bab iii revisi lagi
TRANSCRIPT
BAB III
SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN
RSUP Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
Penyelenggaraan makanan rumah sakit adalah suatu rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu sampai dengan pendistribusian
makanan kepada pasien. Kegiatan penyelenggaraan makanan merupakan
bagian dari kegiatan instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan
Sadikin sebagai unit pelayanan gizi rumah sakit untuk memenuhi asupan zat
gizi pada pasien.
Rangkaian kegiatan pada penyelengaraan makanan dimulai dari
kegiatan perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaran, pengadaan bahan makanan (pembelian, penerimaan,
penyimpanan dan penyaluran bahan makanan), prosuksi makanan (persiapan,
pengolahan dan penyaluran makanan), pencatatan pelaporan.
1. Perencanaan menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang
akan diolah untuk memenuhi kebutuhan gizi pasien yang sesuai prinsip
gizi seimbang. Tujuannya yaitu tersedianya menu dan pedoman menu
untuk kegiatan perencanaan dan pengolahan makanan berdasarkan
konsumen yang dilayani yaitu pasien diet dan non diet (makanan
biasa/lunak), dokter, pegawai, perawat dan pegawai resiko tinggi, sesuai
dengan standar gizi yang telah ditentukan. Oleh karena itu perencanaan
menu merupakan langkah awal dalam penyelenggaraan makanan di rumah
sakit sehingga kegiatan penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan
baik. Adapun tahapan-tahapan dari perencanaan menu antara lain:
a. Menetapkan macam menu
Menu dibedakan berdasarkan jenis menu:
- Menu non diet : menu standar/menu bersama
- Menu diet : bentuk makanan (cair, saring, lunak, biasa)
dan macam diet (DM, RG, RP, RL, Purin, DJ)
7
b. Siklus menu
Siklus menu yang digunakan di RSHS adalah siklus menu 10 hari dan
ditambah siklus menu 11 untuk setiap tanggal 31.
c. Pola menu
Berikut ini adalah pola menu yang dibuat untuk menu makanan
pasien dewasa kelas III makanan biasa (nasi) yang dibuat oleh
mahasiswa.
Tabel 1. Pola Menu
Macam Makanan
Jumlah Penukar
Nilai Gizi
Pagi Snack Siang Snack Sore
P Kkal P Kkal P kkal P kkal P kkal
M. Pokok 4 P 1 175 - - 1,5 262,5 - - 1,5 262,5
Hewani 4 P 1,5 168,75 - - 1,5 168,75 - - 1 112,5
Nabati 3 P 1 75 - - 1 75 - - 1 75
Sayur 2 ½ P 1 25 - - 1 25 - - ½ 12,5
Buah 2 P - - - - 1 50 - - 1 50
Snack 2 P - - 1 175 - - 1 175 - -
Minyak 5 P 2 100 - - 2 100 - - 1 50
d. Frekuensi penggunaan
Berikut ini merupakan tabel jenis, frekuensi, dan kode bahan
makanan biasa untuk pasien dewasa kelas III hari I-VI yang dibuat dan
dianalisa oleh mahasiswa untuk Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Tabel 2. Jenis, Frekuensi dan Kode Bahan Makanan
No Bahan MakananFrekuensi
PenggunaanKode Bahan
Makanan
1 Nasi 18x Ns
2 Daging sapi 2x Ds
3 Ayam 4x Ay
8
4 Telur 4x Tl
5 Udang 4x Ud
6 Sosis 2x Ss
7 Bakso 1x Bk
8 Hati sapi 2x Ht
9 Tempe 9x Tp
10 Tahu 9x Th
11 Bayam 5x By
12 Jagung muda 2x Jg
13 Labu siam 3x Lb
14 Wortel 5x Wr
15 Kacang panjang 3x Kc
16 Kembang kol 2x Kk
17 Tomat 4x Tm
18 Buncis 4x Bc
19 Toge 1x Tg
20 Kol 1x Kl
21 Jeruk 3x Jr
22 Pepaya 3x Py
23 Semangka 3x Sm
24 Pisang 3x Ps
25 Melon 2x Me
26 Bubur Kacang Hijau 16x Bb.Kc
Frekuensi bahan makanan yang sering digunakan adalah
makanan pokok yaitu beras atau nasi sebanyak 18 kali dalam 1 siklus
menu 6 hari. Sedangkan lauk hewani yang sering digunakan adalah
telur, ayam, udang yaitu 4 kali dalam 1 siklus, tempe dan tahu
9
merupakan lauk nabati yang paling sering digunakan yaitu masing-
masing 9 kali dalam 1 siklus. Untuk sayuran yang paling sering
digunakan adalah wortel dan bayam yaitu sebanyak 5 kali dalam 1
siklus serta pengguanaan buah merata.
Berikut ini merupakan master menu makanan biasa untuk
pasien dewasa kelas III hari I-VIII yang dibuat dan dianalisa oleh
mahasiswa untuk Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
e. Standar-standar bahan makanan
Banyaknya bahan makanan yang direncanakan setiap kali
makan dengan menggunakan satuan penukar.
1) Lauk hewani
Standar berat bahan makanan hewani yang digunakan ada di tabel
lah:
a) Menu Non Diet
Tabel 3. Standar Porsi Hewani Menu Non Diet
BAHAN MAKANAN Px/D/A/Dr/Peg
Daging sapi 50 gr
Hati Sapi 50 gr
Ayam broiler 110 gr
Ayam fillet 50 gr
Kakap fillet 40 gr
Cincang sapi 50 gr
Cincang ayam 50 gr
Tulang sapi 5 gr
Tetelan 5 gr
Telur ayam 1 btr/60 gr
Keterangan:Px = Pasien D = Dewasa A = Anak Dr = Dokter Peg = Pegawai
10
b) Menu Diet
Tabel 4. Standar Porsi Hewani Menu Diit
BAHAN
MAKANAN
STANDAR PORSI
Rendah
Protein 40Diet DH4 Diet lainya
Daging sapi 25 gr 100 gr 50 gr
Ayam fillet 25 gr 100 gr 50 gr
Kakap fillet 25 gr 80 gr 40 gr
Cincang sapi 25 gr 100 gr 50 gr
Cincang ayam 25 gr 100 gr 50 gr
Telur ayam ½ btr/ 30 gr 2 btr/120 gr 1 btr/ 60 gr
2) Lauk nabati
a) Menu Non Diet
Tabel 5. Standar Porsi Nabati Menu Non Diit
BAHAN
MAKANAN
PAGI SIANG DAN SORE
D/Dr/Peg A D/Dr/Peg A
Tempe 25 gr 25 gr 50 gr 25 gr
Tahu (P/K) 1bh/50 gr 1bh/50 gr 1bh/50 gr 1bh/50 gr
Tahu Cina ½ bh / 50 gr ½ bh / 50 gr ½ bh / 50 gr ½ bh / 50 gr
b) Menu Diet
Tabel 6. Standar Porsi Nabati Menu Diet
BAHAN
MAKANAN
STANDAR PORSI
Rendah
Protein
Rendah serat,
DH, TD3-4Diet DM Diet lainya
Tempe - - 50 gr 50 gr
Tahu (P/K) - 1 bh / 55 gr 2 bh / 110 gr 1 bh / 55 gr
11
3) Beras
Tabel 7. Standar Porsi Beras
NO JENIS MAKANANWAKTU
MAKAN
DEWASA
(gr)
ANAK
(gr)
1 Nasi Pagi 75 45
Siang 110 75
Sore 110 75
2 Bubur
(pengembangan beras
4x)
Pagi 50 50
Siang 60 60
Sore 60 60
3 Tim (pengembangan
beras 3x)
Pagi 50 50
Siang 50 50
Sore 50 50
Keterangan:
Beras/ nasi : 110/ 250 g
Beras/ tim : 50/ 150 g
Beras/ bubur : 50/ 400 g
4) Bubur Kacang Hijau
Tabel 8. Standar Bubur Kacang Hijau
BAHAN MAKANAN BERAT
Kacang hijau 25 gram
Gula pasir 20 gram
Susu murni 50 cc
Jahe 1 ruas jari (5 gr)
Daun pandan Secukupnya
Air 200 cc
12
f. Master menu
Tabel 9. Master Menu
Waktu I II III IV V VI VII VIII
Pagi
M.Pokok Ns Ns Ns Ns Ns Ns Ns Ns
Hewani Tl Ht Aym Tl Kkp Tlr Ht Aym
Nabati Th Tmp Th Kc.M Th Tmp Th Th
Sayur Kc.P Bnc+wrt Jg.sm Lb.sm Jg.sm Bnc+wrt Jg.sm Jg.sm
Snack Pagi
Kue bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k
Siang
M.Pokok Ns Ns Ns Ns Ns Ns Ns Ns
Hewani Aym Tl Bks Aym Ht Ht Aym Ud
Nabati Kc.T Th Kc.M Kc.T Tmp Tmp Tmp Tmp
Sayur Kc.P+wrt
+kol
Wrt+ kol Bym+wrt Bym Bym+ wrt Bym+ wrt Wrt+ kol Wrt
Buah Pa Ppy Prs Mln Ppy Ppy P.rs Mln
Snack Sore Aym
Kue bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k bb.k
Malam
M.Pokok Ns Ns Ns Ns Ns Ns Ns Ns
Hewani kkp Ns Kkp Kkp Ttln Bks Tlr Tlr
Waktu
Nabati Th Tmp Tmp Th Th Th Th Kc.T
Sayur Bym+kc.P Wrt+ sw+
kol
Kc.P
+lb.s+wr
wrt
Pkcy+jm
ur
Lb.s + wrt Wrt+ sw+
kol
Wrt+ kol Kc.P+
kol+ wrt
Buah Smgk Jr.s Ppy P.rb Smgk P.rs Mln Pa
13
g. Menyusun menu
Berikut ini merupakan daftar menu makanan biasa untuk pasien
dewasa kelas III hari I-VIII yang dibuat dan dianalisa oleh mahasiswa
untuk Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Tabel 10. Menu Pasien Dewasa Kelas III Non Diet
Waktu I II III IV V VI VII VIII
Pagi
M.Pokok Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Hewani Telor
ceplok
Semur hati Terik ayam Telur
dadar
Kakap
goring
tepung
Telur
bacem
Tumis
jagung +
hati
Lombok
ijo
Semur
ayam
Nabati Tahu asam
manis
Perkedel
tempe
Tahu bacem Balado
kc.
