bab ii(1).docx

62
Bab II Tinjauan Kebijakan Dalam Bab ini terdapat Tinjauan kebijakan yang akan membahas tentang kedudukan RDTRK pada Kecamatan Marga dan pengaruhnya terhadap peraturan daerah yang sudah ada di Kecamatan Marga. Analisis ini dilakukan dengan melihat 3 rencana kebijakan yaitu kebijakan tata runag, kebijakan pembangunan dan juga kebijakan sektoral. Dan kebijakan eksternal yang mempengaruhi rencana tersebut adalah RTRW, RPJP dan RPJM Kabupaten Tabanan. Analisis ini merupakan kerangka pikir untuk melihat arahan Struktur Pola Ruang yang terdapat dalam RTRW Kabupaten Tabanan. Untuk melihat kebijakan pembangunan maka harus membandingkan dengan data sekunder dan juga data primer yang telah di survey secara langsung, maka dapat dilihat arahan pembangunan yang sudah ada dan apa pengaruhnya terhadap masyarakat di lokasi. Dan dengan membandingkan arahan pengembangan tersebut juga harus melihat potensi dan masalah yang ada di wilayah tersebut sehingga pemerintah dapat mengarahkan masyarakatnya. 2.1 Kebijakan Regional Kebijakan regional yang di maksud disini adalah kebijakan Nasional, Kebijakan Provinsi dan kebijakan Kabupaten. 2.1.1 Kebijakan Nasional Kebijakan nasional adalah kebijakan yang mengatur tentang segala sesuatu yang ada di Indonesia. Di dalam Kebijakan Nasional terdapat struktur ruang dan pola ruang. Agar lebih jelasnya bisa dilihat pada uraian dibawah ini : A. Struktur Ruang Nasional Terhadapa Kecamatan Sistem Pemusatan Merencanaan pembangunan di suatu daerah merupakan suatu sistem kesatuan dari

Upload: candi-sari

Post on 16-Feb-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II(1).docx

Bab II

Tinjauan Kebijakan

Dalam Bab ini terdapat Tinjauan kebijakan yang akan membahas tentang kedudukan RDTRK pada Kecamatan Marga dan pengaruhnya terhadap peraturan daerah yang sudah ada di Kecamatan Marga. Analisis ini dilakukan dengan melihat 3 rencana kebijakan yaitu kebijakan tata runag, kebijakan pembangunan dan juga kebijakan sektoral. Dan kebijakan eksternal yang mempengaruhi rencana tersebut adalah RTRW, RPJP dan RPJM Kabupaten Tabanan.

Analisis ini merupakan kerangka pikir untuk melihat arahan Struktur Pola Ruang yang terdapat dalam RTRW Kabupaten Tabanan. Untuk melihat kebijakan pembangunan maka harus membandingkan dengan data sekunder dan juga data primer yang telah di survey secara langsung, maka dapat dilihat arahan pembangunan yang sudah ada dan apa pengaruhnya terhadap masyarakat di lokasi. Dan dengan membandingkan arahan pengembangan tersebut juga harus melihat potensi dan masalah yang ada di wilayah tersebut sehingga pemerintah dapat mengarahkan masyarakatnya.

2.1 Kebijakan Regional Kebijakan regional yang di maksud disini adalah kebijakan Nasional, Kebijakan Provinsi dan kebijakan Kabupaten.2.1.1 Kebijakan Nasional

Kebijakan nasional adalah kebijakan yang mengatur tentang segala sesuatu yang ada di Indonesia. Di dalam Kebijakan Nasional terdapat struktur ruang dan pola ruang. Agar lebih jelasnya bisa dilihat pada uraian dibawah ini :

A. Struktur Ruang Nasional Terhadapa Kecamatan Sistem Pemusatan

Merencanaan pembangunan di suatu daerah merupakan suatu sistem kesatuan dari pembangunan nasional. Perencanaan pembangunan daerah mengintegrasikan rencana tata ruang dan rencana pembangunan daerah. Jika ingin melakukan pembangunan di suatu daerah maka harus dilihat terlebih dahulu potensi apa yang ada dan bagaimana kondisi eksisting yang ada saat itu serta harus disesuaikan dengan perkembangan daerah dan nasional.

B. Pola Ruang Wilayah NasionalDitinjau dari kebijakan penataan ruang, PP no. 26 tahun 2008 RTRW Nasional dan Kebijakan RDTR Kabupaten yang merujuk pada Arahan Permen 20 tahun 2011, maka diperoleh beberapa tinjauan Kebijakan Provinsi Bali meliputi :

I. Kawasan Lindung NasionalKawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. Adapun kawasan lindung nasional yang terdapat di Provinsi Bali meliputi:

Page 2: BAB II(1).docx

a. Cagar Alam Batukab. Taman Nasional Bali Baratc. Taman Hutan Raya Ngurah Raid. Taman Wisata Alam Sangehe. Taman Wisata Alam Danau Buyan dan Danau Tamblinganf. Taman Wisata Laut Buleleng

Dari kawasan lindung diatas dapat dilihat bahwa kawasan lindung yang ada di Kabupaten Tabanan sangat sedikit. Dan kawasan lindung yang ada di Kecamatan Marga adalah taman Wisata Margarane, yaitu adalah tempat wisata taman makam pahlawan, dan Alas Kedaton yaitu taman wisata alam monyet.

II. Kawasan Andalan Kawasan andalan adalah bagian dari kawasan budi daya, baik di ruang darat maupun ruang laut yang pengembangannya diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan di sekitarnya. Kawasan andalan yang terdapat di Provinsi Bali yaitu :

a. Kawasan Denpasar-Ubud- Kintamani ( Bali Selatan) dengan sektor unggulan (I/E/2)-Pariwisata (II/A/2)-Pertanian (I/D/4)-Industri (II/F/2)-Perikanan Keterangan: I – IV: Tahapan Pengembangan A : Pengembangan dan Pengendalian Kawasan Andalan untuk Sektor Pertanian A/1 : Pengendalian Kawasan Andalan untuk Pertanian Pangan Abadi A/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Pertanian D : Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Andalan untuk industri pengolahan D/1 : Rehabilitasi Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan D/2 : Pengembangan Kawasan Andalan untuk Industri Pengolahan

Jadi, Kabupaten Tabanan yang termasuk dalam kawasan Denpasar – Ubud – Kintamani memiliki paling banyak sektor unggulan dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Bali, untuk Kecamatan Marga sendiri memiliki sektor unggulan di bidang pertanian dengan melihat keadaan geografisnya, Kecamatan Marga yang berpeluang dalam sektor pertanian, sedangkan dalam sektor industri Kecamatan Marga berpeluang dalam pengembangan industri dalam bidang kayu dan pemahat, namun tantangannya bagaimana mengembangkan industri kayu tetapi tetap menjaga kelestarian hutannya.

III. Kawasan Budidaya Kawasan budidaya yang memiliki sektor unggulan bernilai strategis nasional

ditetapkan sebagai Kawasan Andalan yang terdiri dari Kawasan Andalan Darat

Page 3: BAB II(1).docx

dan Kawasan Andalan Laut baik yang telah bekembang maupun yang prospektif untuk Berkembang. Di Provinsi Bali telah ditetapkan tiga Kawasan Andalan:

Kawasan Denpasar-Ubud-Kintamani (Bali Selatan) dengan pengembangan sektor unggulan

Pariwisata Pertanian Industri Perikanan

Untuk di Kecamatan Marga tidak terdapat kawasan budidaya. Dan agar lebih jelasnya peluang ancaman dan upaya penanganan bisa dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1Peluang dan Tantangan dari Pola Ruang Wilayah Nasional

Aspek Peluang Tantangan Upaya Pengembangan

Kawasan Lindung

1. Kabupaten Tabanan memiliki paling banyak kawasan lindung nasional yang juga dapat berfungsi sebagai kawasan wisata. Dan di marga sendiri mempunyai temapt wisata Taman Makam Pahlawan Margarana yang bisa dikembangkan.

2. Pengembangan produksi di bidang pertanian.

1. Kawasan rawan bencana

2. Aksesibilitas3. Perburuan liar di

Taman Wisata Alam

4. Pembangunan yang tidak menghilangkan luasan kawasan lindung.

1. Pengetatan peraturan perlindungan kawasan lindung

2. Perbaikan dan peningkatan aksesibilitas

3. Peraturan yang tegas terkait pembangunan

4. Melakukan pembengunan untuk menarik wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata Margarana.

Kawasan Andalan

1. Kabupaten Tabanan memiliki paling banyak sektor unggulan di di bidang pertanian. Dan di Kecamatan Marga merupakan salah satu penyetor hasil pertanian di tanaman padi untuk Kabupaten Tabanan

1. Aksesibiltas2. Pemasaran3. Penggunaan

pupuk4. Adanya kegiatan

terbangun5. Penebangan liar

1. Perlindungan terhadap kawasan andalan

2. Penggunaan pupuk tanpa zat kimia

3. Peningkatan dan perbaikan aksesibiltas

4. Mengendalikan pembangunan5. Pengadaan sarana prasarana

pendukung6. Pembuatan Embung untuk

sawah sebagai irigari

Page 4: BAB II(1).docx

2. Kecamatan Marga berpeluang di sektor pertanian terutama hasil pertanian berupa padi

3. Memiliki industri pemahat dan kayu

7. Melakukan pembangunan pemasaran untuk hasil industri pehat yang di buat oleh masyarakat Marga

Kawasan Budidaya

1. Kabupaten Tabanan cocok untuk budidaya lahan kering karena ketersediaan air dan hara

2. Kecamatan Marga sangat sesuai (S1) untuk tanaman pangan lahan kering

3. Sesuai (S2) untuk perkebunan

4. Pengembangan tanaman tahunan pada kemiringan lereng yang terjal

5. Pengembangan kegiatan wisata agro dan wisata peluang

1. Peningkatan luas lahan terbangun

2. Aksesibilitas3. Penambangan dan

penebangan liar yang menyebabkan longsor

4. Rendahnya kesadaran masyarakat

1. Pengendalian pembangunan pada lahan tak terbangun

2. Peningkatan kualitas aksesibilitas

3. Pengedalian penambangan dan perburuan

4. Penyuluhan5. Persebaran fasilitas secara

merata

A. Penetapan Kawasan Strategis

Penetapan kawasan strategis provinsi dilakukan berdasarkan kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya Provinsi Bali, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi dan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Yang termasuk dalam kawasan strategis nasional adalah kawasan Perkotaan Denpasar – Badung – Gianyar – Tabanan (Sarbagita).

