kwn kel 5.docx

34
MAKALAH KEWARGANEGARAAN Tinjauan Sistem Pertahanan di Antara Negara-Negara ASEAN Dosen : Letkol Bambang Trikora Disusun oleh : Agis Prajongko Dini Saputra Fajar Indar Satriawan Hanifah Zahrawati January Dwidasa Winiyoga Lyra Antika Herfia M. Chambaly Mustofa Bisri Okti Fitmala Sari Sarah Muslimah Yohanes Eka Sakti 1

Upload: hanifah

Post on 07-Sep-2015

256 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MAKALAH KEWARGANEGARAANTinjauan Sistem Pertahanan di Antara Negara-Negara ASEAN

Dosen :Letkol Bambang TrikoraDisusun oleh : Agis Prajongko Dini Saputra Fajar Indar Satriawan Hanifah Zahrawati January Dwidasa Winiyoga Lyra Antika Herfia M. Chambaly Mustofa Bisri Okti Fitmala Sari Sarah Muslimah Yohanes Eka Sakti

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA IIJURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIKPROGRAM D4KATA PENGANTARAssalamualaikum Wr.WbDengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan makalah kewargangeraan ini mengenai tinjauan tentang sistem pertahanan negara di antara negara-negara ASEAN.Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui arti sistem pertahanan negara serta mengetahui peran-peran kita sebagai warga negara dalam sistem pertahanan negara.Makalah ini juga dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.Makalah ini membahas mengenai bagaimana sistem pertahanan negara di antara negara negara ASEAN.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Terima kasih.

