bab 3.docx

68
BAB III LABORATORIUM RUMAH SAKIT MATA CICENDO A. Tata Letak Laboratorium Laboratorium RSM Cicendo dibagi menjadi dua bagian, yaitu laboratorium central yang berada di lantai 1 dekat pintu keluar depan radiologi, dan laboratorium poli rawat jalan yang berada di lantai 2 depan koperasi sebelah kanan ruang Rekonstruksi dan onkologi dan sebelah kiri ruang diagnostik. Berikut adalah skema laboratorium central dan laboratorium RSM Cicendo: Gambar 3.1 Denah Laboratorium Central RSM Cicendo W C

Upload: ia-filarhiasis-hatake

Post on 15-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bab 3.docx

BAB III

LABORATORIUM RUMAH SAKIT MATA CICENDO

A. Tata Letak Laboratorium

Laboratorium RSM Cicendo dibagi menjadi dua bagian, yaitu

laboratorium central yang berada di lantai 1 dekat pintu keluar depan

radiologi, dan laboratorium poli rawat jalan yang berada di lantai 2 depan

koperasi sebelah kanan ruang Rekonstruksi dan onkologi dan sebelah kiri

ruang diagnostik.

Berikut adalah skema laboratorium central dan laboratorium RSM

Cicendo:

Gambar 3.1 Denah Laboratorium Central RSM Cicendo

Gambar 3.2 Denah Laboratorium Poli Rawat Jalan RSM Cicendo

WC

Page 2: bab 3.docx

B. Personalia

Tabel 3.1 Personalia Laboratorium RSM Cicendo

No. Komponen Ketenagaan Nama

1. Kepala laboratorium RSM Cicenso Dr. Shinta Sri Ayunda NS,

2. Pelaksana Analis Eti Mustikawati, S.Adm

Ahmad Sodikin, SSI

Barrianti, Amd AK

Desi Andriani, Amd.AK

Nukky Pradita Firdaus,

Amd.AK

3. Pelaksana analis (Penilai Pelatihan

Analis)

Alin Rohkliatin, S.Pd

Ginto Wiharo. SST

4. Pelaksana Analis ( Akreditasi Lab) Tati Ratnaningsih, SST

5. Pelaksana Analis ( Kinerja Lab) Rifat Srikaryani, Amd.AK

6. Pelaksana Analis (Reagen/BHP) Ani Nuryani, M, Amd.AK

7. Pelaksana Analis (PME/PMI) Ermi Prasetyo, SST

8. Pelaksana Analis ( Kalibrasi Alat) Ati Nurniawati, SST.

9 Administrasi Rohendi

10. Kurir Laboratorium Jalaludin Sobar

Samsul

Personalia yang bertugas di Instalasi laboratorium RSM Cicendo

1. Kepala Sub bagian

Tugas pokoknya adalah penanggung jawab laboratorium, dengan

uraian tugas melakukan validasi.

2. Koordinator Analis

Tugas pokoknya adalah mengkoordinir analis-analis yang berada

di bawah koordinatornya, berdasarkan surat penugasannya. Adapun

uraian tugasnya adalah sebaga iberikut :

Page 3: bab 3.docx

a. Bertanggung jawab atas kinerja teknis dan administratif

laboratorium.

b. Mengembangkan prosedur dan rencana kerja, dan memastikan

dilakukannya hal-hal tersebut setiap harinya.

c. Menyediakan pelayanan saran bagi konsumen atau menunjuk

petugas yang kompeten untuk hal ini.

d. Menunjuk analis yang kompeten untuk melakukan pemeriksaan.

e. Memastikan tersedianya sumber daya untuk terlaksananya

prosedur lab yang bermutu.

3. Analis Kesehatan

Tugas pokoknya adalah melakukan uji pra analitik, analitik

maupun post analitik terhadap bahan pemeriksaan, dengan uraian

tugas sebagai berikut:

a. Memberikan penjelasan pada pasien bagaimana cara pengambilan

sampel.

b. Melakukan penerimaan sampel dan melihat kelayakan sampel.

c. Melakukan uji analitik terhadap bahan pemeriksaan dan reagen.

d. Mengoperasikan alat dan memelihara peralatan/instrument

laboratorium.

e. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan hasil pemeriksaan

laboratorium.

f. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses

spesimen.

g. Mengevaluasi teknik, instrument dan prosedur baru untuk

menentukan manfaat kepraktisannya.

Page 4: bab 3.docx

h. Melaksanakan pemecahan masalah laboratorium kesehatan.

i. Melaksanakan pemantapan mutu laboratorium.

j. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang

teknik laboratorium.

k. Menjaga keselamatan diri sendiri dan lingkungan sekitar.

l. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang

laboratorium kesehatan.

C. Kegiatan Laboratorium :

Kegiatan dilabolatorium RS. Mata Cicendo dilaksanakan dari

pukul 08.00-14.00 untuk laboratorium rawat jalan, dan 24 jam untuk

laboratorium central.

Jenis-jenis kegiatan di laboratorium RSM Cicendo yaitu:

1. Kegiatan Pra Analitik

Pasien mendaftarkan diri terlebih dahulu ke bagian informasi

dengan membawa surat pengantar untuk pemeriksaan laboratorium.

Setelah itu petugas akan mendapatkan jenis pemeriksaan apa saja

dan pasien di perkenankan memasuki ruang sampling pengambilan

bahan pemeriksaan.

a. Persiapan Pasien

1) Kimia Klinik

Beberapa parameter pemeriksaan kimia klinik yang

mengharuskan pasien untuk berpuasa 8-10 jam, parameter yang

mengharuskan pasien untuk berpuasa adalah Glukosa puasa,

Lipid (kolesterol, HDL, LDL, Trigliserida, dan Asam Urat). Untuk

Page 5: bab 3.docx

pemeriksaan glukosa2 jam post prandial pasien di haruskan

berpuasa 2 jam setelah makan.

2) Hematologi

Pada pemeriksaan hematologi pasien tidak diharuskan

berpuasa, kecuali untuk pemeriksaan laju endap darah (LED).

3) Mikrobiologi

Untuk pemeriksaan BTA, pasien di beri 2 wadah sputum

untuk pengambilan sputum pagi dan sewaktu, untuk

pemeriksaan bakteri Gram, Jamur dan Acantamoeba, yang

diambil dari sekret mata (scapping) di oleska pada objek glass

kemudian dilakukan pewarnaan untuk pemeriksaan di bawah

mikroskop.

4) Urine Rutin dan Reduksi

Untuk pemeriksaan rutin pasien tidak diharuskan

berpuasa, hanya di beri keterangan mengenai kondisi pasien

sebelum penampungan urine seperti: pasien meminum teh, atau

pasien sedang menstruasi.

5) Imunologi

Untuk pemeriksaan hematologi pasien tidak di haruskan

berpuasa, sampel diambil sebanyak 3ml atau lebih dengan

tabung tutup merah.

b. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dan disesuaikan dengan

yang ada pada formulir permintaan.

1) Pengumpulan Sampel Urin Rutin dan Reduksi.

Page 6: bab 3.docx

Pasien diberikan tabung atau pot urin steril yang telah

diberi identitas dan diberikan arahan untuk mengambil urin

secara midstream seperti berikut :

a) Pasien diminta cuci tanggan terlebih dahulu dengan

menggunakan sabun.

b) Daerah kemaluan pasien dicuci dengan menggunakan

sabun terlebih dahulu.

c) Pot urin jangan dulu dibuka sebelum kencing. pasien mulai

berkemih dengan membuang urin pertama dan menampung

urin bagian tengah, setelah itu tutup degan rapat pot urine.

