makalah tbp kel 13.docx

30
INTEGRATED LEARNING DAN COOPERATIVE LEARNING Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah Teori Belajar dan Pembelajar Dosen : Hartini Nara, M.Si. Disusun Oleh : 1. Yuliyani (5415129034) 2. Inayah Rohmaniyah (5415117403) 3. Muhammad Kartiko (5415117412) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 1

Upload: inayah-rohmaniyah

Post on 30-Nov-2015

160 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah tbp kel 13.docx

INTEGRATED LEARNING

DAN COOPERATIVE LEARNING

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu mata kuliah

Teori Belajar dan Pembelajar

Dosen : Hartini Nara, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Yuliyani (5415129034)

2. Inayah Rohmaniyah (5415117403)

3. Muhammad Kartiko (5415117412)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNANJURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2013

1

Page 2: makalah tbp kel 13.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat dan

rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini pun dibuat

guna memenuhi tugas mata kuliah teori belajar dan pembelajaran.

   

    Penulis pun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah masih banyak kesalahan

disana sini baik dari segi isi penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Oleh karena itu

segala kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan makalah ini lebih lanjut

akan penulis terima dengan senang hati.

Terima Kasih

Jakarta, 18 Maret 2013

Penulis

2

Page 3: makalah tbp kel 13.docx

DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………... 1

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………. 2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………… 3

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………… 4

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………… 4

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….. 5

1.3 Metode Penulisan……………………………………………………………... 5

1.4 Tujuan Penulisan……………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………… 6

2.1 Pendekatan Pembelajaran Terintegrasi (Integrated Learning)……………….. 6

2.1.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Terintegrasi (Integrated Learning)……. 6

2.1.2 Langkah – Langkah Penyusunan Pembelajaran Integrated Learning…………. 7

2.1.3 Teknik Pendekatan Integrated Learning……………………….…………………. 8

2.1.4 Model – Model Pendekatan Integrated Learning…………………………………. 8

2.1.5 Keunggulan dan Kelemahan Integrated Learning…………………………….. 9

2.2 Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)……………….. 10

2.2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)……. 10

2.2.2 Langkah – Langkah Penyusunan Pembelajaran Cooperative Learning………. 11

2.2.3 Teknik Pendekatan Cooperative Learning…………………………………….. 12

2.2.4 Model – Model Pendekatan Cooperative Learning…………………………… 13

2.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Belajar Kooperatif………………… 18

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………. 19

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………. 19

3.2 Saran…………………………………………………………………………… 19

DAFTAR PUSTAKA

3

Page 4: makalah tbp kel 13.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam praktik pembelajaran, terdapat beragam jenis pendekatan pembelajaran dan

penerapannya. W. gulo (2000), mengemukakan bahwa, pendekatan pembelajaran adalah

suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan lingkungannya.

Sementara Perceival dan Ellington (1988), mengemukakan dua kategori pendekatan

pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran berorientasi guru (teacher oriented) dan

pendekatan pembelajaran berorientasi siswa (learner oriented).

Pada makalah ini kita akan membahas pendekatan pembelajaran yang berorientasi

siswa (learner oriented) yaitu pendekatan integrated learning dan cooperative learning.

Integrated Learning (IL) adalah pembelajaran yang menggabungkan sejumlah bidang

studi. Pembelajaran terpadu ini diharapkan dapat memberi kesempatan kepada subyek didik

untuk berlatih mengembangkan keterampilan berpikir secara integratif, salah satu kualitas

ataupun kemampuan yang sangat diperlukan untuk menghadapi masalah kehidupan yang

semakin kompleks.

Cooperative berarti bekerja sama dan learning berarti belajar, jadi belajar melalui

kegiatan bersama. Namun tidak semua belajar bersama adalah cooperative learning, dalam

hal ini belajar bersama melalui teknik – teknik tertentu. Cooperative learning merupakan

suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil yang bekerja sama.

Keberhasilan dari model ini sangat tergantung pada kemampuan aktivitas anggota kelompok,

baik secara individual maupun dalam bentuk kelompok.

