makalah ktsp
TRANSCRIPT
MAKALAH
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing :
Afiful Ikhwan, M.Pd.I
Oleh:
Abdul Lathif Ar Rosyid (20154711024)
Ahmad Tamami (20154711025)
KELOMPOK VII
MADIN/PAI SEMESTER III B
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
TULUNGAGUNG
Oktober 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
“Pengembangan Kurikulum PAI”.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang memberikan pencerahan pada kita semua. Tak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Nurul Amin, M.Ag Ketua STAI Muhammadiyah Tulugagung
2. Bapak Afiful Ikhwan, M.Pd.I, selaku Dosen pembimbing mata kuliah
Pengembangan Kurikulum PAI.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu terselesainya
tugas makalah ini.
Kami sadar sepenuhnya makalah ini masih banyak mengalami
kekurangan.
Oleh karena itu, kepada para audiens kami persilahkan untuk memberikan
saran dan kritik demi pengembangan yang lebih baik dari penyusunan makalah
ini.
Akhirnya semoga tugas ini benar-benar bermanfaat dan memperoleh ridho
Alloh SWT. Aamiin.
Tulungagung, Oktober 2016
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i
KATAPENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 1
C. Tujuan Masalah.................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian KTSP................................................................ 2
B. Konsep Dasar KTSP.......................................................... 3
C. Tujuan KTSP...................................................................... 4
D. Landasan KTSP.................................................................. 5
E. Karakteristik KTSP............................................................ 7
F. Faktor Pendukung KTSP................................................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.............................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
iii
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangPerubahan zaman yang demikian cepat, menuntut kita untuk
menyesuaikan diri termasuk dalam bidang pendidikan. Dalam lingkungan
pendidikan tidak terlepas dengan kurikulum sebagai salah satu faktor yang
dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran siswa.
Tahun pelajaran 2006/2007 pemerintah Republik Indonesia melalui
Departemen Pendidikan Nasional mulai memberlakukan kurikulum baru,
dengan kurikulum 2006. KTSP dirancang untuk menggantikan kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 2004, yang sebenarnya lebih tepat sebagai
penyempurnaan dan pengembangan daripada penggantian.
Perubahan kurikulum dimasa mendatang akan lebih dititikberatkan
pada penetapan kompetensi dasar peserta didik sehingga apapun bentuk
kurikulum pada satuan pendidikan, ukuran yang terpenting dan prestasi
peserta didik adalah penguasaan mereka terhadap standar kompetensi yang
dituntut.
B. Rumusan MasalahAdapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian KTSP?
2. Apa Konsep Dasar KTSP?
3. Apa Tujuan KTSP?
4. Apa Landasan KTSP?
5. Apa Karakteristik KTSP?
6. Apa Faktor Pendukung KTSP?
C. Tujuan1. Mengetahui pengertian KTSP2. Mengetahui Konsep Dasar KTSP3. Mengetahui Tujuan KTSP4. Mengetahui Landasan yang mendasari KTSP5. Mengetahui Karakteristik KTSP6. Mengetahui Faktor Pendukung KTSP
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian KTSP
Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah
Kurikulum, karena kurikulum merupakan acuan oleh satuan pendidikan yang
dijadikan acuan oleh satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun
penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah.1
Pengertian dari Kurikulum sendiri adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Salah satu kurikulum yang ada di Indonesia adalah KTSP yang
merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan
karakteristik peserta didik.2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan di Indonesia.3
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih
familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan diharapkan memiliki
tanggungjawab yang memadai. Penyempurnaan kurilulum yang berkelanjutan
merupakan keharusan agar sistem Pendidikan Nasional selalu relevan dan
1 Dr. E. Mulyasa, M.Pd. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Rosdakarya Offset -Bandung. 2007 hal. 4.
2 Ibid. hal 83 http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-ktsp.html/. diakses pada 15 Oktober
2016. Pukul 15.09
2
3
kompetitif. Hal itu juga sejalan dengan Undang-Undang Nomer 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya
peningatan standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara
berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
B. Konsep Dasar KTSP
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15)
dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing
satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan
dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi
dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP)
KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan Undang-Undang
Nomer 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 ayat 1),
dan 2) sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum mengacu pada Standar Nasional Pendidikan
untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional
2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah dan peserta didik.
KTSP merupakan strategi pengembangan kurikulum untuk
mewujudkan sekolah yang efektif, produktif dan berprestasi. KTSP
merupakan paradigm baru pengembangan kurikulum, yang memberikan
otonomi luas pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam
rangka mengefektifkan potensi belajar mengajar di sekolah. Otonomi
diberikan agar setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan
dalam mengelola sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan
mengalolasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat.
