8-bab iii revisi 30des14

49
BAB III PEMBAHASAN TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI 3.1. Proses Perencanaan dan Dokumen Proyek Objek KP Sebelum pekerjaan konstruksi jembatan dilelangkan, maka dilakukan perencanaan berupa gambar-gambar sebagai berikut: - Gambar-gambar arsitektur Berisi gambar tampak baik itu tampak atas, samping kanan, samping kiri, belakang, depan maupun gambar 3D. - Gambar-gambar struktur Berisi gambar potongan yang dilengkapi keterangan struktur (seperti ukuran, mutu) dan gambar detail. - Gambar-gambar mekanikal Meliputi gambar yang bersifat mekanis di jembatan - Gambar-gambar plumbing Berisi gambar-gambar rencana pemipaan di jembatan Selama melaksanakan pekerjaan praktek kami hanya mengamati gambar arsitektur, struktur dan pemipaan dari gambar-gambar yang ada di kantor proyek, lapangan dan pehitungan volume pekerjaan. Setelah gambar-gambar diatas telah selesai direncanakan maka disusun dan dibuat dokumen

Upload: tohabacht

Post on 28-Sep-2015

33 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

bab III teori kerja praktek pada jembatan Buayan Cs

TRANSCRIPT

Laporan Kerja Praktek TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALAS 2014

KERJA PRAKTEK 2014 (TSI-480) LAPORAN ISI BAB III JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS ANDALASBAB IIIPEMBAHASAN TAHAPAN PELAKSANAAN KONSTRUKSI

1. 2. 3. 3.1. Proses Perencanaan dan Dokumen Proyek Objek KPSebelum pekerjaan konstruksi jembatan dilelangkan, maka dilakukan perencanaan berupa gambar-gambar sebagai berikut: Gambar-gambar arsitekturBerisi gambar tampak baik itu tampak atas, samping kanan, samping kiri, belakang, depan maupun gambar 3D. Gambar-gambar strukturBerisi gambar potongan yang dilengkapi keterangan struktur (seperti ukuran, mutu) dan gambar detail. Gambar-gambar mekanikalMeliputi gambar yang bersifat mekanis di jembatan Gambar-gambar plumbingBerisi gambar-gambar rencana pemipaan di jembatanSelama melaksanakan pekerjaan praktek kami hanya mengamati gambar arsitektur, struktur dan pemipaan dari gambar-gambar yang ada di kantor proyek, lapangan dan pehitungan volume pekerjaan.Setelah gambar-gambar diatas telah selesai direncanakan maka disusun dan dibuat dokumen Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang berisi bab-bab dan pasal yang mengatur pelaksanaan kerja dimulai perencana, pelelangan dan pelaksanaan. Pada pembuatan laporan ini kami tidak belum dapat melihat.Selain itu dokumen spesifikasi teknis pekerjaan dibuat dimana biasanya ada dalam dokumen kontrak, pada proyek kali ini kami mengamati dokumen spesifikasi teknis terdiri dari spesifikasi umum (yang mengikuti spesifikasi umum 2010 revisi 2) dan spesifikasi khusus dimana dalam dokumen kontrak yang didapatkan dari Satker PJN I tidak berisi spesifikasi khusus, maka untuk sementara kami berpendapat bahwa tidak ada spesifikasi yang berbeda dari yang ditetapkan dalam spesifiasi umum.3.2. Proses Seleksi dan Penunjukan KontraktorProses seleksi yang diterapkan dalam proyek konstrusksi jembatan ini Didasarkan kepada Perpres no.54 Tahun 2010 dan Perpres no.70 tahun 2012 dimana melalui tahapan sebagai berikut: Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Pengadaan (bernomor: 296/PJ-WIL1/SBR/010/2013) diadakan pada 7 Oktober 2013. Setelah itu dimana para calon kontraktor telah diundang sebelumnya, Dokumen Pemilihan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan dipelajari oleh kontraktor, lalu dibuat Dokumen Penawaran dimana didalamnya berisi surat penawaran (bernomor: DKIII/314/166/2013) diajukan pada 28 Oktober 2013 berisi pengajuan penawaran sebesar Rp 79.260.000.000 termasuk PPn, masa berlaku penawaran 90 hari kalender sejak batas akhir pemasukan penawaran dan berisi lampiran surat penawaran. Pada tanggal 18 November 2013 berdasarkan surat penetapan No.385/PJ-WILI/SBR/11/2013 Pokja Satker PJN 1 Prov. Sumbar menetapkan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk sebagai pemenang dengan keterangan harga penawaran terkoreksi Rp 79.260.443.000. Pada tanggal 28 November 2013 PPK 10 menerbitkan Surat Penunjukkan Penyedia Barang/Jasa (SPBBJ) berisi perintah untuk menyerahkan Jaminan Pelaksanaan dan menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 hari kerja setelah SPBBJ diterbitkan. Bila kontraktor tidak bersedia menerima penunjukkan maka akan disanksi sesuai Perpres no. 54 Tahun 2010, Perpres no. 70 tahun 2012 dan Permen PU no.70/PRT/M/2011 beserta petunjuk teknisnya. Tanggal 4 Desember 2013 dibuat Surat Perjanjian Kontrak (bernomor: 37/PKK/SK-PJNW1-Bb.03.23.10/XII/2013. Tanggal 5 Desember 2013, PPK menyerahkan lokasi dengan mengeluarkan Surat Penyerahan Lapangan (Nomor: PW.03.01-Bb.03.23.04/PPK.10/666/XII/2013 dan Surat perintah Mulai Kerja (SPMK) (Nomor: PW.03.01-Bb.03.23.04/PPK.10/665/XII/2013).3.3. Organisasi ProyekKeberhasilan suatu proyek melibatkan pihak-pihak dimana hubungan diantaranya saling bekerjasama untuk mengusahakan kegiatan proyek terwujud. Hubungan antara pemilik, konsultan, perencana, konsultan pengawas dan kontraktor dapat digambarkan pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Hubungan Organisasi Proyek

