bab ii tinjauan pustaka (jadi).docx
TRANSCRIPT
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 1/31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 KANKER PAYUDARA
2.1.1. Insiden
Kanker payudara (KPD) adalah kanker yang paling sering didiagnosis pada wanita
di seluruh dunia, merupakan 23% dari seluruh kanker pada wanita dan 14% kematian akibat
kanker pada wanita (emal et al!, 2"11)! #nsiden KPD ber$ariasi berdasarkan geograis,
insiden tinggi di &merika 'tara dan ropa arat, insiden menengah di &merika *elatan dan
ropa +imur, dan insiden rendah di &sia (a-ey et al!, 2""2)! .amun ke/adian kanker
payudara pada wanita di &sia, yang se-ara historis memiliki risiko yang rendah, memiliki
ke-endrungan terus meningkat (0endy *etiawan, 2"")!
&ngka ke/adian KPD di dunia pada tahun 2"11 ter-atat 1!33!""! Pada tahun 2"12
angka ke/adian KPD di #ndonesia diperkirakan sebesar 4, (5oulden et al!, 2"14)!
6enurut Jakarta cancer registry, KPD merupakan kanker dengan insiden tertinggi di
#ndonesia dengan insiden 1, per 1""!""" penduduk pertahun (0ahidin et al!, 2"12)!
*e-ara global kematian akibat KPD pada tahun 2"1" adalah 43!"""! Di #ndonesia
pada tahun 2"13, kematian akibat kanker berkisar 1!7" (5oulden et al!, 2"14)! &pabila
tidak ada perubahan besar dalam pen-egahan atau penataan, pada tahun 2"3" kematian akibat
KPD diperkirakan 747!"2 wanita diseluruh dunia (8erlay et al!, 2"1")!
2.1.2. Faktor Risiko
8aktor risiko dapat memberikan inormasi mengenai kesempatan indi$idu untuk
menderita KPD! .amun tidak semua pasien KPD dapat diidentiikasi aktor9aktor risikonya!
+idak ada satu aktor risiko tunggal yang berperan dalam proses ter/adinya KPD! (andi et
al!, 2"1")
8aktor risiko KPD dapat dibagi men/adi aktor risiko yang dapat dimodiikasi dan
aktor risiko yang tidak dapat dimodiikasi! 8aktor risiko KPD yang tidak dapat dimodiikasi
diantaranya adalah, usia, riwayat keluarga, riwayat reproduksi, status :;&, dan kepadatan
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 2/31
payudara! 8aktor risiko yang berpotensi untuk dimodiikasi diantaranya adalah obesitas,
paparan hormon estrogen, konsumsi alkohol, merokok, dan akti$itas isik (0endy *etiawan,
2"")! *emua aktor risiko tersebut dikaitkan dengan ke/adian KPD dengan risiko relati
sebesar < 2," (andi et al!, 2"1")!
2.1.3. Ga!aran Pato"o#i Kanker Pa$%dara
+umor payudara terutama adenokarsinoma, berkembang melalui sel9sel epitel pada
lobus dan duktus! *el9sel ini berkembang dengan tidak terkendali! entuk normal kelen/ar
payudara yang terstruktur (gambar 1!3a) dan bentuk ini hilang pada karsinoma in$asi$e
(gambar 1!3b)! perkembangan kanker payudara in$asi$e didahului oleh duktal atau lobular
in situ, yang terbatas pada duktus dan lobulus belum melewati membran basalis (*te$ens et
al!, 2""3)
=ambar 1 > ?istopatologi /aringan payudara normal dan karsinoma in$asi!
aringan normal (&) bentuk kelen/ar terstruktur, entuk terstruktur ini hilang pada kanker
in$asi ()
KPD in$asi$e yang paling sering adalah karsinoma duktal (7"%) dan biasanya
membawa prognosis terburuk dari /enis yang lain seperti karsinoma tubular dan mu-inous (9
1%) kasus KPD! *ekitar % dari kanker /enis -ampuran baik in$asi$e duktal dan lobular!
2.1.&. K"iniko'ato"o#is Pro#nostik (arker
&da beberapa penanda klinikopatologis KPD berkaitan dengan penampilan klinis
dan patologis tumor yang dapat digunakan untuk diagnosis dan prognosis untuk pengobatan
yang optimal!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 3/31
2.1.&.1. Uk%ran T%or
'kuran tumor diklasiikasikan dalam tiga kelompok > <2" mm, 2"9" mm dan @ "
mm! 'kuran tumor merupakan aktor prognostik independen overal survival dan disease free
survival (;rowe et al!, 12)!
2.1.&.2. Gradin# )isto'ato"o#i
Penentuan grading tumor atau dera/at dierensiasi bertu/uan untuk menentukan
tingkat agresiitas tumor! Dengan pemeriksaan histopatologi dilihat 3 point penting yaitu
berdasarkan tingkat kemiripan dengan /aringan normal yaitu bentuk tubuler (tubuler
formation), ukuran dan bentuk inti (nuclear polymorfisme) dan akti$itas mitosis (mitotik
indeks)!
1! 8ormasi tubuler
.ilai 1 bila ormasi tubuler A 7% dari tumor
.ilai 2 bila ormasi tubuler 1"97% dari tumor
.ilai 3 bila ormasi tubuler B 1"% dari tumor
2! entuk nukleus
.ilai 1 bila ukuranCbentuk nukleus $ariasi minimal
.ilai 2 bila ukuranCbentuk nukleus $ariasi sedang
.ilai 3 bila ukuranCbentuk nukleus sangat ber$ariasi
3! umlah mitosis
Dihitung berdasarkan pada 1" lapangan pandang besar (1"4") pada yang representati!
.ilai 1 > "9CP
.ilai 2 > 1"91CP
.ilai 3 > A2"CP
Penilaian >
.ilai 39 > Dierensiasi baik (low grade)
.ilai 97 > Dierensiasi sedang (moderate grade)
.ilai 9 > Dierensiasi buruk (high grade)
+abel 1> =rading histopatologi berdasarkan sistim Nottingham Modification of Bloom Richardson
?ubungan antara grading histopatologi dengan prognosis berdasarkan 0?E adalah
untuk low grade persentase untuk survival rate dan 1" tahun adalah 7% dan 4%! Pada
moderate grade angka ini sebesar 3% dan 27%,! *edangkan high grade didapatkan angka
31% dan 1% (lston F llis, 11)!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 4/31
2.1.&.3. Sisti Sta#in# TN(
Kanker payudara umumnya diklasiikasikan menggunakan sistim +.6! *istim
staging +.6 mengintegrasikan ukuran tumor (+), keterlibatan kelen/ar getah bening (.) dan
metastasis (6)!
*tadium+
('kuran tumorCmm)
.
(ymph node)
6
(6etastasis)
" +is (in situ D;#*, ;#*, Paget disease) ." 6"
#& +1a ( B 1 mm) ." 6"
# +" ( no tumor) .1mi 6"
+1a (@ 1mm but B mm) .1mi 6"##& +" .1mi 6"
+1a .1b 6"
+2 ( @ 2" mm but B " mm) ." 6"
## +2 .1 6"
+3( @ " mm ) ." 6"
###& +" .2 6"
+1a .2 6"
+2 .2 6"
+3 .1 6"
+3 .2 6"
### +4 ( tension to -hest wallCskin ) ." 6"
+4 .1 6"
+4 .2 6"
###- &ny + .3 6"
#G &ny + &ny . 61
+abel 2, menggambarkan stadium kanker payudara berdasarkan American Joint Committee
on Cancer (&;;) edisi 7 tahun 2"1"!
2.1.*. Faktor Pro#nostik (o"ek%"er
*elain penanda prognostik patologis yang berkaitan dengan ukuran, status kelen/ar
getah bening dan grading tumor, ada /uga penanda molekuler yang dapat digunakan di
laboratorium diagnostik! Penanda molekuler ini didasarkan pada keberadaan protein dalam
tumor yang berkontribusi terhadap prognosis dan memungkinkan untuk target terapi!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 5/31
2.1.*.1. Estro#en Rese'tor +ER,
?ormon se wanita (estrogen dan progesteron) berungsi dalam pertumbuhan dan
perkembangan payudara dan seperti yang di/elaskan sebelumnya banyak aktor risiko yang
terkait dengan KPD yang berhubungan dengan estrogen! *ekitar 7% dari KPD
mengekspresikan reseptor estrogen9H (rH), dengan stimulus utama pertumbuhan adalah
estradiol! 8ungsi : sebagai ligan diaktikan oleh aktor transkripsi yang mengontrol
transkripsi banyak gen yang terlibat dalam prolierasi dan survival sel! strogen mengikat :
menyebabkan pembentukan homodimer yang mengikat elemen respon estrogen (:s) dalam
gen target dan mengontrol ekspresi mereka! Kehadiran coregulator penting dalam respon
seluler! : /uga menun/ukan crosstalk dengan beberapa reseptor growth factor dan /alur
signal sel! &da 2 isoorm rH dan rI, tetapi hanya rH yang diu/i dan digunakan sebagai
biomarker prognostik untuk KPD (*how and rown!, 2""4)!
*trategi pengu/ian utama untuk : adalah imunohistokimia (#?;) dan di-etak
melalui metode scoring Allred , yang menggunakan kedua proporsi sel positi dan intensitas
pewarnaan! +umor dinilai berdasarkan skala "9 untuk persentase positi ("J tidak positi,
1J<1C1"" positi, 2J1C1"" to 1C1", 3J1C1" to 1C3, 4J1C3 to 2C3, and J A 2C3 sel positi) dan
"93 untuk intensitas ("Jnegati, 1Jlemah, 2Jmenengah, 3Jkuat)! Kedua nilai digabungkan
dan tumor diberi skor " atau 29! *kor 3 atau lebih dianggap : positi (?ammond et al!,
2""4)
2.1.*.2. Pro#esteron Rese'tor +P#R,
:eseptor progesteron (Pg:) adalah reseptor hormon steroid lain dan dapat men/adi
marker yang berguna dalam KPD untuk memprediksi seberapa besar kemungkinan suatu
tumor akan respon terhadap terapi endokrin! : mengatur ekspresi Pg: dan diperkirakan
mewakili : /alur ungsional! *ekitar % dari tumor yang : Pg:, 22% adalah :
tetapi Pg:9 dan 3% adalah Pg: tetapi :9! Kehadiran Pg: membuat terapi endokrin lebih
eekti dan beberapa pasien dengan :9 Pg: KPD dapat menanggapi terapi endokrin
(ardau et al!, 2""3)!
