stikes jenderal a. yani yogyakarta perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/693/1/cyntia desti...
TRANSCRIPT
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
PENGARUH LATIHAN GERAK RUTIN TERHADAP PENURUNAN RESIKO JATUH PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WREDHA PROPINSI DIY UNIT ABIYOSO PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
CYNTIA DESTI ADIHAPSARI 09/PSIK/3209125
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA
2013
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH LATIHAN GERAK RUTIN TERHADAP PENURUNAN RESIKO JATUH PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WREDHA PROPINSI DIY UNIT ABIYOSO PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
CYNTIA DESTI ADIHAPSARI 09/PSIK/3209125
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji dan Diterima Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Tanggal
Menyetujui :
Penguji Pembimbing I Pembimbing II
Induniasih.,S.Kp.,M.Kes NIP: 195712201986032001
Tri Prabowo.,S.Kp.,MSc NIP: 196505191988031001
Ratna Lestari.,S.Kep.,Ns NIDN: 05 - 2503 – 8602
Mengesahkan, Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
STIKES A. Yani Yogyakarta
Dewi Retno Pamungkas.,S.Kep.,Ns MNg NIDN: 05 – 2404 – 8402
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya tulis
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruaan
Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Desember 2013
Cyntia Desti Adihapsari
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Latihan Gerak Rutin Terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Propinsi DIY Unit Abiyoso Pakem Sleman” dan disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh derajat sarjana keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Peneliti menyadari penelitian ini telah dapat diselesaikan, karena banyak dukungan, bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak untuk menyelesaikan skripsi ini dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada : 1. dr. I Edy Purwoko selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta. 2. Kepala PSTW Abiyoso beserta Staf, Pengasuh, Perawat dan Karyawan yang
telah ikut serta membantu dan bekerjasama dalam penyelesaian penelitian ini. 3. Dewi Retno Pamungkas S. Kep., Ns MNg selaku Ketua Program Studi S1
Ilmu Keperawatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 4. Tri Prabowo S. Kp., MSc selaku Pembimbing I yang telah mencurahkan
segenap waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan penelitian ini.
5. Ratna Lestari S. Kep., Ns selaku pembimbing II yang telah membimbing dan meluangkan waktu serta memberikan motivasi dalam berkonsultasi.
6. Seluruh Dosen, LPPM, Staf PSIK STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memfasilitasi kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu untuk kelancaran pembuatan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semuanya, sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuanya. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki kekurangan, untuk itu peneliti mohon kritik dan saran untuk perbaikan lebih lanjut. Akhirnya besar harapan peneliti semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Penulis
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ ..iii KATA PENGANTAR...........................................................................................iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... v DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix INTISARI...............................................................................................................x ABSTRACK..........................................................................................................xi BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5 E. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Lanjut Usia ................................................................................................... 8 B. Latihan Gerak Rutin ................................................................................... 12 C. Risiko Jatuh ................................................................................................ 19 D. Landasan Teori ........................................................................................... 27 E. Kerangka Teori........................................................................................... 29 F. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................... 30 G. Hipotesis ..................................................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 31 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 31 C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 32 D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 33 E. Definisi Operasional................................................................................... 34 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ......................................................... 34 G. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................... 37 H. Analisa Data ............................................................................................... 39
Hal
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vi
I. Etika Penelitian .......................................................................................... 40 J. Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian............................................................................................42 B. Pembahasan..................................................................................................46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..................................................................................................51 B. Saran.............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
vii
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penilaian Resiko Jatuh Metode Morse
Tabel 2.2 Penilaian Resiko Jatuh Metode Hendrich
Tabel 3.1 Rancangan penelitian
Tabel 3.2 Definisi Operasional Latihan Gerak Rutin dan Resiko Jatuh
Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner Timed Up and Go Test
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Kemandirian Dalam Aktifitas Dasar Sehari-hari
Tabel 3.5
Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4
Tabel 4.5
Hubungan Harga Kappa Dengan Kekuatan Persetujuan
Distribusi Frekuensi
Distribusi Resiko Jatuh Sebelum Diberikan Intervensi
Distribusi Resiko Jatuh Sesudah Diberikan Intervensi
Uji Normalitas
Uji Independent Sample t-test
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
viii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gerakan Latihan Kekuatan
Gambar 2.2 Gerakan Latihan Keseimbangan dan Menjaga Postur Tubuh
Gambar 2.3 Gerakan Latihan Kelenturan dan Peregangan
Gambar 2.4 Kerangka Teori
Gambar 2.5 Kerangka Konsep Penelitian
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi
Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Ijin Penelitian
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5. Surat Persetujuan Sebagai Asisten Penelitian
