stikes jenderal a. yani yogyakarta perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/394/1/tri...

36
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN CITRA DIRI MAHASISWI PSIK DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh : TRI SUSANTI 3211031 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2016

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

    DENGAN CITRA DIRI MAHASISWI PSIK DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI

    YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

    Disusun oleh :

    TRI SUSANTI 3211031

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

    YOGYAKARTA 2016

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    iv

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rakhmat-

    Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan

    Antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Citra Diri Mahasiswi PSIK di Stikes

    Jenderal Achmad Yani Yogyakarta”

    Sekripsi ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan dari

    berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dan pada

    kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan

    setulus-tulusnya kepada:

    1. Kuswanto Hardjo, dr, M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

    2. Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns., MNg selaku Ketua Prodi S1 Ilmu

    Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

    Yogyakarta dan dosen pembimbing I yang telah dengan sabar memberikan

    bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian skripsi ini.

    3. Ida Nursanti, S.Kep,.Ns,.MPH selaku dosen penguji yang banyak

    memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini.

    4. Sujono, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang telah dengan sabar

    memberikan bimbingan, saran dan pendapat selama proses penyelesaian

    skripsi ini.

    5. Kedua orang tua saya yang sangat saya sayangi, yang selalu memberi

    semangat, bimbingan serta do’a agar saya bisa menjadi manusia yang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    iv

    berguna, taat beragama, tak lupa pula seluruh keluarga besar saya yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu.

    6. Teman-teman Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu

    Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta angkatan 2011 yang selalu

    memberikan semangat dan masukan yang sangat berharga.

    7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat saya sebutkan satu

    persatu.

    Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada

    semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Penulis

    menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu

    saran dan kritik yang sifatnya membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis

    berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

    Yogyakarta, Febuari 2016

    Tri Susanti

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    ix

    HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

    DENGAN CITRA DIRI MAHASISWI PSIK

    DI STIKES JENDERAL ACHMAD YANI

    YOGYAKARTA

    Tri Susanti 1, Dewi Retno Pamungkas 2, Sujono Riyadi2

    ABSTRAK

    Latar Belakang: IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Remaja menghadapi konflik tentang apa yang mereka lihat dan apa yang mereka pandang sebagai struktur tubuh ideal. Pada masa ini terjadi banyak perubahan baik aspek fisik, emosional, dan psikososial. Pembentukan citra diri selama remaja adalah elemen penting dalam pembentukan identitas, krisis sikologis di masa remaja. Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan antara IMT dengan citra diri pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Metode: Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 164. Menggunakan proportionate random sampling. Peneliti melakukan pengukuran tinggi badan (TB) secara langsung dengan menggunakan microtaise statumeter. Sedangkan berat badan (BB) di ukur menggunakan timbangan berat badan injak. Hasil pengukuran kemudian digunakan untuk menghitung IMT. Data citra tubuh didapat dengan menggunakan kuesioner. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan nilai korelasi K ll u sebesar -0,243 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan yang lemah antara indeks massa tubuh (IMT) dengan citra diri pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, dan hubungan tersebut bersifat negatif. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang lemah antara IMT dengan citra diri mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakata. Kata kunci: IMT, Citra diri, Remaja 1 Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES A Yani Yogyakarta. 2 Dosen STIKES A Yani Yogyakarta.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    x

    RELATIONSHIP BETWEEN THE BODY MASS INDEX (BMI) WITH SELF-IMAGE COLLEGE OF PSIK

    IN GENERAL STIKES ACHMAD YANI YOGYAKARTA

    Tri Susanti 1, Dewi Retno Pamungkas 2, Sujono Riyadi2

    ABSTRACT

    Background: BMI is a simple tool for monitor nutritional status of especially with regard by deprivation and overweight. Teenagers face confllict about what they saw and what they saw as the ideal body structure. At this time there were many changes in both the physical, emotional, and psychososial. The formation of self-image during a dolescence is a critical element in the formation of identity, crisis sikologis in adolescience. Objective : To identify the relationship between BMI with the student’s self-image PSIK in general Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Methods : the study design was observational analytic and cross sectional approach. The number of samples in this study was 164. Using proportionate random sampling. Researchers measuring the height (TH) directly by using microtaise statumeter. Whille body weight (BW) is measured using weight scales underfool. The measurement results are then used to calculate BMI. The body image date acquired using a questionnaire. Results : The results showed a correlation Kendall’s tau value of -0,243 and a pobabillity value of 0,000 (p

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    v

    DAFTAR ISI Halaman

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................... iv DAFTAR ISI ................................................................................................. v DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi DAFTAR BAGAN ....................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii INTISARI ...................................................................................................... ix ABSTRACT ................................................................................................... x BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian .................................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Indeks Massa Tubuh ................................................................ 9 1. Definisi Indeks Massa Tubuh.............................................. 9 2. Kategori Indeks Massa Tubuh ........................................... 10

    B. Citra Diri .................................................................................. 16 1. Definisi Citra Diri .............................................................. 16 2. Pembagian Citra Diri .......................................................... 17 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Citra Diri ................... 18 4. Dimensi Pengukuran Gambaran Tubuh Seseorang ............ 19