2.1.*.3. )%an E'idera" Gro-t Re/e'tor 2 +)ER2,
*ekitar 192"% dari tumor payudara overe!press ?:2, dan digambarkan sebagai
?:2 positi! +umor ini -enderung lebih -epat berkembang dengan prognosis burukL namun
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 6/31
target terapi ?:2 memberikan hasil yang lebih baik! Pengu/ian #?; dengan metode
semikuantitati terbagi atas 4 kelompok >
" (negati) J < 1"% dari membran sel yang terwarnai
1 (negati) J A 1"% dari membran sel yang terwarnai2 (borderline) J @ 1"% dari membran sel yang terwarnai
3 (positi) J @ 3"% dari membran sel yang terwarnai
+umor dianggap ?:2 positi /ika 3"% dari sel9sel memiliki pewarnaan sel membran
lengkap! +umor dengan skor 2 adalah borderline dan harus diu/i untuk ampliikasi ?:2
menggunakan fluorescent in situ hybridisation (llis et al!, 2""4)!
2.1.*.&. Ki0
Protein Ki7 atau Kie$7 adalah protein inti non9histon yang ditemukan oleh
"erdes pada tahun 1" di 'ni$ersitas #iel , erman! Protein Ki7 pada manusia dikode oleh
gen 6K#97! Ki7 mempunyai dua isoorm dengan berat molekul 3 kD dan 32" kD, gen
ini terletak pada kromosom 1"M2!2 (=erdes et al!, 14)! protein ini ditemukan pada korteks
nukleuolus dan pada komponen ibrin yang padat di nukleolus selama ase interase! 0aktu
paruh dari Ki7 antara 191, /am! aringan payudara yang sehat mengekspresikan Ki7 dalam
le$el yang rendah (<3%) (Gan diest et al!, 2""4)!
kspresi Ki7 ber$ariasi sesuai dengan ase siklus sel! *el mengekspresikan antigen
ini selama "rowth phase$ (=1), %ythetic phase (*), dan Mitotic &hase (6), tetapi tidak
diekspresi selama ase istirahat (=")! Kadar Ki7 rendah pada ase =1 dan *, mulai
meningkat sampai men-apai titik tertinggi pada ase mitosis, sedangkan pada ase anaphase
dan telophase ter/adi penurunan ekspresi se-ara ta/am (eresord et al!, 2""b)
Ki97 yang tidak ditemukan pada sel yang tidak membelah namun terdapatnya pada /aringan yang mengalami pembelahan menun/ukan bahwa protein ini berperan penting
sebagai suatu penanda pembelahan sel! Pada ductal carcinoma mammae insitu (D;#*)
terdapat sekitar 4"% sel tumor mengekspresikan Ki7 pada kadar yang tinggi! Peningkatan
ini akan diikuti oleh lesi dan grading yang tinggi dan adanya mikroin$asi, oleh karena itu
tidaklah mengherankan bahwa Ki7 merupakan prediktor untuk rekurensi pada D;#*
(5erushalmi et al!, 2"1")!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 7/31
Konsensus *t =allen 2"11 telah merekomendasikan penggunaan penanda prolierasi
Ki97, dalam menentukan strategi pengobatan kanker payudara subtipe luminal (=oldhirs-h
et al!, 2"11)!
2.1.0. Dia#nosis
Diagnosis KPD ditegakkan dengan triple diagnostik yang meliputi pemeriksaan
klinis, radiologis dan patologis! Pemeriksaan klinis dilakukan dengan anamnesis yang
menyeluruh dan palpasi payudara serta kelen/ar getah bening lokoregional (&ebi et al!, 2"11)!
Pemeriksaan radiologi yang disyaratkan adalah mammograi bilateral dan '*=
payudara (&ebi et al!, 2"11)! Magnetic resonance imaging (6:#) payudara tidak diperlukan
sebagai prosedur rutin, dipertimbangkan dalam kasus tertentu misalnya, karena /aringan
payudara yang padat pada permpuan muda, dalam kasus kanker payudara amilial yang
terkait dengan mutasi :;&, di-urigai terdapat beberapa okus tumor, khususnya pada kasus
KPD tipe lobular (*ardanelli et al!, 2"1")!
Diagnosis pasti didasarkan pada pemeriksaan histopatologi yang didapatkan dari
spesimen biopsi core atau biopsi insisi! Diagnosis patologis akhir harus dibuat dengan
klasiikasi patologis saat ini, menganalisa semua /aringan yang diambil termasuk status
kelen/ar lime aksila (/umlah node), iniltrasi kapsuler dan le$el kelen/ar yang terkena
dampak (llis et al!, 2""3)!
2.1.. Penan#anan Kanker Pa$%dara
Penanganan KPD dilakukan se-ara multidisipliner yang melibatkan ahli bedah,
radiologi, patologi onkologi dan radiasi (=u-alp et al!, 2"14)! Penanganan dilakukan dengan
mengintegrasikan terapi lokoregional dan sistemik sesuai dengan urutan penanganan menurut
stadium penyakit! Kemungkinan kanker herediter harus digali, /ika diperlukan dilakukan tes
genetik, konseling genetik dan prosedur proilaksis (6ahesh #ddawela, 2"")!
2.1..1. okore#iona"
Pembedahan merupakan modalitas utama pada penanganan KPD stadium lan/ut!
Perubahan yang paling signiikan dalam pembedahan adalah dari maksimal toleransi kearah
operasi minimal eekti, dari mastektomi radikal kepada lumpe-tomy disertai dengan diseksi
kelen/ar lime selekti (Goronesi et al!, 2"12)! Dua perkembangan ini memiliki dampak yang
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 8/31
besar pada peningkatan kualitas hidup, tetapi tidak mengubah statistik kematian (&ebi et al!,
2"11)!
*aat ini terapi radiasi digabungkan dengan operasi konser$asi payudara sudah
men/adi standar penanganan KPD stadium dini! +erapi tersebut terbukti dapat menurunkan
angka kematian akibat KPD (6ohamed, 2""7)!
2.1..2. Sisteik
Kemoterapi pada KPD stadium dini menurunkan risiko kekambuhan bagi semua
wanita yang diobati! *aat ini, terapi ad/u$an diberikan kepada semua indi$idu dengan KPD
(+homssen et al!, 2"11)!
eberapa pengobatan ditargetkan untuk KPD subtipe tertentu! &romatase #nhibitor
ditargetkan pada kanker payudara : positi, monoklonal antibodi transtuNumabadalah
target terapi pada KPD dengan ?:2 positi (=oldhirs-h et al!, 2"11)!
2.2. SUBTIPE KANKER PAYUDARA
Dengan berkembangnya ilmu biologi molekuler, KPD dapat dibagi men/adi lima
subtipe yang berbeda berdasarkan biologi tumor! ?al ini mengubah tata-ara dalam
penanganan KPD (:ouNier et al!, 2"")!
Penentuan status reseptor estrogen (:), reseptor progesteron (Pg:) dan reseptor
?:2 adalah wa/ib, dan penentuan status Ki7 harus dipertimbangkan! Pemeriksaan tersebut
berguna dalam menentukan subtipe KPD, yang akan dipertimbangkan dalam ren-an-a
penatalaksanaan selan/utnya (&ebi et al!, 2"11)!
KPD adalah penyakit klinis heterogen! +umor dengan histologis yang sama mungkin
memiliki prognosis yang berbeda dan mungkin memiliki respon terapi yang berbeda!
Perbedaan prilaku klinis ini karena perbedaan molekul tumor dengan histologis yang sama!
+eknologi D.& miccroarray dapat mengungkapkan perbedaan molekul tersebut! Klasiikasi
molekul KPD berdasarkan proil ekspresi gen baru9baru ini diusulkan (=oldhirs-h et al!,
2"11)! &nalisis ekspresi gen telah menemukan beberapa subtipe kanker payudara! Karena
tidak selalu mungkin untuk melakukan pemeriksaan berbagai ekspresi gen, maka klasiikasi
disederhanakan sesuai pendekatan menggunakan panel imunohistokimia yaitu L :, Pg:,
?:2, dan indeks Ki7 (;heang et al!, 2"")!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 9/31
*ubtipe Deinisi
uminal & : danCatau Pg:(), ?:2 (9), Ki7 low (<14%)
uminal 1 : danCatau Pg:(), ?:2 (9), Ki7 high
uminal 2 : danCatau Pg:(), ?:2 (), any Ki7
?:2 : dan Pg: (9), ?:2()
asal9like +riple negati$e du-tal (bukan tipe meduler atau adenoid -ysti-)
+abel 3 > *ubtipe KPD se-ara immunohistokimia berdasarkan konsensus *t! =allen 2"11
(Kutip dari =oldhirs-h et al!, 2"11)
*ubtipe +ipe terapi Keterangan
uminal & +erapi endokrineberapa membutuhkan sitotoksik pada status nodal
tinggi atau indikator lain dari aktor risiko
uminal
(?:2 9)
+erapi endokrin dan
sitotoksik
enis sitotoksik tergantung pada tingkat ekspresi
reseptor endokrin dan aktor risiko
uminal
(?:2 )
*itotoksik, anti ?:2
dan terapi endokrin
+idak ada data yang tersedia untuk mendukung
penghilangan sitotoksik dalam kelompok ini
?:2*itotoksik dan anti9
?:2
Pasien berisiko sangat rendah (misalnya p+1a)
dapatdiamati tanpa pengobatan ad/u$an sistemik
+ripke negati$e
(du-tal)*itotoksik
+abel 4 > :ekomendasi penatalaksanaan terapi sistemik berdasarkan subtipe KPD (Dikutip
dari =oldhirs-h et al!, 2"11)!
