bab i-iii revisi final edit

48
REFERAT Kegagalan Untuk Bertumbuh (Failure to Thrive) Oleh: Dwi Permana Putra S.Ked I 1011131066 Pembimbing: dr. Sumardi Fransiskus.S, M. Biomed, Sp.A KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK 1

Upload: dwi-permana-putra

Post on 25-Sep-2015

243 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Failure to thrive

TRANSCRIPT

REFERATKegagalan Untuk Bertumbuh(Failure to Thrive)

Oleh:

Dwi Permana Putra S.KedI 1011131066

Pembimbing:dr. Sumardi Fransiskus.S, M. Biomed, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURARSUD ABDUL AZIZ SINGKAWANG 2015

LEMBAR PERSETUJUAN

Telah disetujui tugas referat dengan judul :

Kegagalan untuk Bertumbuh(Failure to Thrive)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Mayor Ilmu Kesehatan Anak

Singkawang, 21 April 2015Pembimbing,

dr. Sumardi Fransiskus.S, M. Biomed, Sp.A

DAFTAR ISI

COVER1LEMBAR PERSETUJUAN2DAFTAR ISI3DAFTAR TABEL4DAFTAR GAMBAR5BAB I PENDAHULUAN6BAB II TINJAUAN PUSTAKA72.1 Definisi72.2 Pertumbuhan Normal72.3 Epidemiologi82.4 Klasifikasi dan Etiologi92.5 Kriteria112.6 Evaluasi Diagnosis142.7 Evaluasi Laboratorium212.8 Evaluasi Tahap Lanjutan212.9 Tatalaksana222.10 Pencegahan292.11 Komplikasi302.12 Prognosis31BAB III PENUTUP32DAFTAR PUSTAKA33

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Klasifikasi Penyebab KUB Organik10Tabel 2. Kriteria Antropometrik Gagal Tumbuh13Tabel 3. Kesimpulan dari riwayat pada bayi dan anak-anak dengan KUB16Tabel 4. Pemeriksaan Fisik pada Bayi dan Anak-anak dengan KUB18Tabel 5. Tanda dan Gejala Darurat pada KUB19Tabel 6 Penilaian Derajat Kegagalan untuk Bertumbuh19Tabel 7. Jumlah kebutuhan karbohidrat dan protein untuk catch-up growth25Tabel .8 Peningkatan BB/ hari menurut umur26

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Boy and Girl charts L/A dan W/A birth to 36 months 11Gambar 2. Boy and girl S/A and W/A charts for 2-20 years12Gambar 3. Boy and girl HC and W/L percentiles birth to 36 months12Gambar 4. Boy and girl BMI/A for 2-20 years13Gambar 5. Contoh Kasus KUB14Gambar 6 Algoritma untuk Evaluasi KUB22Gambar 7. Grafik pasien dengan KUB dan Catch-up growth24Gambar 8. Skema Pendekatan Klinis di RS29

