stikes jenderal a. yani yogyakarta perpustakaanrepository.unjaya.ac.id/251/1/riqoh fatmala...

44
STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAAN FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyusun Karya Tulis Ilmiah Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta Oleh: RIQOH FATMALA DEWI 1112173 PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA 2015

Upload: others

Post on 12-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyusun Karya Tulis Ilmiah Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Oleh:

RIQOH FATMALA DEWI

1112173

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D-3) STIKES JENDERAL ACHMAD YANIYOGYAKARTA

2015

Page 2: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 3: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 4: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Page 5: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

HALAMAN MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka

apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

(Q.S Al-Insyirah 6-7)

Pendidikan merupakan pelengkap paling baik untuk hari tua

(aristoteles)

Setiap pekerjaan dapat diselesaikan dengan mudah bila

dikerjakan dengan kesungguhan

(penulis)

Setiap keberhasilan membutuhkan suatu perjuangan dan setiap

perjuangan membutuhkan sebuah pengorbanan

(Penulis)

Page 6: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan baik. Karya sederhana ini saya persembahkan untuk:

1. Kedua Orang Tua saya Bapak Sumarno dan Ibu Suyati yang telah bekerja

keras, yang selalu mendukung, selalu mendoakan, selalu memberikan dukungan

dan motivasi dalam penyusunan karya tulis ini, serta memberikan kasih yang

teramat besar yang tidak mungkin bisa saya balas dengan apapun.

2. Saudara-saudara saya yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama

saya menyusun karya tulisi lmiah ini.

3. Pembimbing tercinta Bu Ratna Prahesti, S.ST terimakasih sudah selalu

memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

4. Teruntuk Catur Agus P yang selalu mendukung dan memberikan semangat

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Teman-teman terdekat saya yang selalu saling memberikan dukungan dan

bantuan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. Almamater Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

Page 7: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan-limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul :“Faktor PenyebabTerjadinya Asfiksia Neonatorum di RSUD Sleman Yogyakarta Pada Tahun 2014”.

Penelitian ini telah dapat diselesaikan atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih dengan setulus-tulusnya kepada: 1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes selaku Ketua Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian 2. Reni Merta Kusuma, M.Keb selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan yang memberikan izin

untuk melakukan penelitian. 3. Ratna Prahesti, SST selaku pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang telah membimbing

dengan penuh kesabaran. 4. Ida Nursanti, S.Kep. Ns. MPH selaku penguji yang telah bersedia untuk menguji dan

memberikan masukan kepada penulis. 5. Dr. Joko Hastaryo, M.Kes selaku Kepala RSUD Sleman, Yogyakarta yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di RSUD Sleman, Yogyakarta.

Semoga penelitian ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca, penulis mengharap kritik, saran, dan evaluasi yang bersifat membangun perlengkapan Karya Tulis Ilmiah ini.

Yogyakarta, Juni 2015

Penulis

Page 8: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

DAFTAR ISI

Hal HALAMAN JUDUL .................................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii PERNYATAAN ........................................................................................................ iv HALAMAN MOTTO ................................................................................................ .v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vi KATA PENGANTAR ............................................................................................... vii DAFTAR ISI……………………………………………………………………….viii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 6 E. Keaslian Penelitian ......................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori .............................................................................................. 10 1. Pengertian ................................................................................................ 10 2. Etiologi dan Faktor Predisposisi .............................................................. 11 3. Diagnosis ............................................................................................. …23 4. Tand dan Gejala ................................................................................... …25 5. Klasifikasi ............................................................................................ …26 6. Pencegahan .......................................................................................... …27 7. penatalaksanaan ................................................................................... …28

B. Kerangka Teori ............................................................................................. 30 C. Kerangka Konsep ......................................................................................... 31 D. Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 31

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian .......................................................................................... 32 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 32 C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 32 D. Variabel Penelitian ....................................................................................... 34 E. Definisi Operasional ..................................................................................... 34 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ........................................................... 35 G. Validitas dan Reliabilitas.. ........................................................................... 35 H. Metode pengolahan data ............................................................................... 36 I. Analisa

Hasil..................................................................................................36 J. EtikaPenelitian ......................................................................................... …37 K. PelaksanaanPenelitian .................................................................................. 38

Page 9: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

viii

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ............................................................................................. 40

1.Gambaran umum lokasi penelitian ..................................................... 40 2.Karakteristik Responden ..................................................................... 41 3.Analisis hasil penelitian ...................................................................... 43

B. Pembahasan .................................................................................................. 46 C. Keterbatasan penelitian ................................................................................ 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan ........................................................................................ 56 B.Saran .................................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Page 10: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

ix

DAFTAR GAMBAR

Hal Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................................30 Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................................31

Page 11: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel2.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 34 Tabel4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur Kehamilan Ibu ................................................................... 41 Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Paritas Ibu .................................................................................... 43 Tabel4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin Bayi ...................................................................... 43 Tabel4.4 Distribusi Frekuensi Faktor penyebab Terjadinya Asfiksia

Neonatorum .................................................................................. 43 Tabel4.5 Distribusi Frekuensi Faktor penyebab Terjadinya Asfiksia

Neonatorum Berdasarkan Faktor Ibu ........................................... 42 Tabel4.6 Distribusi Frekuensi Faktor penyebab Terjadinya Asfiksia

Neonatorum Berdasarkan Faktor Tali Pusat ................................ 42 Tabel4.7 Distribusi Frekuensi Faktor penyebab Terjadinya Asfiksia

