mklh wastek
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan
mengalami perkembangan yang sangat menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat
di Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Tetapi
dalam perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari, ternyata juga kita lihat
adanya kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang tadinya merupakan
suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah (Bertens,1987, Nuchelmans,
1982). Lebih lanjut Nuchelmans (1982), mengemukakan bahwa dengan
munculnya ilmu pengetahuan alam pada abad ke 17, maka mulailah terjadi
perpisahan antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan demikian dapatlah
dikemukakan bahwa sebelum abad ke 17 tersebut ilmu pengetahuan adalah
identik dengan filsafat. Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen
(1985), yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat,
sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianut.
Dalam perkembangan lebih lanjut menurut Koento Wibisono (1999), filsafat itu
sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan
bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar bercabang secara
subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya,
berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-
sendiri.
Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama
semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya
memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu
pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Oleh karena
itu tepatlah apa yang dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu
pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 1
(konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Terlepas dari berbagai macam pengelompokkan atau pembagian dalam ilmu
pengetahuan, sejak F.Bacon (1561-1626) mengembangkan semboyannya
“Knowledge Is Power”, kita dapat mensinyalir bahwa peranan ilmu pengetahuan
terhadap kehidupan manusia, baik individual maupun sosial menjadi sangat
menentukan. Karena itu implikasi yang timbul menurut Koento Wibisono (1984),
adalah bahwa ilmu yang satu sangat erat hubungannya dengan cabang ilmu yang
lain serta semakin kaburnya garis batas antara ilmu dasar-murni atau teoritis
dengan ilmu terapan atau praktis. Untuk mengatasi gap antara ilmu yang satu
dengan ilmu yang lainnya, dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat
menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul. Oleh karena itu, maka
bidang filsafatlah yang mampumengatasi hal tersebut. Hal ini senada dengan
pendapat Immanuelkant (dalam kunto Wibisono dkk., 1997) yang menyatakan
bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu yang mampu menunjukkan batas-batas
dan ruang lingkup pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu Francis
bacon (dalam The Liang Gie, 1999) menyebut filsafat sebagai ibu agung dari
ilmu-ilmu (the great mother of the sciences). Lebih lanjut Koento Wibisono dkk.
(1997) menyatakan, karenapengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan “a higher
level of knowledge”, maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerusan
pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu sebagai cabang filsafat
menempatkan objek sasarannya: Ilmu (Pengetahuan). Bidang garapan filsafat
ilmu terutama diarahkan pada komponen-komponen yang menjadi tiang
penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Hal
ini didukung oleh Israel Scheffler (dalam The Liang Gie, 1999), yang
berpendapat bahwa filsafat ilmu mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau
tentang dunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu. Interaksi antara ilmu dan
filsafat mengandung arti bahwa filsafatdewasa ini tidak dapat berkembang
dengan baik jika terpisah dari ilmu. Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa
kritik dari filsafat. Dengan mengutip ungkapan dari Michael Whiteman (dalam
Koento Wibisono dkk.1997), bahwa ilmu kealaman persoalannya dianggap
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 2
bersifat ilmiah karena terlibat dengan persoalan-persoalan filsafati sehingga
memisahkan satu dari yang lain tidak mungkin.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam abad 20 terakhir ini pengembangan ilmu pengetahuan mencatat loncatan-
loncatan penting dan kemajuan yang sangat pesat. Penemuan baru dan penciptaan karya
terjadi silih berganti dan lebih modern dan canggin dari generasi ke generasi, infirmasi
ilmiah diproduksi dengan cepat bahkan dua kali lipat setiap tahunnya. Bahkan dalam
disiplin ilmu tertentu seperti Genetika, Bioteknologi dan Teknologi informasi, telah
menimbulkan kesulitan tersendiri dalam penyimpanan, penyebaran, penelusuran, dan
penerapaanya oleh karena perkembangan yang begitu pesat. Berkali-kali telah terjadi
revolusi dalam ilmu pengetahuan dengan akibat yang besar dan tak terduga (Tim Dosen
Unhas,2011).
Pengembangan ilmu pengetahuan telah terjadi di segala bidang dan disiplin
ilmu masing-masing. Selain itu, juga terjadi pengembangan interdisiplin ilmu
pengetahuan menjadi sumber ilmu yang lain dan juga berkembang dengan masing-
masing obyek pembahasan dan kajiannya. Kemajuan dalam tiap bidang-bidang ini
mempunyai akibat yang jauh, baik secara langsung terhadap manusia, masyarakat,
prinsip-prinsip yang dianutnya dan lingkungan hidupnya, maupun tidak langsung
melalui bidan atau disiplin yang lain. Pembaharuan-pembaharuan yang ditimbulkan
tidak hanya karena perkembangan kebutuhan manusia tetapi juga rutin direncanakan
oleh kelompok khusus yang bertugas untuk itu (Tim Dosen Unhas,2011).