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahSalah satu tujuan pembentukan suatu negara adalah untuk melindungi warganegara. Oleh karena itu, mewujudkan pertahanan dan keamanan merupakan elemenyang melekat dalam tujuan penyelenggaraan negara. Pemerintah sebagaipenyelenggaran negara memiliki kewajiban untuk mewujudkan tujuan ini.Tujuan pengelolaan pertahanan dan keamanan negara dirumuskan berdasarkanAlinea keempat Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa negara melindungiSegenap bangsa dan seluruh tumpah-darah Indonesia, memajukan kesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertibandunia. Dengan demikian pertahanan dan keamanan harus ditempatkan sebagai publikgoods yang berhak dinikmati oleh setiap warga baik sebagai individu, kelompok, maupun sebagai bangsa dengan menempatkan kewajiban negara untuk mengatur danmengelolanya.Pertahanan dan keamanan negara merupakan salah satu fungsi pemerintahanuntuk menghadapi dan meniadakan segala ancaman baik dari dalam maupun dari luarnegeri, yang diselenggarakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyatsemesta sebagai suatu cara pandang yang menempatkan pertahanan dan keamanannegara sebagai tanggung jawab bersama seluruh warga negara dengan hak dankewajiban yang dijamin oleh Undang-Undang Dasar 1945. Konstitusi juga telah mengatur pembagian tugas dan wewenang antaraTentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dibidang pertahanan dan keamanan negara. Konstitusi menyatakan tugas TNI adalahmempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara(Pasal 30 ayat (3)), sedangkan Polri adalah alat negara yang menjaga keamanan danketertiban masyarakat, dan bertugas untuk melindungi, mengayomi, melayanimasyarakat, serta menegakkan hukum (Pasal 30 ayat 4). Selanjutnya pasal 30 ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewenangan TNI dan Polri dalammenjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan pertahanan dan keamanan, diatur dengan undang-undang (UU). Kita saat ini sudah memiliki UU Nomor 2 Tahun2002 tentangPolri, UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, dan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, namun kita belum memiliki UU tentangKeamanan Nasional.Berdasarkan Pasal 12 dan Pasal 13 ayat (1) UU Nomor 3 Tahun 2002 tentangPertahanan Negara, pengelolaan sistem pertahanan negara sebagai salah satu fungsipemerintahan negara ditujukan untuk melindungi kepentingan nasional danmendukung kebijakan nasional di bidang pertahanan, dan Presiden berwenang danbertanggung jawab dalam pengelolaan sistem pertahanan negara.Indonesia merupakan negara di Asia Tenggara yang masuk dalam ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967.Indonesia dikenal oleh Negara-negara lain sebagai negara sedang berkembang yang mempunyai andil dalam pembentukan ASEAN. Seiring dengan tujuan dari geopolitik, yaitu hegemoni. Indonesia sebagai negara yang memprakarsai berdirinya ASEAN tentunya akan berusaha mempertahankan hegemoni yang telah dibangun di Asia Tenggara.Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi yang ada di Indonesia, meskipun tidak sebaik dengan perkembangan teknologi dan informasi yang dimiliki oleh Singapura, setidaknya Indonesia masih memiliki pengaruh yang kuat di Asia Tenggara. Ditambah dengan kekuatan yang bersumber dari sector demografi yang dimiliki Indonesia dan strategisnya posisi Indonesia dalam sector ekonomi akan membuat posisi tawar menawar Indonesia semakin meningkat. Dan pada akhirnya Indonesia mampu merangkul semua negara ASEAN untuk melakukan kerjasama yang akan memberikan penilaian tersendiri dari negara-negara di Asia Tengara dalam mengukur kekuatan yang dimiliki Indonesia.Pada dasarnya, hubungan Indonesia dengan negara-negara ASEAN amat ditentukan oleh kondisi Indonesia sendiri, yaitu tentang bagaimana kondisi perekonomian, budaya, dan kemanan Indonesia, di mana kondisi-kondisi tersebutlah yang menentukan bagaimana sikap Indonesia terhadap Negara-negara ASEAN, apakah saling melakukan kerjasama, atau bahkan konfrontasi, dan sebagainya. Hanya Indonesia yang kuat yang dapat memaksakan bangsa-bangsa lain untuk peduli dan menghormati legalitas dalam hubungannya dengan Indonesia sehingga terwujud hubungan yang harmonis. Selama Indonesia kacau, lemah, kurang mampu baik moral dan material, dan rakyatnya kurang pendidikan, miskin dan mudah diperdaya serta disuap dalam segala bidang, bangsa-bangsa itu memandang hubungannya dengan Indonesia terutama dari sudut bagaimana memperoleh keuntungan maksimal dari kelemahan Indonesia itu.Namun, terlepas dari semua itu, Indonesia pada dasarnya berusaha menjalin hubungan baik dengan negara-negara tersebut dengan menciptakan kerjasama, saling mendukung, menghormati, dan menghargai, serta saling memelihara perdamaian. Indonesia, seperti halnya negara-negara lain, tidak akan bisa memenuhi kebutuhan atau kepentingan negaranya tanpa bantuan dari negara lain, baik dalam segi ekonomi, keamanan, dan sebagainya. Oleh karena itu, Indonesia pun berusaha bagaimana agar kepentingan negaranya tersebut dapat terpenuhi dengan mengadakan hubungan yang baik dengan Negara-negara ASEAN.

1.2 Tujuan PenulisanMakalah ini dibuat sebagai bahan pertanggungjawaban penyusun dalam melakukan pembahasan mengenai Tinjauan Sistem Pertahanan Negara di antara Negara-Negara ASEAN agar para mahasiswa/i dapat lebih mengetahui dan memahami kembali bagaimana sistem pertahanan di negara-negara ASEAN termasuk di Indonesia.

BAB IITinjauan Pustaka

BAB IIIGAMBARAN UMUM3.1 Gambaran umum sistem pertahanan Negara

Ketahanan Negara adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.Tantangan adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan menggugah kemampuan.Ancaman adalah suatu hal/upaya yang bersifat/bertujuan mengubah dan merombak kebijaksanaan yang dilandaskan secara konsepsional. Ancaman dibagi dua yaitu :a) Ancaman di dalam negeriContohnya adalah pemeberontakan dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat indonesia.b) Ancaman dari luar negeriContohnya adalah infiltrasi, subversi dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negri.Hambatan adalah suatau hal yang bersifat melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional yang berasal dari dalam.Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar dan dari diri sendiri yang bersifat dan bertujuan melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional. Ketangguhan adalah kekuatan yang menguatkan sehingga menyebabkan seseorang atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita atau dapat menanggulangi beban yang dipikulnya.Identitas adalah ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat secara keseluruhan.Negara dilihat dalam pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk, sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional serta dengan peran internasionalnya yang menjadikan suatu bangsa dengan kecirikhasannya. Integritas adalah kesatuan menyeluruh dalam kehidupan nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun alamiah, baik bersifat potensional maupun fungsional yang bersifat semangat.