Neonatorum Berdasarkan Faktor Bayi ......................................... 43

Page 12: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Lembar Checklist

Lampiran 2.Surat Izin Penelitian

Lampiran 3.Jadwal Penelitian

Lampiran 4.Lembar Kegiatan Bimbingan KTI

Page 13: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xii

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014

INTISARI

Riqoh Fatmala Dewi1, Ratna Prahesti2

Latar Belakang: Angka kematian neonatus di Indonesia masih cukup tinggi yaitu sebanyak 19 kematian per 1000 kelahiran hidup, 27% penyebab kematian nonatus tersebut yaitu asfiksia neonatorum. Asfiksia dapat menyebabkan suplai oksigen ke tubuh janin menjadi terlambat, jika berlangsung terlalu lama dapat menimbulkan perdarahn otak, kerusakan otak, dan keterlambatan tumbuh kembang. Penyebab tertinggi kematian neonatus di DIY adalah asfiksia neonatorum. Asfiksia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah lahir. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum terdiri dari tiga faktor yaitu faktor ibu, faktor tali pusat, dan faktor bayi. Asfiksia neonatorum merupakan penyebab utama kematian bayi di Kabupaten Sleman. Dari data studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Sleman didapatkan data bayi yang mengalami asfiksia neonatorum yaitu sebanyak 388 bayi (24,50%). Tujuan: Mengetahui faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum di RSUD Sleman pada tahun 2014. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, jumlah sampel dalam penelitian berjumlah 80 responden, analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil: Bayi yang mengalami asfiksia neonatorum paling banyak disebabkan oleh faktor bayi yaitu sebanyak 60 responden (75%), berdasarkan faktor ibu yang tertinggi adalah preeklamsia dan eklamsia yaitu sebanyak 7 responden (41,2%), berdasarkan faktor tali pusat adalah lilitan tali pusat yaitu sebanyak 3 responden (100%), berdasarkan faktor bayi yang tertinggi adalah persalinan dengan tindakan yaitu sebanyak 28 responden (46,6%). Kesimpulan: Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum mayoritas disebabkan oleh faktor bayi, berdasarkan faktor ibu mayoritas dikarenakan preeklamsia dan eklamsia, berdasarkan faktor tali pusat dikarenakan lilitan tali pusat, berdasarkan faktor bayi mayoritas dikarenakan persalinan dengan tindakan.

Kata Kunci : Asfiksia neonatorum, Bayi baru lahir

1Mahasiswa D-3 Kebidanan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

Page 14: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

xiii

THE CAUSE FACTORS OF 2014 INCIDENCE IN NEONATAL ASPHYXIA SLEMAN HOSPITAL YOGYAKARTA

ABSTARCT

Riqoh Fatmala Dewi1, Ratna Prahesti2

Background: Neonatal mortality rate in Indonesia is still high at 19/1,000 live births, 27% of the cause of neonatal deaths are neonatal asphyxia. Asphyxia can cause oxygen supply to the fetus becomes too late, if it lasts too long can cause brain bleeding, brain damage, and developmental delays. Leading cause of neonatal death was asphyxia neonatorum in DIY. Neonatal asphyxia is a condition where the baby can not breathe spontaneously soon after birth and regularly. The causes of neonatal asphyxia consists of three factors: maternal factors, factors umbilical cord, and infant factors. Neonatal asphyxia is a major cause of infant mortality in Sleman. Data from preliminary studies conducted in hospitals Sleman data obtained infants with neonatal asphyxia as many as 388 infants (24.50%). Objective: To determine the causes of neonatal asphyxia 2014 in Sleman Hospital. Methods: This study used a descriptive method, sampling with purposive sampling method, the number of samples in the study amounted to 80 respondents, data analysis using univariate analysis. Results: Infants with neonatal asphyxia mostly caused by factors babies as many as 60 respondents (75%), based on the highest maternal factors are preeclampsia and eclampsia as many as seven respondents (41.2%), based factor is the umbilical cord umbilical cord loops as many as three respondents (100%), based on the highest infant factor is labor to act as many as 28 respondents (46.6%). Conclusion: The cause of the majority of neonatal asphyxia caused by factors infants, based on the majority of maternal factors due to preeclampsia and eclampsia, based on umbilical cord factor because nuchal cord, based on the majority of infants factor due to the action of labor.

Keywords: Causes of neonatal asphyxia

1Student D-3 Midwifery Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Supervisor of scientific paper

Page 15: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2012 Angka

kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam menentukan derajat

kesehatan anak. Setiap tahunnya kematian bayi baru lahir atau neonatal

mencapai 37% dari semua kematian pada anak balita. Dalam setiap harinya

hampir 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal karena penyebab yang tidak

dapat dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 75% terjadi pada

minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai 45% kematian tersebut

terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab utama

kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir

prematfur 29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir

dengan Asfiksia dan trauma. Asfiksia menempati penyebab kematian bayi ke

3 di dunia dalam periode awal kehidupan (WHO, 2012).

Di Indonesia angka kematian neonatus masih cukup tinggi yaitu

sebanyak 19 kematian per 1000 kelahiran hidup, dimana 55,8% dari kematian

bayi terjadi pada periode neonatal, sekitar 78,5%-nya terjadi pada umur 0-6

hari (SDKI, 2012 dan Riskesdas 2007). Penyebab dari kematian neonatus

tersebut meliputi asfiksia (27%), BBLR (29%), trauma lahir, tetanus

neonatorum, kelainan congenital, dan infeksi. Berbagai upaya yang aman dan

1

Page 16: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

2

efektif untuk mencegah dan mengatasi penyebab utama kematian bayi baru

lahir adalah pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan persalinan

normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga kesehatan

professional, untuk menurunkan angka kematian bayi baru lahir karena

asfiksia, persalinan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kemampuan dan keterampilan manajemen asfiksia pada bayi baru lahir

(JNPK-KR, 2008).