    C. Remaja ...................................................................................... 22 1. Definisi Remaja .................................................................. 22 2. Usia Masa Remaja .............................................................. 22 3. Ciri Masa Remaja ............................................................... 22

    D. Kerangka Teori ......................................................................... 26 E. Kerangka Konsep ...................................................................... 27 F. Hipotesis ................................................................................... 27

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian ............................................................... 28 B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 28 C. Populasi dan Sampel ................................................................ 28 D. Variabel Penelitian ................................................................... 32 E. Definisi Operasional ................................................................. 32 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 34 G. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 36 H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ...................................... 38

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    v

    I. Etika Penelitian ........................................................................ 40 J. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 41

    BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil ........................................................................................... 44

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................ 44 2. Analisa Hasil Penelitian .................................................... 44

    B. Pembahasan ................................................................................. 48 1. Karakteristik Responden ................................................... 48 2. Hubungan Antara IMT Dengan Citra Diri ........................ 48 3. Keterbatasan Penelitian ..................................................... 51

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................. 52 B. Saran ........................................................................................... 52

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    vii

    DAFTAR BAGAN Halaman

    Bagan 1.Kerangka Teori .......................................................................... 26 Bagan 2.Kerang Konsep .......................................................................... 27

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    viii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Rencana jadwal penelitian Lampiran 2. Lembar permohonan menjadi responden Lampiran 3. Informed Consent Lampiran 4. Kuesioner

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    vi

    DAFTAR TABEL

    Halaman Table 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh . ............................................ 10 Table 2. Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia . ..................... 11 Table 3. Definisi Operasional ................................................................ 33 Tabel 4. Kisi-Kisi Materi Body Image .................................................. 37 Table 5. Analisa Data ............................................................................. 38 Tabel 6. Deskriptif Data Usia, Imdeks Massa Tubuh Citra Diri ............ 45 Tabel 7. Distribusi Frekunsi Indeks Massa Tubuh ................................. 46 Tabel 8. Distribusi Frekuensi Citra Diri ................................................. 46 Tabel 9. Crosstab Indeks Massa Tubuh dengan Citra Diri ..................... 46 Tabel 10. Hasil Uji K ll T u ......................................................... 47

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Indeks Massa Tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status

    gizi khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan.

    Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan perempuan adalah 18,7-23,8

    (Supariasa et al, 2002). IMT merupakan indeks sederhana dari berat badan (BB)

    dan tinggi badan (TB) yang digunakan untuk mengklasifikan kurus, normal,

    kelebihan berat badan, dan obesitas (WHO, 2006). Klasifikasi internasional untuk

    derajat overweight dan obesitas didasarkan pada IMT (Gibney et al, 2008).

    Prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia mencapai 21% (Kemenkes, 2013).

    Remaja atau “adolescence’’(Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere’’

    yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud adalah

    bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan sosial dan psikologis

    (Widyastuti, 2009). Proses penyesuaian diri menuju kedewasaan umur digunakan

    untuk membedakan remaja menurut perkembangan fisik mereka, seperti awal

    masa remaja (umur 10-14 tahun), masa remaja pertengahan (umur 15-19 tahun),

    dan remaja akhir atau dewasa muda (umur 20-24 tahun) (Badan Pusat Statistik,

    2007).

    Remaja menghadapi konflik tentang apa yang mereka lihat dan apa yang

    mereka pandang sebagai struktur tubuh ideal. Pada masa ini terjadi banyak

    perubahan baik aspek fisik, emosional, dan psikososial (Tzafettas, 2009).

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    2

    Pembentukan citra diri selama remaja adalah elemen penting dalam pembentukan

    identitas, krisis pesikologis dimasa remaja (Wong, 2009). Pada saat ini prevalensi

    kelebihan berat badan secara nasional pada perempuan lebih tinggi di bandingkan

    laki-laki yaitu masing-masing 23,8% dan 13,9% (Riskesdas 2010). Prevalensi

    tertinggi adalah propinsi Sulawesi Utara 37,1% dan yang terendah adalah 13,0%

    di propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan perbedaan menurut jenis kelamin

    prevalensi nasional kelebihan berat badan atau Obesitas pada laki-laki lebih

    rendah 16,3% dibanding dengan perempuan 26,9%. Di Indonesia ditemukan

    prevalensi obesitas sebesar 9,7% di Yogyakarta, 10,6% di Semarang dan 15,8% di

    Denpasar (Riskesdas, 2010).

    Cash (2004) mengatakan bahwa bagaimana citra diri itu dapat dilihat dari

    evaluasi penampilan, yaitu mengukur evaluasi dari penampilan dan keseluruhan

    tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan dan tidak

    memuaskan. Selain itu citra diri merupakan hal pokok dalam konsep diri, citra diri

    harus realistik karena semakin seseorang dapat menerima dan menyukai tubuhnya

    ia akan lebih bebas dan merasa aman dari kecemasan sehingga harga dirinya akan

    meningkat. Citra diri (self-image,body image, citra tubuh, gambaran tubuh) adalah

    sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar (Dalami dkk,

    2009).

