifitas fisik seseorang. Orang yang tidak bekerja aktifitasnya tidak banyak

sehingga dapat meningkatkan kejadian hipertensi (Anggara, 2013).

Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi karena

meningkatkan risiko kelebihan berat badan.Orang yang tidak aktif juga

cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga

otot jantungnya harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras

dan sering otot jantung harus memompa, makin besar tekanan yang

dibebankan pada arteri (Aris, 2007). Penelitian ini sejalan dengan penelitian

Rahajeng (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara pekerjaan dengan hipertensi.

2. Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi di Puskesmas Banguntapan

1 Bantul

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa sebagian besar kepatuhan minum

obat pada pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 dengan kategori

tinggi sebanyak 13 responden (40,6%) dan kepatuhan paling sedikit dengan

kategori sedang sebanyak 8 responden (25,0%). Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa sebagian besar kepatuhan minum obat pasien

hipertensi dalam kategori tinggi.

Berdasarkan hasil analisa tabulasi silang dengan karateristik responden

diperoleh hasil bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini memiliki

tingkat pendidikan SMA/SMK yang memiliki kepatuhan minum obat baik.

Hal ini menunjukkan bahwa perilaku patuh dipengaruhi oleh faktor

predisposisi dari individu sendiri, salah satunya pengetahuan yang

didapatkan dari pendikan responden. Pendidikan adalah suatu kegiatan atau

proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan

Page 26: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

37

kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri

(Notoatmodjo,2007). Responden yang berpendidikan lebih tinggi akan

mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan responden

yang tingkat pendidikanya rendah. Sugiharto dkk (2003) juga menyatakan

tingkat pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan dan pengetahuan

seseorang dalam menerapkan perilaku hidup sehat, terutama mencegah

penyakit hipertensi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin

tinggi pula kemampuan seseorang dalam menjaga pola hidupnya agar tetap

sehat.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspita

(2016) yang menyatakan terdapat hubungan antara tingkat pendidikan

dengan kepatuhan pengobatan hipertensi. Hal ini dikarenakan pada hasil

penelitian, dari total responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 70,9%

responden patuh menjalani pengobatan dan 29,1% responden tidak patuh

menjalani pengobatan. Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan adanya

kegiatan PROLANIS (Program Pengendalian Penyakit Kronis) dimana

pasien hipertensi diberi jadwal rutin mengambil obat dan diberikan

pendidikan kesehatan tentang penyakit dan minum obatnya.

Kepatuhan terhadap penggobatan diartikan secara umum sebagai

tingkatan perilaku dimana pasien menggunakan obat, menaati semua aturan

dan nasihat serta dilanjutkan oleh tenaga kesehatan (Puspitorini, 2010).

3. Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa sebagian besar tekanan darah

pada pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 dengan kategori normal

yaitu sebanyak 19 responden (59,4%). Hasil ini menunjukkan bahwa

sebagian besar pasien memiliki tekanan darah dalam kategori normal.

Berdasarkan analisis tabulasi silang dengan karateristik responden

diperoleh hasil bahwa mayoritas responden dengan usia 51-55 tahun

sebagian besar tekanan darah dalam kategori normal, peningkatan umur

akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis, pada usia lanjut terjadi

Page 27: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

38

peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik. Pengaturan tekanan

darah yaitu reflex baroreseptor pada usia lanjut sensitivitasnya sudah

berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang dimana aliran

darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun (Kumar dkk 2015).

Berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil bahwa mayoritas responden

adalah laki-laki dengan tekanan darah paling banyak normal, jenis kelamin

juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tekanan darah (Rosta,

2011), jenis kelamin mempunyai pengaruh penting dalam regulasi tekanan

darah. Sejumlah fakta menyatakan hormon sex mempengaruhi sistem renin

angiotensin. Secara umum tekanan darah pada laki – laki lebih tinggi

daripada perempuan. Pada perempuan risiko hipertensi akan meningkat

setelah masa menopause yang mununjukkan adanya pengaruh hormon

(Julius, 2008).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh asmita

(2010) menunjukkan hubungan yang signifikan antara umur dengan tekanan

darah, dan tekanan darah laki-laki cenderung lebih tinggi daripada

perempuan. Hal ini juga didukung oleh salah satu pertanyaan dari kuesioner

yang paling banyak diisi benar oleh responden laki-laki sehingga tekanan

darahnya normal yaitu sering kontrol tekanan darah di puskesmas.

