bab iii revisi

Upload: putri-astrid-indah-lestari

Post on 15-Jul-2015

807 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

BAB III MANAJEMEN PROYEK3.1PERALATAN DAN SPESIFIKASI YANG DIGUNAKAN

Proyek pembangunana gedung Apartemen Sunter Park View menggunakan beberapa peralatan. Untuk mobilisasi semua peralatan proyek ini masuk ke dalam proyek melalui rute jalan Yos Sudarso (seperti terlihat pada gambar 3.1).

Gambar 3.1 Jalan Yos Sudarso

Berikut ini merupakan uraian peralatan serta spesifikasi yang digunakan di proyek pembangunana gedung Apartemen Sunter Park View, yaitu:

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View Jenis sumber daya yang digunakan: elektrik dan engine Elektrik Engine liter/hari. : menggunakan sumber daya listrik yang dihasilkan dari genset atau PLN : menggunakan mesin berbahan bakar solar Dilakukan stock minimum untuk bahan bakar solar sebanyak 12.000

3.1.1Peralatan Pengecoran1. Concrete Pump Stasioner Concrate pump stasioner merupakan mesin yang statis yang berguna untuk memompa mix beton dari mixer truck dan mengalirkannya ke lokasi pengecoran melalui pipa-pipa yang disambung sampai ke titik pengecoran. Alat ini biasanya digunakan untuk pengecoran lantai yang mempunyai volume yang cukup besar, yaitu lebih dari 30 m3. Adapun rincian dari alat ini adalah: Jumlah : 1 CPS Merupakan alat dengan sumber daya engine Bahan bakar solar: 15-20 liter/jam/CPS Kapasitas pipa Diameter pipa : 180 m : 6 inch

Gambar 3.1 Concrete Pump Stasioner

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

1. Mixer Truck Merupakan truk yang digunakan untuk membawa mix beton dari bacing plan menuju lokasi proyek. Untuk proyek Apartemen Sunter Park View menggunakan 2 (satu) truck mixer, yatiu Pionir Beton dan Karya Beton.

Gambar 3.2 Truck Mixer

2. Vibrator Alat ini berfungsi untuk memadatkan adukan beton di tempat pengecoran, seperti pengecoran balok dan kolom. Cara kerja alat ini adalah dengan cara memasukkan selang tersebut kedalam adukan beton yang baru dituangkan. Posisi selang vibrator harus tegak lurus. Tujuan dari penggunaan alat ini adalah agar semua agregat yang ada pada beton benarbenar saling mengikat satu sama lain dan supaya semua bagian yang ada pada cetakan benar-benar terisi oleh adukan itu, termasuk sela-sela tulangan, sehingga tidak terjadi celah-celah kosong yang sering disebut keropos. Keropos ini menyebabkan berkurangnya mutu kekuatan beton yang dihasilkan. Tentunya tidak boleh terlalu lama atau terlalu cepat karena berpengaruh pada mutu beton yang dihasilkan. Spesifikasi dari alat ini ialah: Tipe Jumlah : Mikasa, Waker : 2 paket untuk 2 tower

Kapasitas selang : 20 m Merupakan alat dengan sumber daya elektrik 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View Vibrator milik sendiri dengan biaya beli Rp. 3 juta/vibrator Operator : telah mengikuti training terlebih dahulu

Gambar 3.3 Vibrator

1. Concrete bucket Alat ini berbentuk seperti bak atau ember yang berfungsi untuk mendistribusikan/memindahkan campuran beton dari tempat truck mixer ke tempat yang akan dicor. Fungsi dari Concrete bucket ini digunakan pada pengecoran kolom. Cara kerja Concrete bucket adalah dikaitkan pada tower crane dengan kabel. Jumlah bucket ialah 2 (dua) bucket dengan volume 0,8 m3.

Gambar 3.4 Concrete Bucket

2. Compressor Alat ini digunakan untuk membersihkan lokasi yang akan dilakukan pengecoran dari kotoran atau debu dan sisa-sisa kawat pengikat tulangan, sehingga beton yang akan dituangkan ke dalam cetakan tidak tercampur

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View kotoran dan tidak menurunkan mutu beton yang telah dicetak dengan cara menghembuskan angin tekanan tinggi. Adapun rincian dari alat ini ialah sebagai berikut: Tipe Jumlah : 175 CFM : 1 unit

Kapasitas selang : 50 -100 m Merupakan alat dengan sumber daya engine bahan bakar solar Biaya sewa Operator Biaya operator : 20 juta/bulan : telah mengikuti training : 2 juta/ bulan

Gambar 3.5 Compressor

3.1.1 Peralatan berat 1. Excavator Alat ini digunakan untuk memindahkan tanah, baik tanah galian maupun urugan. Alat ini digunakan untuk pekerjaaan dengan volume besar. Untuk penentuan jumlah volume yang akan digali, sebelumnya ditentukan dahulu dengan pengukuran volume tanah yang akan digali (panjang x lebar x tinggi). Di lapangan hanya tersedia 1 (satu) excavator. Spesifikasi:

Tipe Bahan bakar Harga sewa Operator

: 320 B : 15-20 liter solar/ jam : Rp 120.000 / jam : memiliki SIO 15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

Biaya operator

: Rp. 100.000/ hari

Gambar 3.6 Excavator

1. Dump Truck Kendaraan ini digunakan untuk mengangkut tanah galian dan timbunan dengan bantuan excavator. Jumlah drump truck yang digunakan tergantung dari permintaan tanah yang akan diangkut.Volume dump truck yang biasa digunakan sekitar 3 5 m3. Biasanya menggunakan 2 (dua) buah dump truck di lapangan.

Gambar 3.7 Dump Truck

2. Tower Crane (TC) Tower crane ialah alat yang digunakan untuk mengangkut berbagai peralatan maupun material yang besar dan berat ke arah horizontal dan vertical, seperti concrete bucket, tulangan besi, bekisting, dinding, dll. Pada proyek ini, setiap tower yang sedang dibangun, memiliki 2 tower tersendiri sehingga hingga saat ini terdapat 3 TC, yaitu 2 TC untuk tower A dan 1 TC untuk tower B. Untuk TC sendiri adalah milik dari kontraktor. Adapun rinciannya ialah sebagai berikut: Tipe TC 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View GT-185 Izin dari Panjang arm : BPR Simma Italia : 60 m Kapasitas angkut : 1100 kg

Gambar 3.8 Tower Crane

1. Passengers Hoist (PH) Passengers hoist merupakan semacam lift yang berfungsi untuk mengangkut pekerja, material, peralatan. Alat ini biasanya dipasang setelah bangunan mencapai ketinggian sekitar 15-20 m. Alat ini adalah milik dari pihak kontraktor. Sampai saat ini PH belum dipasang di proyek. 2. Gondola Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk mempermudah pengerjaan yang berkaitan dengan dinding luar, seperti finishing bagian dinding luar dan pengecatan dinding. Alat ini digunakan apabila telah mencapai ketinggian tertentu. Saat ini gondola belum dipasang di proyek.

Gambar 3.9 Gondola

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 3.1.1 Peralatan Mekanik 1. Genset Alat ini digunakan sebagai pemasok sumber listrik untuk keperluan penggunaan alat-alat yang memerlukan sumber daya listrik untuk pengoperasiannya. Spesifikasinya ialah sebagai berikut:

Tipe Kapasitas Stand by

: 2 genset tipe MAN, 2 genset tipe Mercy : 500 kVa : 1 genset MAN

Pembagian penggunaan: Setiap genset digunakan selama 20 jam/ hari.

Menggunakan bahan bakar solar. Banyaknya pemakaian solar untuk seluruh genset ialah 3000 liter/hari. Biaya sewa Operator Banyaknya Persyaratan : 2 orang : harus memiliki SIO (Surat Izin Operasi) baik dari : : Rp 14 juta / bulan/ genset

TBP maupun dari Depnaker. Joblist operator Sebelum

alat dihidupkan: melakukan pengecekan terhadap

lingkungan di sekitar alat, air radiator, cek oli, cek bahan bakar, cek kabel masih terpasang dengan benar atau tidak. Setelah

alat

dihidupkan:

mengecek

temperature

generator,

mengecek apakah bahan bakar cukup atau tidak. Persiapan untuk genset di proyek ini dilakukan 3 bulan sebelum proyek berjalan Namun terhitung sejak tanggal 06 Agustus 2009, untuk menghemat biaya penyediaan energy listrik maka penggunaan genset diganti dengan PLN.

