mklh kel 4 legal ethic nursing.docx

29
MAKALAH KODE ETIK KEPERAWATAN Untuk Memenuhi Tugas LEN Semester 2 DI SUSUN OLEH: NUR ZAKIAH OKTAVIANA REG 1/13507020711 1009 NIDIA PUSPITA SARI REG 1/135070207111011 ERFAN DANI REG 2/135070200111002 DEWI PUJIASTUTI REG 2/135070200111004 MINCHATUL FITRI REG 2/135070200111006 ANJANG FERONIKA P. REG 2/135070200111008 AULIA DIAN T. REG 2/135070200111010 RAODATUS SHOLEHAH REG 2/135070200111012 AKHMAD ARIFINAR A. REG

Upload: esidianauttari

Post on 10-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

legal ethic nursing

TRANSCRIPT

MAKALAH

KODE ETIK KEPERAWATANUntuk Memenuhi Tugas LEN Semester 2

DI SUSUN OLEH:

NUR ZAKIAH OKTAVIANA REG 1/135070207111009

NIDIA PUSPITA SARI REG 1/135070207111011

ERFAN DANI REG 2/135070200111002

DEWI PUJIASTUTI REG 2/135070200111004

MINCHATUL FITRI REG 2/135070200111006

ANJANG FERONIKA P. REG 2/135070200111008

AULIA DIAN T. REG 2/135070200111010

RAODATUS SHOLEHAH REG 2/135070200111012

AKHMAD ARIFINAR A. REG 2/135070200111014

NINDIA SETYANINGRUM REG 2/135070200111016

DEANNISA NURHAYATI REG 2/135070207111006

I GUSTI A DEBBY TIANA H. REG 2/135070200

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Daftar isi................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................3

1.1 Latar Belakang................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................4

1.3 Tujuan..............................................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................5

2.1 Pengertian Etika..............................................................................................5

2.2 Pengertian Moral.............................................................................................5

2.3 Pengertian Kode Etik Profesi..........................................................................5

BAB III PEMBAHASAN.....................................................................................7

3.2 Kode Etik Keperawatan Menurut ICN............................................................7

3.3 Kode Etik Keperawatan Menurut ANA..........................................................8

3.3 Kode Etik Keperawatan Menurut PPNI..........................................................10

3.4 Fungsi Kode Etik Keperawatan.......................................................................13

3.5 Isi Kode Etik....................................................................................................14

BAB IV PENUTUP...............................................................................................16

4.1 Kesimpulan......................................................................................................16

4.2 Saran................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA

2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan professional diberikan

berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan

dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan

antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesame

anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap

pemerintah, bangsa dan tanah air.

Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mengabdi

kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas

kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistic, menggunakan

pendekatan secara holistic, dilaksankan berdasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam

melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan. Dengan memahami

konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan

asuhan keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak

akan membuat keputusan secara sembarangan.

Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan

konflik yang mungkin mereka alami sebagai akibat dari hubungan mereka

dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien,

perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian

terhadap etik. Standard perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang

disusun oleh asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negera bagian

atau provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam

pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi,

perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab

untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien.

Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan

lindungan yang jelas. Para perawat harus tahu berbagai konsep hukum yang

3

berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai

akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka

lakukan.

Secara umum terdapat dua alasan terhadap pentingnya para perawat

tahu tentang hukum yang mengatur praktiknya. Alasan pertama untuk

memberikan kepastian bahwa keputusan dan tindakan perawat yang dilakukan

konsisten dengan prinsip-prinsip hukum. Kedua, untuk melindungi perawat

dari liabilitas.

Untuk itu dalam makalah ini akan di bahas tentang kode etik

keperawatan dan berbagai hal yang terkait dengan kode etik tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Kode Etik keperawatan menurut ICN, ANA, PPNI?

2. Apa Fungsi Kode Etik Keperawatan?

3. Apa Isi Kode Etik Keperawatan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian kode etik keperawatan menurut ICN, ANA, PPNI.

2. Mengetahui fungsi kode etik keperawatan.

3. Mengetahui isi kode etik keperawatan.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Etika

Etika merupakan kata yang berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang

menurut Araskar dan David (1978) berarti kebiasaan atau model prilaku, atau

standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk sesuatu tindakan, dapat

diartikan segala sesuatu yang berhubungan dengan pertimbangan pembuatan

keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan. Dalam Oxford Advanced

Learner’s Dictionary of Curret English, AS Hornby mengartikan etika sebagai

sistem dari prinsip-prinsip moral atau aturan-aturan prilaku. Menurut definisi

AARN (1996), etika berfokus pada yang seharusnya baik salah atau benar,

atau hal baik atau buruk. Sedangkan menurut Rowson, (1992). Etik adalah

Segala sesuatu yang berhubungan/alasan tentang isu moral.