Dalam KTSP pengembangan kurikulum dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, serta komite sekolah dewan pendidikan. Badan ini merupakan
4
lembaga yang ditetapkan berdasarkan musyawarah dari pejabat daerah
setempat, komisi pendidikan pada dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD),
pejabat pendidikan daereah, kepala sekolah, tenaga kependidikan, perwakilan
orangtua peserta didik dan tokoh masyarakat. Lembaga inilah yang
menetapkan segala kebijakan sekolah berdasarkan ketentuan-ketentuan
tentang pendidikan yan berlaku. Selanjutnya komite sekolah perlu
merumuskan dan menetapkan visi, misi dan tujuan sekolah dengan berbagai
implikasinya terhadap program kegiatan operasional untuk mencapai tujuan
sekolah.
C. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk mendirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberikan kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah tnuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum.
Secara khusus tujuan diterapkanya KTSP adalah untuk:
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumber daya yang tersedia
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.
Memahami tujuan di atas, KTSP dapat dipandang sebagai suatu pola
pendekatan baru dalam pengembangan kurikulum dalam konteks otonomi
daerah yang sedang digulirkan dewasa ini. Oleh karena itu, KTSP perlu
diterapkan oleh setiap satuan pendidikan, terutama berkaitan dengan tujuan
hal sebagai berikut:
5
1. Sekolah lebih mengetahui kekuatan, kelamahan, peluang, dan ancaman
bagi dirinya sehingga dia dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber
daya yang tersedia untuk memajukan lembaganya
2. Sekolah lebih mengetahui kebutuhan lembaganya, khususnya input
pendidikan yang akan dikembangkan dan didayagunakan dalam proses
pendidikan sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta
didik.
3. Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sekolah lebih cocok untuk
memenuhi kebutuhan sekolah karena pihak sekolahlah yang paling tahu
apa yagn terbaik bagi sekolahnya
4. Keterlibatan semua warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum menciptakan transparasi dan demokrasi yang sehat, serta lebih
efisien dan efektif bilamana dikontrol oleh masyarakat setempat
5. Sekolah dapat bertanggungjawab tentang mutu pendidikan masing-masing
kepada pemerintah, orang tua peserta didik, dan masyarakat pada
umumnya, sehingga dia akan berupaya semaksimal mungkin untuk
melaksanakan dan mencapai sasaran KTSP
6. Sekolah dapat melakukan persaingan yagn sehat dengan sekolah lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan melalui upaya inovatif dengan dukungan
orang tua peserta didik, masyarakat dan pemerintah daerah setempat.
7. Sekolah dapat secara cepat merespon aspirasi masyarakat dan lingkungan
yang berubah dengan cepat, serta mengakomodasinya dalam KTSP.
D. Landasan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilandasi oleh undang-undang
dan peraturan pemerintah sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
Dalam Undang-Undang Sisdiknas dikemukakan bahwa Standar
Nasional Pendidikan (SNP) teridiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
6
berencana dan berkala. SNP digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan dan
pembiayaan. Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan
dan pelaporan pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu
badan standarisasi, penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 adalah peraturan tentang
standar Nasional Pendidikan (SNP). SNP merupakan criteria minimal
tentang system pendidikan di seluruh wilayah hokum Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dalam peraturan tersebut dikemukakan bahwa KTSP
adalah kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan standar
kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 22 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
mengatur tentang standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah yang selanjutnya disebut Standar Isi, mencakup lingkup materi
minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi
lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 23 Tahun 2006
mengatur Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan
kelulusan peserta didik. Standar Kopetensi Lulusan meliputi standar
kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah,
standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran dan standar
kompetensi lulusan minimal mata pelajaran, yang akan bermuara pada
kompetensi dasar.
7
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006
mengatur tentang pelaksanaan SKL dan Standar isi. Dalam peraturan ini
dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah
mengembangkan dan menetepkan kurikulum tingkat satuan pendidikan
dasar dan menengah sesuai kebutuhan satuan pendidikan yang
bersangkutan, berdasarkan pada:
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentnag Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 36 sampai dengan Pasal 38
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan pasal 5 sampai dengan pasal 18 dan pasal 25 sampai pasal
27
c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang
standar kompetensi lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah
E. Karakteristik KTSP
KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam
konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan
wawasan baru terhadap system yang sedang berjalan salama ini. Karakteristik
KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan satuan
pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses pembelajaran, pengelolaan
sumber belajar, profesionalisme tenaga kependidikan, serta system penilaian.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa karakteristik KTSP
sebagai berikut:
1. Pemberian Otonomi Luas Kepada Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan
pendidikan, disertai seperangkat tanggungjawab untuk mengembangakan
kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Selain itu sekolah dan satuan
pendidikan juga diberkan kewenangan untuk mengali dan engelola sumber
dana sesuai dengan prioritas kebutuhan.