Asas Asas Ketahanan Negara di indonesia

I. Asas ketahanan nasional Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 11).

II. Asas kesejahtraan dan keamananAsas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.

III. Asas komprehensif/menyeluruh terpaduArtinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan seimbang.

IV. Asas kekeluargaanAsas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

Aspek - Aspek Ketahanan Nasional1. Aspek EkonomiKetahanan Ekonomi diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan perekonomian bangsa dan negara berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi memerlukan pembinaan sebagai berikut: Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah Nusantara melalui eknomi kerakyatan Ekonomi kerakyatan harus menghindari sistem free fight liberalism, etatisme, dan monopoli ekonomi Pembangunan ekonomi merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasilnya dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian pembangunan antarwilayah dan antar sektor.

2. Aspek Sosial BudayaKetahanan sosial budaya diartikan sebagai kondisi dinamis budaya Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya.Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan sosial budaya warga negara Indonesia perlu: Kehidupan sosial budaya bangsa dan masyarkat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,rukun, bersatu, cinta tanah air, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.3. Aspek Pertahanan dan KeamananKetahanan pertahanan dan keamanan diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia mengandung keuletan, ketangguhan, dan kemampuan dalam mengembangkan, menghadapi dan mengatasi segala tantangan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam yang secara langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Kesatuan Republik Indonesia.Untuk mewujudkan keberhasilan Ketahanan Nasional setiap warga negara Indonesia perlu: Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan4. Aspek PolitikKetahanan pada aspek politik diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan politik bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung untuk menjamin kelangsungan kehidupan politik bangsa dan negara Republik Indonesia berdasar Pancasila dan UUD 1945 yan telah disepakati dan dibuat.5. Aspek IdeologiDapat diartikan sebagai kondisi dinamis kehidupan ideologi bangsa Indonesia. Ketahanan ini diartikan mengandung keuletan dan ketangguhan kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam secara langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Indonesia.Upaya memperkuat Ketahanan Ideologi memerulkan memerlukan langkah pembinaan berikut: Pengamalan pancasila secara obyektif dan subyektif Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia Pendidikan moral Pancasila. BAB IVANALISA DAN PEMBAHASAN4.1 Pertahanan Negara dalam Negara-negara ASEANPertahanan negara adalah upaya untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara. Pertahanan negara merupakan upaya utama untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Indonesia yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau merupakan negara kepulauan terbesar dan memiliki wilayah yurisdiksi laut yang sangat luas. Selanjutnya, secara geopolitik dan geostrategi, Indonesia terletak pada posisi yang strategis dan menentukan dalam tata pergaulan dunia dan kawasan. Dengan potensi ancaman yang tidak ringan serta kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang beragam, bangsa dan negara Indonesia memerlukan kemampuan pertahanan negara yang kuat untuk menjamin tetap tegaknya kedaulatan NKRI. Pembangunan kemampuan pertahanan relative terabaikan sehingga mengakibatkan turunnya kemampuan pertahanan negara secara keseluruhan.

A. Permasalahan Belum komprehensifnya kebijakan dan strategi pertahanan. Selama ini kebijakan dan strategi pertahanan belum sepenuhnya bersifat komprehensif dan lebih difokuskan pada aspek kekuatan inti pertahanan. Potensi dukungan pertahanan yang merupakan salah satu aspek penting dalam pertahanan semesta juga belum didayagunakan secara optimal sebagai akibat kebijakan dan strategi pertahanan yang relative bersifat parsial.Selain itu, postur pertahanan yang tersedia juga belum mencukupi untuk dapat dijadikan acuan bagi pembangunan kekuatan pertahanan darat, laut, dan udara yang mampu mencegah dan mengatasi ancaman secara lebih efektif. Dalam rangka mewujudkan kebijakan dan strategi pertahanan yang komprehensif selama 5 tahun mendatang, Indonesia membutuhkan kebijakan dan strategi pertahanan berupa dokumen Strategic Defense Review (SDR), strategi pertahanan raya, dan postur pertahanan sebagai dasar pembangunan kekuatan pertahanan negara. Anggaran pertahanan yang dapat disediakan baru 74,1 persen dari kebutuhan minimal anggaran pertahanan. Sedangkan, kebutuhan minimal anggaran pertahanan tersebut dirancang untuk mengganti penyusutan alut sista TNI dan menutup kesenjangan antara kondisi nyata TNI saat ini dengan kebutuhan minimal personel dan peralatan TNI seperti yang tercantum dalam TOP (Tabel Organisasi dan Personel) dan DSPP (Daftar Susunan Personel dan Peralatan). Dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang tingkat ancamannya relative lebih rendah dan memiliki wilayah jauh lebih sempit, proporsi anggaran pertahanan Indonesia baik terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) maupun terhadap APBN pada tahun 2004 adalah paling kecil, seperti yang ditunjukkan dalam table berikut :