Menurut Slavin dalam (Isjoni, 2007 : 12), cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya 4 -6 orang, dengan struktur kelompok heterogen.

4

Page 5: makalah tbp kel 13.docx

Pembahasan yang lebih mendalam tentang Integrated Learning dan Cooperative

Learning beserta penerapannya dalam pembelajaran akan di bahas pada BAB II dari makalah

ini.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, masalah yang perlu di bahas adalah :

A. Pendekatan Integrated Learning

1) Apa itu pendekatan Integrated Learning ?

2) Apa sajakah langkah – langkah penyusunan pembelajaran Integrated Learning ?

3) Bagaimana teknik pendekatan Integrated Learning ?

4) Apa sajakah model – model pendekatan Integrated Learning?

5) Apa sajakah keunggulan dan kelemahan Integrated Learning?

B. Pendekatan Cooperative Learning

1) Apa itu pendekatan Cooperative Learning ?

2) Apa sajakah langkah – langkah penyusunan pembelajaran Cooperative Learning ?

3) Bagaimana teknik pendekatan Cooperative Learning ?

4) Apa sajakah model – model pendekatan Cooperative Learning?

5) Apa sajakah keunggulan dan kelemahan Cooperative Learning?

1.3 Metode Penulisan

Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka di perpustakaan wilayah

maupun browsing di Internet.

1.4 Tujuan Penulisan

Seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang, tujuan penulisan ini adalah agar

pembaca yang membaca makalah ini mempunyai wawasan dan pengetahuan akan pendekatan

integrated learning dan cooperative learning beserta penerapannya dalam pembelajaran

secara lebih rinci.

5

Page 6: makalah tbp kel 13.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.3 Pendekatan Pembelajaran Terintegrasi (Integrated Learning)

2.3.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Terintegrasi (Integrated Learning)

Integrated learning merupakan pembelajaran yang memadukan berbagai materi

dalam sajian pembelajaran. Inti dan pendekatan ini agar siswa memahami keterkaitan

antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya atau materi pelajaran yang satu

dengan yang lainnya (Megawangi, 2005).

Integrated learning adalah pembelajaran yang pelaksanaannya disusun secara

menyeluruh untuk membahas suatu pokok masalah tertentu (tema) dan dapat mengunakan

berbagai mata pelajaran yang relevan dalam suatu bidang studi atau antar bidang studi

(Dakir, 2004).

Lake dalam Megawangi (2005) mengatakan bahwa definisi pendekatan terintegrasi

adalah sebuah pendekatan yang dapat menyiapkan anak-anak untuk menjadi pembelajar

sejati. Banyak yang mendukung bahwa pembelajaran holistik dengan pendekatan

integrated learning adalah sebuah proses untuk mengembangkan kemampuan yang

diperlukan untuk kehidupan.

Integrated learning meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan

menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk tema, dengan tujuan pembulatan mata pelajaran

diharapkan dapat membentuk anak-anak menjadi pribadi-pribadi integrated yaitu manusia

yang sesuai dan selaras dengan lingkungannya (Nasution, 1994).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Integrated learning

merupakan suatu pembelajaran yang memadukan berbagai materi dalam sajian

pembelajaran. Inti dari pendekatan ini agar siswa memahami keterkaitan antara mata

pelajaran yang satu dengan yang lainnya atau materi pelajaran yang satu dengan yang

lainnya untuk mengembangkan kemampuan siswa agar menjadi pribadi-pribadi integrated

yaitu manusia yang selaras dengan lingkungannya.

6

Page 7: makalah tbp kel 13.docx

Lake dalam Megawangi (2005) mengatakan bahwa ada tiga karakteristik dalam

pembelajaran holistik dengan pendekatan integrated learning yaitu:

a. Ada keterkaitan antar mata pelajaran dengan tema sebagai pusat keterkaitan. Ini

berbeda dengan kurikulum tradisional yang mengotak-ngotakan setiap mata pelajaran

sehingga hubungan antar mata pelajaran tidak terlihat.

b. Menekankan pada aktivitas kongkrit.

c. Memberikan peluang bagi siswa untuk bekerja dalam kelompok.

