mklh kel 3.docx

26
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya komponenen kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu tenaga kesehatan (perawat dan dokter), pasien, dan rumah sakit. Ketiga komponen tersebut saling keterkaitan. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secaramenyeluruh dan terpadu yang didukung oleh suatu sistem kesehatan nasional yang berpihak pada rakyat Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak 1

Upload: esidianauttari

Post on 12-Dec-2015

15 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

legal etik nursing

TRANSCRIPT

Page 1: mklh kel 3.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada dasarnya komponenen kesehatan dibagi menjadi 3 yaitu

tenaga kesehatan (perawat dan dokter), pasien, dan rumah sakit. Ketiga

komponen tersebut saling keterkaitan. Cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian abadi, dan keadilan sosial.Kesehatan sebagai salah satu

unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai upaya

kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secaramenyeluruh

dan terpadu yang didukung oleh suatu sistem kesehatan nasional yang

berpihak pada rakyat

Sejalan dengan amanat Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap

orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal

34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan

fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas umum yang layak

Selanjutnya, pengaturan mengenai hak-hak dan kewajiban tenaga

kesehatan, pasien, dan rumah sakit berbagai peraturan perundang-

undangan, yaitu PP RI nomor 32 tahun 1996, pasal 21 ayat 1,2; PP RI

nomor 32 tahun 1996, pasal 22 ayat 1,2; UU nomor 36 tahun 2009, pasal

27 ayat 1,2; PP RI nomor 32 tahun 1996, pasal 23 ayat 1, 2 ; UU RI nomor

44 tahun 2009, pasal 31 ayat 1, 2; UU RI nomor 44 tahun 2009, pasal 32;

UU RI nomor 8 tahun 1999, pasal 4; UU RI nomor 8 tahun 1999, pasal 5

UU RI nomor 44 tahun 2009, pasal 29 ayat 1,2,3; UU RI nomor 44 tahun

2009, pasal 30 ayat 1,2,3, dan Keputusan Menteri Kesehatan RI.

1

Page 2: mklh kel 3.docx

Namun demikian, akibat begitu banyak peraturan yang terkait

dengan hal ini, seringkali justru terjadi benturan antara satu peraturan

dengan peraturan yang lain, yang kemudian mengakibatkan pada tataran

implementasi menjadi tidak efektif.

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa

Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh

karena itu, setiap kegiatan dan upaya untuk meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan

prinsip nondiskriminatif, partisipatif, perlindungan, dan berkelanjutan yang

sangat penting artinya bagi pembentukan sumber daya manusia

Indonesia, peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa, serta

pembangunan nasional.

Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian

secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya

kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan

masyarakat secara luas yang mencakup upaya promotif, preventif, kuratif,

dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan.

(M aziz,Noor. 2010)

Rumah Sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan

merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan

dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit mempunyai karakteristik dan

organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan

dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama

lain. (M aziz,Noor. 2010) Ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran

yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan

dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin

kompleksnya permasalahan dalam Rumah Sakit.

2

Page 3: mklh kel 3.docx

Tenaga medik (terutama Dokter) dengan perangkat keilmuan yang

dimilikinya mempunyai karakteristik yang khas. Kekhasannya ini terlihat

dari pembenaran yang diberikan oleh hukum yaitu diperkenankannya

melakukan tindakan medik terhadap tubuh manusia dalam upaya

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan. Tindakan medik

terhadap tubuh manusia yang dilakukan bukan oleh dokter atau dokter

gigi dapat digolongkan sebagai tindak pidana. (Bertens, K.b. 2001)

Berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medik

(khususnya dokter), maraknya tuntutan hukum yang diajukan masyarakat

dewasa ini seringkali diidentikkan dengan kegagalan upaya penyembuhan

yang dilakukan dokter. Di sisi lain, kurangnya pemahaman komunitas

medik (dokter, perawat, dan rumah sakit) seputar aspek-aspek hukum

profesi mereka juga merupakan penyebab timbulnya sengketa medik. Hal

ini dapat dicegah jika komunitas medik (dan juga masyarakat) memahami

batasan hak dan tanggung jawab masing-masing ketika memberikan atau

mendapatkan layanan medik.