Tidak semua bidang atau cabang ilmu pengetahuan maju dan berkembang sama
pesatnya pada setiap kurung waktu dan tempat. Dalam masa belakangan ini, beberapa
bidang tampak melaju denga sangat menonjol dan olh karena itu berpengaruh besar
terhadap manusia dan kehidupannya. Bidang-bidag itu yang utama adalah (Tim Dosen
Unhas,2011) :
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 3
1. Ilmu-ilmu nuklir (Nuclear science)
2. Ilmu-ilmu Kimia (Chemistry science)
3. Bioteknologi (Biotechnology)
4. Ilmu informasi dan komunikasi (Comunicaion and Information Science)
5. Ilmu-ilmu antariksa (Space Science)
6. Ilmu Penginderaan (Inpact Science)
A. Pengembngan Ilmu Pengetahuan Alam
IPA berkembang dengan sangat pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang
mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity yang juga selalu berkembang (dinamis).
Dengan sifat ini, dalam benak manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa
sesungguhnya (what), bagaimana sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian (why).
Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus
berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan
yang diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah luas dan mendalam sesuai dengan hasil-
hasil penemuan dan penyelidikan baru, menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu
yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia, Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan
Antariksa (IPBA) (Tim Dosen IAD. 2004).
1. Bidang Biologi
Ilmu Biologi Biologi sebelum abad 20 bersifat deskkriptif, sekarang
orientasinya juga berkembang lke arah analisis. Eksperimentasi dan induksi
memengang peranan penting, rasio dan mekanisasi menjadi arah dan tujuan. Manusia
tidak hanya memberikan dan mengurai tetapi berusaha mengubah dan menciptakannya.
Kalau hal ini diakukan terhadap tumbuhan dan hewan akibatnya tidak terlalu
mengkhawatirkan malahan menggembirakan, akan tetapi apabila diterapkan kepada
manusia maka mulai timbul permasalahan yang berkaitan dengan etik dan moral
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 4
pelakunya. Walaupun berbagai macam ketakjuban dapat ditimbulkan namun karena
menyentuh inti kehidupan maka pasti menimbulkan perdebatan dari berbagai kalangan
(Tim Dosen Unhas,2011).
Biologi mengembangakan teknologi reproduksi yang baru dan manipulasi
genetic pada makhluk hidup. Keduannya bahkan sangat berimplikai sangat mendasar,
hal ini disebabkan karena terhadap manusia dan makhluk hidup lain atau manusia
dengan manusia lain dapat dilakukan manipulasi genetic. Dari sudut positif, metode
dapat meningatkan jumlah da dapat dimn mutu bahan yang meliputi tanaman,
tumbuhan, hewan bahkan menemukan organisme baru selain varietas baru. Pada
manusia dapat mengatur keturunan secara kuantitatif dan kualitatif misalnya sifat baru
yang kita kehendaki dapat dimasukkan ke dalam manusia lain. Sisi negatifnya adalah
mengurangi keanekaragaman kemahalan biaya produksi, menimbulkan varietas
organisme baru yang prilakunya dalam eosistem belum diketahui dengan benar (Tim
Dosen Unhas,2011).
Bidang Bioteknologi dapat dipergunakan untuk memproduksi senjata biologis,
terutama kuman, virus dan toksin. Oleh para ahli, senjata-senjata ini dianggap
manusiawi bersama senjata kimiawi karena akibatnya bersifat kontemporer dan tidak
global, namun jika dilihat dari sudut lain sebenarnya justru sebaliknya karena senjata
tersebut dapat mengorbankan manusia, hewan dan makhluk hidup lain tanpa kecuali
(Tim Dosen Unhas,2011).
Perkembangan senjata Bilologi, Kimia dan nuklir menakibatkan dunia tidak
damai. Manusia salaing menuduh, menaku-nakuti dan bahkan salng menyerang, yang
dapat menghancurkan peradaban umat manusia dimuka Bumi (Tim Dosen
Unhas,2011).