2.3. KE(TERAPI
2.3.1 Indikasi dan T%4%an Keotera'i
*aat ini kemoterapi masih tetap merupakan komponen penting dalam pengobatan
KPD (:oland +! *keel, 2""7)! eberapa karakteristik pasien dan tumor yang merupakan
indikasi diberikannya kemoterapi diantaranya adalah ukuran tumor, /enis histopatologi,
grading tumor, dan subtipe intrinsik! *ementara status kelen/ar getah bening aksila dan
ekspresi reseptor hormon /uga penting untuk dipertimbangkan! 'sia pasien, komorbiditas dan
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 10/31
status penampilan mereka memainkan peran penting dalam menentukan perlu tidaknya
diberikan kemoterapi (Gin-ent +! De $ita, 2"")!
+u/uan dari kemoterapi adalah untuk meningkatkan hasil pengobatan, yang dapat
dinilai berdasarkan kelangsungan hidup se-ara keseluruhan (overall survival CE*) dan
periode bebas penyakit (disease free survival CD8*)! Dengan demikian, satu9satunya -ara
menge$aluasi pengobatan adalah dengan mengumpulkan data /angka pan/ang pas-a operasi,
tetapi hal ini akan memakan waktu yang pan/ang, mungkin mengambil setidaknya 1" tahun!
(Page and +akimoto, 2""1)
'ntuk mengatasi masalah ini, eek dari pengobatan sebenarnya dapat die$aluasi
berdasarkan temuan respon patologis pada kemoterapi neoad/u$an! :espon kemoterapi, yaitu
apakah pasien telah memperoleh patologic complete response (p;:)! p;: telah disahkan
sebagai pengganti penanda kelangsungan hidup /angka pan/ang, meskipun signiikansi p;:
mungkin berbeda9beda di antara subtipe kanker payudara (Denker et al!, 2"11)!
2.3.2. Keotera'i Neoad4%5an
Kemoterapi neoad/u$an umumnya direkomendasikan untuk KPD stadium 2, 3 atau
untuk stadium 1 dengan risiko tinggi (;arlson et al!, 2"")! 6engingat peningkatan survival
yang diamati dengan kemoterapi neoad/u$an, peneliti dari .*&P yang dipimpin oleh Dr!
ernard 8isher mempunyai hipotesis bahwa, dibandingkan dengan ad/u$an kemoterapi,
administrasi re/imen yang sama dalam pengaturan neoad/u$ant akan meningkatkan sur$i$al
dan eliminasi mi-rometastase! ?ipotesis ini didukung oleh studi pada hewan, yang
menun/ukan hasil yang superior pada tikus yang menerima terapi sistemik sebelum operasi
pengangkatan tumor! (8isher et al!, 17)
:espon terhadap terapi merupakan aktor prognostik indi$idu yang kuat, perempuan
yang men-apai p;: pada payudara neoad/u$ant kemoterapi diharapkan mengalami bebas
penyakit dan kelangsungan hidup se-ara keseluruhan lebih baik dibandingkan dengan
residual penyakit yang besar! Dalam .*&P 91, perempuan men-apai p;: lengkap
memiliki disease free survival (D8*) dan overall survival (E*) lebih baik dibandingkan
dengan mereka yang tidak men-apai p;: (:astogi et al!, 2"")!
Kemoterapi neoad/u$ant telah ditetapkan sebagai strategi pengobatan standar untuk
pasien tidak hanya pada kanker payudara lokal lan/ut tetapi /uga pada stadium dini! *trategi
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 11/31
ini memungkinkan pasien untuk mendapatkan keuntungan penurunan radikalitas operasi dan
menyediakan inormasi mengenai respon tumor terhadap obat kemoterapi (:astogi et al!,
2"")!
2.3.3. Keotera'i S%!ti'e Intrinsik
+iap subtipe memiliki berbagai perbedaan epidemiologi, aktor risiko, per/alanan
penyakit, dan respons yang berbeda terhadap terapi sistemik (lows et al!, 2"1")! Perbedaan
ini menyiratkan bahwa dokter dalam mengelola KPD harus mempertimbangkan kasus se-ara
indi$idual dalam berbagai subtipe berbeda untuk mendapatkan panduan terapi yang tepat
(lows et al!, 2"1")!
*ubtipe harus dipertimbangkan dalam pemilihan re/imen kemoterapi! Dari
konsensus *t! =allen 2"11 didapatkanL subtipe luminal & kurang responsi terhadap
kemoterapiL kemoterapi kurang bermanaat pada pasien tersebutL dan bahwa tidak ada
re/imen kemoterapi yang disukai untuk pengobatan pada Ouminal &! 'ntuk subtipe luminal
, panel ahli menganggap bahwa anthra-y-lin dan taan harus dimasukkan dalam re/imen
kemoterapi! *ementara panel ahli tidak bisa menentukan satu re/imen kemoterapi pilihan
untuk subtipe ?:2, sebagian lagi disukai dan dimasukkannya kedua anthra-y-lin dan taan!
'ntuk subtipe triple negative dari /enis duktal, panel ahli mendukung masuknya anthra-y-lin,
taan dan agen alkylating (sikloosamid), tetapi tidak mendukung penggunaan rutin
-isplatin atau -arboplatin! 6ayoritas sepakat bahwa kemoterapi dosis9padat harus
dipertimbangkan untuk pasien tersebut, dan panel sangat menentang dimasukkannya terapi
antiangiogenik saat ini, sambil mengingatkan bahwa studi lebih lan/ut sedang berlangsung
(=oldhirs-h et al!, 2"11)!
2.3.&. E5a"%asi Keotera'i
*etelah pasien telah memulai terapi neoad/u$ant, penilaian respon terapi se-ara
klinis dan radiologis oleh tim onkologi multidisiplin sangat penting! Penilaian perubahan
massa tumor sangat penting dalam e$aluasi klinis dari terapi kanker! Penyusutan ukuran
tumor (respon obyekti) dan waktu perkembangan penyakit adalah target penting dalam u/i
klinis kanker (isenhauer et al!, 2"")!
Dengan mengetahui respon terapi, mereka yang memiliki respon baik terhadap
kemoterapi harus melan/utkan ren-ana pengobatan yang telah digariskan! 'ntuk pasien
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 12/31
dengan penyakit progresi, dilakukan transisi ke re/imen nonresisten silang atau melan/utkan
dengan inter$ensi bedah untuk penyakit yang operabel! $aluasi respon terhadap terapi /uga
diperlukan untuk menentukan inter$ensi bedah yang optimal pada setiap kasus se-ara
indi$idual (ngstrom et al!, 2"13)!
Penilaian respon ob/ekti dengan pengukuran penge-ilan diameter tumor terhadap
kemoterapi neoad/u$ant dapat melalui metode 'orld (ealth )rgani*ation (0?E) atau
metode Response evaluation criteria in solid tumor (:;#*+)! 6etode 0?E dengan
mengukur se-ara bidimensional sedangkan :;#*+ se-ara unidimensional (isenhauer et al!,
2"")!
K:#+:#&:*PE.
0?E :;#*+
;omplete
:esponse
?ilangnya tumor paling sedikit 4
minggu dalam pemeriksaan 2
berturut9turut
?ilangnya tumor paling sedikit
selama 4 minggu
Partial :esponse Penge-ilan ukuran ($olume) tumor A
"% paling kurang 4 minggu, tidak
terdapat lesi baru atau progresi
penyakit!
Penge-ilan ukuran diameter
maksimum tumor A 3"%, tidak
ada lesi baru, tidak ada progresi
*table disease Penge-ilan ukuran ($olume) tumor
tidak sampai "% atau bila ter/adi
peningkatan ukuran ($olume) tumor
tidak melebihi 2%
Penge-ilan ukuran diameter
maksimum tumor <3"% atau
membesar < 2"% pada satu
periode tertentu
Progressi$e
disease
6embesarnya diameter maksimum
tumor A 2% atau timbulnya tumor
pada tempat baru
6embesarnya diameter
maksimum tumor A 2"% atau
timbulnya tumor pada tempat
baru
+abel ! Perbandingan Kriteria :espon 0?E dan :;#*+
2.&. KE(RESISTENSI
*aat ini kemoterapi neoad/u$ant dan ad/u$ant masih diterapkan se-ara empiris,
karena belum ada u/i klinis yang memungkinkan untuk memprediksi respon dan manaat
dari kemoterapi tertentu! $aluasi respon klinis tumor terhadap kemoterapi neoad/u$an
biasanya dilakukan dengan kaliper, '*=, atau mammograi (Denkert et al!, 2"11)!)!
:esistensi obat merupakan aktor utama yang membatasi eekti$itas kemoterapi!
+umor dapat se-ara intrinsik resisten sebelum pemberian kemoterapi, atau resistensi dapat
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 13/31
diperoleh selama pengobatan oleh tumor yang awalnya sensiti terhadap kemoterapi (Kerbel
:, 14L ongley, 2"")! *elan/utnya, dalam proses mendapatkan resistensi, tumor dapat
men/adi resisten terhadap berbagai agen kemoterapi, yang akhirnya menyebabkan kegagalan
pengobatan pada lebih dari "% pasien KPD metastasis (ongley and ohnston, 2"")!