Pembangunan Daerah Kabupaten Tabanan sangat menunjang dalam perkembangan pembangunan nasional. Diharapkan dalam pembagunan daerah di Kabupaten Tabanan ini. Peran aktif pemerintah nasional karena Kabupaten Tabanan menduduki hierarki sebagai Pusat Kegiatan Nasional. Sehingga dengan demikian Kecamatan Marga harus mempertahankan keunikannya agar dapat menjadi penunjang untuk dijadikan Kawasan Strategis di Kabupaten baik strategis untuk bidang petanian ataupun industri.

Page 5: BAB II(1).docx

2.1.1.1 RPJP Nasional Tahun 2005 - 2025 Kebijakan pembangunan nasional dikaji untuk meninjau kebijakan pembangunan nasional yang harus dilaksanakan di Kabupaten Tabanan terutama pada Perkotaan Kecamatan Marga, utamanya sebagai dasar bagi pengembangan perkotaan Marga. Adapun hal-hal yang akan dikaji dari RPJP Nasional ini adalah visi dan misi serta program pembangunan untuk Pulau / Provinsi Bali, Kabupaten Tabanan dan utamanya Perkotaan Kecamatan Marga.

A. Visi Berdasarkan kondisi bangsa Indonesia saat ini, dapat dilihat tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun (20) mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan amanat pembangunan yang tercantum dalam pembukaan UUD RI Tahun 1945, visi pembangunan nasional tahun 2011 – 2030 adalah Perkotaan Kecamatan Marga yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur.

B. Misi Dengan visi pembangunan yang tersebut diatas, diantaranya :

1. Mewujudkan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang berakhlak mulia, beermoral, beretika dan beradab.

2. Mewujudkan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang berdaya saing.

3. Mewujudkan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang aman, damai dan bersatu.

Untuk peluang ancaman dan upaya penanganan bisa dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut :

Tabel 2.2Peluang dan Ancaman dari RPJP Nasional Tahun 2005 - 2025

Aspek Peluang Ancaman Upaya Pengembangan

Visi :Nasional : Dan untuk Kecamatan Marga berorientasi pada perwujudan masyarakat yang adil dan makmur yang berlandaskan Tri Hita Karana.

Peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian di Kecamatan Marga

1. Pemasaran hasil pertanian

2. Aksesibilitas3. Penggunaan

pupuk untuk pertanian tanpa menggunakan zat kimia

4. Keterbatasan fasilitas dan teknologi

1. Peningkatan pelayanan aksesibilitas

2. Pembangunan sistem irigasi3. Penggunaan pupuk tanpa

bahan kimia4. Memperluas pemasaran hasil

produksi5. Memertahankan lahan

pertanian agar tidak dialih fungsikan untuk kepentingan lainnya.

Misi Nasional :

Mewujudkan

Memiliki kekerabatan yang

Pengaruh pergaulan atau

Tetap menanamkan perilaku yang mencerminkan masyarakat

Page 6: BAB II(1).docx

masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang berakhlak mulia, beermoral, beretika dan beradab

sangat kuat budaya yang dari luar

Perkotaan Kecamatan Marga sehingga masyarakatnya tidak akan lupa den tetap bermoral seperti yang diinginkan

2.1.1.2 Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka PanjangRencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional merupakan sistem perencanaan pemerintah pusat dalam rangka membangun negara yang berkelanjutan. Adapun Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2011–2030 adalah mewujudkan bangsa yang maju, mandiri, dan adil. Sebagai ukuran tercapainya Perkotaan Kecamatan Marga yang maju, mandiri, dan adil, pembangunan nasional dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok sebagai berikut :1. Terwujdnya masyarakat Marga bersikap sesuat etika, beradap,

berpendidikan.2. Terwujudnya kecamatan yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat

yang lebih makmur dan sejahtera3. Terwujudnya rasa aman dan damai bagi seluruh rakyat dan tetap menjaga

keutuhan masyarakat Marga dari ancaman dari daerah luar.4. Terwujudnya pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan5. Terwujudnya peranan Indonesia yang meningkat dalam pergaulan dunia

internasional

Hal – hal yang ditetapkan dalam RPJP Nasional adalah arah, tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang yang meliputi :A. Arah Pembangunan Jangka Panjang 1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,

berbudaya, dan beradab 2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

a. Membangun Sumber Daya Manusia yang Berkualitas b. Memperkuat Perekonomian Domestik dengan Orientasi dan Berdaya

Saing Global c. Penguasaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi d. Sarana dan Prasarana yang Memadai dan Maju e. Reformasi Hukum dan Birokrasi

3. Mewujudkan Perkotaan Kecamata Marga yang aman, damai dan bersatu 4. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan

Page 7: BAB II(1).docx

5. Mewujudkan Perkotaan Kecamatan Marga menjadi daerah yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan kabupaten, provinsi bahkan untuk kepentiingan nasional.

6. Mewujudkan Indonesia yang berperan aktif dalam pergaulan internasional Untuk Provinsi / Pulau Bali arahan pembangunan yang dapat diterapkan adalah mewujudkan Provinsi / Pulau Bali yang dapat turut serta dalam pergaulan internasional. Dengan demikian maka untuk Kabupaten Tabanan diarahkan pembangunannya dalam bidang pertanian yang menonjolkan hasil produksi di bidang pertaian dimiliki oleh Kecamatan Marga.

B. Tahapan Dan Skala Prioritas Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan lainnya. Maka dari itu, tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda – beda, namun semua itu harus berkesinambungan dari satu periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Setiap sasaran pokok dalam delapan misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat diperas kembali menjadi prioritas utama. Oleh sebab itu Prioritas utama Pembangunan Daerah Provinsi Bali lebih Khususnya untuk Kecamatan Marga diharapkan dapat menggambarkan makna strategis dan urgensi potensial serta permasalahan dari Kabupaten Tabanan tersebut. Atas dasar tersebut, tahapan dan skala prioritas utama dapat disusun ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang Mengalami Revisi setiap 5 (Lima) tahun sebagai berikut :1. RPJM ke-2 (2010 – 2014)

Mengacu pada pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-1, RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di semua bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.

2. RPJM ke-3 (2015 – 2019) RPJM ke-3 lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai

bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat dan juga melakukan pembelajaran untuk masyaraka Marga agar dapat menggunakan teknologi yang sudh canggih.

Dilihat dari landasan RPJM Nasional Ke-1 dan RPJM Ke-2, serta sejalan dengan RPJM Nasional Ke-3 yang telah dijelaskan di atas pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat Kecamatan Marga dalam Lingkup Nasional terus meningkat karena didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin mendorong peluang terwujudnya Kecamatan Marga pada lingkup Provinsi Bali tanpa perumahan kumuh.

Page 8: BAB II(1).docx

3. RPJM ke-4 (2020 – 2024) Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai keberlanjutan RPJM ke-3,

RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Kecamatan Marga yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.

Berdasarkan RPJP Nasional, maka untuk Kabupaten Tabanan kebijakan pembangunannya adalah menata pembangunan di Kabupaten Tabanan di seluruh bidang dengan mengandalkan masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing Dan untuk Kecamatan Marga adalah mewujudkan masyarakat yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui peningkatan kualitas dan kuantitas di bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan perekonomian yang didukung oleh SDM yang berkualitas dan berdaya saing baik di Kabupaten Tabanan maupun mewakili Kabupaten Tabanan di tingkat provinsi. Sehingga untuk mencapai hal tersebut peluang dan ancaman yang dimiliki dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut :

Tabel 2.3Peluang dan Ancaman dari Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan Jangka

PanjangAspek Peluang Ancaman Upaya Pengembangan

RPJM 2 :memantapkan penataan kembali Indonesia di semua bidang dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.

Penguatan daya saing perekonomian di bidang pertanian dan perkebunan.

1. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dibidang teknologi

2. Pemanfaatan sumber daya alam secara illegal

3. Kurangnya SDM yang berkualitas

1. Perlindungan terhadap sumber daya alam yang ada

2. Peningkatan kualitas SDM dengan pelatihan/kursus/penyuluhan secara intensif

3. Pengenalan IPTEK

RPJM 3 :memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan

Memiliki banyak sumber daya alam yang dapat meningkatkan perekonomian

1. Masih tergolong rendah kualitas sumber daya manusia, terutama kualitas di bidang teknologi

2. Pendidikan yang tergolong minim dengan jarak

1. Perlindungan dan peringatan terhadap penyalahgunaan SDA secara illegal

2. Peningkatan kualitas SDM melalui penyuluhan/pelatihan/kursus

3. Pengenalan IPTEK sejak

Page 9: BAB II(1).docx

sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu dan teknologi yang terus meningkat

pendidikan yang cukup jauh

3. Tingkat partisipasi penduduk usia sekolah yang masih rendah

4. Pemanfaatan SDA secara illegal

dini4. Pengelolaan aksesibiltas

RPJM 4 :mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing

1. Tingkat partisipasi penduduk usia sekolah yang masih rendah

2.1.1.3 RPJM NasionalPelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun

2009 – 2014 menetapkan lima agenda utama dalam pembangunan nasional yaitu pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, perbaikan tata kelola pemerintahan, penegakkan pilar demokrasi, penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi dan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan. Pelaksanaan kelima agenda pembangunan untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

a. Peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologib. Pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada peningkatan produktivitas dan

daya saingc. Mendorong sektor riil dan pemihakkan usaha kecil menengah dan koperasi dan

menjaga stabilitas ekonomi makro 2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

a. Pembangunan/reformasi birokrasib. Pengelolaan BUMN

Page 10: BAB II(1).docx

c. Medorong perusahaan swasta untuk mengubah status menjadi perusahaan publik

3. Penegakkan Pilar Demokrasi dengan sasaran menghasilkan pemerintahan dan lembaga legislatif yang kredibel, bermutu, efektif dan mampu menyelenggarakan amanah dan tugas serta tanggung jawab secara baik, seimbang dengan peningkatan kepatuhan terhadap pranata hukum.

4. Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsia. Kepastian hukumb. Pembuatan undang – undang, penjabaran, pengawasan dan penegakkan aturan

hukumc. Perjanjian ekstradisi dengan negara yang berpotensi menjadi tempat pelarian

pelaku pidanad. Peningkatan indepedensi dan akuntanbilitas kelembagaan hukume. Peningkatan sumber daya manusiaf. Mendorong berlakunya sistem peradilan yang transparan dan terbuka

5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan a. Afirmasi terhadap kelompok tertinggal, orang cacat dan orang terpinggirkanb. Perbaikan akses semua kelmpok terhadap kebebasan berpolitik, kesetaraan

gender dalam politik dan penghapusan segala macam bentuk diskriminasic. Program Keluarga Harapan (PKH)d. Bantuan tunai bersyarate. Program perlindungan dan bantuan sosial dalam gugus (cluster) 1 untuk menjadi

bantuan sosial berbasis keluargaf. Aksi perkuatan usaha mikro, kecil dan menengah

Berdasarkan RPJM Nasional maka kebijakan pembangunan untuk Kabupaten Tabanan adalah pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, perbaikan tata kelola pemerintahan, penegakkan hukum dan pemberantasan korupsi, dan pembangunan yang inklusif dan berkeadilan, dan untuk Kecamatan Marga adalah Pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada peningkatan produktivitas dan daya saing serta bantuan tunai bersyarat dan aksi perkuatan usaha mikro, kecil dan menengah. Hal tersebut dilihat dari peluang dari masyarakat di Kabupaten Tabanan khususnya Kecamatan Marga yang mempunyai tempat pariwisawa margarana dan juga sawah yang sangat luas.

Tabel 2.3Peluang dan Ancaman dari RPJM Nasional terhadap Kecamatan Marga

Aspek Peluang Ancaman Upaya Pengembangan

1. Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

1. Memiliki hasil pertanian yang mampu mendongkrak perekonomian Kecamatan

1. Penggunaan pupuk sintetis

2. Pemasaran3. Aksesibilitas4. Minim fasilitas

pendidikan5. Rendahnya

1. Perlindungan terhadap SDA2. Memperluas hasil

pemasaran3. Pengelolaan aksesibilitas4. Penambahan dan

peningkatan kualitas sarana

Page 11: BAB II(1).docx

Marga2. Memiliki industri

kayu dan juga industri pemahat

3. Memiliki banyak jumlah penduduk usia sekolah

kesadaran masyarakat dan kualitas SDM

6. Tingkat partisipasi penduduk usia sekolah masih rendah

prasarana pendukung5. Penyuluhan/pelatihan/

kursus bagi masyarakat setempat

6. Penggunaan pupuk tanpa zat kimia

7. Pembangunan embung untuk sistem irigasi teknis

8. Pengenalan IPTEK sejak dini

2. Perbaikan Tata Kelola Pemerintahan

3. Penegakkan Pilar Demokrasi

4. Penegakkan Hukum dan Pemberantasan Korupsi

5. Pembangunan yang Inklusif dan Berkeadilan

2.1.2 Kebijakan ProvinsiA. Struktur Ruang Provinsi Terhadap Kecamatan

Sistem PemusatanRencana pengembangan sistem perkotaan ada ditinjau dari beberapa aspek antara lain adalah berdasarkan fungsi, jaringan prasarana, jumlah penduduk, geografis dan aksesbilitas, agropolitan. Akan dijabarkan sebagai berikut :a. Berdasarkan Fungsi

a. PKN;b. PKW;c. PKL; dand. PPK.Rencana pengembangan sistem perkotaan berdasarkan fungsi mencakup:a. PKN terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar–Badung–Gianyar–Tabanan (Sarbagita);

Page 12: BAB II(1).docx

b. PKW untuk cangkupan Provinsi Kecamatan Marga tidak termasuk PKW.c. PKL terdiri dari Kawasan Perkotaan Bangli, Kawasan Perkotaan Amlapura, dan Kawasan Perkotaan Seririt; dand. PPK terdiri dari kawasan-kawasan perkotaan Gilimanuk, Melaya, Mendoyo, Pekutatan, Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang, Nusa Dua, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut, Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen, Manggis, Padangbai, Abang, Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari-Candikuning, Sawan, Kubutambahan, Tejakula, Celukan Bawang, Pengambengan.Dan untuk PPK Kecamatan Marga termasuk di dalamnya.

b. Berdasarkan Jaringan PrasaranaSistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama; Sistem PrasaranaUtama

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi DaratJaringan jalan nasional terdiri dari jalan bebas hambatan, jalan arteri primer dan jalan kolektor primer.

Pengembangan jalan bebas hambatan dilaksanakan setelah melalui kajian teknis, ekonomi dan budaya, mencakup:a. jalan bebas hambatan antar kota, mencakup:

1. Kuta–Tanah Lot–Soka;2. Canggu–Beringkit–Batuan–Purnama;3. Tohpati–Kusamba–Padangbai;4. Pekutatan–Soka;5. Negara–Pekutatan;6. Gilimanuk–Negara; dan7. Mengwitani–Singaraja.

Dari kajian diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Marga tidak dilalui jalan Bebas Hambatan Antar Kota.b. jalan bebas hambatan dalam kota, mencakup:

1. Serangan–Tanjung Benoa;2. Serangan–Tohpati;3. Kuta–Bandar Udara Ngurah Rai; dan4. Kuta–Denpasar–Tohpati.

Dan Kecamatan Marga jika dilihat dari hakikat diatas maka tida dilalui oleh jalan bebas hambatan dalam kota.Jalan arteri primer mencakup:

a. Gilimanuk–Negara–Pekutatan–Soka–Antosari– Tabanan– Mengwitani;

b. Mengwitani–Denpasar–Tohpati–Dawan– Kusamba–Angantelu–Padangbai;

Page 13: BAB II(1).docx

c. Tohpati–Sanur–Pesanggaran–Pelabuhan Benoa; dand. Pesanggaran – Tugu Ngurah Rai – Bandara Ngurah Rai.

Kecamatan Marga merupakan salah satu kecamatan yang tidak dilewati oleh jalan arteri primer.Jalan kolektor primer mencakup ruas jalan:

a. Denpasar –Tohpat i –Sakah–Blahbatuh– Semebaung–Gianyar–Sidan–Klungkung– Gunaksa;

b. Cekik–Seririt–Singaraja–Kubutambahan– Amed–Amlapura– Angantelu;

c. Mengwitani–Singaraja;d. Soka–Seririt; dane. Tugu Ngurah Rai–Nusa Dua.

Dengan keterangan diatas bahwa Kecamatan Marga juga tidak di lintasi oleh jalan kolektor primer.

Jaringan jalan provinsi terdiri atas jalan kolektor primer provinsi dan jalan strategis provinsi. Dilihat dari perda RTRW Provinsi Bali Kecamatan Marga tidak dilintasi oleh jaringan jalan provinsi.Jalan kolektor primer provinsi terdiri atas sebaranruas jalan yang menghubungkan antar PKW,antar PKW dengan PKL, antar PKL dengan PKL di seluruh wilayah kabupaten/kota.Jalan strategis provinsi mencakup ruas jalan menuju PuraSad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan.Pengembangan terminal penumpang secara terpadu dan berhierarki di Kecamatan Marga tidak terdapat terminal tipe A, tipe B dan tipe C tetapi tersedia terminal khusus untuk parkir pariwisata yang terletak di kawasan pariwisata Taman Pahlawan Margarana.

Rencana Transportasi Laut :Penyeberangan mencakup pelabuhan penyeberangan dan lintas penyeberangan di Kecamatan Marga tidak tersedia dikarenakan jauh dengan laut sehingga semua tentang jaringan transportasi laut tidak mendukung di Kecamatan Marga.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Udara

Sistem jaringan transportasi udara di Kecamatan Marga juga tidak tersedia dikarenakan menurut hakkatnya memang kecamatan Marga tidak diperuntukkan untuk hal tersebut, sehingga di Kecamatan Marga tidak dibangun prasarana pendukung untuk transportasi udara.

Sistem jaringan prasarana lainnya, mencakup;1. sistem jaringan energi;

Page 14: BAB II(1).docx

2. sistem jaringan telekomunikasi;3. sistem jaringan sumber daya air; dan4. sistem jaringan prasarana lingkungan.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan EnergiPembangkit tenaga listrik mencakup:pembangkit tenaga listrik yang sudahberoperasi terdiri atas: interkoneksi tenaga listrik Jawa-Bali, PLTD dan PLTG Pesanggaran, PLTG Gilimanuk, PLTG Pemaron serta interkoneksi PLTD Kutampi (Nusa Penida) dengan PLTD Jungut Batu (Nusa Lembongan); dan untuk Kecamatan Marga telah menggunakan PLN untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan TelekomunikasiUntuk jaringan telekomunikasi yang ada di Kecamatan marga sudah cukup memadai karenga jaringan tv kabel sudah masuk dan pengaturan BTS ny juga sudah tertata dengan baik.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Pendayagunaan sumber daya air ditujukan untuk memanfaatkan sumber daya air secara berkelanjutan dengan mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat secara adil dan terpadu, dan Kecamatan Marga tidak menggunakan air sungai melainkan menggunakan PNPM dan PDAM untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari baik untuk masak ataupun mencuci.

Pengembangan sistem jaringan prasarana irigasi diarahkan melalui:

a. pemeliharaan, peningkatan pelayanan dan efektivitas pengelolaan air pada sistem prasarana irigasi yang telah ada di seluruh wilayah;

b. pemeliharaan, peningkatan pelayanan waduk yang telah ada, tetapi di Kecamatan Marga tidak terdapat waduk ataupun embung sehingga untuk irigasi di Kecamatan Marga meskipun sudah menggunakan irigasi teknis tetapi masih saja sering mengalami kekeringan di irigasinya.

b. pendayagunaan fasilitas irigasi air tanah dengan sumur bor yang telah dibangun di beberapa kawasan melalui pengembangan jaringan distribusi dan pemeliharaannya;

c. di Kecamatan Marga tidak terdapat mata air

Page 15: BAB II(1).docx

d. pengembangan sistem irigasi tetes pada beberapa kawasan yang mengalami kesulitan air baku.