2) Penggumpulan sampel sputum

Pasien diberikan pot sputum yang telah diberi identitas dan

diberikan arahan untuk pengambilan sampel :

a) Bersihkan mulut terlebih dahulu, kumur-kumur dengan air 3

kali sampai tenggorokan dan rongga mulut.

b) Pastikan mulut bersih dari sisa makanan

c) Jika memakai gigi palsu lepaskan terlebih dahulu.

d) Tarik nafas dalam-dalam dan hembuskan dengan kuat

lakukan minimal 3 kali.

e) Pada tarikan nafas berikutnya batukan dalam-dalam dari

paru, dekatkan pot dahak yang sudah dibuka untuk

menampung dahak.

f) Tutup pot dahak dengan erat.

g) Cuci tangan dengan sabun

Page 7: bab 3.docx

3) Pengambilan sampel darah

Jumlah sampel darah yang di ambil di sesuaikan dengan

formulir permintaan. Pasien di minta untuk duduk dengan

nyaman dan lengan baju di keataskan, laluu di lakukan

pengambilan darah:

a) Mencari daerah vena yang akan di tusukan

b) Apabila sudah terlihat dan yakin pasang bendunga kurang

lebih 3 jari di atas daerah vena yang akan diambil.

c) Tusukan jarum ke vena yang akan diambil.

d) Darah yang diambil di masukan ke tabung yang sesuai

dengan permintaan.

e) Sampel di distribusikan ke bagian pemeriksaan

f) Pasien di berikan penjelasan untuk pengambilan hasil.

2. Kegiatan Analitik

Sampel yang diambil kemudian diperiksa sesuai dengan

pemeriksaan yang diminta pada formulir. Untuk pemeriksaan

hematologi terdiri dari pemeriksaan: darah lengkap terdiri dari Hb,

Leukosit, Trombosit, Hematokrit, dan Eritrosit kemudian pada

pemeriksaan PT, aPTT, pemeriksaan morfologi darah tepi, diff

count, dan Laju Endap Darah (LED).

Untuk pemeriksaan Kimia Klinik terdiri dari Gula darah

Sewaktu, Gula darah 2 jam post prandial, ureum, kreatinin,

kolesterol, HDL, LDL, trigliserida, asam urat. SGOT, SGPT, Bilirubin

total, Bilirubin direct dan bilirubin indirect.

Page 8: bab 3.docx

Untuk pemeriksaan urine menggunakan strip yang

nantinya akan dibaca disesuaikan dengan standar warna,

parameter yang di periksa meliputi pH, berat jenis, glukosa, protein,

keton, bilirubin, urobilinogen, setelah itu sampel di sentrifuge untuk

kemudian dibaca sedimen urine nya menggunakan mikroskop.

Untuk pemeriksaan imunologi menggunakan ELISA

reader, seperti Toxoplasma IgG & IgM, Cytomegalovirus IgG & IgM,

Herpes virus IgG & IgM, Rubella virus IgG & IgM.

3. Kegiatan Pasca Analitik

Hasil pemeriksaan yang telah di dapatkan kemudian di

tulis pada buku look book masing-masing pemeriksaan, kemudian

di catat pada komputer untuk dilakukan verifikasi dan di validasi,

hasil dapat di print dan di berikan kepada pasien atau ruangan.

D. Pemeriksaan Sampel laboratorium RS. Mata Cicendo (alat atau

instrumen yang dimilik).

1. Pemeriksaan Hematologi.

a. Manual

1) Pemeriksaan Laju Endap Darah (LED).

Metode : Westeergreen

Prinsip : darah ditambahkan dengan antikogulan disimpan

pada standar maka akan mengendap.

Alat : Tabung Westergreen

Bahan : Na. Sitrat 3,8%

Cara Kerja :

a) Darah vena diambil sebanyak 2 ml

Page 9: bab 3.docx

b) Darah yang telah di ambil di masukan kedalam tabung LED

sampai tanda batas lalu homogenkan

c) Tabung westergren di tusukan dan ditekan sampai darah

naik sampai tanda 0

d) Hitung kecepatan pengendapan eritrosit setelah 1 jam

(mm/jam) selama 2 jam.

Nilai Rujukan :

a) Laki-laki :<10 mm/jam

b) Permpuan: < 15 mm/jam

2) Waktu Perdarahan

Metode : Duke

Prinsip : Dibuat perdarahan dan setiap 30 detik

diteteskan pada kertas saring lalu hitung

waktu sampai tidak terjai lagi perdarahan.

Alat :

a) Kapas alkohol

b) Kertas saring.

c) Blood lanset

d) Stopwatch.

Cara Kerja :

a) Ujung telinga di bersihkan dengankapas alkohol kering,

kemudian ditusukan dengan blood lanset dan stpwatch di

jalankan.

Page 10: bab 3.docx

b) Darah yang keluar diisap dengan kertas saring setiap 30

detik dan stopwatch di hentikan setelah darah tidaj dapat

diisap dan waktunya dicatat.

Perhitungan : jumlah tetesan darah X 30 detik.

Nilai rujukan : 1-3 menit.

3) Waktu Pembekuan ( Clotting time)

Metode : Slide

Prinsip : Darah di teteskan pada objek glass,

kemudian dilihat terjadinya bekuan dengan

bantuan sebuah jarum, pembekuan terjadi

pada saat terbentuknya benang fibrin.

Alat :

a) Object galss

b) Jarum dan stopwatch.

Nilai Rujukan : 1-6 menit.

4) Hitung Jenis Leukosit

Metode : SADT (sediaan apus darah tepi)

Prinsip : darah di paparkan pada objek glass dan di

warnai dengan zat warna, amati dengan

mikroskop.

Alat :

a) Object Glass

b) Mikroskop

Bahan :

a) Oli Imersi

Page 11: bab 3.docx

b) Methanol

c) Pewarna Giemsa

Cara Kerja :

1) Pembuatan sediaan apusan darah tepi dengan meneteskan

darah dengan pipet tetes pada objek glass

2) Objek glass yang lain membuat apusan

3) Pengeringan

4) Sediaan yang baik berbentuk seperti lidah, tidak tebal, tidak

tipis, dan tidak berlubang

5) Dengan metanol 5 menit apusan difiksasi

6) Dengan giemsa sekitar 20 menit apusan diwarnai

7) Dibilsas dengan air mengalir, lalu dikeringkan

8) Pembacaan di bawah mikroskop pembesaran10x, 40x dan

100x

9) 10x untuk melihat sebaran sel-sel darah, 40x untuk melihat

morfologi sel dan 100x untuk pembacaan morfologi sel

beserta kelainannya.

Nilai Rujukan :

a) Basofil : 0-1%

b) Eosinofil : 1-4%

c) Batang : 3-5%

d) Segmen :35-70%

e) Limfosit : 20-40%

f) Monosit : 2-10%

Page 12: bab 3.docx

b. Hematology Analizer

1) Sysmex XS-500i

Prinsip :

Penghitungan sel darah merah serta trombosit dengan

menggunakan metode impedanse. Pengukuran dengan

metode ini berdasarkan adanya daya hambat listrik oleh suatu

partikel, sel melewati aperture sehingga mengalami sehingga

alirannya mengalami perubahan elektrik. Sinyal yang

dihasilkan berupa tegangan listrik (voltage). Jumlah sinyal

yang dihasilkan menunjukan jumlah partikel yang melewati

aperture. Banyaknya setiap partikel sebanding dengan volume

setiap partikel. Untuk pengukuran kadar hemoglobin

menggunakan metode fotometer, untuk nilai RDW dalam alat

berdasarkan histogram sel darah merah dan hasil kalkulasi

koefisien variasi dari rentang distribusi eritrosit dalam sampel.