Dari skema di atas dapat dijabarkan hubungan kerja ketiga belah pihak, yaitu :1. Hubungan antara konsultan dan pemilik proyek Hubungan antara konsultan dan pemilik proyek berdasarkan suatu kontrak.Konsultan memberikan layanan konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa atas konsultasi yang diberikan oleh konsultan.2. Hubungan antara kontraktor dengan pemilik proyekHubungan antara kontraktor dengan pemilik juga berdasarkan suatu kontrak.Kontraktor memberikan layanan jasa profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek yang dituangkan dalam gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat oleh konsultan, sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa profesional kontraktor.3. Hubungan antara konsultan dengan kontraktorHubungan antara konsultan dengan kontraktor ikatan berdasarkan peraturan pelaksanaan.Konsultan memberikan gambar rencana, peraturan, dan syarat-syarat, kontraktor harus merealisasikan menjadi sebuah bangunan.A. Pemilik (Owner)Owner adalah orang atau instansi yang mempunyai ide untuk membangun dan mewujudkan proyek menjadi kenyataan dengan menyediakan dana yang dibutuhkan. Dalam Proyek Pembangunan Jembatan Buayan Cs Padang Pariaman yang bertindak sebagai Owner adalah Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah I Provinsi Sumatera Barat PPK 10, Pelaksanaan Jalan Nasional Pariaman dan sekitarnya. Tugas dan wewenang dari Owner adalah sebagai penyelengara pembangunan yang meliputi:1. Menyediakan biaya pembangunan proyek2. Mengatur pelaksanaan tender3. Mengeluarkan Surat Pemerintah Mulai Kerja (SPMK)4. Menyetujui dan menolak perubahan pekerjaan, penambahan pekerjaan maupun pengurangan pekerjaan5. Mensahkan berita acara kemajuan pekerjaan6. Berhak menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan dokumen tender7. Memberikan fasilitas dan kemudahan yang diperlukan kontraktor8. Mengeluarkan instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas atau secara langsung.B. KonsultanKonsultan merupakan pihak yang membantu owner untuk pengelolaan ide menjadi rencana konkrit yang siap untuk dilaksanakan.Konsultan bertanggung jawab untuk mengelola pelaksanaan proyek, mulai dari tahap perencanaan, perancangan, pelelangan, pelaksanaan hingga pemeliharaan.Umumnya dalam suatu proyek, konsultan terdiri atas dua bidang dalam pelaksanaannya, yakni konsultan perencana dan konsultan pengawas.1. Konsultan PerencanaTugas konsultan perencana dalam tahap perencanaan antara lain: Membantu owner dalam pengenbangan sasaran-sasaran dari proyek yang ingin dicapai oleh owner Membantu melaksanakan studi kelayakan Membantu dalam melakukan survey lapangan Membantu proyeksi arus dana (cash flow) Membantu dalam menentukan dan menetapkan alokasi sumber daya Membuat jadwal proyek terpadu untuk setiap tahap perncanaan, perancangan dan pelaksanaan sesuai dengan permintaan dari owner yang didasarkan kepada pertimbangan teknisnya Memeriksasertamerekomendasikan kriteria Dan standar yang diinginkan oleh owner Membuat proposal tata laksana manajemen proyekTugas konsultan perencana dalam tahap perancangan antara lain: Membuat gambar rencana dan spesifikasi, rencana kerja, syarat-syarat dan perlengkapan yang dibutuhkan, yang disusun dalam suatu dokumen tender Menyusun jadwal waktu pelelangan bersama perberi tugas (owner) mengikuti perkembangan gambar rencana dan spesifikasi Memberi rekomendasi mengenai pemilihan dan pembelian material serta alat yang diperlukan Membantu memproses izin-izin yang diperlukanTugas konsultan perencana dalam tahap pelelangan antara lain: Menyusun dan membagi paket-paket pekerjaan yang akan dilelang berikut batasan pekerjaannya Membantu panitia lelang dalam melakukan seleksi calon peserta lelang Menyiapkan dokumen pelelangan dan dokumen kontrak Mengadakan dan melaksanakan rapat-rapat pelelangan berupa rapat penjelasan dan evaluasi Memberikan rekomendasi pada owner untuk menentukan pemenang tender2. Konsultan PengawasKonsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik untuk mengawasi secara aktif pelaksanaan pekerjaan oleh kontraktor, serta melaksanakan instruksi pemilik dan konsultan perencana untuk mengawasi dan memperingatkan kontraktor agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan isi perjanjian kontrak dan supervisi lainnya yang telah digaransikan.Pada proyek Jembatan Buayan ini yang bertindak sebagai konsultan pengawas adalah PT. TERASIS EROJAYA.Tugas konsultan pengawas dalam tahap pelaksanaan antara lain: Mengkoordinasikan serta memberi pengarahan kepada pihak-pihak yang terlibat dilapangan sehingga terbentuk tim pembangunan yang baik Melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, untuk menghasilkan kualitas seperti yang telah ditentukan di dalam kontrak Memproses sertifikat dan berita acara yang diperlukan selama pelaksanaan Mengkoordinasikan pekerjaan fasilitas pendukung seperti pengadan air, listrik untuk penerangan, kantor, gudang sementara, jalan darurat, dan lain-lain Memimpin rapat dan koordinasi lapangan, baik secara rutin maupun rapat khusus Memberikan untuk penunjukan subkontraktor, dan kontraktor spesialis jika diperlukan Memproses pengadaan gambar kerja serta contoh-contoh material dari kontraktor, sesuai dengan dokumen kontrak Mengawasi pngadaan serta kualitas dari tenaga kerja, material dan peralatan kontraktor Menyiapkan prosedur untuk perubahan pekerjaan (change order) Menyampaikan laporan mingguan, bulanan serta merekam data-data yang ada dilapangan Menyusun program untuk keselamatan kerja dan keamanan dalam proyek Memproses pembayaran termyn kontraktor Memproses pengadaan gambar kerja yang akan dilaksanakanTugas konsultan pengawas setelah pelaksanaan adalah: Memgkoordinir hal-hal yang diperlukan dalam kegiatan pelaksanaan disamping operasional proyek secara parsial, dapat berjalan bersama tanpa saling mengganggu sampai proses serah terima Menyusun program untuk kegiatan awal operasional Memproses garansi, jaminan, dan sertifikat Memproses segi administrasi proyek Memproses pelaksanaan serah terima proyek, baik secara parsial maupun secara keseluruhan dari kontraktor kepada ownerC. KontraktorKontraktor adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek dengan perjanjian kontrak setelah melalui proses pelelangan. Jika pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor telah selesai maka dikembalikan ke pemilik proyek. Pada proyek pembanguna Jembatan Buayan ini yang bertindak sebagai kontraktor adalah PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk.Adapun susunan personil utama kontraktor yang diterapkan pada proyek ini adalah sebagai berikut :1. Kepala Proyek (General Superintendent)2. Bagian Keselamatan Kerja (Safety Engineer)3. Kepala Lapangan(Site Manager) 4. Bagian Administrasi dan Keuangan5. Bagian Teknik (Office Engineer)6. Staf Keuangan7. Bagian Logistik8. Bagian Peralatan9. Surveyor10. Pengawasan Kualitas (Quality Control)11. Ahli Gambar (Drafter)Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing personil yang telah ditetapkan oleh perusahaan:1. Kepala Proyek(General Superindent) Bertanggung jawab langsung kepada perusahaan serta menetapkan struktur organisasi dan