    Gangguan citra diri merupakan perubahan persepsi tentang tubuh yang

    diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk struktur, fungsi keterbatasan, makna,

    dan objek yang sering kontak dengan tubuh (Dalami dkk, 2009). Apabila segala

    upaya tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, maka mereka akan mengalami

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    3

    keputusasaan yang berlebihan dan mengakibatkan depresi (Dalami dkk, 2009).

    World Health Organization (WHO, 2012) menyatakan bahwa gangguan depresi

    berada pada urutan keempat penyakit didunia. Pengaruh psikologis akibat

    kelebihan berat badan menanamkan pikiran yang berdampak buruk terhadap

    kelangsungan hidupnya. Kejadian depresi juga dapat timbul dengan adanya stres

    di lingkungan sekitar individu, serta berbedanya kenyataan yang diharapkan

    dengan ekspektasi yang ada. Dari hasil penelitian (Fatimah, 2012) tentang

    Perbedaan Antara Obesitas dan Non Obesitas terhadap Kejadian Depresi, terdapat

    63,10% responden tidak depresi dan 36,10% responden mengalami depresi.

    Kejadian depresi bisa terjadi pada semua usia. Data dari WHO Paper Depression

    tahun 2002 menunjukkan bahwa semakin bertambahnya tahun, saat ini depresi

    diketahui mulai terjadi pada setiap golongan usia. Depresi dilaporkan lebih sering

    terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki-laki. Depresi yang terjadi pada

    perempuan didapati 1,6 kali sampai 3,1 kali lebih sering dibandingkan pada laki-

    laki. Baik obesitas maupun depresi lebih sering ditemukan pada wanita.

    Berdasarkan definisi di atas, maka proses terjadinya masalah pada klien yang

    mengalami gangguan citra tubuh biasanya diawali dengan seseorang yang

    memiliki gangguan dalam koping yang tidak efektif dalam menghadapi masalah

    yang ada. Apabila masalah tersebut tidak dilakukan intervensi dengan baik, maka

    kemungkinan timbul masalah lain yaitu harga diri rendah situasional,

    ketidakberdayaan, sampai dengan keputusasaan.

    Apabila seseorang mengetahui dari hal itu maka seseorang tersebut akan

    berusaha untuk menurunkan berat badan dengan cara-cara tertentu dan bahkan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    4

    banyak ditemukan remaja menggunakan cara yang salah untuk menurunkan berat

    badan (Stang et al, 2005). Cara yang salah tersebut bisa menyebabkan gangguan

    makan contohnya anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Anoreksia nervosa

    adalah penyakit kelaparan, disebabkan oleh gangguan citra tubuh berat dan

    ketakutan terhadap obesitas yang abnormal sedangkan Bulimia nervosa adalah

    gangguan makan di tandai dengan makan sangat berlebihan, diikuti dengan

    muntah yang diinduksi sendiri (Stang et al, 2005).

    Sebuah penelitian di kalangan remaja yang telah dilakukan oleh Tantiani

    (2007) membuktikan 34,8% remaja di Jakarta mengalami penyimpangan perilaku

    makan dengan spesifikasi 11,6% menderita anoreksia nervosa dan 27% menderita

    bulimia nervosa. Sebuah penelitian lagi yang dilakukan oleh Putra (2008) pada

    siswi SMAN 70 Jakarta Selatan diketahui 88,5% responden memiliki

    kecenderungan penyimpanan perilaku makan 11,8% pada Anoreksia nervosa dan

    23,3% pada Bulimia nervosa. Hal ini akan berdampak lebih buruk pada remaja

    (Doenges, 2006).

    Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada hari Rabu, 04

    Maret 2015 pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

    diperoleh data dari petugas BAA sebanyak 285 mahasiswa. Setelah di lakukan

    penghitungan IMT oleh peneliti dikategorikan Normal 179 orang, kurus 49 orang,

    gemuk 31 orang dan obesitas 26 orang. Berdasarkan observasi dan wawancara

    dari 10 mahasiswa perempuan PSIK yang sudah dilakukan pengukuran tinggi

    badan (TB) dan berat badan (BB) dan dilakukan penghitungan IMT. Diketahui

    dari 10 mahasiswi yang dilakukan wawancara menggunakan pertanyaan yang ada

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    5

    di kuesioner, 7 mahasiswi tersebut memiliki citra diri negatif. Berdasarkan

    permasalahan yang terjadi peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan

    antara (IMT) dengan citra diri pada perempuan.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merumuskan masalah “Apakah

    ada hubungan antara IMT dengan citra diri pada mahasiswi di Stikes Jenderal

    Achmad Yani Yogyakarta ?’’

    C. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara IMT

    dengan citra diri pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani

    Yogyakarta.

    2. Tujuan Khusus

    a. Diketahui IMT pada mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani

    Yogyakarta.

    b. Diketahui karakteristik dan tingkat citra diri mahasiswi PSIK di Stikes

    Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

    c. Diketahui hubungan antara IMT dengan citra diri pada mahasiswi PSIK

    di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    6

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam

    bidang keperawatan, terutama keperawatan jiwa mengenai citra diri dan

    pengetahuan IMT.

    2. Manfaat Aplikatif

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai

    gambaran citra diri dan angka IMT pada mahasiswa di Stikes Jenderal

    Achmad Yani Yogyakarta.

    3. Manfaat Metodologis

    Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan referensi bagi

    penelitian lain yang ingin meneliti tentang IMT dan citra diri.

