bab i-bab iii print revisi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat, terlebih dalam
menghadapi situasi perekonomian yang semakin terbuka. Sejalan dengan itu,
perusahaan semakin terdorong untuk meningkatkan efisiensi dan daya
saingnya yang selanjutnya akan mempercepat pembangunan suatu Negara.
Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana alternatif untuk
mempercepat pembangunan suatu Negara. Pasar modal merupakan wahana
yang dapat menggalang pengarahan dana jangka panjang dari masyakat untuk
disalurkan ke sektor–sektor produktif. Apabila pengerahan dana masyarakat
melalui lembaga–lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat
berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang bersumber dari luar
dikurangi. (Anaroga dan Pakarti, 2001:1).
Pasar modal mempunyai peranan yang sagat penting bagi para investor
maupun perusahaan, karena pasar modal sebagai salah satu tempat yang
sangat efesien bagi investor dalam menginvestasikan modalnya diperusahan-
perusahaan. Tanpa adanya pasar modal sumber dana akan sangat sulit sekali
diperoleh. Akibatnya, perusahaan akan mengurangi semua kegiatan
produktivitasnya yang akan secara langsung dapat menyebabkan tingkat
perekonomian menurun.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan salah satu indeks pasar
modal yang digunakan oleh Bursa Efek Indonesia. Perhitungan indeks
merepresentasikan pergerakan harga di pasar yang terjadi melalui sistem
perdagangan lelang. Nilai dasar akan disesuaikan dengan segera apabila
terjadi perubahan modal emiten atau terdapat faktor lain yang tidak terkait
dengan harga saham (corporate action). Terdapat beberapa indeks saham
1
lainnya yang merupakan bagian dari IHSG, salah satunya adalah indeks
Kompas 100.
Tujuan utama Bursa Efek Indonesia dalam penerbitan indeks Kompas 100
adalah untuk penyebarluasan informasi pasar modal serta menggairahkan
masyarakat untuk mengambil manfaat dari keberadaan Bursa Efek Indonesia,
baik untuk investasi maupun mencari sumber pendanaan bagi perusahaan
dalam mengembangkan perekonomian nasional. Manfaat bagi keberadaan
indeks kompas 100 yakni membuat suatu acuan (bench marking) baru bagi
investor untuk melihat ke arah mana pasar bergerak dan kinerja portofolio
investasinya. Manfaat lain yang diperoleh para pelaku industri pasar modal
ialah mereka memiliki suatu acuan baru dalam menciptakan produk-produk
inovasi yang berbasis indeks. Indeks kompas 100 merupakan suatu indeks
saham dari 100 saham perusahaan publik yang diperdagangkan di Bursa Efek
Indonesia.
Indeks kompas 100 secara resmi diterbitkan oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI) bekerjasama dengan koran Kompas pada hari Jumat tanggal
10 Agustus 2007. Saham-saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks
kompas 100 ini selain memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi
pasar yang besar, juga merupakan saham-saham yang memiliki fundamental
dan kinerja yang baik. Saham-saham yang termasuk dalam kompas 100
diperkirakan mewakili sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai
kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI, maka dengan
demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan
mengamati pergerakan indeks Kompas100.
Indeks kompas 100 dipilih sebagai objek penelitian karena 100 perusahaan
yang masuk terdaftar dalam indeks ini adalah perusahaan dengan fundamental
dan peforma kinerja emiten yang dipandang paling baik selain memiliki
2
frekuensi dan nilai transaksi yang baik. Emiten Kompas 100 sebagai sampel
penelitian dipilih karena dianggap lebih merepresentasikan emiten BEI secara
keseluruhan. Lain halnya dengan LQ 45 yang hanya terdiri dari 45 emiten
sehingga terlalu sedikit dalam merepresentasikan 45 emiten yang terdaftar di
BEI. Indeks kompas 100 menampilkan 100 emiten dengan jenis industri
berbeda-beda yang paling diminati para investor sehingga lebih
merepresentasikan emiten Bursa Efek Indonesia secara keseluruhan.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan ekonomi merupakan salah satu bentuk yang sangat
berpengaruh terhadap kesejahteraan suatu negara. Perkembangan ekonomi di
Indonesia mulai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Walaupun kita
sadari perekonomian di Indonesia sedang dalam keadaan terpuruk yang
ditandai harga barang-barang pokok yang melambung tinggi, bencana di
mana-mana, krisis di segala bidang, misalnya krisis listrik dan ditambah
dengan sumber daya alam yang semakin lama semakin menipis. Menurut
pengamat ekonomi Bachtiar Hassan Miraza menyatakan, bahwa: ”Banyak
pakar berpendapat, perekonomian Indonesia saat ini semakin membaik.
Pendapat ini didukung oleh pendapat para pejabat pemerintah yang
menyatakan, perekonomian tahun 2008 semakin cerah dan memberi harapan”.
Pendapat tersebut tentu saja disambut gembira oleh siapa saja yang
mendambakan kesejahteraan dalam kehidupannya. Kita semua akan menjadi
optimis menghadapi masa-masa seperti itu. Dengan melihat semua itu pasti
akan berdampak terhadap pasar modal. Kita pun tahu bahwa pasar modal
Indonesia pun saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat
dan secara tidak langsung semua itu akan menarik para investor untuk
3
menanamkan modalnya, baik investor asing maupun investor dalam negeri
baik di perusahaan yang sudah lama go public maupun perusahaan yang baru.
Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana
dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
sekuritas (Tandelilin, 2010:26). Para investor perlu memiliki sejumlah
informasi yang relevan berkaitan dengan dinamika harga saham dalam
mendukung pengambilan keputusan dan menilai perusahaan yang layak.
Penilaian harga saham tersebut berfungsi untuk meminimalkan resiko
yang kemungkinan terjadi. Investasi pada salah satu instrument di pasar modal
yaitu saham, dimana instrument tersebut merupakan salah satu instrument
keuangan paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi lain
saham merupakan instrument investasi yang baik dipilih para investor karena
saham mampu memberikan return (keuntungan) yang cukup tinggi
dibandingkan dengan instrument investasi lainnya seperti deposito. Sesuai
dengan sifatnya yaitu high return and high risk, artinya Investasi melalui
pasar modal selain memberikan hasil/keuntungan (return) yang tinggi, juga
mengandung resiko yang tinggi, dimana besar kecilnya resiko di pasar modal
sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya dibidang ekonomi, politik
dan sosial. Keadaan di dalam perusahaan dapat juga mempengaruhi naik
turunnya harga saham. Menurut literature investasi pasar modal (Indonesian
stock exchange) tingkat return yang ditawarkan instrument saham ini bisa
mencapai 50% dari nilai investasi. Oleh karena itu informasi yang perlu
diperhatikan bagi para investor sekurang-kurangnya ada dua hal, yaitu
keuntungan yang diharapkan dan resiko yang kemungkinan akan timbul.
Didalam artikel yang dimuat Harian Kompas, Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati menyatakan kegembiraannya atas keberhasilan Bursa Efek
Indonesia. Harga saham melonjak sangat signifikan, Indeks Harga Saham
4
Gabungan (IHSG) meningkat 52%. Sementara Indeks kompas 100 yang baru
diluncurkan 10 Agustus 2007, juga menunjukkan kinerja yang tidak kalah
pentingnya dicatat sebagai salah satu benchmark (patokan) untuk investasi di
pasar saham, yakni mencapai 26,4% pada posisi 700,6. Bahkan, indeks yang
masih seumur jagung itu sempat mencapai rekor tertingginya pada posisi
722,84 dengan peningkatan secara kumulatif sebesar 28,29% per tanggal 11
Desember 2007.
Memang kompas 100 lahir di tengah badai dahsyat yang menimpa pasar
modal global, tak terkecuali pasar saham Jakarta, akibat gejolak pasar
keuangan yang dipicu krisis kredit macet di sektor perumahan (mortage) di
Amerika Serikat. Tak heran jika hanya dalam lima hari kelahirannya, indeks
kompas 100 sempat mencapai titik terendahnya pada posisi 478,52 pada
tanggal 16 Agustus 2007. Bahkan IHSG ketika itu terpangkas sampai di
bawah level 1.900-an. Tetapi, karena 100 saham emiten yang tergabung dalam
indeks ini merupakan saham unggulan (blue chips), maka dalam
perjalanannya pun menunjukkan ketangguhannya.
Pergerakan saham kompas 100 di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada:
Gambar 1.1
Perkembangan Indeks Kompas 100 Periode 2008-2011
5
Sumber : www.duniainvestasi.com
Dari gambar 1.1, dapat ditarik kesimpulan bahwa dampak krisis ekonomi
Global berdampak negatif terhadap perkembangan Indeks Kompas 100. Pada
tahun 2008 sampai 2009, Indeks kompas 100 cenderung mengalami
penurunan yang cukup signifikan, tetapi pada tahun 2009 sampai 2011 indeks
kompas 100 mulai memperlihatkan peningkatannya.
Pergerakan indeks kompas 100 yang positif, dapat dinilai investor sebagai
peluang untuk menginvestasikan dana yang mereka miliki pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar pada indeks kompas 100. Dengan peningkatan
indeks kompas 100 yang cukup signifikan, investor dapat menilai bahwa
perusahaan-perusahaan yang listing di indeks kompas 100 mempunyai
kinerja yang baik, sehingga investor menilai peluang untuk mendapatkan
return atau keuntungan dalam menanamkan modalnya pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar di indeks kompas 100 cukup besar.
Harapan investor dalam melakukan investasi adalah memperoleh return.
Pilihan investor terhadap saham perusahaan yang tergabung dalam kelompok
saham kompas 100 juga tidak lepas dari adanya return yang diharapkan.
6
Penilaian investor terhadap suatu saham perusahaan diantaranya adalah
dengan memperhatikan kinerja perusahaan yang menerbitkan saham. Oleh
karena itu return saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan
sebagai salah satu pengukur kinerja dari suatu perusahaan (Jogiyanto,
2003:108), sehingga perusahaan berusaha menjaga dan memperbaiki
kinerjanya yang dapat mempengaruhi return saham agar portofolio saham
yang diinvestasikan meningkat.
Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan
sebagai parameter. Salah satu faktor dari alat ukur ini adalah informasi
keuangan dari perusahaan tersebut. Untuk mengetahui apakah informasi
keuangan yang dihasilkan sudah dapat bermanfaat untuk memprediksi harga
atau return saham di pasar modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan di
masa depan adalah dengan cara melakukan analisis rasio keuangan. Untuk
keperluan tersebut investor memerlukan alat ukur yang memadai terhadap
proyeksi keuntungan (return) perusahaan dimasa mendatang dengan tingkat
probabilitas yang berbeda-beda.
Menurut Warsidi dan Bambang (2000), analisis rasio keuangan merupakan
instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan
dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukan perubahan dalam
kondisi keuangan atau prestasi operasi dimasa lalu dan membantu
menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukan
resiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Bagi
perusahaan-perusahaan yang go public diharuskan menyertakan rasio
keuangan yang relevan sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor
KEP-51/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996 (BEJ). Investor dalam melakukan
analisis fundamental pada tingkatan perusahaan, laporan keuangan merupakan
salah satu jenis informasi yang paling murah dan mudah didapatkan
dibandingkan dengan informasi lainnya. Informasi laporan keuangan sudah
7
cukup menggambarkan perkembangan perusahaan dan berbagai hal yang
telah dicapainya (Tandelilin, 2001:233). Menurut Tandelilin (2001:232),
dalam melakukan analisis fundamental pada tingkatan perusahaan, investor
dalam menganalisis return saham harus mendasarkan kerangka pikirnya pada
dua komponen utama yaitu Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER).
