makalah pbl blok 20-kasus 4.docx

Upload: ali-husain-abdul-kadir

Post on 14-Apr-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    1/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANGDidalam tubuh kita terdapat banyak kelenjar-kelenjar yang bekerja bagi

    memaksimumkan fungsi organ yang ada dan salah satunya adalah kelenjar prostat.

    Kelenjar prostat merupakan organ tubuh pria yang paling sering mengalami

    pembesaran, baik jinak maupun ganas. Dengan bertambahnya usia, kelenjar prostat

    juga mengalami pertumbuhan, sehingga menjadi lebih besar. Pada tahap usia tertentu

    banyak pria mengalami pembesaran prostat yang disertai gangguan buang air kecil.

    Gejala ini merupakan tanda awal Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).1

    Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna

    pada populasi pria lanjut usia. Hiperplasia prostat sering terjadi pada pria diatas usia

    50 tahun (50-79tahun) dan menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang.

    Sebenarnya perubahan-perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah

    dimulai sejak dini, dimulai pada perubahan-perubahan mikroskopik yang kemudian

    bermanifestasi menjadi kelainan makroskopik (kelenjar membesar) dan kemudian

    bermanifes dengan gejala klinik.

    Dengan adanya hiperplasia ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran

    kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan berbagai cara mulai dari

    tindakan yang paling ringan yaitu secara konservatif (non operatif) sampai tindakan

    yang paling berat yaitu operasi

    .

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    2/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 2

    1.2 TUJUANTujuan pembuatan makalah ini adalah untuk membahas dan meningkatkan

    pengetahuan mengenai penyakit yang berkaitan dengan penyakit pada saluran kemih

    kita seperti BPH. Selain itu, amat penting untuk bedakan penyakit ini dengan

    diagnosis banding yang lain karena mempunyai gejala yang hampir sama iaitu

    kesulitan berkemih.

    Semakin dalam kita mengkaji mengenai penyakit ini, semakin banyakkan

    perbandingan yang spesifik yang kita bisa ketemu untuk memudahkan kita

    mengdiagnosis penyakit dari gagal jantung ini.Antara tujuan untuk melakukan penelitian terhadap penyakit ini adalah untuk;

    Mengetahui penyakit-penyakit dengan gejala kesulitan berkemih. Mampu menjelaskan etiologi dari BPH Mampu menjelaskan patofisiologi terjadinya BPH. Mampu menjelaskan penegakan diagnosis dari BPH. Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari BPH.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    3/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 3

    BAB 2

    PEMBAHASAN

    2.1 Skenario 2

    Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan sulit

    berkemih. Keluhan ini sudah dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Awalnya kesulitan

    berkemih tidak dirasakan begitu mengganggu, namun 2 minggu belakangan ini ketika

    berkemih, pancaran air kencing pasien terasa semakin melemah dan tidak bisa berkemih

    dengan tuntas. Pasien juga mengatakan bahwa 4 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di

    RS dan selama perawatan itu pernah dipasang kateter. Pada pemeriksaan fisik tampak

    pasien sakit sedang, TD: 120/80 mm Hg, Frekuensi nadi: 84x/menit. Frekuensi nafas:

    20x/menit.

    Langkah 1-Identifikasi istilah yang tidak diketahui

    - Tidak ada

    Langkah 2-Rumusan masalah

    A. Laki-laki 60 tahun sejak 2 tahun yang lalu mengalami kesulitan berkemih, 2minggu belakangan pancaran air kencing semakin melemah dan tidak bisa

    berkemih dengan tuntas.

    B. Pasien pernah dipasang kateter 4 tahun yang lalu.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    4/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 4

    Langkah 3-Analisis masalah

    Laki-laki,55 tahun

    sesak nafas yangtimbul saat

    beraktivitas dan

    timbul terus-menerus

    Diagnosis Banding

    Epideomologi

    Etiologi

    Patofisiologi

    PatogenesisPemeriksaan

    PenunjangFisikAnamnesis

    Pengobatan

    PrognosisDiagnosis Kerja

    Pencegahan

    Strictur urethra,ISK,

    Batu saluran kemih.

    Bening Prostate

    Hyperplasia

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    5/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 5

    Langkah 4-Hipotesis

    Laki-laki 60 tahun dengan keluhan sulit berkemih, sejak 2 bulan yang lalu,serta

    pancaran air kencing melemah dan tidak tuntas sejak 2 minggu belakangan

    merupakan gejala klinis Bening Prostate Hyperplasia.

    Langkah 5- Sasaran pembelajaran

    Mengkaji penyakit yang mempunyai gejala klinis seperti mengalami kesulitan

    berkemih dan pancaran air kencing semakin lemah dengan menggunakan 10 perkara penting

    yaitu;

    Pemeriksaan Patogenesis Patofisiologis Etiologi Epideomologi Diagnosis Banding Diagnosis Kerja Pengobatan Prognosis Pencegahan

    2.2 Pemeriksaan2,3

    Anamnesis

    Anamnesis merupakan wawancara antara dokter, penderita atau keluarga penderita yang

    mempunyai hubungan dekat dengan pasien, mengenai semua data tentang penyakit. Dalam

    anamnesis, harus diketahui adalah identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang

    dan dulu, riwayat kesihatan keluarga, riwayat peribadi dan riwayat ekonomi. Dalam rekam

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    6/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 6

    medik, perlu ada anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, diagnosis kerja,

    penatalaksanaan dan prognosis.2

    Keluhan utama yang menyebabkan pasien datang ke dokter adalah sejak 2 bulan yang

    lalu pasien mengalami kesulitan berkemih dan 2 minggu belakangan pancaran air kencing

    semakin melemah dan tidak biasa kenceng dengan tuntas. Hasil anamnesis juga ditemukan

    pasien pernah dipasang kateter 4 tahun yang lalu.