No. Negara % Terhadap PDB % Terhadap APBN

1. Australia 2,3 7,1

2. Brunei 6,9 18,0

3. Filipina 2,2 19,9

4. Malaysia 4,0 9,1

5. Thailand 2,8 15,0

6. Singapura5,2 21,0

7. Indonesia 1,1 5,7

ASEAN memperkuat kerjasama industri pertahanan.Menuju ke target pewujudan Komunitas ASEAN pada tahun 2015, semua negara anggota ASEAN sedang berupaya menggelarkan gagasan-gagasan memperkuat kerjasama di bidang-bidang yang dianggaps s ebagai sensitive seperti politik, keamanan dan pertahanan dan sebagainya. Pendorongan kuat kerjasama industry pertahanan adalah salah satu diantara gagasan-gagasan yang diajukan Kementerian Pertahanan Malaysia pada tahun 2010 dan sekarang sedang mendapat perhatian dari banyak negara anggota ASEAN.Menyambut gagasan yang diajukan Kementerian Pertahanan Malaysia pada akhir tahun 2010, Vietnam untuk pertama kalinya menyelenggarakan satu eksibisi untuk memamerkan produk-produk dari pertahanan Vietnam di sela-sela Konferensi Menteri Pertahanan ASEAN yang diperluas. Semua keunggulan dari industri pertahanan Vientam seperti bahan ledak, lampu untuk galangan kapal militer, bermacammacam jenis sampan gerak cepat telah mendapat perhatian tinggi dari Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN. Kolonel PhamThanh Son, Wakil Kepala Badan Integrasi Ekonomi dari Kementerian Pertahanan Vietnam menegaskan bahwa :Pada kenyataannya, industri pertahanan Vietnam selama ini belum melakukan kerjasama dengan negara-negara di kawasan ASEAN. Melaksanakan haluan pewujudan Komunitas ASEAN pada tahun 2015, masalah kerjasama pertahanan, diantaranya ada kerjasama industri pertahanan akan didorong. Kamampuan pabrik-pabrik galangan kapal Vietnam sekarang cukup dalam memenuhi kebutuhan tentara di dalam negeri dan bersedia menerima pesanan dari semua negara di kawasan. Sekarang, kami tahu, tentara Myanmar mempunyai kebutuhan tentang galangan beberapa kapal dan sampan gerak cepat untuk mempersenjatai polisi laut dan kami bisa memenuhi tuntutan tentang kualitas dan harga.Menurut penilaian, selama ini, kerjasama pertahanan antara negara-negara ASEAN tetap merupakan satu kekosongan meskipun ini adalah satu bidang yang sangat potensial. Dalam waktu belakangan ini, meskipun krisis ekonomi sedikit banyak berpengaruh terhadap anggaran keuangan yang diperuntukkan bagi pertahanan semua negara, tetapi kontrak-kontrak pembelian alat militer dan alat senjata tetap mencapai pertumbuhan yang teratur. Menurut prakiraan sekarang, saban tahun negara-negara ASEAN harus menyediakan dana kira-kira 25 miliar dolar Amerika Serikat untuk memberikan perlengkapan militer. Namun, jika ASEAN mendorong kuat kerjasama di bidang ini, maka anggaran keuangan negara masing-masing akan berkurang secara berarti. Menurut Menteri Pertahanan Malaysia, Ahmad Zahid, kerjasama di bidang industri militer ASEAN bisa membuat angka tersebut turun 50 persen yaitu saban tahun menjadi hanya tinggal kira-kira 12,5 miliar dolar Amerika Serikat pada tahun 2030. Pertukaran alat militer antara negara-negara ASEAN mungkin merupakan awalan dalam menciptakan satu industry pertahanan ASEAN yang kuat dan independent. Kerjasama ini mungkin meliputi pula konektivitas-konektivitas antara pemerintah dan perusahaan-perusahaan swasta.Setuju dengan pandangan tersebut, Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro juga mengatakan bahwa semua negara ASEAN harus membuat petajalan menggelarkan kerjasama industri pertahanan secara kongkrit. Pertama-tama ialah pertukaran teknologi dalam menggunakan dan memproduksi alat-alat militer, berangsur-angsur menuju ke import alat-alat pertahanan satu sama lain dan akan menggunakan alat-alat pertahanan dari ASEAN dalam aktivitas-aktivitas latihan bersama. Untuk melaksanakan peta jalan ini, pada bulan Mei yang lalu, pada Konferensi ke-5 Menteri Pertahanan negara-negara ASEAN di Indonesia, negara-negara ASEAN telah sepakat membentuk jaringan pusat menjaga perdamaian ASEAN. Ini akan menjadi tempat bagi semua negara anggota ASEAN untuk memperkuat kerjasama industri pertahanan dan menggunakan kemampuan teknologi. Menteri PurnomoYusgiantoro mengatakan bahwaJaringan ini akan menciptakan kemudahan bagi kerjasama menjaga perdamaian perdamaian antara semua negara anggota ASEAN. Kami akan membuat rencana, melakukan latihan, bertukar pengalaman tentang kampanye-kampanye menjaga perdamaian, bertukar kerjasama di bidang industri pertahanan, dengan tujuan jangka panjang ialah mengembangkan ASEAN menjadi satu pusat kawasan. Kerjasama kita akan memberikan kesempatan-kesempatan mendorong dan berbagi teknologi, di atas dasar prinsip partisipasi yang tidak mengikat, sukarela dan flesksible. Dengan kekhususan sukarela, tidak bersangkutan dengan semua permufakatan pertahanan, tidak bersifat persaingan antara negara-negara anggota, kerjasama industri pertahanan ASEAN hanya akan merupakan kerjasama saja, menggunakan keunggulan setiap negara anggota, melakukan spesialisasi produk pertahanan untuk mewujudkan satu kawasan ASEAN yang damai, stabil dan semakin kuat.Pesawat militer buatan PT DI dipasarkan ke enam negara ASEAN