6emahami mekanisme ter/adinya kemoresistensi sangat penting untuk
mengembangkan pendekatan terapi untuk mengobati kanker! 6asalah resistensi obat sangat
kompleks, banyak aktor yang mempengaruhi sensiti$itas obat, termasuk > penghabisan obat
diper-epat L akti$asi dan inakti$asi obat L perubahan dalam target obat L metilasi D.& L
pengolahan kerusakan akibat obat L dan penghindaran terhadap apoptosis (0ilson et al!,
2"")!
:espon indi$idu terhadap kemoterapi dapat dinilai se-ara in vivo dengan mengukur
parameter biologis atau dengan mengikuti parameter klinis, se/auh ini belum ada biomarker
yang disepakati dapat memprediksi respon indi$idu terhadap regimen antineoplastik yang
diberikan, atau untuk satu obat tunggal tertentu yang akan men/adi paling eekti dari
se/umlah Nat lainnya! Dilema ini sedang di-ari penyelesaiannya dengan melakukan berbagai
penelitian dengan memanaatkan ekspresi gen mi-roarray (uMmani, 2"")!
Pengembangan D.& mi-roarray dan teknologi proteomik memungkinkan kita untuk
lebih memahami gen yang mungkin terlibat dalam mengatur respon sel tumor terhadap
kemoterapi! +eknologi tersebut akan mengarah pada identiikasi panel biomarker, identiikasi
panel gen, ekspresi yang dapat memprediksi respon terhadap kemoterapi! Kemampuan untuk
memprediksi respon tumor bisa membantu untuk memilih kemoterapi yang paling tepat dan
pemilihan regimen yang ditargetkan untuk karakteristik molekuler tertentu (eresord et al!,
2""a)!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 14/31
=ambar 2 > 6ekanisme resistensi obat kemoterapi pada sel tumor! Dikutip dari (0ilson et
al!, 2"")
2.*. APPTSIS
6emahami apoptosis ( programmed cell death) dalam kondisi penyakit sangat
penting, karena hal ini bukan sa/a memberikan pengertian tentang patogenesis penyakit tetapi
/uga memberikan kemungkinan untuk mengembangkan -ara pengobatan! ?ingga saat ini
kemoterapi maupun radiasi ditu/ukan untuk membunuh sel kanker melalui apoptosis, akan
tetapi ungsi apoptosis pada kanker seringkali tergangu, sehingga tidak /arang menimbulkan
resistensi! &poptosis merupakan suatu proses isiologis yang dikendalikan dengan kontrol
genetik yang ketat, berlangsung melalui proteolisis, kondensasi dan ragmentasi D.& disusul
dengan pengerutan sel! *e-ara biokimiawi ter/adi akti$asi berbagai endonuklease dan protease, D.& dipe-ah men/adi ragmen9ragmen dengan pan/ang berbeda! Proses ini
berakhir dengan di QmakanR nya sel9sel tersebut oleh sel9sel yang berada di sekitarnya
misalnya makroag, tanpa merangsang respon inlamasi (Kurosaka K et al!, 2""3)!
Dalam kaitannya dengan pengendalian tumorigenesis, apoptosis merupakan
mekanisme penting untuk men-egah prolierasi sel yang mengalami kerusakan D.&, agar
sel9sel dengan lesi D.& tersebut tidak dilipatgandakan, sehingga dalam hal ini apoptosis
berungsi sebagai salah satu kontrol checkpoint dalam siklus sel! Kegagalan sel9sel tumor
untuk melaksanakan mekanisme apoptosis merupakan salah satu aktor yang mendasari
petumbuhan tumor, instabilitas genetik sel9sel bersangkutan dan resistensi terhadap
kemoterapi (Kim et al!, 2"")
2.*.1. (ekanise A'o'tosis
6ekanisme ter/adinya apoptosis melibatkan kaskade akti$asi berbagai molekul
bergantung energi! ;aspase adalah molekul utama dalam mekanisme apoptosis karena
merupakan inisiator maupun eksekutar apoptosis! &da 3 /alur, melalui mana -aspases dapat
diakti$asi, yaitu /alur ekstrinsik atau /alur reseptor kematian (death receptor pathway) dan
/alur intrinsik atau /alur mito-hondria! Kedua /alur menu/u ke arah /alur bersama (common
pathway) yang merupakan /alur eksekutor apoptosis! &da bukti9bukti bahwa /alur ekstrinsik
dan intrinsik terhubung satu dengan yang lain dan bahwa molekul di /alur yang satu dapat
mempengaruhi molekul di /alur yang lain! *elain itu ada /alur tambahan yang melibatkan
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 15/31
sitotoksisitas yang dimediasi oleh sel + dan pembunuh sel yang bergantung pada
perorinCgranNim (lmore *, 2""7)!
=ambar 3 > +iga /alur apoptosis yaitu /alur ekstrisnsik (deathreceptor pathway), /alur
intrinsik (/alur mitokondria) dan /alur perorinCgranNim!
2.*.2. Disre#%"asi A'o'tosis Pada Kanker
6alungsi apoptosis berperan penting pada patogenesis kanker! %urvival sel kanker
dapat diinduksi melalui inakti$asi sinyal pro9apoptotik atau akti$asi /alur anti9apoptotik! &da
tiga -ara utama yang dapat menekan apoptosis sel kanker, yaitu > 1) disrupsi keseimbangan
antara protein pro9apoptotik dan anti9apoptotikL 2) penurunan ungsi -aspaseL 3) gangguan
pensinyalan reseptor kematian (0ong, 2"11)!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 16/31
=ambar 4 > 6ekanisme yang berkontribusi pada disregulasi apoptosis dan karsinogenesis
(dikutip dari wong)
erbagai penelitian akhir9akhir ini mengungkapkan beberapa /enis kanker
mempunyai mekanisme lain untuk melindungi dirinya terhadap apoptosis, yaitu dengan -ara
mengakti$asi aktor transkripsi .89S! *eperti diketahui .89S yang berada dalam status
inakti dalam sitoplasma men/adi akti apabila ada respons sinyal tertentu sehingga terlepas
dan translokasi ke nukleus dimana akan mengaktikanse/umlah gen sasaran yang diperlukan!
*ebagian di antara gen sasaran ini terlibat dalam antagonis apoptosis, termasuk diantaranya
#&P91, #&P92, T#&P, +:&891 dan +:&892, yang memblok /alur ekstrinsik dan intrinsik
(0einberg, 2""7)!
2.0. D6RUBI7IN
Doorubi-in merupakan antibiotik golongan antrasiklin yang diisolasi dari
%treptomyces peucetius var caesius pada tahun 1"9an (6inotti et al!, 2""4)! Pada tahun
1" dan awal 17"9an doorubi-in mun-ul sebagai agen terapi baru terhadap kanker
payudara metastatik! Pada tahun 1"9an regimen berbasis doorubi-in menetapkan diri
sebagai kelas utama kemoterapi yang digunakan dalam pengobatan kanker payudara stadium
awal dan lan/ut (*peth et al!, 1)!
6ekanisme ker/a doorubi-in sebagai agen sitotoksikadalah sebagai berikut L
menghambat sintesis D.& dan :.& dengan -ara interkalasi D.& L (*peth et al!, 1)
membentuk radikal bebas semiMuinon dan radikal bebas oksigen melalui proses yang
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 17/31
berikatan dengan besi dan proses redukti yang diperantai enNim! 6ekanisme radikal bebas
inilah yang diketahui bertanggung/awab pada kardiotoksisitas (0esterblad et al!, 2"11)!
&nthrasiklin telah men/adi tulang punggung kemoterapi selama 3" tahun terakhir
dan telah digunakan se-ara luas selama ini! .amun doorubi-in mempunyai toksisitas
akumulasi /angka pan/ang berupa cardiac disfungction, myelodisplasia, dan leukemia (Press
et al!, 2"11)! Dan terapi berbasis doorubi-in /uga memiliki keterbatasan eektiitas pada
KPD akibat resistensi obat (iu et al!, 2"13)! +antangan yang dihadapi dalam pemakaian
kemoterapi doorubi-in adalah memilih pasien yang tepat dengan eek samping yang
minimal! Kemampuan untuk memprediksi respon tumor bisa membantu untuk memilih
kemoterapi yang paling tepat dan pemilihan regimen yang ditargetkan untuk karakteristik
molekuler tertentu (Denkert et al!, 2"11)!
2.. NF89B
2..1. An##ota Ke"%ar#a NF89B:I9B dan F%n#si Fisio"o#is
.89S pertama kali di/elaskan sebagai aktor transkripsi pada sel dewasa yang
mengikat elemen yang mengendalikan ekspresi imunoglobulin kappa rantai ringan (*en, :! F
altimore,! 1)! *e/ak penemuannya pada tahun 1, .89S telah dipela/ari se-ara
intensi dan ditemukan memiliki peran dalam mengatur transkripsi beberapa gen target lewat
ikatannya dengan situs S melalui /alur -anoni-al (klasik) atau non-anoni-al (alternati)!
Pada sel mammalia, keluarga .89SC:el terdiri dari lima anggota > :el& (p), -9
:el, :el, .89S1(p"Lp1"), dan .89S2 (p2Lp1"")! Protein ini memiliki struktur terdiri
dari 3"" asam amino seMuen-ial disebut wilayah R+ yang berisi dimerisasi, dan mengikat
D.& domain inti! +iga dari anggota keluarga L :el&, -9:el, dan :el memiliki domain
transakti$asi di ;9terminus! .89S1Cp1" dan .89S2Cp1"" merupakan prekursor yang
tidak akti dari protein p" dan p2L dan dalam keadaan tidak distimulasi, di sitoplasma!