Merah
Tumis
tahu
Kering
tempe
Tahu isi
sayur
Bakwan
tahu
Sayur Tumis kc.
Panjang
Asem-
asem
Tumis
jagung
semi+bakso
Tumis
labu
siam
Tumis
jagung
semi+hati
Tumis
wortel+
buncis
Tumis
jagung
semi
Snack Pagi
Kue Bubur kc.
Hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Siang
M.Pokok Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Hewani Ayam
goring
Telur
balado
Bakso
goring
krispi
Rica-
rica
ayam
Sambel
goring
kentang+h
ati
Ayam
bakar
Kakap
asam
manis
Sop udang
14
Nabati Saos
karedok
Tahu
sarang
burung
Perkedel
kacang
merah
Saus
kacang
Sate tempe Tempe
goring
Tempe
bacem
Tempe
bacem
Sayur karedok Sayur sop Sayur
bening
Pecel
sayur
Sayur
bening
Sayur sop Sayur
bening
Buah Pisang
ambon
pepaya Pisang raja
sereh
Melon Jeruk siam Papaya Pisang raja
sereh
Melon
Snack Sore
Kue Bubur kc.
Hijau
Bubur kc.
Hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Bubur
kc.hijau
Malam
M.Pokok Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi Nasi
Hewani Pentul
kakap
bakso Kakap
bumbu bali
Bola
kakap
goring
Daging Bakso
balado
Telur
bumbu
bali
Nabati Pepes tahu Tempe
goring
Kripik
tempe
Tahu
bacem
Tahu
goring
Bola tahu
sayuran
Saos gado-
gado
Sayur Urap sayur Capcay Sayur lodeh Ca
pokcoy
+ jamur
merang
Asem
asem
Capcay +
tahu
Sup
jagung
Gado-
gado telur
Buah Semangka Jeruk siam Papaya Pisang
raja
bulu
Semangka Pisang raja
sereh
Melon Pisang
ambon
Siklus menu yang dibuat adalah siklus menu 8 hari yang terdiri
dari menu I sampai menu VIII sesuai jumlah mahasiswa 8 orang
sehingga tiap mahasiswa membuat dan menganalisis 1 menu. Siklus
menu yang terdapat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung adalah
siklus menu 10 hari.
15
2. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah kegiatan
penyusunan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan
bahan makanan. Tercapainya usulan anggaran dan kebutuhan makanan
untuk pasien dalam 1 tahun anggaran.
3. Perencanaan Anggaran
Perencanaan anggaran adalah kegiatan perhitungan jumlah biaya yang
diperlukan untuk penyediaan bahan makanan bagi konsumen yang dilayani
dirumah sakit.
Rancangan anggaran belanja (RAB) merupakan kegiatan penyusunan
biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan dalam bentuk RAB
bahan makanan.
Berapa tahapan dalam pembuatan RAB bahan makanan:
1. Pengumpulan data berupa ketersedian anggaran, harga pasar, harga
kontrak (digunakan sebagai harga pembanding), kelompok bahan
makanan dengan dan tidak terkena PPN.
2. Menyusun format rencana anggaran belanja.
3. Mengelompokkan bahan makanan sesuai menu dan pedoman menu
4. Menetapkan spesifikasi bahan makanan
5. Melakukan survey harga dipasaran
6. Mengkaji data yang diperoleh dari survey harga pasar
7. Memasukkan data harga dalam format RAB bahan makanan
8. Mengalikan volume dengan harga makanan yang telah didapat
9. Memasukkan data hasil perhitungan ke dalam format RAB
10. Merekapitulasi semua hasil perhitungan
Di bawah ini adalah rekapitulasi rencana anggaran belanja yang dibuat
berdasarkan bahan makanan yang terkena PPN dan tidak terkena PPN.
Jumlah anggaran belanja yang dibuat mahasiswa untuk 1 siklus menu (menu
I hingga menu VIII) pasien dewasa kelas III diet nasi:
16
Di bawah ini adalah rekapitulasi rencana anggaran belanja yang dibuat
berdasarkan bahan makanan yang terkena PPN dan tidak terkena PPN. Jumlah
anggaran belanja yang dibuat mahasiswa untuk 1 siklus menu (menu I hingga
menu VI) pasien dewasa kelas III diet nasi:
Tabel 11. Rekapitulasi Rencana Anggaran Belanja
NO GOLONGAN NON PPN
(Rp)
PPN
(Rp)
JUMLAH
I Sayuran 28.786.238 28.786.238
II Buah-buahan 20.159.750 20.159.750
III Daging 22.005.775 22.005.775
IV Ayam 20.458.375 20.458.375
V Ikan 21.913.100 21.913.100
VI Telur 8.088.000 8.088.000
VII Bumbu 23.038.050 23.038.050
VIII Tahu Tempe 12.326.600 12.326.600
IX Makanan Jadi 39.415.000 39.415.000
X BMK 18.146.575 6.361.613 6.361.613
XI BML 1.011.200 1.011.200
JUMLAH 203.563.701
PPN 10% 20.356.370
223.920.071
Non PPN 18.146.575
Total Keseluruhan 242.066.646
Pembulatan 242.067.000
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah RAB bahan makanan untuk menu I-
VIII adalah sebesar Rp 242.067.000,-. jumlah tersebut didapat dari jumlah bahan
makanan yang tidak terkena PPN sebesar Rp 18.146.575,- dan bahan makanan
yang terkena PPN adalah Rp 223.920.071,-
a. Harga makanan
17
Harga makanan adalah harga rata-rata makanan sehari pada periode
tertentu berdasarkan standar makanan yang direncanakan menurut jenis
konsumen. Tujuan penyusunan harga makanan yaitu tersedianya standar
harga untuk makanan pasien, dokter dan pegawai. Adapun langkah
penyusunan harga makanan adalah sebagai berikut :
a) Membuat menu sesuai dengan konsumen yang dilayani.
b) Membuat standar porsi sesuai menu.
c) Menyiapkan daftar harga kontrak.
d) Membuat harga makanan per waktu makan sesuai dengan standar
porsi dan harga kontrak.
e) Membuat harga makanan untuk 1 menu.
f) Membuat harga rata-rata makanan per waktu makan per porsi.