Daya listrik PLN Jumlah genset tersisa Fungsi genset

: 1,5 MW : 2 genset tipe Mercy : sebagai cadangan energy apabila

terjadi pemadaman listrik dari PLN. Jumlah operator genset : 1 orang 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

1. Bar cutter Alat ini merupakan alat yang digunakan untuk memotong besi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Adapun spesifikasi dari alat ini ialah:

Tipe Jumlah

: TOYO C42, TAKEDA C42 : tiap zone memiliki 2 unit

Biaya sewa : Rp 4,5 5 juta/ bulan (include bar-cutter dan bar-bender) Merupakan peralatan dengan sumber daya elektrik Operator : petugas yang telah mengikuti training terlebih dahulu Prosedur penggunaan : besi yang akan dipotong diberi tanda terlebih dahulu, seberapa panjang yang diperlukan. Selanjutnya, tarik tuas pada mesin ini, maka pisau pemotong akan memotong besi yang telah disiapkan.

1. Bar bender Alat ini merupakan alat yang hampir serupa dengan bar-cutter hanya berbeda fungsi yaitu untuk membengkokkan besi sesuai dengan keperluan. Adapun spesifikasi dari alat ini ialah:

Tipe Artinya

: TOYO B42, TAKEDA B42 : TAKEDA merupakan merk dari bar-cutter B42 = bar-bender dapat membengkokkan besi dengan ukuran maksimal 42

Untuk ukuran dan tipe ini dapat disesuaikan dengan keperluan. Sebagai contoh apabila ukuran besi maksimal 32 maka akan digunakan tipe 42.

Jumlah

: tiap zone memiliki 2 unit

Biaya sewa : Rp 4,5 5 juta/ bulan (include bar-cutter dan bar-bender) Merupakan peralatan dengan sumber daya elektrik Operator : petugas yang telah mengikuti training terlebih dahulu Prosedur penggunaan : letakkan besi pada bar-bender, letakkan besi penahan untuk menentukan jenis pembengkokkan yang akan dialami besi.

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

Gambar 3.10 Bar-Bender

3.1.1 Peralatan Las 1. Trafo las Merupakan jenis alat las yang dapat digunakan untuk memotong maupun menyambung besi. Spesifikasinya adalah sebagai berikut:

Tipe Jumlah

: Miller : 20 30 unit

Hampir setiap sub.cont memiliki alat ini karena digunakan untuk berbagai keperluan seperti pemasangan safety net, tie-in pada TC dan PH, serta pipa relat.

Jenis elektroda : Tipe RD Warna Fungsi Harga Tipe RB Warna Fungsi : hijau :digunakan memerlukan Harga : lebih murah : jenis 36 42 mm (tergantung kebutuhan) untuk konstruksi yang tidak seperti perhitungan kekeuatan : putih : digunakan untuk konstruksi yang memerlukan perhitungan kekuatan seperti tie-in. : 2x lebih mahal dibandingkan tipe RB

pemasangan safety net dan pipa relat

Jenis kawat las

Merupakan alat dengan sumber daya elektrik 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

Operator

: telah mengikuti training terlebih dahulu

Gambar 3.11 Bar Cutter

1. Blender potong Merupakan jenis alat las yang digunakan untuk memotong. Perbedaan alat ini dengan trafo las ialah untuk trafo las digunakan untuk memotong di lapangan, jika blender potong untuk memotong besi di tempat fabrikasi. Jumlah blender potong yang digunakan adalah 3 buah.

Gambar 3.12 Blender Potong

3.1MATERIAL DAN SPESIFIKASI YANG DIGUNAKAN

Pada proyek pembangunan Apartemen Margonda Tahap II dibutuhkan beberapa material yang digunakan untuk menunjang proyek tersebut, yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu : 1. Beton Beton yang digunakan adalah beton Ready Mix. Pada proyek pembangunan Apartemen Margonda Garden Residence ini menggunakan 2 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View (dua) jasa supplier material beton, yaitu: PT. Adhimix dan PT. Karya Beton. Adapun mutu beton yang disediakan oleh kedua supplier tersebut adalah sama, hanya jadwal kedatangan yang berbeda. Mutu beton yang digunakan adalah : Bore piles Tie beams Balok & Pelat Kolom : fc 25 : fc 35 : fc 30 dan 35 : fc 40

Truk mixer yang didatangkan disesuaikan dengan volume pengecoran yang akan dilakukan pada saat itu. 1 truk mixer dapat membawa 6m3. Tes slump juga dilakukan oleh pihak supplier dengan pengawasan dari quality control pihak kontraktor dan owner. Sehingga mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. 1. Baja Material baja yang digunakan di dalam proyek ini memiliki tegangan leleh minimum 400 MPa. Dalam proyek ini material baja yang dipakai terdiri dari besi beton, steel pipe, dan WF.

Gambar 3.13 Besi

2. Cellcon Cellcon merupakan material yang digunakan sebagai bahan pengganti batu bata yang digunakan sebagai material penyusun dinding bagian dalam. Ukuran cellcon lebih besar dari ukuran batu bata, yaitu ukuran yaitu 20x60x7cm. Jika dilihat dari ukuran, maka penggunaan cellcon akan dapat melakukan penghematan terhadap pembelian material karena daya tutupnya menjadi lebih besar. Selain itu, dari segi kemudahan pengerjaan, cellcon 15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih ringan serta untuk

melekatkannya tidak perlu menggunakan adukan semen & pasir, cukup dengan menggunakan semen instan sehingga akan lebih menghemat biaya serta waktu pengerjaan. Saat pemasangan, ukuran rata-rata cellcon tidak boleh berselisih lebih dari 2.5%.Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa bentuk cellcon harus cukup siku, tanpa retak ataupun pecah. Dalam penyimpanan cellcon juga harus dijaga agar tidak pecah sehingga tidak ada material yang terbuang.

Gambar 3.14 Cellcon

3. Kayu Material kayu digunakan sebagai bahan bekisting serta bahan untuk bangunan sementara seperti pos keamanan dan barak pekerja. Jenis kayu yang biasa digunakan ialah meranti super. Untuk beberapa kayu dapat digunakan untuk beberapa kali pemakaian seperti penggunaan sebagai bekisting sehingga penghematan biaya dapat dilakukan. 4. Material Lain Selain material utama seperti yang telah diuraikan di atas, terdapat juga beberapa material lain yang juga digunakan pada proyek ini, yaitu : Mortar Mortar adalah material campuran antara semen dengan agregat halus (pasir) serta beberapa bahan kimia lainnya. Material ini digunakan sebagai bahan alternative untuk perekat dinding cellcon ataupun pelat lantai dengan keramik. Proyek ini menggunakan mortar sebagai salah satu material dikarenakan memiliki beberapa

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View keunggulan yaitu proses pengerjaan dapat menjadi lebih cepat karena tidak perlu mengkomposisikan semen & pasir. Hanya perlu diaduk dengan air dan langsung dapat digunakan. Selain itu, terdapat beberapa jenis produk yang dapat disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

Gambar 3.15 Mortar

Penggunaan mortar juga dapat menghemat biaya konstruksi karena material ini telah dikemas dalam sak sehingga akan dana yang digunakan untuk membeli pasir dan semen dapat direduksi dengan hanya menggunakan material mortar. Untuk jenis material ini didatangkan dari PT. Mortar Utama (MU). Waterproofing Material ini merupakan material yang digunakan sebagai campuran beton sehingga menjadikan beton yang akan dihasilkan menjadi kedap air. Penggunaan waterproofing ini hanya untuk slab dan dinding basement (tie beam, pile cap, dan matt foundation normal concrete). Penggunaannya dicampurkan langsung ke dalam campuran beton sesuai dengan kadar campuran beton yang ada. Untuk material ini didatangkan dari beberapa produk seperti PT. Sika dan PT. Cementaid. Bonding Agent Material ini merupakan material yang berfungsi sebagai perekat antara beton lama dengan beton baru yang baru dicor. Penggunaannya dengan cara dioleskan pada beton lama lalu disambung dengan beton