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukan bagian laba
untuk setiap saham. EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang
tergambar pada setiap lembar saham. Makin tinggi EPS tentu saja
mengembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan
untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah deviden yang
diterima pemegang saham.
Price Earning Ratio (PER) menggambarkan apresiasi pasar terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba (Darmaji, 2001:139).
Sedangkan menurut Fahmi dan Hadi (2009:78), “Price Earning Ratio
merupakan perbandingan antara harga pasar suatu saham dengan Earning Per
Share (EPS) dari saham yang bersangkutan. Price Earning Ratio merupakan
hubungan antara pasar saham dengan Earning Per Share saat ini yang
digunakan secara luas oleh investor sebagai panduan umum untuk mengukur
nilai saham (Garrison, 1998:788). Price Earning Ratio yang tinggi
menunjukkan bahwa investor bersedia untuk membayar dengan harga saham
premium untuk perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut pengertian Price
Earning Ratio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang
membandingkan antara harga saham per lembar saham biasa yang beredar
dengan laba per lembar saham.
8
Penelitian-penelitian di bidang pasar modal telah banyak dilakukan
diantaranya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. Dari
banyak penelitian yang telah dilakukan terdapat perbedaan tentang variabel-
variabel yang dipilih dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. Diantara
penelitian terdahulu yang memberikan kesimpulan berbeda antara lain
penelitian yang dilakukan oleh Hadianto (2008) menyimpulkan bahwa
Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap return saham sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Estuari
(2010) menyimpulkan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan Aprillia
(2010) menyimpulkan bahwa PER secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham sedangkan Penelitian oleh Khodijah (2010)
menyimpulkan bahwa PER tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham.
Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai kinerja saham kompas 100 yang tergabung dalam Bursa
Efek Indonesia (BEI). Karena saham kompas 100 di BEI pada tahun 2008
hingga 2011 ekonomi Indonesia mulai bangkit dari krisis ekonomi global dan
kompas 100 dapat tumbuh kembali secara konsisten hingga mencapai level
pemulihan yang cukup baik, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh
mengenai saham kompas 100 yang tergabung dalam Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada periode Januari 2008 hingga Desember 2011. Berdasarkan uraian
di atas, maka penelitian ini menetapkan objek yang akan diteliti dikhususkan
pada saham-saham yang tergabung dalam kompas 100.
Peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh Earning Price Ratio (EPS)
dan Price Earning Ratio (PER) terhadap harga saham pada perusahaan-
perusahaan dalam kompas 100. Oleh karena itu peneliti mengambil judul :
9
“PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN PRICE EARNING
RATIO (PER) TERHADAP RETURN SAHAM (Penelitian pada
Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) khususnya
perusahaan di indeks kompas 100 Periode 2008-2011)
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk pengembangan penelitian
terdahulu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi return saham dapat
dikembangkan untuk saham yang terdaftar pada indeks kompas 100 dan
penelitian ini akan menganalisa tentang pengaruh Earning Per Share (EPS)
dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham dalam perusahaan
terdaftar di index kompas 100, sehingga dalam penelitian ini muncul
pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan
return saham pada perusahaan yang listing di indeks kompas 100
periode 2008-2011?
2. Bagaimana pengaruh secara simultan Earning Per Share (EPS) dan
Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada perusahaan
yang listing di indeks kompas 100 periode 2008-2011?
3. Bagaimana pengaruh secara parsial Earning Per Share (EPS) dan
Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham yaitu:
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio
(PER) dan return saham pada perusahaan yang listing di kompas 100
periode 2008-2011.
10
2. Untuk menganalisis pengaruh secara simultan Earning Per Share
(EPS), Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada
perusahaan yang listing di kompas 100 periode 2008-2011.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial Earning Per Share (EPS)
dan Price Earning Ratio (PER) terhadap return saham pada
perusahaan yang listing di kompas 100 periode 2008-2011.
1.5 Kegunaan Peneltian
1.5.1Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah Ilmu Pengetahuan dibidang
investasi khususnya tentang investasi saham pada perusahaan-perusahaan
dalam indeks kompas 100 dan dapat memberikan informasi bagi
kemungkinan adanya penelitian lebih lanjut.
1.5.2Aspek Praktis
Kegunaan praktis yang ingin dicapai dari penerapan pengetahuan
sebagai hasil penelitian ini adalah :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
pengambil keputusan dalam menginvestasikan dananya pada sekuritas.
Dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham
diharapkan investor mampu memprediksi harga saham, dan menilai
kinerja saham suatu perusahaan, khususnya pada perusahaan-perusahaan
yang terdaftar di indeks kompas 100.
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam lima bab yang terdiri dari
beberapa sub-bab. Sistematika penulisan skripsi ini secara garis besar adalah
sebagai berikut :
11
BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan mengenai beberapa hal
pokok yang berhubungan dengan penulisan, yang terdiri dari latar belakang
yang mendasari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang landasan teori yang
digunakan sebagai dasar acuan teori bagi penelitian antara lain tentang pasar
modal, saham, informasi dalam keputusan investasi, analisis saham, laporan
keuangan, analisis rasio keuangan, penjelasan dan masing-masing variabel
EPS, PER yang berpengaruh terhadap return saham, penelitian terdahulu,
kerangka penelitian, serta hipotesis.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi uraian mengenai variabel penelitian yaitu return saham
sebagai variabel dependennya dan variabel EPS, PER sebagai variabel
independennya, penggunaan populasi dan sampel, jenis dan sumber data, serta
metode analisis penelitian yang digunakan.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan obyek penelitian yaitu saham-saham tergabung
dalam indeks kompas 100 yang serta membahas masalah dan hasil dari
pengaruh EPS, PER terhadap return saham.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Menyajikan secara singkat apa yang telah diperoleh dari hasil penelitian
yang telah dilaksanakan, terangkum dalam bagian kesimpulan. Bab ini
12
diakhiri dengan pengungkapan keterbatasan penelitian diikuti saran yang
berguna untuk penelitian selanjutnya.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian
2.1.1 Investasi
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas
menginvestasikan sejumlah dana pada asset riil (tanah, mas, mesin, atau
banguan), maupun asset pinansial (deposito, saham, ataupun obligasi)
merupakan aktivitas investasi yang umumnya dilakukan. Bagi investor yang
lebih pintar dan lebih berani menanggung resiko, aktivitas investasi yang
dilakukan juga bisa mencakup investasi pada asset-asset finansial yang lebih
kompleks seperti warrans, option, dan future maupun ekuitas internasional.
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan
dimasa yang akan datang. Berinvestasi pada dasarnya adalah membeli suatu
asset yang diharapkan dimasa yang akan datang dapat dijual kembali dengan
nilai yang lebih tinggi.
Sudomo (2001:2) mengemukakan bahwa investasi dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari suatu asset selama
periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau
peningkatan investasi. Dalam kamus lengkap Wall Street R.J. Shook
terjemahan, Roy Simbel (2002:286) mengungkapkan bahwa investasi pada
dasarnya merupakan secara hati-hati menggunakan uang untuk memperoleh
lebih banyak uang dengan resiko yang paling kecil/uang tunai, obligasi,
saham, dan aset atau investasi lainya yang akan menghasilkan
pendapatan/memberikan tambahan nilai bagi investor.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi
merupakan suatu aktivitas ekonomi dimana didalamnya terdapat kegiatan
14
untuk mempertahankan/memperbesar kekayaan dengan jalan mengalokasikan
dana pada suatu asset dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa yang
akan datang dengan cara rasional.
Investor yang rasional merupakan investor yang menginvestasikan
dananya pada asset yang memberikan return dari serangkaian asset yang
memiliki resiko yan sama atau menginvestasikan dananya pada asset yang
memiliki resiko yang rendah dari serangkaian asset yang memiliki return
yang sama.
2.1.2 Tujuan Investasi
Dari pengertian investasi yang telah dijabarkan diatas dapat disimpulkan
bahwa investasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan baik sekarang
maupun dimasa yang akan datang. Menurut Tandelin (2001:4)
mengemukakan bahwa pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi
adalah untuk menghasilkan sejumlah uang.
Dari uraian pengertian tersebut terlalu sederhana dan tujuan investasi yang
lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor, maksudnya
kesejahteraan moneter yang dapat diukur berdasarkan penjumlahan
pendapatan saat ini ditambah nilai saat ini menjadi pendapatan dimasa yang
akan datang.
2.1.3 Pengertian Pasar Modal
Ketika suatu perusahaan membutuhkan dana tambahan untuk
mengembangkan usahanya, maka perusahaan tersebut dapat mencatatkan
perusahaannya pada pasar modal untuk memperoleh dana tambahan dari para
investor maupun kreditur. Di Indonesia, Bursa Efek Indonesia yang bertempat
di Jakarta menjadi pasar modal dan pusat transaksi.
Menurut Rusdin (2008:1), pasar modal merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan
15
publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal bertindak sebagai
penghubung antara investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah
melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti obligasi,
saham, dan lainnya.
Sedangkan menurut Fakhruddin (2008:33), pasar modal adalah suatu
pasar dimana dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri
diterbitkan dan diperdagangkan. Dana-dana jangka panjang yang merupakan
utang biasanya berbentuk obligasi. Sedangkan dana jangka panjang yang
merupakan modal sendiri biasanya berbentuk saham.
Berdasarkan teori diatas, penulis berpendapat bahwa pasar modal
layaknya pasar tradisional yang mempertemukan pihak kelebihan dana
(pembeli efek) dengan pihak yang kekurangan dana (penerbit efek) yang
terhimpun dalam wadah jual beli instrumen pasar modal hingga terbentuknya
permintaan dan penawaran atas efek.
Di dalam aktifitas pasar modal umumnya dikenal dua jenis pasar yaitu
pasar perdana (primary market) yaitu tempat dimana instrument keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan atau emiten yang pertama kalinya
(penawaran umum) sebelum saham tersebut dicatatkan dibursa, harga
ditentukan oleh penjamin emisi dan emiten. Dan yang kedua dikenal sebagi
pasar sekunder (secondary market) yaitu dimana pasar instrument atau
sekuritas diperjual-belikan secara luas dan harga ditentukan berdasarkan
permintaan dan penawaran.
2.1.4 Saham index kompas 100
Saham merupakan surat berharga yang mempresentasikan penyertaan
modal kedalam suatu perusahaan (Darmaji dan Fakhruddin, 2011:184)
sedangkan menurut Kusnadi (Aziz, 2010:84) saham adalah suatu sertifikat
16
atau tanda otentik yang mempunyai kekuatan hukum bagi pemegangnya
sebagai keikutsertaan didalam perusahaan serta mempunyai nominal (mata
uang) serta dapat diperjual belikan. Sementara Indeks kompas 100 adalah
merupakan suatu indeks saham dari 100 saham perusahaan publik yang
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Indeks kompas 100 secara resmi
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerjasama
dengan koran Kompas pada hari Jumat tanggal 10 Agustus 2007. Saham-
saham yang terpilih untuk dimasukkan dalam indeks kompas 100. Selain
memiliki likuiditas yang tinggi, serta nilai kapitalisasi pasar yang besar, juga
merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik.