2.2 Pengertian Moral

Moral adalah suatu kegiatan/prilaku yang mengarahkan manusia untuk

memilih tindakan baik dan buruk, dapat dikatakan etik merupakan kesadaran

yang sistematis terhadap prilaku yang dapat dipertanggung jawabkan (Degraf,

1988). Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan dengan

keputusan moral menyangkut manusia (Spike lee, 1994). Menurut Webster’s

“The discipline dealing with what is good and bad and with moral duty and

obligation, ethics offers conceptual tools to evaluate and guide moral decision

making”.

2.3 Pengertian Kode Etik Profesi

Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis

dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola

aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Dalam kaitannya dengan

profesi, bahwa kode etik merupakan tata cara atau aturan yang menjadi

standart kegiatan anggota suatu profesi. Suatu kode etik menggambarkan

nilai-nilai professional suatu profesi yang diterjemahkan kedalam standaart

5

perilaku anggotanya. Nilai professional paling utama adalah keinginan untuk

memberikan pengabdian kepada masyarakat.

Nilai professional dapat disebut juga dengan istilah asas etis.(Chung,

1981 mengemukakan empat asas etis, yaitu : (1). Menghargai harkat dan

martabat (2). Peduli dan bertanggung jawab (3). Integritas dalam hubungan

(4). Tanggung jawab terhadap masyarakat.

Kode etik dijadikan standart aktvitas anggota profesi, kode etik

tersebut sekaligus sebagai pedoman (guidelines). Masyarakat pun menjadikan

sebagai perdoman dengan tujuan mengantisipasi terjadinya bias interaksi

antara anggota profesi. Bias interaksi merupakan monopoli profesi., yaitu

memanfaatkan kekuasan dan hak-hak istimewa yang melindungi kepentingan

pribadi yang betentangan dengan masyarakat. Oteng/ Sutisna (1986: 364)

mendefisikan bahwa kode etik sebagai pedoman yang memaksa perilaku etis

anggota profesi.

Konvensi nasional IPBI (Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia) ke-1

mendefinisikan kode etik sebagai pola ketentuan, aturan, tata cara yang

menjadi pedoman dalam menjalankan aktifitas maupun tugas suatu profesi.

Bahsannya setiap orang harus menjalankan serta mejiwai akan Pola,

Ketentuan, aturan karena pada dasarnya suatu tindakan yang tidak

menggunakan kode etik akan berhadapan dengan sanksi.

6

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kode Etik Keperawatan Menurut ICN

ICN adalah suatu federasi perhimpunan perawat di seluruh dunia yang

didirikan pada tanggal 1 Juli 1899 oleh Mrs.Bedford Fenwich di Hanover

Square, London dan direvisi pada tahun 1973. Adapun kode etiknya adalah

sebagai berikut :

- Tanggung jawab utama perawat :

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah

timbulnya penyakit, memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan.

Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut, perawat harus

meyakini bahwa :

1) Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah

sama.

2) Pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan

terhadap kehidupan yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi

manusia.

3) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan

kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat

mengikutsertakan kelompok dan instansi terkait.

- Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan

sesuai dengan kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan

tugas, perawat perlu meningkatkan keadaan lingkungan kesehatan dengan

menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat, menghargai adat kebiasaan

serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia

pribadi (privasi) dan hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan

oleh pihak yang berkepentingan atau pengadilan.

7

- Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan

standar praktik keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai

dengan standar pendidikan keperawatan. Perawat dapat mengembangkan

pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk menopang perannya dalam

situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat

mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.

- Perawat dan lingkungan masyarakat

Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif,

dan dapat berperan serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan

dan masalah sosial yang terjadi di masyarakat.

- Perawat dan sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik

tenaga keperawatan maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat

dapat melindungi dan menjamin seseorang, bila dalam masa perawatannya

merasa terancam.

- Perawat dan profesi keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan

standar praktik keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat

diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dalam menopang

pelaksanaan perawatan secara profesional. Perawat sebagai anggota profesi

berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi sesuai

dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan.

3.2 Kode Etik Keperawatan Menurut ANA

Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association (ANA),

terdapat 11 butir, diantaranya :

8

1) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat

kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan

status sosial atau ekonomi, atribut personal atau corak masalah

kesehatannya.

2) Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh

informasi yang bersifat rahasia.

3) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya

terancam oleh praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau

illegal.

4) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan

perawatan yang dijalankan masing-masing individu

5) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.

6) Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan

kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan

konsultasi, menerima tanggung jawab dan melimpahkan kegiatan

keperawatan kepada orang lain.

7) Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan

pengetahuan profesi.

8) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan

meningkatkan standar keperawatan.

9) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan

membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang

berkualitas.

10) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik

terhadap informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan

integritas perawat.

11) Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga

masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan

nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public.

9

3.3 Kode Etik Keperawatan Menurut PPNI

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan

sebagai pedoman perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat

keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat Indonesia dalam

melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional

Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik

sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawatan

di Indonesia telah disusun oleh Dewan Pinpinan Pusat Persatuan Perawat

Nasioanl Indonesia (DPP PPNI) melalui munas PPNI di Jakarta pada tangal

29 November 1989. Kode etik keperawatan Indonesia tersebut terdiri dari 4

bab dan 16 pasal yaitu:

- Bab 1: terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab

perawat terhadap individu,keluarga, dan masyarakat.

- Bab 2: terdiri dari lima pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab

perawat terhadap tugasnya.

- Bab 3: terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat

terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain.

- Bab 4: terdiri dari empat pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab

perawat terhadap profesi keperawatan.

- Bab 5: terdiri dari dua pasal, menjelaskan tentang tanggung jawab perawat

terhadap pemerintah,bangsa,dan tanah air.

A. Tanggung Jawab Perawat terhadap Klien

Dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada individu,

keluarga, atau komunitas, perawat sangat memerlukan etika keperawatan

yang merupakan filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang

mendasar terhadap pelaksanaan praktik keperawatan, dimana inti dari

filsafat tersebut adalah hak dan martabat manusia. Karena itu, fokus dari

etika keperawatan ditujukan terhadap sifat manusia yang unik. Untuk

memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, di perlukan

peraturan tentang hubungan dengan perawat dengan masyarakat, yaitu

sebagai berikut:

10

1) Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman

pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap

keperawatan individu,keluarga,dan masyarakat.

2) Perawat, dalam melaksanakan pengabdian di bidang keperawatan,

memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai

budaya,adat istiadat, dan kelangsungan hidup beragama dari

individu,keluarga, dan masyarakat.

3) Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap

individu,keluarga, dan masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus

ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.

4) Perawat menjalin hubungan kerja sama dengan individu,keluarga, dan

masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan

upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai

bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

B. Tangung Jawab Perawat terhadap Tugas

1) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang

tinggi disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan

serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu,

keluarga dan masyarakat.

2) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan

dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh

yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

3) Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan

keperawatan untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma

kemanusiaan.

4) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa

berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh

pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin,

aliran politik dan agama yang dianut, dan kedudukan sosial.

5) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan klien

dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam

11

mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalihtugaskan

tanggungjawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.

C. Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat

Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan

lainnya adalah sebagai berikut :

1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat

dan dengan tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara

kerahasiaan suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

2) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan

pengalamannya kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan

dan pengalaman dari profesi lain dalam rangka meningkatkan

kemampuan dalam bidang keperawatan.

D. Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi Keperawatan

1) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan

profesionalnya secara sendiri-sendiri dan atau bersama-sama dengan

jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman

yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.

2) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan

dengan menunjukkan perilaku dan sifat pribadi yang luhur.

3) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan

pendidikan dan pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam

kegiatan dan pendidikan keperawatan.

4) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu

organisasi profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

E. Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara

1) Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai

kebijaksanaan yang diharuskan oleh pemerintah dalam bidang

kesehatan dan keperawatan.

12

2) Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan

pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

dan keperawatan kepada masyarakat.

3.4 Fungsi Kode Etik Keperawatan

Kode etik perawat yang berlaku saat ini berfungsi sebagai landasan

bagi status profesional dengan cara sebagai berikut:

1. Kode etik perawat menunjukkan kepada masyarakat bahwa perawat

diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung jawab

yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat.

2. Kode etik menjadi pedoman bagi perawat untuk berperilaku dan menjalin

hubungan keprofesian sebagai landasan dalam penerapan praktek etika.

3. Kode etik perawat menetapkan hubungan-hubungan profesional yang

harus dipatuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien/klien sebagai

advokator, perawat dengan tenaga profesional kesehatan lain sebagai

teman sejawat, dengan profesi keperawatan sebagai seorang kontributor

dan dengan masyarakat sebagai perwakilan dari asuhan kesehatan.

4. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturan diri sebagai profesi.

Selain itu fungsi kode etik adalah sebagai pedoman perilaku bagi para

pengemban profesi, dalamhal ini perawat, sebagai tenaga kesehatan dalam

upaya pelayanan kesehatan. Kode etik merupakan norma etik yang

mencerminkan nilai dan pandangan hidup yang dianut oleh kalangan profesi

yang bersangkutan. Kode etik merupakan norma etik yang dapat berfungsi

sebagai sarana kontrol sosial, sebagai pencegah campur tangan pihak lain,

sebagai pencegah kesalahpahaman dan konflik. Kode etik memuat hak dan

kewajiban profesional anggotanya sehingga setiap anggota profesi dapat

mengawasi apakah kewajiban profesi telah dipenuhi. Tentang bagaimana

anggota profesi melaksanakankewajiban profesioanalnya, kode etik telah

menentukan standarnya sehinggamasayarakat dan pemerintah tidak perlu

campur tangan dalam hal ini. Kode etiksekaligus mencegah kesalahpahaman

dan konflik karena merupakan kristalisasiperilaku yang dianggap benar

menurut pendapat umum dan berdasarkan pertimbangankepentingan profesi.

13

3.5 Isi Kode Etik

Kode etik bersisi prinsip-prinsip etik yang dianut oleh profesi tertentu.

Prinsip-prinsip etik yang terpenting dalam upaya pelayanan kesehatan adalah

prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity, nonmaleficence,

beneficence, convidentiality, dan justice (Sumaryono, 1995 ). Otonomi

merupakan bentuk kebebasan seseorang untuk bertindak berdasarkan rencana

yang telah ditentukannya sendiri. Di dalam prinsip ini setidaknya terkandung

tiga elemen yaitu kebebasan untuk memutuskan, kebebasan untuk bertindak,

kebebasan untuk mengakui dan menghargai martabat dan otonomi pihak lain.

Prinsip veracity mewajibkan kedua belah pihak, perawat dan pasien, untuk

menyatakan yang sebenarnya tentang kondisi pasien dan pengobatannya yang

dilakukan. Prinsip nonmaleficence berarti bahwa perawat dalam memberikan

upaya pelayanan kesehatan senantiasa dengan niat untuk membantu pasien

mengatasi masalah kesehatannya. Berdasarkan prinsip beneficence, perawat

memberikan upaya pelayanan kesehatan dengan menghargai otonomi pasien.

Hal ini dilakukan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Prinsip

confidentiality berarti bahwa perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang

telah dipercayakan pasien kepadanya, yaitu berupa informasi mengenai

penyakitnya dan tindakan yang telah, sedang, dan akan dilakukan, kecuali jika

pasien mengijinkan atas perintah undang-undang untuk kepentingan

pembuktian dalam persidangan. Prinsip justice berarti bahwa setiap orang

berhak atas perlakukan yang sama dalam upaya pelayanan kesehatan tanpa

mempertimbangkan suku, agama, ras, golongan, dan kedudukan sosial

ekonomi. Idealnya perbedaan yang mungkin adalah dalam fasilitas, tetapi

bukan dalam hal pengobatan dan atau perawatan.

Kode Etik Keperawatan Indonesia terdiri dari mukadimah dan batang

tubuh. Mukadimah berisi :

1) Pedoman kehidupan profesi keperawatan, bahwa masyarakat Indonesia

membutuhkan pelayanan keperawatan;

2) Sifat dan dasar pelayanan keperawatan;

3) Ruang lingkup pelayanan keperawatan;

14

4) Kesiapan perawat untuk melaksanakan pelayanan keperawatan secara

profesional;

5) Perawat berjiwa Pancasila dan UUD 1945, dalam melaksanakan

pekerjaan berpedoman kepada ketentuan kode etik.

Sedangkan batang tubuh berisi sebagai berikut :

1) Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga, dan masyarakat;

2) Tanggung jawab perawat terhadap tugas;

3) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan

lain;

4) Tanggung jawa perawat terhadap profesi keperawatan;

5) Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa, dan tanah air.

Bentuk Kode Etik Keperawatan Indonesia adalah Keputusan

Musyawarah Nasional IV Persatuan Perawat Nasional Indonesia pada tahun

1989. Kode etik ini disusun oleh Komisi C PPNI pada tahun 1989, yang

kemudian dalam keputusan MUNAS IV PPNI NO: 09/MUNAS

IV/PPNI/1989 tentang pemberlakukan Kode Etik Keperawatan, kode etik ini

menjadi materi/isi keputusan musyawarah tersebut yang tertuang dalam

bagian lampiran. Kode etik ini hanya berlaku bagi perawat, jadi sifatnya

intern. Kode etik harus mampu menjadi tolok ukur nilai dan moral perawat

dalam melaksanakan pekerjaannya.