Pengembangan sistem jaringan prasarana air minum diarahkan pada Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) tetapi di Kecamatan Marga tidak menggunakan itu karena di Kecamatan Marga menggunakan air PDAM ataupun tandon untuk memenuhi kebutuhan minummasyarakat.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Sampah

Sebaran Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah yang ada di Kecamatan Marga tidak tersedia karena masyarakat Kecamatan Marga untuk pembuangan sampah di kumpulkan di setiap rumah dan dibakar.

c. Berdasarkan Jumlah Penduduk

Sistem perkotaan berdasarkan besaran jumlah penduduk mencakup:a. kawasan metropolitan;b. kawasan perkotaan besar;c. kawasan perkotaan sedang;d. kawasan perkotaan kecil–A; dane. kawasan perkotaan kecil–B.

Rencana pengembangan sistem perkotaan berdasarkan besaran jumlah penduduk mencakup:

a. Kawasan metropolitan, mencakup Kota Denpasar dan Kawasan Perkotaan Kuta sebagai sub-sistem metropolitan terdiri atas: Kawasan Perkotaan Mengwi, Gianyar, Tabanan beserta kawasan perkotaan lainnya yang lebih kecil yaitu Kawasan Perkotaan Kerobokan, Jimbaran, Blahkiuh, Kediri, Sukawati, Blahbatuh dan Ubud; Dan jika dilihat dari metropolitannya Kecamatan Marga bukan termasuk kawasan metropolitan.

b. Kawasan perkotaan besar, untuk Kecamatan Marga tidak termasuk di dalamya.

c. kawasan perkotaan sedang, mencakup: Kawasan Perkotaan Singaraja; sedangkan Kecamatan Marga belum memenihi untuk bisa disebut kawasan perkotaan sedang.

d. kawasan perkotaan kecil–A, mencakup: Kawasan Perkotaan Mengwi, Gianyar, Tabanan, Bangli, Semarapura, Amlapura, Negara, dan Seririt; dan

e. kawasan Perkotaan Kecil–B, mencakup: Kawasan Perkotaan Melaya, Mendoyo, Pekutatan, Gilimanuk, Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Kediri, Penebel, Pupuan, Kerobokan, Jimbaran, Blahkiuh, Petang, Sukawati, Blahbatuh,

Page 16: BAB II(1).docx

Ubud, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, Sampalan, Banjarangkan, Dawan, Susut, Tembuku, Kintamani, Rendang, Sidemen, Manggis, Padangbai, Abang, Bebandem, Selat, Kubu, Tianyar, Gerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula. Dan Perkotaan Kecamatan Marga termasuk di dalam kawasan perkotaan kecil-B.

d. Berdasarkan geografis dan aksesbilitas1. sistem wilayah pelayanan perkotaan Bali Utara dengan

pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Singaraja yang berfungsi sebagai PKW didukung oleh wilayah pelayanan Kawasan-kawasan Perkotaan Seririt sebagai PKL dan Kawasan-kawasan Perkotaan Gerokgak, Busungbiu, Banjar, Pancasari, Sawan, Kubutambahan, Tejakula dan Kintamani yang berfungsi sebagai PPK; dan jika dilihat dari peraturan ini Kecamatan Marga bukan termasuk PKW, PKL ataupun PPK karena Kecamatan Marga bukan termasuk di dalam perkotaan Bali Utara.

2. sistem wilayah pelayanan perkotaan Bali Timur dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Semarapura yang berfungsi sebagai PKW didukung oleh wilayah pelayanan Kawasan Perkotaan Amlapura dan Kawasan Perkotaan Bangli yang berfungsi sebagai PKL serta Kawasan-kawasan Perkotaan Kubu, Selat, Sidemen, Bebandem, Rendang, Manggis, Dawan, Tembuku, Banjarangkan, Abang, Susut, Sampalan, yang berfungsi sebagai PPK; dan begitu juga untuk sistem pelayanan Bali Timur Kecamatan Marga tidak termasuk di dalam PKW, PKL ataupun PPK.

3. sistem wilayah pelayanan perkotaan Bali Selatan dengan pusat pelayanan Kawasan Metropolitan Sarbagita yang berfungsi sebagai PKN yang terdiri atas Kawasan Perkotaan Denpasar dan Kawasan Perkotaan Kuta sebagai pusat pelayanan inti didukung Kawasan Perkotaan Mengwi, Gianyar, Tabanan dan Jimbaran sebagai pusat pelayanan sub sistem metropolitan dan Kawasan Perkotaan Mengwi, Kerobokan, Blahkiuh, Kediri, Sukawati, Blahbatuh, dan Ubud sebagai bagian dari Kawasan Metropolitan Sarbagita, serta Kawasan Perkotaan di luar Kawasan Metropolitan Sarbagita terdiri atas Kawasan Perkotaan Lalanglinggah, Bajera, Megati, Kerambitan, Marga, Baturiti, Penebel, Pupuan, Petang, Tampaksiring, Tegalalang, Payangan, yang berfungsi sebagai PPK; untuk pelayanan perkotaan Bali Selatan ini Kecamatan Marga ikut andil di dalamnya sebagai PPK.

Page 17: BAB II(1).docx

4. sistem wilayah pelayanan perkotaan Bali Barat dengan pusat pelayanan Kawasan Perkotaan Negara yang berfungsi sebagai PKW didukung oleh wilayah pelayanan Kawasan Perkotaan Mendoyo, Melaya, Gilimanuk dan Pekutatan yang berfungsi sebagai PPK. Untuk pelayanan Bali Barat Kecamatan Marga tidak melayaninya.

e. Sebaran kawasan agropolitan mencakup: Kawasan Agropolitan Catur di Kabupaten Bangli; Kawasan Agropolitan Candikuning di Kabupaten Tabanan; Kawasan Agropolitan Payangan di Kabupaten Gianyar; Kawasan Agropolitan Melaya di Kabupaten Jembrana, Kawasan Agropolitan Sibetan di Kabupaten Karangasem; Kawasan Agropolitan Petang di Kabupaten Badung; dan Kawasan Agropolitan Nusa Penida di Kabupaten Klungkung. Untuk Kawasan Agropolitan Kecamatan Marga tidak termasuk karena lahan pertaniannya masih lebih sempit dibandingkan dengan daerah yang telah disebutkan diatas.

Page 18: BAB II(1).docx

Peta 2.1PetaStruktur Ruang

Sumber : RTRW Provinsi BaliB. Pola Ruang Provinsi Terhadap Kecamatan

Page 19: BAB II(1).docx

Peta 2.2Peta Pola Ruang Provinsi BaliSumber : RTRW Provonsi Bali

I. Rencana Pengembangan dan Kriteria Kawasan Lindung

Page 20: BAB II(1).docx

Kawasan lindung perlu dilindungi dan perlu direncanakan. Agar lebih jelasnya bisa dilihat uraian sebagai berikut :I.I Kawasan lindung mencakup:

Sebaran Hutan Lindung seluas 95.766, 06 ha (sembilan puluh lima ribu tujuh ratus enam puluh enam koma nol enam hektar) atau 17% (tujuh belas persen) dari luas Daerah Provinsi Bali, tetapi di Kecamatan Marga tidak tersedia Hutan Lindung.

Sebaran kawasan resapan mencakup seluruh kawasan hutan dan kawasan hulu DAS di Provinsi Bali.

II.IKawasan SuciKawasan suci mencakup:

a. kawasan suci gunung;b. kawasan suci danau;c. kawasan suci campuhan;d. kawasan suci pantai;e. kawasan suci laut; danf. kawasan suci mata air

Sebaran lokasi kawasan suci gunung mencakup kawasan dengan kemiringan sekurang-kurangnya 45 (empat puluh lima) derajat dari lereng kaki gunung menuju ke puncak gunung. Sedangkan di Perkotaan Kecamatan Marga kemilingan tidak sampai 450.

Sebaran lokasi kawasan suci danau mencakup Danau Batur, Danau Beratan, Danau Buyan, dan Danau Tamblingan. Dan di Perkotaan Kecamatan Marga tidak mempunyai danau-danau yang disebutkan diatas.

Sebaran lokasi kawasan suci campuhan mencakup seluruh pertemuan aliran dua buah sungai di Bali.

Sebaran lokasi kawasan suci pantai mencakup tempat-tempat di pantai yang dimanfaatkan untuk upacara melasti di seluruh pantai Provinsi Bali. Dan untuk Perkotaan Kecamatan Marga tidak mempunyai pantai sehingga tidak terdapat kawasan suci pantai.

Sebaran lokasi kawasan suci laut mencakup kawasan perairan laut yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali. Untuk kawasan suci laut di Perkotaan Kecamatan Marga tidak ada karena disana jauh dengan laut dan untuk masyarakatnya yang akan mengadakan upacara keagamaan bagiumah Hindhu meraka harus ke Denpasar.

Page 21: BAB II(1).docx

Sebaran lokasi kawasan suci mata air mencakup tempat-tempat mata air yang difungsikan untuk tempat melangsungkan upacara keagamaan bagi umat Hindu di Bali.

III.I Kawasan Suaka Marga SatwaKawasan suaka alam pelestarian alam dan cagar budaya mencakup:

a. kawasan suaka alam;b. kawasan pantai berhutan bakau;c. kawasan taman nasional dan taman nasional laut;d. kawasan taman hutan raya;e. kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut;f. kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil; dang. kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

Sebaran lokasi kawasan suaka alam mencakup kawasan Cagar Alam Gunung Batukaru seluas 1.762,80 ha (seribu tujuh ratus enam puluh dua koma delapan puluh hektar), tetapidi Perkotaan Kecamatan Marga tidak terdapat kawasan suaka alam.

Sebaran lokasi kawasan pantai berhutan bakau tidak terdapat di Perkotaan Kecamatan Marga.

Sebaran lokasi kawasan taman nasional dan taman nasional laut mencakup Taman Nasional Bali Barat seluas 19.002,89 ha (sembilan belas ribu dua koma delapan puluh sembilan hektar) sedangka di Perkotaan Kecamatan Marga tidak mempunyai laut sehingga tidak termasuk kawasan taman nasional dan taman nasional laut.

Sebaran lokasi kawasan Taman Hutan Raya di Perkotaan Kecamatan Marga juga tidak termasuk.

Sebaran lokasi kawasan taman wisata alam dan taman wisata alam laut di Perkotaan Kecamatan Marga tidak ada.

Sebaran lokasi kawasan konservasi pesisir dan pulau-pulau kecil di Perkotaan Kecamatan Marga juga tidak tersedia.