Lampiran 6. Instrumen Penilaian Keseimbangan Timed Up and Go Test
Lampiran 7. Lembar Observasi Pelaksanaan Latihan Gerak Rutin
Lampiran 8. Follow-Up Observasi Penilaian Kejadian Jatuh
Lampiran 9. Instrumen Penilaian Keseimbangan Aktivitas Dasar Sehari-hari
Katz Indeks
Lampiran 10. Hasil uji statistik
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
x
PENGARUH LATIHAN GERAK RUTIN TERHADAP PENURUNAN RESIKO JATUH PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA
WREDHA PROPINSI DIY UNIT ABIYOSO PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA
Cyntia Desti Adihapsari 1), Tri Prabowo 2), Ratna Lestari 3)
INTISARI
Latar Belakang :Menua adalah suatu proses alami yang tidak bisa dihindari dan pasti akan dialami oleh manusia. Salah satu masalah kesehatan yang sering timbul pada lansia adalah gangguan pada sistem muskuloskeletal, penurunan fungsi pada sistem ini akan menggangu aktivitas ambulasi mobilisasi yang vital bagi kesehatan lansia. Data angka kejadian jatuh menurut WHO dan proporsi secara global dunia yaitu 7,5%, sedangkan insidensi jatuh di Indonesia setiap tahunnya meningkat dari 25% pada usia 70 tahun menjadi 35% setelah berusia lebih dari 75 tahun. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan usia lanjut adalah dengan berolahraga yaitu olahraga rutin atau yang juga dikenal dengan nama latihan gerak rutin. Tujuan: Diketahui pengaruh latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko jatuh pada lanjut usia di PSTW Propinsi DIY unit Abiyoso. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan penelitian One sample Pre and Post Test Design with control. Penelitian ini termasuk penelitian sampel dengan metode non probability, jenis purposive sampling dengan cara memilih sampel diantara populasi yang dikehendaki, dengan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden lansia dengan 25 sebagai kelompok intervensi dan 25 sebagai kelompok kontrol. Uji statistik menggunakan Independent t-test. Hasil: Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa sebagian besar responden sebelum diberikan intervensi latihan gerak rutin menunjukan resiko jatuh pada kelompok perlakuan sebanyak 68% dan kelompok kontrol sebanyak 84%, dan hasil analisis data resiko jatuh lanjut usia sesudah diberikan intervensi latihan gerak rutin menunjukkan resiko jatuh kelompok perlakuan seluruhnya sudah rendah sebanyak 100%, sedangkan pada kelompok kontrol sebagian besar rendah sebanyak 56%. Analisa bivariat dengan menggunakan uji Independent sampel t-test diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05). Hasil mean pengaruh latihan gerak rutin terhadap resiko jatuh pada lanjut usia kelompok intervensi ∂ (-0,88) dan kelompok kontrol ∂ (-4,32) Kesimpulan: Ada pengaruh latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko jatuh pada lanjut usia di PSTW Propinsi DIY Unit Abiyoso. Latihan gerak rutin bisa dimasukkan sebagai tambahan gerakan senam untuk dimodivikasi agar lebih bervariasi dan meningkatkan keseimbangan pada lansia Kata Kunci: Latihan Gerak Rutin, Resiko Jatuh, Lanjut Usia 1)Mahasiswa STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2)Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta 3)Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
xi
THE EFFECT OF REGULAR EXERCISE ON FALL RISK REDUCTION IN AT ELDERLY SOCIAL INSTITUTION TRESNA WREDHA DIY
PROVINCE UNIT ABIYOSO PAKEM SLEMAN YOGYAKARTA
Cyntia Desti Adihapsari 1), Tri Prabowo 2), Ratna Lestari 3)
ABSTRACT Background : Aging is a natural process that can not be avoided and will be definitely experienced by humans. One of the health problems that often arise in the elderly is a disorder of the musculoskeletal system, decrease the function of this system will interfere with ambulation mobilization activities that are vital to the health of the elderly. Incidence of falls according to WHO and the global proportion of the world the incidence of falls in elderly is 7.5 %, whereas the incidence of falls in Indonesia each year increased from 25 % at age 70 years to 35 % after the age of 75 years. One effort in improving the health of the elderly through regular exercise. Objective : This study aimed to know the effect of regular exercise on fall risk reduction in the elderly in Social Institution Tresna Werdha DIY Provience Unit Abiyoso. Methods : This study used a quasi-experimental with used One Pre and Post Test Design with control group. This research used purposive sampling technique and the number of samples in this study were 50 elderly respondents with 25 as the intervention group and 25 as control group. Statistical test using Independent t - test. Results : The results of the bivariate analysis showed that most respondents before giving intervention shows the risk of falls in the intervention group were 68 % and 84 % as much as the control group , and the analysis of the risk of falls elderly given after regular motion exercise intervention group demonstrated a risk of falling treatment had lower total as much as 100 % , whereas in the control group mostly lower as much as 56 % . Bivariate analysis using the Independent t - test test obtained p-value of 0.000 < (0.05). The result of means effect of regular exercise on fall risk reduction in the elderly of intervention group ∂ (-0.88) and control groups ∂ (-4,32). Conclusion : There is an the effect of regular exercise on fall risk reduction in the elderly Social Institution Tresna Werdha DIY Province Unit Abiyoso. regular exercise in can be included in additional exercise to improve balance in elderly. Keywords : Regular Exercise, Fall Risk, Elderly 1) Students of Nursing Science Achmad Yani Yogyakarta 2) Lecturer of Nursing Science POLTEKKES Yogyakarta 3) Lecturer of Nursing Science Achmad Yani Yogyakarta
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua adalah suatu proses alami yang tidak bisa dihindari dan
pasti akan dialami oleh manusia. Ketika manusia mengalami penuaan,
jumlah massa otot tubuh mengalami penurunan. Pada individu akan
terjadi proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri atau mengganti jaringan baru dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga dapat memperbaiki
kerusakan yang diderita (Bandiyah, 2009).
Seseorang dapat dikatakan tua karena jumlah umur yang telah
dilalui, penampilan fisik atau perilaku yang menyertai. UU Nomor 13
Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 2 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
menyatakan bahwa lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60
tahun keatas. Sementara menurut Lanch (2003) seseorang memasuki
masa lansia ketika mencapai 65 tahun keatas.
Lanjut usia merupakan tahapan dari proses kehidupan manusia
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
terhadap stres dan pengaruh lingkungan. Makin lanjutnya usia seseorang
maka terjadinya penurunan anatomis dan fungsional dari organ-organ
tersebut akan mempermudah timbulnya penyakit. Beberapa masalah medis
yang sering dijumpai pada golongan usia lanjut adalah sulit menahan
kencing (incontinence), terbatasnya gerakan (immobility), instabilitas dan
jatuh (Soejono, 2009).