personilnya dalam melaksanakan tugas organisasi Menetapkan sasaran yang harus dicapai tiap-tiap kegiatan pelaksanaan dan prosedur tata kerja yang harus dilakukan Memperinci fungsi-fungsi manajemen dan mendelagasi sebagai wewenang penuh kepada bawahan Memimpin, membimbing dan memberikan petunjuk serta mengkoordinir pekerjaan, pengawasan oleh pengawas lapangan Mengadakan meeting secara periodik dengan semua personil yang terdapat dalam struktur organisasi dalam pelaksanaan lapangan Memberikan persetujuan untuk memulai suatu bagian pekerjaan atau memulai tahap berikutnya dari suatu bagian pekerjaan Mengusahakan penyelesaian masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh pelaksana lapangan Meneliti keadaan dilapangan dan keadaan yang menyimpang dari perencanaan Menyiapkan atau membuat berita acara pemeriksaan pekerjaan untuk dasar pembayaran angsuran Membuat atau meyampaikan laporan-laporan berkala, laporan khusus, dan laporan insendentil Menghentikan sementara pekerjaan sampai ada keputusan lebih lanjut dari Pimpinan Proyek bagi pekerjaan yang menurut pendapatnya telah dikerjakan akan tetapi menyimpang dari gambar rencana dan syarat-syarat teknis demikian juga menyimpang tehadap keadaan di lapangan dimana perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan terhadap harga kontrak2. Kepala Lapangan (Site Manager) Bertanggung jawab kepada kepala proyek dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya Mengevaluasi pekerjaan yang sudah selesai setiap minggu sekali, baik bahan, mutu dan kualitas pekerjaan Membuat metode kerja untuk di lapangan yang kemudian diberi tahukan kepada bagian teknik Membuat rencana kerja harian maupun mingguan Bersama-sama dengan estimator membuat opname hasil pekerjaan3. Pelaksana Lapangan Bertanggung jawab kepada kepala lapangan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya Mengawasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan, baik bahan, mutu dan kualitas pekerjaan4. Bagian Teknik Bertanggung jawab kepada kepala proyek dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya Menetapkan kebijaksanaan di lapangan yang dibantu oleh bagian logistik dan peralatan, bagian perencanaan, bagian peralatan mengenai hal-hal yang harus dilaksanakan dalam kelangsungan pekerjaan Mengkoordinasi jalannya pekerjaan dan meneliti bagian-bagaian yang harus didahulukan Memberikan standar ukuran untuk meneliti setiap pelaksanaan pekerjaan Memberikanlaporanpekerjaan yang telah diselesaikan Mengambil langkah-langkah yang perlu untuk memperbaiki penyimpangan dan kekurangan yang terjadi5. Bagian Administrasi dan Keuangan Bertanggung jawab kepada kepala proyek terhadap tugas yang dibebankan kepadanya Mengeluarkan uang setelah ada perintah dari kepala proyek Membukukan pengeluaran-pengeluaran dari kas, menutup buku kas dan mencocokkan saldo setiap hari Menyelenggarakan penyusunan permintaan anggaran dan laporan penggunaan keuangan kepada perusahaan6. Bagian Administrasi dan Kontrak Bertanggung jawab kepada kepala proyek terhadap tugas yang dibebankan kepadanya Mengontrol jalannya proyek mengenai biaya, mutu dan waktu yang sesuai dengan kontrak yang ada Mengkoordinasikan pengadaan material, subkontraktor yang ada dengan schedule yang berjalan Membuat surat-surat penting yang dibutuhkan proyek Melakukan perhitungan ulang atas seluruh hasil kemajuan pekerjaan7. Surveyor Bertanggung jawab kepada bagian teknik terhadap tugas yang dibebankan kepadanya Mengadakan kegiatan pengukuran Melaksanakan pengukuran dengan alat yang telah dikalibrasi Mencatat dan menyimpan hasil pengukuran8. Logistik dan Peralatan Bertanggung jawab kepada kepala proyek terhadap tugas yang dibebankan kepadanya Menyusun program penyediaan meterial dan peralatan serta menghimpun data-data terhadap kebutuhan material dan peralatan Mengkoordinasikan pengadaan material dan peralatan, sub kontraktor yang ada dengan schedule yang berjalan Menginventarisir pengelolaan sumber daya peralatan Membuat surat-surat yang berhubungan dengan material dan peralatan Mengatur keluar masuk material dan peralatan9. Keamanan Bertanggung jawab penuh terhadap keamanan lingkungan proyek Menjaga keamanan semua material atau peralatan dalam lokasi proyek Menjamin ketentraman atau kenyamanan para personil dan pekerja di lapangan demi kelancaran proyek Penjagaan terhadap setiap lalu lintas personil, material dan peralatan di lokasi proyek10. Pengawasan Kualitas (Quality Control) Bertanggung jawab atas mutu hasil pekerjaan Membuat pernyataan penerimaaan atau penolakan atas bahan dan hasil pekerjaan Menghimpun data pengendalian mutu Pengawasan dan pemantauan terhadap personil dan bahan laboratorium kontraktor Pengawasan setiap hari kegiatan Pemeriksaan mutu bahan dan hasil pekerjaan11. Ahli Gambar (Drafter) Membantu Arsitek dalam merealisasikan hasil rancangan dalam bentuk gambar yang dapat dijadikan sebagai acuan Merevisi gambar shop drawing menjadi gambar As Built Drawing apabila terjadi revisi pada pekerjaan konstruksi Membuat gambar shop drawing berdasarkan gambar yang rencana yang telah dibuat sebelumnya oleh perencananD. Tenaga KerjaTenaga kerja yang digunakan dalam penanganan proyek ini terdiri atas: 1. Tenaga pimpinan dan staf manajemen proyek2. Tenaga operasional lapangan, meliputi: pelaksanaan (supervisor), mekanik, dan operator3. Pekerja ( mandor, tukang, kenek, operator)Personil yang akan ditugaskan sebagai personel inti dalam organisasi proyek, dipilih yang telah berpengalaman dalam proyek sejenis. Sementara tenaga kerja yang terampil akan dipilih dan didatangkan dari daerah setempat atau dari luar daerah.Tenaga kerja pada Proyek Pembangunan Jembatan Buayan terdiri atas: Tenaga kerja tetapTenaga kerja tetap adalah karyawan tetap perusahaan. Semuanya merupakan tenaga ahli atau tenaga yang menangani pelaksanaan proyek secara teknis. Pengangkatan dan penarikan pegawai ini adalah wewenang dari bagian personalia dari perusahaan yang bersangkutan. Gaji dan tunjangan dibayar tiap bulan berdasarkan golongan. Tenaga kerja harianTenaga kerja harian adalah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengerjakan suatu bagian pekerjaan tertentu, dengan gaji berdasarkan jumlah hari kerja atau jam kerja yang diperoleh dan harus lebih besar dari Upah Minimum Regional (UMR), satu hari kerja selama 8 jam. Tenaga kerja harian terdiri dari tenaga ahli, tenaga administrasi, drafter, dan lain-lain.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Proyek Tenaga kerja boronganTenaga kerja borongan adalah tenaga kerja yang dikoordinir oleh mandor sebagai pimpinan kelompok. Tenaga kerja ini sebenarnya terdiri dari beberapa tenaga kerja yang tidak ditentukan jumlahnya.Pembayaran gaji dihitung berdasarkan volume pekerjaan yang telah diselesaikan dan dibayar secara mingguan melalui mandor masing-masing. Tenaga kerja yang didatangkan oleh Sub kontraktorTenaga kerja yang didatangkan oleh Sub kontraktor adalah tenaga kerja yang bekerja pada sub kontraktor dan digaji oleh sub kontraktor yang bersangkutan. Tenaga kerja ini hanya bekerja atas perintah perusahaan yang menjadi sub kontraktor dan mengerjakan pekerjaan yang telah disub kontraktorkan.