Setelah diketahui menu 1 siklus selama 6 hari kemudian dianalisis
kebutuhan harga makanan disesuaikan dengan standar awal harga
makanan (Rp21.711,61) dengan hasil sebagai berikut :
Tabel 12. Harga Makanan Tiap Menu
MenuNasi Jumlah
(Rp)Pagi (Rp) Siang (Rp) Sore (Rp)I 8.383,72 6.908,07 7.025,01 22316.8
II 5.821 9.881 8.044,4 13875.28
III 9.802,07 6.701,52 5.063,01 21566.6
IV 6.425,01 7.122,66 7.611,87 21159.54
V 5.524,41 7.123,47 7.792,18 20440.06
VI 6.775 10.676 3.399 20850
VII 5.347 8.965 8666 22978
VIII 5.760 9.526 5257 20543
JML 53838.21 57032.6 52858.47 163729.3
RATA2 6729.776 7129.075 6607.309 20466.16
Dari hasil perhitungan harga diatas, harga rata-rata untuk makan pagi
adalah Rp 6729.8 makan siang Rp 7129 dan makan sore adalah Rp 6.607.3.
Sedangkan harga rata-rata keseluruhan per menu adalah Rp 21.773. Harga
18
makanan yang disusun hanya memperhitungkan harga bahan makanan dan belum
memperhitungkan biaya overhead seperti bahan bakar, listrik, tenaga dan lain-lain
(unitcost).
Berikut ini perbandingan harga makanan untuk pasien dewasa kelas III
diet nasi yang dibuat siklus 6 hari dibandingkan dengan harga standar yang telah
ditetapkan yaitu Rp 21.711,61.
TABEL 8. PERBANDINGAN HARGA MAKANAN PER HARI DENGAN
STANDAR HARGA YANG DITETAPKAN UNTUK PASIEN DEWASA
KELAS III DIET NASI
MENU
Harga
Makanan
(Rp)
Harga
Standar
(Rp)
Selisih
(Rp)
Persentase
(%)Keterangan
I 22.809 21.711,61 1097,39 5 Naik
II 23.794 21.711,61 2082,39 9,5 Naik
III 21.567 21.711,61 144,61 0,6 Turun
IV 21.180 21.711,61 531,61 2,4 Turun;
V 20.440 21.711,61 1271,61 5,8 Turun
VI 20.850 21.711,61 861,61 3,9 Turun
Dari data diatas didapatkan bahwa harga makanan untuk pasien dewasa
kelas III diet nasi tidak semua menunjukkan turun, ada 2 hari yang menunjukkan
naik. Namun harga ini masih dalam batas kenaikan 10%.
4. Alur/ Mekanisme Penyelenggaraan Makanan di RSHS
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di Sub Instalasi
Administrasi, SDM dan Perbekalan adalah melakukan pengamatan di
ruangan les makanan serta administrasi pemesanan bahan makanan untuk
gudang bahan makanan segar, bahan makanan kering dan formula enteral.
Adapun rincian kegiatan sebagai berikut:
a. Permintaan makanan
Kegiatan permintaan makanan dilakukan dengan pembutan les
makanan dan Taksiran Kebutuhan Bahan Makanan, yaitu :
19
1). Les Makanan
Kegiatan yang dilakukan di les makanan diantaranya
mengamati penyerahan daftar permintaan bahan makanan pasien
dari ruangan, menghitung rata-rata kekuatan pasien, kekuatan
dokter dan pegawai serta menghitung BOR
TABEL 10. MACAM DAN JUMLAH PASIEN NON DIET TANGGAL 9
DAN 10 MARET 2012
Jenis KonsumenBentuk
Makanan
VIP, I, II III TOTAL
9 10 9 10 9 10
Dewasa Nasi 53 54 178 147 231 201
Bubur 37 39 120 108 157 147
Tim 11 13 10 11 21 24
Jumlah 101 106 308 266 409 372
Anak Nasi 16 15 70 70 86 85
Bubur 1 6 7 6 8
Tim 2 3 2 3
Jumlah 16 16 70 80 94 96
Total Akhir 503 468
Rata-rata 486
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah pasien non diet
VIP, I, II dan III pada tanggal 9 dan 10 Maret 2011 berjumlah 503
dan 468. Jadi, rata-rata jumlah pasien non diet dewasa dan anak
adalah 486 orang.
2. Taksiran Kebutuhan Bahan Makanan
Taksiran kebutuhan bahan makanan merupakan proses
menetapkan jumlah, macam, dan kualitas bahan makanan dalam
kurun waktu tertentu sesuai dengan jenis konsumen yang dilayani.
Taksiran kebutuhan makanan dibuat dengan mengalikan standar
porsi dan kekuatan pasien. Taksiran kebutuhan untuk dua hari
kedepan dibuat berdasarkan kekuatan pasien pada hari ini. Jika
20
terdapat peningkatan pasien maka dilakukan pembuatan bon
tambahan sehari sebelumnya. Sedangkan jika terjadi penurunan
jumlah pasien maka dilakukan pemotongan pada sehari sebelum
order di pesan.
b. Permintaan Bahan Makanan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan permintaan bahan
makanan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan makanan antara
lain :
Jenis atau macam pasien yang dilayani:
- Pasien : Anak kelas perawatan VIP,I,II,dan III
Dewasa kelas perawatan VIP,I,II,dan III
- Dokter
- Pegawai
Menu
Siklus menu yang digunakan di RSHS adalah siklus menu
10 hari dan ditambah siklus menu 11 untuk setiap tanggal 31.
Menu dibedakan berdasarkan jenis menu:
- Menu non diet : menu standar/menu bersama
- Menu diet : bentuk makanan (cair, saring, lunak, biasa)
dan macam diet (DM, RG, RP, RL, Purin, DJ)
Standar porsi
Banyaknya bahan makanan yang direncanakan setiap kali
makan dengan menggunakan satuan penukar.
Permintaan bahan makanan yang berbeda di Sub instalasi
Pengolahan dan Pendistribusian Makanan (PPM) terbagi menjadi beberapa
bagian, diantaranya sebagai berikut :
a. Permintaan Bahan Makanan Segar (BMS)
Permintaan Bahan Makanan Segar (BMS) meliputi
permintaan untuk bahan makanan nabati, hewani, sayur dan buah.
Khusus untuk permintaan sayuran perhitungan dilakukan secara
21
komputerisasi, sedangkan yang lainnya masih secara manual.
Proses permintaan adalah sebagai berikut :
- Dimulai dengan menerima data jumlah konsumen dari Les
Makanan
- Pengisian bon-bon kecil di bagian administrasi Sub Inst. PPM,
dengan cara mengalikan jumlah konsumen dari masing-masing
unit dengan standar porsi yang tercantum dalam bon.
- Membuat rekapitulasi kebutuhan BMS
- Membuat permintaan BMS ke gudang BMS yang diketahui dan
ditandatangani oleh Ka Sub Inst. PPM. Bon permintaan BMS ini
terpisah antara permintaan sayuran dengan BMS lainnya (hewani,
nabati, buah).
Khusus untuk permintaan sayuran, rekapitulasinya dibuat
berdasarkan waktu pengolahan (siang, sore, dan pagi). Selain itu
juga dibuatkan lembar distribusi untuk pembagian sayur
berdasarkan unit pengolahan dan waktu pengolahan. Di bawah ini
merupakan proses permintaan bahan makanan segar:
Setiap harinya dilakukan kegiatan rapat sore antara Sub
Inst. PPM, Sub Inst. Perencanaan dan Sub Inst. Administrasi, SDM
dan Perbekalan yang diwakilkan oleh sub unit bagian pengadaan.
Rapat sore membahas tentang jumlah kebutuhan bahan makanan
yang dipesan. Rapat ini bertujuan untuk mengetahui kenaikan atau
22
Menu &Jumlah konsumen
Rekap Kebutuhan Permintaan BMS
Diketahui & ditandatangani Ka
Sub Inst. PPM
Rapat PagiPermintaan ke gudang BMS
penambahan pasien dan hal ini memungkinkan terjadinya
penambahan atau pengurangan bahan makanan. Penambahan atau
pengurangan ini dilakukan berdasarkan jenis bahan makanan. Jika
ada penambahan bahan makanan, maka perencanaan langsung
membuat bon tambahan yang ditujukan untuk Sub Inst.
Administrasi, SDM dan Perbekalan, panitia dan rekanan.
b. Permintaan BMK (Bahan Makanan Kering) Dan BML (Bahan
Makanan Lain)
Proses perhitungan sama dengan BMS yaitu dengan
mengalikan jumlah konsumen dengan standar. Terdapat dua cara
permintaan BMK dan BML yaitu komputerisasi dan manual.