Sebaran lokasi kawasan cagar budaya di Perkotaan Kecamatan Marga juga tidak tersedia.

IV.I Kawasan Rawan BencanaKawasan rawan bencana alam, mencakup:a. kawasan rawan tanah longsor;b. kawasan rawan gelombang pasang; danc. kawasan rawan banjir.

Sebaran lokasi kawasan rawan tanah longsor, mencakup kawasan-kawasan dengan tingkat kerawanan sedang-tinggi yang terletak pada daerah lereng bukit atau perbukitan, lereng gunung, pegunungan, dan tebing atau lembah sungai yang berada di Kabupaten Jembrana, Kabupaten Tabanan, Kabupaten

Page 22: BAB II(1).docx

Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli Kabupaten Karangasem, dan Kabupaten Buleleng. Meskipun Kabupaten Tabanan termasuk kawasan tanah Longsor tetapi di Kecamatan Marga sendiri bukan termasuk kawasan tanah longsor tersebut.

Sebaran lokasi kawasan rawan gelombang pasang pada sepanjang pantai sedangkan di Kecamatan Marga jauh dengan pantai.

Sebaran lokasi kawasan rawan banjir mencakup kawasan-kawasan dengan tingkat kerawanan sedang–tinggi yang terletak di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Tabanan. Sedangkan di Kecamatan Marga bukan termasuk kawasan rawan banjir karena terletak di kawasan dataran tinggi.

V.I Kawasan Lindung GeologiKawasan lindung geologi mencakup:

a. Kawasan cagar alam geologi di Kecamatan Marga tidak tersedia .

b. Kawasan rawan bencana alam geologi tidak ada karena di Kecamatan Marga jauh dari gunung, pantai maupun laut, sehingga untuk terjadi bencana geologi seperti etusan gunung merapi, tsunami sangat sedikit kemungkinannya untuk terkena bencana tersebut.

c. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air tanah. Sebaran kawasan imbuhan air tanah penyebarannya dari barat–timur Pulau Bali yang meliputi kawasan lereng kaki gunung dan puncak Gunung Batukaru, Gunung Sangiyang, Gunung Lesong, Gunung Pohen, Gunung Catur, Gunung Batur, Gunung Agung, Gunung Seraya untuk mengaliri sungai dan digunakan untuk irigasi.

II. Kawasan BudidayaKawasan bididaya adalah kawasan yang diperuntukkan untuk hutan produsi, pertanian, perikanan, dan lain-lain agar lebih rinci bisa dilihat pada uraian berikut :

II.IKawasan budidaya terdiri atas:a. Kawasan peruntukan hutan produksi di Kecamatan Marga

tidak ada.b. Kawasan peruntukan hutan rakyat, untuk Kecamatan

Marga juga tidak tersedia.c. Kawasan peruntukan pertanian;

Page 23: BAB II(1).docx

d. Kawasan peruntukan perikanan di Kecamatan tidak tersedia karena di Kecamatan Marga bukan diperuntukkan untuk bidang tersebut.

e. Kawasan peruntukan pariwisata untuk pariwisata yang ada di ketentuan provinsi Keamatan Marag tidak ada tetapi pada Kecamatan Marga terdapat taman Makan Pahlawan Margarana.

f. Kawasan peruntukan industri sesuai dengan apa yang ada di peraturan Provinsi, Perkotaan Kecamatan Marga tidak terdapat industri besar, melainkan industri kecil atau ruamh tangga saja.

g. Kawasan peruntukan permukiman Lokasi kawasan peruntukan permukiman tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota seluas 53.192 ha (lima puluh tiga ribu seratus sembilan puluh dua hektar) atau 9,4% (sembilan koma empat persen) dari luas Daerah Provinsi Bali. Dan Perkotaan Kecamatan Marga mempunyai luasan 44,79km2.

h. Kawasan peruntukan pertambangan di Perkotaan Kecamatan Marga tidak ada. dan

i. Kawasan peruntukan lainnya digunakan untuk kawasan pertahanan dan keamanan.

Kawasan peruntukan pertanian mencakup:a. Kawasan budidaya tanaman pangan;b. Kawasan budidaya hortikultura;c. Kawasan budidaya perkebunan; dand. Kawasan budidaya peternakan.

Sebaran kawasan budidaya tanaman pangan terdapat di seluruh wilayah kabupaten/ kota seluas 76.337 ha (tujuh puluh enam ribu tiga ratus tiga puluh tujuh hektar) atau 13,5% (tiga belas koma lima persen) dari luas Daerah Provinsi Bali.

Sebaran kawasan budidaya hortikultura diperuntukkan bagi tanaman pangan dan hortikultura, dan lokasinya tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota seluas 108.511 ha (seratus delapan ribu lima ratus sebelas hektar) atau 19,3% (sembilan belas koma tiga persen) dari luas Daerah Provinsi Bali.

Diperuntukkan bagi tanaman perkebunan yang menghasilkan bahan baku industri dalam negeri maupun untuk memenuhi ekspor, tersebar di seluruh wilayah kabupaten/kota seluas 113.366 ha (seratus tiga belas ribu tiga ratus enam puluh enam

Page 24: BAB II(1).docx

hektar) atau 20,1% (dua puluh koma satu persen) dari luas Daerah Provinsi Bali.

III. Kawasan Strategis ProvinsiKawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi mencakup :

a. Kawasan strategis pelabuhan untuk Perkotaan Kecamatan Marga sangat strategis karena jauh dengan laut.

b. Kawasan strategis bandar udara untuk Perkotaan Kecamatan Marga belum memenuhi persyaratan untuk membangun bandara.

c. Kawasan strategis pariwisata hanya Tamanan Margarana saja yang harusnya dikembangkan untuk pariwisata di Perkotaan Kecamatan Marga.

d. Kawasan Industri Perkotaan Kecamatan Marga tidak strategis.e. Kawasan Metropolitan Sarbagita di Kabupaten: Denpasar,

Badung, Gianyar dan Tabanan; dan kawasan pusat pemerintahan Provinsi Bali (Civic Center Provinsi) di Renon Kota Denpasar;

f. Kawasan perkotaan fungsi PKW Perkotaan Kecamatan Marga tidak termasuk ke dalamnya.

g. Kawasan sepanjang jalan arteri primer; sedangkan Perkotaan Kecamatan Marga tidak termasuk ke dalam kawasan jaan arteri primer.

h. Kawasan terminal penumpang tipe A d kecamatan marga tidak tersedia.

Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan sosial budaya Bali mencakup:

a. Kawasan radius kesucian Pura Sad Kahyangan berdasarkan konsepsi Rwa Bhineda, Tri Guna, Catur Lokapala, Sad Winayaka/ Padma Bhuana, dan di Perkotaan Kecamatan Marga tidak terdapat Pura yang dikhususkan untuk Sad Kahyangan.

b. Kawasan warisan budaya, terdiri dari: kawasan Warisan Budaya Jatiluwih, Kawasan Warisan Budaya Taman Ayun, dan Kawasan DAS Tukad Pekerisan. Dan semua kawasan budaya yang disebutkan diatas tidak ada yang terdapat pada Perkotaan Kecamatan Marga.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di Perkotaan Kecamatan Marga tidak tersedia.

Page 25: BAB II(1).docx

Kawasan strategis provinsi dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup mencakup:

a. Taman Nasional yang ada di Bali dan untuk Perkotaan Kecamatan Marga tidak tersedia.

b. Seluruh kawasan hutan lindung, gunung dan perbukitan di wilayah Provinsi Bali dan untuk Perkotaan Kecamatan Marga

c. Daerah aliran sungai potensial lintas kabupaten tidak melewati Perkotaan Kecamatan Marga.

d. Potensi cekungan air bawah tanah lintas kabupaten/kota di Perkotaan Kecamatan Marga tidak ada.

e. Seluruh danau alam di Provinsi Bali di Perkotaan Kecamatan Marga juga tidak tersedia Danau.

f. Kawasan rawan bencana gunung berapi di Perkotaan Kecamatan Marga tidak ada karena di Perkotaan Kecamatan Marga tidak terdapat gunung.

g. Seluruh perbatasan antara kabupaten di Perkotaan Kecamatan Marga tersedia karena Perkotaan Kecamatan Marga mempunyai batas administrasi.

2.1.2.1 Kebijakan PembangunanKebijakan pembangunan dignakan untuk meningkatkan kualitas secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

A. RPJPD Provinsi Bali Tahun 2005-2025I. Visi dan Misi

Visi :Pembangunan daerah yang berlandaskan tri hita kirana Yang berarti Jayalah Pulau Bali berlandaskan nilai-nilai, norma, tradisi dan kearifan lokal.Misi :- Mewujudkan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang unggul

dengan mengedepankan pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing melalui peningkatan pendidikan, kesehatan, penguasaan Iptek.

- Melestarikan kebudayaan daerah Perkotaan Kecamatan Marga dengan memperkuat jati diri dan adat istiadat masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga melalui pemberdayaan kelembagaan, pemantapan aktivitas seni budaya dan penerapan nilai-nilai agama yang dijiwai oleh Agama Hindu sesuai dengan tuntutan jaman

- Mewujudkan keamanan daerah dan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang berkeadilan serta demokratis dengan memperkuat sistem keamanan, meningkatkan peran masyakarat sipil, kesetaraan gender, budaya hukum, politik, dan memantapkan pelaksanaan otonomi daerah, serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

- Mewujudkan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga sejahtera dengan meningkatkan pembangunan bidang ekonomi untuk mengurangi

Page 26: BAB II(1).docx

kemiskinan dan pengangguran serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

- Mewujudkan pembangunan Perkotaan Kecamatan Marga yang lestari, handal dan merata dengan meningkatkan keseimbangan sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan hidup, mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah dan antarsektor, serta meningkatkan pembangunan infrastruktur termasuk kesiagaan untuk menghadapi bencana alam.

I. Peluang dan Ancaman yang ada di Provinsi Bali yang dilihat dari Visi Misi RPJPD

Tabel 2.5Peluang dan Ancaman dari Tinjauan Visi dan Misi Provinsi Bali

Aspek Peluang Tantangan Upaya Pengembangan

Visi :Pembangunan daerah yang berlandaskan tri hita kirana Yang berarti Jayalah Pulau Bali berlandaskan nilai-nilai, norma, tradisi dan kearifan lokal.