Saham-saham yang termasuk dalam kompas 100 diperkirakan mewakili
sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh
saham yang tercatat di BEI, maka dengan demikian investor bisa melihat
kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks
Kompas 100. Akan tetapi, ini bias saja berlawanan arah dengan indeks harga
saham gabungan (IHSG) maupun indeks lainnya
http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Kompas100. Proses pemilihan 100 saham
yang masuk dalam penghitungan indeks Kompas 100 ini mempertimbangkan
faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja fundamental dari saham-saham
tersebut.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas 100 adalah dengan
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi
transaksi
3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler
4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu
17
5. Sebagai saringan terakhir, BEI juga mengevaluasi dan
mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan
6. BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan
saham-saham yang masuk dalam daftar indeks ini, dimana semua
keputusan akan diambil dengan mempertimbangkan kepentingan
investor maupun stakeholders lainnya.
2.1.5 Laporan Keuangan
Laporan keuangan (financial statement) suatu perusahaan merupakan
gambaran yang menjelaskan tentang kondisi keuangan suatu perusahaan.
Bagian inilah yang paling banyak dan paling teliti untuk dilihat oleh investor
dalam rangka mengetahui kondisi suatu perusahaan itu sehat atau tidak.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) melalui PSAK No. 01 (2004:2)
memberikan pengertian mengenai laporan keuangan adalah sebagai berikut:
“Laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan laba, laporan perubahan
posisi keuangan (misalnya laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan
dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan”.
Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi mengenai
kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba (earning) dan
komponennya. Sebab laporan keuangan yang hanya menunjukkan penerimaan
dan pembayaran kas pada periode yang pendek tidak cukup mampu untuk
menunjukkan kesuksesan kinerja suatu perusahaan.
Sedangkan menurut Tandelilin ( 2001:23 ), pengertian laporan keuangan
adalah sebagai berikut :
“Laporan keuangan merupakan informasi akuntansi yang menggambarkan
seberapa besar kekayaan perusahaan, seberapa besar penghasilan yang
18
diperoleh perusahaan serta transaksi–transaksi ekonomi apa saja yang telah
dilakukan perusahaan yang bisa mempengaruhi kekayaan dan penghasilan
perusahaan”.
Laporan keuangan sangat berguna bagi investor untuk menentukan
keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan analisis
terhadap informasi laporan keuangan, investor dapat mengetahui
perbandingan anatara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar
saham perusahaan bersangkutan dan atas dasar perbandingan tersebut investor
dapat membuat keputusan untuk membeli atau menjual saham bersangkutan.
2.1.6 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut Hanafi dan Halim (2003:30) adalah
sebagai berikut :
1. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk investor, kreditur dan
pemakaian lainnya, saat ini maupun potensial (masa yang akan datang)
untuk pembuatan keputusan investasi, kredit dan investasi semacam
lainya.
2. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakaian eksternal,
untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian (yang berarti
resiko) penerimaan kas yang berkaitan.
3. Untuk memperkirakan aliran kas perusahaan.
Disamping itu, secara spesifik laporan keuangan bertujuan membuat pihak
luar menganalisis :
a. Likuiditas perusahaan
b. Fleksibilitas keuangan
c. Kemampuan operasional perusahaan dan
19
d. Kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode
tertentu.
Sedangkan menurut IAI yang disampaikan melalui PSAK No. 01 (2004:1)
tujuan umum laporan keuangan adalah:
“Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan, dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka”.
Ditinjau dari sudut pandang manajemen, laporan keuangan merupakan
media bagi mereka untuk mengkomunikasikan performance keuangan
perusahaan yang dikelolanya kepada pihak–pihak yang berkepentingan.
Sedangkan ditinjau dari sudut pandang pemakai informasi akuntansi
diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan yang rasional dalam
praktik bisnis sehat. Dengan demikian, seorang investor yang rasional tetap
harus mengandalkan laporan keuangan sebagai dasar kebijakan investasinya.
2.1.7 Komponen-komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi
yang penting disamping informasi lain seperti informasi industri, kondisi
perekonomian, pangsa pasar perusahaan, kualitas manajemen dan lainnya.
Seringkali manajemen perlu memahami kondisi keuangan suatu perusahaan
sebelum mengambil keputusan–keputusan penting yang akan berpengaruh
terhadap kondisi perusahaan dimasa yang akan datang. Untuk mengambil
keputusan keuangan, maka kita memberikan informasi keuangan. Informasi
keuangan tersebut, diperusahaan disajikan oleh laporan keuangan yang
disusun menurut prinsip–prinsip akuntansi. Oleh karena itu, kita perlu
memahami laporan keuangan tersebut.
20
Menurut Hanafi dan Halim (2003 : 49) menyatakan bahwa ada tiga macam
laporan keuangan pokok yang dihasilkan, yaitu :
1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
Disamping ketiga laporan pokok tersebut, dihasilkan juga laporan
pendukung seperti laporan laba rugi yang ditahan, perusahaan modal sendiri
dan diskusi – diskusi oleh pihak manajemen. Dalam hal ini, laporan keuangan
yang lengkap menurut Darmadji dan Fakhuruddin (2011:191) meliputi
komponen – komponen sebagai berikut :
1. Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan
perkembangan asset (aktiva), kewajiban dan modal (equity)
perusahaan.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menggambarkan
pendapatan perusahaan serta biaya yang dikeluarkan sehingga dapat
diketahui apakah perusahaan dalam posisi laba atau rugi.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perusahaan ekuitas merupakan yang menunjukan perubahan
ekuitas atau kepemilikan perusahaan yang menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama
periode pelaporan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukan penerimaan
dan pengeluaran kas dalam aktivitas perusahaan selama periode
21
tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan mengenai
gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan
pos– pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
2.1.8 Analisis Rasio Keuangan
Dalam laporan keuangan akan terlihat aktifitas yang sudah dilakukan
perusahaan pada suatu periode tertentu. Aktifitas yang sudah dilakukan
tersebut dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah
maupun dalam bentuk mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Angka-
angka ini akan menjadi lebih berati, apabila dapat dibandingkan antara satu
komponen dengan komponen lainya. Caranya dengan membandingkan angka-
angka dalam laporan keuangan atau antar laporan keuangan. Setelah
melakukan perbandingan dapat disimpulkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja
manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan nama
analisis rasio keuangan.
Menurut Horne (Kasmir, 2010:93), rasio keuangan merupakan indeks
yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi
satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio ini
maka akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
22
Menurut Ang (1997:18.23-18.38) rasio keuangan dapat dikelompokkan
menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai,
yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kemampuan jangka pendek
(kurang dari satu tahun) perusahaan di dalam untuk memenuhi
kewajiban yang jatuh tempo. Rasio likuiditas dapat dibagi atas tiga
jenis yaitu:
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva
lancarnya (Current Asset).
b. Quick Ratio
Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek melalui aktiva lancar yang
benar-benar likuid.
c. Net Working Capital
Rasio ini digunakan untuk menghitung selisih antara aktiva lancar
(current assets) dengan kewajiban lancar / jangka pendek (current
liabilities).
2. Rasio Aktivitas (Activity Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam
memanfaatkan harta-harta yang dimilikinya. Rasio aktivitas dapat
dibagi atas enam jenis, yaitu:
a. Total Asset Turnover
23
Rasio ini menunjukkan kemampuan dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu.
b. Fixed Asset Turnover
Rasio ini bertujuan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan
aktiva tetap perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan.
c. Accounts Receivable Turnover
Rasio ini berfungsi untuk mengukur seberapa cepat piutang dagang
dapat ditagih sehingga berubah menjadi kas.
d. Inventory Turnover
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kecepatan perputaran
(turnover) persediaan menjadi kas.
e. Average collection Period
Rasio yang berfungsi untuk mengukur efisiensi pengelolaan piutang
dagang, yang menunjukkan umur tagihan rata-rata piutang dagang
selama setahun.
f. Days Sales in Inventory
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kinerja dan efisiensi pengelolaan
yang menunjukkan lamanya rata-rata persediaan dalam setahun yang
berubah menjadi uang kas.
3. Rasio Rentabilitas atau Profitabilitas (Profitability Ratios)
Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan
keuntungan. Rasio ini dapat dibagi atas 6 (enam) jenis, yaitu:
a. Gross Profit Margin (GPM)
Rasio yang berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan
kotor terhadap penjualan bersihnya.
b. Net Profit Margin (NPM)
24
Rasio ini berfungsi untuk mengukur tingkat kembalian keuntungan
bersih terhadap penjualan bersihnya.
c. Operating Return On Assets (OPROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian dari
keuntungan operasional perusahaan terhadap seluruh asset yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasional tersebut.
d. Return On Assets (ROA)
Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktivitas yang
dimilikinya.
e. Return On Equity (ROE)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan
atau efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan.
f. Operating Ratio (OPR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kembalian dari
keuntungan operasional perusahaan terhadap nilai bersih penjualan
yang dihasilkan.
4. Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratios.
Rasio Solvabilitas dapat dibagi atas 5 (Lima) jenis, yaitu:
a. Debt Ratio
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan
hutang) terhadap total assets yang dimiliki perusahaan.
b. Debt To Equity Ratio (DER)
25
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat leverage terhadap total
modal sendiri.
c. Long-Term Debt To Equity Ratio
Rasio ini digunakan untuk hutang jangka panjang terhadap modal
sendiri.
d. Times Interest Earned
Rasio ini menunjukkan kemampuan dari hasil keuntungan usaha
(operating profit) untuk memenuhi beban bunga yang harus dibayar.
e. Cash Flow Ratio
Rasio ini berfungsi untuk mengukur kinerja arus kas perusahaan
terhadap komponen lain dalam laporan arus kas.
5. Rasio Pasar (Market ratios)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis per saham. Rasio pasar ini dapat dibagi atas 7
(tujuh) jenis yaitu:
a. Dividend yield (DY)
Rasio ini yang digunakan untuk mengukur jumlah dividen per saham
relatif terhadap harga pasar yang dinyatakan dalam bentuk
persentase.
b. Dividend Per Share (DPS)
Rasio yang digunakan untuk mengukur jumlah dividen per lembar
sahamnya.
c. Earning Per Share (EPS)
Rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham.
d. Dividend Payout Per Ratio (DPR)
Rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan dividen
terhadap laba perusahaan.
e. Price Earning Ratio (PER)
26
Rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan yang diperoleh
pemegang saham per lembar sahamnya.
f. Book Value Per Share (BVS)
Rasio yang mengukur perbandingan total modal sendiri (ekuitas)
terhadap jumlah saham.
g. Price to Book Value (PBV)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham
terhadap nilai bukunya.
