trigger 3.docx

22
TRIGGER 3 Pemerintah mencanangkan strategi intervensi kesehatan masyarakat dalam rangka pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Beberapa strategi tersebut antara lain: pendidikan kesehatan, advokasi kebijakan, kemitraan, pemberdayaan masyarakat dan komunikasi media massa. SLO 1. Definisi dan ruang lingkup Strategi Intervensi Kesehatan 2. Standar pelayanan minimal kesehatan 3. Definisi dan prosedur pelaksanaan Pendidikan kesehatan 4. Definisi dan prosedur pelaksanaan Advokasi kebijakan 5. Definisi dan prosedur pelaksanaan Menjalin Kemitraan 6. Definisi dan prosedur pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat 7. Definisi dan bentuk-bentuk media massa

Upload: prihastami-agustina

Post on 20-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

trigger

TRANSCRIPT

Page 1: TRIGGER 3.docx

TRIGGER 3

Pemerintah mencanangkan strategi intervensi kesehatan masyarakat dalam

rangka pencapaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Beberapa

strategi tersebut antara lain: pendidikan kesehatan, advokasi kebijakan,

kemitraan, pemberdayaan masyarakat dan komunikasi media massa.

SLO

1. Definisi dan ruang lingkup Strategi Intervensi Kesehatan

2. Standar pelayanan minimal kesehatan

3. Definisi dan prosedur pelaksanaan Pendidikan kesehatan

4. Definisi dan prosedur pelaksanaan Advokasi kebijakan

5. Definisi dan prosedur pelaksanaan Menjalin Kemitraan

6. Definisi dan prosedur pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat

7. Definisi dan bentuk-bentuk media massa

Page 2: TRIGGER 3.docx

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP STRATEGI INTERVENSI KESEHATAN

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis

eperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien

(Pusdiklat DJJ Keperawatan). Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan

masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan

dan rencana keperawatan

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah (1) kemitraan (partnership), (2)

pemberdayaan (empowerment), (3) pendidikan kesehatan, dan (4) proses

kelompok (Hitchcock, Schubert, & Thomas 1999; Helvie, 1998).

1. Kemitraan

Kemitraan memiliki definisi hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau

lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau

memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Anderson dan McFarlane (2000)

dalam hal ini mengembangkan model keperawatan komunitas yang

memandang masyarakat sebagai mitra (community as partner model). Fokus

dalam model tersebut menggambarkan dua prinsip pendekatan utama

keperawatan komunitas, yaitu (1) lingkaran pengkajian masyarakat pada

puncak model yang menekankan anggota masyarakat sebagai pelaku utama

pembangunan kesehatan, dan (2) proses keperawatan

2. Pemberdayaan

Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses

pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi

transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,

pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk

pengetahuan baru (Hitchcock, Scubert, & Thomas, 1999). Membangun

kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan

kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Nies & McEwan, 2001).

3. Pendidikan Kesehatan

Strategi utama upaya prevensi terhadap kejadian adalah dilakukannya

kegiatan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan bertujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan dan mengurangi disabilitas serta

mengaktualisasikan potensi kesehatan yang dimiliki oleh individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat (Swanson & Nies, 192011). Pendidikan kesehatan

Page 3: TRIGGER 3.docx

dapat dikatakan efektif apabila dapat menghasilkan perubahan pengetahuan,

menyempurnakan sikap, meningkatkan ketrampilan, dan bahkan

mempengaruhi perubahan di dalam perilaku atau gaya hidup individu,

keluarga, dan kelompok (Pender, Murdaugh, & Parsons, 2002)

4. Proses Kelompok

Proses kelompok merupakan salah satu strategi intervensi keperawatan yang

dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui pembentukan sebuah

kelompok atau kelompok swabantu (self-help group). Berbagai kelompok di

masyarakat dapat dikembangkan sesuai dengan inisiatif dan kebutuhan

masyarakat setempat, misalnya Posbindu, Bina Keluarga , atau Karang .

Kegiatan pada kelompok ini disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang

ingin dicapai oleh agar dapat mencapai masa tua yang sehat, bahagia,

berdaya guna, dan produktif selama mungkin (Depkes RI, 1992).

STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN

Pengertian:

1. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Adalah spesifikasi teknis atau patokan pelayanan secara minimal yang dapat

digunakan sbagai acuan/pedoman bagi penyelenggaraan pelayanan dan

sumber daya manusia, dan sarana prasarana.

2. Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Adalah seseorang, keluarga/kelompok masyarakat yang karena suatu

hambatan, kesulitan/gangguan, sehingga tidak dapat melaksanakan fungsi

sosialnya secara wajar.