    Pemeriksaan Fisik

    Pada pemeriksaan fisik pasien terdiri daripada empat bahagian iaitu; inspeksi, palpasi,

    perkusi dan auskultasi.

    Inspeksi2

    Inspeksi merupakan pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan hanya melihat sama ada

    terdapat kelainan atau tidak pada badan pasien. Hal-hal yang dilihat adalah sama ada terdapat

    masa di abdominal atas atas masa yang keras. Kita juga perlu melihat adakah pasien

    mempunyai bekas-bekas luka dan warna kulit pasien.

    Palpasi

    Palpasi adalah teknik perabaan untuk mengetahui sama ada terdapat kawasan yang nyeri atau

    kawasan yang mempunyai massa. Palpasi pada ginjal biasanya amat sukar tetapi ianya mudah

    dilakukan pada pasien anak dan orang yang sangat kurus. Periksa sama ada terdapat nyeri

    tekan atau teraba masa pada ginjal.

    Perkusi

    Perkusi dilakukan dengan cara mengetuk tempat-tempat tertentu untuk mengetahui kelainan

    pada gingal. Ianya akan menunjukkan nilainya yang tersendiri. Pada pasien anak dibawah 1

    tahun biasanya transiluminasi. Dilakukan juga pemeriksaan nyeri renal pada costae verterbrae

    angle yang biasanya disertai mual,muntah dan nyeri akan menjalar ke kawasan depan

    kelamin..

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    7/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 7

    Auskultasi

    Auskultasi adalah bertujuan untuk mendengar bunyi jantung patologis pada pasien dengan

    masalah ginjal. Contohnya terdapat bunyi bruit pada pasien dengan stenosis arteri renal.

    Rectal Toucher3

    Teknik ini dilakukan jika ada kecurigaan pasien terdapat tumor atau BPH. BPH bisa teraba

    iaitu dengan konsistensi lunak dan kenyal manakala jika terdapat tumor hasil rectal toucher

    adalah masa yang keras.

    Pemeriksaan Penunjang3

    Pemeriksaan Laboratorium

    Darah

    Ureum, kreatinin, elektrolit, Blood urea nitrogen, Prostate Specific Antigen

    (PSA), Gula darah

    Urine

    Kultur urin dan test sensitifitas, urinalisis dan pemeriksaan mikroskopis, sedimen

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    8/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 8

    Pemeriksaan pencitraan

    a.Foto polos abdomen (BNO)

    Dari sini dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan misalnya batu saluran

    kemih, hidronefrosis, atau divertikel kandung kemih juga dapat untuk menghetahui

    adanya metastasis ke tulang dari carsinoma prostat

    b.Pielografi Intravena (IVP)

    Pembesaran prostat dapat dilihat sebagai filling defect/indentasi prostat pada dasar

    kandung kemih atau ujung distal ureter membelok keatas berbentuk seperti mata kail

    (hooked fish). Dapat pula mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun ureter

    berupa hidroureter ataupun hidronefrosis serta penyulit (trabekulasi, divertikel atau

    sakulasi bulibuli). Foto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin.

    c.Sistogram retrograde

    Memberikan gambaran indentasi pada pasien yang telah dipasang kateter karena

    retensi urin.

    d.Transrektal Ultrasonografi (TRUS)

    Deteksi pembesaran prostat dengan mengukur residu urin

    e.MRI atau CT scan

    Jarang dilakukan. Digunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan

    bermacammacam potongan

    Pemeriksaan lain

    Uroflowmetri

    Untuk mengukur laju pancaran urin miksi. Laju pancaran ditentukan oleh daya

    kontraksi otot detrusor, tekanan intravesika, resistensi uretra. Angka normal laju

    pancaran urin ialah 12 ml/detik dengan puncak laju pancaran mendekati 20 ml/detik.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    9/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 9

    Pada obstruksi ringan, laju pancaran melemah menjadi 6 8 ml/detik dengan

    puncaknya sekitar 1115 ml/detik.

    Pemeriksaan Tekanan Pancaran (Pressure Flow Studies)

    Pancaran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uroflowmetri tidakdapat membedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot

    detrusor yang melemah. Untuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan

    pemeriksaan tekanan pancaran dengan menggunakan Abrams-Griffiths Nomogram.

    Dengan cara ini maka sekaligus tekanan intravesica dan laju pancaran urin dapat

    diukur.