2.1.9 Variabel Penelitian
A) Earning Per Share (EPS)
Earnings per share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan
yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Earnings per
share (EPS) menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada
setiap lembar saham. Earnings per share (EPS) dihitung dengan rumus
berikut (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:154):
EPS = Laba Bersih
Jumlah Saham Beredar
B) Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) atau juga disebut sebagai earning
multiplier.informasi PER mengindikasikan besarnya rupiah yang harus di
bayarkan investor untung memperoleh satu rupiah earning perusahaan.
Dengan kata lain PER menunjukan besarnya harga setiap satu rupiah earning
27
perusahaan. Price Earning Ratio (PER) dihitung dengan rumus berikut
(Tandelilin, 2010:375):
PER = D1/E1
k-g
D1/E1 = tingkat dividend payout ratio yang diharapkan
k = tingkat return yang diisyaratkan
g = tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan
Selain itu, menurut Fahmi dan Hadi (2009:77) perhitungan PER
menggunakan rumus:
C) Return Saham
Return adalah tingkat kembalian yang dinikmati oleh pemodal atas suatu
investasi yang dilakukannya. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang
dinikmati dari suatu investasi, tentunya investor (pemodal) tidak akan
melakukan investasi. Jadi setiap investasi baik jangka pendek maupun
jangka panjang mempunyai tujuan utama mendapatkan keuntungan yang
disebut sebagai return baik langsung maupun tidak langsung (Ang,
1997:20.2). Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu current income
(pendapatan lancar) dan capital gain (keuntungan selisih harga).
Current income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran
yang bersifat periodik seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi,
deviden dan sebagainya. Sedangkan pendapatan lancar adalah keuntungan
yang diterima biasanya dalam bentuk kas atau setara kas, sehingga dapat
28
PER = harga pasar perlembar saham
laba perlembar saham (EPS)
diuangkan secara cepat, seperti bunga atau jasa giro dan deviden tunai.
Deviden merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah
pajak dikurangi dengan laba ditahan (retained earnings) yang besarnya
diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Deviden yang
dibayarkan dapat berupa deviden tunai (cash devidend) dan deviden saham
(stock devidend).
Deviden tunai merupakan deviden yang diayarkan dalam bentuk uang
tunai, sedangkan deviden saham merupakan deviden yang dibayarkan dalam
bentuk saham dengan porsi tertentu. Nilai suatu deviden tunai sesuai dengan
nilai tunai yang dibayarkan, sedangkan nilai dari deviden saham dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Vd = PS
RD
(Ang, 1997:6.11)
dimana,
Vd = Nilai suatu deviden saham per lembar
Ps = Harga wajar deviden saham
Rd = Rasio deviden saham
Sedangkan besarnya pendapatan deviden (devidend yield-DY) dihitung
dari rasio antara deviden per lembar saham (DPS) terhadap harga per lembar
saham (Ps) yang dapat diformulasikan sebagai berikut:
DY = DPSX 100%
Ps
(Ang, 1997:6.19)
29
dimana,
DY = Pendapatan deviden
DPS = Deviden per lembar saham
Ps = Harga saham per lembar
Komponen kedua dari return adalah capital gain yaitu keuntungan yang
diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham dari
suatu instrumen investasi. Capital gain dapat tergantung dari harga pasar
instrumen investasi, yang berarti bahwa instrumen investasi harus
diperdagangkan di pasar. Dengan adanya perdagangan maka akan
timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi yang memberikan capital
gain. Besarnya capital gain dilakukan dengan analisis return historis yang
terjadi pada periode sebelumnya, sehingga dapat ditentukan besarnya tingkat
kembalian yang diinginkan. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi yang berupa return realisasi (realized return) dan return ekspektasi
(expected return). Return realisasi merupakan return yang telah terjadi yang
dihitung berdasarkan data historis dan dipergunakan sebagai salah satu
pengukur kinerja perusahaan. Return realisasi ini juga berguna sebagai dasar
penentuan return ekspektasi (expected return) dan risiko di masa datang.
Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh
investor di masa mendatang yang dihitung dengan mengalikan masing-masing
hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan
menjumlahkannya (Jogiyanto, 2003:109). Return realisasi dihitung dengan
menggunakan return total (total return), relatif return (return relative),
kumulatif return (return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted
return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam
suatu periode tertentu yang terdiri dari capital gain (loss) dan yield. Capital
gain (loss) merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang
30
relatif dengan harga periode yang lalu. Yield merupakan presentasi
penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu
investasi. Relatif return merupakan return total ditambah dengan nilai 1.
Kumulatif return merupakan akumulasi dari semua total return yang
ditunjukkan dengan indeks kemakmuran kumulatif. Return yang disesuaikan
merupakan return yang diukur berdasarkan nilai uang yangdisesuaikan
dengan tingkat daya beli yang tercermin dalam tingkat inflasi, sehingga return
disesuaikan (adjusted return) juga disebut sebagai return riil (real return).
Dari kedua konsep tersebut (dividend yield dan capital gain) maka
konsep return yang digunakan dalam penelitian ini adalah return realisasi atau
actual return (capital gain) yang merupakan selisih antara harga saham
periode sekarang dengan harga saham periode sebelumnya. Alasan digunakan
capital gain, karena tidak semua perusahaan membagikan deviden. Apabila
data yang digunakan adalah data bulanan maka dividend yield tidak dapat
diketahui setiap bulan, karena lazimnya dividend yield dapat diketahui setiap
setahun sekali.
Dari konsep tersebut maka perhitungan actual return Dapat dirumuskan
dengan formula sebagai berikut:
Actual Return = (Pt - Pt-1)
Pt-1
(Jogiyanto, 2003:110)
Pt = Harga saham individual (dalam hal ini indeks saham individual) pada
periode t, dan
Pt-1 = Harga (indeks) saham individual pada periode sebelumnya (t-1).
Dari kedua konsep tersebut (devidend yield dan capital gain), maka total
return merupakan penjumlahan dari devidend yield ditambah capital gain
yang dapat diformulasikan sebagai berikut:
31
Return = Capital Gain + Devidend Yield
(Jogiyanto, 2003:110)
2.2 Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian mengenai beberapa faktor fundamental yang
dihubungkan dengan prediksi return saham telah dilakukan terlebih dahulu,
baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Pada umumnya penelitian tersebut
meneliti mengenai karakteristik perusahaan yang diduga memiliki hubungan
dengan return saham dalam laporan keuangan yang merupakan sumber
informasi penting bagi stakeholder dalam menilai kinerja perusahaan.
Penelitian mengenai return saham yang dilakukan masih memiliki
keterbatasan dan inkonsistensi dalam hasil penelitiannya. Penelitian terdahulu
yang digunakan sebagai referensi penulis, adalah sebagai berikut:
A. Penelitian I
Judul : PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN PRICE
EARNING RATIO (PER) TERHADAP HARGA SAHAM
SEKTOR PERDAGANGAN BESAR DAN RITEL PADA
PERIODE 2000-2005 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
Tahun : 2008
Penyusun : Bram Hadianto
Teknik Analisis Data : Deskripsi Statistik dan Model Regresi
Dalam penelitian ini Bram Hadianto menggunakan sampel perusahaan-
perusahaan sektor perdagangan besar dan ritel periode 2000-2005 yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Sampel emiten yang digunakan adalah PT
Ramayana Santosa Lestari, Tbk. dan PT Matahari Putra Prima, Tbk.
32
Peneliti meneliti hubungan antara Harga Saham dengan variabel
Independen yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS) dan Price
Earning Ratio (PER). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini deskripsi statistic menggunakan uji asumsi klasik, model regresi,
koefisien determinasi, uji t dan uji F. Variable yang digunakan dalam
penelitian ini, meliputi variable terikat dan variable bebas. Variable bebas
dalam penelitian ini yaitu Earning Per Share (EPS) dan Price Earning
Ratio (PER) dan variabel terikat dalam penelitian ini yaitu harga saham.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Earning Per Share (EPS) dan Price
Earning Ratio (PER) masing berpengaruh terhadap harga saham dan
secara simultan juga berpengaruh terhadap harga saham.
B. Penelitian II
Judul : PENGARUH CURRENT RATIO (CR), DEBT TO EQUITY
RATIO (DER), RETURN ON INVESTMENT (ROI),
EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT
RATIO (DPR) TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA.
Tahun : 2010
Penyusun : Artik Estuari
Teknik Analisis Data : Statistik deskriptif dan statistik inferensial
Artik Estuari meneliti perusahaan-perusahaan yang membagikan
deviden di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Dalam penelitian ini
pengaruh informasi keuangan dianalisa melalui current ratio (CR), debt to
equity ratio (DER), return on investment (ROI), Earning Per Share (EPS),
dan dividend payout ratio (DPR) secara parsial maupun simultan terhadap
Return Saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Tipe penelitian yang
digunakan adalah tipe explanatory research. sampel yang digunakan
sebanyak 53 perusahaan dengan jumlah data 159. penentuan sampel
33
dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis dengan statistik
deskriptif dan statistik inferensial menggunakan uji asumsi klasik, regresi
sederhana, regresi berganda, koefisien determinasi, uji t dan uji F dengan
bantuan program SPSS. hasil analisis dengan perhitungan SPSS dapat
disimpulkan sebagai berikut: (a) Current ratio (CR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap return saham; (b) Debt to equity ratio (DER) tidak
berpengaruh signifikan terhadap return saham; (c) Return on investment
(ROI) berpengaruh signifikan terhadap return saham; (d) Earning Per
Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap signifikan terhadap return saham;
(e) Dividend payout ratio (DPR) berpengaruh signifikan terhadap return
saham; (f) Current ratio (CR), Debt to equity ratio (DER), Return on
investment (ROI), Earning Per Share (EPS), dan Dividend payout ratio
(DPR) berpengaruh signifikan terhadap return saham.
C. Penelitian III
Judul : DAMPAK EARNING PER SHARE (EPS) DAN PRICE
EARNING RATIO (PER) TERHADAP HARGA SAHAM
PT. MEDCO ENERGI CORPORATION tbk.
Tahun : 2010
Penyusun : Rissa Aprillia
Teknik Data : Regresi berganda
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Earning Per Share dan Price
Earning Ratio terhadap harga saham digunakan metode penelitian Analisis
Regresi Linier Berganda, dan untuk mengetahui seberapa besar konstribusi
variabel digunakan rumus Koefisien Determinasi dan Uji Hipotesis
menggunakan program SPSS 15.0 for Windows. Sumber data penelitian ini
adalah data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang menjadi
sampel selama periode penelitian, data harga saham perusahaan pada akhir
34
tahun selama periode penelitian, Earning per Share dan Price Earning
Ratio perusahaan selama periode penelitian. Periode penelitian dilakukan
selama lima tahun (2003-2007). Populasi yang digunakan adalah data
laporan keuangan tahunan sejak tahun 1994 hingga 2007 yaitu 13 tahun.
Sampel yang diambil adalah earning per share, price earning ratio dan
harga saham dari tahun 2003-2007 atau selama 5 tahun. Alanlisis data
diawali dengan menghitung besarnya masing-masing variabel terikat dan
bebas dan dilanjutkan dengan meregresikan variabel bebas dengan variabel
terkait dengan model regresi linier berganda. Penggunaan regresi berganda
disebabkan karena memiliki dua variabel bebas yaitu Earning Per Share
dan Price Earning Ratio. Analisis korelasi untuk mengukur kekuatan
hubungan antara kedua variabel, mencari Koefisien Determinasi untuk
mengetahui seberapa besar X terhadap Y dalam bentuk presentase.