3.4. Metoda Pelaksanaan dan PeralatanPelaksanaan yang diamati selama pekerjaan proyek kontsruksi di lapangan terdiri dari beberapa bagian karena jadwal kerja praktek disesuaikan dengan jadwal perkuliahan, beberapa bagian pekerjaan tersebut adalah:A. Persiapan LokasiSebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai perlu diselesaikan beberapa formalitas dalam hal harus dilakukannya pembebasan tanah. Hal ini memerlukan prosedur tertentu yang harus diikuti dan penting bagi Pimpinan Proyek/Engineer, sebagai bagian dari rencana sebelum pelaksanaan pekerjaan, menentukan status pembebasan tanah serta pengaruhnya, bila ada, bila lahan pekerjaan itu diserahkan pada Kontraktor.Pemagaran biasanya tidak merupakan masalah pada kontrak-kontrak Ditjen Bina Marga. Jika perlu pemagaran untuk membatasi areal pekerjaan atau untuk mengamankan lokasi, Pimpinan Proyek/Engineer harus menentukan standar dan jenis yang sesuai. Pimpinan Proyek/Engineer harus minta pada Kontraktor untuk memberikan detail lokasi kantor, akomodasi dan sebagainya secepat mungkin. Pimpinan Proyek/Engineer perlu dimintai persetujuannya terhadap usulan tersebut. Bangunan yang diusulkan harus terletak sedekat mungkin dengan lokasi jembatan. Jalan umum terdekat dan lokasi jembatan harus mudah dicapai dari bangunan kantor dan akomodasi tersebut. Kantor dan akomodasi harus terlindung. Pada proyek ini, Jembatan Ulakan berada lumayan jauh dari kantor dimana Jembatan Ulakan tempat kami bekerja praktek berada di daerah Sicincin sedangkan kantor berada di daerah Lubuk Alung. Sedangkan akomodasi pekerja berada tidak jauh dari lokasi jembatan yaitu disekitarnya dengan mengontrak rumah warga.