15

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan

bertanggunggugat atas pelayanan / asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh

sebab itu pemberian pelayanan / asuhan keperawatan harus berdasarkan pada

landasan hukum dan etika keperawatan. Standar asuhan keperawatan di Indonesia

sangat di perlukan untuk melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika

keperawatan telah diatur oleh organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat

masih sulit dilaksanakan di lapangan karena bentuk kode etik yang ada masih

belum dijabarkan secara terinci dan lengkap dalam bentuk petunjuk teknisnya.

- Kode etik menurut ICN, ANA,PPNI yaitu :

1. kode etik menurut ICN :

Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa

keperawatan bersifat universal. Keperawatan menjunjung tinggi

kehidupan, martabat dan hak asasi manusia. Keperawatan tidak dibatasi

oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kulit, usia, jenis kelamin, aliran

politik, agama, dan status sosial.

Adapun kode etiknya adalah sebagai berikut :

a)      Tanggung jawab utama perawat

b)      Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat

c)      Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan

d)     Perawat dan lingkungan masyarakat

e)      Perawat dan sejawat

f)       Perawat dan profesi keperawatan

2. Kode etik menurut ANA

a. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat

kemanusiaan dan keunikan klien yang tidak dibatasi oleh

pertimbangan status sosial atau ekonomi.

b. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh

informasi yang bersifat rahasia.

16

c. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan

keselamatannya terancam oleh praktek seseorang yang tidak

berkompoten, tidak etis atau illegal.

d. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan

perawatan yang dijalankan masing-masing individu.

e. Perawat memelihara kompetensi keperawatan.

f. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan

menggunakan kompetensi dan kualifikasi individu sebagai kriteria

dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab dan

melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.

g. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan

dan meningfkatkan standar keperawatan.

h. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan

membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang

berkualitas.

i. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan

membina kondisi kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang

berkualitas.

j. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi

publik terhadap informasi dan gambaran yang salah serta

mempertahankan integritas perawat.

k. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga

masyarakat lainnya dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan

nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan public.

3. Kode etik menurut PPNI

a. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat.

b. Tanggungjawab terhadap tugas.

c. Tanggungjawab terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan

lainnya.

d. Tanggungjawab terhadap profesi keperawatan.

e. Tanggung jawab terhadap pemerintah, bangsa dan Negara.

17

Persamaan kode etik menurut ICN, ANA, PPNI yaitu :

Ketiga kode etik tersebut membahas tentang standar yang mengukur

dan mengevaluasi perilaku moral keperawatan, dan sama-sama bertujuan

untuk menciptakan, mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat,

kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada

profesi keperawatan.

Fungsi kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota

profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa

dengan kode etik profesi, pelakasana profesi mampu mengetahui suatu hal

yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dia lakukan.

Isi dari kode etik memiliki prinsip-prinsip etik yang dianut oleh profesi

tertentu. Prinsip-prinsip etik yang terpenting dalam upaya pelayanan

kesehatan adalah prinsip otonomi yang berkaitan dengan prinsip veracity,

nonmaleficence, beneficence, convidentiality, dan justice (Sumaryono, 1995).

4.2 Saran

1. Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat

dipertanggung jawabkan.

2. Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai

bentuk pelindungan hukum baik pemberi dan penerima praktek

keperawatan.

3. Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya

perangkat-perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik

dilapangan.

4. Keputusan etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling memuaskan dan

tidak merugikan bagi pasien, maka perlu dibentuk komite etik disetiap

Rumah Sakit dan bila perlu disetiap ruang ada yang mengawasi dan

mengontrol pelaksanaan etik dalam praktek keperawatan.

5. Perlunya sosialisai yang luas tentang kode etik profesi keperawatan dan

bila perlu diadakan pelatihan yang bersifat review tentang etika

keperawatan secara periodic dan tidak terbatas.

18

DAFTAR PUSTAKA

Ismani, Nila.2001. Etika Keperawatan.Jakarta:Widya Medika

Suhaemi, Emi,Mimin.2004.ETIKA KEPERAWATAN.Jakarta:EGC

Sudrajat, D. A. (2014). Aspek Hukum Praktik Keperawatan. Jurnal Kesehatan

Kartika Stikes A. Yani

19