kanker payudra mklh
DESCRIPTION
ssTRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kanker Payudara
2.1.1 Definisi Kanker Payudara
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma mammae)
adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari parenchyma.
Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam
International Classification of Diseases (ICD).
2.1.2 Epidemiologi Kanker Payudara
Kanker payudara sering ditemukan di seluruh dunia dengan insidens
relatif tinggi, yaitu 20% dari seluruh keganasan (Tjahjadi, 1995). Dari
600.000 kasus kanker payudara baru yang yang didiagnosis setiap tahunnya,
sebanyak 350.000 di antaranya ditemukan di negara maju, sedangkan 250.000
di negara yang sedang berkembang (Moningkey, 2000).
Di Amerika Serikat, kira-kira 175.000 wanita didiagnosis menderita
kanker payudara yang mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang
wanita. Bahkan, disebutkan dari 150.000 penderita kanker payudara yang
berobat ke rumah sakit, 44.000 orang di antaranya meninggal setiap tahunnya
(Oemiati, 1999). American Cancer Society memperkirakan kanker payudara
di Amerika akan mencapai 2 juta dan 460.000 di antaranya meninggal antara
1990-2000 (Moningkey, 2000).
Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak sesudah
kanker leher rahim di Indonesia (Tjindarbumi, 1995). Sejak 1988 sampai
1992, keganasan tersering di Indonesia tidak banyak berubah. Kanker leher
rahim dan kanker payudara tetap menduduki tempat teratas.Selain jumlah
kasus yang banyak, lebih dari 70% penderita kanker payudara ditemukan
pada stadium lanjut (Moningkey, 2000).
Data dari Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan menunjukkan bahwa Case Fatality Rate (CFR) akibat kanker
payudara menurut golongan penyebab penyakit menunjukkan peningkatan
dari tahun 1992-1993, yaitu dari 3,9 menjadi 7,8 (Ambarsari, 1998).
2.1.3 Etiologi Kanker Payudara
Sampai saat ini, penyebab kanker payudara belum diketahui secara
pasti. Penyebab kanker payudara termasuk multifaktorial, yaitu banyak faktor
yang terkait satu dengan yang lain. Beberapa faktor yang diperkirakan
mempunyai pengaruh besar dalam terjadinya kanker payudara adalah riwayat
keluarga, hormonal, dan faktor lain yang bersifat eksogen (Soetrisno, 1988).
Bahan-bahan yang termasuk dalam kelompok karsinogen, yaitu :
1. Senyawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccharin, asbestos,
nikel, chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.
2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar-x, nuklir, dan radionukleide.
3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus,
adeno virus, herpes virus), EB virus.
4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker.
5. Kelemahan genetic sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan
munculnya kanker.
2.1.4 Faktor Resiko Kanker Payudara
Beberapa faktor resiko untuk kanker payudara telah
didokumentasikan.Namun demikian, untuk mayoriti wanita yang menderita
kanker payudara, faktor resiko yang spesifik tidak dapat ditentukan (IARC,
2008; Lacey, et al., 2009).Yang paling beresiko terserang kanker payudara
ialah wanita yang berumur diatas 30 tahun (sekarang, dibawah 20 tahun juga
sudah ditemukan kanker payudara).Kejadian puncak kanker payudara terjadi
pada usai 40-45 tahun (Azamris, 2006).
Di samping itu, riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker
payudara (ini juga tidak mutlak karena tanpa ada riwayat keluarga juga bisa
terkena) juga menjadi faktor resiko. Mereka yang punya riwayat tumor
jugamempunyai resiko tinggi menderita kanker payudara. Faktor resiko lain
adalah seperti haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun, tidak
menikah atau tidak menyusui dan melahirkan anak pertama diatas usia 35
tahun. Mereka yang sering terkena radiasi (bisa dari sering melakukan
pemeriksaan kesehatan dengan menggunakan alat x-ray) juga mempunyai
kemungkinan menderita kanker payudara.Selain itu, pola makan dengan
konsumsi lemak berlebihan, kegemukan dan konsumsi alkohol berlebihan
juga merupakan faktor resiko. Mereka yang sudah mendapatkan terapi
hormonal dalam jangka panjang harus lebih berwaspada karena mereka
mempunyai resiko mendapat kanker payudara. Stres dan faktor genetik
(BRCA1/BRCA2) juga dikatakan tergolong dalam faktor resiko kanker
payudara. Mutasi gen BRCA1 pada kromosom 17 dan BRCA2 pada
kromosom 13 dapat meningkatkan resiko kanker payudara sampai 85%.