Permintaan dari dapur susu dan enteral dilakukan secara manual
menggunakan bon P2, sedangkan pemesanan menggunakan
komputerisasi meliputi pemesanan gula pasir, garam, kecap,
minyak kelapa, dan gula merah. Langkah-langkah membuat
permintaan BMK
- Mengisi format pemesanan BMK dengan mengalikan standar
porsi dengan jumlah konsumen.
- Mengisi bon-bon kecil pemesanan bahan BMK dengan
mengalikan standar porsi dengan mengalikan jumlah
konsumen.
- Merekap kebutuhan BMK di form permintaan BMK
- Form diserahkan kebagian gudang BMK sebagai bentuk
permintaan BMK yang dibutuhkan.
Untuk permintaan kelompok beras, susu dan kacang hijau
dilakukan oleh administrasi PPM tetapi bon pemesanannya dibuat
oleh penanggung jawab unit pengolahan nasi, bubur, susu dan
kacang hijau berdasarkan jumlah pasien dan standar porsi.
Sedangkan pemesanan BMK/BML seperti susu dan beras untuk
unit diet dihitung oleh unit makanan diet kemudian diserahkan
23
kepada penanggung jawab unit nasi, bubur, susu dan kacang hijau
untuk dibuat bon permintaan.
c. Permintaan BMK ( Bahan Makanan Kering)
Permintaan kebutuhan beras seperti halnya BMK rutin
dipesan oleh PJ pengolahannya, dengan mengalikan jumlah
konsumen dan standar porsi. Setelah diketahui jumlah kebutuhan
beras dan dicatat dalam bon kecil P2 yang ditandatangani oleh Ka.
Sub Inst. PPM. Berikut proses permintaan kebutuhan beras:
d. Permintaan bumbu
Untuk permintaan bumbu dilakukan pengecekan bon
kebutuhan bumbu dari setiap unit pengolahan. Pengelompokan
bumbu berdasarkan jenis bumbu dasar yang digunakan kemudian
dikumpulkan lagi berdasarkan waktu pemakaian (pagi, siang, sore).
Pemakaian hari itu direkap berdasarkan jenis bumbu dalam buku
pemakaian bumbu. Pemesanan bumbu ke gudang sesuai dengan
pemakaian bumbu dasar dan pemakaian bumbu tambahan.
Adapun jenis bumbu yang digunakan dibagi menjadi:
1. Bumbu dasar : bumbu merah, bumbu putih, bumbu kunig,
bumbu balado, bumbu sup 1, bumbu sup2,
bumbu tumis1/iris 1, dan bumbu tumis 2/
iris 2.
2. Bumbu tambahan: jahe, salam, sereh, laos, tomat, seledri, dan
daun bawang.
3. Bumbu kering : merica, ketumbar, pala, bawang goring
asam, jinten, jahe, dan terasi.
c. Produksi Makanan (Persiapan, Pengolahan Dan Penyaluran
Makanan)
24
Standar porsi
Jumlah konsumen
Rekap Kebutuhan Beras (arsip)
Dibuat P2, ttd PPM
Permintaan ke gudang
Poses produksi makanan adalah serangkaian kegiatan yang
mengubah bahan makanan menjadi masakan yang siap dikonsumsi,
berkualitas, dan aman. Kegiatan ini dimulai dari permintaan bahan
makanan, persiapan dan pemasakan bahan makanan sampai dengan
penyaluran makanan. Kegiatan ini merupakan tanggung jawab dari SI
Pengolahan dan Penyaluran Makanan (PPM), PPM adalah sub instalasi
yang mengkoordinir, melaksanakan dan mengevaluasi proses pengolahan
dan penyaluran makanan mulai dari perhitungan kebutuhan bahan
makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan sampai dengan
distribusi makanan.dilakukan setiap hari.
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan antara lain:
1) Permintaan Bahan makanan
Dalam permintaan bahan makanan hal-hal yang perlu diketahui
dalam memperhatikan kebutuhan bahan makanan adalah :
a. Jenis/macam konsumen yang dilayani
1. Pasien
Jenis/macam pasien yang dilayani oleh instalasi gizi dibagi
menjadi beberapa kelompok antara lain:
a) Dewasa/anak
b) Macam kelas perawatan VIP, I, II, III
c) Macam bentuk makanan
Bentuk makanan yang ada antara lain:
◦ Non diit : biasa (nasi) dan lunak (tim dan bubur)
◦ Diet : biasa (nasi) dan lunak (tim dan bubur), saring(TD2)
dan cair(formula rumah sakit dan formula komersial)
d) Macam diet sesuai penyakit
◦ Diit jantung
◦ Diit rendah protein
◦ Diit rendah garam
◦ Diit diabetes mellitus
◦ Diit rendah lemak
◦ Diit saluran pencernaan
◦ Diit hati
25
2. Dokter
Makanan yang diajikan untuk doktervadalah makan biasa non diit
3. Pegawai
Makanan yang diajikan untuk doktervadalah makan biasa non diit
2) Penerimaan Bahan Makanan
Penerimaan bahan makanan meliputi penerimaan Bahan Makanan
Segar (BMS), Bahan Makanan Kering (BMK), Bahan Makanan La
(BML) dan Formula Enteral (FE). Penerimaan BMS adalah suatu proses
kegiatan memeriksa, meneliti, mencatat, memutuskan & melaporkan
waktu penerimaan BM, macam & jumlah serta spesifikasi BM menurut
permintaan/ pesanan pembeli (Instalasi Gizi). Proses penerimaan BMS
tersebut sebelum diterima oleh PJ. Gudang Harian BMS dari rekanan, di
periksa & diteliti terlebih dahulu oleh Panitia Penerima Barang Non
Medis (PPBNM). Di bawah ini merupakan diagram alir penerimaan
bahan makanan segar:
Penerimaan
BMK sama seperti BMS akan tetapi masuk ke gudang non medis
(logistic) terlebih dahulu. Setelah bahan diterima dan disimpan
selanjutnya ada kegiatan pengambilan BMK. Pengambilan BMK adalah
26
suatu kegiatan BMK dari gudang logistik BMK ( 10 hari 1 kali atau
lebih), yang selanjutnya BMK tersebut disimpan di gudang harian BMK
Inst. Gizi untuk keperluan 1 periode atau lebih ( 10 hari atau lebih).
Penerimaan BML & FE adalah suatu proses kegiatan memeriksa,
meneliti, mencatat, memutuskan dan melaporkan waktu penerimaan BML
& FE, mcm & jml serta spesifikasi BML & FE menurut permintaan/
pesanan pembeli (Instalasi Gizi). Proses penerimaan BML & FE tsb
sebelum diterima oleh Ka. Unit Perbekalan atau PJ. Gudang Harian
BMK/BML dari rekanan, di periksa & diteliti terlebih dahulu oleh
PPBNM. Di bawah ini adalah diagram alir/skema penerimaan BML dan
FE di gudang harian BMKDI Inst. Gizi RSHS Bandung:
3) Penyimpanan Bahan Makanan
Penyimpanan Bahan Makanan adalah kegiatan mengangkut bahan
makanan yang telah diterima untuk disimpan dan selanjutnya
didistribusikan. Penyimpanan setiap bahan makanan mendapat perlakuan
yang berbeda satu sama lain. Pada BMS mengalami proses penyimpanan
untuk stok pengolahan selanjutnya sedangkna untuk BMK, BML dan FE
mengalami proses penyimpanan di gudang.
27
4) Penyaluran Bahan Makanan
Pendistribusian Bahan Makanan adalah proses penyaluran bahan
makanan sesuai dengan bon permintaan yang telah ditandatangani oleh
Ka. SI. PPM atau petugas yang diberi wewenang. Pendistibusian BMS
meliputi pendistribusian lauk hewani, nabati, buah-buahan, sayuran,
bumbu dan makanan jadi ke unit-unit pengolahan. BMK dan BML
didistribusikan sesuai dengan permintaan ke unit pengolahan makanan.