Selain memberikan pengalaman untuk memandang sesuatu dalam perspektif

keseluruhan, juga memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya dan mengetahui

lebih lanjut mengenai materi yang diketahuinya.

2.3.2 Langkah – Langkah Penyusunan Pembelajaran Integrated Learning

Maryanto (1994) mengatakan bahwa dalam pembelajaran integrated learning disusun

secara keseluruhan dalam suatu tema yang mengandung suatu pertanyaan atau masalah

yang akan dipelajari, langkah-langkah dalam penyusunan tema dalam pembelajaran

integrated learning sebagai berikut:

a. Memilih pusat kendali. Guru mengawali kegiatan dengan memilih pusat kendali yang

berfungsi sebagai pusat pandang bagi pengembangan materi pelajaran.

b. Menentukan hubungan Guru menentukan mata rantai penghubung yang tertuju pada

tema dalam bentuk pertanyaan topik, ide, orang atau benda yang kesemuanya cukup

pendek yang tertuju pada tema.

c. Menentukan pertanyaan-pertanyaan pemandu. Untuk menguatkan keterkaitan antar

materi pelajaran dapat juga dengan memunculkan pertanyaan-pertanyaan umum

sampai pertanyaan pokok yang terkait dengan tema dan materi pelajaran.

d. Menuliskan kegiatan sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran. Terkait dengan

kegiatan yang akan dilaksanakan, sebaiknya tema dipilih sesuai dengan lingkungan

dan kondisi yang ada sehingga memudahkan dalam menentukan kegiatan-kegiatan

yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

7

Page 8: makalah tbp kel 13.docx

2.3.3 Teknik Pendekatan Integrated Learning

Maryato (1994) mengatakan bahwa ada empat prinsip yang menjadi teknik dalam

pendekatan integrated learning melalui pembelajaran holistik yaitu:

a. Kritik berlaku dalam pembelajaran

b. Spontanitas dan jawaban yang di luar dugaan akan membentuk daya cipta

c. Sejumlah ide akan terungkap dan penilaian akan dilakukan setelah ide

terungkap habis

d. Panggabungan antara ide selalu dicari untuk menentukan ide yang lebih baik dan

menyempurnakannya.

2.3.4 Model – Model Pendekatan Integrated Learning

Beberapa tahapan model pendekatan integrated learning melalui pembelajaran

holistik yaitu:

a. Menentukan kompetensi dasar, hasil yang akan dicapai serta indikator sebagai bahan

evaluasi.

b. Menentukan tema dan judul.

c. Menentukan sebuah tema yang dapat mempersatukan berbagai mata pelajaran dengan

berbagai kompetensi dasar yang ingin dicapai.

d. Memilih sebuah judul yang menarik, nyata dan dekat dengan kehidupan anak.

e. Membuat bagan keterjalaan melalui tema dari berbagai mata pelajaran yang dapat

dikaitkan satu sama lain, sesuai dengan tema yang dipilih.

f. Kompentensi-kompentensi ini kemudian diintegrasikan dengan menggunakan model

web (keterjalanan).

g. Menyusun kegiatan belajar yang menarik bagi anak dan efektif dalam pencapaian

kompetensi.

h. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan konsep Student Active

Learning, Contectual Learning, dan mencakup kecerdasan majemuk yang dimiliki

anak.

i. Mengkondisikan kegiatan belajar yang merupakan kombinasi dari kegiatan individu

dan kelompok. Kegiatan kelompok dapat menumbuhkan dan meningkatkan aspek

8

Page 9: makalah tbp kel 13.docx

sosial anak, komunikasi, penggunaan bahasa dan juga menumbuhkan motivasi anak

untuk belajar.

2.3.5 Keunggulan dan Kelemahan Integrated Learning

a. Keunggulan Pendekatan Belajar Terintegrasi

Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan

mudah memahami sekaligus melakukannya.

Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata

pelajaran yang satu dengan mata pelajaran lainnya.

Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan

belajarnya dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.

Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.

Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan

belajar siswa aktif sebagai metode pembelajaran.

b. Kelemahan Pendekatan Belajar Terintegrasi

Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas,  memiliki kreativitas tinggi,

keterampilan metodologis yang handal,  rasa percaya diri yang tinggi, dan berani

mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk

terus menggali informasi ilmu pengetahuan  yang berkaitan dengan materi yang

akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak

terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran

terpadu akan sulit terwujud.

Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta

didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun

kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran terpadu menekankan

pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung-

hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali).

Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini

sangat sulit dilaksanakan.

Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan

bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin

9

Page 10: makalah tbp kel 13.docx

juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan

mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka

penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.

Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian

ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian

materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode,

penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.

Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang

menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik

dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain

dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan

pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru

lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.

Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan

salah satu bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain,

pada saat mengajarkan sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan

atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman,

selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

2.4 Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

2.4.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Cooperative berarti bekerja sama dan learning berarti belajar, jadi belajar melalui

kegiatan bersama. Namun tidak semua belajar bersama adalah cooperative learning, dalam

hal ini belajar bersama melalui teknik – teknik tertentu. Cooperative learning merupakan

suatu model pembelajaran dengan menggunakan kelompok kecil yang bekerja sama.

Keberhasilan dari model ini sangat tergantung pada kemampuan aktivitas anggota

kelompok, baik secara individual maupun dalam bentuk kelompok.

Menurut Slavin dalam (Isjoni, 2007 : 12), cooperative learning adalah suatu model

pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif

yang anggotanya 4 -6 orang, dengan struktur kelompok heterogen.

10

Page 11: makalah tbp kel 13.docx

Pendekatan belajar kooperatif sangat dikenal pada tahun 1990-an (Duffy &

Cunningham, 1996). Oxford Dictionary (1992) mendefinisikan kooperasi (cooperation)

sebagai “bersedia untuk membantu” (to be of assistance or be willing to assist). Kooperatif

juga berarti bekerja sama untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Cooperative learning ini sangat menyentuh hakikat manusia sebagai makhluk sosial,

yang selalu berinteraksi, saling membantu kearah yang baik secara bersama “getting better

together”. Dalam proses belajar disini betul-betul diutamakan saling membantu di antara

anggota kelompok.

Pengelompokan siswa merupakan salah satu strategi yang dianjurkan sebagai cara

siswa untuk saling berbagi pendapat, beragumentasi dan mengembangkan berbagai

alternative pandangan dalam upaya konstruksi pengetahuan. Tiga konsep yang melandasi

metode kooperatif, sebagai berikut :

a. Team reward ; Tim akan mendapat hadiah bila mereka mencapai kreteria tertentu

yang diterapkan.

b. Individual accountability ; keberhasilan tim tergantung dari hasil belajar individual

dari semua anggota tim. Pertanggungjawaban berpusat pada kegiatan anggota tim

dalam membantu belajar satu sama lain dan memastikan bahwa setiap anggota siap

untuk kuis atau penilaian lainnya tanpa bantuan teman sekelompoknya.

c. Equal opportunities for success ; setiap siswa memberikan kontribusi kepada timnya

dengan cara memperbaiki hasil belajarnya terdahulu. Kontribusi dari semua kelompok

di nilai.

2.4.2 Langkah – Langkah Penyusunan Pembelajaran Cooperative Learning

Adapun langkah – langkah dalam penyusunan pendekatan belajar kooperatif, antara

lain :

a. Guru mendesain rencana pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keterampilan apa

yang diharapkan akan muncul.