    Pemeriksaan Volume Residu Urin

    Volume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan cara sangat

    sederhana dengan memasang kateter uretra dan mengukur berapa volume urin yang

    masih tinggal. Pemeriksaan sisa urin dapat juga diperiksa (meskipun kurang akurat)

    dengan membuat foto post voiding atau USG

    2.3 Diagnosis Kerja

    Benign Prostat Hiperplasia6,7

    Definisi

    Benign Prostate Hyperplasia(BPH) sebenarnya adalah suatu keadaan dimana kelenjar

    periuretral prostat mengalami hyperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke

    perifer dan menjadi simpai bedah. BPH merupakan juga pembesaran prostat yang bersifat

    jinak yang hanya timbul pada laki-laki yang biasanya pada usia pertengahan atau lanjut. Pada

    usia 40an seorang pria mempunyai kemungkinan terkena BPH sebesar 25%. Menginjak usia

    60-70 tahun, kemungkinan menjadi 50%, dan pada usia diatas 70 tahun akan menjadi 90%.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    10/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 10

    Anatomi kelenjar Prostat

    Secara anatominya prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh

    kapsul fibromuskuler yang terletak disebelaj inferior vesika urinaria, mengelilingi bagian

    proksimal uretra( uretra pars prostatika dan berada di sebelah anterior rectum. Bentuknya

    sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram, dengan

    jarak basis ke apex kurang lebih 3 cam, lebar yang paling jauh 4 cam dengan tebal 2.5 cm.

    Menurut klasifikasi Lowsley, prostat terdiri dari lima lobus, anterior, posterior, medial, lateral

    kanan dan lateral kiri.

    2.4 Epidemiologi7

    Hyperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum

    usia 40 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir

    sampai pubertas, waktu itu ada peningkatan cepat dalam ukuran, yang kontinyu sampai usia

    akhir 30-an. Pertengahan dasawarsa ke-5, prostat bisa mengalami perubahan hyperplasi. Pada

    usia lanjut beberapa pria mengalami pembesaran prostat benign. Keadaan ini dialami oleh 50

    % pria yang berusia 60 tahun dan kurang lebih 80% pria yang berusia 80 tahun.

    2.5 Etiologi6,7,13

    Dipercayai BPH yang timbul merupakan pangaruh dari keseimbangan hormonal,

    yaitu hormone androgen dan estrogen dan juga terkait dengan penuaan.Terdapat beberapa

    hipotesis yang diduga menjadi penyebab timbulnya hyperplasia prostat antara lain adalah;

    Teori Hormonal

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    11/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 11

    Teori ini dibuktikan bahwa sebelum pubertas dilakukan kastrasi maka tidak terjadi BPH, juga

    terjadinya regresi BPH bila dilakukan kastrasi. Selain androgen(testosterone/DHT), estrogen

    juga berperan untuk terjadinya BPH. Dengan bertambahnya usia akan terjadi perubahan

    keseimbangan hormonal iaitu antar horomon testosterone dan hormone estrogen, karenaproduksi testosterone mnuurn dan terjadi konversi testosterone menjadi estrogen pada

    jaringan adipose di perifer dengan pertolongan enzim aromatase, dimana sifat estrogen ini

    akan menrangsang terjadinya hyperplasia pada stroma, sehingga timbul dugaan bahwa

    testosterone diperlukan untuk inisiasi terjadinye proloferasi sel tetapi kemudian estrogenlah

    yang berperan untuk perkembangan stroma. Kemungkinan lain ialah perubahan konsentrasi

    relative testosterone dan estrogen akan menyebabkan produksi dan potensi faktor

    pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat.

    Dari berbagai percobaan dan penemuan klinis dapat diperoleh kesimpulan, bahwa dalam

    keadaan normal hormone gonadotropin hipofise akan menyebabkan produksi hormone

    endrogen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. Dengan makin bertambahnya

    usia, akan terjadi penurunan dari fungis testikuler( spermatogenesis) yang akan menyebabkan

    penurunan yang progresif dari sekresi androgen. Hal ini mengakibatkan hormone

    gonadotropin yang sangat merangsang produksi hormone estrogen oleh sel sertoli. Dilihat

    dari fungsional histologist, prostat terdiri dari dua bagian yang sentral sekitar ureter yangbereaksi terhadap estrogen dan bagian perifer yang tidak bereaksi terhadap estrogen.

    Teori Growth Factor

    Peranan dari growth faktor ini sebagai pemacu pertumbuhan stroma kelenjar prostat.

    Terdapat empat peptic growth faktor iaitu, basic transforming GF, transforming

    G1,transforming G2, dan epidermal GF.

    Teori Sel (stem cell hypothesis)

    Seperti pada organ lain, prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang dewasa berada

    dalam keadaan keseimbangan steady state, antara pertumbuhan sel dan sel yang mati,

    keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang

    dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproliferasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel

    stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proliferasi lebih cepat. Terjadinya proliferasi

    abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi atau proliferasi sel stroma dan sel epitel

    kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    12/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 12

    Teori Dihidro Testosteron (DHT)

    Testosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis (90%) dan sebagian dari

    kelenjar adrenal (10%) masuk dalam peredaran darah dan 98% akan terikat oleh globulin

    menjadi sex hormon binding globulin (SHBG). Sedang hanya 2% dalam keadaan testosteronbebas. Testosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam target cell yaitu sel prostat

    melewati membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma, di dalam sel, testosteron

    direduksi oleh enzim 5 alpha reductase menjadi 5 dyhidro testosteron yang kemudian

    bertemu dengan reseptor sitoplasma menjadi hormone receptor complex. Kemudian

    hormone receptor complex ini mengalami transformasi reseptor, menjadi nuclear

    receptor yang masuk kedalam inti yang kemudian melekat pada chromatin dan

    menyebabkan transkripsi m-RNA. RNA ini akan menyebabkan sintese protein menyebabkan

    terjadinya pertumbuhan kelenjar prostat.