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View baru. Dalam penggunaannya harus hati-hati karena jika waktu penempelan antara beton lama dan beton baru terlalu lama, maka bonding agent ini tidak akan berfungsi, malahan akan menyebabkan adanya suatu lapisan tipis antara beton lama dan beton baru yang akan mempengaruhi kualitas dan mutu beton serta menimbulkan cold joint. Penyediaan material ini didatangkan dari PT. Sika. Kawat Bendrat Merupakan jenis kawat yang digunakan untuk mengikat dan membentuk tulangan dan pembesian agar tetap pada tempatnya. Floor Hardener Material yang mirip dengan semen hanya memiliki fungsi yang berbeda. Digunakan pada bagian basement sebagai bahan finishing lantai parkir kemdaraan agar lantai tidak mudah aus dan untuk menahan benturan yang keras. Penggunaannya dengan menaburkan material ini ke lantai sebanyak 2-3 mm lalu digosok. Superplatsizer dan Retarder Material lain yang digunakan pada campuran beton untuk memberikan efek pada beton yang akan dihasilkan. Untuk superplatsizer digunakan untuk mempengaruhi workability dari campuran beton yang ada. Sedangkan retarder untuk memperlama waktu setting dari campuran beton ketika dituang. Retarder biasanya banyak digunakan pada pengecoran dengan volume besar. Hal ini dilakukan agar antara beton yang dituang lebih awal dengan beton selanjutnya dapat menyatu dan tidak terjadi cold joint.3.1JADWAL RAPAT, INSPEKSI, DAN TRAINING

Jadwal rapat penting dalam rangka melihat sejauh mana pekerjaan proyek telah selasai, disini para personil kontraktor dapat menceritakan masalah dan hambatan yang sedang dihadapi. Inspeksi penting dalam rangka mengawasi kinerja para pekerja proyek. Pada Proyek Apartemen Sunter Park View ini jadwal rapat untuk koordinasi pelaksanaan antara main kontraktor dengan sub kontraktor diadakan setiap hari 15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View Senin malam dan Jumat malam setiap minggunya. Rapat ini untuk menginformasikan hasil rapat hari Senin yang telah didapat dan menginkan proyek berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan. Untuk jadwal rapat progres dan koordinasi antara main kontraktor dengan MK diadakan setiap hari Senin setiap minggunya. Lalu, jadwal rapat antara konsultan dengan owner setiap hari Rabu setiap minggunya. Rapat ini diadakan untuk mengetahui sejauh mana progress proyek dan merupakan rapat koordinasi setiap elemen-elemen ini. MANAJEMEN BIAYA Terdapat beberapa jenis dari kontrak. Menurut bentuk imbalannya, kontrak dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Kontrak Lumpsum Adalah kontrak pengadaan barang / jasa untuk penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga kontrak yang pasti dan tetap, serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia barang/jasa atau kontraktor pelaksana. 2. Kontrak Unit Price / Harga Satuan Adalah kontrak pengadaan barang / jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yg pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volume pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara. Pembayaran kepada penyedia jasa / kontraktor telah dilaksanakan. 3. Kontrak Gabungan / Lumpsum dan Unit Price Adalah kontrak yang merupakan gabungan lumpsum & harga satuan dalam satu pekerjaan yang diperjanjikan 4. Kontrak Terima Jadi / Turn Key Adalah kontrak pengadaan barang / jasa pemborongan atas EPC (Engineering Proquirement & Consctruction) penyelesaian seluruh 15 pelaksanaan berdasarkan hasil pengukuran bersama terhadap volume pekerjaan yang benar-benar

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti & tetap

sampai seluruh bangunan/konstruksi, peralatan & jaringan utama maupun penunjangnya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yg telah ditetapkan. 5. Kontrak Persentase Adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang konstruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase dari nilai pekerjaan fisik konstruksi/pemborongan tersebut. 6. Kontrak Cost & Fee Adalah kontrak pelaksanaan pengadaan barang / jasa pemborongan dimana kontraktor yang bersangkutan menerima imbalan jasa yg nilainya tetap disepakati oleh kedua belah pihak. 7. Kontrak Design & Built Adalah kontrak pelaksanaan jasa pemborongan mulai dari proses perencanaan sampai dengan pelaksanaan konstruksi fisik yang dilaksanakan oleh Penyedia Jasa satu kontrak yang sama.3.1MANAJEMEN WAKTU

Jadwal pekerjaan (time schedule) adalah suatu alat pengendalian kemajuan pelaksanaan suatu proyek secara menyeluruh. Hal ini berkaitan erat dengan target waktu pelaksanaan yang harus dipenuhi oleh pelaksana konstruksi dalam menyelesaikan proyek. Pada proyek Apartemen Margonda tahap II ini jadwal proyek pertama kali dibuat oleh pihak Manajemen Konstruksi (PT CKM) dan selanjutnya pihak pihak lain yang terkait pada proyek melakukan penyesuaian dengan jadwal yang telah dibuat oleh owner tersebut. Kemudian pada saat pelaksanaan jika terjadi masalah dengan jadwal proyek yang telah direncanakan sebelumnya, maka dilakukan rapat koordinasi untuk membahas bagaimana proyek akan berjalan selanjutnya. Penjadwalan, digunakan sebagai alat untuk menentukan aktivitas yang diperlukan dalam menyelesaikan proyek dan urutan serta durasi di dalam

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View aktivitas yang harus diselesaikan untuk mendapatkan penyelesaian yang tepat waktu dan ekonomis. 1. Proses Penjadwalan Dalam menyusun program penjadwalan proyek haruslah memperhatikan tentang beberapa hal, yaitu : a. Urutan, kaitan dan ketergantungan setiap aktifitas yang direncanakan. b. Metode yang dilukiskan pada rencana yaitu terdiri dari volume pekerjaan, type dan banyaknya peralatan, modal yang tersedia baik untuk menyelesaikan dengan kecepatan normal, crash seluruhnya atau crash sebagian. c. Sumberdaya yang dialokasikan seharusnya terbatas pada yang tersedia saja. d. Durasi proyek jangan sampai terulur. 1. Faktor-faktor yang menentukan durasi waktu : a. Perkiraan durasi kegiatan hendaknya bebas dari pertimbangan pengaruh durasi kegiatan yang mendahului atau yang terjadi sesudahnya. Misalnya kegiatan memasang pondasi tergantung dari tersedianya semen, tetapi dalam memperkirakan durasi memasang pondasi jangan dimasukkan faktor kemungkinan terlambatnya penyediaan semen. b. Perkiraan durasi kegiatan dihasilkan dari asumsi bahwa sumber daya tersedia dalam jumlah yang normal. c. Pada tahap awal perkiraan durasi, dianggap tidak ada keterbatasan jumlah sumber daya, sehingga memungkinkan kegiatan dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan atau paralel, selain dapat dilaksanakan secara berurutan atau seri. d. Gunakan hari kerja normal, jangan dipakai asumsi kerja lembur, kecuali kalau hal tersebut telah direncanakan khusus untuk proyek yang bersangkutan, sehingga diklasifikasikan sebagai hal yang normal.

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View e. Bebas dari pertimbangan mencapai target jadwal penyelesaian proyek, karena dikhawatirkan mendorong untuk menentukan durasi yang disesuaikan dengan target tersebut. f. Tidak memasukkan pengaruh kontingensi untuk hal-hal seperti adanya bencana alam (gempa bumi, banjir, badai, dll), pemogokan dan kebakaran. 1. Barchart Bachart adalah diagram berskala waktu yang menunjukkan waktu yang dijadwalkan bagi berbagai kegiatan. Durasi dari kegiatan-kegiatan tersebut biasanya diperlihatkan secara horisontal dengan skala waktu tertentu 2. Tahapan di dalam membuat suatu barchart a. Menentukan aktivitas-aktivitas yang akan dimasukkan dalam daftar di dalam schedule. b. Sebagai dasar penentuan tersebut di atas adalah dengan berdasarkan WBS. c. Durasi setiap aktivitas diestimasi. d. Menentukan urutan kegiatan (sequence) dan menggambarkan balok/ bar dalam schedule. e. Sequence biasanya tidak terlihat secara eksplisit, tetapi dapat diinterpretasikan dari end point dari suatu aktivitas dan start point dari aktivitas lainnya. 1. Penjelasan dari Master construction schedule Di proyek Apartemen Margonda Garden Residence ini mempunyai master construstion schedule berupa diagram batang atau biasa kita sebut gantt chart. Pekerjaan diawali dengan temporary works sampai akhir September dan pekerjaan excavation sampai akhir Oktober. Garis putusputus pada pekerjaan temporary works menandakan pekerjaan tersebut dilanjutkan sampai pertengahan mei. Pekerjaan dibagi berdasarkan jumlah gedung yang didirikan seperti pekerjaan pada Tower A, B, dan C. Dari pekerjaan tersebut dibagi menjadi pekerjaan struktur dari pondasi sampai