Salah satu masalah kesehatan yang sering timbul pada lansia
adalah gangguan pada sistem muskuloskeletal, penurunan fungsi pada
sistem ini akan menggangu aktivitas ambulasi mobilisasi yang vital bagi
kesehatan lansia. Penurunan progresif dalam tinggi badan dan kekuatan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
2
muskular mulai menurun pada usia 40 tahun, dan penurunan fungsi akan
semakin cepat setelah usia 60 tahun (Stanley, 2007).
Gangguan keseimbangan dan jatuh merupakan manifestasi klinis
dari penurunan sistem muskuloskeletal yang sering terjadi pada lanjut usia
akibat berbagai faktor, diantaranya perubahan fungsi organ, penyakit, dan
faktor lingkungan. Akibat yang ditimbulkan karena jatuh seperti cidera
kepala, cidera jaringan lunak, patah tulang sampai kematian. Komplikasi
terbanyak akibat jatuh adalah patah tulang (collum femoris) 72,7 %,
kontusio jaringan lunak dan luka 18,2 % (Probosuseno & Pujowati, 2008).
Insiden kejadian jatuh di beberapa negara menunjukkan Amerika
Utara dan Eropa menempati urutan teratas pada lanjut usia sebesar 30-40%
dari total populasi warga. Angka proporsi jatuh di beberapa negara
berkembang lainya yaitu sekitar 12,25%, Pakistan sekitar 22,25%, Tanzia
sekitar 27%, Nicaragua 35%, India 38%, sedangkan data World Health
Organization (WHO) dan proporsi secara global dunia yaitu 7,5%.
Sedangkan insidensi jatuh di Indonesia setiap tahunnya meningkat dari
25% pada usia 70 tahun menjadi 35% setelah berusia lebih dari 75 tahun.
Berdasarkan data 33 provinsi di Indonesia dari 972.317 responden terdapat
sebanyak 342.117 orang mengalami jatuh. Hasil analisa lebih lanjut data
survei Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 mengambarkan profil cidera
akibat jatuh menempati peringkat teratas sebagai penyebab cidera di
Indonesia yaitu sebesar 59,6% (Riyadina, 2010).
Hal ini menunjukkan tingginya angka kejadian jatuh pada lansia,
sedangkan jatuh itu sendiri dapat mengakibatkan berbagai jenis cidera,
kerusakan fisik dan psikologis. Konsekuensi yang paling ditakuti dari
kejadian jatuh adalah patah tulang yang menyebabkan ± 20-30% kematian,
trauma kepala, ketakutan akan terjadi jatuh dan yang paling menonjol
adalah kehilangan kemandirian karena penurunan pergerakan dan
penurunan kemampuan fungsional (Stanley, 2007).
Salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan usia lanjut adalah
dengan berolahraga yaitu olahraga rutin atau yang juga dikenal dengan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
3
nama latihan gerak rutin. Manfaat latihan gerak rutin telah lama diketahui
dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan dapat mencegah
kejadian jatuh pada lansia. Manfaat potensial dari latihan gerak rutin
antara lain meningkatkan kekuatan, kelenturan/fleksibilitas, peningkatan
kemampuan jantung dan keseimbangan sehingga mengurangi resiko jatuh.
Latihan gerak rutin dapat membantu mencegah jatuh yang diakibatkan
karena mobilitas yang kurang. Program khusus dalam latihan gerak rutin
yaitu latihan kekuatan, latihan keseimbangan dan menjaga postur tubuh,
latihan kelenturan dan peregangan, merupakan pencegahan primer dalam
melawan kejadian jatuh (Suhardo, 2004).
PSTW Abiyoso merupakan panti yang memiliki jumlah lansia
terbanyak diantara PSTW unit lainya yang berada di daerah Yogyakarta
juga memiliki warga binaan yang dapat diterapkan latihan gerak rutin
untuk pencegahan kejadian jatuh serta angka kejadian jatuh tertinggi
dibandingkan PSTW unit lainya di Yogyakarta dengan gambaran statistik
PSTW Abiyoso 22,2%, PSTW Budi luhur 19,3%, PSTW Budi Dharma
15,1%.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal
28 Januari 2013 di Panti Sosial Tresna Werdha Abiyoso, diperoleh data
dari petugas PSTW, lansia yang tinggal di panti berjumlah 126 orang
lansia yang terdiri dari 31 lansia laki-laki dan 95 lansia perempuan. Lansia
yang tinggal di PSTW Abiyoso Yogyakarta berusia diatas 60 tahun, dari
126 orang lansia rata-rata terbanyak berusia 70-80 tahun, 50-60% lansia
masih aktif dan bisa mengikuti kegiatan panti sedangkan 40-50% kurang
aktif disebabkan sakit dan bedrest. Lansia yang masih aktif biasanya
mengikuti kegiatan senam pagi bersama yang dilakukan setiap hari,
mengikuti kegiatan kerohanian dan kegiatan kesenian. Kejadian jatuh
dalam satu tahun ini terdapat 22,2% lansia yang mengalami jatuh dan
mendapatkan pengobatan di klinik PSTW, lansia yang masih mampu
berjalan namun mengalami kesulitan diberikan bantuan alat meliputi krek,
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
4
kursi roda, dan tongkat agar dapat melakukan ambulasi dan pemenuhan
kebutuhan dasar secara mandiri atau dengan minimal bantuan.