Cara Pengoperasian :

a) Menghidupkan alat

(1) Nyalakan monitor, komputer, dan printer

(2) Masukan user name: lab password: (dikosongkan)

lalu tekan enter

(3) Hidupkan alat sysmex XS-500i.

Page 13: bab 3.docx

(4) Pastikan nilai background sesuai dengan yang di

tentukan.

b) Menjalankan qualitik kontrol (QC) (± 5 untuk ganti

lot)

(1) Klik manual (F2)

(2) Klik QC

(3) Pilih jenis QC yang akan dijalankan, tekan OK

(4) Masukan e-Check yang telah di homogenisasi ke

dalam sampel probe

(5) Tekan START

(6) Pastikan hasil QC dalam target dan klik accept.

(7) Untuk melihat grafik QC, klik QC files dan double

klik tipe QC.

c) Pemeriksaan sampel

(1) Klik manual (F2)

(2) Ketik sampel No

(3) Pilih menu discrete: CBC atau CBC-DIFF

(4) Pilih menu capillary: Yes atau No

(5) Masukkan ID pasien (bila ada)

(6) Masukkan e-Check yang telah dinhomogenisasi ke

dalam sampel probe

(7) Tekan Start

(8) Hasil dapat dilihat mengklik Explorer (F7)

Page 14: bab 3.docx

d) Mematikan Alat

(1) Klik menu (F4), kemudian double klik shutdown dan

execute

(2) Tunggu selama 2 menit, kemudian mematikan alat

sysmex XS-500i

(3) Klik Start pada program windows di komputer

(4) Klik Shutdown

(5) Matikan printer dan monitor.

2. Pemeriksaan Hemostasis

3. Pemeriksaan Urinalisis

a. Pemeriksaan Makroskopik

1) Warna

Urine normal berwarna kuning muda, adapunn macam-

macam warna urine yang mungkin ada adalah kuning, coklat,

bening.

2) Kekeruhan

Amati urine yang akan diperiksa apakah urine keruh pada

saat dikeluarkan atau setelah didiamkan beberapa saat hasil

pemeriksaan dinyatakan dengan jernih, agak keruh, keruh,

sangat keruh,

3) Bau

Page 15: bab 3.docx

Aroma pada urine disebabkan oleh adanya asam organik

yang mudah menguap dan jika didiamkan beberapa saat akan

berbau amoniak sebagai hasil permentasi amonium. Urine

normal berbau amonia, sedangkan dalam keadaan patologis

dapat berbau busuk.

b. Pemeriksaan Mikroskopik.

Prinsip :

Berat jenis unsur-unsur sedimen organik dan nonn organik

lebih besar dari pada berat jenis urine sehingga dengan cara

disentrifugasi maka zat-zat tersebut akan mengendap.

Alat :

1) Sentrifuge

2) Tabung reaksi

3) Object glass

4) Mikroskop

Cara Kerja :

1) Urine di kocok dalam botol supaya tercampur merata,

masukan 4 cc urine kedalam tabung sentrifuge dan

putar selama 3 menit pada kecepatan 3000 rpm.

2) Supernatan dibuang sehingga hanya tersisa endapan

dan sedikit cairan urin.

3) Diteteskan 1 tetes pada objek dan tutup dengan cover

glass.

4) Amati dengan mikroskop perbesaran 40X

Page 16: bab 3.docx

Nilai Rujukan :

1) Leukosit : < 6/LP

2) Eritrosit : 0-1/LP

3) Epitel : ada, sedikit

4) Kristal : Oksalat, Urat, Fosfat, Karbonat.

c. Urine Kimia

Metode :Carik celup

Prinsip :

1) Pemeriksaan Glukosa (reduksi)

Carik celup dilekati kertas berisi dua macam enzim

yakni: glukosa oksidase dan peroksidase bersama dengan

semacam zat seperti iodide sebagai kromogen yang akan

berubah warna jika dioksidasi

Glukosa GlukosaOksidase Asam Glukonat + Hydrogen

Peroksida Peroksidase H2O + ½ O2.

O2 yang terbentuk akan mengoksidase iodide, menghasilkan

warna coklat. Semakin banyak glukosa semakin tua warna

coklat yang terjadi.

2) Pemeriksaan Protein

Adanya protein dalam urine akan mempengaruhii pH,

perubahan pH akan merubah warna indikator. Derajat

perubahan warna ditentukan oleh kadar protein dalam urine.

3) Pemeriksaan Bilirubin

Page 17: bab 3.docx

Bilirubin dengan garam diazonium (2-6

diclorobenzene-diazoniumfloroborat) dalam suasana asam

membentuk azobilirubin yang berwarna merah violet.

4) Pemeriksaan Urobilinogen

Urobilinogen dengan para-aminobenzaldehide dalam

suasana asam akan membentuk senyawa azo yang

berwarna merah.

5) Pemeriksaan Keton

Natriumnitroprusid sebagai oksidator kuat dengan

asam asetoasetat dan aseton yang bersifat basa

membentuk senyawa yang berwarna violet.

6) Pemeriksaan Nitrit

Nitrit dengan para-arsinilic acid dan

tetrahydrobenzoquinolin dalam suasana asam akan

membentuk senyawa yang berwarna merah muda.

7) Pemeriksaan pH

Kombinasi indikator methyl red dan bromthymol blue

yang terkandung pada carik celup memungkinkan

perubahan warna carik celup sesuai denga pH.

8) Pemeriksaan Berat Jenis

Bromthymol Blue dengan methylvinyl ether maleic acid

sodium salt akan memberikan warna pada urine dengan bj ≥

0,5.

9) Pemeriksaan Eritrosit

Page 18: bab 3.docx

Pemeriksaan oleh peroksidase yang ada pada Hb

membentuk On dan H2O. On yang terbentuk akan

mengoksidasi benzidin (kromogen) membentuk senyawa

hjau biru.

10) Pemeriksaan Leukosit.

Asam karbonat esther oleh esterase yang terdapat

pada granulosit akan membentuk indoxyl. Indoxyl dioksidasi

terbentuk senyawa indigo yang berwarna indigo.

Alat dan Bahan :

1) Strip carik celup

2) Urine.

3) Tisue.

Cara Kerja :

1) Celupkan strip pada urine

2) Diamkan selama 60 detik

3) Bandingkan dengan warna standar

4) Catat hasil.

4. Pemeriksaan Kimia

a. Pada Fotometer

1) Pemeriksaan Glukosa

Metode : GOD-PAP

Prinsip :

Glukosa oksidase mengkatalasis oksidasi dari glukosa

menurut persamaan berikut:

Glukosa+ O2 + H2O Asam Glukonat + H2O2.

Page 19: bab 3.docx

Peroksida yang terbentuk akan bereaksi dengan 4-amino

antipyrine dan asam 4-hidroksibenzoid dengan adanya

peroksidase (POD) dan membentuk N-(4-antipyrin)-p-

benzoquimene. Penambahan multarotase akan mempercepat

reaksi. Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan

konsentrasi.

Alat :

a) Mikropipet 500 µl, 10µl

b) Tabung reaksi/vacutainer.

Bahan :

a) Serum/plasma

b) Reagen Glukosa

Cara Kerja :

a) Persiapan reagen

b) Persiapan alat dan bahanyang digunakan

c) Di pipet ke dalam tabung :

BLANKO Standar Sampel

Sampel - - 10 ΜL

Standar - 10 ΜL -

Reagen 500 ΜL 500 ΜL 500 ΜL

d) Homogenkan, inkubasi 20 menit pada suhu ruang, 10 menit

pada suhu 370C.

e) Dibaca pada panjang gelombang 546 nm.