FE didistribusia ke Unit makanan formula untuk dikemas sesuai dengan
permintaan. Di bawah ini merupakan diagram alir atau skema
penyimpanan dan pendistribusian bahan makanan segar (BMS) di gudang
harian Inst. Gizi RSUP Dr> Hasan Sadikin Bandung:
Sedangkan untuk pengambilan BMK dari gudang barang non
medis ke gudang harian BMK adalah sebagai berikut:
28
Penyimpanan dan pendistribusian BMK, BML dan FE (Formula
Enteral) digudang harian BMK inst. Gizi RSHS Bandung adalah sebagai
berikut:
29
BMS yang sudah diterima dan dicek selanjutnya di distribusikan ke
unit pengolahan sesuai kebutuhan. Begitu juga pada BMK, BML dan FE.
Di unit pengolahan, bahan makanan mengalami proses persipan dan
selanjutnya diolah sesuai dengan standar resep yang telah ditentukan.
5) Persiapan Bahan makanan
Kegiatan persiapan bahan makanan adala serangkaian kegiatan
dalam rangka mempersiapkan bahan makanan agar dapat langsung
diolah. Kegiatan persiapan bahan makanan antara lain :
a. Persiapan hewani dan nabati
Di unit persiapan hewani dan nabati, bahan makanan
dipersiapkan/dipotong sesuai standar porsi dan jumlah konsumen
sesuai dengan menu selama satu hari. Untuk bahan makanan yang
digunakan pada siang hari maka bahan yang telah dipotong tersebut
langsung didistribusikan ke unit pengolahan. Sedangkan untuk sore
30
dan pagi harinya disimpan dalam freezer atau chiller. Persiapan
hewani dan nabati di unit diet dan unit non diet dilakukan oleh
petugas diunit persiapan hewani dan nabati yang membedakannya
adalah standar porsi bahan makanan tersebut.
Langkah-langkah persiapan diantaranya :
a) Mengecek bon kebutuhan dari setiap menu
b) Mengelompokkan jumlah dan jenis bahan makanan untuk setiap
menu.
c) Memotong dan memisahkan bahan makanan untuk pasien diet
dan non diet sesuai standar porsi masing-masing menu.
d) Mendistribusikan bahan makanan yang sudah disiapkan ke setiap
unit pengolahan dan sebagian disimpan untuk penggunaan sore
dan pagi hari.
e) Bahan makan (hewani) untuk siang hari berikutnya disimpan di
dalam freezer dan untuk menu pagi dan sore disimpan di chiler.
Dalam pelaksanaannya, pemotongan bahan makanan tersebut
tidak selalu sama dengan standar, ada yang sedikit lebih besar dan
ada pula yang lebih kecil. Mengingat persiapan hewani dan nabati ini
dilakukan secara manual, kelebihan dan kekurangan berat dalam
pemotongan sudah mendekati standar, sehingga dinilai sudah cukup
baik dan tidak begitu berpengaruh pada kandungan nilai gizinya.
b. Persiapan Sayuran
Langkah-langkah persiapan sayuran:
1) Sayuran yang sudah diterima dari rekanan ataupun dari gudang
BMS ditimbang dan dipisahkan sesuai dengan unit pengolahan
(diet dan non diet) dan waktu pengolahan (siang, sore, pagi)
2) Sayuran yang diolah untuk makan siang, setelah dikupas dan
dipotong langsung didistribusikan ke unit pengolahan masing-
masing.
3) Terdapat standar irisan/potongan untuk masing-masing jenis
sayuran
31
4) Untuk pengolahan sore dan pagi, setelah sayuran dikupas dan
dipotong kemudian disimpan di chiller.
Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa masalah yaitu ada
beberapa BMS yang tidak sesuai jumlahnya dengan yang dipesan,
dalam pemotongannya hanya berdasarkan kebiasaan karena para
petugas sudah berpengalaman dan hasilnya memang tidak stabil
bentuk maupun ukurannya. Sayuran yang akan diolah tidak dicuci
terlebih dahulu sebelum dipotong, hal ini belum sesuai dengan teori
pengolahan sayuran yaitu sebaiknya dicuci dulu untuk menghindari
hilangnya vitamin dalam sayuran. Selain itu jika dilihat dalam 1 kali
sayur, standar berat kotornya kurang memenuhi kecukupan 75-100
gram(1x penukar sayuran).
d. Persiapan Buah
Langkah-langkah persiapan buah:
1) Dari gudang BMS buah-buahan didistribusikan ke tiap unit
Pengolahan masing-masing sesuai bon permintaan, berdasarkan
kelas perawatan dan waktu pemakaiannya.
2) Petugas dari tiap-tiap unit pengolahan langsung mengambil sesuai
dengan menu dan waktu pemakaian.
3) Untuk beberapa buah seperti melon, semangka, pepaya sebelum
didistribusikan dikupas, dipotong dan dibungkus terlebih dahulu.
4) Standar buah (berat kotor) yang biasa digunakan yaitu melon 130
gr, papaya 125 gr, jeruk siam 100 gr, semangka 250 gr, apel 125
gr, pisang 110 gr, pir 125 gr.
Buah-buahan yang akan didistribusikan disimpan di unit
pengolahan masing-masing, untuk spesifikasi buah-buahan pada
umumnya sudah sesuai. Namun, dalam pelaksanaannya pada buah
yang memerlukan pengupasan dan pemotongan petugas persiapan
buah tidak menggunakan sarung tangan dan pencucian buah-buahan
tidak menggunakan air matang. Sebaiknya petugas lebih
mengoptimalkan sarung tangan plastik yang disediakan oleh Sub
32
Inst. PPM dan menyediakan air matang untuk mencuci buah-buahan
yang telah selesai dipotong.
e. Persiapan Bumbu
Dapur persiapan bumbu adalah tempat dimana bumbu-bumbu
dibuat. Ada beberapa standar bumbu di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung, yakni antara lain : bumbu
merah, bumbu balado, bumbu kuning, bumbu sop I, bumbu sop II,
bumbu putih, bumbu tumis I, dan bumbu tumis II, yang diantara
semua bumbu tersebut berfungsi untuk masakan-masakan tertentu
sesuai jenis bumbunya. Berikut merupakan rincian dari masing-
masing standar bumbu untuk menghasilkan 1 kilogram bumbu yang
ada di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin
Bandung :
a) Bumbu merah
Bawang merah : 0,37 kg
Bawang putih : 0,09 kg
Kemiri : 0,18 kg
Cabe merah : 0.18 kg
Minyak goreng : 0,14 kg
b) Bumbu balado
Bawang merah : 0,47 kg
Bawang putih : 0,12 kg
Cabe merah : 0.47 kg
Minyak goreng : 0,12 kg
c) Bumbu kuning
Bawang merah : 0,33 kg
Bawang putih : 0,08 kg
Kemiri : 0,25 kg
Kunir : 0.08 kg
Minyak goreng : 0,16 kg
d) Bumbu putih
33
Bawang merah : 0,28 kg
Bawang putih : 0,07 kg
Kemiri : 0,28 kg
Minyak goreng : 0,14 kg
e) Sup I
Bawang nerah : 0,71 kg
Bawang putih : 0,35 kg
Minyak goreng : 0,18 kg
f) Sup II
Bawang bombay : 0,71 kg
Bawang putih : 0,35 kg
Minyak goreng : 0,18 kg
g) Bumbu tumis I
Bawang merah : 0,74 kg
Bawang putih : 0,37 kg
Pembuatan bumbu pada dapur persiapan bumbu di Instalasi
Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung
dilaksanakan sehari sebelum bumbu dipakai, dan khusus untuk
bumbu balado dan bumbu kuning bergantian dalam pemakaiannya.
Secara umum proses pembuatan bumbu dimulai dari
pencucian bahan-bahan seperti cabai merah, bawang merah, bawang
putih, bawang bombay dan kunyit yang diterima dari rekanan pada
jam 07.30, setelah itu perebusan bahan-bahan tersebut selama 30-45
menit, setelah matang bahan-bahan tersebut dicuci kembali dengan
air yang mengalir sampai hangat, dan proses selanjutnya adalah
penghalusan bumbu dengan menggunakan blender, setelah halus
bumbu tersebut dimasak lagi selama 2 jam sampai bumbu matang
dan mengental. Proses pemasakan bumbu hingga 2 kali tersebut
dimaksudkan agar bumbu tahan lebih lama. Setelah selesai
pemasakan bumbu dibiarkan dalam suhu ruang (diruang dapur
persiapan bumbu), keesokannya bumbu baru ditimbang dan di kemas
dalam plastic-plastik, dimana satu plastik berisi 1 kg bumbu. Proses
34
terakhir adalah penyimpanan bumbu pada lemari pendingin atau
chiller, dan jika akan digunakan bumbu tinggal dipakai dan
dipanaskan jika membeku.