Asfiksia termasuk dalam bayi baru lahir dengan risiko tinggi karena

memiliki kemungkinan lebih besar mengalami kematian bayi atau sakit berat

dalam masa neonatal. Asfiksia dapat menyebabkan suplai oksigen ke tubuh

menjadi terlambat, jika terlalu lama akan membuat bayi menjadi koma dan

mengalami cacat otak. Kejadian asfiksia jika berlangsung terlalu lama dapat

menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan keterlambatan tumbuh

kembang. Asfiksia memerlukan intervensi dan tindakan yang tepat untuk

meminimalkan terjadinya kematian bayi yaitu dengan cara pelayanan

manajemen asfiksia pada bayi baru lahir yang bertujuan untuk

mempertahankan kelangsungan hidup bayi, kegiatan tersebut difokuskan

pada persiapan resusitasi, keputusan resusitasi, tindakan resusitasi dan asuhan

pasca resusitasi (Depkes RI, 2008a).

Page 17: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

3

Berdasarkan dari tiga penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,

penelitian yang telah dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta didapatkan hasil bahwa bayi yang mengalami asfiksia yang

disebabkan oleh faktor bayi dengan persalinan tindakan sebesar 233 bayi

(81,2%), disebabkan oleh faktor ibu dengan preeklamsia dan eklamsia

sebesar 31 bayi (59,6%), dan disebabkan oleh faktor tali pusat sebesar 0

(0%). Penelitian yang telah dilakukan di RSUD Kabupaten Rokan Hulu

didapatkan hasil bahwa pada tingkat kepercayaan (CI) 95% diperoleh faktor

usia ibu p value 0,34, usia kehamilan p value 0,202, solusio plasenta p value

0,0005, didapat kesimpulan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara usia

ibu dan usia kehamilan dengan kejadian asfiksia neonatorum. Penelitian yang

telah dilakukan di Ruang Ponek Bapelkes Bandung didapatkan hasil bahwa

terdapat hubungan antara ketubah pecah dini dengan kejadian asfiksia pada

bayi baru lahir. Jadi, dari ketiga hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan

bahwa masih cukup banyak bayi baru lahir yang mengalami asfiksia

neonatorum dengan faktor penyebab yang disebabkan oleh faktor bayi

dengan persalinan tindakan dan terdapat hubungan antara ketuban pecah dini

dengan kejadian asfiksia, sehingga perlu dilakukan upaya untuk mengatasi

masalah kejadian asfiksia dengan meminimalkan faktor risiko kejadian

asfiksia melalui pelayanan antenatal yang berkualitas dan pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kemampuan dalam

Page 18: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

4

tindakan resusitasi pada bayi dengan asfiksia neonatorum (Aida (2014), Rika

(2013), dan Ninik (2013)).

Berdasarkan data hasil laporan Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012 menyatakan bahwa Angka

Kematian Bayi (AKB) di D.I. Yogyakarta berjumlah 281, dengan penyebab

kematian asfiksia neonatorum (34,87%), BBLR (19,21%), infeksi (10,67%),

dan lain-lain (3,20%). Terlihat dari data tersebut bahwa angka kematian bayi

tertinggi di D.I Yogyakarta disebabkan oleh asfiksia neonatorum (Dinkes

DIY, 2013).

Berdasarkan data profil Kesehatan Sleman Tahun 2013, didapatkan data

jumlah kelahiran sebanyak 14.225 bayi. Dari angka kelahiran tersebut,

terdapat sebanyak 65 kematian bayi yang terdiri dari kematian bayi laki-laki

sebanyak 51 bayi, kematian bayi perempuan sebanyak 14 bayi. Angka

Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sleman dapat dipertahankan di bawah

7,63 untuk setiap 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun

2012 sebesar 5,17 dan pada tahun 2013 turun menjadi 4,57 per 1.000

kelahiran hidup. Angka tersebut jauh lebih rendah jika dibandingkan AKB

DIY sebesar 16 per 1.000 kelahiran hidup ataupun tingkat nasional sebesar

34 per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian tertinggi adalah Asfiksia

sejumlah 19 bayi, Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) 12 bayi, Infeksi 11 bayi,

Page 19: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

5

kelainan congenital 8 bayi, Dehidrasi 2 bayi, Kecelakaan 1 bayi, dan lain-lain

12 bayi (Dinkes Kab.Sleman, 2014).

Dari data studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Sleman pada

tahun 2014 didapatkan data, dari 1654 jumlah bayi yang dilahirkan di RSUD

Sleman terdapat sebanyak 388 bayi baru lahir yang mengalami asfiksia

neonatorum. Dilihat dari masalah yang terjadi diatas, maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian tentang “Faktor Penyebab Terjadinya Asfiksia

Neonatorum di RSUD Sleman pada Tahun 2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut “Apakah faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum di

RSUD Sleman pada tahun 2014?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum di RSUD

Sleman pada tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum

berdasarkan faktor ibu di RSUD Sleman pada tahun 2014.

Page 20: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

6

b. Mengetahui faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum

berdasarkan faktor tali pusat di RSUD Sleman pada tahun 2014.

c. Mengetahui faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum

berdasarkan faktor bayi di RSUD Sleman pada tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Bidan di ruang Nusa Indah 1 dan Nusa Indah 2 di RSUD Sleman

Penelitian ini dapat memberikan masukan penting tentang faktor

penyebab dari kejadian asfiksia neonatorum di RSUD Sleman

sehingga dapat dilakukan upaya preventif dalam rangka menurunkan

angka kejadian asfiksia neonatorum.

b. Bagi Bidan di Tempat Lain

Penelitian ini dapat memberikan masukan tentang asfiksia

neonatorum dan jika bidan harus mengenali lebih awal tanda gejala

komplikasi ibu hamil dan segera melakukan rujukan saat terjadi suatu

komplikasi.

c. Bagi Perpustakaan STIKES A.Yani Yogyakarta

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan tambahan untuk

bacaan dan sebagai dasar peneliti lain untuk melanjutkan penelitian

berikutnya.