Nilai rujukan :

Page 20: bab 3.docx

1) Glukosa Puasa : 70-100mg/dl

2) Glukosa 2jam pp : <140 mg/dl

3) Glukosa sewaktu :70-180 mg/dl.

2) Pemeriksaan Kolesterol

Metode mmmm,mHOD-PAP

Prinsip :

Ester kolesterol dengan adanya enzim kolesterol esterase

diubah menjadi kolesterol dan asam lemak bebas. Kolesterol

yang terbentuk dioksidasi dengan bantuan kolesterol oksidase

membentuk kolestenon dan H2O2. H2O2 bereaksi dengan phenol

dan para amino fenazon dengan bantuan enzim peroksidase

akan membentuk kinoneinin yang berwara merah muda.

Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar

kolesterol daam darah yang dibaca pada panjang gelombang

546 nm.

Alat :

a) Mikropipet 500 µl, 10µl

b) Tabung reaksi

Bahan :

a) Serum

b) Reagen kolesterol

Cara Kerja :

a) Siapkan reagen

b) Siapkan alat dan bahan

c) Dipipet kedalam tabung:

Page 21: bab 3.docx

Serum/plasma 10 ΜL

Reagen 500ΜL

d) Homogenkan, inkubasi 20 menit pada suhu ruang.

e) Baca pada panjang gelombang 546 nm

Nilai Rujukan : <200 mg/dl.

3) Pemeriksaan Trigliserida

Metode : GPO-PAP

Prinsip :

Trigliserida LPL Glyserol + Fatty Acid

Glyserol + ATP GK Glyserol-3-Phospate + ADP

Glyserol – 3 – phospate + O2 GPO Dihydroxyceton –

phospatase + H2O2

2H2O2 + 4 – Aminoantypyrine + Cholorophenol POD

chinonimine + HCL + 4 H2O.

Cara Kerja `:

a) Dipipet kedalah tabung

Blanko Standar SAMPEL

Sampel - - 10ΜL

Standar - 10 ΜL -

Reagen 500 ΜL 500 ΜL

b) Campur, dan inkubasi 20 menit pada suhu ruang.

c) Baca pada panjang gelombang 546nm

Nilai Rujukan : <150 mg/dl.

Page 22: bab 3.docx

4) Pemeriksaan HDL

Metode : Presipitasi PTA (phosphotungtic Acid)

Prinsip :

LDL dan VLDL di enfapkan secara khusu oleh asam

phosphatungstic dan ion-ion magnesium, setelah itu di

pisahkan dengan sentrifugasi. Higt density lipoprotein (HDL)

tetap dalam supernatan. Penentuan HDL cholesterol dilakukan

dalam mereaksikan supernatan HDL dengan reagen

cholesterol dan di baca pada panjang gelombang 546 nm.

Alat :

a) Mikropipet 100µl, 200 µl, 500 µl, 1000 µl.

b) Tabung reaksi

Bahan :

a) Serum

b) Reagen HDL

c) Reagen Kolesterol

Cara Kerja :

a) Dipipet ke dalamtabung serum 250 µl dan reagen HDL 500

µl

b) Diamkan selam 20 menit di suhu ruang

c) Sentrifuge 3 menit 4000 rpm

d) Ambil supernatannya

Perhitungan :

Konsentrasi HDL – Kolesterol = absorban X faktor

Faktor : 310 mg/dl.

Page 23: bab 3.docx

Nilai Rujukan: > 60 mg/dl.

5) Pemeriksaan LDL

Metode : Formula Friedwald

Prinsip :

Dengan mengetahui kadar kolestereol total, kadar

trigliserida, dan kadar HDL-Kolesterol yang kemudian LDL-

Kolesterol dapat dihitung dengan formula Friedwald. Dengan

syarat bahwa kadar trigliserida serum lebihh dari 400mg/dl.

Perhitungan :

LDL= Kolesterol total – trigliserida – HDL kolesterol.

5

Nilai Rujukan : < 150 mg/dl.

6) Pemeriksaan Ureum

Metode : Enzimatik-UV

Prinsip :

Urea + 2H2O Urease 2 NH4+ + α-ketoglutarate + NADH

aa L-Glu+ NAD+ + H2O

Cara Kerja :

Blanko Standar Sampel

Standar - 10ΜL -

Sampel - - 10ΜL

Reagen 1&2 500 ΜL 500 ΜL 500 ΜL

Campur, baca pada fotometer.

Perhitungan :

Page 24: bab 3.docx

Konsentrasi urea = abssampel x konsentrasi standarabsstandar

Nilai Rujukan : 10-50 mg/dl.

7) Pemeriksaan Kreatinin

Metode : Jaffe tanpa deproteinisasi

Prinsip :

Kreatinin dengan asampikrat dalam suasana basa akan

membentuk senyawa kompleks yang berwarna. Intensitas

warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kreatinin.

Alat :

a) Mikropipet 250µl dan 50µl

b) Tabung reaksi

Bahan :

Reagen Kreatinin terdiri dari:

a) Asam Pikrat

b) NaOH

Kedua larutan dicampur dengan perbandingan 1:1

Cara Kerja :

a) Disiapkan reagen yang akan digunakan pada

temperatur kamar

b) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

c) Dipipet kedalam tabung

Sampel

Serum 50ΜL

Reagen 500ΜL

Page 25: bab 3.docx

d) Homogenkan, dan baca pada fotometer.

Nilai Rujukan :

Laki-laki : 0,6-1,2 mg/dl

Perempuan: 0,5-1,0 mg/dl

8) Bilirubin total dan direk

Metode : Azobilirubin menurut Jendrassik dan Grof

Prinsip :

Bilirubin bereaksi dengan diazotoned sulfanilic acid

akan membentuk suatu zat yang berwarna merah dalam

larutan netral dan biru dalam larutan alkaline. Bilirubin

glukoronides yang biasa larut dalam air bereaksi langsung

(direct), sedangkan bilirubin yang bebas (indirect hanya akan

bereaksi bila ada aceletato. Bilirubin total dalam serum atau

plasma ditentukan dengan menggunakan metode Jendrassik

dan Grof yaitu dengan mengikatnya dengan diazotied sulfanilic

acid setelah penambahan caffeine, sodium benzoate, dan

sodium acetat. Azobilirubin yang berwarna biru akan terbentuk

dalam alkaline fehling II. Senyawa biru ini juga dapat ditentukan

secara selektif dengan adanya hasil samping yang berwarna

kuning yang dapat diukur pada panjang gelombang 578 nm.

Bilirubin direk diukur dalam bentuk zat azo berwarna merah

pada panjang gelombang 546nm.

Alat :

Page 26: bab 3.docx

a) Mikropipet 500 µl dan 20µl

b) Tabung reaksi

Bahan :

a) Reagen bilirubin.