2. Bidang Ilmu Kimia
Bidang ilmu Kimia tidak kalah pesatnya dimana para ilmuwan Kimia telah
berhasil membuat sejumlah besar persenyawaan baru yang sebelumnya belum pernah
terdapat di alam dan senyawa tersebut memiliki manfaat yang begitu besar bagi
kehidupan manusia. Dari segi positif kita lihat misalnya oat-obatan baru untuk
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 5
diagnostik dan terapi berbagai penyakit bagi hewan, tanaman, manusia dan tumbuhan
lingkugan akan semakin terbebani debgan senyawa baru baik yang bermanfaat maupun
yang menimbulkan masalah, mulai dari bahan sintetik dalam makanan, minuman,
pakaian, pemukiman, kelautan, pertanian, perkebunan, pengangkutan, kosmetik dan
lain sebagainnya. Senyawa Kimia yang bersifat racun dan obat psikotrapi yang
didukung oleh kondisi ekonomi masyarakat dan sikap mentak yang sering mencari
jalan cepat, yang instan tanpa memperdulikan resiko dan dampak yang ditimbulkan.
Perkembangan senyawa kimia di bidang pertanian, peternakan, kelautan, yang
digunakan untuk pemicu pertumbuhan, menambah kekebalan atau imunitas,
meningkatkan kuantitatif dan produktifitas juga berkembang sangat pesat, seperti
ditemukannya berbagai macam pupuk kimia organik baru, pestisida ramah lingkungan,
senyawa peromon rekrut pada serangga dan lain sebagainnya (Tim Dosen Unhas,2011).
3. Bidang Ilmu Fisika
”Fisikawan terbesar sepanjang sejarah.” Begitulah Charles C Jilispe, editor
Dictionary of Scientyfic Bibliography menjuluki saintis Muslim, al-Khazini. Para
sejarawan sains menempatkan saintis kelahiran Bizantium alias Yunani itu dalam posisi
yang sangat terhormat. Betapa tidak, ilmuwan Muslim yang berjaya di abad ke-12 M –
tepatnya 1115-1130 M – itu telah memberi kontribusi yang sangat besar bagi
perkembangan sains modern, terutama dalam fisika dan astronomi. al-Khazini
merupakan saintis Muslim serbabisa yang menguasai astronomi, fisika, biologi, kimia,
matematika serta filsafat (Fahmi Amhar,2009).
Al-Khazini kemudian dibawa ke Merv, sebuah metropolitan terkemuka pada
Abad ke-12 M. Merv berada di Persia dan kini Turkmenistan. Sebagai seorang budak,
nasib al-Khazini sungguh beruntung. Oleh tuannya yang bernama al-Khazin, ia diberi
pendidikan sang sangat baik. Ia diajarkan matematika dan filsafat.Tak cuma itu, al-
Khazini juga dikirimkan untuk belajar pada seorang ilmuwan dan penyair agung dari
Persia bernama Omar Khayyam. Dari sang guru, dia mempelajari sastra, metematika,
astronomi dan filsafat. Menurut Boris Rosenfeld (1994) dalam bukunya “Abu’l-Fath
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 6
Abd al-Rahman al-Khazini, saat itu Omar Khayyam juga menetap di kota
Merv.Berbekal otak yang encer, al-Khazini pun kemudian menjelma menjadi seorang
ilmuwan berpengaruh. Ia menjadi seorang matematikus terpandang yang langsung
berada di bawah perlindungan, Sultan Ahmed Sanjar, penguasa Dinasti Seljuk.
Sayangnya, kisah dan perjalanan hidup al-Khazini tak banyak terekam dalam buku-
buku sejarah (Fahmi Amhar,2009).
Salah Zaimeche PhD (2005) dalam bukunya berjudul Merv menuturkan, al-
Khazini adalah seorang ilmuwan yang bersahaja. Meski kepandaiannya sangat
dikagumi dan berpengaruh, ia tak silau dengan kekayaan. Menurut Zaimeche, al-
Khazini sempat menolak dan mengembalikan hadiah sebesar 1.000 keping emas (dinar)
dari seorang istri Emir Seljuk (Fahmi Amhar,2009).
Para sejarawan sains mengungkapkan, pemikiran-pemikiran al-Khazini sangat
dipengaruhi oleh sejumlah ilmuwan besar seperti Aristoteles, Archimedes, Al-Quhi,
Ibnu Haitham atau Alhacen, al-Biruni serta Omar Khayyam. Selain itu, pemikiran al-
Khazini juga sangat berpengaruh bagi pengembangan sains di dunia Barat dan Islam.
Salah satu ilmuwan Barat yang banyak terpengaruh al-Khazini adalah Gregory
Choniades – astronom Yunani yang meninggal pada abad ke-13 M (Fahmi
Amhar,2009).
B. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pengembangan ilmu sosial Indonesia termasuk yang lambat bila dibandingkan
perkembangan ilmu ini di negara-negara berkembang lainnya.
Pengaruh Barat atau Eropa sangatlah dominan dalam politik akademik dan tradisi riset
ilmu-ilmu sosial Indonesia. Tingkat ketergantungan pada teori-teori sosial Eropa sangat
tinggi, akibatnya proyek merumuskan diskursus alternatif ilmu sosial Indonesia
mengalami"kemacetan" (Syarifuddin,2011).
Proses merumuskan ilmu sosial alternatif terkendala banyak hal, setidaknya soal
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 7
ketekunan dan kemandirian intelektual menjadi penyebab utamanya. Ilmu sosial
alternatif secara sederhana dapat dimaknai sebagai ilmu yang membebaskan, ilmu
sosial yang sesuai dengan corak masyarakat Indonesia atau ilmu sosial yang tidak
terkolonialisasi (Syarifuddin,2011).
Usaha menghadirkan ilmu sosial alternatif bagi penjelasaan masyarakat
Indonesia yang religius (sekitar 88 persen Muslim, 12 persen sisanya Katolik,
Protestan, Hindu, Budha, dan Kongucu) telah menjadi kegelisahan para intelektual
Indonesia sejak pra kemerdekaan, ditandai perdebatan cerdas para intelektual kala itu,
misalnya perdebatan antara Natsir dan Soekarno mengenai konstruksi masyarakat
Indonesia, gagasan Tjokroaminoto dan Agus Salim mengenai sosialisme Islam, ataupun
misi kemanusiaan yang diusung Muhammadiyah, Persis dan NU.
Dalam sejarah Indonesia modern, para ilmuwan sosial tetap menyuarakan mengenai
pentingnya pribuminisasi ilmu sosial dengan mengusung misi utamanya yakni Pada
dimensi yang lain, para ilmuwan sosial Indonesia melupakan beberapa tokohnya dalam
tradisi Islam seperti Ibn Khaldun, Ismail Raji Al-Faruqi, Ali Syariati, ataupun
Kuntowijoyo dengan ilmu sosial profetik (Syarifuddin,2011).
Perkembangan teori-teori sosial Barat dalam beberapa dekade terakhir
berlangsung begitu massif, bahkan buku-buku sosial yang ditulis oleh sarjana Barat
diterjemahkan dan diterbitkan oleh berbagai penerbit terkemuka di Indonesia, buku-
buku tersebut telah menjadi bacaan utama para mahasiswa Indonesia.
Perkembangan tersebut menurut Farid Alatas sebagai akibat langsung dari
perkembangan teknologi informasi serta dorongan kuat untuk mengembangkan ilmu-
ilmu sosial di Barat, akibat perkembangan itu dipandang sebagai fenomena Barat. Ilmu-
ilmu sosial yang berkembang dan dipelajari di lembaga pendidikan (kampus) di
Indonesia, termasuk juga negara-negara Dunia Ketiga merupakan ilmu sosial yang
dihasilkan oleh sarjana Barat dari hasil pembacaan terhadap masyarakat mereka.
Kuatnya pengaruh ilmu sosial Barat tersebut lebih disebabkan masalah internal
intelektual-akademisi Indonesia sendiri, mereka telah terpuaskan dengan meniru apa
yang berkembang di Barat, bahkan intelektual Indonesia bekerja keras untuk
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 8
menerapkan teknik yang dipelajari dari buku-buku yang ditulis oleh sarjana Amerika
dan Eropa dalam menjelaskan dan persoalan empiris atas masalah yang kebanyakan
dirumuskan oleh ilmuwan Barat (Syarifuddin,2011).
Keterpesonaan intelektual-akademisi kita terhadap ilmu sosial Barat berimplikasi
pada pemilihan isu dan masalah yang menjadi topik kajian. Keadaan itu terus
berlangsung, bahkan setelah lebih dari satu abad ilmu-ilmu sosial berkembang di
Nusantara, hingga kini belum ada teori-teori sosial yang kuat dan unggul yang
dihasilkan oleh intelektual kita dalam rangka menjelaskan realitas sosial masyarakat
secara memadai, kecuali yang dirumuskan oleh para Indonesianis yang meminati studi
tentang masyarakat Indonesia (Syarifuddin,2011).