    E. Keaslian Penelitian

    1. Mukhlia (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Berpikir Positif Pada

    Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh”. Penelitian ini merupakan penelitian

    kuantitatif yang dilengkapi dengan data kualitatif untuk menguatkan

    penjelasan proses terapi, khususnya dari sisi subjek. Penelitian ini bertujuan

    untuk mengetahui pengaruh pelatihan berfikir positif terhadap ketidakpuasan

    terhadap citra tubuh. Data kuantitatif kemudian di analisis dengan uji-t dua

    sampel independen (independent simple t-test) dan uji berpasangan (paired t-

    test) dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan skor yang signifikan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    7

    (p=0,824). Hasil diskriptif pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada

    kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara skor

    EDI-2 pada saat posttest diandingkan dengan saat pretest peningkatan skor

    sebesar 17,62 dan p = 0,000 (p < 0,05), sedangkan pada kelompok kontrol

    tidak ada perbedaan skor yang signifikan (p=0,824).

    Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

    sama-sama meneliti tentang citra tubuh (body image) pada perempuan, jenis

    penelitian sama-sama kuantitatif.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

    variabel bebas pada penelitian, tempat dan waktu penelitian, dan analisa uji

    pada penelitian.

    2. Alhadar (2014) dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Body

    Image dan Perilaku Diet dengan Overweight pada Remaja di SMA Katolik

    Makasar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik dengan

    rancangan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

    hubungan antara body image dan perilaku diet dengan overweight pada

    remaja di SMA Katolik Cendrawasih Makasar tahun 2014. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara body

    image dengan overweight (p=0,012), tidak terdapat hubungan yang

    signifikan antara perilaku diet dengan overweight (p=0,917).

    Persamaan pada penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

    sama-sama meneliti tentang citra tubuh (body image) pada perempuan.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    8

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah

    variabel bebas pada penelitian, tempat dan waktu penelitian, dan analisis uji

    pada penelitian.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    42

    BAB IV

    ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta berada di Jalan Ringroad

    Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Stikes Jenderal

    Achmad Yani terdiri atas 4 (empat) prodi yaitu Ilmu Keperawatan (S1),

    Profesi Ners, Kebidanan (D3) dan Perekam & Informasi Kesehatan (D3).

    Jumlah mahasiswa masing-masing prodi tahun ajaran 2015/2016 adalah 607

    untuk prodi Ilmu Keperawatan (S1), 123 untuk prodi Profesi Ners, 623 untuk

    prodi Kebidanan (D3) dan 218 untuk prodi Perekam & Informasi Kesehatan

    (D3).

    2. Analisis Hasil Penelitian

    Subjek penelitian adalah mahasiswi PSIK Stikes Jenderal Achmad Yani

    Yogyakarta yang berjumlah 218 orang. Namun, yang bersedia menjadi

    responden dalam penelitian ini hanya 164 orang. Gambaran tentang

    karakteristik subjek penelitian dijelaskan dalam bentuk distribusi frekuensi

    berdasarkan variabel dalam penelitian.

    a. Analisis Univariat

    Hasil analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan

    karakteristik dari subjek penelitian.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    43

    1) Data Deskriptif

    Data deskriptif dari masing-masing variabel penelitian disajikan

    dalam Tabel 2.6 berikut ini.

    Tabel 2.6 Deskriptif Data Usia, Indeks Massa Tubuh, Citra Diri

    Usia IMT Citra Diri

    Min 16 14,85 14 Maks 24 38,80 44 Mean 20,27 21,33 27,45 Std. Dev 1,25 4,30 6,20

    Sumber: data primer yang diolah, 2015

    Berdasarkan tabel 2.6 di atas maka dapat disimpulkan bahwa usia

    responden dalam penelitian ini paling rendah adalah 16 tahun dan

    paling tinggi adalah 24 tahun dengan rata-rata 20,27. Variabel Indeks

    Massa Tubuh mempunyai nilai terendah sebesar 14,85 dan tertinggi

    sebesar 38,80 dengan rata-rata sebesar 21,33. Variabel citra diri

    mempunyai nilai terendah sebesar 14 dan tertinggi sebesar 44 dengan

    rata-rata sebesar 27,45.

    2) Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh

    Berikut ini adalah distribusi frekuensi indeks massa tubuh yang

    terbagi menjadi empat kelompok, yaitu kurus, normal, gemuk dan

    obesitas.

    Tabel 2.7 Distribusi Frekuensi Indeks Massa Tubuh

    No IMT Frekuensi Persentase 1 Kurus 28 17,07 2 Normal 103 62,80 3 Gemuk 18 10,98 4 Obesitas 15 9,15

    Jumlah 164 100,00 Sumber: data primer yang diolah, 2015

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    44

    Berdasarkan tabel 2.7 di atas maka dapat disimpulkan bahwa

    sebagian besar responden termasuk dalam kategori normal yaitu

    sebanyak 103 orang responden (62,80%), dan paling yang paling sedikit

    adalah kategori obesitas yaitu sebanyak 15 orang responden (9,15%).

    3) Distribusi Frekuensi Citra Diri

    Berikut ini distribusi frekuensi citra diri responden yang terbagi

    ke dalam dua kategori yaitu citra diri positif dan citra diri negatif.