Tekanan darah merupakan gaya yang diberikan darah terhadap dinding

pembuluh darah dan ditimbulkan oleh desakan darah terhadap dinding arteri

ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Besar tekanan

bervariasi tergantung pada pembuluh darah dan denyut jantung. Tekanan

darah paling tinggi terjadi ketika ventrikel berkontraksi (tekanan sistolik)

dan paling rendah ketika ventrikel berelaksasi (tekanan diastolik). Pada

keadaan hipertensi, tekanan darah meningkat yang ditimbulkan karena darah

dipompakan melalui pembuluh darah dengan kekuatan berlebih (Sugiarto,

2007).

Page 28: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

39

4. Hubungan Kepatuhan Minum Obat dengan Tekanan Darah Pasien

Hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar pasien dengan

kepatuhan minum obat tinggi sebanyak 13 responden (40,6%) memiliki

tekanan darah normal. Pasien dengan kepatuhan minum obat rendah

sebanyak 11 responden (34,4%) memiliki tekanan darah tidak normal,. Hasil

uji Korelasi Spearman diperoleh nilai p value sebesar 0,000(p<0,05) yang

berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat

dengan tekanan darah pada pasien hipertensi. Berdasarkan hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa semakin kepatuhan minum obat tinggi maka

tekanan darah dalam kategori normal.

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Kanda (2014) telah meneliti

hubungan tingkat kepatuhan minum obat dengan kestabilan tekanan darah,

dimana semakin kepatuhan minum obatnya baik, maka tekanan darah akan

stabil dalam batas normal. Kepatuhan pasien merupakan faktor utama

penentu keberhasilan terapi. Kepatuhan serta pemahaman yang baik dalam

menjalankan terapi dapat mempengaruhi tekanan darah dan secara terhadap

mencegah terjadi komplikasi (Depkes, 2006).

Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat

mengalir ke seluruh tubuh, darah yang beredar pada seluruh tubuh juga

berfugsi mengantarkan oksigen. Oleh sebab itu tekanan darah harus selalu di

kontrol agar tubuh selalu tetap sehat (Gunawan, 2001).

Dalam mengontrol tekanan darah diperlukan kepatuhan minum obat

pada pasien hipertensi dengan minum obat antihipertensi secara teratur

sehingga dapat mengontrol tekanan darah penderita hipertensi karena

pemeriksaan dilakukan secara teratur mempunyai arti penting dalam

perawatan hipertensi agar tekanan darah pasien normal (Price & Wilson,

2005). Obat yang sering digunakan pasien hipertensi yaitu amlodipin

dimana obat ini berfungsi untuk merelaksasi jantung dan otot polos dengan

menghambat saluran kalsium yang sensitif terhadap tegangan, sehingga

Page 29: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

mengurangi masuknya kalsium ekstraseluler kedalam sel sehingga tekanan

darah menjadi stabil atau normal ( Benowitz, 2011).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami

(2009), dimana terdapat hubungan antara kepatuhan dengan nilai tekanan

darah pada pasien hipertensi. Strategi yang paling efektif untuk

meningkatkan kepatuhan pasien terhadap terapi obat demi mencapai target

tekanan darah yang diinginkan adalah dengan strategi, seperti edukasi pada

pasien hipertensi (Muchid et al., 2006).

Pada penelitian ini, pasien yang kepatuhan minum obatnya rendah,

sebagian besar menjawab pada kuesioner nomor satu, sebagian besar alasan

mereka tidak minum obat yaitu karena takut bahaya efek samping obat.

Oleh karena itu perlu peran serta perawat dalam memberi edukasi tentang

apa obat yang diminum seperti yang dijelaskan diatas.

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan menurut Feuerstein

(1986) dalam Niven (2013) adalah pendidikan atau edukasi yang dilakukan

oleh perawat, dimana salah suatu hal penting untuk memberikan umpan

balik pada pasien setelah memperoleh informasi tentang diagnosis. Pasien

membutuhkan penjelasan tentang kondisinya saat ini, apa penyebab dan apa

yang dapat mereka lakukan dengan kondisi seperti itu. Suatu penjelasan

tentang penyebab penyakit dan bagaimana pengobatannya, dapat membantu

meningkatkan kepercayaan dari pasien, untuk melakukan konsultasi dan

selanjutnya dapat membantu meningkatkan kepatuhan.

Dalam penelitian ini perawat memberikan edukasi kepada pasien

hipertensi dalam kegiatan PROLANIS yang dilakukan oleh puskesmas.