BAB IPENDAHULUAN

Kegagalan untuk bertumbuh (KUB) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kenaikan berat badan (BB) yang tidak sesuai dengan seharusnya, tidak naik (flat growth) atau bahkan turun dibandingkan pengukuran sebelumnya (diketahui dari grafik pertumbuhan). Penyebab gagal tumbuh dibagi atas organik dan non-organik. Gagal tumbuh non-organik didefinisikan sebagai gagal tumbuh bukan akibat yang disebabkan oleh masalah medis, sedangkan gagal tumbuh organik didefinisikan sebagai gagalnya pertumbuhan akibat suatu penyakit spesifik (Sastroasmoro S, 2007).Prevalensi gagal tumbuh berkisar antara 1,3 20,9% tergantung definisi dan kondisi demografis populasi sampel. Delapan puluh persen anak dengan gagal tumbuh berusia kurang dari 18 bulan. Prevalensi anak gagal tumbuh yang harus dirawat di rumah sakit mencapai 1-5% kasus. Untuk mendiagnosis KUB Salah satu hal yang terpenting adalah menentukan secara akurat dengan cara memplot berat, tinggi dan lingkar kepala anak dengan pemeriksaan antropometri (Batubara R, 2010).Pemeriksaan antropometri (minimal dilakukan di dua periode terutama dalam 3 tahun pertama kehidupan) didapatkan penurunan persentil berat badan terhadap umur yang melewati lebih dari 2 persentil mayor (3rd , 5th , 10th , 25th , 50th , 75th , 90th, 95th, 97th) Mencari penyakit yang mungkin mendasari, misalnya penyakit jantung, paru, endokrin, neurologis, dan lain-lain. Dua prinsip tata laksana pada semua anak KUB adalah diet tinggi kalori untuk catch-up growth, dan pemantauan jangka panjang untuk melihat adanya gejala sisa. Untuk mengejar pertumbuhan seorang anak dibutuhkan 20-30% kalori lebih banyak. Peningkatan kalori harus dilakukan secara perlahan untuk anak gizi buruk untuk mencegah sindrom re-feeding (Sastroasmoro S, 2007). Malnutrisi yang berkepanjangan yang sangat umum terjadi di negara berkembang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan berkembangan kognitif anak. Konseling gizi yang tepat dan bimbingan pada setiap kunjungan dapat membantu mencegah terjadinya kasus KUB. Seorang ahli gizi atau dokter dapat memberikan dukungan psikososial dan pendidikan bagi keluarga anak-anak tersebut dan juga dapat mengurangi kemungkinan bahwa anak akan mengalami KUB (Cole SZ, 2011).BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiKegagalan untuk bertumbuh (KUB) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan kenaikan berat badan (BB) yang tidak sesuai dengan seharusnya, tidak naik (flat growth) atau bahkan turun dibandingkan pengukuran sebelumnya (diketahui dari grafik pertumbuhan). Istilah yang lebih tepat adalah fail to gain weight, tidak tepat jika diterjemahkan sebagai gagal tumbuh, karena dalam hal ini yang dinilai hanyalah berat badan terhadap umur pada minimal 2 periode pengukuran, sedangkan tinggi badan dan lingkar kepala yang juga merupakan parameter pertumbuhan mungkin masih normal (Sastroasmoro, S. 2007)Oleh sebab itu definisi yang tepat adalah perpindahan posisi berat badan terhadap umur yang melewati lebih dari 2 persentil utama atau 2 standar deviasi ke bawah jika diplot pada grafik BB menurut umur. KUB juga belum tentu gizi kurang atau gizi buruk. (Sastroasmoro S, 2007). Jadi gagal tumbuh lebih merupakan tanda atau gejala dari suatu masalah pada pasien dan bukan merupakan suatu diagnosis pasti atau derajat suatu penyakit. (Nelson, WE, dkk, 2012).