    Tabel 2.8 Distribusi Frekuensi Citra Diri

    No Citra Diri Frekuensi Persentase 1 Positif 128 77,44 2 Negatif 36 22,56

    Jumlah 164 100,00

    Sumber: data primer yang diolah, 2015

    Tabel 2.8 di atas menunjukkan bahwa responden paling banyak

    mempunyai citra diri yang positif yaitu sebanyak 128 orang (77,44%).

    Berdasarkan hasil di atas dapat disusun tabel silang antara Indeks

    Massa Tubuh dengan Citra Diri, yaitu sebagai berikut.

    Tabel 2.9 Crosstab Indeks Massa Tubuh dengan Citra Diri

    IMT Citra Diri Total

    Positif % Negatif % Kurus 26 20,31 2 5,56 28 Normal 100 78,13 3 8,33 103 Gemuk 2 1,56 16 44,44 18 Obesitas - - 15 41,67 15 Jumlah 128 36 164

    Sumber: data primer yang diolah, 2015

    Tabel 2.9 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 28 orang yang

    termasuk kategori kurus, 26 orang (20,31%) mempunyai citra diri yang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    45

    positif. Sebanyak 103 orang yang termasuk kategori normal, 100 orang

    (78,13%) mempunyai citra diri yang positif. Sebanyak 18 orang yang

    termasuk kategori gemuk, 16 orang (44,44%) mempunyai citra diri

    yang negatif dan dari 15 orang yang termasuk kategori obesitas,

    semuanya mempunyai citra diri yang negatif.

    b. Analisis Bivariat

    Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

    bebas yaitu indeks massa tubuh dengan variabel terikat yaitu citra diri.

    Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Kendall Tau untuk

    melihat hubungan antara indeks massa tubuh dengan citra diri. Hasil

    pengujiannya adalah sebagai berikut.

    Tabel 2.10 Hasil Uji Kendall Tau

    Citra Diri

    IMT Nilai Korelasi K ll T u

    -0,243

    Sig 0,000 Sumber: data primer yang diolah, 2015

    Berdasarkan Tabel 2.10 di atas diperoleh nilai korelasi K ll

    tau sebesar -0,243 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 (p < 0,05). Hal ini

    berarti terdapat hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan citra

    diri pada mahasiswa PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta,

    dan hubungan tersebut bersifat negatif atau berlawanan arah, artinya

    semakin besar IMT seorang mahasiswa maka akan semakin buruk citra

    dirinya. Nilai korelasi sebesar - 0,243 berarti hubungan yang terjadi

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    46

    adalah hubungan yang rendah karena berada pada rentang 0,20 – 0,399

    (Sugiyono, 2007).

    .

    B. Pembahasan

    1. Karakteristik Responden

    Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh data bahwa responden

    dalam penelitian ini berusia antara 16-24 tahun dengan rata-rata 20,27. Hasil

    penelitian juga menunjukkan bahwa pada usia tersebut, sebagian besar

    responden mempunyai rata-rata IMT sebesar 21,33 yang termasuk dalam

    kategori normal, dan responden mempunyai persepsi yang positif terhadap

    citra dirinya, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata 27,45.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada usia 20-an, seseorang

    akan lebih memperhatikan kondisi atau keadaan tubuhnya agar terlihat

    menarik. Proporsi berat badan dan tinggi badan akan dijaga agar tidak

    kelihatan gemuk, yang dapat membuat seseorang menjadi tidak percaya diri

    akibat kegemukan. Dengan kata lain pada usia ini seseorang terutama wanita

    akan menjaga penampilannya agar terlihat menarik di mata orang lain

    terutama lawan jenis.

    Levine & Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% perempuan yang

    berada di usia awal 20-an merasakan ketidakpuasan pada dua atau lebih dari

    bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha.

    Dalam sebuah penelitian survey ditemukan hampir 80% perempuan yang

    menginjak usia 20-an mengalami ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya.

    Ketidakpuasan akan diri ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi,

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    47

    pikiran yang berlebihan tentang penampilan, depresi, rendahnya harga diri,

    dan perilaku makan yang maladaptif. Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body

    image ini dapat sebagai pertanda awal munculnya gangguan makan seperti

    anoreksia atau bulimia (Kostanski & Gullone, 1998).

    Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Alhadar (2014) yang

    menyebutkan bahwa overweight pada remaja menyebabkan remaja menjadi

    tidak percaya diri dan mempunyai persepsi yang negatif terhadap keadaan

    fisiknya. Hal ini ditunjukkan oleh persentase remaja yang memiliki citra diri

    negatif terhadap bentuk tubuhnya dan menganggap bentuk tubuhnya tidak

    sesuai dengan yang diharapkan sebanyak 85,2%, sedangkan yang tidak

    mengalami overweight memiliki citra diri positif terhadap bentuk tubuhnya

    sebanyak 54,1%.

    2. Hubungan antara IMT dengan Citra Diri

    Berdasarkan analisis hasil dengan uji korelasi K ll T u diperoleh

    nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan nilai korelasi sebesar -0,243. Artinya

    ada hubungan antara IMT dengan citra diri, dimana hubungan yang terjadi

    bersifat negatif atau berlawanan arah. Hal ini berarti semakin tinggi atau besar

    IMT seseorang maka akan semakin buruk/rendah citra diri orang tersebut.