11

Page 12: makalah tbp kel 13.docx

b. Guru menjelaskan desain ini kepada siswa

c. Penjelasan materi : merupakan proses penyampaian pokok-pokok materi pelajaran

sebelum siswa belajar dalam kelompok. Guru menjelaskan sedikit tentang bahan

pelajaran, tidak panjang lebar, karena materi lebih dalam akan lebih di gali oleh siswa

dalam kelompoknya.

d. Belajar dalam kelompok : setelah guru menjelaskan gambaran umum tentang pokok-

pokok materi pelajaran, selanjutnya siswa di minta untuk belajar pada kelompoknya

masing-masing yang telah dibentuk sebelumnya. Pengelompokan ini dibentuk secara

heterogen artinya kelompok di bentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap

anggotanya.

e. Penilaian : guru melakukan penilaian dalam bentuk tes atau kuis. Penilaian ini

dilakukan baik secara individual atau kelompok. Penilaian secara individual bertujuan

untuk melihat kemampuan dan hasil belajar siswa perorangan. Sedangkan penilaian

secara kelompok bertujuan melihat kemampuan kelompok. Hasil akhir setiap siswa

adalah penggabungan ke dua nilai tersebut (nilai individual dan kelompok) dan di

bagi dua.

f. Pengakuan tim (reward) : penetapan tim yang paling menonjol dan kemudial

diberikan penghargaan atau hadiah.

2.4.3 Teknik Pendekatan Cooperative Learning

Pendekatan belajar kooperatif menganut lima prinsip yang menjadi teknik pendekatan

ini, yaitu :

a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence) : ketergantungan dalam hal

ini adalah keberhasilan kelompok merupakan hasil kerja keras seuruh anggotanya.

Setiap anggota berperan aktif dan mempunyai andil yang sama terhadap keberhasilan

kelompok.

12

Page 13: makalah tbp kel 13.docx

b. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability) : tanggung jawab

perorangan muncul ketika seorang anggota kelompok bertugas untuk menyajikan

yang terbaik dihadapan guru dan teman sekelas lainnya. Anggota yang tidak bertugas,

dapat melakukan pengamatan terhadap situasi kelas, kemudian mencatat hasilnya agar

dapat didiskusikan dalam kelompoknya.

c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction) : bertatap muka merupakan

satu kesempatan yang baik bagi anggota kelompok untuk berinteraksi memecahkan

masalah bersama, disamping membahas materi pelajaran. Anggota di latih untuk

menjelaskan masalah-masalah belajar masing-masing, juga diberi kesempatan untuk

mengajarkan apa yang dikuasai kepada teman satu kelompok.

d. Partisipasi dan komunikasi (participation and communication) : model belajar

kooperatif juga menghendaki para anggota dibekali dengan berbagai keterampilan

berkomunikasi. Sebelum menugaskan siswa dalam kelompok, pengajar perlu

mengajarkan cara-cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu kelompok juga tergantung

pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka

untuk mengutarakan pendapatnya. Setiap siswa memperoleh kesempatan untuk

berlatih tengtang cara-cara berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana pendapat

orang lain tanpa menyinggung perasaan orang tersebut.

e. Evaluasi proses secara kelompok : perlu dijadwakan secara khusus bagi kelompok

untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar

selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

2.4.4 Model – Model Pendekatan Cooperative Learning

Dalam pendekatan belajar koopertif ada beberapa variasi yang dapat diterapkan

menurut Slovin :

a. STAD (Student Team Achievement Division)

Prosedur permodelan ini adalah sebagai berikut :

Sajian guru meliputi penyajian pokok permasalahan, konsep, kaidah dan prinsip-

prinsip bidang ilmu. Penyajian dalam bentuk ceramah atau Tanya jawab.

13

Page 14: makalah tbp kel 13.docx

Diskusi kelompok dilakukan berdasarkan permasalahan yang disampaikan oleh

guru, oleh sekelompok siswa yang heterogen. Diskusi bertujuan untuk mendalami

topik-topik yang disajikan oleh guru.

Setelah pendalaman materi dilakukan tes / kuis / silang Tanya jawab antar

kelompok siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa.

Dalam silang Tanya jawab, guru memberikan penguatan dalam dialog tersebut.

b. Jigsaw

Prosedur permodelan ini adalah sebagai berikut :

Siswa secara individual maupun kelompok (hoterogen) mengkaji bahan ajar.