Page 21: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

7

d. Bagi Ibu Hamil yang melakukan periksa hamil (ANC) di Bidan,

Puskesmas, dan Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan ibu hamil

dalam menjaga kehamilannya dan mengenali tanda terjadinya suatu

keadaan yang tidak wajar pada ibu hamil.

e. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi, bahan

informasi atau penambah pengetahuan peneliti lain dalam melakukan

penelitian selanjutnya

E. Keaslian Penelitian

1. Wulandari, A. F (2014), dengan penelitian yang berjudul “Gambaran

Faktor Penyebab Kejadian Asfiksia Neonatorum Tahun 2013 di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”, penelitian ini

menggunakan metode penelitian deskriptif. Pengambilan sampel

dengan metode total sampling. Besar sampel dalam penelitian 339

bayi. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasilnya bayi

yang mengalami asfiksia neonatorum disebabkan faktor ibu dengan

preeklamsia, eklamsia sebesar 31 (59,6%), faktor tali pusat 0 (0%),

Page 22: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

8

dan disebabkan faktor bayi dengan persalinan tindakan sebesar 233

(81,2%).

Persamaan dengan penelitian ini adalah metode penelitian, sampel

dan tehnik pengambilan sampel, analisis data, instrument yang

digunakan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian,

dan tujuan penelitian.

2. Herawati, R (2013) dengan penelitian berjudul “Faktor-faktor yang

Menyebabkan Terjadinya Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir

di RSUD Kabupaten rokan Hulu”, penelitian ini menggunakan

metode survey analitik dengan desain case control. Cara pengambilan

sampel dengan metode sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan lembar Checklist. Analisa data menggunakan

uji Chi square dan regresi linier. Hasil penelitian menunjukkan pada

derajat kepercayaan (CI) 95% diperoleh faktor usia ibu p value 0,34,

usia kehamilan p value 0,202, solusio plasenta p value 0,0005.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan bermakna antara usia ibu dan usia kehamilan dengan

kejadian Asfiksia Neonatorum di RSUD Kabupaten Rokan Hulu

tahun 2011.

Persamaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian dan

instrument yang digunakan dalam penelitian.

Page 23: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

9

Perbedaan dengan penelitian ini adalah tujuan penelitian, metode

penelitian, sampel dan tehnik pengambilan sampel, analisis data.

3. Azizah, N (2013) dengan penelitian berjudul “Hubungan antara

Ketuban Pecah Dini dan Kejadian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir di

Ruang Ponek Bapelkes RSD Bandung”, penelitian ini menggunakan

desain penelitian analitik melalui pendekatan cross sectional dengan

metode simple random sampling. Data kejadian asfiksia dianalisis

dengan metode chi square. Kesimpulan dari penelitian ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan

kejadian asfiksia pada bayi baru lahir.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah judul penelitian, tujuan

penelitian, metode penelitian, sampel dan tehnik pengambilan sampel,

analisis data,dan instrument yang digunakan dalam penelitian.

Page 24: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

RSUD Sleman Yogyakarta memberikan pelayanan KIA,

kehamilan, dan persalinan. Pelayanan persalinan di RSUD Sleman

terdapat di Ruang Nusa Indah 1, ruang tersebut berdekatan dengan

Ruang Nusa Indah 3 atau Ruang Perinatal. Di ruang tersebut

pelayannan nya sudah cukup bagus. Peralatan yang digunakan

untuk melakukan pertolongan persalinan sudah lengkap dan

bagus, terutama peralatan untuk resusitasi pada bayi baru lahir

yang mengalami asfiksia juga sudah lengkap. Ruang Nusa Indah 1

bekerjasama dengan Ruang Nusa Indah 3 saat ada persalinan,

sehingga jika terdapat bayi yang mengalami asfiksia akan segera

ditangani oleh pihak yang sudah mendapatkan wewenang untuk

melakukan resusitasi pada bayi yang mengalami asfiksia. Bayi

yang mengalami asfiksia akan segera ditangani mulai dari langkah

awal resusitasi sampai dengan tahap dimana bayi tidak mengalami

asfiksia lagi. Setelah bayi tidak mengalami asfiksia lagi, bayi

tersebut akan dilakukan IMD atau akan segera dibawa ke Ruang

Nusa Indah 3 untuk mendapatkan perawatan yang lebih lanjut.

40

Page 25: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

41

Selain peralatan, ketersediaan obat di Ruang Nusa Indah 1

juga sudah lengkap, terutama obat yang di perlukan jika suatu saat

terjadi suatu komplikasi secara mendadak. Ruang Nusa Indah 1

dan Ruang Nusa Indah 3 selalu bekerjasama untuk melakukan

pertolongan persalinan yang terbaik bagi semua pasien di RSUD

Sleman.

2. Karakteristik Responden

Berdasarkan data yang diperoleh, karakteristik responden pada

penelitian ini meliputi: umur kehamilan, paritas, dan jenis kelamin

bayi dapat dilihat pada tabel berikut:

a. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Umur Kehamilan di RSUD Sleman

Klasifikasi Umur Kehamilan Frekuensi Persentase

26-30 minggu 31-35 minggu 36-42 minggu

16 21 43

20,00 26,25 53,75

80 100

Sumber: Rekam Medik RSUD Sleman Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa paling banyak

umur kehamilan ibu yang melahirkan di RSUD Sleman adalah

umur kehamilan 36-42 minggu yaitu sebanyak 43 responden

(53,75%).