    2.6 Patogenesis dan Patofisiologi8,14

    Pada BPH terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu

    komponen mekanik dan komponen dinamik. Komponen mekanik ini berhubungan dengan

    adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga

    terjadi gangguan aliran urine (obstruksi infra vesikal) sedangkan komponen dinamik meliputi

    tonus otot polos prostat dan kapsulnya, yang merupakan alpha adrenergik reseptor. Stimulasi

    pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun

    kenaikan tonus. Komponen dinamik ini tergantung dari stimulasi syaraf simpatis, yang juga

    tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.

    Berbagai keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan dan resistensi uretra.

    Selanjutnya hal ini akan menyebabkan sumbatan aliran kemih. Untuk mengatasi resistensi

    uretra yang meningkat, otot-otot detrusor akan berkontraksi untuk mengeluarkan

    urine. Kontraksi yang terus-menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli-buli

    berupa hipertrofi otot detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan divertikel buli-

    buli. Fase penebalan otot detrusor ini disebut fase kompensasi.

    Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran

    kemih sebelah bawah atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan

    gejala-gejala prostatismus.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    13/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 13

    Dengan semakin meningkatnya resistensi uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase

    dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi

    urin. Tekanan intravesikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli

    tidak terkecuali pada kedua muara ureter. Tekanan pada kedua muara ureter ini dapatmenimbulkan aliran balik urin dari buli-buli ke ureter atau terjadi refluks vesico-ureter.

    Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter, hidronefrosis, bahkan

    akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.

    Gambaran Klinis12

    Gejala klinis hyperplasia prostat menurut Boyarksky dibagi atas gejala obstruktif dan

    gejala iritatif. Gejala obstruktif disebabkan karena penyempitan uretra pars prostatika karena

    didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi cukup

    kuat dan atau cukup lama sehingga kontraksi terputus-putus. Gejala antara lainnya adalah;

    1. Harus menunggu pada permulaan miksi( hesistency)2. Pancaran miksi yang lemah( Poor stream)3. Miksi terputus( intermittency)4. Menetes pada akhir miksi( terminal dribbling)5. Rase belum puas sehabis miksi( sensation of incomplete bladder emptying.

    Manifastasi klinis berupa obstruksi pada penderita hyperplasia prostat masih tergantung tiga

    faktor iaitu;

    a. Volume kelenjar periuretralb. Elastisitas leher vesika, otot polos prostat dan kapsul prostatc. Kekuatan kontraksi otot destrusor.

    Gejala iritatif disebabkan oleh karena pengosongan vesica urinaria yang tidak sempurna pada

    saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensitifitas otot detrusor karena pembesaran

    prostat menyebabkan ransangan pada vesica, sehingga vesica sering berkontraksi meskipun

    belum penuh, gejalanya ialah:

    1. Bertambahnya frekuensi miksi2. Nokturia

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    14/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 14

    3. Miksi sulit ditahan4. Disuria

    Untuk menentukan derajat beratnya penyakit yang berhubungan dengan penentuan jenis

    pengobatan BPH dan untuk menilai keberhasilan pengobatan BPH, dibuatlah suatu

    skoring yang validdan reliable. Terdapat beberapa sistem skoring, di antaranya

    skorInternational Prostate Skoring System(IPSS) yang diambil berdasarkan

    skorAmerican Urological Association(AUA). Sistem skoring yang lain adalah skorMadsen-Iversen dan skor Boyarski. Skor AUA terdiri dari 7 pertanyaan. Pasien diminta

    untuk menilai sendiri derajat keluhan obstruksi dan iritatif mereka dengan skala 0-5. Total

    skor dapat berkisar antara 0-35. Skor 0-7 ringan, 8-19 sedang, dan 20-35 berat.

    Skor Madsen-Iversen terdiri dari 6 pertanyaan yang berupa pertanyaan-pertanyaan untuk

    menilai derajat obstruksi dan 3 pertanyaan untuk gejala iritatif. Total skor dapat berkisar

    antara 0-29. Skor 20 berat. Perbedaannya dengan skor AUA adalah dalam skor

    Madsen Iversen penderita tidak menilai sendiri derajat keluhannya. Perbedaan ini yang

    mendasari mengapa skor Madsen-Iversen digunakan di Sub Bagian Urologi RSUPN

    Cipto Mangunkusumo.

    Diagnosis

    Untuk menentukan diagnose diperlukan wawancara dan mempelajari riwayat medis

    yang betul. Selain itu, diagnosis BPH bisa ditegakkan dengan perabaan melalui anus( digital

    rectal examination,DRE). Karena letak kelenjat prostat di antara kandung kemih dan rectum,

    dokter dapat dengan mudah memeriksanya dengan memasukkan jari bersarung tangan dan

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    15/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 15

    berpelumas ke dalam anus pasien. Dokter akan meraba permukaan kelenjar prostat untuk

    menilai ukuran, bentuk, dan teksturnya. Meskipun tidak nyaman, prosedur ini hanya

    berlangsung satu atau kurang dan tidak menyakitkan.