Proses proteolitik meniadakan domain penghambatan di ;9terminal memungkinkan protein
yang dihasilkan dapat masuk ke inti sel! P"dan p2 biasanya membentuk homodimer atau
heterodimer dengan salah satu dari tiga protein yang memiliki domain transakti$asi! :el&
dan p" ada diberbagai /enis sel, sedangkan ekspresi -9:el terbatas pada sel9sel
hematopoietik dan limosit! kspresi :el terbatas pada organ yang spesiik, seperti timus,
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 18/31
kelen/ar getah bening dan patch peyer-s! Dimer masing9masing .89S memiliki ainitas
D.&9binding yang berbeda pada gugus S dengan konsensus seMuen-ial 9
===:..55;;93 (:, purin > 5, pirimidin > ., any base), dan ungsi mereka yang sering
o$erlap! *truktur homodimer kompleks :el &Cp yang paling sering diteliti dengan
karakteristik urutan D.& S ( 9 ==&&+++;;93) (&ndrea, F *ankar et al!, 2"")!
.89S dinyatakan dalam sitoplasma pada hampir semua /enis sel, dimana
akti$itasnya dikendalikan oleh keluarga pengatur protein yaitu inhibitor N./B (#S)!
&nggota #S (#SH, #SI, #S dan -l93) umumnya memiliki 97 pengulangan ankyrinԑ
terdiri dari 33 urutan asam amino yang mengikat .89S dimer! Protein .89S1Cp1" dan
.89S2Cp1"" yang belum diproses /uga mengandung pengulangan ankyrin pada ;9terminal,
sehingga mereka dimasukkan dalam keluarga #S! Protein #S awalnya berperan dalam
mempertahankan .89S dimer dalam sitoplasma oleh Nuclear ocali*ation %e0uences
(.*s) (=hosh et al!, 2"12)! Penelitian terakhir, menun/ukan bahwa baik #SH dan #Sԑ
terhubung antara nukleus dan sitoplasma dalam kompleks .89S9#S! Kompleks ini mampu
menggusur .89S dari D.& target dan mengangkut kembali ke sitoplasma! kspresi protein
#S diatur oleh .89SL lewat mekanisme umpan balik! .amun ekspresi #SI tidak diatur
oleh .89S! *ebaliknya, #SI konstituti dipertahankan dalam sitoplasma, yang menun/ukan
bahwa ia tidak terlibat dalam lingkaran autoregulatori signal .89S! (?inN,6! F *-heidereit,
2"14)
*truktur &nggota keluarga .89S dan #S
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 19/31
=ambar 2! &nggota keluarga .89S memiliki sebuah struktural :el9homolog domain
(:?D), yang domainnya lokasi di inti, moti dimerisasi dan memiliki transa-ti$ation domain
non9homologous (:el)! :e# /uga mengandung moti leuNin9Nipper (U)! &nggota
keluarga #S, termasuk p1" dan p1"" ditandai dengan pengulangan ankyrin! 'rutan asam
amino dari situs osorilasi memi-u degradasi mereka! =lysine9ri-h region (=::),
diperlukan dalam pengolahan p1" dan p1""!
&kti$asi .89S diatur oleh sinyal yang menurunkan #S! *timulus dari /alur
-anoni-al biasanya oleh sitokin proinlamasi seperti tumor nekrosis a-tor H (+.8H) dan
interleukin91I (#91I)! Pengikatan ligan untuk reseptor hasil dalam perekrutan kompleks #KK
terdiri dari subunit katalitik #KKI dan #KKH dan modulator peraturan subunit N./B
essential modulator (.6E) (=ambar 1!)! &kti$asi kompleks #KK ter/adi baik oleh trans9
autoosorilasi atau melalui #KK kinase seperti +&K#! (0ang et al!, 2""1)! *ubunit p"
memiliki kode prekursor 1"kDa yang diproses untuk membentuk p"! *truktur
cristallografik dari #SIH yang terikat pada pCp" menun/ukan .* p yang tertutup dan
.* p" yang tetap terbuka! .* dari p" dan nuclear e!port se0uence (.*) dari #SIH
keduanya dapat diakses sehingga ada kemungkinan arahnya bolakbalik dari kompleks
#SIHCpCp" antara nukleus dan sitoplasma, tapi lokasi kompleks ter/adinya proses tetap
dalam sitoplasma! 8osorilasi dan ubi0itination #KI mengakibatkan degradasi, terlepasnya
dimer .89S (ohnson et al!, 1)! 8osorilasi subunit p pada residu serin 3 (*3)
dalam transactivation domain (+&D), penting dalam akti$asi transkripsi dimer .89S
(*akurai et al!, 2""3)! Degradasi #SIH berarti tidak ada lagi kompleks .* dan .* pada p
dan p" yang terbuka, dan berarti lokasi selan/utnya adalah inti! Dimer .89S, bertranslokasi
ke nukleus dan mengatur transkripsi berbagai gen! Pengikatan hasil dimer pCp" pada #SIH
resintesis, kemudian #SIH diekspor kembali ke sitoplasma, mengikat .89S dan
menonaktikan /alur tersebut! 8osatase protein 2& adalah tombol pengatur umpan balik ini
karena deosorilasi #KKI memungkinkan untuk stabilisasi dan sintesis #SIH baru di
sitoplasma, yang kemudian mampu mengikat dimer .89S (arisi- et al!, 2"")!
alur non9-anoni-al atau alternati .89S, membutuhkan akti$itas kinase #KKH dan
tidak seperti /alur -anoni-al .89S yang akti$itasnya dari #KKI dan .6E! alur ini
diaktikan oleh ligan seperti Bcell activating factor , ;D4" dan lymphotoin9I! Dimer dari
#KKH diaktikan oleh N./B inducing kinase (.#K)! Perbedaan lain kedua /alur ini adalah
bahwa pengolahan p1" untuk p" adalah konstituti, tetapi pengolahan p1"" untuk p2
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 20/31
dikendalikan oleh akti$asi non9-anoni-al pathway! Dalam keadaan tidak akti, :e#I
diasingkan dalam sitoplasma oleh p1"", tapi setelah /alur diakti$asi, p1"" terosorilasi dan
diolah men/adi p2! Pengolahan p1"" ke p2 mengakibatkan hilangnya ankyrin se-ara
berulang di ;9terminus dan memungkinkan translokasi dari dimer :elCp2 ke dalam inti
(8an, ;!6! F 6aniatis, 11)! 6irip dengan /alur -anoni-al, umpan balik negati dapat
ter/adi, melibatkan osorilasi .#K oleh #KKH! ?asil ini ter/adi dalam kondisi .#K yang stabil
dan penurunan sinyal non9-anoni-al, untuk men-egah aktiasi berlebih (:aNani, , et all!,
2"1")!
6eskipun mereka sering diaktikan se-ara bersamaan, dua /alur akti$asi .89S ini
memiliki ungsi regulasi yang berbeda! alur klasik biasanya dipi-u oleh ligan yang mengikat
+.8 , 1 cell receptor (+;:), -ell receptor (;:), +oll9like :e-eptor (+:), dan anggota
superamily #nterleukin91 re-eptor (#91:)! alur ini berakhir pada transkripsi target gen yang
mengkode kemokin, sitokin, molekul adhesi, respon inlamasi, dan kelangsungan hidup sel!
*ebaliknya /alur alternati dipi-u oleh akti$asi anggota keluarga reseptor +.8 tertentu
(&889:), ;D4" dan ;D3"! &kti$asi /alur alternati mangatur perkembangan organ limoid
dan sistim imun adapti (oniNNi =, et al!, 2""4)!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 21/31
=ambar 1!3! alur klasik dan alternati akti$asi .89S! Dalam akti$asi klasik .89S, sinyal
dipi-u melalui +8:, #91: dan +:! *ignal dimediasi 6&PC:K kinase kinase 3 (6KK3)
dan #KKI mengakibatkan degradasi #SH dan translokasi dari :el&Cp" homodimer ke inti!
alur alternati akti$asi .89S, sinyal dipi-u melalui ;D4", +I:, atau &889: dimediasi
oleh .#K dan #KKH, yang mengarah pengolahan p1"" dan translokasi dimer p2 ke dalam
inti!
2..2. Peran nko#en NF89B
Dalil ?anahan dan 0einbers menyebutkan beberapa langkah tumorigenesis yaitu
adanya signal growth a-tor, ketidakpekaan signal growth inhibitor, penghindaran dari
apoptosis, terbatasnya potensi replikasi, perangsangan angiogenesis, in$asi ke /aringan
sekitarnya serta metastasis! .89S pathways mengatur transkripsi berbagai gen yang terlibat
dalam respon imun, inlamasi, prolierasi, dan apoptosis! anyak dari proses ini adalah
hallmarks kanker (?anahan, D! &nd weinberg, :! &! et al!, 2"11)!
.89S dapat mengerahkan eeknya pada setiap aspek dari tumorigenesis termasuk
pada sinyal "rowth factor , ketidakpekaan signal growth inhibitor , menghindari apoptosis,
potensi replikasi terbatas, rangsangan angiogenesis, in$asi ke /aringan sekitarnya serta
metastasis! .89S dapat memberikan eek pada setiap aspek dari tumorigenesis melalui
induksi ekspresi protein hilir, dan dengan demikian mungkin men/adi dasar transisi dari
inlamasi ke pertumbuhan kanker! Pada dasarnya, .89S mengontrol prolierasi sel dengan
mengaktikan "rowth .actor, 23, granulocyte monocte colony stimulating factor, dan ;D
4" (Kang, 6! :! et al!, 2"")! .89S mengatur perkembangan siklus sel dengan
mengaktikan cmyc dan cyclin 4$5 .89S menghambat program cell death melalui regulasi
protein anti apoptosisL -#&P*, -98#P dan anggota family ;92! Protein ini sangat penting
dalam menopang sel prekanker diubah se-ara genetik, dan eek mereka terhadap perubahan
menu/u keganasan! .89S dapat meningkatkan angiogenesis dan metastasis tumor melalui
regulasi kemokin seperti #9 (migrasi), G=8 (angiogenesis) dan 66P (penyebaran)
dimana ekspresi gen9gen ini dapat berubah dengan .89S sebagai mediator kun-i (Karim
6! F in, &! 2""2)!
