kasus mtbs 3.docx

34
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diere adalah penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makananya meningkat akibat adanya infeksi. Setiap episod diare menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode diare berkepanjangan maka dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan akan terlihat keterlambatan tubuh kembang pada anak dan bayi. Diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang dnegan angka episode yang tinggi ini, seorang balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti pnemoni. Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 samapi 2 kali setahun. Hasil SKRT 1

Upload: eko-pastia-mukti-skep-ns

Post on 26-Nov-2015

570 views

Category:

Documents


101 download

DESCRIPTION

kasus MTBS 3

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangDiere adalah penyebab penting kekurangan gizi, ini disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare, sehingga penderita makan lebih sedikit dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Padahal kebutuhan sari makananya meningkat akibat adanya infeksi. Setiap episod diare menyebabkan kekurangan gizi, sehingga bila episode diare berkepanjangan maka dampaknya terhadap pertumbuhan dan perkembangan akan terlihat keterlambatan tubuh kembang pada anak dan bayi.Diare merupakan penyebab utama angka kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang, dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada balita. Secara keseluruhan anak-anak ini mengalami rata-rata 3,3 epoisode diare pertahun. Pada daerah yang dnegan angka episode yang tinggi ini, seorang balita dapat menghabiskan 25 % waktunya dengan diare. Sekitar 80 % kematian yang berhubungan dengan diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Penyebab utama kematian karena diare adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya. Penyebab kematian lain adalah disentri, kekurangan gizi, dan infeksi serius seperti pnemoni.Menurut laporan Departemen Kesehatan, di Indonesia setiap anak mengalami diare 1,6 samapi 2 kali setahun. Hasil SKRT (survaey kesahatan rumah tangga) di Indonesia angka kematian diare anak balita dan bayi permil pertahun berturut menunjukan angka sebagai berikut ; 6,6 (balita) 22 (bayi) pertahun 1980; 3,7 (balita) dan 13,3 (bayi) pada tahun1985. 2,1 (balita) 7,3 (bayi) pada tahun 1992. 1 balita dan 8 bayi pada tahun 1995. Sementara itu morbiditas diare tidak menunjukan hal yang sama. Dari hasil studi morbiditas oleh DEPKES di 8 propinsi pada tahun 1989,1990,1995 berturut-turut morbiditas diare menunjukan 78 %, 103 % dan 100 %. Apalagi dengan terjadinya krisis ekonomi yang melanda negara Asia dimana Indonesia yang terparah, angka kejadian diare menunjukan kenaikan. Bahkan gangguan kesehatan maupun yang terkait dengan diare seperti gangguan gizi dan ISPA menunjukan hasil yang nyata (DEPKES RI, 1999).Meskipun pada orang dewasa penyakit diare baiasanya lebih ringan dari pada pada anak tetapi angka kejadian yang semakin menurun menujukan angka kemajuan penanganan diare. Pada saat ini sudah tersedia pengobatan yang mudah dan efektif yang dapat menurunkan jumlah kematian karena diare pada sebagian besar kasus. Sekarang dengan dipakainya upaya pembentukan KPD (kegiatan pendidikan Diare) antara lain dengan pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral) di banyak rumah sakit dan dilanjutkan dengan pendidikan medik penberantasan diare kasus diare di bangsal semakin berkurang secara nyata.

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan UmumMempelajari asuhan keperawatan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.2. Tujuan Khususa. Mampu melakukan pengkajian pada anak toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.b. Mampu melakukan intervensi anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedangc. Mampu melakukan tindakan pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedangd. Mampu melakukan evaluasi pada anak usia toddler dengan diare akut dehidrasi sedang.

BAB IILANDASAN TEORI

A. DEFINISIDiare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair /setengan padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3 x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501).

B. ETIOLOGI1.Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio kholera), Virus (Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).2.Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak).3.Faktor malabsorbsi : Karbihidrat, lemak, protein.4.Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kutang matang.5.Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

C. Manifestasi Klinis Diare1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang.2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai wial dan wiata.3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan berat badan. 6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora komatus) sebagai akibat hipovokanik.7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan dalam. (Kusmaul).