2.2 Pertumbuhan normalFase pertumbuhan tercepat terjadi pada masa intrauterine. Berat badan lahir bayi cukup bulan rata-rata 3,3 kg, sedangkan panjang lahir rata-rata 50 cm. Pada beberapa hari pertama, berat badan lahir akan turun 10%, yang disebabkan karena kehilangan cairan, namun kembali meningkat dalam dua minggu setelah lahir (Pudjiadi, H. 2009)Pertumbuhan linear anak pascanatal dibagi menjadi 3 fase, yaitu: (Pudjiadi, H. 2009) BayiPada fase ini terjadi pertumbuhan linear yang cepat pada panjang badan, berat badan, dan lingkar kepala. Pada fase ini terjadi deselerasi pertumbuhan. Rerata pertambahan panjang badan adalah 25cm pada tahun pertama, 12 cm pada tahun kedua, dan 8 cm selama tahun ketiga. Antara tahun kedua dan ketiga panjang badan anak telah mencapai 50% tinggi badan akhir. Berat badan pada 3 bulan pertama bertambah sebesar 1 kg/bulan, pada usia 3-6 bulan sebesar 0,5 kg/bulan, pada usia 6-9 bulan sebesar 0,33 kg/bulan dan pada usia 9-12 bulan sebesar 0,25 kg/bulan. Saat usia 5 bulan, berat badan bayi lahir bertambah dua kali lipat dari berat lahir, menjadi tiga kali lipat pada usia 1 tahun, dan empat kali lipat pada usia 2 tahun. Pada fase ini, lingkar kepala mengalami pertambahan yang paling cepat yaitu bertambah rerata 12 cm selama tahun pertama kehidupan dan 5 cm selama tahun kedua kehidupan sehingga pada akhir tahun kedua ukuran lingkar kepala anak telah mencapai 80% ukuran lingkar kepala orang dewasa (Pudjiadi, H. 2009). AnakPada fase ini, pertumbuhan linear relatif konstan sebesar 5-7 cm per tahun sampai menjelang usia pubertas. Pada akhir fase ini, tinggi badan anak telah mencapai 85% tinggi akhir. Berat badan pada fase ini bertambah 2,3 sampai 2,5 kg per tahun (Pudjiadi, H. 2009). PubertasPada fase ini terjadi growth spurt yang ditandai dengan adanya akselerasi dan deselarasi pertumbuhan. Setelah puncak percepatan tumbuh maka akan terjadi perlambatan dan akhirnya terjadi henti tumbuh. Kecepatan tumbuh pada anak perempuan dapat mencapai 8,5 cm/tahun sedangkan pada anak lelaki 9,5 cm/tahun. Selama fase pubertas, tinggi badan anak perempuan dapat bertambah sebanyak 22 cm, sedangkan anak lelaki sebanyak 25 cm (Pudjiadi, H. 2009).Pemantauan pertumbuhan bayi premature harus menggunakan usia koreksi. Catch up lingkar kepala tercapai pada usia 18 bulan, berat badan pada usia 24 bulan, dan tinggi badan pada usia 40 bulan. Setelah batas waktu ini maka tidak perlu diperhitungkan usia koreksi dan pertumbuhan bayi dipantau dengan menggunakan kurva pertumbuhan anak normal. Pada beberapa bayi dengan berat badan lahir sangat rendah catch up tidak terjadi sampai awal usia sekolah (Pudjiadi, H. 2009).

2.3 EpidemiologiPenyebab mendasar dari KUB adalah kekurangan gizi. Kemiskinan adalah faktor risiko terbesar untuk terjadinya KUB di seluruh dunia dan di Amerika Serikat (Robert WB, dkk, 2005). Prevalensi ini lebih tinggi di negara-negara berkembang dengan kemiskinan tersebar luas dan tingginya tingkat malnutrisi dan / atau infeksi HIV (Onyiriuka AN, 2011). Prevalensi gagal tumbuh berkisar antara 1,3 20,9% tergantung definisi dan kondisi demografis populasi sampel. Delapan puluh persen anak dengan gagal tumbuh berusia kurang dari 18 bulan. Prevalensi anak gagal tumbuh yang harus dirawat di rumah sakit mencapai 1-5% kasus. Untuk mendiagnosis KUB Salah satu hal yang terpenting adalah menentukan secara akurat dengan cara memplot berat, tinggi dan lingkar kepala anak dengan pemeriksaan antropometri (Batubara JR, 2010).