    Tes darah juga dapat digunakan untuk mengecek kadar antigen prostat spesifik (PSA) pada

    pasien yang dicurigai memiliki BPH. PSA adalah antigen khusus yang diproduksi oleh sel-sel

    kapsul prostat( membrane yang menutupi prostat) dan kelenjat periuretral. Jumlah PSA dalam

    darah dinyatakan dalam nanogram per milliliter(ng/mL). PSA sejumlah 4 ng/mL atau lebih

    rendah adalah normal, 4-10 ng/mL adalah sedikit tinggi, 10-20 cukup tinggi dan 20-35 sangat

    tinggi. Penderita BPH atau prostatitis menghasilkan sejumlah besar PSA. Tingkat PSA juga

    ditentukan sebagian oleh ukuran dan berat prostat. Tingkat PSA yang sangat tinggi dapat

    mengindikasikan adanya kanker.

    Namun, tes PSA dapat memberikan hasil yang palsu. Hasil positif palsu terjadi ketika tingkat

    PSA tinggi dan tidak ada kanker. Hasil negative palsu terjadi bila tingkat PSA normal dan

    kanker prostat ada. Karena itu, biopsi biasanya dilakukan untuk mengkonfirmasi atau

    menyingkirkan kemungkinan kanker ketika tingkat PSA tinggi.

    2.7 Diagnosis Banding

    1) Striktur Uretra4,5

    Definisi

    Pada striktur uretra terjadi penyempitan dair lumen uretra akibat terbentuknnya pada dinding

    uretra. Striktur uretra menyebabkan gangguan berkemih, mulai dari aliran air kencing yang

    mengecil sampai sama sekali tidak mengalirkan urin keluar dari tubuh. Urin yang tidak keluar

    dari tubuh dapat menyebabkan banyak komplikasi sehingglah sampai terdapat gagal ginjal.

    Striktur uretra bisa terjadi di anterior dan juga posterior;

    Anterior Posterior

    Trauma atau inflamasi Spongiofibrosis Jaringan parut sekitar korpus

    spongiosum

    Disrupsi komplit atau parsial akibattrauma pelvis

    Displacement aksis uretra danobliterasi ureter akibat fibrosis.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    16/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 16

    Derajat penyempitan:

    Sesuai dengan derajat penyempitan lumennya, striktur uretra dibagi menjadi tiga tingkatan

    derajat iaitu;

    1. Ringan: jika oklusi yang terjadi kurang dari 1/3 diameter lumen uretra2. Sedang: jika terdapat oklusi 1/3 sampai dengan diameter lumen uretra3. Berat: jika terdapat oklusi lebih besar dari diameter lumen uretra.

    Gejala klinis:

    Pancaran air seni yang kecil dan bercabang Iritasi Infeksi seperti urgensi disuria inkontinensia Urin yang menetes Penis yang membengkak Infiltrate abses Retensi urin

    2) Infeksi Saluran Kemih(ISK)4

    Definisi

    Infeksi saluran kemih(ISK) merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering ditemukan di

    praktik umum, walaupun bermacam-macam antibiotika sudah tersedia luas di pasaran. ISK

    adalah istilah umum yang menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam urin. Bakteriuria

    bermakna menunjukkan pertumbuhan mikroorganisme murni lebih dari 105colony forming

    units(CFU/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi

    klinis ISK dinamai bakteriuria asimtomatik. Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai

    presentasi klinik ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    17/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 17

    Faktor penyebab negative palsu pada pasien ISK:

    Pasien telah mendapat terapi antimikroba Terapi diuretic Minum banyak Waktu pengambilan sampel tidak tepat Peranan bakteriofag

    Terdapat dua jenis ISK yang masih dapat dibagikan iaitu ISK atas dan ISK bawah. ISK

    bawah pada laki-laki mungkin terjadi sistitis, prostatitis, epidimidis dan uretritis. ISK atas

    pula terdapat pielonefritis akut dan pielonefritis kronik. Pielonefritis akut adalah proses

    inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan infeksi bakteri manakala yang kronik pula adalah

    akibat lanjut dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi

    saluran kemih dan refluks vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikutipembentukan jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik spesifik.

    Epidemiologi

    ISK tergantung banyak faktor; seperti usia, gender, prevalensi bakteruria dan faktor

    predisposisi yang menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal. Selama

    periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun perempuan cenderung menderita ISK

    dibandingkan laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan kecuali disertai faktor

    predisposes. Prevalensi bakteriuria asimtomatik lebih sering ditemukan pada perempuan.

    Prevalensi selama periode sekolah 1% meningkat menjadi 5% selama periode aktif secara

    seksual. prevalensi infeksi asimtomatik meningkat mencapai 30 %, baik laki-laki maupun

    perempuan bila disertai faktor predisposisi. Antara contoh faktor predisposisi adalah;

    Litiasis Obstruksi saluran kemih Penyakit ginjal polikistik

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    18/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 18

    Nekrosis papilar Diabetes mellitus pasca transplantasi ginjal Nefropati analgesic Penyakit sikle-cell Senggama Kehamilan dan peserta KB dengan tablet progesterone Kateterisasi

    Gejala klinis

    1. Pielonefritis akut: presentasi klinis PNA seperti panas tinggi( 39.5-40.5 derajat)disertai menggigil dan sakit pinggang. Biasanya gejala ini sering didahului gejala ISK

    bawah(sistitis) seperti sakit suprapubik,polakisuria,nokturia,disuria dan stranguria.