Page 26: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

42

b. Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Paritas Ibu di RSUD Sleman

Klasifikasi Paritas Ibu Frekuensi Persentasi

Primipara (1) Multipara (2-3) Grandemultipara (4->4)

31 22 27

38,75 27,5 33,75

80 100

Sumber: Rekam Medi RSUD Sleman Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa paling banyak

ibu yang melahirkan di RSUD Sleman adalah ibu primipara yaitu

sebanyak 31 responden (38,75%).

c. Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

Berdasarkan Jenis Kelamin bayi di RSUD Sleman

Jenis kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki Perempuan

31 49

38,75 61,25

80 100

Sumber: Rekam Medik RSUD Sleman Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa paling banyak

jenis kelamin bayi yang lahir di RSUD Sleman adalah bayi

perempuan yaitu sebanyak 49 responden (61,25%).

Page 27: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

43

3. Analisis Hasil Penelitian

Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum meliputi tiga

faktor yaitu faktor ibu, faktor tali pusat, dan faktor bayi dapat

dilihat pada tabel berikut:

a. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Terjadinya

Asfiksia Neonatorum di RSUD Sleman Tahun 2014

No Faktor penyebab terjadinya asfiksia Frekuensi Persentase

1 2 3

Faktor ibu Faktor tali pusat Faktor bayi

17 3 60

21,25 3,75 75

Total 80 100

Sumber data: Rekam Medik RSUD Sleman Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa faktor tertinggi penyebab

asfiksia neonatorum di RSUD Sleman adalah faktor bayi yaitu

sebanyak 60 responden (75%), sedangkan faktor terendah adalah

faktor tali pusat yaitu sebanyak 3 responden (3,75%).

Page 28: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

44

b. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Terjadinya

Asfiksia Neonatorum Berdasarkan Faktor Ibu di RSUD

Sleman Tahun 2014

No Faktor Ibu Frekuensi Persentase

1 2 3 4 5

Preeklamsia, Eklamsia Perdarahan abnormal (solusio plasenta dan plasenta previa) Partus lama atau partus macet Demam selama persalinan dan infeksi berat Kehamilan post matur >42 minggu

7 2 5 1 2

41,2 11,8 29,4 5,9 11,8

Total 17 100

Sumber data: Rekam Medik RSUD Sleman tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa berdasarkan faktor ibu

yang menjadi faktor tertinggi penyebab terjadinya asfiksia

neonatorum adalah preeklamsia dan eklamsia yaitu sebanyak 7

responden (41,2%) dengan preklamsia sebanyak 5 responden dan

eklamsia sebanyak 2 responden, sedangkan faktor terendah adalah

demam selama persalinan yaitu sebanyak 1 (5,9%).

Page 29: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

45

c. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Terjadinya

Asfiksia Neonatorum Berdasarkan Faktor Tali Pusat di RSUD

Sleman Tahun 2014

No Faktor Tali Pusat Frekuensi Persentase

1 2 3 4

Lilitan tali pusat Tali pusat pendek Simpul tali pusat Prolapsus tali pusat

3 0 0 0

100 0 0 0

Total 3 100 Sumber data: Rekam Medik RSUD Sleman Tahun 2014

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa berdasarkan faktor tali

pusat yang menjadi faktor penyebab terjadinya asfiksia

neonatorum adalah lilitan tali pusat yaitu sebanyak 3 responden

(100%).

d. Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Faktor Penyebab Terjadinya

Asfiksia Neonatorum Berdasarkan Faktor Bayi di RSUD

Sleman Tahun 2014

No Faktor bayi Frekuensi Persentase

1 2 3 4

Bayi premature <37 minggu Persalinan dengan tindakan BBLR Air ketuban bercampur mekonium

5 28 7 20

8,4 46,6 11,6 33,4

Total 60 100

Sumber data: Rekam Medik RSUD Sleman Tahun 2014

Page 30: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

46

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa berdasarkan faktor bayi

yang menjadi faktor tertinggi penyebab terjadinya asfiksia

neonatorum adalah persalinan dengan tindakan yaitu sebanyak 28

responden (46,6%) dengan ekstraksi vakum sebanyak 7

responden, induksi persalinan sebanyak 9 responden, presentasi

sungsang 7 responden, dan gemelli sebanyak 5 responden,

sedangkan faktor terendah adalah bayi lahir prematur <37 minggu

yaitu sebanyak 5 responden (8,4%).