Untuk itu, maka dari makalah ini diharapkan dapat lebih mengerti

hak-hak, kewajiban, serta Hubungan Tenaga Medik, Rumah Sakit dan

Pasien.

Batasan Topik

1. Sebutkan dan jelaskan peraturan yang mengatur hak dan kewajiban

tenaga kesehatan (perawat dan dokter)

2. Sebutkan dan jelaskan peraturan yang mengatur tentang hak dan

kewajiban pasien

3. Sebutkan dan jelaskan peraturan yang mengatur tentang hak dan

kewajiban rumah sakit

3

Page 4: mklh kel 3.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. HAK DAN KEWJIBAN TENAGA KESEHATAN

Hak dan kewajiban tenaga kesehatan adalah merupakan hubungan

timbal balik antara para pemberi pelayanan kesehatan dan juga para

penerima jasa pelayanan kesehatan. Bila hubungan antara hak

dan kewajiban tenaga kesehatan dokter contohnya berjalan dengan baik,

tentunya pelayanan kesehatan akan berjalan dengan optimal dan

kesehatan akan lebih bisa terjaga dan terpelihara dengan baik pula. Hal

ini juga diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia.

Termasuk juga hak dan kewajiban pasien.

Undang-undang yang mengatur mengenai hak kewajiban pasien

serta hak kewajiban dokter selaku salah satu dari pemberi pelayanan

kesehatan ada dalam beberapa bagian undang-undang. Diantaranya UU

yang berhubungan dengan hal ini adalah UU No. 23 tahun 1992 tentang

Kesehatan, sebagian pula diatur pada UU Perlindungan Konsumen, UU

No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, UU No. 36 tahun 2009

tentang Kesehatan, dan UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Semua bagian terdapat dalam aturan perundang-undangan tersebut di

atas.

Sementara itu disisi yang lain bahwa kewajiban tenaga medis diatur

untuk mempertahankan keluhuran profesi dan melindungi masyarakat

luas yang mendapat pelayanan kesehatan. Itu adalah beberapa bagian

dari manfaat adanya hak dan kewajiban petugas kesehatan. Yang pada

umumnya dilakukan di tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan

seperti rumah sakit, puskesmas dan lainnya.

4

Page 5: mklh kel 3.docx

Berikut beberapa hak kewajiban dokter menurut UU No. 29 Tahun 2004

tentang praktik kedokteran pasal 50 dan 51 yaitu :

Termasuk dalam kewajiban dokter dalam pemberian pelayanan

kesehatan adalah :

1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar

operasional prosedur serta kebutuhan medis.

2. Apabila tidak tersedia alat kesehatan atau tidak mampu melakukan suatu

pemeriksaan / pengobatan, bisa merujuk pasien ke dokter / sarana

kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih baik.

3. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan

setelah pasien itu meninggal dunia.

4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila

ia yakin ada orang lain yang mampu melakukannya.

5. Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

Sedangkan yang termasuk sebagai hak dokter dalam pelayanan

kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai

standar profesi dan standar operasional prosedur.

2. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan standar

operasional prosedur.

3. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau

keluarganya.

4. Menerima imbalan jasa.

Sedangkan mengenai hak untuk mengakses rekam medis

pasien atau pun catatan medis pasien maka hal yang mengatur

akan ini adalah Peraturan Menteri kesehatan No. 269 pasal 12

yang berbunyi :

1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan.

2. Isi rekam medis merupakan milik pasien.

3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dalam bentuk

ringkasan rekam medis.

5

Page 6: mklh kel 3.docx

4. Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat

diberikan, dicatat, atau dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa

atau atas persetujuan tertulis pasien atau keluarga pasien yang berhak

untuk itu.

