kasus 3.docx

27
1. HIPOVOLEMIA (Kekurangan Volume Cairan) a. Pengertian Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap sama. (Brunner & suddarth, 2002). 1) Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES). 2) Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES) 3) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES) b. Etiologi Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena : 1) Penurunan masukan. 2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dan lain-lain. 3) Perdarahan. c. Patofisiologi Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini,

Upload: wiky-wijaksana

Post on 09-Feb-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kasus 3 gadar

TRANSCRIPT

Page 1: kasus 3.docx

1. HIPOVOLEMIA (Kekurangan Volume Cairan)

a. Pengertian

Kekurangan Volume cairan (FVD) terjadi jika air dan elektrolit hilang pada proporsi yang sama

ketika mereka berada pada cairan tubuh normal sehingga rasio elektrolit serum terhadap air tetap

sama. (Brunner & suddarth, 2002).

1) Hipovolemia adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES).

2)   Hipovolemia adalah penipisan volume cairan ekstraseluler (CES)

3) Hipovolemia adalah kekurangan cairan di dalam bagian-bagian ekstraseluler (CES)

b. Etiologi

Hipovolemia ini terjadi dapat disebabkan karena :

1) Penurunan masukan.

2) Kehilangan cairan yang abnormal melalui : kulit, gastro intestinal, ginjal abnormal, dan lain-

lain.

3) Perdarahan.

c. Patofisiologi

Kekurangan volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler

dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia.

Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan

perpindahan cairan interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan

ekstraseluler. Untuk untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan

intraseluler.1

Secara umum, defisit volume cairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan cairan

abnormal melalui kulit, penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi

ketiga (lokasi tempat cairan berpindah dan tidak mudah untuk mengembalikanya ke lokasi

semula dalam kondisi cairan ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari lokasi

intravaskuler menuju lokasi potensial seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi.

Selain itu, kondisi tertentu, seperti terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat

terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.

Takipnea adalah frekuensi pernapasan yang cepat, lebih cepat dari pernapasan normal (12 hingga

20 kali per menit) yang dapat muncul dengan atau tanpa dyspnea. Takipnea (tachypnea) adalah

Page 2: kasus 3.docx

pernapasan abnormal cepat dan dangkal, biasanya didefinisikan lebih dari 60 hembusan per

menit.

Pernapasan abnormal cepat adalah gejala yang sering disebabkan oleh penumpukankarbon

dioksida dalam paru-paru. Setiap kali kemampuan untuk membuang karbon dioksida (CO2)

menurun, terjadi penumpukan CO2 dalam darah. Hasilnya adalah asidosis pernapasan, yang

merangsang pusat pernapasan di otak Anda untuk meningkatkan frekuensi napas dalam upaya

menormalkan pH darah. Kontras denganbradipnea.

Oliguria adalah produksi urin sedikit, biasanya kurang dari 400 ml / hari pada orang dewasa, dan

dapat menjadi salah satu tanda awal dari gagal ginjal dan masalahurologi lainnya atau

penyumbatan di dalam saluran kemih. Kondisi ini dapat diobati dengan diagnosis yang tepat dan

pengobatan. Oliguria dapat menjadi prekursor untuk Anuria, yaitu tidak adanya produksi urin

atau urin sangat sedikit.

Infus intraosseous (IO) adalah proses menyuntikkan langsung ke dalam sumsum tulang untuk

memberikan titik masuk non-dilipat ke dalam sistem vena sistemik. [1] Teknik ini digunakan

dalam situasi darurat untuk memberikan cairan dan obat-obatan ketika akses intravena tidak

tersedia atau tidak layak. Sebuah perbandingan intravena (IV), intramuskular (IM), dan

intraosseous (IO) rute administrasi menyimpulkan bahwa intraosseous rute lebih unggul [2]

intramuskular dan sebanding dengan pemberian intravena.

