makalah perkembangan ktsp 2006 dan kurikulum 2013

25
makalah perkembangan ktsp 2006 dan kurikulum 2013 ( hendri ristiawan) KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ata ssegala limpahan Rahmat,inayah taufik dan hidayahnya sehinghga saya dapat menyelesaikan penyusuna makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini saya akui masaih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Jambi, 16 Oktober 2014 Penyusun BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang

Upload: rahmad-ilham

Post on 15-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Langkah2 Pembuatan Prota-Promes

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

makalah perkembangan ktsp 2006 dan kurikulum 2013 ( hendri ristiawan)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa ata ssegala limpahan Rahmat,inayah taufik

dan hidayahnya sehinghga saya dapat menyelesaikan penyusuna makalah ini dalam bentuk

maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah

satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah

ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masaih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki

sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jambi,  16 Oktober 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh

suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan

kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata

pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam

penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.

Page 2: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari

sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan

pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara

menyeluruh.

Kurikulum menjadi pedoman bagi seorang tenaga pendidik untuk memberikan materi dan

ilmu yang baik terhadap peserta didik, kurikulum juga mempunyai perkembangan dan itulah

kenapa pentingnya peran kurikulum harus di pahami.

B.Tujuan

- Agar sebagai calon pendidik tidak salah dalam menerapkan kurikulum yang berlaku

- Agar tahu bagaimana perkembangan kurikulum itu sendiri.

- Agar tahu apa itu perbedaan antara ktsp dan k13

C.Rumusan masalah

- Apakah itu KTSP ?

- Apakah itu K13 ?

- Apa perbedaan antara KTSP dan K13 ?

BAB II

PEMBAHASAN

A.KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) 2006

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau Kurikulum 2006 adalah sebuah

kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan

pendidikan di Indonesia. KTSP secara yuridis diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Penyusunan KTSP oleh sekolah

dimulai tahun ajaran 2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi

Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang diterbitkan melalui

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23

Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP).

Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun

pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri.

KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum

tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu pada

Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.

Page 3: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam

persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan

silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu. Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan

pendidikan yang memuat:kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum

tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan kalender

pendidikan. SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik

dari satuan pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok

mata pelajaran. Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.

Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan

Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah

setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan

KTSP sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas

Pendidikan atau Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru

dan karyawan juga melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi

setempat. Dengan keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang

disusun akan sesuai dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan

masyarakat.

B.LANDASAN KTSP 2006

1.LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN KTSP

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

  Pasal 36 ayat (1) :’Pengembangan Kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional

Pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.”

  Pasal 36 ayat (2) :” Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversifikasi, sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik.”

  Pasal 38 ayat (2) :” Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan

relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan Komite Sekolah/Madrasah di

bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan atau kantor Departemen Agama

kabupaten/kota untuk pendidikan dasar, dan provinsi untuk pendidikan menenga

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

  Pasal 1 ayat (15) ;” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional

yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.

Page 4: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

  Pasal 6 ayat (1) :” Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah terdiri atas :

         Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

         Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan akhlak mulia.

         Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

         Kelompok mata pelajaran estetika.

         Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

  Pasal 6 ayat (4) :” Setiap kelompok mata pelajaran (KMP) dilaksanakan secara holistik sehingga

pembelajaran masing-masing kelompok mata pelajaran mempengaruhi pemahaman dan/atau

penghayatan peserta didik.

  Pasal 6 ayat (5) :” Semua kelompok mata pelajaran sama pentingnya dalam menentukan kelulusan

peserta didik dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah.

  Pasal 6 ayat (6) :” Kurikullum dan silabus SD/MI/SDLB/PAKET A, atau bentuk lain yang

sederajat, menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis,

kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi.

  Pasal 8 ayat (1) :” Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam

kompetensi pada setiap tingat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. à

SK/KD

  Pasal 13 dan 14 menekankan bahwa Kurikulum SMP/MTs./SMPLB/SMA/MA/SMALB :

         dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup.

         Dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal.

  Pasal 16 ayat (1) :” Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan

dasar dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.

  Pasal 17 ayat (1) ;” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan……. dikembangkan sesuai dengan

satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan

peserta didik.

  Pasal 17 ayat (2) :” Sekolah dan komite Sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,

mengembangkan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan dan silabusnya berdasarkan Kerangka

dasar kurikulum dan Standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi Dinas Kabupaten/Kota

yang bertanggungjawab di bidang pendidikan untuk SD,SMP,SMA dan SMK ; dan departemen

yang menangani urusan pemerintah di bidang agama untuk MI,MTs., MA dan MAK.

Peraturan Mendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi.

Peraturan Mendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan.

Page 5: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

Peraturan Mendiknas RI Nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas RI

Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar isi, dan Peraturan Mendiknas RI Nomor 23 Tahun 2006

tentang Standar Kelulusan Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah.

C.Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memungkinkan berkurangnya materi

pembelajaran yang banyak dan padat, tersusunnya perangkat standar dan patokan kompetensi

yang perlu dikuasai oleh peserta didik, berkurangnya beban tugas guru yang selama ini sangat

banyak dan beban belajar siswa yang selama ini sangat berat, serta terbukanya kesempatan bagi

sekolah untuk mengembangkan kemandirian sesuai dengan kondisi yang ada di sekolah. Sebagai

sebuah konsep dan program, KTSP memiliki karakteristik sebagai berikut:

(1)   KTSP menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

Dalam KTSP peserta didik dibentuk untuk mengembangkan pengetahuan,

pemahaman,kemampuan, nilai, sikap, dan minat yang pada akhirnya akan membentuk pribadi

yang terampil dan mandiri.

(2)    KTSP berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

(3)   penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

(4)   sumber belajar bukan hanya guru, tetapi sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

(5)   penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian

suatu kompetensi (Kunandar 2007, hlm. 138).

Dalam KTSP hanya dideskripsikan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru sendiri

yang harus menentukan indikator dan materi pokok pelajaran, disesuaikan dengan situasi daerah

dan minat peserta didik. Dalam KBK 2004 dideskripsikan kompetensi dasar, dijabarkan

indikator, dan bahkan dipetakan pula materi pokok pelajaran. Oleh karena itu, dalam

mengimplementasikan KTSP di sekolah (kepala sekolah dan guru) diberikan otonomi yang lebih

besar dalam pengembangan kurikulum dengan tetap memperhatikan karakteristik KTSP, karena

masing-masing sekolah dipandang lebih tahu tentang kondisi satuan pendidikannya.

Keberhasilan atau kegagalan implementasi kurikulum di sekolah sangat bergantung pada kepala

sekolah dan guru, karena dua figur tersebut merupakan kunci yang menentukan dan

menggerakkan berbagai komponen di lingkungan sekolah. Setiap sekolah dapat mengelola dan

mengembangkan berbagai potensinya secara optimal dalam kaitannya dengan implementasi

KTSP.

D.Komponen dan Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

1. Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Page 6: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

Kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur yang disebut sebagai

komponen kurikulum. Komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan

dan mendukung yang merupakan dasar utama dalam mencapai tujuan pendidikan. Sebagaimana

Panduan Penyusunan KTSP yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP),

KTSP ada empat komponen, yaitu:

 (1) tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan.

 (2) struktur dan muatan KTSP.

 (3) kalender pendidikan.

 (4) silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran atau RPP (dikutip dari panduan penyusunan KTSP lengkap

2008, hlm.148-151).  Dengan adanya keempat komponen KTSP tersebut, maka tingkat satuan

pendidikan atau sekolah, seperti kepala sekolah dan guru diberikan kewenangan untuk

mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi sekolahnya berdasarkan visi, misi dan tujuan

sekolah. Karena masing-masing sekolah dipandang lebih mengetahui tentang kondisi nyata

satuan pendidikannya.

E. Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh

oleh pesertadidik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata

pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai

peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi

yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan

berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri

merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

F.Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum merupakan salah satu indikator yang menentukan berhasil tidaknya suatu

pendidikan dan harus dikelola secara baik dan profesional. Pengembangan KTSP berdasarkan

prinsip bahwa sebaiknya dilakukan secara terus-menerus untuk merespon dan mengantisipasi

perkembangan dan tuntutan zaman. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah

 (1) prinsip relevansi, yaitu kesesuaian antara program pendidikan dengan tuntunan kehidupan

masyarakat. Pendidikan dikatakan relevan bila hasil yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan

seseorang.

Page 7: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

 (2) prinsip efektivitas, yaitusejauh mana perencanaan kurikulum dapat dicapai sesuai dengan

keinginan yang telah ditentukan.

(3) prinsip efisiensi, yaitu dengan modal atau biaya, tenaga, dan waktu yang sekecil-sekecilnya

akan dicapai hasil yang memuaskan.

(4) prinsip kesinambungan, yaitu saling terkait antara tingkat pendidikan, jenis program

pendidikan, dan bidang studi.

 (5) prinsip fleksibilitas, yaitu tidak kaku dan adanya ruang gerak yang memberikan kebebasan

dalam bertindak.

 (6) prinsip berorientasi tujuan, yaitu sebelum bahan ditentukan, langkah yang perlu dilakukan

oleh seorang pendidik adalah menentukan tujuan terlebih dahulu sehingga dapat menentukan

secara tepat metode mengajar, alat pengajaran, dan evaluasi.

 (7) prinsip dan model pengembangan kurikulum, yaitu pengembangankurikulum dilakukan

secara bertahap dan terus menerus dengan implikasi bahwa kurikulum senantiasa mengalami

revisi dan bersifat dinamis (Idi 2007, hlm. 179-183).

Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum tersebut merupakan dasar pokok untuk

mengkaji pembelajaran dan pengembangan kurikulum lebih lanjut. Kurikulum tidak terbatas

pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi

perkembangan siswa, seperti; bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan,

gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan

belajar secara efektif.

Khusus untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan atau KTSP telah dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi

dan supervisi dinas pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten/kota untuk pendidikan

dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah. Pengembangan KTSP mengacu pada SI dan

SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, serta

memperhatikan pertimbangan komite sekolah/madrasah. Penyusunan KTSP untuk pendidikan

khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh dinas pendidikan propinsi dan berpedoman pada SI dan

SKL serta panduan penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP.

Pengembangan KTSP, antara lain menggunakan pendekatan KBK yang memiliki ciri-ciri:

(1) menitikberatkan pencapaian target (attainment targets) kompetensi daripada penguasaan

materi.

(2) lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia.

Page 8: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

 (3)memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan untuk

mengembangkan dan melaksanakan program pendidikan sesuai dengan kebutuhan

(Muhaimin,Sutiah, dan Sugeng Listyo 2008, hlm. 5-6).

Menurut Rusman (2009, hlm. 474 - 475), prinsip-prinsip pengembangan KTSP adalah

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan

lingkungannya.

2. Beragam dan terpadu

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

6. Belajar sepanjang hayat

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

F. KURIKULUM 2013

Penjelasan Kurikulum Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru diterapkan oleh

pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku

selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaan di Tahun 2013

dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di Tahun 2014, Kurikulum

2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan

SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada Tahun 2015 diharapkan telah diterapkan di seluruh

jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu Aspek Pengetahuan,

Aspek Ketrampilan, dan Aspek Sikap dan Perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di

dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.

Materi yang dirampingkan terlihat ada di Materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb, sedangkan

materi yang ditambahkan adalah Materi Matematika. Materi pelajaran tersebut terutama

Matematika disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional sehingga pemerintah

berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.