Peningkatan kualitas dan kuantitas di bidang pertanian dan khususnya untuk kecamatan Marga.

Kurangnya aksesbilitas

Pupuk kualitas SDM pemasaran,dan

modal. Kurangnya

pembangunan kesehatan

Mengurangi kesenjangan gender

Penanggulangan untuk masyarakat miskin

Meningkatkan mutu aksesibilitas

Meningkatkan kualitas pendidikan

Memperluas pemasaran dan pengiklanan untuk bidang pertanian.

MIsi :Mewujudkan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang unggul dengan mengedepankan pembangunan sumberdaya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing melalui peningkatan pendidikan, kesehatan, penguasaan Iptek.

Fasilitas yang sudah cukup memadai.

Rendahnya kualitas dan pelayanan fasilitasnya pendidikannya

rendahnya penguasaan iptek.

meningkatkan kualitas dan radius pelayanan setiap fasilitas

Melestarikan kebudayaan daerah Perkotaan Kecamatan

Sudah adanya peraturan-peraturan adat

Mempertahankan kebudayaan asli dari masuknya budaya

Memperkenalkan budaya asli Bali ke anak-anak

Page 27: BAB II(1).docx

Marga dengan memperkuat jati diri dan adat istiadat masyarakat Bali melalui pemberdayaan kelembagaan, pemantapan aktivitas seni budaya dan penerapan nilai-nilai agama yang dijiwai oleh Agama Hindu sesuai dengan tuntutan jaman.

yang mengikat. Sudah tinggi

kesadaran masyarakat untuk melestarikan budaya.

asing. sejak dini sehingga Masyarakat Kecamatan Marga tidak melupakan budaya aslinya.

Mewujudkan keamanan daerah dan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga yang berkeadilan serta demokratis dengan memperkuat sistem keamanan, meningkatkan peran masyakarat sipil, kesetaraan gender, budaya hukum, politik, dan memantapkan pelaksanaan otonomi daerah, serta penyelenggaraan pemerintahan yang baik.

Sudah adanya kebiasaan bermusyawarah.

Sudah adanya subak(sistem pengairan sawah)yang mencerminkan keadilan.

Adanya desa adat yang merupakan tindakan otonom daerah.

Partisipasinya kaum wanita dalam dunia pendidikan maupun pekerjaan

Tidak adanya SISKAMLING maupun Pos Kamling

Pembangunan dan penerapan Siskamling

Pendataan penduduk yang bermigrasi

Mewujudkan masyarakat Perkotaan Kecamatan Marga sejahtera dengan meningkatkan pembangunan bidang ekonomi untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

Memiliki luasan lahan dan hasil pertanian yang potensial

Memiliki wisata Taman Makan Pahlawan Margarana yang ada di Kecamatan Marga.

Kurangnya perawatan terhadap wisata yang ada

Penggunaan alat yang masih tradisional

Perawatan terhadap wisata alam yang ada

Pembangunan sarana prasarana penunjang

Intensifkasi hasil pertanian

Mewujudkan pembangunan Perkotaan

Page 28: BAB II(1).docx

Kecamatan Marga yang lestari, handal dan merata dengan meningkatkan keseimbangan sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan hidup, mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah dan antarsektor, serta meningkatkan pembangunan infrastruktur termasuk kesiagaan untuk menghadapi bencana alam.

II. Sasaran, Arah, Tahapan dan Prioritas PembangunanTujuan Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Bali Tahun 2005-2025

adalah mewujudkan masyarakat Provinsi Bali yang lebih sejahtera dilandasi oleh nilai-nilai, norma, tradisi dan kearifan lokal bersumber pada Budaya Bali yang dijiwai oleh Agama Hindu sebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menuju masyarakat adil dan makmur dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia bedasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Sebagai ukuran tercapainya Bali Dwipa Jaya berlandaskan Tri Hita Karana dalam 20 tahun mendatang diarahkan pada pencapaian sasaran-sasaran pokok dengan arah, tahapan dan prioritas pembangunan sebagai berikut :

Sasaran Pembangunan1. Terwujudnya Masyarakat Kecamatan Marga yang Unggul2. Lestarinya Kebudayaan Daerah Marga3. Terwujudnya Keamanan Daerah dan Masyarakat Marga yang Berkeadilan serta

Demokratis4. Terwujudnya Masyarakat Marga yang Sejahtera5. Terwujudnya Pembangunan Bali yang Lestari, Handal dan Merata

Tabel 2.6Peluang dan Ancaman dari Sasaran, Arah, Tahapan dan Prioritas Pembangunan

Aspek Peluang Tantangan Upaya Pengembangan

Sasaran pembangunan :

Fasilitas pendidikan hingga tingkat

Kurangnya Fasilitas sekolah

Peningkatan mutu aksesbilitas

Page 29: BAB II(1).docx

Terwujudnya masyarakat Marga yang unggul

SMA tinggi (universitas) Aksesibilitas

buruk Kurangnya

penguasaan iptek

Peningkatan pengetahuan iptek di setiap sekolah yang ada

Lestarinya kebudayaan daerah Marga

Perkumpulan seni dan sanggar-sanggar kebudayaan

Masuknya kebudayaan asing yang mempengaruhi generasi muda

Lebih banyak dibentuknya sanggar-sanggar seni dan kebudayaan

Pengenalan kebudayaan kepada anak2 sejak usia dini

Terwujudnya Keamanan Daerah dan Masyarakat Marga yang Berkeadilan serta Demokratis

Masyarakat yang menjunjung tinggi peraturan adat (Hindu)

Peraturan adat yang cenderung lebih ke agama hindu

Peraturan adat lebih dikenalkan lagi oleh masyarakat khususnya yang beragama selain hindu

Terwujudnya Masyarakat Marga yang Sejahtera

Produksi pada sektorpertanian

Kerajinan pahat

minimnya Aksesbilitas

kualitas Pupuk tidak luas

Pemasaran Rendahnya

kesadaran masyarakat

Bahan baku

Perbaikan kualitas pupuk Memaksimalkan

penggunaan bahan baku Perbaikan aksesbilitas

Terwujudnya Pembangunan Marga yang Lestari, Handal dan Merata

Fasilitas pendukung yang tidak merata.

Pembangunan dan penyebaran fasilitas agar lebih merata

I. Arah Perkembangan Jangka Panjang DaerahMarga Dwipa Jaya Berlandaskan Tri Hita Karana menuntut kemampuan ekonomi

untuk tumbuh cukup tinggi secara berkelanjutan, mampu meningkatkan pemerataan dan kesejahteraan masyarakat secara luas, serta berdaya saing tinggi yang didukung oleh penguasaan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk pada sektor jasa di dalam mengembangkan sumberdaya pembangunan. Berdasarkan sasaran pokok pembangunan dalam 20 tahun mendatang, maka pembangunan diarahkan pada pencapaian hal-hal sebagai berikut :1) Mewujudkan Masyarakat Marga yang Unggul2) Melestarikan Kebudayaan Daerah Marga

Page 30: BAB II(1).docx

3) Mewujudkan Keamanan Daerah dan Masyarakat Marga yang Berkeadilan serta Demokratis

4) Mewujudkan Masyarakat Marga yang Sejahtera 5) Mewujudkan Pembangunan Marga yang Lestari, Handal dan Merata

II. Tahapan Dan PrioritasUntuk mencapai sasaran pokok sebagaimana tersebut diatas, pembangunan jangka

panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam perencanaan pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan, mencerminkan urgensi permasalahan yang hendak diselesaikan, tanpa mengabaikan permasalahan yang lainnya. Oleh karena itu, penekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tetapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya dalam rangka mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang. Setiap sasaran pokok dalam lima misi pembangunan jangka panjang dapat ditetapkan prioritasnya dalam masing-masing tahapan. Prioritas masing-masing misi dapat dikelompokkan kembali menjadi prioritas utama. Prioritas utama menggambarkan makna strategis dan urgensi permasalahan, seperti diuraikan di bawah ini.1. RPJMD tahap I

Berlandaskan pelaksanaan dan pencapaian pembangunan tahap sebelumnya, RPJM tahap I diarahkan untuk: memantapkan akses dan kualitas pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, menurunkan tingkat pengangguran, mewujudkan ketahanan pangan, mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian, penguasaan pemanfaatan dan penerapan IPTEK, meningkatkan perolehan HKI, pelestarian kebudayaan daerah, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan penataan ruang, meningkatkan keamanan/ketentraman/ketertiban, dan penegakan hukum.

2. RPJMD tahap IIBerlandaskan pelaksanaan, pencapaian, dan sebagai kelanjutan RPJMD tahap I, RPJMD tahap II ditujukan untuk lebih memantapkan layanan sosial dasar dan pengentasan kemiskinan serta menurunkan tingkat pengangguran. Selain itu, dalam periode ini akan diprioritaskan pula penguatan daya saing perekonomian daerah Marga dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel yang ditandai dengan terpenuhinya standar pelayanan minimum di semua tingkatan pemerintah. Selanjutnya, akan diprioritaskan pula pengembangan sarana prasarana infrastruktur.

3. RPJMD tahap IIIBerlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai kelanjutan RPJMD tahap II, RPJMD tahap III ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaiaan daya saing perekonomian berlandaskan keunggulan budaya, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan penguasaan dan penerapan ilmu dan teknologi yang terus meningkat.

4. RPJMD tahap IV

Page 31: BAB II(1).docx

Berlandaskan pelaksanaan, pencapaian dan sebagai kelanjutan RPJMD tahap III, RPJMD tahap IV ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing tinggi. Pada periode ini diharapkan akan terwujud Bali Dwipa Jaya yaitu masyarakat Bali yang unggul, adil, demokratis, dan sejahtera.

Tabel 2.7Peluang dan Ancaman Arah Perkembangan Jangka Panjang Daerah

ASPEK PELUANG TANTANGAN UPAYA PENGEMBANGAN

RPJMD TAHAP 1: memantapkan akses dan kualitas pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan, menurunkan tingkat pengangguran, mewujudkan ketahanan pangan, mengendalikan laju alih fungsi lahan pertanian, penguasaan pemanfaatan dan penerapan IPTEK, meningkatkan perolehan HKI, pelestarian kebudayaan daerah, peningkatan kualitas lingkungan, peningkatan penataan ruang, mitigasi bencana alam, meningkatkan keamanan/ketentraman/ketertiban, dan penegakan hukum.