CAIRAN TUBUH

         Air (H20) merupakan komponen utama yang paling banyak terdapat di dalam tubuh

manusia. Sekitar 60% dari total berat badan orang dewasa terdiri dari air. Namun bergantung

kepada kandungan lemak & otot yang terdapat di dalam tubuh, nilai persentase ini dapat

bervariasi antara 50-70% dari total berat badan orang dewasa. Oleh karena itu maka tubuh yang

terlatih & terbiasa berolahraga seperti tubuh seorang atlet biasanya akan mengandung lebih

banyak air jika dibandingkan tubuh non atlet. Di dalam tubuh, sel-sel yang mempunyai

konsentrasi air paling tinggi antara lain adalah sel-sel otot dan organ-organ pada rongga badan,

seperti paru-paru atau jantung, sedangkan sel-sel yang mempunyai konsentrasi air paling rendah

adalah sel-sel jaringan seperti tulang atau gigi. Konsumsi cairan yang ideal untuk memenuhi

kebutuhan harian bagi tubuh manusia adalah mengkonsumsi 1 ml air untuk setiap 1 kkal

Page 3: kasus 3.docx

konsumsi energi tubuh atau dapat juga diketahui berdasarkan estimasi total jumlah air yang

keluar dari dalam tubuh. Secara rata-rata tubuh orang dewasa akan kehilangan 2.5L cairan per

harinya. Sekitar 1.5L cairan tubuh keluar melalui urin, 500 ml melalui keluarnya keringat, 400

ml keluar dalam bentuk uap air melalui proses respirasi (pernafasan) dan 100 ml keluar bersama

dengan feces (tinja). Sehingga berdasarkan estimasi ini, konsumsi antara 8-10 gelas (1 gelas=240

ml) biasanya dijadikan sebagai pedoman dalam pemenuhan kebutuhan cairan per- harinya.

A. FUNGSI DAN KOMPOSISI CAIRAN TUBUH MANUSIA

a. Pengertian Cairan Tubuh

    Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah cairan suspensi

sel di dalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan yang memiliki fungsi

fisiologis tertentu. Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan

listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh

melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan

elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung

satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. 

    Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan

ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,

sedangkan cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga

kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler. Cairan

intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan

yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan

serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :

a.Fase I :

Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen

diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.

b.Fase II :

Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel

Page 4: kasus 3.docx

c.Fase III :

Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.

b. Komposisi dan Fungsi Cairan Tubuh

   Lebih kurang 60% berat badan orang dewasa pada umumnya terdiri dari cairan (air dan

elektrolit). Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan

pembuangan residu jaringan tubuh. Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit

dan nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan dan tidak

bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon dioksida dan asam-asam

organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium (Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++),

magnesium (Mg++), Klorida (Cl-), bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Garam

mineral ketika berada dalam bentuk cairan sel, baik seluruhnya maupun sebagian berbentuk ion

elektron, yaitu kation dan anion. Kation dibentuk oleh metal (Na+, K+, Ca2+, Mg2+, dll.),

sedangkan anion dibentuk oleh residu asam (Cl-, HCO-3, SO2-4, H2PO-4). Ion amonium

(NH+4) termasuk kation, sedangkan asam organik dan protein adalah anion.

Page 5: kasus 3.docx

 I. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan

1. Usia

Dengan bertambahnya usia, semua organ yang mengatur keseimbangan akan menurun

fungsinya, hasilnya fungsi untuk mengatur keseimbangan juga menurun. Misalnya: gagal ginjal,

gagal jantung, dll.

2. Temperatur Lingkungan

Lingkungan yang panas bisa menyebabkan kita berkeringat banyak sehingga cairan banyak

keluar 

3. Diet

Diet tinggi natrium akan berfungsi meretensi urine, demikian juga sebaliknya. 

4. Obat-Obatan

Seperti steroid, diuretik. 

5. Stress

Mempengaruhi metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH

akan meningkatkan sehingga urine menurun 

6. Sakit

Seperti bahan bakar, dalam keadaan sakit jelas mengeluarkan air yang banyak, seperti gagal

ginjal.

Page 6: kasus 3.docx

Prosentase jumlah cairan tubuh:

Perhatikan Uraian berikut ini :

Pada orang dewasa kira-kira 40 % baerat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel

(cairan intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat badannya berada di luar

sel (ekstraseluler) yaig terbagi dalam 15 % cairan interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 %

transeluler.

II. Pengaturan keseimbangan cairan tubuh

Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:

• Ginjal

Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:

- Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif cairan tubuh.

- Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang dibutuhkan .

- Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.

- Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.

Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena ginjal tidak dapat

berfungsi.