B. Pembahasan

1. Faktor Penyebab Terjadinya Asfiksia Neonatorum di RSUD

Sleman Tahun 2014

Dari tabel 4.4 diatas dapat dilhat bahwa responden yang

mengalami asfiksia neonatorum paling banyak disebabkan oleh

faktor bayi yaitu persalinan dengan tindakan sebanyak 60

responden (75%) dengan ekstraksi vakum sebanyak 7 responden,

induksi persalinan sebanyak 9 responden, presentasi sungsang 7

responden, dan gemelli sebanyak 5 responden, sedangkan faktor

terendah adalah faktor tali pusat yaitu sebanyak 3 responden

(3,75%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang telah

Page 31: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

47

dilakukan oleh Wulandari, A. F (2014) yang mengatakan bahwa

dari 339 responden yang mengalami asfiksia neonatorum paling

banyak disebabkan oleh faktor bayi yaitu persalinan dengan

tindakan sebanyak 233 responden. Hal ini terjadi karena

persalinan dengan tindakan dapat menyebabkan menurunnya

aliran darah ke janin dan menurunnya aliran oksigen ke janin dan

akibatnya terjadi gawat janin atau fetal distress, hal tersebut dapat

menyebabkan asfiksia pada bayi baru lahir (Manuaba, 2007). Ibu

hamil yang bersalin di RSUD Sleman mayoritas adalah ibu hamil

rujukan dari Bidan, dikarenakan ibu tersebut mengalami suatu

kondisi yang berisiko pada bayi maupun ibu. Perslinan di RSUD

Sleman dilakukan oleh dokter yang sudah berwenang saat ada

persalinan dengan menggunakan ekstraksi vakum, bayi letak

sungsang, dan gemelli, sedangkan untuk induksi persalinan masih

ditolong oleh Bidan di Ruang Nusa Indah 1 dan jika ada suatu

keadaan yang berisiko akan didampingi oleh dokter atau

persalinannya akan ditolong oleh dokter. Ibu yang bersalin di

RSUD Sleman paling banyak adalah ibu dengan umur kehamilan

36-42 minggu dan ibu hamil pertama atau primigravida.

Persalinan di RSUD Sleman mayoritas dilakukan dengan

seksio cesarea karena kebanyakan bayi mengalami fetal distress

Page 32: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

48

sehingga mengharuskan untuk dilakukannya seksio cesarea untuk

memperingan komplikasi yang akan terjadi pada bayi. Selain itu,

persalinan dengan tindakan seperti ekstraksi vakum, presentasi

sungsang, dan gemelli pertolongan persalinannya dilakukan oleh

dokter yang sudah mempunyai kewenangan untuk melakukan

pertolongan persalinan atas indikasi tersebut, sehingga

kemungkinan komplikasi yang terjadi dapat segera ditangani oleh

penolong persalinan tersebut.

2. Faktor Penyebab Terjadinya Asfiksia Neonatorum Berdasarkan

Faktor Ibu

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa faktor penyebab

terjadinya asfksia neonatorum berdasarkan faktor ibu yang

tertinggi yaitu disebabkan oleh preeklamsia dan eklamsia yaitu

sebesar 7 (41,2%) dengan preeklamsia sebanyak 5 responden dan

eklamsia sebanyak 2 responden, sedangkan demam selama

persalinan dan infeksi berat diketahui sebabai faktor penyebab

terendah yang dapat menyebabkan asfiksia neonaorum yaitu

sebesar 1 (5,9%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Wulandari, A. F (2014) yang mengatakan

terdapat pengaruh yang signifikan antara antara preeklamsia

dengan kejadian asfiksia neonatorum.

Page 33: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

49

Perubahan fisiologi patologi yang sering terjadi pada

preeklamsia dan eklamsia diantaranya yaitu terjadi perubahan

pada plasenta yaitu terjadi gangguan fungsi pada plasenta yang

mengakibatkan menurunnya aliran darah ke plasenta dan aliran

oksigen ke janin berkurang sehingga akibatnya terjadi gawat

janin, hal ini dapat menyebabkan asfiksia neonatorum pada bayi

baru lahir.Ibu dengan preeklamsia bisa terjadi konvulsi, jika

konvulsi terjadi selama prenatal atau ketika persalinan, ibu dan

janinnya dapat mengalami hipoksia (Winkjosastro, 2007).

Ibu yang bersalin di RSUD Sleman paling banyak adalah ibu

hamil dengan umur kehamilan 36-42 minggu dan ibu hamil

primigravida. Pada ibu hamil primigravida dimungkinkan akan

terjadi suatu kecemasan saat menghadapi persalinan yang baru

pertama kali, sehingga pola nafas ibu tidak teratur dan aliran

oksigen ke janin juga menjadi tidak teratur. Kecemasan pada ibu

hamil juga dapat menimbulkan naiknya tekanan darah pada ibu,

sehingga akan berisiko saat ibu melakukan persalinan. Pada ibu

primigravida juga kemungkinan bisa terjadi kala II lama

dikarenakan ibu belum bisa mengejan dengan baik saat persalinan,

hal tersebut dapat menyebabkan asfiksia neonatorum, sehingga

bidan dianjurkan untuk mengajari ibu teknik relaksasi, cara

Page 34: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

50

mengejan yang baik dan saat menghadapi persalinan ibu

dianjurkan untuk tenang.

Demam selama persalinan dan infeksi berat menjadi faktor

terendah yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia neonatorum

yaitu sebesar 1 (5,9%), hal ini dikarenakan di RSUD Sleman

sudah menerapkan program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

(PPI) sebagai salah satu bentuk dari program keselamatan pasien

(patient safety). Demam selama persalinan biasanya disebabkan

karena terjadinya infeksi berat, sehingga meningkatkan risiko

infeksi pada neonatus. Infeksi neonatus ini dapat terjadi

intrauterine melalui transplasenta, intrapartum melalui jalan lahir

atau proses persalinan dan pasca partum. Infeksi berat (malaria,

sifilis, TBC, HIV) dapat ditularkan dari ibu ke janinnya, sehingga

dapat menimbulkan komplikasi pada bayi yang dilahirkan bahkan

dapat menimbulkan kematian perinatal (Kosim, 2009).

Page 35: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

51

3. Faktor penyebab terjadinya asfikia neonatorum berdasarkan dari

faktor tali pusat

Dari tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa faktor penyebab

terjadinya asfksia neonatorum berdasarkan faktor tali pusat yaitu

disebabkan oleh tali pusat pendek yaitu sebesar 3 (100%),

sedangkan untuk faktor lain tidak ditemukan 0 (0%). Faktor tali

pusat ini hanya bisa diketahui setelah ibu melakukan USG, karena

dengan pemeriksaan perabaan tidak dapat terdeteksi apakah

terjadi lilitan tali pusat, tali pusat pendek, dan simpul tali pusat.