Kementerian Pertahanan Indonesia memperkenalkan pesawat transportasi militer CN295 ke Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Malaysia.Pesawat ini mendarat di Bandara Ninoy Aquino Manila, Filipina dua hari lalu sebagai persinggahan pertama dari rangkaian tur ke enam negara-negara ASEAN.Perjalanan ini dalam rangka promosi mengenai kemampuan dan efisiensi pesawat transportasi hasil kerja sama PT Dirgantara Indonesia (DI) dengan Airbus Military, Perancis. CN295 masuk kategori pesawat serba guna berukuran sedang untuk kepentingan sipil maupun militer.Pada kunjungan ke Kementerian Pertahanan Filipina, Wakil Menteri Pertahanan Republik Indonesia yang juga sebagai Ketua Delegasi, Letnan Jenderal (Purn) Sjafrie Sjamsuddien mengatakan bahwa pesawat buatan PT DI ini sangat pas memenuhi kebutuhan transportasi negara Asia Tenggara."Kami mempromosikan penggunaan sistem pertahanan yang serupa di antara sesama negara ASEAN dan CN295 merupakan pesawat yang layak dan tepat untuk kepentingan pertahanan tersebut," ujarnya dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Sabtu (25/5).Selain mempromosikan CN295, Kemenhan juga menawarkan CN235 dan NC212i kepada militer Filipina. Kedua varian itu sudah diluncurkan pada sejak November tahun lalu dilengkapi sistem avionic dan autopilot yang baru, serta kapasitas penumpang lebih banyak dengan biaya operasi yang lebih efisien.Secara total lebih dari 120 unit C295 telah dipesan seluruh dunia dan hampir 100 unit pesawat telah dioperasikan di berbagai negara seperti Aljazair, Brazil, Cile, Kolombia, Republik Ceko, Mesir, Finlandia, Ghana, Yordania, Kazakhstan, Meksiko, Polandia, Portugal dan Spanyol. Angkatan Udara Indonesia sendiri memesan 9 unit. Karena itulah, PT DI dan Kemenhan berharap ASEAN bisa menjadi pasar selanjutnya.Seiring membaiknya kondisi keuangan PT DI, ragam pesawat yang dihasilkan pun kembali menggeliat. Kini perusahaan pelat merah yang terletak di Bandung itu juga bakal mendapat dana dari Kementerian Perindustrian untuk merancang pesawat kecil N 219 berkapasitas 19 penumpang.Tahun lalu, PT DI mendapatkan banyak kontrak pembuatan sayap pesawat dan helikopter. Perusahaan pelat merah itu juga menjual komponen dan menawarkan jasa perbaikan pesawat. Alhasil, kas perusahaan menghijau dengan pemasukan sepanjang 2012 mencapai Rp 2,9 triliun.