Cara Kerja :

a) Disiapkan reagen

b) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

c) Dipipet kedalam tabung

1Bilirubin

TotalReagen T-BilirubinReagen T-Nitrit

500 µl-

500 µl20 µl

Inkubasi 5 menit pada suhu kamarSampel 50 µl 50 µlCampur, inkubasi selama 10-30 menit pada suhu kamar-baca

2Bilirubin

DirekReagen D-BilirubinReagen D-Nitrit

500 µl-

500 µl20 µl

Inkubasi Selama 2 menitpada suhu kamarSampel 50 µl 50 µlCampur, Inkubasi selama 5 menit pada suhu kamar – baca

Perhitungan :

Bilirubin Total = A sampel x F (10,5)

Bilirubin Direk = A sampel x F (14,0)

Nilai Rujukan :

Bilirubin Total : < 1,0 mg/dl

Bilirubin Direk: < 0,25 mg/dl

9) SGOT/AST (Aspartat Amino transaminase)

Metode : IFCC-Kinetik

Prinsip :

Page 27: bab 3.docx

2-oksoglutarat + L-Aspartate Glutamat + Oksaloasetate

Oksaloasetate + NADH + H Mlat + NAD

Kecepatan penurunan kadar NADHdiukur secara

fotometris dan berbanding lurus dengan aktivitas AST dalam

sampel.

Alat :

a) Mikropipet 500µl, 50 µl.

b) Tabung reaksi

Bahan :

a) Serum/plasma

b) Reagen SGOT/SGPT

Cara Kerja :

a) Disiapkan reagen

b) Disiapkan alat dan bahan

c) Disiapkan kedalam kuvet

Sampel

Serum/plasma 50 ΜL

Reagen 500 ΜL

d) Homogenkan, baca pada fotometer

10) SGPT/ALT (Alanine Amino Transaminase)

Metode : IFCC-Kinetik

Prinsip :

2-Oksoglutarat + L – Alanine Glutamat + pyruvat

Pyruvat + NADH + H Lactat + NAD

Page 28: bab 3.docx

Kecepatan penurunan kadar NADH

diukur secara fotometer dan berbanding lurus dengan aktivitas

ALT.

Alat :

a) Mikropipet 500 µl, 50 µl.

b) Tabung reaksi

Bahan :

a) Serum/plasma

b) Reagen SGPT/AST

Cara Kerja :

a) Disiapkan reagen pada temperatur kamar

b) Disiapkan alat dan bahan pemeriksaan

c) Disiapkan dalam tabung

Sampel

Serum/

plasma

50 ΜL

Reagen 500 ΜL

d) Homogenkan, periksa pada fotometer.

Nilai Rujukan :

Laki-laki : 9-46 IU/L

Perempuan: 9-36 IU/L

b. Automatic ( Pentra C200)

Metode : automatisasi

Prinsip :

Page 29: bab 3.docx

Konsentrasi substansi dalam larutan setara dengan besarnya

cahaya yang diabsorbsi oleh larutan tersebut. Absorbsi cahaya oleh

larutan pada rentang cahaya yang dapat dilihat, menyebabkan cairan

tersebut terlihat berwarna. Intensitas warna setara dengan

konsentrasi substansi dalam larutan. Pada alat ini, panjang

gelombang dan faktor sudah diprogram oleh alat tersebut. Selain itu,

lamanya inkubasi dilakukan di dalam alat. Hampir semua parameter

dapat diperiksa seperti glukosa, ureum, kreatinin, SGOT/SGPT,

kolesterol, asam urat, trigliserida, protein, albumin, CK-MB, LDH,

HDL-cholesterol, dan lain-lain.

Cara Kerja :

1. Persiapan Alat

a. Periksa REAGEN : pastikan kondisi reagen baik (indikator

reagen warna hijau)

b. Periksa Kecukupan JUMLAH CUVET : Pastikan terisi penuh

( cukup untuk jumlah pemeriksaan)

c. Peeriksa kecukupan VOLUME AQUADEST: pastikan dalam

keadaan penuh (isi kembali bila volumenya kurang dari

1/3)

d. Kosongkan wadah sampel LIMBAH CAIR : (buang bila

volumenya terisi lebih dari ½)

e. Kosongkan wadah sampel Limbah Cuvet : pastikan dalam

keadaan kosong (buang limbah cuvet bila volumenya lebih

dari ½ wadahnya)

f. Periksa USB, pastikan tetap menempel pada alat

Page 30: bab 3.docx

g. Periksa VOLUME SAMPEL: pastikan volumenya cukup ±

300µl dan usahankan jangan sampai ada gelembung udara

dalam sampel

2. Menghidupkan alat

a. Hidupkan alat dengan menekan tombol power di samping

kanan alat ke posisi ON

b. Tunggu selama 5-10 menit.

c. Login dengan memasukan username : rsmc dan pasword lalu

tekan “login”

d. Kemudian tekan “back” untuk ke menu utama

e. Hidupkan printer

f. Masukan reagensia dan cuvet yang diperlukan untuk

pemeriksaan.

3. Mematikan alat

a. Tekan tombol “shutdown” pada layar

b. Tekan ikon “sleep” pada layar untuk mematikan lampu alat

saja atau tekan ikon “power off” pada layar untuk mematikan

alat sepenuhnya.

c. Tunggu selama 15 menit hingga layar pada lot mati.

d. Jika ikon “sleep” yang dipilih alat akan mematikan lampu

secara otomatis, reagensia akan tetap dingin pada alat tanpa

perlu dikeluarkan dan tanpa perlumematikan tombol power ke

posisi alat.

e. Jika ikon “power off” yang dipilih maka matikan alat dengan

menekan tombol power ke posisi ke posisi OFF, lalu

Page 31: bab 3.docx

keluarkan reagensia dari alat dan simpan dalam lemari es

pada suhu 20-80 C.

4. Cara mengganti reagen

a. Pastikan alat pada posisi “ready”

b. Buka tutup alat pentra C-200, lalu keluarkan reagen yang

sudah habis dari alat.

c. Buka tutup reagen yang baru, lalu masukan kedalam alat.

d. Tutup kembali alat pentra C-200

e. Klik gambar kaset reagen pada layar alat.

f. Klik barcode scanner pada layar alat.

g. Kemudian lakukan kalibrasi dan kontrol.

h. Alat siapkan di gunakan kembali dengan reagen yang baru.

c. Pemeriksaan HbA1C

Metode : Otomatis

Tujuan : untuk memantau pengobatan penyakit diabetes

melitus

Prinsip :

Afinion HbA1C adalah alt otomaatis untuk menentukan

hemoglobin A 1 C pada darah manusia. Catrindge afinion berisi

reagen yang memungkinkan untuk menentukan konsentrasi HbA1C.

Sampek di kumpulkan menggunakan suatu alat yang terintergrasi

dan catrige tes di tempatkan pada afinion as 100 analyzer. Sampel

darah kemudian secara otomatis di arutkan dan di campurkan

dengan cairan yang melepaskan hemoglobin dari eritrosit, kemudian

menghasilkan endapan hemoglobin. Campuran sampel ini di transfer

Page 32: bab 3.docx

pada konjugar asam boronic biru, yang melekat pada ikatan cis-diol

dari hemoglobin glikat campuran reaksi ini kemudian melewati

membran filter dan semua hemolobin yang diendapkan, melekat

dengan konjugat dan ada pula yang melepas dari membran. Banyak

bagian dari konjugat yang tebuang oleh washing reagen.

Afinion As 100 Analyzer mengevaluasi endapan pada

membran. Dengan menentukan pantulan cahaya, intensitas warna

biru (hemoglobin glikat) dan warna merah ( hemoglobin glikat)

kemudian di evaluasi. Rasio antara keduanya sebanding dengan

prestasi HbA1C pada sampel.

Cara Kerja :

1. Tekan tombol power pada bagian atas alat untuk menyalakan

alat HbA1C.

2. Pada layar akan muncul “wait runnung self test” kemudian

tunggu beberapa saat pada layar muncul icon tes, kalibrasi,

menu, dan suhu

3. Siapkan catridge

4. kemudian hisap darah pada tabung

5. buka alat

6. masukan catridge dan tutup kembali

7. tekan tombol “icon orang” tekan “ pasien ID” masukan nama

pasien “enter”.