2.1.5 Klasifikasi Kanker Payudara
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor,
kanker payudara diklasifikasi dalam tabel 2.1.
Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian
dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya,
sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau
jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal
pada tumor ganas atau Kanker dan tidak ada pada tumor jinak.Untuk
menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan
pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen, USG,
dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dan lain-lain. Banyak
sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak digunakan
saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang
direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari
World Helath Organization) / AJCC (American Joint Committee On Cancer
yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of
Surgeons).
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari “T” yaitu tumor size atau ukuran
tumor, “N” yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan “M” yaitu
metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik
secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan
pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM
sebagai berikut :
A. Ukuran tumor (T)
B. Palpable Lymph Node (N):
C. Metastase (M) :
Setelah masing-masing faktor T, N, M didapatkan, ketiga faktor
tersebut kemudian digabungkan dan akan diperoleh stadium kanker sebagai
berikut:
Gejala permulaan kanker payudara sering tidak disadari atau dirasakan
dengan jelas oleh penderita sehingga banyak penderita yang berobat dalam
keadaan lanjut.Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka kematian
kanker tersebut.Padahal, pada stadium dini kematian akibat kanker masih
dapat di cegah. Tjindarbumi (1982) mengatakan, bila penyakit kanker
payudara ditemukan dalam stadium dini, angka harapan hidupnya (life
expectancy) tinggi, berkisar antara 85-95%. Namun, dikatakannya pula
bahwa 70-90% penderita datang ke rumah sakit setelah penyakit parah, yaitu
setelah masuk dalam stadium lanjut.
2.1.6 Gejala Klinis Kanker Payudara
Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala
berikut.Kadang meskipun di tubuhnya telah tumbuh kanker dia tidak
merasakan gejala apapun. Atau boleh juga ditubuhnya menujukkan gejala
tersebut tetapi bukan karena kanker payudara, tetapi akibat kondisi medis
lain. Adapun tanda-tanda atau gejalanya antara lain :
• Ada bejolan yang keras di payudara
• Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara.
Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu
melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara
atau pada puting susu.
• Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus),
mengeluarkan cairan atau darah
• Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna
merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga
kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul borok pada
payudara.
• Borok itu semakin lama akan semakin membesar dan mendalam
sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk,
dan mudah berdarah.
Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa
sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah
timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian
timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit
jeruk.
Adanya benjolan-benjolan kecil
Ada luka di payudara yang sulit sembuh
Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak
Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi
tetap harus diwaspadai)
Terasa sangat gatal di daerah sekitar puting
Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada
awal tidak terasa sakit
Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.
2.1.7 Patafisiologi Kanker Payudara
Patogenesis terjadinya kanker payudara juga disebut karsinogenesis
ini terus mengalami perubahan, seiring dengan diketemukannya peralatan
untuk menguak pengetahuan tentang sel. Pada tahun 1950, diketahui bahwa
hormon steroid memegang peranan penting untuk terjadinya kanker payudara.
Tahun 1980 mulai terbuka pengetahuan tentang adanya beberapa onkogen
dan gen suprespor, keduanya memegang peranan penting untuk progresi
tumor, adesi antara sel dan factor pertumbuhan. Abad 20, mulailah diketahui
tentang siklus sel serta perbaikan DNA dan kematian sel (apoptosis) serta
regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai berkembang pengetahuan yang
menganalisa secara mendalam kegagalan terapi kanker juga tentang
mekanisme resistensi terhadap kemoterapi, antiestrogen, radiasi dan
pengetahuan tentang proses invasi, angiogenesis, dan metastase.
Pada tahun 1971, Folkam mengetengahkan bahwa pertumbuhan tumor
tergantung pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan endothelial
sel dalam kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan isyarat
kimia. Hypotesis Folkam ini memperlihatkan bahwa tumor sangat
memerlukan angiogenesis untuk dapat tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter .
21 Angiogenesis ini diatur secara ketat, melalui proses tahapan yang rumit
dan hanya pada keadaan tertentu seperti proses penyembuhan luka serta
proliferasi sel kanker. Penghambatan angiogenesis menjadi target terapi yang
mempunyai harapan dimasa depan.
Pembelahan sel tumor yang dipacu oleh angiogenic stimulatory
peptides akan menyebabkan tumor menjadi cepat tumbuh serta akan mudah
invasi ke jaringan sekitar dan metastase. Sebaliknya, pembelahan sel tumor
yang diberikan inhibitors angiogenesis akan menghambat pertumbuhan
tumor, invasi, dan mencegah metastase.