Keadaan ini akibat rendahnya penghargaan sesama intelektual Indonesia dalam
menghargai ide dan gagasan diantara mereka sendiri, atau tradisi kutip-mengutip karya
yang dihasilkan oleh intelektual kita sendiri, sehingga ilmu sosial Indonesia tidak
pernah mengalami perkembangan, bahkan mereka yang selesai belajar di Barat dengan
sangat bangga dan hebat meniru-niru dan mengulang-ulang apa yang mereka pelajari di
Barat, tidak muncul kesadaran kritis untuk merumuskan teori-teori sosial yang khas
Indonesia (Syarifuddin,2011).
Tingginya penghargaan terhadap Barat tidak terlepas dari perasaan inferior dan
juga akibat kondisi ekonomi bangsa yang masih bergantung pada Barat. Sebagian besar
mereka yang menempuh pendidikan di Barat pada umumnya dibiayai oleh negara-
negara Barat, akibatnya tingkat independensi menjadi lemah dan bahkan hilang.
Sejumlah riset (penelitian) yang dilakukan oleh para akademisi dan intelektual kita
dibiayai oleh negara-negara Barat, dana untuk riset yang disediakan negara-negara
maju jauh lebih memadai dari dana yang disediakan negara sendiri, prestise yang
dilekatkan pada publikasi di jurnal Amerika, Inggris, Jerman, Perancis, dan Belanda
misalnya, juga kualitas universitas Barat dan ketekunan para intelektual Barat
melahirkan karya-karya yang bermutu menjadi semakin kita tingkat ketergantungan
kita pada ilmu sosial Barat (Syarifuddin,2011).
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 9
Ilmu-ilmu sosial Indonesia mengikuti pola pengembangan ilmu sosial Barat,
bahkan menurut Alatas, antropologi Indonesia telah terhegemoni oleh diskursus
kolonial, khususnya antropologi Amerika. Sejumlah karya antropolog tentang
masyarakat Indonesia justru dihasilkan sarjana Barat, untuk menyebut sarjana Barat
yang paling produktif menulis tentang Indonesia dan apa yang mereka tulis menjadi
sumber referensi sangat bermanfaat bagi para antropolog Indonesia diantaranya
Clifford Geertz, Mitsuo Nakamura dan Robert W. Hefner.
Hanya saja, apa yang telah dirumuskan oleh para antropolog asing tersebut tidak secara
serius dikembangkan antropolog Indonesia. Pada bidang ini, kita memiliki sejumlah
sarjana antropolog yang menonjol seperti karya-karya antropologi Koentjaraningrat dan
Parsudi Suparlan (Syarifuddin,2011).
Demikian pula bidang-bidang yang lain, tingkat ketergantungan pada Barat masih
tinggi, selain perasaan inferior, tingkat ketekunan serta problem ekonomi yang belum
baik, negara sendiri belum maksimal menyediakan dana riset yang memadai.
Tingkat ketergantungan intelektual bekas kolonial terhadap model Barat terus berlanjut,
bahkan bangsa ini setelah lebih dari enam puluh tahun merdeka, belum mampu
merumuskan KUHP yang terbebas dari pengaruh kolonial, bahkan sejumlah sarjana
hukum kita merupakan produk dari negara yang pernah menjajahnya
(Syarifuddin,2011).
Ada dua kemungkinan mengapa tradisi meniru ini begitu kuat; pertama, apa yang
dirumuskan sarjana Barat tersebut dipandang secara metodologis dapat berlaku
universal, bisa diterapkan di mana saja termasuk Indonesia; kedua, rendahnya tradisi
akademis dan semangat untuk mengembangkan ilmu sosial yang sesuai dengan konteks
sosio politik dan kultural masyarakat Indonesia, karena itu pilihan yang paling mudah
dilakukan oleh para akademisi dan intelektual kita itu adalah meniru teori-teori sosial
Barat (Syarifuddin,2011).
Kendatipun semangat meniru begitu kuat, namun masih ditemukan sejumlah
sarjana kita yang konsisten mengembangkan ilmu sosial yang khas, kepada mereka itu
kita harus memberi apresiasi yang tinggi. Usaha mengembangkan ilmu sosial alternatif
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 10
seperti yang pernah dilakukan Kuntowijoyo dengan Ilmu Sosial Profetiknya, bisa
menjadi pilihan pengembangan ilmu sosial Indonesia. Sebab kalau hanya meniru dari
Barat saja, maka tentu bisa dinyatakan bahwa teori-teori sosial Barat tersebut
merupakan teori yang tercerai dengan realitas, tidak memiliki dasar pijakan pada
realitas masyarakat (Syarifuddin,2011).