8. tunggu sampai alat mengeluarkan hasil

d. Pemeriksaan dengan alat POCT (Point Of Care Testing)

Pemeriksaan dengan alat POCT diantaranya Accu chek

Page 33: bab 3.docx

ACCU – CHECK

Tujuan : melakukan pemeriksaan gula darah dengan

cepat.

Prinsip :

Dehidrogenase glukosa enzim dihadapkan coenzym, pada tes

strip mengubah glukosa dalam sampel darah ke glucolactone. Reaksi

ini menghasilkan arus listrik yang tidak berbahaya yang akan diserap

detector untuk menafsirkan glukosa darah.

Cara Kerja :

1. Pertama siapkan alat – alat yang diperlukan yaitu alat

ACCU – CHECK

2. Siapkan kapas alcohol

3. Ambil lanset yang akan digunakan

4. hidupkan alat ACCU – CHECK ,hingga muncul tanda

meminta catridge untuk dimasukkan.

5. Lalu setelah catridge dimasukkan, muncul tanda

permintaan sampel

6. Masukan sampel

7. Tunggu sampai hasil keluar

8. Bersihkan kembali alat yang telah digunakan.

5) Pemeriksaan Elektrolit

Untuk pemeriksaan Elektolit, baik kalium, natrium

magnesium dan lain sebagainya, dilakukan pemeriksaan rujukan ,

Page 34: bab 3.docx

dimana sampel di sentrifus dan serumnya pisahkan sebanyak 500

µl, kemudian di beri lebel nama, RM, Usia, Jenis kelamin,

pemeriksaan, dan nama rumah sakit.

6) Pemeriksaan Mikrobiologi

a. Pewarnaan Gram:

Metoda : manual

Tujuan : Mentukan bakteri Gram positif atau Gram negatif

Prinsip :

Kristal violet bermuatan positif akan melalui dinding sel dan

berikatan dengan komponen dalam sel yang bermuatan negatif

sehingga menyebabkann bakteri berwarna ungu. Lugol (iodine)

sebagai permantek (mordant) yang bermuatan negatif akan

menambah kekuatan ikatan kristal violet sehingga terbentuk

kompleks kristal violet iodine dalam sel dan menyebabkan warna

kristal violet melekat pada bakteri. Penambahan alkohol sebagai

dekolorisator psada dinding sel bakteri Gram (-) menyebabkan

terekstrasinya lipid sehingga memperbesar daya

rembes/permeabilitas dinding sel Gram negatif dan kompleks kristal

violet iodine dalam sel dapat lepas. Karena itu Gram (-) kehilangan

warna tersebut. Pada Gram (+), kandungan peptidoglikan yang

tebal, penambahan alkohol menyebabkan terdehidrasinya dinding

sel bakteri, ukuran pori-pori mengecil, permeabilitas berkurang dan

kompleks kristal violet-iodine tidak dapat lepas sehingga bakteri

tetap berwarna ungu. Pada saat pemberian cat warna

penutup(safranin), Gram (-) yang telah kehilangan warna akan

Page 35: bab 3.docx

mengambil warna merah dari safranin, sedangkan Gram (+) tetap

berwarna ungu.

Bahan :

Bahan pemeriksaan pewarnaan Gram seperti: cairan bilas

lambung, sekret mata, cairan asites, sputum.

Alat :

alkohol 70-95%, larutan kristal violet, lugol , safranin, kaca

objek, ose, raktempat pewarna (rangka besi) dan mikroskop,

bunsen.

Cara Kerja :

(1) Bahan pemeriksaan dibuat apusan pada kaca objek yang

telah disediakan, lalu fiksasi dengan menggunakan api

bunsen.

(2) Apusan diletakkan di rak pewarnaan kemudian

ditambahkan zat warna utama kristal violet dan dibiarkan

selama 1 menit. Cuci kacaobjekdengan air mengalir.

(3) Ditambahkan lugol dan dibiarkan selama 1 menit.

Kemudian segera cuci dengan air mengalir.

(4) Apusan didekolorisasi dengan alkohol 96% selama 20-30

detik

(5) Lalu ditambah safranin sampai seluruh kacaobjek tertutup

selama 30 detik, Cuci dengan air mengalir diperiksa

dibawah mikroskop.

Interpretasi :

Page 36: bab 3.docx

Bakteri Gram positif berwarna ungu, sedangkan bakteri

Gram negative berwarna merah.

b. Pewarnaan Bakteri Tahan Asam (BTA)

Metode :Ziehl Neelsen

Tujuan : Menentukan Bakteri Tahan Asam (BTA) pada

bahan pemeriksaan.

Prinsip :

Dinding sel Mycobacterium tuberculosis memiliki lapisan

dinding lipid (mycolic acid) yang bersipat tahan terhadap asam.

Pemberian carbol fuchsin disertai pemanasan akan mempermudah

carbol fuchsin masuk kedalam dinding sel, apabila zat warna telah

terikat maka sangat sulit untuk menghapusnya sekalipun dicuci

dengan alkohol asam kuat, sehingga pada saat diberi zat warna

tanding (methylen blue) akan terserap dan berwarna biru. Dengan

sifat ini bakteri tersebut dapat dibedakan dengan bakteri lain dari

kemampuan untuk tetap mengikat zat warna setelah pencucian

menggunakan asam alkohol.

Alat :

Alat dan bahan pemeriksaan yang digunakanyaitu:

karbolfuksin, asam alkohol, methylen blue, kaca objek, ose,lampu

bunsen, pipet,rak tempat pewarnaan danmikroskop

Bahan :

Sputum, Cairan serebrospinal, cairan tubuh, sputum,

cairan asites an lain-lain.

Cara Kerja :

Page 37: bab 3.docx

(1) Ambil spesimen menggunakan osebulat, untuk sputum

pilih bagian yang purulen.

(2) Buat sediaan dengan ukuran 2x3 cm harus rata

seluruh hapusan, biarkan kering selama 10-15 menit

lalu fiksasi menggunakan api bunsen

(3) Simpan slide di atas rak pewarnaan.

(4) Tuangkan karbolfuksin di atasnya sampai menutupi

seluruh permukaan kacaobjek (slide).

(5) Panaskan dengan api kecil sehigga keluar uap jangan

sampai mendidih lalu biarkan selama 5 menit.

(6) Cuci dengan air mengalir untuk menghilangkan

kelebihan karbol fuchsin.

(7) Tambahkan asam alkohol pada sediaan sampai

warna carbol fuchsin hilang

(8) Cuci dengan air mengalir.

(9) Tambahkan zat warna methylen blue selama 1 menit

(10) Slide dicuci dengan air mengalir dan dibiarkan kering

di udara.

(11) Dibaca dengan mikroskop.

Interpretasi

(1)Bakteri Batang Tahan Asam (BTA) berwarna merah, bakteri

yang bukan BTA berwarna biru.