Hal ini dikarenakan persalinan di RSUD Sleman mayoritas

dilakukan dengan seksio cesarean sehingga dapat memperingan

komplikasi yang akan terjadi pada bayi. Lilitan tali pusat dapat

menyebabkan tali pusat menjadi pendek. Tali pusat yang pendek

dapat menyebabkan persalinan lama atau kala II lama, tali pusat

putus dan solusio plasenta, keadaan ini mengakibatkan penurunan

aliran darah dan oksigen melalui tali pusat ke janin sehingga bayi

dapat mengalami asfiksia neonatorum. Pertolongan persalinan

dengan prolaps trail pusat sering dilakukan dengan seksio

cesarean, janin akan dilahirkan perabdomen sehingga janin tidak

akan menekan tali pusat dan tidak terjadi penurunan aliran darah

ke janin akibat tali pusat yang terjepit, berbeda apabila persalinan

Page 36: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

52

dilakukan secara normal (melalui jalan lahir), maka tali pusat akan

terjepit pada saat tali pusat melewati jalan lahir. Prolaps tali pusat

juga merupakan indikasi mutlak untuk melakukan persalinan

secara seksio cesarean (Andry, 2013).

4. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum berdasarkan

faktor bayi

Dari tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa faktor penyebab

terjadinya asfksia neonatorum berdasarkan bayi yang tertinggi

yaitu disebabkan oleh persalinan dengan tindakan yaitu sebesar 28

(46,6%) dengan ekstraksi vakum sebanyak 7 responden, induksi

persalinan sebanyak 9 responden, presentasi sungsang 7

responden, dan gemelli sebanyak 5 responden, sedangkan untuk

faktor lain terendah yaitu bayi premature <37 minggu yaitu

sebesar 5 (8,4%). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

Wulandari, A. F (2014) yang mengatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara jenis persalinan dengan kejadian asfiksia

neonatorum.

Persalinan dengan tindakan yang menyebabkan terjadinya

asfiksia neonatorum di RSUD Sleman yaitu ekstraksi vakum

sebanyak 7 responden, induksi persalinan sebanyak 9 responden,

letak sungsang sebanyak 7 responden, dan gemelli sebanyak 5

Page 37: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

53

responden. Letak sungsang dapat menimbulkan komplikasi pada

bayi seperti hipoksia, bayi sungsang lebih lambat untuk bernafas

secara spontan daripada bayi dengan presentasi kepala, dan

memerlukan resusitasi bag and mask untuk menegakkan

pernafasan. Bayi sungsang yang dilahirkan pervaginam biasanya

nilai apgar pada 1 menit pertama lebih rendah (Chapman, 2006).

Persalinan dengan tindakan dengan induksi persalinan dapat

menimbulkan kontraksi rahim yang berlebihan, pecahnya vasa

previa, proplaps bagian kecil janin terutama tali pusat dan

gangguan sirkulasi retroplasenta pada tetania uteri atau solusio

plasenta sehingga dapat terjadi fetal distress (Manuaba, 2007). Di

RSUD Sleman pemberian obat induksi mayoritas dilakukan di

RSUD Sleman. Hal tersebut karena banyak terjadi Ketuban Pecah

Dini (KPD) pada ibu. Ketuban pecah dini dapat menyebabkan

terjadi 3 hal, salah satunya adalah infeksi maternal. infeksi

maternal menyebabkan terbentuknya sel gram negatif terbentuk,

lalu berintegrasi dan menghasilkan suatu endotoksin yang

kemudian menyebabkan terjadinya vasospasmus yang kuat pada

vena, akibatnya terjadi perembesan cairan dari ruangan vaskular

ke ruang ekstravaskular sehingga volume darah yang beredar

kurang. Akibatnya aliran darah plasenta maternal berkurang, O2

Page 38: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

54

yang diterima janin pun berkurang lalu terjadi hipoksia sehingga

ketika dilahirkan bayi mengalami asfiksia. Ketuban pecah dini

juga dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur, pada

kehamilan preterm organ janin belum berfungsi optimal misalnya

organ paru. Komplikasi jangka pendek pada bayi lahir preterm

dikaitkan dengan pematangan paru janin yang menyebabkan

hipoksia sehingga saat lahir bayi mengalami asfiksia. Hal tersebut

sesuai dengan penelitian Azizah, N (2013) yang mengatakan

bahwa ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan kejadian

asfiksia neonatorum pada bayi baru lahir.

Persalinan dengan gemelli dapat terjadi komplikasi, antara lain

terdapat pertumbuhan plasenta yang baik pada satu janin yang

mengalahkan tumbuh kembang plasenta yang lain sehingga dapat

terjadi asfiksia sa,pai dengan kematian. Kejadian ini sangat

mungkin jika implantasi plasentanya berdekatan (Manuaba,

2007).

Kelainan bawaan seperti hernia diafragma dan atresia coana

tridak ditemukan sebagai salah satu penyebab dari faktor bayi

yang mempengaruhi terjadinya asfiksia neonatorum di RSUD

Sleman. Usia ibu yang melahirkan di RSUD Sleman tahun 2014

mayoritas ibu dengan usia reproduksi sehat (20-35 tahun)

Page 39: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

55

sehingga dapat mengurangi kejadian kelainan bawaan. Faktor

penyebab terjadinya kelainan bawaan salah satunya adalah faktor

dari umur ibu, ibu dengan usia reproduksi yang tidak sehat

merupakan kehamilan beresiko tinggi. Hamil pada usia>35 tahun

dapat memberikan dampak seperti bayi meninggal atau cacat

(Winkjosastro, 2007).