    2. Sindroma uretra akut: presentasi klinis ini sulit dibedakan dengan sistitis. Ianya seringditemukan pada pasien perempuan antara 20-50 tahun. Pasien ini dibagi 3 kelompok

    iaitu;

    a) Pasien dengan piuria, biakan urin dapat diisolasi E.coli dengan cfu/ml urin10^3-10^5. Sumber infeksi berasal dari kelenjar peri-uretral atau uretra

    sendiri. Kelompok ini diberikan ampisilin.

    b) Pasien lekosituri 10-50/ lapang pandang tinggi dan kultur urin steril.c) Pasien tanpa piuria dan biakan urin steril.

    ISK recuren terdiri dari 2 kelompok iaitu re-infeksi yang pada umumnya episode infeksi

    dengan interval > 6 minggu dengn mikroorganisme yang berlainan dan repalsing infection

    yang disebabkan oleh infeksi dari microorganism yang sama dan tidak mendapat terapi yang

    adekuat.

    3) Batu Saluran kemih5

    Definisi

    Batu ginjal didalam saluran kemih adalah masssa keras seperti batu yang terbentuk di

    sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran

    kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk didalam ginjal(batu ginjal) maupun di dalam

    kandung kemih(batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis. Lokasi

    batu ginjal dijumpai khas di kaliks atau pelvis dan bila akan keluar dapat terhenti di ureter

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    19/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 19

    atau di kandung kemih. Batu ginjal sebagian besar mengandung batu kalsium. Batu oksalat ,

    batu fosfat atau kalsium fosfat secara bersama dapat dijumpai sampai 65-85% dari jumlah

    keseluruhan batu ginjal.

    Faktor predisposis:

    Hiperkalsiuria absortifDitandai dengan adanya kenaikan absorpsi kalsium dari lumen usus. Paling banyak

    dijumpai.

    Hiperkalsiuria puasaDitandai dengan adanya kelebihan kalsium, diduga berasal dari tulang.

    Hiperkalsiuria ginjalYang diakibatkan kelainan reabsorbsi kalsium di tubulus ginjal.

    Gejala klinis

    Batu yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung kemih bisa

    menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis

    maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis(nyeri kolik yang

    hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul, biasanya didaerah anta

    tulang rusuk dengan tulang pinggang iaitu daerah costo vertebra angle, terus menjalar ke

    perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam.

    Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut mengembung, demam, menggigil dan darah di

    dalam air kemih(hematuria). Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    20/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 20

    batu melewati ureter. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat

    aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul diatas

    penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih

    akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akanmenggelembungka ginjal( hindronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi krusakan ginjal.

    1.8Penatalaksanaan BPH

    Medika mentosa9

    Pilihan terapi non-bedah adalah pengobatan dengan obat (medikamentosa). Terdapat tiga

    macam terapi dengan obat yang sampai saat ini dianggap rasional, yaitu dengan penghambat

    adrenergik a-1, penghambat enzim 5a reduktase, dan fitoterapi

    I. Penghambat adrenergik a-1Obat ini bekerja dengan menghambat reseptor a-1 yang banyak ditemukan pada otot polos

    ditrigonum, leher buli-buli, prostat, dan kapsul prostat. Dengan demikian, akan terjadi

    relaksasi di daerah prostat sehingga tekanan pada uretra pars prostatika menurun dan

    mengurangi derajat obstruksi. Obat ini dapat memberikan perbaikan gejala obstruksi relatif

    cepat.

    Efek samping dari obat ini adalah penurunan tekanan darah yang dapat menimbulkan keluhan

    pusing (dizziness), lelah, sumbatan hidung, dan rasa lemah (fatique).

    Pengobatan dengan penghambat reseptor a-1 masih menimbulkan beberapa pertanyaan,

    seperti berapa lama akan diberikan dan apakah efektivitasnya akan tetap baik mengingat

    sumbatan oleh prostat makin lama akan makin berat dengan tumbuhnya volume prostat.

    Contoh obat: prazosin, terazosin dosis 1 mg/hari, dan dapat dinaikkan hingga 2-4 mg/hari.

    Tamsulosin dengan dosis 0.2-0.4 mg/hari2.

    II. Penghambat enzim 5a reduktaseObat ini bekerja dengan menghambat kerja enzim 5a reduktase, sehingga testosteron tidak

    diubah menjadi dehidrotestosteron. Dengan demikian, konsentrasi DHT dalam jaringan

    prostat menurun, sehingga tidak akan terjadi sintesis protein. Obat ini baru akan memberikan

    perbaikan simptom setelah 6 bulan terapi.

    Salah satu efek samping obat ini adalah menurunnya libido dan kadar serum PSA2. Contoh

    obat : finasteride dosis 5 mg/hari.