3. Tuna Susila.

Adalah seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan sesama atau

lawan jenis secara berulang-ulang dan bergantian di luar perkawinan yang sah

dengan tujauan mendapatkan imbalan uang, materi dan jasa. Tuna Susila yang

diklasifikasikan dalam PMKS adalah tuna susila yang memiliki permasalahan

social berkaitan dengan sumber mata pencaharian.

4. Pelayananan dan Rehabilitasi Sosial

Adalah upaya untuk memulihkan kembali kepercayaan diri, harga diri,

kesadaran dan tanggung jawab sosial baik terhadap dirinya, keluarga dan

masyarakat lingkungannya.

Page 4: TRIGGER 3.docx

5. Pekerjaan Sosial

Adalah suatu kegiatan profesional yang didasarkan pada ilmu pengetahuan

untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat agar mampu

melaksanakan fungsi sosialnya.

Terselenggaranya SPM disertai dengan tolok ukur pencapaian kinerja. Tolok ukur

tersebut bisa memuat indikator-indikator seperti:

1. input (masukan)

Bagaimana tingkatan atau besaran sumber-sumber yang digunakan, seperti

sumberdaya manusia, dana, material, waktu, teknologi, dan sebagainya.

2. output (keluaran)

Bagaimana bentuk produk yang dihasilkan langsung oleh kebijakan atau program

berdasarkan masukan (input) yang digariskan.

3. outcome (hasil)

Bagaimana tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan terwujud berdasarkan

keluaran (output) kebijakan atau program yang sudah dilaksanakan.

4. benefit (manfaat)

Bagaimana tingkat kemanfaatan yang dapat dirasakan sebagai nilai tambah bagi

masyarakat maupun pemerintah daerah

5. impact (dampak)

Bagaimana dampaknya terhadap kondisi makro yang ingin dicapai berdasarkan

manfaat yang dihasilkan

DEFINISI DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PENDIDIKAN KESEHATAN

DEFINISI:

Pendidikan adalah Segala upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang

lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa

yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.

INPUT : sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat),

pendidik.

PROSES : upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain

INPUT PROSES OUT PUT

Page 5: TRIGGER 3.docx

OUT PUT : melakukan apa yang diharapkan/perilaku

Pendidikan Kesehatan, adalah:

merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan (promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya untuk meningkatkan

perilaku hidup sehat.

Adalah upaya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsikan perilaku

kesehatan dengan cara persuasi, bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi,

memberi kesadaran dan sebagainya.

Upaya agara perilaku individu, kelompok dan masyarakat mempunyai

pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Secara konsep: penkes merupakan upaya mempengaruhi/mengajak orang

lain (individu, keompok, masyarakat) agar berperilaku hidup sehat.

Secara operasional: penkes adalah semua kegiatan untuk memberikan/

meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara

dan meingkatkan kesehatannya.

PROSEDUR:

(Blum, 1974) mengatakan bahwa status kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor,

berdasarkan hirarkinya adalah sebagai berikut:

1. lingkungan (fisik, sosial, budaya)

2. perilaku

3. pelayanan kesehatan

4. herediter

Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan:

1. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif

2. Pendidikan kesehatan pada aspek preventif

3. Pendidikan kesehatan pada aspek kuratif

4. Pendidikan kesehatan pada aspek rehabilitatif.

Tempat Pelaksanaan :

1. Pendidikan kesehatan pada keluarga

2. Pendidikan kesehatan pada sekolah

Page 6: TRIGGER 3.docx

3. Pendidikan kesehatan pada tempat kerja

4. Pendidikan kesehatan pada tempat umum

5. Pendidikan kesehatan pada instansi pelayanan kesehatan.

Metode Pendidikan Kesehatan

1. Metode pendidikan Individual (perorangan)

Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :

a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling), yaitu ;

1) Kontak antara klien dengan petugas lebih intensif

2) Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu

penyelesaiannya.

3) Akhirnya klien tersebut akan dengan sukarela dan berdasarkan

kesadaran, penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut

(mengubah perilaku)

b. Interview (wawancara)

1) Merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan

2) Menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima

perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yang sudah atau

yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran

yang kuat, apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih

mendalam lagi.

2. Metode pendidikan Kelompok

Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu

besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun

akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.

a. Kelompok besar

1) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan

tinggi maupun rendah.

2) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian

(presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik

yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di

masyarakat.

b. Kelompok kecil

1) Diskusi kelompok ;

Page 7: TRIGGER 3.docx

Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan

diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih

tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat,

pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan, dan

mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari

salah satu peserta.