6) Pengolahan Makanan
Kegiatan pengolahan makanan di Sub Inst. PPM terbagi menjadi:
a) Pengolahan Makanan Biasa (Non diet)
Bertanggung jawab mengolah makanan untuk pasien yang
mendapat makanan biasa (tidak memerlukan diet khusus) serta
makanan untuk dokter dan pegawai. Terbagi atas sub unit
pengolahan makanan :
1) Pengolahan nasi dan bubur
Alat yang digunakan adalah boiling pan dengan ukuran 400
liter dan 250 liter, boiling pan ini berfungsi sebagai steam dengan
cara kerjanya yaitu pengolahan nasi dan bubur untuk satu kali
distribusi dengan 4 boiling pan, yang terdiri dari 1 untuk bubur
dengan kapasitas 9,2 kg, dan 3 untuk nasi dengan kapasitas 20 kg
dan 24 kg. Pemasakan dengan boling pan ini memakan waktu
kurang lebih sekitar 1 jam (30 menit pengaronan dan 30 menit
pengukusan)
Dalam pelaksanaannya, proses pengolahan makanan pokok
telah sesuai dengan prosedur kerja maupun alat, penggunaan
bahan makanan pun sudah sesuai dengan standar karena
sebelumnya diperhitungkan antara jumlah dan standar porsinya
terlebih dahulu. Adapun dalam membuat kebutuhan beras yang
akan diolah pada hari itu adalah dengan melihat kekuatan pasien
pada hari sebelumnya, jadi jika mengalami lonjakan pasien,
penanggung jawab dari pengolahan nasi akan memasak lagi
sesuai dengan kenaikan pasien.
2) Pengolahan susu dan bubur kacang hijau
35
Pendistribusian susu dilakukan pada pagi dan sore hari,
untuk pasien yang mendapat makanan lunak kelas perawatan I,
dan II, mendapatkan susu gelas pada pagi dan sore hari.
Sedangkan untuk kelas III, susu gelas hanya diberikan pada pagi
hari. Untuk pengolahan bubur kacang hijau diberikan kepada
pasien kelas III dan pegawai resiko tinggi.
Pengolahan kacang hijau dimulai dari persiapan. Langkah-
langkah yang dilakukan oleh unit pengolahan susu dan bubur
kacang hijau :
a) Kacang hijau dicuci bersih
b) Masukkan dalam boiling pan, masak ± 1 jam
c) Masukan susu segar, gula pasir, jahe dan daun pandan.
d) Masak hingga kacang hijau mengembang dan lunak ± 2 jam
Alat yang digunakan dalam pengolahan bubur kacang hijau
adalah boiling pan yang khusus untuk pengolahan bubur kacang
hijau dengan kapasitas kurang lebih 12 kg untuk sekali
pemasakan.
3) Sub unit kelas (V, I, II) /anak, bertanggung jawab mengolah lauk
hewani
Unit pengolahan makanan kelas (V, I, II) dan anak
bertanggung jawab untuk mengolah makanan lauk hewani. Alat
yang digunakan pada unit ini adalah kompor gas besar, kwali
range, sendok pengaduk, saringan, dan lain sebagainya
Pengolahan makanan secara umum sudah berjalan dengan
lancar, hanya saja pada saat penambahan bumbu seperti gula dan
garam, petugas/tenaga pengolah tidak menggunakan sendok akan
tetapi langsung menggunakan tangan dan tidak menggunakan
takaran.
Alur distribusi makanan kepada petugas ruangan :
36
a) Petugas ruangan mengisi buku tamu yang berisi nama ruangan,
jumlah permintaan lauk hewani dan tanda tangan petugas
ruangan.
b) Petugas distribusi makanan mengisi lauk hewani ke dalam alat
kelontong masing-masing ruangan sesuai jadwal yang
tercantum dalam buku tamu.
c) Lauk hewani akan diporsi kembali oleh petugas gizi ruangan di
pantry masing-masing.
4) Sub unit dewasa III, bertanggung jawab mengolah lauk nabati
Unit dewasa kelas III ini mengolah makanan nabati sesuai
dengan siklus menu.
Alat yang digunakan diantaranya adalah kompor gas dan
tilting pan serta alat pendukung lainnya seperti kuali, baskom,
dandang, dan sebagainya.. Macam pemasakan lauk nabati ada
yang direbus, digoreng, diungkep, dan ditumis.
Alur distribusi makanan kepada petugas ruangan :
a) Petugas ruangan mengisi buku tamu yang berisi nama ruangan,
jumlah permintaan lauk nabati dan tanda tangan petugas
ruangan.
b) Petugas distribusi makanan mengisi lauk nabati ke dalam alat
kelontong masing-masing ruangan sesuai jadwal yang
tercantum dalam buku tamu.
c) Lauk nabati akan diporsi kembali oleh petugas gizi ruangan di
pantry masing-masing.
5) Sub unit Dr/pegawai
Bertanggung jawab mengolah sayuran dan persiapan buah kupas.
Alur distribusi makanan kepada petugas ruangan :
a) Petugas ruangan mengisi buku tamu yang berisi nama ruangan,
jumlah permintaan sayuran dan tanda tangan petugas ruangan.
37
b) Petugas distribusi makanan mengisi sayuran ke dalam alat
kelontong masing-masing ruangan sesuai jadwal yang
tercantum dalam buku tamu.
c) Sayuran akan diporsi kembali oleh petugas gizi ruangan di
pantry masing-masing.
Buah kupas seperti semangka dan melon dipersiapkan oleh
sub unit dokter pegawai. Setelah kulit buah dikupas, buah
dipotong potong sesuai dengan berat standar. Alur distribusi buah
kupas, sama dengan distribusi lauk hewani, lauk nabati dan
sayuran.
b) Pengolahan Makanan Diet
Pengolahan makanan diet bertanggung jawab terhadap
pengolahan makanan pasien yang memerlukan diet khusus. Macam
diet yang dilayani di unit ini adalah: diet RG I II dan III, RL I II dan
III, DSP I II III dan IV, DJ I II III dan IV, Diet Rendah sisa I dan II,
DM (1300,1500,1700,1900,dan 2100), DH I II III dan IV, rendah
purin, rendah protein, rendah serat. Untuk diet khusus adalah
benzidine, breda, cair/zonde, saring. Sedangkan untuk diet
komplikasi misalnya diet DM ginjal (DMRP). Adapun bentuk
makanan diet yaitu :
a) Makanan padat (biasa/lunak)
Makanan padat (biasa/ lunak) tetap diberikan dalam
makanan diet namun makanan pokok diberikan dalam bentuk
nasi, tim, dan bubur. Setiap harinya pasien memperoleh makanan
pokok, lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah dan susu.
b) Makanan bentuk cair
Makanan cair di RSHS ada 2 yaitu: makanan cair rumah
sakit (zonde) dan makanan cair komersial.
Makanan cair rumah sakit terdiri dari zonde DM, Zonde
tanpa susu (rendah lemak), Zonde P 40 dan Jantung. Sedangkan
makanan cair komersial terdiri dari formula enteral khusus
38
diabetes, formula enteral khusus anak/bayi, formula enteral tinggi
kalori, formula enteral tinggi protein, formula enteral
imunonutrient, dan formula enteral rendah lemak.
c) Makanan bentuk saring
Makanan bentuk saring terdiri dari kacang hijau, tepung
beras, gula, telur, dan buah.
Hal-hal yang ditemui pada saat di ruang pengolahan makanan
diet dan ruang makanan Cair/Enteral, yaitu :
1) Pemorsian menggunakan estimasi karena petugas sudah
berpengalaman dalam pemorsian makanan serta alat yang
digunakan telah terstandar.
2) Terbatasnya jumlah tenaga di pengolahan diet makanan dan
enteral, sehingga pada saat pengolahan zonde seringkali ditinggal
oleh petugas.
3) Keterbatasan alat, misal serok, sodet, sendok, penutup wadah dan
piring, sehingga 1 alat digunakan untuk beberapa masakan.
4) Cara pengolahan di dapur diet sudah baik dan bervariasi, hygiene
dan sanitasi petugas cukup baik.