Oleh sebab itu pasien hipertensi di Puskesmas Bangutapan 1 kepatuhan

minum obat tinggi sehingga tekanan darahnya normal.

Page 30: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian telah berusaha secara maksimal, namun

tentunya penelitian ini masih belum sempurna karena dalam penelitian ini peneliti

memiliki keterbatasan penelitian diantaranya sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini terdapat keterbatasan pada faktor pengganggu yang tidak

dicantumkan semuanya seperti obesitas, asupan garam. dan kebiasaan

merokok. sehingga ada responden yang faktor pengganggunya belum bisa

dikontrol.

2. Pada penelitian ini pengambilan data pada tekanan darah dilakukan oleh

perawat puskesmas dengan menggunakan spigmomanimeter air raksa

sehingga hasil tekanan darah belum sepenuhnya valid karna tidak dilakukan

langsung oleh peneliti.

Page 31: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab IV maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut:

1. Kepatuhan minum obat pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1

Bantul sebagian besar kategori tinggi sebanyak 13 responden (40,6%).

2. Tekanan darah pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul

sebagian besar kategori normal sebanyak 19 responden (59,4%).

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara kepatuhan minum obat dengan

tekanan darah pada pasien hipertensi di Puskesmas Banguntapan 1 Bantul

p value=0,000 (p<0,05).

B. Saran

1. Bagi Puskesmas Banguntapan 1 Bantul Yogyakarta.

Hasil penelitian ini diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan

strategi untuk pengawasan kepatuhan minum obat pada pasien hipertensi.

2. Bagi pasien dan keluarga pasien

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dalam

menjalankan terapi farmakologis sehingga meningkatkan kepatuhan

meminum obat pasien hipertensi, dan keluarga dalam memberi motivasi

untuk mendukung kepatuhan minum obat pasien hipertensi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan tambahan ilmu

pengetahuan tentang penyakit hipertensi dan kepatuhan minum obat bagi

peneliti selanjutnya dan dapat melakukan penelitian serta dapat

mengembangkan dengan meneliti variabel lainnya seperti motivasi diri

dengan kepatuhan berobat pasien hipertensi.

Page 32: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

DAFTAR PUSTAKA

Anggara, F. A. D. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah Di Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1).

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineka Cipta.

Asmadi .(2008) . Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Tidur . Jakarta. Salemba Medika.

Benowitz, N. L. (2007). Farmakologi Dasar dan Klinik (Basic &Clinical Pharmacology), diterjemahkan oleh Dwipa Sjabana. Jakarta: EGC.

Boima, Vincent et al. (2015). Factors Associated with Medication Nonadherence Among Hypertensive in Ghana and Nigeria. Volume 2015. Internasional Journal of Hypertension.

Chobanian, A.V., Bakris, G.L., Black H.R., Cushman W.C., Green L.A., Izzo J.L., Jr. (2003). The seventh report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: The JNC 7 Report. JAMA;289:2560-72.

Depkes RI. (2006). Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Hipertensi. Jakarta.

. (2007). Pedoman Penobatan Dasar di Puskesmas. Jakarta.

________. (2008). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Dinkes Bantul. (2015). Profil Kesehatan Kab. Bantul 2015. Bantul: Dinkes

Bantul.

,Yogyakarta. (2015). Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2014. Yogyakarta :Dinkes Yogyakarta.

Page 33: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

Gunawan, L. (2001). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Kanisius.

Halpern, M. T., Zeba, M. K., Jordana, K. S., Michel, B., Jaime,J. C., Joyce, C. (2006). Recommendations for Evaluating Compliance and Persistence With Hypertension Therapy Using Retrospective Data. Journal of the American Heart Association.47: 1039-48.

Hasurungan, JA. (2002). Faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi pada lansia di Kota Depok tahun 2002. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; 2002. Thesis

Julius, S. (2008). Clinical Implications of Pathophysiologic Changes in the Midlife Universitas Sumatera Utara Hypertensive Patients. American Heart Journal, 122: 886-891.

Kanda, A, L. (2004). Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Dengan Kestabilan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poli Jantung Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Rnbanda Aceh. UNSYIAH. Skripsi.

Kumar, et, al. (2010). Pathologic Basic of Disease. 8th Edition. Philadelphia : Elsevier. p. 1131-1146.

Morisky., Donald E, Ang., Alfonso, Krousel-Wood, J. Ward., Harry. (2008), Predictive Validity of a Medication Adherence Measure in an Outpatient Setting.The Journal of Clinical Hypertension (ISSN 1524-6175).Vol.10 No.5.