• Jantung dan pembuluh darah

Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan yang sesuai untuk

menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu perfusi ginjal dan karena itu

mengganggu pengaturan air dan elektrolit.

Page 7: kasus 3.docx

• Paru-paru

Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari pada orang dewasa.

Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk yang terus-menerus akan

memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik dengan air yang berlebihan menurunkan

kehilangan air ini.

• Kelenjar pituitary

Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga hormon penyimpan air,

karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel dengan mengendalikan retensi atau

ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur volume darah.

• Kelenjar adrenal

Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus). Peningkatan

aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga ditahan, kehilangan kalor.

Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan banyak keluar karena natrium hilang.

Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.

• Kelenjar paratiroid

Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid (PTH). Sehingga dengan

PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.

III. Fungsi cairan tubuh

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir semua reaksi di dalam

tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan

masukan cairan setiap hari untuk menggantikan cairan yang hilang.

Fungsi cairan tubuh antara lain :

1- Mengatur suhu tubuh

Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

2- Melancarkan peredaran darah

Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam

darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak

dan jantung. 

Page 8: kasus 3.docx

3- Membuang racun dan sisa makanan

Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air

membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan. 

4- Kulit

Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna

untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari

luar tubuh. 

5- Pencernaan

Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk

segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem

pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun

keluar dengan lancar.

6- Pernafasan

Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja

memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat

dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari

nafas yang dihembuskan pada kaca.

7- Sendi dan otot

Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan

mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup

selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.

8- Pemulihan penyakit

Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk

menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

c. Akibat Kekurangan dan Kelebihan Cairan Tubuh

Page 9: kasus 3.docx

A.Kekurangan cairan tubuh

KEBUTUHAN CAIRAN TUBUH

Cairan tubuh hilang melalui:

1. Urin – 50% dari kehilangan cairan

Normal: 50 ml/ kgBB/ 24 jam

2. Insensible Water Loss (50%)

- Respirasi (15%)

- Kulit (30%)

- Feses (5%)

Pengeluaran cairan yang banyak dari dalam tubuh tanpa diimbangi pemasukkan cairan yang

memadai dapat berakibat dehidrasi.Dehidrasi adalah keadaan dimana tubuh kehilangan cairan

elektrolit yang sangat dibutuhkan organ-organ tubuh untuk bisa menjalankan fungsinya dengan

baik.Saat dehidrasi, tubuh dengan terpaksa menyedot cairan baik dari darah maupun organ-organ

tubuh lainnya.

• Gejala Dehidrasi

Berikut ini adalah berbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya :

1. Dehidrasi ringan

-Muka memerah

-Rasa sangat haus

-Kulit kering dan pecah-pecah

Page 10: kasus 3.docx

-Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanya

-Pusing dan lemah

-Kram otot terutama pada kaki dan tangan

-Kelenjar air mata berkurang kelembabannya

-Sering mengantuk

-Mulut dan lidah kering dan air liur berkurang

2. Dehidrasi sedang

-Tekanan darah menurun

-Pingsan

-Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggung

-Kejang

-Perut kembung

-Gagal jantung

-Ubun-ubun cekung

-Denyut nadi cepat dan lemah

3. Dehidrasi Berat

-Kesadaran berkurang

-Tidak buang air kecil

-Tangan dan kaki menjadi dingin dan lembab

-Denyut nadi semakin cepat dan lemah hingga tidak teraba

-Tekanan darah menurun drastis hingga tidak dapat diukur

-Ujung kuku, mulut, dan lidah berwarna kebiruan.

Mengembalikan Cairan Tubuh Yang Hilang

Untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, kita harus banyak minum minimal 8 gelas (± 2

liter ) air setiap hari yang bisa didapat dari :

- Air putih yang higienis/air mineral

Air putih mengandung beberapa zat penting untuk tubuh seperti oksigen, magnesium, sulfur, dan

klorida.

Page 11: kasus 3.docx

- Air berion

Air berion tidak hanya menghilangkan dahaga melainkan juga berfungsi sebagai sumber energi

seperti halnya karbohidrat, lipid, dan protein. Air berion bekerja sebagai perantara dalam reaksi-

reaksi biokimia dan berperan dalam proses metabolisme tubuh sehingga dapat mengembalikan

kesegaran otot tubuh setelah beraktivitas mengeluarkan keringat dengan cepat.