Dibentuk kelompok ahli (homogen) untuk diskusi pendalaman materi bahan ajar

yang dibaca.

Kembali ke kelompok asal (heterogen), siswa menjadi peer-tutor terhadap satu

sama lain. Terjadi pembentukan pengetahuan secara berkelompok ( social

contruction of knowledge).

Tes / kuis untuk mengukur kemampuan siswa secara individual.

Diskusi terbuka, sementara guru memberikan penguatan.

c. Group Investigation (GI)

Permodelan GI hampir mirip dengan permodelan TGT (Teams Games Turnament),

prosedur permodelan keduanya adalah :

Dalam identifikasi masalah, siswa dan guru mencoba mengajukan masalah atau

kasus yang berkaitan dengan materi atau konsep yang sudah dipelajari dalam

pertemuan sebelumnya, atau melalui tugas membaca di rumah.

Masalah dipecahkan bersama dalam kelompok. Kelompok dibentuk oleh siswa

(boleh pilih-pilih teman).

Hasil pemecahan masalah disajikan dalam bentuk turnamen, ada kompetesi untuk

penyajian atau pemecahan masalah yang terbaik. Untuk memecahkan masalah siswa

bisa mencari data di dalam kelas atau di luar kelas. Kemudian pada waktunya

mereka harus melaporkan hasil kelompok dalam hal analisis dan kesimpulan. Guru

dan beberapa siswa berperan sebagai penilai atau juri.

Untuk mengukur kemampuan siswa dilakukan kuis.

14

Page 15: makalah tbp kel 13.docx

d. Rotating Trio Exchage

Prosedur permodelan ini antara lain :

Dibentuk kelompok yang terdiri dari tiga orang siswa, yang diberi nomor 0,1,2.

Setiap siswa diberi pertanyaan yang sama untuk didiskusikan.

Masalah dipecahkan dalam kelompok. Setelah itu anggota kelompok dirotasi.

No. nol di tempat sedang No. 1 pindah searah jarum jam dan No. 2 pindah kearah

sebaliknya. Sehingga membentuk trio yang baru / bercampur dengan anggota

kelompok lain.

Kemudian di beri permasalah yang baru lagi dengan persoalan yang lebih sulit.

Untuk mengukur kemampuan siswa dilakukan kuis.

e. Group Resume

Dalam hal ini di bentuk kelompok yang di beri resume atau rangkuman dari materi

pelajaran, kemudian melaporkan hasil resumenya.

James Bell (http//www.cdti.nus.edu.sq/cdtlhome/pubs.htm) menulis tentang

memperbaiki metode mengajar melalui cooperative learning dan menggunakan small

groups dalam berbagai bentuk sebagai berikut :

a. Diskusi kelas yang menggunakan guru sebagai moderator.

b. Diskusi kelas yang menggunakan siswa sebagai moderator.

c. Debate discussion : dilaksanakan di kelas yang besar dan banyak peserta.

d. Student center discussion : ada guru ikut tetapi peranannya hanya mengawasi dan

mendorong agar siswa berani. Guru mendorong siswa meningkatkan thinking skills

and reinforces student who think.

e. Developmental discussion : guru membagi empat kategori yang jelas melalui langkah-

langkah, formulasikan problem yang jelas, buat hipotesis, kumpulkan data yang

relevan dan evaluasi berbagai alternative jawaban (critical thingking).

15

Page 16: makalah tbp kel 13.docx

f. The inner Cricle (the fishbowl technique) : dilakukan dengan cara membagi siswa

menjadi menjadi dua kelompok besar. Kelompok pertama duduk membentuk

lingkaran di tengah kelas dan bertugas mendiskusikan masalah. Kelompok kedua

duduk di dalam kelas mengelilingi kelompok pertama dan bertugas mendengarkan

kelompok pertama berdiskusi. Kelas ini juga bisa di bagi atas 4 kelompok atau 8

siswa erkelompok.

g. Leaderless small group discussion : kelas dibagi atas kelompok dengan anggota 4 – 6

siswa yang diberi tugas untuk berdiskusi. Guru tidak ikut serta, hanya mengawasi dan

membantu menjawab pertanyaan kelompok. Siswa belajar berpikir dan

mempresentasikan apa yang sudah dibahas kelompok.