Perbandingan Militer Indonesia Dengan 5 Negara ASEAN

Mungkin ini adalah berita yang tidak baru, tetapi ini harus kita telaah bersama - sama. Peringkat Indonesia dalam Global Fire Power menurun. Walaupun tidak mutlak, tetapi ini adalah salah satu indikator pertahanan dan keamanan kita. Dan yang mengejutkan, beberapa negara di ASEAN yang sebelumnya tidak masuk dalam 50 besar, dalam beberapa bulan bisa meningkat. Bahkan Thailand tepat berada di bawah Indonesia, yaitu peringkat 19. Apakah ini berarti mereka menguat, atau kita yang ,melemah? Bagaimana perbandinagnnya?Sebelum bicara lebih lanjut, mari kita lihat data yang saya ambil dari GFP:

Dari data di atas, Indonesia menempati peringkat 18, diikuti Thailand (19), Filipina (23), Malaysia (27) dan Singapura (41). Penilaian yang dilakukan adalah :1. Personil atau Sumberdaya Manusia2. Kekuatan Alutsista Darat, Laut, Udara3. Logistik4. Sumberdaya Alam ( Dalam hal ini minyak )5. Sumber Keuangan6. Bentang AlamTentunya semua aspek penilaian tersebut sangat diperlukan dalam pertahanan suatu negara. Lalu bagaimana perbandingan diantara mereka? Pada bagian ini, kita akan mencoba membahas tentang Personil dan Alutsista.A. PersonilSuatu kekuatan bersenjata yang besar, harus memiliki personil militer yang besar pula untuk mendukung kekuatan bersenjata. Selain personil reguler, juga harus dipertimbangakn pasukan paramiliter dan rakyat yang telah siap dimobilisasi. Nah, disitulah letak keunggulan Indonesia. Dengan penduduk yang berjumlah 245 juta, dan kekuatan pasukan reguler lebih kurang 460.000 lebih banyak daripada negara lain yang dapat dimungkinkan untuk mobilisasi. Kopassus juga masuk jajaran pasukan elite terhebat dunia.Sedangkan untuk "Skill" atau kemampuannya, Indonesia telah menunjukan dalam berbagai lomba menembak dan menjadi juara. Selain itu, juga dalam latihan bersama antar negara ASEAN, pasukan Indonesia terlihat lebih "unggul". Masalah yang terjadi adalah disintegrasi moral dan penurunan nasionalisme warga negara kita akibat pengaruh budaya luar dan contoh yang tidak baik dari para pemimpin.B. AlutsistaUntuk alutsista, militer Indonesia boleh dibilang ketinggalan jaman karena banyak alutsista yang sudah uzur. Peremajaan alutsista Indonesia terbilang lambat dibanding Singapura dan Malaysia. Secara kuantitas, jumlah perlangkapan darat Indonesia lebih kecil daripada Singapura dan Thailand yang memiliki luas wilayah darat lebih kecil dari kita.Untuk kekuatan laut, boleh dikatakan TNI AL adalah yang terkuat dibanding yang lain dan hanya bisa ditandingi oleh Thailand. Untuk jumlah, memang AL Thailand lebih banyak dan Thailand memiliki sebuah kapal induk. Tetapi secara kemampuan Indonesia mampu mengungguli Thailand.Untuk kekuatan udara, TNI AU memiliki jumlah pesawat (510) lebih sedikit dibanding Thailaind (913). Begitu juga helikopter. Tetapi, Pemerintah Indonesia mulai merintis pembelian dan pengembangan pesawat untuk TNI AU.Tetapi, dibalik kekurangan alutsista ini, SDM atau tentara dibalik perlengkapan ini bisa dibilang sudah terampil dan handal. Sehingga dapat menutupi kekurangan alat - alat tersebut.PENGETAHUAN BUDAYA DALAM MEMPERTAHANKAN NKRIEra globalisasi yang ditandai dengan perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, komunikasi, dan informasi telah mendorong perubahan dalam aspek kehidupan manusia, baik pada tingkat individu, tingkat kelompok, maupun tingkat nasional. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan sosial. Untuk menghadapi era globalisasi agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan ditangkap secara tepat, kita memerlukan perencanaan yang matang diantaranya adalah sebagai berikut :1. Kesiapan SDM, terutama kesiapan dengan pengetahuan yang dimiliki dan kemampuannya.2. Kesiapan sosial budaya untuk terciptanya suasana yang kompetitif dalam berbagai sektor kehidupan.3. Kesiapan keamanan, baik stabilitas politik dalam negeri maupun luar negeri / regional.4. Kesiapan perekonomian rakyat.Di bidang Pertahanan Negara, kemajuan tersebut sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman. Ancaman terhadap kedaulatan negara yang semula bersifat konvensional berkembang menjadi multidimensional (fisik dan nonfisik), baik berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Oleh karena itu kebijakan strategis penggunaan kekuatan pertahanan diarahkan untuk menghadapi ancaman atau gangguan terhadap keamanah nasional. Kekuatan pertahanan tidak hanya digunakan untuk menghadapi ancaman tetapi juga untuk membantu pemerintah dalam upaya pembangunan nasional dan tugas-tugas internasional. Dari hasil perkiraan ancaman, Indonesia mempunyai kepentingan strategis untuk mencegah dan mengatasi ancaman keamanan tradisional dan nontradisional.Ancaman keamanan tradisional yaitu ancaman yang berbentuk kekuatan militer negara lain yang membahayakan kemerdekaan, kedaulatan dan kebutuhan wilayah NKRI. Dalam menghadapi ancaman terhadap kedaulatan dan kebutuhan wilayah, kebijakan pertahanan Indonesia tetap mengacu pada prinsip sebagai bangsa yang cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan, yaitu mengutamakan tindakan pencegahan dengan mengoptimalkan upaya diplomatik dalam kerangka Confidence Building Measure (CBM) dan Preventive Diplomacy. Penggunaan kekuatan militer untuk tujuan perang merupakan tindakan terpaksa yang harus dilakukan sebagai jalan terakhir apabila cara-cara damai tidak membuahkan hasil.Ancaman Keamanan Non-Tradisional yaitu ancaman yang terjadi akibat dinamika politik di sejumlah negara serta kesenjangan ekonomi dunia yang makin lebar telah menyebabkan kondisi timpang yang lambat laun berkembang dan menjalar melampaui batas-batas negara. Ancaman keamanan non tradisional yang timbul di dalam negeri dengan motivasi separatisme, akan dihadapi dengan mengedepankan cara-cara dialogis.Penyelesaian masalah melalui cara cinta damai, diplomatik atau cara-cara dialogis harus menggunakan pendekatan budaya. Pendekatan budaya dalam pembangunan dan pembinaan kekuatan pertahanan adalah sebagai fenomena yang mengelilingi kita setiap saat, yang secara terus menerus terjadi dan tercipta oleh adanya interaksi dengan orang lain. Ciri utama dari Budaya adalah sesuatu yang merupakan hasil bersama (shared), atau kesepakatan kelompok (held in common). Beberapa produk hasil bersama antara lain adalah : bahasa, tradisi, kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai pendukung, seperti kualitas produk, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja, kemampuan terpendam, cara berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol yang mempersatukan mereka. Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami keragaman dan perbedaan budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi (kegoncangan budaya dan ketimpangan/ketertinggalan budaya).