2.4 Klasifikasi dan EtiologiPada umumnya, penyebab KUB telah diklasifikasikan sebagai non organik dan organik. Berdasarkan patofisiologinya, KUB dapat diklasifikasikan menjadi: (a). asupan kalori yang tidak memadai, (b). penyerapan yang tidak memadai, (c) peningkatan kebutuhan kalori dan (d). pemanfaatan kalori yang tidak sempurna (Onyiriuka AN, 2011).2.4.1 Kegagalan Untuk Bertumbuh Non-organik (Psikososial)Pada KUB non-organik, tidak ada kondisi medis yang dapat menyebabkan pertumbuhan yang buruk. Hal ini dikarenakan kemiskinan, masalah psikososial dalam keluarga, kekurangan kasih sayang ibu, kurangnya pengetahuan dan keterampilan dari pengasuh dalam penanganan gizi bayi. Faktor risiko lain termasuk kekerasan terhadap anak, orang tua tunggal, ketidakmampuan atau ketidakmatangan satu atau kedua orang tua dalam mendidik anaknya, tekanan ekonomi, ketegangan serta tekanan sementara seperti tragedi didalam keluarga (kecelakaan, penyakit, kematian) dan ketidakharmonisan perkawinan. Weston et al melaporkan, 66% dari ibu yang bayinya gagal untuk bertumbuh memiliki riwayat mendapatkan kekerasan dari orang tuanya pada saat masih kanak-kanak, dibandingkan dengan 26% dari latar belakang sosial ekonomi yang sama. Lebih dari 70% kasus KUB adalah disebabkan oleh KUB Non-organik (Onyiriuka AN, 2011).Dari jumlah ini, sekitar sepertiganya adalah karena ketidaktahuan pengasuh, seperti menggunakan teknik pemberian makan yang salah, persiapan yang tidak tepat atau kesalahpahaman atas kebutuhan gizi bayi. Faktor-faktor risiko pada KUB menunjukkan bahwa bayi dengan gagal tumbuh sangat berkaitan dengan masalah sosial dan psikologis yang serius dalam keluarga. Sebagai contoh, seorang ibu yang depresi mungkin tidak memberikan makan keapada bayinya secara memadai. Bayi mungkin, pada gilirannya bayi akan menolak untuk diberi makan yang dikarenakan depresi ibu itu sendiri dan pada akhirnya asupan makananya jadi berkurang. Orang tua yang mengabaikan atau sangat protektif terhadap anaknya juga menjadi faktor resiko terjadinya KUB (Onyiriuka AN, 2011).Ketika KUB yang disebabkan oleh kelalaian terhadap anak, faktor-faktor risiko tertentu yang sering muncul adalah dokter anak harus menilai setiap faktor risiko dalam konteks situasi di dalam keluarga. Orang tua dari bayi dengan KUB mungkin menunjukkan perilaku interaksional sosial dan perilaku afektif yang negative (Robert, WB, dkk, 2005).2.4.2 Kegagalan untuk Bertumbuh OrganikKondisi ini paling umum terjadi yang dikarenakan penyakit yang menyertai:Tabel 1. Klasifikasi Penyebab dari KUB organikSistemPenyebab

GastrointestinalRefluks gastroesofagus, stenosis filorus, celah palatum bibir, penyakit seliak, intoleransi laktosa, penyakit hati kronis, intoleransi laktosa, intoleransi protein susu, alergi makanan, malabsorpsi

PulmonalKistik fibrosis, Bronchopulmonary dysplasia, Hipoksia kronis

EndokrinHipertiroidisme, insufisiensi adrenal, diabetes mellitus, gangguan pituitaria, gangguan paratiroid

NeurologisGangguan degeneratif, cerebral palsy, kelainan mitokondria, retardasi mental, perdarahan serebral

InfeksiInfeksi parasit, tuberculosis, imunodefisiensi, kongenital imunodefisiensi

Ginjal Gagal ginjal kronik, asidosis tubulus ginjal, ISK berulang

HematologiAnemia Fanconi

Lain-lainKeracunan timah hitam, keganasan, penyakit kolagen vascular, infeksi berulang pada adenosid dan tonsil

(Sumber: Cemeroglu AP, 2011)

2.4.3 Kegagalan untuk Bertumbuh Tipe CampuranDalam KUB tipe campuran, penyebab organik dan non organic akan muncul bersamaan. Mereka yang memiliki gangguan organik juga dapat merasa terasing dari lingkungannya. Demikian juga, mereka yang menderita gizi buruk dari KUB non-organik dapat menyebabkan masalah medis organic (Onyiriuka AN, 2011).2.4.4 Kegagalan untuk Bertumbuh dengan Etiologi Non-SpesifikSuatu literature mengulas bahwa KUB dengan etiologi non-spesifik didapatkan sebanyak 12-32% kasus dari anak-anak yang menderita KUB (Onyiriuka AN, 2011).