2.1.8 Diagnosa Kanker Payudara
Terdapat berbagai macam cara untuk mendiagnosa kanker payudara
dan untuk menentukan apakah suda ada metastasis ke organ lain. Beberapa
tes juga berguna untuk menentukan pengobatan yang paling efektif untuk
pasien.Kebanyakan pada tipe kanker, biopsi (mengambil sedikit jaringan
untuk diteliti dibawah mikroskop, dilakukan oleh ahli patologi) adalah jalan
satu-satunya untuk menentukan secara pasti diagnosis kanker. Apabila biopsy
tidak mungkin dilakukan, dokter akan mengusulkan tes lain untuk membantu
diagnosa. Test Imaging bisa digunakan untuk menemukan apakah telah
terjadi metastasis. Dokter akan mempertimbangkan faktor-faktor di bawah
ini, ketika memutuskan tes diagnostik:
Usia dan kondisi medis pasien
• Tipe kanker
• Beratnya gejala
• Hasil tes sebelumnya
2.1.9 Penatalaksanaan Kanker Payudara
Penatalaksanaan kanker payudara dilakukan dengan serangkain
pengobatan meliputi pembedahaan, kemoterapi, terapi radiasi, dan yang
terbaru adalah terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini ditujukan untuk
memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan penyakit serta
menghilangkan gejala-gejalanya.Keberagaman jenis terapi ini mengharuskan
terapi dilakukan secara individual.
• Pembedahaan
Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan.Prosedur
pembedahan yang dilakukan pada pasien kanker payudara tergantung
pada tahapan penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan pasien
secara umum.Ahli bedah dapat mengangkat tumor (lumpectomy),
mengangkat sebagaian payudara yang mengandung sel kanker atau
pengangkatan seluruh payudara (mastectomy).Untuk meningkatan
harapan hidup, pembedahan biasanya diikuti dengan terapi tambahan
seperti radiasi, hormone, atau kemoterapi.
• Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
• Terapi Hormon
Terapi hormonal dapat menghambat pertumbuhan tumor yang peka
horman dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah
pembedahan atau pada stadium akhir.
• Kemoterapi
Obat kemoterapi digunakan baik pada tahap awal ataupun tahap lanjut
penyakit (tidak dapat lagi dilakukan pembedahan). Obat kemoterapi
dapat digunakan secara tunggal atau dikombinasikan.Salah satu
diantaranya Capecitabine dari Roche, obat anti kanker oral yang
diaktivasi oleh enzim yang ada pada sel kanker, sehingga hanya
menyerang sel kanker saja.
• Terapi Imunologi
Sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan adanya protein pemicu
pertumbuhan atau HER2 secara berlebihan dan untuk pasien seperti ini,
trastuzumab, antibodi yang secara khusus dirancang untuk menyerang
HER2 dan menghambat pertumbuhan tumor, dapat menjadi pilihan
terapi. Pasien sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan
kelayakan terapi dengan trastuzumab.
Mengobati Pasien Pada Tahap Akhir Penyakit
Banyak obat anti kanker yang telah diteliti untuk membantu 50%
pasien yang mengalami kanker tahap akhir dengan tujuan memperbaiki
harapan. Meskipun demikian, hanya sedikit yang terbukti mampu
memperpanjang hidup pada pasien, diantaranya adalah kombinasi
trastuzumab dengan capecitabine. Fokus terapi pada kanker tahap akhir
bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit).Dokter berupaya untuk
memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien melalui terapi
hormon, terapi radiasi, dan kemoterapi. Pada pasien kanker payudara dengan
HER2 positif, trastuzumab memberikan harapan untuk pengobatan kanker
payudara yang dipicu oleh HER2.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel
yang terdapat pada payudara.Payudara terdiri dari lobulus-lobulus, duktus-
duktus, lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah dan limfe.Pada
umumnya kanker berasal dari sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa
diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya.
Kanker payudara merupakan keganasan yang menyerang hampir
sepertiga dari seluruh keganasan yang dijumpai pada wanita.Kanker payudara
juga merupakan penyebab kematian kedua setelah kanker leher rahim pada
wanita serta menempati insiden tertinggi dari seluruh keganasan. Setiap
tahun, lebih dari satu juta kasus baru kanker payudara didiagnosa di seluruh
dunia dan hampir 400.000 orang akan meninggal akibat penyakit tersebut.