Sarjana kita seperti Soejatmoko pernah mengkritik teoritisasi masyarakat Jawa
yang dilakukan oleh sarjana Barat, padahal watak dan tradisi masyarakat Indonesia
merupakan yang khas, berbeda dengan elemen-elemen yang membentuk tradisi
masyarakat Barat.Tingkat ketergantungan intelektual Indonesia terhadap ilmu sosial
yang berkembang di Barat sebagai fenomena khas dunia ketiga, menurut Alatas, tingkat
ketergantungan intelektual dapat dilihat baik dari struktur kebergantungan akademis
maupun dari relevansi ide-ide yang berlatar asing. Kebergantungan pada sponsor-
sponsor riset dari negara-negara Barat pada satu sisi barangkali menguntungkan para
sarjana yang memperoleh riset, tetapi juga menyedihkan, karena konsekuensinya pada
pemilihan masalah, desain riset, dan bentuk penerbitan (Syarifuddin,2011).
Imperialisme atau kolonialisme akademis sudah sampai pada tingkat yang
mengkhawatirkan, mengapa? Semakin banyak sarjana kita, semakin miskin karya-
karya yang menunjukkan watak dan identitas Indonesia, bahkan semakin massif
kampanye teori-teori sosial Barat dalam menjelaskan masyarakat Indonesia.
Pengembangan ilmu sosial Indonesia hingga kini masih mengikuti dua kecendrungan
utama yaitu mengikuti tradisi Amerika yang lebih berorientasi liberal dan tradisi
Marxis. Tradisi liberal lebih menekankan pada pendekatan struktural fungsional
sebagai suatu paradigma dominan dalam ilmu-ilmu sosial, paradigma ini dipandang
sebagai paradigma yang paling "mujarab" menjelaskan persoalan-persoalan sosial
kemanusiaan. Ilmuwan sosial liberal tidak berbicara mengenai hukum-hukum sejarah,
karena mereka tidak percaya pada hukum-hukum sejarah tersebut.
Sementara tradisi Marxis menekankan ilmu sosial mempunyai tugas untuk menemukan
hukum-hukum fundamental evolusi historis, terutama berkaitan dengan interpretasi
inklusif tentang evolusi tipe-tipe sosial. Karl Marx menyebut tipe-tipe sosial adalah
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 11
ekonomi kuno didasarkan pada perbudakan, ekonomi abad pertengahan (feodal) yang
didasarkan pada penindasan kaum petani kecil (serfdom), ekonomi kapitalis yang
didasarkan atas upah (wage earning), dan akhirnya ekonomi sosialis yang mengakhiri
eksploitasi manusia atas manusia, dan eksploitasi kelas atas kelas (Amien Rais, 1999)
Apakah kedua pendekatan tersebut sesuai dan relevan untuk menjelaskan masyarakat
Indonesia? Untuk hal-hal tertentu barangkali dapat dijadikan pisau analisis, tetapi fakta
menunjukkan pula bahwa masyarakat Indonesia masih didominasi oleh struktur sosial
masyarakatagraris (Syarifuddin,2011).
Dalam masyarakat agraris, tingkat kohesi sosial atau solidaritas sosial atau dalam
istilah Emile Durkheim sebagai solidaritas sosial mekanik, tingkat diferensiasi
sosialnya masih sangat rendah. Struktur sosial ini menjadi dasar bagi intelektual
Indonesia untuk mengkritisi teori-teori sosial Barat, mengingat bahan dasar perumusan
teori sosial Barat berasal dari struktur sosial masyarakat industri (Syarifuddin,2011).
C. Pengembangan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa
Studi tentang bumi sebagai salah satu anggota tatasurya, dan ruang angkasa
dengan benda angkasa lainnya (Tim Dosen IAD. 2004).
Geologi
Cabang ilmu yang mempelajari tentang struktur bumi, yang menyangkut
pembahasan tentang struktur, perubahan materi baik yang terdapat di permukaan tanah
maupun yang terdapat dalam perut bumi, menggunakan konsep dasar kimia dan fisika.
Astronomi
Suatu ilmu pengetahuan yang membahas tentang benda-benda ruang angkasa dan
semua aspek yang berkaitan dengan alam semesta seperti bintang, matahari, planet,
satelit dan semua benda angkasa lainnya.
Geografi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 12
Golongan ilmu pengetahuann yang mempelajari tentang muka bumi dan produk
ekonomi sehubungan dengan makhluk hidup terutama manusia.