D. PATOFISIOLOGI

BAB IIIPEMBAHASAN KASUS

A. Kasus IAn. Cici berumur 2 th 1 bulan, datang kepuskesmas X diantar oleh ibunya dengan keluhan berak lembek dan cair lebih dari 5 kali sehari sejak kemarin, dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh data berat badan 9.5 kg, tinggi 90 cm, suhu tubuh 37.50 C. keadaan umum lemah, anak mengalami letargis, mata dan ubun-ubun tampak cekung, turgor tidak elastic (cubitan pada kulit perut kembali > 2 detik), Bibir tampak kering, tampak anak tidak mau minum dan telapak tangan agak pucat, saat ditanyakan pada ibu enam bulan terakhir anak belum mendapatkan kapsul vitamin A.PEMBAHASAN1. PENGKAJIANDs : Ibunya mengatakan beraklembek dan cair > 5 kali/hari sejak kemarin. Ibunya mengatakan anaknya belum mendapatkan kapsul vitamin A.Do : KU : lemah Anak mengalami letargi BB : 9,5 kg. TB : 90 cm. Suhu : 37,50C. Turgor kulit : >2 detik ( sangat lambat ). Bibir kering. Anak tampak tidk mau minum. Telapak tangan agak pucat.

Dalam kasus diatas An. Cici tergolong dalam diare dehidrasi berat dengan ditandai :Do : Anak mengalami letargi Mata cekung Anak tidak mau minum Turgor kulit > 2 (sangat lambat).

2. Penilaian, Klasifikasi dan Tindakan

GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN

Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut : Letargis atau tidak sadar Mata cekung Tidak bisa minum atau malas minum Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

DIAREDEHIDRASIBERAT Jika tidak ada klasifikasi berat lain Berikan cairan untuk dehidrasi berat ( rencana terapi C ) dan tablet Zinc Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain : RUJUK SEGERA Jika masih bisa minum berikan ASI dilarutkan oralit selama perjalanan

Diare Dehidrasi Berat

Memeriksa Status Gizi

GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/PENGOBATAN

Badan sangat kurus,Atau BB/PB (TB)10,6 / 100,5 4 bulan , belum pernah mendapatkan obat ini dalam 6 bulan terakhir , maka berikan obat cacing dosis tunggal

Pilihan Pertama : ALBENDAZOLPilihan Kedua : PIRANTEL PAMOAT

ALBENDAZOL

PIRANTEL PAMOAT

UMURTABLET 400 mgDosis tunggalUMUR atau BERAT BADANTABLET 125 mgDosis tunggal

1 tahun - < 2 tahun

1/24 bulan - < 9 bulan ( 6 - < 8 kg )

1/2

9 bulan - < 1 tahun ( 8 - < 10 kg )

3/4

Pemberian Vitamin A

Dosis vitamin A

Usia An. Dedi 3 tahun ( 24 bulan )

UMURDOSIS

< 6 bulan50.000 IU( kapsul)

6 11 bulan100.000 IU( kapsul)

12 59 bulan200.000 IU( kapsul)

Pemberian Vitamin A untuk pengobatan ( dosis sesuai umur anak)

GejalaHari ke-1Hari ke-2Hari ke-3

Sangat kurusv--

Sangat kurus dan menderita campakvvv

1. Pemberian pengobatan ini hanya di klinik

Pemberian air gulaCara membuat air gula:Larutkan 1 sendok teh gula pasir (5gram) ke dalam gelas yang berisi 50 ml air matang

2. Pemberian cairan tambahan pada diare

1. Berikan rencana terapi C :a. Berikan cairan intravena : beri 100 ml/kg cairan ringger laktat / NACl dengan dosis Jika pemberian pertama 30ml/kg selama:Pemberian pertama 70 ml/kg selama :

30 menit*1.5 jam

*ulangi sekali lagi jika denyut nadi masih lemah atau tidak teraba

b. periksa setiap 15 30 menit jika nadi belum teraba dan beri tetesan lebih cepat.c. beri oralit (5ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum : biasanya sesudah 1-2 jam dan diberi tablet zinc.Dosis : berikan dosis tunggal selama 10 hari ( umur 6 bulan : 1 tablet = 20 mg.d. periksa kembali setelah 3 jam, klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatannya.2. Tindakan Pra Rujukan untuk anak Sangat kurus disertai diare :

Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml / kg BB melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum di rujuk

Cara pemberian cairan 1. Resomal : Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir 10 gr (1 sendok makan peres) Mineral mix 8 ml (1 sendok makan) Tambahkan air matang menjadi 400 ml

2. Modifikasi Resomal Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir 10 gr Bubuk KCl 0,8 gr (seujung sendok makan) Tambahkan air matang menjadi 400 ml