5) Khusus untuk di dapur enteral, banyak aktivitas disana yang tidak
ada hubungannya dengan makanan enteral. Siapapun bisa masuk
ke dalam ruangan ini. Misalnya, untuk mencuci peralatan makan,
petugas gizi ruangan yang akan mengambil pesanan tiket susu
formula bubuk, dan petugas dapur diet yang ikut memasak
makanan diet di dapur enteral karena keterbatasan kompor yang
ada. Beberapa contoh kegiatan tersebut kurang sesuai untuk
kesterilan zonde karena kemungkinan akan menimbulkan
kontaminasi pada produk tersebut.
c) Kegiatan Pengelolaan Makanan Dinas Sore dan Subuh
a. Pengelolaan makanan dinas sore
Seluruh kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan makan
sore dan pagi.
39
Uraian tugas penanggung jawab dinas antara lain :
Mengecek jumlah tenaga pelaksana
Membaca menu
Melihat data kekuatan konsumen
Mengecek ketersediaan bahan makanan dengan cara
menghitung kembali bersama pelaksana jumlah hewani
dan nabati,
Menerima data pasien pulang dari les makanan
Buat laporan dinas sore
Cek kebersihan alat dan ruang Pengolahan makanan
b. Pengelolaan makanan dinas subuh
Semua kegiatan yang dilakukan untuk penyelenggaraan
makan pagi bagi pasien, dokter dan pegawai.
Uraian tugas penanggung jawab subuh :
Mengecek jumlah tenaga
Membaca laporan dinas sore
Mengecek ketersediaan bahan makanan (BMS + BMK)
selanjutnya dilakukan penimbangan dan dihitungf
kembali jumlahnya
Membuat laporan dinas subuh
Hal-hal yang diketahui pada saat dinas subuh maupun sore,
yaitu : bila ada pasien baru, diberikan makan pagi atau sore
dengan disertai adanya bukti bon pasien masuk yang harus dicek
seperti tanggal masuk, Waktu masuk termasuk kelengkapan no.
medrek, ruangan dan jenis diet.
d. Distribusi Makanan
Sistem distribusi makanan di S.I PPM dengan 2 sistem,yaitu:
- Sistem sentralisasi : Pembagian makanan dilakukan di dapur utama
- Sistem desentralisasi :Pembagian makanan dilakukan dalam
jumlah banyak, kemudian diporsi kembali di dapur ruangan
40
Jadwal pendistribusian makanan yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut :
Tabel 12. Jadwal Persiapan dan Pengolahan
No Waktu Makan Waktu Pengolahan
1 Makan Pagi 06.30 – 08.00
2 Snack pagi 09.30 – 10.30
3 Siang 11.30 – 13.00
4 Snack sore 14.30 – 15.30
5 Makan sore 17.00 – 18.30
Kegiatan distribusi makanan ke konsumen merupakan
serangkaian kegiatan pelayanan makanan yang dimulai dari permintaan
makanan dari ruangan atau unit yang memerlukan. Pengambilan
makanan dari ruangan pengolahan sampai penyajian makanan ke
pasien/ konsumen lain, termasuk pembersihan alat makanan. Kegiatan
ini menjadi tanggung jawab SI Pelayanan Gizi Ruang Rawat (PGRR).
Sementara pelayanan makanan pegawai dan dokter jaga menjadi
tanggung jawab unit kerja/ bagian masing-masing.
Tabel 13. Waktu & Penyajian Makanan
No Pola Makan Macam Makanan Waktu Makan Keterangan
1 Makan Pagi Air teh 06.00 - 06.30 Pasien di R. EU & Intensive
Susu Gelas - Kelas VIP, I, II (dewasa)
- Kelas VIP, I,II, III (anak)
- Kelas III ( makanan lunak)
Susu Cair (Kls III Diet DSP,saring, RP, TKTP,
DH roti, R.serat roti
Susu Gelas
(VIP,I,II,)
2 Makan Pagi Makanan diet dan
Non Diet
07.15 – 08.15 Seluruh pasien sesuai kelas
dan dietnya
3 Snack Pagi Snack diet dan
non diet
10.00 – 10.30 Sesuai kelas & dietnya
41
4 Makan Siang Makanan diet dan
non diet
12.00 – 13.00 Seluruh pasien sesuai kelas &
dietnya
5 Snack Sore Snack diet dan
non diet
15.00 – 15.30 Seluruh pasien sesuai kelas &
dietnya
6 Makan Sore Makanan diet dan
non diet
17.15 – 18.15 Seluruh pasien sesuai kelas &
dietnya
Setelah makanan di ambil dari dapur utama, makanan diporsikan di pantry
ruangan oleh para prakarya gizi ataupun prakarya ruangan yang bertugas sesuai
dengan jenis makanan yang dipesan. Penyajian makanan disesuaikan dengan kelas
perawatan. Tempat makanan yang digunakan untuk kelas tiga menggunakan plato
stanlesssteal yang terbuka dan ada yang tertutup. Untuk kelas dua menggunakan
piring yang dipadukan dengan plato tertutup dan nampan. Untuk kelas 1 semua
makanan diletakan di piring dengan penutup plastic warpping. Disaat penyajian
makanan petugas menyapa dan menawarkan makanan yang disediakan.
e. Pencatatan Pelaporan
Perencanaan menu yang disusun oleh mahasiswa yaitu penyusunan
menu untuk pasien dewasa kelas III makanan biasa (nasi) dengan macam
menu adalah menu standar. Pola menu yang digunakan terdiri dari 3 kali
makan utama (pagi, siang dan sore) dan 2 kali snack (pagi dan sore). Makan
pagi terdiri dari makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayur. Makan
siang dan sore sama dengan makan pagi tetapi ada penambahan buah. Snack
diberikan di antara makan pagi, siang dan sore.
Dalam perencanaan menu setiap mahasiswa menganalisis jumlah zat gizi
makronutrien setiap menu. Setelah itu hasil perhitungan dibandingkan dengan
standar makanan biasa dengan batas toleransi ± 10% dari standar yang sudah
ditetapkan.
5. Pengawasan Mutu Makanan
Kegiatan pengawasan mutu makanan dilakukan dalam berberapa kegiatan
yaitu :
42
a. Penelitian HACCP (Hazard Analisis Critical Control Point)
Penelitian HACCP bertujuan untuk menganalisa kemungkinan
bahaya yang dapat timbul pada proses pengolahan makanan. Penelitian
mengamati dari proses penerimaan bahan makanan, penyimpanan,
persiapan, pengolahan sampai proses distribusi ke pasien. Proses analisa
dimulai dengan menentukan menu yang akan diamati. Proses penelitian
HACCP dimulai dengan menyusun rencana meliputi deskripsi produk,
diagram alir proses, penentuan CCP, identifikasi bahaya dan
pencegahannya. Menentukan diagram alir proses pengolahan
makanan,,menentukan CCP yang perlu dikendalikan.
Setelah penelitian selesai hasil penelitian berupa kesesuaian proses
pengolahan standar dengan kenyataan di lapangan. Permasalahan yang
terjadi selama proses diharapkan bisa menjadi catatan untuk perbaikan
proses pengolahan dan dapat diketahui penyebab masalah yang
menimbulkan hal tersebut.
Mahasiswa telah melakukan penelitian pada makanan sebagai
berikut.
1. Fillet kakap goring bumbu kuning
2. Tahu bacem
3. Sayur bening labu siam
4. Makanan cair
5. Sayur gurih
6. Frikadel tahu panggang
7. Tumis tahu
8. Sup wortel soun
Setelah pengamatan didapatkan data adanya risiko bahaya.
Misalnya berasal dari hygiene sanitasi yang kurang pada tenaga pemasak,
proses pencucian yang tidak tepat dan tidak sesuainya proses pengolahan
dengan standar resep yang telah ditentukan.
b. Penelitian Gizi Terapan
43
Penelitian gizi terapan bertujuan untuk memecahkan masalah yang
terjadi di Instalasi gizi baik dari persiapan hingga proses pendistribusian.
Masalah yang diambil merupakan masalah yang penting namun tidak
mendesak sehingga bisa menjadi suatu perbaikan dimasa yang akan
datang.
Penelitian gizi dilakukan pertama dengan mencari masalah yang
akan diteliti dan menetapkan tujuan penelitian. Sebagian besar mahasiswa
membandingkan standar-standar yang berlaku dengan kenyataan di
lapangan. Masalah-masalah yang diteliti adalah sebagai berikut.