Pengujian atas hipotesis dilakukan Uji t dan Uji f. Uji t digunakan untuk
menguji apakah ada pengaruh signifikan secara parsial. Uji f digunakan
untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan secara simultan.
Berdasarkan analisis statistik menunjukkan adanya hubungan yang sangat
kuat dan searah (positif) antara Earning Per Share, Price Earning Ratio
dan harga saham. Peningkatan Earning Per Share dan Price Earning Ratio
diikuti peningkatan harga saham di bursa. Kesimpulan dari analisis
statistik tersebut adalah terdapat pengaruh yang signifikan atas Earning
Per Share dan Price Earning Ratio terhadap harga saham.
D. Penelitian IV
Judul : REAKSI SIGNAL RASIO PROFITABILITAS DAN RASIO
SOLVABILITAS TERHADAP RETURN SAHAM
PERUSAHAAN PROFITABILITY AND SOLVABILITY
RATIO REACTION SIGNAL TOWARD STOCK RETURN
35
Tahun : 2011
Penyusun : Yeye Susilowati dan Tri Turyanto
Teknik Analisis Data : Regresi berganda
Penelitian ini dilakukan dalam rangka untuk menguji pengaruh faktor
fundamental (EPS, NPM, ROA, ROE dan DER) terhadap return saham
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
periode 2006-2008. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan
disektor manufaktur yang terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia dari
tahun 2006 sampai dengan 2008. Teknik sampling yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling dengan kriteria sebagai (1)
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006-2008. (2) selalu tampak
laporan keuangan tahunan selama periode 2006-2008. (3) selalu memiliki
keuntungan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diambil dari
Direktori Pasar Modal Indonesia (ICMD) 2006-2008 diakuisisi 149
perusahaan sampel. Analisis data regresi berganda dengan dengan metode
Ordinary Least Square (OLS). Hipotesis uji yang digunakan t-statistik dan
f-statistik pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan debt
to equity ratio (DER) berpengaruh signifikan terhada return saham dan
Earning Per Share (EPS), Net profit margin (NPM), Return on asset
(ROA) dan Return on equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah reaksi rasio
profitabilitas dan rasio solvabilitas, dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor
kinerja fundamental utang terhadap ekuitas (DER) yang digunakan oleh
investor untuk memprediksi return saham perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-2008.
36
E. Penelitian V
Judul : PENGARUH PBV, DER, EPS, DPR DAN ROA TERHADAP
HARGA SAHAM (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN
FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BEI)
Tahun : 2009
Penyusun : Gede Priana Dwipratama
Teknik Analisis Data : Regresi berganda
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
rasio-rasio keuangan utama perusahaan yang meliputi PBV, DER, EPS, DPR
dan ROA mempunyai hubungan yang positif terhadap harga saham. Sampel
yang digunakan adalah 14 perusahaan yang terdaftar dalam sektor makanan
dan minuman di BEI. Ada dua variabel yang diangkat yaitu : harga saham
sebagai dependent variable dan rasio keuangan perusahaan sebagai
independent variable. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari laporan
keuangan perusahaan. Variabel bebas yang terdapat pada penelitian ini PBV,
DER, EPS, DPR, dan ROA, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini
harga saham. Hasil penelitian menunjukkan hanya Earning Per Share (EPS)
yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan rasio keuangan
yang lainnya tidak berpengaruh. Sedangkan secara simultan, semua rasio
keuangan (PBV, DER, EPS, DPR dan ROA) berpengaruh terhadap harga
saham.
F. Penelitian VI
37
Judul : PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDE , ROE, ROA DAN EPS
TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PERUSAHAAN
KATEGORI LQ 45 PADA BURSA EFEK JAKARTA
Tahun : 2008
Penyusun : Wahyu Handoko
Teknik Analisis Data: Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Economic Value
Added, ROE, ROA, dan EPS terhadap perubahan harga saham perusahaan
kategori LQ 45 pada Bursa Efek Jakarta, serta untuk mengetahui manakah
diantara Economic Value Added, ROE, ROA, dan EPS yang berpengaruh
paling dominan terhadap perubahan harga saham kategori LQ 45 pada Bursa
Efek Jakarta Pemilihan sampel dengan menggunakan metode purposive
sampling, diperoleh sampel sebanyak 29 perusahaan dalam periode 2003
sampai dengan 2005. Analisis data dengan statistik deskriptif untuk
menggambarkan profil data, normalitas data dengan one sample kolmogorov
smirnov untuk mengatahui distribusi data, pengujian dengan menggunakan
variance inflation factor dan tolerance untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antar variabel independen dalam model regresi yang dipakai,
pengujian dengan nilai durbin watson untuk mendeteksi ada tidaknya
Autokorelasi, pengujian L-M untuk mendeteksi ada tidaknya
Heteroskedastisitas, nilai R square untuk melihat koefisien determinasi, uji F
digunakan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen, uji t untuk mengetahui pengaruh
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian
hipotesis pertama yang ingin mengetahui apakah secara serentak variable
Economic Value Added, Return on Equity, Return on Assets, dan Earning Per
Share mempunyai pengaruh terhadap perubahan harga saham kategori LQ 45.
Hasilnya dapat disimpulkan bahwa secara serentak variabel EVA, ROE, ROA
38
dan EPS berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham pada taraf
10%. Pengujian hipotesis kedua yang ingin mengetahui secara individu
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat menunjukkan
hasil bahwa hanya variabel EPS yang berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan harga saham sedangkan variabel EVA, ROE, ROA, dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Hasil penelitian ini
variabel Economic Value Added, Return on Equity, Return on Assets, dan
Earning per Share secara serentak berpengaruh terhadap perubahan harga
saham kategori LQ 45 pada Bursa Efek Jakarta pada taraf 10%, EPS
berpengaruh signifikan pada taraf 10% terhadap perubahan harga saham,
sedangkan variabel yang laintidak berpengaruhb secara signifikan terhadap
perubahan harga saham perusahaan kategori LQ 45. Tidak signifikannya
variabel EVA, ROE dan ROA terhadap perubahan harga saham dikarenakan
para investor ataupun broker lebih mendasarkan transaksinya pada analisis
teknikal.
G. Penelitian VII
Judul : PENGARUH EVA DAN RASIO-RASIO
PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM
Tahun : 2006
Penyusun : Noer Sasongko dan Nila Wulandari
Teknik Analisis Data: Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh EVA (Economic
Value Added) dan rasio-rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA (Return
on Asset), ROE (Return on Equity), ROS (Return on Sales), EPS (Earning Per
Share), dan BEP (Basic Earning Power) terhadap harga saham perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Jakarta untuk periode 2001-2002. Berdasarkan
uraian di atas, yang menjadi pokok masalah dalam penelitian ini adalah
39
Adakah pengaruh ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), ROS
(Return on Sales), EPS (Earning Per Share), BEP (Basic Earning Power), dan
EVA (Economic Value Added) terhadap harga saham. Sampel penelitian ini
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk
periode 2001 sampai 2002. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji adanya
pengaruh ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), ROS (Return on
Sales), EPS (Earning Per Share), BEP (Basic Earning Power), dan EVA
(Economic Value Added) terhadap harga saham. Variabel penelitian ini dapat
dikelompokkan sebagai berikut: (1) Variabel terikat (Dependent variable):
harga saham, (2) Variabel bebas (Independent variable), terdiri dari alat
pengukuran kinerja berupa: Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE),
Return on Sales (ROS), Earning Per Share (EPS), Basic Earning Power
(BEP), dan Economic Value Added (EVA). Hasil pengujian hipotesis
penelitian ini hasil uji t parsial menunjukkan bahwa earning per share (EPS)
berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t yang
diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya EPS dapat digunakan
untuk menentukan nilai perusahaan. Hasil uji t parsial menunjukkan bahwa
return on asset, return on equity, return on sale, basic earning power, dan
economic value added tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji t yang ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05).
Artinya ROA, ROE, ROS, BEP, dan EVA tidak dapat digunakan untuk
menentukan nilai perusahaan.
H. Penelitian VIII
Judul : PERFORMANCE MEASURES TO EXPLAIN STOCK
MARKET RETURNS IN THE ATHENS STOCK EXCHANGE
(ASE)
Tahun : 2009
40
Penyusun : Dimitrios I. Maditinos et al.
Teknik Analisis Data : Descriptive statistics
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pengukuran kinerja,
Economic Value Added (EVA) dan shareholder value added (SVA),
dibandingkan dengan tiga ukuran kinerja akuntansi tradisional: earning per
share (EPS), return on investment (ROI), dan return on equity (ROE), dalam
menjelaskan return pasar saham dalam Athena Stock Exchange (ASE) periode
1992-2001. Metodologi penelitian ini menggunakan model Easton and Harris
formal valuation model dan analisis data Descriptive statistics. Hasil
penelitiannya mengungkapkan bahwa return pasar saham lebih erat terkait
dengan EPS dibandingkan dengan EVA atau ukuran kinerja lainnya. Namun,
tambahan informasi tes konten menunjukkan bahwa kombinasi berpasangan
EVA dengan EPS meningkatkan secara signifikan terhadap return pasar
saham. Periode sampel mencakup 10 tahun, dari 1992 sampai 2001. Ada 163
perusahaan dalam sampel dengan jumlah yang berbeda dari tahun-tahun
berpartisipasi untuk masing-masing. Perusahaan-perusahaan ini memberikan
total 984 tahun pengamatan. Setelah tidak termasuk pengamatan ekstrim (3
standar deviasi), sampel akhir berkurang dengan yang 977 tahun pengamatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaku pasar saham di Yunani tidak
hanya memperhatikan EVA tetapi mereka juga harus mempertimbangkan
faktor-faktor penentu lain untuk mengembangkan strategi investasi mereka.
I. Penelitian IX
Judul : ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK
INDONESIA (Studi pada Perusahaan yang masuk kategori
indeks LQ- 45 di Bursa Efek Indonesia
Tahun : 2010
41
Penyusun : Siti Khodijah
Teknik analisis data: Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan
terhadap return saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Regresi Linier Berganda (Multiple Regresion) untuk menguji pengaruh
independen variabel terhadap dependen variabel. Uji F digunakan untuk
menguji apakah semua variabel yang digunakan dalam peneltian ini secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan, sedangkan uji t digunakan
untuk menguji apakah secara parsial variabel-variabel yang digunakan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan.
Dalam penelitian ini digunakan tiga variabel sebagai indikator kinerja
keuangan, ketiga rasio tersebut adalah PER, ROE, EPS. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel EPS secara simultan mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham, secara parsial
menunjukkan bahwa hanya variabel EPS yang mempunyai pengaruh
signifikan ( dengan tingkat derajat signifikan 5 % ) terhadap return saham,
sedangkan variabel PER, ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap
return saham.
J. Penelitian X
Judul : PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) PRICE EARNING
RATIO (PER), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER)
TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN
PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
JAKARTA
Tahun : 2005
Penyusun : Esti Puji Astutik
42
Teknik Analisis Data: Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang
signifikan baik secara simultan maupun parsial antara EPS, PER, dan
DER terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di
BEJ, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh EPS, PER, dan DER
terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar di BEJ.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2004 yang berjumlah 34 perusahaan.