- Jus buah

Selain rasanya nikmat dan segar, jus buah mengandung beragam vitamin dan mineral yang

menyehatkan. Menurut penelitian, jus jambu biji mengandung vitamin C sebanyak 3-6 kali lebih

tinggi dibandingkan jus jeruk, 10 kali lebih tinggi dibandingkan pepaya, dan 10-30 kali lebih

tinggi dibanding pisang. Namun, atlet kurang disarankan meminum jus buah saat berolahraga

karena cairan padatnya tidak mudah terserap tubuh.

B.kelebihan cairan tubuh

Kelebihan cairan tubuh akan disimpan didalam ginjal. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan

melalui air seni(urine). Kelebihan cairan tubuh dapat kita alami saat udara sedang dingin atau

saat kita tidak banyak melakukan aktivitas.

B. MEMAHAMI TEKANAN HIDROSTATIK DAN TEKANAN OSMOTIK

a. Pengertian tekanan hidrostatik dan osmotik

Tekanan hidrostatik adalah tekanan terhadap dinding pembuluh darah dan gerakan masuknya

kedalam kaplsula bowman,dimana kapsula bowman merupakan gerakan masuknya cairan

sebagai filtrasi glomerulus. Sedangkan tekanan osmotik adalah tekanan dari filtrasi kapsula

bowman yang dikeluarkan oleh air atau pelarut lainnya pada membrane semipermiabel sebagai

usaha untuk menembus membran masuk kedalam area yang lebih banyak mengandung molekul

yang tidak dapat melewati membran (protein,lemak,dll).

Page 12: kasus 3.docx

Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu

memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode

perpindahan dari cairan dan elektrolit tubuh dengan cara :

• Diffusi

• Filtrasi

• Osmosis

• Aktiv Transport

Diffusi dan osmosis adalah mekanisme transportasi pasif. Hampir semua zat berpindah dengan

mekanisme transportasi pasif. Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam

segala arah melalui larutan atau gas. Beberapa faktor yang mempengaruhi mudah tidaknya difusi

zat terlarut menembus membran kapiler dan sel yaitu :

• Permebelitas membran kapiler dan sel

• Konsenterasi

• Potensial listrik

Page 13: kasus 3.docx

• Perbedaan tekanan.

Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi. Difusi

air terjadi pada daerah dengan konsenterasi zat terlarut yang rendah ke daerah dengan

konsenterasi zat terlarut yang tinggi.

Perpindahan zat terlarut melalui sebuah membrane sel yang melawan perbedaan konsentrasi dan

atau muatan listrik disebut transportasi aktif. Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif

karena memerlukan energi dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Salah satu contonya adalah

transportasi pompa kalium dan natrium.

Natrium tidak berperan penting dalam perpindahan air di dalam bagian plasma dan

bagian cairan interstisial karena konsentrasi natrium hampir sama pada kedua bagian itu.

Distribusi air dalam kedua bagian itu diatur oleh tekanan hidrostatik yang dihasilkan oleh darah

kapiler, terutama akibat oleh pemompaan oleh jantung dan tekanan osmotik koloid yang

terutama disebabkan oleh albumin serum. Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang

interstisial disebut ultrafilterisasi. Contoh lain proses filterisasi adalah pada glomerolus ginjal.

Meskipun keadaan di atas merupakan proses pertukaran dan pergantian yang terus menerus

namun komposisi dan volume cairan relatif stabil, suatu keadaan yang disebut keseimbangan

dinamis atau homeostatis.

Syok hemoragik adalah suatu kondisi dimana perfusi jaringan menurun dan menyebabkan

inadekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel. Keadaan apapun yang

menyebabkan kurangnya oksigenasi sel, maka sel dan organ akan berada dalam keadaan syok.

Ditingkat multiseluler syok lebih sulit untuk dijelaskan karena tidak semua jaringan dan organ

secara klinis terganggu akibat kurangnya oksigen ini. Dekade terakhir ini para klinisi berusaha

menjelaskan dan memonitor utilisasi oksigen tingkat intraseluler, yang bermanfaat secara

fisiologis dalam menegakkan klinis dan pemeriksaan penunjang apa yang harus dilakukan.