Setiap desa yang sudah mempunyai fasilitas pendidikan

Masyarakat yang tergolong mandiri

Rendahnya kualitas sumber daya manusia dibidang teknologi

Meningkatkan pengetahuan di bidang iptek

RPJMD tahap 2 : penguatan daya saing perekonomian daerah Bali dan peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih murah, cepat, transparan, dan akuntabel

Penguatan daya saing perekonomian di bidang pertanian dan perkebunan.

Masuknya barang-barang import di bidang pertanian

Meningkatkan kualitas produk pertanian.

RPJMD tahap 3 : pencapaiaan daya saing perekonomian berlandaskan keunggulan budaya, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan penguasaan dan penerapan ilmu dan teknologi

Memiliki banyak sumber daya alam yang dapat meningkatkan perekonomian terutama di

Masih tergolong rendah kualitas sumber daya manusia, terutama

Peningkatan pengetahuan di bidang iptek

Meningkatkan mutu aksesbilitas

Page 32: BAB II(1).docx

yang terus meningkat. bidang pertanian dan harus di kembangkan periwisatanya.

kualitas di bidang teknologi

Pendidikan yang tergolong minim dengan jarak pendidikan yang cukup jauh

Tingkat partisipasi penduduk usia sekolah yang masih rendah

RPJMD tahap 4 : terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing tinggi

Tingkat partisipasi penduduk usia sekolah yang masih rendah

Membangun fasilitas pendidikan anak usia dini

Kebijakan Lokal2.2.1 Kebijakan Kabupaten

Struktur Ruang Kabupaten Terhadap KecamatanKebijakan Kabupaten adalah kebijakan yang mengatur segala bentuk penetapan dan araha pembangunan di suatu wilayah. Kebijkan yang dibutuhan untuk merencanakan Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan yaitu RTRW Provinsi Bali dan RTRW Kabupaten Tabanan.

RTRWP didasarkan asas:a. Tri Hita Karana;b. Sad Kertih;c. Keterpaduan;d. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan;e. Keberlanjutan;f. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;g. Keterbukaan;h. Kebersamaan dan kemitraan;i. Perlindungan kepentingan umum;j. Kepastian hukum dan keadilan; dan

Page 33: BAB II(1).docx

k. Akuntabilitas.

Penataan ruang wilayah provinsi bertujuan untuk mewujudkan:a. Ruang wilayah provinsi yang berkualitas, aman, nyaman, produktif,

berjatidiri, berbudaya Bali, dan berwawasan lingkungan berlandaskan Tri Hita Karana;

b. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan kabupaten/kota;

c. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi;

d. Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi dan Kabupaten dalam rangka perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya Bali akibat pemanfaatan ruang;

e. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;

f. Keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah kabupaten/kota;g. Keseimbangan dan keserasian kegiatan antarsektor; danh. Pemanfaatan ruang yang tanggap terhadap mitigasi dan adaptasi bencana.

Kebijakan pengembangan struktur ruang mencangkup :1. Pengembangan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-

pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang proporsional, merata dan hierarkhis;

2. Pengembangan sistem perdesaan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan; dan

3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan prasarana wilayah meliputi sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama, energi, telekomunikasi, prasarana lingkungan serta sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah provinsi.

Strategi pengembangan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang proporsional, merata dan hierarkhis mencangkup :

Menterpadukan sistem wilayah pelayanan perkotaan di wilayah provinsi yang terintegrasi dengan sistem perkotaan nasional berdasarkan fungsi dan besaran jumlah penduduk;Mengembangkan 4 (empat) sistem perkotaan yang mendukung pengembangan wilayah, yang merata dan berhierarki, dan Kecamatan Marga tidak termasuk di dalamnya.Mengendalikan perkembangan Kawasan Metropolitan Sarbagita yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Nasional (KSN) sekaligus PKN, kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi sebagai PKW dan kawasan perkotaan lainnya;Menetapkan kawasan-kawasan perkotaan yang berfungsi PKL dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah;

Page 34: BAB II(1).docx

Meningkatkan akses antar pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah;Mendorong kawasan perkotaan dan pusat pertumbuhan agar lebih kompetitif dan lebih efektif dalam pengembangan wilayah di sekitarnya; danMengembangkan dan memelihara keterkaitan antar kawasan perkotaan, antara kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan, serta antara kawasan perkotaan dan wilayah di sekitarnya.Strategi pengembangan sistem perdesaan mencakup:Meningkatkan keterkaitan sistem perkotaan dengan kawasan perdesaan (urban-rural linkage); danMengembangkan pusat-pusat pertumbuhan terpadu antar desa dan kawasan agropolitan yang terintegrasi dengan sistem perkotaan.Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana mencakup:Meningkatkan kualitas sistem jaringan prasarana dan mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi darat, laut dan udara;Meningkatkan kualitas dan keterpaduan sistem jaringan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten/kota dan penyeberangan;mendorong pengembangan jaringan jalan nasional lintas Bali Utara;Membangun jaringan jalan baru untuk memperlancar arus lalu lintas dan membuka daerah-daerah terisolir dan terpencil;Memantapkan tatanan kepelabuhanan dan alur pelayaran;Memantapkan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan;Meningkatkan keterpaduan perlindungan, pemeliharaan, penyediaan sumber daya air dan distribusi pemanfaatannya secara merata sesuai kebutuhan melalui koordinasi antar sektor maupun antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota;Meningkatkan jaringan energi untuk memanfaatkan energi terbarukan dan tak terbarukan secara optimal serta mewujudkan keterpaduan sistem penyediaan tenaga listrik; danMemantapkan pemerataan sistem jaringan telekomunikasi ke seluruh wilayah kabupaten/kota.Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang, mencakup:Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan lindung;Kebijakan dan strategi pengembangan kawasan budidaya; danKebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis provinsi.

Kebijakan pengembangan kawasan lindung mencakup:a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup;c. Pemulihan dan penanggulangan kerusakan lingkungan hidup; dand. Mitigasi dan adaptasi kawasan rawan bencana.

Page 35: BAB II(1).docx

Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup mencakup:a. Menetapkan kawasan lindung di ruang darat, ruang laut, dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi;b. Menterpadukan arahan kawasan lindung nasional dalam kawasan lindung provinsi;c. Mewujudkan kawasan berfungsi lindung dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah;d. Menetapkan kawasan hutan dan vegetasi tutupan lahan permanen paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas DAS; dane. Memantapkan pengendalian kawasan lindung yang telah ditetapkan secara nasional dengan penerapan konsep-konsep kearifan lokal dan budaya Bali.Rencana struktur ruang wilayah provinsi, mencakup:a. Sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan; danb. Sistem jaringan prasarana wilayah.Sistem perkotaan yang berkaitan dengan kawasan perdesaan, mencakup:a. Sistem perkotaan; danb. Sistem perdesaan.Rencana jaringan prasarana wilayah mencakup:a. Sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama;b. Sistem jaringan prasarana lainnya, mencakup;1. Sistem jaringan energi;2. Sistem jaringan telekomunikasi;3. Sistem jaringan sumber daya air; dan4. Sistem jaringan prasarana lingkungan.

Sistem Pemusatan

PKN ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, dan di Provinsi Bali terdiri dari Kawasan Perkotaan Denpasar–Tabanan– Gianyar–Tabanan (Sarbagita).

Kawasan Perkotaan Denpasar–Tabanan–Gianyar–Tabanan (Sarbagita) sebagai PKN juga sekaligus merupakan Kawasan Strategis Nasional (KSN) disebut Kawasan Metropolitan Sarbagita.

PKW ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, di Provinsi Bali terdiri dari Kawasan Perkotaan Singaraja, Kawasan Perkotaan Semarapura dan Kawasan Perkotaan Negara dan juga dilihat pernyataan tersebut Kecamatan Marga tidak termasuk sebagai PKW.

PKL ditetapkan oleh pemerintah Provinsi melalui Peraturan Daerah tentang RTRWP Bali, yang terdiri dari Kawasan Perkotaan Amlapura, Kawasan Perkotaan Bangli dan Kawasan Perkotaan Seririt. Dan Kecammatan Marga juga tidak tergabung sebagai PKL di Kabupaten Tabanan.

Page 36: BAB II(1).docx

PPK ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota yang didasarkan pada kriteria yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.

PPL pada dasarnya setara dengan istilah pusat pelayanan kawasan perdesaan lainnya yang telah ada atau telah dikembangkan berdasarkan program-program lainnya seperti :

1. Kawasan Terpadu Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)

2. Desa Pusat Pertumbuhan (DPP)

3. Pusat Pelayanan Terpadu Antar Desa (PPTAD)

Dan Perkotaan Kecamatan Marga adalah sebagai PPK untuk KabupatenTabanan.

Kawasan agropolitan, ditetapkan dengan kriteria:

a. Telah ditetapkan sebagai Kawasan Agropolitan

b. Merupakan kawasan perdesaan yang memiliki pusat pelayanan sebagai kota pertanian untuk melayani desa-desa sentra produksi pertanian yang ada disekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan oleh batasan administratif pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan memperhatikan skala ekonomi kawasan berdasarkan komoditas pertanian unggulan tertentu yang dimilikinya;

c. Sebagian besar kegiatan masyarakat di dominasi kegiatan pertanian dan/atau agribisnis dalam suatu kesisteman yang utuh dan terintegrasi; dan

d. Memiliki prasarana dan infrastruktur yang memadai untuk mendukung pengembangan sistem dan usaha agribisnis khususnya pangan, seperti: jalan, sarana irigasi/pengairan, sumber air baku, pasar, terminal penumpang, terminal agribisnis, jaringan telekomunikasi, fasilitas perbankan, pusat informasi pengembangan agribisnis, sarana produksi pengolahan hasil pertanian, fasilitas umum dan fasilitas sosial lainnya.

Ditetapkan terdapat empat kawasan Agropolitan oleh Kabpaten Tbanan tetapi di Kecamatan Marga tidak tersedia dan bukan Kawasan Argropilitan.