Data dan fakta tersebut diatas membuat peneliti tertarik untuk
meneliti lebih jauh dan mendalami mengenai pengaruh latihan gerak rutin
terhadap penurunan resiko jatuh pada pasien lansia di Panti Sosial Tresna
Wredha Abiyoso Yogyakarta .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
adalah apakah latihan gerak rutin berpengaruh terhadap penurunan risiko
jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Abiyoso Yogyakarta ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Diketahui pengaruh latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko jatuh
pada lanjut usia di PSTW Abiyoso Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Diketahui resiko jatuh lanjut usia di PSTW sebelum diberikan
intervensi latihan gerak rutin.
b. Diketahui resiko jatuh lanjut usia di PSTW sesudah diberikan
intervensi latihan gerak rutin.
c. Diketahui perbedaan resiko jatuh pada lanjut usia di PSTW pada
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
5
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi penelitian
mengenai lanjut usia khususnya mengenai pengaruh latihan gerak rutin
selama di Panti Sosial Tresna Werdha dan diharapkan dapat
menambah ilmu kesehatan khususnya pada ilmu keperawatan gerontik.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Pihak PSTW Abiyoso Yogyakarta
Meningkatkan kualitas pelayanan untuk lansia sehingga dapat
melakukan upaya mengurangi kejadian jatuh pada lanjut usia
melalui latihan gerak rutin.
b. Bagi Lansia di PSTW Abiyoso Yogyakarta
Sebagai sarana gerakan tambahan yang bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan mobilasi, ambulasi dan keseimbangan
tubuh serta untuk menccegah resiko jatuh..
c. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan
penelitian tentang latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko
jatuh pada lanjut usia di PSTW Propinsi DIY Unit Abiyoso
Yogyakarta.
E. Keaslian Penelitian
1. Kobayashi et al.. (2006). Effects of Physical Exersise on Fall Risk
Factor in Elderly at Home Intervention Trial. Penelitan ini melakukan
pendekatan intervensi untuk menilai efek dari physical exercise
Mereka membagi dua daerah pedesaan yang satu sebagai kelompok
kontrol dan kelompok intervensi. Jumlah sampelnya 56 lansia sebagai
kontrol dan 81 sebagai kelompok intervensi. Pada kelompok intervensi
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
6
diajarkan 10 jenis physical exercise 6 kali selama 3 bulan kemudian
pasien diminta melakukannya dirumah dengan frekuensi 3 kali
perminggu.
Perbedaan penelitian ini dengan yang akan dilakukan peneliti terletak
pada sampel yaitu pada penelitian yang dulu menggunakan sampel
lansia yang berada di daerah pedesaan sedangkan yang akan dilakukan
peneliti menggunakan sampel lansia yang tinggal di daerah panti sosial
tresna wredha. Metode pengambilan sampel berbeda karena peneliti
menggunakan purposive sampling sedangkan mereka dengan membagi
dua desa sebagai kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Jenis
intervensi gerakan yang diajarkan berbeda, pada penelitian yang dulu
menggunakan 10 jenis latihan dan frekuensi 3 kali perminggu.
Sedangkan yang akan dilakukan peneliti, responden diajarkan latihan
relaksasi, latihan peregangan dan latihan kelenturan dan frekuensi
pelaksanaan juga berbeda yaitu 5 kali perminggu.
Persamaanya terletak pada variabel bebasnya sama-sama meneliti
efektifitas dari sebuah physical exercise yang teratur.
2. Gardner et al. (2005). Randomized Controlled Trial of a General
Practice Programme of Home Based Exercise to Prevent Falls in
Elderly Women. Penelitian ini menggunakan metode randomized
controlled trial melibatkan lansia wanita umur 80 tahun keatas dengan
satu kelompok intervensi dan satu kelompok kontrol.
Perbedaan penelitian terletak pada jenis sampel penelitian itu hanya
menggunakan sampel wanita dan bertempat tinggal dirumah sedang
yang akan dilakukan peneliti dilakukan pada lansia yang tinggal di
PSTW baik laki-laki maupun perempuan. Program latihan yang
diberikan berbeda karena pada yang lalu berupa latihan kekuatan dan
keseimbangan, sedangkan yang akan diteliti oleh peneliti
menggunakan latihan relaksasi, latihan peregangan dan latihan
kelenturan. Persamaanya terletak pada variabel terikatnya yaitu sama-
sama meneliti tentang cara menurunkan resiko dan kejadian jatuh.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
7
3. Mulyani, (2010), melakukan penelitian yang berjudul efektivitas
Reguler exercise terhadap penurunan resiko jatuh pada pasien
psikogeriatrik di wisma 1 RSJ prof. Dr. Soerojo Magelang. penelitian
ini menggunakan jenis penelitia quasi experiment dengan rancangan
control group pretest dan post test, penelitian ini dilaksanakan selama
2 bulan yaitu bulan oktober sampai november 2007. Data diambil dari
penilaian resiko jatuh pretest dan post test diambil selang 2 bulan
dilakukan intervensi pada kelompok perlakuan. Dilakukan uji dengan
uji statistik paired t test, sedangkan untuk penilaian efektifitas jatuh
menggunakan teknik korelasi product moment.
Perbedaan penelitian terletak pada responden, peneliti sebelumnya
menggunakan responden lansia dengan gangguan kejiwaan
(psikogeriatrik), sedangkan yang akan dilakukan peneliti sekarang
menggunakan responden lansia yang sehat jiwanya.