Gambar 3.3 Pagar Proyek dan Papan Himbauan KeamananB. Pekerjaan TanahPekerjaan tanah dimana yang menjadi objek adalah tanah itu sendiri, pekerjaan ini meliputi pembersihan lahan, penggalian tanah, penimbunan tanah. Yang banyak dilakukan pada proyek ini adalah penimbunan dimana dilakukan pertahap sesuai pekerjaan struktur yang telah selesai. Alat yang digunakan adalah truk pengangkut tanah merk Isuzu, Bulldozer merk Caterpillar tipe D6G, Vibration Roller merk Caterpillar tipe ABG dan Excavator merk Komatsu tipe PC 200.

Gambar 3.4 Truk Pengangkut Tanah

Gambar 3.5 Bulldozer

Gambar 3.6 Vibration Roller

Gambar 3.7 Excavator

Gambar 3.8 Pekerjaan Tanah

Pekerjaan tanah urutannya disesuaikan dengan pekerjaan struktur yang telah selesai misalnya pekerjaan footing RWC telah selesai pengecorannya maka tanah ditimbun sesuai beton yang telah mengeras dimana tanah diratakan oleh bulldozer berdasarkan petunjuk kontraktor/seupervisor lalu dipadatkan dengan vibration roller. Bila badan RWC telah selesai maka elevasi tanah ditingkatkan dengan cara penimbunan yang sama. Tanah timbunan dicek perlapis kepadatanya.

Gambar 3.9 Pelaksanaan TimbunanC. Pekerjaan RWCRWC atau Retaining Wall Concrete yang biasa disebut dinding penahan tanah merupakan dinding yang menahan tanah timbunan dimana desain dimensinya harus mampu menahan gelincir. Pekerjaan RWC atau dinding penahan tanah memerlukan material baja tulangan U39, campuran beton ready mix, baut penahan, lubang core, kawat bendrat. Tahapannya terbagi menjadi dua: footing dan badan RWC, dimana masing-masing tahapan terdiri dari pekerjaan berikut: Penetapan titik koordinat dan elevasi, Pemasangan acuan/bekisting, Penulangan, Pengecoran, Pelepasan acuan/bekisting, Penutupan lubang bekas baut penahan, keseluruhan pekerjaan mengikuti gambar kerja. Titik koordinat lokasi dan elevasi dibuat dengan benang dan patok. Setelah itu dilakukan pekerjaan bekisting footing, penulangan dengan spasi dengan lantai atau bekisting ditahan dengan campuran semen dan pasir seperti pie. Kemudian dilakukan pembesian vertikal badan RWC dan selanjutnya dilakukan pengecoran. Setelah footing selesai maka dilakukan penulangan horizontal badan RWC yang diikat pada tulangan vertikal dengan kawat bendrat. Setelah itu dibuat bekisting untuk pengecoran perbaris memanjang/per layer agar saat pengecoran, bekisting tidak mengalami lendutan. Setelah itu bekisting dibuka dan bekas lubang baut penahan ditutup dengan campuran semen hitam dan putih 5 : 1. Pemasangan bekisting dilakukan dengan bantuan scaffolding.Saat kami melakukan kerja praktek, terdapat pekerjaan RWC tambahan dibagian awal masuk karena masih diperlukan penimbunan tanah menuju jembatan.

Gambar 3.10 Pekerjaan footing RWC

Gambar 3.11 Pekerjaan Badan RWC

Gambar 3.12 Pekerjaan RWC Tambahan

Gambar 3.13 Hasil RWC dan Pemadatan TanahD. Pekerjaan PondasiPondasi adalah struktur penting yang menyalurkan seluruh beban jembatan ke tanah pendukung. Pondasi yang digunakan disini adalah pondasi sumuran berdiameter 3,5 meter sebanyak 2 buah untuk abutmen dan berdiameter 4 meter sebanyak 2 buah untuk pilar. Material dan bahan yang dibutuhkan adalah baja tulangan U39 diameter 25 dan 13 untuk cincin sumuran, campuran beton ready mix untuk membuat beton mutu K250 untuk bagian dasar dan permukaan sedangkan ditengah menggunakan beton cycloop. Pengecoran beton K250 didasar dilakukan dibawah air menggunakan bantuan pipa tremie. Sedangkan pengecoran beton K250 bagian atas sumuran dilakukan dengan pipa campuran beton biasa. Pekerjaan ini tidak dapat kami saksikan dikarenakan waktu mulai KP tidak saat pondasi ini dikerjakan.Pada proyek ini tahapan pembuatan pondasi sumuran yaitu:1. Pemasangan dan pengukuran bouwplank pada titik pondasi.2. Pada titik pondasi dilakukan penggalian dengan excavator.3. Pembuatan bekisting cincin sumuran. Gambar 3.14 Pekerjaan Bekisting Cincin Pondasi Sumuran4. Penulangan cincin sumuran dengan jarak antar tulangan 200 mm dan 250 mm.5. Pengecoran cincin sumuran.6. Pembukaan bekisting cincin.7. Pengecoran K250 dibawah air pada dasar dalam cincin sumuran.8. Pengecoran jenis beton cycloop ke dalam cincin sumuran diatas coran sebelumnya.9. Pengecoran K250 dibagian atas coran cycloop hingga bagian atas cincin.10. Penimbunan tanah hingga sama rata dengan atas pondasi sumuran.