+abel 7! .89S target gen yang terkait peningkatan progresi$itas tumor
AKTI;ITAS GEN
#nlamasi
;ellular immortality
+.8, #91, ;hemokines
+elomerase
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 22/31
;ell sur$i$al
&ngiogenesis
Prolieration
+umor Promotion
6etastasis
;9T, -#&P, T#&P, -8#P
G=8, +.8, #91, #9
+.8, #91, #9
;ET2, i.E*, 66P, uP&
#;&691, G;&691, &691
%ingkatan > -#&P, -ellular inhibitors o apoptosis> T#&P, T -hromosome9linked inhibitors o
apoptosis> -8#P, -aspase 98&*9asso-iated death domain (8&DD)9like #91I9-on$erting
enNyme inhibitory protein > G=8, $as-ular endothelial growth a-tor > ;ET2,
-y-looygenase 2 > i.E*, indu-ible nitris oide synthase > 66P9, metalloproteinase9 >
uP&, urokinase plasminogen a-ti$ator > #;&691, intra-ellular adhesion mole-ule91 >
G;&691, $as-ular -ell adhesion mole-ule91 > &691, endothelial9leu-o-yte adhesion
mole-ule91!
2..3. NF89B dan Kanker Pa$%dara
kspresi peningkatan .89S dan akti$itas mengikat D.& meningkat di lini sel
kanker payudara! #ni ditemukan pada tumor mammae tikus dibandingkan dengan /aringan
normal, dan tumor payudara primer manusia (*o$ak, 6!&! et al!, 17)! kspresi subunit
p pada inti ( lewat /alur -anoni-al) ditemukan berkorelasi dengan indeks yang tinggi dari
prolierasi, high grade tumor dan : negati pada KPD (*o$ak, 6! &! t al!, 17)! &kti$itas
D.& dari p dan p" berkorelasi kuat dalam sampel tumor pada KPD! Kur$a Kaplan9meier
untuk disease free survival (D8*) menun/ukan bahwa pasien dengan penampilan D.& p"
akti$itas tinggi memiliki D8* yang lebih buruk (Uhou, 5! t al!, 2"")!
*ubunit yang terlibat dalam kedua /alur .89S telah diselidiki! *ubunit p" dan
subunit p2 dari /alur non9-anoni-al .89S disa/ikan dalam nukleus /aringan tumor
payudara! Ketika immunohistokimia dilakukan pada /aringan KPD dan /aringan normal yang
berdekatan, ekspresi subunit p" dan p2 se-ara signiikan lebih tinggi pada /aringan kanker
(;ogswell, P! ;! et al!, 2""")! Dengan western blots raksi inti diekstraksi dari /aringan
payudara normal dan /aringan kanker yang berdekatan /uga menun/ukan peningkatan p2
pada /aringan kanker payudara, disertai peningkatan m:.& dari gen S termasuk p", p2,
inhibitory protein #S, -l93 dan -y-lin D1 yang kemungkinan merupakan peningkatan gen
transkripsi yang diatur oleh .89S (;ogswell, P! ;! et al!, 2""")!
eberapa penelitian menun/ukan korelasi akti$itas .89S dengan estrogen! Pada sel
payudara, le$el akti$itas .89S yang mengikat D.& meningkat pada : negati
dibandingkan : positi (.akshatri, ?! t al!, 17)! *elain itu, tikus dengan seladenokarsinoma mammae dengan enotip hormonindependen mengalami peningkatan dua
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 23/31
kali lipat pada akti$itas D.&nya dibanding mereka yang tidak berkembang hormon
idependence (.akshatri, ?! t al!, 17)5 Ketiadaan : /uga berkorelasi dengan peningkatan
D.& .89S yang terikat dalam serangkaian tumor payudara primer (.akshatri, ?! t al!,
17)!
Crosstalk antara beberapa pathway dan .89S telah dilaporkan pada KPD dan ada
bukti yang menun/ukan bahwa ini memberikan kontribusi terhadap ke/adian resistensi
endokrin (*as! ! t al!, 2"12)
.89S dapat menghambat : dalam beberapa /alur! &kti$asi &kt menghambat
akti$itas 8orkhead bo 3 (8ETE3&), dimana protein ini berperan dalam sintesis :,
sehingga menghalangi akti$itas 8ETE3& menyebabkan penurunan transkripsi :! alur
lainnya, .89S merangsang akti$itas enhan-er Neste homolog 2 (U?2) yang akan
menghambat :! .89S /uga dapat menghambat transkripsi : lewat upregulating limp91
(*as! ! et al!, 2"12)
6;87 : positi dengan akti$asi plasmid &K+ (sel myr&kt1 6;87) memberikan
resistensi tamoien dan penambahan asam eicosapentaenoic, yang menghambat &K+,
membuat sel peka terhadap pengobatan tamoien (de=raenried, !&! et al!, 2""4)!
Penyelidikan lebih lan/ut menggunakan tamoien9resistant myr&K+91 6;87,
dibandingkan dengan sel 6;87 normal, menun/ukan peningkatan kadar osorilasi #SH dan
.89S D.&9binding dan meningkatkan akti$itas transkripsi (de=raenried, !&! et al!,
2""4)! Penghambatan .89S oleh parthenolide atau sebuah non9degradable #S, yang
menghambat akti$itas .89S sel ini, dapat mengembalikan sensitiitas terhadap tamoien
(de=raenried, !&! et al!, 2""4)!
?:2 telah dilaporkan mengaktikan .89S dan o$erekspresi ?:2 berpengaruh
pada respon apoptosis oleh +.8H melalui /alur .89S (iswas, D!K! et al!, 2""4)! *el kanker
payudara dengan ekspresi yang berbeda pada : dan ?:2, pada : negati (baik ?:2
positi atau negati) menun/ukan D.& p" lebih tinggi daripada akti$itas : positi, dan
?:2 positi menun/ukan akti$itas intermediate (+474 dan 6;87C?:2) daripada ?:2
negati (6;87 dan +47D) (Uhou, 5! t al!, 2"")! &ktiitas p yang tinggi di dapatkan pada
sel *kr3 ?:2 positi, : negati dibanding dengan ?:2 negati (6D&969231) :
positi (Uhou, 5! t al!, 2"")!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 24/31
Pengobatan dengan parthenolide dapat mengembalikan sensiti$itas tamoien dalam
sel 6;87C?:2 dan sel +474, yang keduanya : dan ?:2 positi, hal ini mendukung
hipostesis bahwa ?:2 menginduksi akti$asi .89S dan ini memberikan kontribusi terhadap
resistensi tamoien ( Uhou, 5! t al!, 2"")! .89S dimer pCp" menampilkan akti$itas
D.&9binding tumor yang tinggi pada : negati, terutama ?: positi! &kti$asi .89S
dirangsang oleh heregulin (merangsang ?:2) dalam sel *kr3, dimana : negati dengan
ampliikasi ?:2! Penambahan her-eptin menghambat aktiitas .89S, seperti lewat
akti$asi .6E pada domain peptida, mengakibatkan diblokirnya progresi siklus sel dan
prolierasi serta induksi apoptosis (iswas, D!K! et al!, 2""4)!
*elan/utnya, urokinase9type plasminogen a-ti$ator (uP&) (yang mengatur migrasi
sel) diaktikan oleh interaksi antara .89S dan protein akti$ator 1 (&P91), sebuah kompleks
transkripsi yang /uga terlibat dalam regulasi gen dan proses prolierasi dan apoptosis
(?ansen, *!K! et al!, 12)! &kti$itas D.& pada /alur .89S -anoni-al ditemukan berkorelasi
dengan le$el ?:2 pada : positi tumor payudara! &kti$asi subunit p" berkorelasi dengan
akti$itas &E91 dan ekspresi uP&! kspresi yang tinggi uP& menghasilkan penurunan D8*
pada awal kanker payudara dan .89S terlibat dalam potensi in$asi dan rekurensi kanker
payudara (Uhou, 5! t al!, 2"")!
?ubungan antara .89S dan : /elas dan /alur .89S memainkan peran dalam
perkembangan kanker payudara! *ehingga dimungkinkan dibuat target terapi, dan inhibitor
untuk menghambat resistensi endokrin! *alah satu strategi adalah menargetkan #KKs untuk
menghambat ungsi mereka di sinyal hilir .89S serta ungsi independent .89S (=amble
et al!, 2"12)!
2.<. NF9B dan RESISTEN KE(TERAPI
*elain perannya dalam kelangsungan hidup sel kanker, akti$itas .89S /uga
diidentiikasi sebagai mekanisme kun-i resistensi -isplatin (i et al!, 2""a)! &kti$itas .89S
berbanding terbalik dengan sensiti$itas sel terhadap kemoterapi sel karsinoma (;huang et al!,
2""2a)! *elan/utnya, pengobatan /angka pan/ang dari panel cell line kanker paru, dengan
meningkatnya dosis -isplatin, diproduksi -ell line yang resisten terhadap -isplatin yang
dimediasi kematian sel! *el yang resisten ini menun/ukan adanya peningkatan ekspresi .89
S, dibandingkan dengan mereka yang sensiti terhadap -isplatin, sehingga adanya implikasi
.89S sebagai mediator potensial resistensi terhadap -isplatin (arr et al!, 2"13)!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 25/31
Protein inti, terisolasi dari sel9sel prostat yang diobati dengan -isplatin, telah
diaktikan dengan .89S lebih besar dari sel kontrol yang tidak diobati, dan diukur
ekspresinya saat mengikat D.&! Kegiatan ini dapat dihambat oleh transeksi dengan p
si:.&! ;isplatin, meningkatkan akti$itas pengikatan D.& dari .89S melalui peningkatan
ekspresi dan akti$asi proteinya sehingga membatasi eekti$itas potensi sendiri! Pengobatan
sel tumor dengan genistein inhibitor &K+9.8S, menghambat akti$itas .89S pada murine,
memperlihatkan sensiti$itas -isplatin (i et al!, 2""a)!