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View atas, pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal, pekerjaan Inspeksi. Proyek ini berdasarkan master schedule diperkirakan selesai pada akhir tahun 2010. 2. S-Curve Dari pihak kontraktor sendiri, pengendalian waktu proyek dilakukan dengan berpedoman pada Kurva S dan terus menerus dilakukan koordinasi divisi pelaksana PT. Cipta Kertasari Mas setiap paginya atas pekerjaan yang telah ter-progress. Dalam barchart juga dikenal kurva S. Kurva S menggambarkan kemajuan pekerjaan fisik suatu proyek. Kurva S dapat digambarkan langsung pada barchart atau digambarkan secara terpisah. Untuk menggambarkan kurva S data-data dari diagram balok diubah lebih dahulu dalam bentuk bobot persen untuk setiap uraian pekerjaan. Untuk membuat bobot masing-masing pekerjaan maka seluruh pekerjaan dinyatakan dalam satu-satuan. Kurva-S ini mempunyai beberapa kegunaan antara lain : a. Sebagai kontrol aktivitas yang dicapai di lapangan, apakah terjadi keterlambatan atau tidak. Jika ada, maka harus diatasi dengan cepat dan dilakukan tindakan koreksi dari pihak kontraktor. demikian jadwal aktivitas selanjutnya tidak terganggu. b. Sebagai alat untuk menjelaskan posisi prestasi yang telah dicapai kontraktor sehubungan dengan pembayaran per-term. c. Untuk mengarahkan pada distribusi pekerjaan yang baik. Untuk mengendalikan jalannya pelaksanaan proyek, diperlukan kurva-S aktual. Sebelum kurva-S dibuat maka pekerjaan yang perlu dilakukan adalah memberi bobot pada setiap item pekerjaan, lalu menentukan durasi dari setiap item pekerjaan tersebut. Kemudian bobot persen kumulatif diplot sebagai ordinat dan waktu pelaksanaan diplot sebagai absis. Dengan menghubungkan titik yang didapat maka terbentuk suatu kurva yang menyerupai huruf S. Diusahakan agar kurva S yang didapat merupakan kurva S yang ideal. Kurva S yang ideal mempunyai kemiringan awal dan kemiringan akhir yang Dengan

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View relatif kecil, sedangkan kemiringan di tengah kurva cukup besar. Secara logis hal ini menyatakan bahwa awal pekerjaan perlu dipersiapkan segala sesuatunya dengan seksama sehingga selanjutnya pekerjaan dapat berjalan dengan baik. Begitu juga pada keadaan akhir secara perlahan-lahan volume pekerjaan dan kesibukan pekerjaan berkurang. Kurva S yang diperoleh disebut kurva S rencana. Untuk mengontrol kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya maka dibuat kurva S aktual. Dengan membandingkan kurva S rencana dan kurva S aktual dapat dievaluasi kemajuan proyek. Secara teoritis ada 3 kemungkinan hasil yang didapat: a. Kurva S aktual di atas kurva S rencana Untuk keadaan ini berarti kontraktor menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dari yang direncanakan. Hal ini baik sejauh kecepatan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. b. Kurva S aktual berhimpit dengan kurva S rencana Untuk keadaan ini berarti keadaan sesuai dengan rencana, tetapi sangat sukar dicapai. c. Kurva S aktual di bawah kurva S rencana Untuk keadaan ketiga ini berarti ada keterlambatan dalam pengerjaan proyek.

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

Gambar 3.16 S-Curve Proyek Apartemen Sunter Park View

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

3.1MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

3.6.1 Filosofi Pekerjaan konstruksi tergolong pekerjaan yang mempunyai potensi terjadinya kecelakaan yang cukup besar. Selain itu, masalah kesehatan juga sering menjadi hambatan pada pekerjaan konstruksi sehingga seringkali menyebabkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu, para tenaga kerja konstruksi dari mulai manager hingga pembantu tukang harus dilindungi agar dapat bekerja dengan baik dan produktif sehingga pekerjaan konstruksi pun dapat selesai tepat pada waktunya. Menetapkan keselamatan, kesehatan dan lingkungan kerja sebagai persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam setiap aktivitas kerja. Dalam konstruksi, ketetapan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dikenal dengan istilah K3. K3 merupakan suatu ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan menjaga kesehatan di tempat kerja. Skala pekerjaan yang semakin besar, luas serta memerlukan waktu yang cepat belum tentu diimbangi dengan peningkatan ketrampilan baik dalam skill maupun pemahaman akan adanya bahaya. Kebiasaan menggunakan mandor borong yang umumnya juga sekaligus sebagai penyedia tenaga kerja yang umumnya berpendidikan rendah dengan gaji serta fasilitas yang kurang memadai, akan meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, pelaksanaan K3 memerlukan komitmen semua pelaku bisnis ini, karena selain memerlukan perhatian dan tindakan nyata, juga biaya yang tidak sedikit. Pihak owner sering menganggap bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan tugas dan kewajiban pemborong dan biaya yang diperlukan untuk hal tersebut sepenuhnya menjadi beban dan tanggungan pihak kontraktor. Seringkali dalam rencana anggaran biaya (RAB) kontrak tidak dialokasikan khusus untuk biaya K3 ini. Asuransi seperti Jamsostek merupakan salah satu cara untuk mengatasi apabila terjadi kecelakaan. Namun pada umumnya, pada kontraktor kecil tidak mengasuransikan keselamatan pekerjanya.

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 3.6.2 Tujuan dan Saran Tujuan K3 ini adalah agar semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada di lokasi pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan merasa aman dalam melaksanakan tugasnya. Sasaran K3 meliputi :

Semua bahan dan material, alat dan mesin produksi agar terjamin keamanannya, mulai dari pendatangan, penyimpanan, pemakaian, maupun setelah dipergunakan, harus melalui tahapan/prosedur yang benar.

Semua proses pekerjaan konstruksi agar dapat dilaksanakan dengan aman dan terkendali.

3.6.1 Struktur Organisasi dan Safety Produk

Gambar 3.17 Alur Koordinasi dengan Pihak Luar

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 3.6.2 Program KeselamatanGambar 3.18 Program Keselamatan yang Dilakukan

Program keselamatan dibuat untuk para pekerja proyek, khususnya bagi para pekerja yang berada di lapangan sebagai upaya pencegahan timbulnya kecelakaan kerja pada saat bekerja dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan tindakan antisipatif apabila terjadi hal demikian. 1. Kecelakaan Target untuk kecelakaan yang ingin dicapai oleh perusahaan kontraktor adalah tidak ada kesalahan yang fatal dalam setiap kegiatan proyeknya. 2. Safety induction Pemberian pengenalan peraturan safety proyek kepada setiap karyawan dan sub kontraktor serta mandor yang terlibat dalam proyek ini untuk partisipasi dan tanggung jawab terhadap keselamatan kerja oleh semua pihak. 3. Toll box meeting Memberikan penjelasan mengenai pentingnya keselamatan kerja dalam bekerja pada bidang konstruksi bangunan dan memberikan informasiinformasi lapangan kepada pekerja mengenai daerah bahaya, penanggulangan dan hal lainnya yang berkaitan yang akan diadakan setiap Rabu pagi sebelum bekerja. 4. Safety monthly meeting Mempresentasikan hasil yang telah dicapai setiap bulannya kepada top management eprusahaan dan subkont dan untuk menarik dukungan terhadap keselamatan kerja dari semua top management seriap 1 kali sebulan setiap hari Rabu. 5. Safety inspection Melakukan inspeksi pada setiap kegiatan, lingkungan dan peralatan yang memungkinkan untuk terjadinya kecelakaan dan melakukan tindakan pencegahannya secara langsung serta membuat sistem pelaporan. 6. Safety patrol

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View Melakukan patroli setiap 2 minggu sekali bersama semua top management ke lapangan untuk mengetahui permasalahan keselamatan kerja di lapangan.