(2)Pencatatan hasil :

Menurut skla hasil IUATLD dan WHO

Pencatatan Temuan

Page 38: bab 3.docx

+++ lebih dari 10 BTA/LP dalam 20 lp

++ 1-10 BTA/LP MINIMAL DALAM 50 LAPANG

PANDANG

+ 10-99 BTA/ 100 LP

Angka Pasti 1-9 BTA/ 100 LP

Negatif Tidak ditemukan bakteri

c. Pewarnaan Eosin

Tujuan : untuk identifikasi parasit pada sampel

Metode : pemeriksaan dengan zat warna Eosin

Prinsip :

Alat :

(1) Covergalss

(2) Kaca benda

(3) Mikroskop

(4) Lidi

Bahan :

(1) Larutan eosin 2%

(2) Minyak imersi

Prosedur :

(1) Teteskan eosin di atas kaca objek sampel

(2) Tutup dengan coverglass

(3) Periksa di bawah mikroskop perbesaran 40x

Interpretasi : ditemukan parasit pada sediaan preparat.

d. Pewarnaan KOH

Page 39: bab 3.docx

Tujuan : untuk identifikasi jamur dengan menggunakan

larutan KOH

Metode : Pewanaan KOH 15 % + tinta parker

Prinsip :

kalium hidrokda akan melarutkan struktur yang

mengandung protein namun tidak melarutkan struktur jamur

karena jamur memiliki dinding sel yang mengandung kitin.

Penambahan zat warna seperti tinta parker akan membuat

latar belakang sediaan menjadi gelap, sedangkan sttruktur

jamur tidak terwarnai sehingga memudahkan pemeriksaan.

Alat :

(1) Objectglass

(2) Coverglass

(3) Pipet tetes

Bahan :

(1) KOH 15%

(2) Tissue

Prosedur:

(1) Bahan pemeriksaan diletakan pada kaca objek yang

bersih

(2) Letakan KOH 15% ( tanpa atau dengan tinta parker) di

teteskan sebanyak satu tetes pada bahan pemeriksaan,

diikuti dengan pencampuran hingga homogen.

(3) Sebuah kaca penutup diletakan diatas campuran bahan

pemeriksaan dan KOH secara perlahan

Page 40: bab 3.docx

(4) Sediaan dibiarkan pada suhu ruangan untuk memberi

waktu KOH melisiskan struktur protein atau untuk

mempercepat proses dapat dibantu pemanasan

(5) Sediaan di periksa dengan menggunakan mikroskop

perbesaran 40x

Interpretasi : ditemukan hifa atau ditemukan sel

ragi/yeast

e. Paket Kultur

Dilakukan rujukan kerjasama dengan Rumah sakit hasan

sadikin dan prodia.

7. Pemeriksaan Imunologi

Pemeriksaan imunologi yang dilakukan di RS Mata Cicendo

diataranya pemeriksaan Toxoplasma, Rubella, Citomegalovirus, dan

Herves.

a.

8. Pemeriksaan Tiroid

Pemeriksaan tiroid seperti T3, T4, FT4, dan TSHS

dilakukan pemeriksaan rukan dengan sampel yang telah di

sentrifus dan diambil serumnya di masukan ke dalam mikrotube

sebanyakk 500µl. Di beri label identitas pasien meliputi nama, RM,

usia, jenis kelamin dan nama rumah sakit.

E. Alur bahan pemeriksaan.

Alur bahan pemeriksaan di bagi menjadi 2 yakni

1. Sampel dari rawat inap

Page 41: bab 3.docx

Sampel untuk pemeriksaan skrining hematologi, kimia,

urin, imunologi, di ambil oleh tenaga analis langsung keruangan.

Sampel yang di dapat di distribusikan ke bagian pemeriksaan

sesuai dengan permintaan, apabila permintaan pemeriksaan

hanya gula darah sewaktu, atau gula darah puasa maka hasil

langsung di input ke komputer tanpa di distribusikan ke bagian

pemeriksaan.

Untuk pemeriksaan scrapping sampel diambil oleh dokter,

hasil scrapping pada object glass di distribusikan ke bagian

laboratorium oleh pasien untuk dillakukan pemeriksaan

mikrobiologi

2. Sampel dari rawat jalan

Sampel yang diambil dari pasien rawat jalan langsung

diambil di laboratorium sesuai dengan formulir permintaan, sampel

yang di dapat di distribusikan ke bagian pemeriksaan, apabila

pemeriksaan meliputi hematologi dan kimia, maka sampel

dilakukan pemeriksaan hematologi terlebih dahulu apabila hasi

sinkron antar satu parameter dengan parameter lain maka sampel

di distribusikan ke bagian kimia.untuk pemeriksaan imunologi dan

hemostasis apabila permintaan pemeriksaan ada yang harus di

rujuk, maka serum/plasma di pisahkan untuk di rujuk terlebih

dahulu, setelah sampel untuk di rujuk didapat maka dilanjutkan

untuk pemeriksaan yang tidak dirujuk.

Untuk sampel scrapping sama halnya dengan rawat inap,

sampel di ambil oleh dokter dari poli kemudian di distribusikan ke

Page 42: bab 3.docx

laboratorium berikut formulir permintaan, sampel yang di dapat

dilakukan pemeriksaan mikrobiologi

F. Alat-alat/Instrumen yang dimiliki Laboratorium RS. Mata Cicendo

1. Alat laboratorium

a) Oven berfungsi untuk sterilisasi dengan pemanasan kering

untuk peralatan gelas yang tahan terhadap pemanasan tinggi.

b) Sentrifuge untuk memisahkan larutan yang mempunyai berat

molekul yang berbeda.

c) Mikroskop berfungsiuntuk melihat sediaan.

d) Sysmex XS 500i untuk pemeriksaan hematologi secara tomatis

e) Pentra untuk pemeriksaan kimia klinik

f) Footometer untuk pemeriksaan kimia klinik secara manual

g) Sysmex untuk pemeriksaan protrombin time dan activated

protrombin time

h) Afinion untuk pemeriksaan HbA1C

i) Elisa Reader untuk pemeriksaan ikatan antibodi dan antigen

berdasarkan reaksi warna.

2. Alat kantor

Terdiri dari perangkat komputer, printer, pesawat telepon,

lemari buku, meja dan kursi.

3. Alat pendukung

Terdiri dari AC, televisi, tiga unit lemari es untuk penyimpanan

reagen, dan bahan pemeriksaan

4. Quality Control (QC)

Page 43: bab 3.docx

Program QC yang dilaksanakan di Laboratorium RS Mata

Cicendo terdiri dari dua bagian, yaitu:

a. PME (pemantapanmutueksternal)

PME yang dilakukan oleh laboratorium RS Mata Cicendo

adalahhematologi, kimia dan urine. Program ini dilakukan setiap 6

bulan sekali.

b. PMI (pemantapanmutu internal)

PMI yang dilakukan oleh RS Mata Ciccendo adalah pada

bidang hematologi, kimia klinik dan urine.

G. Penanggulangan Dampak Laboratorium terhadap Kesehatan

Lingkungan

Limbah yang setiap hari dikeluarkan oleh Laboratorium RS Mata

Cicendo yaitu meliputi :

1. Limbah Infeksius

Pembuangan limbah infeksius dipisahkan kembali, yaitu:

a. Limbah padat

Limbah padat yang infeksius ditampung dalam kantong plastik.

Limbah infeksius padat yang setiap hari dihasilkan oleh laboratorium

RS Mata Cicendo adalah kaca objsek, tabung LED, handskun,

masker, tip, catridge.Semua limbah padat infeksius dimasukan

kedalam kantong plastik.

b. Limbah Cair

Limbah cair yang terdapat di Laboratorium klinik RS Mata

Cicendo dibuang ke wastafel yang terdapat didalam laboratorium,

saluran pipa wastafel tersebut langsung tersambung ka saluran

Page 44: bab 3.docx

IPAL (Instalansi Pembuangan Air dan Limbah) yang bersamaan

dengan saluran pipa dari laboratorium lain yang akhirnya akan

terbuang ke IPAL (Instalansi Pembuangan Air dan Limbah).

2. Limbah non infeksius

Limbah non infeksius yang terdapat di laboratorium RS Mata

Cicendo berupa limbah padat, seperti : kertas, tissu, dan plastik.