Semoga dengan masyarakat lebih memahami akan berbagai macam hak

dan kewajiban yang berhubungan dengan hak kewajiban dokter, hak

kewajiban pasien serta hak dan kewajiban rumah sakit akan bisa

menghasilkan sebuah pelayanan kesehatan yang paripurna bagi

keseluruhan rakyat Indonesia ini. Dan termasuk di dalamnya hak dan

kewajiban perawat..

Ada beberapa hal yang termasuk dalam  hak kewajiban

perawat yaitu diantaranya :

1. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.

2. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan

sosialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

3. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang bertentangan dengan

peraturan perundang-undangan serta standard dan kode etik profesi

perawat.

4. Perawat berhak untuk mendapatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

keperawatan atau kesehatan secara terus menerus.

5. Perawat berhak untuk mendapatkan penghargaan dan imbalan yang layak

atas jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan

yang berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan.

Dan yang termasuk dalam kewajiban perawat adalah :

1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.

2. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai

dengan standar profesi dan batas kegunaannya.

3. Perawat wajib menghormati hak klien.

6

Page 7: mklh kel 3.docx

4. Perawat wajib merujukkan klien kepada perawat atau tenaga kesehatan

lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang

bersangkutan tidak dapat mengatasinya.

5. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk berhubungan

dengan keluarganya, selama tidak bertentangan dengan peraturan atau

standar profesi yang ada.

6. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk menjalankan

ibadahnya sesuai dengan agama atau kepercayaan masing-masing

selama tidak mengganggu klien yang lainnya.

7. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan

terkait lainya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan pelayanan

keperawatan kepada klien.

B. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN

PP RI nomor 32 tahun 1996, pasal 21 ayat 1,2

(1) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban

untuk mematuhi standar profesi tenaga kesehatan.

(2) Standar profesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam

ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.

PP RI nomor 32 tahun 1996, pasal 22 ayat 1,2

(1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas

profesinya berkewajiban untuk:

a. Menghormati hak pasien;

b. Menjaga kerahasiaan identitas dan kesehatan pribadi pasien

c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan kondisi dan

tindakan yang akan dilakukan

d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan

e. Membuat dan memelihara rekam medis.

7

Page 8: mklh kel 3.docx

(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

diatur lebih lanjut oleh Menteri.

UU nomor 36 tahun 2009, pasal 27 ayat 1,2

- Hak menerima atau menolak sebagian atau seluruh pertolongan

(kecuali tak sadar, penyakit menular berat, gangguan jiwa

berat).

- Hak atas rahasia pribadi (kecuali perintah UU, pengadilan, ijin

ybs, kepentingan yang bersangkutan, kepentingan masyarakat).

- Hak tuntut ganti rugi akibat salah atau kelalaian (kecuali

tindakan penyelamatan nyawa atau cegah cacat).

PP RI nomor 32 tahun 1996, pasal 23 ayat 1, 2

Pasal 23

(1) Pasien berhak atas ganti rugi apabila dalam pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 22 mengakibatkan terganggunya kesehatan,

cacat, atau kematian yang terjadi karena kesalahan atau kelalaian.

(2) Ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

UU RI nomor 44 tahun 2009, pasal 31 ayat 1, 2

Kewajiban Pasien

Pasal 31

(1) Setiap pasien mempunyai kewajiban terhadap rumah Sakit atas

pelayanan yang diterimanya.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban pasien diatur

dengan Peraturan Menteri.

8

Page 9: mklh kel 3.docx

UU RI nomor 44 tahun 2009, pasal 32

Hak Pasien

Pasal 32

- Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang

berlaku di Rumah Sakit.

- Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.

- Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa

diskriminasi.

- Memperoleh pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan

standar profesi dan standar prosedur operasional.

- Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien

terhindar dari kerugian fisik dan materi;

- Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang

didapatkan.

- Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan

keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit.

- Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada

dokter lain (second opinion) yang memiliki Surat Ijin Praktik

(SIP) baik di dalam maupun di luar rumah sakit.

- Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita

termasuk data-data medisnya.

- Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan

dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang

dideritanya.

- Mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara

tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko

dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap

tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

- Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.

- Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang

dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

9

Page 10: mklh kel 3.docx

- Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam

perawatan di Rumah Sakit.

- Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit

terhadap dirinya.

- Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan

agama dan kepercayaan yang dianutnya.

- Menggugat dan atau menuntut rumah sakit apabila rumah sakit

itu diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan

standar baik secara perdata ataupun pidana.

- Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan

standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, terutama pasal

53 UU

Kewajiban Pasien

Pasal 53

- Memberi informasi yg lengkap dan jujur tentang masalah

kesehatannya.

- Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter dan dokter gigi.

- Mematuhi ketentuan yang berlaku di saryankes.

- Memberi imbalan jasa atas pelayanan yang diterima.

UU RI nomor 8 tahun 1999, pasal 4

Pasal 4

Hak konsumen adalah :

1. hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

2. hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan

barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi

serta jaminan yang dijanjikan;

3. hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi

dan jaminan barang dan/atau jasa;

10

Page 11: mklh kel 3.docx

4. hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang

dan/atau jasa yang digunakan;

5. hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya

penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut;

6. hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

7. hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta

tidak diskriminatif;

8. hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau

penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak

sesuai dengan perjanjian atau tidak

sebagaimana mestinya;

9. hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-

undangan lainnya.

UU RI nomor 8 tahun 1999, pasal 5

Pasal 5

Kewajiban konsumen adalah :

1. membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi

keamanan dan keselamatan;

2. beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang

dan/atau jasa;

3. membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

4. mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.

C. HAK DAN KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

Hak-hak rumah sakit adalah segala sesuatu yang menjadi

kepentingan rumah sakit yang dilindungi oleh hukum sedangkan

kewajiban-kewajiban rumah sakit adalah segala sesuatu yang menjadi

beban atau tanggung jawab rumah sakit untuk melaksanakannya demi

11

Page 12: mklh kel 3.docx

untuk memenuhi apa yang menjadi hak orang lain. Tidak ada hak tanpa

kewajiban dan sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak.

Hak mengandung empat unsur yaitu :

1. Subjek Hukum

Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan

dibebani kewajiban. Kewenangan untuk menyandang hak dan kewajiban

ini disebut kewenangan hukum

2. Objek Hukum

Objek hukum adalah segala sesuatu yahng menjadi fokus atau tujuan

diadakannya hubungan hukum

3. Hubungan Hukum

Hubungan hukum terjadi karena adanya peristiwa hukum

4. Perlindungan hukum

Segala sesuatu yang mengatur dan menentukan hak dan kewajiban

masing-masing pihak yang melakukan hubungan hukum, sehingga

kepentingannya terlindungi

Setiap upaya pelayanan medis yaitu pengobatan, penyembuhan

penyakit dan pemulihaan kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit

terhadap pasien adalah wujud pelaksanaandari kewajiban rumah sakit

memenuhi hak-hak pasien. Rumah sakit sebagai penyelenggaraan

pelayanan kesehatan mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban

dalam hubungan hukum perjanjian terapeutik dengan pasien

sebagaimana yang diatur dalam Undang-undang Republik Indonesia

Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit yaitu :

Hak-hak tentang rumah sakit tercantum dalam UU No. 44 Tahun 2009

Pasal 30 ayat 1 sampai dengan ayat 3 yang meliputi:

1. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia

sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit

2. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan remunerasi,

insentif, dan penghargaan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

12

Page 13: mklh kel 3.docx

3. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka

mengembangkan pelayanan

4. Menerima bantuan dari pihak lain sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang - undangan

5. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian

6. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan

kesehatan

7. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

8. Mendapatkan insentif pajak bagi Rumah Sakit publik dan Rumah

Sakit yang ditetapkan sebagai Rumah Sakit pendidikan

9. Membuat peraturan-peraturan yang berlaku di RS nya sesuai

dengan kondisi atau keadaan yang ada di RS tersebut (hospital by

laws).

10. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan RS.

11.Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang

diberikan dokter kepadanya.

12.Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di RS. melalui panitia

kredential.