h. Buzz group : kelas dibagi atas kelompok yang terdiri 4 – 8 siswa. Setiap kelompok

diberi pertanyaan yang harus diselesaikan dalam waktu singkat, kemudian

melaporkan hasil pemikirannya dalam bentuk satu atau dua pemikiran.

i. Circle of knowledge : kelas dibagi atas kelompok yang terdiri 4 – 6 siswa. Mereka

menunjuk ketua dan penulis. Setiap siswa diwajibkan mengeluarkan pendapat tentang

persoalan yang sedang dibicarakan dan semua dicatat oleh penulis. Jawaban siswa

dikumpulkan secara tertulis dan dibacakan secara lisan.

j. Brainstorming : kelas dibagi atas kelompok kecil dengan penulis. Masing-masing

siswa diminta untuk mengeluarkan ide. Ide yang bagus digunakan untuk

meningkatkan kreatifitas terutama dalam problem solving.

k. Case studies : kelas dibagi atas kelompok kecil diangkat ketua dan penulis. Kelompok

diberi cerita, kasus, peristiwa, situasi dan setiap siswa memikirkan pemecahan dengan

thinking skills.

l. Group retellings : di sini dibentuk kelompok dengan 2 atau 3 anggota. Mereka

membaca bagian yang berbeda dari topik atau pokok bahasan yang sama. Kemudian

masing-masing siswa menceritakan apa yang sudah mereka baca kepada

kelompoknya.

16

Page 17: makalah tbp kel 13.docx

m.Cooperative learning – pair : dalam hal ini siswa belajar dalam bentuk berpasangan.

Salah satu dari mereka menceritakan apa yang sudah dipelajari sedangkan yang lain

mengkoreksi, mengklarifikasi dan membantu partnernya agar lebih mengelaborasi.

Kemudian untuk materi selanjutnya pasangan ini bergantian peran.

n. Research grouping : kelompok beranggotakan 4 atau 5 siswa yang diberi tugas untuk

melakukan suatu penelitian dari topic tertentu.

o. Cooperative teaching : siswa belajar berpasangan. Setiap siswa mempelajari topik

atau pokok bahasan yang berbeda. Kemudian mereka saling memberitahu atau

mengajarkan apa yang sudah mereka pelajari kepada pasangan masing-masing.

p. Jigsaw : penjelasan dan prosedur sudah dijelaskan di atas.

q. Numbered heads : setiap siswa diberi nomor urut dari nomor 1 sampai 4. Mereka

diberi pertanyaan lalu dipikirkan jawabannya dalam kelompok. Kemudian guru

memanggil nomor siswa, yang harus menyampaikan jawaban.

r. Interview : dibentuk kelompok dengan 4 anggota, diberi pertanyaan, dan mereka

boleh member jawaban yang berbeda. Kemudian A melaporkan jawaban ke B, dan C

ke D. kemudian B ke A dan D ke C. kemudia masing-masing siswa melaporkan apa

yang ia terima dari partnernya.

s. Paraphrase passport : sebelum seseorang menyampaikan pemikirannya, maka ia

harus melaporkan hasil pemikiran dari pembicara terlebih dahulu.

t. Think pair-share : pertanyaan diajukan untuk seluruh kelas, lalu setiap siswa

memikirkan jawabannya, kemudian siswa dibagi pasangan untuk berdiskusi.

Pasangan melaporkan hasil diskusi dan berbagi informasi dengan seluruh kelas.

u. Partners : kelas dibagi atas kelompok dengan 4 anggota. Kemudian dua orang

anggota dipindahkan ke ruang lain. Mereka bisa belajar secara tuntas. Tetapi mereka

bisa saling tukar informasi dengan mengujungi partner di ruang lain. Selanjutnya

kelompok ini me-review bagaimana mereka belajar dan mengajar anggota lain dan

bagaimana mereka memperbaiki proses belajarnya.