Sampai tahun 2003, Kanker payudara merupakan kanker dengan
insidens tertinggi No.2 di Indonesia dan terdapat kecenderungan dari tahun ke
tahun insidens ini meningkat; seperti halnya di negara barat. Angka kejadian
kanker payudara di Amerika Serikat 92/100.000 wanita pertahun dengan
mortalitas yang cukup tinggi 27/100.000 atau 18% dari kematian yang
dijumpai pada wanita. Di Indonesia berdasarkan “Pathological Based
Registration“ kanker payudara mempunyai insidens relatif 11,5%.
Diperkirakan di Indonesia mempunyai insidens minimal 20.000 kasus baru
pertahun; dengan kenyataan bahwa lebih dari 50% kasus masih berada dalam
stadium lanjut.
Banyak sekali faktor resiko yang dapat menyebabkan berkembangnya
kanker payudara. Secara statistik resiko kanker payudara pada wanita
meningkat pada nullipara, menarche dini, menopause terlambat dan pada
wanita yang mengalami kehamilan anak pertama di atas usia 30 tahun.
Sebanyak kurang dari 1% kanker payudara terjadi pada usia kurang dari 25
tahun, setelah usia lebih dari 39 tahun insiden meningkat cepat. Insiden
tertinggi dijumpai pada usia 45-50 tahun. Sedangkan penderita kanker
payudara pada pria secara epidemiologi kurang dari 1% dari seluruh kanker
payudara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari kanker payudara?
2. Bagaimana epidemiologi kanker payudara?
3. Apa sajakah etiologi kanker payudara?
4. Bagaimanafaktor resiko kanker payudara?
5. Bagaimanaklasifikasi kanker payudara?
6. Bagaimanagejala klinis kanker payudara?
7. Bagaimana patafisiologi kanker payudara?
8. Bagaimanadiagnosa kanker payudara?
9. Bagaimana penatalaksanaan kanker payudara?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi kanker payudara
2. Mengetahui Epidemiologi kanker payudara
3. Mengetahui Etiologi kanker payudara
4. Mengetahui Faktor resiko kanker payudara
5. Mengetahui Klasifikasi kanker payudara
6. Mengetahui Gejala klinis kanker payudara
7. Mengetahui Patafisiologi kanker payudara
8. Mengetahui Diagnosa kanker payudara
9. Mengetahui Penatalaksanaan kanker payudara
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker payudara merupakan salah satu penyakit karinogeni endemik
pada wanita hampir diseluruh dunia yang disebabkan oleh berbagai macam
factor, diantaranya faktor lifestyle dan gizi.Setiap orang di dunia ini memiliki
resiko untuk terkena kanker payudara, walaupun wanita lebih beresiko
daripada laki-laki. Oleh karena itu, sangat diperlukan pencegahan dini
dimulai dari diri sendiri dengan SADARI, memperbaiki pola makan/gizi dan
gaya hidup/lifestyle. Karena menurut penelitian World Cancer Research Fund
(WCRF), memperbaiki gizi dan lifestyle dapat mencegah kanker payudara
hingga 42%.
3.2 Saran
Diharapkan agar setiap wanita dan laki-laki hendaknya menjaga
kesehatan dengan mengurangi atau menjauhi faktor resiko yang bisa
menyebabkan kanker payudara dan menjaga/memperbaiki pola makan/gizi
serta gaya hidup. Pencegahan hendaknya dilakukan sejak dini, sebab
kebanyakan kanker payudara berkembang dalam jangka waktu yang lama,
dan sering kali terlambat dideteksi karena jarang munculnya gejala pada
stadium awal.
MAKALAH PATOLOGI ATAU PATOFISIOLOGI
“KANKER PAYUDARA”
OLEH :
KELOMPOK II
STIFA A
1. ALPRIDA TANDI TODING 7. FATMAWATI
2. AMELIA DWI SAPUTRI 8. NUR ARIFAH K
3. CLAUDIUS HENDRAMAN 9. RISTAVIA
4. DARMAWATI PATABO 10. SRI NURLIANA BASRY
5. EKA PUSPITA SARI 11. YESAYA P. SAMBO
6. HERMAWATI NDONDE
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR
2014
DAFTAR PUSTAKA
1. Moningkey dan Shirley I. 2000. Epidemiologi kanker payudara : Jakarta.
Medika.
2. Ambarsari, E., 1998. Faktor-faktor Risiko Kanker Payudara di RSU
Persahabatan, Jakarta pada Juni sampai September 1997. UI
Depok.