    Dengan kata lain IMT dapat mempengaruhi citra diri seseorang. Pembentukan

    citra diri pada diri seorang individu terutama remaja merupakan faktor penting

    dalam pembentukan identitas (Wong, 2009). Pada umumnya remaja

    mempersepsikan citra diri dengan penampilan fisik mereka, terutama pada

    bagian-bagian tubuh apakah menarik atau tidak. Gambaran ini menunjukkan

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    48

    bahwa citra diri terfokus pada kondisi penampilan tubuh, yaitu apakah kurus,

    normal, gemuk atau obesitas. Seperti yang diungkapkan oleh Prameswari, Siti

    dan Mifbakhuddin (2013) bahwa citra diri dipengaruhi oleh jenis kelamin,

    berat badan dan derajat kekurusan atau kegemukan, teman sebaya, konsep diri

    dan media massa.

    Pada umumnya, seseorang terutama wanita yang memiliki berat badan

    di atas normal cenderung merasa malu, karena memiliki bentuk tubuh yang

    tergolong gemuk bahkan cenderung obesitas, sehingga mempersepsikan

    dirinya mempunyai citra diri yang negatif. Kecenderungan wanita untuk

    mempunyai berat badan yang melebihi batas normal lebih besar daripada laki-

    laki. Kondisi ini sesuai dengan data Riskesdas (2010) yang menunjukkan

    bahwa prevalensi kelebihan berat badan secara nasional pada perempuan lebih

    tinggi dibandingkan pada laki-laki yaitu masing-masing sebesar 23,8% dan

    13,9%.

    Seseorang yang mengalami obesitas akan mengalami masalah

    psikologis, karena muncul perasaan dirinya berbeda atau dibedakan dari

    kelompoknya. Thompson (2001) menyebutkan bahwa pada kelompok anak,

    remaja dan dewasa muda, obesitas akan berpengaruh pada perkembangan

    psikososial. Masalah psikososial yang biasanya muncul adalah gangguan citra

    tubuh yang dialami terkait dengan penilaian terhadap penampilan dirinya.

    Gangguan citra tubuh tersebut menyebabkan timbulnya perasaan tidak puas

    akan dirinya, dan kepercayaan diri yang rendah. Berdasarkan hasil analisis

    crosstab menunjukkan bahwa dari 103 mahasiswa yang tergolong IMT normal

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    49

    3 orang (8,33%) memiliki citra diri negative. Kondisi ini mungkin disebabkan

    oleh persepsi mahasiwa terhadap bentuk fisik yang lainnya, dalam hal ini

    bukan berat badan dan tinggi badan, tetapi kecantikan atau warna kulitnya.

    Seorang wanita terutama yang masih berusia 20-an, selain menginginkan

    bentuk tubuh yang ideal juga menginginkan wajah yang cantik atau kulit yang

    putih, sehingga dapat terlihat menarik terutama oleh lawa jenis. Oleh karena

    itu, kedua factor tersebut bila tidak ada dalam diri seorang perempuan,

    tentunya akan membawa pada persepsi yang negative terhadap dirinya. Hasil

    tabulasi silang juga membuktikan bahwa dari 18 orang IMT gemuk, 2 orang

    mempunyai citra diri yang positif. Hal ini mungkin disebabkan karena

    individu tersebut, memandang diriya memiliki kelebihan yang lain yang bukan

    berasal dari penampilan fisiknya, yang dapat menambah kepercayaan dirinya,

    misalnya memiliki kepintaran yang lebih atau memiliki nilai akademik yang

    bagus, sikap yang supel, mudah bergaul, intelektual dan lain sebagainya.

    faktor-faktor tersebut dapat membuat seseorang menjadi percaya diri dan

    memandang positif terhadap dirinya sendiri.

    Penelitian Tarigan (2007) membuktikan bahwa dari 191 remaja obesitas

    di Yogyakarta, 91% mengalami gangguan citra tubuh yang dinyatakan dengan

    perasaan tidak puas dengan ukuran tubuhnya sehingga menimbulkan rasa

    tidak percaya diri. Dengan demikian bentuk tubuh yang proporsional antara

    tinggi badan dengan berat badan sangat mempengaruhi persepsi seseorang

    terhadap citra diri mereka. Seseorang yang mempunyai IMT tinggi menilai

    dirinya mempunyai penampilan tubuh yang tidak ideal atau memandang

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    50

    penampilan tubuhnya dengan negatif. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai

    IMT rendah menilai dirinya mempunyai penampilan yang ideal atau menarik.

    Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Alhadar (2014) yang

    membuktikan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara body

    image dengan overweight, dan persentase citra diri negatif sebanyak 85,2%,

    sedangkan yang tidak overweight memiliki citra diri positif sebanyak 54,1%.

    Penelitian tersebut juga membuktikan bahwa sebagian besar responden yang

    mengalami obesitas merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya, dan hal ini

    terjadi pada perempuan.