17

Page 18: makalah tbp kel 13.docx

2.4.5 Keunggulan dan Kelemahan Pendekatan Belajar Kooperatif

a. Keunggulan Pendekatan Belajar Kooperatif

Siswa tidak terlalu tergantung kepada guru.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengungkapkan idea tau gagasan dengan

kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide orang lain.

Membantu anak untuk respek kepada orang lain.

Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam

belajar.

Merupakan strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akdemik dan

kemampuan sosial.

Mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri.

Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan belajar

abstrak menjadi nyata.

Interaksi yang terjadi dapat memberikan motivasi dan rangsangan untuk berpikir

kepada siswa.

b. Kelemahan Pendekatan Belajar Kooperatif

Untuk memahami dan mengerti filosofis cooperative learning memang butuh waktu.

Ciri utama dalam pendekatan ini adalah siswa membelajarkan. Apabila tidak

dibimbing dan diarahkan oleh guru dengan benar, maka apa yang seharusnya

dipelajari dan dipahami oleh siswa tidak terpenuhi.

Penilaian yang diberikan lebih banyak bertolak kepada hasil kerja kelompok bukan

perorangan.

Keberhasilan dalam mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan periode

waktu yang cukup lama.

18

Page 19: makalah tbp kel 13.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan hal-hal

sebagai berikut :

Integrated learning merupakan suatu pembelajaran yang memadukan berbagai

materi dalam sajian pembelajaran. Inti dari pendekatan ini agar siswa memahami

keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya atau materi

pelajaran yang satu dengan yang lainnya untuk mengembangkan kemampuan

siswa agar menjadi pribadi-pribadi integrated yaitu manusia yang selaras dengan

lingkungannya.

Disini dituntut keprofesionalan seorang guru dalam mengaitkan beberapa materi

dalam satu pelajaran atau bahkan dari berbagai macam mata pelajaran. Guru

sangat dituntut untuk berwawasan yangluas, sehingga dalam mengaitkan antar

beberapa mata pelajaran tidak terpisah-pisah, melainkan menjadi satu kesatua.

Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran dengan menggunakan

kelompok kecil yang bekerja sama. Keberhasilan dari model ini sangat tergantung

pada kemampuan aktivitas anggota kelompok, baik secara individual maupun

dalam bentuk kelompok. Sehingga peserta didik bisa saling berinteraksi, saling

membantu kearah yang baik secara bersama “getting better together”. Dalam

proses belajar disini betul-betul diutamakan saling membantu di antara anggota

kelompok.

3.2    Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan dari makalah ini, sebaiknya dalam penerapan

pendekatan integrated learning maupun cooperative learning di dalam kelas, haruslah melihat

kondisi siswa dan situasi kelas tersebut. Guru haruslah bijak dalam mengambil keputusan

untuk merepakan pedekatan belajar yang cocok di kelasnya. Hal ini agar setiap siswa

meningkat prestasi dan hasil belajarnya.

19

Page 20: makalah tbp kel 13.docx

DAFTAR PUSTAKA

Eveline Siregar,. Dkk. (2011), Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor : Ghalia

Indonesia.

Prof. Dr. H. Buchari Alma,. Dkk. (2010), Guru Profesional “Menguasai Metode dan

Terampil Mengajar”, Bandung : CV Alfabeta.

Wina Sanjaya (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Made Wena (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta : PT Bumi

Aksara.

Yuliani Nurani,. Dkk. (2003), Strategi Pembelajaran : Materi Pokok Akta 8820,

Jakarta : Universitas Terbuka.

Paulina Pannen,. Dkk. (2001), Konstruktivisme dalam Pembelajaran, Jakarta : PAU –

PPAI Dirjen Dikti Depdikbud.

http//www.cdti.nus.edu.sq/cdtlhome/pubs.htm.

http://fatonipgsd071644221.wordpress.com/2010/04/26/kelebihan-dan-kekurangan-

pembelajaran-terpadu/

http://galery-pendidikan.blogspot.com/2012/02/ptk-pembelajaran-integrated-

learning.html

20