Pengambilan sampel yang berjumlah 19 perusahaan properti yang
terdaftar di BEJ dilakukan dengan purposive sampling. Variabel bebas
yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu: (1) Earning Per Share, (2) Price
Earning Ratio, dan (3) Debt to Equity Ratio, sedangkan variabel terikatnya
adalah return saham. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode dokumentasi. Data-data dalam penelitian ini
merupakan data yang bersumber dari Laporan Keuangan Tahunan
emiten/perusahaan dalam Indonesian Capital Market Directory (ICMD)
2001 - 2004. Data yang diperoleh dianalisis dengan regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel EPS,
PER, dan DER berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, hal
ini dapat dilihat dari nilai Fhitung (7,130) > Ftabel (2,78) dan besarnya
nilai probabilitas adalah 0,039 lebih kecil dari 0,05. Besarnya pengaruh
EPS, PER, dan DER terhadap return saham secara simultan adalah
37,1%. Sedangkan secara parsial, variabel EPS berpengaruh secara
signifikan terhadap return saham pada perusahaan properti yang terdaftar
di BEJ, hal ini dibuktikan dengan nilai t hitung (2,271) > t tabel (2,01) dan
memiliki probabilitas value sebesar 0,009 lebih kecil dari 0,05. Besarnya
pengaruh EPS terhadap return saham adalah 32%. Variabel PER tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, hal ini dapat dilihat
43
dari nilai thitung (-0,593) < ttabel (2,01) dan besarnya probabilitas value
adalah 0,556 lebih besar dari 0,05. Variabel DER juga tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap return saham, hal ini dapat dilihat dari nilai
thitung (1,368) < ttabel (2,01) dan besarnya probabilitas value adalah
0,177 lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa secara simultan variabel EPS, PER, dan DER
berpengaruh secara signifikan terhadap return saham, dan besarnya
pengaruh adalah 37,1%. Namun secara parsial hanya variabel EPS yang
berpengaruh terhadap return saham, dan pengaruhnya sebesar 32%.
Sedangkan variabel PER dan DER tidak berpengaruh terhadap return
saham, besarnya sumbangan PER dan DER untuk memprediksi return
saham adalah 2,1% dan 2,9%. Dengan demikian hanya variabel EPS yang
dominan dan dapat digunakan untuk memprediksi return saham. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para investor dan pihak
lain yang membutuhkan. Para investor dalam menanamkan modalnya
dapat menggunakan variabel EPS untuk memprediksi return sahamnya.
Namun selain EPS, para investor juga perlu mempertimbangkan faktor-
faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini misalnya beta, ukuran
perusahan, maupun kondisi sosial, politik, dan ekonomi.
44
45
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Sebelumnya
No. Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Bram
Hadianto
a. Menganalisis
pengaruh
Earning
Per Share
(EPS)
terhadap
Saham
b. Menganalisis
pengaruh
Price
Earning
Ratio
(PER)
terhadap
saham
a. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2000-
2005.
b. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam indeks kompas
100 periode 2008-
2011, sedangkan
penelitian sebelumnya
meneliti perusahaan
yang bergerak
disektor perdagangan
besar dan ritel di
Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2000-
2005.
c. Variabel terikat pada
penelitian ini
menggunakan return
saham sedangkan
penelitian sebelumnya
menggunakan harga
46
saham
2. Artik Estuari Pengaruh Earning
Per Share (EPS)
terhadap return
saham
a. Penelitian ini juga
menggunakan Price
Earning Ratio
(PER) sebagai
variabel bebas
sedangkan penelitian
terdahulu
menggunakan current
ratio, debt to equity
ratio, return on
investmen, dividend
payout ratio.
b. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2006-
2008.
c. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam kompas 100
periode 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya meneliti
perusahaan yang
membagikan deviden
di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
47
periode 2006-2008.
3. Rissa Aprillia Pengaruh Earning
Per Share (EPS) dan
Price Earning Ratio
(PER) terhadap
saham
a. Penelitian ini
menggunakan return
saham sebagai
variabel terikat
sedangkan penelitian
terdahulu terhadap
harga saham
b. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2001
2007.
c. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam kompas 100
periode 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya meneliti
harga saham pada
medco periode 2001-
2007.
48
4. Yeye
Susilowati dan
Tri Turyanto
Pengaruh Earning
Per Share (EPS)
terhadap return
saham
c. Penelitian ini tidak
menggunakan Price
Earning Ratio (PER)
variabel bebas.
d. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2006-2008.
e.Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam indeks kompas
100 periode 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya meneliti
perusahaan Manufaktur
yang terdaftar Bursa
Efek Indonesia (BEI)
periode 2006-2008.
5. Gede Priana
Dwipratama
Pengaruh Earning
Per Share (EPS)
terhadap saham
a. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2001-2004.
b. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam kompas 100
periode 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya meneliti
49
perusahaan Food and
Beverages yang
terdaftar Bursa Efek
Indonesia (BEI) 2001-
2004.
6. Wahyu
Handoko
Pengaruh EPS
terhadap saham
a. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2001-
2005.
b. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam indeks kompas
100 periode 2008-
2011, sedangkan
penelitian sebelumnya
meneliti perusahaan
yang terdaftar di LQ45
periode 2003-2005
c. Penelitian ini
mengunakan return
saham sebagai variabel
terikat sedangkan
penelitian terdahulu
menggunakan harga
saham sebagai variabel
terikat.
7. Noer Pengaruh Earning a. Analisis laporan
50
Sasongko dan
Nila
Wulandari
Per Share (EPS)
terhadap saham
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2003-2008.
b. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam kompas 100
periode 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya meneliti
perusahaan manufaktur
yang terdaftar Bursa
Efek Jakarta (BEI)
periode 2001-2002.
8. Dimitrios I.
Maditinos et
al.
Pengaruh Earning
Per Share (EPS)
terhadap return
saham
a. Penelitian ini
menggunakan
Price Earning Ratio
sebagai variabel bebas
sedangkan penelitian
terdahulu tidak.
b. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 1992-2001.
c. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam indeks kompas
100 periode 2008-2011,
sedangkan penelitian
51
sebelumnya meneliti
perusahaan yang
terdaftar di Athena
Stock Exchange (ASE)
periode 1992-2001.
9. Siti Khodijah Pengaruh EPS dan
PER terhadap return
saham
a. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya 2005-2007.
b. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam indeks kompas
100 periode 2008-
2011, sedangkan
penelitian sebelumnya
meneliti perusahaan
yang terdaftar di LQ45
periode 2005-2007.
10. Esti Puji
Astutik
Pengaruh Earning
Per Share dan Price
Earning Ratio
terhadap return
saham
a. Analisis laporan
keuangan 2008-2011,
sedangkan penelitian
sebelumnya hanya pada
tahun 2004.
b. Studi kasus pada
perusahaan yang ada
dalam indeks kompas
100 periode 2008-
2011, sedangkan
52
penelitian sebelumnya
meneliti perusahaan
yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta
(BEJ) tahun 2004
2.3 Kerangka Pemikiran
Earnings per share (EPS) merupakan perbandingan antara pendapatan
yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham yang beredar. Earning per
share (EPS) menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada
setiap lembar saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:154). Menurut
Mamduh Hanafi (Susilowati dan Turyanto, 2011:24) EPS merupakan salah
satu rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor untuk menganalisa
kemampuan perusahaan menghasilkan laba berdasarkan saham yang dimiliki.
EPS merupakan komponen penting yang harus diperhatikan dalam analisa
perusahaan, karena informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham
dengan kata lain menggambarkan prospek earning perusahaan di masa
mendatang. Besarnya EPS dapat diketahui dari informasi laporan keuangan
perusahaan (Susilowati dan Turyanto, 2011:24). EPS ini akan sangat
membantu investor karena informasi EPS ini bisa menggambarkan prospek
earning suatu perusahaan dimasa yang akan datang karena EPS menunjukkan
laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham
perusahaan, maka semakin besar EPS akan menarik investor untuk melakukan
investasi diperusahaan tersebut. Oleh karena itu, hal tersebut akan
mengakibatkan permintaan akan saham meningkat dan harga saham akan
meningkat, dengan demikian EPS berpengaruh positif terhadap return saham.
Hadianto (2008) dan Priana Dwipratama (2009) juga mendukung teori
53
tersebut bahwa Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap return saham.
Pengertian Price Earning Ratio (PER) menurut Sulistyastuti (2005)
“Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran kinerja saham yang
didasarkan atas perbandingan antara harga pasar saham terhadap pendapatan
perlembar saham (Earning Per Share, EPS)”. Pertumbuhan laba dan deviden
serta expected rate of return dari suatu saham berubah-ubah nilainya, maka
PER diharapkan juga akan berubah sepanjang waktu berjalan dan pada
akhirnya menuju suatu tingkat nilai PER rata-rata dari saham-saham yang
mempunyai tingkat resiko yang sama. PER adalah mengukur jumlah uang
yang akan dibayar oleh investor untuk setiap rupiah pendapatan perusahaan.
Semakin tinggi PER maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa
depan perusahaan. Oleh karena itu PER berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Wardani (2010) dan Hadianto (2008) juga mendukung
teori tersebut bahwa Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham.
54
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
: Pengaruh secara simultan
: Pengaruh secara parsial
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Earning Per Share (EPS) mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap Return Saham.
2. Price Earning Ratio (PER) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap Return Saham.
55
Earning Per Share (EPS)
Price Earning Ratio (PER)
Return Saham
2.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di dalam indeks
kompas 100 periode 2008-2011. Penelitian ini menggunakan return saham
sebagai variabel dependen dan Earning Per Share (EPS) dan Price Earning
Ratio (PER) sebagai variabel independen. Data penelitian ini diambil dari
website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan Indonesia
Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008-2011 yaitu laporan keuangan
tahunan emiten atau perusahaan, untuk saham-saham pada perusahaan yang
masuk daftar indeks kompas 100. Lokasi penelitian yang dipilih adalah
Bursa Efek Indonesia. Periode objek penelitian adalah 1 Januari 2008 sampai
dengan 31 Desember 2011.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif verifikatif bersifat kausalitas tujuannya untuk memberi gambaran
dari variabel-variabel yang diteliti dan untuk mengetahui hubungan kausal
antar variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Nasir (2005:54)
mengemukakan bahwa penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status, sekelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya
adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual
dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena
yang diselidiki, Sedangkan verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis yang
dlakukan melalui pengumpulan data dilapangan. Sekaran (2009:164)
menyatakan bahwa desain kausal merupakan studi dimana peneliti ingin
menemukan penyebab dari satu atau lebih masalah. Dengan kata lain bahwa
desain kausal berarti studi yang menentukan hubungan sebab-akibat definitif.
Tujuan kausalitas ini adalah agar mampu menyatakan bahwa variabel X
menyebabkan variabel Y. Sehingga masalah variabel Y akan terpecahkan
ketika variabel X diketahui sebagai penyebabnya. Seperti pada penelitian ini
menyelidiki pengaruh variabel independen (Earning Per Share, dan Price
Earning Ratio ) terhadap variabel dependen (return saham) pada perusahaan
listing di indeks kompas 100 periode 2008-2011.