2) Curah pendapat (Brain Storming) ;

Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan

memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan

jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan

ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan

pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah

semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari,

dan akhirnya terjadi diskusi.

3) Bola salju (Snow Balling)

Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang).

Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih

kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap

mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.

Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini

bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya

akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.

4) Kelompok kecil-kecil (Buzz group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok kecil-kecil, kemudian

dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak sama dengan kelompok

lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan masalah tersebut.

Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan dicari

kesimpulannya.

5) Memainkan peranan (Role Play)

Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan

tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai

dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan

anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka

Page 8: TRIGGER 3.docx

memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam

melaksanakan tugas.

6) Permainan simulasi (Simulation Game)

Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan

disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli.

Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan

menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main.

Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan

sebagai nara sumber.

3. Metode pendidikan Massa

Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung.

Biasanya menggunakan atau melalui media massa. Contoh :

a. Ceramah umum (public speaking)

Dilakukan pada acara tertentu, misalnya Hari Kesehatan Nasional,

misalnya oleh menteri atau pejabat kesehatan lain.

b. Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik

TV maupun radio, pada hakikatnya adalah merupakan bentuk

pendidikan kesehatan massa.

c. Simulasi, dialog antar pasien dengan dokter atau petugas kesehatan

lainnya tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau

radio adalah juga merupakan pendidikan kesehatan massa. Contoh :

”Praktek Dokter Herman Susilo” di Televisi.

d. Sinetron ”Dokter Sartika” di dalam acara TV juga merupakan bentuk

pendekatan kesehatan massa. Sinetron Jejak sang elang di Indosiar

hari Sabtu siang (th 2006)

e. Tulisan-tulisan di majalah/koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya

jawab /konsultasi tentang kesehatan antara penyakit juga merupakan

bentuk pendidikan kesehatan massa.

f. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk poster dan

sebagainya adalah juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh :

Billboard ”Ayo ke Posyandu”. Andalah yang dapat mencegahnya

(Pemberantasan Sarang Nyamuk).

Page 9: TRIGGER 3.docx

Media

Media pendidikan adalah alat (saluran) yang digunakan untuk penyampaian

pesan. Manusia menggunakan indra untuk berinteraksi dengan lingkungannya

sehingga untuk mempengaruhi interaksi tersebut digunakanlah berbagai

media. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima suatu pesan

maka akan semakin mudah pesan itu diterima/dipahami.

Jenis media yang sering digunakan:

a. media cetak

booklet, leaftlet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik, poster, foto,

spanduk, umbul-umbul.

b. media elektronik

TV, radio, video, slide, film strip, dll

c. media papan (billboard)

poster, pamplet, baleho, dll

d. media peraga

alat tiruan seperti pantom, boneka, dami, dan instrumen lainnya. Atau benda

asli.

Analisis Perilaku Kesehatan

Pengkajian

Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, lebih dulu dilakukan

pengkajian/analisis terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis

penyebab masalah kesehatan yang terjadi. Hal ini dilakukan dengan melihat

faktor2 yang mempengaruhi perilaku kes.

Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:

1. faktor pendukung (predisposing factors), mencakup:

pengetahuan, sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan,

sosial ekonomi, dsb.

2. faktor pemungkin(enambling factors), mencakup:

fasilitas kesehatan, mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck, makanan

bergizi, dsb. Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS,

poliklinik, puskesmas, rs, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat dsb.

3. faktor penguat (reinforcing factors), mencakup:

sikap dan perilaku: toma, toga, petugas kes. Kebijakan/peraturan/UU, LSM.

Page 10: TRIGGER 3.docx

Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan :

1. Observasi

2. Wawancara

3. Angket/quesioner

4. Dokumentasi

Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain:

1. pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang dibantu

2. masalah lain yang kita lihat

3. masalah yang dilihat oleh petugas lain

4. jumlah orang yang mempunyai masalah ini

5. kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah

6. alasan yang ada bagi munculnya masalah tersebut

7. penyebab lain dari masalah tersebut.