Gambar 3.15 Pekerjaan Pondasi SumuranE. Pekerjaan AbutmenAbutmen merupakan struktur bawah jembatan yang menopang gelagar dan menyalurkan beban dari gelagar ke pondasi. Pekerjaan abutmen memerlukan material dan bahan seperti baja tulangan U39 diameter 25, 22, 19, 16, 13 mm dan campuran beton ready mix. Tahap pelaksanaan terbagi menjadi tiga: lantai kerja mutu beton 10 MPa, footing dan badan mutu beton 25 MPa, pelat injak dan sayap/wing wall. Sama halnya dengan pekerjaan struktur lainnya, pekerjaan ini dimulai dengan penetapan titik koordinat dan elevasi kemudian dilakukan pemasangan bekisting dan penulangan untuk plat injak, setelah itu pelat injak dicor, kemudian hal yang sama dilakukan untuk badan dan sayap dimana sambungan tulangan tiap bagian disambung dulu baru dicor sesuai bagiannya sampai pekerjaan sayap. Volume pengecoran abutmen sekitar 85 m, sayap sekitar 10 m dan pelat injak sekitar 15 m.

Gambar 3.16 Pekerjaan Abutmen dan Sayap Abutmen

Gambar 3.17 Penulangan Pembatas Awal JembatanF. Pekerjaan PilarPekerjaan pilar sama dengan pekerjaan abutmen, perbedaannya terletak pada bentuknya dimana badan terdiri dari kolom silinder berdiameter 1,2 meter dihubungkan dengan dinding penuh setinggi 0,7 m lalu perletakkan bearing diletakkan dikedua sisi pada kepala. Pekerjaan paling akhir adalah pengecoran kepala pembatas dua bentang jembatan setelah pelat jembatan selesai dicor.

Gambar 3.18 Pekerjaan PilarG. Pekerjaan GirderGirder merupakan struktur atas jembatan yang menahan langsung beban beban kendaran dan struktur atas yang ditopangnya. Pekerjaan girder menggunakan material baja profil IWF 1600.400.11.22 dimana satu bentang penggabungan tiga gelagar oleh pelat setebal 15 mm dipasok oleh PT. Cigading Habeam Centre.

Gambar 3.19 Pekerjaan Penyambungan Satu Gelagar MemanjangSatu bentang jembatan terdiri dari 8 buah gelagar memanjang gabungan tersebut dimana diperkaku dengan pelat pengaku dan baja siku sebagai pengaku antar gelagar secara melintang. Satu gelagar memanjang terdiri dari 3 gelagar IWF yang disatukan dengan pelat. Setelah itu erection gelagar dilakukan oleh alat berat Crawler Mounted Crane dan Wheel Mounted Crane.

Gambar 3.20 Pekerjaan GelagarPemasangan pertama kali dilakukan dengan cara melakukan penimbunan dibawah bentang dengan menimbun sebagian alur sungai lalu gelagar dipasang dengan Wheel Mounted Crane, namun karena sistem hidroliknya terganggu membuat pekerjaan tidak efisien maka diganti dengan Crawler Mounted Crane dimana lebih fleksibel di daratan maupun rawa atau perairan. Perletakkan atau bearing menggunakan Bearing Pad tipe Elastomerik Sintetis Ukuran (400 mm x 450 mm x 45 mm).

Gambar 3.21 Perletakkan Girder Oleh Wheel Mounted Crane

Gambar 3.22 Perletakkan Girder Oleh Crawler Mounted CraneH. Pekerjaan Lantai JembatanPekerjaan ini pertama kali dilakukan dengan membuat kayu perancah yang diletakkan digelagar untuk membuat bekisting diatas gelagar, kemudian dilakukan penulangan dengan baja tulangan U39 ulir diameter 16 dan 13 mm, lantai jembatan ini dicor menyatu dengan shear connector pada gelagar, penulangannya lebih banyak ditumpuan daripada dilapangan dimana antar tulangan diikat dengan kawat bendrat. Namun pada proyek ini pengikatan kawat bendrat tidak dilakukan pada semua antar tulangan tetapi diselang-seling, artinya diikat kawat 1 lajur, satu lagi tidak, kemudian diikat lagi satu lajur. Spasi beton dengan bekisting juga ditahan dengan campuran semen yang dibentuk seperti pie.

Gambar 3.23 Penulangan Lantai Jembatan dan Penahan Penjaga SpasiSetelah pengecoran maka bekisting belum boleh dibuka tetapi dibuka 1 minggu kemudian untuk penyempurnaan setting beton. Lalu beton dirawat dengan menutup beton dngan karung basah agar tidak terjadi penguapan air beton.I. Pekerjaan Pembatas Jembatan

Gambar 3.24 Penulangan BarrierPekerjaan pembatas jalan sangat penting dilakukan disamping sebagai pengaman kendaraan tetapi juga untuk kepentingan estetika. Barrier atau pembatas dibuat ditempat dengan melakukan penulangan baja tulangan U39 berdiameter 13 mm. Sedangkan balok sandaran menggunakan baja profil lingkaran berdiameter 3 inchi.3.5. Pengawasan Mutu dan Administrasi ProyekDalam pelaksanaan suatu proyek, suatu ketika dapat menyimpang dari rencana, maka pengawasan dan pengendalian proyek sangat diperlukan agar kejadian-kejadian yang menghambat tercapainya tujuan proyek dapat segera diselesaikan dengan baik. Pengawasan (supervising)Suatu proses pengevaluasian atau perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan peraturan yang berlaku dengan tujuan agar hasil kegiatan tersebut sesuai dengan perencanaan. Pengendalian (controlling)Usaha sistematis untuk menentukan standar yang sesuia dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar yang ada, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan, dan kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar efektif dan efisien dalam mencapai sasaran.Pengawasan MutuPengawasan kuantitas dan kualitasPengawasan kualitas (Quality control) langsung ditujukan pada kontraktor saat pelaksanaan pekerjaan. Hal ini dilakukan pada setiap jenis pekerjaan, seperti:1. Pekerjaan pendahuluana. Persiapan lapanganb. Pembuatan kantor lapanganc. Pengadaan air bersihd. Barak-barak untuk pekerjae. Kesehatan dan keselamatan kerjaf. Transportasi dan komunikasig. Mobilisasi personil, alat dan bahan.2. Pekerjaan pengukurana. Penentuan garis-garis dasarb. Penentuan titik bantu sementara3. Pekerjaan betona. Pemeriksaan pemasangan dan kebersihan lapanganb. Pengawasan selama pengelolaanc. Pengawasan dan pemeriksaan terhadap kualitas beton dan proses pemeliharaannya