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

7. Fogging Penyemprotan nyamuk di lapangan untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan oleh serangga dan sejenisnya sebagai salah satu kepedulian kami terhadap kesehatan pekerja. Ketentuan Umum:a. Fogging minimal dilakukan satu kali sebulan atau lebih sering jika

dibutuhkan b. Pelaksanaannya harus sepengetahuan Safety Officerc. Minimal 2 hari sebelum fogging dilaksanakan, Safety Officer telah

mensosialisasikand. Pekerja pelaksana fogging harus memakai sepatu, masker, kaca mata

serta helmet dan sarung tangane. Lampu penerangan untuk lokasi yang akan di fogging harus ada dan

mencukupi1. General cleaning and house keeping

Melakukan pembersihan secara missal yang melibatkan seluruh pekerja dan seluruh subkontraktor di lapangan untuk menciptakan lapangan kerja yang selalu bersih dan rapih. 2. Penanganan Limbah Bagian ini akan dibagi menjadi 5 yaitu limbah domestik, limbah B3 padat, Limbah B3 cair, limbah logam, serta fasilitas penanganan limbah yang tersedia di proyeka. Limbah Padat Domestik

Semua jenis limbah domestik, baik limbah organik (sisa makanan, tissue) maupun non organik (plastik, stereoform) akan dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan Semntara) yang berada disekitar proyek kemudian baru diangkut oleh dinas keberrsihan kota Depok yang nantinya akan dibuang ke TPA Cipayung.b. Limbah Padat B3

Untuk semua limbah B3 padat seperti baterai sel kering, aerosol, lampu, akan dibuang ke pembuangan akhir Prasada Pamunah Limbah Industri (PPLI)/JKT tetapi melalui penadah 15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View terlebih dahulu yang mengumpulkan ke daerah sekita proyek setelah itu disalurkan langsung ke tempat pembuangan khusus B3 padat. c. Limbah Logam Limbah logam yang ada dikumpulkan dulu terlebih dahulu di sekitar proyek dan nantinya akan dibawa langsung oleh penadah yang akan mengirimkannya ketempat pengolahan akhir. Fasilitas penanganan Limbah yang ada disekitar proyek Apartemen Margonda Residence adalah Box Keranjang Sampah yang digunakan untuk mengumpulkan terlebih dahulu limbah-limbah tersebut, kemudian dikumpulkan oleh penadah yang akan langsung memisah-misahkan nya dan mengirimkan limbah tersebut ke tempat pembuangannya masing-masing, selain limbah ada juga tempat pembuangan sementara (TPS) untuk membuang barang-barang yang tidak digunakan lagi. 3.6.1 Keselamatan Kerja A. Safety training1. Safety awareness

Untuk meningkatkan kepedulian dan pelaksana lapangan dan subkontraktor kami memberikan pelatihan keselamatan kerja yang berkaitan dengan kegiatan lapangan yang akan berlangsung. 2. Fire handling Memberikan pelatihan tentang dasar-dasar fire safety beserta dengan cara penganggulangan, dan upaya pencegahannya. 3. First aid Memberikan pelatihan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan untuk kecelakaan-kecelakaan kecil yang sifatnya umum dan tidak berat yang dapat dilakukan di klinik proyek.

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

Gambar 3.19 Tindakan dalam menangani kebakaran

A. Tabung apar dan kotak P3K Ketentuan Umum: Kotak harus ditempatkan pada tempat-tempat yang mudah/dapat terlihat dan dapat dijangkau, isi kotak harus selalu lengkap, dan dijaga kesterilan-nya, klinik yang digunakan harus pada posisi yang mudah dicapai, dan klinik tersebut harus selalu beroperasi selama pekerjaan proyek masih berjalan. 1. Penempatan tabung apar Tabung apar ditempatkan di setiap lokasi yang beresiko untuk timbulnya api atau kebakaran agar penanggulangan dapat segera tertangani, penempatannya di lokasi-lokasi yang mudah terlihat serta terjangkau. Jenis tabung disesuaikan dengan jenis api yang mungkin timbul dan bahan bakar penyebabnya. 2. Penempatan kotak P3K Kotak P3K disediakan di lokasi klinik disetiap pos jaga keamanan agar setiap terjadi kecelakan yang sifatnya kecil dapat segera diberi pertolongan dan tercatat untuk mengetahui frekuensinya. 3.6.1 Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Kerja Manajemen untuk kebersihan dan kesehatan lingkungan kerja pada Proyek Apartemen Margonda Garden Residence adalah sebagai berikut: 1. Kebersihan

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View a. Untuk menjaga kebersihan lingkungan proyek disediakan tenaga kebersihan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. b. Untuk fasilitas sanitasi disediakan sarana MCK di lapangan. 1. Kesehatan a. Jamsostek b. Penyediaan fasilitas klinik on site c. Fogging/ penyemprotan nyamuk setiap satu minggu sekali untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkannya. d. Toilet pekerja Ketentuan umum: Toilet di dalam bangunan: Khusus digunakan untuk keperluan

buang air kecil. Toilet di luar bangunan: Khusus digunakan untuk buang air kecil

dan buang air besar dan dibuat dengan dinding batu bata setinggi 90 cm. 1. Rambu-rambu Rambu-rambu dan spanduk Pemasangan rambu dan spanduk di lapangan yang berupa gambar dan tulisan yang mempunyai makna larangan, perhatian dan anjuran sebagai salah satu bentuk sosialisasi keselamatan kerja di lapangan yang sifatnya pasif. Ketentuan Umum :1. Tulisan harus terlihat / terbaca jelas dari jarak minimal 5 meter. 2. Bentuk, ukuran dan penempatan rambu sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan. Beberapa jenis rambu yang dimaksud ialah: BAHAYA Ada Lubang BAHAYA Bahan Mudah Terbakar BAHAYA Listrik Tegangan Tinggi AWAS Kepala Terbentur PERHATIAN Dilarang Masuk PERINGATAN : Pekerjaan Las, Harus Gunakan Pelindung Wajah dan Sarung Tangan 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 3.6.1 Alat Pengaman Kerja Ketentuan Umum: Beberapa jenis pengaman kerja yang diatur ialah: Railing Pemasangan railing tepi lantai atau lubang dengan tambang kuning sebagai pertanda bahwa daerah tersebut merupakan tepi bangunan atau lubang di setiap lantai keliling gedung. Safety Net Safety deck dipasang untuk menahan benda jatuh dari lantai atasnya agar tidak mengenai orang yang berada di bawahnya, safety deck dipasang 3 lantai dari lantai teratas agar benda jatuh dapat tertangkap safety deck/ net

Catch Platform Jembatan Kerja Proteksi terhadap api Terminal Material Shelter Kelabu tepi lantai Kelambu tepi lantai dipasang untuk 10 lantai pertama mulai dari lantai 2, untuk mencegah debu/ sampah yang terbang.

Pengaman void Untuk mengamankan dari benda jatuh maka tiap void ditutup dengan menggunakan palay wood/ jaring pengaman untuk menangkap benda jatuh dari pekerjaan pembongkaran lantai atasnya dan dilakukan setiap tiga lantai mulai dari lantai 1.

3.6.1 Alat Pelindung Diri Ketentuan umum untuk alat pelindung diri akan di jelaskan pada Tabel 2.1 berikut ini.Tabel 3.1 Ketentuan Umum Alat Pelindung Diri

No. Jenis Pengaman Kerja 1. Pelindung Diri (Umum)

Standar Pengamanan Yang wajib menggunakan - Helmet - semua orang yang berada - Sepatu - Pakaian Sopan 14 di area proyek

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 2. Sepatu safety - Memakai Sepatu - Mempuyai safety toe yang tahan 3. Sarung Tangan benturan -Dari bahan tahan panas, tidak mudah sobek - dari bahan yang tidak menghantarkan 4. Masker Las listrik - Dapat melindungi mata&wajah dari 5. 6. percikan api Tutup Telinga/ Ear Plug Dapat mengurangi Kaca mata kadar bising > 85 dB Tahan terhadap percikan puing & 7. Masker debu Dapat menahan bahaya partikel8 a. Safety Belt b. Full Body Harnest partikel debu/ asap Mampu menahan beban (maks. 100 kg) Operator genset Tukang bobok, tukang gerinda & pekerjaan Pengikisan Tenaga kebersihan, tukang gerinda Pekerja yang berpotensi jatuh bebas dari 2 m s/d < 3m - Tukang las/welder - Operator alat berat/ mekanik - Staff, Engineer, Koordinator Lapangan - Tukang Besi, ducting, baja & Las - Teknisi Listrik