*el kanker mengandalkan ekspresi onkogen untuk pemeliharaan enotip ganasnya!
Ketergantungan ini memberi pilihan terapi molekuler pada target gen melalui penghambatan
/alur adikti, seperti /alur .89S, yang berperan dalam mekanisme apoptosis sel kanker!
&kti$itas kompleks .89S melibatkan beberapa /alur sinyal dan koneksi crosstalk yang
mempengaruhinya (&riga et al!, 2""2)! Eleh karena itu penting untuk mengidentiikasi /alur
tertentu pada sel kanker, untuk memperluas pemahaman tetang sinyal .89S, sehingga
memungkinkan untuk seleksi rasional inhibitor yang sesuai!
2.<.1. Sti%"asi Rese'tor Gro-t Fa/tor
Dalam menghadapi sinyal etraseluler, se/umlah reseptor growth factor dapat
mengaktikan .89S melalui /alur P13KC&K+ (;rowley et al!, 2"")! kspresi peningkatan
=8: di o$arium, ser$iks, kandung kemih, dan kanker esoagus berkorelasi dengan
prognosis buruk terhadap respon klinis (.i-holson et al!, 2""1)! ;isplatin telah terbukti
memiliki akti$itas =8, seperti L pengobatan sel &4 dengan -isplatin mengakibatkan
osorilasi =8: dan akti$asi /alur P13KC &K+C .8S! Eleh karena itu dalam .*;;
pen/elasan potensial untuk -isplatin menginduksi ekspresi .89S dapat ter/adi melalui
stimulasi =8:! #ni menun/ukan bahwa pengobatan dengan -isplatin dapat menyebabkan
akti$asi =8:, dan resistensi terhadap -isplatin melalui /alur .89S (Kuroda et al!, 2"1")!
2.<.2. Ja"%r PI3K:AKT
alur P#3KC&K+ merespon lingkungan sinyal intraseluler dan ekstraseluler melalui
reseptor tirosin kinase (:+K)! &K+ adalah molekul sinyal yang penting yang bertindak
sebagai pusat hubungan pada /alur pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel! 6engaktikan
mutasi /alur P#3K yang umum pada kanker telah ditemukan terlibat dalam resistensi -isplatin!
*el yang dalam pengobatan inhibitor P#3KC&K+ men/adi sensiti pada berbagai /enis kanker,termasuk o$arium (.on9aka et al!, 2"12)! *el primer akut myeloid leukemia, dengan akti$asi
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 26/31
&K+ konstituti, diperlakukan dengan inhibitor &K+ 524""2, menun/ukan penurunan di
kedua p9&K+, dan /alur .89S mungkin merupakan mekanisme yang layak untuk P13K
yang akti mempromosikan ketahanan terhadap agen sitotoksik (=randage et al!, 2"")!
&K+ memediasi akti$asi .89S membutuhkan molekul eektor m+E:, yang
membentuk subunit katalitik dari dua kompleks molekul sinyal > kompleks m+E: (m+E:;1
dan m+E:;2)! m+E:;1 dikaitkan dengan membran endosomal, dimana ia mempromosikan
pengaturan dari m:.& .89S, seperti -l92, -l9, dan -y-lin D, melalui ee-tor 49
binding protein 1 (49P1) (Debenedetti and =ra, 2""4)! &kti$asi kronis dari m+E:;1
sering ter/adi pada kanker! &kti$asi &K+ m+E:;1 melalui osorilasi tuberous sclerosis
comple! (+*;) dan akti$asi berikutnya dari regulasi m+E:;1, :heb (#noki et al!, 2""2)!
Penghambatan m+E:;1 yang diinduksi :apamy-in menekan kanker payudara pada model
tikus (.amba et al!, 2""), sedangkan induksi :heb mempromosikan metastasis dan
perkembangan tumor (u et al!, 2"1")! Eleh karena itu, P#3KC&K+9 dependent, akti$asi
m+E:;1 berkontribusi untuk promosi kanker dan -hemoresistan-e melalui pen/abaran .89
S gen target!
*ebaliknya, m+E:;2 dapat diaktikan melalui pengikatan ribosom dengan
osorilasi &K+ ser 473 (UinNalla et al!, 2"11)! +he alosterik m+E: inhibitor, rapamy-in, tidak
menghambat m+E:;2, menawarkan pen/elasan atas kegagalan rapamy-in di P13K9
hypera-ti$ated "% dari glioblastoma dan berhubungan dengan =8:$###, sebuah =8:
mutan diaktikan, oleh akti$asi m+E:;2! =8:$### mutan meningkatkan akti$itas .89S
dan ketahanan terhadap agen perusak D.&! 6utan ini bergantung pada ekspresi m+E:;2
tapi tidak oleh sinyal &K+ atau m+E:;1 (+anaka et al!, 2"11)! m+E:;2 merupakan
mekanisme akti$asi .89S dan resistensi kemoterapi berikutnya pada sel dengan mutasi
=8:!
2.<.3. Ja"%r (AP Kinase:ERK
alur :as96itogen &-ti$ated Protein Kinase (6&PK) merupakan bagian integral
transduksi sinyal ekstraseluler, termasuk sitokin dan growth factor (nNler et al!, 2"11)! Pusat
/alur ini adalah akti$asi :as oleh oleh aktor pertukaran guanin dari son of sevenless (*E*)!
&kti$asi :as =+P9bound mengaktikan serineCthreonin kinase, :a, yang pada gilirannya
mengaktikan 6&PK, termasuk sinyal e!traselluler regulated kinase (:K)! :K V
translokasi ke inti dimana mereka mengaktikan unC8os family dari aktor transkripsi!
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 27/31
Karena peran sentral dalam prolierasi sel, tidak mengherankan kaskade *E*9:as9:a9
6&PK sering bermutasi pada kanker, dengan mutasi :&* ditemukan pada 4% kanker usus,
"% kanker pankreas (KatN et al!, 2""7)! ;isplatin menginduksi akti$asi terus9menerus dari
apoptosis /alur 6&PK dan -9un .9terminal kinase (.K)! *iat apoptosis /alur ini dapat
melalui 6&P2K dan 6KK1, yang mengaktikan .K! alur ini /uga mengaktikan .89S,
sebagai sinyal dierensial apoptosis! 6elalui mekanisme ini 6&PK dapat mendorong akti$asi
.89S dalam menanggapi pengobatan -isplatin (*an-heN9PerN et al!, 2""2) ?al ini berati
bahwa menonaktikan mutasi pada /alur .K dapat menyebabkan sinyal hanya melalui /alur
.89S dalam menanggapi pengobatan -isplatin, sehingga memberikan mekanisme potensi
perlawanan!
:a kinase inhibitor protein (:K#P) adalah suppresor6immunosurveillance metastasis
gen kanker yang bertindak sebagai regulator negati dari kedua kaskade 6&PK, diprakarsai
oleh :a91 dan akti$asi .89S, melalui regulasi negati #S (5eung et al!, 2""1)! Deplesi
:K#P berkorelasi dengan metastasis dan resistensi kemoterapi tumor padat (;hatter/e et al!,
2""4)! Pada kanker prostat, :K#P diatur oleh represor transkripsi *nail! +ranskripsi *nail
diatur sebagian oleh .89S dan merupakan modulator kun-i dalam metastasis (ea-h et al!,
2"")! *el kanker prostat yang menun/ukan akti$asi .89S mengakibatkan peninngkatan
le$el *nail, yang pada gilirannya menghambat ekspresi :K#Pdan melindungi sel dari
kemoterapi yang menginduksi apoptosis (aritaka et al!, 2"")! Penghambatan .89S oleh
D?6W, menurunkan ekspresi *nail dan -l9 yang mengarah ke tingkat peningkatan
ekspresi :K#P, sehingga meningkatkan sensiti$itas sel terhadap kemoterapi (aritaki et al!,
2"")!
2.<.&. Jan%s Kinase:Si#na" Transd%/er dan Akti5ator dari Ja"%r Transkri'si
*etelah mengikat reseptor serumpun mereka, reseptor Janus Associated #inase(&Ks) memosorilasi reseptor ligandbound mengakibatkan perekrutan dan akti$asi *ignal
+ransdu-ers and &-ti$ators o +rans-ription (*+&+s)! *+&+ terosorilasi membentuk
homodimers, terlokalisasi di inti, dan mengatur gen yang terkait dengan apoptosis dan
prolierasi (Darnell, 2""2)! &kti$asi *+&+ telah ditun/ukkan dalam tumor primer dan kanker
cell line, dimana diyakini berkontribusi pada onkogenesis (romberg, 2""2)! *+&+3 dapat
mengikat dan menyebabkan disosiasi kompleks .89S > #S! #ni dapat memperpan/ang
retensi .89S dalam inti dengan mengubah status asetilasi melalui interaksi dengan p3""
(ee et al!, 2"")! *+&+3 dapat mempromosikan akti$asi .8S bahkan dalam ketiadaan
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 28/31
signal #KK! Penghambatan *+&+3 mengurangi ekspresi -l9, gen sasaran .8S, dan re9
sensitiNing sel &4 (KulesNa et al!, 2"13)!
2.<.*. NF89B dan n/o#en
p3 adalah protein supressor tumor yang diaktikan pada stress selular, seperti
kerusakan D.&! *etelah diaktikan ia mengikat D.&, memodulasi ekspresi gen yang terkait
dengan repair D.& dan apoptosis (6a-8arlane et al!, 1)! Eleh karena itu p3 merupakan
mediator penting dari kematian sel diinduksi -isplatin! 6enariknya, .8S dapat mengikat
daerah promotor p3 yang menginduksi transkripsi untuk membentuk umpan balik negati!