Persamaanya terletak pada variabelnya bebasnya yaitu untuk
mengetahui efektivitas dari sebuah reguler exercise dalam menurunkan
resiko dan kejadian jatuh.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
F. Hasil Penelitian
a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW) Yogyakarta unit Abiyoso terletak
di Duwet Sari, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Merupakan panti
yang memberikan pelayanan gerontik. Panti ini memiliki 13 wisma dan 1 ruang
isolasi. Tiap wisma dihuni oleh 4 – 12 orang lansia dengan pengasuh /asisten
perawat geriatrik. Karakteristik usia lanjut yang tinggal di panti ini bermacam-
macam seperti dari usia, pendidikan, pekerjaan, maupun tingkat kemampuan
dalam beraktifitas sehari-hari. Penghuni PSTW Abiyoso periode Juli 2013
sebanyak 126 orang lansia. Fasilitas penunjang yang tersedia di Panti ini antara
lain : aula, poliklinik, dapur, musholla, ruang kerajinan, sarana kesenian dan
olahraga.
PSTW Propinsi Yogyakarta unit Abiyoso memiliki jadwal kegiatan
rutin untuk para lanjut usia. Acara senam bersama dilakukan setiap hari dari
jam 08.00 – 09.00 WIB yang bertujuan menjaga serta meningkatkan kesehatan
usia lanjut. Setelah senam, para lansia akan mengikuti acara rutin panti yang
berbeda-beda setiap harinya sesuai jadwal yang ada. Acara-acara ini biasanya
dimulai dari jam 09.30 dan selesai jam 11.00.
b. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang selama periode
dilaksanakan penelitian ini tinggal di PSTW Abiyoso Pakem Yogyakarta.
Jumlah responden yang dianggap memenuhi kriteria dalam penelitian ini dari
126 orang lansia adalah sebanyak 50 orang lansia dengan 25 orang lansia
sebagai kelompok intervensi dan 25 orang lansia sebagai kelompok kontrol.
Berikut ini adalah data tentang lanjut usia yang menjadi responden dalam
penelitian ini yang meliputi umur, jenis kelamin dan riwayat jatuh.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
44
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, dan Riwayat Jatuh Responden di PSTW Unit Abiyoso Pakem
Yogyakarta Bulan Agustus 2013
No Karakteristik Responden
Frekuensi p
Perlakuan % Kontrol % 1. Umur
60 – 69 tahun 70 – 79 tahun 80 – 89 tahun
9 14 2
36,0 56,0 8,0
9 12 4
36,0 48,0 16,0
0,071
2. Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan
9 16
36,0 64,0
11 14
44,0 56,0
0,015
3. Riwayat jatuh Tidak Jatuh Jatuh, tanpa fraktur Jatuh, dengan fraktur
21 3 1
84,0 12,0 4,0
20 5 -
80,0 20,0
0
0,080
Sumber: Data Primer, 2013
Dari tabel 4.1 dapat digambarkan bahwa frekuensi terbesar menurut
umur kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dalam rentang usia 70 – 79
tahun yaitu kelompok perlakuan sejumlah 14 lansia (56%) dan kelompok
kontrol sebanyak 12 lansia (48%). Jenis kelamin lansia kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol sebagian besar adalah perempuan yaitu kelompok
perlakuan sebanyak 16 lansia (64%) dan kelompok kontrol sebanyak 14 lansia
(56%). Mayoritas responden kelompok perlakuan dan kontrol tidak memiliki
riwayat jatuh kelompok perlakuan sebanyak 21 lansia (84%), sedangkan
kelompok kontrol sebanyak 20 lansia (80%).
c. Resiko Jatuh Lanjut Usia Sebelum Diberikan Intervensi Latihan Gerak
Rutin
Hasil analisis data resiko jatuh lanjut usia sebelum diberikan intervensi
lantihan gerak rutin di PSTW Abiyoso Yogyakarta dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
45
Tabel 4.2. Distribusi Resiko Jatuh Lanjut Usia Sebelum Diberikan Intervensi Latihan Gerak Rutin di PSTW Abiyoso Yogyakarta
Resiko jatuh lanjut usia Perlakuan Kontrol
f % f % Rendah 8 32,0 4 16,0 Sedang 17 68,0 21 84,0 Tinggi - 0 - 0 Jumlah 25 100 25 100
Sumber: Data Primer, 2013
Tabel 4.2 menunjukkan resiko jatuh lanjut usia sebelum diberikan
intervensi latihan gerak rutin mayoritas pada kedua kelompok perlakuan dan
kontrol sama-sama sedang, yaitu kelompok perlakuan sebanyak 17 lansia
(68%) dan kelompok kontrol sebanyak 21 orang (84%).