Limbah tersebut dibuang ke dalam kantong plastik kemudian

dibawa ke tempat pembakaran limbah.

H. Administrasi Laboratorium

1. Administrasi sampel

Administrasi sampel di laboratorium RS Mata Cicendo ini

terdapat dua macam dari rawat jalan dan dari rawat inap. Formulir

permintaan Pasien telah diberi identitas pasien seperti :

1) Meliputi Nama

2) Tempat tanggal lahir

3) Nomor Rekam Medis

4) Alamat

5) Diagnosis/ Keterangan Klinik

6) Nomor Register

7) Nama Dokter

8) Poli/ Ruangan

9) Jenis Pemeriksaan.

Bila dalam formulir pemintaan pemeriksaan yang diminta

pemeriksaan skrining hematologi, kimia, maka pasien diambil darah

sebanyak 2ml pada tabung ungu, apabila pemeriksaan di sertai LED,

Page 45: bab 3.docx

DIFF count, index eritrosit dan HbA1C maka pasien di ambil darah

sebanyak 5 ml, lalu pasien di minta pengambilan hasil setelah 3,20

menit kemudian dengan membawa kartu berobat sebagai bukti

kebenaran pasien. Sampel yang bisa dilakukan pemeriksaan cito

(segera) hanya bisa dilakukan untuk pemeriksaan hematologi rutin

tanpa LED.

a) Penanganan sampel pasien rawat inap

Sampel dari rawat inap diambil oleh analis yang bertugas

sebagai sampling ruangan, biasanya ruangan menelpon kebagian

laboratorium untuk melakukan pengambilan sampel ke ruangan,

lalu dari ruangan menyerahkan formulir yang berisi permintaan

pemeriksaan, formulir yang berisi permintaan pemeriksaan

selanjutnya diinput pertindakan yang nantinya masuk kebagian

administrasi.

b) Penanganan sampel pasien rawat jalan

Untuk pasien rawat jalan atau di sebut juga pasien poli,

datang sendiri ke laboratorium RS Mata Cicendo dengan

membawa formulir permohonan pemeriksaan dari dokter pengirim

lengkap dengan kwitansi pembayaran sebagai bukti pasien telah

melunasi biaya administras.ddan formulir yang telah di cap oleh

bagian loket sesuai dengan jenis asuransi atau pembayaran yang

digunakan.

c) Penulisan dan pengarsipan

Hasil pemeriksaan laboratorium dicatat di masing-masing

buku log register lalu.di print dalam bentuk lembar hasil

Page 46: bab 3.docx

pemeriksaan laboratorium, Kemudian diserahkan kepada Ka.

Sub.bagian Patologi Klinik untuk diperiksa dan ditanda tangani

untuk pasien rawat jalan atau pasien rawat inap,

d) Pelaporan hasil

(1) Pasien rawat inap/atau pasien ruangan.

Lembar hasil pemeriksaan laboratorium diambil oleh

perawat ruangan atau hasil langsung di serahkan ke ruangan.

(2) Pasien rawat jalan.

Lembar hasil pemeriksaan laboratorium diambil

langsung oleh pasien/keluarga pasien untuk di berikan kepada

pasien dan di konsultasikan kembali kepada dokter yang

meminta pemerikssaan laboratorium tersebut.

I. Kegiatan yang dilakukan selama PBK di Laboratorium

Mikrobiologi

Dalam kurun waktu 52 hari, kami melakukan kegiatan

laboratorium di RS Mata Cicendo. Kegiatan laboratorium yang kami

lakukan selama ini cukup banyak dan bervariasi berdasarkan jenis

dan kelompok pemeriksaan laboratorium kesehatan yang tersedia.

Kegiatan laboratorium yang telah kami ikuti selama ini meliputi tahap

pra analitik, analitik, dan post analitik. Kegiatan yang kami lakukan

mulai dari administrasi, sampling, pemeriksaan hematologi, kimia,

urin rutin, imunologi, dan mikrobiologi.

1. Kegiatan Administrasi

a. Menrima formulir permintaan dari pasien rawat jalan

Page 47: bab 3.docx

b. Mencatat dan menginput tindakan yang akan dilakukan

c. Memasangkan pemasangan ID sesuai RM pasien

d. Mencatat jenis pemeriksaan ke lock book, mencatat hasil

yang telah selesai di periksa

e. Print hasil yang sudah ada

f. Mengeluarkan hasil yang telah di validasi oleh dokter.

2. Kegiatan Teknis

a. Praanalitik

Tahapan Praanalitik yang dilakukan di laboratorium RS

Mata Cicendo antara lain yaitu:

1) Memberikan arahan pada pasien

Pasien diminta untuk duduk tenang dan dijelaskan

prosedur yang akan dilakukan.

2) Menyiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan

Sebelum memulai pemeriksaan alat dan bahan

pemeriksaan harus sudah disispkan hal ini bertujuan untuk

mempermudah pemeriksaan, seperti tabung, spuit, catridge,

reagen, alat yang terkalibrasi.

b. Analitik

Tahapan analitik yang dilakukan setelah tahapan

praanalitik benar dilakukan, pada tahapan ini sampel harus

dikerjakan dengan benar untuk mendapatkan hasil yang

akurat. Kegiatan pemeriksaan yang telah dilakukan adalah

seperti :

1) Pemeriksan hematologi lengkap,

Page 48: bab 3.docx

2) Pemeriksaan kimia

3) Pemeriksaan hemostasis

4) Pemeriksaan imunologi

5) Pemeriksaan urine rutin

6) Pemeriksaan mikrobiologi

J. Penanggulangan Dampak Lab Terhadap Kesehatan Lingkungan.

K.Alur bahan pemeriksaan. (E).

Alur bahan pemeriksaan di bagi menjadi 2 yakni

1. Sampel dari rawat inap

Sampel untuk pemeriksaan skrining hematologi, kimia,

urin, imunologi, di ambil oleh tenaga analis langsung keruangan.

Sampel yang di dapat di distribusikan ke bagian pemeriksaan

sesuai dengan permintaan, apabila permintaan pemeriksaan

hanya gula darah sewaktu, atau gula darah puasa maka hasil

langsung di input ke komputer tanpa di distribusikan ke bagian

pemeriksaan.

Untuk pemeriksaan scrapping sampel diambil oleh dokter,

hasil scrapping pada object glass di distribusikan ke bagian

laboratorium oleh pasien untuk dillakukan pemeriksaan

mikrobiologi

2. Sampel dari rawat jalan

Sampel yang diambil dari pasien rawat jalan langsung

diambil di laboratorium sesuai dengan formulir permintaan, sampel

yang di dapat di distribusikan ke bagian pemeriksaan, apabila

pemeriksaan meliputi hematologi dan kimia, maka sampel

Page 49: bab 3.docx

dilakukan pemeriksaan hematologi terlebih dahulu apabila hasi

sinkron antar satu parameter dengan parameter lain maka sampel

di distribusikan ke bagian kimia.untuk pemeriksaan imunologi dan

hemostasis apabila permintaan pemeriksaan ada yang harus di

rujuk, maka serum/plasma di pisahkan untuk di rujuk terlebih

dahulu, setelah sampel untuk di rujuk didapat maka dilanjutkan

untuk pemeriksaan yang tidak dirujuk.

Untuk sampel scrapping sama halnya dengan rawat inap,

sampel di ambil oleh dokter dari poli kemudian di distribusikan ke

laboratorium berikut formulir permintaan, sampel yang di dapat

dilakukan pemeriksaan mikrobiologi