Tujuan pengkajian

1. Untuk mengetahui besar, parah dan bahayanya masalah yang dirasakan.

2. Menentukan langkah tepat untuk mengatasi masalah.

Memahami masalah

1. Mengapa muncul masalah

2. Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan

3. Jenis bantuan yang akan diberikan

Prioritas masalah

Disusun berdasarkan hirarki kebutuhan maslow:

Aktualisasi diri

Kasih sayang

Aman / nyaman

Biologis / Fisiologi

Harga diri

Page 11: TRIGGER 3.docx

DEFINISI DAN PROSEDUR PELAKSANAAN ADVOKASI KEBIJAKAN

DEFINISI:

Pengertian pertama advokasi sebagai segala aktivitas yang ditujukan untuk

meningkatkan kesadaran publik di antara para pengambil-keputusan dan

khalayak umum atas sebuah masalah atau kelompok masalah, dalam rangka

menghasilkan berbagai perubahan kebijakan dan perbaikan situasi (Black, 2002,

hal.11). Pengertian kedua, advokasi keadilan sosial, yaitu upaya pencapaian

hasil-hasil yang berpengaruh – meliputi kebijakan-publik dan keputusan-

keputusan alokasi sumber daya dalam sistem dan institusi politik, ekonomi, dan

sosial – yang mempengaruhi kehidupan banyak orang secara langsung (Cohen et

al., 2001, hal. 8).

Webster (1989) : suatu tindakan pembelaan untuk mendapatkan dukungan, atau

rekomendasi dukungan aktif

Menurut para ahli retorika (Foss & Foss et al. 1980, Toulmin 1981), advokasi

adalah suatu upaya persuasi yang mencakup kegiatankegiatan: penyadaran,

rasionalisasi, argumentasi dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu.

Tujuan Advokasi

1. Untuk mempromosikan atau mendorong suatu perubahan kebijakan, program

maupun peraturan.

2. Untuk memenangkan dukungan dari para mitra (stakeholder), guna

menciptakan lingkungan yang mendukung terhadap suatu kebi

ADVOKASI PEMBANGUNAN KESEHATAN

Tujuan :

1. Agar kesehatan menjadi arus utama pembangunan nasional

2. Agar pembangunan kesehatan tidak lagi dianggap sebagai sektor pinggir

3. Agar sektor kesehatan tidak dianggap sebagai sektor yang hanya

menghabiskan anggaran

4. Agar sektor kesehatan tidak dijadikan penghasil PAD

5. Implementasi dari Health for All

BENTUK / FORMAT ADVOKASI

1. Lobby politik

Page 12: TRIGGER 3.docx

2. Seminar / presentasi

3. Media

4. Kumpulan peminat (assosiasi)

DEFINISI DAN PROSEDUR PELAKSANAAN MENJALIN KEMITRAAN

DEFINISI:

Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau

kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut

Notoatmodjo (2003), Kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-

individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu

tugas atau tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Depkes (2006) dalam promosi kesehatan Online

mengemukana bahwa Kemitraan adalah hubungan (kerjsama) antara dua pihak

atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan

(memberikan manfaat).

PROSEDUR:

Menurut Ansarul Fahruda, dkk (2005), untuk membangun sebuah kemitraan,

harus didasarkan pada hal-hal berikut :

a. Kesamaan perhatian (common interest) atau kepentingan,

b. Saling mempercayai dan saling menghormati

c. Tujuan yang jelas dan terukur

d. Kesediaan untuk berkorban baik, waktu, tenaga, maupun sumber daya yang

lain.

Untuk mengembangkan kemitraan di bidang kesehatan secara konsep terdiri 3

tahap yaitu tahap pertama adalah kemitraan lintas program di lingkungan sektor

kesehatan sendiri, tahap kedua kemitraan lintas sektor di lingkungan institusi

pemerintah dan yang tahap ketiga adalah membangun kemitraan yang lebih luas,

lintas program, lintas sektor. lintas bidang dan lintas organisasi yang mencakup :

a. Unsur pemerintah,

b. Unsur swasta atau dunia usaha,

c. Unsur lsm dan organisasi masa

d. Unsur organisasi profesi.

Page 13: TRIGGER 3.docx

Hal ini sejalan seperti di kemukakan oleh WHO (2000) untuk membangun

kemitraan kesehatan perlu diidentifikasi lima prinsip kemitraan yaitu

a. Policy-makers (pengambil kebijakan)

b. Health managers

c. Health professionals

d. Academic institutions

e. Communities institutions

Dasar Pemikiran Kemitraan dalam Kesehatan

Kesehatan adalah hak azasi manusia, merupakan investasi, dan sekaligus

merupakan kewajiban bagi semua pihak.

Masalah kesehatan saling berkaitan dan saling mempengaruhi dengan

masalah lain, seperti masalah pendidikan, ekonomi, sosial, agama, politik,

keamanan, ketenagakerjaan, pemerintahan, dll.

Karenanya masalah kesehatan tidak dapat diatasi oleh sektor kesehatan

sendiri, melainkan semua pihak juga perlu peduli terhadap masalah kesehatan

tersebut, khususnya kalangan swasta.