    C. Keterbatasan Penelitian

    Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat menjadi bahan

    pertimbangan bagi penelitian selanjutnya. Keterbatasan tersebut adalah peneliti

    mengambil batasan standar IMT untuk obesitas hanya di atas 27 kg/m2. Standar

    ini diambil berdasarkan klasifikasi berat badan menurut Depkes RI (2003),

    dimana batasan seseorang dikatakan obesitas apabila IMT > 27 kg/m2. Banyak

    responden yang masih belum mengetahui batasan standar ini, karna sebagian

    besar orang hanya mengetahui standar obesitas menurut WHO yaitu IMT ≥ 30

    kg/m2. Kondisi ini menyebabkan responden salah persepsi tentang ukuran

    tubuhnya sehingga kuesioner yang diisi dapat menimbulkan bias.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    51

    BAB V

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa IMT

    mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta termasuk dalam

    kategori normal, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata sebesar 21,33. Citra diri

    mahasiswi PSIK di Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta termasuk dalam

    kategori positif, yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata sebesar 27,45. Persentase

    mahasiswa yang memiliki citra diri negatif terhadap penampilan fisiknya dan

    menganggap bentuk tubuhnya tidak sesuai dengan yang diharapkan sebanyak

    44,44% sedangkan yang tidak mengalami overweight memiliki citra diri positif

    terhadap penampilan fisiknya sebanyak 78,13%.

    Penelitian ini juga membuktikan terdapat hubungan yang signifikan

    antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan citra diri mahasiswi PSIK di Stikes

    Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, yang ditunjukkan oleh nilai korelasi

    K ll u sebesar - 0,243 dengan p-value sebesar 0,000.

    B. SARAN

    1. Bagi Stikes Achmad Yani Yogyakarta, hasil penelitian ini diharapkan dapat

    menambah bacaan ilmiah sebagai sumber wawasan ilmu pengetahuan dalam

    bidang keperawatan, terutama keperawatan jiwa mengenai citra diri dan

    pengetahuan IMT.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    52

    2. Bagi mahasiswi diharapkan dapat meningkatkan citra diri dengan tidak hanya

    berdasarkan pada penampilan fisik, melainkan pada kelebihan lain yang

    dimiliki, misalnya kepintaran, bakat dan lain sebagainya.

    3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan menambah variabel independen lain

    yang diduga mempunyai pengaruh terhadap citra diri.

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    DAFTAR PUSTAKA

    Agoes, D. & Poppy, M. (2003). Mencegah dan Mengatasi Kegemukan Pada Balita. Jakarta: Puspa Swara.

    Alhadar, A. (2014). Hubungan Antara Body Image dan Perilaku Diet dengan Overweight pada Remaja di SMA Katolik Makasar.Sekripsi. Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

    Almatsier, S. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka.

    Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta.

    Arisman, M.B. (2010). Buku Ajaran Ilmu Giz, Gizi Dalam Daur Kehidupan (Ed2). Jakarta : EGC.

    Azwar, S. (2011) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

    Badan Pusat Statistik. (2007). Survey Kesehatan Reproduksi Remaja Iindonesia. Yogyakarta.

    Banfield, S.S. McCabe, MP. (2002). An Evaluation of Construct of Body Image

    Diakses 02 April 2015. http www.findarticlecom cf dls m2248 146 37 8994238 print.html.

    Cash, M. E. (2004). Identity development and body image dissatisfaction in college

    females. New York: Guilford Publications. Cash & Pruzinsky. (2002). Body Image : A handbook of theory, research, and

    Clinical Practive. New York: Guilford Press. Chairiah, P. (2012). Hubungan Gambaran Body Image dan Pola Makan Remaja

    Putri di SMAN 38 Jakarta. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan. FK. Universitas Indonesia.

    Dacey, J., & Kenny, M. (2001), Adolescent development (2nded.) USA: Brown &

    Benchmark Publisher. Dalami, E., Suliswati., Rochimah., Suryati, K, R. & Lestari, W. (2009). Asuhan

    Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwal. Penerbit: Trans Media, Jakarta.

    http://www.findarticlecom/

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Depkes RI. 2003. Indikator Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

    Doenges. E. (2006). Rencana Asuhan Keperawatan. Penerbit: EGK. Jakarta.

    Fatimah, N. (2012). Perbedaan Antara Obesitas dan Non Obesitas Terhadap Kejadian Depresi Pada Ibu Rumah Tangga Di Daerah Kelurahan Cililitan, Jakarta Timur. UIN Syarif Hidayatullah .

    Galletta, G. M (2005) Obesity Causes. Diakses 5 Maret 2015. Availabel at : http://www.emedicinehealth.com/obesity/page2_em.htm.

    Galleta, (2005), Obesity, Retrieved: May 26, 2015, From http://www.emedicinehealth.com/obesity/article em.htm.

    Gibney, J. (2008). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.

    Hidayat, A. A. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

    Hurlock, E. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentan

    Kehidupan. (edisi kelima). Jakarta: Penerbit Erlangga. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Kostanski, M. and Gullone, E, 1999. Dieting and body image in the child's world:

    Conceptualization and behavior. The Journal of Genetic Psychology,160,488-499.

    Levine & Smolak (2002). ‘Permasalahan Fisik Remaja’. Diakses pada tanggal 31 Januari 2016, available at http://mo2gi.student.umm.ac.id.