?ilangnya mutasi ungsi p3 adalah umum ter/adi pada kanker dan kegagalan mekanisme
kontrol ini berpotensi menginduksi akti$asi konstituti dari /alur .8S (=reenblatt et al!,
14)! *ebuah panel p3 yang bermutasi pada cell line .*;; yang resisten terhadap
-isplatin, men/adi sensiti terhadap pengobatan pada transeksi dengan gen p3 wild tipe (ai
et al!, 2""")! Dengan demikian, status gen p3 dapat memainkan peran penting dalam
pengembangan resistensi -isplatin pada .*;;!
Dampak mutasi p3 pada .*;; dapat dipengaruhi oleh adanya mutasi onkogenik
tambahan! Protein signal :as, bertindak sebagai saklar molekuler dan sekali diaktikan
merambat lewat /alur sinyal hilir menyebabkan akti$asi .8S melalui #KK tankbinding
kinase $ (+K1) (arbie et al!, 2"")! &kti$asi .8S oleh onkogenik :as (K:&*) terlibat
dalam karsinogenesis paru (arbie et al!, 2"")! 6utasi K:&* ditemukan pada 2"93"%
kasus .*;;, sementara menonaktikan mutasi p3 ter/adi pada le$el sekitar "%!
*elan/utnya kedua mutasi ketika ter/adi bersamaan mengarah pada pengembangan dari
adenokarsinoma paru pada model tikus per-obaan yang mungkin sebagai akibat dari
peningkatan akti$itas .8S (meylan et al!, 2"")! ;isplatin yang menginduksi apoptosis
akan dimediasi, setidaknya sebagian, oleh p3 dalam menanggapi kerusakan D.&!&kibatnya ketahanan terhadap -isplatin di beberapa kanker dapat dimediasi melalui akti$asi
.8S yang dimediasi oleh K:&*!
2.<.0. NF89B dan Repair DNA
Penghapusan repair 4NA, dengan mekanisme perbaikan sel atau perusakan sel
melalui apoptosis, adalah penting untuk pemeliharaan integritas genom dan pen-egahan
penyakit! &mbang batas induksi apoptosis lebih rendah pada sel kanker dalam menanggapikerusakan D.& dibandingkan dengan rekan9rekan normal mereka (nNler et al, 2"11)! Ebat
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 29/31
berbasis platinum menginduksi apoptosis melalui aduksi D.&! Nucleotide e!cision repair
(.:), /alur utama repair D.& mempersiapkan D.& massal yang rusak oleh aktor
lingkungan dan kemoterapi (8riedberg et al!, 2"")! +ingkat batas .:9rate dipengaruhi oleh
produk protein dari gen :;;1 dan TP&;! :egulasi ekspresi gen ini berkorelasi dengan
peningkatan resistensi obat pada kanker o$arium (Dabholkar et al!, 14)!
Dalam sebuah penelitian tentang peran -l9 dalam perlindungan .: terhadap
-isplatin dinduksi translokasi .89S! 6ekanisme yang tepat .: mengaktikan .89S
belum diketahui, tetapi hal ini dipengaruhi protein pada ata!ia teleangiectasia mutated
(&+6) (0u and 6iyamoto, 2"")! +he &+6 dan rad93 related (&+:) kinase! &+: menekan
akti$asi .89S dalam respon terhadap stres replikati, oleh kompetiti pengikatan .6E
(0u and 6iyamoto, 2"")! &kibatnya sel9sel dengan le$el &+: tinggi menurun kadar .89
S nya dan peningkatan apoptosis dalam menanggapi -isplatin (omona-o et al!, 2"")!
2.<.. Tar#et Gen NF89B dan A'o'tosis
+arget gen .89S memainkan peran penting dalam regulasi banyak /alur yang
terlibat dalam hallmark kanker! .89S mengatur beberapa gen yang berhubungan dengan
inlamasi (+.8, #9 dan #;&6), kelangsungan hidup sel (-#&P1C2, -l92 dan -i9),
prolierasi (;dk2), perkembangan tumor (;ET2), angiogenesis (G=8), dan kematian sel
(8as dan 8as) (Pahl, 1)! &poptosis dapat dimulai dengan sinyal yang ter/adi diluar atau
didalam sel! *inyal9sinyal ini dapat mempromosikan kelangsungan hidup sel, seperti
stimulasi aktor pertumbuhan atau menginduksi apoptosis, misalnyaL +.8! alur apoptosis
digambarkan melalui dua mekanisme yang berbeda yaitu > hilangnya ungsi mitokondria dan
sinyal reseptor kematian melalui akti$asi kaskade -aspase!
2.<.<. Disre#%"asi (itokondria
alur mitokondria akti$asi -aspase dikendalikan oleh keluarga protein -l92 yang
bertindak oleh modulasi pelepasan akti$ator -aspase dari mitokondria (staMuier et al!, 2"12)!
Cell line kanker prostat, P;3, kadar protein sinyal anti9apoptosis -l92, -l9, dan sur$i$in
mengalami penurunan dalam menanggapi genistein inhibitor .89S! Penurunan ekspresi
protein ini ter/adi dalam hubungan dengan up9regulasi p21, sebuah protein apoptosis dan pro
inhibitor siklus sel! *el =enistein resensiti*ed resisten terhadap do-etael dan -isplatin
dimediasi apoptosis (i et al!, 2""a)! Demikian pula -ell line agresi kanker ser$iks yangresisten -isplatin, *KEG3, ipl, penghambatan sel .89S menyebabkan peningkatan ekspresi
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 30/31
id dan penurunan kadar -l9 dan -l92! Pergeseran ekspresi protein pro dan anti
apoptosis ter-ermin dalam peningkatan sensiti$itas sel9sel ini untuk pengobatan -isplatin
(5ang et al!, 2"11)! Deregulasi apoptosis merupakan mekanisme penting melalui
penghambatan terhadap .89S!
2.<.=. Kaskade 7as'ase
#nhibitor protein apoptosis adalah keluarga dari inhibitor apoptosis kuat yang
ditandai tiga ikatan bu-o$iral #&Ps yang menghambat akti$itas -aspase (8u et al, 2""3)! Pada
kanker kolorektal, kadar T9 linked #&P (T#&P) le$el m:.& se-ara siniikan lebih tinggi
di/aringan kanker primer dibandingkan dengan mukosa normal, dan ekspresinya berkorelasi
dengan perkembangan penyakit dan metastase (+akeu-hi et al!, 2"")! *elan/utnya, dalam
garis sel prostat resisten -isplatin, ekspresi .;aP, #&P meningkat dengan tingkat resistensi
-isplatin (.omura et al!, 2"")! Dalam sebuah studi +:&# menginduksi apoptosis dimana
akti$asi .89S menyebabkan ekspresi T#&P dan resitensi terhadap +:&# yang dimediasi
kematian sel (raeuer et al!, 2"")! Dalam sebuah studi klinis skuamous sel karsinoma head
and neck, le$el tinggi T#&P berkorelasi dengan peningkatan resistensi terhadap -isplatin dan
penurunan kelangsungan hidup (5ang et al!, 2"12)!
2.<.1>. Si#na"in# Rese'tor Keatian
&nggota keluarga +.8 reseptor (+.8:) dan ligan regulatornya memegang peran
penting dalam berbagai proses seluler! *e/umlah+.8:, termasuk 8as dan +:&# adalah
akti$ator kuat dari -aspase kaskade apoptosis melalui molekul adaptor -alle -98#P, 8&DD
(0ang et al,! 1)! Karena peran mereka dalam regulasi apoptosis sehingga sering disebut
sebagai reseptor kematian C death receptor (D:s)! Kematian sel yang diinduksi oleh D:s ini
diatur oleh gen target .89S, termasuk protein inhibitor apoptosis (0ang et al,! 1)!
Peran -98#P ditemukan dalam sebuah penelitian yang menun/ukan bahwa
penghambatan /alur 8&DD9-aspase mengakibatkan penurunan sensiti$itas apoptosis sel
tumor yang diinduksi obat! Dalam sebuah penelitian untuk mengidentiikasi protein baru pro9
apoptosis up9regulated ligan yang menginduksi .89S (;D4", #91 dan +.8), ekspresi -9
8#P ditemukan meningkat pada kedua m:.& dan tingkat protein! &nalisis /alur sel
':K&+, termasuk #S lebih mengekspresikan .6E mutan, dengan .89S merangsang
ligan PC#, menun/ukan penundaan ekspresi -98#P yang dimediasi .89S (KreuN et al!,2""1)! 6urine &2" sel9, rentan terhadap apoptosis dimediasi 8as, dilindungi dari apoptosis
7/24/2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA (JADI).docx
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-tinjauan-pustaka-jadidocx 31/31
melalui reseptor sinyal sel9 (;D4"), yang dikenal untuk mengaktikan .89S! Pra
pengobatan 9sel resisten terhadap 8as bisa men/adi sensiti terhadap apoptosis oleh pre
treatment dengan -y-lophosphamid! ;y-lophosphamid men-egah degradasi proteosom dari
#S, sehingga men-egah akti$asi .89S dan ekspresi -98#P berikutnya (KreuN et al!, 2""1)!
Pengobatan dengan -98#P, oligonukleotida anti sense mempromosikan -isplatin dan
antibodi 8as yang diinduksi apoptosis pada tingkat resistensi sel yang lebih besar (Kamara/an
et al!, 2""3)! 1he cancer associated gene (;&=) mengatur ekspresi dari epitel
mesenchymal transition (6+), protein terkait melalui :K, &K+ dan .89S pada tikus sel
181" melanoma! *nail dan -98#P dimediasi eek sel ;&= melindungi terhadap -elastrol
suatu agen anti kanker (Kim et al!, 2"")! Downregulasi ekspresi -98#P telah terbukti
berperan dalam sensitiitas kemoterapi beberapa /enis kanker termasuk adenokarsinoma
payudara (:ogers et al!, 2""7)!