bab ii lanjutan

29
tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi Helicobacter Pylori. Anamnesis Anamnesis yang akurat untuk memperoleh gambaran kelhan yang terjadi, karakteristik keterkaitan dengan penyakit tertentu, keluhan bersifat lokal atau manifestasi gangguan sistemik. Gangguan yang mengenai abdomen dan sistem gastrointestinal bisa menimbulkan gejala yang sangat beragam : nyeri abdomen, muntah, hematemesis ( muntah darah ), sulit menelan (disfagia ), gangguan cerna atau dispepsia, diare, perubahan kebiasaan buang air besar, bengkak atau benjolan pada perut, penurunan berat badan atau gejala akibat malabsorpsi, melena ( tinja hitam seperti ter akibat darah dari saluran cerna bagian atas ) atau darah per rektum. Anamnesis penting untuk menilai adakah penyakit lokal dan adakah efek sistemik seperti penurunan berat badan atau malansorbsi. Riwayat Penyakit Dahulu - Apakah pernah mengalami penyakit saluran cerna sebelumnya? - Apakah pernah dilakukan operasi pada daerah perut sebelumnya? 3

Upload: chiieochiie

Post on 16-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

bhn

TRANSCRIPT

tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi

tidak jelas, sering bersifat multifaktor dengan perjalanan klinik yang bervariasi. Kelainan ini berkaitan erat dengan infeksi Helicobacter Pylori. Anamnesis

Anamnesis yang akurat untuk memperoleh gambaran kelhan yang terjadi, karakteristik keterkaitan dengan penyakit tertentu, keluhan bersifat lokal atau manifestasi gangguan sistemik.

Gangguan yang mengenai abdomen dan sistem gastrointestinal bisa menimbulkan gejala yang sangat beragam : nyeri abdomen, muntah, hematemesis ( muntah darah ), sulit menelan (disfagia ), gangguan cerna atau dispepsia, diare, perubahan kebiasaan buang air besar, bengkak atau benjolan pada perut, penurunan berat badan atau gejala akibat malabsorpsi, melena ( tinja hitam seperti ter akibat darah dari saluran cerna bagian atas ) atau darah per rektum.Anamnesis penting untuk menilai adakah penyakit lokal dan adakah efek sistemik seperti penurunan berat badan atau malansorbsi.

Riwayat Penyakit Dahulu

Apakah pernah mengalami penyakit saluran cerna sebelumnya? Apakah pernah dilakukan operasi pada daerah perut sebelumnya? Tentukan riwayat konsumsi alkohol dan kebiasaan merokok pasien. Riwayat konsumsi alkohol yang rinci sangat penting. Obata pa yang pernah dikonsumsi oleh pasien ? Pernahkah pasien mendapat terapi untuk penyakit saluran cerna, termasuk terapi yang mungkin merupakan penyebab gejala ( seperti OAINS dan dyspepsia ) ?Riwayat Keluarga adakah kondisi turunan yang mempengaruhi sistem gadtrointestinal ? 1Anamnesis Khusus untuk Nyeri Abdomen : Kapan nyeri timbul ? Apakah timbulnya bertahap atau mendadak ?

Nyeri seperti apa? Berdenyut, tajam, membakar dan lain-lain ?

Apakah nyeri terus-menerus atau hilang timbul ? Apakah nyeri bersifat kolik (bertambah dan berkurang dalam suatu siklus ) ?

Di mana letak nyeri? Apakah menjalar ? Apakah menjalar ke punggung ?

Apa yang memperberat atau memicu nyeri (gerakan, postur, makan) ?

Apa yang mengurangi nyeri ?

Adakah gejala penyerta (muntah, diare, refluks asam, nyeri punggung, sesak nafas, perdarahan gastrointestinal, disuria, atau hematuria ?

Adakah episode sebelumnya ? Kapan terjadinya dan seberapa sering ?

Adakah perubahan kebiasaan buang air besar ? Adakah gejala gangguan pencernaan, steatorea, atau penurunan berat badan ? 2Riwayat penyakit dahulu

Cari tahu RPD dari kondisi medis apa pun yang signifikan

Tanyakan adakah riwayat pembedahan perut sebelumnya ?Obat-obatanTanyakan setiap obat yang bisa menyebabkan nyeri ( misalnya OAINS dan ulkus peptikum ) atau menutupi tanda gangguan perut ( misalnya kortikosteroid ) 1PemeriksaanPemeriksaan yang dilakukan untuk sistem pencernaan terdiri dari: Endoskop (tabung serat optik yang digunakan untuk melihat struktur dalam dan untuk memperoleh jaringan dari dalam tubuh) Rontgen

Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan kimiawi

Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosis, menentukan lokasi kelainan dan kadang mengobati penyakit pada sistem pencernaan. Pada beberapa pemeriksaan, sistem pencernaan harus dikosongkan terlebih dahulu, ada juga pemeriksaan yang dilakukan setelah 8-12 jam sebelumnya melakukan puasa, sedangkan pemeriksaan lainnya tidak memerlukan persiapan khusus.

Langkah pertama dalam mendiagnosis kelainan sistem pencernaan adalah riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Tetapi gejala dari kelainan pencernaan seringkali bersifat samar sehingga dokter mengalami kesulitan dalam menentukan kelainan secara pasti. Kelainan psikis (misalnya kecemasan dan depresi) juga bisa mempengaruhi sistem pencernaan dan menimbulkan gejala-gejalanya. 1Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik untuk mengidentifikasi kelainan intra abdomen atau intra lumen yang padat ( misalnya tumor ), organomegali, atau nyeri tekan yang sesuai dengan adanya rangsang peritoneal / peritonitis.

Penilaian fisik pasien dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan melihat penampilan umumnya. 11. Pandanglah pasien

Apakah pasien tampak sakit ringan atau berat, nyaman atau kesakitan, dapat bergerak dengan mudah atau berbaring tak bergerak ?

Adakah pucat, ikterus, atau limfadenopati ?

Apakah pasien kurus atau obesitas ?

Cari tanda-tanda sistemik dari penyakit (demam, takikardia, hipotensi, hipotensi postural, takipnea, dehidrasi, dan hipovolemia).

Cari tanda-tanda penyakit hati kronis ( spider nervi, ginekomastia, memar, hipertrofi parotis, ekskoriasi dan flap metabolik ( asterixis) ).2. Periksa kedua tangan

Adakah jari tabuh, eritema Palmaris, atau flap metabolic (asterixis) ?3. Periksa mulut dan lidah

Cari limfadenopati di daerah supraklavikular dan di daerah lain (nodus Virhcow atau tanda Troissier - limfadenopati supraclavikular kiri akibat penyebaran karsinoma abdomen).

Pastikan pasien merasa hangat, nyaman, dan perutnya cukup terlihat, pasien harus berbaring mendatar dengan kepala diganjal. Buatlah pasien merasa santai4. Periksa abdomen

Lakukan inspeksi abdomen

Adakah distensi, asimetrik, massa, jaringan parut, gerakan peristaltis yang jelas dan stoma ?

Mintalah pasien batuk, menarik nafas dalam, dan lihatlah baik-baik. Lakukan palpasi abdomen

Tanyakan jika ada nyeri atau nyeri tekan, sangat berhati-hatilah terutama jika ada. Lihatlah wajah pasien saat memeriksa adanya nyeri atau nyeri tekan. Lakukan palpasi dengan lembut menggunakan ujung jari sisi ulnaris dari telunjuk dan kemudian lebih dalam, lakukan palpasi semua area abdomen. Setiap massa atau kelainan harus dicatat dengan teliti mengenai ukuran, posisi, kontitensi, lokasi, tepi, mobilitas saat respirasi, dan pulsatilitas.

Adakah nyeri tekan? Jika ya, tentukan area tersebut dengan hati-hati.

Adakah kekauan ?

Adakah nyeri lepas (nyeri saat tangan pemeriksa diangkat dengan cepat setelah menekan, namun sebagaian dokter memilih untuk menggunakan perkusi untuk meminimalkan nyeri.

Adakah tahanan ? 1,2

Gambar kuadran abdomen

Lakukan auskultasi

Lakukan auskultasi untuk mendengarkan bising usus (terdengar atau tidak, normal atau aobromal, hiperaktif, bernada tinggi, berdenting (menunjukan obstruksi). Adakah asites ?

Distensi abdomen, pekak pada pemeriksaan pekak berpindah ? 15. Periksa organ spesifik

Periksa hati :

Adakah pembesaran ? Apakah teraba di tepi bawah kosta kanan?

Lakukan palpasi dengan sisi ulnaris dan bantalan jari telunjuk sambil menarik nafas perlahan. Mulailah di fosa iliaka kanan. Ukurlah, Tentukan batas atasnya dengan perkusi, Apakah hati sedikit membesar, lunak, pulsatil, keras atau irregular (menunjukan tumor)? Adakah bruit ? Periksa limpa:

Apakah limpa membesar? Apakah teraba di tepi bawah kosta kiri ? Mulailah di fosa iliaka kanan dan lakukan palpasi kea rah tepi bawah kosta kiri. Ukur, tentukan batas atas dengan perkusi . Apakah lunak ? Adakah bruit ? Apakah ikut bergerak saat bernafas ? Adakah tanda-tanda lain dari hipertensi porta (misalnya asites, kaput medusa).

Periksa ginjal:

Apakah ginjal teraba? Memantul? Adakah pembesaran rata atau irregular (pertimbangkan penyakit ginjal polikistik), bruit ?

6. Periksa adanya aneurisma aorta

Ukuran ? Pulsatil ?7. Periksa hernia inguinalis dan femoralisTimbul saat batuk ? Ireversibel ?

8. Periksa genital eksterna

Adakah nyeri tekan testis, benjolan, pembesaran, atau secret penis? Adakah benjolan, ulkus, secret atau prolaps vulva ?

9. Lakukan pemeriksaan colok dubur

Adakah nyeri tekan, massa abnormal, pambesaran prostat, tinja, darah, atau lendir?

10. Pemeriksaan vagina

Pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan vagina.

11. Pemeriksaan urin dan feses

Pertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan urin (dipstick mikroskopik) dan feses (darah samar).1Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaan laboratorium untuk mengidentifikasi adanya faktor infeksi ( leukositosis ), pankreatitis ( amilase, lipase ), keganasan saluran cerna ( CEA, CA 19-9, AFP ). 2Pemeriksaan Darah Samar

Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun kanker yang serius. Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena). Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan lainnya.

Pada pemeriksaan colok dubur, dokter mengambil sejumlah kecil tinja . Contoh ini diletakkan pada secarik kertas saring yang mengandung zat kimia. Setelah ditambahkan bahan kimia lainnya, warna tinja akan berubah bila terdapat darah. 2Pemeriksaan Endoskopi

Pemeriksaan endoskopi ( esofagogastrosduodenoskopi ), pemeriksaan ini sangat dianjurkan untuk dikerjakan bila dispepsia tersebut disertai oleh keadaan yang disebut alarm symptoms. Keadaan itu mengarah kepada gangguan organik, terutama keganasan. Teknik pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi dengan akurat adanya kelainan struktural / organik intra lumen saluran cerna bagian atas.

Laparoskopi

Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop.Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total. Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut.

Dengan laparoskopi dokter dapat : mencari tumor atau kelainan lainnya, mengamati organ-organ di dalam rongga perut, memperoleh contoh jaringan, melakukan pembedahan perbaikan.2Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi dapat mengidentifikasi kelainan struktural dinding / mukosa saluran cerna bagian atas seperti adanya tukak atau gambaran ke arah tumor. Pemeriksaan ini menggunakan barium meal. Pemeriksaan ini terutama bermanfaat pada kelaianan yang bersifat penyempitan / stenotik / obstruktif dimana skop endoskopi tidak melewatinya.

Penderita menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan dipantau melalui fluoroskopi (teknik rontgen berkesinambungan yang memungkinkan barium diamati atau difilmkan). Dengan fluoroskopi, dokter bisa melihat kontraksi dan kelainan anatomi kerongkongan (misalnya penyumbatan atau ulkus). Gambaran ini seringkali direkam pada sebuah film atau kaset video.

Selain cairan barium, bisa juga digunakan makanan yang dilapisi oleh barium, sehingga bisa ditentukan lokasi penyumbatan atau bagian kerongkongan yang tidak berkontraksi secara normal. 2USG PerutUSG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat menunjukkan adanya cairan.

Tetapi USG bukan alat yang baik untuk menentukan permukaan saluran pencernaan, sehingga tidak digunakan untuk melihat tumor dan penyebab perdarahan di lambung, usus halus atau usus besar.

USG merupakan prosedur yang tidak menimbulkan nyeri dan tidak memiliki resiko. Pemeriksa menekan sebuah alat kecil di dinding perut dan mengarahkan gelombang suara ke berbagai bagian perut dengan menggerakkan alat tersebut. Gambaran dari organ dalam bisa dilihat pada layar monitor dan bisa dicetak atau direkam dalam filem video. 2Working DiagnosisGastritis Akut dengan dehidrasi ringanGastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung. Gambaran klinis yang ditemukan berupa dispepsia atau ingesti. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto memperlihatkan iregularitas mukosa.

Gastritis terbagi dua, yaitu : gastritis akut dan gastritis kronik. Gastritis akut merupakan kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala yang khas. Biasanya ditemukan sel inflamasi akut dan neutrofil.Gastritis akut merupakan lesi mukosa akut berupa erosi dan perdarahan akibat faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa lambung. 3,4

Penilaian dehidrasi ringan dapat dilihat dari tekanan darah, tekanan nadi, frekuensi jantung, kulit, fontanela, membran mukosa, ekstremitas, status mental, keluaran urin, tingkat kehausan.Tabel 2.1 Penilaian Dehidrasi

Ringan < 5%Sedang 5-9 %Berat 10%

Tekanan darahNormalNormal sampai sampai

Tekanan nadiNormalNormal sampai

Frekuensi jantungNormalNaikTakikardia

KulitNormalTurgor menurunTurgor menurun

FontanelaNormalNormalCekung

Membran mukosaSedikit keringKeringKering

EkstremitasTerperfusiPengisian kembali kapiler lambatDingin, berbintik

( mottled)

Status mentalNormalNormal sampai lesuLesu, koma

Keluaran urinSedikit mengurangMengurangTidak ada

Haus

Pembagian Gastritis

Update Sydney System membagi gastritis berdasarkan pada topografi, morfologi dan etiologi. Secara garis besar gastritis dibagi menjadi 3 tipe yaitu : 1. Monahopik, 2. Atropik, 3. bentuk khusus.

Selain pembagian tersebut diatas, terdapat suatu bentuk kelainan pada gaster yang digolongkan sebagai gastropati. Disebut demikian karena secara histopatologik tidak menggambarkan radang. Klasifikasi gastritis secara histopatologik sesuai dengan Update Sydney System memerlukan tindakan gastroskopi, pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang untuk menentukan etiologinya.Ada macam-macam jenis gastritis akut, yaitu :

Irritation gastritis : disebabkan makanan / minuman yang menyebabkan iritasi pada selaput lendir lambung, misalnya obat-obatan seperti salisilat, pedas-pedas, alkohol, dsb. Corrosive gastritis : disebabkan oleh asam atau alkali keras. Terdapat tukak-tukak di samping tanda-tanda radang akut. Tukak-tukak terutama disekitar curvatura minor.

Gastritis phlegmonosa acuta (gastritis purulenta) : pada bakteremi dengan sarang-sarang infeksi yang letaknya jauh misalnya osteomyelitis dan juga sebagai komplikasi abses yang memecah ke dalam lambung ( biasanya oleh Streptococcus).

Gastritis acuta hemorrhagica : disertaiperdarahan-perdarahan, biasanya sebagai komplikasi penyakit infeksi akut seperti diphteria atau pneumonia. Selaput lendir bengkak, lipatan-lipatan mukosa (rugae) melicin dan tampak tanda-tanda perdarahan yang tersebar. 3,4Diagnosis

Kebanyakan gastritis tanpa gejala. Mereka yang mempunyai keluhan biasanya berupa keluhan yang tidak khas. Keluhan yang sering dihubung-hubungkan dengan gastritis adalah nyeri panas dan pedih di ulu hati disertai mual kadang-kadang sampai muntah. Keluhan-keluhan tersebut sebenarnya tidak berkorelasi baik dengan gastritis. Keluhan-keluhan tersebut tidak digunakan sebgai alat evaluasi keberhasilan pengobatan. Pemweriksaan fisis juga tidak dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan histopatologi. Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif, perdarahan, edematous rugae, dsb. Perubahan-perubahan histopatologi selain menggambarkan perubahan morfologi sering juga dapat menggambarkan proses yang mendasari, misalnya otoimun atau respon adaptif mukosa lambung. 3,4Manifestasi Klinis

Sindrom dispepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah, merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula perdarahan saluran cerna berupa hematemesis dan melena, kemudian disusul dengan tnda-tanda anemia pasca perdarahan. Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. 4Komplikasi

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperlihatkan hampir sama. Namun pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.

Jika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung. 3,4Differential DiagnosisDispepsia Fungsional

Pembagian ini dilakukan tentunya setelah melalui pemeriksaan terutama pemeriksaan endoskopi atau teropong saluran cerna dalam hal ini tentunya teropong saluran cerna atas. Dispespsia fungsional ditetapkan jika dengan pemeriksaan baik secara endoskopi, pemeriksaan ultrasonografi dan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan penyebab lain dari sakit maag tersebut.

Definisi Dispepsia atau sakit maag fungsional mutakhir yang dipublikasi tahun lalu oleh pakar dunia dibidang penyakit lambung menyatakan orang yang mempunyai masalah dengan maagnya berupa nyeri atau rasa panas di daerah ulu hati, rasa penuh atau tidak nyaman setelah makan dan rasa cepat kenyang yang telah berlangsung minimal selama 3 bulan dalam rentang waktu selama 6 bulan. Dari definisi ini jelas bahwa tentunya orang mempunyai sakit maag yang fungsional jika merasakan keluhan pada lambung sudah berlangsung lama.

Dispepsia fungsional ini memang sangat berhubungan erat dengan fator psikis. Berbagai penelitian memang telah membuktikan hubungan antara faktor fungsional dengan faktor stress yang dialami seseorang terutama faktor kecemasan (ansietas). Penelitian yang kami lakukan dan penelitian di luar negeri menunjukkan bahwa kejadian sakit maag yang fungsional ini lebih besar dari sakit maag yang organik yaitu mencapai 70-80 % kasus sakit maag. 3,7Tukak PeptikTukak peptik merupakan kerusakan / hilangnya jaringan mukosa, submukosa sampai lapisan otot. Meliputi : tukak lambung dan tukak duodenum. Tukak lambung asam lambung normal atau asam lambung rendah. Tukak 12 jari asam lambung tinggi.Gejalanya yaitu rasa nyeri yang tajam, perih, rasa terbakar, nyeri di ulu hati dapat ditunjuk dengan 1 jari karena rangsangan asam lambung. Juga ada gejala muntah darah (hematemesis) dan buang air berdarah (melena).Perjalanan penyakit tukak peptik, pada orang sehat terdapat suatu keseimbangan atara 2 faktor : faktor perusak (agresif), dan faktor pertahanan ( defensif ). Faktor perusak dapat merupakan faktor dari dalam dan dari luar lambung. Faktor pertahanan terdiri dari lapisan mukosa lambung dan zat kimia dalam lambung.Bila terjadi gangguan keseimbangan antara faktor perusak dan pertahanan, maka akan terjadi gangguan pada selaput lendir lambung dan usus 12 jari. Keadaan tidak seimbang dapat berupa :

Jumlah asam lebih banyak, sedangkan pertahanan mukosa dalam keadaan normal

Jumlah asam normal, tetapi pertahanan mukosa menurun

Kombinasi antara peningkatan jumlah asam dengan penurunan pertahanan mukosa 3GERD

Gastroesophageal Reflux Disease (GERD), merupakan gerakan membaliknya isi lambung (mengandung asam dan pepsin) menuju esophagus. GERD juga mengacu pada berbagai kondisi gejala klinik atau perubahan histology yang terjadi akibat refluks gastroesofagus. Ketika esophagus berulangkali kontak dengan material refluk untuk waktu yang lama, dapat terjadi inflamasi esofagus (esofagitis refluks) dan dalam beberapa kasus berkembang menjadi erosi esofagus (esofagitis erosi).

Manifestasi Klinis1. Gejala tipikal (typical symptom) : Adalah gejala yang umum diderita oleh pasien GERD, yaitu: heart burn, belching (sendawa), dan regurgitasi (muntah)2. Gejala atipikal (atypical symptom) : Adalah gejala yang terjadi di luar esophagus dan cenderung mirip dengan gejala penyakit lain. Contohnya separuh dari kelompok pasien yang sakit dada dengan elektrokardiogram normal ternyata mengidap GERD, dan separuh dari penderita asma ternyata mengidap GERD. Kadang hanya gejala ini yang muncul sehingga sulit untuk mendeteksi GERD dari gejala ini. Contoh gejala atipikal: asma nonalergi, batuk kronis, faringitis, sakit dada, dan erosi gigi.3. Gejala alarm (alarm symptom) : Adalah gejala yang menunjukkan GERD yang berkepanjangan dan kemungkinan sudah mengalami komplikasi. Pasien yang tidak ditangani dengan baik dapat mengalami komplikasi. Hal ini disebabkan oleh refluks berulang yang berkepanjangan. Contoh gejala alarm: sakit berkelanjutan, disfagia (kehilangan nafsu makan), penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, tersedak.

Penting untuk diperhatikan bahwa keparahan gejala tidak selalu berkaitan dengan keparahan esofagitis, tetapi berkaitan dengan durasi reflux. Pasien dengan penyakit yang nonerosif dapat menunjukkan gejala yang sama dengan pasien yang secara endoskopi menunjukkan adanya erosi esophagus. 3Irritable Bowel Syndrome

Irritable bowel syndrome (IBS) adalah gangguan pada seluruh saluran pencernaan yang menyebabkan nyeri perut dan sembelit atau diare. 8 Manifestasi KlinikIBS cenderung terjadi di usia remaja dan 20-tahunan, menyebabkan serangan pada gejala-gejala yang berulang pada periode yang tidak teratur. Serangan pada akhir hidup dewasa tidak umum tetapi tidak langka. Serangan hampir selalu terjadi ketika seseorang sadar, dan jarang membuat seseorang terjaga dari tidur.

Gejala-gejala termasuk nyeri perut berhubungan dengan atau diringankan dengan melakukan buang air besar (defekasi), perubahan pada frekwensi kotoran (seperti sembelit atau diare) atau konsistensi, perluasan perut (distention), lendir pada kotoran, dan rasa tidak sepenuhnya kosong setelah buang air besar.

Nyeri tersebut bisa menimbulkan rasa sakit atau kram yang terus menerus muncul, biasanya di sepanjang perut bagian bawah. Kembung, gas, mual, sakit kepala, lelah, depresi, gelisah, dan sulit konsentrasi adalah gejala-gejala lainnya. Pada umumnya, karakter dan lokasi nyeri tersebut, memicu (faktor yang mempercepat), dan pola pada gerakan isi perut secara relatif konsisten sepanjang waktu. Meskipun begitu, gejala-gejala bisa meningkat atau menurun pada tingkat keparahannya dan juga berubah sepanjang waktu. 8Pankreatitis

Pankreatitis akut adalah peradangan pankreas yang ditandai oleh otodigesti pankreas oleh enzim-enzimnya. Sel-sel pankreas mengalami cedera atau kematian sehingga timbul daerah-daerah nekrosis dan perdarahan. Perangsangan sistem imun dan peradangan menyebabkan pancreas mengalami edema dan pembengkakan.

Manifestasi Klinis

Hampir setiap penderita mengalami nyeri yang hebat di perut atas bagian tengah, dibawah tulang dada (sternum). Nyeri sering menjalar ke punggung. Kadang nyeri pertama bisa dirasakan di perut bagian bawah. Nyeri ini biasanya timbul secara tiba-tiba dan mencapai intensitas maksimumnya dalam beberapa menit. Nyeri biasanya berat dan menetap selama berhari-hari. Batuk, gerakan yang kasar dan pernafasan yang dalam, bisa membuat nyeri semakin memburuk. Duduk tegak dan bersandar ke depan bisa membantu meringankan rasa nyeri. Sebagian besar penderita merasakan mual dan ingin muntah.

Penderita pankreatitis akut karena alkoholisme, bisa tidak menunjukkan gejala lainnya, selain nyeri yang tidak terlalu hebat. Sedangkan penderita lainnya akan terlihat sangat sakit, berkeringat, denyut nadinya cepat (100-140 denyut per menit) dan pernafasannya cepat dan dangkal. Pada awalnya, suhu tubuh bisa normal, namun meningkat dalam beberapa jam sampai 37,8-38,8? Celsius. Tekanan darah bisa tinggi atau rendah, namun cenderung turun jika orang tersebut berdiri dan bisa menyebabkan pingsan. 6Kadang-kadang bagian putih mata (sklera) tampak kekuningan, 20% penderita pankreatitis akut mengalami beberapa pembengkakan pada perut bagian atas. Pembengkakan ini bisa terjadi karena terhentinya pergerakan isi lambung dan usus (keadaan yang disebut ileus gastrointestinal) atau karena pankreas yang meradang tersebut membesar dan mendorong lambung ke depan. Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga perut (asites). Pada pankreatitis akut yang berat (pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa turun, mungkin menyebabkan syok. Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.6Etiologi

Penyebab penyakit ini, antara lain : Obat-obatan : aspirin, obat antiinflamasi non steroid (AINS), alkohol, gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung : trauma, luka bakar, sepsis.Secara makroskopik terdapat lesi erosi mukosa dengan lokasi berbeda. Jika ditemukan pada korpus dan fundus, biasanya disebabkan stress. Jika disebabkan obat-obatan AINS, terutama ditemukan di daerah antrum, namun dapat juga menyeluruh. Sedangkan secara mikroskopik, terdapat erosi dengan regenerasi epitel, dan ditemukan reaksi sel inflamasi neutrofil yang minimal. 4EpidemiologiInsidensi gastritis meningkat dengan lanjutnya usia. Gastritis atrofikans merupakan penyebab tersering terjadinya hipo atau aklorhidia. Gastritis akut sering diakibatkan oleh konsumsi alkohol, obat-obatan (terutama anti-inflamasi non-steroid) dan toksin stafilokokus.Patofisiologi

Terdapat gangguan keseimbangan faktor agresif dan faktor defensif yang berperan dalam menimbulkan lesi pada mukosa. Faktor-faktor tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Dalam keadaan normal, faktor defensif dapat mengatasi faktor agresif sehingga tidak terjadi kerusakan atau kelainan patologi. 4Tabel 2.2 Faktor agresif dan protektif

Faktor AgresifFaktor Defensif

Asam lambungMukus

PepsinBikarbonas mukosa

AINSProstaglandin mikrosirkulasi

Empedu

Infeksi virus

Infeksi bakteri : H. Pylori

Bahan korosif : asam & basa kuat

Patofisiologi Gastritis akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.

Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya gastritis.PenatalaksanaanPengobatan

Terapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya. Pengobatan: Menetralkan asam lambung di dalam lambung

Mengurangi produksi asam lambung

Memperkuat pertahanan mukosa lambungFaktor utama adalah dengan menghilangkan etiologinya. Diet lambung, dengan porsi kecil dan sering. Asam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi asam lambung, berupa antagonis reseptor H2, inhibitor pompa proton, antikolinergik, dan antasid. Juga ditujukan sebagai sitoprotektor, berupa sukralfat dan prostaglandin.Obat anti-sekretorik yang mampu menekan sekresi asam pada umumnya tergolong antagonis reseptor H2 (ARH2), seperti simetidin, ranitidin, dan famotidin. Obat-obat tersebut tidak hanya mengurangi keasaman, tetapi juga menurunkan jumlah sekresi lambung.

Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori.Pencegahan

Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai.Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan.Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok.Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat.Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup. 5Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen. 5Prognosis

Prognosis pada umumnya baik. Kecuali pada gastritis yang sudah mengalami komplikasi berat atau pada penderita immunocompromaised prognosis dapat menjadi buruk.PAGE 20