Dengan peduli pada masalah kesehatan tersebut, berbagai pihak

khususnya pihak swasta diharapkan juga memperoleh manfaat, karena kesehatan

meningkatan kualitas SDM dan meningkatkan produktivitas.

Pentingnya kemitraan (partnership) ini mulai digencarkan oleh WHO pada

konfrensi internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun

1997.

Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan upaya kerjsama yang saling

memberikan manfaat. Hubungan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien

apabila juga didasari dengan kesetaraan.

Prinsip, Landasan dan Langkah Dalam Pengembangan Kemitraan

3 prinsip, yaitu : kesetaraan, dalam arti tidak ada atas bawah (hubungan

vertikal), tetapi sama tingkatnya (horizontal); keterbukaan dan saling

menguntungkan.

7 saling, yaitu : saling memahami kedudukan, tugas dan fungsi (kaitan

dengan struktur); saling memahami kemampuan masing-masing (kapasitas

unit/organisasi); saling menghubungi secara proaktif (linkage); saling mendekati,

bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan perasaan (empati, proximity);

saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk dibantu dan membantu (opennes);

Page 14: TRIGGER 3.docx

saling mendorong/mendukung kegiatan (synergy); dan saling menghargai

kenyataan masing-masing (reward).

6 langkah : penjajagan/persiapan, penyamaan persepsi, pengaturan peran,

komunikasi intensif, melakukan kegiatan, dan melakukan pemantauan &

penilaian.

DEFINISI DAN PROSEDUR PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu

untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan

kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Tujuan Pemberdayaan Masyarakat

Tujuan umum: Meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang

kesehatan sehingga masyarakat dapat memberikan andil dalam meningkatkan

derajat kesehatannya.

Tujuan khusus:

1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan

2. Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pemeliharaan dan peningkatan

derajat kesehatannya sendiri

3. Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh masyarakat.

4. Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan masyarakat di tingkat lapangan

DEFINISI DAN BENTUK-BENTUK MEDIA MASSA

Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dilihat dua segi, yaitu :

1. Pengertian Komunikasi Secara Etimologis

Secara etimologis (asal katanya), komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu

communication, bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam hal ini

berarti membuat kebersamaan makna dalam suatu hal antara dua orang atau

lebih.

2. Pengertian Komunikasi Secara Terminologis

Secara terminologis komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan

oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian tersebut menjelaskan bahwa

Page 15: TRIGGER 3.docx

komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan seseuatu

kepada orang lain.

Fungsi komunikasi adalah :

a.Menyampaikan informasi (to inform).

b.Mendidik (to educate).

c.Menghibur (to entertain).

d.Mempengaruhi (to influence).

Tujuan komunikasi adalah :

a.Mengubah sikap (to change the attitude).

b.Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion).

c.Mengubah perilaku (to change the behavior).

d. Mengubah masyarakat/perubahan sosial (to change the society).

Pengertian Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa, merujuk pada

pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunkasi yang menggunakan

saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara

massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat

heterogen dan menimbulkan efek tertentu (Ardianto, 2004 : 3).

Fungsi Komunikasi Massa

Pendapat Schramm pada dasarnya tidak berbeda dengan pendapat Harold

D.Lasswell yang menyebutkan fungsi-fungsi komunikasi massa sebagai berikut :

a. Surveillance of the environment, Fungsinya sebagai pengamatan lingkungan,

yang oleh Schramm disebut sebagai decoder yang menjalankan fungsi The

Watcher.

b. Correlation of the parts of society in responding to the environment Fungsinya

menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan.

Schramm menamakan fungsi ini sebagai interpreter yang melakukan fungsi The

Forum.

c. Transmission of the social heritage from one generation to the next Fungsinya

penerusan atau pewarisan sosial dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

d. Entertainment Menunjuk pada kegiatan-kegiatan komunikatif yang

dimaksudkan untuk memberikan hiburan tanpa mengharapkan efek-efek tertentu

(Wiryanto, 2000 : 10-12).

Page 16: TRIGGER 3.docx

REFERENSI

Depkes RI, 2006, Kemitraan Dan Peran Serta, promosi kesehatan online, mailto:

webmaster@ promokes.qo.id.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta:

Jakarta

Depkes RI. 2004a. Kajian Sistem Pembiayaan, Pendataan dan Kontribusi APBD

untuk Kesinambungan Pelayanan Keluarga Miskin (Exit Strategy). Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. 2004b. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan

RI.

Depkes RI. 2005. Kemitraan. Pusat Promosi Kesehatan http://www.

promokes.go.id, pada tanggal 28 September 2011.