d. Resiko Jatuh Lanjut Usia Sesudah Diberikan Intervensi Latihan Gerak
Rutin
Hasil analisis data resiko jatuh lanjut usia sesudah diberikan intervensi
lantihan gerak rutin di PSTW Abiyoso Yogyakarta dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Resiko Jatuh Lanjut Usia Sesudah Diberikan Intervensi Latihan Gerak Rutin di PSTW Abiyoso Yogyakarta
Resiko jatuh lanjut usia Perlakuan Kontrol
f % f % Rendah 25 100 14 56,0 Sedang - 0 11 44,0 Tinggi - 0 - 0 Jumlah 25 100 25 100
Sumber: Data Primer, 2013
Tabel 4.3 menunjukkan resiko jatuh lanjut usia sesudah diberikan
intervensi latihan gerak rutin pada kelompok perlakuan seluruhnya sudah
rendah sebanyak 25 orang (100%), sedangkan pada kelompok kontrol sebagian
besar adalah rendah sebanyak 14 orang (56%)
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
46
e. Pengaruh Latihan Gerak Rutin terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada
Lansia
Pengujian pengaruh latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko jatuh
pada lansia dilakukan dengan uji dua sampel independen. Sebelum dilakukan
uji dua sampel independen terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data guna
menentukan jenis statistic yang digunakan apakah parametric atau non
parametric. Hasil uji normalitas menggunakan uji One Sample Kolmogrov-
Smirnov disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.4. Uji Normalitas Penurunan Resiko Jatuh Pada Lansia Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi Latihan Gerak Rutin
di PSTW Abiyoso Yogyakarta
Kolmogorov-Smirnov Kelompok Statistic df Sig. Penurunan resiko jatuh Perlakuan 0,794 25 0,554 pada lansia Kontrol 1,350 25 0,052
Sumber: data primer, 2013
Hasil uji normalitas data penurunan resiko jatuh pada lansia kelompok
perlakuan maupun kontrol didapatkan nilai p-value > 0,05, berarti data
berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji normalitas di atas, maka uji
pengaruh latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia di
PSTW Abiyoso Yogyakarta menggunakan uji parametric Independent sample
t-test.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
47
Hasil uji Independent sample t-test pengaruh latihan gerak rutin
terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia di PSTW Abiyoso Yogyakarta
disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Hasil Uji Independent Sample t-test Pengaruh Latihan Gerak Rutin Terhadap Resiko Jatuh pada Lansia di PSTW Abiyoso Yogyakarta
Kelompok N Mean Mean Diff. t-test
t Sig. Perlakuan Kontrol
15 15
-0,88 -4,32
3,440 7,959 0,000
Sumber: data primer, 2013
Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Independent sampel t-test
diperoleh p-value sebesar 0,000 < (0,05) berarti ada perbedaan bermakna
penurunan resiko jatuh pada usia lanjut sebelum dan sesudah diberikan
intervensi latihan gerak rutin. Hal ini menunjukkan pemberian latihan gerak
rutin berpengaruh terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia di Panti Wredha
Abiyoso Yogyakarta.
G. Pembahasan
a. Resiko Jatuh Lanjut Usia Sebelum Diberikan Intervensi Latihan Gerak
Rutin
Resiko jatuh lanjut usia sebelum diberikan intervensi latihan gerak rutin
mayoritas pada kedua kelompok perlakuan dan kontrol adalah sedang.
Banyaknya responden yang memiliki resiko jatuh sedang disebabkan oleh
faktor usia kelompok perlakuan dan kelompok kontrol yang berada dalam
rentang usia 70 – 79 tahun yaitu kelompok perlakuan sejumlah 14 lansia (56%)
dan kelompok kontrol sebanyak 12 lansia (48%). Selain faktor usia yang
mayoritas berada dalam rentang elderly juga dari pihak PSTW sudah
memberikan upaya pelayanan jatuh dengan aktivitas senam pagi bersama
setiap hari. Menurut Stockslager dan Schaefer (2008), dengan peningkatan
insiden jatuh pada usia 75 tahun, dan lanjut usia yang berusia 80 sampai 89
berada pada resiko tinggi. Menurut Chu (2007) pertambahan umur terutama
setelah memasuki masa lansia identik dengan perubahan postur tubuh dan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
48
keseimbangan yang berkurang. Selain itu diikuti dengan penurunan persepsi,
penurunan kecepatan reflek, penurunan kekuatan otot dan penurunan fungsi
organ lain. Hal inijuga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lin
et al (2011) dengan peningkatan kejadian jatuh pada 313 responden yang
berusia diatas 76 tahun di Taiwan Utara. Talbot et al (2005) penelitian dengan
589 responden kejadian jatuh pada lanjut usia sebanyak 35%.
Faktor lain yang menyebabkan resiko jatuh pada lansia adalah faktor
jenis kelamin lansia yang sebagian besar perempuan yaitu kelompok perlakuan
sebanyak 16 lansia (64%) dan kelompok kontrol sebanyak 14 lansia (56%).
Penelitian yang dilakukan oleh Yusumura dan Hasegawa (2009) angka
kejadian jatuh di Jepang pada daerah urban sebesar 12,8% untuk laki-laki dan
21,5% perempuan. Penelitian Chu et al (2007) menyatakan pada 1517 lanjut
usia dikomunitas Hongkong kejadian jatuh 198 per 1000 orang dalam satu
tahun lebih banyak terjadi pada perempuan. Scheffer et al (2008) prevalensi
kejadian takut untuk jatuh meningkat sesuai dengan peningkatan umur dan
sangat tinggi pada wanita. Berdasarkan hasil analisis tersebut kejadian jatuh
lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Studi tentang lanjut usia
mengindikasikan bahwa perempuan lebih banyak mengalami kejadian jatuh
dan memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang lebih tinggi daripada laki-
laki. Penurunan pada massa tulang dapat disebabkan karena ketidakaktifan
fisik, perubahan hormonal, dan resorbsi tulang. Salah satu perubahan
hormonal yang terjadi pada wanita yaitu ketika menopause. Penurunan hormon
estrogen dan progesteron yang signifikan menyebabkan berkurangnya
kemampuan tubuh dalam mengarbsobsi kalsium, sehingga mempercepat
proses pengeroposan tulang atau yang dikenal dengan osteoporosis. Efek dari
penurunan tulang adalah tulang menjadi lemah, vertebra menjadi lebih lunak
dan mudah tertekan, serta tulang berbatang panjang kurang dapat menahan
sehingga mengakibatkan fraktur. Massa, tonus, dan kekuatan otot menurun.