D. Bidang Ilmu Pengetahuan yang Berkembang Pesat pada Era Sekarang
1. Bidang Kedokteran
Pada bidang kedokteran tercatat perubahan besar oleh Hippokrrates yang
melihat kedokteran secara olistik dimana individu diamati secara uth dalam
lngkungannya sebagai bagian dari lingkungan alam. Akhir-ahir ini terjadi perubhan
besar dengan gagasan manusia yang tentang alam sehingga mayeri dan jiwa harus
dipisahkan. Alam tidak hanya diamati tetapi diselidiki fenomena-fenomena yang
tersirat dan tersurat didalamnya. Mulailah abad analisis, misalnya dalam bidang
kedokteran menimbulkan patologi sel dan reduksionisme yang menganggap manusia
sebagai umplan unsur lalu menjadi senyawa kimia sederhana sampai pada hal yang
paling kompleks (Tim Dosen Unhas,2012).
2. Bidang Informasi dan Teknologi
Mikroelektronika sangat membantu dalam informatika dan komunikasi sejak dari
prosuksi, pengolahan, penyimpanan dan penyebaran informasi sampai ke
penerimaannya. Mikroelektronika merupakan sambungan indera dan otak, tidak hanya
sambungan tangan dan otot bahkan ia dapat mengganti tenaga manual menjadi sistim
elektronik, dapat membantu dalam aspek lain seperti demokrasi dalam masyarakat
misalnya dalam pilihan informasi. Disamping menginformasikan sesuatu dari dan
kepada masyarakat , juga mikroelektronika membuat resolusi dalam dunia kerja dengan
otomatisasi dan sistim robotic. Pekerjaan yang terlalu rendah untuk dilakukan manusia,
terletak berbahaya, rutin atau memrlukan keseksamaan yang ekstrim dapat diserahkan
kepada robot yang akhirnya dapat diberi instruksi dengan bahasa manusia sehari-hari.
Kondisi lain adalah terjadinya”perang bintang” yang tidak lain adalah perang
mikroelektronika dalam skala besar. Perang dan senjata abad millennium dirancang di
Laboratorium Mikroelektronik dan Industri terkemuka di dunia. Mikroelektronika dapat
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 13
pula menjajah manusia secara halus, memantaunya bagi kepentingan diluar dirinya,
melenyapkan privasinya, mengatur pemikiran dan mempengaruhi prolakunya dalam
pengelolaan dan memanipulasi informasinya. Buta computer dimasa depan akan
menimbulkan perbedaan lapisan masyarakat bawah yang lebih lebar dengan segala
akibat yang dialaminya apalagi yang memang terbelakang ilmu pengetahuannya alias
buta huruf (Tim Dosen Unhas,2012).
3. Bidang Antariksa
Penginderaan adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek,
daerah, atau gejala dengan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat
tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah, atau gejala yang dikaji. Citra
penginderaan jauh merupakan gambaran yang erekam oleh kamera atau oleh sensor
lainnya. Penginderaan jauh ( remote sensing ) telah digunakan untuk berbagai macam
keperluan, antara lain untuk keperluan analisis dalam bidang kelautan, analisis bidang
pertanian, analisis bidang pertambangan, dan lain sebagainya. Penginderaan jauh
merupakan suatu metode untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, areal,
ataupun fenomena geografis melalui analisis data yang diperoleh dari sensor.
Perkembangan ilmu penginderaan jauh dari tahun ke tahun mengalami perkembangan
yang cukup pesat, sehingga manusia selalu akan mengembangkan kemampuannya
dalam mengembangkan ilmu tersebut, salah satunya dengan mengembangkan citra
satelit agar dapat digunakan untuk kepentingan – kepentingan lainnya yang erat
kaitannya dengan perolehan informasi suatu objek, daerah ataupun fenomena
geografisnya ( Sutanto, 1986 ).
Perkembangan ilmu antariksa juga mengalami kemajuan yang luar biasa pada
abad 20 ini, terutama setelah ditemukannya computer, satelit dan pesawat ulang-alik.
Diantara perkembangan tersebut adalah Rusia telah sukses membuat laboratorium luar
angkasa “MIR” pada akhir abad 20 dan sesudah itu abad millennium sekarang ini
stasiun tersebut diganti dengan yang baru yaitu ISS (Internasional Space Station), milik
beberapa Negara adikuasa seperti Rusia, Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa.
Stasiun ruang angkasa ini dapat memonitor phenomena atmosfer planet bumi kita,
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 14
sehingga sangat menguntungakn bagi manusia pada berbagai bidang kehidupan demi
untuk kesejahteraan bahkan dijadikan sarana hiburan dan rekreasi oleh beberapa orang,
diantaranya 2 orang milyuner dunia sudag melakukannya. Di stasiun bumi antariksa
NASA juga telah sukses mebuat pesawat ulang-alik dengan kecepatannya sangat luar
biasa yang diperkirakan mencapai 10.000 km per jam (Tim Dosen Unhas,2012).