Ada 4 kelas syok (dikemukakan oleh Alfred Blalock tahun 1934), sebagai berikut:

Hipovolemik

Vasogenik (septik)

Kardiogenik

Neurogenik

Page 14: kasus 3.docx

Hipovolemik syok sering dijumpai dalam klinis, secara etiologi adalah akibat hilangnya volum

sirkulasi, misal: pasien luka tusuk dan trauma tumpul, perdarahan saluran cerna dan perdarahan

saat kehamilan. Tubuh sebenarnya punya mekanisme kompensasi terhadap kehilangan ini dalam

batas tertentu melalui mekanisme neuronal dan humoral. Dengan pengetahuan tatalaksana

trauma terkini memungkinkan pasien bisa diselamatkan disaat mekanisme kompensasi tubuh

tidak memadai. 

Patofisiologi: 

Telah diketahui dengan baik respon tubuh saat kehilangan volum sirkulasi. Tubuh secara logis

akan segera memindahkan volum sirkulasinya dari organ non vital dan dengan demikian fungsi

organ vital terjaga karena cukup menerima aliran darah. Saat terjadi perdarahan akut, Cardiac

output dan denyut nadi akan turun akibat rangsang ‘baroreseptor’ di aortik arch dan atrium.

Volum sirkulasi turun dan syaraf simpatik ke jantung dan ke organ lain akan teraktivasi.

Akibatnya denyut jantung meningkat, terjadi vasokontrisksi dan redistribusi darah dari nonvital

organ, seperti: di kulit, saluran cerna, dan ginjal. Secara bersamaan sistem hormonal juga

teraktivasi akibat perdarahan akut ini. Dimana akan terjadi pelepasan hormon kortikotropin.

Yang akan merangsang pelepasan glukokortikoiid dan beta-endorphin. Kelenjar pituitari

posterior akan melepas vasopresin, yang akan meretensi air di tubulus distalis ginjal. Kompleks-

Jukstamedulari akan melepas renin, menurunkan ‘mean arterial pressure’, meningkatkan

pelepasan aldosteron dimana air dan natium akan diresorbsi kembali. Hiperglisemia sering

terjadi saat perdarahan akut, karena proses glukoneogenesis dan glikogenolisis yang meningkat

akibat pelepasan aldosteron dan growth hormon. Katekolamin dilepas kesirkulasi yang akan

menghambat aktifitas dan produksi insulin sehingga gula darah meningkat. Secara keseluruhan

bagian tubuh yang lain juga akan melakukan perubahan spesifik mengikuti kondisi tersebut.

Terjadi proses autoregulasi yang luar biasa di otak dimana aliran darah akan dipertahankan

secara konstan melalui systemic mean-aliran darah arterial arterial dipertahankan dalam range

yang cukup luas. Ginjal juga mentoleransi penurunan aliran darah sampai 90% dalam waktu

yang cepat dan aliran darah pada intestinal akan turun karena mekanisme vasokonstriksi dari

splansnik. Pada kondisi tubuh seperti ini pemberian resusitasi awal dan tepat waktu bisa

mencegah kerusakan organ tubuh tertentu akibat kompensasinya dalam pertahanan tubuh.

Page 15: kasus 3.docx

Pengaruh Usia: 

Tubuh akan mentoleransi syok hemoragik secara berbeda sesuai derajatnya dan pada keadaan

tertentu sesuai dengan usia pasien. Pasien bayi dan usia lanjut akan sangat rentan terjadi gagal

kompensasi saat tubuh kehilangan volum sirkulasi.

Pasien anak yang memiliki volum darah yang lebih sedikit dibandingkan orang dewasa

sehingga secara proporsional persentase kehilangan darah dan volum sirkulasi juga akan

jauh lebih besar. Anak dibawah 2 tahun pun fungsi ginjalnya belum sempurna. Sehingga

produksi konsentrat urin belum baik. Anak usia muda dalam mempertahankan volum

sirkulasinya belum seefektif anak besar. Hati-hatilah akan bahaya kogulopati karena

proporsi luas pemukaan tubuh yang akan meningkat sesuai berat badannya dan membuat

mudah kehilangan air lewat panas dan terjadinya hipotermia dini.

Usia lanjut memiliki penurunan kondisi fisik dan kesehatan dalam mempertahankan

kehilangan volum sirkulasi. Penyakit ateroskelrosis dan penurunan elastin menyebabkan

fungsi dinding arteri menurun, akan menyulitkan kompensasi kehilangan volum sirkulasi.