    Mukhlia, (2013). Berpikir Positif Pada Ketidakpuasan Terhadap Citra Tubuh. Jurnal Psikoislamia.

    Muscari, E. (2005). Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC.

    Notoatmojo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

    Nursalam & Pariani,S. (2001) Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta. Sagung Seto.

    http://www.emedicinehealth.com/obesity/page2_em.htmhttp://www.emedicinehealth.com/obesity/articlehttp://mo2gi.student.umm.ac.id/

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Papalia, D,E., Feldman, R.D., & Olds, S.W. (2008). Human Development, 9th

    edition. New York: McGraw Hill. Pariani, (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Infomedika. Potter, P, A, Perry, A,G. (2005). Buku Ajaran Fundamental Keperawatan. Jakarta:

    Penerbit Buku Kedokteran EGC. Prameswari, Sorga Perucha Iful, Siti Aisah dan Mifbakhuddin. 2013. Hubungan

    Obesitas dengan Citra Diri dan Harga Diri pada remaja Putri di Kelurahan Jomblang Kecamatan Candisari Semarang. Jurnal Keperawata KOmunitas. Volume 1 No 1 Mei, hlm: 52-61.

    Putra, Wahyu K. Y. (2008). Gambaran dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan

    Dengan Kecenderungan Penyimpangan Perilaku Makan pasa Siswi SMAN 70 Jakarta Selatan Tahun 2008, [Skripsi]. FKM UI Depok.

    RISKESDAS. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.

    2010. Rudd, N.A. & Lennon S. J. (2000) Citra tubuh and Appearance: Management

    Behaviors in College Woman. Clothing and Texttles Research Journals, (32), 615-625.

    Santrock, J.W. (2007). Andolescencce Perkembangan remaja (6th ed).

    Jakarta:Penerbit Erlangga. Sarwono, S, W. (2006). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo;hal:11-12.

    Saryono, (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Bidang Kesehatan. Edisi ke-2. Penerbit: Nuha Medika, Yogyakarta.

    Seawell, A. H. & Danorf-Burg. S. (2005). Body image and sexuality in women with

    and without systemic lupus erythematosus. Sex Roles, 5(11/12), 865-876. [on-line]. Available FTP: http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_11-12_53/ai_n16083985. Tanggal Akses: 19 April 2015.

    Semiun, (2006), Kesehatan Mental 3, Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Simanjuntak, J.(2005). Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Jakarta: FE UI.

    Soegeng, A.L.R.S.(2004). Kesehatan dan gizi. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

    http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_11-12_53/ai_n16083985http://findarticles.com/p/articles/mi_m2294/is_11-12_53/ai_n16083985

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    Soetjiningsih, (2010). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto, 1-14

    Subarja, D. (2004). Obesitas Premier Pada Anak. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

    Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alvabeta,cv.

    Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EKG.

    Supariasa, I.D.N., Bakri, B. & Fajar, I. (2002). Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC.

    Surya (2010). Jadiliah Pribadi yang Unggal Sebuah Solusi Pengembangan Diri dan Keterampilan Menolak (Refusal Skill) Narkoba. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

    Stang, Jamie and Mary. (2005). ’Ade lescent Nutrition

    Dalam Judipth E. Brown. Nutrition Through the Life Cycle Second Edition. USA : Thomson Wadsworth : Halaman 325-379.

    Tantiani, T. (2007). Perilaku Makan Menyimpang Pada Remaja di Jakarta [Thesis]

    Program Pascasarjana FKM UI, Depok.

    Tarigan, N. 2007. Hubugan Citra Tubuh dengan Status Obesitas, Aktivitas Fisik, dan Asupan Eergi Remaja SLTP di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. Skripsi. STIKES Aisyiyah Yogyakarta.

    Tarwoto & Wartonah (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi 3. Penerbit: Salemba Medika, Jakarta.

    Thomson, J.K. 2001. Body Image, Eating Disorder and Obesity: An Integrative Guide for Assessment and Treatment. Washington, DC: American psychological Association.

    Tzafettas (2009). The Relationship Between Friendship Factor, Body-Image Concern

    and Restraint Eating. A Study on Greek Female Adolescent and Young Adults. Aristotle University Medical Journal, Vol. 36 No.2.

    World Health Organization. (2006). BMI Clasification. Diakses 5 Maret 2015. Availabele at: http://apps.who.int/bmi/index. Jsp?intropage=intro_3.html.

    World Health Organization. (2012). Physical Activity. In Guide Community

    Preventive Service, http://respository.use.ac.id/, diakses 10 April 2015

    http://apps.who.int/bmi/indexhttp://respository.use.ac.id/

  • STIKES

    JEND

    ERAL A

    . YANI Y

    OGYAK

    ARTA

    PERPUS

    TAKAA

    N

    World Health Organization. (2014). Prioritizing Area for Action in The Field of Population-Based Prevention of Childhood Obesity.

    Widyastuti. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitra Maya.

    Wong, D. (2009). Buku Ajaran Keperawatan untuk Pediatrik. Jakarta: EGC.

    Halaman JudulHalaman PengesahanPernyataan KeaslianKata PengantarIntisariAbstractDaftar IsiBAB IBAB IVBAB VDaftar Pustaka