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

3.6.2Penanggulangan kecelakaan

Gambar 3.20 Penanggulangan jika terjadi kecelakaan 3.1TRAFFIC MANAGEMENT

Di dalam suatu proyek dibutuhkan adanya suatu akses jalan untuk kendaraan proyek melintas. Akses jalan ini dibuat untuk mempermudah pengangkutan barang yang berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan di proyek. Suatu akses jalan diperlukan sebuah traffic manajement agar kendaraan proyek tidak terjadi penumpukan kendaraan proyek di satu area. Akses yang digunakan dalam pembangunan Margonda Residence digunakan jalan Margonda Raya, yang langsung menuju apartemen Margonda Residence yang I, dari sana terdapat jalan akses kecil yang menuju bagian belakang apartemen dimana pembangunan Apartemen Margonda Garden Residence tahap 2 berada.3.2PROCUREMENT

Untuk melaksanakan suatu proyek yang memerlukan ketepatan waktu serta kesesuaian jadwal, maka manajemen pengadaan yang sesuai jadwal dan sesuai kebutuhan merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Dengan adanya pengaturan manajemen waktu maka baik waktu maupun biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan suatu proyek akan menjadi lebih efisien. Pimpinan proyek perlu memberikan perhatian khusus pada manajemen pengadaan ini karena pengeluaran yang diperlukan untuk pelaksanaan manajemen ini akan berpengaruh besar pada keseluruhan anggaran proyek. Selain berpengaruh pada anggaran dana, manajemen pengadaan juga melibatkan hubungan dengan pihak di luar perusahaan, seperti rekanan, manufaktur, transporter, ataupun instansi pemerintah (bea cukai). Oleh karena itu, prosedur pelaksanaan manajemen pengadaan juga harus memperhatikan ketentuan-ketentuan yang ada pada instansi yang bersangkutan. Pemilihan rekanan, manufaktur, ataupun network pada instansiinstansi pemerintah juga akan menentukan kualitas baik tenaga kerja, material, maupun

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View peralatan yang dapat disediakan. Semakin sering suatu proyek mengadakan kerja sama dengan suatu rekanan penyedia atau supplier peralatan, maka tingkat kepercayaan akan meningkat diantara kedua belah pihak sehingga supplier pun akan memberikan barang dengan kualitas yang diinginkan dan akan mengurangi kesempatan untuk melakukan kecurangan. Demikian juga dengan pengadaan tenaga kerja maupun material. Untuk komponen manajemen pengadaan ini dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, yaitu penyediaan tenaga kerja, material, serta peralatan. 3.8.1 Pengadaan Tenaga Kerja Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam pelaksanaan proyek karena pengaruhnya yang cukup besar terhadap terlaksananya proyek serta biaya dan waktu penyelesaian pekerjaan proyek. Namun tenaga kerja merupakan komponen yang kompleks serta memerlukan pengaturan khusus dalam upaya penyediaan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk mendukung penyediaan komponen ini, terdapat beberapa proses pengambilan keputusan terkait dengan tenaga kerja, yaitu: Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja Recruitment dan pembagian tenaga kerja ke dalam kelompok kerja Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan Peningkatan kualitas pengerjaan dari tenaga kerja Pengendalian jumlah keseluruhan tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung Perencanaan, penjadwalan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan tenaga kerja Untuk pengadaan di lapangan juga tergantung dari kinerja mandor sebagai penyedia tenaga kerja. Mandor biasanya mendapat instruksi terlebih dahulu dari pengawas mengenai volume pekerjaan yang akan dilakukan dan disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang disediakan. Perlu diadakan koordinasi mengenai hal ini agar tingkat penggunaan tenaga kerja menjadi efisien serta tidak menyebabkan peningkatan biaya akibat ketidaksesuaian antara volume pekerjaan serta jumlah tenaga kerja. Untuk mencegah hal tersebut, maka diadakan rapat rutin antara pengawas dan pelaksana setiap pagi untuk mengontrol dan 15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View mengkoordinasikan kebutuhan pekerjaan hari itu. Pada proyek ini, seluruh tenaga kerja direkrut dan menjadi tanggung jawab pihak kontraktor. Bagian kontraktor yang bertugas ialah mandor. Mandor mendapat instruksi untuk merekrut berapa banyak tenaga kerja yang diperlukan oleh pengawas, sekaligus pihak yang membayarkan upah serta memberhentikan tenaga kerja sesuai dengan instruksi dari pengawas. Mandor yang dimiliki oleh Kontraktor CKM pada pembangunan Apartemen Margonda Garden Residence untuk mengontrol para pekerja dan proses perekrutan para pekerja ada 4 orang. Dengan 2 mandor utama, Mandor utama yang 1 bertugas untuk mengontrol dan bertanggung jawab pada setiap pekerjaan dan pekerja di Tower A, dan memiliki 140 Orang anak buah yang direkrutnya sendiri dari berbagai tempat, sedangkan Mandor utama yang ke 2 bertanggung jawab pada setiap pekerjaan di Tower B dan C yang memiliki anak buah 197 orang dan proses prekrutan dilakukan sendiri. Mandor yang bertugas dan bertanggung jawab untuk proses pembuatan dan pembuatan dinding prefab memiliki anak buah sebanyak 82 orang dan proses perekrutan dilaksanakan sendiri oleh para mandor tersebut, Mandor yang ke 4 bertanggung jawab untuk daerah outdoor dan memilik anak buah sebanyak 23 orang. 3.8.1 Pengadaan Material Selain tenaga kerja, komponen kedua yang perlu disediakan ialah material. Pengadaan material akan mempengaruhi kinerja suatu pekerjaan di proyek. Jika terjadi keterlambatan supply material, maka pekerja tidak dapat melakukan pekerjaan, akibatnya waktu pekerjaan akan mundur dan upah pekerja pun akan tetap dibayarkan dan akan menyebabkan peningkatan biaya proyek. Pada proyek ini, penyediaan material disediakan oleh subkontraktor. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal dalam pemesanan material, yaitu : a. Identifikasi jenis dan jumlah material Dalam pemesanan material perlu dilakukan survey serta pemilihan material yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan untuk keperluan proyek dan sesuai standar desain. Setelah sesuai dengan spesesifikasi, dilanjutkan dengan penentuan jumlah material yang dibutuhkan untuk setiap jenis material yang dipilih. Karena disediakan oleh pihak subkontraktor, maka pihak kontraktor yang menentukan jenis material serta jumlah yang 15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View dibutuhkan dan dikirimkan pada subkontraktor. Jika material yang telah diminta dapat disediakan, biasanya pihak kontaktor mengecek kembali material tersebut. Untuk beberapa material, dibuatkan contoh barang agar dapat dijadikan sebagai bahan pengecekan apabila terjadi kerusakan. b. Kualitas Material Pertimbangan akan kualitas material biasanya didasarkan pada nama baik supplier serta dari pengalaman penggunaan material tersebut sebelumnya. Pada proyek ini, dari pihak kontraktor telah menetapkan spesifikasi kualitas yang akan digunakan sesuai dengan standar desain. Dari pihak subkontraktor akan menyediakan sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan. c. Lokasi penyediaan material Lokasi penyediaan material menjadi salah satu pertimbangan penting dalam pemesanan material karena semakin dekatnya lokasi penyediaan material akan memudahkan pendistribusian material menuju lokasi proyek. Jika material yang dibutuhkan hanya tersedia pada lokasi yang cukup jauh maka kontraktor harus memiliki scheduling (penjadwalan) proyek yang baik, dimana pihak kontraktor telah memperhitungkan waktu pengiriman yang dibutuhkan sehingga pelaksanaan pekerjaan konstruksi tidak terhambat. Pada proyek ini, untuk penyediaan beberapa material terdapat di dalam area proyek sehingga tidak akan memakan waktu pendistribusian material yang ada. Material tersebut ialah beton dimana batching plant juga terdapat di area proyek, juga material lain seperti pasir silica. d. Harga material Faktor harga menjadi hal yang patut dipertimbangkan karena semakin murahnya harga material maka biaya pengeluaran proyek dapat diperkecil. Pada proyek ini, penyediaan material disediakan oleh pihak owner dengan mengadakan kontrak dengan subkontraktor yang disetujui. Dalam hal ini pihak kontraktor tidak perlu menghitung biaya material kecuali untuk beberapa material dimana tidak menjadi tanggung jawab owner. Yang perlu diperhatikan dalam harga material ialah walau menggunakan material dengan harga murah, kualitas juga harus tetap diperhatikan. e. Waktu pengiriman