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, keterbatasan yang muncul dapat dilihat saat

peneliti melakukan penelitian sebagai berikut :

1. Peneliti hanya meneliti menggunakan data sekunder, sehingga

tidak semua penyebab asfiksia neonatorum dapat diungkapkan

atau dianalisa oleh peneliti karena kekurangan data pendukung

dari rekam medik serta peneliti juga tidak dapat melihat

kondisi responden secara langsung.

2. Data yang dimiliki oleh peneliti tidak lengkap dikarenakan

peneliti tidak mengambil secara lengkap identitas responden

dari data faktor penyebab yang meliputi usia ibu, responden

dirujuk atau tidak, dan tindakan yang dilakukan sebelum

dirujuk sehingga kekurangan data untuk membahas lebih

menyeluruh penyebab asfiksia pada bayi baru lahir.

Page 40: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian pembahasan diatas dapat

disimpulkan bahwa :

1. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum di RSUD

Sleman yang tertinggi disebabkan oleh faktor bayi yaitu

sebanyak 60 responden (75%).

2. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum berdasarkan

faktor ibu di RSUD Sleman Tahun 2014 yang tertinggi

dikarenakan preeklamsia dan eklamsia yaitu sebanyak 7

responden (41,2%).

3. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum berdasarkan

faktor tali pusat di RSUD Sleman Tahun 2014 dikarenakan

lilitan tali pusat yaitu sebanyak 3 responden (100%).

4. Faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum berdasarkan

faktor bayi di RSUD Sleman Tahun 2014 yang tertinggi

dikarenakan persalinan dengan tindakan yaitu sebanyak 39

responden (42,9%).

Page 41: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

57

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat diberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi bidan di Ruang Nusa Indah 1 dan Nusa Indah 3 di RSUD

Sleman

Diharapkan dapat melakukan upaya screening pada ibu hamil

sehingga kehamilan patologi seperti preeklamsia dan

kehamilan yang berisiko dapat diketahui serta dapat dilakukan

upaya preventif untuk mencegah komplikasi pada bayi baru

lahir seperti asfiksia neonatorum.

2. Bagi Bidan di Tempat Lain

Diharapkan dapat melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai

dengan prosedur pemeriksaan kehamilan, mengenali gejala

awal suatu kondisi ibu hamil, selalu mengingatkan ibu hamil

untuk segera memeriksakan kehamilannya saat merasakan

kondisi yang tidak wajar atau tidak seperti biasanya, dan jika

ada suatu komplikasi harus segera melakukan rujukan ke

rumah sakit yang mempunyai kewenangan dan peralatan

medis yang lebih lengkap.

Page 42: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

58

3. Bagi perpustakaan Stikes A.Yani Yogyakarta

Diharapkan penelitian ini dapat dioperasionalkan sebagai

bahan informasi untuk penelitian selanjutnya tentang faktor

penyebab terjadinya asfiksia neonatorum.

4. Bagi Ibu Hamil yang melakukan periksa hamil (ANC) di

Bidan, Puskesmas, dan Rumah Sakit

Diharapkan dapat memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal

kunjungan secara rutin, menjaga kehamilan dengan pola

makan, pola istirahat, dan aktifitas yang teratur, dan segera

memeriksakan kehamilannya jika merasakan suatu keadaan

yang tidak seperti biasa.

5. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi,

bahan informasi atau penambah pengetahuan peneliti lain

dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Page 43: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

DAFTAR PUSTAKA

Abdoerrahman. (2007). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Indonesia.

Andry. (2013). Health First . Vol. 23. Jakarta: Rumah Sakit Pondok

Indah Group Atikah, P. & Cahyo, I. (2010). Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR).

Yogyakarta:. Nuha Medika. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta ; Rineka Cipta. Azizah, N. (2013). Hubungan Antara Ketuban Pecah Dini dan Kejadian

Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Eduhealth, 3, 126-129. Chapman, V., (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.

Jakarta: EGC Dahlan, M.S. (2013). Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel.

Jakarta: Salemba Medika. Depkes RI. (2009). Asuhan Bayi Baru Lahir dan Penatalaksanaan Bayi

Baru Lahir dengan Asfiksia. Jakarta: Depkes RI. .(2008a). Asuhan Persalinan Normal: Asuhan Esensial,

Pencegahan, dan Penanggulangan segera Komplikasi Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: JNPK-KR.

.(2008b). Pencegahan dan Penatalaksanaan Asfiksia

Neonatorum. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI. (2010). Pedoman Kader Seri Kesehatan Anak. Jakarta:

Kementrian Kesehatan RI. Dinas Kesehatan DIY. (2013). Profil Kesehatan DIY Tahun 2013.

Yogyakarta. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. (2013). Profil Kesehatan kabupaten

Sleman Tahun 2014. Sleman.

Page 44: STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA PERPUSTAKAANrepository.unjaya.ac.id/251/1/Riqoh Fatmala Dewi_1112173_nonfull r… · STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTAPERPUSTAKAAN PERSEMBAHAN

STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA

PERPUSTAKAAN

Herawati, R. (2013). Faktor-faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Asfiksia Neonatorum Pada Bayi Baru Lahir. Jurnal Maternity and Neonatal, 1, 75-85.

Hidayat A A. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan

Kebidanan, Jakarta: Salemba Medika. Kosim, MS. (2009). Infeksi Neonatal Akibat Air Ketuban Keruh. Sari

Pediatri. Vol 11 No 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RSUP Dr. Kariadi, Semarang.

Manuaba, I.B.G, I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG. Manuaba, I.B.G. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Ubtuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta: ECG. Notoatmodjo, S. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka

Cipta. Saryono, A. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Winkjosastro. (2007). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.