Menurunnya arteriolar kardiak karena vasodilatasi dan penyakit angina atau infark akan

membutuhkan oksigenasi tinggi otot jantung. Pada usia lanjut mekanisme takikardi untuk

respon peningkatan stroke volume melemah karena turunnya rangsang beta-adrenergik

dalam memacu miosit di nodul sinoatrial. Penggunaan obat-obat jantung juga akan

mengurangi respon normal tubuh mengkompensasi syok. Terutama penggunaan obat

golongan beta-bloker, nitrogliserin, ca-bloker, dan obat anti aritmia.

Penurunan fungsi ginjal juga berkorelasi dengan bertambahnya usia dan bersihan

kreatinin turun pada usia lanjut dibanding nilai keratin normalnya. Kemampuan

mengkonsentrat urinpun menurun karena sensitifitas terhadap ADH menurun. Semua

gangguan pada jantung, pembuluh darah dan ginjal ini secara keseluruhan membuat

tubuh gagal menjalankan mekanisme kompensasinya di saat kehilangan darah. Faktor

komorbid lainnyapun perlu dipertimbangkan saat tatalaksana perdarahan pada usia lanjut.

Histori:

Gejala klinis tunggal jarang saat diagnosa syok ditegakkan. Pasien bisa mengeluh fatigue,

kelemahan umum, atau nyeri punggung belakang (gejala pecahnya aneurisma aorta

Page 16: kasus 3.docx

abdominal). Justru sebagian terdiagnosa saat datang dengan ambulan karena gejala

prilaku yang menyimpang.

Penting diperoleh data rinci tentang tipe, jumlah dan lama pendarahan. Karena akan

mempengaruhi pengambilan keputusan untuk tes diagnostik dan tatalaksana selanjutnya

tergantung jumlah darah yang hilang dan lamanya pendarahan.

Bila pendarahan terjadi dirumah atau dilapangan, taksirlah jumlah darah yang hilang.

Untuk pendarahan pada saluran cerna sangatlah penting dicari asal darah dari rektum atau

dari mulut. Karena cukup sulit menduga jumlah darah yang hilang dari saluran cerna

bagian bawah. Semua darah segar yang keluar dari rektum harus diduga adanya

perdarahan hebat, sampai dibuktikan sebaliknya.

Pendarahan saat trauma kadang sulit ditaksir jumlahnya. Karena rongga pleura, kavum

abdominalis, mediastinum dan retroperitoneum bisa menampung darah dalam jumlah

yang sangat besar dan bisa menjadi penyebab kematian.

Perdarahan trauma eksternal bisa ditaksir secara baik, tapi bisa juga kurang diawasi oleh

petugas emergensi medis.

Laserasi kulit kepala bisa menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar.

Fraktur multipel terbuka, juga bisa mengakibatkan kehilangan darah yang cukup besar.

Gejala klinis: 

Pemeriksaan klinis pasien syok hemoragik dapat segera langsung berhubungan dengan

penyebabnya. Asal sumber perdarahan dan perkiraan berat ringannya darah yang hilang bisa

terlihat langsung. Bisa dibedakan perdarahan pada pasien penyakit dalam dan pasien trauma.

Dimana kedua tipe perdarahan ini biasanya ditegakkan dan ditangani secara bersamaan.

Syok umumnya memberi gejala klinis kearah turunnya tanda vital tubuh, seperti:

hipotensi, takikardia, penurunan urin output dan penurunan kesadaran. Kumpulan gejala

tersebut bukanlah gejala primer tapi hanya gejala sekunder dari gagalnya sirkulasi tubuh.

Kumpulan gejala tkarena mekanisme kompensasi tubuh, berkorelasi dengan usia dan

penggunaan obat tertentu, kadang dijumpai pasien syok yang tekanan darah dan nadinya

dalam batas normal. Oleh karena itu pemeriksaan fisik menyeluruh pada pasien dengan

dilepas pakaiannya harus tetap dilakukan.

Page 17: kasus 3.docx

Gejala umum yang timbul saat syok bisa sangat dramatis. Kulit kering, pucat dan dengan

diaphoresis. Pasien bingung, agitasi dan tidak sadar.