Osteoporosis memiliki kontribusi dalam perbedaan ini. Menurut Rudiansyah et
al (2007) osteoporosis dapat menyebabkan suatu ketidakseimbangan dan
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
49
perubahan bentuk tubuh serta cara berdiri sehingga dapat terjadi
jatuh.(Maryam, 2003).
b. Resiko Jatuh Lanjut Usia Sesudah Diberikan Intervensi Latihan Gerak
Rutin
Resiko jatuh lanjut usia sesudah diberikan intervensi latihan gerak rutin
pada kelompok perlakuan seluruhnya (100%) rendah, sedangkan pada
kelompok kontrol sebagian besar (56%) rendah. Penurunan risiko jatuh pada
kelompok perlakuan disebabkan adanya intervensi latihan gerak rutin,
sedangkan pada pada kelompok kontrol penurunan risiko jatuh disebabkan
aktivitas senam pagi, juga keaktifan lansia dalam presensi kehadiran
mengikuti aktivitas latihan gerak rutin yang tinggi yaitu sebanyak 80%.
Hal ini sesuai dengan teori Watson (2005) bahwa salah satu manfaat
dari latihan gerak rutin adalah mencegah terjadinya jatuh dan jatuh yang terkait
dengan injuri. Latihan gerak rutin dapat mengurangi resiko terjadinya jatuh
terkait dengan mobilitas dan ambulasi yang buruk, termasuk didalamnya
adalah penurunan kekuatan, keseimbangan, koordinasi syaraf, fungsi sendi dan
kesabaran. Latihan gerak rutin dengan program latihan seimbang sangat
direkomendasikan oleh U.S Preventive Services Task Forces sebagai
pencegahan utama terhadap kejadian jatuh yaitu dengan memperhatikan
frekuensi dan waktu yang tepat untuk latihan serta menghindari gerakan yang
berbahaya untuk lasia. Menurut Suhardo (2004) latihan gerak rutin yang baik,
benar, terukur dan teratur memberikan manfaat yang baik bagi tubuh yaitu
menjaga kekuatan otot dan tulang, mengurangi lemak dan menjaga
keseimbangan berat badan. Hasil penelitian ini sesuai dengan Mulyani (2010)
yang menunjukkan latihan rutin efektif dalam menurunkan resiko dan
kejadian jatuh dengan mengidentifikasi faktor resiko, tanda-tanda kelemahan
dan batas kemampuan fisik dari lansia.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
50
c. Pengaruh Latihan Gerak Rutin terhadap Penurunan Resiko Jatuh Pada
Lansia
Hasil uji statistik menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan
pemberian latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko jatuh pada lansia di
Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta.
Latihan gerak rutin adalah sekumpulan kegiatan untuk melatih
pergerakan otot, sendi, serta tulang, ada 3 komponen dalam Latihan gerak rutin
yaitu, latihan kekuatan (strength training), latihan keseimbangan & menjaga
postur tubuh, latihan kelenturan & peregangan, intensitas ringan, dengan
frekuensi latihan 5 kali per-minggu dengan durasi latihan 30 menit. Manfaat
latihan gerak rutin telah lama diketahui dapat meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan dan dapat mencegah kejadian jatuh pada lansia. Manfaat potensial
dari latihan gerak rutin antara lain meningkatkan kekuatan,
kelenturan/fleksibilitas, peningkatan kemampuan jantung dan keseimbangan
sehingga mengurangi resiko jatuh. Latihan gerak rutin dapat membantu
mencegah jatuh yang diakibatkan karena mobilitas yang kurang. Program
khusus dalam latihan gerak rutin yaitu latihan kekuatan, latihan keseimbangan
dan menjaga postur tubuh, latihan kelenturan dan peregangan, merupakan
pencegahan primer dalam melawan kejadian jatuh (Suhardo, 2004).
Hasil penelitian ini sesuai dengan Kobayashi et al (2006) yang
menunjukkan adanya pengaruh latihan fisik terhadap resiko jatuh pada lansia di
pedesaan. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Gardner et al (2005) yang
menunjukkan adanya pengaruh latihan kekuatan dan kesimbangan terhadap
penurunan resiko jatuh pada lansia wanita yang tinggal di rumah.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu :
a. Ada pengaruh pemberian latihan gerak rutin terhadap penurunan resiko jatuh
pada lansia di Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta, ditunjukkan dengan hasil uji
Independent sampel t-test diperoleh p-value 0,000 < 0,05.
b. Risiko jatuh pada lansia di Panti Wredha Abiyoso Yogyakarta sebelum
diberikan latihan gerak rutin pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol
mayoritas adalah sedang.
c. Resiko jatuh lanjut usia sesudah diberikan intervensi latihan gerak rutin pada
kelompok perlakuan seluruhnya rendah, sedangkan pada kelompok kontrol
sebagian besar rendah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Bagi pihak PSTW Abiyoso khususnya pengasuh dan perawat .
Latihan gerak rutin bisa dimasukan sebagai tambahan gerakan senam untuk
dimodifikasi agar lebih bervariasi, perlu pendekatan-pendekatan dari petugas
PSTW Abiyoso Pakem Yogyakarta untuk mengobservasi kejadian jatuh
minimal 1 minggu sekali.