8
2. Partisipasi Masyarakat dan Orang tua yang Tinggi
Dalam KTSP, pelaksanaan kurikulum didukung oleh partisipasi
masyarakat dan orangtua peserta didik yang tinggi, bukan hanya
mendukung sekolah melalui bantuan keuangan, tetapi melalui komite
sekolah dan dewan pendidikan merumuskan serta mengembang-
kan program-program yagn dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Kepemimpinan yang Demokratis dan Profesional
Dalam KTSP, pengembangan danpelaksanaan kurikulum didukung
oleh adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan professional.
Kepala sekolah dan guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum
merupakan orang-orang yang memiliki kemampuan dan integritas
professional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan professional yang
direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah
berdasarkan kebijakan yang ditetapkan.
4. Tim-Kerja yang Kompak dan Transparan
Dalam KTSP, keberhasilan pengembangan kurikulum dan
pemelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari
berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan
dan komite sekolah misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama
secara harmonis sesuaidengan posisinya masing-masing utnuk
mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan” oleh semua pihak.
Disamping beberapa karakteristik di atas, terdapat beberapa faktor
penting yang perlu diperhatikan dalam pengembangan KTSP, terutama
berkaitan dengan sistem informasi serta sistem penghargaan dan hukuman.
F. Faktor Pendukung KTSP
Melalui KTSP, sekolah dan satuan pendidikan perlu dikembangkan
menjadi lembaga yang diberi wewenang dan tanggung jawab secara luas
untuk mandiri, maju dan berkembang berdasarkan strategi kebijakan
manajemen pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Persoalan yang muncul
9
adalah apakah kondisi aktual satuan pendidikan dan sekolah di Indonesia
beserta sumber dayanya sudah memiliki kesiapan untuk mengembangkan dan
melaksanakan KTSP yang akan mengubah pola dan sistem pengembangan
kurikulum. Sehubungan dengan itu, agar pengembangan dan penerapan KTSP
mampu mendongkrak kualitas pendidikan, perlu didukung oleh beberapa
faktor dalam kebijakan pengelolaan sekolah yang menyangkut aspek berikut:
1. Iklim Pembelajaran yang Kondusif
Pengembangan KTSP perlu didukung oleh iklim pembelajaran
yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman dan tertib,
sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan
menyenangkan. Iklim yang demikian akan mendorong terwujudnya proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan bermakna; yang lebih
menekankan pada belajar mengetahui, belajar berkarya, belajar menjadi
diri sendiri dan belajar hidup bersama secara harmonis.
2. Otonomi Sekolah dan Satuan Pendidikan
Dalam pengembangan kurikulum sentralesasi, sekolah dan satuan
pendidikan sebagai pelaksana kurikulum, hampir tidak pernah diberi
kewenangan untuk menentukan kurikulum atau sistem evaluasi
pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi dan kebutuhan peserta
didik secara aktual. Sekolah hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum
dari pusat, meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan peserta didik.
3. Kewajiban Sekolah dan Satuan Pendidikan
KTSP yang menawarkan keleluasaan dalam pengembangan
kurikulum, memiliki potensi yang besar dalam menciptakan kepala
sekolah, guru dan pengelola satuan pendidikan secara professional. Oleh
karena itu, pelaksanaan KTSP perlu disertai seperangkat kewajiban serta
monitoring dan tuntutan pertanggung jawaban yang relative tinggi, untuk
menjamin bahwa sekolah selain memiliki otonomi juga mempunyai
kewajiban melaksanakan kebijakan pemerintah dan memenuhi harapan
masyarakat. Dengan demikian sekolah dan satuan pendidikan dituntut
10
mampu mengembangkan kurikulum dan mengelola sumber daya secara
transparan, demokratis, dan bertanggung jawab baik terhadap masyarakat
mampu pemerintah, dalam rangka meningkatkan kapasitas pelayanan dan
kualitas terhadap peserta didik.
4. Kepemimpinan Sekolah yang Demokratis dan Profesional
Pelaksanaan KTSP memerlukan sosok kepala sekolah yang
memiliki kemampuan manajerial dan integritas professional yang tinggi,
serta demokratis dalam proses pengambilan keputusan-keputusan
mendasar. Dalam implemantasi KTSP, kepala sekolah menuntut untuk
memiliki visi dan wawasan yang luas tentang pembelajaran yang efektif
seta kemampuan professional yagn memadai dalam bidang perencanaan,
kepemimpinan, manajerial dan supervise pendidikan. Ia juga harus
memiliki kemampuan untuk mengembangkan kerjasama yang harmonis
dengan berbagai pihak yang terkait dengan kurikulum.