Sistem pemusatan suatu kota yang berdasarkan RDTR Tabanan dapat ditinjau dari sistem pemusatan berdasarkan fungsi, berdasarkan jumlah penduduk, berdasarkan geografis dan aksesbilitas, persebaran agropolitan. Penjelasannya sebagai berikut :

Sistem perkotaan berdasarkan fungsi mencakup:a. PKN;b. PKW;c. PKL; dand. PPK.Sistem perkotaan berdasarkan besaran jumlah penduduk mencakup:a. Kawasan metropolitan;b. Kawasan perkotaan besar;c. Kawasan perkotaan sedang;d. Kawasan perkotaan kecil–A; dan

Page 37: BAB II(1).docx

e. Kawasan perkotaan kecil–B.

Rencana pengembangan sistem perkotaan berdasarkan fungsi mencakup:a. Kecamatan Marga bukan berfungsi sebagai PKN b. Kecamatan Marga buka juga PKWc. dan tidak termasuk k dalam PKLd. Tetapi Kecamatn Marga termasuk dalam PPKRencana pengembangan sistem perkotaan berdasarkan besaran jumlah penduduk mencakup:a.Kecaatan Marga belum bisa dikatakan sebagai kawasan metropolitan, b. Kawasan perkotaan besarkecamatan Marga belum memenuhi,c. kawasan perkotaan sedang pun Kecamatan Marga belum memenuhid. Kecamatan Marga juga tidak termasuk di dalam kawasan perkotaan kecil–A, e. Dan Kecamatan Marga merupakan kawasan Perkotaan Kecil–B, Rencana pengembangan sistem perwilayahan pelayanan perkotaan untuk melayani wilayah sekitarnya dilakukan berdasarkan kondisi geografis dan aksesibilitas wilayah, Keacamatan Marga merupakan Kecamatan yang berfungsi sebagai PPK untuk kawasan Bali Selatan.Rencana pengembangan sistem agropolitan Kecamatan Marga bukan teramasuk kawasan agropolitan

Pusat-pusat pelayanan wilayah adalah sistem perkotaan yang menunjukkan susunan hirarki pusat-pusat pelayanan wilayah Kabupaten berupa kawasan perkotaan dan Kecamatan Marga merupakan Pusat Pengembangan Kawasan (PPK) untuk pusat pelayanan yang dilihat dari fungsinya tersebut.

Pengembangan keterpaduan sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang proporsional, merata dan hierarkhis merupakan keterpaduan antar pusat perkotaan system nasional serta keterpaduan dalam system wilayah Kabupaten Tabanan, meliputi :

Dalam sistem nasional, Kawasan Perkotaan Marga merupanan PPK.

Dalam sistem wilayah Kabupaten Tabanan, Kawasan Perkotaan Marga memilki pusat pelayanan yang baik.

Yang dimaksud mengintegrasikan Kawasan Perkotaan Tabanan sebagai bagian dari PKN Kawasan Perkotaan Sarbagita adalah adanya integrasi sistem jaringan pergerakan mencakup sisem jaringan jalan, sistem angkutan umum dan prasarana perkotaan lainnya secara terpadu dalam Kawasan Perkotaan Sarbagita termasuk Kawasan Perkotaan Tabanan. Dan Kecamatan Mara tidak termasuk di dalamnya.

Strategi mengembangkan dan mempertahankan kawasan budidaya pertanian pangan di Kecamatan Marga dilaksanakan, antara lain, dengan mempertahankan lahan sawah beririgasi teknis di kawasan yang menjadi sentra produksi pangan

Page 38: BAB II(1).docx

daerah, pengembangan lahan pertanian pangan berkelanjutan dan mempertahankan kebudayaan.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten berfungsi:

1. Sebagai arahan pembentuk sistem pusat kegiatan wilayah kabupaten yang memberikan layanan bagi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan di sekitarnya yang berada dalam wilayah kabupaten terutama untuk kacamatan marga.

2. Sistem perletakan jaringan prasarana wilayah yang menunjang keterkaitannya serta memberikan layanan bagi fungsi kegiatan yang ada dalam wilayah kabupaten, terutama pada pusat-pusat kegiatan/perkotaan dan perdesaan yang ada.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten, kebutuhan pengembangan dan pelayanan wilayah kabupaten dalam rangka mendukung kegiatan sosial ekonomi, daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Tabanan memperhatikan dan mengadopsi kebijakan pengembangan sistem perkotaan berdasarkan arahan RTRWN dan RTRWP Bali, yang selanjutnya diintegrasikan dengan penetapan sistem perkotaan dan sistem prasarana wilayah kabupaten. Kebijakan ini dimaksudkan untuk menjamin keterpaduan struktur ruang pada tingkat nasional, Provinsi Bali dan Kabupaten Tabanan .

Dengan demikian, rencana struktur ruang wilayah kabupaten Tabanan, mencakup:

1. Sistem pelayanan pusat-pusat perkotaan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang proporsional, merata dan hierarkhis

2. Sistem jaringan prasarana wilayah .

Kawasan perkotaan, ditetapkan dengan kriteria:

a. Memiliki fungsi kegiatan utama budidaya bukan pertanian atau lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) mata pencaharian penduduknya di sektor perkotaan;

b. Memiliki jumlah penduduk sekurang-kurangnya 10.000 (sepuluh ribu) jiwa dan di Kecamatan Marga jumlah penduduknya lebih dari 40 ribu jiwa

c. Memiliki kepadatan penduduk sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) jiwa per hektar dan untuk kecamatan marga memiliki kepadatan pendidik sekita 956jiwa/hektar.

d. Memiliki fungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi pelayanan barang dan jasa dalam bentuk sarana dan prasarana pergantian moda transportasi.

Page 39: BAB II(1).docx

Sebagai pusat pelayanan perkembangan kegiatan budidaya, baik dalam wilayahnya maupun wilayah sekitarnya, pusat perkotaan nasional dan wilayah mempunyai fungsi:

1. Ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang;

2. Jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan keuangan/bank, dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang, dan/atau sebagai pusat simpul transportasi, pemerintahan, yaitu sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah; dan

3. Jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan pendidikan, kesehatan, kesenian, dan/atau budaya.

Sistem Prasarana

Rencana jaringan prasarana wilayah, terdiri dari :

1. Sistem jaringan transportasi sebagai sistem jaringan prasarana utama;

2. Sistem jaringan prasarana lainnya, mencakup; sistem jaringan energy, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air dan sistem jaringan prasarana pengelolaan lingkungan.

Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Transportasi Darata. Jaringan jalan nasional terdiri dari jalan bebas hambatan, jalan arteri primer

dan jalan kolektor primer.Pengembangan jalan bebas hambatan dilaksanakan setelah melalui kajian teknis, ekonomi dan budaya, mencakup:

a. Jalan bebas hambatan antar kota Kecamatan Marga tidak dilitasi oleh Jalan Bebas hambatan tersebut. b. Jalan bebas hambatan dalam kota begitu pula dengan jalan bebas hambatan antar kota,Kecamatan Marga juga tidak dilewatinya.

Kecamatan Marga tidak dilewati oleh Jalan arteri primer Jalan kolektor primerpun kecamatan Marga tidak dilewati.Jaringan jalan provinsi terdiri atas jalan kolektor primer provinsi dan jalan strategis provinsi.Jalan kolektor primer provinsi terdiri atas sebaranruas jalan yang menghubungkan antar PKW, antar PKW dengan PKL, antar PKL dengan PKL di seluruh wilayah kabupaten/kota.Jalan strategis provinsi mencakup ruas jalan menuju PuraSad Kahyangan dan Pura Dang Kahyangan.

Dalam Lampiran III PERATURAN PEMERINTAH Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN, dan rekomendasi sesuai Pasal 23 ayat (2) Perda No. 16 Tahun 2009 tentang RTRWP Bali, arahan jalan bebas hambatan Provinsi Bali di wilayah Kabupaten Tabanan, Kecamatan Marga termasuk yaitu desa Beringkit.Rencana Transportasi Laut :

Penyeberangan mencakup pelabuhan penyeberangan dan lintas penyeberangan.1. Pelabuhan penyeberangan tidak tersedia di Kecamatan Marga

Page 40: BAB II(1).docx

2. Lintas penyeberangan juga tidak tersedianya akses untuk pembangunan pelabuhan.

Pengembangan pembangkit tenaga listrik dilakukan dengan memanfaatkan sumber energi tak terbarukan, sumber energi terbarukan, dan sumber energi baru.

Pembangkit tenaga listrik, antara lain, meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Tetapi di Kecamatan Marga hanya menggunakan PLN saja bukan yang lainnya.

Sistem Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Dan untuk Kecamatan Marga sendiri irigasinya teknis tetapi dimusim hujanpun mengalami kekeringan sehingga memerlukan embung untuk mengatasinya agar tersedia air tanah sehingga tidak mngalami kekeringan lagi.

Pola Ruang Provinsi Terhadap Kecamatan

Rencana pola ruang wilayah berfungsi:

1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;

2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang;

3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program pembangunan; dan

4. Sebagai dasar pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.

Rencana pola ruang wilayah dirumuskan berdasarkan:

1. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;

2. Daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup wilayah kabupaten;

3. Kebutuhan ruang untuk pengembangan kegiatan sosial ekonomi dan lingkungan; dan

4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait.Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tabanan merujuk pada rencana pola ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Bali, serta diserasikan dengan RTRW Kabupaten yang berbatasan.

Rencana dalam pemanfaatan kawasan budidaya ditujukan pada upaya optimasi pemanfaatan sumberdaya wilayah sesuai dengan daya dukung lingkungan. Sasaran pengembangannya adalah :

Page 41: BAB II(1).docx

a. Memberikan arahan pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara optimal dan mendukung pembangunan berkelanjutan;

b. Memberikan arahan untuk menentukan prioritas pemanfaatan ruang antar kegiatan budidaya yang berbeda; dan

c. Memberikan arahan bagi perubahan jenis pemanfaatan ruang dari jenis kegiatan budidaya tertentu kejenis lain.

Kawasan Strategis Kabupaten

Kawasan strategis nasional di wilayah Kabupaten Tabanan adalah Kawasan Perkotaan Denpasar-Badung-Gianyar-Tabanan atau Kawasan Metropolitan Sarbagita. Dua wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Tabanan dan Kecamatan Kediri menjadi bagian dari Kawasan Perkotaan Sarbagita sebagai satu kesatuan kawasan metropolitan. Dan Kecamatan Marga Tersebut tidak termasuk kawasan strategis kabupaten juga ditinjau dari RDTR Tabanan.