Pada fase awal nadi cepat dan dalam dibandingkan denyutnya. Tekanan darah sistolik

bisa saja masih dalam batas normal karena kompensasi.

Conjunctiva pucat, seperti anemia kronik. Inspeksi Hidung, pharyinx dari kemungkinan

adanya darah

Auskultasi dan perkusi dada untuk mengevaluasi gejala hemothorax. Dimana suara nafas

akan turun, suara perkusi tumpul diarea dekat perdarahan.

Periksa abdomen dari tanda perdarahan intra-abdominal, misal : distensi, nyeri palpitasi,

dan perkusi tumpul. Periksa panggul apakah ada ekimosis yang mengarah ke perdarahan

retroperitoneal. Kejadian yang sering dalam klinis adalah pecahnya aneurysma aorta yang

bisa menyebabkan syok tak terdeteksi. Tanda klinis yang bisa mengarahkan kita adalah

terabanya masa abdomen yang berdenyut, pembesaran scrotum karena terperangkapnya

darah retroperitoneal, kelumpuhan ekstremitas bawah dan lemahnya denyut femoralis.

Lakukan pemeriksaan rectum. Bila ada darah segar curiga hemoroid internal atau

external. Pada kondisi sangat jarang curigai perdarahan yang signifikan terutama pada

pasien dengan hipertensi portal.

Pasien dengan riwayat perdarahan vagina lakukan pemeriksaan pelvis lengkap. Dan

lakukan tes kehamilan untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik.

Lakukan pemeriksaan sistematik pada pasien trauma termasuk pemeriksaan penunjang

primer dan sekunder. Luka multipel bisa terjadi dan harus mendapat perhatian khusus,

hati-hati perdarahan bisa menjadi pencetus syok lainnya, seperti syok neurogenik.

Lakukan inspeksi awal dengan cepat untuk identifikasi hal yang mengancam jiwa pasien.

Nilai jalan nafas, dengan menanyakan nama pasien. Bila artikulasi baik, pasti jalan nafas

bersih.

Periksa oral pharynx dari adanya darah dan benda asing lainnya.

Periksa daerah leher, adakah hematom atau deviasi trachea.

Auskultasi dan perkusi dada dari tanda pneumothorax atau hemothorax.

Palapasi kekuatan dan frekuensi pulsa radialis and femoralis.

Periksa dengan cepat adanya perdarahan eksternal.

Page 18: kasus 3.docx

Periksa tanda neurologi dengan menyuruh pasien mengangkat kedua tangan bergantian,

refleks dorsal kaki dengan penekanan. (ATLS) sangat menganjurkan pemeriksaan

nerologi sederhana ini, karena bisa menilai tingkat kesadaran pasien apakah pasien sadar

penuh, respon terhadap perintah, respon terhadap nyeri, atau tidak ada respon sama

sekali. (misal AVPU).

Jaga suhu pasien dengan baik, dengan selimut atau alat penghangat luar lainnya.

Periksa pasien lebih lanjut dengan teliti dari ujung kepala sampai ujung kaki, yang bisa

mengarahkan kita terhadap kemungkinan adanya luka.

Periksa adakah perdarahan dikulit kepala. Dan bila dijumpai perdarahan aktif harus

segera diatasi bahkan sebelum pemeriksaan lainnya.

Periksa juga apakah ada darah di mulut dan pharynx.

Inspeksi dan Palpasi abdomen. Adanya distensi, nyeri saat palpasi dan ekimosis

mengindikasikan adanya perdarahan intra-abdominal.

Palpasil kestabilan tulang pelvis, bila ada krepitus atau instability indikasikan terjadinya

fraktus pelvis dan ini bisa mengancam jiwa karena perdarahan ke retroperitoneum.

Fraktur pada tulang panjang ditandai nyeri dan krepitus saat palpasi didekat fraktur.

Semua fraktur tulang panjang harus segera direposisi dan digips untuk mencegah

perdarahan di sisi fraktur. Terutama fraktur Femur karena bisa hilang darah dalam jumlah

banyak, sehingga harus segera diimobilisasi dan ditraksi.

Tes diagnostic lebih jauh perlu dilakukan untuk menyingkirkan perdarahan yang

mungkin terjadi di intratorakal, intra-abdominal,atau retroperitoneal.