4. Bidang Penginderaan
IPTEKS pengindera yang berkembang pesat saat ini membuat beberapa Negara
telah dapat mengetahui potensi sumberdaya yang dimilikinya, sehingga Negara yang
teknolohi penginderaannya sangat canggih dapat menjual informasi dan kecanggihan
teknologinya kepada Negara lain. Tentu dengan cara ini akan menhadi nilai tambah
ekonomi tersendiri bagi Negara tersebut. Dengan perkembangan IPTEKS pengindera
yang begitu pesat, orang dapat membuat detector optik,mekanik,elektrik, dan lain-lain
dengan tujuan untuk mendeteksi berbagai fenomena alam semesta yang selanjutnya
dapat dipakai sebagai sarana untuk merumuskan kebijakan dan mengambil tindakan
(Tim Dosen Unhas,2012).
Kemajuan yang pesat pada IPTEKS pengindera akan tercapai sempai sekitar 60-
70 tahun yang akan dating seiring dengan adanya dua Negara maju yakni Cina dan
Amerika Serikat telah memprakarsai pembuatan Teleskop Terbesar di Dunia. Teleskop
tersebut ditujukan untuk memberikan penglihatan yang lebih dalam ke tahap sangat
awal semesta dan diperkirakan adan rampung pada tahun 2019 nanti. Rancangan
teleskop itu berdiameter 30 meter yang akan dipasanga di puncak Mauna Kea, Hawaii,
Amerika Serikat (Tim Dosen Unhas,2012).
.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 15
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 16
BAB III
PENUTUP
Fakta-fakta menunukkan bahwa perkembangan ilmu tidak bisa dilepaskan dari
rasa keingintahuan yang besar diiringi dengan usaha-usaha yang sungguh-sungguh
melalui penalaran, percobaan, penyempurnaan, dan berani mengambil resiko tinggi
sehingga menghasilkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi suatu generasi dan
menjadi acuan pertimbangan bagi generasi selanjutnya untuk mengoreksi,
menyempurnakan, mengembangkan, dan menemukan penemuan selanjutnya. Faktor-
faktor inilah yang kemudian menjadi pemacu bagi pesatnya perkembangan ilmu yang
melatarbelakangi semakin cepatnya penemuan dalam bidang teknologi yang kadang
membuat sebagian orang terlena karenanya sehingga tidak sadar bahwa sebagian ilmu
yang disalahgunakan bisa menjadi ancaman serius bagi kehidupan mereka.
Point penting yang perlu dicatat di sini adalah pesatnya perkembangan ilmu
pengetahuan harus diimbangi dengan pengembangan moral-spiritual manusianya,
karena sebagaimana kita tahu, perkembangan ilmu pengetahuan selain berdampak
positif, ia juga berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya adalah
semakin mempermudah kehidupan manusia, sementara dampak negatifnya adalah
semakin mengancam kehidupan mereka. Oleh karena itu, agar tatanan kehidupan
manusia di dunia ini tetap lestari, maka perkembangan ilmu mesti diiringi dengan
pengembangan moral-spiritual manusia itu sendiri. Perkembangan ilmu tanpa
pengembangan moral-spiritual bisa menjadi ancaman bagi kehidupan manusia seperti
yang bisa kita rasakan akhir-akhir ini yang berupa penyalahgunaan teknologi nuklir.
Demikian pula pengembangan moral-spiritual tanpa diiringi perkembangan ilmu bisa
menjadikan sebagian manusia kurang kreatif seperti yang terjadi pada orang Kristen
pada zaman kegelapan Eropa. Dengan kata lain, antara otak dan hati harus
mendapatkan porsi perhatian yang seimbang. Sejarah sudah membuktikannya. Sejarah
merupakan disiplin ilmu yang memiliki validitas kebenaran yang tinggi sehingga layak
dijadikan bahan untuk mengambil pelajaran (‘ibrah).
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 17
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 18
DAFTAR PUSTAKA
Amhar, Fahmi . Fisikawan Islam Mendahului Zaman. 2009.
Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
IAD, Tim Dosen. 2004. Ilmu Alamiah Dasar (IAD). Makassar: Universitas Negeri
Makassar.
Sutanto, Makalah Ilmu Alamiah Dasar, departemen kimia FMIPA Universitas
Indonesia, Depok, 1986.
Unhas Tim Dosen. Wawasan IPTEKS. Makassar: UPT MKU Unhas, 2011
Syarifuddin. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. http://zamzami.blogspot.com.
2011
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Page 19