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View Waktu pengiriman harus diperkirakan akan membutuhkan waktu berapa lama untuk dapat tiba di proyek. Jika terjadi keterlambatan kedatangan, maka proses konstruksi juga akan mengalami keterlambatan. Pada proyek ini, hal ini sering menjadi kendala. Diakibatkan material disupply oleh beberapa subkontaktor, sehingga waktu pengirimannya pun menjadi tidak bersamaan sehingga beberapa pekerjaan seperti mock up menjadi terlambat cukup lama. 3.8.1 Pengadaan Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi selain dibutuhkan tenaga kerja dan material, juga diperlukan alat-alat penunjang untuk mempermudah pelaksanaan suatu pekerjaan sehingga efisiensi waktu dapat ditingkatkan. Pengadaan peralatan pada proyek ini dilakukan dengan 2 cara yaitu: a. Pengadaan yang diadakan sendiri oleh pihak kontraktor, yaitu dengan menggunakan peralatan yang merupakan inventaris perusahaan, pinjaman dari proyek lain yang masih satu perusahaan. Untuk pengadaan ini tidak perlu mengeluarkan biaya penyewaan. b. Pengadaan yang dilakukan dengan melibatkan pihak luar, yaitu pihak penyewaan alat-alat konstruksi. Cara ini dilakukan jika pihak kontraktor tidak memiliki alat-alat konstruksi yang diperlukan untuk keberlangsungan pekerjaan proyek. Untuk pengadaan ini diperlukan biaya untuk penyewaan. Besarnya biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kontrak yang dibuat antara pihak kontraktor dengan supplier. Pembayarannya pun bervariasi, ada yang dibayar per bulan atau pun sesuai dengan perjanjian di kontrak. Untuk pengadaan jenis ini, biasanya pihak kontraktor melakukan peminjaman pada supplier yang telah dipercaya atau pernah melakukan peminjaman sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menjamin kualitas alat yang dipinjam sekaligus membina relasi. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan jenis serta penentuan jumlah peralatan yang akan digunakan, yaitu: a. Untuk pemilihan jenis peralatan, khususnya yang ingin dibeli, diusahakan sedapat mungkin merupakan jenis-jenis yang banyak tersedia di pasaran (seperti komponen suku cadang dan tempat perawatan). 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View b. Peralatan harus dapat digunakan/ditempatkan pada lingkungan kerja dalam arti transportasi peralatan konstruksi baik dari atau ke lingkungan kerja serta penempatan dan pengoperasian mereka tidak mengganggu kegiatan konstruksi yang sedang berlangsung maupun aktivitas masyarakat di sekililingnya. c. Pemilihan supplier penyedia alat-alat konstruksi. Semakin baik apabila pernah menggunakan alat tersebut sebelumnya. Hal ini penting karena penyewaan ini tidak memakan biaya yang sedikit. d. Penentuan jumlah peralatan ditentukan dengan schedule pekerjaan yang diperlukan. Sebagai contoh, apabila sedang dilakukan pengerjaan tanah maka diperlukan excavator, jika areanya luas maka mungkin dapat digunakan lebih dari 1 excavator. Tetapi jika sedang tidak dilakukan pekerjaan tanah, tidak perlu meminjam excavator karena biaya penggunaan excavator biasanya dihitung per jam sehingga apabila tidak digunakan tetapi terdapat di proyek maka akan dikenai biaya sekaligus menyita area konstruksi. e. Untuk penggunaan alat-alat khususnya yang merupakan inventaris perusahaan, operator alat tersebut harus memiliki SIO sehingga menjamin keamanan penggunaan alat-alat yang ada. Selain itu, juga melakukan efisiensi waktu. Untuk penggunaan alat-alat pinjaman biasanya operator alat telah termasuk dari biaya penyewaan alat-alat tersebut.3.1PENGENDALIAN MUTU DAN WAKTU

Kegiatan pengadaan mencakup lingkup kerja yang cukup luas dan berhubungan erat dengan desain engineering. Kegiatan lain yang tidak kalah pentingnya adalah menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemesanan peralatan yang harus diproses dahulu di pabrik penjual, misalnya, generator listrik, kompresor, ketel uap, tower penukar panas, dll. Audit dari pihak pemesan peralatan (pemilik proyek/kontraktor utama) harus meliputi antara lain sebagai berikut : Verifikasi program mutu produsen, apakaha cukup memenuhi keperluan untuk peralatan yang dipesan. Bila perlu dapat ditambah atau disesuaiakan dengan keperluan yang dianggap penting oleh pemesan.

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View Memantau apakah program tersebut telah dijalankan dengan baik Memeriksa kelengkapan sertifikasi baik mengenai bahan yang berasal dari subkontraktor (rekanan) ataupun mengenai tahap-tahap proses pabrikasi sampai pada taraf uji coba operasi Memeriksa apakah segala nonconformance telah diperbaiki dan dicatat dalam dokumen Pelaksanaan pekerjaan di lapangan harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS) pelaksanaan, agar didapat hasil dan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mencegah ketidaksesuaian pekerjaan terhadap RKS, maka proses pengendalian mutu pekerjaan dilakukan mulai dari awal pekerjaan hingga akhir pekerjaan tersebut.

Gambar 3.21 Flow Chart Diagram Pengendalian Mutu Proyek

Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan konstruksi dalam hubungannya dengan masalah mutu adalah sebagai berikut: Material Konstruksi Umunnya tersedia ataupun dapat dibeli di lokasi atau di sekitar lokasi proyek, seperti bahan bangunan, besi beton, consumables, besi untuk struktur, piapa ukuran kecil, dll. Peralatan Dibuat di pabrik atas dasar pesanan, seperti kompresor, generator, mesinmesin, dll. Peralatan demikian umumnya diangkut dari jarak jauh untuk sampai ke lokasi proyek Pelatihan dan sertifikasi tenaga konstruksi Misalnya, melatih ahli mengelas Pengendalian proyek terdiri atas kegiatan monitoring dan updating, yaitu monitoring kemajuan pekerjaan dan membandingkannya dengan 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View rencan/jadwal,serta meng-update rencana/jadwal sisa pelaksanaan proyek. Pengendalian proyek disini difokuskan untuk memastikan agar tujuan proyek yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Pengendalian proyek yang efektif ditandai oleh hal-hal sebagai berikut: a. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan, sehingga dapat mengetahui adanya penyimpangan selagi masih awal. b. Diperlukan kemampuan menganalisis indikator secara akurat dan obyektif, sehingga bentuk tindakan yang diambil, tepat dan benar. c. Terpusat pada masalah yang sifatnya strategis,agar pengunaan waktu dan tenaga dapat efisien. d. Mampu mengkomunikasikan masalah, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan/yang berwenang, agar tindakan koreksi yang diperlukan dapat segera dilaksanakan. e. Kegiatan pengendalian tidak boleh berlebihan, agar biaya yang dipakai untuk kegiatan pengendalian tidak melampaui manfaat dari hasil kegiatan tersebut. f. Dapat memberikan petunjuk prakiraan hasil pekerjaan yang akan datang,sehingga dapat dipakai untuk menentukan langkah pelaksanaan penyelesaian proyek. g. Dapat memberikan usulan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan dengan biaya dan tenaga yang minimal. Banyaknya pihak yang terlibat dalam proyek ini menyebabkan perlu diaturnya suatu strategi tertentu agar komunikasi antara masingmasing pihak dapat terjalin dengan baik, dengan maksud agar proyek dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan semua pihak. Pada proyek ini, diadakan beberapa jenis rapat untuk mengkoordinasikan pihak-pihak yang terkait dalam proyek dan dibuatnya beberapa jenis laporan yang secara umum mengambarkan kondisi proyek (apakah sesuai dengan schedule utama proyek) agar proyek tersebut dapat selesai tepat pada waktunya. Beberapa jenis rapat dan laporan yang diadakan antara lain: Rapat dan Laporan Harian Berisi mengenai catatan kegiatan setiap hari dan permasalahan yang ditemui, termasuk catatan cuaca harian, keluar-masuk barang, dll. 15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

Rapat dan Laporan Mingguan Berisi mengenai catatan kegiatan dalam seminggu dan permasalahan yang ditemui dan solusinya, termasuk catatan keluar-masuk barang, jumlah tenaga kerja, dll.