    III. Kombinasi penghambat adrenergik a- 1 dan penghambat enzim 5a reduktase

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    21/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 21

    Terapi kombinasi penghambat adrenergik a-1 dan penghambat enzim 5a reduktase pertama

    kali dilaporkan oleh Lepor dan kawan-kawan pada 1996. Terdapat penurunan skor dan

    peningkatan Qmax pada kelompok yang menggunakan penghambat adrenergik a-1. Namun,

    masih terdapat keraguan mengingat prostat pada kelompok tersebut lebih kecil dibandingkankelompok lain. Penggunaan terapi kombinasi masih memerlukan penelitian lebih lanjut.9

    Fisioterapi

    Penggunaan ekstrak tumbuh-tumbuhan untuk terapi BPH akhir-akhir ini menjadi popular.

    Beberapa tumbuhan yang digunakan antara lain saw palmetto berry, kulit kayu tumbuhan

    Pygeum africanum, akar Echinacca purpurea dan Hypoxis rooperi, serta ekstrak serbuk sari.

    Mekanisme dari fisioterapi ini sebagian besar tidak diketahui dan belum dilakukan uji coba

    mengenai efektivitas dan keamanan dari penggunaan obat ini.

    Non medika mentosa13

    Bedah konvensional

    1. Pembedahan terbukaIndikasi absolute yang memerlukan pembedahan terbuka disbanding pilihan nedahlainnya adalah terdaptnya keterlibatan kandung kemih yang perlu diperbaiki seperti

    adanya divertikel atau batu kandung kemih yang besar. Prostat yang melebihi 80-100

    cm3 biasanya dipertimbangkan untuk dilakukan pengangkatan prostat secara terbuka.

    Pembedahan terbuka mempunyai nilai komplikasi setelah operasi seperti tidak dapat

    menahan air kencing dan impotensi. Perbaikan klinis yang terjadi sebesar 85-100%.

    2. Transurethral resection of the prostate(TURP)TURP merupakan metode paling sering digunakan dimana jaringan prostat yang

    menyumbat dibuang melalui sebuah alat yang dimasukkan melalui uretra. Secara

    umum indikasi untuk metode TURP adalah pasien dengan gejala sumbatan yang

    menetap, progresif akibat pembesaran regional atau umum dan membutuhkan

    perawatan inal selama 1-2 hari.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    22/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 22

    3. Transuretrhral incision of the prostate(TUIP)Metode ini digunakan pada pasien dengan pembesaran prostat yang tidak terlalu besar

    dan umur relative muda.

    4. Laser prostatekomiDengan teknik laser ini komplikasi yang ditimbulkan dapat lebih sedikit, waktu

    penyembuhan lebih cepat, dan dengan hasil yang kurang lebih sama. Sayangnya

    terapi ini membutuhkan terapi ulang setiap tahunnya. Penggunaan laser ini telah

    berkembang pesat tetapi efek lebih lanjut dari pemakaian laser belum diketahui secara

    pasti.

    Terapi Invasi Minimal14

    A. Transurethral needle ablation of the prostate(TUNA)

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    23/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 23

    TUNA termasuk dalam teknik minimal invasive yang biasa digunakan pada pasien

    yang gagal dengan pengobatan medika mentosa, pasien yang tidak tertarik pada

    pengobatan medika mentosa atau tidak bersedia untuk tindakan TURP. Teknik ini

    menggunakan kateter uretra yang didesain khusus dengan jarum yang menghantarkangelombang radio yang panas sampai mencapai 100 derajat di hujungnnya sehingga

    dapat menyebabkan kematian jaringan prostat. Pasien dengan gejala sumbatan dan

    pembesaran prostat kurang dari 60 gram adalah pasien yang ideal untuk tindakan

    TUNA ini. kelebihan teknik TUNA disbanding dengan TURP antara lain pasien

    hanya diberi anestesi local. Selain itu angka kekambuhan dan kematian TUNA lebih

    rendah dari TURP.

    B. Transurethral electrovalorization of the prostate.Teknik ini menggunakan rectoskop( teropong yang dimasukkan melalui anus)

    standard an loop konvensional. Arus listrik yang dihantarkan menimbulkan panas

    yang dapat menguapkan jaringan sehingga menghasilkan timbulnya rongga di dalam

    uretra.

    C. TermoterapiMetode ini menggunakan gelombang mikro yang dipancarkan melalui kateter

    transurethral. Namun terapi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk

    mengetahui tingkat keefektivitasnnya.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    24/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 24

    D. Intraurethral stentsAlat ini dapat bertujuan untuk membuat saluran kemih tetap terbuka. Setelah 4-6

    bulan alat ini biasanya akan tertutup sel epitel. Biasanya digunakan pada pasien

    dengan usia harapan hidup yang minimum dan pasien yang tidak cocok untukmenjalani operasi pembedahan maupun anestesi. Saat ini metode ini sudah jarang

    dipakai.

    E. Transurethral balloon dilation of the prostatePada teknik ini, dilakukan dilatasi saluran kemih yang berada di prostat dengan

    menggunakan teknik balon yang dimasukkan melalui kateter. Teknik ini efektif pada

    pasien dengan prostat kecil, kurang dari 40 cam3. Meskipun dapat menghasilakn

    perbaikan gejala sumbatan, namun efek ini hanya sementara sehingga cara ini

    sekarang jarang digunakan.