5. Revitalisasi Partisipasi masyarakat dan Orangtua
Secara historis sekolah merupakan system pendidikan yagn
berkembeng dari, oleh dan utnuk masyarakat, sehingga masyarakat
memiliki tanggungjawab yang sangat besar terhadap eksisiensinya. Namun
dalam perkembangan berikutnya, terutama sekolah yang dikelola oleh
pemerintah seolah-olah berada di luar masyarakat dan orang tua sehingga
partisipasi mereka menjadi pudar. Dalam pengembangan KTSP,
partisipasi aktif berbagai kelompok masyarakat dan pihak orang tua dalam
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan program
sekolah perlu dibangkitkan kembali. Wujud keterlibatan, bukan hanya
dalam bantuan finansial, tetapi lebih dari itu dalam pemikiran untuk
peningkatan kualitas pembelajaran.
6. Menghidupkan serta Meluruskan KKG dan MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) atau Musyawarah
Guru Bidang Studi (MGBS) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) merupakan
organisasi guru, yang pada saat ini keberadaannya pada sebagian sekolah
dan satuan pendidikan sudah mati suri. Dikatakan demikian, karena
11
kebanyakan organisasi tersebut pada saat ini sudah tidak memiliki dan
tidak melakukan program kerja sesuai dengan tujuan awalnya. Tujuan
MGMP dan KKG terutama adalah untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Selain itu kegiatan MGMP dan KKG yang dilakukan dengan intensif,
dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan diri guru untuk
menignkatkan kapasitas dan kemampuan guru serta menambah
pengetahuan dan keterampilan dalam bidang yang diajarkan.
7. Kemandirian Guru
Dalam KTSP guru juga harus mampu bekerja mandiri untuk
memperbaiki diri dalam pembelajaran. Hal ini penting agar ia benar-benar
menjadi guru yang mampu digugu dan ditiru. Sehingga tidak saja mampu
mengembangkan KTSP tetapi juga melaksanakannya dalam pembelajaran
secara efektif dan menyenangkan. Kemandirian guru terutama diperlukan
dalam menghadapi dan memecahkan berbagai problema yang sering
muncul dalam pembelajaran. Guru harus mampu mengambil tindakan
terhadap berbagai permasalahan secara tepat waktu dan tepat sasaran.
Kemandirian guru juga akan menjadi figur bagi peserta didik, sehingga
mereka terbiasa untuk memecahkan masalah secara mandiri dan
professional. Dengan demikian implementasi KTSP yang ditunjang
dengan kemandirian guru diharapkan dapat menciptakan pemebelajaran
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), yang akan
bermuara pada peningkatan prestasi belajar peserta didik dan prestasi
sekolah secara keseluruan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
KTSP merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan
oleh masing-masing satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan
standar kompetensi dan kompetansi dasar yang dikembangkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Pengambangan KTSP deserahkan kepada
para pelaksana pendidikan (guru, kepala sekolah, komite sekolah, dan dewan
sekolah)untuk mengembangkan berbagai kompetensi pendidikan (pengetahuan,
keterampilan dan sikap) pada setiap satuan pendidikan di sekolah dan daerah
masing-masing.
Mengingat penyusunan KTSP diperlukan oleh sekolah dan satuan
pendidikan, diharapkan guru, kepala sekolah, komite sekolah dan dewan
pendidikan akan sangat bersahabat dengan kurikulum tersebut. Dikatakan
demikian karena mereka terlibat secara langsung dalam proses penyusunannya,
dan mereka (guru) yang akan melaksanakannya dalam proses pembelajarannya di
kelas, sehingga memahami betul apa yang harus dilakukan dalam pembelajaran,
sehubungan dengan kekuatan (strength), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity) dan tantangan (threat) yang dimiliki oleh sekolah dan setiap satuan
pendidikan di daerah masing-masing.
Sehubungan KTSP pula, kita punya hajat bersama untuk memajukan
pendidikan dan pembelajaran, kita punya tanggungjawab terhadap kemajuan
sekoah dan prestasi belajar peserta didik. Dalam kerangka inilah pentingnya
menghembuskan isu yang dapat memotivasi kinerja guru dan jajaran pendidikan
di sekolah, serta mengeliminasi dan membuang jauh-jauh is-isu rendahan yang
dapat melecehkan dan mengurangi kinerja guru dan tenaga kependidikan lain di
sekolah
13
DAFTAR PUSTAKA
BSNP. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta. 2006
Mulyasa, Enco. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya Offset. 2007
http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-ktsp.html/