A. Pengujian di laboratorium dan lapangan 1. Mix DesignPerencanaan campuran beton terlebih dahulu diadakan serangkaian pengujian terhadap material yang akan digunakan, dari pengujian tersebut akan menghasilkan perbandingan tiap-tiap material antara semen, pasir, air, dan agregat.2. Pemeriksaan kuat tekan betonBerdasarkan hasil job mix formula maka selanjutnya dibuat benda uji kubus dan silinder untuk mengetahui kuat tekan beton.3. Slump testSebelum diadakan pengecoran maka terlebih dahulu diadakan pengujian slump beton, yakni pengujian terhadap kemudahan pengerjaan pengecoran atau mengetahui keplastisan adukan beton, dimana dari pengujian slump beton tersebut harus masuk ke dalam slump rencana. Pengujian slump beton dilakukan dengan mengambil contoh beton segar dari concrete mixer yang dimasukkan kedalam kerucut abram dengan diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm, dan diletakkan di atas bidang datar yang tidak menyerap air. Evaluasi mutuEvaluasi mutu merupakan suatu pekerjaan pengawasan dengan melakukan pencatatan semua kegiatan dan kejadian dengan tepat.Hal ini berguna untuk menentukan kemajuan pekerjaan pada setiap jangka waktu tertentu.Dari hasil ini dapat dilihat apakah pekerjaan proyek dapat berjalan sesuai dengan timr schedule yang direncanakan.Pada evaluasi mutu ada empat kegiatan yang dilakukan, yaitu:1. Pencatatan historisa. Perencanaan harianb. Pencatatan cuaca hujanc. Laporan mingguan dan bulanand. Catatan instruksi-instruksi terhadap kontraktore. Risalah rapat yang diadakan2. Pencatatan kualitatif dan financialPencatatan ini dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan, dan pencatatannya dilakukan terhadap kuantitas suatu pekerjaan yang telah diselsaikan maupun sisa pekerjaan yang belum terlaksana dari setiap bagian pekerjaan maupun keseluruhan.Pencatatan kuantitas dari suatu bagian pekerjaan tersebut akan dipergunakan sebagai dasar dari setiap tahapan pembayaran yang diajukan oleh kontraktor kepada pemberi tugas.3. Pencatatan kualitasPencatatan ini berisikan semua pemgukuran, pengamatan kualitas maupun kelakuan komponen pekerjaan atau material selama dilakukan pengujian dan prosedurnya mengikuti standar- standar yang telah disepakati dalam dokumen kontrak.4. As built recordBerisikan tentang pencatatan keseluruhan pekerjaan yang telah selesai dikerjakan. Kesemuanya dibuatkan dalam suatu formulir pencatatan, seperti:a. Berita acara negoisasi pekerjaan tambah kurangb. Berita acara pemeriksaan kemajuan pekerjaanc. Berita acara pelaksanaan pekerjaand. Berita acara selesainya pekerjaane. Berita acara serah-terima pekerjaanf. Surat instruksi, peringatan dan usulan.

Pengendalian biaya dan jadwalPengendalian biayaDalam pengendalian harga kita harus menganalisa harga suatu proyek pembangunan, sebagai pedoman untuk menyediakan dan yang harus dikeluarkan. Sedangkan bagi kontraktor, analisa harga merupakan dasar untuk menyusun harga penawaran yang akan diajukan dalam proses penawaran.Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan analisa harga satuan:a. Lokasi proyekLokasi proyek sangat mempengaruhi dalam pengadaan bahan bangunan, peralatan dan tenaga kerja. Biasanya biaya yang dipengaruhi adalah biaya transportasib. Syarat dan mutu bahanSyarat dan mutu bahan telah diberikan dalam spesifikasi pekerjaan oleh pemberi tugas. Mutu yang tinggi akan lebih mahal, disamping syarat-syarat yang diberikan kadang-kadang sulit pula didapatkan dan harus dipesan ke tempat lain.c. Volume pekerjaanVolume perkerjaan akan mempengaruhi biaya bangunan secara menyeluruh. Volume untuk macam pekerjaan dengan harga satuan yang tinggi, akan sangat berpengaruh dan menentukan nilai proyek.d. Tenaga kerja Volume dan macam pekerjaan akan mempengaruhi pengadaan tenaga kerja. Volume pekerjaan yang besar butuh tenaga kerja yang banyak dan macam pekerjaan akan menentukan pula bidang keahlian dari tenaga kerja yang diperlukan. Jenis pekerjaan yang mebutuhkan keahlian khusus, akan lebih mahal dibanding pekerjaan biasa.