2. Bagi peneliti selanjutnya
a) Lama intervensi dan intensitas latihan yang baik pada penelitian ini sangat
menentukan tingkat keberhasilan intervensi latihan gerak rutin. Oleh karena
itu pada peneliti berikutnya dapat menggambil rentang penelitian yang lebih
lama sehingga intervensi yang diberikan pada kelompok perlakuan hasilnya
dapat lebih baik.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
52
b) Jenis gerakan pada latihan gerak rutin sangat bervariasi. Oleh karena itu
pada peneliti berikutnya dapat memodifikasi jenis gerakannya sesuai dengan
gerakan yang aman bagi lanjut usia.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 5. Jakarta:Rineka Cipta Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Bullen, K. (2009). Falls Risk Screening and Assesment. Hunter New England nsw health. Chu, L. W., Chi, I., Chiu, A.Y.Y. (2007). Falls and fall-related injuries in community-dwelling elderly persons in Hongkong: a study on risk factors, functional declin, and health services utilisation after falls. Hongkong Medicine Journal. Vol 13 no 1 Cook, A.S. (2005). Reason for healthy aging: physical activity and exercise, www.cdc.gov Accessed 24 december 2012 Departemen Kesehatan RI. (2003). Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan Direktorat Jenderan Binkesmas. Jakarta Gardner, Robertson, Campbell. (2005). Exercise in the prevention of falls and falls related injuries in older people: a review of randomized controlled trial. Journal. Quasy Experiment Research Method A Health Focus Gerontologic, University at Edwardsville Southern Illinois http://www.hnehealth.nsw.gov.au/_data/assets/pdf_file/0006/67767/fallsris k_screening_modified_ontarioStratify_tool_2009.pdf Accessed 22 January 2013. Jacobs, M., & Fox, T. (2008). „Using the “The Timed Up and Go Test” test to predict risk of falls‟. Assisted Living Consult. http://www.assistedlivingconsult.com/issues/04_/alc34_falls%20TUG326. pdf Accessed 12 february 2013 Kobayashi, Nakadaira, Ishigami, Muto, Anesaki, Yamamoto. (2006). Effect of physical exercise on fall risk factor in elderly at home intervention trial. Journal. Associate Professor Lousiana State University Medical Center School of Nursing New Orleans Lousiana Kurnia, L. (2007). Tetap Sehat dan Bugar Sampai Lansia. www.kompas.com Accessed 22 january 2013 Lanch. (2003). Perawatan pada Lansia. Jakarta: EGC
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Langley, Micky., Beare, Patricia Gauntlett. (2007). Buku ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC Moore, C. (2007). Five Ways Exercise Helps Your Head. www.womencentral.msn.com Accessed 23 january 2013 Mubarak, W.I., Chayatin, N., Santoso, B.A. (2009). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika Mubarak, W.I., Santoso, A.B., Rozikin, K., Patonah, S., (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawtan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto Mulyani, S. (2010). Pengaruh Reguler exercise terhadap penurunan resiko jatuh pada pasien psikogeriatrik di wisma 1 RSJ prof. Dr. Soerojo Magelang. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi penelitian kesehatan. Edisi revisi ketiga. Jakarta: Rineka Cipta Nugroho, W. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi ketiga. Jakarta: EGC Kedokteran Pramantara, D.P., & Rochmah, W. (2006). Roboh Pada Lanjut Usia: fokus pada analisis faktor-faktor resiko, naskah lengkap pertemuan ilmiah tahunan VIII ilmu penyakit dalam Probosuseno, & Pujowati, D.N. (2008). Pemeriksaan Keseimbangan Dengan Timed Up And Go Test pada lanjut usia dan pra lanjut usia anggota dharma wanita persatuan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Naskah Lengkap Temu Ilmiah Geriatri Semarang 2008 Riyadina, W., (2010). Profil Cidera Akibat Jatuh, Kecelakaan Lalu Lintas dan Terluka Benda Tajam/Tumpul pada Masyarakat Indonesia. Jurnal Penyakit Tidak Menular. Vol 2 Sadoso, S. (2008). Pengetahuan Praktis Kesehatan dalam Olahraga. Jakarta: PT Gramedia Scheffer, A.C., Schuurmasns, M.J., Dijk, N.V., Hooft, T., Rooij, S.E. (2008). Systematic review Fear of falling: measurement strategy, prevalence, risk factors and consequences among older persons. Journal Age and Aging Setiati, S., & Laksmi, P.W. (2006). Gangguan Keseimbangan, Jatuh dan Fraktur. Dalam: Siti Setiati, Purwita W. Laksmi, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA
PERPUSTAKAAN
Edisi keempat Jilid 3. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam FKUI Soejono, C.H., Setiati, S., Hakim, L., Bahar, A. (2009). Kekhususan manifestasi penyakit pada geriatri. Dalam: Slamet Suyono. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ketiga. Jilid 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Stanley, M., & Beare, P.G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC Stockslager, J.L., & Schaeffer, L. (2008). Buku Saku Asuhan Keperawatan Gerontik. Edisi kedua. Jakarta: EGC Kedokteran Suhardo. (2004). Reguler Exercise Lansia. Bandung: CV Alfabeta Thorbahn, L.D.B., & Newton, R.J. (2006). Predict falls in elderly persons. Physical Therapy. Volume 76 No 6. http://ptjournal.apta.org/cgi/reprint/76/6/576.pdf Accessed 21 january 2013. Wall, J.C., Bell, C., Campbell, S., Davis, J. (2009). The Timed Get-up Test Revisted Journal of Rehabilitation Researsc & Development. Vol 37. No 1. http://www.rehab.research.va.gov/jour/00/37/1/wall.htm Accessed 21 january 2013. Watson. R. (2004). VHA NCPS Toolkit. www.patientsafety.gov. Accessed 1 february 2013 ______. (2005). Revisted Journal of Formulation of the Exercise Prescription. www.merck.com/mrkshared Accessed 20 january 2013 ______. (2007). Gerontologi dan permasalahanya di Indonesia. http://www.cigp.org/index Accessed 6 february 2013 Wilhan. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi The Timed Up and Go Test pada penderita hipertensi usia lanjut yang mendapatkan terapi antihipertensi, Karya Tulis,Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada