bab ii lanjutan 347109.docx

Upload: raihan-zamahsyari

Post on 10-Jan-2016

236 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

II-10

ekspor perdana logam timah dengan kadar timbal yang rendah dengan merek Bangka Low Lead ke Jepang. Selanjutnya di tahun 1995, PT. Tambang Timah (Persero) melakukan penawaran saham umum perdana dan sejak saat itu 35 % saham perusahaan dimiliki oleh publik dan 65 % sahamnya masih dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.Pada tahun 1998, PT. Tambang Timah (Persero), Tbk. merubah anggaran dasar perseroan dan berubah menjadi PT. Timah (Persero), Tbk. dan juga melakukan diversifikasi usaha dengan membentuk sejumlah anak perusahaan yaitu PT. Tambang Timah, PT. Timah Industri, PT. Timah Investasi Mineral, PT. Timah Eksplomin, PT. Dok & Perkapalan Air Kantung (DAK), dan Indometal London Ltd. Lalu di tahun 2003, terdapat Kerjasama Operasi antara PT. Timah dan PT. Sarana Karya (SAKA) dalam pengolahan aspal di Pulau Buton.Selanjutnya di tahun 2006, anak perusahaan PT. Timah (Persero) Tbk, PT. Timah Industri mendivestasikan 275.000 sahamnya di Plimsoll Corporation, Pte, Ltd, Singapore kepada Sky Alliance Global Holding, Ltd.dan di tahun ini pula terjadi penghentian pencatatan (listing cancellation) atas Global Depositary Receipts (GDR) di London Stock Exchange (LSE) dan sejak itu saham perseroan hanya tercatat di Bursa Efek di Indonesia.Pada tahun 2008, PT. Timah (Persero), Tbk. meresmikan tanur 9 dan perluasan pabrik Electrolytic Refining (ER) yang merupakan proses metamorphosis dari perkembangan industri dan perkembangan timah dunia yang cukup drastis dari tahun 2003 2004. 17 Januari 2009, dilangsungkan peletakan batu pertama pembangunan pabrik Tin Chemical sebagai salah satu usaha perseroan dalam pengembangan produk hilir. Kemudian pada tanggal 1 Februari 2012, terbentuklah INATIN yang dalam hal ini PT. Timah (Persero), Tbk. dan anak perusahaannya menjadi anggotanya.

II.2. Lokasi dan Kesampaian DaerahPulau Bangka mempunyai luas 12.700 km dan secara geografis terletak di selatan garis khatulistiwa pada 1 80 LS 3 70 LS dan 105BT 108BT yang dikelilingi oleh Laut Cina Selatan disebelah utara, Selat Gaspar disebelah timur, Laut Jawa disebelah selatan, dan Selat Bangka disebelah barat. Bentuk Pulau Bangka memanjang ke arah tenggara dari arah barat sepanjang 180 km.Lokasi penambangan bijih timah yang dilakukan oleh Kapal Isap Produksi 16 dan Kapal Keruk 21 Singkep 1 berada di wilayah Laut Penyusuk. Berdasarkan wilayahnya, Laut Penyusuk termasuk ke dalam salah satu wilayah izin usaha pertambangan yang dikelola oleh Unit Laut Bangka (ULB) PT. Timah (Persero) yang berlokasi di Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Bangka Belitung. Lokasi dan kesampaian daerah dapat dilihat pada tabel II.1 dan gambar 2.1.TABEL II.1KESAMPAIAN DAERAHLokasi Jarak TempuhWaktu Tempuh KecepatanKondisi Jalan

Pangkal Pinang-Sungailiat34 km45 Menit60-8-km/jamMenaiki kapal cepat

Sungailiat-Belinyu (kantor Unit Laut Bangka)53 km1 Jam60-80km/jamJalan beraspal baik

Belinyu-Dermaga Mantung10 km15 Menit40-60km/jamJalan beraspal dan kerikil

Dermaga Mantung-KIP TImah 166 km45 Menit22 knotMelewati perairan Laut Cupat Luar dengan kapal cepat

Dermaga Mantung- KK 21 Singkep 16 km45 Menit22 knotMelewati perairan Laut Cupat Luar dengan kapal cepat

GAMBAR 2.1PETA LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAH

II.3. Iklim dan Curah HujanProses penambangan timah sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca. Pada proses penambangan timah di PT. Timah bila cuaca sedang baik maka proses penambangan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Namun bila terjadi cuaca buruk maka proses penambangan timah dapat terhambat bahkan terhenti sama sekali. Dalam hal ini PT. Timah mengatasinya dengan cara berpindah lokasi ke cadangan pelindung yang cuacanya relative lebih baik. Daerah Belinyu memiliki iklim tropis basah (tropical humid climate) seperti pada daerah lainnya di Indonesia. Curah hujannya berkisar antara 1528 2708 mm/tahun, dengan rata-rata 2608 mm/tahun. Sedangkan jumlah hari hujan setiap tahunnya berkisar antara 80-251 hari, dengan rata-rata 154 hari/tahun. Berdasarkan data meteorologidan geofisika yang berada di Unit Laut Bangka PT. Timah (Persero), Tbk., suhu rata-rata tahunan Kecamatan Belinyu berkisar antara 20C 34C dan fluktuasi temperatur harian berkisar antara 3C 4C, dengan kelembaban udara rata-rata 80%, dimana kelembaban pagi hari 90% dan sore hari 70%..II.4. Keadaan GeologiII.4.1. Keadaan RegionalBerdasarkan data peta geologi regional lembar Bangka Utara tahun 1994, di daerah penyelidikan terdapat lima formasi, yaitu:a. Aluvium berupa endapan permukaan yang terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lempung, dan gambut, masa konozoikum zaman kuarter yang berumur holosen.b. Formasi Ranggam berupa perselingan batupasir, batu lempung dan batu lempung tufaan dengan sisipan tipis batu lanau dan bahan organik, masa kenozoikum, zaman tersier berumur pliosen.c. Formasi Tanjunggenting berupa perselingan batu pasir malih, batu pasir, batu pasir lempungan dan batu pasir dengan lensa batu gamping, setempat dijumpai oksida besi, masa mesozoikum trias.d. Granit Klabat berupa granit, granodiorit, adamalit, diorite dan diorit kuarsa, serta dijumpai retas aplit dan pegmatite, masa mesozoikum jura.e. Kompleks pemali berupa filit dan sekis dengan sisipan kuarsit dan lensa batu gamping terkekarkan, terlipat, tersesarkan dan diterobos oleh granit klabat, masa paleozoikum paleosen.II.4.2. Stratigrafi RegionalDalam hal stratigrafinya, formasi batuan yang tersingkap di daerah penelitian dan sekitarnya telah dibahas oleh S. Andi Mangga dan B. Djamal (1994). Susunan formasi batuan secara stratigrafi dari yang berumur tua ke muda adalah sebagai berikut: Kompleks Pemali, Granat Klabat, Formasi Tanjunggenting, Formasi Ranggam, dan Aluvium.

II.4.3. Struktur Geologi RegionalStruktur geologi regional berupa sesar naik, sesar geser, sesar normal, lipatan, kekar dan kelurusan. Lipatan terjadi pada batuan Perm dan Trias dan terpotong oleh sesar-sesar. Periukan terjadi dalam tiga tahap. Tahap pertama yang berarah timur laut-barat daya, terbentuk pada Paleozoikum Akhir, kedua berarah barat laut-tenggara pada Trias-Jura dan ketiga berarah timur laut-barat daya pada kapur. Pola sesar yang berarah utara-selatan merupakan fasa (pola) sesar yang paling muda.

II.5. Keadaan EndapanII.5.1. Genesa TimahPembentukan mineral casiterit (SnO2) berkaitan erat dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan bijih timah yang membentang dari Myanmar Tengah hingga Paparan Sunda merupakan kelurusan sejumlah intrusi batholit. Batuan induk yang mengandung bijih timah adalah granit, adamelit dan granadiorit. Batholit yang mengandung bijih timah pada daerah Barat ternyata lebih muda (akhir Kretasius) daripada daerah Timur (Trias). (Sigit, Sujoko, 2009)Endapan Timah di Indonesia merupakan bagian dari salah satu jalur timah terkaya di dunia, yang terkenal dengan sebutan sabuk timah asia tenggara seperti yang terlihat pada gambar 2.2. Dimana, jalur ini menyebar dan memanjang dari cina kemudian jalur ini melalui sebagian daerah Myanmar, Thailand, Malaysia dan berlanjut ke Indonesia terutama di daerah Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan Pulau Karimun, Pulau Kundur dan sekitar daerah dari Kepulauan Riau. Indonesia sendiri telah menjadi produsen timah kedua terbesar didunia dengan cadangan timah yang cukup besar yang terletak didaerah tersebut.

GAMBAR 2.2SABUK TIMAH ASIA TENGGARA

Berdasarkan dari genesanya terdapat 2 macam jenis endapan timah, diantaranya yaitu :a. Endapan Timah PrimerEndapan timah primer terbentuk akibat intrusi granit terjadi mineralisasi yang terbentuk pada jalur kontak antara tubuh granit dengan batuan sedimen atau metasedimen yang diintrusi. Tidak semua intrusi granit akan menghasilkan endapan timah, hal ini sangat tergantung pada magma asalnya. Karena jenis magma ada yang mengandung unsur atau senyawa pembawa timah dan adapula magma yang termasuk jenis yang tidak membawa timah. Pada umumnya bentuk endapan timah berupa vein yang terjadi pada saat intrusi granit dan berlangsung pada batuan samping yang diintrusi, sehingga menyebabkan batuan ini akan terangkat sedikit terlipat dan membentuk retakan-retakan yang hampir tegak dengan tubuh granit lalu retakan tersebut diisi oleh larutan magma yang mengandung timah.b. Endapan Timah SekunderEndapan timah sekunder merupakan endapan timah yang berasal dari pelapukan endapan timah primer yang diakibatkan oleh pengaruh temperatur dan kelembapan yang tinggi, baik itu pelapukan secara mekanis maupun pelapukan secara kimiawi pada batuan granit dan batuan meta sedimen . Kemudian proses selanjutnya yang akan terjadi adalah proses transportasi yang dimana dapat memungkinkan material berat dan material ringannya terendap secara selektif, yaitu mineral berat terendapkan pada bagian bawah dan mineral ringan akan terendapkan dibagian atas mineral mineral berat. Endapan timah sekunder sendiri terdapat beberapa jenis diantaranya seperti yang terlihat pada Gambar 2.3, yang terdiri dari jenis endapan eluvial, jenis endapan kolovial, jenis endapan alluvial darat, dan juga jenis endapan alluvial laut.

GAMBAR 2.3JENIS ENDAPAN TIMAHII.5.2. Penyebaran Endapan Bijih TimahMenurut Batchelor, D. (1980) dan Worojati, D. (1994), bentuk-bentuk pengendapan (depositional form) yang potensial terhadap konsentrasi endapan timah dibagi ke dalam 5 kelompok :a. Pengendapan elluvial dan kollovialUntuk mengetahui gejala pengendapan elluvial dan kollovial di lapangan adalah dengan memperhatikan perubahan secara berangsur angsur pada interval bawah hingga ke atas tanpa dipisahkan oleh bidang erosi..b. Kipas aluvial (Alluvial fan)Pada umumnya model kipas alluvial dibagi atas :1. Bagian proksimal (dekat dengan sumber), tersusun atas batu pasir kasar yang mempunyai struktur massif dan berlapis.2. Bagian tengah kipas alluvial (mid fan) tersusun atas batu pasir kasar hingga sedang..3. Bagian ujung kipas alluvial (distal fan) tersusun atas batu pasir berukuran sedang hingga batu lempung.c. Brainded streamMerupakan pola pengaliran yang bancuh atau simpang siur, yang menghasilkan banyak point bar.d. Meandering streamMerupakan pola pengendapan yang dibagi atas endapan dasar sungai dan endapan point bar.e. Endapan pantaiFasies endapan pantai secara umum mempunyai nilai ekonomis terhadap kandungan mineral bijih.II.6. Mineral Penyusn Endapan Biji Timah Mineral utama yang mengandung unsur Sn adalah Cassiterit (SnO2). Dalam proses terbentuknya Cassiterit dapat disertai dengan mineral- mineral berharga lainnya ataupun mineral pengganggu yang biasanya disebut dengan gangue mineral. (PT Timah (Persero) Tbk, 2008)Pada umumnya endapan bijih timah di dalam cassiterite berasal dari magma granitic, yaitu magma dari larutan yang bersifat asam (pembentukan granit), sehingga keterdapatan endapan bijih timah memiliki hubungan yang erat dengan keterdapatan batuan granit. Adapun sifat fisik dari mineral cassiterite adalah sebagai berikut.

GAMBAR 2.4 MINERAL CASSITERITENama Mineral: CassiteriteRumus Kimia: SnO2 Warna: Coklat hingga hitamKekerasan: 6-7Gores: Coklat terang keabu-abuan hingga putihBelah: BaikSistem Kristal: Tetragonal; 4/m 2/m 2/mKilap: Sub-metalic, AdmantineTransparansi : OpaqueSpecific Gravity: 6,8 7 Sedangkan setelah dilebur menjadi logam, timah memiliki sifat fisik berwarna perak keputihan, dengan sifat kelenturan ductile, dan memiliki struktur kristal yang tinggi. Dalam keadaan normal (13-160oC) logam ini bersifat mengkilap dan mudah di bentuk. Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara, sehingga tahan karat. Jika timah dipanaskan dengan adanya udara, maka akan terbentuk timah oksida (SnO2). Timah larut dalam HCl, HNO3, H2SO4 dan beberapa pelarut organik, seperti asam asetat, asam oksalat dan asam sitrat. Timah juga larut dalam basa kuat, seperti NaOH, dan KOH. Timah umumnya memiliki bilangan oksidasi +2 dan +4. Timah bereaksi dengan klorin secara langsung membentuk Sn (IV) klorida, dan hidirida timah yang stabil hanyalah SnH4. Mineral cassiterite ini dialam ditemukan bersamaan dengan mineral ikutan lainnya. Setelah mengalami proses pemisahan atau pencucian barulah mineral ini dipisahkan hingga didapatkan mineral cassiteritenya.Adapun komposisi mineral yang ditambang oleh PT.Timah adalah sebagai berikut : 1. Mineral utamaMineral utama yang diproses oleh Pusat Pengolahan Bijih Timah (PPBT) adalah mineral cassiterite (SnO2). Warna cassiterite bervariasi antara lain berwarna kuning kecoklatan, kuning kemerahan, coklat kehitaman, hingga coklat tua dengan berat jeni antara 6,8 7,1 gr/cm3. Mineral cassiterite permukaannya mengkilap dan berminyak. Umumnya tidak tembus cahaya, tetapi lapisan permukaan kristalnya berkilau. Keberadaannya ada yang primer ada pula yang alluvial2. Mineral ikutan berharga Secara umum mineral berharga yang dibawa oleh mineral cassiterite dan mineral ikutan berharga yang diproses yaitu :a. Ilmenite (FeTiO3)Umumnya ilmenite berwarna hitam besi atau hitam keabu-abuan, memiliki berat jenis 4,5 5 gr/cm3 dan bersifat konduktor serta ferromagnetic. Biasa digunakan sebagai rutile (TiO2) untuk industry keramik pigmen dan konsentra logam Titanium.b. Zircon (ZrSiO4)Memiliki warna merah pucat atau oranye dengan berat jenis 4,2 4,7 gr/cm3. Zircon bersifat non konduktor dan non magnet serta sebagai bahan zirconia untuk industry keramik.c. Monazite ((Ce, La, Y, Th)PO4)Biasanya memiliki warna kuning atau jarring-jaring hijau. Berat jenis monazite antara 4,6 5,3 gr/cm3 dan bersifat non konduktor serta paramagnetik.3. Mineral ikutan lainnyaBerdasarkan kondisi lapangan , hanya terdapat 7 mineral ikutan antara lain kuarsa, pyrite, ilmenit, zircon, limonite, turmalin dan siderite. Mineral-mineral lainnya yang sangat berpengaruh dalam bijih timah yang memiliki perbedaan warna, kekerasan, berat jenis, sifat kelistrikan, dan sifat kemagnetan dapat dilihat pada tabel II.2

TABEL II.2.MINERAL MINERAL IKUTAN DALAM BIJIH TIMAHNoNama MineralRumus KimiaVisualSifat Sifat Fisik

WarnaKilapBJKekerasanMagnetListrik

1CassiteriteSnO2Coklat, merah, kuning, hitamLemak6,9- 7,17-6NMC

2KuarsaSiO2Putih, kuningKaca2,6-2,77NMNC

3PyriteFeS2Kuning, tembaga, coklat kehitamanLogam4,8-4,96,0-6,5NMC

4IlmeniteFeTiO2Hitam BesiLogam4,5-5,05 6NMC

5RutileTiO2Coklat kemerahan, merah ungu, hitamLogam4,14,36 6,5NMC

6HematiteFe2O3Kelabu baja, merah tua kehitamanLogam4,95,15,5 6,5MC

7MagnetiteFe3O4Hitam BesiLogam4,95,15,5 6,5MC

8SideriteFeCO3Coklat, Coklat kemerahan, Kelabu, hitamKaca3,83,93,5 4,0MNC

9Monazite(CeLaYth) PO4Coklat kekuninganLemak4,9-5,35,0 5,5MNC

10XenotimeYPO4Kekuningan, kemerahanKaca4,54,64,0 5,0MNC

11ZirconZrSiO4Kuning pucat, hijauKaca4,64,77,5NMNC

12TourmalinNa(Mg), Fe, AHitam, hitam coklat, biru hitamKaca3,03,27,0 7,5MNC

13TopasAl2SiO4(OH2F)2Kuning anggur, Jingga, putihKaca3,43,68NMNC

II..7. Klasifikasi Cadangan Klasifikasi cadangan merupakan dalah bagian dari sumberdaya mineral yang memenuhi kriteria fisik dan kimia dalam kaitannya dengan ketentuan penambangan yang meliputi kadar,kualitas, ketebalan, kedalaman, dan dapat diasumsikan memiliki nilai ekonomis bila diproduksi berdasarkan kajian saat ini. Cadangan dapat dibedakan atas dua kategori, yaitu probable reserve yangmerupakan bagian dari sumberdaya terindikasi yang memenuhi kondisi untuk diklasifikasikan menjadi cadangan dan Proven reserve bagian dari sumberdaya terukur yang memenuhi kondisi untuk diklasifikasikan menjadi cadangan. Kondisi kondisi yang memungkinkan perubahan sumberdaya mineral terukur dan terindikasi menjadi proven reserve dan probable reserve adalah kondisi ekonomi, penambangan, metalurgi, pemasaran, lingkungan, sosial, dan pemerintah. II.7.1. Klasifikasi Cadangan Berdasarkan kekayaanKlasifikasi cadangan timah berdasarkan kekayaan dibagi kedalam beberapa tingkatan sebagaimana yang dijelaskan pada gambar 2.5.