Muchid, A., et al, 2006. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan.

Mutmainah. A. dkk. (2010). Hubungan Antara Kepatuhan Penggunaan Obat dan Keberhasilan Terapi pada Pasien Hipertensi Di Rumah Sakit Daerah Di Surakarta. UMS. Skripsi.

Nanurlaili. W.S, Wayan. S. (2014). Gambaran Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Peran Serta Keluarga pada Keberhasilan Pengobatan Pasien Hipertensi di Desa Timbrah Kecamatan Karang Asem. Skripsi. Bali: Universitas Udayana Bali.

Page 34: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

Niken, K. (2013) Gambaran Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Petang II Pada Periode Juli –Agustus 2013. Skripsi

Niven, N. (2013). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Notoatmodjo, S. (2007). Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta : Rineka Cipta.

. (2007). Promosi Kesehatan Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka.

____________. (2012).Metodologi Penelitian Kesehatan,Jakarta : Rineka Cipta.

Nanurlaili, S. W, Sudhana, I. W. (2014). Gambaran Tingkat Kepatuhan Minum Obat dan Peran Serta Keluarga pada Keberhasilan Pengobatan Pasien Hipertensi di Desa Timbrah Kecamatan Karang Asem. Skripsi.

Nursalam. (2008).Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan, Jakarta: Salemba Medika.

Osterberg, L., dan Blaschke, T.(2005).Adherence to Medication, The New England Journal of Medicine, 353, 487-97.

Priyanto. (2008). Antihipertensi. (dalam) Batubara ,L.Farmakologi dasar untuk Mahasiswa Keperawatan & Farmasi.

Potter, P. A, Perry, A. G.( 2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses, danPraktikEdisi 4. Volume 1.AlihBahasa :YasminAsih, dkk. Jakarta : EGC.

Price and Wilson. (2005). Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2. Jakarta : EGC.

Puspita, E. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan. UNNES. Skripsi.

Puspitorini . (2009). Keperawatan Jiwa , Faktor-Faktor Penyebab Stres . Bandung : Rreplika Aditama .

Page 35: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

Rahajeng, E. (2009). Prevalensi Hipertensi Dan Determinannya. Majalah Kedokteran Indonesia

Riskesdas.(2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Tahun 2013. Jakarta: Riskesdas.

Rosta, J. (2011). Hubungan Asupan Energi, Protein, Lemak, Dengan Status Gizi Dan Tekanan Darah Geriatri Dipanti Wreda Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi

Smaeltzer, S. C, dan Brenda, B . (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan Suddart (Ed8, vol. 1, 2). Alih bahasa oleh Agung Waluyo. dkk. Jakarta : EGC.

Sugiarto, A . (2007). Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat. UNDIP. Desertasi.

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.

Sunaryo. (2009). Hubungan Antara tingkat Pendidikan klien Hipertensi Dengan Kepatuhan Pengobatan di Ruang Rawat inap RSUD Moewardi Surakart. Skripsi.

Utami, Y.P. (2009). Evaluasi Kepatuhan Penggunaan Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. Skripsi

Violita. F, Leida. M. T, Dwinata. A. (2015). Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Segeri. Skripsi.

Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan , Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

World Health Organization (WHO). (2012). Report of Hypertension. Geneva.

Page 36: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/578/1/Yossan Nurdeka Ariyanto_2212164_nonfull resize.pdf · Nanurlaili (2014), kepatuhan minum obat di desa

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

WHO. (2011). Hypertension fact sheet. Department of Sustainable Development and Healthy Environments. Diakses pada tanggal 21 Januari 2016 di Http: // www. searo. Who. int/linkflies/non_communicable_diseases_hypertension-fs.pdf.

Yogiantoro, M. (2006). Hipertensi Esensial. DalamBuku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departeman Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 599.

Yuliarti. (2007). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Hipertensi Pada Usia Lanjut Di Posbindu Kota Bogor Tahun 2007. Tesis peminatan gizi Kesehatan masyarakat.Fakultas kesehatan masyarakat universitas Indonesia.

Yusida, H. (2001). Hubungan Faktor Demografi & Medis Dengan Kejadian Hipertensi Pada Kelompok Lansia Di Kota Depok Tahun 2000/2001. Skripsi peminatan Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Zamhir, S. (2006). Karakteristik sosiodemografi sebagai faktor resiko hipertensi studi ekologi di pulau Jawa tahun 2004. Jakarta: Program Studi Epidemiologi Program Pasca Sarjana FKM-UI; 2006. Thesis