3. Azamris, 2006. Analisis Faktor Resiko pada Pasien Kanker Payudara di
RS Dr. M Djamil Padang. Dalam: Cermin Dunia Kedokteran No.
152 Available from: http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/17-
152/AnalisaPasienKanker.pdf/AnalisaPasienKank.
4. Tjahjadi, G., 1995. Patologi Tumor Ganas Payudara, Kursus Singkat
Deteksi Dini dan Pencagahan Kanker.6-8 November.FKUI-POI.
Jakarta. Available from:
http://stetoskopmerah.blogspot.com/2009/04/aspek-klinis-dan-
epidemiologis penyakit.html
5. Tjindarbumi Penanganan kanker Dini dan Lanjut. Jakarta: Bagian Patologi
Anatomik.FKUI. 2000.
6. Lacy, M and L.R. Vest. 2000. Improving feed in bloiler : a guide for
growers. http : //www. Ces. Edu. Uga.edu.
LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Alfi Syahri
Jaringan apa pada payudara pria yang sering atau rentan terkena kanker
payudara?
Jawab oleh Fatmawati dan Nurul Arfiyanti Yusuf, S.Farm.,Apt
Pada jaringan Adiposa
2. Mariana Agatha L Leyn
Kenapa perempuan lebih rentan terkena kanker payudara dibandingkan
dengan laki-laki, apa faktor utamanya ?
Jawab oleh Nurul Arfiyanti Yusuf, S.Farm.,Apt
Dalam siklus normal atau sebelum gejala menopause bagi wanita,
tempat primer hormon estrogen disintesis di ovarium, namun estrogen juga
diproduksi dalam jaringan lemak . Setelah menopause, ketika ovarium
berhenti memproduksi hormon, jaringan lemak (payudara, perut, paha, dan
bokong) menjadi sumber estrogen yang paling penting, dimana tingkat
estrogen pada wanita pascamenopause adalah lebih tinggi sebanyak 50 hingga
100 persen berbanding wanita berat badan normal/ideal. Biosintesis estrogen
dikatalisis oleh enzim aromatase (P450 aromatase), merupakan produk dari
gen CYP19. Estrogen adalah penting untuk pengembangan susu normal dan
pertumbuhan duktal dan memainkan peran sentral dalam perkembangan
kanker payudara manusia. Paparan estrogen atau peningkatan reseptor
estrogen (ER) dalam sel epitel mammary (human mammary epithelial
cells;HMECs) meningkatkan resiko kanker payudara.Tingkat yang tinggi dari
estrogen melalui periode-periode yang panjang juga meningkatkan risiko
kanker payudara.Estrogen menstimulasi sel-sel dari payudara dan lapisan
kandungan untuk tumbuh dan membelah.
3. Raya Dalipang
Kenapa obesitas merupakan salah satu faktor penyebab kanker payudara dan
radiasi-radiasi apa saja yang dapat menyebabakan kanker ?
Jawab oleh Sri Nurliana Basry
Obesitas adalah keadaan di mana terdapat kelebihan lemak dalam
tubuh.Obesitas dapat meningkatkan mortalitas (angka kematian) seseorang
dengan penyakit kronis yang mengancam jiwa seperti diabetes melitus tipe 2,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kantung empedu, sensitifitas hormon
dan kanker payudara. Berat badan diduga kuat menjadi penyebab
meningkatnya hormon seks sehingga semakin berat bobot tubuh seseorang
maka hormon estrogen seseorang bisa meningkat. Pada perempuan yang
menopause memiliki resiko sekitar 2-3 kali lipat terkena serangan kanker
payudara karena memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perempuan yang memiliki kadar estrogen relative lebih rendah.
Radiasi yang paling umum ialah sinar matahari, dimana pada
matahari terdapat sinar UV.jika terkena sinar UV secara terus-menerus dan
dalam waktu yang lama dapat menyebabkan mutasi gen.
Hari/Tanggal : Rabu, 8 Januari 2014
Jam : 13.00 – selesai
Kelas : STIFA A
Nama-nama yang hadir diskusi
1. ALPRIDA TANDI TODING
2. AMELIA DWI SAPUTRI
3. CLAUDIUS HENDRAMAN
4. DARMAWATI PATABO
5. EKA PUSPITA SARI
6. HERMAWATI NDONDE
7. FATMAWATI
8. NUR ARIFAH K
9. RISTAVIA
10. SRI NURLIANA BASRY
11. YESAYA P. SAMBO