Penyusunan Time SchedulePenyusunan time schedule sangat diperlukan agar pekerjaan dapat berjalan lancar dan efektif sehingga dapat diselesaikan tepat waktu, untuk itu segala kegiatan yang ada harus direncanakan sebaik mungkin karena dalam suatu proyek terdapat keterkaitan antara berbagaiitem pekerjaan.1. Time schedule terdiri dari urutan pekerjaan:a. Macam dan jenis pekerjaanb. Waktu pelaksanaan (awal dan akhir pekerjaan)c. Bobot pekerjaan2. Kegunaan time schedule:a. Sebagai pedoman pelaksanaan agar pekerjaan berjalan lancar dan mencapai tujuanb. Mengetahui dengan jelas rencana kerja yang akan dilaksanakan sehingga kontinuitas pekerjaan dapat terpeliharac. Mempermudah kepala proyekmengkoordinir unit-unit kerja sehingga diperoleh efisiensi kerja yagn tinggid. Memperkirakan berapa sumber daya yang harus disediakan agar proyek dapat berjalan lancer dan efektife. Mengontrol kemajuan pekerjaan, bila terjadi keterlambatan bisa diantisipasi secepatnya.3. Dalam penyusunan time schedule harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Situasi dan kondisi lapangan, untuk mengetahui hambatan dan pemindahan yang dihadapi di lapangan Keadaan cuaca akan mempengaruhi prestasi kerja Sumber daya yang dimiliki, jumlah tenaga kerja, kemapuan dan keterampilan kerja, alat dan kapasitas alat Batas waktu yang diberikan owner Spesifikasi pekerjaan yang harus diprioritaskan Jauh dekatnya pengambilan material

4. Bentuk dasar time schedule yang dipakai pada pelaksanaan proyek adalah sebagai berikut: Network planning (jaringan kerja)Pada Network planning terdapat rangkaian jaringan aktivitas yang harus dikerjakan dan kegiatan kritisnya. Maksud kegiatan kritis ini adalah bila ada kegiatan yang mengalami hambatan dalam penyelesaian maka akan mempengaruhi pekerjaan proyek secara keseluruhan. Jalur yang dilalui kativitas/kegiatan kritis ini disebut lintas kritis.1. Durasi, lama suatu pekerjaan diselesaikan2. Dummy, kegiatan semu yang saling tergantung dan tidak membutuhkan waktu dan tenaga kerja3. Free floating, jumlah waktu pelaksanaan yang dapat diperpanjang tanpa mempengaruhi aktivitas keseluruhan atau berikutnya. Barchart (time gride diagram)Dengan diagram ini dalam merencanakan aktivitas, nilai bobot tiap pekerjaan dimana lama waktu rencana ditunjukkan dalam bentuk diagram batang. Dari barchart dapat diketahui pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanakan sehingga keperluan kerja untuk kegiatan berikutnya dapat dipersiapkan serta dapat diketahui prestasi atau persentase kerja yang telah diselesaikan. S Curve (kurva s)Kurva Smerupakan modifikasi barchart yang berisi:1. Hubungan prestasi kerja dengan waktu2. Maju mundurnya prestasi kerja terhadap waktu perencanaan5. Cara pembuatan time schedule secara umum: Berdasarkan pengalaman pelakasanaan pekerjaan sebelumnya, sehingga dapat dihitung waktu dan besarnya upah untuk pelaksanaan pekerjaan Setiap pekerjaan disusun menurut hubungan dan ketergantungan pekerjaan satu dengan yang lainnya.Untuk mengetahui urutan aktivitas pekerjaan perludiperhatikan: Kegiatan apa yang mendahului Kegiatan apa yang langsung mengikuti Kegiatan apa yang dapat dilaksanakan bersamaan waktunya Faktor pembatas suatu pekerjaan akan dimulai Faktor penentu selesainya pekerjaan.Sedangkan untuk menentukan lamanya penyelesaian suatu unit pekerjaan perlu diperhatikan: Kemampuan sumber daya yang ada Ruang lingkup pekerjaan Jumlah jam kerja dan jam libur Safety factor untuk kegiatan yang tidak terduga.

6. Grafik bobot persenGrafik bobot persen dijadikan sebagai perbandingan persentase tiap pekerjaan dengan persentase seluruh pekerjaan.Karena bentuknya seperti huruf S maka disebut sebagai kurva S. Derajat kelengkungan menunjukkan jumlah aktivitas pelaksanaan.Makin tegak kurva berarti makin banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dalam selang waktu tersebut.Fungsi kurva S adalah :a. Mengontrol pekerjaan selama waktu pelaksanaan sehingga bila terdapat perubahan dalam pelaksanaan, tidak akan mengganggu jadwal kegiatan secara keseluruhanb. Mengetahui jumlah persen bobot pekerjaan yang telah diselesaikanc. Memudahkan pengawas untuk mengawasi pekerjaan karena dapat dinilai apakah pekerjaan yang dilaksanakan kurang atau lebih dari yang direncanakan.

Ada dua macam kurva bobot persen, yaitu :a. Bobot persen perbandingan harga suatu pekerjaan terhadap harga total dalam kontrak (hubungan harga kumulatif persen terhadap waktu)b. Bobot persen perbandingan volume suatu pekerjaan terhadap volume total pekerjaan (hubungan antara volume kumulatif persen terhadap waktu).

Biasanya pada pelaksanaan grafik yang diperoleh tidak sama dengan yang direncanakan, dapat lebih cepat atau lebih lambat, tergantung faktor penunjang atau penghambat yang ada di lapangan, namun yang penting adalah waktu akhir penyelesaiam yang tepat waktu.Urutan pekerjaan pembuatan grafik bobot persen adalah:a. Tentukan jumlah biaya tiap jenis pekerjaanb. Hitung biaya total seluruh pekerjaanc. Hitung bobot persen tiap pekerjaand. Tentukan besar kecilnya masing-masing pekerjaan yang bisa diselesaikan terlebih dahulu, serta keleompokkan pekerjaan yang diselesaikan bersama-samae. Rencanakan waktu penyelesaian tiap pekerjaanf. Jumlah bobot persen kegiatan yang akan diselesaikan dalam waktu hari/minggu bulan dan seterusnya secara kumulatifg. Plot hasil penjumlahan pada poin f sehingga diperoleh grafik bobot persen.