2.SIKAP DAN PERILAKU MENJAGA KESATUAN NEGARA RI Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI. Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatan bangsa.Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI :Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan, kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus dipatuhi, ditaati dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu antara lain pancasila sebagai landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan dengan tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat menimbulkan perpecahan. Analisa PermasalahanPertanyaan:1. Bagaimana Pendapat anda tentang Pertahanan di Indonesia?2. Jika di bandingkan dengan Negara lain di ASEAN, bagaimana pendapat anda tentang ALUTSISTA di Indonesia?3. Menurut anda, Negara manakah di ASEAN yang saat ini mempunyai ALUTSISTA paling mutakhir?4. Menurut anda, bagaimana caranya agar ALUTSISTA di Indonesia menjadi lebih baik lagi?5. Siapa yang memiliki wewenang menjaga keamanan negara?

Responden :1. Menurut saya, pertahanan di Indonesia saat ini masih kurang dari apa yang di harapkan. Mengapa? Karena masih kurangnya alat alat tempur yang memadai di Indonesia. Sebagai contohnya, kapal perang. Karena Indonesia adalah Negara kepulauan, otomatis Indonesia memiliki wilayah laut yang luas. Dan kapal kapal perang di Indonesia rata rata sudah tua, dan kurang memadai. Lagipula, yang di butuhkan oleh angkatan bersenjata adalah kapal kapal yang kecil, tapi cepat, karena makin maraknya kasus pencurian ikan di selat selat yang berbatasan dengan Negara-negara lain.2. ALUTSISTA di Negara Indonesia saat ini masih kurang, jika di bandingkan dengan Negara Negara ASEAN lainnya, contohnya Singapura. Di sana, mereka mempunyai banyak tank-tank yang mutakhir, pesawat-pesawat canggih, dan senjata yang tak kalah hebatnya. Sedangkan Indonesia, kebanyakan masih memelihara tank-tank yang umurnya sudah tua, pesawat yang juga sudah tua, tetapi di modifikasi menjadi lebih baru, untuk menghemat biaya pembelian ALUTSISTA yang makin tahun makin tinggi kebutuhannya.3. Menurut saya, Singapura, dengan SDM yang baik, serta ALUTSISTA yang amat sangat memadai.4. Menurut saya, seharusnya pemerintah mengalokasikan dana APBN lebih banyak ke pertahanan Negara, karena menurut saya, Indonesia masih minim sekali system persenjataannya. 5. Menurut pendapat saya Kebijakan pertahanan dan keamanan negara dipegang oleh militer tp kementerian ptahanan sbg penyusun desainnya. yg tdk boleh tlibat dlm isu keamanan negara adlh kepolisian.

BAB VKesimpulan dan SaranPertahanan negara adalah upaya untuk menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta ancaman bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan negara. Pertahanan negara merupakan upaya utama untuk mewujudkan salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.Pertahanan adalah sebuah system yang harus diterapkan sebagai sebuah kesadaran bersama antara Negara, pemerintah, masyarakat, dan seluruh tatanan.Pertahanan Negara melingkupi bidang-bidang:1. Politik2. Sosial3. Budaya4. Persatuan5. Ancaman-ancaman lain terhadap keselamatan bangsa dan NegaraPersoalan siapa yang harus bertanggungjawab untuk menjawab ancaman keamanan tertentu menjadi rumit dan politikal: rumit, karena perkembangan konsep dan ketidakpastian setelah berakhirnya Perang Dingin dan politikal, karena landasan konstitusiona1, sejarah, maupun realita politik bisa menjadi kekuatan inersia untuk membangun pola pembagian kerja baru. Salah satu konsekuensi penting adalah perlunya ketentuan yang mengatur level of engagement dan instrumen yang boleh digunakan dalam setiap bagian dari spektrum ancaman terhadap keamanan nasional.Jadi, upaya untuk mempertahankan NKRI juga dapat ditempuh dengan cara mengetahui kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga tidak timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.Saran-saran dalam menerapkan sistem pertahanan nasional adalah: Sebagai pelajar ada baiknya menghindari pengaruh negatif seperti narkoba, pergaulan bebas, dan kriminalitas. Menyikapi perbedaan suku bangsa, ras, atau agama di negera kita sebagai keragaman yang indah untuk saling memahami dan bertukar pengetahuan. Tidak memicu atau ikut dalam tawuran atau perkelahian antar pelajar.

3