2.5 KriteriaPengukuran berat badan biasanya sedikit bias maka pengukuran tinggi atau panjang pada bayi dan balita harus ditimbang dalam keadaan telanjang untuk akurasi dan kontinuitas. Jika balita atau anak tidak kooperatif dengan pengukuran berat badan, orang tua atau pengasuh dapat membantu untuk menimbang bersama anaknya sendiri dan hasilnya akan dikurangi dan dihitung dengan berat badan anak. Grafik pertumbuhan CDC yang diterbitkan pada tahun 2000, digunakan untuk memantau pertumbuhan bayi dan anak-anak (Gambar 1-4) (Olsen EM, 2007)

Gambar 1. Boy and girl length-for-age and weight-for-age charts for birth to 36 months (CDC, 2012)

Gambar 2. Boy and girl stature-for-age and weight-for-age charts for 2-20 years (CDC, 2012)

Gambar 3. Boy and girl head circumference/weight-for-length percentiles birth to 36 months (CDC,2012)

Gambar 4. Boy and girl body mass index-for-age (BMI) charts for 2-20 years (CDC, 2012)

Criteria antropometrik yang diperoleh dari tulisan di jurnal-jurnal ilmiah bervariasi. Criteria gagal tumbuh berdasarkan antropometrik yang dilaporkan di jurnal-jurnal ilmiah sebelum tahun 2007 meliputi tujuh criteria (tabel 1) (Olsen EM, 2007)Tabel 2. Kriteria antropometrik gagal tumbuhCriteria antropometrik gagal tumbuh

Berat badan < 75 % median BB/U (criteria Gomez)Berat badan < 80 % median BB/TB (criteria Waterlow)Body mass index (BMI) menurut umur (BMI/U) < presentil ke 5BB/U < presentil ke 5TB/U < presentil ke 5Kurva BB turun memotong > 2 presentil major (presentil yang digunakan ialah presentil ke 5, 10, 25, 50, 75, 90, dan 95) mulai dari lahir sampai dengan berat badan saat sekarangKenaikan berat badan < 5% disesuaikan dengan regresi terhadap nilai mean sejak lahir sampai dengan berat badan sekarang

(Sumber: Olsen EM, 2007)Menurut Standar Pertumbuhan WHO 2007, seorang anak diklasifikasikan sebagai gagal tumbuh bila weight increment ialah perubahan berat badan (g) dalam periode waktu tertentu, sedangkan weight velocity ialah perubahan BB (g) per unit waktu (bulan) atau g/bulan dibandingkan dengan populasi sesuai dengan umurnya. (WHO child growth standards, 2015)Tabel untuk mengklasifikasikan gagal tumbuh pada Standar Pertumbuhan WHO 2007 tersedia untuk periode lahir sampai dengan umur 2 bulan dan periode lahir sampai dengan umur 24 bulan. Sedangkan, dalam periode 2 bulan pertama penting untuk mengevaluasi keberhasilan menyusui. Bila ada anak berusia di bawah 2 bulan mengalami gagal tumbuh, maka penyebab utamanya adalah kurangnya asupan ASI akibat proses laktasi yang tidak baik. (WHO child growth standards, 2015)

2.6 Evaluasi DiagnosisSeorang anak dengan KUB sudah dapat dikonsultasikan ke dokter bila ditemukan grafik seperti dibawah ini yang telah menyimpang dari persentil yang seharusnya atas pengukuran BB/TB. (Gambar 5)