Rapat dan Laporan Bulanan Berisi mengenai laporan lengkap aktivitas selama satu bulan, terutama laporan kemajuan proyek, perbandingan S-curve rencana dan realisasi dan alasan-alasan sesuai fakta mengenai ketidaksesuaian yang terjadi. Adapun Proses pelaksanaan pengendalian mutu pekerjaan pada setiap jenis

pekerjaan dapat dijelaskan sebagai berikut dalam bentuk flowchart. 1. Flow Chart Pemeriksaan Besi Balok LapanganGanti sesuai shop drawing Diperbaikibesi Tidak sesuai Tambah Diperbaiki

Gambar 3.22 Flow Chart Pemeriksaan Besi Balok Lapangan

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

2. Flow Chart Pengecekan Besi Kolom

Gambar 3.20 Flow Chart Pengecekan Besi Kolom

3. Flow Chart Pembesian Besi Plat

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View

4. Pemeriksaan Pengendalian Mutu Beton

Gambar 3.23 Flow Chart Pengecekan Besi Kolom

Rendam Tolak Tidak masuk Masu Tes sesuai umur k

Gambar 3.24 Flow Chart Pengendalian Mutu Beton

Dari beberapa Flow Chart ini kita dapat melakukan pengendalianpengendalian yang berhubungan dengan proses kerja pada proyek, flow chart ini sangat membantu dalam proses manajeman pengendalian mutu dan dan manajeman waktu, bila salah satu komponen tidak bekerja sesuai dengan flow chart ini maka kita bisa mengecek dimanakah terjadinya kesalahan tersebut, kemudian jika mutu yang diinginkan tidak sesuai dengan mutu yang sesuai dengan keinginan kita, kita masih bisa melakukan pengendalian mutu sehingga barang yang nantinya dihasilkan bisa sesuai dengan mutu yang ada.3.1PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KERJA

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi tidak mungkin apabila hanya dilakukan oleh 1 atau 2 pihak saja, melainkan akan melibatkan berbagai macam pihak khususnya di dalam proyek itu sendiri. Oleh karena itu, perlu diadakannya pembagian tugas dan tanggung jawab dari pihak-pihak yang terkait agar keberlangsungan proyek dapat berjalan lancar. Adapun pembagian job description tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Project Manager (PM) Tugas dan tanggung jawab Project Manager dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Memimpin rapat proyek. 2. Memimpin presentasi internal. 3. Memimpin presentasi external. 4. Memimpin rapat sosialisasi. 5. Mengkoordinir proses persetujuan mock up. 6. Memonitor pembuatan gambar koordinasi. 7. Mengikuti kegiatan/hadir pada presentasi shopdrawing. 8. Memonitor pelaksanaan pekerjaan. 9. Mengkoordinir penilaian kinerja supplier. 10. Mengkoordinir penilaian kinerja subkon. 11. Mengkoordinir penilaian kinerja subkon alat. 12. Memimpin Final Insperction. 13. Mengkoordinir pembuatan laporan akhir. 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Quality Control (QC) Tugas dan tanggung jawab Quality Control dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat sosialisasi. 2. Terlibat pada proses persetujuan mock up. 3. Membuat identifikasi serta hasil inspeksi & tes. 4. Memproses persetujuan pelaksanaan pekerjaan. 5. Melaksanakan Quality control pada setiap tahap pekerjaan.

15

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Site Manager (SM) Tugas dan tanggung jawab Site Manager dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat proyek. 2. Mengikuti kegiatan/hadir pada presentasi internal. 3. Mengikuti kegiatan/hadir pada presentasi external. 4. Membuat rencana mock up. 5. Membuat rencana pemakaian alat. 6. Membuat rencana pemakaian tenaga kerja . 7. Membuat metode & rencana tahapan pelaksanaan. 8. Membuat evaluasi system mutu subkon alat luar. 9. Terlibat pada proses pembuatan gambar koordinasi. 10. Mengkoordinir pembuatan mock up. 11. Melaksanakan inpeksi & tes. 12. Mengkoordinir persiapan lapangan. 13. Memimpin rapat koordinasi lapangan. 14. Membuat schedule koordinasi subkon. 15. Melakukan control kepada subkon,supplier dan mandor. 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Pelaksana Tugas dan tanggung jawab Pelaksana dapat dijabarkan sebagai berikut:1. Mempelajari shop drawing & metode kerja yang ada sesuai area kerjanya.

2. Terlibat pada proses pemeriksaan mock up. 3. Melaksanakan inspeksi & tes.4. Mengatur dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan dari subkon/ supplier/

mandor/ pihak ke III lainnya. 5. Melaksanakan final inspection. 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Mekanik Tugas dan tanggung jawab Pelaksana dapat dijabarkan sebagai berikut :1. Menyusun rencana jenis, jumlah, penggunaan, penempatan dan jadwal

peralatan. 2. Membuat rencana perawatan alat. 3. Mengatur penyediaan peralatan.4. Membuat daftar alat dan operator.

14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 5. Melaksanakan perawatan alat. 6. Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat koordinasi lapangan. 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Surveyor Tugas dan tanggung jawab Surveyor dapat dijabarkan sebagai berikut :1. Melakukan plotting site plan ke lapangan untuk menentukan benchmark,

center line, titik elevasi tanah asli dan border line. 2. Melaksanakan pembuatan mock up. 3. Merawat alat ukur optic & perlengkapannya.4. Melaksanakan pengukuran dan marking untuk menentukan level, as, vertical

dan horizontal.5. Melaksanakan verifikasi alat ukur dan mengawasi penggunaan alat-alat

ukur. 6. Melaksanakan IK surveyor. 7. Membuat daftar alat ukur. 8. Melakukan pengukuran kembali atas hasil pekerjaan. 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Site Engineer (SE) Tugas dan tanggung jawab Site Engineer dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Mengikuti kegiatan/hadir pada rapat proyek. 2. Mengikuti kegiatan/hadir pada presentasi internal. 3. Mengikuti kegiatan/hadir pada presentasi external. 4. Membuat rencana shop drawing. 5. Mengkoordinir pembuatan gambar koordinasi. 6. Mengkoordinir pembuatan shop drawing. 7. Mengkoordinir penentuan schedule material. 8. Mengkoordinir pembuatan BBS. 9. Membuat rencana as built drawing. 10. Mengkoordinir distribusi shop drawing. 11. Memeriksa identifikasi pada revisi gambar. 12. Membuat analisa deviasi standard beton. 13. Mengkoordinir persetujuan as built drawing. 14. Membuat laporan progress pelaksanaan proyek. 15. Mengikuti rapat koordinasi dengan pihak konsultan/owner. 14

Laporan Kerja Praktek Proyek Apartemen Sunter Park View 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Drafter (D) Tugas dan tanggung jawab Drafter dapat dijabarkan sebagaiberikut : 1. Melaksanakan pembuatan gambar koordinasi2. Melaksanakan pembuatan shop drawing serta distribusinya.

3. Membuat identifikasi pada revisi gambar. 4. Melaksanakan pembuatan as built drawing. 5. Melaksanakan penyimpanan dan pengarsipan gambar. 6. Menyimpan dan memelihara alat-alat gambar. 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Quantity Surveyors (QS) Tugas dan tanggung jawab Quantity Surveyors dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Melakukan analisa bill of quantity (BOQ) & spesifikasi.2. Memahami standar pengukuran, parameter dan opnaam yang akan

digunakan. 3. Menghitung volume untuk setiap item pekerjaan. 4. Membuat perhitungan VO. 5. Menghitung biaya bila kontrak berubah.6. Melaksanakan opnaam/ menyusun pembayaran untuk sub kontraktor/

supplier/ mandor. 3.10.1Tugas dan Tanggung Jawab Gudang (G) Tugas dan tanggung jawab Gudang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Melaksanakan inspeksi & tes (penerimaan barang). 2. Mengatur penempatan barang di gudang. 3. Membuat identifikasi penempatan material. 4. Menjalankan adminstrasi pergudangan Membuat kartu persediaan material Memproses bon pengambilan material. Membuat laporan mingguan material.1. Menjaga kebersihan, mengatur perawatan dan perbaikan atas gudang yang

digunakan.

14

15