    2.9 Pencegahan dan Pengendalian

    Pencegahan pada pasien BPH:

    Pasien dinasihatkan agar mengurangi minum setelah makan malam agar menguranginokturia.

    Menghindari obat-obat parasimpatolitik( dekongestan)

    Mengurangi kopi Melarang minum minuman alcohol agar tidak terlalu sering buang air kecil Penderita dianjurkan untuk control setiap tiga bulan untuk periksa, scoring,

    uroflowmetri dan TRUS.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    25/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 25

    BAB 3

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Secara keseluruhannya, dengan adanya pengetahuan mengenai penyakit BPH

    ini kita akan dapat mendignosis penyakit yang disebabkan oleh kesulitan berkemih

    dengan mudah. Dengan hanya melalukan anamnesis dan pemeriksaan fisik,kita sudah

    bisa mengatakan bahawa pasien itu menghidap BPH karena telah ada gejala klinis

    yang mengcukupi. BPH ini biasanya terjadi pada orang yang lanjut usia, jadi kita

    hendaklah selalu mencurigai jika ianya adalah pasien laki-laki dan tau bisa menjurus

    kepada BPH dan terus bisa menolak diferential diagnosis yang lainnya.

    3.2 Saran

    Dengan mempelajari etiologi dan epidemiologi BPH ini kita bisa

    memudahkan kerja dalam membuat diagnosis. Skop untuk menentukan diagnosis

    kerja akan lebih berkurang dengan adanya faktor gender dan usia. Jadi, kita bisa

    menghindari terjadinya BPH ini dengan mengamalkan gaya hidup yang sihat dan

    pencegahan dari awal amatlah perlu supaya prognosisnya akan bisa menjadi lebih

    baik. Hindarilah pengguannaan alcohol dan merokok karena semua itu bisa

    mengpengaruhi hormone tubuh kita dan meningkatkan resiko kita mendapat BPH.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    26/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 26

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Dorland, Kamus Kedokteran,W.B Saunders Company, Philadelphia, Pennsylvanis,edisi 29, 2009,-diunduh pada 21 Oktober 2011.

    2. Lynn S. Bickley, Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan Bates, edisi 8,Penerbit Buku Kedokteran ECG, 2003, - diunduh pada 21 Oktober 2011.

    3. Jane Dacre, Peter Kopelman, Keterampilan Klinis, Anamnesis dan pemeriksaan,Manson Publishing. Ltd, 2005, - diunduh pada 21 Oktober 2011.

    4. Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, SitiSetiati etc, Ilmu Penyakit Dalam, Infeksi saluran kemih, edisi 5, Balai penerbit

    Interna Publishing,2009,pg 1008-15,- diunduh pada 22 Oktober 2011.

    5. Aru W.Sudoyo, Bambang Setiyohadi, Idrus Alwi, Marcellus Simadibrata K, SitiSetiati etc, Ilmu Penyakit Dalam, Batu saluran kemih, edisi 5, Balai penerbit Interna

    Publishing,2009,pg 1025-32,- diunduh pada 22 Oktober 2011.

    6. John Blandy,Amir Kaisary, Lecture Notes Urology, Benign ProstateHyperplasia,edisi 6, Wiley-blackwell,2009, pg 174-87,- diunduh pada 22 Oktober

    2011.

    7. Pierce A.Grace,Neil R.Bordley, Ilmu Bedah at a Glance, Hipertrofi prostat jinak,edisi3,Erlangga Publishing Ltd,2006,pg 168-169, - diunduh pada 22 Oktober 2011.

    8. Thomas C.King, Elseviers Intergrated Pathology, Renal and Urinary Tract, MosbyElsevier, 2007,pg 291-303- diunduh pada 22 Oktober 2011.

    9. Sulista Gan Gunawan, Rianto Setiabudy, Nafriandi, Elysabeth, Diuretic danantidiuretic, edisi 5, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta, 2009, pg 389-409, diunduh pada

    22 Oktober 2011.

    10.Widodo,Frieda, Arnold, Marina, Yasavati Kurnia, Wiwi Kertadjaya, etc, Blok 20Sistem urogenital 2, Ilmu Penyakit Dalam, Benign Prostate Hyperplasia, Penerbit

    UKRIDA, 2011, -diunduh pada 22 Oktober 2011.

  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    27/28

    Makalah Mandiri D8

    Universitas Kristen krida Wacana Page 27

    11.Robbins,Cotran,Kumar, Dasar Patologi Penyakit,Saluran kemih, edisi 7, PenerbitBuku Kedokteran ECG, 2003,pg 563-97- diunduh pada 22 Oktober 2011.

    12. http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/- diunduh pada 22 Oktober 2011.

    13. http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.html-diunduh pada 22 Oktober 2011.

    14.http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdf - diunduhpada 22 Oktober 2011.

    http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/pembesaran-prostat-jinak.pdfhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://referensikedokteran.blogspot.com/2010/08/referat-benign-prostat-hypertrophy.htmlhttp://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/http://majalahkesehatan.com/pembesaran-prostat-jinak-gejala-diagnosis-dan-penanganan/
  • 7/27/2019 makalah Pbl blok 20-kasus 4.docx

    28/28

    Makalah Mandiri D8