Gambar 5. Contoh Kasus KUB (Sumber: Cemeroglu AP, 2011)Contoh grafik pertumbuhan diatas, merupakan anak dengan KUB organic yang bisa disebabkan oleh penyakit celiac, KUB nonorganik (dwarfisme psikososial) atau varian normal dari keterlambatan konstitusional (persimpangan persentil dan kemudian mengikuti grafik tersebut sampai anak tersebut memasuki pubertas). Sebuah grafik pertumbuhan saja tidak dapat selalu memberikan data yang cukup untuk menentukan apakah pola pertumbuhan normal atau abnormal. Evaluasi lebih lanjut sangat dianjurkan untuk menghindari uji yang tidak perlu dan meningkatkan kecemasan orangtua untuk anak dengan varian pertumbuhan normal (Cemeroglu AP, 2011).a. AnamnesisSetelah ditegakkan diagnosis KUB pada seorang anak, langkah selanjutnya adalah mengevaluasi lebih lanjut yang difokuskan pada anamnesis yang cermat, termasuk penilaian diet atau makan, kebiasaan makan dan riwayat medis, social dan keluarga. Mengamati perilaku makan balita akan sangat membantu dalam mengevaluasi kebiasaan makan yang pilih-pilih atau penolakan untuk makan. Diskusikan kepada anak yang lebih tua, bersama dengan kedua orang tua untuk mengatur jadwal konsumsi kalori selama tiga hari yang sudah diperhitungkan oleh dokter. Menanyakan riwayat psikososial juga sangat penting untuk mendeteksi adanya depresi terhadap orang tua ataupun anaknya sendiri serta mengidentifikasi tentang kemampuan intelektual dari pengasuh atau keadaan sosialnya (Cole SZ, 2011).

Tabel 3. Kesimpulan dari riwayat pada bayi dan anak-anak dengan KUBPrenatal Riwayat kehamilan Riwayat aborsi berulang Apakah kehamilan di inginkan? Penggunaan obat-obatan atau merokok

Persalinan, kelahiran dan masalah neonatal Asfiksia neonatorum Prematuritas Kecil Masa Kehamilan Berat dan Panjang Lahir Hubungan antara orang tua Lama perawatan di Rumah Sakit Dukungan Menyusui Kesulitan Menyusui selama periode neonatus

Rekam Medis Riwayat konsultasi ke dokter Imunisasi Perkembangan Pembedahan Infeksi Berulang

Riwayat Pertumbuhan Pengukuran pertumbuhan sebelumnya

Riwayat Nutrisi Kebiasaan makan dan lingkungan Alergi makanan Penilaian Asupan secara quantitative ( 3 hari dan 24 jam laporan diet)

Riwayat Social Umur dan pekerjaan orang tua Siapa yang memberikan makan anak? Stresor (kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian keluarga) Dukungan social dan ekonomi Persepsi dari tumbuh kembang anak Riwayat kekerasan dan penelantaran terhadap pengasuh

Pemeriksaan Terhadap Penyakit Organik Anoreksia Gangguan mental Disfagia Pola dan Konsistensi BAB Muntah atau GERD Demam berulang Disuria, frekuensi berkemih Aktivitas dan kemampuan untuk berkumpul dengan teman-teman