Bila tidak ada mineral mix atau KCl :Encerkan 1 sachet oralit menjadi 400 ml dan tambahkan gula pasir 10 gr (1 sendok makan peres)

Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan Resomal / modifikasinya selama perjalananPemberian Glukosa 10% dan cairan infus Pra Rujukan untuk anak sangat kurus disertai syok Pemberian glukosa 10 % IV bolus dengan dosis 5 mg/kg BB Pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus hati-hati, pelan-pelan dan bertaha, agar tidak memperberat kerja jantung Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau 5 tetes/kg BB/menit Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan Dextrosa/ glukosa 10 % dengan perbandingan 1:1 Bila tidak memungkinkan, dapat menggunakan RL dengan dosis yang sesuai di atas RUJUK SEGERA

B. Kasus IISeorang ibu bernama Ny.X datang ke puskesmas Z membawa anaknya berumur 13 bulan bernama An. Anton dengan keluhan utama demam dan panas tinggi sudah 5 hari, disertai batuk-batuk,mata merah dan berair. Pada pemeriksaan terdapat bercak-bercak merah/ruam dibelakang telinga, leher dan daerah dada ke bawah, suhu tubuh 39,5c. Terdapat bintik-bintik putih/ kopliks spot (tampak seperti luka) di bagian dalam mulut, kornea terlihat keruh, berat badan 11,5 kg dan tinggi badan 80 cm.

1. Penilaian, Klasifikasi dan Tindakan Demam disertai CampakGEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/ PENGOBATAN

Demam (suhu tubuh 39,5c )

Batuk batukDemam Beri dosis pertama paracetamol ( 1x 100mg tab/ 6jam)

Ajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah. (kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis)

bercak-bercak merah/ruam dibelakang telinga, leher dan daerah dada ke bawah.

Terdapat bintik-bintik putih/ kopliks spot (tampak seperti luka) di bagian dalam mulut.

kornea terlihat keruh.Campak dengan komplikasi berat beri vitamin A, 200.000 IU ,( Kapsul merah) Hari 1,2,15.

Beri antibiotik pilihan dosis pertamaOral : KOTRIMOKSAZOL Tab dewasa : Tab anak : 2 Sirup : 7.5 ml (1 sendok takar )IntramuskularAMPISILIN : 3 ml = 600 mgGENTAMICIN : 2.5 ml = 100 mg

Obati luka di mulut dengan gentian venikol 2x/hari selama 5 hari.Cara: 1. Cucilah tangan.2. basuhlah mulut anak dengan jari yang dibungkus kain bersih yang telah dibasahi larutan garam.3.Oleskan gentian violet 0,25%.4.cuci tangan kembali.Cara menyiapkan gentian violet 0,25%:1 bagian GV 1% + 3 bagian aquades.

Bubuhi tetes/ salep mata tetrasiklin 1% atau kloramfenikol 0,25% pada kedua mata di bagian dalam kelopak mata bawah. RUJUK SEGERA

2. Memeriksa Status Gizi

GejalaKlasifikasiTindakan / pengobatan

BP/PB (TB) -2 - +2SD.(11,5 KG / 80 CM =0,14) Tidak ditemukan tanda-tanda kelainan gizi.NORMAL Lakukan penilaian pemberian makan dan nasehati sesuai anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit. Anjurkan menimbang BB secara teratur setiap bulan.

3. Cara menilai pemberian makan anak

Tanyakan :1. Apakah ibu menyusui anak ini? Berapa kali sehari? Apakah menyusui juga pada malam hari?2. Apakah anak mendapat minuman atau makanan lain? Makanan atau minuman apa? Berapa kali? Alat apa yang digunakan untuk pemberian makana atau minuman?3. Selama anak sakit apakah pemberian makan diubah? Bila ya, bagaimana?

4. Anjuran Makan Untuk Anak Sehat Maupun Sakit (usia 12-24 bulan)

1. Teruskan pemberian ASI2. Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak.3. Berikan 3xsehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk,buah, sayur.4. Beri makan selingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan.(biskuit, kue)5. Perhatikan variasi makanan.

C. Kasus IIIAn. Dedi umur 3 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas X, dengan keluhan bengkak/edema pada daerah kaki. Wajah tampak bulat dan sembab, anak cengeng san rewel. Setelah dilakukan pemeriksaan diperoleh data berat badan pasien 10,6 kg , tinggi badan 100,5 cm , rambut tampak kusam dan mudah dicabut. Ibu mengatakan sudah 3 hari ini anaknya mengalami diare dan sulit untuk makan, anak terlihat lemah dan pandangan mata tampak sayu.