1. Gambaran berat mentah dengan berat matang rollade tahu cina
2. Gambaran berat kotor dan berat bersih buah
3. Gambaran penerimaan cita rasa egg tofu terhadap pegawai
instalasi gizi
4. Gambaran kesesuaian isi per kilogram sayur dan buah yang
diterima dengan standar spesifikasi di Instalasi Gizi
5. Kesesuaian standar porsi nasi untuk makan siang pada besar
porsi penyajian nasi
6. Gambaran besar porsi hidangan sayur lodeh
7. Gambaran penampilan organoleptik pada makanan siang menu
IX terhadap pegawai Instalasi Gizi.
8. Gambaran tingkat kerusakan telur pada masakan telur bumbu
terik
Setelah dilakukan penelitian didapatkan data berupa data yang
sesuai ataupun tidak sesuai. Ketidaksesuaian sengan standar misalnya
lebih besar atau lebih kecil dari standar yang telah ditentukan.
c. Modifikasi resep
Modifikasi resep bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi suatu
makanan yang sudah ada. Modifikasi dilakukan dengan memodifikasi
bahan makanan yang digunakan, bumbu atau bentuknya dengan
memperhatikan harga dan nilai gizinya. Modifikasi dilakukan pada
makanan sumber hewani, nabati dan sayur. Setelah dilakukan modifikasi
44
resep, produk modifikasi yang dihasilkan diuji daya terimanya kepada 10
panelis. Panelis mencicipi makanan dan mengisi kuesioner yang berisi
aspek-aspek yang dinilai antara lain aspek rasa dan penampilan.
6. Penilaian Makanan
a. Survey kepuasan konsumen
Survey kepuasan konsumen dilakukan untuk mengetahu kepuasan
pasien terhadap pelayanan makan yang diterima dari Instalasi Gizi. Survey
dilakukan dengan membagian sejumlah kuesioner kepada pasien-pasien
yang dirawat di ruang rawat inap minimal 24 jam dan telah mendapat
makanan. Kuesioner berisi aspek kualitas makanan, daya terima dan
kualitas penyajian. Data yang didapatkan kemudian diskoring dan
selanjutnya dikategorikan kemudian ditarik kesimpulan.
7. Fasilitas dan peralatan ruang produksi makanan
Peralatan di Instalasi Gizi tidak terlepas dari tata letak dan tata alir
seperti yang telah di terangkan di atas, pada saat ini pembahasan peralatan
di Instalasi Gizi lebih terfokus pada jenis/klasifikasi serta sumber tenaga
penggerak alat tersebut (bahan bakar).
Peralatan di Instalasi Gizi RSHS dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a) Peralatan Kecil ( Kitchen Utensil)
Peralatan kecil memiliki ciri-ciri bukan merupakan barang
inventaris (barang habis pakai). Umur alat kurang dari 1 tahun,
sehingga proses pengadaannya dilakukan 1 tahun sekali melalui
proses perencanaan (SI. Perencanaan). Penanganan kitchen utensil
dibawah koordinasi Gudang Peralatan di bawah SI. PPM
Pengelompokan alat tersebut terdiri dari :
1. Alat masak
2. Alat makan.
3. Alat Minum.
4. Alat kebersihan
45
5. ATK dll.
b) Peralatan Besar (Kitchen Equipment)
Peralatan besar memiliki ciri-ciri barang Inventaris,
(dilakukan inventarisasi 1 tahun). bidang rumah tangga umur alat
lebih dari 1 tahun perlu pemeliharaan rutin, pengoperasian alat
sesuai dgn SOP, pengelompokan alat dibedakan menjadi 3
kelompok/klasifikasi berdasarkan utilisasi (fungsi alat). yaitu :
1) Klasifikasi A (Kategori Jangka Panjang).
a. Usia alat relative muda ( < 2 tahun)
b. Dipakai dalam jangka waktu lama ( > 5 th).
c. Fungsi alat masih baik & utuh / lengkap.
d. Acesoris & peralatan pendukung masih lengkap
2) Klasifikasi B (Ketegori Jangka Pendek)
a. Usia alat 2 – 5 tahun.
b. Di pakai dalam waktu kurang 5 tahun
c. Fungsi alat masih baik walaupun tidak utuh/lengkap.
d. Tidak efisien tapi belum ada pengganti.
3) Klasifikasi C (Kategori Yang Akan Dihapuskan) .
a. Usia normal alat sudah dilampaui.
b. Fungsi alat tidak efisien (secara daya guna & teknis).
c. Accesoris dan peralatan pendukung tidak lengkap.
d. Dukungan suku cadang opeeasional dan suku cadang peralatan
tidak terjamin.
e. Tidak diproduksi lagi oleh pabrik.
f. Pabrik/agen penyalur sudah tidak ada
Alat tersebut menggunakan sumber tenaga (bahan bakar) yaitu:
1) Gas uap bertekanan,
2) Listrik dan
3) Gas LPG.
Sedangkan berdasarkan fungsinya alat dibagi menjadi 10, yaitu :
1) Alat Perebus : Steam water boiler, Electrik boiling.
2) Alat Penggoreng : Eletric fryingpan.
46
3) Alat Pemasak Nasi/Tim & Bubur : Steam boiling pan.Rice
cooker ( cadangan ).
4) Alat Pemasak : Gas open range, Oven gas.
5) Alat Penyimpan BMS : Cooling Cell, Chiller, Freezer,
Kulkas/Refrigerator.
6) Alat Penyimpan BMK : Pan Rack.
7) Alat Pengangkut Barang :Folding trolly, Tray dispencer trolly.
8) Alat Penimbangan BMS atau BMK : Timbangan lantai,
Timbangan electric.
9) Alat Pengangkut Makanan.: Roda makanan. Food Survey
Trolly.
10) Alat Penggiling : Robo Coupe, Vegetable slicer.
9. Denah Instalasi Gizi
(terlampir)
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa di Instalasi Instalasi Gizi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung yaitu sebagai berikut :
1. Membuat perencanaan menu dengan standar gizi energi 2162,5 kkal,
protein 69,5 gr, lemak 70 gr, karbohidarat 303,5 gr. Serta membuat
pola menu, frekuensi bahan makanan, master menu dan menu.
2. Membuat rancangan anggaran belanja (RAB) dengan total pembulatan
sebesar Rp. 24.206.700 per bulan.
3. Menyusun harga makanan dengan rata-rata harga per hari Rp. 21.773,-
4. Di bagian les makanan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu
menghitung jumlah kekuatan pasien diet dan non diet serta jumlah
konsumen yang dilayani per hari.
5. Membuat taksiran kebutuhan harga makanan.
47
6. Di bagian administrasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa yaitu
membuat rekapitulasi pemesanan bahan makanan segar dan mengikuti
kegiatan pemotongan bahan makanan.
7. Dari hasil pengamatan selama praktek di bagian pengolahan makanan
dapat disimpulkan bahwa rangkaian proses penyelenggaraan makanan
dari bahan mentah hingga menjadi masakan dan siap didistribusikan
telah berjalan secara sistematis, berkesinambungan dan saling
berkaitan baik secara intern sub instalasi maupun ekstern sub instalasi.
8. Berdasarkan proses pengamatan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung telah terorganisir dengan baik, seperti dari
aspek ketenagaan, pembukuan serta sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan pelayanan gizi ruang rawat inap. Jadi sistem
yang ada sudah berjalan dengan baik.
B. SARAN
1. Pengevaluasian terhadap siklus menu yang disajikan untuk melihat daya
terima pasien terhadap menu yang disajikan sehingga diharapkan segera
dapat ditindaklanjuti apabila ditemukan
2. banyak sisa yang terbuang atau komplain dari konsumen.
3. Pembuatan les makanan sebaiknya dengan sistem komputerisasi, sehingga
dapat terhubung langsung ke setiap bagian untuk mengetahui perubahan
pasien dalam waktu yang relatif cepat.
4. Peningkatan pemberian pelayanan makanan sesuai dengan standar
peralatan untuk menunjang kinerja dan pelayanan yang lebih baik.
5. Sebaiknya pencatatan inventaris alat makan lebih ditingkatkan lagi di tiap
ruangan dan perlu adanya penambahan alat makan untuk menanggulangi
kehilangan dan kekurangan.
6. Hygiene dan sanitasi tenaga pengolah penting sehingga harus diperhatikan
dengan baik. Bila masih ada yang tidak sesuai perlu ditegur agar
diperbaiki.
48