G. LANDASAN KURIKULUM 2013

1.Landasan Yuridis

1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. PP No 23 tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan

4. Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

5. Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi

Page 9: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

6. Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses

7. Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian

8. Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SD

9. Permendikbud No 68 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SMP

10. Permendikbud No 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SMA

11. Permendikbud No 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SMK

12. Permendikbud No 71 tahun 2013 tentang Buku Teks Pelajaran Layak.

2. Landasan Filosofis

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan  bangsa (UU RI nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak

dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi

peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang

demokratis serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional).

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum

haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di

masa mendatang.Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses

pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang

budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau

diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang

sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan

menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila

pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, keterampilan sosial memberikan

dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat,

warganegara, dan anggota umat manusia. Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi

keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan bangsa yang mencerminkan

karakter bangsa masa kini.

 Oleh karena itu, konten pendidikan yang mereka pelajari tidak semata berupa prestasi

besar bangsa di masa lalu tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan

berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya,

ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia dikemas sebagai

Page 10: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi

pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan,

kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan

memosisikan pendidikan yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula,

konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi

keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari

kehidupan masa kini.

Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang

diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan

berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang

dikembangkan dari warisan budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi

kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa

dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya.

Dengan demikian sikap, keterampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan

harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang.

Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan

dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan

disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara

yang produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang.

3. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori

pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang

menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap

kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar

Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan

pendidikan.

 Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP

nomor 19 tahun 2005). Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar

Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi

Lulusan satuan pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan proses, konten, dan

ruang lingkup penerapan komponen proses dan konten. Komponen proses adalah kemampuan

minimal untuk mengkaji dan memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah

dimensi kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan. Komponen

ruang lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana kompetensi tersebut digunakan, dan

Page 11: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

menunjukkan gradasi antara satu satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta

jalur satuan pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan

dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan

dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman

belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap, keterampilan dan

pengetahuan yang diperlukan untuk membangun kemampuan tersebut.

Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil belajar peserta didik yang

menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan dalam SKL.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun

2005). Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk

dokumen, proses, maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan

pelajaran serta penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi

Lulusan.

Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan

pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum

sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus

mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu,

kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.

Dalam dimensi rencana tertulis, konten kurikulum tersebut dikemas dalam berbagai mata

pelajaran sebagai unit organisasi konten terkecil. Dalam setiap mata pelajaran terdapat konten

spesifik yaitu pengetahuan dan konten berbagi dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan

keterampilan. Secara langsung mata pelajaran menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan

berbagi untuk dikembangkan dalam dimensi proses suatu kurikulum. Kurikulum dalam dimensi

proses adalah realisasi ide dan rancangan kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru

adalah tenaga kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut menjadi

proses pembelajaran.

Pemahaman guru tentang kurikulum akan menentukan rancangan guru (Rencana

Program Pembelajaran/RPP) dan diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta

didik berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran dan

menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang dialami peserta didik akan menjadi hasil

belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus

Page 12: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya

menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang dinyatakan dalam Standar

Kompetensi Lulusan.

Kurikulum berbasis kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh karena itu

pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL.

Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.

Keberhasilan kurikulum diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam

dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

4. Landasan Empiris

Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi

dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 2005 sampai dengan 2008 berturut-turut 5,7%,

5,5%, 6,3%, 2008: 6,4% negara ASEAN sebesar 6,5 – 6,9 % (Agus D.W. Martowardojo, dalam

Rapat Paripurna DPR, 31/05/2012). Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan

ditingkatkan. Generasi muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri,

sangat diperlukan untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan.

 Generasi seperti ini seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena

hasil gemblengan pada tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.

Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi ekonomi, dan

beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil apapun ancaman

disintegrasi bangsa masih tetap ada. Kurikulum harus mampu membentuk manusia Indonesia

yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan masyarakat untuk memajukan jatidiri

sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan untuk berintegrasi sebagai satu entitas

bangsa  Indonesia.

kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus pemaksaan

kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa generasi muda,

misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada kajian ilmiah bahwa

kekerasan tersebut bersumber dari kurikulum, namun beberapa ahli pendidikan dan tokoh

masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah implementasi kurikulum yang

terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan peserta didik di ruang belajarnya

dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik. Oleh karena itu, kurikulum perlu

direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar dan kegiatan pembelajaran yang dapat

menjawab kebutuhan ini.

Page 13: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran berkaitan

dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini bahkan secara

kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke sekolah. Beban belajar ini

salah satunya berhulu dari banyaknya mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah dasar. Oleh

karena itu kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada peningkatan 3 (tiga)

kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung serta pembentukan karakter.

Mulai tahun pelajaran 2013/2014, kurikulum SD/SMP/SMA/SMK mengalami perubahan-

perubahan antara lain mengenai proses pembelajaran, jumlah mata pelajaran, dan jumlah jam

pelajaran.

G.KARAKTERISTIK KURIKULUM 2013

1. Kurikulum berbasis sains

2. Kurikulum 2013 untuk SD, bersifat tematik integratif. Mata pelajaran IPA dan IPS sebagai

materi pembahasan pada semua pelajaran (IPA dan IPS  diintegrasikan kedalam semua mata

pelajaran). IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia dan matematika

IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan PPKN.

3. Kompetensi yang ingin dicapai adalah kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan,

dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan.

4. Proses pembelajaran menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik melalui penilaian

berbasis tes dan portofolio saling melengkapi.

5. Jumlah mata pelajaran ada 7 pendidikan agama,pendidikan Pancasila dan

kewarganegaraan,Bahasa Indonesia,matematika,seni budaya dan prakarya,pendidikan jasmani,

olahraga dan kesehatan,Pramuka

6. Alokasi waktu per jam pelajaran

SD = 35 menit

SMP = 40 menit

SMA = 45 menit

7. Banyak jam pelajaran per minggu

SD: Kelas I = 30 jam, kelas II= 32 jam, kelas III=34 jam, kelas IV, V,VI=36 jam

SMP = 38 jam

SMA = 39 jam

H.KOMPONEN KURIKULUM 2013

Page 14: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran meliputi

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar,

perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan RPP

disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.

1. Silabus

Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata

pelajaran. Silabus paling sedikit memuat:

a.  Identitas mata pelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan);

b.   Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;

c. kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang

sekolah, kelas dan mata pelajaran;

d.   kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;

e.   tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A);

f.    materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam

bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

g.   pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai

kompetensi yang diharapkan;

h.   penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan

pencapaian hasil belajar peserta didik;

i.    alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu

semester atau satu tahun; dan

j.    sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar atau sumber

belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk

satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran

tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan

pembelajaran.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Page 15: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap

muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan

sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema

yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.

Komponen RPP terdiri atas:

a.   identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan

b.   identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

c.   kelas/semester;

d.   materi pokok;

e.   alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar

dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang

harus dicapai;

f.    tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja

operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan;

g.   kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;

h.   materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis

dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;

i.  metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta

didik dan KD yang akan dicapai;

j.    media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi

pelajaran;

k.   sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber

belajar lain yang relevan;

l.    langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup;

dan

m.    penilaian hasil pembelajaran.

Page 16: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

3. Prinsip Penyusunan RPP

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a.   Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat,

potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,

kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

b.   Partisipasi aktif peserta didik.

c. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,

inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

d. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan

kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk

tulisan.

e. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program pemberian umpan

balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

f.    Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu

keutuhan pengalaman belajar.

g.   Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas

aspek belajar, dan keragaman budaya.

h.   Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif

sesuai dengan situasi dan kondisi.

H.Struktur Kurikulum 2013

Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses

panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan,

perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan

prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum --termasuk pembelajaran-- dan penilaian

pembelajaran dan kurikulum.

Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting.

Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin

dicapai dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran

Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi

penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur

Page 17: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum

SD ada tiga alternatif yang di mesti kita berikan masukan.

               Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada tabel 2.

Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar kompetensi lulusan (SKL)

yang sudah ditentukan, dan juga perlu diberikan masukan.

Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013

ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik kurikulum 2013? Persiapan

apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum 2013? Apakah sedemikian mendesaknya,

sehingga tahun pelajaran 2013 mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab

kekhawatiran itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian untuk

implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini

penting, jika kurikulum mengalami perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi

kurikulum hanya sebagai “macan kertas”.

Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu

saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.

Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka

pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu,

empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang

diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.

Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan

pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal,

administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013

mengalami perubahan, maka buku raport pun harus berubah

Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum dihadapkan pada stigma

persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal

kita sepakat, perubahan itu sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju

Page 18: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

dan berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita ingin membeli

masa depan anak didik kita dengan harga sekarang

I.Prinsip pengembangan kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

 1. Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran

hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip

tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus

dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau

jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik

di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten pendidikan yang dirancang

dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam

menerapkan perolehannya di masyarakat.

2. Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan

pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah

mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar

pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah

mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan

pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas

Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar

Kompetensi satuan pendidikan.

 3. Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis

kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan

berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi

yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang

termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata

pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip penguatan (organisasi horizontal) dan

keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

J.Perbedaan antara Kurikulum 2013 dan KTSP 2006

Kurikulum 2013 sudah diimplementasikan pada tahun pelajaran 2013/2014 pada sekolah-

sekolah tertentu (terbatas). Kurikulum 2013 diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013.

Sesuatu yang baru tentu mempunyai perbedaan dengan yang lama. Begitu pula kurikulum 2013

mempunyai perbedaan dengan KTSP. Berikut ini adalah perbedaan kurikulum 2013 dan KTSP.

(KURIKULUM 2013)

Page 19: Makalah Perkembangan Ktsp 2006 Dan Kurikulum 2013

1.      SKL  (Standar Kompetensi Lulusan) ditentukan terlebih dahulu, melalui Permendikbud No 54

Tahun 2013. Setelah itu baru ditentukan Standar Isi, yang bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum,

yang dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013.

2.      Aspek kompetensi lulusan ada keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

3.      di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-VI

4.      Jumlah jam pelajaran per minggu lebih banyak dan jumlah mata pelajaran lebih sedikit

dibanding KTSP

5.      Proses pembelajaran setiap tema di jenjang SD dan semua mata pelajaran di jenjang

SMP/SMA/SMK dilakukan dengan pendekatan ilmiah (saintific approach), yaitu standar proses

dalam pembelajaran terdiri dari Mengamati, Menanya, Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan,

dan Mencipta.

6.      TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) bukan sebagai mata pelajaran, melainkan sebagai

media pembelajaran

7.      Standar penilaian menggunakan penilaian otentik, yaitu mengukur semua kompetensi sikap,

keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

8.      Pramuka menjadi ekstrakuler wajib

9.      Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk jenjang SMA/MA

10.  BK lebih menekankan mengembangkan potensi siswa.

(KTSP 2013)

1.      Standar Isi ditentukan terlebih dahulu melaui Permendiknas No 22 Tahun 2006. Setelah itu

ditentukan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) melalui Permendiknas No 23 Tahun 2006

2.      lebih menekankan pada aspek pengetahuan

3.      di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas I-III

4.      Jumlah jam pelajaran lebih sedikit dan jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding Kurikulum

2013

5.      Standar proses dalam pembelajaran terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi

6.      TIK sebagai mata pelajaran

7.      Penilaiannya lebih dominan pada aspek pengetahuan

8.      Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

9.      Penjurusan mulai kelas XI

10.  BK lebih pada menyelesaikan masalah sisw