13.Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi (termasuk

pasien, pihak ketiga, dll

13

Page 14: mklh kel 3.docx

KEWAJIBAN RUMAH SAKIT

Kewajiban di rumah sakit tercantum dalam UU No. 44 Tahun 2009 Pasal

29 ayat 1 sampai dengan ayat 3 meliputi :

1. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan Rumah Sakit

kepada masyarakat

2. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi,

dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan

standar pelayanan Rumah Sakit

3. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuai dengan

kemampuan pelayanannya

4. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada

bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;

5. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu

atau miskin

6. Melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikan fasilitas

pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat

tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan

kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi kemanusiaan

7. Membuat, melaksanakan dan menjaga standar mutu pelayanan

kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien

8. Menyelenggarakan rekam medis

9. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain

sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita

menyusui, anak-anak, lanjut usia

10. Melaksanakan sistem rujukan

11. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi

dan etika serta peraturan perundang-undangan

12. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan

kewajiban pasien

13. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien

14. Melaksanakan etika Rumah Sakit

14

Page 15: mklh kel 3.docx

15. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan

bencana

16. Melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara

regional maupun nasional

17. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik kedokteran

atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya

18. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal Rumah Sakit

(hospital by laws)

19. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua petugas

Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas

20. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai kawasan

tanpa rokok.

15

Page 16: mklh kel 3.docx

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen, secara jelas dalam pasal 28

H menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pelayanan

kesehatan yang layak. Mengenai hak dan kewajiban dalam pelayanan

kesehatan juga diatur dalam :

1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

2. UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

3. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

4. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

5. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

6. Surat Edaran Direktorat Jendral Pelayanan Medis Depkes RI No

YM.02.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter

dan RS

7. Deklarasi Muktamar IDI mengenai Hak dan Kewajiban pasien dan

Dokter.

Hak Pasien harus diatur dalam rangka melindungi kepentingan pasien

yang seringkali tidak berdaya. Demikian juga hak tenaga medis diperlukan

untuk melindungi kemandirian profesi. Sementara kewajiban tenaga medis

diatur untuk mempertahankan keluhuran profesi dan melindungi

masyarakat. (Edi Kusmiadi. 2011)

16

Page 17: mklh kel 3.docx

SARAN

Dalam melakukan tindakan pelayanan kesehatan, khususnya perawat

harus menjalankan standart-standart praktik keperawatan sesuai dengan

prosedur yang berlaku. Sehingga dalam pemberian pelayanan kesehatan

pada pasien dapat berlangsung dengan baik dan bermanfaat, serta tidak

menimbulkan kesalahan praktik dalam keperawatan. Dengan adanya UU

serta peraturan pemerintah yang mengatur setiap hak dan kewajiban

tenaga kesehatan, pasien dan Rumah sakit menunjukkan bahwa setiap

tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sudah diatur dan harus

dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

Kusmiadi E. 2011. Hak & Kewajiban Pasien dan Tenaga Kesehatan.

Online: http://www.edikusmiadi.com/2011/12/hak-kewajiban-pasien-dan-

tenaga.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Pukul 17:44

17

Page 18: mklh kel 3.docx

http://www.sanglahhospitalbali.com/v1/informasi.php?ID=8 (Diakses pada

tanggal 21 mei 2014 pada pukul 11:08 WIB)

Ampera. 2011. Hak-Hak dan Kewajiban Rumah Sakit Menurut UU No.

44/2009. http://drampera.blogspot.com/2011/04/kewajiban-dan-hak-hak-

rumah-sakit.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Pukul 17.21

Bertens, K. 2001. Dokumen Etika dan Hukum Kedokteran. Jakarta: Universitas Atmajaya. Diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Pukul 16.05

M. Aziz, Noor. 2010. LAPORAN PENELITIAN HUKUM TENTANG HUBUNGAN TENAGA MEDIK, RUMAH SAKIT DAN PASIEN. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional Kementerian Hukum dan HAM RI Diakses pada tanggal 20 Mei 2014. Pukul 18.22

UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran

UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

18