1. PENGKAJIAN Ds : ibunya mengatakan kaki anaknya bengkak/edema, wajah tampak bulat dan sembab, anaknya cengeng dan rewel Ibu mengatakan sudah 3 hari ini anaknya mengalami diare dan sulit untuk makan Ibu mengatakan anaknya terlihat lemah dan pandangan mata tampak sayu

Do : BB : 10,6 kg TB : 100,5cm rambut tampak kusam dan mudah dicabut wajah tampak bulat dan sembab edema pada daerah kaki anak terlihat lemah dan pandangan mata tampak sayu

2. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT Diare Dehidrasi Ringan / Sedang GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/PENGOBATAN

Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut: Gelisah, rewel/mudah marah, cengeng Wajah tampak bulat dan sembab Haus, minum dengan lahap Tampak lemah Pandangan mata tampak sayu

DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG Beri cairan & makanan sesuai rencana terapi B dan tablet Zinc Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lain : Rujuk segera Jika masih bisa minum, berikan ASI dan larutan oralit selama perjalanan Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan

1. Memeriksa Status Gizi

GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/PENGOBATAN

Badan sangat kurus,Atau BB/PB (TB)10,6 / 100,5 6 bulan : 1 tablet ( An. Dedi berusia 3 tahun / 24 bulan )

Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dengan sendok teh (tablet akan larut dalam waktu 30 detik), segera berikan pada anak. Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet Zinc , ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama 10 hari penuh, meskipun diare sudah berhenti Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berokan tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan

Tindakan Pra Rujukan untuk anak Sangat kurus disertai diare :

Berikan cairan Resomal atau modifikasinya sebanyak 5 ml / kg BB melalui oral atau pipa nasogastrik sebelum di rujuk Cara pemberian cairan 3. Resomal : Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir 10 gr (1 sendok makan peres) Mineral mix 8 ml (1 sendok makan) Tambahkan air matang menjadi 400 ml

4. Modifikasi Resomal Oralit 1 sachet (untuk 200 ml) Gula pasir 10 gr Bubuk KCl 0,8 gr (seujung sendok makan) Tambahkan air matang menjadi 400 ml

Bila tidak ada mineral mix atau KCl :Encerkan 1 sachet oralit menjadi 400 ml dan tambahkan gula pasir 10 gr (1 sendok makan peres) Jika anak masih mau minum, teruskan pemberian cairan Resomal / modifikasinya selama perjalanan

Pemberian Glukosa 10% dan cairan infus Pra Rujukan untuk anak sangat kurus disertai syok

Pemberian glukosa 10 % IV bolus dengan dosis 5 mg/kg BB Pemberian cairan infus pada anak sangat kurus, harus hati-hati, pelan-pelan dan bertaha, agar tidak memperberat kerja jantung Berikan cairan infus sebanyak 15 ml/kg BB selama 1 jam atau 5 tetes/kg BB/menit Dianjurkan menggunakan RLG 5% atau campuran RL dengan Dextrosa/ glukosa 10 % dengan perbandingan 1:1 Bila tidak memungkinkan, dapat menggunakan RL dengan dosis yang sesuai di atas RUJUK SEGERA

5. KONSELING BAGI IBU

Menasehati ibu untuk meningkatkan pemberian cairan selama anak sakitUntuk setiap anak sakit : Beri ASI lebih sering dan lebih lama setiap kali menyusui Tingkatkan pemberian cairan. Contoh : beri kuah sayur, air tajin atau air matang

Untuk anak diare : Pemberian cairan tambahan akan menyelamatkan nyawa anak Beri cairan sesuai Rencana Terapi A atau B pada bagan pengobatan.6. PELAYANAN TINDAK LANJUT

Diare PersistenSesudah 5 hari Tanyakan : apakah diare sudah berhentiTindakan : Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang lengkap, beri pengobatan yang sesuai, selanjutnya RUJUK Jika diare sudah berhenti, nasehati ibu untuk menerapkan anjuran makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai dengan kelompok umur.