(Sumber : Onyiriuka AN, 2011)b. Pemeriksaan FisikEmpat tujuan utama pemeriksaan fisik meliputi : (Onyiriuka AN, 2011)(i) Identifikasi fitur sugestif dismorfik dari kelainan genetik yang mempengaruhi pertumbuhan(ii) Deteksi penyakit yang mendasari yang dapat mengganggu pertumbuhan(iii) Penilaian untuk tanda-tanda kemungkinan pelecehan anak(iv) Penilaian keparahan dan kemungkinan efek malnutrisiDeteksi adanya organomegaly (hepatomegali dan / atau splenomegali) akan mengubah kecurigaan gangguan metabolisme seperti gangguan penyimpanan lisosomal, galaktosemia, gangguan penyimpanan glikogen. Disfungsi neurologis mungkin menunjukkan mitokondria, penyimpanan, asam amino atau gangguan asam organik, atau kelainan siklus urea. Fitur dismorfik tertentu akan mengarah ke gangguan peroxisomal, mucopolysaccharidosis, glutarat aciduria tipe II. Rambut dan kulit yaitu kelainan seperti rambut keriting, alopecia, atau seborrheic dermatitis. Secara umum, deteksi keterlibatan beberapa sistem organ pada anak dengan KUB harus meningkatkan kecurigaan dari beberapa kesalahan bawaan yang mendasari metabolisme (Onyiriuka AN, 2011).Pemeriksaan antropometri (minimal dilakukan di dua periode terutama dalam 3 tahun pertama kehidupan) didapatkan penurunan persentil berat badan terhadap umur yang melewati lebih dari 2 persentil mayor (3rd , 5th , 10th , 25th , 50th , 75th , 90th, 95th, 97th) Mencari penyakit yang mungkin mendasari, misalnya penyakit jantung, paru, endokrin, neurologis, dan lain-lain. Bila ditemukan masalah pertambahan tinggi badan yang dominan, pikirkan kelainan tulang dan endokrin seperti hiperplasia adrenal kongenital, hipotiroid. Pada keadaan ini perlu dilakukan pengukuran arm span, lower segment (LS), upper segment (US), rasio US/LS Bila ditemukan masalah pertambahan lingkar kepala, pikirkan kelainan neurologis (Sastroasmoro S, 2007).

Tabel. 4 Pemeriksaan Fisik pada Bayi dan Anak-anak dengan KUBOrgan/fungsiAbnormalitasPertimbangan Diagnosis

Tanda VitalHipotensiHipertensiTakipnea/takikardiInsufisiensi Adrenal atau Penyakit tiroidPenyakit GinjalPeningkatan Kebutuhan Metabolik

KulitPalorHigienitas yang burukEkimosisKandidiasisEksemaEritema NodosumAnemiaKetelantaranKekerasanImunodefisiensi, Infeksi HIVAlergiUlkus Kolitis, Vaskulitis

THT-KepalaKerontokan RambutOtitis Media KronisKatarakStomatitis ApthosaPembesaran TiroidStressImmunodefisiensi, kelainan struktur oro-fasialPenyakit CrohnsHipotiroidisme

DadaWheezingFibrosis Sistik, asma

KardiovaskulerMurmurPenyakit Jantung Kongenital

AbdomenDistensi, Peningkatan bising usus, HepatosplenomegaliMalabsorpsi, penyakit hati, penyakit cadangan glikogen

GenitalRuam popokDiare, penelantaran

RectumPengosongan ampulaPenyakit Hirschprung

EkstremitasEdemaKehilangan massa ototClubbingHipoalbuminemiaMalnutrisi KronisPenyakit Paru Kronis, Sianotik CHD

Sistem SarafAbnormal deep rendon reflexesPerlambatan perkembanganDisfagiaCerebral PalsyPerubahan asupan kaloriCranial nerve palsy

Tingkah Laku & WatakTidak koperatifKesulitan makan

(Sumber: Onyiriuka AN, 2011).

Tabel 5. Tanda dan Gejala Darurat pada KUBTanda dan Gejala KegawatdaruratanYang Berhubungan dengan Penyebab KUB

Pemeriksaan pada jantung di indikasikan oleh Penyakit Jantung Bawaan atau Gagal Jantung (contohnya, murmur, edema, distensi pada vena jugularis

Perlambatan Perkembangan

Fitur Dismorfik

Kegagalan untuk meningkatkan berat badan dikarenakan ketidakcukupan asupan kalori

Organomegali atau limfadenopati

Penyakit Paru Berulang atau Infeksi Saluran Kemih

Muntah berulang, diare atau dehidrasi

(Sumber: Cole SZ, 2011)1. Penilaian Derajat KUBDerajat KUB biasanya diukur dengan menghitung setiap parameter pertumbuhan (BB, TB dan rasio BB/TB) sebagai persentase dari nilai rata-rata untuk usia berdasarkan grafik pertumbuhan (tabel 6). Derajat Kegagalan untuk Bertumbuh

Parameter PertumbuhanRinganSedangBerat

BB75-90%60-74%