3.2 Variabel Operasional
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi
pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang
57
yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda
(Sekaran, 2009:115). Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai
atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu orang
dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,
1981 dalam Sugiyono 2012:38).
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012:38).
3.2.1 Variabel Independen
Variabel independen (X) atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (Sugiyono, 2012:39). Variabel independen memiliki
hubungan dengan variabel lain baik hubungan positif maupun hubungan
negatif. Variabel Independen dalam penelitian ini adalah Earning Per
Share (EPS) dan Price Earning Ratio (PER).
3.2.2 Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel lain (yaitu variabel independen). Variabel
dependen juga diartikan sebagai variabel yang dipengaruhi atau menjadi
akibat karena adanya variabel independen (Sugiyono, 2012:39). Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah return saham.
Definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini
tersaji dalam tabel berikut:
58
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep Variabel Indikator Skal
a
Earnings
per Share
(EPS)
Perbandingan antara
pendapatan yang
dihasilkan (laba
bersih) dan jumlah
saham yang beredar.
Earnings per share
(EPS)
menggambarkan
profitabilitas
perusahaan yang
tergambar pada
setiap lembar saham
(Tjiptono dan
Hendy, 2011:154).
EPS=
Laba Bersih
Jumlah Saham yang Beredar
Rasio
Price
Earning
Ratio
(PER)
Perbandingan antara
harga pasar
perlembar saham
dengan Earning Per
Share (EPS) atau
laba perlembar
saham (Fahmi dan
Hadi, 2009:77).
PER =
harga pasar perlembar saham
laba perlembar saham
Rasio
(bersambung)
59
Tabel 3.1 (sambungan)
Return
Saham
Hasil yang diperoleh dari
suatu investasi. Return
dapat berupa return
realisasi yang sudah terjadi
atau return ekspektasi yang
belum terjadi tetapi
diharapkan akan terjadi di
masa yang akan datang
(Jogiyanto, 2003:110).
Rt = Pt - Pt-1
Pt - 1
Rasio
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian merupakan suatu penyelidikan sistematis dan terorganisasi
untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Setiap
kegiatan penelitian selalu mengikuti suatu proses yang bertahap. Menurut
Sugiyono (2012:31) langkah sistematis dalam penelitian (khususnya
penelitian kuantitatif) dimulai dari tahap identifikasi masalah. Masalah
merupakan penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
Masalah ini selajutnya ingin dipecahkan oleh peneliti melalui penelitian.
Selanjutnya masalah tersebut dirumuskan untuk membatasi pembahasan
sekaligus membantu peneliti agar pembahasan dapat disampaikan secara
fokus.
Tahap kedua, berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti
mengkaji teori yang sesuai dengan lingkup permasalahan untuk menjawabnya.
Berdasarkan teori, peneliti dapat membangun kerangka pemikiran sehingga
dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang diajukan. Jawaban dari
60
permasalahan yang berdasarkan teori dinamakan hipotesis. Hipotesis
penelitian merupakan jawaban sementara (hanya berdasarkan teori) terhadap
rumusan masalah penelitian.
Tahap ketiga, peneliti melakukan pengujian hipotesis. Untuk
membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis) maka
peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu. Karena objek dari
populasi terlalu luas, peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi
itu. Sampel yang diambil dari populasi haruslah sampel yang mewakili
(representative) populasi tersebut.
Tahap keempat dari proses penelitian ialah melakukan analisis data.
Analisis data dilakukan terutama untuk menjawab rumusan masalah dan
menguji hipotesis yang diajukan. Terdapat dua macam hipotesis, yaitu
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah, sedangkan hipotesis statistik
adalah dugaan keadaan populasi dengan menggunakan data sampel.
Tahap kelima setetah analisis data dilakukan peneliti dapat mengambil
keputusan hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka kegiatan
penelitian selanjutnya adalah pembahasan. Pembahasan merupakan proses
mengidentifikasi terhadap hasil penelitian maupun analisis dengan
menggunakan berbagai referensi, sehingga hasil penelitian maupun analisis
akan lebih dapat meyakinkan pihak-pihak lain.
Langkah akhir dari kegiatan penelitian adalah membuat kesimpulan dan
memberikan saran. Kesimpulan merupakan jawaban terhadap rumusan
masalah penelitian dengan menggunakan data yang diperoleh (bukan hanya
teori). Berdasarkan kesimpulan tersebut, peneliti dapat memberikan saran bagi
penelitian penelitian selanjutnya maupun saran bagi pihak-pihak terkait dalam
penelitian.
Langkah-langkah sistematis dalam penelitian (khususnya penelitian
61
kuantitatif) terlihat dari proses penelitian seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Proses Penelitian
Sumber : Sugiyono (2012:30)
3.4 Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono, (2012:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Sedangkan menurut Nazir (Riduwan, 2010:54), populasi
berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya. Nawawi (Riduwan,
2010:54) menyebutkan bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang
mungkin, baik hasil menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun
kualitatif pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap. Sedangkan Riduwan (2010:55) mengatakan bahwa populasi
62
merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi
syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Arikunto (Riduwan, 2010:56) mengatakan bahwa sampel adalah bagian
dari populasi (sebagian atau wakil sampel yang diteliti). Sugiyono (Riduwan,
2010:56) memberikan pengertian bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Sampel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: probability sampling dan
nonprobability sampling. Penelitian ini menggunakan nonprobability
sampling, yaitu sampel yang dipilih sedemikian rupa dari populasi sehingga
setiap anggota tidak memiliki probabilitas atau peluang yang sama untuk
dijadikan sampel (Sugiyono, 2012:84).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang listing
di indeks kompas 100 periode 2008-2011 yaitu berjumlah 100 perusahaan dan
teknik penentuan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
purposive sampling yaitu teknik sampling yang dilakukan oleh peneliti jika
peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan atau kriteria tertentu didalam
pengambilan sampelnya (Sugiyono, 2012:85). Adapun kriteria sampel yang
digunakan yaitu :
1) Saham-saham perusahaan yang masuk dalam indeks kompas 100
dalam periode penelitian (2008–2011).
2) Perusahaan yang listing di kompas 100 periode 2008-2011 yang
menyajikan laporan keuangan dan rasio secara lengkap sesuai dengan
variabel yang akan diteliti berdasarkan sumber yang digunakan.
Saham-saham perusahaan yang listing di kompas 100 periode 2008-2011
berjumlah 100 emiten, dikurangi perusahaan di kompas 100 periode 2008-
2011 yang tidak menyajikan laporan keuangan dan rasio secara lengkap sesuai
dengan variabel yang akan diteliti sebanyak 79 perusahaan. Sehingga
diperoleh sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
63
Tabel 3.2
Data Sampel Penelitian
No. Kode Nama Emiten
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 AKRA AKR Corporindo Tbk
3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
4 ASII Astra International Tbk
5 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
6 ELTY Bakrieland Development Tbk
7 ENRG Energi Mega Persada Tbk
8 INCO International Nickel IndonesiaTbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
11 KLBF Kalbe Farma Tbk
12 LPKR Lippo Karawaci Tbk
13 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk
14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
16 SMCB Holcim Indonesia Tbk
17 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk
18 TINS Timah (Persero) Tbk
19 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
20 UNTR United TractorsTbk
21 UNVR Unilever Indonesia Tbk
64
3.5 Pengumpulan Data
3.5.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
yang merupakan data sekunder. Menurut Sugiyono (2012:137) data
sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan cara membaca,
mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari
literatur, buku-buku, serta dokumen perusahaan
3.5.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan (library
research). Menurut Nazir (2005:93), library research merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara mempelajari, mengkaji dan memahami
sumber-sumber data yang ada pada beberapa buku yang terkait dalam
penelitian. Jadi data penelitian ini dilakukan melalui pengumpulan
informasi mengenai teori-teori dan pendapat-pendapat mengenai
permasalahan yang diteliti dari buku-buku referensi, jurnal-jurnal
ekonomi, majalah dan website internet.
3.5.3 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder
(secondary sources) yang diperoleh dari sumber-sumber berikut:
1. Website Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008-2011
untuk saham-saham pada perusahaan dalam yang masuk daftar
indeks kompas 100.
2. Literatur, seperti buku, majalah, artikel dan jurnal.
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari :
65
a) Data perusahaan emiten yang tergabung dalam indeks kompas 100
b) Data harga dan return saham dalam indeks kompas 100 periode
tahun 2008–2011.
c) Data rasio-rasio keuangan dari perusahaan emiten dalam indeks
kompas 100 tahun 2008–2011.
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1 Analisis Regresi Berganda
Pada penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis regresi berganda untuk mengolah dan membahas data dalam
menguji hipotesis yang diajukan. Menurut Sugiyono (2012:277) analisis
regresi berganda adalah analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud
meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Sedangkan menurut
riduwan (2010:152) analisis regresi ganda adalah suatu alat peramalan
nilai pengaruh dua variabel independen (bebas) atau lebih terhadap
variabel dependen (terikat) untuk membuktikan ada atau tidaknya
hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel independen
(bebas) atau lebih dengan satu variabel dependen (terikat). Dalam hal ini
untuk variabel dependennya adalah return saham dan variabel
independennya adalah Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER). Untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan model
regresi berganda (multiple regression method), yang dirumuskan sebagai
berikut :
66
Keterangan :
Y = Return Saham
β0 = Konstanta
β1, β2 = Koefisien Regresi
X1 = Earning Per Share (EPS)
X2 = Price Earning Ratio (PER)
ε = Epsilon (faktor pengganggu)
3.6.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau
deskripsi data penelitian. Statistik deskriptif yang digunakan antara lain
minimum, maksimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Data variabel
penelitian meliputi variabel dependen yaitu return saham dan variabel
independen meliputi Earning Per Share (EPS) dan Price Earning Ratio
(PER).
3.6.3 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti
diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik
menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2011:160). Uji normalitas yang
67
Y = β0 + β1X1 + β2 X2 + ε
digunakan dalam penelitian ini adalah uji grafik dan uji Kolmogrof-
Smirnov (K-S).
68
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah
dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali,
2011:160). Selain itu dapat juga dengan melihat normal probability
plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan
melihat histogram dari residualnya. Menurut Ghozali (2011:163) dasar
pengambilan keputusannya adalah :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik Kolmogorof-Smirnov (K-S)
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-
hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa
sebaliknya. oleh sebab itu di samping uji grafik dianjurkan untuk
menggunakan uji statistik (Ghozali, 2011:163). Pada penelitian ini uji
statistik yang digunakan adalah Kolmogorof-Sminov (K-S). Uji
statistik Kolmogorof-Smirnov untuk menguji normalitas residual
dilakukan dengan cara menguji distribusi dari data residualnya, yaitu
dengan menganalisis nilai Kolmogorof-Smirnov dan signifikansinya.
Jika nilai Kolmogorof-Smirnov (K-S) signifikan atau nilai signifikansi
69
dari nilai Kolmogorof-Smirnov dibawah 0,05 (ά = 5%) berarti data
residual terdistribusi tidak normal (Imam Ghozali, 2011:32).
Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 : Data residual berdistribusi normal
HA : Data residual tidak berdistribusi normal
Jika nilai K-S signifikan atau signifikansi dari nilai K-S di bawah
0,05 (ά =5 %) maka H0 ditolak artinya data residual terdistribusi tidak
normal dan sebaliknya jika nilai K-S tidak signifikan atau nilai
signifikansi dari nilai K-S di atas 0,05 (ά = 5 %), maka H0 diterima
artinya data residual terdistribusi normal.
3.6.4 Uji Asumsi Klasik
Suatu model regresi menghasilkan estimator yang tidak bias, linier dan
terbaik (best linear unbiased estimator = BLUE) jika dipenuhi beberapa
asumsi yang disebut dengan asumsi klasik, sebagai berikut (Gujarati,
2003:929) :
1. Tidak terdapat multikolinearitas, yaitu tidak adanya hubungan linear
antar variabel independen.
2. Tidak terdapat heteroskedastisitas, yaitu residual memiliki varians
yang tidak konstan pada setiap variabel.
3. Tidak terjadi autokorelasi antar eror, yaitu residual suatu observasi
tidak saling berhubungan dengan residual obeservasi lainnya.
A. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
70
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (variabel
independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independen (Ghozali, 2011:105). Menurut Ghozali
(2011:105) Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas
didalam model regresi dilakukan dengan cara :
1) Menganalisis Matrik Korelasi Antar Variabel Independen.
Matrik korelasi antar variabel independen menunjukkan adanya
korelasi antar variabel independen, jika antar variabel independen ada
korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinieritas.
2) Menganalisis Nilai Tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF).
Nilai Tolerance dan Variance Inflasion Factor (VIF) menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel
independen lainnya.
Nilai VIF dihitung dengan rumus :
1
VIF =
Tolerance
Nilai Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi,
nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
VIF ≥ 10 sehingga jika nilai Tolerance ≥ 0,10 atau VIF ≤ 10 maka
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
B. Uji Autokorelasi
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data rutut
waktu (time series), sehingga menggunakan pengujian autokorelasi.
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
71
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali,
2011:110).
Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada
model regresi adalah dengan melakukan Uji Durbin Watson (Dw test).
Uji Durbin Watson (Dw test) hanya digunakan untuk autokorelasi
tingkat satu (first order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya
intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag di
antara variabel independen. Hipotesis yang akan diuji adalah (Ghozali,
2011:111) :
H0 : tidak ada autokorelasi ( r = 0 )
HA : ada autokorelasi ( r ≠ 0 )
Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Imam Ghozali,
2011,111) :
Tabel 3.3
Pengambilan Keputusan Autokorelasi
Hipotesis nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dL
Tidak ada autokorelasi positif No decision dL ≤ d ≤ dU
Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4 – dL < d < 4
Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4 – dU ≤ d ≤ 4 - dL
Tidak ada autokorelasi positif
dan negatif
Tidak ditolak dU < d < 4 – dU
C. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
72
ke pengamatan yang lain. Jika variance dan residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedasitisitas dan jika
berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskesdatisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011:139). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara :
1) Uji grafik
Uji grafik dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Adapun dasar analisis dengan melihat grafik plot adalah sebagai
berikut (Imam Ghozali, 2011:139) :
a) Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka menindikasikan telah terjadi
heterokedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas
dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas.
3.6.5 Pengujian Hipotesis
Menurut Uma Sekaran (2009:135) hipotesis bisa didefinisikan sebagai
hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua tau lebih variabel
yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Pada
penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi untuk mengevaluasi
hubungan antara suatu variabel dependen dengan beberapa variabel
independen. Menurut Gujarati (Imam Ghozali, 2011:95) analisis regresi
pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen
(terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (bebas), dengan
73
tujuan untuk mengestimasi dan memprediksi rata-rata populasi atau nilai
rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang
diketahui.
Tabachnick (Ghozali, 2011:95) menyatakan bahwa hasil dari analisis
regresi berupa koefisien untuk masing-masing variabel independen yang
diperoleh dengan memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu
persamaan. Koefisien regresi dihitung dengan tujuan meminimumkan
penyimpangan antara nilai aktual dan nilai estimasi variabel dependen
berdasarkan data yang ada.
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, hal tersebut dapat diukur
dengan nilai koefisien determinasi, statistik F dan nilai statistik t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam
daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2011:97).
1) Analisis Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2011:97). Koefisien determinasi (R2) adalah
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi dari variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil menunjukkan kemampuan
variabel-variabel independen (EPS, (PER) dalam menjelaskan variabel
dependen (return saham) amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu
menunjukkan variabel-variabel independen (EPS, (PER) memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel
dependen (return saham).
2) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
74
Uji statistik F (F-test) atau uji simultan digunakan untuk
mengetahui apakah variabel–variabel independen yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap variabel dependen. Penerapan F-test ini didasarkan pada
hipotesis nol (H0) yang hendak diuji dan hipotesis alternatifnya (HA)
(Ghozali, 2011:98).
H0 yang akan diuji menyatakan semua parameter dalam model
sama dengan nol, atau :
H0 : b1 = b2 = ……. = bk = 0
Artinya semua variabel independen secara simultan bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
HA menyatakan semua parameter dalam model secara simultan
tidak sama dengan nol, atau :
HA : b1 ≠ b2 ≠……. ≠ bk ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F, uji ini dilakukan
dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel. Kriteria pengambilan
keputusan sebagai berikut :
Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel atau signifikansi Fhitung
lebih kecil dari alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat
disimpulkan bahwa variabel independen dalam model secara bersama-
sama mempengaruhi variabel dependen. Demikian pula sebaliknya
apabila Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Artinya bahwa variabel independen dalam model secara bersama-sama
tidak mempengaruhi variabel dependen.
3) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t / t-test)
Uji t-test atau disebut uji parsial digunakan untuk mengetahui
75
pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel
dependen. Uji t-test ini menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Penerapan Uji t-test ini didasarkan pada hipotesis
nol (H0) yang akan diuji dan hipotesis alternatifnya (HA) (Ghozali,
2011:98-99).
H0 yang akan diuji menyatakan suatu parameter (bi) dalam model
sama dengan nol, atau :
H0 : bi = 0
Artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen.
HA menyatakan parameter suatu variabel dalam model tidak sama
dengan nol, atau :
HA : b1 ≠ 0
Artinya suatu variabel independen tersebut merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui apakah suatu variabel independen secara parsial
berpengaruh atau tidak digunakan uji t (T-test), dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut :
Jika thitung lebih besar dari ttabel atau signifikansi thitung lebih kecil dari
alpha 5% maka H0 ditolak dan Ha diterima. Dapat disimpulkan bahwa
variabel independen dalam model secara parsial mempengaruhi
variabel dependen. Demikian pula sebaliknya apabila thitung lebih kecil
dari ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa secara parsial
variabel Independen dalam model tidak mempengaruhi variabel
dependen.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Aziz Abdullah. (2009). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan
Pertumbuhan Penjualan Terhadap Perubahan Harga Saham Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ). UNES : Semarang
Ang, Robert. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Media
Staff Indonesia.
Anoraga, Pandji & Piji Pakarti. (2001). Pengantar Pasar Modal. PT Rineka
Cipta. Jakarta.
Aprilia, Rissa .(2010). Dampak Earning Per Share (EPS) dan Price Earning
Ratio (PER) Terhadap Harga Saham PT. Medco Energi Corporation
tbk.
Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendi. M. (2001). Pasar Modal Di
Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Salemba
Empat, Jakarta.
Dwipratama, Gede Priana. (2009). Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR dan ROA
Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and
Beverage yang Terdaftar di BEI)
Estuari, Artik. (2010). Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio
(DER), Return On Investment (ROI), Earning Per Share (EPS) dan
Dividend Payout Ratio (DPR) Terhadap Return Saham Perusahaan di
Bursa Efek Indonesia.
77
Fahmi, Irham & Hadi, Yovi Lavianti. (2009). Teori Portofolio dan Analisis
Investasi : Teori dan Soal Jawab. Bandung : Alfabeta
Fakhruddin, Hendy M. (2008). Istilah Pasar Modal A-Z, Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Garrison. (1998). Akuntansi Manjemen Jilid Satu. Texas.
Gede Priana Dwipratomo. (2009). Pengaruh PBV, DER, EPS, DPR dan ROA
terhadap Harga Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan Food and
Beverage yang Terdaftar di BEJ).
Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan
Program SPSS. Semarang : BP Universitas Diponegoro
Hadianto, Bram. (2008). Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Price
Earning Ratio (PER) terhadap Harga Saham Sektor Perdagangan Besar
dan Ritel pada Periode 2000-2005 di Bursa Efek Indonesia.
Handoko, Wahyu. (2008). Pengaruh Economic Value Added, ROE, ROA dan
EPS Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Kategori LQ45
Pada Bursa Efek Jakarta.
Harianto, Farid & Sudomo, Siswan. (2001). Perangkat dan Teknik Analisis
Investasi di Pasar Modal Indonesia. Jakarta : PT Bursa Efek Jakarta.
Hartono, Jogiyanto. (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi edisi
kelima. BPFE, Yogyakarta.
Kasmir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.
78
Khodijah, Siti. (2010). Analisis Kinerja keuangan perusahaan Terhadap
Returm Saham Di Bursa Efek Indonesia (Studi pada Perusahaan yang
Masuk Kategori Indeks LQ 45 do Bursa Efek Idonesia).
Maditinos, Dimitrios I. (2009). Performance Measures to Explain Stock
Market Returns in the Athens Stock Exchange (ASE)
Mamduh M. Hanafi & Abdul Halim. (2003). Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP AMP YPKN.
Mohammad Nasir. (2003). Metode Penelitian, Jakarta, Ghalia Indonesia.
Mohammad Nazir. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan. (2004). Penyajian Laporan
Keuangan.
Riduwan. (2010). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Cetakan ke-7. Bandung:
Alfabeta.
Rusdin. (2008). Pasar Modal: Teori, Masalah, dan Kebijakan dalam Praktik.
Bandung: Alfabeta
Sasongko, Noer & Wulandari, Nila. (2006). Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio
Profitabilitas Terhadap Harga Saham.
Sekaran, Uma (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Jakarta : Salemba
Empat.
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.
Suruji, A. (2008). Tumbuh 30%...?. [Online]. http://indeks-
kompas100.blogspot.com/2008/01/tumbuh-30.html [7 Juli 2012]
79
Susilowati, Yeye & Turyanto, Tri. (2011). Perusahaan Profitability and
Solvability Ratio Reaction Signal Toward Stock Return.
Tandelilin, Eduardus. (2010). Portofolio dan Investasi. Kanisius. Edisi
Pertama. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Warsidi & Pramuka, Bambang Agus. (2000). Evaluasi Kegunaan Rasio
Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Di Masa Yang Akan
Datang. Jurnal Akuntansi, Manajemen dan Ekonomi. Vol.2, No.1.
Wardani, Angrawit K. (2010). Analisis Pengaruh EPS, PER, ROE, FL, DER,
CR, ROA Pada Harga Saham dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Perusahaan LQ45 Yang Terdaftar di BEI Periode 2005 -2009
80