D. Kasus IVNy. Y datang ke puskesmas Ymembawa anaknyabernama dodo umur 4 bulan dengan keluhan demam disertai batuk pilek. Dari hasil pemeriksaan diperoleh data respirasi rate 60 x/menit, nafas cepat dan pendek, bunyi nafas stridor, terlihat adanya tarikan dinding dada bagian bawah dalam (TDDK), syhu tubuh 380C, BB : 6.3 kg dan panjang badan 60 cm. ibu mengatakan saat ini anaknya belum mendapatkan imunisasi, imunisasi terakhir dilakukan 1 bulan yang lalu.

1. PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT

GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN

Ada tanda bahaya umum ATAU Tarikan dinding dada ke dalam ATAU stridor

PNEUMONIA BERATAtauPENYAKITSANGAT BERAT Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai Rujuk SEGERA

Apakah anak Demam?

Klasifikasi demam : Demam tanpa resiko Malaria

GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN

Tidak ada tanda bahaya umumATAU Tidak ada kaku kuduk

DEMAMBUKAN MALARIA Berikan dosis pertama parasetamol jika demam tinggi (>38,50 c) Obati penyebab lain dari demam Jika demam tiap hari selama >7 hari , RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan Nasihati kapan kembali segera Kunjungan ulang 2 hari jika tetap demam

Memeriksa status imunisasi

An. Dodo berusia 4 bulan:

JADWALIMUNISASIUMURJENIS VAKSINTEMPAT

0 bulanHB 0 , BCG , Polio 1RB / RB / Bidan

2 bulan DPT / HB 1 , Polio 2RB / RB / Bidan / Posyandu

3 bulanDPT / HB 2 , Polio 3RB / RB / Bidan / Posyandu

4 bulanDPT / HB 3 , Polio 4RB / RB / Bidan / Posyandu

9 bulanCampakRB / RB / Bidan / Posyandu

2. PENGOBATAN

GEJALAKLASIFIKASITINDAKAN/ PENGOBATAN

Demam (suhu tubuh 39,5c )

Batuk batukDemam Beri dosis pertama paracetamol ( 1x 100mg tab/ 6jam)

Ajari ibu cara mengobati infeksi lokal di rumah. (kecap manis atau madu dicampur dengan air jeruk nipis)

Pemberian Antibiotik Oral uang sesuai

UMURAtauBERAT BADANKOTRIMOKSAZOL2x sehari selama 3 hari untuk pneumoniaAMOKSISILIN2x sehari selama 3 hari untuk pneumonia

TAB DEWASA(80mg tmp + 400mg smz)TAB ANAK(20mg tmp + 100mg smz)SIRUP / 5 ml(40mg tmp + 200mg smz)TABLET(500mg)SIRUP / 5 ml(125 mg)

4 bln - < 12 bln(6 - < 10 kg)1/225 ml(1 sendok takar)1/210 ml(2 sendok takar)

Pemberian Antibiotik Intramuskular

UMUR Atau BERAT BADANAMPISILINDosis : 50 mg / kg BBTambahan : 4,0 ml aquadest dalam 1 vial 1000 mg sehingga menjadi 1000 mg / 5 ml atau 200 mg/ml

GENTAMICINDosis : 7.5 mg / kg BBSediaan : 80 mg / 2 ml

4 bulan - < 9 bulan6 - < 8 kg)

1.75 ml = 350 mg1.25 ml = 50 mg

Pelayanan tindak lanjut

Sesudah 2 hari :Tanyakan: Apakah nafsu makan membaik? Apakah nafas lebih lambat?

Periksa : Tanda bahaya umum Lakukan penilaian untuk batuk atau sukar bernafas

Tindakan : Jika tidak ada bahaya umum atau tarikan dada ke dalam deri 1 dosis antibiotik pra rujukan. Selanjutnya RUJUK SEGERA. Jika frekuensi nafas atau nafsu makan anak tidak menunjukkan perbaikan, gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan anjurkan ibu untuk kembali 2 hari atau RUJUK jika anak menderita campak dalam 3 bulan terakhir Jika nafas melambat atau nafsu makan membaik , lanjtkan pemberian antibiotik hingga seluruhnya 3 hari.

BAB IVPENUTUPDemikianlah kami menyusun tugas ini dan kami sangat bersyukur kepada ALLAH SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya jua kami dapat menyelesaikan karya tugas ini, dan tidak lupa pula kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas ini terutama kepada bapak/ibu selaku dosen pembimbing. kami sangat menyadari dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyempurnakan tugas ini, mudah-mudahan tugas ini dapat bermanfaat bagi sapa saja yang membacanya terutama bagi kami sendiri.Amin.

25